teori belajar behavioristik

Upload: citra-nurmalita

Post on 02-Mar-2016

59 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

TRANSCRIPT

TEORI BELAJAR PERILAKU

TEORI BELAJAR PERILAKUMenekankan kepada bagaimana konsekuensi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dari perilaku, dapat mengubah perilaku individu dari waktu ke waktu, dan bagaimana individu mencontoh perilaku individu yang lain. (Budayasa, 1998:3) TEORI BELAJAR KOGNITIFMenekankan pada proses mental yang tidak dapat diamati yang digunakan seseorang untuk belajar dan mengingat informasi atau ketrampilan yang baru. (Budayasa, 1998:3) PENGERTIAN BELAJARPerubahan didalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang tidak disengaja ataupun disengaja. Pada pelaksanaan dikelas pengertian belajar yang terpenting adalah membantu siswa belajar konsep, ketrampilan dan beragam informasi yang berguna untuk masa depannya. (Budayasa, 1998:3-6) 11PERINTIS EVOLUSI TEORI BELAJAR PERILAKUIVAN PAVLOVClassical Conditioning (Pengkondisian Klasik)

Stimulus Tak Terkondisi :Tanpa Pengkondisian atau tanpa latihan terlebih dahulu. (Kesukaan /Hal yang menyenangkan).Respon Tak Terkondisi :Tanpa perlu latihan. (Naluri yang dikeluarkan/umpan balik dari melihat hal yang disukai)Stimulus Netral :Tidak mempunyai efek respon untuk stimulus/ respon pada saat tak terkondisi. (Budayasa, 1998:7-9)

E.L . THORNDIKEHukum Pengaruh

Teori Stimulus-Respon (S-R) :Stimuli yang diberikan setelah perilaku tertentu mempunyai pengaruh terhadap perilaku selanjutnya. (Menyenangkan hasilnya akan meningkat/ tidak menyenangkan hasilnya akan menurun).(Budayasa,1998:10-11)

B.F. SKINNERPengkondisian Operan

Perilaku seseorang segera diikuti oleh konsekuensi yang menyenangkan, maka orang tersebut akan lebih sering mengulangi perilaku tersebut serta melemahkan perilaku yang lain. Dan sebaliknya

(Budayasa,1998:11-13)

22PENERAPAN DARI KETIGA TEORI BELAJAR PERILAKU PADA PELAKSANAAN DIKELAS SMK JURUSAN TEKNIK BANGUNAN

IVAN PAVLOVClassical Conditioning (Pengkondisian Klasik)

Siswa/mahasiswa teknik Bangunan cenderung untuk tidak menyukai mata pelajaran Mekanika Rekayasa (Mekrek), disisi lain pelajaran (Mekrek) adalah kunci dasar dari semua mata pelajaran. Maka agar terhindar dari kondisi tersebut, dibuatlah pelaksanaan pembelajaran langsung antara teori & aplikasi SAP agar siswa menyukai Mekrek.

E.L . THORNDIKEHukum Pengaruh

Teori Stimulus-Respon (S-R) :Dari model pembelajaran Mekrek yang dibuat semenyenangkan mungkin, maka akan membuat siswa senang untuk mengikuti pelajaran pada pertemuan-pertemuan berikutnya dengan melaksanakan kegiatan dikelas sebaik-baiknya.

B.F. SKINNERPengkondisian Operan

Dengan siswa memahami konsep dan tujuan pelajaran Mekrek dengan baik,serta guru selalu memberikan model pembelajaran untuk Mekrek yang menyenangkan, maka siswa akan lebih mudah untuk mempelajari mata pelajaran yang penting lainnya, seperti Konstruksi Baja dan Konstruksi Beton.

3PERTANYAAN (Lembar 1) : 1. Membandingkan dari teori belajar perilaku oleh Palpov, Thorndike, dan Skinner, yang manakah teori belajar perilaku yang efektif dilaksanakan pada Proses Belajar Mengajar (PBM) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ? Jawaban :Teori Skinner efektif diaplikasikan pada PBM di SMK, karena siswa SMK cenderung untuk mengeluarkan perilaku tanpa kehadiran stimuli tak terkondisi. Jadi, perilaku seseorang segera diikuti oleh konsekuensi yang menyenangkan,maka siswa tersebut cenderung lebih sering mengulangi perilaku tersebut. (Budayasa,1998:12)

2. Bagaimana pengaruh dari teori belajar perilaku E.L. Thorndike, apabila dilaksanakan pada PBM siswa di SMK ?4PRINSIP TEORI BELAJAR PERILAKU

5Peranan KonsekuensiPerilaku berubah sesuai dengan konsekuensi.

Penguat (Reinforcer)Konsekuensi yang menyenangkan

Hukuman (Puniser)Konsekuensi yang tidak menyenangkan

Penguat PrimerMemuaskan kebutuhan dasar manusia. Ex : Makan, Minum, Seks

Penguat SekunderDiperoleh dari nilai-nilai yang dikaitkan dengan penguat primer. Ex : Pujian, Cinta, Senyuman

121.a1.b(Budayasa,1998:14-16)PENGUATAN POSITIF DAN NEGATIF6Penguat PrimerMemuaskan kebutuhan dasar manusia. Ex : Makan, Minum, belajar

Penguat SekunderDiperoleh dari nilai-nilai yang dikaitkan dengan penguat primer. Ex : Pujian, Cinta, Senyuman

1.a1.bPenguat Positif

Penguat NegatifKonsekuensi perilaku yang berupa pembebanan dari situasi yang tidak menyenangkan .

Memperkuat Perilaku

(Budayasa,1998:16-17)7PRINSIP PREMACK, 1965Menukar aktivitas yang lebih menyenangkan dengan aktivitas yang kurang menyenangkan, dapat tidaknya ikut berpartisipasi dalam aktivitas yang menyenangkan itu bergantung pada keberhasilan menyelesaikan aktivitas yang tidak menyenangkan tadi. (Budayasa, 1998:18) PRINSIP UTAMA APLIKASI PENGUATAN DALAM KELAS1. Berikan penguatan positif terhadap siswa sesuai dengan apa yang dia kerjakan. 2. Memberikan pedoman perilaku apa yang diinginkan oleh pendidik inginkan dan berikan alasan perlunya perilaku tersebut. Bila Penguatan diberikan pada siswa atas dasar perilaku disekolah dan pekerjaan yang berhubungan dengan sekolah, maka perilaku siswa akan menjadi lebih baik (Budayasa, 1998:18-19)

8PERTANYAAN (Lembar 2) : 1. Jika pada materi buku Budayasa, 1998:18 contoh pengaplikasian prinsip (Premack,1965) dilakukan pada siswa Sekolah Dasar (SD) yang memiliki pola berpikir masih sederhana. Bagaimana dengan pengaplikasian prinsip Premack pada tingkatan siswa SMK ? Jawaban :Prinsipnya,menukar aktivitas yang lebih menyenangkan dengan aktivitas yang kurang menyenangkan,dapat tidaknya ikut berpartisipasi dalam aktivitas yang menyenangkan itu tergantung pada keberhasilkan aktivitas yang kurang menyenangkan tadi.Pada siswa SMK Bangunan penerapannya dicontohkan seperti, Guru akan menjadwalkan pemakaian komputer untuk mata pelajaran CAD apabila siswa menyelesaikan tugas gambar manual.

2. Bagaimana hasil perbandingan antara siswa yang sering diberikan penguatan positif dengan siswa yang sering diberikan penguatan negatif didalam kelas pada tingkatan siswa SMK ?(Budayasa, 1998:18)HUKUMAN9Hukuman (Puniser)Konsekuensi yang tidak menyenangkan

2Bukan termasuk Hukuman (Puniser)Individu merasa senang pada hukumanEx : - Pengeluaran Siswa dikelas / ditegur

Tidak mengurangi perilaku Hukuman Paksaan (Presentation Punishment)Konsekuensi yang tidak menyenangkan. Ex : Menggambar dengan manual jika siswa copy paste gambar CAD.diperlihatkanHukuman Larangan (Removal Punishment)Konsekuensi penghapusan penguatan.Ex : Tidak diperkenankan istirahat.Hukuman harus diterapkan secara kontinue untuk memperbaiki perilaku.(Budayasa, 1998:19-21)HUKUMAN LARANGAN 10Hukuman Larangan (Removal Punishment)Konsekuensi penghapusan penguatan.Ex : Tidak diperkenankan istirahat.Time Out :Menyuruh siswa salah perilaku untuk berdiri dipojok kelas selama beberapa menit.

Rasa MaluPenurunan Perilaku (Skiba & Raison, 1990)Sering diterapkan disekolahEfek Time Out SegeraEfek Time Out jangka panjang(Budayasa, 1998:22)KESEGERAAN KONSEKUENSIPenguatan kecil yang diberikan segera akan menimbulkan efek yang besar dibandingkan dengan penguatan yang tertunda (Kulik, 1998)

Umpan balik segera lebih efektif dibandingkan umpan balik tertunda (Leach and Graves,1973).Tujuannya :1. Membuat hubungan antara perilaku dan konsekuensi jelas.2. Meningkatkan nilai informasi dari umpan balik itu.Ex : - Memberikan hasil tugas siswa pada hari yang sama siswa mengerjakan.Segera memberikan penguatan positif (pujian,semangat) terhadap siswa yang tidak melakukan perilaku yang tidak diharapkan.

11(Budayasa, 1998:23-25)12PERTANYAAN (Lembar 3) : 1. Bagaimana cara mengatasi siswa yang telah terlanjur bersifat agresif dan menghindari dari lingkungan hukuman diterapkan ? Jawaban :Diberikan bentuk hukuman/penguatan selembut mungkin dan digunakan sebagai bagian dari rencana yang hati-hati, tidak dilakukan karena frustasi atau jangan dilakukan secara tidak konsekuen.

2. Bagaimana merubah seorang guru yang sudah terbiasa pada pola hukuman yang tidak berdasarkan dari teori jenson, 1988 dan Olearny, 1977. Sebagai contoh kasus, guru AN terbiasa untuk memberi hukuman dengan cara berkata kasar / umpatan pada siswa yang membuat siswa cenderung untuk tidak termotivasi pada materi pelajaran yang dibimbing oleh AN dan menghindari lingkungan untuk mapel guru AN ?(Budayasa, 1998: 23)PENGAJARAN PERILAKU BARU13PEMBENTUKAN (SHAPING) Membentuk perilaku anak dengan cara memberikan penguatan pada semua langkah yang mengarah pada tujuan akhirDibawah ini adalah skema Pembentukan dikelas SMK Jurusan Bangunan pada Mata Pelajaran MPL-CAD :

GuruSiswa

123Tujuan Akhir(Budayasa, 1998:26-27)PENGAJARAN PERILAKU BARU14PERANTAIAN (CHAINING) Pengajaran efektif digunakan bila anak berpindah dengan cepat dari suatu keberhasilan ke keberhasilan yang lainDibawah ini adalah skema Peraintaian dikelas SMK Jurusan Bangunan pada Mata Pelajaran MPL-CAD :

GuruSiswa12(Budayasa, 1998:28-29)

Tujuan Akhir

PENGAJARAN PERILAKU BARU15PEMUNAHAN (EXTINCTION) Jika penguatan dihilangkan, individu sering meningkatkan perilakunya untuk sementara, setelah itu menurun dan menghilangDibawah ini adalah skema Pemunahan dikelas SMK Jurusan Bangunan pada Mata Pelajaran Mekrek :

(Budayasa, 1998:29-31)

Topik 1Topik 2Topik 3Topik 4Tes

Pemberian materi yang menyenangkan dan menarik, dapat menurunkan dan menghilangkan perilaku buruk dalam belajar.16PERTANYAAN (Lembar 4) : 1. Dari ketiga cara pengajaran perilaku baru diatas, analisikan mana penguatan yang paling cocok diterapkan pada PBM tingkat SMK ? Jawaban :Pemunahan (Extinction) paling cocok diterapkan pada PBM tingkat SMK, karena pemunahan merupakan satu kunci untuk menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan. Perilaku itu akan diperlemah, dan akhirnya perilaku yang buruk itu menaghilang/ punah.

2. Pada Pengajaran perilaku baru pembentukan (Shaping). Bagaimana bila langkah-langkah yang dilakukan tidak dapat atau memerlukan waktu yang sangat lama dalam mencapai tujuan akhir. Apakah harus mundur 1 langkah dari langkah yang dianggap gagal/ harus mengulang dari awal dan memikirkan kembali proses pengajaran yang sesuai ?(Budayasa, 1998:30)(Budayasa, 1998:29)JADWAL PENGUATAN (RENTANG WAKTU PENGUATAN)17Rentang waktu penguatanRasio Tetap (Fixed Ratio)FRRasio Variabel (Variable Ratio)VRPenguatan Berkelanjutan (Countinous Reinforcement)CRFBentuk UmumEx: FR.10Ex: CRF/FR.1Siswa mampu bekerja mandiri dan perilaku ini lebih tahan lama terhadap pemunahanEfek SegeraNilai penguatan berkurang , siswa bosan dipujiEfek SegeraBanyaknya perilaku tidak dapat diramalkanMendorong siswa untuk berperilaku sebaik-baiknya.Efek Segera(Budayasa, 1998:31-33)JADWAL PENGUATAN (RENTANG WAKTU PENGUATAN)18Rentang waktu penguatanInterval Tetap (Fixed Interval)FIInterval Variabel (Variable Interval)VIEx: Ujian AkhirSiswa mampu bekerja keras pada saat periode waktu tertentuEfek SegeraPenguatan diberikan dalam suatu interval acakCenderung bekerja sebaik-baiknya sebelum penguatan diberikan.Efek Segera(Budayasa, 1998:34-35)HAL-HAL PENTING DARI JADWAL PENGUATANRasio Tetap (FR)Jadwal rasio tetap yang efektif akan memotifasi individu untuk melakukan pekerjaan yang besar volumenya dimulai dengan penguatan berkelanjutan (FR.1 FR.n) dan mendorong individu itu bekerja serta bergerak ke persyaratan tinggi untuk mendapatkan penguatan. 19Rasio Variabel (VR)Rasio variabel efektif dilakukan karena akan menghasilkan perilaku yang tahan terhadap kepunahan. Artinya walaupun perilaku itu tidak dikuatkan lagi, perilaku itu tetap bertahan untuk waktu yang lamaInterval Tetap (FI)Untuk hasil yang efektif akan lebih baik apabila guru memberikan beberapa kali ujian singkat (ulangan harian) daripada hanya sekali ujian utama.(Budayasa, 1998:31-35)Interval Variabel (VI)Sangat efektif untuk menjaga agar perilaku yang diinginkan bertahan lama, dan menghindari pemunahan perilaku yang baik.20PERTANYAAN (Lembar 5) : 1. Bagaimana penerapan jadwal penguatan Rasio Variabel (VR) pada siswa SMK dalam kegiatan prakerin/PSG? Jawaban :Penerapannya yaitu guru mengunjungi tempat prakerin/PSG setiap siswa yang dibimbing setiap 3X seminggu secara acak, maka akan mendorong siswa selalu siap kehadirannya setiap saat dan melaksanakan tugas prakerin sebaik-baiknya.

2. Apakah pelaksanaan jadwal penguatan Rasio Tetap dengan Interval tetap dapat diterapkan secara bersama-sama dalam satu rangkaian periode tertentu ?(Budayasa, 1998:33)