teori dan konseptual asuhan keperawatan madeleine leiniger
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori keperawatan adalah sebagai usaha menguraikan dan menjelaskan
berbagai fenomena dalam keperawatan (dikutip dari Taylor c, dkk/1989). Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan
bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, dan mengontrol hasil
asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan. Model konseptual keperawatan
merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan
perawat di dalamnya.
Banyak model konseptual dan teori yang telah dikembangkan para ahli
keperawatan, dimana teori dan model konseptual merupakan suatu cara untuk
memandang, menilai situasi kerja yang menjadi petunjuk bagi perawat dalam
mendapatkan informasi agar perawat peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dan
tahu apa yang harus dilakukan.
Teori-teori keperawatan juga digunakan dalam prakti, penelitian dan proses
belajar-mengajar dalam bidang keperawatan sehingga perlu deperkenalkan, disaji dan
dikembangkan untuk memperkuat profesi keperawatan. Perawat perlu memiliki latar
belakang pengetahuan baik secara teoritis maupun empiris terhadap teori-teori
keperawatan yang ada, sehingga perawat dapat memahami dan mengaplikasikan teori-
teori tersebut.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan yang ada adalah teori keperawatan
yang dikembangkan oleh Madeleine Leininger yang lebih di kenal dengan teori “Trans
Cultural”.
B. TUJUAN
Tujuan ditulis makalah ini antara lain untuk meningkatkan pengetahuan tentang
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger serta dapat
mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP TEORI
Madeleine Leininger (13 juli 1925 di Sutton, Nebraska, Amerika Serikat)
adalah perintis teori keperawatan, yang pertama kali muncul pada tahun 1961.
kontribusinya untuk teori keperawatan melibatkan diskusi tentang apa itu peduli.
Terutama, ia mengembangkan konsep keperawatan transkultural, membawa peran
faktor budaya dalam praktek keperawatan ke dalam diskusi tentang bagaimana yang
terbaik untuk mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan.
Dr Madeleine Leininger memegang gelar akademis berikut dan judul:
PhD – Doctor of Philosophy (cultural and social Anthropology) PhD –
Doctor ofPhilosophy (Antropologi budaya dan sosial)
LHD – Doctor of Human Sciences LHD – Dokter Ilmu Pengetahuan
Manusia
DS – Doctor of Science DS – Dokter Sains
RN – Registered Nurse RN – Perawat Terdaftar
CTN – Certified Transcultural Nurse CTN – Perawat Transcultural
Bersertifikat
FRCNA – Fellow of the Royal College of Nursing in Australia FRCNA –
Fellow dari Royal College of Nursing di Australia
FAAN – Fellow American Academy of Nursing FAAN – Fellow
American Academy of Nursing
Leininger Madeline adalah seorang antropolog perawat perintis. Menjabat
dekan dari University of Washington, Sekolah Keperawatan pada tahun 1969, dia tetap
dalam posisi itu sampai 1974. janji nya mengikuti perjalanan ke New Guinea pada
tahun 1960 yang membuka matanya untuk kebutuhan perawat untuk memahami ‘pasien
dan latar belakang budaya mereka dalam rangka untuk menyediakan perawatan. Dia
dianggap oleh beberapa orang sebagai “Margaret Mead keperawatan” dan diakui di
seluruh dunia sebagai pendiri keperawatan transkultural, sebuah program yang dia
menciptakan di Sekolah pada tahun 1974.
Dia telah menulis atau menyunting 27 buku dan mendirikan Journal of
Transcultural Perawatan untuk mendukung penelitian Transcultural Keperawatan
Society, yang ia mulai tahun 1974.
2
Teman-halaman web Leininger Dr sekarang diletakkan di forum diskusi. Dr
Leininger telah menyediakan download dan jawaban atas berbagai pertanyaan
umum. Dewan pengguna didorong untuk mengirim pertanyaan untuk forum diskusi
tentang keperawatan transkultural, teori, dan risetnya. Dr Leininger senang membantu
mahasiswa dan dia menanggapi pertanyaan sebagai izin waktunya. Dewan pengguna
juga didorong untuk merespon satu sama lain.
Dr Leininger telah menyediakan bahan berikut yang dapat didownload pada forum
diskusi: Enabler Sunrise (Sunrise Model), Paket Informasi tentang Dr Leininger,
Informasi tentang Leininger’s 2005 Dr Awards Terobosan dan Beasiswa, Surat Terbuka
untuk Perawat dengan Informasi Kontak.
Madeleine Leininger adalah pendiri gerakan Transcultural Keperawatan di
seluruh dunia Dia tetap sebagai salah satu penulis paling produktif keperawatan dan
otoritas terkemuka di seluruh dunia dalam bidang perawatan budaya.
Pendidikan Madeliene M. Leininger :
Tahun 1948 lulus dari St. Anthony·s School of Nursing, Denver, CO.
Tahun 1950 mendapat BSN dari Benedictine College, Atchison, KS.M.
Tahun 1953 memperoleh MSc Keperawatan dari Catholic University,
Washington, DC.
Tahun 1965 mendapat gelar PhD dalam Antropology dari University of
Washington, Seattle.
B. KONSEP TEORI MADELEINE LEININGER
Teori Leininger adalah untuk menyediakan langkah-langkah perawatan yang
selaras dengan individu atau kelompok budaya kepercayaan, praktik, dan nilai-nilai.
Pada tahun 1960-an diamenciptakan budaya kongruen perawatan jangka panjang, yang
merupakan tujuan utama transkultural keperawatan praktek. Budaya perawatan
sebangun adalah mungkin bila tindakan terjadi dalam hubungan perawat-klien
(Leininger, 1981).
Leininger mengembangkan istilah baru untuk prinsip dasar teorinya. Ini definisi
dan prinsip-prinsip istilah kunci untuk memahami teori tersebut. Di bawah ini adalah
ringkasan dasar prinsip yang penting untuk memahami teori Leininger :
3
Care adalah untuk membantu orang lain dengan kebutuhan nyata atau
diantisipasi dalam upaya untuk memperbaiki kondisi manusia yang
menjadi perhatian atau untuk menghadapi kematian.
Merawat adalah tindakan atau kegiatan diarahkan memberikan perawatan.
Budaya mengacu pada belajar, berbagi, dan dipancarkan nilai-nilai,
keyakinan, norma, dan kehidupan dari individu tertentu atau kelompok
yang membimbing mereka berpikir, keputusan, tindakan, dan cara berpola
hidup.
Perawatan Budaya mengacu pada beberapa aspek budaya yang
mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk meningkatkan kondisi
manusia atau untuk menangani penyakit atau kematian.
Keragaman budaya peduli merujuk pada perbedaan dalam makna, nilai,
pantas tidaknya perawatan di dalam atau di antara kelompok-kelompok
orang yang berbeda.
Universalitas peduli Budaya mengacu pada perawatan umum atau arti
serupa yang
jelas di antara banyak budaya.
Keperawatan adalah profesi yang dipelajari dengan disiplin terfokus
dengan perawatan fenomena.
Worldview mengacu pada cara orang cenderung untuk melihat dunia atau
alam semesta dalam menciptakan pandangan pribadi tentang hidup.
Budaya dan dimensi struktur sosial termasuk faktor yang berhubungan
dengan agama, struktur sosial, politik / badan hukum, ekonomi, pola
pendidikan-terns, penggunaan teknologi, nilai-nilai budaya, dan
ethnohistory yang di-fluence tanggapan budaya manusia dalam konteks
budaya.
Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan
budaya dan dihargai oleh budaya yang ditunjuk.
Pelestarian budaya perawatan atau pemeliharaan mengacu pada
kegiatan pelayanan keperawatan yang membantu orang dari budaya
tertentu untuk menyimpan dan menggunakan inti kebudayaan nilai
perawatan terkait dengan masalah kesehatan atau kondisi.
4
Budaya akomodasi perawatan atau negosiasi merujuk kepada tindakan
keperawatan kreatifyang membantu orang-orang dari budaya tertentu
beradaptasi dengan atau bernegosiasi dengan lain- ers dalam kesehatan
masyarakat dalam upaya untuk mencapai tujuan bersama dari hasil
kesehatan yang optimal untuk klien dari budaya yang
ditunjuk. Memahami Kerja Theorists Perawat
Budaya perawatan restrukturisasi mengacu pada tindakan terapi yang
diambil oleh budaya perawat yang kompeten atau keluarga. Tindakan ini
memungkinkan atau sebagai klien untuk mengubah perilaku kesehatan
pribadi terhadap menguntungkan hasil sementara menghormati nilai-nilai
budaya klien.
Leininger mengusulkan bahwa ada tiga modus untuk membimbing penilaian
asuhan keperawatan, keputusan, atau tindakan untuk memberikan perawatan yang
tepat, bermanfaat, dan bermakna yaitu :
a. pelestarian dan / atau pemeliharaan
b. akomodasi dan / atau negosiasi
c. re-pola dan / atau restrukturisasi
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan care
dipengaruhi oleh elemen-elemen berikut yaitu : Struktur sosial seperti teknologi,
kepercayaan dan factor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai cultural, politik dan
factor-faktor legal, factor-faktor ekonomi, dan factor-faktor pendidikan. Faktor
sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis,
masing-masing sistem ini merupakan bagian struktur sosial. Pada setiap
kelompok masyarakat; pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam
masyarakat dan praktek-praktek. Yang merupakan bagian integral dari aspek-
aspek struktur sosial (Leininger dan MC Farland 2002). Dalam model
Sunrisenya Leininger menampilkan visualisasi hubungan antara beberapa
konsep yang disignifikan.
5
Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk
tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan.
Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan membantu
didefinisikan sebagai prilaku yang mendukung.
Menurut Leininger bantuan semacam itu baru dapat benar-benar efektif
jika latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan
dan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.
Beberapa inti dari model teorinya :
1. Asuhan membantu, mendukung atau membuat seorang atau kelompok
yang memiliki kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan
kondisinya.
2. Budaya diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai-nilai kelompok
tertentu.
3. Asuhan transkultural perawat secara sadar mempelajari norma-norma
dan nilai-nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan
bantuan dan dukungan dengan tujuan untuk membantu individu
mempertahankan tingkat kesejahteraanya.
4. Diversitas asuhan cultural, Keanekaragaman asuhan kultural mengakui
adanya variasi dan rentang kemungkinan tindakan dalam hal memberikan
bantuan dan dukungan.
5. Universalitas asuhan kultural merujuk pada persamaan atau
karakteristik universal, dalam hal memberikan bantuan dan dukungan.
6
C. HUBUNGAN MODEL DAN PARADIGMA KEPERAWATAN
1. DEFINISI
Madeline Leininger adalah pelopor keperawatan transkultural dan
seorang pemimpin dalam keperawatan transkultural serta teori asuhan
keperawatan yang berfokus pada manusia. Ia adalah perawat professional
pertama yang meraih pendidikan doctor dalam ilmu antropologi social dan
budaya. Dia lahir di Sutton, Nebraska, dan memulai karir keperawatannya
setelah tamat dari program diploma di “St. Anthony’s School of Nursing” di
Denver.
2. PARADIGMA KEPERAWATAN
2. 1. MANUSIA
Manusia adalah individu atau kelompok yamg memiliki nilai-nilai
dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menentukan pilihan
serta melakukan tindakan. Menurut Leininger, manusia memiliki
kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapun ia berada.
2. 2. KESEHATAN
Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan
secara kultural memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan
individu maupun kelompok untuk menampilkan kegiatan budaya mereka
sehari-hari, keuntungan dan pola hidup.
2. 3. LINGKUNGAN
Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi,
atau pengalaman-pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku
manusia, interpretasi, dan interaksi sosial dalam lingkungan fisik, ekologi,
sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.
7
2. 4. KEPERAWATAN
Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan
profesi keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan
fenomena perawatan manusia yang bertujuan untuk membantu,
memberikan dukungan, menfasilitasi, atau memampukan individu
maupun kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka dalam cara yang
menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong
orang-orang agar mampu menghadapi rintangan dan kematian.
D. HUBUNGAN TEORI MODEL LEININGER DENGAN KONSEP CARING
Caring adalah bentuk perhatian kepada orang lain, berpusat kepada orang
lain, menghargai harga diri dan kemanusiaan , berusaha mencegah terjadi suatu
yang buruk, serta memberi perhatian dan cinta. Caring adalah suatu tindakan
yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh,.
Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat
berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain.
Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik.
Caring menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek bio-psiko-
sosio-spiritual. Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien
dari berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan.
Leininger menggunakan metode ethnomethods sebagai cara untuk
melakukan pendekatan dalam mempelajari ”care” karena metode ini secara
langsung menyentuh bagaimana cara pandang, kepercayaan dan pola hidup yang
dinyatakan secara benar. Pada tahun 1960-an, Leininger mengembangkan
metode ethnonursing untuk mempelajari fenomena keperawatan secara spesifik
dan sistematik.
Ethnonursing berfokus pada sistematika studi dan klasifikasi pelayanan
keperawatan, nilai-nilai, praktik-praktik secara kognitif atau secara subjektif
yang dikenal sebagai designated cultured ( atau cultural representatives) melalui
bahasa lokal, pengalaman-pengalaman, keyakinan-keyakinan, dan sistem value
tentang fenomena keperawatan yang aktual dan potensial seperti kesehatan dan
faktor-faktor lingkungan.
8
Walaupun keperawatan telah menggunakan kata-kata ”care” dan
”caring” untuk menggambarkan praktek keperawatannya selama lebih dari satu
abad, definisi dan penggunaannya seringkali masih rancu dan hanyalah
berbentuk klise tanpa ada pengertian yang spesifik bagi klien atau bahkan bagi
perawat itu sendiri. „walau demikian, konsep caring adalah satu bahasan yang
paling sedikit dimengerti dan dipelajari dari pada bidang ilmu pengetahuan dan
area penelitian lainnya. Melalui definisi bahwa teori keperawatan transkultural
dan ethnomethodes yang berfokus pada “emic” (insiders‟ views) seseorang
dapat semakin dekat pada pengertian ”care” itu sendiri, karena ethnomethodes
bersumber pada people-centered data dan tidak berasal dari opini peneliti
tersebut (outsiders‟ views), kepercayaan dan prakteknya. Tujuan penting dari
teori ini adalah bagaimana teori ini dapat mendokumentasikan, mengetahui,
memprediksikan dan menjelaskan secara sistematis data dilapangan tentang
fakta universal dan perbedaan yang ada terkait dengan pelayanan professional,
pelayanan secara umum dan pelayanan keperawatan. Tujuan secara umum teori
keperwatan transkultural adalah untuk menentukan people‟s emic terhadap
”care” sesuai dengan keyakinan dan praktek pelayanan dan mempelajari sumber
pengetahuan ini menggunakan persfektif etika keperawatan. Tujuannya adalah
untuk membuktikan bahwa ”care” adalah cocok dan masuk akal terhadap
kebutuhan klien dan realita yang ada.
Leininger meyakini bahwa “ perilaku caring dan praktiknya secara unik
membedakan keperawatan terhadap kontribusi dari disiplin ilmu yang lain.”
Alasan utama untuk mempelajari caring adalah :
a. Konsep ”care” muncul secara kritis pada pertumbuhan manusia,
perkembangan manusia, dan kemampuan bertahan pada makhluk hidup.
b. Untuk secara eksplisit mengerti secara menyeluruh aturan-aturan pemberi
pelayanan dan penerima pelayanan pada kultur yang berbeda untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan secara kultural.
c. ”Care” adalah studi untuk memenuhi kebutuhan yang esensial untuk proses
penyembuhan, perbaikan dan untuk bertahan pada manusia dan kelompok
sepanjang waktu.
9
d. Profesi keperawatan telah mempelajari ”care” secara terbatas tetapi secara
sistematis dari persfektif kultural dan telah melupakan aspek-aspek
epistemology dan ontology yg berlandaskan pada pengetahuan keperawatan.
Leininger menyatakan bahwa care adalah fenomena yang luas dan
eklusive yang sering muncul pada pola hidup masyarakat yang dapat dijadikan
landasan bagi perawat dalam menerapkan “care” pada terapi tertentu dalam
rangka menjaga kondisi sehat, mencegah penyakit, proses penyembuhan dan
membantu orang menghadapi kematian. Lebih lanjut lagi, perhatian utama pada
thesisnya adalah jika seseorang mengerti secara keseluruhan mengenai kosep
”care”, orang tersebut dapat memprediksi kesejahteraan individu, keluarga dan
kelompoknya.
Jadi “care” menurut sudut pandang Leininger merupakan salah satu
konsep yang paling kuat dan fenomena distinctive bagi keperawatan.
Sebagaimana bentuk dan konsep care itu sendiri, sehingga harus benar-benar di
dokumentasikan, dimengerti dan digunakan agar ”care” menjadi petunjuk utama
bagi terapi keperawatan dan penjelasan tentang praktek-praktek keperawatan.
Leininger (1991) telah mengembangkan bentuk yang relevan dengan
teori tetapi hanya beberapa hal yang didefinisikan :
a. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, dukungan atau
perilaku lain yang berkaitan atau untuk individu lain / kelompok dengan
kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
b. Caring adalah tindakan yang diarahkan untuk membimbing, mendukung
individu lain/kelompok dengan nyata atau antisipasi kebutuhan untuk
meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
c. Kultur/Culture adalah berkenaan dengan mempelajari, membagi dan
transmisi nilai, kepercayaan, norma dan praktik kehidupan dari sebuah
kelompok yang dapat menjadi tuntunan dalam berfikir, mengambil keputusan,
bertindak dan berbahasa.
d. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui
nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang mana membimbing, mendukung atau
memberi kesempatan individu lain atau kelompok untuk mempertahankan
kesehatan, meingkatkan kondisi kehidupan atau kematian serta keterbatasan.
10
e. Nilai kultur berkenaan dengan pengambilan keputusan tentang suatu cara
yang hendak dijalani sesuai dengan adat kebiasaan yang dipercayai dalam
periode waktu tertentu.
f. Perbedaan kulture dalam keperawatan adalah variasi dari pengertian, pola
nilai atau simbol dari perawatan kesehatan untuk meningkatkan kondisi
manusia, jalan kehidupan atau untuk kematian.
g. Cultural care universality yaitu sesuatu hal yang sangat umum, seperti
pemahaman terhadap nilai atau simbol dari pengaruh budaya terhadap kesehatan
manusia.
h. Ethnosentris adalah kepercayaan yang mana satu ide yang dimiliki,
kepercayaan dan praktiknya lebih tinggi untuk culture yang lain.
i. Cultural imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan
untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas culture lain karena
mereka percaya bahwa ide mereka lebih tinggi dari pada kelompok lain.
Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan
pelayanan yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja
dengan prinsip ”care” dan pemahaman yang dalam mengenai ”care” sehingga
culture‟s care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup memberikan landasan yang
realiabel dan akurat untuk perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap
pelayanan pada kultur tertentu. Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat
memisahkan cara pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur ( orang
biasa dan profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan , sakit, atau pelayanan
saat bekerja dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini
saling berhubungan satu sama lain. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik,
ekonomi dan kekeluargaaan adalah kekuatan signifikan yang berdampak pada
”care” dan mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit.
11
E. HUBUNGAN TEORI MODEL LEININGER DENGAN KONSEP HOLSIM
Holistic artinya menyeluruh. Perawat perlu melakukan asuhan
keperawatan secara menyeluruh/ holistic care, hal ini dikarenakan objek
keperawatan adalah manusia yang merupakan indivcidu yang utuh sehingga
dengan asuhan keperawatan terhadap individu harus dilakukan secara
menyeluruh dan holistic.
Pada asuhan holistic maupun menyeluruh individu diperlakukan secara
utuh sebagai individu/ manusia, perbedaan asuhan keperawatan menyeluruh
berfokus memadukan berbagai praktek dan ilmu pengetahuan kedalam satu
kesatuan asuhan. Sedangkan asuhan holistic berfokus pada memadukan
sentiment kepedulian ( sentiment of care) dan praktek perawatan ke dalam
hubungan personal-profesional antara perawat dan pasien yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan pasien sebagai individu yang utuh.
Leininger dengan teori modelnya telah dengan jelas memaparkan bahwa
asuhan keperawatan yang diberikan pada klien atau kelompok harus
mengikutsertakan individu/kelompok secara keseluruhan termasuk aspek bio-
psiko-sosio-spiritual dengan menitikberatkan konsep terapi pada kondisi kultural
klien.
F. HUBUNGAN TEORI MODEL LEININGER DENGAN KONSEP
HUMANISM
Filosofi (Watson 1979, 1989, 1988) mendefinisikan hasil dari aktifitas
keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistic dari kehidupan.
Tindakan keperawatan mengacu kepada pemahaman hubungan antara sehat,
sakit dan perilaku manusia. Intervensi keperawatan diberikan dengan proses
perawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami
prilaku dan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual maupun
yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana cara berespon kepada orang
lain dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus
pemahaman kepada dirinya sendiri. Selain itu perawat memberikan kenyamanan
dan perhatian serta empati kepada klien dan keluarganya, asuhan keperawatan
tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh perawat dalam
pemberian pelayanan keperawatan pada klien (Watson, 1987).
12
Hubungan dari teori Leininger dan konsep humanism ini bahwa
memberikan pelayanan kesehatan pada klien dengan memandang klien sebagai
invidu sebagai personal lengkap dengan fungsinya.
G. PROSES ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
Proses asuhan keperawatan dengan pendekatan teori keperawatan
transkultural adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian (assessment)Sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien (individu,
keluarga, kolompok, komunitas, lembaga) perawat terlebih dulu mempunyai
pengetahuan mengenai pandangan dunia (world view) tentang dimensi dan
budaya serta struktur sosial yang berkembang di perbagai belahan dunia (secara
global) maupun masyarakat dalam lingkup yang sempit. Dimensi budaya dan
struktur sosial tersebut dipengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu : teknologi, agama
dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan, nilai budaya dan gaya hidup,
politik dan hukum, ekonomi dan pendidikan.
2. Rencana Tindakan Keperawatan (Intervensi)Peran perawat pada transkultural nursing teory ini adalah menjembatani
antara system perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan system
perawatan professional melalui asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat
digambarkan oleh Leininger seperti dibawah ini:
Sistem Generik atau Tradisional
Asuhan Keperawatan
Sistem Profesional
Sumber : Tomey & Alligood, 1998
Oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana
tindakan keperawatan yang akan diberikan pada klien (individu, kelompok,
keluarga, komunitas, lembaga) dengan mempertimbangkan generic carring dan
professional carring.
13
3. Tindakan keperawatan ( Implementasi)
Tindakan keperawatan yang diberikan pada klien harus tetap
memperhatikan 3 prinsip askep, yaitu :
a) Culture care preservation/ maintenance
Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan fenomena budaya
guna membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup
yang di inginkan.
b) Culture care accommodation/ negotiation
Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan budaya yang ada,
yang merefleksikan cara-cara untuk beradaptasi, bernegosiasi atau
mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup klien.
c) Culture care repatterning/ restructuring
Prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu
memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien kearah yang lebih
baik.
4. Evaluasi.
Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural
pada asuhan keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing carry
health and well being yaitu asuhan keperawatan yang kompeten berdasarkan
budaya dan pengetahuan kesehatan yang sensitive, kreatif, serta cara-cara yang
bermakna guna mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan bagi klien.
H. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI TRNSCULTURAL DARI
LEININGER
A. KELEBIHAN
1. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat
memberikan pengetahuan kepad perawat dalam pemberian asuhan dengan
latar belakang budaya yang berbeda.
2. Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk
memaksimalkan pelaksanaan model-model teori lainnya (teori Orem, King,
Roy, dll).
14
3. Penggunakan teori ini dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan
berdampak terhadap pasien, staf keperawatan dan terhadap rumah sakit.
4. Penggunanan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat
keputusan yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan.
5. Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan
pengembangan praktek keperawatan .
B. KELEMAHAN
1. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri
sendiri dan hanya digunakan sebagai pendamping dari berbagai macam
konseptual model lainnya.
2. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam
mengatasi masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model
teori lainnya.
Akhirnya, menurut Leininger, tujuan studi praktek pelayanan kesehatan
transkultural adalah meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia
dalam kaitan dengan kesehatannya. Dengan mengidentifikasi praktek
kesehatan dalam berbagai budaya (kultur) baik dimasa lalu maupun zaman
sekarang, akan terkumpul persamaan-persamaan, sehingga kombinasi
pengetahuan tentang pola praktek transkultural dengan kemajuan teknologi
dapat menyebabkan makin sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan
orang banyak dari berbagai kultur.
15
BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULANTeori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan
dipengaruhi oleh elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti tehnologi,
kepercayaan dan faktor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan
fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor pendidikan.
Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan
sejarah etnis, masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada
setiap kelompok masyarakat : pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam
masyarakat dan praktek-praktek yang merupakan baggian integral dari aspek-
aspek struktur sosial.
Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan
antara berbagai konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang
dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan) merupakan inti dari
idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari
keperawatan.
Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung.
Menurut Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif jika
latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan
pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.
B. SARAN1. Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman
tentang ilmu antropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan
yang baik.
2. Pelaksanaan teori leininger memerlukan pengabungan dari teori
keperawatan yang lain yang terkait seperti teori adaptasi, self care, dll
16
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, S.Kep, Ners, Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta:
Penerbit buku kedokteran EGC
http://melisaoktalieta.wordpress.com/2012/11/13/5/
http://ermadcaprio.blog.com/2011/03/15/konsep-model-keperawatan-maddeleine-
leininger/
http://bayu-inside.blogspot.com/2011/10/konsep-model-keperawatan-
maddeleine.html
http://renal-mumar.blogspot.com/2012/04/teori-keperawatan-madeleine-
leininger.html
http://fitriyaninrasi.blogspot.com/2013/11/model-konsep-dan-teori-
keperawatan.html
http://ermadcaprio.blog.com/2011/03/15/konsep-model-keperawatan-maddeleine-
leininger/
17