teori belajar aliran psikologi behavioristik 2
TRANSCRIPT
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
1/36
TEORI BELAJAR ALIRAN PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK,KOGNITIFISTIK DAN HUMANISTIK
Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Psikologi Belajar Pendidikan Agama Islam
Oleh:
Rida Ulfa Ulum : D01208118
Athik Winarsih : D01208123
Kuteb Syarifuddin : D01208124
Devi Agusdina M : D01208125
Dosen Pembimbing:
Drs. Syaifuddin, M. Pd. I
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2009
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
2/36
KA T A P E AN T AR
Dengan menyebut nama A llah yang Maha Pengas ih lagi Maha Penyayang,
lantunan syukur kam i haturkan kepada-Nya seh ingga k ita mas ih da lam lingkaran
shirot a l-mustaq im.
Sho lawat serta sa lam semoga ter limpah curahkan kepada junjungan
seluruh umat, sang penegak kebenaran, Nab i Muhammad SAW karena ajaran
beliaulah k ita se lamat dar i kedza liman dun ia dan akh irat.
Beg itu su litnya menyempurnakan maka lah ini seh ingga ter lalu jauhdar i kata layak dan pantas untuk d ikonsums i oleh para pembaca dan kam i menyadar i
sepenuhnya bahwa maka lah ini tidak akan se lesa i tanpa bantuan dan dukungan
semua p ihak, untuk itu kam i ucapkan ter ima kas ih kepada se luruh p ihak yang
telah membantu dem i terse lesa ikannya penyusunan maka lah ini, yang ter lalu
banyak untuk d isebutkan satu persatu.
Dengan se lesa inya maka lah ini, kam i berharap membawa manfaat bag i
pembaca dan kam i send ir i khususnya. Kr itik dan saran yang bers ifat membangun
akan kam i ter ima dengan senang hat i.
Surabaya, 12 Oktober 2009
Penyusun
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
3/36
BAB I
PE NDAHU L UAN
A. L B l Masa lahT eor i belajar ada lah teor i yang prakmat ik dan ek lekt ik. T eor i dengan
sifat dem ik ian ini hamp ir di past ikan t idak pernah mempunya i sifat ekstr im.
T idak ada teor i belajar yang secara ekstr im memperhat ikan aspek s iswa saja,
aspek guru saja, aspek kur ikulum saja dan sebaga inya.
T itik fokus yang menjad i pusat perhat ian suatu teor i se lalu ada. Ada
yang lebih mement ingkan proses be lajar, ada yang lebih mement ingkan s istem
informas i yang d iolah da lam proses be lajar, dan lain-lain. Namun faktor-
faktor lain du luar t itik fokus itu juga se lalu d i per lukan untuk menje laskan
seluruh persoa lan be lajar yang d i bahas.
Manus ia ada lah makh luk indivi du dan makh luk sos ial. Da lam
hubungannya manus ia sebaga i makh luk sos ial, terkandung suatu maksud
bahwa manus ia baga imanapun juga t idak lepas dar i indivi du yang lainnya.
Secara kodrat i manus ia akan se lalu h idup bersama. H idup bersama antar
manus ia akan ber langsung da lam berbaga i bentuk komun ikas i dan s ituas i.
Da lam keh idupan semacam inilah terjad i interaks i. Dengan dem ik ian keg iatan
hidup manus ia akan se lalu d iserta i dengan proses interaks i atau komun ikas i,
ba ik interaks i dengan a lam lingkungan, interaks i dengan sesama, maupun
interaks i dengan tuhannya, ba ik itu sengaja maupun t idak d isengaja.
Sehubungan dengan ha l tersebut, dengan ket idak terbatasannya aka l
dan ke inginan manus ia, untuk itu per lu d ifaham i secara benar mengena i
pengert ian proses dan interaks i belajar. Be lajar dan mengajar ada lah dua
keg iatan yang tungga l tap i memang mem ilik i makna yang berbeda. Be lajar
diart ikan sebaga i suatu perubahan t ingkah- laku karena has il dar i penga laman
yang d i pero leh. Sedangkan mengajar ada lah keg iatan menyed iakan kond isi
yang merangsang serta mangarahkan keg iatan be lajar s iswa/subjek be lajar
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
4/36
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
5/36
BAB II
PE MBAHASAN
A. T eor i Belajar Behav ior isme
1. T eor i Behav ior ismeSecara pragmat is, teor i belajar dapat d i paham i sebaga i pr insp i p
umum atau kumpu lan pr insi p yang sa ling berhubungan dan merupakan penje lasan atas sejum lah fakta dan penemuan yang berka itan dengan
per istiwa be lajar.1
T eor i belajar beha vior isme ada lah sebuah teor i yang d icetuskanoleh Gage dan Ber liner tentang perubahan t ingkah laku sebaga i has il dar i
penga laman .2
Beha vior isme merupakan sa lah satu pendekatan untuk memaham i
per ilaku individu. Beha vior isme memandang indivi du hanya dar i sisi fenomena
jasman iah, dan mengaba ikan aspek-aspek menta l. Dengan kata lain, beha vior isme
tidak mengaku i adanya kecerdasan, bakat, m inat dan perasaan individu da lam
suatu be lajar. Per istiwa be lajar semata-mata me latih ref leks-ref leks sedem ik ian
rupa seh ingga menjad i keb iasaan yang d ikuasa i indivi du. T eor i kaum beha vor is
lebih d ikena l dengan nama teor i belajar, karena se luruh per ilaku manus ia ada lah
has il belajar. Be lajar art inya perbahan per ilaku organ ise sebaga i pengaruh
lingkungan. Beha vior isme t idak mau mempersoa lkan apakah manus ia ba ik atau
jelek, ras iona l atau emos iona l, beha vior isme hanya ingin mengetahu i baga imana
per ilakunya d ikenda likan o leh faktor-faktor lingkungan.
Dalam art i teor i belajar yang lebih menekankan pada t ingkah laku
manus ia. Memandang indivi du sebaga i makhluk reakt if yang member i respon
terhadap lingkungan. Penga laman dan peme liharaan akan membentuk per ilaku
mereka. Dar i hal ini, t imbu lah konsep manus ia mes in (Homo Mechan icus). C ir i dar i teor i ini ada lah
1Muh i bbin Syah, Psikologi Belajar, 2009 . (P T : Raja Graf indo Pustaka :Jakarta). Ha l. 92.
2Gage, N.L., & Ber liner, D. Educational Psychology . Second Ed ition, (Ch icago : RandMc. Na lly), 1979.
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
6/36
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
7/36
manus ia ada lah buny i bel di kelas untuk penanda waktu tanpa d isadar i
menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap buny i-buny ian yang
berbeda dar i pedagang makan, be l masuk, dan antr i di bank. Dar i contoh tersebut d iterapkan strateg i Pa vlo ternyata indivi du dapat
dikenda likan me lalui cara menggant i stimulus a lami dengan st imulus
yang tepat untuk mendapatkan pengu langan respon yang d iinginkan.
Sementara indivi du t idak sadar d ikenda likan o leh st imulus dar i luar.
Belajar menurut teor i ini ada lah suatu proses perubahan yang terjad i
karena adanya syarat-syarat yang men imbu lkan reaks i.Yang terpent ing
dalam be lajar menurut teor i ini ada lah adanya lat ihan dan
pengu langan. Ke lemahan teor i ini ada lah be lajar hanya lah terjad i
secara otomat is keakt ifan dan penentuan pr i bad i dihiraukan.
b. T hornd ike (1874-1949)
Menurut T hornd ike be lajar merupakan per istiwa terbentuknya
asos ias i-asos ias i antara per istiwa yang d isebut st imulus dan respon.
T hornd ike menggambarkan proses be lajar sebaga i proses pemecahan
masa lah. Da lam penye lidikannya tentang proses be lajar, pe lajar harus
di ber i persoa lan, da lam ha l ini T hornd ike me lakukan eksper imendengan sebuah puzz lebox. Eksper imen yang d ilakukan ada lah dengan
kucing yang d imasukkan pada sangkar tertutup yang apab ila p intunya
dapat d i buka secara otomat is bila knop d i da lam sangkar d isentuh.
Percobaan tersebut menghas ilkan teor i T r ial dan Error. C ir i-cir i belajar
dengan T r ial dan Error Ya itu : adanya akt ivitas, ada berbaga i respon
terhadap berbaga i situas i, ada e liminasa i terhadap berbaga i respon
yang sa lah, ada kemajuan reaks i-reaks i mencapa i tujuan.
Atas dasar percobaan d i atas, T hornd ike menemukan hukum-
hukum be lajar :
1) Hukum Kes iapan ( L aw of Read iness)
Jika suatu organ isme d idukung o leh kes iapan yang kuat
untuk mempero leh st imulus maka pe laksanaan t ingkah laku akan
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
8/36
men imbu lkan kepuasan individu seh ingga asosa ias i cenderung
di perkuat.
2 ) Hukum L at ihanHukum latihan akan menyebabkan mak in kuat atau mak in
lemah hubungan S-R. Semak in ser ing suatu t ingkah laku d ilatih
atau d igunakan maka asos ias i tersebut semak in kuat. Hukum ini
sebenarnya tercerm in da lam perkataan repetioest mater studiorum
atau practice makes perfect.
3) Hukum ak ibat ( E fek )
Hubungan st imulus dan respon cenderung d i perkuat b ila
ak i bat menyenangkan dan cenderung d i per lemah j ika ak i batnya
tidak memuaskan. Rumusan t ingkat hukum ak i bat ada lah, bahwa
suatu t indakan yang d iserta i has il menyenangkan cenderung untuk
di pertahankan dan pada waktu lain akan d iulang i. Jadi hokum
ak i bat menunjukkan baga imana pengaruh has il suatu t indakan bag i
perbuatan serupa.
c. Sk inner (1904-1990)
Sk inner menganggap reward dan re inforcement merupakanfaktor pent ing da lam be lajar. Sk inner berpendapat bahwa tujuan
ps ikologi ada lah merama l, mengontro l tingkah laku. Pada teor i ini
guru member i penghargaan had iah atau n ilai tinggi sehingga anak akan
lebih raj in. T eor i ini juga d isebut dengan operant cond itioning.
Operant cond itioning ada lah suatu proses penguatan per ilaku operant
yang dapat mengak i batkan per ilaku tersebut dapat d iulang kemba li
atau mengh ilang sesua i keinginan.
Operant cond iting menjam in respon terhadap st imuli. Bila t idak
menunjukkan st imuli maka guru t idak dapat memb imbing s iswa untuk
mengarahkan t ingkah lakunya. Guru mem ilik i peran da lam mengontro l
dan mengarahkan s iswa da lam proses be lajar seh ingga tercapa i tujuan
yang d iinginkan.
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
9/36
Pr insi p be lajar Sk inners ada lah :
1) Has il belajar harus segera d i ber itahukan pada s iswa j ika sa lah
di betu lkan j ika benar d i ber i penguat. 2) Proses be lajar harus meng ikut i irama dar i yang be lajar. Mater i
pelajaran d igunakan sebaga i sistem modu l.
3) Dalam proses pembe lajaran lebih d i pent ingkan akt ivitas
send ir i, tidak d igunakan hukuman. Untuk itu lingkungan per lu
diubah untuk mengh indar i hukuman.
4) T ingkah laku yang d iinginkan pend idik d i ber i hadiah dan
seba iknya had iah d i ber ikan dengan d igunakannya jadwa l
var iab le rat io re inforcer.
5) dalam pembe lajaran d igunakan shapp ing.
3. Ana lisis T entang T eor i Behav ior ist ik
Kaum beha vior is menje laskan bahwa be lajar sebaga i suatu proses
perubahan t ingkah laku d imana reinforcement dan punishment menjad i
stimulus untuk merangsang pebe lajar da lam berper ilaku. Pend idik yang
mas ih menggunakan kerangka beha vior istik b iasanya merencanakan
kur ikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjad i bag ian-bag ian kec il
yang d itanda i dengan suatu keteramp ilan tertentu. Kemud ian, bag ian-
bag ian tersebut d isusun secara h irark i, dar i yang sederhana sampa i yang
komp lek (Pau l, 1997).
Pandangan teor i beha vior istik te lah cukup lama d ianut o leh para
pend idik. Namun dar i semua teor i yang ada, teor i Sk inner lah yang pa ling
besar pengaruhnya terhadap perkembangan teor i belajar beha vior istik.
Program-program pembe lajaran sepert i T eaching Machine , Pembe lajaran
berprogram, modu l dan program-program pembe lajaran lain yang berp i jak
pada konsep hubungan st imulus-respons serta mement ingkan faktor-faktor
penguat (reinforcement ), merupakan program pembe lajaran yang
menerapkan teor i belajar yang d ikemukakan Sk iner.
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
10/36
T eor i beha vior istik banyak d ikr itik karena ser ingka li tidak mampu
menje laskan s ituas i belajar yang komp leks, sebab banyak var iabe l atau
hal-ha l yang berka itan dengan pend idikan dan/atau be lajar yang dapatdiubah menjad i sekedar hubungan st imulus dan respon. T eor i ini tidak
mampu menje laskan peny impangan-peny impangan yang terjad i dalam
hubungan st imulus dan respon.
Pandangan beha vior istik juga kurang dapat menje laskan adanya
var ias i tingkat emos i pebe lajar, wa laupun mereka mem ilik i penga laman
penguatan yang sama. Pandangan ini tidak dapat menje laskan mengapa
dua anak yang mempunya i kemampuan dan penga laman penguatan yang
relat if sama, ternyata per ilakunya terhadap suatu pe lajaran berbeda, juga
dalam mem ilih tugas sangat berbeda t ingkat kesu litannya. Pandangan
beha vior istik hanya mengaku i adanya st imulus dan respon yang dapat
diamat i. Mereka t idak memperhat ikan adanya pengaruh p ik iran atau
perasaan yang mempertemukan unsur-unsur yang d iamat i tersebut.
T eor i beha vior istik juga cenderung mengarahkan pebe lajar untuk
berf ik ir linier, kon vergen, t idak kreat if dan t idak produkt if. Pandangan
teor i ini bahwa be lajar merupakan proses pembentukan atau shap ing, ya itu
membawa pebe lajar menuju atau mencapa i target tertentu, seh ingga
menjad ikan peserta d idik t idak bebas berkreas i dan ber imaj inas i. Padaha l
banyak faktor yang mempengaruh i proses be lajar, proses be lajar t idak
sekedar pembentukan atau shaping .
Sk inner dan tokoh-tokoh lain pendukung teor i beha vior istik
memang t idak menganjurkan d igunakannya hukuman da lam keg iatan
pembe lajaran. Namun apa yang mereka sebut dengan penguat negat if
(negative reinforcement ) cenderung membatas i pebe lajar untuk berp ik ir
dan ber imaj inas i.
Menurut Guthr ie hukuman memegang peranan pent ing da lam
proses belajar. Namun ada beberapa a lasan mengapa Sk inner t idak
sependapat dengan Guthr ie, ya itu:
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
11/36
a. Pengaruh hukuman terhadap perubahan t ingkah laku sangat bers ifat
sementara.
b. Dampak ps ikologis yang buruk mungk in akan terkond isi (menjad i bag ian dar i jiwa s i terhukum) b ila hukuman ber langsung lama.
c. Hukuman yang mendorong s i terhukum untuk mencar i cara lain
(mesk i pun sa lah dan buruk) agar ia terbebas dar i hukuman. Dengan
kata lain, hukuman dapat mendorong s i terhukum me lakukan ha l-ha l
lain yang kadangka la lebih buruk dar i pada kesalahan yang
di perbuatnya.
Sk inner lebih percaya kepada apa yang d isebut sebaga i penguat
negat if. Penguat negat if t idak sama dengan hukuman. Ket idaksamaannya
ter letak pada b ila hukuman harus d i ber ikan (sebaga i stimulus) agar respon
yang muncu l berbeda dengan respon yang sudah ada, sedangkan penguat
negat if (sebaga i stimulus) harus d ikurang i agar respon yang sama menjad i
semak in kuat. M isalnya, seorang pebe lajar per lu d ihukum karena
melakukan kesa lahan. Jika pebe lajar tersebut mas ih saja me lakukan
kesa lahan, maka hukuman harus d itambahkan. T etap i jika sesuatu t idak
mengenakkan pebe lajar (seh ingga ia me lakukan kesa lahan) d ikurang i
(bukan ma lah d itambah) dan pengurangan ini mendorong pebe lajar untuk
memperba ik i kesa lahannya, maka inilah yang d isebut penguatan negat if.
Lawan dar i penguatan negat if ada lah penguatan pos itif ( positive
reinforcement ). Keduanya bertujuan untuk memperkuat respon. Namun
bedanya ada lah penguat pos itif menambah, sedangkan penguat negat if
ada lah mengurang i agar memperkuat respons.
4. Aplikas i T eor i Behav ior ist ik da lam Pembe lajaran
Aliran ps ikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap
arah pengembangan teor i dan praktek pend idikan dan pembe lajaran h ingga
k ini ada lah a liran beha vior istik. A liran ini menekankan pada terbentuknya
per ilaku yang tampak sebaga i has il belajar. T eor i beha vior istik dengan
mode l hubungan st imulus responnya, mendudukkan orang yang be lajar
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
12/36
sebaga i individu yang pas if. Respon atau per ilaku tertentu dengan
menggunakan metode dr ill atau pemb iasaan semata. Muncu lnya per ilaku
akan semak in kuat b ila di ber ikan re inforcement dan akan mengh ilang b iladikena i hukuman.
Aplikas i teor i beha vior istik da lam keg iatan pembe lajaran
tergantung dar i beberapa ha l sepert i: tujuan pembe lajaran, s ifat mater i
pelajaran, karakter istik pebe lajar, med ia dan fas ilitas pembe lajaran yang
tersed ia. Pembe lajaran yang d irancang dan berp i jak pada teor i
beha vior istik memandang bahwa pengetahuan ada lah obyekt if, past i, tetap,
tidak berubah. Pengetahuan te lah terstruktur dengan rap i, seh ingga be lajar
ada lah pero lehan pengetahuan, sedangkan mengajar ada lah mem indahkan
pengetahuan ( transfer of knowledge ) ke orang yang be lajar atau pebe lajar.
Fungs i mind atau p ik iran ada lah untuk menj i plak struktur pengetahuan yag
sudah ada me lalui proses berp ik ir yang dapat d iana lisis dan d i pilah,
seh ingga makna yang d ihas ilkan dar i proses berp ik ir sepert i ini ditentukan
oleh karakter istik struktur pengetahuan tersebut. Pebe lajar d iharapkan
akan mem ilik i pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang
diajarkan. Art inya, apa yang d i paham i oleh pengajar atau guru itulah yang
harus d i paham i oleh mur id.
Dem ik ian ha lnya da lam pembe lajaran, pebe lajar d ianggap sebaga i
objek pas if yang se lalu membutuhkan mot ivasi dan penguatan dar i
pend idik. O leh karena itu, para pend idik mengembangkan kur ikulum yang
terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu da lam proses
pembe lajaran yang harus d icapa i oleh para pebe lajar. Beg itu juga da lam
proses e valuas i belajar pebe lajar d iukur hanya pada ha l-ha l yang nyata dan
dapat d iamat i seh ingga ha l-ha l yang bers ifat t idak teramat i kurang
di jangkau da lam proses e valuas i.
I mplikas i dar i teor i beha vior istik da lam proses pembe lajaran
dirasakan kurang member ikan ruang gerak yang bebas bag i pebe lajar
untuk berkreas i, bereksper imentas i dan mengembangkan kemampuannya
send ir i. Karena s istem pembe lajaran tersebut bers ifat otomat is-mekan is
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
13/36
dalam menghubungkan st imulus dan respon seh ingga terkesan sepert i
k inerja mes in atau robot. Ak i batnya pebelajar kurang mampu untuk
berkembang sesua i dengan potens i yang ada pada d ir i mereka. Karena teor i beha vior istik memandang bahwa pengetahuan te lah
terstruktur rap i dan teratur, maka pebe lajar atau orang yang be lajar harus
dihadapkan pada aturan-aturan yang je las dan d itetapkan ter lebih du lu
secara ketat. Pemb iasaan dan d isi plin menjad i sangat esens ial da lam
belajar, seh ingga pembe lajaran lebih banyak d ikaitkan dengan penegakan
disi plin. Kegaga lan atau ket idakmampuan da lam penambahan
pengetahuan d ikategor ikan sebaga i kesa lahan yang per lu d ihukum dan
keberhas ilan be lajar atau kemampuan d ikategor ikan sebaga i bentuk
per ilaku yang pantas d i ber i had iah. Dem ik ian juga, ketaatan pada aturan
di pandang sebaga i penentu keberhas ilan be lajar. Pebe lajar atau peserta
didik ada lah objek yang berper ilaku sesua i dengan aturan, seh ingga
kontro l belajar harus d i pegang oleh s istem yang berada d i luar d ir i
pebe lajar.
T ujuan pembe lajaran menurut teor i beha vior istik d itekankan pada
penambahan pengetahuan, sedangkan be lajar sebag i akt ivitas m imet ic,
yang menuntut pebe lajar untuk mengungkapkan kemba li pengetahuan
yang sudah d i pelajar i da lam bentuk laporan, ku is, atau tes. Penyaj ian isi
atau mater i pelajaran menekankan pada ketramp ian yang ter isolas i atau
akumu lasi fakta meng ikut i urutan dar i bag ian ke kese luruhan.
Pembe lajaran meng ikut i urutan kur ikulum secara ketat, seh ingga akt ivitas
belajar lebih banyak d idasarkan pada buku teks/buku waj i b dengan
penekanan pada ketramp ilan mengungkapkan kemba li isi buku teks/buku
waj i b tersebut. Pembe lajaran dan e valuas i menekankan pada has il belajar.
Evaluas i menekankan pada respon pas if, ketramp ilan secara
terp isah, dan b iasanya menggunakan paper and penc il test. E valuas i has il
belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya b ila pebe lajar
menjawab secara benar sesua i dengan ke inginan guru, ha l ini
menunjukkan bahwa pebe lajar te lah menye lesa ikan tugas be lajarnya.
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
14/36
Evaluas i belajar d i pandang sebag i bag ian yang terp isah dar i
keg iatan pembe lajaran, dan b iasanya d ilakukan sete lah se lesa i kegiatan
pembe lajaran. T eor i ini menekankan e valuas i pada kemampuan pebe lajar secara indivi dua l.
B. T eor i Belajar Kogn it ivisme
Ada beberapa ah li yang be lum merasa puas terhadap penemuan
para ah li sebe lumnya mengena i belajar sebaga i sebuah proses hubungan
stimulus-response-re inforcement. Mereka berpendapat bahwa t ingkah laku
seseorang t idak hanya d ikontro l oleh reward dan re inforcement. Menurut
mereka t ingkah laku seseorang senant iasa d idasarkan pada kogn itif, ya itu
tindakan mengena l atau mem ik irkan s ituas i dimana t ingkah laku itu
terjad i. Da lam s ituas i belajar, seseorang ter li bat langsung da lam s ituas i itu
dan mempero leh insight untuk pemecahan masa lah. Jadi kaum kogn itif is
berpandangan, bahwa t ingkah laku seseorang lebih bergantung kepada
pemahaman terhadap hubungan hubunganyang ada d idalam suatu
situas i. Mereka member i tekanan pada organ isas i pegamatan atas st imuli
di da lam lingkungan serta pada faktor yang mempengaruh i pengematran
tersebut.
1. Teor i kogn it if Gesta ltT eor i kogn itif mu lai berkembang dengan lahirnya teor i belajar
gesta lt. Pe letak dasar teor i gesta lt ada lah Merx Werthe imer (1880-1943)
yang mene liti tentang pengamatan dan prob lem so lving. Sumbangannya
diikut i oleh Kurt Koffka (1886-1941) yang mengura ikan secara terper inc i
tentang hokum-hukum pengamatan, kemud ian Wo lfgang Koh ler (1887-
1959) yang mene liti tentang insight pada s impase. Kaum gesta ltis
berpendapat bahwa penga laman itu berstuktur yang terbentuk da lam suatu
kese luruhan. Menurut pandangan gesta ltis, semua keg iatan be lajar
menggunakan pemahaman terhadap hubungan hubungan, terutama
hubungan antara bag ian dan kese luruhan. I ntinya, menurut mereka, t ingkat
keje lasan dan keberart ian dar i apa yang d iamat i da lam s ituas i belajar
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
15/36
ada lah lebih men ingkatkan kemampuan be lajar seseorang dar i pada
dengan hukuman dan ganjaran.
2 . T eor i be lajar C ogn it ive-f ield dar i L ew inKurt Lew in (1892-1947) mengembangkan suatu teor i belajar
kogn itiv-f ield dengan menaruh perhat ian kepada kepr i bad ian dan
ps ikologi soc ial. Lew in memandang mas ing-mas ing indivi du berada d i
da lam suatu medan kekuatan yang bers ifat ps ikologis. Medan d imana
indivi du bereaks i disebut life space. L ife space mencankup perwujudan
lingkungan d i mana indivi du bereaks i, misa lnya ; orang orang yang
di jumpa inya, objek mater ial yang ia hadap i serta fungs i kejiwaan yang ia
milik i. Jadi menurut Lew in, be lajar ber langsung sebaga i ak i bat dar i
perubahan da lam struktur kogn itif. Perubahan sruktur kogn itif itu ada lah
has il dar i dua macam kekuatan, satu dar i stuktur medan kogn isi itu send ir i,
yang lainya dar i kebutuhan mot ivas i interna l individu. Lew in member ikan
peranan lebih pent ing pada mot ivas i dar i reward.
3. T eor i Belajar C ogn it ive Deve lopmenta l dar i Piaget
Dalam teor inya, P iaget memandang bahwa proses berp ik ir sebaga i
akt ivitas gradua l dar i fungs i inte lektua l dar i konkret menuju abstrak.
Piaget ada lah ah li psikolog de velopmentat karena pene litiannya
mengena i tahap tahap perkembangan pr i bad i serta perubahan umur yang
mempengaruh i kemampuan be lajar individu. Menurut P iaget,
pertumbuhan kapas itas menta l member ikan kemampuan-kemapuan menta l
yang sebe lumnya t idak ada. Pertumbuhan inte lektuan ada lah t idak
kuant itat if, me lainkan kua litat if. Pada intinya, perkembangan kogn itif
bergantung kepada akomodas i. Kepada s iswa harus d i ber ikan suatu area
yang be lum d iketahu i agar ia dapat be lajar, karena ia tak daapat be lajar
dar i apa yang te lah d iketahu inya.
4. J erome Bruner dengan D iscovery L earn ingnya
Yang menjad ikan dasar ide J. Bruner ialah pendapat dar i Piaget
yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara akt if d i dalam be lajar
di kelas. Untuk itu bruner memaka i cara dengan apa yang d isebutnya
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
16/36
disco very learn ing, ya itu d imana mur id mengorgan isas i bahan pe lajaran
yang d i pelajara i dengan suatu bentuk akh ir yang sesua i dengan t ingkat
kemajuan anak tersebut. Bruner menyebutkan hendaknya guru harusmember ikan kesempatan kepada mur idnya untuk menjad i seorang
prob lem so lver, seorang sc ient ist, h istor ian atau ah li matemat ika. B iarkan
mur id k ita menemukan art i bag i dir i mereka send ir i dan memungk inkan
mereka mempe lajar i konsep-konsep d i da lam bahasa yang mereka
mengert i.4
Belajar seharusnya menjad i keg iatan yang tak terp isahkan dar i
keh idupan manus ia. Be lajar merupakan sa lah satu kebutuhan h idup
manus ia yang pa ling pent ing da lam upaya mempertahankan h idup dan
mengembangkan d ir i. Da lam dun ia pend idikan be lajar merupakan
akt ivitas pokok da lam penye lenggaraan proses be lajar-mengajar. Me lalui
belajar seseorang dapat memaham i sesuatu konsep yang baru, dan atau
menga lam i perubahan t ingkah laku, s ikap, dan ketramp ilan.
Pada dasarnya terdapat dua pendapat tentang teor i belajar ya itu
teor i belajar a liran beha vior istik dan teor i belajar kogn itif. T eor i belajar
beha vior istik menekankan pada pengert ian be lajar merupakan perubahan
tingkah laku, seh ingga has il belajar ada lah sesuatu yang dapat d iamat i
dengan indra manus ia langsung tertuangkan da lam t ingkah laku. Sepert i
yang d ikemukakan o leh Ahmad i dan Supr iono (1991 : 121) bahwa be lajar
ada lah suatu proses usaha yang d ilakukan individu untuk mempero leh
suatu perubahan t ingkah laku yang baru secara kese luruhan sebaga i has il
penga laman indivi du itu send ir i da lam interaks i dengan lingkungannya.
Sedangkan teor i belajar kogn itif lebih menekankan pada be lajar
merupakan suatu proses yang terjad i da lam aka l pik iran manus ia. Sepert i
juga diungkapkan o leh W inkel (1996 : 53) bahwa Be lajar ada lah suatu
akt ivitas menta l atau ps ik is yang ber langsung da lam interaks i akt if dengan
lingkungan yang menghas ilkan perubahan-perubahan da lam pengetahuan
4Oemar Hama lik, Psikologi Belajar Mengajar, (Sinar Baru A lgesindo :Bandung), 2004.
Hal. 49.
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
17/36
pemahaman, ketramp ilan dan n ilai sikap. Perubahan itu bers ifat secara
relat if dan berbekas.
Seh ingga dapat d isimpulkan bahwa pada dasarnya be lajar ada lahsuatu proses usaha yang me li batkan akt ivitas menta l yang terjad i dalam
dir i manus ia sebaga i ak i bat dar i proses interaks i akt if dengan
lingkungannya untuk mempero leh suatu perubahan da lam bentuk
pengetahuan, pemahaman, t ingkah laku, ketramp ilan dan n ilai sikap yang
bers ifat re lat if dan berbekas.
Sesua i dengan karakter istik matemat ika maka be lajar matemat ika
lebih cenderung termasuk ke da lam a liran be lajar kogn itif yang proses dan
has ilnya t idak dapat d ilihat langsung da lam konteks perubahan t ingkah
laku. Ber ikut ada lah beberapa teor i belajar kogn itif menurut beberapa
pakar teor i belajar kogn itif :
5 . T eor i Belajar P iaget
Jean P iaget ada lah seorang ilmuwan per ilaku dar i Swiss, ilmuwan
yang sangat terkena l da lam pene litian mengena i perkembangan berp ik ir
khususnya proses berp ik ir pada anak.
Menurut P iaget set iap anak mengembangkan kemampuan
berp ik irnya menurut tahap yang teratur. Pada satu tahap perkembangan
tertentu akan muncu l skema atau struktur tertentu yang keberhas ilannya
pada setiap tahap amat bergantung pada tahap sebe lumnya. Adapun
tahapan-tahapan tersebut ada lah:
a. T ahap Sensor i Motor(dar i lah ir sampa i kurang leb ih umur
dua tahun)
Dalam dua tahun pertama keh idupan bay i ini, dia dapat
sed ik it memaham i lingkungannya dengan ja lan me lihat, meraba
atau memegang, mengecap, menc ium dan menggerakan. Dengan
kata lain mereka menganda lkan kemampuan sensor ik serta
motor iknya. Beberapa kemampuan kogn itif yang pent ing muncu l
pada saat ini. Anak tersebut mengetahu i bahwa per ilaku yang
tertentu men imbu lkan ak i bat tertentu pu la bag i dir inya. M isalnya
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
18/36
dengan menendang-nendang d ia tahu bahwa se limutnya akan
bergeser dar inya.
b. T ahap Pra-operas iona l ( kurang leb ih umur dua tahunhingga tujuh tahun)
Dalam tahap ini sangat menonjo l seka li kecenderungan
anak-anak itu untuk se lalu menganda lkan d ir inya pada perseps inya
mengena i rea litas. Dengan adanya perkembangan bahasa dan
ingatan anakpun mampu meng ingat banyak ha l tentang
lingkungannya. I nte lek anak d i batas i oleh egosentr isnya ya itu ia
tidak menyadar i orang lain mempunya i pandangan yang berbeda
dengannya.
c. T ahap Operas i Konkr it (kurang leb ih tujuh sampa i sebe las
tahun)
Dalam tahap ini anak-anak sudah mengembangkan p ik iran
logis. Da lam upaya mengert i tentang a lam seke lilingnya mereka
tidak ter lalu menggantungkan d ir i pada informas i yang datang dar i
panca indra. Anak-anak yang sudah mampu berp ik ir secara operas i
konkr it sudah menguasa i sebuah pe lajaran yang pent ing ya itu
bahwa cir i yang d itangkap o leh panca indra sepert i besar dan
bentuk sesuatu, dapat saja berbeda tanpa harus mempengaruh i
misalnya kuant itas. Anak-anak ser ing ka li dapat meng ikut i logika
atau pena laran, tetap i jarang mengetahu i bila membuat kesa lahan.
d. T ahap Operas i Forma l (kurang leb ih umur sebe las tahun
sampa i limabe las tahun)
Selama tahap ini anak sudah mampu berp ik ir abstrak ya itu
berp ik ir mengena i gagasan. Anak dengan operas i forma l ini sudah
dapat mem ik irkan beberapa a lternat if pemecahan masa lah. Mereka
dapat mengembangkan hukum-hukum yang ber laku umum dan
pert imbangan ilmiah. Pem ik irannya t idak jauh karena se lalu ter ikat
kepada ha l-ha l yang bes ifat konkr it, mereka dapat membuat
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
19/36
hi potes is dan membuat ka idah mengena i ha l-ha l yang bers ifat
abstrak.
Berdasarkan ura ian d iatas, P iaget membag i tahapan perkembangan kemampuan kogn itif anak menjad i empat tahap
yang d idasarkan pada us ia anak tesebut.
T eor i belajar P iaget member ikan pengaruh yang luar b iasa
terhadap perkembangan teor i pembe lajaran kogn itif. Ha l ini
terbukt i dengan banyaknya pene liti yang tertar ik me lakukan
ana lisis serta memper luas teor i tersebut. sa lah satu kr itik yang
cukup tajam terhadap teor i Piaget ada lah berkenaan dengan asums i
bahwa pengert ian akan suatu struktur yang sama akan d i pero leh
pada us ia yang sama da lam berbaga i doma in inte lektua l. I mplikas i
dar i hal ini ada lah ket ika seorang anak sudah dapat mengawetkan
besaran suatu unsur dengan mengena li bahwa besaran dar i benda
tersebut sama ter lepas dar i bentuknya anak secara ras iona l dapat
diduga akan mengawetkan konsep berat, karena struktur antara
konsep besaran dan berat sama. T ernyata bersadar pada stud i
eksper imenta l yang d ilakukan o leh para pene liti hal ini tidak
sepenuhnya benar. Ha l ini dianggap sebaga i sebuah peny impangan.
Peny impangan yang d imaksud ada lah terjad inya perbedaan cara
dalam mempero leh sebuah struktur yang sama o leh seorang
indivi du. Dar i beberapa has il pengembangan pene litian da lam teor i
ini ternyata peny impangan ini laz im terjad i sebaga imana
diungkapkan o leh B iggs dan Co llis (1982). Fakta ini mem icu
sebuah pengembangan teor i dar i teor i Piaget yang d ikena l dengan
neo-P iaget ian theor ies.
Biggs dan Co llis ada lah pene liti yang turut me lakukan dan
ana lisis teor i belajar P iaget. Sa lah satu isu utama yang d ikaj i oleh
kedua pene liti ini berka itan dengan struktur kogn itif. T eor i mereka
dikena l dengan Structure of Obser ved Learn ing Outcomes
(SOLO). B iggs dan Co llis (1982 : 22) membedakan antara
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
20/36
genera lized cogn itive structure atau struktur kogn itif umum anak
dengan actua l respon atau respon langsung anak ket ika d i ber ikan
per intah-per intah. Mereka mener ima kebeadaan konsep struktur kogn itif umum namun mereka menyak ini bahwa ha l tersebut t idak
dapat d iukur langsung seh ingga per lu mengacu pada sebuah
hypothes ized cogn itive structure (HCS) atau struktur kogn itif
hi potes is. Menurut mereka HCS ini relat ive lebih stab il dar i waktu
ke waktu serta bebas dar i pengaruh pembe lajaran d isaat anak
diukur menggunakan taxonom i SOLO da lam menye lesa ikan suatu
tugas tertentu. Penekan pada suatu tugas tertentu sangat pent ing
sepert i yang d iasums ikan da lam taksonom i SOLO bahwa
penamp ilan seseorang sangat lah beragam da lam menye lesa ikan
satu tugas dengan tugas lainnya, ha l ini berka itan erat dengan
logika yang mendasar inya, se lanjutnya asums i ini juga me li put i
peny impangan yang da lam mode l ini dikatakan :
Siswa dapat saja berada pada awa l level forma l da lam
matemat ika namun berada pada level awa l konkr it da lam sejarah,
atau bahkan dapat terjad i, suatu har i siswa berada pada level
forma l di matemat ika namun d ilain har i dia mas ih berada pada
level yang konkr it pada top ik yyang berbeda. Has il obser vas i
sepert i ini tidak dapat meng indikas ikan terdapatnya pertukaran
dalam perkembangan kogn itif yang ber langsung, tetap i sed ik it
pertukaran terjadi pada konstruks i yang lebih prox imal ,
pembe lajaran, penamp ilan atau mot ivas i. B iggs & Co llis (1991 :60)
Dar i ura ian d i atas maka dapat d ikatakan bahwa teor i
tersebut lebih menekankan pada ana lisis terhadap kua litas respon
anak. Untuk me lihat respon anak d i per lukan but ir-but ir
rangsangan. Dan but ir-but ir rangsangan da lam konteks ini tidak
difokuskan untuk me lihat kebenaran dar i jawaban saja me lainkan
lebih pada me lihat struktur a lamiah dar i respon s iswa dan
perubahannya dar i waktu ke waktu.
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
21/36
Untuk menje laskan konsep pertukaran yang terjad i dalam
pertumbuhan kogn itif yang t idak b iasa d iantara anak-anak seko lah,
Biggs & Co llis (1991 : 60) menyed iakan suatu level tersend ir i yangdi ber i nama post formal mode. Baga imanapun juga terdapat satu
perbedaan pent ing dar i teor i yang d ikemukakan P iaget ya itu ket ika
mode atau level baru mu lai muncu l, ini tidak akan menggant ikan
level yang lama beg itu saja me lainkan dapat berkembang
bersamaan. O leh karena itu mode-mode l tersebut tumbuh sejak
lahir hingga dewasa. Le vel terakh ir ada lah batas tert inggi dar i
proses abstraks i yang dapat d itunjukkan anak, bukan se luruh
penamp ilan yang harus menyesua ikan dengan level-nya. Secara
khusus, ket ika semak in banyak mode yang memungk inkan maka
multi-moda l fungs ioning menjad i normanya.
Ber ikut ada lah 5 mode yang d iutarakan o leh B iggs dan
Collis:
1). Mode Sensor imotor
Focus perhat ian pada mode ini ada lah lingkungan f isik
sek itar anak. Anak membangun kemampuan untuk me lakukan
koord inas i dan mengatur interaks inya dengan lingkungan sek itar.
Perkembangan yang berke lanjutan pada mode ini ditunjukkan o leh
kegiatan-keg iatan f isik ket ika d i pero lehnya tac it know ledge.
2 ). Mode I con ic
Pada mode ini symbo l-simbo l dan gambar d igunakan untuk
merepresentas ikan e lemen-e lemen yang d i pero lehnya pada mode
sensor imotor. T anda-tanda tersebut d igunakan sebaga i peran
penggant i dar i komun ikas i ora l. C irr i-cir i dar i anak yang berada
pada mode ini antara lain ser ing menggunakan strateg i menebak,
senang menggunakan a lat peraga dan senang membuat gambaran-
gambaran menta l. Mode sensor imotor dan icon ic ada lah mode-
mode a lam iah dar i seorang manus ia yang berkembang secara
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
22/36
alam iah juga. Sedangkan target pertama dar i seko lah forma l ada
pada mode concrete symbo lic.
3). Mode C on crete Symbo lic Pada mode ini anak menga lami pertukaran da lam proses
abstraks i. Mereka mu lai merepresentas ikan dun ia f isik me lalui
bahasa ora l ke da lam bentuk tu lisan, ya itu sebuah system symbo l
yang akan mereka gunakan da lam keh idupannya d i dunia.
Sebuah system symbo l mem ilik i tingkatan dan logika
interna l yang dapat memfas ilitas i sebuah hubungan antara s istem
simbo l dan lingkungan f isik d i sek itarnya. S istem symbo l yang
digunakan d i seko lah antara lain ada lah matemat ika dan bahasa.
Mode concrete symbo lic ada lah mode terbesar sebaga i target dar i
matemat ika seko lah. Karena da lam matemat ika anak
menggambarkan dan mengoperas ikan objek-objek yang berada d i
sek itarnya .
4). Mode Forma l
Pada mode ini titik berat kemampuan sesorang ada lah pada
kemampuan mengkonstruks i teor i tanpa bantuan contoh benda
konkr it. Kemampuan berp ik ir pada tahap ini meli put i membuat
formu la h i potes is dan membuat pena laran yang propors iona l. O leh
karena itu kemampuan ini dituntut pada mahas iswa-mahas iswa d i
Perguruan T inggi.
5 ). Mode Post Forma l
Keberadaan mode ini lebih menekankan pada pembuatan
hi potes is secara dedukt if dar i pada penyusunan teor i berdasarkan
bukt i-bukt i emp ir is. Karakter istik terpent ing dar i mode ini ada lah
kemampuan untuk bertanya tentang pr insi p-pr insi p mendasar dar i
sesuatu ha l.
T aksonom i SOLO ini terd ir i dar i lima tahap yang dapat
menggambarkan perkembangan kemampuan berp ik ir komp leks
pada s iswa dan dapat d iterapkan d i berbaga i bidang.
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
23/36
Ber ikut ada lah tahapan respon berp ik ir berdasar taksonom i
SOLO :
1). T ahap Pre-Stru ctura l.Pada tahap ini siswa hanya mem ilik i sangat sed ik it seka li
informas i yang bahkan t idak sa ling berhubungan, seh ingga t idak
membentuk sebuah kesatuan konsep sama seka li dan t idak
mempunya i makna apapun.
2 ). T ahap Un i-Stru ctura l
Pada tahap ini ter lihat adanya hubungan yang je las dan
sederhana antara satu konsep dengan konsep lainnya tetap i inti
konsep tersebut secara luas be lum d i paham i. Beberapa kata kerja
yang dapat meng indikas i akt ivitas pada tahap ini ada lah;
meng indent if ikas ikan, meng ingat dan me lakukan prosedur
sederhana.
3). T ahap Mu lt i-Stru ctura l
Pada tahap ini siswa sudah memaham i beberapa komponen
namun ha l ini mas ih bers ifat terp isah satu sama lain seh ingga
belum membentuk pemahaman secara komprehens if. Beberapa
koneks i sederhana sudah terbentuk namun dem ik ian kemampuan
meta-kogn isi belum tampak pada tahap ini. Adapun beberapa kata
kerja yang mendeskr i ps ikan kemampuan s iswa pada tahap ini
antara lain; memb ilang atau mencacah, mengurutkan,
mengk las if ikas ikan, menje laskan, membuat daftar,
menggabungkan dan me lakukan a lgor itma.
4). T ahap Re lat iona l.
Pada tahap ini siswa dapat menghubungkan antara fakta
dengan teor i serta t indakan dan tujuan. Pada tahap ini siswa dapat
menunjukan pemahaman beberapa komponen dar i satu kesatuan
konsep, memaham i peran bag ian-bag ian bag i kese luruhan serta
telah dapat mengap likas ikan sebuah konsep pada keadaan-keadaan
yang serupa. Adapun kata kerja yang meng idikas ikan kemampuan
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
24/36
pada tahap ini antara lain; memband ingkan, membedakan,
menje laskan hubungan sebab ak i bat, menggabungkan,
mengana lisis, mengap likas ikan, menghubungkan.5 ). T ahap Ex tended Abstra ct
Pada tahap ini siswa me lakukan koneks i tidak hanya
sebatas pada konsep-konsep yang sudah d i ber ikan saja me lainkan
dengan konsep-konsep d iluar itu. Dapat membuat genera lisas i serta
dapat me lakukan sebuah perumpamaan-perumpamaan pada s ituas i-
situas i spes if ik. Kata-kerja yang meref leks ikan kemampuan pada
tahap ini antara lain, membuat suatu teor i, membuat h i potes is,
membuat genera lisas i, me lakukan ref leks i serta membangun suatu
konsep.
C . T eor i Belajar Human isme
Pengert ian human istik yang beragam membuat batasan-batasan
aplikas inya da lam dun ia pend idikan mengundang berbaga i macam art i pula.
Seh ingga per lu adanya satu pengert ian yang d isepakat i mengena i kata
human istik da la pend idikan. Da lam art ikel What is Human istik Educat ion?,
Kr ischenbaum menyatakan bahwa seko lah, ke las, atau guru dapat d ikatakan
bers ifat human istik da lam beberapa kr iter ia. Ha l ini menunjukkan bahwa ada
beberapa ti pe pendekatan human istik da lam pend idikan. I de mengena i
pendekatan-pendekatan ini terangkum da lam ps ikologi human istik.
Dalam art ikel some educat iona l implicat ions of the Human istic
Psycho logist Abraham Mas low mencoba untuk mengkr itisi teor i Freud dan
beha vior istik. Menurut Abraham, yang terpent ing da lam me lihat manus ia
ada lah potens i yang d imilik inya. Human istik lebih me lihat pada s isi
perkembangan kepr i bad ian manus ia dar i pada berfokus pada
ket idaknorma lan atau sak it sepert i yang d ilihat o leh teor i psikoana lisa
Freud. Pendekatan ini melihat kejad ian sete lah sak it tersebut sembuh, ya itu
baga imana manus ia membangun d ir inya untuk me lakukan ha l-ha l yang
pos itif. Kemampuan bert indak pos itif ini yang d isebut sebaga i potens i
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
25/36
manus ia dan para pend idik yang bera liran human istik b iasanya memfokuskan
penganjarannya pada pembangunan kemampuan pos itif ini.
Kemampuan pos itif d isini erat ka itannya dengan pengembangan emos i pos itif yang terdapat da lam doma in afekt if, m isalnya ketramp ilan membangun
dan menjaga re las i yang hangat dengan orang lain, baga imana mengajarkan
kepercayaan, pener imaan, keasadaran, memaham i perasaan orang lain,
kejujuran interpersona l, dan pengetahuan interpersona l lainnya. I ntinya ada lah
men ingkatkan kua litas ketramp ilan interpersona l dalam keh idupan sehar i-har i.
Selain men itik beratkan pada hubungan interpersona l, para pend idikan
yang bera liran human istik juga mencoba untuk membuat pembe lajaran yang
membantu anak d idik untuk men ingkatkan kemampuan da lam membuat,
ber imaj inas i, mempunya i penga laman, ber intu isi, merasakan, dan berfantas i.
Pend idik human istik mencoba untuk me lihat da lam spektrum yang luas
mengena i per ilaku manus ia. Berapa banyak ha l yang b isa d ilakukan
manus ia? Dan baga imana aku b isa membantu mereka untuk me lakukan ha l-
ha l tersebut dengan lebih ba ik?
Melihat ha l-ha l yang d iusahakankan o leh para pend idik human istik,
tampak bahwa pendekatan ini mengedepankan pent ingnya emos i dalam dun ia
pend idikan. Freud ian me lihat emos i sebaga i hal yang mengganggu
perkembangan, sementara human istik me lihat keuntungan pend idikan emos i.
Jadi bisa d ikatakan bahwa emos i ada lah karakter isitik yang sangat kuat yang
nampak dar i para pend idik bera liran human istik. Karena berp ik ir dan
merasakan sa ling ber ir ingan, mengaba ikan pend idikan emos i sama dengan
mengaba ikansa lah satu potens i terbesar manus ia. K ita dapat be lajar
menggunakan emos i k ita dan mendapat keuntungan dar i pendekatan
human istik ini sama sepert i yang k ita dapatkan dar i pend idikan yang
men itikberatkan kogn isi.
T okoh T eor i Belajar Human istik :
a. A thu Combs (191 2 -1999)
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
26/36
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
27/36
mem ilik i dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keun ikan d ir i, ke arah
berfungs inya semua kemampuan, ke arah kepercayaan d ir i menghadap i dun ia
luar dan pada saat itu juga ia dapat mener ima d ir i send ir i(se lf). Abraham Mas low d ikena l sebaga i pelopor a liran ps ikologi
human istik. Mas low percaya bahwa manus ia tergerak untuk memaham i dan
mener ima d ir inya seb isa mungk in. T eor inya yang sangat terkena l sampa i
dengan har i ini ada lah teor i tentang H ierarchy of Needs (H irark i Kebutuhan).
Menurut Mas low, manus ia termot ivas i untuk memenuh i kebutuhan-
kebutuhan h idupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut mem ilik i tingkatan atau
hirark i, mu lai dar i yang pa ling rendah (bers ifat dasar/f isiologis) sampa i yang
pa ling t inggi (aktua lisas i dir i). Adapun h irark i kebutuhan tersebut ada lah
sebaga i ber ikut :
1) Kebutuhan f isiologis / dasar
2) Kebutuhan akan rasa aman dan tentram
3) Kebutuhan untuk d icinta i dan d isayang i
4) Kebutuhan untuk d iharga i
5) Kebutuhan untuk aktua lisas i dir i
c. Car l Rogers
Car l Ransom Rogers d ilah irkan d i Oak Park, I llinois, pada tahun 1902
dan wafat d i LaJolla, Ca liforn ia, pada tahun 1987. Semasa mudanya, Rogers
tidak mem ilik i banyak teman seh ingga ia lebih banyak menghab iskan
waktunya untuk membaca. D ia membaca buku apa saja yang d itemu inya
termasuk kamus dan ens ik loped i, mesk i pun ia sebenarnya sangat menyuka i
buku-buku petua langan. I a pernah be lajar d i bidang agr ikultura l dan sejarah d i
Univers ity of W iscons in. Pada tahun 1928 ia mempero leh ge lar Master d i
bidang ps ikologi dar i Columb ia Un ivers ity dan kemud ian mempero leh ge lar
Ph.D d i di bidang ps ikologi k linis pada tahun 1931.
Pada tahun 1931, Rogers bekerja d i Child Study Department of the
Soc iety for the pre vent ion of Crue lty to Ch ildren (bag ian stud i tentang anak
pada perh impunan pencegahan kekerasan tehadap anak) d i Rochester, NY.
Pada masa-masa ber ikutnya ia s i buk membantu anak-anak bermasa lah/naka l
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
28/36
dengan menggunakan metode-metode ps ikologi. Pada tahun 1939, ia
menerb itkan satu tu lisan berjudu l T he C linica l T reatment of the Prob lem
Child, yang membuatnya mendapatkan tawaran sebaga i profesor padafaku ltas ps ikologi di Ohio State Un ivers ity. Dan pada tahun 1942, Rogers
menjabat sebaga i ketua dar i Amer ican Psycho logica l Soc iety.
Car l Rogers ada lah seorang ps ikolog human istik yang menekankan
per lunya s ikap sa ling mengharga i dan tanpa prasangka (antara k lien dan
terap ist) da lam membantu indivi du mengatas i masa lah-masa lah
keh idupannya. Rogers menyak ini bahwa k lien sebenarnya mem ilik i jawaban
atas permasa lahan yang d ihadap inya dan tugas terap ist hanya memb imbing
k lien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, tekn ik-tekn ik
assessment dan pendapat para terap ist bukan lah ha l yang pent ing da lam
melakukan treatment kepada k lien.
Menurut Rogers yang terpent ing da lam proses pembe lajaran ada lah
pent ingnya guru memperhat ikan pr insi p pend idikan dan pembe lajaran, ya itu:
1) Menjad i manus ia berart i mem ilik i kekuatan yang wajar untuk be lajar.
Siswa t idak harus be lajar tentang ha l-ha l yang t idak ada art inya.
2) Siswa akan mempe lajar i ha l-ha l yang bermakna bag i dir inya.
Pengorgan isas ian bahan pe lajaran berart i mengorgan isas ikan bahan
dan ide baru sebaga i bag ian yang bermakna bag i siswa
3) Pengorgan isas ian bahan pengajaran berart i mengorgan isas ikan bahan
dan ide baru sebaga i bag ian yang bermakna bag i siswa.
4) Belajar yang bermakna da lam masyarakat modern berart i belajar
tentang proses.
Dar i bukunya Freedom T o Learn, ia menunjukkan sejum lah pr insi p-
pr insi p dasar human ist ik yang pent ing d iantaranya ialah :
1) Manus ia itu mempunya i kemampuan be lajar secara a lam i.
2) Belajar yang s ignif ikan terjad i apab ila mater i pelajaran d irasakan
mur id mempunya i relevans i dengan maksud-maksud send ir i.
3) Belajar yang menyangkut perubahan d i dalam perseps i mengena i
dir inya send ir i diangap mengancam dan cenderung untuk d itolaknya.
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
29/36
4) T ugas-tugas be lajar yang mengancam d ir i ialah lebih mudah d irasakan
dan d ias imilas ikan apab ila ancaman-ancaman dar i luar itu semak in
kecil.5) Apab ila ancaman terhadap d ir i siswa rendah, penga laman dapat
di pero leh dengan berbaga i cara yang berbeda-beda dan terjad ilah
proses be lajar.
6) Belajar yang bermakna d i pero leh s iswa dengan me lakukannya.
7) Belajar d i per lancar b ilamana s iswa d ili batkan da lam proses be lajar dan
ikut bertanggungjawab terhadap proses be lajar itu.
8) Belajar inisiat if send ir i yang me li batkan pr i bad i siswa seutuhnya, ba ik
perasaan maupun inte lek, merupakan cara yang dapat member ikan
has il yang menda lam dan lestar i.
9) Kepercayaan terhadap d ir i send ir i, kemerdekaan, kreat ivitas, lebih
mudah d icapa i terutama j ika s iswa d i biasakan untuk mawas d ir i dan
mengr itik d ir inya send ir i dan pen ilaian dar i orang lain merupakan cara
kedua yang pent ing.
10) Belajar yang pa ling berguna secara sos ial di dalam dun ia modern ini
ada lah be lajar mengena i proses be lajar, suatu keterbukaan yang terus
menerus terhadap penga laman dan penyatuannya ke da lam d ir i send ir i
mengena i proses perubahan itu.
D. T eor i Belajar Konstrukt ivisme
Menurut teor i belajar konstrukt ivisme, pengetahuan t idak dapat
di pindahkan beg itu saja dar i pik iran guru ke p ik iran s iswa. Art inya, bahwa
siswa harus akt if secara menta l membangun struktur pengetahuannya
berdasarkan kematangan kogn itif yang d imilik inya. Dengan kata lain, s iswa
tidak d iharapkan sebaga i boto l-boto l kec il yang s iap d iisi dengan berbaga i
ilmu pengetahuan sesua i dengan kehendak guru.
Sehubungan dengan ha l di atas, T asker (1992 : 30) mengemukakan t iga
penekanan da lam teor i belajar konstrukt ivisme sebaga i ber ikut.
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
30/36
1. Peran akt if s iswa da lam mengkonstruks i pengetahuan secara
bermakna.
2. Pent ingya membuat ka itan antara gagasan da lam pengkonstruks iansecara bermakna.
3. Menga itkan antara gagasan dengan informas i baru yang d iter ima.
Wheat ley (1991 : 12) mendukung pendapat d i atas dengan mengajukan
dua pr insi p utama da lam pembe lajaran dengan teor i belajar konstruk ltivisme.
Pertama, pengetahuan t idak dapat d i pero leh secara pas if, tetap i secara akt if
oleh struktur kogn itif s iswa. Kedua, fungs i kogn isi bers ifat adapt if dan
membantu pengorgan isas ian me lalui penga laman nyata yang d imilik i anak.
Kedua pengert ian d i atas menekankan baga imana pent ingnya
keter li batan anak secara akt if da lam proses penga itan sejum lah gagasan dan
pengkonstruks ian ilmu pengetahuan me lalui lingkungannya. Bahkan secara
spes if ik Hudoyo (1990 : 4) mengatakan bahwa seseorang akan lebih mudah
mempe lajar i sesuatu b ila be lajar itu d idasar i kepada apa yang te lah d iketahu i
orang lain. O leh karena itu, untuk mempe lajar i suatu mater i yang baru,
penga laman be lajar yang lalu dar i seseorang akan mempengaruh i terjad inya
proses be lajar tersebut.
Selain penekanan dan tahap-tahap tertentu yang per lu d i perhat ikan
dalam teor i belajar konstrukt ivisme, Hanbury (1996 : 3) mengemukakan
sejum lah aspek da lam ka itannya dengan pembe lajaran, ya itu
1. Siswa mengkonstruks i pengetahuan dengan cara meng integras ikan
ide yang mereka m ilik i
2. Pembe lajaran menjad i lebih bermakna karena s iswa mengert i
3. Strateg i siswa lebih bern ilai, dan
4. Siswa mempunya i kesempatan untuk berd iskus i dan sa ling
bertukar penga laman dan ilmu pengetahuan dengan temannya.
Da lam upaya meng implementas ikan teor i belajar konstrukt ivisme,
T ytler (1996 : 20) mengajukan beberapa saran yang berka itan dengan
rancangan pembe lajaran, sebaga i ber ikut :
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
31/36
1. Member i kesempatan kepada s iswa untuk mengemukakan
gagasannya dengan bahasa send ir i.
2. Member i kesempatan kepada s iswa untuk berf ik ir tentang penga lamannya seh ingga menjad i lebih kreat if dan imaj inat if.
3. Member i kesempatan kepada s iswa untuk mencoba gagasan baru.
4. Member i penga laman yang berhubungan dengan gagasan yang
telah d imilik i siswa.
5. Mendorong s iswa untuk mem ik irkan perubahan gagasan mereka,
dan
6. Menc i ptakan lingkungan be lajar yang kondus if.
Dar i beberapa pandangan d i atas, dapat d isimpu lkan bahwa
pembe lajaran yang mengacu kepada teor i belajar konstrukt ivisme lebih
menfokuskan pada kesuksesan s iswa da lam mengorgan isas ikan
penga laman mereka. Bukan kepatuhan s iswa da lam ref leks i atas apa yang
telah d i per intahkan dan d ilakukan o leh guru. Dengan kata lain, s iswa lebih
diutamakan untuk mengkonstruks i send ir i pengetahuan mereka me lalui
as imilas i dan akomodas i.
1. Hak ikat Pembe lajaran Menurut T eor i Belajar Konstrukt ivismeT eor i-teor i baru da lam ps ikologi pend idikan d ikelompok da lam
teor i pembe lajaran konstrukt ivis (construct ivist theor ies of learn ing). T eor i
konstrukt ivis ini menyatakan bahwa s iswa harus menemukan send ir i dan
mentransformas ikan informas i komp leks, mengecek informas i baru
dengan aturan-aturan lama dan mere visinya apab ila aturan-aturan itu t idak
lag i sesua i. Bag i siswa agar benar-benar memaham i dan dapat menerapkan
pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masa lah, menemukan
sega la sesuatu untuk d ir inya, berusaha dengan susah payah dengan ide- ide.
T eor i ini berkembang dar i kerja P iaget, Vygotsky, teor i-teor i pemrosesan
informas i, dan teor i psikologi kogn itif yang lain, sepert i teor i Bruner
(Slavin da lam Nur, 2002 : 8).
Menurut teor i konstrukt ivis ini, satu pr insi p yang pa ling pent ing
dalam ps ikologi pend idikan ada lah bahwa guru t idak hanya sekedar
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
32/36
member ikan pengetahuan kepada s iswa. S iswa harus membangun send ir i
pengetahuan d i dalam benaknya. Guru dapat member ikan kemudahan
untuk proses ini, dengan member i kesempatan s iswa untuk menemukanatau menerapkan ide- ide mereka send ir i, dan mengajar s iswa menjad i
sadar dan secara sadar menggunakan strateg i mereka send ir i untuk be lajar.
Guru dapat member i siswa anak tangga yang membawa s iswa ke
pemahaman yang lebih t inggi, dengan catatan s iswa send ir i yang harus
memanjat anak tangga tersebut Sebaga imana te lah d ikemukakan bahwa
menurut teor i belajar konstrukt ivisme, pengertahuan t idak dapat
di pindahkan beg itu saja dar i pik iran guru ke p ik iran s iswa. Art inya, bahwa
siswa harus akt if secara menta l membangun struktur pengetahuannya
berdasarkan kematangan kogn itif yang d imilik inya. Dengan kata lain,
siswa t idak d iharapkan sebaga i boto l-boto l kec il yang s iap d iisi dengan
berbaga i ilmu pengetahuan sesua i dengan kehendak guru.
Sehubungan dengan ha l di atas, T asker (1992 : 30) mengemukakan
tiga penekanan da lam teor i belajar konstrukt ivisme sebaga i ber ikut.
Pertama ada lah peran akt if s iswa da lam mengkonstruks i pengetahuan
secara bermakna. Kedua ada lah pent ingya membuat ka itan antara gagasan
dalam pengkonstruks ian secara bermakna. Ket iga ada lah menga itkan
antara gagasan dengan informas i baru yang d iter ima.
Wheat ley (1991 : 12) mendukung pendapat d i atas dengan
mengajukan dua pr insi p utama da lam pembe lajaran dengan teor i belajar
konstruk ltivisme. Pertama, pengetahuan t idak dapat d i pero leh secara pas if,
tetap i secara akt if oleh struktur kogn itif s iswa. Kedua, fungs i kogn isi
bers ifat adapt if dan membantu pengorgan isas ian me lalui penga laman
nyata yang d imilik i anak.
Kedua pengert ian d i atas menekankan baga imana pent ingnya
keter li batan anak secara akt if da lam proses penga itan sejum lah gagasan
dan pengkonstruks ian ilmu pengetahuan me lalui lingkungannya. Bahkan
secara spes if ik Hudoyo (1990 : 4) mengatakan bahwa seseorang akan lebih
mudah mempe lajar i sesuatu b ila be lajar itu d idasar i kepada apa yang te lah
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
33/36
diketahu i orang lain. O leh karena itu, untuk mempe lajar i suatu mater i yang
baru, penga laman be lajar yang lalu dar i seseorang akan mempengaruh i
terjad inya proses be lajar tersebut.Selain penekanan dan tahap-tahap tertentu yang per lu d i perhat ikan
dalam teor i belajar konstrukt ivisme, Hanbury (1996 : 3) mengemukakan
sejum lah aspek da lam ka itannya dengan pembe lajaran, ya itu (1) s iswa
mengkonstruks i pengetahuan dengan cara meng integras ikan ide yang
mereka m ilik i, (2) pembe lajaran menjad i lebih bermakna karena s iswa
mengert i, (3) strateg i siswa lebih bern ilai, dan (4) s iswa mempunya i
kesempatan untuk berd iskus i dan sa ling bertukar penga laman dan ilmu
pengetahuan dengan temannya.
Dalam upaya meng implementas ikan teor i belajar konstrukt ivisme,
T ytler (1996 : 20) mengajukan beberapa saran yang berka itan dengan
rancangan pembe lajaran, sebaga i ber ikut : (1) member i kesempatan kepada
siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa send ir i, (2)
member i kesempatan kepada s iswa untuk berf ik ir tentang penga lamannya
seh ingga menjad i lebih kreat if dan imaj inat if, (3) member i kesempatan
kepada s iswa untuk mencoba gagasan baru, (4) member i penga laman yang
berhubungan dengan gagasan yang te lah d imilik i siswa, (5) mendorong
siswa untuk mem ik irkan perubahan gagasan mereka, dan (6) menc i ptakan
lingkungan be lajar yang kondus if.
Dar i beberapa pandangan d i atas, dapat d isimpu lkan bahwa
pembe lajaran yang mengacu kepada teor i belajar konstrukt ivisme lebih
menfokuskan pada kesuksesan s iswa da lam mengorgan isas ikan
penga laman mereka. Bukan kepatuhan s iswa da lam ref leks i atas apa yang
telah d i per intahkan dan d ilakukan o leh guru. Dengan kata lain, s iswa lebih
diutamakan untuk mengkonstruks i send ir i pengetahuan mereka me lalui
as imilas i dan akomodas i.
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
34/36
BAB III
PE NU T UP
A. Simpu lanT eor i belajar human isme dan beha vior isme mem ilik i cir i khas mas ing-
mas ing . T eor i belajar human isme berusaha memaham i per ilaku be lajar dar i
sudut pandang per ilakunya bukan sudut pandang pengamatnya. T ujuan utama
para pend idik ada lah mambantu s iswa untuk mengembangkan d ir inya ya itu
membantu mas ing- mas ing indivi du untuk mengena l dir i mereka send ir i
sebaga i manus ia yang un ik & membantu da lam mewujudkan potens i- potens i
yang ada pada d ir i mereka. Sedangkan teor i belajar beha vior istik merupakan
proses perubahan t ingkah laku sebaga i ak i bat adanya interaks i antara st imulus
dengan respons yang menyebabkan s iswa mempunya i penga laman baru.
Aplikas inya da lam pembe lajaran ada lah bahwa guru mem ilik i kemampuan
dalam menge lola hubungan st imulus respons da lam s ituas i pembe lajaran
seh ingga has il belajar s iswa dapat opt imal.
T eor i konstrukt ivisme mem ilik i cirr i khas dengan penekanan pada
konteks d imana keteramp ilan akan d i pe lajar i dan d iaplikas ikan dan
menempatkan be lajar da lan konteks yang bermakna. Sedangkan teor i
kogn itivisme didasarkan pada kogn isi,yaitu t indakan mengena l atau mem ik irkan
situas i dimana t ingkah mengena l atau mem ik irkan s ituas i dimana t ingkah laku itu
terjad i.
Manfaat dar i beberapa teor i belajar ada lah :
1. Membantu guru untuk memaham i baga imana s iswa be lajar,
2. Memb imbing guru untuk merancang dan merencanakan proses
pembe lajaran,
3. Memandu guru untuk menge lola ke las,
4. Membantu guru untuk menge valuas i proses, per ilaku guru send ir i
serta has il belajar s iswa
5. yang te lah d icapa i,
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
35/36
6. Membantu proses be lajar lebih efekt if, ef isien dan produkt if,
7. Membantu guru da lam member ikan dukungan dan bantuan kepada
siswa seh ingga dapat8. mencapa i has il prestas i yang maks imal.I mplikas i perkembangan teor i pembe lajaran sekarang sangat lah
beragam. Guru dapat menerapkan menurut a liran-a liran teor i tertentu. Sepert i
teor i beha vior istik da lam pembe lajaran guru memperhat ikan tujuan be lajar,
karakter istik s iswa, dan sebaga inya.
B.Saran
Pengert ian, pr insi p, dan perkembangan teor i pembe lajaran hendaknya
di paham i oleh para pend idik dan d iterapkan da lam dun ia pend idikan dengan
benar, seh ingga tujuan pend idikan akan benar-benar dapat d icapa i. Dengan
memaham i berbaga i teor i belajar, pr insi p-pr insi p pembelajaran dan
pengajaran, pend idikan yang berkembang d i bangsa k ita n iscaya akan
menghas ilkan out put-out put yang berkua litas yang mampu membentuk
manus ia I ndones ia seutuhnya.
-
8/7/2019 Teori Belajar Aliran Psikologi Behavioristik 2
36/36
DAF T RAR PUS T AKA
Ahmad i, Abu dan Supr iono, W idodo. 1991. Psikologi Pengajaran . Jakarta :
R ineka C i pta.
Baharudd in dan Wahyun i, Nur. 2008. T eori Belajar dan Pembelajaran .
Jogajakarta : Ar-Ruz Med ia Group.
Hama lik, Oemar. Psikologi Belajar dan Mengajar . 2007. Bandung :Sinar Baru
Alges indo Offset
Sudjana, Nana. 1989. T eori-teori Belajar Untuk Pengajaran . Jakarta : UI Press.
Syah,Muh i bbin. 2009. Psikologi Belajar . Jakarta :PT . Raja Graf indo Persada