teori belajar aliran psikologi behavioristik 2

Upload: fatqurrozi-ozzi

Post on 08-Apr-2018

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    1/36

    TEORI BELAJAR ALIRAN PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK,KOGNITIFISTIK DAN HUMANISTIK

    Makalah

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

    Psikologi Belajar Pendidikan Agama Islam

    Oleh:

    Rida Ulfa Ulum : D01208118

    Athik Winarsih : D01208123

    Kuteb Syarifuddin : D01208124

    Devi Agusdina M : D01208125

    Dosen Pembimbing:

    Drs. Syaifuddin, M. Pd. I

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

    SURABAYA

    2009

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    2/36

    KA T A P E AN T AR

    Dengan menyebut nama A llah yang Maha Pengas ih lagi Maha Penyayang,

    lantunan syukur kam i haturkan kepada-Nya seh ingga k ita mas ih da lam lingkaran

    shirot a l-mustaq im.

    Sho lawat serta sa lam semoga ter limpah curahkan kepada junjungan

    seluruh umat, sang penegak kebenaran, Nab i Muhammad SAW karena ajaran

    beliaulah k ita se lamat dar i kedza liman dun ia dan akh irat.

    Beg itu su litnya menyempurnakan maka lah ini seh ingga ter lalu jauhdar i kata layak dan pantas untuk d ikonsums i oleh para pembaca dan kam i menyadar i

    sepenuhnya bahwa maka lah ini tidak akan se lesa i tanpa bantuan dan dukungan

    semua p ihak, untuk itu kam i ucapkan ter ima kas ih kepada se luruh p ihak yang

    telah membantu dem i terse lesa ikannya penyusunan maka lah ini, yang ter lalu

    banyak untuk d isebutkan satu persatu.

    Dengan se lesa inya maka lah ini, kam i berharap membawa manfaat bag i

    pembaca dan kam i send ir i khususnya. Kr itik dan saran yang bers ifat membangun

    akan kam i ter ima dengan senang hat i.

    Surabaya, 12 Oktober 2009

    Penyusun

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    3/36

    BAB I

    PE NDAHU L UAN

    A. L B l Masa lahT eor i belajar ada lah teor i yang prakmat ik dan ek lekt ik. T eor i dengan

    sifat dem ik ian ini hamp ir di past ikan t idak pernah mempunya i sifat ekstr im.

    T idak ada teor i belajar yang secara ekstr im memperhat ikan aspek s iswa saja,

    aspek guru saja, aspek kur ikulum saja dan sebaga inya.

    T itik fokus yang menjad i pusat perhat ian suatu teor i se lalu ada. Ada

    yang lebih mement ingkan proses be lajar, ada yang lebih mement ingkan s istem

    informas i yang d iolah da lam proses be lajar, dan lain-lain. Namun faktor-

    faktor lain du luar t itik fokus itu juga se lalu d i per lukan untuk menje laskan

    seluruh persoa lan be lajar yang d i bahas.

    Manus ia ada lah makh luk indivi du dan makh luk sos ial. Da lam

    hubungannya manus ia sebaga i makh luk sos ial, terkandung suatu maksud

    bahwa manus ia baga imanapun juga t idak lepas dar i indivi du yang lainnya.

    Secara kodrat i manus ia akan se lalu h idup bersama. H idup bersama antar

    manus ia akan ber langsung da lam berbaga i bentuk komun ikas i dan s ituas i.

    Da lam keh idupan semacam inilah terjad i interaks i. Dengan dem ik ian keg iatan

    hidup manus ia akan se lalu d iserta i dengan proses interaks i atau komun ikas i,

    ba ik interaks i dengan a lam lingkungan, interaks i dengan sesama, maupun

    interaks i dengan tuhannya, ba ik itu sengaja maupun t idak d isengaja.

    Sehubungan dengan ha l tersebut, dengan ket idak terbatasannya aka l

    dan ke inginan manus ia, untuk itu per lu d ifaham i secara benar mengena i

    pengert ian proses dan interaks i belajar. Be lajar dan mengajar ada lah dua

    keg iatan yang tungga l tap i memang mem ilik i makna yang berbeda. Be lajar

    diart ikan sebaga i suatu perubahan t ingkah- laku karena has il dar i penga laman

    yang d i pero leh. Sedangkan mengajar ada lah keg iatan menyed iakan kond isi

    yang merangsang serta mangarahkan keg iatan be lajar s iswa/subjek be lajar

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    4/36

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    5/36

    BAB II

    PE MBAHASAN

    A. T eor i Belajar Behav ior isme

    1. T eor i Behav ior ismeSecara pragmat is, teor i belajar dapat d i paham i sebaga i pr insp i p

    umum atau kumpu lan pr insi p yang sa ling berhubungan dan merupakan penje lasan atas sejum lah fakta dan penemuan yang berka itan dengan

    per istiwa be lajar.1

    T eor i belajar beha vior isme ada lah sebuah teor i yang d icetuskanoleh Gage dan Ber liner tentang perubahan t ingkah laku sebaga i has il dar i

    penga laman .2

    Beha vior isme merupakan sa lah satu pendekatan untuk memaham i

    per ilaku individu. Beha vior isme memandang indivi du hanya dar i sisi fenomena

    jasman iah, dan mengaba ikan aspek-aspek menta l. Dengan kata lain, beha vior isme

    tidak mengaku i adanya kecerdasan, bakat, m inat dan perasaan individu da lam

    suatu be lajar. Per istiwa be lajar semata-mata me latih ref leks-ref leks sedem ik ian

    rupa seh ingga menjad i keb iasaan yang d ikuasa i indivi du. T eor i kaum beha vor is

    lebih d ikena l dengan nama teor i belajar, karena se luruh per ilaku manus ia ada lah

    has il belajar. Be lajar art inya perbahan per ilaku organ ise sebaga i pengaruh

    lingkungan. Beha vior isme t idak mau mempersoa lkan apakah manus ia ba ik atau

    jelek, ras iona l atau emos iona l, beha vior isme hanya ingin mengetahu i baga imana

    per ilakunya d ikenda likan o leh faktor-faktor lingkungan.

    Dalam art i teor i belajar yang lebih menekankan pada t ingkah laku

    manus ia. Memandang indivi du sebaga i makhluk reakt if yang member i respon

    terhadap lingkungan. Penga laman dan peme liharaan akan membentuk per ilaku

    mereka. Dar i hal ini, t imbu lah konsep manus ia mes in (Homo Mechan icus). C ir i dar i teor i ini ada lah

    1Muh i bbin Syah, Psikologi Belajar, 2009 . (P T : Raja Graf indo Pustaka :Jakarta). Ha l. 92.

    2Gage, N.L., & Ber liner, D. Educational Psychology . Second Ed ition, (Ch icago : RandMc. Na lly), 1979.

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    6/36

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    7/36

    manus ia ada lah buny i bel di kelas untuk penanda waktu tanpa d isadar i

    menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap buny i-buny ian yang

    berbeda dar i pedagang makan, be l masuk, dan antr i di bank. Dar i contoh tersebut d iterapkan strateg i Pa vlo ternyata indivi du dapat

    dikenda likan me lalui cara menggant i stimulus a lami dengan st imulus

    yang tepat untuk mendapatkan pengu langan respon yang d iinginkan.

    Sementara indivi du t idak sadar d ikenda likan o leh st imulus dar i luar.

    Belajar menurut teor i ini ada lah suatu proses perubahan yang terjad i

    karena adanya syarat-syarat yang men imbu lkan reaks i.Yang terpent ing

    dalam be lajar menurut teor i ini ada lah adanya lat ihan dan

    pengu langan. Ke lemahan teor i ini ada lah be lajar hanya lah terjad i

    secara otomat is keakt ifan dan penentuan pr i bad i dihiraukan.

    b. T hornd ike (1874-1949)

    Menurut T hornd ike be lajar merupakan per istiwa terbentuknya

    asos ias i-asos ias i antara per istiwa yang d isebut st imulus dan respon.

    T hornd ike menggambarkan proses be lajar sebaga i proses pemecahan

    masa lah. Da lam penye lidikannya tentang proses be lajar, pe lajar harus

    di ber i persoa lan, da lam ha l ini T hornd ike me lakukan eksper imendengan sebuah puzz lebox. Eksper imen yang d ilakukan ada lah dengan

    kucing yang d imasukkan pada sangkar tertutup yang apab ila p intunya

    dapat d i buka secara otomat is bila knop d i da lam sangkar d isentuh.

    Percobaan tersebut menghas ilkan teor i T r ial dan Error. C ir i-cir i belajar

    dengan T r ial dan Error Ya itu : adanya akt ivitas, ada berbaga i respon

    terhadap berbaga i situas i, ada e liminasa i terhadap berbaga i respon

    yang sa lah, ada kemajuan reaks i-reaks i mencapa i tujuan.

    Atas dasar percobaan d i atas, T hornd ike menemukan hukum-

    hukum be lajar :

    1) Hukum Kes iapan ( L aw of Read iness)

    Jika suatu organ isme d idukung o leh kes iapan yang kuat

    untuk mempero leh st imulus maka pe laksanaan t ingkah laku akan

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    8/36

    men imbu lkan kepuasan individu seh ingga asosa ias i cenderung

    di perkuat.

    2 ) Hukum L at ihanHukum latihan akan menyebabkan mak in kuat atau mak in

    lemah hubungan S-R. Semak in ser ing suatu t ingkah laku d ilatih

    atau d igunakan maka asos ias i tersebut semak in kuat. Hukum ini

    sebenarnya tercerm in da lam perkataan repetioest mater studiorum

    atau practice makes perfect.

    3) Hukum ak ibat ( E fek )

    Hubungan st imulus dan respon cenderung d i perkuat b ila

    ak i bat menyenangkan dan cenderung d i per lemah j ika ak i batnya

    tidak memuaskan. Rumusan t ingkat hukum ak i bat ada lah, bahwa

    suatu t indakan yang d iserta i has il menyenangkan cenderung untuk

    di pertahankan dan pada waktu lain akan d iulang i. Jadi hokum

    ak i bat menunjukkan baga imana pengaruh has il suatu t indakan bag i

    perbuatan serupa.

    c. Sk inner (1904-1990)

    Sk inner menganggap reward dan re inforcement merupakanfaktor pent ing da lam be lajar. Sk inner berpendapat bahwa tujuan

    ps ikologi ada lah merama l, mengontro l tingkah laku. Pada teor i ini

    guru member i penghargaan had iah atau n ilai tinggi sehingga anak akan

    lebih raj in. T eor i ini juga d isebut dengan operant cond itioning.

    Operant cond itioning ada lah suatu proses penguatan per ilaku operant

    yang dapat mengak i batkan per ilaku tersebut dapat d iulang kemba li

    atau mengh ilang sesua i keinginan.

    Operant cond iting menjam in respon terhadap st imuli. Bila t idak

    menunjukkan st imuli maka guru t idak dapat memb imbing s iswa untuk

    mengarahkan t ingkah lakunya. Guru mem ilik i peran da lam mengontro l

    dan mengarahkan s iswa da lam proses be lajar seh ingga tercapa i tujuan

    yang d iinginkan.

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    9/36

    Pr insi p be lajar Sk inners ada lah :

    1) Has il belajar harus segera d i ber itahukan pada s iswa j ika sa lah

    di betu lkan j ika benar d i ber i penguat. 2) Proses be lajar harus meng ikut i irama dar i yang be lajar. Mater i

    pelajaran d igunakan sebaga i sistem modu l.

    3) Dalam proses pembe lajaran lebih d i pent ingkan akt ivitas

    send ir i, tidak d igunakan hukuman. Untuk itu lingkungan per lu

    diubah untuk mengh indar i hukuman.

    4) T ingkah laku yang d iinginkan pend idik d i ber i hadiah dan

    seba iknya had iah d i ber ikan dengan d igunakannya jadwa l

    var iab le rat io re inforcer.

    5) dalam pembe lajaran d igunakan shapp ing.

    3. Ana lisis T entang T eor i Behav ior ist ik

    Kaum beha vior is menje laskan bahwa be lajar sebaga i suatu proses

    perubahan t ingkah laku d imana reinforcement dan punishment menjad i

    stimulus untuk merangsang pebe lajar da lam berper ilaku. Pend idik yang

    mas ih menggunakan kerangka beha vior istik b iasanya merencanakan

    kur ikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjad i bag ian-bag ian kec il

    yang d itanda i dengan suatu keteramp ilan tertentu. Kemud ian, bag ian-

    bag ian tersebut d isusun secara h irark i, dar i yang sederhana sampa i yang

    komp lek (Pau l, 1997).

    Pandangan teor i beha vior istik te lah cukup lama d ianut o leh para

    pend idik. Namun dar i semua teor i yang ada, teor i Sk inner lah yang pa ling

    besar pengaruhnya terhadap perkembangan teor i belajar beha vior istik.

    Program-program pembe lajaran sepert i T eaching Machine , Pembe lajaran

    berprogram, modu l dan program-program pembe lajaran lain yang berp i jak

    pada konsep hubungan st imulus-respons serta mement ingkan faktor-faktor

    penguat (reinforcement ), merupakan program pembe lajaran yang

    menerapkan teor i belajar yang d ikemukakan Sk iner.

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    10/36

    T eor i beha vior istik banyak d ikr itik karena ser ingka li tidak mampu

    menje laskan s ituas i belajar yang komp leks, sebab banyak var iabe l atau

    hal-ha l yang berka itan dengan pend idikan dan/atau be lajar yang dapatdiubah menjad i sekedar hubungan st imulus dan respon. T eor i ini tidak

    mampu menje laskan peny impangan-peny impangan yang terjad i dalam

    hubungan st imulus dan respon.

    Pandangan beha vior istik juga kurang dapat menje laskan adanya

    var ias i tingkat emos i pebe lajar, wa laupun mereka mem ilik i penga laman

    penguatan yang sama. Pandangan ini tidak dapat menje laskan mengapa

    dua anak yang mempunya i kemampuan dan penga laman penguatan yang

    relat if sama, ternyata per ilakunya terhadap suatu pe lajaran berbeda, juga

    dalam mem ilih tugas sangat berbeda t ingkat kesu litannya. Pandangan

    beha vior istik hanya mengaku i adanya st imulus dan respon yang dapat

    diamat i. Mereka t idak memperhat ikan adanya pengaruh p ik iran atau

    perasaan yang mempertemukan unsur-unsur yang d iamat i tersebut.

    T eor i beha vior istik juga cenderung mengarahkan pebe lajar untuk

    berf ik ir linier, kon vergen, t idak kreat if dan t idak produkt if. Pandangan

    teor i ini bahwa be lajar merupakan proses pembentukan atau shap ing, ya itu

    membawa pebe lajar menuju atau mencapa i target tertentu, seh ingga

    menjad ikan peserta d idik t idak bebas berkreas i dan ber imaj inas i. Padaha l

    banyak faktor yang mempengaruh i proses be lajar, proses be lajar t idak

    sekedar pembentukan atau shaping .

    Sk inner dan tokoh-tokoh lain pendukung teor i beha vior istik

    memang t idak menganjurkan d igunakannya hukuman da lam keg iatan

    pembe lajaran. Namun apa yang mereka sebut dengan penguat negat if

    (negative reinforcement ) cenderung membatas i pebe lajar untuk berp ik ir

    dan ber imaj inas i.

    Menurut Guthr ie hukuman memegang peranan pent ing da lam

    proses belajar. Namun ada beberapa a lasan mengapa Sk inner t idak

    sependapat dengan Guthr ie, ya itu:

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    11/36

    a. Pengaruh hukuman terhadap perubahan t ingkah laku sangat bers ifat

    sementara.

    b. Dampak ps ikologis yang buruk mungk in akan terkond isi (menjad i bag ian dar i jiwa s i terhukum) b ila hukuman ber langsung lama.

    c. Hukuman yang mendorong s i terhukum untuk mencar i cara lain

    (mesk i pun sa lah dan buruk) agar ia terbebas dar i hukuman. Dengan

    kata lain, hukuman dapat mendorong s i terhukum me lakukan ha l-ha l

    lain yang kadangka la lebih buruk dar i pada kesalahan yang

    di perbuatnya.

    Sk inner lebih percaya kepada apa yang d isebut sebaga i penguat

    negat if. Penguat negat if t idak sama dengan hukuman. Ket idaksamaannya

    ter letak pada b ila hukuman harus d i ber ikan (sebaga i stimulus) agar respon

    yang muncu l berbeda dengan respon yang sudah ada, sedangkan penguat

    negat if (sebaga i stimulus) harus d ikurang i agar respon yang sama menjad i

    semak in kuat. M isalnya, seorang pebe lajar per lu d ihukum karena

    melakukan kesa lahan. Jika pebe lajar tersebut mas ih saja me lakukan

    kesa lahan, maka hukuman harus d itambahkan. T etap i jika sesuatu t idak

    mengenakkan pebe lajar (seh ingga ia me lakukan kesa lahan) d ikurang i

    (bukan ma lah d itambah) dan pengurangan ini mendorong pebe lajar untuk

    memperba ik i kesa lahannya, maka inilah yang d isebut penguatan negat if.

    Lawan dar i penguatan negat if ada lah penguatan pos itif ( positive

    reinforcement ). Keduanya bertujuan untuk memperkuat respon. Namun

    bedanya ada lah penguat pos itif menambah, sedangkan penguat negat if

    ada lah mengurang i agar memperkuat respons.

    4. Aplikas i T eor i Behav ior ist ik da lam Pembe lajaran

    Aliran ps ikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap

    arah pengembangan teor i dan praktek pend idikan dan pembe lajaran h ingga

    k ini ada lah a liran beha vior istik. A liran ini menekankan pada terbentuknya

    per ilaku yang tampak sebaga i has il belajar. T eor i beha vior istik dengan

    mode l hubungan st imulus responnya, mendudukkan orang yang be lajar

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    12/36

    sebaga i individu yang pas if. Respon atau per ilaku tertentu dengan

    menggunakan metode dr ill atau pemb iasaan semata. Muncu lnya per ilaku

    akan semak in kuat b ila di ber ikan re inforcement dan akan mengh ilang b iladikena i hukuman.

    Aplikas i teor i beha vior istik da lam keg iatan pembe lajaran

    tergantung dar i beberapa ha l sepert i: tujuan pembe lajaran, s ifat mater i

    pelajaran, karakter istik pebe lajar, med ia dan fas ilitas pembe lajaran yang

    tersed ia. Pembe lajaran yang d irancang dan berp i jak pada teor i

    beha vior istik memandang bahwa pengetahuan ada lah obyekt if, past i, tetap,

    tidak berubah. Pengetahuan te lah terstruktur dengan rap i, seh ingga be lajar

    ada lah pero lehan pengetahuan, sedangkan mengajar ada lah mem indahkan

    pengetahuan ( transfer of knowledge ) ke orang yang be lajar atau pebe lajar.

    Fungs i mind atau p ik iran ada lah untuk menj i plak struktur pengetahuan yag

    sudah ada me lalui proses berp ik ir yang dapat d iana lisis dan d i pilah,

    seh ingga makna yang d ihas ilkan dar i proses berp ik ir sepert i ini ditentukan

    oleh karakter istik struktur pengetahuan tersebut. Pebe lajar d iharapkan

    akan mem ilik i pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang

    diajarkan. Art inya, apa yang d i paham i oleh pengajar atau guru itulah yang

    harus d i paham i oleh mur id.

    Dem ik ian ha lnya da lam pembe lajaran, pebe lajar d ianggap sebaga i

    objek pas if yang se lalu membutuhkan mot ivasi dan penguatan dar i

    pend idik. O leh karena itu, para pend idik mengembangkan kur ikulum yang

    terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu da lam proses

    pembe lajaran yang harus d icapa i oleh para pebe lajar. Beg itu juga da lam

    proses e valuas i belajar pebe lajar d iukur hanya pada ha l-ha l yang nyata dan

    dapat d iamat i seh ingga ha l-ha l yang bers ifat t idak teramat i kurang

    di jangkau da lam proses e valuas i.

    I mplikas i dar i teor i beha vior istik da lam proses pembe lajaran

    dirasakan kurang member ikan ruang gerak yang bebas bag i pebe lajar

    untuk berkreas i, bereksper imentas i dan mengembangkan kemampuannya

    send ir i. Karena s istem pembe lajaran tersebut bers ifat otomat is-mekan is

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    13/36

    dalam menghubungkan st imulus dan respon seh ingga terkesan sepert i

    k inerja mes in atau robot. Ak i batnya pebelajar kurang mampu untuk

    berkembang sesua i dengan potens i yang ada pada d ir i mereka. Karena teor i beha vior istik memandang bahwa pengetahuan te lah

    terstruktur rap i dan teratur, maka pebe lajar atau orang yang be lajar harus

    dihadapkan pada aturan-aturan yang je las dan d itetapkan ter lebih du lu

    secara ketat. Pemb iasaan dan d isi plin menjad i sangat esens ial da lam

    belajar, seh ingga pembe lajaran lebih banyak d ikaitkan dengan penegakan

    disi plin. Kegaga lan atau ket idakmampuan da lam penambahan

    pengetahuan d ikategor ikan sebaga i kesa lahan yang per lu d ihukum dan

    keberhas ilan be lajar atau kemampuan d ikategor ikan sebaga i bentuk

    per ilaku yang pantas d i ber i had iah. Dem ik ian juga, ketaatan pada aturan

    di pandang sebaga i penentu keberhas ilan be lajar. Pebe lajar atau peserta

    didik ada lah objek yang berper ilaku sesua i dengan aturan, seh ingga

    kontro l belajar harus d i pegang oleh s istem yang berada d i luar d ir i

    pebe lajar.

    T ujuan pembe lajaran menurut teor i beha vior istik d itekankan pada

    penambahan pengetahuan, sedangkan be lajar sebag i akt ivitas m imet ic,

    yang menuntut pebe lajar untuk mengungkapkan kemba li pengetahuan

    yang sudah d i pelajar i da lam bentuk laporan, ku is, atau tes. Penyaj ian isi

    atau mater i pelajaran menekankan pada ketramp ian yang ter isolas i atau

    akumu lasi fakta meng ikut i urutan dar i bag ian ke kese luruhan.

    Pembe lajaran meng ikut i urutan kur ikulum secara ketat, seh ingga akt ivitas

    belajar lebih banyak d idasarkan pada buku teks/buku waj i b dengan

    penekanan pada ketramp ilan mengungkapkan kemba li isi buku teks/buku

    waj i b tersebut. Pembe lajaran dan e valuas i menekankan pada has il belajar.

    Evaluas i menekankan pada respon pas if, ketramp ilan secara

    terp isah, dan b iasanya menggunakan paper and penc il test. E valuas i has il

    belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya b ila pebe lajar

    menjawab secara benar sesua i dengan ke inginan guru, ha l ini

    menunjukkan bahwa pebe lajar te lah menye lesa ikan tugas be lajarnya.

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    14/36

    Evaluas i belajar d i pandang sebag i bag ian yang terp isah dar i

    keg iatan pembe lajaran, dan b iasanya d ilakukan sete lah se lesa i kegiatan

    pembe lajaran. T eor i ini menekankan e valuas i pada kemampuan pebe lajar secara indivi dua l.

    B. T eor i Belajar Kogn it ivisme

    Ada beberapa ah li yang be lum merasa puas terhadap penemuan

    para ah li sebe lumnya mengena i belajar sebaga i sebuah proses hubungan

    stimulus-response-re inforcement. Mereka berpendapat bahwa t ingkah laku

    seseorang t idak hanya d ikontro l oleh reward dan re inforcement. Menurut

    mereka t ingkah laku seseorang senant iasa d idasarkan pada kogn itif, ya itu

    tindakan mengena l atau mem ik irkan s ituas i dimana t ingkah laku itu

    terjad i. Da lam s ituas i belajar, seseorang ter li bat langsung da lam s ituas i itu

    dan mempero leh insight untuk pemecahan masa lah. Jadi kaum kogn itif is

    berpandangan, bahwa t ingkah laku seseorang lebih bergantung kepada

    pemahaman terhadap hubungan hubunganyang ada d idalam suatu

    situas i. Mereka member i tekanan pada organ isas i pegamatan atas st imuli

    di da lam lingkungan serta pada faktor yang mempengaruh i pengematran

    tersebut.

    1. Teor i kogn it if Gesta ltT eor i kogn itif mu lai berkembang dengan lahirnya teor i belajar

    gesta lt. Pe letak dasar teor i gesta lt ada lah Merx Werthe imer (1880-1943)

    yang mene liti tentang pengamatan dan prob lem so lving. Sumbangannya

    diikut i oleh Kurt Koffka (1886-1941) yang mengura ikan secara terper inc i

    tentang hokum-hukum pengamatan, kemud ian Wo lfgang Koh ler (1887-

    1959) yang mene liti tentang insight pada s impase. Kaum gesta ltis

    berpendapat bahwa penga laman itu berstuktur yang terbentuk da lam suatu

    kese luruhan. Menurut pandangan gesta ltis, semua keg iatan be lajar

    menggunakan pemahaman terhadap hubungan hubungan, terutama

    hubungan antara bag ian dan kese luruhan. I ntinya, menurut mereka, t ingkat

    keje lasan dan keberart ian dar i apa yang d iamat i da lam s ituas i belajar

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    15/36

    ada lah lebih men ingkatkan kemampuan be lajar seseorang dar i pada

    dengan hukuman dan ganjaran.

    2 . T eor i be lajar C ogn it ive-f ield dar i L ew inKurt Lew in (1892-1947) mengembangkan suatu teor i belajar

    kogn itiv-f ield dengan menaruh perhat ian kepada kepr i bad ian dan

    ps ikologi soc ial. Lew in memandang mas ing-mas ing indivi du berada d i

    da lam suatu medan kekuatan yang bers ifat ps ikologis. Medan d imana

    indivi du bereaks i disebut life space. L ife space mencankup perwujudan

    lingkungan d i mana indivi du bereaks i, misa lnya ; orang orang yang

    di jumpa inya, objek mater ial yang ia hadap i serta fungs i kejiwaan yang ia

    milik i. Jadi menurut Lew in, be lajar ber langsung sebaga i ak i bat dar i

    perubahan da lam struktur kogn itif. Perubahan sruktur kogn itif itu ada lah

    has il dar i dua macam kekuatan, satu dar i stuktur medan kogn isi itu send ir i,

    yang lainya dar i kebutuhan mot ivas i interna l individu. Lew in member ikan

    peranan lebih pent ing pada mot ivas i dar i reward.

    3. T eor i Belajar C ogn it ive Deve lopmenta l dar i Piaget

    Dalam teor inya, P iaget memandang bahwa proses berp ik ir sebaga i

    akt ivitas gradua l dar i fungs i inte lektua l dar i konkret menuju abstrak.

    Piaget ada lah ah li psikolog de velopmentat karena pene litiannya

    mengena i tahap tahap perkembangan pr i bad i serta perubahan umur yang

    mempengaruh i kemampuan be lajar individu. Menurut P iaget,

    pertumbuhan kapas itas menta l member ikan kemampuan-kemapuan menta l

    yang sebe lumnya t idak ada. Pertumbuhan inte lektuan ada lah t idak

    kuant itat if, me lainkan kua litat if. Pada intinya, perkembangan kogn itif

    bergantung kepada akomodas i. Kepada s iswa harus d i ber ikan suatu area

    yang be lum d iketahu i agar ia dapat be lajar, karena ia tak daapat be lajar

    dar i apa yang te lah d iketahu inya.

    4. J erome Bruner dengan D iscovery L earn ingnya

    Yang menjad ikan dasar ide J. Bruner ialah pendapat dar i Piaget

    yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara akt if d i dalam be lajar

    di kelas. Untuk itu bruner memaka i cara dengan apa yang d isebutnya

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    16/36

    disco very learn ing, ya itu d imana mur id mengorgan isas i bahan pe lajaran

    yang d i pelajara i dengan suatu bentuk akh ir yang sesua i dengan t ingkat

    kemajuan anak tersebut. Bruner menyebutkan hendaknya guru harusmember ikan kesempatan kepada mur idnya untuk menjad i seorang

    prob lem so lver, seorang sc ient ist, h istor ian atau ah li matemat ika. B iarkan

    mur id k ita menemukan art i bag i dir i mereka send ir i dan memungk inkan

    mereka mempe lajar i konsep-konsep d i da lam bahasa yang mereka

    mengert i.4

    Belajar seharusnya menjad i keg iatan yang tak terp isahkan dar i

    keh idupan manus ia. Be lajar merupakan sa lah satu kebutuhan h idup

    manus ia yang pa ling pent ing da lam upaya mempertahankan h idup dan

    mengembangkan d ir i. Da lam dun ia pend idikan be lajar merupakan

    akt ivitas pokok da lam penye lenggaraan proses be lajar-mengajar. Me lalui

    belajar seseorang dapat memaham i sesuatu konsep yang baru, dan atau

    menga lam i perubahan t ingkah laku, s ikap, dan ketramp ilan.

    Pada dasarnya terdapat dua pendapat tentang teor i belajar ya itu

    teor i belajar a liran beha vior istik dan teor i belajar kogn itif. T eor i belajar

    beha vior istik menekankan pada pengert ian be lajar merupakan perubahan

    tingkah laku, seh ingga has il belajar ada lah sesuatu yang dapat d iamat i

    dengan indra manus ia langsung tertuangkan da lam t ingkah laku. Sepert i

    yang d ikemukakan o leh Ahmad i dan Supr iono (1991 : 121) bahwa be lajar

    ada lah suatu proses usaha yang d ilakukan individu untuk mempero leh

    suatu perubahan t ingkah laku yang baru secara kese luruhan sebaga i has il

    penga laman indivi du itu send ir i da lam interaks i dengan lingkungannya.

    Sedangkan teor i belajar kogn itif lebih menekankan pada be lajar

    merupakan suatu proses yang terjad i da lam aka l pik iran manus ia. Sepert i

    juga diungkapkan o leh W inkel (1996 : 53) bahwa Be lajar ada lah suatu

    akt ivitas menta l atau ps ik is yang ber langsung da lam interaks i akt if dengan

    lingkungan yang menghas ilkan perubahan-perubahan da lam pengetahuan

    4Oemar Hama lik, Psikologi Belajar Mengajar, (Sinar Baru A lgesindo :Bandung), 2004.

    Hal. 49.

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    17/36

    pemahaman, ketramp ilan dan n ilai sikap. Perubahan itu bers ifat secara

    relat if dan berbekas.

    Seh ingga dapat d isimpulkan bahwa pada dasarnya be lajar ada lahsuatu proses usaha yang me li batkan akt ivitas menta l yang terjad i dalam

    dir i manus ia sebaga i ak i bat dar i proses interaks i akt if dengan

    lingkungannya untuk mempero leh suatu perubahan da lam bentuk

    pengetahuan, pemahaman, t ingkah laku, ketramp ilan dan n ilai sikap yang

    bers ifat re lat if dan berbekas.

    Sesua i dengan karakter istik matemat ika maka be lajar matemat ika

    lebih cenderung termasuk ke da lam a liran be lajar kogn itif yang proses dan

    has ilnya t idak dapat d ilihat langsung da lam konteks perubahan t ingkah

    laku. Ber ikut ada lah beberapa teor i belajar kogn itif menurut beberapa

    pakar teor i belajar kogn itif :

    5 . T eor i Belajar P iaget

    Jean P iaget ada lah seorang ilmuwan per ilaku dar i Swiss, ilmuwan

    yang sangat terkena l da lam pene litian mengena i perkembangan berp ik ir

    khususnya proses berp ik ir pada anak.

    Menurut P iaget set iap anak mengembangkan kemampuan

    berp ik irnya menurut tahap yang teratur. Pada satu tahap perkembangan

    tertentu akan muncu l skema atau struktur tertentu yang keberhas ilannya

    pada setiap tahap amat bergantung pada tahap sebe lumnya. Adapun

    tahapan-tahapan tersebut ada lah:

    a. T ahap Sensor i Motor(dar i lah ir sampa i kurang leb ih umur

    dua tahun)

    Dalam dua tahun pertama keh idupan bay i ini, dia dapat

    sed ik it memaham i lingkungannya dengan ja lan me lihat, meraba

    atau memegang, mengecap, menc ium dan menggerakan. Dengan

    kata lain mereka menganda lkan kemampuan sensor ik serta

    motor iknya. Beberapa kemampuan kogn itif yang pent ing muncu l

    pada saat ini. Anak tersebut mengetahu i bahwa per ilaku yang

    tertentu men imbu lkan ak i bat tertentu pu la bag i dir inya. M isalnya

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    18/36

    dengan menendang-nendang d ia tahu bahwa se limutnya akan

    bergeser dar inya.

    b. T ahap Pra-operas iona l ( kurang leb ih umur dua tahunhingga tujuh tahun)

    Dalam tahap ini sangat menonjo l seka li kecenderungan

    anak-anak itu untuk se lalu menganda lkan d ir inya pada perseps inya

    mengena i rea litas. Dengan adanya perkembangan bahasa dan

    ingatan anakpun mampu meng ingat banyak ha l tentang

    lingkungannya. I nte lek anak d i batas i oleh egosentr isnya ya itu ia

    tidak menyadar i orang lain mempunya i pandangan yang berbeda

    dengannya.

    c. T ahap Operas i Konkr it (kurang leb ih tujuh sampa i sebe las

    tahun)

    Dalam tahap ini anak-anak sudah mengembangkan p ik iran

    logis. Da lam upaya mengert i tentang a lam seke lilingnya mereka

    tidak ter lalu menggantungkan d ir i pada informas i yang datang dar i

    panca indra. Anak-anak yang sudah mampu berp ik ir secara operas i

    konkr it sudah menguasa i sebuah pe lajaran yang pent ing ya itu

    bahwa cir i yang d itangkap o leh panca indra sepert i besar dan

    bentuk sesuatu, dapat saja berbeda tanpa harus mempengaruh i

    misalnya kuant itas. Anak-anak ser ing ka li dapat meng ikut i logika

    atau pena laran, tetap i jarang mengetahu i bila membuat kesa lahan.

    d. T ahap Operas i Forma l (kurang leb ih umur sebe las tahun

    sampa i limabe las tahun)

    Selama tahap ini anak sudah mampu berp ik ir abstrak ya itu

    berp ik ir mengena i gagasan. Anak dengan operas i forma l ini sudah

    dapat mem ik irkan beberapa a lternat if pemecahan masa lah. Mereka

    dapat mengembangkan hukum-hukum yang ber laku umum dan

    pert imbangan ilmiah. Pem ik irannya t idak jauh karena se lalu ter ikat

    kepada ha l-ha l yang bes ifat konkr it, mereka dapat membuat

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    19/36

    hi potes is dan membuat ka idah mengena i ha l-ha l yang bers ifat

    abstrak.

    Berdasarkan ura ian d iatas, P iaget membag i tahapan perkembangan kemampuan kogn itif anak menjad i empat tahap

    yang d idasarkan pada us ia anak tesebut.

    T eor i belajar P iaget member ikan pengaruh yang luar b iasa

    terhadap perkembangan teor i pembe lajaran kogn itif. Ha l ini

    terbukt i dengan banyaknya pene liti yang tertar ik me lakukan

    ana lisis serta memper luas teor i tersebut. sa lah satu kr itik yang

    cukup tajam terhadap teor i Piaget ada lah berkenaan dengan asums i

    bahwa pengert ian akan suatu struktur yang sama akan d i pero leh

    pada us ia yang sama da lam berbaga i doma in inte lektua l. I mplikas i

    dar i hal ini ada lah ket ika seorang anak sudah dapat mengawetkan

    besaran suatu unsur dengan mengena li bahwa besaran dar i benda

    tersebut sama ter lepas dar i bentuknya anak secara ras iona l dapat

    diduga akan mengawetkan konsep berat, karena struktur antara

    konsep besaran dan berat sama. T ernyata bersadar pada stud i

    eksper imenta l yang d ilakukan o leh para pene liti hal ini tidak

    sepenuhnya benar. Ha l ini dianggap sebaga i sebuah peny impangan.

    Peny impangan yang d imaksud ada lah terjad inya perbedaan cara

    dalam mempero leh sebuah struktur yang sama o leh seorang

    indivi du. Dar i beberapa has il pengembangan pene litian da lam teor i

    ini ternyata peny impangan ini laz im terjad i sebaga imana

    diungkapkan o leh B iggs dan Co llis (1982). Fakta ini mem icu

    sebuah pengembangan teor i dar i teor i Piaget yang d ikena l dengan

    neo-P iaget ian theor ies.

    Biggs dan Co llis ada lah pene liti yang turut me lakukan dan

    ana lisis teor i belajar P iaget. Sa lah satu isu utama yang d ikaj i oleh

    kedua pene liti ini berka itan dengan struktur kogn itif. T eor i mereka

    dikena l dengan Structure of Obser ved Learn ing Outcomes

    (SOLO). B iggs dan Co llis (1982 : 22) membedakan antara

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    20/36

    genera lized cogn itive structure atau struktur kogn itif umum anak

    dengan actua l respon atau respon langsung anak ket ika d i ber ikan

    per intah-per intah. Mereka mener ima kebeadaan konsep struktur kogn itif umum namun mereka menyak ini bahwa ha l tersebut t idak

    dapat d iukur langsung seh ingga per lu mengacu pada sebuah

    hypothes ized cogn itive structure (HCS) atau struktur kogn itif

    hi potes is. Menurut mereka HCS ini relat ive lebih stab il dar i waktu

    ke waktu serta bebas dar i pengaruh pembe lajaran d isaat anak

    diukur menggunakan taxonom i SOLO da lam menye lesa ikan suatu

    tugas tertentu. Penekan pada suatu tugas tertentu sangat pent ing

    sepert i yang d iasums ikan da lam taksonom i SOLO bahwa

    penamp ilan seseorang sangat lah beragam da lam menye lesa ikan

    satu tugas dengan tugas lainnya, ha l ini berka itan erat dengan

    logika yang mendasar inya, se lanjutnya asums i ini juga me li put i

    peny impangan yang da lam mode l ini dikatakan :

    Siswa dapat saja berada pada awa l level forma l da lam

    matemat ika namun berada pada level awa l konkr it da lam sejarah,

    atau bahkan dapat terjad i, suatu har i siswa berada pada level

    forma l di matemat ika namun d ilain har i dia mas ih berada pada

    level yang konkr it pada top ik yyang berbeda. Has il obser vas i

    sepert i ini tidak dapat meng indikas ikan terdapatnya pertukaran

    dalam perkembangan kogn itif yang ber langsung, tetap i sed ik it

    pertukaran terjadi pada konstruks i yang lebih prox imal ,

    pembe lajaran, penamp ilan atau mot ivas i. B iggs & Co llis (1991 :60)

    Dar i ura ian d i atas maka dapat d ikatakan bahwa teor i

    tersebut lebih menekankan pada ana lisis terhadap kua litas respon

    anak. Untuk me lihat respon anak d i per lukan but ir-but ir

    rangsangan. Dan but ir-but ir rangsangan da lam konteks ini tidak

    difokuskan untuk me lihat kebenaran dar i jawaban saja me lainkan

    lebih pada me lihat struktur a lamiah dar i respon s iswa dan

    perubahannya dar i waktu ke waktu.

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    21/36

    Untuk menje laskan konsep pertukaran yang terjad i dalam

    pertumbuhan kogn itif yang t idak b iasa d iantara anak-anak seko lah,

    Biggs & Co llis (1991 : 60) menyed iakan suatu level tersend ir i yangdi ber i nama post formal mode. Baga imanapun juga terdapat satu

    perbedaan pent ing dar i teor i yang d ikemukakan P iaget ya itu ket ika

    mode atau level baru mu lai muncu l, ini tidak akan menggant ikan

    level yang lama beg itu saja me lainkan dapat berkembang

    bersamaan. O leh karena itu mode-mode l tersebut tumbuh sejak

    lahir hingga dewasa. Le vel terakh ir ada lah batas tert inggi dar i

    proses abstraks i yang dapat d itunjukkan anak, bukan se luruh

    penamp ilan yang harus menyesua ikan dengan level-nya. Secara

    khusus, ket ika semak in banyak mode yang memungk inkan maka

    multi-moda l fungs ioning menjad i normanya.

    Ber ikut ada lah 5 mode yang d iutarakan o leh B iggs dan

    Collis:

    1). Mode Sensor imotor

    Focus perhat ian pada mode ini ada lah lingkungan f isik

    sek itar anak. Anak membangun kemampuan untuk me lakukan

    koord inas i dan mengatur interaks inya dengan lingkungan sek itar.

    Perkembangan yang berke lanjutan pada mode ini ditunjukkan o leh

    kegiatan-keg iatan f isik ket ika d i pero lehnya tac it know ledge.

    2 ). Mode I con ic

    Pada mode ini symbo l-simbo l dan gambar d igunakan untuk

    merepresentas ikan e lemen-e lemen yang d i pero lehnya pada mode

    sensor imotor. T anda-tanda tersebut d igunakan sebaga i peran

    penggant i dar i komun ikas i ora l. C irr i-cir i dar i anak yang berada

    pada mode ini antara lain ser ing menggunakan strateg i menebak,

    senang menggunakan a lat peraga dan senang membuat gambaran-

    gambaran menta l. Mode sensor imotor dan icon ic ada lah mode-

    mode a lam iah dar i seorang manus ia yang berkembang secara

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    22/36

    alam iah juga. Sedangkan target pertama dar i seko lah forma l ada

    pada mode concrete symbo lic.

    3). Mode C on crete Symbo lic Pada mode ini anak menga lami pertukaran da lam proses

    abstraks i. Mereka mu lai merepresentas ikan dun ia f isik me lalui

    bahasa ora l ke da lam bentuk tu lisan, ya itu sebuah system symbo l

    yang akan mereka gunakan da lam keh idupannya d i dunia.

    Sebuah system symbo l mem ilik i tingkatan dan logika

    interna l yang dapat memfas ilitas i sebuah hubungan antara s istem

    simbo l dan lingkungan f isik d i sek itarnya. S istem symbo l yang

    digunakan d i seko lah antara lain ada lah matemat ika dan bahasa.

    Mode concrete symbo lic ada lah mode terbesar sebaga i target dar i

    matemat ika seko lah. Karena da lam matemat ika anak

    menggambarkan dan mengoperas ikan objek-objek yang berada d i

    sek itarnya .

    4). Mode Forma l

    Pada mode ini titik berat kemampuan sesorang ada lah pada

    kemampuan mengkonstruks i teor i tanpa bantuan contoh benda

    konkr it. Kemampuan berp ik ir pada tahap ini meli put i membuat

    formu la h i potes is dan membuat pena laran yang propors iona l. O leh

    karena itu kemampuan ini dituntut pada mahas iswa-mahas iswa d i

    Perguruan T inggi.

    5 ). Mode Post Forma l

    Keberadaan mode ini lebih menekankan pada pembuatan

    hi potes is secara dedukt if dar i pada penyusunan teor i berdasarkan

    bukt i-bukt i emp ir is. Karakter istik terpent ing dar i mode ini ada lah

    kemampuan untuk bertanya tentang pr insi p-pr insi p mendasar dar i

    sesuatu ha l.

    T aksonom i SOLO ini terd ir i dar i lima tahap yang dapat

    menggambarkan perkembangan kemampuan berp ik ir komp leks

    pada s iswa dan dapat d iterapkan d i berbaga i bidang.

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    23/36

    Ber ikut ada lah tahapan respon berp ik ir berdasar taksonom i

    SOLO :

    1). T ahap Pre-Stru ctura l.Pada tahap ini siswa hanya mem ilik i sangat sed ik it seka li

    informas i yang bahkan t idak sa ling berhubungan, seh ingga t idak

    membentuk sebuah kesatuan konsep sama seka li dan t idak

    mempunya i makna apapun.

    2 ). T ahap Un i-Stru ctura l

    Pada tahap ini ter lihat adanya hubungan yang je las dan

    sederhana antara satu konsep dengan konsep lainnya tetap i inti

    konsep tersebut secara luas be lum d i paham i. Beberapa kata kerja

    yang dapat meng indikas i akt ivitas pada tahap ini ada lah;

    meng indent if ikas ikan, meng ingat dan me lakukan prosedur

    sederhana.

    3). T ahap Mu lt i-Stru ctura l

    Pada tahap ini siswa sudah memaham i beberapa komponen

    namun ha l ini mas ih bers ifat terp isah satu sama lain seh ingga

    belum membentuk pemahaman secara komprehens if. Beberapa

    koneks i sederhana sudah terbentuk namun dem ik ian kemampuan

    meta-kogn isi belum tampak pada tahap ini. Adapun beberapa kata

    kerja yang mendeskr i ps ikan kemampuan s iswa pada tahap ini

    antara lain; memb ilang atau mencacah, mengurutkan,

    mengk las if ikas ikan, menje laskan, membuat daftar,

    menggabungkan dan me lakukan a lgor itma.

    4). T ahap Re lat iona l.

    Pada tahap ini siswa dapat menghubungkan antara fakta

    dengan teor i serta t indakan dan tujuan. Pada tahap ini siswa dapat

    menunjukan pemahaman beberapa komponen dar i satu kesatuan

    konsep, memaham i peran bag ian-bag ian bag i kese luruhan serta

    telah dapat mengap likas ikan sebuah konsep pada keadaan-keadaan

    yang serupa. Adapun kata kerja yang meng idikas ikan kemampuan

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    24/36

    pada tahap ini antara lain; memband ingkan, membedakan,

    menje laskan hubungan sebab ak i bat, menggabungkan,

    mengana lisis, mengap likas ikan, menghubungkan.5 ). T ahap Ex tended Abstra ct

    Pada tahap ini siswa me lakukan koneks i tidak hanya

    sebatas pada konsep-konsep yang sudah d i ber ikan saja me lainkan

    dengan konsep-konsep d iluar itu. Dapat membuat genera lisas i serta

    dapat me lakukan sebuah perumpamaan-perumpamaan pada s ituas i-

    situas i spes if ik. Kata-kerja yang meref leks ikan kemampuan pada

    tahap ini antara lain, membuat suatu teor i, membuat h i potes is,

    membuat genera lisas i, me lakukan ref leks i serta membangun suatu

    konsep.

    C . T eor i Belajar Human isme

    Pengert ian human istik yang beragam membuat batasan-batasan

    aplikas inya da lam dun ia pend idikan mengundang berbaga i macam art i pula.

    Seh ingga per lu adanya satu pengert ian yang d isepakat i mengena i kata

    human istik da la pend idikan. Da lam art ikel What is Human istik Educat ion?,

    Kr ischenbaum menyatakan bahwa seko lah, ke las, atau guru dapat d ikatakan

    bers ifat human istik da lam beberapa kr iter ia. Ha l ini menunjukkan bahwa ada

    beberapa ti pe pendekatan human istik da lam pend idikan. I de mengena i

    pendekatan-pendekatan ini terangkum da lam ps ikologi human istik.

    Dalam art ikel some educat iona l implicat ions of the Human istic

    Psycho logist Abraham Mas low mencoba untuk mengkr itisi teor i Freud dan

    beha vior istik. Menurut Abraham, yang terpent ing da lam me lihat manus ia

    ada lah potens i yang d imilik inya. Human istik lebih me lihat pada s isi

    perkembangan kepr i bad ian manus ia dar i pada berfokus pada

    ket idaknorma lan atau sak it sepert i yang d ilihat o leh teor i psikoana lisa

    Freud. Pendekatan ini melihat kejad ian sete lah sak it tersebut sembuh, ya itu

    baga imana manus ia membangun d ir inya untuk me lakukan ha l-ha l yang

    pos itif. Kemampuan bert indak pos itif ini yang d isebut sebaga i potens i

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    25/36

    manus ia dan para pend idik yang bera liran human istik b iasanya memfokuskan

    penganjarannya pada pembangunan kemampuan pos itif ini.

    Kemampuan pos itif d isini erat ka itannya dengan pengembangan emos i pos itif yang terdapat da lam doma in afekt if, m isalnya ketramp ilan membangun

    dan menjaga re las i yang hangat dengan orang lain, baga imana mengajarkan

    kepercayaan, pener imaan, keasadaran, memaham i perasaan orang lain,

    kejujuran interpersona l, dan pengetahuan interpersona l lainnya. I ntinya ada lah

    men ingkatkan kua litas ketramp ilan interpersona l dalam keh idupan sehar i-har i.

    Selain men itik beratkan pada hubungan interpersona l, para pend idikan

    yang bera liran human istik juga mencoba untuk membuat pembe lajaran yang

    membantu anak d idik untuk men ingkatkan kemampuan da lam membuat,

    ber imaj inas i, mempunya i penga laman, ber intu isi, merasakan, dan berfantas i.

    Pend idik human istik mencoba untuk me lihat da lam spektrum yang luas

    mengena i per ilaku manus ia. Berapa banyak ha l yang b isa d ilakukan

    manus ia? Dan baga imana aku b isa membantu mereka untuk me lakukan ha l-

    ha l tersebut dengan lebih ba ik?

    Melihat ha l-ha l yang d iusahakankan o leh para pend idik human istik,

    tampak bahwa pendekatan ini mengedepankan pent ingnya emos i dalam dun ia

    pend idikan. Freud ian me lihat emos i sebaga i hal yang mengganggu

    perkembangan, sementara human istik me lihat keuntungan pend idikan emos i.

    Jadi bisa d ikatakan bahwa emos i ada lah karakter isitik yang sangat kuat yang

    nampak dar i para pend idik bera liran human istik. Karena berp ik ir dan

    merasakan sa ling ber ir ingan, mengaba ikan pend idikan emos i sama dengan

    mengaba ikansa lah satu potens i terbesar manus ia. K ita dapat be lajar

    menggunakan emos i k ita dan mendapat keuntungan dar i pendekatan

    human istik ini sama sepert i yang k ita dapatkan dar i pend idikan yang

    men itikberatkan kogn isi.

    T okoh T eor i Belajar Human istik :

    a. A thu Combs (191 2 -1999)

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    26/36

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    27/36

    mem ilik i dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keun ikan d ir i, ke arah

    berfungs inya semua kemampuan, ke arah kepercayaan d ir i menghadap i dun ia

    luar dan pada saat itu juga ia dapat mener ima d ir i send ir i(se lf). Abraham Mas low d ikena l sebaga i pelopor a liran ps ikologi

    human istik. Mas low percaya bahwa manus ia tergerak untuk memaham i dan

    mener ima d ir inya seb isa mungk in. T eor inya yang sangat terkena l sampa i

    dengan har i ini ada lah teor i tentang H ierarchy of Needs (H irark i Kebutuhan).

    Menurut Mas low, manus ia termot ivas i untuk memenuh i kebutuhan-

    kebutuhan h idupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut mem ilik i tingkatan atau

    hirark i, mu lai dar i yang pa ling rendah (bers ifat dasar/f isiologis) sampa i yang

    pa ling t inggi (aktua lisas i dir i). Adapun h irark i kebutuhan tersebut ada lah

    sebaga i ber ikut :

    1) Kebutuhan f isiologis / dasar

    2) Kebutuhan akan rasa aman dan tentram

    3) Kebutuhan untuk d icinta i dan d isayang i

    4) Kebutuhan untuk d iharga i

    5) Kebutuhan untuk aktua lisas i dir i

    c. Car l Rogers

    Car l Ransom Rogers d ilah irkan d i Oak Park, I llinois, pada tahun 1902

    dan wafat d i LaJolla, Ca liforn ia, pada tahun 1987. Semasa mudanya, Rogers

    tidak mem ilik i banyak teman seh ingga ia lebih banyak menghab iskan

    waktunya untuk membaca. D ia membaca buku apa saja yang d itemu inya

    termasuk kamus dan ens ik loped i, mesk i pun ia sebenarnya sangat menyuka i

    buku-buku petua langan. I a pernah be lajar d i bidang agr ikultura l dan sejarah d i

    Univers ity of W iscons in. Pada tahun 1928 ia mempero leh ge lar Master d i

    bidang ps ikologi dar i Columb ia Un ivers ity dan kemud ian mempero leh ge lar

    Ph.D d i di bidang ps ikologi k linis pada tahun 1931.

    Pada tahun 1931, Rogers bekerja d i Child Study Department of the

    Soc iety for the pre vent ion of Crue lty to Ch ildren (bag ian stud i tentang anak

    pada perh impunan pencegahan kekerasan tehadap anak) d i Rochester, NY.

    Pada masa-masa ber ikutnya ia s i buk membantu anak-anak bermasa lah/naka l

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    28/36

    dengan menggunakan metode-metode ps ikologi. Pada tahun 1939, ia

    menerb itkan satu tu lisan berjudu l T he C linica l T reatment of the Prob lem

    Child, yang membuatnya mendapatkan tawaran sebaga i profesor padafaku ltas ps ikologi di Ohio State Un ivers ity. Dan pada tahun 1942, Rogers

    menjabat sebaga i ketua dar i Amer ican Psycho logica l Soc iety.

    Car l Rogers ada lah seorang ps ikolog human istik yang menekankan

    per lunya s ikap sa ling mengharga i dan tanpa prasangka (antara k lien dan

    terap ist) da lam membantu indivi du mengatas i masa lah-masa lah

    keh idupannya. Rogers menyak ini bahwa k lien sebenarnya mem ilik i jawaban

    atas permasa lahan yang d ihadap inya dan tugas terap ist hanya memb imbing

    k lien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, tekn ik-tekn ik

    assessment dan pendapat para terap ist bukan lah ha l yang pent ing da lam

    melakukan treatment kepada k lien.

    Menurut Rogers yang terpent ing da lam proses pembe lajaran ada lah

    pent ingnya guru memperhat ikan pr insi p pend idikan dan pembe lajaran, ya itu:

    1) Menjad i manus ia berart i mem ilik i kekuatan yang wajar untuk be lajar.

    Siswa t idak harus be lajar tentang ha l-ha l yang t idak ada art inya.

    2) Siswa akan mempe lajar i ha l-ha l yang bermakna bag i dir inya.

    Pengorgan isas ian bahan pe lajaran berart i mengorgan isas ikan bahan

    dan ide baru sebaga i bag ian yang bermakna bag i siswa

    3) Pengorgan isas ian bahan pengajaran berart i mengorgan isas ikan bahan

    dan ide baru sebaga i bag ian yang bermakna bag i siswa.

    4) Belajar yang bermakna da lam masyarakat modern berart i belajar

    tentang proses.

    Dar i bukunya Freedom T o Learn, ia menunjukkan sejum lah pr insi p-

    pr insi p dasar human ist ik yang pent ing d iantaranya ialah :

    1) Manus ia itu mempunya i kemampuan be lajar secara a lam i.

    2) Belajar yang s ignif ikan terjad i apab ila mater i pelajaran d irasakan

    mur id mempunya i relevans i dengan maksud-maksud send ir i.

    3) Belajar yang menyangkut perubahan d i dalam perseps i mengena i

    dir inya send ir i diangap mengancam dan cenderung untuk d itolaknya.

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    29/36

    4) T ugas-tugas be lajar yang mengancam d ir i ialah lebih mudah d irasakan

    dan d ias imilas ikan apab ila ancaman-ancaman dar i luar itu semak in

    kecil.5) Apab ila ancaman terhadap d ir i siswa rendah, penga laman dapat

    di pero leh dengan berbaga i cara yang berbeda-beda dan terjad ilah

    proses be lajar.

    6) Belajar yang bermakna d i pero leh s iswa dengan me lakukannya.

    7) Belajar d i per lancar b ilamana s iswa d ili batkan da lam proses be lajar dan

    ikut bertanggungjawab terhadap proses be lajar itu.

    8) Belajar inisiat if send ir i yang me li batkan pr i bad i siswa seutuhnya, ba ik

    perasaan maupun inte lek, merupakan cara yang dapat member ikan

    has il yang menda lam dan lestar i.

    9) Kepercayaan terhadap d ir i send ir i, kemerdekaan, kreat ivitas, lebih

    mudah d icapa i terutama j ika s iswa d i biasakan untuk mawas d ir i dan

    mengr itik d ir inya send ir i dan pen ilaian dar i orang lain merupakan cara

    kedua yang pent ing.

    10) Belajar yang pa ling berguna secara sos ial di dalam dun ia modern ini

    ada lah be lajar mengena i proses be lajar, suatu keterbukaan yang terus

    menerus terhadap penga laman dan penyatuannya ke da lam d ir i send ir i

    mengena i proses perubahan itu.

    D. T eor i Belajar Konstrukt ivisme

    Menurut teor i belajar konstrukt ivisme, pengetahuan t idak dapat

    di pindahkan beg itu saja dar i pik iran guru ke p ik iran s iswa. Art inya, bahwa

    siswa harus akt if secara menta l membangun struktur pengetahuannya

    berdasarkan kematangan kogn itif yang d imilik inya. Dengan kata lain, s iswa

    tidak d iharapkan sebaga i boto l-boto l kec il yang s iap d iisi dengan berbaga i

    ilmu pengetahuan sesua i dengan kehendak guru.

    Sehubungan dengan ha l di atas, T asker (1992 : 30) mengemukakan t iga

    penekanan da lam teor i belajar konstrukt ivisme sebaga i ber ikut.

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    30/36

    1. Peran akt if s iswa da lam mengkonstruks i pengetahuan secara

    bermakna.

    2. Pent ingya membuat ka itan antara gagasan da lam pengkonstruks iansecara bermakna.

    3. Menga itkan antara gagasan dengan informas i baru yang d iter ima.

    Wheat ley (1991 : 12) mendukung pendapat d i atas dengan mengajukan

    dua pr insi p utama da lam pembe lajaran dengan teor i belajar konstruk ltivisme.

    Pertama, pengetahuan t idak dapat d i pero leh secara pas if, tetap i secara akt if

    oleh struktur kogn itif s iswa. Kedua, fungs i kogn isi bers ifat adapt if dan

    membantu pengorgan isas ian me lalui penga laman nyata yang d imilik i anak.

    Kedua pengert ian d i atas menekankan baga imana pent ingnya

    keter li batan anak secara akt if da lam proses penga itan sejum lah gagasan dan

    pengkonstruks ian ilmu pengetahuan me lalui lingkungannya. Bahkan secara

    spes if ik Hudoyo (1990 : 4) mengatakan bahwa seseorang akan lebih mudah

    mempe lajar i sesuatu b ila be lajar itu d idasar i kepada apa yang te lah d iketahu i

    orang lain. O leh karena itu, untuk mempe lajar i suatu mater i yang baru,

    penga laman be lajar yang lalu dar i seseorang akan mempengaruh i terjad inya

    proses be lajar tersebut.

    Selain penekanan dan tahap-tahap tertentu yang per lu d i perhat ikan

    dalam teor i belajar konstrukt ivisme, Hanbury (1996 : 3) mengemukakan

    sejum lah aspek da lam ka itannya dengan pembe lajaran, ya itu

    1. Siswa mengkonstruks i pengetahuan dengan cara meng integras ikan

    ide yang mereka m ilik i

    2. Pembe lajaran menjad i lebih bermakna karena s iswa mengert i

    3. Strateg i siswa lebih bern ilai, dan

    4. Siswa mempunya i kesempatan untuk berd iskus i dan sa ling

    bertukar penga laman dan ilmu pengetahuan dengan temannya.

    Da lam upaya meng implementas ikan teor i belajar konstrukt ivisme,

    T ytler (1996 : 20) mengajukan beberapa saran yang berka itan dengan

    rancangan pembe lajaran, sebaga i ber ikut :

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    31/36

    1. Member i kesempatan kepada s iswa untuk mengemukakan

    gagasannya dengan bahasa send ir i.

    2. Member i kesempatan kepada s iswa untuk berf ik ir tentang penga lamannya seh ingga menjad i lebih kreat if dan imaj inat if.

    3. Member i kesempatan kepada s iswa untuk mencoba gagasan baru.

    4. Member i penga laman yang berhubungan dengan gagasan yang

    telah d imilik i siswa.

    5. Mendorong s iswa untuk mem ik irkan perubahan gagasan mereka,

    dan

    6. Menc i ptakan lingkungan be lajar yang kondus if.

    Dar i beberapa pandangan d i atas, dapat d isimpu lkan bahwa

    pembe lajaran yang mengacu kepada teor i belajar konstrukt ivisme lebih

    menfokuskan pada kesuksesan s iswa da lam mengorgan isas ikan

    penga laman mereka. Bukan kepatuhan s iswa da lam ref leks i atas apa yang

    telah d i per intahkan dan d ilakukan o leh guru. Dengan kata lain, s iswa lebih

    diutamakan untuk mengkonstruks i send ir i pengetahuan mereka me lalui

    as imilas i dan akomodas i.

    1. Hak ikat Pembe lajaran Menurut T eor i Belajar Konstrukt ivismeT eor i-teor i baru da lam ps ikologi pend idikan d ikelompok da lam

    teor i pembe lajaran konstrukt ivis (construct ivist theor ies of learn ing). T eor i

    konstrukt ivis ini menyatakan bahwa s iswa harus menemukan send ir i dan

    mentransformas ikan informas i komp leks, mengecek informas i baru

    dengan aturan-aturan lama dan mere visinya apab ila aturan-aturan itu t idak

    lag i sesua i. Bag i siswa agar benar-benar memaham i dan dapat menerapkan

    pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masa lah, menemukan

    sega la sesuatu untuk d ir inya, berusaha dengan susah payah dengan ide- ide.

    T eor i ini berkembang dar i kerja P iaget, Vygotsky, teor i-teor i pemrosesan

    informas i, dan teor i psikologi kogn itif yang lain, sepert i teor i Bruner

    (Slavin da lam Nur, 2002 : 8).

    Menurut teor i konstrukt ivis ini, satu pr insi p yang pa ling pent ing

    dalam ps ikologi pend idikan ada lah bahwa guru t idak hanya sekedar

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    32/36

    member ikan pengetahuan kepada s iswa. S iswa harus membangun send ir i

    pengetahuan d i dalam benaknya. Guru dapat member ikan kemudahan

    untuk proses ini, dengan member i kesempatan s iswa untuk menemukanatau menerapkan ide- ide mereka send ir i, dan mengajar s iswa menjad i

    sadar dan secara sadar menggunakan strateg i mereka send ir i untuk be lajar.

    Guru dapat member i siswa anak tangga yang membawa s iswa ke

    pemahaman yang lebih t inggi, dengan catatan s iswa send ir i yang harus

    memanjat anak tangga tersebut Sebaga imana te lah d ikemukakan bahwa

    menurut teor i belajar konstrukt ivisme, pengertahuan t idak dapat

    di pindahkan beg itu saja dar i pik iran guru ke p ik iran s iswa. Art inya, bahwa

    siswa harus akt if secara menta l membangun struktur pengetahuannya

    berdasarkan kematangan kogn itif yang d imilik inya. Dengan kata lain,

    siswa t idak d iharapkan sebaga i boto l-boto l kec il yang s iap d iisi dengan

    berbaga i ilmu pengetahuan sesua i dengan kehendak guru.

    Sehubungan dengan ha l di atas, T asker (1992 : 30) mengemukakan

    tiga penekanan da lam teor i belajar konstrukt ivisme sebaga i ber ikut.

    Pertama ada lah peran akt if s iswa da lam mengkonstruks i pengetahuan

    secara bermakna. Kedua ada lah pent ingya membuat ka itan antara gagasan

    dalam pengkonstruks ian secara bermakna. Ket iga ada lah menga itkan

    antara gagasan dengan informas i baru yang d iter ima.

    Wheat ley (1991 : 12) mendukung pendapat d i atas dengan

    mengajukan dua pr insi p utama da lam pembe lajaran dengan teor i belajar

    konstruk ltivisme. Pertama, pengetahuan t idak dapat d i pero leh secara pas if,

    tetap i secara akt if oleh struktur kogn itif s iswa. Kedua, fungs i kogn isi

    bers ifat adapt if dan membantu pengorgan isas ian me lalui penga laman

    nyata yang d imilik i anak.

    Kedua pengert ian d i atas menekankan baga imana pent ingnya

    keter li batan anak secara akt if da lam proses penga itan sejum lah gagasan

    dan pengkonstruks ian ilmu pengetahuan me lalui lingkungannya. Bahkan

    secara spes if ik Hudoyo (1990 : 4) mengatakan bahwa seseorang akan lebih

    mudah mempe lajar i sesuatu b ila be lajar itu d idasar i kepada apa yang te lah

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    33/36

    diketahu i orang lain. O leh karena itu, untuk mempe lajar i suatu mater i yang

    baru, penga laman be lajar yang lalu dar i seseorang akan mempengaruh i

    terjad inya proses be lajar tersebut.Selain penekanan dan tahap-tahap tertentu yang per lu d i perhat ikan

    dalam teor i belajar konstrukt ivisme, Hanbury (1996 : 3) mengemukakan

    sejum lah aspek da lam ka itannya dengan pembe lajaran, ya itu (1) s iswa

    mengkonstruks i pengetahuan dengan cara meng integras ikan ide yang

    mereka m ilik i, (2) pembe lajaran menjad i lebih bermakna karena s iswa

    mengert i, (3) strateg i siswa lebih bern ilai, dan (4) s iswa mempunya i

    kesempatan untuk berd iskus i dan sa ling bertukar penga laman dan ilmu

    pengetahuan dengan temannya.

    Dalam upaya meng implementas ikan teor i belajar konstrukt ivisme,

    T ytler (1996 : 20) mengajukan beberapa saran yang berka itan dengan

    rancangan pembe lajaran, sebaga i ber ikut : (1) member i kesempatan kepada

    siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa send ir i, (2)

    member i kesempatan kepada s iswa untuk berf ik ir tentang penga lamannya

    seh ingga menjad i lebih kreat if dan imaj inat if, (3) member i kesempatan

    kepada s iswa untuk mencoba gagasan baru, (4) member i penga laman yang

    berhubungan dengan gagasan yang te lah d imilik i siswa, (5) mendorong

    siswa untuk mem ik irkan perubahan gagasan mereka, dan (6) menc i ptakan

    lingkungan be lajar yang kondus if.

    Dar i beberapa pandangan d i atas, dapat d isimpu lkan bahwa

    pembe lajaran yang mengacu kepada teor i belajar konstrukt ivisme lebih

    menfokuskan pada kesuksesan s iswa da lam mengorgan isas ikan

    penga laman mereka. Bukan kepatuhan s iswa da lam ref leks i atas apa yang

    telah d i per intahkan dan d ilakukan o leh guru. Dengan kata lain, s iswa lebih

    diutamakan untuk mengkonstruks i send ir i pengetahuan mereka me lalui

    as imilas i dan akomodas i.

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    34/36

    BAB III

    PE NU T UP

    A. Simpu lanT eor i belajar human isme dan beha vior isme mem ilik i cir i khas mas ing-

    mas ing . T eor i belajar human isme berusaha memaham i per ilaku be lajar dar i

    sudut pandang per ilakunya bukan sudut pandang pengamatnya. T ujuan utama

    para pend idik ada lah mambantu s iswa untuk mengembangkan d ir inya ya itu

    membantu mas ing- mas ing indivi du untuk mengena l dir i mereka send ir i

    sebaga i manus ia yang un ik & membantu da lam mewujudkan potens i- potens i

    yang ada pada d ir i mereka. Sedangkan teor i belajar beha vior istik merupakan

    proses perubahan t ingkah laku sebaga i ak i bat adanya interaks i antara st imulus

    dengan respons yang menyebabkan s iswa mempunya i penga laman baru.

    Aplikas inya da lam pembe lajaran ada lah bahwa guru mem ilik i kemampuan

    dalam menge lola hubungan st imulus respons da lam s ituas i pembe lajaran

    seh ingga has il belajar s iswa dapat opt imal.

    T eor i konstrukt ivisme mem ilik i cirr i khas dengan penekanan pada

    konteks d imana keteramp ilan akan d i pe lajar i dan d iaplikas ikan dan

    menempatkan be lajar da lan konteks yang bermakna. Sedangkan teor i

    kogn itivisme didasarkan pada kogn isi,yaitu t indakan mengena l atau mem ik irkan

    situas i dimana t ingkah mengena l atau mem ik irkan s ituas i dimana t ingkah laku itu

    terjad i.

    Manfaat dar i beberapa teor i belajar ada lah :

    1. Membantu guru untuk memaham i baga imana s iswa be lajar,

    2. Memb imbing guru untuk merancang dan merencanakan proses

    pembe lajaran,

    3. Memandu guru untuk menge lola ke las,

    4. Membantu guru untuk menge valuas i proses, per ilaku guru send ir i

    serta has il belajar s iswa

    5. yang te lah d icapa i,

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    35/36

    6. Membantu proses be lajar lebih efekt if, ef isien dan produkt if,

    7. Membantu guru da lam member ikan dukungan dan bantuan kepada

    siswa seh ingga dapat8. mencapa i has il prestas i yang maks imal.I mplikas i perkembangan teor i pembe lajaran sekarang sangat lah

    beragam. Guru dapat menerapkan menurut a liran-a liran teor i tertentu. Sepert i

    teor i beha vior istik da lam pembe lajaran guru memperhat ikan tujuan be lajar,

    karakter istik s iswa, dan sebaga inya.

    B.Saran

    Pengert ian, pr insi p, dan perkembangan teor i pembe lajaran hendaknya

    di paham i oleh para pend idik dan d iterapkan da lam dun ia pend idikan dengan

    benar, seh ingga tujuan pend idikan akan benar-benar dapat d icapa i. Dengan

    memaham i berbaga i teor i belajar, pr insi p-pr insi p pembelajaran dan

    pengajaran, pend idikan yang berkembang d i bangsa k ita n iscaya akan

    menghas ilkan out put-out put yang berkua litas yang mampu membentuk

    manus ia I ndones ia seutuhnya.

  • 8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2

    36/36

    DAF T RAR PUS T AKA

    Ahmad i, Abu dan Supr iono, W idodo. 1991. Psikologi Pengajaran . Jakarta :

    R ineka C i pta.

    Baharudd in dan Wahyun i, Nur. 2008. T eori Belajar dan Pembelajaran .

    Jogajakarta : Ar-Ruz Med ia Group.

    Hama lik, Oemar. Psikologi Belajar dan Mengajar . 2007. Bandung :Sinar Baru

    Alges indo Offset

    Sudjana, Nana. 1989. T eori-teori Belajar Untuk Pengajaran . Jakarta : UI Press.

    Syah,Muh i bbin. 2009. Psikologi Belajar . Jakarta :PT . Raja Graf indo Persada