hubungan teori belajar behavioristik & kognitif dengan strategi pembelajaran biologi_1
DESCRIPTION
metodelogi pengajaranTRANSCRIPT
Hubungan Teori Belajar Behavioristik dan Kognitif dengan Strategi
Pembelajaran Biologi
Dosen Pengampu : Dra. Nurmasari Sartono, M.Biomed
Disusun Oleh:
Azka Nurina (3415136416)
Bunga Tri Astuti (3415143702)
Dwi Ayu Oktaviani ( 3415141757)
Fika Juliani (3415140727)
Gita Anggraheni M (3415140724)
Hanny Imania (3415143699)
Karina Aprilia (3415140738)
Noviyanti (34151407410)
Pendidikan Biologi Bilingual
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Metodologi
Pengajaran yang berjudul Hubungan Teori Belajar Behavioristik dan Kognitif dengan
Strategi Pembelajaran Biologi.
Adapun makalah Metodologi Pengajaran yang berjudul Hubungan Teori Belajar
Behavioristik dan Kognitif dengan Strategi Pembelajaran Biologi telah kami usahakan
semaksimal mungkin, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan saran
dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini yang berjudul Hubungan Teori
Belajar Behavioristik dan Kognitif dengan Strategi Pembelajaran Biologi dapat berguna bagi
pembelajaran dan bisa menambah wawasan untuk pembaca.
Jakarta, 25 Februari 2016
DAFTAR ISI
Kata pengantar …………………………………………………………………….….. i
Daftar isi ……………………………………………………………………………… ii
BAB I
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………..……… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………..…………... 1
BAB II
2.1 Teori …………………………………………………………..…………………. 4 - 11
2.2 Pembahasan …………………………………………………………………… 11 - 19
BAB III
Kesimpulan …………………………………………………………………………… 20
Daftar Pustaka ………………………………………………………………..……….. 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah terjadi sebuah proses yaitu
interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa jika terjadi kegiatan belajar
kelompok. Dalam interaksi tersebut akan terjadi sebuah proses pembelajaran,
pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan
kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh,
meningkatkan, atau membuat perubahan’s pengetahuan satu, keterampilan, nilai, dan
pandangan dunia (Illeris, 2000; Ormorod, 1995). Begitu pula dalam proses belajar
mengajar penting adanya penerapan teori belajar yang dilakukan oleh pendidik, karna
dengan teori-teori belajar itulah pendidik mampu mengembangkan proses belajar
mengajar agar terciptanya keefektifan kegiatan belajar mengajar.
Pengertian teori belajar itu sendiri merupakan suatu kegiatan seseorang untuk
mengubah perilaku mereka. Seluruh kegiatan belajar selalu diikuti oleh perubahan
yang meliputi kecakapan, keterampilan dan sikap, pengertian dan harga diri, watak,
minat, penyesuaian diri dan lain sebagainya. Perubahan tersebut meliputi perubahan
kognitif, perubahan psikomotor, dan perubahan afektif. Namun setelah ditelaah lebih
lanjut, upaya dalam pengembangan diri siswa dalam proses belajar mengajar ini tidak
cukup hanya dengan menggunakan teori belajar tertentu namun perlu adanya strategi
yang mampu mendukung terjdinya proses belajar mengajar yang lebih efektif. Oleh
karena itu pembuatan makalah ini bermaksud untuk melihat keterkaitan antara strategi
dengan beberapa teori belajar yang sudah kami pilih.
1.1 Rumusan Masalah Apa saja strategi pembelajaran yang sesuai dengan teori belajar behavioristik?
Apa saja strategi pembelajaran yang sesuai dengan teori belajar kognitif?
1.1 Tujuan Mengetahui strategi pembelajaran yang sesuai dengan teori belajar behavioristik
Mengetahui strategi pembelajaran yang sesuai dengan teori belajar kognitif
BAB II
ISI
2.1 TeoriPengertian Teori Belajar Menurut Para Ahli
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan
maksud menjelaskan fenomena alamiah. Teori juga didefenisikan sebagai sekumpulan
pernyataan yang mempunyai kaitan logis yang merupakan cerminan dan kenyataan yang ada
mengenai sifat-sifat suatu kelas, peristiwa atau suatu benda.
Para psikologi pendidikan memunculkan istilah teori belajar setelah mereka
mengalami kesulitan ketika akan menjelaskan proses belajar secara menyeluruh. Berawal
dari kesulitan tersebut munculah beberapa persepsi berbeda dari para psikolog, sehingga
menghasilkan dalil-dalil yang memiliki inti kalau teori belajar adalah alat bantu yang
sistematis dalam proses belajar. Teori belajar merupakan suatu kegiatan seseorang untuk
mengubah perilaku mereka. Seluruh kegiatan belajar selalu diikuti oleh perubahan yang
meliputi kecakapan, keterampilan dan sikap, pengertian dan harga diri, watak, minat,
penyesuaian diri dan lain sebagainya. Perubahan tersebut meliputi perubahan kognitif,
perubahan psikomotor, dan perubahan afektif.
Ada empat perspektif utama dalam teori belajar, yaitu Behaviorisme,
Kognitivisme, Konstruktivisme dan Humanisme. Pada dasarnya teori pertama dilengkapi
oleh teori kedua dan seterusnya, sehingga ada varian, gagasan utama, ataupun tokoh yang
tidak dapat dimasukkan dengan jelas termasuk yang mana, atau bahkan menjadi teori
tersendiri.
Macam-macam teori belajar:
a. Teori Belajar Behavioristik
Menurut teori belajar behavioristik atau tingkah laku, belajar diartikan sebagai proses
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons.
1) Ivan Pavlov
Mempelopori munculnya proses kondisioning responden (respondent conditioning)
atau kondisioning klasik (classical conditioning). Dengan melakukan percobaan
terhadap anjing. Pada saat anjing diberi makanan dan lampu, keluarlah respons anjing
itu berupa air liur. Demikian juga dalam pemberian makanan yang disertai dengan bel,
air liur anjing juga keluar. Setelah berkali-kali dilakukan perlakuan serupa, maka pada
saat hanya bel atau lampu yang diberikan, anjing tersebut juga mengeluarkan air liur.
Makanan yang diberikan disebut perangsang tak bersyarat, sementara bel ataulampu
disebut perangsang bersyarat.
2) Guthrie
Teori conditioning Pavlov kemudian dikembangkan oleh Guthrie. Guthrie
berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu dapat diubah, tingkah laku baik dapat
diubah menjadi buruk dan sebaliknya. Teori Guthrie berdasarkan atas model
penggantian stimulus satu ke stimulus lain.
3) Skiner
Memulai penemuan teori belajarnya dengan kepercayaan bahwa prinsip-prinsip
kondisioning klasik hanya sebagian kecil dari perilaku yang bisa dipelajari. Banyak
perilaku manusia adalah operan, bukan responden.
Skinner mendefinisikan belajar sebagai proses perubahan perilaku. Perubahan
perilaku yang dicapai sebagai hasil belajar tersebut melalui proses penguatan perilaku
yang muncul, yang biasanya disebut dengan kondisioning operan (operan
conditioning).
b. Teori Belajar Kognitif
Teori ini lebih menekankan proses belajar daripada hasil belajar. Bagi penganut aliran
kognitivistik belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara stimiulus dan respons.
Belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Menurut teori kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Belajar
tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Konsep-konsep
terpenting dalam teori kognitif adalah adaptasi intelektual oleh Jean Piaget, Discovery
Learning oleh Jerom Brunner, dan Reseption Learning oleh Ausubul.
1) Piaget
Menurut Piaget, proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yakni asimilasi,
akomodasi, dan equilibrasi. Asimilasi adalah proses pengintegrasian informasi baru ke
struktur kognitif yang sudah ada. Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur
kognitif kedalam situasi yang baru. Sedangkan equilibrasi adalah penyesuaian
kesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
Piaget menyatakan pentingnya kegiatan dalam proses belajar mengajar. Mereka
meyakini bahwa pengalaman belajar aktif cenderung meningkatkan perkembangan
kognitif, sedangkan pengalaman belajar pasif cenderung mempunyai akibat yang lebih
sedikit dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak.
2) Bruner
Toeri discovery learning ini menjelaskan bahwa proses belajar akan berjalan dengan
baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
aturan (termasuk konsep diri, teori, definisi, dan sebagainya).
3) Ausubel
Menurut Ausubel, siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajaran sebelumnya
didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa.
Dengan demikian akan mempengaruhi pengaturan kemajuan belajar siswa.
c. Teori Belajar Humanistik
Aliran humanistik memandang belajar bukan sekedar pengembangan kualitas kognitif
saja, melainkan juga sebuah proses yang terjadi dalam diri individu yang melibatkan
seluruh bagian atau domain yang ada.
Domain-domain tersebut meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan
kata lain, pendekatan humanistik dalam pembelajaran menekankan pentingnya emosi atau
perasaan, komunikasi yang terbuka, dan nilai-nilai yang dimliki oleh setiap siswa.
Teori ini dipelopori oleh beberapa pakar yaitu:
1) Bloom dan Krathwohl
Bloom dan krathwohl menunjukkan apa yang dikuasai oleh siswa tercakup dalam
tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintensis, evaluasi. Ranah psikomotorik terdiri dari lima tingkatan
yaitu peniruan, penggunaan, ketepatan, perangkaian, naturalisasi.
Sedang ranah afektif terdiri dari lima tingkatan yang meliputi pengenalan,
merespons, penghargaan, pengorganisasian, pangalaman. Taksonomi Bloom ini
berhasil menginspirasi pakar lain mengembangkan teori-teori belajar.
d. Teori Belajar Konstruktivistik
Teori ini memahami belajar sebagai proses pembentukan pengetahuan oleh siswa itu
sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang tidak dapat dipindahkan begitu saja oleh
guru terhadap siswa.
Glaserfeld, Bettencourt dan Matthews mengemukakan bahwa pengetahuan yang
dimiliki seseorang merupakan hasil bentukan orang itu sendiri. Sementara Piaget
berpendapat bahwa pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang dibentuk orang itu
sendiri.
Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Para Ahli
Strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk
didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode dan teknik
pembelajaran secara spesifik. Adapun beberapa pengertian tentang strategi pembelajaran
menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Hamzah B. Uno (2008:45)
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses
pembelajaran.
Dick dan Carey (2005:7)
Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk
aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur
pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.
Suparman (1997:157)
Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara
mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
Hilda Taba
Strategi pembelajaran adalah pola atau urutan tongkah laku guru untuk menampung
semua variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis.
Gerlach dan Ely (1990)
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode
pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
Kemp (1995)
Stategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Jenis – jenis Strategi Pembelajaran
Strategi Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya : metode
cerama, metode demonstrasi, metode sosiodrama
Strategi Inquiry
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan.
Ada beberapa hal yang menjadi utama strategi pembelajaran inquiry:
a. Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan,
artinya strategi inquiry menempatkan siswa sebagai objek belajar.
b. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep yang sudah
jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
c. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
d. Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa rata-rata memilki kemauan dan
kemampuan berpikir, atrategi ini akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang
kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
e. Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh
guru.
f. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat
pada siswa
SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pembangunan intelektual anak.
Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor,
yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibration. Strategi ini
menggunakan beberapa metode yang relevan, diantaranya : metode diskusi, metode
pemberian tugas, metode eksperimen, metode tanya jawab
Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial
Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri. Strategi ini menggunakan beberapa metode
pembelajaran yang relevan, diantaranya : metode eksperimen, metode tugas atau resitasi,
metode latihan, metode karya wisata
Contextual Teaching Learning
Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Karakteristik pembelajaran kontekstual:
a. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik
b. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas
yang bermakna (meaningful learning).
c. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa (learning by doing).
d. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mngoreksi
antar teman (learning in a group).
e. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja
sama, dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam (learning
to know each other deeply).
f. Pemebelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja
sama (learning to ask, to inquiry, to work together).
g. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning ask an enjoy
activity).
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya : metode
demonstras, metode sosiodrama,
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi
secara ilmiah. Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
metode problem solving, metode diskusi
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran
ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing
untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis
yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model
pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui
telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah
yang diajarkan., Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan,
diantaranya : metode diskusi, metode tanya jawab, dan metode eksperiamen
Strategi Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan.Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau
suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap
kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan
prestasi yang dipersyaratkan. Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran
yang relevan, diantaranya : metode diskusi, metode karya wisata, metode eksperimen,
metode tugas atau resitasi
Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif
dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas
tertentu, afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk
sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan
observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Strategi ini
menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya : metode tugas
atau resitasi dan metode latihan
2.2 PembahasanStrategi pembelajaran yang sesuai dengan teori behavioristik antara lain :
1. Strategi Ekspositoris
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang
berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang
peranan yang sangat penting atau dominan.
Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi,
sistematik, dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara
tertib dan teratur.
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a. Metode ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah
yang relatif besar. Jadi ini sesuai dengan pengertian dan maksud dari Strategi Ekspositori
tersebut, dimana strategi ini merupakan strategi ceramah atau satu arah.
b. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Jadi guru memperagakan apa yang
sedang dipelajari kepada siswanya.
c. Metode sosiodrama
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan
masalah sosial. Jadi dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan
mendramatisasikan tingkah laku untuk memberikan contoh kepada siswa.
Kaitan strategi pembelajaran ekspositoris dengan teori belajar behavioristic adalah strategi ini
menekankan sumber informasi yang berasal dari guru. Guru memberikan materi secara
keseluruhan agar dapat dipahami oleh siswa.
Contoh kasus :
Guru memberikan materi Sistem Pencernaan untuk siswa kelas 11 dengan menggunakan
metode ceramah secara lengkap dan jelas serta memberikan contoh menggunakan alat peraga.
2. Strategi Contextual Teaching Learning
Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
Strategi pembelajaran Contextual Teaching Learning merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini
guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan.
Karakteristik pembelajaran kontekstual:
1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik
2) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas
yang bermakna (meaningful learning).
3) Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa (learning by doing).
4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mngoreksi antar
teman (learning in a group).
5) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja
sama, dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam (learning to
know each other deeply).
6) Pemebelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja
sama (learning to ask, to inquiry, to work together).
7) Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning ask an enjoy
activity).
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
1. Metode demonstrasi
Guru memperagakan materi apa sedang dipelajari kepada siswa dengan menyangkutkan
kegiatan sehari-hari, sehingga siswa lebih memahami.
b. Metode sosiodrama
Dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan tingkah laku
yang berhubungan dengan masalah sosial disekitar siswa untuk memberikan contoh kepada
siswa, sehingga siswa lebih paham.
Kaitan strategi pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan teori belajar
behavioristic adalah strategi ini menekankan cara belajar yang menyenangkan yang
diterapkan oleh guru. Guru memberikan materi secara keseluruhan dengan situasi yang
menyenangkan agar dapat dipahami oleh siswa.
Contoh kasus: Guru memberikan materi taksonomi tumbuhan dengan membuat kelompok –
kelompok kecil dalam kelas dan menampilkan drama yang berkaitan dengan materi tersebut.
Strategi pembelajaran yang sesuai dengan teori belajar kognitif adalah sebagai berikut.
1. Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan.
Ada beberapa hal yang menjadi utama strategi pembelajaran inquiry:
a. Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan,
artinya strategi inquiry menempatkan siswa sebagai objek belajar.
b. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep yang sudah
jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
c. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
d. Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa rata-rata memilki kemauan dan
kemampuan berpikir, atrategi ini akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang
kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
e. Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh
guru.
f. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat
pada siswa
Strategi ini menggunakan beberapa metode yang relevan, diantaranya :
a. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui
pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat
terbuka. Disini siswa melakukan diskusi tentang suatu masalah yang diberikan oleh guru,
sehingga siswa menjadi aktif.
b. Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan
siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Disini guru memberikan suatu tugas kepada siswa
untuk diselesaikan oleh siswa, sehingga siswa menjadi aktif.
c. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan
aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Jadi metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk
melakukan suatu aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
d. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini
guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi
pembelajaran.
SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pembangunan intelektual anak.
Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor,
yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibration.
Contoh kasus : Seorang siswa kelas XI SMA bersama dengan kelompoknya mengerjakan
tugas tentang materi tentang Sistem Pernapasan Manusia, mereka mencari tau sendiri materi
yang berhubungan dengan tugas tersebut, lalu berdiskusi. Guru hanya memfasilitasi saja.
2. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Strategi berbasis masalah adalah suatu strategi atau rangkaian aktivitas pembelajaran
dimana proses penyelesaian masalah-masalah secara ilmiah ditekankan kepada peserta didik.
Dalam penyelesaian masalahnya, strategi ini menggunakan metode Problem Solving, yaitu
suatu metode berpikir yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan,
dan metode Diskusi dimana peserta didik berdiskusi untuk dapat menemukan pemecahan
masalah dari masalah yang dihadapi.
Hal inilah yang menyebabkan strategi Berbasis Masalah ini sesuai dengan Teori
Belajar Kognitif, karena menurut teori ini, belajar dipandang sebagai suatu proses pengolahan
informasi dalam otak manusia (Gagne, 2010).
Menurut psikologi kognitif, belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti sesuatu.
Usaha dilakukan secara aktif oleh peserta didik, berupa mencari pengalaman, mencari
informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempraktikan sesuatu untuk
mencapai tujuan tertentu.
Sebagai contoh, pada akhir pelajaran Biologi materi glikolisis, seorang peserta didik kelas
XII IPA bertanya kepada guru mengenai perbedaan jumlah total ATP di 2 buku panduan.
Guru tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut, melainkan menjadikannya pekerjaan
rumah yang harus diselesaikan peserta didik dengan teman sebangkunya. Peserta didik
dituntut untuk mencari informasi dan mengolah informasi tersebut dengan berdiskusi agar
menemukan jawaban dari pertanyaan. Peserta didik nantinya akan menyampaikan hasil
diskusinya dan guru akan melengkapi hasil diskusi siswa.
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara
ilmiah.
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a. Metode problem solving
Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan
suatu metode berfikir sebab dalam metode problem solving dapat menggunakan metode-
metode lainnya yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
b. Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang
dihadapi dengan cara berdiskusi.
3. Strategi Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Sedangkan menurut
Kagan, pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran yang sukses di mana tim kecil,
masing-masing dengan siswa dari tingkat kemampuan yang berbeda, menggunakan berbagai
aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang suatu subjek. Setiap
kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan
prestasi yang dipersyaratkan.
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a. Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang
dihadapi dengan cara berdiskusi.
b. Metode karya wisata
Siswa membentuk suatu kelompok guna untuk mendapatkan pembelajaran dari tempat
atau objek yang dikunjungi.
c. Metode eksperimen
Dengan berkelompok siswa melakukan eksperimen atau percobaan tentang suatu hal
guna melatih kemampuan dan pemahaman mereka.
d. Metode tugas atau resitasi
Siswa disuruh membuat suatu kelompok belajar, kemudian mereka diberi tugas guna
menggali kemampuan, kekompakan, dan pemahaman siswa akan tugas yang
diberikan.
Kaitan strategi pembelajaran kooperatif dengan teori belajar kognitif adalah strategi ini
menekankan sumber informasi yang berasal siswa. Guru hanya memfasilitasi sedangkan
siswa yang mengembangkan sendiri informasinya melalui kelompoknya.
Contoh kasus:
Guru menggunakan Tipe model pembelajaran kooperatif The Williams mengajak
siswa melakukan kolaborasi untuk menjawab sebuah pertanyaan besar yang merupakan
sebuah tujuan pembelajaran dalam materi sistem kekebalan tubuh, yaitu agar dapat
menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit
penyakit.
Pada model pembelajaran ini siswa dikelompok-kelompoknya secara heterogen
seperti pada tipe STAD yaitu siswa dikelompokkan ke dalam kelompok kecil yang disebut
tim dan seluruh kelas diberikan poin-poin penting materi pelajaran, seperti poin pertahanan
tubuh spesifik dan non spesifik. Siswa kemudian diberikan tes mengenai pertahanan tubuh
spesifik dan non spesifik. Kemudian setiap kelompok diberikan pertanyaan yang berbeda-
beda dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif yang memungkinkan siswa
dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Keunggulan dan Kelemahan SPK
1. Keunggulan SPK
Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran di antaranya:
a. Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat
menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari
berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.
b. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-
kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
c. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d. SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab
dalam belajar.
e. SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi
akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri,
hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan
me-managewaktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
f. Melalaui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan
pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berparktik memecahkan
masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung
jawab kelompoknya.
g. SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan
belajar abstrak menjadi nyata (riil).
h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan
rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
Kelemahan SPK
Disamping keunggulan, SPK juga memiliki kelemahan, diantranya:
a. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Sangat tidak
rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami
filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan,
contohnya, meraka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki
kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklm kerja sama
dalam kelompok.
b. Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika
tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari
guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan
dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
c. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun
demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan
adalah prestasi setiap individu siswa.
d. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan
periode waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya
dengan satu kali atau sekali-kali penerapan strategi ini.
e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk
siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada
kemampuan individual. Oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar
bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk
mencapai kedua hal itu dalam SPK memang bukan pekerjaan yang mudah.
BAB III
KESIMPULAN
Teori belajar merupakan suatu kegiatan seseorang untuk mengubah perilaku mereka
Ada empat perspektif utama dalam teori belajar, yaitu Behaviorisme,
Kognitivisme, Konstruktivisme dan Humanisme..
Seluruh kegiatan belajar selalu diikuti oleh perubahan yang meliputi kecakapan,
keterampilan dan sikap, pengertian dan harga diri, watak, minat, penyesuaian diri dan
lain sebagainya.
Menurut teori belajar behavioristik atau tingkah laku, belajar diartikan sebagai proses
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons.
Menurut teori kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Belajar tidak
selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.
Jenis – jenis strategi pembelajaran antara lain; Strategi Ekspositori, Strategi Inkuiri,
Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial, Contextual Teaching Learning, Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah, Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir, Strategi Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok, dan Strategi Pembelajaran
Afektif.
Strategi yang dapat digunakan untuk teori belajar behavioristik adalah strategi
ekspositoris, dan strategi contextual learning teaching (CTL).
Strategi yang dapat digunakan untuk teori belajar kognitif yaitu strategi inkuiri, strategi
pembelajaran berbasis masalah dan strategi pembelajaran kooperatif/kelompok (SPK).
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Thobroni dan Arif Mustafa. 2011. Belajar dan Pembelajaran Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Evelin Siregar dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.