luka tembak penentuan arah
TRANSCRIPT
LUKA TEMBAK ; PENENTUAN ARAH
I. Pendahuluan
Di dalam menghadapi kasus kriminal yang melibatkan pemakaian senjata
api sebagai alat yang dimaksudkan untuk melukai atau mematikan seseorang,
maka dokter sebagai orang yang melakukan pemeriksaan khususnya atas diri
korban, perlu secara hati-hati, cermat dan teliti di dalam menafsirkan hasil yang
didapatkannya, oleh karena pemakaian senjata api untuk maksud membunuh atau
melukai membawa implikasi yang luas, tidak jarang menimbulkan keresahan dan
kesulitan tersendiri bagi mereka yang terlibat.(1)
Luka tembak merupakan salah satu jenis luka yang diakibatkan oleh
cedera mekanik (senjata api). Luka tembak yang paling umum dijumpai sebagai
penyebab kematian adalah akibat pembunuhan dan beberapa diantaranya adalah
akibat bunuh diri.(2)
Untuk dapat menjelaskan tugas dan fungsi sebagai pemeriksa maka dokter
harus menjelaskan berbagai hal, diantaranya ; apakah luka tersebut memang luka
tembak, yang mana luka tembak masuk dan yang mana yang keluar, jenis senjata
yang dipakai, jarak tembak, arah tembakan, perkiraan posisi korban sewaktu
ditembak, berapa kali korban ditembak dan luka tembak mana yang menyebabkan
kematian.(1)
Luka tembak merupakan penyebab kematian akibat kejahatan yang paling
umum di Amerika Serikat. Luka tembak paling umum dijumpai sebagai penyebab
kematian adalah akibat pembunuhan dan di beberapa daerah bagiannya adalah
akibat bunuh diri. Di Amerika Serikat pertahunnya diperkirakan terdapat sekitar
70.000 jiwa korban luka tembak dengan kasus kematian sekitar 30.000 jiwa.
Biaya medis, legal, dan emosional akibat kejahatan tersebut menjadi suatu beban
berat bagi rumah sakit, sistem peradilan, keluarga, dan masyarakat pada
umumnya. Evaluasi mengenai luka tersebut memerlukan latihan khusus dan
keahlian baik oleh seorang dokter yang menangani bagian kegawatdaruratan
korban luka tembak maupun para ahli patologi dan forensik.(1,3)
1
Didalam dunia kriminal senjata api yang biasa dipergunakan adalah
senjata genggam yang beralur, sedangkan senjata api dengan laras panjang dan
senjata yang biasa dipakai untuk berburu yang larasnya tidak beralur jarang
dipakai untuk maksud-maksud kriminal. (2)
II. Arti Klinis luka tembak
Dalam praktek banyak terdapat luka tembak masuk pada manusia. Seperti
kita ketahui kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis, dan subkutis. Jika dilihat
dari elastisitasnya, epidermis kurang elastis bila dibandingkan dengan dermis.
Bila sebutir peluru menembus tubuh, maka cacat pada epidermis lebih luas dari
pada dermis. Diameter luka pada epidermis kurang lebih sama dengan diameter
anak peluru, sedangkan diameter luka pada dermis lebih kecil. Keadaan tersebut
dikenal sebagai kelim memar (contusio ring).(2,3)
Contusio ring ini didapatkan pada luka tembak masuk dan luasnya
tergantung pada arah peluru pada kulit. Peluru yang masuk tegak lurus, maka
contusio ringnya akan besar, sedangkan peluru yang masuknya miring, contusio
ringnya akan lebih lebar dibagian dimana peluru membentuk mulut yang terkecil
pada kulit.(3)
Peluru juga mengandung lemak pembersih senjata. Lemak ini juga akan
memberi gambaran pada luka tembak berupa kelim lemak yang berupa pita hitam,
tetapi kelim lemak ini tidak selalu terdapat misalnya pada senjata yang jarang
dibersihkan. Pada waktu senjata ditembakkan, maka yang keluar dari laras senjata
api adalah: (3)
a. Api
b. Mesiu yang sama sekali terbakar (jelaga, roetneerslag)
c. Mesiu yang hanya sebagian saja yang terbakar
d. Mesiu yang tidak terbakar
e. Kotoran minyak senjata, karatan dan lain sebagainya
f. Anak pelurunya sendiri
2
Anak peluru untuk senjata api berlaras pendek jenis revolver umumnya
terbuat dari timah hitam yang kadang-kadang berselaput plastik, sedangkan anak
peluru untuk senjata berlaras pendek jenis pistol dan senjata api berlaras panjang
umumnya terbuat dari timah hitam sebagai inti yang dibalut dengan tembaga,
kuningan atau nikel sebagai mantel. Garis tengah anak peluru senapan biasanya
berukuran 7 - 9 mm dengan panjang 25 - 39 mm dan berat 9 - 14 gram. Anak
peluru yang digunakan pada senapan mesin umumnya lebih kecil dan lebih ringan
5,56 mm dan 3,5 gram. (3,4)
Akibat yang ditimbulkan oleh anak peluru pada sasaran tergantung pada faktor(3,4):
1. Besar dan bentuk anak peluru
2. Balistik (kecepatan, energi kinetik, stabilitas anak peluru)
3. Kerapuhan anak peluru
4. Kepadatan jaringan sasaran
III. Klasifikasi Luka Tembak
Harus selalu ada di dalam benak kita bahwa saat tembakan terjadi
dilepaskan 3 substansi yang berbeda dari laras senjata yaitu anak peluru, bubuk
mesiu yang tidak terbakar dan gas. Efek gas, bubuk mesiu dan anak peluru
terhadap target dapat digunakan dalam keilmuan forensik untuk memperkirakan
jarak target dari tembakan dilepaskan.(3)
Dalam balistik luka tembak diklasifikasikan menjadi: (3, 11,12)
A. Luka tembak masuk:
1. Luka tembak tempel (kontak)
Luka tembak kontak adalah salah satu luka letupan dari sebuah senjata api
yang mengenai tubuh pada saat di keluarkan. Pada umumnya luka tembak
masuk kontak adalah merupakan perbuatan bunuh diri. Luka tembak tempel
(kontak) moncong senapan menempel pada kulit ketika ditembakkan.
Luka tembak tempel (kontak) terdiri atas :
Kontak keras (hard contact)
3
1. Kalau senapannya ditekan "keras" ke kulit, begitu menempel
sehingga dipastikan tidak adan celah diantara keduanya ketika senapan
ditembakkan luka yang diakibatkan disebut kontak keras (hard
contact).(3,11,12)
a. Pada luka yang diakibatkan oleh kontak keras, seluruh bahan
yang keluar dari moncong senapan masuk kedalam kulit.
b. Pinggiran luka jadi terbakar dan menghitam oleh gabungan api
menyala yang keluar dari moncong senapan dan saturasi debu
disekitar nyala api
2. Kontak keras di bagian dada dan perut, apakah oleh senjata
berupa senapan, pistol ataupun senapan tabur, luka yang diakibatkan
berbentuk bulatan lubang yang dikelilingi oleh garis-garis menghitam
dan terbakar. Tidak jarang, gas yang masuk thoracic dan rongga perut
menyebabkan dada dan dinding perut menyembul keluar menghantam
pucuk moncong senapan, dan meninggalkan bentuk pelatuknya pada
kulit.
3. Gambaran sepenuhnya berbeda dalam hal luka kontak pada
kepala dimana lapisan yang tipis kulit kepala sobek sampai tulangnya
terlihat.
a. Pada luka kontak di kepala yang dibidik oleh pistol, seseorang bisa
mengalami:
- lubang masuk dengan garis-garis menghitam yang hangus
- lubang luka dengan bekas moncong senapan yang
membekas sekitarnya; atau
- lubang berbentuk belimbing
- Dua gambaran terakhir menunjukkan gas yang keluar dari
moncong senapan dan mengendap di antara kulit kepala dan tulang.
Keadaan ini mengakibatkan melepuhnya kulit kepala dengan bekas
pucuk senapan yang membekas, atau sobeknya kulit kepala yang
melepuh yang mengakibatkan lubang berbentuk belimbing.
4
- Pemeriksaan yang hati-hati pada pinggiran lubang
belimbing membuktikan kerusakan yang sebenarnya, dengan garis-
garis menghitam dan hangus dari mana sobekannya meluas.
- Wujud dan besarnya luka tergantung pada tingkat kaliber
senjatanya.
- Dengan peluru rimfire 22 lubang lukanya berbentuk bulat
dengan garis-garis menghitam dan hangus
- Dengan Magnum .357 lubangnya khas berbentuk belimbing dengan
keluarnya jaringan otak.(3)
b. Pada luka kontak di kepala akibat senapan centerfire atau senapan
tabur, terjadi luka menganga yang luar biasa mengerikan dengan kulit
kepala sobek serta keluarnya jaringan otak. Hal ini diakibatkan oleh
terjadinya rongga sementara dan pengaruh gas dibawah tekanan tinggi
yang meluas dalam rongga kepala.(3)
c. Pada luka kontak di kepala, kemungkinan terjadi back spatter
atau muncratan balik ke senjata atau penembaknya.
- Back spatter terjadi akibat merebaknya gas dibawah kulit pada
luka kontak serta pengaruh rongga pada luka non-kontak. Back
spatter ini keluar dari setiap pembukaan yang terjadi. Untuk
droplet <0.5mm, dengan jarak paling jauh 0-40cm dan
maksimum 69cm. Untuk droplet >0.5 mm, paling panjang adalah
0-50cm dengan jarak maksimum sebesar 119cm.
- Perlu disadari bahwa tidak dalam segala kejadian dimana jaringan
atau darah menyembur balik ke senapan maupun penembaknya.
Semua ini tergantung pada suatu tingkat jenis dan caliber senjata
serta posisi penembaknya.
- Semburan lebih sering terjadi pada penembakan dengan senapan
tabor atau Magnum .357 daripada pistol .22
5
Gambar.4. (A,B) Luka kontak keras dengan batas warna kehitaman.(11)
Kontak lepas (loose contact)
Pada luka kontak lepas (loose contact), moncong laras menempel pada kulit
tetapi untuk waktu yang singkat sejalan dengan meletusnya senjata, sebuah
lubang menganga diantara moncong senapan dan kulit sehingga abunya
masuk dalam lubang tersebut. Abu atau debu ini bisa dibersihkan.
Gambar. 5 (A–B) Luka tembak kontak lepas dengan endapan jelaga di sekitar jalan
masuk peluru(11)
Cara yang biasa dilakukan:
a. Ujung laras ditempelkan pada kulit dengan satu tangan menarik alat
penarik senjata.
b. Adakalanya tangan yang lain memegang laras supaya tidak bergerak dan
tidak miring.
6
Sasarannya:
a. Daerah temporal
b. Dahi sampai occiput
c. Dalam mulut, telinga, wajah dibawah dagu dengan arah yang menuju
otak.
Luka pada kulit tidak bulat, tetapi berbentuk bintang dan sering ditemukan
cetakan/jejas ujung laras daun mata pejera. Terjadinya luka berbentuk bintang
disebabkan karena ujung laras ditempelkan keras pada kulit, maka seluruh gas
masuk kedalam dan akan keluar melalui lubang anak peluru. Desakan keluar ini
menembakkan cetakan laras dan robeknya kulit. Bila korban menggunakan
senjata api dengan picu, maka picu akan menimbulkan luka lecet pada kulit antara
ibu jari dan jari telunjuk. Luka lecet ini dinamakan schot hand.(12)
Pada tembakan tempel di kepala, sisa mesiu yang ikut menembus kulit,
dapat dicari antara kulit dengan tulang kepala (tabula eksterna), dan antara tulang
kepala dengan selaput otak keras (tabula interna).(12)
Kontak Bersudut
Pada luka tembak tempel bersudut, laras senjata membentuk sudut lancip
pada kulit dan membentuk lingkaran yang lengkap dan moncong senjata tidak
menempel pada kulit.gas dan jelaga keluar dari celah, dimana tidak
menempel lengkap, menyebar keluar dari moncong senjata, yang
menghasilkan daerah jelaga yang merata. Pada jelaga yang merata terdapat
dua daerah yang berbeda. Ada daerah yang sangat tampak,dan sering hanya
dengan melihat,tampak daerah hangus yang menurun dari kulit atau kain yang
berbentuk seperti buah per, lingkaran, atau berbentuk oval.(3,11)
7
Gambar 6. Luka tembak tempel bersudut
Kontak Tidak Lengkap
Pada luka tembak tempel tidak lengkap ini merupakan variasi dari luka
tembak tempel bersudut. Pada luka tembak ini, moncong senjata menjauhi
kulit, tetapi pada permukaan tubuh tidak rata lengkap, ada celah antara
moncong senjata dengan kulit. Pancaran dari gas jelaga yang panas keluar
dari celah antara kulit yang menurun dan daerah hangus dari kulit.(3)
Gambar 7 . Luka tembak tempel tidak lengkap
8
2. Luka tembak jarak dekat
Pada umumnya luka tembak masuk jarak dekat ini disebabkan oleh
peristiwa pembunuhan, sedangkan untuk bunuh diri biasanya ditemukan tanda-
tanda schot hand. Jarak dekat disini diartikan tembakan dari suatu jarak dimana
pada sekitar luka tembak masuk masih didapatkan sisa-sisa mesiu yang habis
terbakar.
Jarak ini tergantung jenis senjata (laras panjang atau pendek), jenis mesiu mesiu
(hitam atau smokeless). (8)
Gambar 8. Luka tembak jarak dekat
3. Luka tembak jarak jauh
Pada luka tembak masuk jarak jauh ini, yang mengenai sasaran hanyalah
anak peluru saja. Sedangkan partikel lainnya tidak didapatkan. Pada luka tembak
jarak jauh ini hanya ditemukan luka bersih dengan contusio ring. Pada arah
tembakan tegak lurus permukaan sasaran (tangensial) bentuk contusio ringnya
konsentris, bundar. Sedangkan pada tembakan miring bentuk contusio ringnya
oval.
Luka tembak pada jaringan lunak sukar dibedakan antara inshoot dan
outshoot, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis, untuk
mencari adanya pigmen mesiu, jelaga, minyak senjata atau adanya serat pakaian
yang ikut masuk kedalam luka. (3,11)
9
Gambar 9. Luka tembak jarak jauh
B. Luka tembak keluar (luka tembus)
Luka tembak keluar ialah bahwa setelah peluru membuat luka tembak
masuk dan saluran luka tembakan maka akhirnya peluru akan mengenai kulit lagi
dari sebelah dalam dan kulit terdorong ke luar. Kalau batas kekenyalan kulit
dilampaui, maka kulit dari dalam menjadi robek dan akhirnya timbul suatu lubang
luka baru lagi, dan luka baru inilah yang dinamakan luka tembak keluar. (3,11)
Jika sebuah peluru setelah membuat lubang luka tembakan masuk dan
mengenai tulang (benda keras), maka bentuk dari pada peluru tadi menjadi
berubah. Tulang-tulang yang kena peluru tadi akan menjadi patah pecah atau
kadang-kadang remuk. Akibatnya waktu peluru menembus terus dan membuat
lubang luka tembak keluar, tidak hanya peluru yang berubah bentuknya, tapi juga
diikuti oleh pecahan-pecahan tulang tadi oleh karena ikut terlempar karena
dorongan dari peluru. Tulang-tulang inipun kadang-kadang mempunyai kekuatan
menembus juga. Kejadian inilah yang mengakibatkan luka tembakan keluar yang
besar dan lebar, sedangkan bentuknya tidak menentu.(3,11)
10
Biasanya karakteristik luka tembak luar berbeda dengan luka tembak
masuk. Bentuknya tidak sirkular melainkan bervariasi dari seperti celah (slitlike),
seperti bintang, irregular, atau berjarak (gaping). Bentuk luka tembak keluar tidak
dapat diprediksi. (7)
Sering kali besar luka tembak keluar berlipat ganda dari pada besarnya
luka tembakan masuk. Misalnya saja luka tembakan masuk beserta contusio ring
sebesar kira-kira 8 mm dan luka tembakan keluar sebesar uang logam (seringgit).
Berdasarkan ukurannya maka ada beberapa kemungkinan, yaitu bila luka tembak
keluar ukurannya lebih besar dari luka tembak masuk, maka biasanya sebelum
keluar anak peluru telah mengenai tulang hingga berpecahan dan beberapa
serpihannya ikut keluar. Serpihan tulang ini bisa menjadi peluru baru yang
membuat luka keluar menjadi lebih lebar. (3,11)
Bila luka tembak keluar ukurannya sama dengan luka tembak masuk,
maka hal ini didapatkan bila anak peluru hanya mengenai jaringan lunak tubuh
dan daya tembus waktu keluar dari kulit masih cukup besar. (3,11)
Tidak semua anak peluru dapat keluar dari tubuh. Terdapat banyak tulang
dan jaringan padat yang dapat menghalangi lewatnya peluru. Peluru jarang dapat
dihentikan oleh tulang, terutam tulang-tulang yang tipis seperti skapula dan ileum
atau bagian yang tipis dari tengkorak. Kebanyakan anak peluru masuk ke dalam
tubuh dan menghabiskan energi kinetiknya di kulit. Kulit adalah penghalang
kedua yang paling menghalangi lewatnya anak peluru. (7)
Anak peluru yang mengenai lokasi yang tidak biasa dapat menyebabkan
luka dan kematian, tapi luka tembak masuk akan sangat sulit untuk ditemukan.
Contohnya, telinga, cuping hidung, mulut, ketiak, vagina dan rektum. (7)
11
Gambar 10. (a–c) Luka tembak keluar.
Keterangan :
Kelim lecet : bagian yang kehilangan kulit ari yang mengelilingi
lubang akibat anak peluru yang menembus kulit
Kelim kesat : usapan zat yang melekat pada anak peluru (pelumas,
jelaga dan elemen mesiu) pada tepi lubang
Kelim tattoo : butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar yang
tertanam pada kulit dan disekitar kelim lecet
Kelim jelaga : penampilan jelaga/asap pada permukaan kulit
disekitar lubang luka tidak masuk
Kelim api: daerah hiperemi atau jaringan yang terbakar yang terletak
tepat di tepi lubang luka. (3,11)
Luka tembak keluar mempunyai ciri khusus yang sekaligus merupakan
perbedaan pokok dengan luka tembak masuk; ciri tersebut adalah : tidak adanya
kelim lecet pada luka tembak keluar, dengan tidak adanya kelim lecet, kelim-
kelim lain juga tentu tidak ditemukan. Ciri lain dari luka tembak keluar yang
dapat dikatakan agak khas, oleh karena hampir semua lembak keluar memilki ciri
12
ini, adalah : luka tembak keluar pada umumnya lebih besar dari luka tembak
masuk.(1)
Jika sebuah peluru setelah membuat lubang luka tembakan masuk dan
mengenai tulang (benda keras), maka bentuk dari pada peluru tadi menjadi
berubah. Tulang-tulang yang kena peluru tadi akan menjadi patah, pecah atau
kadang-kadang remuk. Akibatnya waktu peluru menembus terus dan membuat
lubang luka tembak keluar, tidak hanya peluru yang berubah bentuknya, tapi juga
diikuti oleh pecahan-pecahan tulang tadi oleh karena ikut terlempar karena
dorongan dari peluru. Tulang-tulang inipun kadang-kadang mempunyai kekuatan
menembus juga. Kejadian inilah yang mengakibatkan luka tembakan keluar yang
besar dan lebar, sedangkan bentuknya tidak tertentu. Sering kali besar luka
tembak keluar berlipat ganda dari pada besarnya luka tembakan masuk. Misalnya
saja luka tembakan masuk beserta contusio ring sebesar kira-kira 8 mm dan luka
tembakan keluar sebesar uang logam (seringgit). Berdasarkan ukurannya maka
ada beberapa kemungkinan, yaitu:(4)
Bila luka tembak keluar ukurannya lebih besar dari luka tembak masuk,
maka biasanya sebelum keluar anak peluru telah mengenai tulang hingga
berpecahan dan beberapa serpihannya ikut keluar. Serpihan tulang ini bisa
menjadi peluru baru yang membuat luka keluar menjadi lebih lebar.Bila luka
tembak keluar ukurannya sama dengan luka tembak masuk, maka hal ini
didapatkan bila anak peluru hanya mengenai jaringan lunak tubuh dan daya
tembus waktu keluar dari kulit masih cukup besar.(4)
Luka tembak keluar di daerah kepala(8)
- Bentuk luka tembak di daerah kepala dapat seperti bintang (stellate)
- Bentuk bintang tersebut disebabkan oleh karena akibat tembakan dimana
tenaganya diteruskan kesegala arah, fregmen-fregmen tulang yang
terbentuk turut terdorong keluar dan menimbulkan robekan-robekan baru
yang dimulai dari pinggir luka dan menyebar secara radier.
13
Gambar 12 : Bentuk luka tembak di daerah kepala dapat seperti bintang (stellate) disertai
robekan-robekan baru yang dimulai dari pinggir luka dan menyebar secara radier.(4)
IV. Mekanisme Luka Tembak
Pada luka tembak terjadi efek perlambatan yang disebabkan pada trauma
mekanik seperti pukulan, tusukan, atau tendangan, hal ini terjadi akibat adanya
transfer energi dari luar menuju jaringan. Kerusakan yang terjadi pada jaringan
tergantung pada absorpsi energi kinetiknya, yang juga akan menghamburkan
panas, suara serta gangguan mekanik yang lainnya. Energi kinetik ini akan
mengakibatkan daya dorong peluru ke suatu jaringan sehingga terjadi laserasi,
kerusakan terjadi bila terdapat ruptur pembuluh darah atau struktur lainnya dan
terjadi luka yang sedikit lebih besar dari diameter peluru.(4,6)
Jika kecepatan melebihi kecepatan udara, lintasan dari peluru yang
menembus jaringan akan terjadi gelombang tekanan yang mengkompresi jika
terjadi pada jaringan seperti otak, hati, ataupun otot akan mengakibatkan
kerusakan dengan adanya zona-zona di sekitar luka. Dengan adanya lesatan peluru
dengan kecepatan tinggi akan membentuk rongga disebabkan gerakan sentrifugal
pada peluru sampai keluar dari jaringan dan diameter rongga ini lebih besar dari
diameter peluru, dan rongga ini akan mengecil sesaat setelah peluru berhenti,
dengan ukuran luka tetap sama. Organ dengan konsistensi yang padat tingkat
kerusakan lebih tinggi daripada organ berongga. Efek luka juga berhubungan
14
dengan gaya gravitasi. Pada pemeriksaan harus dipikirkan adanya kerusakan
sekunder seperti infark atau infeksi.(4,6)
V. Deskripsi Luka Tembak
Kepentingan medikolegal deskripsi yang adekuat dari luka senjata api
bergantung pada besarnya potensi seorang korban meninggal. Jika korban masih
hidup, deskripsi singkat dan tidak terlalu detail. Dokter mempunyai tanggung
jawab yang utama untuk memberikan penatalaksaan gawat darurat.
Membersihkan luka, membuka, dan mengeksplorasi, debridement dan
menutupnya, kemudian membalut adalah bagian penting dari merawat pasien bagi
dokter. Penggambaran luka secara detail akan dilakukan nanti, setelah semua
kondisi gawat darurat disingkirkan. Oleh karena singkatnya waktu yang dimiliki
untuk mempelajari medikolegal, seringkali dokter merasa tidak mempunyai
kewajiban untuk mendeskripsikan luka secara detail. Deskripsi luka yang minimal
untuk pasien hidup terdiri dari : Lokasi luka, ukuran dan bentuk defek, lingkaran
abrasi, lipatan kulit yang utuh dan robek, bubuk hitam sisa tembakan (jika ada),
tato (jika ada), ada bagian yang ditembus atau dilewati. Penatalaksanaan luka,
termasuk debrdement, penjahitan, pengguntingan rambut, pembalutan, drainase,
dan operasi perluasan luka. (3)
Pada korban mati, tidak ada tuntutan dalam mengatasi gawat darurat.
Meskipun demikian tubuhnya dapat saja sudah mengalami perubahan akibat
penanganan gawat darurat dari pihak lain. Sebagai tambahan, tubuh bisa berubah
akibat perlakuan orang-orang yang mempersiapkan tubuhnya untuk dikirimkan
kepada pihak yang bertanggung jawab untuk menerimanya. Di lain pihak tubuh
mungkin sudah dibersihkan, bahkan sudah disiapkan untuk penguburan, luka
sudah ditutup dengan lilin atau material lain. Penting untuk mengetahui siapa dan
apa yang telah dikerjakannya terhadap tubuh korban, untuk mengetahui gambaran
luka. (5,6)
Jarak tembakan
Efek gas, bubuk mesiu, dan anak peluru terhadap target dapat digunakan
dalam keilmuan forensik untuk memperkirakan jarak target dari tembakan
15
dilepaskan. Perkiraan tersebut memiliki kepentingan sebagai berikut : untuk
membuktikan atau menyangkal tuntutan, untuk menyatakan atau
menyingkirkan kemungkinan bunuh diri, membantu menilai ciri alami luka
akibat kecelakaan. Meski kisaran jarak tembak tidak dapat dinilai dengan
ketajaman absolut, luka tembak dapat di klasifikasikan sebagai luka tembak
tempel, luka tembak jarak dekat, luka tembak jarak jauh. (5)
Arah tembakan
Luka tembak yang tepat akan membentuk lubang yang sirkuler serta
perubahan warna pada kulit, jika sudut penembakan oblique akan
mengakibatkan luka tembak berbentuk elips, panjang luka dihubungkan
dengan pengurangan sudut tembak. Senapan akan memproduksi lebih
sedikit kotoran, kecuali jika jarak dekat. Petunjuk ini berguna untuk
pembanding dengan shotgun. Luka tembak yang disebabkan shotgun
dengan sudut oblique akan membentuk luka seperti anak tangga. Jaringan
juga berperan serta dalam perubahan gambaran luka karena adanya
kontraksi otot.(5)
VI. Ilmu Balistik
Ilmu Balistik terbagi dalam beberapa bagian yang mempelajari tentang
gerak peluru mulai dari ditembakan sampai mengenai sasaran dan efek dari
sasaran tersebut. (6)
Balistik dalam (Amunisi dalam senjata)
Balistik dalam adalah suatu ilmu yang mempelajari semua kejadian
proyektil pada saat munisi mulai dinyalakan sampai pada saat proyektil keluar
dari mulut laras. Adapun hal- hal yang terjadi selama proses perjalanan proyektil
menuju mulut laras adalah meliputi hal-hal antara lain : Proses pembakaran isian
pendorong mulai primer membakar propelant sampai propelant habis terbakar,
tekanan gas yang dihasilkan digunakan untuk melepas proyektil dari selongsong
dan untuk menggerakan proyektil. Yang mempunyai proses perjalanan proyektil
adalah adanya alur dan galangan yang menyebabkan terjadinya hambatan yang
lebih besar dan perputaran proyektil, bentuk alur dan galangan apakah progesif,
16
degresif ataupun campuran dan juga panjang laras akan berpengaruh terhadap
kecepatan mulut laras proyektil. (6,7)
Balistik Luar (Amunisi diluar senjata)
Balistik luar itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku peluru
beserta dengan faktor-faktor yang memengaruhinya, sehingga balistik luar
mengandung arti ilmu yang mempelajari tingkah laku peluru beserta faktor-faktor
yang memengaruhi di dalam udara bebas setelah keluar mulut laras.(6,7,8)
Menurut ahli balistik, arah jalan peluru dapat ditentukan oleh beberapa formula,
yang paling sederhana yaitu:
Energi Kinetik (EK) = 1/2 MV2
Kecepatan (V) biasanya dinyatakan dalam meter per detik (fps) dan massa (M)
dinyatakan dalam pound, berasal dari berat (W) dari peluru dalam biji-bijian,
dibagi dengan 7000 butir per pon kali percepatan gravitasi (32 ft / detik) sehingga:
Energi Kinetik (EK) = W (V) 2 / (450.435) ft / lb
Ini adalah energi peluru saat meninggalkan moncong, tetapi koefisien balistik
(BC) akan menentukan jumlah KE dikirim ke target sebagai hambatan udara
ditemui.
Gerak maju dari peluru juga dipengaruhi oleh drag (D), yang dihitung sebagai:
Drag (D) = f (v / a) kD) adalah fungsi dari kecepatan, dapat dilihat bahwa untuk
peluru dari suatu massa (M), semakin besar kecepatan, semakin besar
keterbelakangan tersebut. Drag juga dipengaruhi oleh putaran peluru. Semakin
cepat berputar, semakin kecil kemungkinan peluru akan "yaw" atau putar ke
samping dan jatuh di jalur lintasan peluru. (7)
Drag
Faktor-faktor yang memperlambat suatu peluru, termasuk tahanan angin,
hambatan oleh jaringan. (9)
17
Profile
Titik tumbuk peluru merupakan profil dari peluru tersebut. Semakin besar
ukuran titik tumbuk semakin besar energi yang disalurkan.(9)
Cavitasi
Sering disebut sebagai perluasan alur masuk peluru. Merupakan lubang
dijaringan tubuh yang dihasilkan oleh energi kinetis peluru. Lubang ini lebih besar
daripada lubang masuk peluru. Karenanya, luka yang dihasilkan lebih besar dari
diameter peluru tersebut. Kadang kala, karena energi kinetis peluru sedemikian
besar, peluru dapat menembus jaringan disebaliknya. Oleh karena itu selalu kaji
adanya lubang keluar peluru (exit wound).(9)
Peluru tidak selalu mengikuti garis lurus ke target. Kekuatan perputaran
peluru akan mempengaruhi jalur dari sebuah sumbu lurus lintasan. Efek
perputaran seperti digambarkan di bawah ini: (7)
Gambar 1. Arah gerak peluru
Yaw atau penyimpangan dari jalur lintasan lurus mengacu pada rotasi dari
moncong peluru dari baris penerbangan. Presesi mengacu pada rotasi peluru di
sekitar pusat massa. Presesi adalah gerakan melingkar dari peluru mengenai pusat
gravitasinya dimana pada ujung moncong senjata membentuk spiral kecil.
Nutation mengacu pada gerakan melingkar kecil di ujung peluru. Nutasi
menyerupai pola bunga rose, gerakan berupa rotasi kecil peluru bergerak maju.
Ini gerakan di udara sebagian besar diminimalkan dengan spin diberikan kepada
18
peluru dengan senjata api. Namun, ketika peluru menyerang media padat seperti
jaringan akan menjadi tidak stabil dan kecenderungan untuk yaw sangat
meningkat. (2)
Yaw memiliki banyak hubungan dengan pola cedera peluru pada target,
disebut "balistik terminal". Sebuah peluru, kecepatan pendek tinggi mulai yaw
lebih parah dan berbalik, dan bahkan memutar, saat memasuki jaringan. Hal ini
menyebabkan kerusakan jaringan yang banyak, meningkatkan drag, dan
menanamkan lebih dari EK ke target. Sebuah peluru lagi, lebih berat mungkin
memiliki EK lebih pada jangkauan yang lebih panjang ketika mengenai sasaran,
tetapi dapat menembus sehingga peluru keluar dari target dengan banyak EK-nya
yang tersisa. Bahkan peluru dengan EK rendah dapat memberikan kerusakan
jaringan yang signifikan jika dapat dirancang untuk melepaskan semua EK ke
target, dan target pada jarak pendek (seperti dengan pistol). Meskipun yaw,
sebuah peluru utuh yang datang untuk beristirahat dalam jaringan umumnya
memiliki sumbu panjang sejajar sepanjang jalan jalur peluru, meskipun posisi
akhir dapat berupa moncong maju atau dasar ke depan.(10)
Jarak target dari moncong memainkan peran penting pada terjadinya luka,
untuk peluru ditembakkan dari pistol yang paling kehilangan energi kinetik yang
signifikan (KE) pada 100 meter, sementara kecepatan tinggi militer 0,308 putaran
masih memiliki EK cukup bahkan pada 500 meter . Militer dan berburu senapan
dirancang untuk memberikan peluru dengan EK lebih pada jarak lebih besar
daripada pistol dan senapan.(10)
Peluru mungkin berakhir bepergian kedua sisi-on atau base pertama
daripada moncong pertama karena berputar di sekitar sumbu lateral. Rotasi ini
umumnya berakhir pada saat peluru tersebut berpergian base pertama. Jelas ini
memperbesar ukuran rongga luka, sebagai peluru bepergian samping pada atau
basa-pertama akan memiliki frontal jauh lebih besar luas penampang. Sebuah luas
penampang yang lebih besar juga akan memperlambat peluru dan mengurangi
kedalaman penetrasi. (2,8)
Balistik akhir (Amunisi pada sasaran)
19
Balistik akhir adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang pola atau
bentuk tingkah laku dari suatu peluru atau proyektil dan pecahannya (fragmentasi)
pada suatu perkenaan (sasaran) serta tentang efek dari perkenaannya, tetapi bukan
berbicara tentang pengaruh luka yang diakibatkan oleh unsur kimia atau racun.
Pada perkenaan (sasaran) nantinya kita banyak berhubungan dengan bagaimana
menentukan kemungkinan kena (Probability of Hit) dan menghitung tentang
kemungkinan membunuh (Probability of Kill) dari peluru yang ditembakan ke
perkenaan (sasaran) tersebut sehingga di dalam balistik akhir nantinya akan
banyak sekali berhubungan dengan penggunaan pelajaran statistik seperti
penggunaan rumus untuk menghitung nilai rata-rata, nilai standar deviasi
(simpangan baku) dan menghitung titik kena rata-rata (TKRR) terhadap bidang
Horizontal dan Vertikal serta penggunaan beberapa Distribusi statistik lainnya
(Distribusi Normal , Distiribusi Binomial dan Distribusi F). Hal-hal lain yang
berhubungan dengan balistik akhir juga akan mempelajari tentang menghitung
energi dari pacahan (fragmentasi) dari munisi khusus (granat, mortir dan lainnya)
dan juga akan mempelajari tentang perhitungan daya tembus terhadap suatu
perkenaan berupa sararan baja serta permasalahan-permasalahan yang berkaitan
dengan ketelitian tembaknya.(6,7)
Jika luka tembak masuk dan hubungannya dengan luka tembak keluar
telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan arah tembakan. Arah
tembakan adalah jaras jalannya peluru memasuki tubuh melalui luka tembak
masuk menuju luka tembak keluar. (7)
Untuk alasan klaritas dan konsistensi, ahli forensik selalu menggambarkan
arah tembakan sebagaimana tubuh korban dalam posisi anatomis standar saat ia
ditembak. Tubuh korban berdiri penuh dengan tangan ekstensi pada sisi tubuhnya
dengan bagian palmar ke depan. Sebagai contoh luka tembak yang menembus
dada kiri dan keluar pada punggung kanan bawah, arah tembakan digambarkan
dari depan kebelakang, kiri ke kanan dan ke bawah. Biasanya ahli forensik hanya
bisa membuat opini dimana posisi tubuh korban bisa atau tidak konsisten dengan
arah tembakan, dan hanya bisa disesuaikan dengan saksi mata.(7)
Bentuk luka tembak masuk tergantung dari :
20
1. Sudut datang peluru
2. Jarak tembak
Peluru → tegak lurus bidang datar → LTM bulat dan dikelilingi kelim lecet yang
sama lebar (konsentris).
Peluru → mempunyai sudut → LTM oval, dengan kelim lecet yang lebih lebar
pada sudut datangnya (episentris)
Gambar 2. (a) Konsentris (b) Episentris (10
Gambar 3. (a) Konsentris (b) Episentris (11
Jenis jaringan mempengaruhi potensi luka, serta kedalaman penetrasi.
Bobot jenis (densitas) dan elastisitas dari jaringan. Para gravitasi tinggi tertentu,
semakin besar kerusakan. Semakin besar elastisitas, semakin sedikit kerusakan.
Dengan demikian, jaringan paru-paru kepadatan rendah dan elastisitas tinggi
21
kurang rusak dari otot dengan kepadatan yang lebih tinggi tetapi elastisitas
beberapa. Hati, limpa, dan otak tidak memiliki elastisitas dan mudah terluka,
seperti jaringan adiposa. Berisi cairan organ (kandung kemih, jantung, pembuluh
darah besar, usus) dapat meledak karena gelombang tekanan yang dihasilkan.
Sebuah tulang peluru mencolok dapat menyebabkan fragmentasi tulang dan / atau
peluru, dengan rudal sekunder banyak terbentuk, masing-masing melukai
tambahan produksi.(10)
Kecepatan di mana proyektil harus melakukan perjalanan untuk
menembus kulit adalah 163 fps dan untuk mematahkan tulang adalah 213 fps,
yang keduanya cukup rendah, sehingga faktor-faktor lain yang lebih penting
dalam memproduksi kerusakan. (10)
Merancang peluru untuk transfer efisien energi untuk target tertentu tidak
mudah, untuk target berbeda. Untuk menembus kulit tebal dan keras tulang gajah,
peluru harus menunjuk, diameter kecil, dan cukup tahan lama untuk ketahanan
terhadap disintegrasi. Namun, seperti peluru akan menembus jaringan yang paling
manusia seperti tombak, melakukan kerusakan sedikit lebih dari luka pisau.
Sebuah peluru yang dirancang untuk merusak jaringan manusia akan
membutuhkan semacam "rem" sehingga semua EK itu dikirim ke target.(10)
Lebih mudah untuk merancang fitur yang membantu perlambatan peluru
yang lebih besar, lambat bergerak dalam jaringan dari peluru, kecepatan tinggi
kecil.Tindakan tersebut meliputi modifikasi bentuk seperti bulat (hidung bulat),
pipih (wadcutter), atau menangkupkan (hollowpoint) hidung peluru. Peluru
hidung bulat memberikan sedikit pengereman, biasanya berjaket, dan berguna
terutama di pistol kecepatan rendah. Desain wadcutter menyediakan paling
pengereman dari bentuknya saja, tidak berjaket, dan digunakan dalam pistol
kecepatan rendah (sering untuk praktek sasaran). Sebuah desain wadcutter semi
adalah perantara antara hidung bulat dan wadcutter dan berguna pada kecepatan
menengah. Desain peluru Hollowpoint memfasilitasi mengubah peluru "dalam ke
luar" dan perataan depan, disebut sebagai "ekspansi". Ekspansi andal terjadi hanya
22
pada kecepatan melebihi 1200 fps, sehingga hanya cocok untuk pistol kecepatan
tertinggi. (10)
Pola Cedera Jaringan
Klasifikasi
Salah satu penentuan yang paling umum dari ahli patologi forensik adalah rentang
api. Luka tembak biasanya diklasifikasikan sebagai: (11)
1. Menghubungi
2. Menengah jangkauan
3. Jauh jangkauan
VII. Klasifikasi Senjata Api
Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan
mesin, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi
melalui larasnya. Proyektil yang dilepaskan dari suatu tembakan dapat tunggal,
dapat pula tunggal berurutan secara otomatis maupun dalam jumlah tertentu
bersama-sama. Senjata api dikelompokkan menjadi : (5)
Berdasarkan panjang laras :
Laras pendek : (5)
Revolver. Mempunyai metal drum (tempat penyimpanan 6 peluru) yang
berputar (revolve) setiap kali trigger di tarik dan menempatkan peluru baru
pada posisi siap untuk ditembakkan.
Pistol, peluru disimpan dalam sebuah silinder yang diputar dengan
menarik picunya.
Anak peluru untuk senjata api berlaras pendek jenis revolver untuk senjata
timah hitam yang kadang berselaput plastik,sedangkan anak peluru untuk
senjata berlaras pendek jenis pistol terbuat dari timah hitam sebagai inti
yang dibalut dengan tembaga, kuningan, atau nikel.
Berdasarkan alur laras (5)
1. Laras Beralur (Rifled bore)
23
Agar anak peluru dapat berjalan stabil dalam lintasannya, permukaan
dalam laras dibuat beralur spiral dengan diameter yang sedikit lebih kecil
dari diameter anak peluru, sehingga anak peluru yang didorong oleh
ledakan mesiu, saat melalui laras, dipaksa bergerak maju sambil berputar
sesuai porosnya, dan ini akan memperoleh gaya sentripetal sehingga anak
peluru tetap dalam posisi ujung depannya di depan dalam lintasannya,
setelah lepas laras menuju sasaran. Alur laras ini di bagi menjadi dua
yaitu, arah putaran ke kiri (COLT) dan arah putaran ke kanan ( Smith and
Wesson).
2. Laras tak beralur atau laras licin (Smooth Bore)
Senjata api jenis ini dapat melontarkan anak peluru anak peluru dalam
jumlah banyak pada satu kali tembakan. Contohnya adalah shot-gun.
VIII. Pemeriksaan Khusus Luka Tembak
Pada beberapa keadaan, pemeriksaan terhadap luka tembak masuk sering
dipersulit oleh adanya pengotoran oleh darah, sehingga pemeriksaan tidak dapat
dilakukan dengan baik, akibat penafsiran atau kesimpulan mungkin sekali tidak
tepat. Untuk menghadapi penyulit pada pemeriksaan tersebut dapat dilakukan
prosedur sebagai berikut: Luka tembak dibersihkan dengan hidrogen perokside
(3% by volume). Setelah 2-3 menit luka tersebut dicuci dengan air, untuk
membersihkan busa yang terjadi dan membersihkan darah. Dengan pemberian
hidrogen perokside tadi, luka tembak akan bersih, dan tampak jelas, sehingga
diskripsi dari luka dapat dilakukan dengan akurat. Selain secara makroskopik,
yaitu dengan karakteristik pada luka tembak masuk, tidak jarang diperlukan
pemeriksaan khusus untuk menentukan secara pasti bahwa luka tersebut luka
tembak masuk; ini disebabkan oleh karena tidak selamanya luka tembak masuk
memperlihatkan ciri-ciri yang jelas. Adapun pemeriksaan khusus yang dimaksud
adalah: pemeriksaan mikroskopik, pemeriksaan kimiawi, dan pemeriksaan
radiologik.(1)
Pemeriksaan Kimiawi
24
Pada “black gun powder” dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit, nitrat,
sulfis, sulfat, karbonat, tiosianat dan tiosulfat. ,Pada “smokeles gun powder”
dapat ditemukan nitrit dan selulosa nitrat. Pada senjata api yang modern,
unsur kimia yang dapat ditemukan ialah timah, barium, antimon, dan
merkuri.Unsur-unsur kimia yang berasal dari laras senjata dan dari peluru
sendiri dapat di temukan ialah timah, antimon, nikel, tembaga, bismut perak
dan thalium. Pemeriksaan atas unsur-unsur tersebut dapat dilakukan terhadap
pakaian, didalam atau di sekitar luka. Pada pelaku penembakan, unsur-unsur
tersebut dapat dideteksi pada tangan yang menggenggam senjata.(1)
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan secara radiologik dengan sinar-X ini pada umumnya untuk
memudahkan dalam mengetahui letak peluru dalam tubuh korban, demikian
pula bila ada partikel-partikel yang tertinggal. Pada “tandem bullet injury”
dapat ditemukan dua peluru walaupun luka tembak masuknya hanya satu.
Bila pada tubuh korban tampak banyak pellet tersebar, maka dapat dipastikan
bahwa korban ditembak dengan senjata jenis “shoot gun” , yang tidak beralur,
dimana dalam satu peluru terdiri dari berpuluh pellet. Bila pada tubuh korban
tampak satu peluru, maka korban ditembak oleh senjata jenis rifled. Pada
keadaan dimana tubuh korban telah membusuk lanjut atau telah rusak
sedemikian rupa, sehingga pemeriksaan sulit, maka dengan pemeriksaan
radiologi ini akan dengan mudah menentukan kasusnya, yaitu dengan
ditemukannya anak peluru pada foto rongent.(1,3)
Gambar 5 : Ditemukannya anak peluru pada foto rongent.(6)
Pemeriksaan Mikroskopik(1)
Perubahan mikroskopis yang tampak diakibatkan oleh dua faktor, yaitu akibat
trauma mekanis dan termis. Pada luka tembak tempel dan luka tembak jarak
dekat dapat terlihat :
25
- Kompresi ephitel,di sekitar luka tampak epithel yang normal dan yang
mengalami kompresi,elongasi,dan menjadi pipihnya sel-sel epidermal serta
elongasi dari inti sel,
- Distorsi dari sel epidermis di tepi luka yang dapat bercampur dengan butir-
butir mesiu.
- Epitel mengalami nekrose koagulatif, epitel sembab, vakuolisasi sel-sel
basal.
- Akibat panas, jaringan kolagen menyatu dengan pewarnaan HE, akan lebih
banyak mengambil warna biru (basofilik staining)
- Tampak perdarahan yang masih baru dalam epidermis (kelainan ini paling
dominan), dan adanya butir-butir mesiu
- Sel-sel pada dermis intinya mengkerut, vakuolisasi dan pignotik
- Butir-butir mesiu tampak sebagai benda tidak beraturan, berwarna hitam
atau hitam kecoklatan
- Pada luka tembak tempel “hard contact” permukaan kulit sekitar luka tidak
terdapat butir-butir mesiu atau hanya sedikit sekali, butir-butir mesiu akan
tampak banyak dilapisan bawahnya, khususnya disepanjang tepi saluran
luka
- Pada luka tembak tempel “soft contact” butir-butir mesiu terdapat pada
kulit dan jaringan dibawah kulit.
- Pada luka tembak jarak dekat, butir-butir mesiu terutama terdapat pada
permukaan kulit, hanya sedikit yang ada pada lapisan-lapisan kulit.
IX. Kesimpulan
Luka tembak merupakan suatu cedera pada tubuh yang diakibatkan oleh
senjata api. Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga
hasil peledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang
berkecepatan tinggi melalui larasnya. Berdasarkan panjang larasnya, senjata api
ini dikelompokan menjadi senjata api laras pendak dan senjata api laras panjang,
sedangkan berdasarkan alur pada laras, senjata api dikelompokan menjadi senjata
26
api baralur dan senjata api tanpa alur. Pada luka tembak terjadi robekan dan
kerusakan jaringan yang diakibatkan daya dorong peluru dalam menembus
jaringan. (1)
Peluru tidak selalu mengikuti garis lurus ke target. Kekuatan perputaran
peluru akan mempengaruhi jalur dari sebuah sumbu lurus lintasan. Efek
perputaran terdiri dari yaw, precession, dan nutation.(2)
Deskripsi luka ini mencakup lokasi luka, ukuran dan bentuk luka,
lingkaran abrasi, lipatan kulit yang utuh dan robek, bubuk hitam sisa tembakan
(jika ada), dan bagian tubuh yang ditembus. Selain dekripsi luka, kita juga harus
menentukan jarak tembakan dan arah tembakan. Penentuan jarak tembakan ini
dapat dilihatdari adanya jejas laras, kelim api, kelim jelaga, atau kelim tato.
Bentuk luka tembak masuk tergantung dari sudut datang peluru dan jarak tembak. (3,5)
Bila arah peluru datang tegak lurus bidang datar maka luka tembak masuk
berbentuk bulat dan dikelilingi kelim lecet yang sama lebar (konsentris). Bila arah
peluru datang mempunyai sudut maka luka tembak masuk berbentuk oval, dengan
kelim lecet yang lebih lebar pada sudut datangnya (episentris). Pemeriksaan
khusus pada luka tembak masuk seperti pemeriksaan mikroskopik, kimiawi,dan
sinar x mungkin diperlukan.(1,8)
27