tema kerangka

19
TEMA KARANGAN A.Pengertian Tema berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Kata ini berasal dari bahasa Yunani tithenai yang berarti menempatkan atau meletakkan. Dalam kehidupan sehari-hari kata tema sering dikacaukan pemakaiannya dengan istilah topik. Kata topik berasal dari kata Yunani topoi yang berarti tempat. Pengertian tema, secara khusus dalam karang-mengarang, dapat dilihat dari dua sudut proses penyusunan sebuah karangan. Dilihat dari sudut sebuah karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dari segi proses penulisan bisa membatasi tema dengan suatu rumusan yang agak berlainan, walaupun nantinya apa yang dirumuskan itu pada hakikatnya sama saja. Dalam kenyataan untuk menulis suatu karangan, penulis harus memilih suatu topik atau pokok pembicaraan. Di atas pokok pembicaraan itulah penulis menempatkan suatu tujuan yang ingin disampaikan dengan landasan topik tadi. Dengan demikian pada waktu menyusun sebuah tema atau pada waktu menentukan sebuah tema untuk sebuah karangan ada dua unsur yang paling dasar perlu diketahui yaitu topik atau pokok pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik. Berdasarkan kenyataan ini, pengertian tema dapat dibatasi sebagai suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik. Panjang tema tergantung dari berapa banyak hal yang akan disampaikan sebagai perincian dari tujuan utama, dan kemampuan penulis untuk memperinci dan mengemukakan ilustrasi-ilustrasi yang jelas dan terarah. Kedudukan tema 29

Upload: kekona-didik-roswell

Post on 26-Sep-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

TEMA KARANGAN

TEMA KARANGANA. PengertianTema berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Kata ini berasal dari bahasa Yunani tithenai yang berarti menempatkan atau meletakkan. Dalam kehidupan sehari-hari kata tema sering dikacaukan pemakaiannya dengan istilah topik. Kata topik berasal dari kata Yunani topoi yang berarti tempat.

Pengertian tema, secara khusus dalam karang-mengarang, dapat dilihat dari dua sudut proses penyusunan sebuah karangan.

Dilihat dari sudut sebuah karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya.

Dari segi proses penulisan bisa membatasi tema dengan suatu rumusan yang agak berlainan, walaupun nantinya apa yang dirumuskan itu pada hakikatnya sama saja. Dalam kenyataan untuk menulis suatu karangan, penulis harus memilih suatu topik atau pokok pembicaraan. Di atas pokok pembicaraan itulah penulis menempatkan suatu tujuan yang ingin disampaikan dengan landasan topik tadi.Dengan demikian pada waktu menyusun sebuah tema atau pada waktu menentukansebuah tema untuk sebuah karangan ada dua unsur yang paling dasar perlu diketahui yaitu topik atau pokok pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik. Berdasarkan kenyataan ini, pengertian tema dapat dibatasi sebagai suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik.Panjang tema tergantung dari berapa banyak hal yang akan disampaikan sebagai perincian dari tujuan utama, dan kemampuan penulis untuk memperinci dan mengemukakan ilustrasi-ilustrasi yang jelas dan terarah. Kedudukan tema secara lebih kongkrit dapat dilihat dalam hubungan antara kalimat topik dan alinea. Kalimat topik merupakan tema dari alinea itu. Sedangkan kalimat-kalimat lainnya hanya berfungsi untuk memperjelas kalimat topik atau tema alinea tersebut.B. Memilih TopikApa saja yang menarik perhatian dapat dijadikan topik dalam karangan : pengalaman-pengalaman di masa lampau, pengalaman masa kini, keluarga, cita-cita, karier, alam sekitar, persoalan-persoalan kemasyarakatan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, mata pencaharian, dan sebagainya.Semua pokok persoalan tersebut dapat dijadikan topik karangan dengan mempergunakan salah satu bentuk tulisan, yaitu : narasi, deskripsi, eksposisi, atau argumentasi. Narasi berusaha untuk mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian secara kronologis. Contoh yang biasanya dipakai dalam narasi adalah : biografi, roman, novel, sejarah, dsb. Deskripsi berusaha untuk menggambarkan sesuatu hal sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, misalnya: tentang keadaan kota Semarang, tentang senja di pelabuhan, dsb. Deskripsi bertalian dengan pelukisan kesan pancaindra terhadap sebuah obyek. Eksposisi bertujuan untuk memberi penjelasan atau informasi. Tema akan diuraikan dalam sebuah proses. Pelukisan proses dapat mengalami bermacam-macam variasi. Variasi yang dekat kepada proses adalah melukiskan suatu yang belum diketahui oleh pembaca, misalnya : bagaimana membuat baja, bagaimana membuat api, dsb. Yang agak berlainan dari tipe-tipe tulisan ekspositoris adalah definisi yang luas untuk menjelaskan suatu istilah. Argumentasi sebenarnya termasuk dalam eksposisi, hanya sifatnya yang jauh lebih sulit dengan mengajukan pembuktian-pembuktian, analisis, baik yang menyangkut pemecahan suatu pokok persoalan atas bagian-bagiannya, maupun penggabungan masalah-masalah yang terpisah menjadi suatu klasifikasi yang lebih luas. Penulis harus menjaga agar sebab-sebab atau dasar pikiran diuraikan secara jelas, dan lebih baik mengajukan bukti-bukti untuk memperkuat pendapat daripada mengajukan dugaan-dugaan. Lebih baik menulis sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok persoalan yang diketahui benar-benar daripada memilih pokok-pokok yang tidak menarik dan tidak diketahui sama sekali. Sebuah topik harus menarik perhatian penulis. Topik yang digarap harus diketahui oleh penulis, bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiahnya diketahui serba sedikit. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Bagi mahasiswa topik jangan terlalu baru, terlalu teknis dan terlalu kontroversial. Topik yang terlalu baru tidak mungkin dijumpai dalam bahan-bahan kepustakaan.Topik yang terlalu kontroversial akan menimbulkan kesulitan pada seorang mahasiswa untuk bertindak secara obyektif.Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih topik menurut Sabarti Akhadiah (1988, 7) :

1. ada manfaatnya dan layak dibahas

2. cukup menarik terutama bagi penulis

3. dikenal baik

4. bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai.

5. tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.

Beberapa petunjuk pemilihan topik menurut Hartono (2002, 12-13) :

1. Topik hendaknya tetap mempertahankan minat penulis dalam waktu yang relatif lama.

2. Sebaiknya penulis menghindari topik yang terlalu ambisius dan terlalu menantang.

3. Agar menghindari topik yang mungkin terlalu terkait dengan persoalan emosi dalam hidup penulis.

4. Memilih topik yang diminati penulis

5. Memilih topik yang memiliki potensi bagi penulis untuk memberikan sumbangan pada bidang yang diteliti dan memungkinkan untuk menunjukkan penguasaan topik dan metode penelitian.C. Pembatasan TopikSetiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya harus cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap.

Pembatasan topik akan membantu pengarang dalam hal :

1. Memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena pokok itu benar-benar diketahuinya.

2. Memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang mudah dikembangkan.

Cara membatasi topik :

1. Tetapkanlah topik yang ingin digarap dalam suatu kedudukan sentral.

2. Ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat diperinci lebih lanjut? Jika dapat, tempatkanlah perinciannya itu di sekitar lingkaran topik pertama.

3. Tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih.

4. Ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut?

Proses pembatasan topik dapat dipermudah dengan cara membuat diagram jam atau diagram pohon, dan piramida terbalik.

2. banyak makan

sayuran & cukup

3. Biasakan mengonsumsi

buah-buahan lauk pauk yang mengandung

protein tinggi

1. Syukuri & nikmati

anekaragam makanan

4. biasakan mengonsumsi

5. Batasi konsumsi anekaragam makanan

pangan manis, pokok

asin dan berlemak7. biasakan minum

6. biasakan sarapan air putih yang cukup dan aman

8. biasakan membaca label

pada kemasan pangan9. Cuci tangan

pakai sabun dengan

air bersih mengalir

10.Lakukan aktivitas fisik yang cukup

dan pertahankan berat badan normal Gambar 1. Diagram Jam

Instalasi Radiologi

Panoramic

Cephalometri

Mammografi

Ultrasonografi

Validitasrata-rata penggunaan keterampilan

alat

alat per hari

petugasGambar 2. Diagram Pohon

Pasien

Rawat Inap di Rumah Sakit

Wanita

Dewasa

Kanker

ServikGambar 3. Piramida TerbalikD. Topik dan Judul

Setelah diperoleh topik yang sesuai maka dalam pelaksanaannya topik yang telah dipilih itu harus dinyatakan dalam suatu judul karangan.

Yang dimaksud topik ialah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan digarap; sedangkan judul ialah nama, title, atau semacam label untuk suatu karangan. Pernyataan topik mungkin sama dengan judul, tetapi mungkin juga tidak. Dalam karangan formal atau karangan ilmiah judul karangan harus tepat menunjukkan topiknya. Penentuan judul harus dipikirkan secara sungguh-sungguh dengan beberapa persyaratan, antara lain :1. Harus sesuai dengan topik atau isi karangan beserta jangkauannya.

2. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase.3. Judul karangan diusahakan sesingkat mungkin

4. Judul harus dinyatakan secara jelas.

Contoh topic yang cukup terbatas :

1. Tanah kritis di Indonesia : cara mengatasinya.

2. Pemakaian bahasa Inggris di dalam surat kabar di Indonesia.E. Menentukan MaksudPembatasan maksud merupakan sebuah rancangan menyeluruh yang memungkinkan penulis bergerak bebas dalam batas-batas tadi. Sebuah topik dibatasi misalnya : Pariwisata di Indonesia, belum akan menjadi garis penuntun yang jelas bagi penulis. Misalnya dapat memilih masalah satu di antara sekian banyak maksud berikut :

a. Meminta perhatian pemerintah untuk memperbaiki sarana perhotelan, baik perhotelan yang mewah, maupun perhotelan menengah.

b. mendorong rakyat untuk menghidupkan lagi usaha kerajinan rakyat yang khas di tiap wilayah. dsb.

Selanjutnya membuat sebuah perumusan mengenai masalah dan tujuan yang akan dicapai dengan topik tadi.. Perumusan tidak lain dari tema karangan. Perumusan dapat berbentuk satu kalimat, dapat berbentuk sebuah alinea, atau rangkaian dari alinea-alinea.

F. Tesis dan Pengungkapan MaksudPerumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan disebut tesis, jika ada satu gagasan sentral yang menonjol. Perumusan singkat yang tidak menekankan tema dasarnya disebut pengungkapan maksud.

1. TesisTesis yaitu kalimat yang memuat gagasan pokok atau pokok pikiran tulisan.

Tesis biasanya berbentuk satu kalimat, entah kalimat tunggal, entah kalimat majemuk bertingkat. Tesis tidak boleh berbentuk kalimat majemuk setara, karena berarti ada dua gagasan sentral. Fungsi tesis bagi sebuah karangan, adalah sama seperti kalimat topik atau kalimat utama bagi sebuah alinea. Secara formal tesis dapat dibatasi sebagai : tema yang terbentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi yang bertindak sebagai gagasan sentral kalimat.

Contoh tesis : Kemampuan berbahasa Indonesia mahasiswa dalam hal menulis pada umumnya masih jauh dari memuaskan; oleh sebab itu, perlu dicari penyebabnya sehingga pengajaran bahasa Indonesia dapat diperbaiki.

Kalimat tunggal yaitu kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas tanpa klausa terikat (Cook, 1971, Elson and Pickett, 1969).

Misalnya : Saya belanja.

Badanya kurus.Anak itu menangis.

Kalimat majemuk yaitu kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas.

Contoh :

Dibukanya bajunya, lalu bekerjalah dia di sawah.

Dia mengajar di Jurusan Gizi, sedangkan saya mengajar di Jurusan TRR.

2. Pengungkapan Maksud

Secara teoritis, tidak ada gagasan sentral yang dikembangkan. Secara praktis, pengungkapan maksud dapat dikenal melalui gagasan utama kalimatnya. Dalam tesis, gagasan utama kalimat (yaitu subyek, predikat dan kalau ada obyek) merupakan atau mengungkapkan maksud topik dan tujuan pembicaraan. Sebaliknya dalam pengungkapan maksud topik dan tujuan pembicaraan hanya menjadi gagasan utama kalimat adalah penulis dan maksud penulis. Maksud penulis biasanya dinyatakan dengan kata-kata seperti : akan menggambarkan, akan menguraikan, akan mengemukakan, dsb.G. Tema yang BaikSebuah tema yang baik dapat dinilai dari dua sudut :

1. Dari sudut suatu karya yang sudah siap.

2. Dari syarat-syarat yang dipenuhi pada saat sebuah tema mulai disusun.

Syarat-syarat yang perlu diperhatikan untuk menyusun sebuah tema adalah :1. Kejelasan

Kejelasan yang pertama dapat dilihat melalui gagasan sentralnya. Jika gagasan sentralnya jelas, tema itu dapat dirumuskan dalam sebuah kalimat yang jelas. Kedua, kejelasan sebuah tema dapat dilihat melalui subordinasi atau perincian-perinciannya. Perincian-perincian yang paling kecil dapat dilihat dalam struktur kalimat-kalimatnya.2. Kesatuan

Kesatuan dapat dilihat dari adanya satuan gagasan sentral yang menjadi landasan seluruh karangan itu. Kesatuan dilihat semata-mata dari persoalan bahwa hanya ada satu gagasan sentral dalam setiap karangan atau tema. Sebuah tulisan yang baik harus tetap membatasi dirinya dalam mengemukakan satu gagasan tunggal, sehingga karena bertolak dari gagasan tunggal, maka pembaca-pembaca juga dapat menyempitkan kerangka itu dalam sebuah kalimat.3. Perkembangan

Kejelasan, kesatuan dan perkembangan sebenarnya merupakan satu kesatuan syarat yang satu tidak bisa dilepaskan dari yang lain.Perkembangan alinea dapat dilihat dari dua sudut yaitu, pertama, apakah gagasan yang lebih tinggi sudah diperinci secara maksimal, dan kedua, apakah perincian-perincian tersebut sudah diurutkan secara logis dan teratur. Di samping perincian-perincian yang konkrit, perkembangan dapat dijamin dengan mengurutkan perincian-perincian itu secara logis.

4. Keaslian

Tema yang baik harus mengandung ukuran lain yaitu keaslian atau originalitas. Keaslian dapat diukur dari beberapa sudut, yaitu dari sudut pilihan pokok persoalannya, dari sudut pandangannya, pendekatannya, dari rangkaian kalimat-kalimat, dari pilihan kata, dsb. Keaslian atau originalitas harus diartikan bahwa sebuah karangan telah digarap dalam batas-batas selera yang baik, sehingga menimbulkan kesegaran dan tidak menjemukan.Latihan :

1. Apakah yang Anda ketahui tentang tema, topik, dan judul itu?

2. Bagaimana cara memilih topik itu?3. Bagaimana cara membatasi topik itu?

4. Sebutkan syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam menyusun tema.

KERANGKA KARANGAN1. Pengertian Kerangka KaranganSebuah metode yang teratur untuk membuat sebuah bagan atau rencana kerja yang setiap kali dapat mengalami perbaikan dan penyempurnaan hingga tercipta bentuk yang lebih sempurna, sehingga pada waktu menyusun bagian-bagian dari topik yang akan dikerjakan itu dapat dilihat hubungan yang jelas antara satu bagian dengan bagian yang lain, mana yang sudah baik dan mana yang masih memerlukan penyempurnaan.

Sebuah kerangka karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan-ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan dikembangkan secara logis dan teratur, serta memungkinkan seorang penulis membedakan gagasan-gagasan utama dari gagasan-gagasan tambahan.

Secara singkat, kerangka karangan yaitu suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap.

2. Manfaat Kerangka KaranganMetode ini sangat dianjurkan kepada para penulis, terutama kepada mereka yang baru mulai menulis, karena metode ini secara terperinci dapat membantu penulis dalam hal-hal berikut :

a. Untuk menyusun karangan secara teratur.

b. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.

c. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.

d. Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu.

e. Menyusutkannya kembali kepada kerangka karangan yang hakikatnya sama dengan

apa yang telah dibuat pengarangnya.

3. Penyusunan Kerangka KaranganSuatu kerangka karangan yang baik tidak hanya sekali dibuat, tetapi bentuk pertama akan selalu disempurnakan, sehingga diperoleh bentuk yang baik. Untuk itu terdapat beberapa langkah yang perlu diikuti, terutama bagi mereka yang baru menulis, antara lain :

a. Rumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.

b. Mengadakan inventarisasi topik-topik bawahan.

c. Mengadakan evaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah kedua. Evaluasi dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

1) Semua topik yang tercatat mempunyai pertalian (relevansi) langsung dengan tesis atau pengungkapan maksud.2) Semua topik yang masih dipertahankan kemudian dievaluasi lebih lanjut. 3) Ditujukan kepada persoalan : apakah semua topik itu sama derajatnya, atau ada topik yang sebenarnya merupakan bawahan atau perincian dari topik yang lain. 4) Bila ada dua topik atau lebih yang kedudukannya sederajat, tetapi lebih rendah dari topik-topik yang lain, maka cari satu topik yang lebih tinggi yang akan membawahi topik-topik tadi.

d. Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang sangat terperinci, maka langkah kedua dan ketiga dikerjakan berulang-ulang untuk menyusun topik-topik yang lebih rendah tingkatannya.

e. Menentukan sebuah pola susunan yang paling cocok untuk mengurutkan semua perincian dari tesis atau pengungkapan maksud.

4. Pola Susunan Kerangka KaranganUntuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang teratur, digunakan beberapa cara atau tipe susunan, yang paling utama adalah :a. Pola alamiahDidasarkan atas urutan-urutan kejadian, tempat atau ruang. Pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Susunan alamiah dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :

1) Urutan waktu (kronologis)Adalah urutan yang didasarkan pada runtutan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Suatu peristiwa akan menjadi penting bila dilihat dalam rangkaian dengan peristiwa-peristiwa lainnya.

Suatu corak lain dari urutan kronologis yang sering digunakan dalam bentuk karangan naratif adalah suatu variasi yang dimulai dengan suatu titik yang menegangkan, kemudian mengadakan sorot-balik (flashback) sejak awal mula perkembangan hingga titik yang menegangkan tadi.2) Adalah urutan yang didasarkan pada runtutan peristiwa atau tahap-tahap kejadian.Suatu peristiwa akan menjadi penting bila dilihat dalam rangkaian dengan peristiwa-peristiwa lainnya.

Suatu corak lain dari urutan kronologis yang sering digunakan dalam bentuk karangan naratif adalah suatu variasi yang dimulai dengan suatu titik yang menegangkan, kemudian mengadakan sorot-balik (flashback) sejak awal mula perkembangan hingga titik yang menegangkan tadi.

3) Urutan ruang ( spasial )Urutan ini menjadi landasan yang paling penting, bila topik yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat. Terutama digunakan dalam tulisan-tulisan yang bersifat deskriptif.4) Urutan berdasarkan topik yang ada

Suatu pola peralihan yang dapat dimasukkan dalam pola alamiah. Untuk menggambarkan suatu barang, hal, atau peristiwa secara lengkap, mau tidak mau bagian itu harus dijelaskan berturut-turut, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian-bagiannya itu. b. Pola logis

Walaupun masih ada sentuhan dengan keadaan yang nyata, tetapi lebih dipengaruhi oleh jalan pikiran manusia. Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu dituang dalam suatu susunan atau urutan logis. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungannya dengan suatu ciri yang inheren dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.

Sebenarnya semua topik yang diurutkan dalam suatu hubungan yang logis itu bertolak dari topik-topik yang sudah ada. Tetapi, oleh penulis dicarikan hubungannya satu sama lain, diberikan tanggapan dan diberi ciri-ciri tertentu.Macam-macam urutan logis :

1) Urutan klimaks dan anti klimaksUrutan sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau paling menonjol. Jika posisi yang paling penting berada pada akhir rangkaian disebut klimaks.Sedangkan jika posisi yang paling penting berada pada awal rangkaian, disebut anti klimaks. Hanya efektif jika topik-topik yang dikemukakan berupa hal-hal yang kongkrit.

2) Urutan causalMencakup 2 pola, yaitu :

a) Urutan dari sebab ke akibat

Suatu masalah dianggap sebagai sebab, kemudian dilanjutkan dengan perincian-perincian yang menelusuri akibat-akibat yang mungkin terjadi. Sangat efektif dalam penulisan sejarah.

b) Urutan akibat ke sebab

Suatu masalah dianggap sebagai akibat, yang dilanjutkan dengan perincian-perincian yang berusaha mencari sebab-sebab yang menimbulkan masalah tadi.

(1) Urutan pemecahan masalah

Dimulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah-masalah tersebut. Uraian yang menggunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : (a.) deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, (b) mengenai sebab-sebab atau akibat-akibat dari persoalan, (c) alternatif-alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

(2) Urutan umum-khusus

Terdiri dari 2 corak, yaitu :

(a) Dari umum ke khusus

Memperkenalkan kelompok-kelompok yang paling besar atau umum, kemudian menelusuri kelompok-kelompok khusus atau kecil.

(b) Dari khusus ke umum

Uraian mengenai hal-hal yang khusus kemudian meningkat kepada hal-hal yang umum yang mencakup hal-hal yang khusus tadi.

3) Urutan familiaritas

Dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah dikenal, kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal-hal yang kurang dikenal atau belum dikenal.

4) Urutan akseptabilitas

Mempersoalkan apakah suatu gagasan diterima atau tidak oleh pembaca, apakah suatu pendapat disetujui atau tidak oleh pembaca.

5. Macam-macam Kerangka Karangana. Berdasarkan perincian:

1) Kerangka karangan sementara (nonformal)Merupakan suatu penuntun bagi suatu tulisan yang terarah, sekaligus menjadi dasar untuk penelitian kembali guna mengadakan perombakan-perombakan yang dianggap perlu.

2) Kerangka karangan formal

Biasanya timbul dari pertimbangan bahwa topik yang akan digarap bersifat sangat kompleks.b. Berdasarkan perumusan teksnya

1) Kerangka Kalimat

Mempergunakan kalimat berita yang lengkap untuk merumuskan tiap unit, baik untuk tesis maupun unit-unit utama dan unit-unit bawahannya.

2) Kerangka Topik

Dirumuskan dengan menggunakan kata atau frasa.

6. Syarat Kerangka yang baika. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.

b. Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.

c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.

d. Harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten.Latihan :1. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang paragraf

2. Sebutkan apa saja fungsi paragraf itu?

3. Sebutkan elemen-elemen paragraf yang merupakan alat bantu untuk menciptakan susunan logis-sistematis. PESAN GIZI SEIMBANG

PAGE 40