review aliran psikologi
TRANSCRIPT
PSIKOANALISIS DAN PSIKOLOGI ANALISIS
Psikoanalisis adalah aliran psikologi yang dikembangkan pertama kali
oleh Sigmund Freud. Sebelum lahirnya psikoanalisis, tepatnya pada pertengahan
abad XIX ketika psikologi baru lahir sebagai ilmu pengetahuan di Jerman, objek
kajian ilmu psikologi adalah kesadaran. Hal ini dipengaruhi oleh Rene Descrates
karena semboyannya “Cogito Ergo Sum” yang menetapkan bahwa objek
psikologi adalah kesadaran. Maka itu tugas psikologi adalah menganalisis
kesadaran yang unsur-unsur strukturalnya sangat berhubungan erat dengan
pancaindera. Pendapat tersebut sangat terkenal pada masa itu, namun demikian
banyak pula yang menentangnya. Freud adalah salah seorang yang menentang
pendapat tersebut. Menurutnya kesadaran hanya merupakan sebagian kecil dari
seluruh kehidupan psikis. Freud mengibaratkan psyche (jiwa) sebagai sebuah
gunung es ditengah lautan. Bagian gunung yang tampak di atas permukaan air laut
diibaratkan sebagai alam sadar manusia, sedangkan bagian gunung es yang lebih
besar berada dibawah permukaan air diibaratkan sebagai alam ketidaksadaran
dalam jiwa manusia. Didalam alam ketidaksadaran yang sangat luas ini ditemukan
dorongan-dorongan, nafsu-nafsu, ide-ide, dan perasaan yang ditekan ke dunia
bawah yang berisi kekuatan besar dan vital namun kasat mata yang memegang
kontrol penting atas pikiran dan perbuatan sadar individu. Dalam sudut padang
seperti ini psikologi yang membatasi diri dengan meletakkan dasar analisisnya
pada kesadaran tidak akan dapat memahami motif-motif yang mendasari tingkah
laku manusia.
Sebenarnya, Freud bukanlah orang pertama yang menemukan ide tentang
alam sadar (conscious mind) versus alam bawah sadar (unconscious mind),
namun dialah yang membuat ide tersebut begitu terkenal. Selanjutnya, Freud
bersama rekan kerjanya, Carl Gustav Jung terus mengembangkan aliran
psikoanalisis yang kemudian sangat berpengaruh bagi perkembangan ilmu
psikologi masa depan. Selama hampir 40 tahun Freud menyelidiki dunia
ketidaksadaran dengan metode asosisasi bebas dan telah menghasilkan banyak
sumbangsih bagi perkembangan ilmu psikologi. Dengan memperlihatkan
1
prestasinya ini, Freud dikenal sebagai salah seorang dari tokoh-tokoh paling
kontroversial dan paling berpengaruh bagi dunia modern.
Freud dan Jung memiliki hubungan yang sangat erat hingga pada tahap
dapat dikatakan seperti hubungan ayah dan anak namun sekaligus kolega
profesional. Freud memandang Jung sebagai pemimpin intelektual dan
pewarisnya yang dapat meneruskan serta menjamin perkembangan psikoanalisis
setelah kematian Freud. Namun pada tahun 1900 hubungan Freud dan Jung mulai
memburuk akibat adanya konflik profesional dan personal. Jung mulai
menyatakan ketidaksepahamannya dengan Freud mengenai peranan faktor seksual
dalam penyebab penyakit histeria. Sementara itu, Freud dikenal dengan sifatnya
yang menolak orang-orang yang tidak sepenuhnya sepakat dengan pendapatnya.
Akhirnya, pada tahun 1914 Jung mengundurkan diri dari posisinya sebagai
presiden International Psychoanalytic Association. Jung kemudian
mengembangkan aliran pemikirannya sendiri yan kemudian diberi nama
Analytical Psychology (Psikologi Analisis).
Psikologi analisis Jung memiliki beberapa perbedaan dengan aliran
psikoanalisis Freud. Ciri yang unik dari aliran ini adalah penekanannya pada
landasan evolusi pikiran manusia. Jung setuju dengan Freud bahwa alam
ketidaksadaran adalah bagian terbesar dari jiwa manusia yang berisi pengalaman-
pengalaman yang dilupakan namun tidak hilang, tetapi dia juga menambahkan
konsep bawah sadar kolektif (collective unconscious). Menurut Jung, pengalaman
kumulatif dari generasi-generasi sebelum turut terbawa dalam ketidaksadaran
kolektif individu. Ketidaksadaran kolektif mengandung citra atau simbol
universal, yang dikenal sebagai arketipe. Jung dan alirannya telah mempengaruhi
kecendrungan intelektual dalam banyak bidang diluar psikologi. Walaupun
demikian, karya Jung tidak begitu berpengaruh bagi psikologi ilmiah, hal ini
disebabkan karena Jung seringkali tidak menyatakan idenya dalam cara yang
dapat diuji dengan metode ilmiah standar. Secara umum, teori Jung bersifat lebih
spekulatif dibanding teori kepribadian yang lain sehingga sulit untuk didukung
atau ditolak melalui metode ilmiah objektif.
2
A. Psikoanalisis Sigmund Freud
Sigmund Freud adalah bapak psikoanalisis yang dilahirkan Moravia pada
tanggal 6 Mei 1859 dan meninggal di London tanggal 23 September 1939
akibat penyakit kanker mulut yang dideritanya selama kurang lebih 20 tahun
lamanya. Freud adalah seorang anak Yahudi yang cerdas. Freud muda
mengenyam pendidikan di sekolah kedokteran yang pada masa itu merupakan
salah satu pilihan bergengsi bagi anak-anak pintar di desanya, Wina. Semasa
kuliah dia sering terlibat berbagai penelitian dibawah arahan profesor fisiologis
bernama Ernest Brücke. Pada awalnya, Freud berfokus pada bidang
neurofisiologi, bahkan Freud pernah melakukan penelitian tentang teknik
khusus merangsang sel otak. Berkat bantuan Brücke, Freud sempat
melanjutkan pendidikannya dengan seorang psikiatris terkenal Charcot di Paris
dan Bernheim di Nancy yang saat itu sedang menyelidiki metode hipnotis
untuk penderita histeria. Setelah itu ketertarikan Freud pada psikologi mulai
jelas terlihat ketika Freud membuka praktik neuropsikiatri oleh rekannya
Joseph Breuer.
Sumbangan terbesar Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya
kedalam dunia tidak sadar manusia dan keyakinannya bahwa manusia
termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka
sadari. Teori tentang alam bawah sadar menjadi sangat populer karena Freud.
Bagi Freud kehidupan mental terbagi menjadi dua yaitu alam sadar dan alam
tidak sadar, lalu alam tidak sadar teridiri dari dua bagian yaitu alam bawah
sadar (alam pra-sadar) dan alam tidak sadar. Menurutnya, alam sadar adalah
apa yang kita sadari pada saat-saat tertentu seperti pengideraan langsung,
ingatan, fantasi, dan perasaan. Alam pra-sadar disebut juga sebagai “kenangan
yang sudah tersedia” yaitu segala sesuatu yang mudah dipanggil ke alam sadar,
atau dapat dikataan berupa kenangan-kenangan yang walaupun tidak diingat
setiap saat, namun dapat dengan mudah dibawa ke alam sadar apabila
dibutuhkan. Menurut Freud, kedua alam tersebut hanya merupakan bagian
terkecil dari pikiran. Adapun bagian terbesar dari pikiran manusia adalah alam
tidak sadarnya. Alam ketidaksadaran adalah segala sesuatu yang sulit dibawa
ke alam sadar seperti nafsu dan insting serta kenangan atau emosi yang terkait
3
dengan trauma yang sulit dijangkau atau ditarik ke alam sadar. Menurut Freud,
alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi dan dorongan yang ada dalam
diri kita, seperti hasrat untuk makan, daya neurotik atau bahkan motif yang
mendorong seniman untuk berkarya.
Berikut ini adalah gambaran singkat tentang aliran psikoanalisis. Dalam
psikoanalisis, perbedaan individu dianggap sebagai akibat dari perbedaan
mekanisme pertahanan egonya. Masing-masing individu mempunyai cara
tersendiri dalam mengendalikan ekspresi dorongan primitif dalam
kepribadiannya, hal itulah yang membuat perbedaan kepribadian menurut teori
psikoanalisis. Sementara itu, dikatakan bahwa proses kognitif dalam
psikoanalisis seperti pengalaman kesadaran seringkali tidak dapat dipercaya
karena adanya distorsi yang dihasilkan oleh mekanisme pertahanan ego di
ketidaksadaran. Dalam aspek lingkungan sosial, psikoanalisis berkaitan dengan
konflik manusia dan proses represi dari keinginan individu. Sedangkan
pengaruh biologis dalam teori psikoanalisis menjelaskan bahwa dasar
kepribadian adalah motivasi seksual dalam diri indvidu. Selain itu psikoanalisis
dalam pengaruh biologis juga mengatakan bahwa hereditas atau keturunan
mempengaruhi level atau tingkatan libido dari individu.
Selama hampir dua dekade, Freud mengeluarkan satu-satunya model
topografis gunung es sebagai upaya untuk menggambarkan bahwa
pertempuran psikis adalah konflik antara dorongan disadari dan yang tidak
disadari. Kemudian pada sekitar tahun 1920 Freud memperkenalkan model
struktural yang terdiri dari tiga bagian. Struktur kepribadian tersebut bukan
dimaksudkan untuk menggantikan model topografis, namun menurut Freud
tiga bagian dalam struktur kepribadian tersebut membantu menjelaskan
gambaran mental berdasarkan fungsi dan tujuannya. Freud memetakan struktur
kepribadian menjadi tiga bagian yaitu Id (das es), ego (das ich) dan superego
(das uber-ich).
Id adalah bagian yang paling primitif dari pikiran yang pertama kali ada
dibanding ego dan super ego. Hal ini karena Id adalah inti kepribadian yang
sudah ada sejak lahir serta sepenuhnya tidak disadari. Id tidak memiliki kontak
dengan dunia nyata karena itu id berada di alam ketidaksadaran, tapi id selalu
4
berupaya dalam meredam ketegangan dengan cara memuaskan hasrat-hasrat
dasar. Hal ini karena fungsi id ialah meperoleh kepuasan. Maka dari itu, kita
bisa menyebut id bekerja dengan prinsip kesenangan. Karena tidak memiliki
kontak dengan dunia nyata, sifat id adalah tidak realistis dan mencari
kesenangan tanpa moralitas.
Ego yang memiliki arti “saya”, adalah satu-satunya bagian dari wilayah
pikiran yang memiliki kontak dengan dunia nyata. Ego berkembang dari
semasa bayi, namun terbentuk dengan jelas pada umur lima atau enam tahun
dengan cara mengidentifikasi mana yang baik dan mana yang buruk dengan
bantuan orang tua. Id menjadi satu-satunya sumber sesorang dalam
berkomunikasi dengan dunia luar. Berbeda dengan id, ego bekerja dengan
prinsip kenyataan yang berusaha menjembatani dorongan-dorongan dari id dan
superego. Sebagai satu-satunya wilayah dari pikiran yang berhubungan dengan
dunia nyata, ego memiliki peran sebagai eksekutor atau pengambil keputusan
dari kepribadian individu. Tidak seperti id yang jelas berada di alam
ketidaksadaran, ego bisa membuat keputusan di tiga wilayah mental, baik itu di
alam sadar, alam pra-sadar atau alam tidak sadar.
Superego memiliki arti “di atas aku”, yang mewakili aspek-aspek moral
dan ideal dari kepribadian dan dikendalikan dengan prinsip-prinsip moralitas
dan idealis. Superego berkembang dari ego, namun seperti ego, superego tidak
memiliki energi sendiri. Superego memiliki dua subsistem yaitu suara hati dan
ego ideal. Superego yang berkembang dengan baik berperan dalam
mengendalikan dorongan-dorongan seksual dan agresif melalui proses represi
dengan bantuan ego. Superego mengawasi ego dengan ketat sesuai dengan
standar moral superego.
5
Ilustrasi Jiwa Manusia oleh Freud
Selain itu, aliran psikoanalisis oleh Freud juga membahas tentang
dinamika kepribadian. Hal ini bermula ketika Freud sangat terpengaruh oleh
filsafat determinisme dan positivisme abad XIX yang memandang individu
sebagai kompleks sistem energi yang memperoleh energinya dari makanan dan
mepergunakannya untuk berbagai macam hal seperti bernafas, bergerak,
melihat dan lainnya. Sebagaimana ahli-ahli ilmu alam pada abad XIX yang
mendefinisikan energi berdasarkan lapangan kerjanya masing-masing, Freud
juga mendefinisikan energi dalam bidang psikologi yang selanjutnya disebut
energi psikis. Menurut hukum perubahan tenaga (Conservation of Energy)
energi dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya, namun tidak
dapat hilang. Dinamika kepribadian membahas tentang energi psikis dan
perpindahan energinya dan hubungannya proses pengambilan keputusan oleh
ego yang kemudian dapat berdampak pada timbulnya kecemasan dalam
individu. Freud berpendapat bahwa energi psikis dapat dipindahkan ke energi
fisiologis, begitupun sebaliknya. Jembatan antara energi psikis dan energi
tubuh adalan ego dan insting.
Insting adalah sumber perangsang somatis (badan) yang sudah ada sejak
lahir. Insting dibagi menjadi dua yaitu insting hidup atau eros dan insting mati
6
atau thanatos. Eros adalah insting yang berfungsi menjaga kelangsungan hidup
manusia. Contoh dari eros adalah insting untuk makan, minum dan seksual.
Sementara thanatos adalah insting yang fungsinya tidak jelas jika dibandingkan
dengan eros. Namun, derivatif dari thanatos adalah dorongan-dorongan agresif
seperti keinginan berkelahi. Insting masuk dalam bagian das es atau id. Id
adalah bagian yang memiliki energi paling banyak. Id adalah sumber energi
bagi superego dan ego.
Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis tersebut
digunakan dan didistribusikan oleh id, ego, dan superego. Karena jumlah
energi yang terbatas, maka akan terjadi persaingan energi dalam prosesnya.
Jika suatu bagian mempergunakan atau mendapat energi lebih banyak maka
kedua aspek lain harus (dengan sendirinya) menjadi lemah. Pada mulanya,
semua energi berasal dari id (das es). Karena ego tidak memiliki energi, maka
dia harus meminjam kepada id dengan mekanisme identifikasi. Identifikasi
adalah pembandingan dan perbedaan antara apa yang ada dalam batin dengan
apa yang ada dalam kenyataan, mekanisme indentifikasi juga meliputi
pemberian energi ke superego. Ketika ego telah mendapat energi dari id, ego
dapat mempergunakannya untuk menjalankan proses sekunder dalam
memenuhi tuntutan insting. Dalam kata lain, sebagian energi yang diterima
oleh ego dipergunakan untuk mengamati, mengingat, berpikir dan lain
sebagainya, serta sebagian lainnya digunakan untuk mengekang id apabila id
bertindak terlalu impulsif dan irrasional. Akan tetapi, apabila id sudah terlalu
mengancam, ego akan membentuk suatu pertahanan diri yang dinamakan
mekanisme pertahanan ego. Jadi intinya, ketika mendapatkan energi, sebagai
aspek eksekutif kepribadian, ego bertugas untuk menciptakan keselarasan
batin, sehingga hubungan-hubungan antara pribadi dengan dunia luar dapat
berlangsung dengan baik dan efektif. Selanjutnya, superego menerima
energinya dari id juga melalui mekanisme identifikasi, lebih jelasnya, pada
tahap pertumbuhan mekanisme identifikasi oleh anak mengacu kepada
orangtuanya seperti saat proses belajar mencocokan tingkah laku anak dengan
sangsi dan larangan oleh orangtuanya.
7
Ketika energi yang berasal dari insting di das es atau id dengan mekanisme
indentifikasi telah dipindahkan ke ego dan super ego, maka yang dapat terjadi
adalah proses saling mempengaruhi antara kekuatan pendorong dan kekuatan
penahan atau pengekang pada individu. Id memiliki tenaga pendorong
sementara ego dan superego mempergunakan energinya untuk menahan tujuan
insting. Ego mengontrol superego dan id agar keduanya berfungsi sesuai
dengan realitas. Apabila id menguasai sebagian besar energi, akibatnya adalah
tingkah individu menjadi impulsif dan primitif, namun apabila superego
menguasai sebagian energi, maka individu tersebut akan menjadi orang yang
taat pada peraturan karena lebih bersandar pada pertimbangan-pertimbangan
moral. Jadi intinya, pada analisis dinamika kepribadian, dijelaskan bahwa
kemungkinan akan terjadi saling pengaruh antara kekuatan pendorong
(cathexis) dan kekuatan penghambat (anti-cathexis). Apabila dalam individu id
menyerap lebih banyak energi sehingga lebih kuat dibanding egonya, maka
individu tersebut akan bersifat cenderung melanggar peraturan dan berani.
Sementara apabila ego individu menyerap lebih banyak energi dibanding id
dan superego maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut normal. Namun
apabila superego menyerap lebih banyak energi dibandingkan id dan ego, sifat
dari individu tersebut akan cenderung kaku dan taat pada peraturan.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, didalam dinamika kepribadian ego
berdiri ditengah-tengah kekuatan yang dahsyat dari id dan superego. Ketika
terjadi konflik diantara kekuatan-kekuatan ini untuk mempengaruhi dan
menguasai ego, maka ego akan merasa terancam dan terjepit. Perasaan terjepit
dan terancam ini disebut kecemasan (anxiety). Perasaan ini berfungsi sebagai
pertanda bagi ego bahwa dirinya sedang berada dalam masalah. Freud
menemukan tiga macam kecemasan menurut sumbernya yaitu kecemasan
realistis, kecemasan neurotis dan kecemasan moral. Kecemasan realistis adalah
kecemasan yang bersumber dari rasa takut akan bahaya yang benar-benar
terjadi di dunia luar. Kecemasan neurotis adalah kecemasan karena hal-hal
yang belum tentu terjadi di dunia nyata. Dapat dikatakan pula bahwa
kecemasan neurotis muncul dari pengalaman traumatik yang walaupun
kejadiannya awalnya tidak dapat diingat secara jelas dan tidak dapat diketahui
8
secara pasti nyata atau tidaknya, namun dapat menghasilkan kecemasan serta
perasaan takut yang begitu nyata. Sementara itu, kecemasan moral adalah
kecemasan yang datang dari rasa bersalah dan rasa berdosa apabila melakukan
hal-hal yang bertentangan dengan norma. Apabila kecemasan dan ketakutan
tidak dapat dikuasai dengan tindakan-tindakan yang efektif maka pengalaman
tersebut dapat menjadi sebuah pengalaman traumatis bagi individu.
Skema Dinamika Kepribadian
Apabila kecemasan sudah begitu menguasai, ego harus mempertahankan
dirinya. Secara tidak sadar, ego akan memblokir dorongan-dorongan baik dari
id maupun superego atau ego akan merubah dorongan-dorongan tersebut
menjadi sesuatu yang lebih dapat diterima dan tidak mengancam. Cara ini
disebut juga mekanisme pertahanan ego. Mekanisme pertahanan ego tidak
sepenuhnya ditemukan oleg Freud, melainkan oleh puterinya Anna Freud dan
murid-muridnya. Mekanisme pertahanan ego mempunyai beberapa bentuk
seperti penolakan (denial), represi, penggantian (displacement), proyeksi,
pembentukan reaksi, introjeksi, regresi, rasionalisasi dan sublimasi. Berikut
adalah penjelasan singkat dari masing-masing mekanisme pertahanan ego:
9
Penolakan
Penolakan adalah mekannisme pertahanan ego yang dilakukan dengan cara
memblokir peristiwa-peristiwa yang datang dari luar kesadaran. Sebagai
contoh, ditemukan orang-orang yang memaksa untuk mengotopsi
keluarganya yang sudah meninggal sebagai bentuk penolakan terhadap
kenyataan bahwa keluarganya itu memang sudah meninggal.
Represi
Represi oleh Anna Freud biasa disebut dengan “melupakan yang
bermotivasi”. Represi adalah bentuk mekanisme pertahanan ego yang
paling umum namun berbahaya. Represi adalah ketidakmampuan untuk
mengingat kembali situasi, orang, atau peristiwa yang menakutkan.
Contohnya adalah apabila seseorang merepresi sebuah peristiwa traumatik,
peristiwa tersebut tidak akan dapat diingat kembali, namun objek yang
menakutkan pada peristiwa traumatik tersebut akan menimbulkan perasaan
takut dan cemas berkepanjangan walaupun seseorang tersebut tidak
mampu mengingat peristiwanya secara jelas.
Penggantian
Mekanisme ini berjalan denga cara mengalihkan dorongan ke dalam
bentuk yang lain. Hal ini terjadi apabila dorongan, hasrat, nafsu yang
dianggap nyaman orang seseorang, namun dianggap mengancam bagi
orang lain. Dalam mekanisme penggantian, seseorang tersebut akan
mengganti subjek dalam kasusnya dengan subjek lain atau objek lain yang
dijadikan sebagai target simbolis. Sebagai contoh, orang yang membenci
ibunya akan menekan perasaan itu, kemudian mengarahkannya pada yang
lain, misalnya orang itu akan membenci wanita secara umum.
Proyeksi
Proyeksi diartikan oleh Anna Freud sebagai mekanisme penggantian
kearah luar. Mekanisme ini meliputi kecenderungan untuk melihat hasrat
yang tidak bisa diterima oleh orang lain. Dengan kata lain, hasrat yang
tidak bisa diterima oleh orang lain tersebut masih ada, namun tidak lagi
menjadi hasrat yang dipunyai karena individu tersebut menolak untuk
mengakuinya dan malah melimpahkannya kepada bentuk lain atau
10
oranglain. Contoh dari mekanisme proyeksi yang lebih lanjut adalah
paraniod yang terjadi dengan proses mengganti kalimat yang sebenarnya
“Saya suka dengan dia” menjadi “saya benci dengan dirinya” namun
karena langkah ini justru menimbulkan kecemasan yang lebih besar lagi,
maka ia pun berkata “Ia benci pada saya”.
Pembentukan Reaksi
Mekanisme ini oleh Anna Freud disebut dengan “percaya dengan hal
sebaliknya” Mekanisme ini mengubah dorongan-dorongan yang tidak
dapat diterima menjadi kebalikannya (menjadi dapat diterima). Contoh
dari mekanisme ini adalah apabila seorang anak marah pada ibunya, sang
anak justru akan memperlihatkan perilaku yang penuh kasing sayang dan
patuh kepada ibunya.
Regresi
Arti dari regresi adalah kembali ke masa-masa dimana seseorang
mengalami tekanan psikologis. Ketika menghadapi kesulitan atau
ketakutan, perilaku seseorang dapat berubah menjadi kekanak-kanakan
atau primitif. Sebagai contoh, seorang anak akan menghisap jempolnya
dan mengompol ketika lupa membawa pekerjaan rumah dan menerima
hukuman dari gurunya.
Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah pendistorsian kognitif terhadap kenyataan dengan
tujuan kenyataan tersebut tidak lagi memberi kesan menakutkan.
Contohnya adalah ketika kita kerap kali mencoba memaafkan diri sendiri
dari kesalahan dengan menyalahka orang lain dalam rangka menenangkan
diri.
Sublimasi
Menurut Freud, sublimasi adalah satu-satunya mekanisme pertahanan ego
yang bersifat positif. Sublimasi bekerja dengan prinsip mengubah berbagai
rangsangan yang tidak diterima menjadi sesuatu yang positif. Contoh
sesorang yang penyendiri da tidak punya teman akan menulis dan
menerbitkan novel sebagai pelariannya.
11
Dalam teori Freud, hasrat seksual adalah motivasi paling penting.
Menurutnya, hasrat seksual tidak hanya dimiliki orang dewasa, tetapi bayi dan
anak-anakpun memilikinya karena menurutnya, hal tersebut adalah bawaan
neurologis semenjak bayi tersebut lahir. Seksualitas yang dibicarakan Freud
tidak melulu membicarakan tentang hubungan kelamin melainkan juga sensasi
kenikmatan yang menurut Freud dapat dirasakan melalui sentuhan kulit.
Sebagai buktinya adalah bayi, anak-anak da dewasa sangat menikmati belaian,
pelukan, ciuman dan lain sebagainya. Freud mengemukakan bahwa pada usia
tertentu bagian kulit dapat memberikan kenikmatan yang lebih besar dibanding
kulit yang lain. Berdasarkan pengamatan inilah Freud menyusun teorinya
tentang tahap perkembangan psikoseksual. Tahap perkembangannya adalah:
1. Tahap Oral
Berlangsung dari usia 0-18 bulan. Titik kenikmatan bayi terletak pada
bagian mulut sehingga aktifitas utama bayi adalah menghisap saat menyusu
pada ibunya dan senang menggigit benda-benda yang dipegang dan
dimasukkan kedalam mulutnya
2. Tahap Anal
Berlangsung dari usia 18 bulan hingga usia 3-4 tahun. Titik kenikmatan
anak pada tahap ini terletak pada anus. Memegang dan melepaskan sesuatu
adalah aktivitas favorit yang dilakukan anak.
3. Tahap Phallic (Falik)
Berlangsung antara usia 3 sampai 5, 6 atau 7 tahun. Titik kenikmatan pada
tahap ini adalah alat kelaminnya. Anak akan menemukan kenikmatan ketika
menyentuh alat kelaminnya. Sementara itu aktivitas yang paling digemari
anak adalah masturbasi.
4. Tahap Laten
Berlangsung dari usia 5, 6 atau 7 sampai usia pubertas (sekitar usia 12
tahun). Dalam tahap ini, Freud yakin bahwa berbagai rangsangan seksual
yang ada ditekan sedemikian rupa demi proses belajar.
5. Tahap Genital
Berlangsung saat usia pubertas, ketika dorongan seksual terlihat dengan
sangat jelas pada remaj, contohnya masturbasi, seks oral dan homoseksual.
12
B. Psikologi Analitis Carl Gustav Jung
Carl Gustav Jung adalah pencipta teori psikologi analitis setelah sebelumnya
mengembangkan teori psikoanalisis bersama Sigmund Freud. Sama seperti
Freud, latar belakang pendidikan Jung adalah dunia kedokteran. Pada tahun
1900 Jung mendapatkan gelar doktor dalam ilmu kedokteran. Walaupun
begitu, Jung muda sangat tertarik pada bidang Paleonthologi dan Arkeologi.
Ketertarikan Jung pada ilmu jiwa bermulai pada kegemarannya membaca
buku-buku filsafat pada saat Jung kuliah. Sejak saat itu Jung mulai menentukan
spesialisasi yang akan dia pilih adalah psikiatri. Menurutnya psikiatri sangat
menarik karena dalam bidang itulah ilmu filsafat dan ilmu kedokteran bertemu.
Ciri yang unik dari psikologi Jung adalah penekanannya pada evolusi pikiran
manusia. Selain itu, Jung adalah penulis yang produktif. Tulisan-tulisannya
menjelaskan teori psikologi analitis yang dibagi menjadi rangka struktur,
dinamika kepribadian, serta perkembangan kepribadian.
Jung mengemukakan teori yang sedikit berbeda dengan Freud tentang jiwa
manusia. Jung membagi jiwa manusia kendalam 4 wilayah yaitu wilayah sadar,
ketidaksadaran personal, ketidaksadaran kolektif, dan wilayah yang tidak
diketahui. Jung juga berpendapat bahwa energi terbesar berada di kesadaran
kolektif.
Gambaran Jiwa Menurut Jung
13
Kepribadian Menurut Jung
Menurut Jung, ego adalah pusat dari kesadaran, tapi bukan merupakan inti
dari kesadaran itu sendiri. Sementara itu ketidaksadaran personal berisi seluruh
pengalaman yang disimpan di alam bawah sadar dan kenangan yang
terlupakan, ditekan, atau direpresikan seseorang. Ketidaksadaran dibentuk oleh
pengalaman individual, sehingga ketidaksadaran personal bersifat unik. Materi
ketidaksadaran personal disebut kompleks. Kompleks merupakan akumulasi
dari gagasan yang diwarnai sebuah perasaan. Berbeda dengan ketidaksadaran
personal, Jung mengemukakan bahwa ketidaksadaran kolektif sudah
diwariskan kepada individu yang berakar masa lalu leluhurnya. Menurut Jung
pengalaman nenek moyang diturunkan ke generasi dibawahnya dan
pengalaman itu dapat mempengaruhi perilaku generasi tersebut.
Ketidaksadaran kolektif yang diturunkan ini tidak diam begitu saja, melainkan
ikut aktif dalam mempengaruhi pikiran, emosi dan tindakan seseorang.
Artinya, jiwa manusia memiliki sejarah yang berpengaruh pada kehidupan
masa depan generasi selanjutnya. Ketidaksadaran kolektif mengandung citra
atau simbol universal yang dikenal sebagai arketipe. Arketipe adalah bayang-
bayang leluhur yang datang dari ketidaksadaran kolektif. Menurut Jung,
arketipe memiliki dasar biologis, tetapi asalnya terbentuk secara tidak sadar
14
melalui pengulangan pengalaman dari para leluhur manusia. Arketipe tidak
dapat muncul dengan sendirinya, tetapi aktif dan muncul dalam beberapa
bentuk seperti mimpi, fantas, delusi. Namun yang menjadi sumber utama
material arketipe adalah mimpi. Mimpi tersebut akan bersifat asing dan tidak
dikenal oleh orang yang memimpikannya karena tidak ada dalam pengalaman
personalnya, namun seringkali berhubungan dengan sesuatu yang dikenal
sebagai orang di zaman kuno. Arketipe yang menjadi catatan penting dari
konsep yang diajukan Jung adalah persona, bayangan, anima, ibu agung (great
mother), orang tua bijak (wise old man), pahlawan (hero), dan diri.
Persona adalah sisi kepribadian yang sengaja ditunjukan kepada dunia.
Seperti topeng yang digunakan para pemain teater, persona berfungsi
memenuhi tuntutan peran oleh lingkungan sosial. Dalam kata lain, persona
berfungsi memenuhi berbagai harapan sosial yang dituntut muncul dalam diri
kita. Meskipun persona merupakan sisi penting dari kepribadian, namun jika
persona terlalu dekat dengan kepribadian kita atau terlalu sering muncul, hal
tersebut dapat menyebabkan bahaya bagi kepribadian asli seseorang.
Arketipe selanjutnya adalah shadow. Bayangan merupakan arketipe dari
kegelapan dan represi yang menampilkan kualitas-kualitas yang tidak diakui
keberadaannya serta berusaha disembunyikan dari diri sendiri dan orang lain.
Anima adalah sisi feminin seorang pria. Seperti Freud, Jung percaya bahwa
semua manusia secara psikologis bersifat biseksual dan memiliki sifat
maskulin dan feminin. Anima bisa muncul melalui dalam sosok wanita atau
berupa perasaan dan mood. Sementara itu, animus adalah sisi maskulin dalam
seorang wanita. Bila anima merepresentasikan mood dan perasaan yang
irasional, animus adalah simbol dari proses berpikir dan bernalar. Jung percaya
bahwa animus bertanggung jawab dalam proses berpikir dan berpendapat
seorang wanita seperti anima yang menghasilkan perasaan dan mood seorang
pria.
Sementara itu ibu agung dan orang tua bijak adalah dua arketipe yang
merupakan turunan dari anima dan animus. Namun bedanya, semua orang,
baik pria maupun wanita memiliki arketipe ibu agung. Great mother
menampilkan dua dorongan yang berlawanan yaitu dorongan untuk kesuburan
15
dan pengasuhan serta disisi lain adalah dorongan atau kekuatan untuk
menghancurkan. Wise old man merupakan sebuah arketipe yang
menyimbolkan kebijaksanaan dan pengetahuan manusia akan misteri
kehidupan. Didalam mimpi, wise old man tampil dalam bentuk ayah, kakek,
guru, filsuf , dokter, pembimbing spiritual atau pendeta.
Arketipe selanjutnya adalah pahlawan yang direpresentasikan dalam
mitologi dan legenda sebagai seseorang yang sangat kuat, bahkan terkadang
digambarkan sebagai bagian dari Tuhan. Pahlawan tersebut memerangi
kejahatan yang biasanya muncul dalam bentuk naga, monster atau iblis.
Diri atau bisa disebut self adalah arketipe yang bersifat ingin bergerak
menuju perubahan, kesempurnaan, dan kelengkapan yang diwarisi. Diri adalah
arketipe yang paling komprehensif diantara arketipe lainnya karena diri bersifat
menarik arketipe lain dan menyatukan semuanya dalam bentuk realisasi diri.
Diri disimbolkan sebagai ide seseorang akan kesempurnaan, keutuhan dan
kelengkapan dalam bentuk mandala. Jung membuktikan adanya arketipe diri di
dalam simbol mandala yang muncul dalam mimpi dan fantasi orang-orang
yang tidak pernah. Diri terdiri atas kesadaran dan ketidaksadaran pikiran. Dan
hal itu menyatukan elemen-elemen yang saling bertentangan. Elemen-elemen
yang saling bertentangan tersebut biasa disimbolkan dengan yin dan yang, yin
dan yang juga menggambarkan introversi dan ekstraversi dalam diri manusia.
sedangkan diri disimbolkan dengan mandala yang berarti kesatuan, totalitas
dan keteraturan yang mengacu pada realisasi diri.
16
Arketipe Menurt Jung
Selain arketipe, teori Jung juga membahas tentang dinamika kepribadian
yang menjelaskan dua hal yaitu kausalitas dan teologi serta progresi dan
regresi.
Freud berpendapat bahwa sifat seseorang ketika dewasa bergantung pada
pengalaman masa kecilnya. Namun Jung menyanggah pendapat itu. Menurut
Jung Fred hanya menyinggung satu sisi saja, yaitu kausalitas. Kausalitas
menyatakan bahwa masa kini menyajikan kondisi pada masa kini dan masa
lalu. Artinya masa kini juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu. Jung
berpendapat bahwa kausalitas tidak dapat menjelaskan keseluruhan motivasi
seseorang dalam berperilaku melainkan harus dilihat sisi teologinya. Teologi
menyatakan bahwa kejadian masa kini dipengaruhi oleh tujuan masa depan
yang secara langsung mempengaruhi nasib seseorang.
Sementara itu progresi dan regresi berbicara tentang adaptasi dengan
lingkungan luar maupun lingkungan dari dalam diri dalam mencapai realisasi
diri. Adaptasi kepada dunnia luar meliputi aliran keluar dari energi psikis yang
disebut dengan progresi, sedangkan adaptasi ke dalam bergantung pada energi
yang berlawanan arahnya dengan progresi, dinamakan regresi. Menurut Jung,
kedua hal tersebut sangat penting bagi manusia jika ingin mencapai realisasi
diri. Progresi akan membuat manusia bereaksi secara konsisten terhadap
kondisi lingkungan tertentu, sedangkan kebalikannya, regresi adalah suatu
langkah mundur yang diperlukan dalam sebuah perjalanan menuju kesuksesan
karena regresi mengaktifkan psikis ketidaksadaran. Regresi dan progresi tidak
bisa berjalan terpisah dalam pembangunan diri, keduanya harus bersatu untuk
dapat mengaktifkan proses perkembangan diri yang sehat.
Selain Freud, Jung juga mengemukakan pendapatnya tentang perkembangan
kepribadian. Namun berlawanan dengan Freud, Jung menggaris bawahi tahap
kedua dari kehidupan, yaitu periode usia 35 tahun atau 40 tahunan sampai bisa
berkembang dan dapat berujung pada realisasi diri. Tahap perkembangan
dikategorikan menjadi empat periode utama yaitu masa kanak-kanak, masa
muda, masa pertengahan (paruh baya), dan masa tua (lanjut usia).
17
Masa kana-kanak menurut Jung dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu masa
anarkis, monarkis dan dualistis. Fase anarkis ditandai oleh banyaknya
kesadaran yang kacau dan sporadis. Pengalaman pada masa anarkis ini
terkadang masuk ke kesadaran sebagai bukti bahwa pada masa anarkis
pengalaman bersifat primitif. Fase monarkis di usia dini dicirikan dengan
perkembangan ego dan mulainya cara berpikir yang logis dan verbal. Pada
tahap ini, rata-rata anak akan menganggap dirinya sebagai orang ketiga atau
dalam kata lain, anak melihat dirinya sendiri secara objektif. Selanjutnya, pada
fase dualistis ego sudah lebih berkembang. Pada masa dualistis, ego terbagi
menjadi dua yaitu objektif dan subjektif.
Masa muda ditandai dari pubertas hingga masa pertengahan (paruh baya).
Pada tahap ini, anak muda akan mencoba bertahan hidup untuk bisa terlepas
dari orang tuanya, baik dalam masalah psikis maupun fisik. Menurut Jung,
masa muda adalah periode ketika aktifitas meningkat, pencapaian kematangan
seksual, menumbuhkan kesadaran, dan lain-lain.
Selanjutnya adalah masa pertengahan (paruh baya). Masa ini dimulai pada
usia 35-40 tahun. Terjadi berbagai penurunan dalam masa ini, walaupun
penurunan yang terjadi dapat menyebabkan kecemasan bagi sebagian orang,
namun fase ini termasuk kedalam fase yang potensial. Jika orang dimasa
pertengahan dapat memegang teguh nilai moral dan sosial pada masa kecil,
mereka akan menjadi kokoh dan fanatik dalam menjaga ketertarikan fisik dan
kemampuannya. (Freud, 2013:144).
Pada masa tua (old age), akan terjadi penurunan kesadaran. Pada fase ini
banyak ditemukan kejadian takut mati. Takut pada kematian menurut Jung
adalah proses yang normal. Selain itu Jung juga percaya bahwa kematian
merupakan tujuan dari kehidupan yang bisa terpenuhi ketika kematian terlihat.
18
BEHAVIORISME : SKINNER
Skinner adalah putera seorang pengacara di sebuah kota kecil, lahir pada tahun
1904 dan dibersarkan di Susquehanna, Pennsylvania. Skinner lahir dari keluarga
yang hangat dan harmonis. Pada awalnya, Skinner adalah mahasiswa Fakultas
Sastra Inggris dan ingin menjadi penulis. Kemudian Skinner memutuskan untuk
menggunakan waktu selama sekitar satu atau dua tahun penuh untuk mendalami
karua-karya sastra di rumah. Karena merasa telah menghabiskan waktunya secara
tidak produktif, Skinner memutuskan untuk berhenti menulis dan mulai kuliah di
Fakultas Psikologi Harvard. Walaupun begitu, Skinner tidak meninggalkan secara
keseluruhan minatnya pada bidang kesusastraan. Skinner diketahui tetap
menerbitkan beberapa artikel. Skinner kemudian mendapat gelar Ph.D nya pada
tahun 1931. Skinner sempat menempati berbagai jabatan penting dalam kariernya
dibidang Psikologi. Skinner juga menerbitkan buku pertamanya yang sangat
terkenal yang berjudul The Behavior of Organism.
Skinner adalah seorang behavioris yang kuat yang yakin akan pentingnya
metode objektif, keketatan eksperimental, dan kapasitas eksperimen untuk
memecahkan masalah-masalah tingkah laku yang paling kompleks. Skinner
menekankan teorinya pada penelitian tentang respon-respon yang tidak harus
dibangkitkan oleh stimulus, tetapi sangat dipengaruhi oleh reinforcement. Skinner
juga lebih berkonsentrasi pada studi tentang subjek-subjek individual, bukan pada
kecenderungan umum atau kecenderungan kelompok.
A. Struktur Kepribadian
Skinner memusatkan diri pada tingkah laku yang dapat diubah.
Karenanya, ia kurang tertarik pada tingkah laku yang ciri-cirinya relatif tetap.
Hal ini karena Skinner menekankan studinya pada kontrol tingkah laku.
Menurutnya, prediksi dan penjelasan dapat dicapai lewat pengetahuan tentang
aspek-aspek kepribadian yang bersifat tetap dan dapat diubah. Namun kontrol
hanya bisa dicapai melalui modifikasi, kontrol menunjukan bahwa
lingkungan dapat diubah untuk menghasilkan pola-pola tingkah laku yang
berbeda pula. Akan tetapi, Skinner tidak pernah berkata bahwa semua faktor
19
yang menentukan tingkah laku ada dalam lingkungan, hanya saja Skinner
tidak menekankan peranan variabilitas biologis, karena dalam ilmu
pengetahuannya yang murni tentang tingkah laku variabilitas ini tidak mudah
ditempatkan dibawah kontrol tingkah laku. Klasifikasi pokok tentang tingkah
laku yang dikemukakan oleh Skinner adalah pembedaannya antara operan
dan responden. Pusat perhatian Skinner adalah operan yang dilakukan tanpa
adanya stimulus penyebab. Sebaliknya, responden dibangkitkan oleh stimulus
tertentu yang diketahui. Contohnya adalah respon seperti refleks mata dimana
ada respon yang diketahui.
B. Dinamika Kepribadian
Skinner cenderung menghindari konsep-konsep struktural, dan
memperlihatkan sedikit perasaan tidak suka pada konsep-konsep dinamis atau
konsep-konsep motivasi. Walaupun begitu, Skinner mengakui bahwa
seseorang tidak selalu memperlihatkan tingkah laku yang sama walaupun
berada pada situasi yang sama, dan ia juga meyakini bahwa pengakuan umum
tentang hal inilah yang akan menjadi alasan pokok bagi berkembangnya
konsep tentang motivasi. Menurut Skinner karena tingkah laku cenderung
berubah-ubah dalam beberapa situasi, maka suatu kekerabatan internal
dipakai untuk menjelaskan variabilitas ini. Sebagai contohnya adalah, bila
kita melihat seorang anak tidak selalu memakan makanan yang disediakan,
maka dapat disimpulkan bahwa anak itu makan tidak hanya bergantung pada
adanya makanan tapi juga variasi tingkat kelaparannya.
Namun Skinner memilih untuk tidak repot-repot menjelaskan variabilitas
tingkah laku dengan suatu keadaan internal dan lebih memilih
memperhatikan variabel lingkungan saja dan langsung menjelaskan tingkah
lakunya. Skinner kemudian memandang variabilitas sebagai sebuah variabel
bebas.
C. Perkembangan Kepribadian
Karena sebagian besar teori Skinner adalah tentang perubahan tingkah
laku, belajar, dan modifikasi makan dapat dikatakan bahwa teorinya lah yang
20
paling relevan dalam membahas perkembangan kepribadian. Skinner
berpendapat bahwa pemahaman tentang kepribadian akan tumbuh dari
tinjauan tentang perkembangan tingkah laku organisme manusia dalam
interaksinya yang terus-menerus dengan lingkungan. Konsep inti dalam
sistem Skinner adalah prinsip penguatan (principle of reinforcement) oleh
karena itu pandangan Skinner sering disebut teori penguatan operan (operant
reinforcement theory).
Memperkuat tingkah laku tidak lain berarti melakukan manipulasi untuk
mengubah kemungkinan terjadinya tingkah laku tersebut di masa mendatang.
Pavlov menemukan prinsip perkuatan sebagaimana prinsip itu berlaku pada
pengkondisian klasik. Pada penelitian Pavlov anjing mengeluarkan air liur
ketika bel dibunyikan karena pemberian daging dikondisikan setelah bel
dibunyikan. Jadi, pemberian daging merupakan suatu langkah perkuatan
(reinforcing operation). Langkah itu memperkuat kemungkinan bahwa respon
mengeluarkan air liur itu akan terjadi bila bel dibunyikan pada saat lain.
Selanjutnya, karena pemberian daging meningkatkan terjadinya salivasi maka
pemberian daging termasuk dalam pemerkuat positif (positive reinforcer).
Dalam percobaan berikutnya, apabila bel tetap dibunyikan namun tidak
diikuti dengan pemberian daging maka respon terkondisi tersebut akan
terhapus. Penghapusan (extinction) adalah berkurangnya kecenderungan
untuk merespon yang terjadi apabila perkuatan yang diikuti respon tersebut
tidak terjadi lagi.
BEHAVIORISTIK : BANDURA
Sebagian psikolog percaya bahwa ahli tingkah laku pada dasarnya benar ketika
mereka menyatakan bahwa perkembangan dipelajari dan sangat dipengaruhi oleh
pengalaman lingkungan. Akan teteapi mereka menganggap Skinner terlalu jauh
ketika mengumumkan bahwa kognisi tidak penting dalam memahami
perkembangan. Teori belajar sosial (social learning theory) adalah pandangan
psikolog yang menekankan tingkah laku, lingkungan dan kognisi sebagai faktor
utama dalam perkembangan. Ahli teori belajar sosial mengatakan bahwa manusia
21
bukanlah robot yang tidak punya pikiran, berespon secara mekanis pada orang
lain dalam lingkungan. Manusia berpikir, bernalar, membayangkan,
merencanakan, mengharapkan, menginterpretasikan, percaya, menilai, dan
membandingkan.
Bandura bersama rekan kerjanya Walter Mischel adalah arsitek utama dari
teori belajar sosial kognitif. Bandura percaya bahwa kita belajar dengan
mengamati apa yang dilakukan orang lain. Melalui belajar observasi yang terdiri
dari modeling atau imitasi, kita secara kognitif akan merepresentasikan perilaku
tersebut. Ahli teori belajar sosial percaya bahwa kita memperoleh sejumlah besar
tingkah laku, pikiran, dan perasaan dengan mengobservasi tingkah laku orang
lain.
Dalam observational learning yaitu modeling, manusia diyakini cukup fleksibel
dan sanggup mempelajari berbagai kecakapan bersikap dan berperilaku. Manusia
belajar dengan cara mengamati dan proses belajar bukanlah performa. Performa
seseorang dipengaruhi oleh reinforcement. Meskipun demikian reinforcement
hanya memfasilitasi pembelajaran. Modeling adalah inti pembelajaran yang
dilakukan dengan pengamatan.
Proses dalam observational learning:
1. Proses memperhatikan atau atensi pada perilaku si model
2. Proses retensi: menyimpan perilaku dalam memori
Symbolic coding
Cognitive organization
Symbolic rehearsal
Motor rehearsal
3. Proses reproduksi motorik:
Kemampuan fisik
Ketersediaan komponen-komponen respon
Observasi diri terhadap reproduksi
Feedback yang akurat
4. Proses motivasional
22
External reinforcement
Vicarious reinforcement
Self reinforcement
Reciprocal Determinism adalah tindakan manusia merupakan hasil dari
interaksi 3 variabel (lingkungan, perilaku, pribadi). Interaksi mutual antara
pengaruh individu (P), lingkungan (E) dan perilaku (B). Undirectional :B = f(P,E).
Partially bidirectional :B = f(P E) Reciprocal :
PENSIFATAN: ALLPORT
Allport lahir di Montezuma, Indiana pada tahun 1897. Allport merupakan
anak bungsu dari 4 bersaudara laki-laki. Ayahnya adalah seoang pebisnis dan
dokter negar sementara Ibunya adalah seorang guru. Allport adalah lulusan
Harvard Fakultas Psikologi. Teori Allport menekankan pada: personality traits,
identifikasi self dalam kepribadian,individu tidak dipengaruhi oleh masa lampau,
tetapi masa kini & masa yang akan datang, mengutamakan kesadaran dan
menjunjung keunikan manusia. Kepribadian dipengaruhi oleh faktor herediter &
faktor sosial.
Sifat merupakan sistem neuropsikis yang digeneralisasikan & diarahkan
(secara khas pada individu), dengan kemampuan untuk menghadapi berbagai
stimuli secara sama, & untuk membimbing tingkah laku adaptif & ekspresif
secara konsiten.Macam sifat ada dua yaitu individual traits dan common traits.
Individual traits atau disebut juga unique traits adalah unit yang sebenarnya
berasal dan berada dari kepribadian. Sementara common traits adalah sifat yang
23
P : sifat, motivasi, faktor kognitif lainnya
E : situasi yang dipilih norma
P
EB
dimiliki oleh beberapa individu dengan variasi keberadaannya. Common traits
lebih mudah diukur dibanding dengan individual traits. Ada beberapa cara untuk
memprediksi sifat yaitu: dengan bahasa, dengan perilaku (expressive traits),
dengan dokumen (structural-dynamic), dengan alat ukur kepribadian, misalnya
nilai dan norma yang dimiliki individu
Pengaruh sifat dan posisinya dalam kepribadian adalah sebagai berikut.
Berdasarkan seberapa luas pengaruh sifat terhadap kepribadian, sifat dapat
dikategorikan dalam tiga bagian yaitu sifat sekunder, sifat sentral, dan sifat
kardinal. Sifat sekunder adalah sifat yang menggambarkan kesukaan yang
konsisten sifatnya namun tidak memberikan pengaruh pada beberapa perilaku
sekaligus. Sifat sentral adalah karakteristik sifat tertentu yang dapat dijadikan
kesimpulan dari kepribadian seseorang. Biasanya satu sifat atau beberapa yang
mempengaruhi beberapa perilaku sekaligus.Sifat kardinal adalah sifat yang sangat
mendominasi apapun yang dilakukan individu tersebut. Sangat jarang dimiliki.
Perkembangan kepribadian dalam teori alport dibagi menjadi: functional
autonomy, level of integration of personality, dan the proprium. Functional
Autonomy menegaskan bahwa tindakan di masa kecil memang merupakan pola-
pola identifikasi, imitasi kita terhadap orangtua. Ketika kita beranjak dewasa
tindakan kita memiliki tujuan tertentu, akan tetapi ada beberapa perilaku yang
“kehilangan” tujuan asalnya Functional autonomy terdiri dari dua hal yaitu:
perseverative functional autonomy yang berupa kebiasaan dan propriate
functional autonomy yang berupa norma/values. Yang kedua adalah level of
integration of personality. Pada awalnya, kepribadian merupakan kumpulan
refleks yang diolah oleh sistem neuropsikis seiring dengan kebutuhan untuk
beradaptasi menjadi kepribadian yang terintegrasi. Adapun level integrasi
kepribadian adalah sebagai berikut:
24
Perkembangan kepribadian yang ketiga adalah The Propium. The Propium
merupakan self/ego. Fungsi dari the propium adalah memberi arahan & tujuan
dalam diri kita untuk menjadi tindakan kita. The propium berkembang secara
bertahap sepanjang rentang kehidupan kita.
Tahap-tahap perkembangan menurut teori Allport :
1. Bodily Sense
- Dimulai saat bayi
- Mulai merasakan ketubuhannya
- Menemukan hal-hal baru untuk memenuhi kebutuhan diri
2. Self-identity
- Tahun kedua kelahiran (usia 1-2 Tahun dilanjutkan usia 4-5 Tahun)
- Mengembangkan eksistensi dirinya, bahwa dia merupakan
- Individu yang terpisah dari orang lain
- Mulai mengenal namanya, rasa individualnya
3. Ego-enhancement
- Berkembang di usia 2-3 Tahun
25
Most integrated
Least integrated
Unifying philosophy of life
SelfTraits
Attitudes
Habits
Reflexes
- Anak mulai mengembangkan harga dirinya. Kemampuan untuk
berprestasi, telah mengenal egois, & merasa dipermalukan
4. Ego-extension
- Mulai awal usia 3-4 Tahun
- Mulai mengenali keinginan-keinginan pribadinya, ekstensi dirinya.
- Dalam perkembangan kematangannya akan mengarah pada rasa loyal,
cinta pasangan
5. Self-image
- Usia 4-6 Tahun
- Telah mampu melakukan evaluasi diri mengenai kemampuannya,
status & perannya, serta aspirasinya di masa depan.
- Dapat menentukan tujuan di masa datang, serta tahu baik-buruk
tindakan.
6. Rational-agent
- Selama masa kanak-kanak menengah (6-12 Tahun)
- Anak disibukkan mencari pemecahan masalah & merencanakan
sesuatu, melatih kemampuan praktis di sekolah.
7. Propriate striving
- Masa remaja
- Telah terbentuk proprium motivasi tertentu yang mengarahkan
tindakan individu
- Telah memiliki rencana karier & mampu menentukan ideologi yang
murni miliknya.
8. The knower
- Memasuki usia dewasa
- Telah terintegrasi ketujuh aspek self menjadi satu kesatuan maka akan
masuk ke tahap mature personality
TEORI FAKTOR CATTEL
Raymond Bernard Catell lahir di Staffordshire, Inggris, pada tahun 1905
dan menyelesaikan semua pendidikannya di Inggris. Ia mendapatkan gelar B.Sc
dari Universitas London padatahun 1924 dala bidang kimia, serta gelar Ph.D. di
26
bidang psikologi dari Universitas London dibawah bimibingan Spearman pada
tahun 1929. Ia menjadi dosen pada tahun 1928-1931 di University College of The
South West, Inggris. Catell banyak menempati jabatan penting dan menerima
penghargaan atas sumbangsihnya di bidang psikologi.
Teori yang dikemukakan oleh Raymond B. Catell merupakan teori
kepribadian yang paling komprehensif dan yang paling tuntas dikembangkan
berdasarkan analisis faktor. Catell adalah seorang peneliti yang memiliki minat
besar pada metode-metode kuantitatif. Baginya, analisis faktor merupakan alat
untuk menjelaskan berbagai masalah yang telah disusun dalam rangka yang
sistematis. Teori Catell mempunyai kesamaan dengan Gordon Allport sebab
pandangannya disebut teori sifat (trait theory) dan juga mempunyai kesamaan
dengan Kurt Lewin karena kemampuannya menerjemahkan ide-ide psikologis
kedalam rumusan-rumusan matematis yang jalan.
A. Hakikat Kepribadian : Struktur Sifat Sifat
Catell melihat kepribadian sebagai suatu strutur sifat-sifat (traits) yang
kompleks dan terdiferensiasi yang motivasinya sebagian besar bergantung
pada salah satu gugus dari sifat-sifat ini, yang disebut dynamic traits atau
sifat-sifat dinamik. Sifat merupakan yang terpenting dari konsep Catell. Bagi
Catell, sifat adalah suatu “strutur mental”, suatu penyimpulan yang
didasarkan pada tingkah laku yang dapat diobservasi untuk menjelaskan
keteraturan atau regularitas dan ketetapan atau konsistensi dalam tingkah laku
ini. Inti dari pandanan Catell adalah pembedaan antara surface traits atau
sifat-sifat permukaan, yakni gugus variabel yang menampak terbuka dan
saling berhubungan, sementara source traits atau sifat-sifat sumber adalah
variabel-variabel tersembunyi yang menentukan bagaimana manifestasi pada
permukaan. Namun menurut Catell, sifat-sifat sumber lebih penting daripada
sifat-sifat permukaan. Hal ini karena sifat-sifat sumber adalah daya-daya
struktural yang mendasaru kepribadian. Sedangkan sifat-sifat permukaan
adalah hasil dari interaksi antara sifa-sifat sumber dan pada umumnya bersifat
kurang stabil.
Menurut Catell, ada tiga macam sifat dinamik yang penting yaitu sikap,
erg, dan sentimen. Sikap adalah variabel dinamik yang menjelma, ungkapan
27
struktur dinamik dasar yang dapat diamati, dari mana erg da sentimen serta
hubungannya satu sama lain. Erg adalah suatu sifat sumber yang ditentukan
oleh pengaruh konstitusi dan dinamik. Sementara Sentimen adalah sifat
sumber dinamik yang dibentuk oleh lingkungan. Jadi sentimen mirip dengan
erg, bedanya sentimen adalah akibat atau pengaruh dari faktor-faktor
pengalaman dan sosio-kultural, bukan faktor konstitusi.
Perkembangan kepribadian hasil penelitian Catell membahas bukti bahwa
adanya pengaruh usia pada faktor tempramen misalnya meningkatnya
petualangan dan kekuatan serta menurunnya O dan kecurigaan.
TEORI FAKTOR EYESENCK
Menurut Eyesenck kepribadian tersusun atas tindakan-tindakan, disposisi-
disposisi yang terorganisasi dalam susunan hirarkhis berdasarkan atas keumuman
dan kepentingannya (dari yang paling tinggi-luas, sampai dengan rendah-khusus):
type, trait, habitual response, spesific response. Kaitan dengan analisis faktor:
Type terkait dengan general factor, Trait terkait dengan (group) common factor
habitual response terkait dengan special/specific factor, specific response terkait
dengan error factor. Hirarkhi dalam bidang intelektual (kognitif): ideology,
attitude, habitual opinion, specific opinion.
Tipe – Tipe Kepribadian
Penemuan Eysenck mengenai tipe-tipe dianggapnya sebagai bukti empirik dari
Teori C.G Jung yaitu introversi dan ekstraversi.
Tipe neurotik:
- Kurang sempurna secara psikis dan jasmaninya, kemampuan
inteligensi-kemauan-penguasaan emosi-ketepatan sensoris-
kemampuan berusaha berada di bawah normal, mudah terpengaruh,
kurang teguh pendirian, lambat bertindak, cenderung menekan hal-
hal yang tidak menyenangkan.
- Tipe Introvers (neurotik), memiliki karakteristik:
28
Cenderung mengembangkan gejala ketakutan, depresi, cenderung
obsesif, mudah tersinggung, apatis, saraf otonom labil. Perasaannya:
gampang terluka, mudah gugup, rendah diri, mudah melamun, dan
sukar tidur. Habitusnya: ukuran menegak dominan, sekresi salivaris
kurang lancar. Inteligensi: relatif tinggi, perbendaharaan kata baik,
cenderung berpendirian. Teliti tapi terlihat lambat, taraf aspirasi
tinggi namun cenderung ditaksir rendah oleh mereka sendiri, terlihat
kaku, & memperlihatkan intra-personal variability yang kecil.
Pilihan dalam seni: gambar tenang, model lama, kurang suka lelucon
terutama mengenai seks.
Tipe ekstraversi (neurotik), memiliki karakteristik:
Cenderung mengembangkan gejala histeris, sedikit energi, perhatian yang
sempit, sejarah kerja yang kurang baik, hypochondriasis. Mereka merasa
mudah gagap, mudah celaka, sering tidak masuk kerja karena sakit, merasa
tidak puas, mudah jatuh sakit. Habitusnya: dominan mendatar, sekresi
salivaris lancar. Inteligensi: relatif rendah, perbendaharaan kata kurang,
cenderung tidak tetap pendirian. Cenderung cepat tetapi tidak teliti, taraf
aspirasi rendah tetapi dinilai berlebihan oleh mereka sendiri, tidak terlalu
kaku & menunjukkan intra-personal variability yang besar. Pilihan dalam
seni: gambar berwarna, model baru, suka lelucon terutama mengenai seks.
Tipe Psikotis, memiliki karakteristik:
Secara inteligensi: tidak lancar, prestasi rendah terkait dengan angka-
angka yang kontinyu, asimilasi lambat dalam tes perspektif. Kurang pasti
dalam sikap sosialnya, daya konsentrasi rendah, ingatan kurang baik,
cenderung bertindak berlebihan & menaksir jarak secara berlebihan,
membaca lambat, taraf aspirasi kurang sesuai dengan kenyataan.
GESTALT : TEORI MEDAN KURT LEWIN
29
Kurt Lewin lahir pada tahun 1890. Mengenyam pendidikan di Universitas
Feiberg, Munich, Jerman untuk menjadi sarjana. Mendapat gelar doktor Th.1914
dari Universitas Berlin, Jerman. Kurt Lewin adalah seorang guru besar di bidang
Filsafat dan Psikologi. Dan pada Saat Perang Dunia II, pindah ke Amerika
Serikat, mendalami Psikologi anak-anak di Universitas Cornell dan Iowa.
Dasar teori Lewin dalam menyusun teori medan (ilmu alam) adalah psikologi
Gestalt. Pokok pikirannya adalalah cara objek diamati (kesan si pengamat)
ditentukan oleh keseluruhan konteks. Maksudnya adalah pribadi selalu ada dalam
lingkungannya, sehingga tidak dapat dipikirkan lepas dari lingkungannya. Oleh
karena itu penggambaran pribadi adalah gambaran keseluruhan yang lepas dari
hal-hal lain di dunia seperti penggambaran secara ruang atau topologis.
Penggambaran perilaku seseorang dapat juga dirumuskan seperti: B = f (P,E) yang
artinya adalah perilaku seseorang berkaitan dengan karakter personalnya dan
situasi sosial dimana individu tersebut berada. Oleh karena itu teori ini dikatakan
sebagai sebuah teori yang mencoba menjembatani aliran psikoanalisis dan
behavioristik.
A. Struktur Kepribadian
Pribadi
- Pribadi adalah kumpulan sifat individu seperti kebutuhan dan
keyakinan
- menunjukkan gejala yang sama dengan ruang hidup.
- menunjukkan pribadi di dalam ruang hidupnya
NP NP
Lingkungan Psikologis
- Lingkungan psikologis adalah kenyataan psikologis, yaitu gambaran
hubungan pribadi dengan sekitarnya.
30
PRIBADI(P)
- Lingkungan psikologis adalah bagian didalam elips, namun berada
diluar lingkarang P
NP
Ruang Hidup (RH)
- Ruang hidup berisikan pribadi dan lingkungan psikologis.
- Ruang hidup menggambarkan tingkah laku manusia.
- Hasil dari interaksi antara P dan LP dapat dinyatakan sebagai berikut:
TL (Tingkah Laku)= f (RH) = f (P,LP).
- Atau dapat diartikan bahwa tingkah laku adalah fungsi dari ruang
hidup.
- Tingkah laku dipakai untuk menunjukan tiap perubahan dalam ruang
hidup yaitu perubahan dalam arti psikologis.
- Namun tingkah laku tidak dapat diamati begitu saja melainkan harus
dilihat interaksi yang tampak antara individu dengan lingkungan
objektifnya.
Diferensiasi RH
Terjadi karena struktur ruang hidup yang bersifat heterogen. Terdiri atas
bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain.
- Pribadi berdiferensiasi : P terbagi dalam PM (daerah perseptual dan
motorik) dan DP (daerah dalam pribadi)
31
P LP
vv
PM
DP
PM
= p = isi batin yang mudah dipengaruhi
= s = isi batin yang tersembunyi contohnya rahasia
PM = menghubungkan pribadi dengan lingkungannya melalui persepsi
atau motorik.indera, hubungan pribadi dan lingkungan
DP = mempunyai hubungan langsung dengan dunia luar dan harus dari
PM
Lingkungan psikologi berdiferensiasi
= p = kebutuhan
Lp = Valensi
- Menurut Lewin lingkungan psikologis selalu berdiferensiasi
sehingga fakta-fakta yang ada di dalamnya memiliki pengaruh yang
berbeda-beda terhadap inidividu, bahkan ada yang menjadi barrier.
- Makin bertambah umur maka barier yang ada akan semakin bertambah
dan diferensiasi akan sering terjadi
Banyaknya daerah = fakta (di LP= valensi ; di P = need)
- Ditentukan oleh banyaknya fakta-fakta psikologis yang ada pada suatu
saat.
Dimensi – dimensi ruang hidup
- Dimensi Waktu: Prinsipnya kekinian, masa lampau, dan masa depan
tidak mempengaruhi tingkah laku saat ini tetapi sikap, perasaan atau
pikiran mengenai masa lalu atau masa depan dapat mempengaruhi
tingkah laku saat ini. Contoh : neonatus (bayi) belum memiliki dimensi
32
v
waktu. Makin dewasa seseorang, maka gambaran masa depan makin
memainkan peranan penting dalam kehidupan kejiwaannya
- Dimensi Realita – Irrealita : merupakan suatu kontinum dalam ruang
hidup individu. Semakin khayal faktanya maka semakin irrealita.
B. Dinamika Kepriadian
Istilah-istilah yang digunakan yaitu: energy, tension, need, valence, force/
vektor.
a. Energy
Pribadi merupakan sistem energi. Energi yang menyebabkan kerja
psikologis disebut energi psikis. Tiap kerja atau pergerakan
memerlukan energi.
b. Tension
- Tegangan merupakan keadaan pribadi, keadaan relatif daerah
dalam pribadi yang satu terhadap daerah yang lain
- Sifat tegangan:
Tegangan cenderung bersifat menyamakan diri dengan sistem
di sekitarnya. Mengalir dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih
rendah. Namun bagaimana tension merata tergantung pada
intensitas batas antar sistem (rigidity dan fluidity)
c. Need
Kebutuhan merupakan keadaan atau sifat pribadi yang menyebabkan
meningkatnya tension. Dapat berupa: keadaan fisiologis (haus, lapar)
keinginan akan sesuatu (barang, cita-cita), keinginan mengerjakan
sesuatu (nonton, main)
d. Valence
Valensi adalah sifat dari lingkungan psikologis, dapat bersifat postif
atau negatif.
33
1. Positif : menyebabkan berkurang atau hilangnya tegangan bila
pribadi memasuki daerah itu, tetapi meningkat tension apabila
pribadi terhalang mendapatkannya.
2. Negatif : menyebabkan bertambah tegangan bila pribadi memasuki
daerah itu, tetapi menurunkan tension apabila pribadi
meninggalkannya.
e. Force / vektor
Valensi hanya memberi arah gerak bagi pribadi, tetapi tidak
mendorongnya. Kekuatan yang mendorong pribadi adalah vektor.
Dinamika kepribadian tampak pada locomotion dan perubahan struktur
atau nilai daerah-daerah atau perubahan vektor.
D. Perkembangan Kepribadian
Pada daasarnya inti dari perkembangan kepribadian adalah perubahan-
perubahan tingkah-laku.
- Adalah perubahan dalam variasi tingkah laku tambah usia maka akan
bertambah pula variasi kegiatan, perasaan, kebutuhan, hubungan sosial,
orang akan terlatih multitasking.
GESTALT: TEORI ORGANISMIK GOLDSTEIN
Kurt Goldstein lahir di Silesia pada th.1878. Goldstein meraih gelar dokter
dari Universitas Breslau. Kemudian Goldstein bertugas di klinik psikiatris
Konigsberg. Menjadi guru besar bidang Neurologi dan psikiatri di Universitas
Frankfurt di usia 36 tahun.
Dalam teori kepribadian, terdapat banyak teori organismik. Teori organismik
adalah teori yang berpusat pada seluruh organisme sebagai suatu sistem yang
bersatu dan bukan pada sifat, dorongan atau kebiasaan yang terpisah. Teori
34
organismik dipakai oleh para teoritikus kontemporer seperti Goldstein, Angyal,
Maslow, Allport, Murray, Rogers, Freud, bahkan Jung. Namun demikian, terdapat
perbedaan dari masing-masing tokoh yang mengemukakaknnya. Teori organismik
adalah sebuah teori yang berusaha meluruskan kesalahpahaman yang dilakukan
Descartes 300 tahun lalu. Teori organismik menegaskan bahwa organisme bukan
sistem dwirangkap yaitu jiwa dan badan yang masing-masing memiliki motor
penggeraknya sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang terdiri dari banyak
fungsi bagian-bagian.
Struktur Organisme
- Organisme terdiri atas anggota yang antara satu dengan yang lainnya
saling berhubungan dalam struktur arti tertentu.
- Mengenal istilah figur and background. Contohnya orang yang menulis
sambil mendengarkan lagu. Menulis menjadi figur dan mendengarkan
lagu menjadi kegiatan background.
- Gestalt wajar = secara fungsional terdapat totalitas organisme sebagai
latar belakan, menunjukkan pilihan individu secara pribadi, sifatnya
teratur, fleksibel, dan sesuai situasi.
- Gestalt tak wajar = yang terpisah dari keseluruhan organisme dan latar
belakangnya juga terpisah (terisolasi), timbul karena kejadian traumatis;
latihan berulang yang tidak bermakna bagi organisme.
Dinamika Organisme
- Proses Ekualisasi, maksudnya adalah banyaknya energi dalam organisme
adalah tetap (konstan) dan cenderung merata. Prinsip ekualisasi
menerangkan ketetapan, keterpaduan, serta keteraturan tingkah laku
ditengah ganguan stimulus-stimulus.
- Aktualisasi Diri, merupakan motif pokok yang dimiliki organisme.
Dalam kata lain, dorongan-dorongan seperti lapar, seks, kekuasaan,
prestasi, dan keingintahuan merupakan manifestasi dari tujuan hidup
35
pokok yaitu mengaktualisasikan diri sendiri. Merupakan kecenderungan
kreatif agar organisme dapat berkembang secara sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Feist, Jess., & Feist, Gregory. (2013). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba
Humanika
Pervin, Lawrence A., & Cervone, Daniel. (2010) Psikologi Kepribadian. Jakarta:
Kencana
36
Suryabrata, Sumadi. (2008) Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Boeree, C. George (2008) General Psychology. Jogjakarta: Primashopie
Hall, Calvin S., & Lindzey, Gardner. (2009) Teori-Teori Psikodinamik (Klinis).
Jogjakarta: Kanisius
Santrock, John W. (2003) Adolescence Jakarta : PT Erlangga
Hall, Calvin. S, & Lindzey, Gardner. (1993) Teori-Teori Holistik. Jogjakarta:
Kanisius
37