teori luka tembak
TRANSCRIPT
Teori Luka
VI. TEORI LUKA
A. Keparahan luka tembak ditentukan oleh dua faktor:
1. Kerusakan pada jaringan yang disebabkan oleh interaksi mekanik antara peluru dan
lapisan otot/jaringan.
2. Pengaruh rongga sementara yang diakibatkan oleh peluru.
B. Sekali peluru menembus tubuh, pilin yang diakibatkan oleh alur pilin tidak memadai
untuk mengkompensasi bertambahnya kepadatan jaringan.
1. Peluru mulai mengoleng, atau terhuyung-huyung pada jalur proyeksinya. Olengannya
adalah sudut antara jalur proyeksi dan poros membujur daripeluru.
2. Saat peluru meluncur menerobosi jaringan, olengannya bertambah. Kalau jalurnya
cukup panjang, olengannya akan mencapai 90°, jadi menonjolkan sisi pembukaan yang
maksimum.
3. Kalau peluru terus meluncur, maka akan terjadi putaran balik 180° dan meluncur
dengan gerakan mundur.
C. Sebagai tambahan pada kerusakan mekanis jaringan, peluru yang bergerak merusak
tatanan lapisan jaringan sama seperti sebuah speed-boat yang merusak ketenangan air saat
meluncur di atas danau.
1. Semakin besarn energi kinetis yang dikeluarkan oleh peluru, semakin banyak energi
yang hilang, dan kerusakan tatanan jaringanpun semakin besar.
2. Jaringan terhempas dari jalur peluru yang menyebabkan terjadinya rongga sementara.
3. Rongga yang secara alamiah bersifat sementara hanya bertahan seper-5 sampai 10
ribu detik saja.
a. Sejak mulai terasa sampai pingsan, peluru melewati beberapa berangsur-angsur
meliwati getaran dan kontraksi yang semakin sebelum hilang sama sekali, meninggalkan
bekas luka yang permanent.
b. Rongga sementara dapat menjadi 11 kali lebih besar dari diameter peluru.
c. Titik pelebaran maksimum rongga oleh sebuah peluru non-fragmen, yang merusak
bentuk akan terjadi bilamana peluru meluncur pada sisinya.
4. Kerusakan paling parah pada rongga sementara terjadi pada luka tembak di kepala. Disini
struktur yang tengkorak kepala yang keras hanya dapat mengurangi tekanan dengan cara
meledak/pecah.
5. Besarnya rongga sementara dan tekanan yang dihasilkan oleh terhempasnya jaringan
hanya berperan kecil, kalaupun ada, peran karena luka oleh peluru pistol, karena pada
kenyataannya peluru pistol hanya memiliki energi kinetik yang relatif kecil.
6. Hal ini berbeda dengan peluru senapan center fire yang oleh sifat dari kecepatan
tingginya memiliki jumlah energi kinitik yang sangat besar. Rongga besar dan tekanan
gelombang besar dapat dihasilkan yang sebenarnya dapat mengkacaukan, memecahkan,
dan juga dapat merobek organ-organ yang tidak terkena secara langsung oleh peluru,
tetapi itupun hanya dalam jarak yang dekat dengan jalurnya. memperlihatkan kecepatan
tinggi dan energi kinetik dari aneka macam jenis amunisi.
D. Ujung yang kosong dan halus dari peluru senapan cenderung merobek tubuh yang
meninggalkan luka yang lebih parah dibanding dengan jika tidak sobek. Sebaliknya
peluru senjata militer cenderung untuk tidak merobek tubuh. Kecuali dalam peluru M16
(5.56 x 45 mm).
VII. LUKA TEMBAKAN SENAPAN
Bilaman sebuah senapan ditembakkan, peluru yang ada diikuti oleh:
Nyala api, sepanjang 1 sampai 2 inci dengan suhu kurang lebih 1400°
Asap gas
Serbuk-serbuk yang terbakar maupun tidak terbakar
Karbon, debu dari bubuk mesiu yang terbakar
Logam berembun dari peluru, kelongsong dan primer
Tegantung jarak tembak antara moncong senapan dan sasaran, bahan tersebut dapat
mempengaruhi keadaan serta dalamnya luka.
Berdasarkan bentuk dan juga luasnya, luka tembak bisa dibagi dalam empat kategori
besar:
1. kontak
2. kontak dekat
3. sedang
4. jauh
A. Pada luka kontak, moncong senapan menempel pada kulit ketika ditembakkan.
1. Kalau senapannya ditekan "keras" ke kulit, begitu menempel sehingga dipastikan tidak
adan celah diantara keduanya ketika senapan ditembakkan luka yang diakibatkan
disebut kontak keras (hard contact).
a. Pada luka yang diakibatkan oleh kontak keras, seluruh bahan yang keluar dari
moncong senapan masuk kedalam kulit.
b. Pinggiran luka jadi terbakar dan menghitam oleh gabungan api menyala yang
keluar dari moncong senapan dan saturasi debu disekitar nyala api
2. Kontak keras di bagian dada dan perut, apakah oleh senjata berupa senapan, pistol
ataupun senapan tabur, luka yang diakibatkan berbentuk bulatanlubang yang dikelilingi oleh
garis-garis menghitam dan terbakar. Tidak jarang, gas yang masuk thoracic dan rongga perut
menyebabkan dada dan dinding perut menyembul keluar menghantam pucuk
moncong senapan, dan meninggalkan bentuk pelatuknya pada kulit.
3. Gambarnya sepenuhnya berbeda dalam hal luka kontak pada kepala dimana lapisan
yang tipis kulit kepala sobek sampai tulangnya terlihat.
a. Pada luka kontak di kepala yang dibidik oleh pistol, seseorang bisa mengalami:
i. lubang masuk dengan garis-garis menghitam yang hangus
ii. lubang luka dengan bekas moncong senapan yang membekas sekitarnya; atau
iii. lubang berbentuk belimbing
iv. Dua gambar terakhir menunjukkan gas yang keluar dari moncong senapan dan
mengendap di antara kulit kepala dan tulang. Keadaan ini mengakibatkan melepuhnya kulit
kepala dengan bekas pucuk senapan yang membekas, atau sobeknya kulit kepala yang
melepuh yang mengakibatkan lubang berbentuk belimbing.
v. Pemeriksaan yang hati-hati pada pinggiran lubang belimbing membuktikan
kerusakan yang sebenarnya, dengan garis-garis menghitam dan hangus dari mana sobekannya
meluas.
vi. Ujud dan besarnya luka tergantung pada tingkat caliber senjatanya.
a) Dengan peluru rimfire .22 lubang lukanya berbentuk bulat dengan garis-garis
menghitam dan hangus
b) Dengan Magnum .357 lubangnya khas berbentuk belimbing dengan keluarnya
jaringan otak.
b. Pada luka kontak di kepala akibat senapan centerfire atau senapan tabur, terjadi luka
menganga yang luar biasa mengerikan dengan kulit kepala sobek serta keluarnya jaringan
otak. Hal ini diakibatkan oleh terjadinya rongga sementara dan pengaruh gas dibawah
tekanan tinggi yang meluas dalam rongga kepala.
c. Pada luka kontak di kepala, kemungkinan terjadi back spatter atau muncratan balik ke
senjata atau penembaknya.
i. Back spatter terjadi akibat merebaknya gas dibawah kulit pada luka kontak serta
pengaruh rongga pada luka non-kontak. Back spatter ini keluar dari setiap pembukaan yang
terjadi. Untuk droplet <0.5mm, dengan jarak paling jauh 0-40cm dan maksimum 69cm.
Untuk droplet >0.5 mm, paling panjang adalam 0-50cm dengan jarak maksimum sebesar
119cm.
ii. Perlu disadari bahwa tidak dalam segala kejadian dimana jaringan atau darah
menyembur balik ke senapan maupun penembaknya. Semua ini tergantung pada suatu tingkat
jenis dan caliber senjata serta posisi penembaknya.
iii. Semburan lebih sering terjadi pada penembakan dengan senpan tabor
atau Magnum .357 daripada pistol .22
4. Pada luka kontak lepas (loose contact), moncong laras menempel pada kulit tetapi
untuk waktu yang singkat sejalan dengan meletusnya senjata, sebuah lubang menganga
diantara moncong senapan dan kulit sehingga abunya masuk dalam lubang tersebut. Abu
atau debu ini bisa dibersihkan.
5. Pada beberapa luka kontak, serbuk tidak saja tertinggal di jalan masuknya tetapi juga
pada jalan keluarnya.
a. Biasanya ini terjadi dengan serbuk bola dan berhubungan dengan luka akibat
kontak keras pada tubuh.
b. Bersamaan dengan meluncurnya peluru ke dalam tub serbuk pun tertinggal di
jalan keluarnya.
B. Pada luka kontak dekat, moncong senapan dibidik pada jarak dekat pada kulit sehingga
terjadi lubang peluru yang dikelilingi oleh sebuah balutan yang menghitam dan kulit
terbakar. Balutan ini cukup lebar untuk dapat dilihat pada luka kontak. Dengan pistol, luka
kontak dekat terjadi ketika tembakan dilepas pada jarak kurang dari 10mm
C. Luka tembakan jarak sedang ditandai dengan adanya mesiu yang melekat pada luka
terbuka
1. Powder tattooing terjadi ketika moncong senapan berjarak ketika ditembakkan, tetapi
cukup dekat sehingga keluarnya butiran-butiran serbuk dari moncong senapan menghantam
kulit, mengakibatkan pengikisan. Keadaan ini disebut powder tattoo marks
2. Powder tattooing terdiri dari banyak luka-luka berbahaya pada kulit berwarna coklat
kemerah-merahan sampai merah jingga sekitar luka terbuka.
Jenis Senjata dan Amunisi
I. MACAM-MACAM JENIS SENJATA KECIL
A. Ada lima jenis senjata kecil:
1. Pistol
2. Senapan
3. Senapan tabur
4. Senapan sub-mesin
5. Senapan Mesin
Pada seluruh jenis senjata tersebut, terkecuali senapan tabur, terdapat rifling interior pada
larasnya.
B. Rifling adalah serangkaian alur pilin paralel yang memotong panjang kaliber larasnya.
1. Metal yang ada diantara alur-alurnya disebut lands.
2. Jumlah alur bisa beragam mulai dari 2 sampai 20 dengan arah bidik sesuai arah jam
(kanan) atau sebaliknya (kiri).
a. Hampir semua pistol memiliki 5 atau 6 alur pilin ke kanan
Pada Colt alur pilinnnya adalah ke kiri.
b. Pada senapan centerfire, hampir semua senjata memiliki alur pilin ke arah kanan
dengan jumlah pilin antara 4 sampai 6.
c. Alur pilin senjata .22 rimfire umumnya ke kanan dengan jumlah alur
antara 4.5 atau 6.
3. Rifling mengimpartasikan putaran rotasi peluru ketika meluncur dalam laras.
Kegunaan putaran ini adalah untuk menstabilkan peluncuran peluru ketika
ditembakkan ke udara, dan menjaga kejatuhannya.
II. SENJATA API
A. Pistol bisa dibagi menjadi dua kategori umum:
1. revolver - peluru disimpan dalam sebuah silinder yang diputar dengan menarik
picunya
2. pistol otomatis; semi otomatis - peluru disimpan dalam sebuah magasin;putaran
pertama harus dimasukkan secara manual ke dalam ruang ledaknya.
B. Senapan - Senapan tabur
Senapan tabur dan senapan, dibidik memanfaatkan bahu,
1. Senapan tabur beda dengan senapan dimana moncongnya halus dan
tidak terdapat rifling.
2. Senapan tabur dirancang untuk dapat memuntahkan butir-butir tabur ganda liwat
larasnya, sedangkan senapan dirancang untuk memuntahkan peluru tunggal liwat larasnya.
3. Senapan untuk menyerang adalah:
a. senapan yang mengisi pelurunya sendiri
b. mampu melakukan tembakan otomatis sepenuhnya
c. mempunyai kapasitas magasin yang besar
d. dilengkapi ruang ledak untuk peluru senapan dengan kekuatan
sedang
(peluru dengan kekuatan sedang antara peluru senapan standard an peluru pistol).
C. Senapan sub-mesin (pistol mesin) adalah senjata dengan kemampuan secara otomatis
yang memiliki ruang ledak untuk peluru pistol. Senapan mesin menembakkan peluru
senapan dan punya kemampuan tembak secara otomatis.
III. KALIBER
A. Kaliber sebuah senjata ditentukan oleh diameter moncong yang diukur dari land ke land.
Ketentuan ini tidak selalu diikuti bahkan kaliber yang ditetapkan untuk sebuah senjata
sangat perlu diperdebatkan.
1. Dalam sistem metrik yang digunakan di Eropa, kaliber senjata mengenali diameter
peluru dan panjang kelongsongnya dalam milimeter. Jadi sebuah kelongsong ukuran
7.62 x 39 mm menembakkan peluru berukuran 7.62 mm dalam diameter yang
dilepaskan dari sebuah kelongsong peluru dengan panjang 39mm.
B. Istilah Magnum dalam pengertian sebuah pistol atau senapan, merujuk pada kekuatan
ekstra sebuah peluru yang didorong dengan kecepatan yang lebih besar. Pada senapan
tabur, istilah Magnum berarti meningkatnya berat mesiu pellet atau butir-butir peluru
tabur dengan kecepatan yang umumnya tidak meningkat.
C. Kaliber sebuah senapan tabur dikenali liwat ukurannya. Ukuran yan paling umum adalah
12, 16, 20 dan .410. Diameter moncongnya adalah:
1. 0729 inci untuk ukuran 12;
2. 0.615 inci untuk ukuran 20; dan
3. 0.410 inci untuk ukuran .410
D. Apakah senapan tabur itu berukuran 12, 16 atau 20, butir-butir peluru tabur didorong
kira-kira pada kecepatan yang sama. Perbedaannya, kelongsong ukuran 12 menampung
lebih banyak butir-butir peluru tabur daripada yang berukuran 16 yang punya daya
tampung butir-butir peluru tabur lebih dari yang berukuran 20.
IV. AMUNISI
A. Amunisi senjata dengan putaran rotasi peluru dibagi dalam dua kategori
yaitu centerfire atau rimfire - tergantung lokasi primernya.
1. Pada peluru rimfire, komposisi primernya terletak pada bibir kelongsong peluru
dengan mesiu yang berhubungan dengan yang primer.
a. Pada saat penembakan, pemantiknya menghancurkan bibir kelongsong peluru,
meledakkan komposisi primernya, menyulut bubuknya.
b. Saat ini amunisi rimfire hanya terbagi dalam tiga kaliber - 22 Short, 22Long Rifle
dan 22 Magnum.
c. Amunisi rimfire bisa digunakan baik pada pistol maupun senapan.
2. Umumnya amunisi adalah pusat ledakannya (centerfire). Pada pusat peledakan
kelongsong, kesulitan pokok terletak pada bagian tengah dasar kelongsong. Ketika
ditembakkan, pemantiknya menghantam tengah-tengah dasar primer yang memantik
komposisi primer yang selanjutnya memantik mesiunya
B. Kelongsong peluru biasanya terbuat dari kuningan, meskipun ada yang terbuat
dari aluminium dan baja.
1. Ketika diledakkan, kelongsong peluru mengandung gas dari hasil pemantikan mesiu.
2. Kebanyakan peluru pistol bentuknya lurus sedang peluru senapan berbentuk leher
botol (bottle neck)
3. Pada amunisi komersial, kaliber dan nama pabrik pembuatnya dicap pada dasar
peluru.
4. Pada amunisi militer, nama pabrik dan tahun pembuatan amunisinya (baik berbentuk
tulisan maupun kode) dicap pada dasar peluru.
C. Mesiu yang digunakan dalam kelongsong peluru adalah mesiu tidak mengandung asap,
campuran dari nitrocellulose, dimana nitroglycerin bisa ditambahkan ataupun tidak
ditambahkan. Ujud mesiu di Amerika Serikat umumnya adalah:
1. disk (flake atau serpihan) atau bola dalam pistol dan senapan tabor
2. silindrikal atau mesiu bola pada senapan laras panjang
D. Pelor merupakan bagian dari peluru yang lepas dari moncongnya ketika senjata
ditembakkan
1. Oleh karena velositasnya yang tinggi, pusat penembak pelor senjata harus terbungkus
metal baik secara penuh ataupun sebagian.
a. Pada umumnya pembungkusnya terbuat dari tembaga atau copper alloy tetapi bisa
juga dari baja
b. Matanya terbuat dari timah tetapi untuk peluru-peluru militer bisa dari leburan baja
atau gabungan keduanya.
2. Amunisi yang sepenuhnya terbungkus metal - pembungkusannya menyelubungi
pucuk dan sisi-sisi pelurunya.
3. Semua amunisi militer, termasuk amunisi pistol, haruslah berbungkus metal secara
penuh.
4. Pada amunisi semi-jacket, ada mata timah dengan bungkus tembaga menutupi sisi-
sisinya dan biasanya dasar pelurunya dengan mata yang menonjol pada ujungnya.
5. Sebagai kebiasaan, peluru timah digunakan pada revolver; peluru berbungkus metal
penuh digunakan pada pistol otomatis.
6. Saat ini amunisi pistol umunya menggunakan peluru semi-jacket, iasanya dengan
rancangan pucuk yang kosong, baik disengaja untuk dipasang pada revolver
maupun pistol otomatis.
7. Amunisi .22 Short dan Senapan Laras Panjang (long rifle) dipasang dengan pelor
timah; amunisi Magnum .22 beramunisi jacket metal penuh atau semi-jacket.
8. Konfigurasi pelurunyapun bervariasi
a. Amunisi pistol biasanya:
i. moncong bulat
ii. potongan semi-wad
iii. hollow point atau
iv. wad cutter (berbentuk silindris)
b. Amunisi senapan centerfire:
i. full metal jacket atau
ii. semi-jacket
iii. dengan ujung spitzer atau pucuk bulat
E. Hampir semua badan senapan tabur dibuat dengan sekam plastik dan kepala kuningan
dengan pucuk yang mengatup
1. Dibalik ujung yang sobek terdapatlah pellet atau butir-butir peluru
tabur (tembakannya), lalu gumpalan dan bubuk.
2. Pabrik yang berlainan menggunakan bahan gumpalan serta desain gumpalan yang
berbeda pula. Ukuran dan pabrik pembuat amunisi dapat dikenali liwat gumpalan yang
diambil
3. Federal dan Remington menggunakan gumpalan plastik sedang Winchester punya
cirri-ciri khas yaitu menggunakan gumpalan dari kertas maupun cardboard. Tetapi
ada beberapa produk Winchester yang menggunakan gumpalan plastik.
4. Pellet yang digunakan untuk berburu burung atau binatang-binatang
kecil disebut birdshot. Diameter pellet atau butir-butir peluru tabur birdshot bervariasi
5. Pellet yang digunakan polisi untuk bela diri dan pengejaran disebut buckshot.
a. buckshot yang paling umum digunakan adalah #4 dan 00;
b. buckshot #4 berdiameter .24 inci;
c. yang 00 berdiameter .33 inci;
d. Ciri-cirinya, buckshot dipasang dengan bungkusan serbuk putih bahan plastik yang
ketika ditembakkan akan dikeluarkan bersamaan dengan buckshot dan gumpalan.
F. Sementara, umumnya muatan untuk senapan tabur mengandung birdshot atau buckshot,
tetapi ada juga yang bermuatan gotri senapan
1. Peluru gotri senapan tabur sungguh-sungguh adalah misil timah yang besar :
a. berbentuk peluru seperti peluru gotri American Foster
b. Peluru gotri Brenneke dari Eropa mirip dengan peluru gotri Foster hanya saja
diberi gumpalan cardboard yang menempel pada alasnya, atau:
c. jam pasir (hourglass) berbentuk bulat sabot
2. Serangkaian tulang siku dan alur pilin terdapat di sepanjang permukaan peluru gotri
American Foster maupun Brenneke.
3. Berat peluru gotri ini berkisar antara kira-kira 350 sampai 490 grain (kesatuan
berat di Inggris) tergantung ukuran.
4. Peluru gotri sabot punya konfigurasi jam pasir dan terbungkus dalam dua buah plastik
a. Seluruh himpunan, dua buah plastik yang menyelimuti peluru gotri berikut peluru
gotrinya meluncur keluar melalui larasnya.
b. Sementara keluar, kedua buah plastiknya terlepas dan misil jam pasirnya terus
meluncur menuju sasarannya
V. PERBANDINGAN BALISTIK PELURU
A. Peluru
1. Ketika sebuah peluru ditembakkan melalui larasnya, penembakan meninggalkan dua
jenis tanda pada peluru:
a. karakteristik kelas dan
b. karakteristik individual
2. Karakteristik Kelas adalah pembuatan dan model senapan,
contohnya, jumlah lands dan alur pilin; kepadatan pilin; kedalaman alur pilin
serta arahnya.
3. Karakteristik Individual adalah tanda-tanda yang dibuat pada peluru oleh
ketidaksempurnaan dalam laras yang hanya ada pada laras individual itu sendiri. Tanda-
tanda inilah yang dipakai para penyelidik senjata untuk mengenali peluru yang
ditembakkan oleh senjata tertentu. B. Kelongsong Peluru
1. Kelongsong peluru juga punya tanda-tanda yang berasal dari pemantik, pelontar dan
juga dari magasin.
2. Tanda-tanda ini dapat dipakai untuk mengenali asal kelongsong peluru senjata yang
spesifik.
3. Kadang-kadang, sidik jari dapat ditemui pada kelongsong peluru yang
telah ditembakkan.
C. Sidik jari pada senjata, khususnya pistol umumnya jarang dipakai. Jadi, rekomendasi sidik
jari pada sebuah senjata, umumnya tidak menguntungkan.
Type your title here.
VII. LUKA TEMBAK
Pada saat peluru ditembakkan dari moncongnya, akan selalu diikuti dengan hak-hal berikut :
· Percikan api, 1 – 2 inci panjangnya dan temperature mencapai 1400° F
· Awan gas
· Biji-biji bubuk mesiu yang terbakar dan yang tidak terbakar.
· Karbon, jelaga dari pembakaran bubuk mesiu
· Uap logam dari peluru, selongsong peluru dan penggalak.
Bergantung pada jarak antara moncong senjata dan target, materi-materi tersebut dapat
mempengaruh tampakan dari luka tembak masuk yang terjadi. (gbr 8.12 dan 8.13)
Berdasarkan dari gambaran lukacdan jarak tembak, luka tembak dapat dibedakan menjadi 4
katagori yaitu :
1. luka tembak temple (contact)
2. luka tembak jarak sangat dekat (near contact)
3. luka tembak jarak dekat (intermediate)
4. luka tembak jarak jauh (distant)
A. Pada luka tembak tempel (contact), moncong senjata berhadapan langsung tanpa jarak
dengan target pada saat penembakan.
C. Luka tembak jarak dekat (intermediate)
Luka tembak jarak dekat dikarakteristikkan dengan adanya ”kelim tato” disekitar luka
tembak masuk. (gbr 8.16-c)
1. kelim tato muncul apabila moncong senjata diarahkan menjauh dari target pada saat
penembakan, namun jaraknya masih cukup dekat sehingga bubuk mesiu yang muncul
dari moncong senjata pada saat penembakan bersamaan dengan menembusnya anak
peluru ke kulit akan menghasilkan luka yang berlubang-lubang kecil-kecil (punctated
abrasions) pada kulit sekitar luka tembak masuk. Luka tersebut disebut kelim tato.
2. Kelim tato terdiri dari luka berlubang-lubang kecil (punctated lesion) yang multiple
berwarna merah-kecoklatan sampai orange-kemerahan yang mengelilingi kulit sekitar
luka tembak masuk.
3. luka pada kelim tato adalah luka abrasi yang berlubang-lubang kecil (punctated
abrasions)
a. luka tersebut tidak dapat dihilangkan dengan menghapus/menggosoknya.
b. Luka tersebut bukan suatu luka bakar, sayangnya luka tersebut biasanya
menunjukkan bubuk mesiu yang terbakar (powder burns)
i. istilah bubuk mesiu yang terbakar (powder burns) sangat remang-
remang dan tidak cocok dalam mendeskripsikan etiologi dari luka tersebut
(kelim tato).
ii. istilah bubuk mesiu yang terbakar (powder burns) tidak
seharusnya digunakan pada saat mendeskripsikan kelim tato atau kulit
yang terbakar atau menghitamnya kulit di sekitar luka akibat terbakar
api dan atau penembakan.
4. Pada kasus-kasus penembakan dengan pistol, kelim tato akan muncul apabila pistol
tersebut ditembakkan dengan jarak moncong pistol ke target melebihi 10 mm.
5. jarak maksimum terbentuknya kelim tato pada target tergantung dari jenis bubuk mesiu
yang dipakai dan jenis senjatanya.
6. penggalak pada anak peluru yang banyak digunakan di Amerika Serikat diisi dengan
bubuk mesiu berbentuk bola (ball powder) atau bubuk mesiu yang berbentuk serpihan
(flake/disc powder) disebut seperti itu karena bentuk-bentuk bubuk mesiu dan ukuran
yang berbeda-beda.
a. bubuk mesiu yang berbentuk serpihan (flake/disc powder) adalah bubuk mesiu
tradisional yang biasanya digunakan pada pistol, mengandung bubuk mesiu yang
berbentuk sirkuler / bundar. Kelim tato yang muncul pada pistol yang anak
pelurunya diisi bubuk mesiu jenis ini dapat muncul pada jarak moncong pistol
dengan target kira-kira sampai 2 kaki.
b. Pada pistol yang pada penggalaknya berada di tengah (centerfire handguns)
yang menggunakan bubuk mesiu berjenis bola (ball powder), kelim tato akan
muncul pada jarak maksimum 3 – 4 kaki.
7. Pada senapan berburu (shotgun) dapat menggunakaan salah satu dari bubuk mesiu jenis
serpihan (flake) atau pun bola (ball).
a. Satu-satunya senjata shotgun yang menggunakan amunisi yang berisi bubuk mesiu
jenis bola (powder ball) adalah senjata yang diproduksi oleh Winchester. Pabrik
lainnya menggunakan bubuk mesiu jenis serpihan (flake).
b. Kelim tato muncul pada jarak 2 kaki dengan menggunakan shotgun yang berisi
bubuk mesiu jenis serpihan (flake) dan 3 kaki dengan shotgun yang berisi bubuk
mesiu jenis bola (ball).
8. Pada senjata jenis senapan yang penggalaknya terletak di tengah (centerfire rifles), diisi
dengan dua jenis bubuk mesiu jenis bola dan silinder, pada bubuk mesiu jenis silinder,
bubuknya berbentuk silindris yang kecil.
a. kelim tato dari bubuk mesiu jenis silindris akan muncul pada jarak yang tepat yaitu
2 kaki.
b. Sementara dari bubuk mesiu jenis bola muncul pada jarak 3 kaki.
9. Pada amunisi yang penggalaknya terletak di tepi (rimfire amunition) (22 Short ; 22 long
Rifle) di isi dengan salah satu dari bubuk mesiu jenis bola (ball) atau serpihan (disc)
a. Satu-satunya pabrik yang menggunakan bubuk mesiu jenis bola adalah Winchester.
b. Bubuk mesiu yang di gunakan pada amunisi dengan penggalak yang letaknya di
tepi (rimfire amunition) sangat stabil dan jarak tempuhnya tidak terlalu jauh. Oleh
karena itu kelim tato yang terbentuk pada anak peluru yang penggalaknya terletak
di tepi dan menggunakan bubuk mesiu jenis bola jaraknya tidak lebih dari 1 ½ kaki.
c. Sedangkan bila menggunakan bubuk mesiu jenis serpihan dapat membentuk kelim
tato pada jarak 2 kaki.
10. Telapak tangan dan kaki adalah area yang sangat resisten terhadap terbentuknya kelim
tato, malahan apabila terbentuk kelim tato pada area ini hal tersebut akan terlihat seperti
area yang sebagian terlihat seperti luka bakar.
D. Apabila senjata di di tembakkan dengan jarak dekat pada tubuh, jelaga akan muncul
dari moncong senjata dan mengendap pada pakaian dan kulit. Pada pistol, jelaga yang
mengendap tidak akan timbul apabila jarak tembakan melebihi 12 inchi, tetapi pada
banyak kasus, jelaga juga tidak timbul pada jarak kurang 12 inchi.
E. Saat jarak maksimal dimana kelim tato terbentuk telah terlampaui sehingga tidak
terbentuk kelim tato, pada saat itu lah luka yang terjadi di sebut luka tembak jarak jauh
(distant gunshot wound)
1. Luka tembak masuk jarak jauh cenderung membentuk bulatan atau oval dengan tepi
luka yang tajam, khasnya pada luka masuk tepinya akan dikelilingi oleh cincin abrasi
yang disebut kelim lecet.
2. Kelim lecet terbentuk akibat peluru memotong secara kasar tepi luka sehingga
membuat lecet kulit di daerah sekitarnya, hal tersebut tidak berhubungan dengan panas
yang dihasilkan oleh peluru atau gerakan memutar peluru.
3. Kelim lecet yang bentuknya iireguler dapat terjadi pada :
a. Peluru yang ketika menembus kulit dengan membentuk sudut terhadap permukaan
kulit. (gbr. 8.17-b)
b. Kulit yang berlipat-lipat pada saat peluru menembus bagian tersebut.
c. Deformitas pada peluru / peluru berubah bentuknya.
d. Peluru yang tidak stabil pada saat meluncur.
4. Pada beberapa kasus, luka tembak masuknya tidak memliliki kelim lecet sisekitarnya,
hal tersebut biasanya terjadi pada luka masuk akibat senapan yang anak peluru
menggunakan penggalak yang berada ditengah (centerfire rifle), atau pada peluru semi-
jacket dan full-metal jacket yang meluncur dengan kecepatan tinggi, yang biasanya
menggunakan senjata jenis magnum 357 dan pada senjata dengan kaliber 9 mm.
5. Luka tembak masuk yang dihasilkan oleh senapan dengan peluru yang menggunakan
penggalak yang berada ditengah (centerfire rifle) dapat membentuk ”micro tears”
sobekan-sobekan kecil disekitar luka masuk (gbr 8.17-c)
a. Sobekan-sobekan ini ukurannya seluas 1-2 mm, mengelilingi tepi dari luka
tembak masuk.
b. Tidak dapat disamakan dengan kelim lecet
c. Biasanya muncul/terlihat dengan menggunakan senjata bertenaga besar seperti
Magnum 357.
6. Luka tembak masuk jarak jauh pada telapak tangan dan kaki bentuknya irreguler,
sering terlihat ganbaran satelit dan gambaran kelim lecet yang kurang jelas. Lukanya
lebih terlihat seperti luka tembak keluar.
F. Pada luka tembak yang menyermpet, hal tersebut terjadi apabila peluru meluncur dan
dan menyentuh kulit dengan membentuk sudut yang dangkal, sehingga menghasilkan
daerah abrasi/lecet yang panjang tanpa membuat perforasi pada kulitnya. Sering pada
kasus ini sulit ditentukan dari arah mana peluru meluncur.
G. Pada luka tembak tangnsial (garis singgung), hal tersebut terjadi apabila peluru
meluncur dan menyinggung kulit secara sejajar dengan permukaan kulit, menghasilkan
luka yang dangkal pada kulit sampai dengan lapisan subkutan. Terdapat robekan-robekan
pada bagian tepi lukanya, yang menunjukkan atau sebagai petunjuk arah peluru
meluncur.
H. Luka tembak keluar cenderung lebih besar / lebar dan tepi lebih irreguler
dibandingkan luka tembak masuk. Hal tersebut disebabkan karena pada saat anak
peluru mencapai batas akhir pada salurannya, peluru menjadi tidak stabil, dan
menjadi rusak / deformitas sehingga luka yang ditimbulkannya menjadi lebih besar.
1. Pada saluran yang membentuk luka tembak keluar, bentuknya dapat
berfariasi berupa celah atau melebar di bagian dalamnya, dari kecil sampai
besar diameternya.
2. Khasnya, luka tembak keluar tidak mempunyai kelim lecet disekitar luka,
karena peluru yang melewati saluran luka tidak berhubungan dengan
permukaan luar dari kulit.
3. Luka tembak keluar jarang disertai dengan kelim lecet pada tepinya, kalau
pun ada disebut dengan ”shored exit wounds” (seperti pantai). Hal tersebut
dapat terjadi apabila pada saat peluru keluar, kulit pada titik saat peluru keluar
terdorong keluar mengikuti arah peluru dan berlawanan dengan permukaan
yang keras seperti tanah atau tembok, hal tersebut menyebabkan gesekan dan
menyebabkan luka lecet pada tepi kulit dimana luka tembak keluar berada.
Shored exit wounds dapat juga disebabkan tali pengikat bra, sabuk atau
pakaian yang berlapis-lapis dan ketat.
VIII Luka tembak pada peluru yang menggunakan penggalak di tengah pada senapan.
(Centerfire rifle wounds)
A. Ada dua tipe amunisi yang menggunakan penggalak yang terdapat di tengah adalah :
1. Full-metal jacket military
2. semi- jacket hunting amunition
B. Luka yang diakibatkan oleh peluru FMJ lebih ringan dibandingkan luka yang
diakibatkan oleh anak peluru dengan kaliber yang sama yang ditembakkan dari senapan
yang sama tapi diisi dengan anak peluru jenis untuk berburu (hunting bullets).
C. Anak peluru FMJ cenderung menembus tubuh tanpa disertai deformitas, pada
kebanyakan kasus tidak ada fragmen-fragmen peluru yang terlihat pada pemeriksaan X-
Ray.
D. Hal tersebut tidak sama dengan yang terjadi pada amunisi jenis semi-jacket hunting
1. Saat peluru menembus tubuh, jacket (mantel peluru) akan mengelupas dan akan
membuka inti timah sehingga akan membentuk fragmen-fragmen kecil yang dapat
menyebar ketika menembus tubuh. Selongsong mantel peluru dapat hilang.
2. Phenomena tersebut dapat menyebabkan gambaran yang khas pada foto rontgen
yang disebabkan luka karena peluru berburu (hunting ammunition) yang disebut
”lead snowstrom” (gbr. 8.19)