topik, tema dan kerangka karangan

27
TOPIK, TEMA DAN KERANGKA KARANGAN Disusun oleh Nama : Mhd. Irfan Surbakti ( 110150015 ) Mhd. Zuhri ( 110150012 ) Hamdani ( 110150026 ) Juanda Saputra ( 110150027 ) Mustafa ( 080150056 ) Kelas : A 1 Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 1

Upload: dedhi-nugroho

Post on 23-Oct-2015

157 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

TOPIK, TEMA DANKERANGKA KARANGAN

Disusun oleh

Nama : Mhd. Irfan Surbakti ( 110150015 ) Mhd. Zuhri ( 110150012 ) Hamdani ( 110150026 ) Juanda Saputra ( 110150027 ) Mustafa ( 080150056 )

Kelas : A1

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing : Juni Ahyar, M.Pd

JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEHLHOKSEUMAWE

2012

1

Page 2: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Selama ini, jika kita akan mengarang yang pertama kali harus ditentukan

adalah tema. Tema dianggap sebagai sesuatu yang paling sentral dan sacral dalam

urusan karang-mengarang, sedangkan topik dianggap tidak sesakral tema, dan

pada umumnya dibicarakan kemudian.

Sepanjang yang penulis alami dalam praktik mengarang, antara tema dan

topik tak ubahnya seperti ayam dan telur : mana yang duluan dua-duanya bias.

Karena itu, agak kurang adil rasana bila dalam hal mengarang, masalah tema

terlalu diistimewakan, sementara topik (ingat : bukan judul karangan) agak

dianaktirkan. Penulis buku ini sama sekali tidak menentang pendapat yang

menganggap tema sebagai satu langkah awal yang penting dalam mengarang.

Namun, supaya ada perbandingan, marilah kita beri tempat yang penting pula bagi

topik sebagai tonggak awal untuk mulai mengarang.

Kalau kita amati, ada dua pengertian tentang tema yang berkembang di

tengah masyarakat. Pertama, tema yang pendek. Tema ini umumnya berupa kata

atau frasa, misalnya dikatakan suatu film atau lagu bertema cinta, bertema

perjuangan, bertema kesenjangan sosial. Kedua, tema yang panjang. Tema ini

biasanya berupa kalimat yang isinya bersifat umum ; misalnya Dengan Semangat

Sportivitas Kita Sukseskan PON ke-15; Melalui Kepudulian Sosial Kita Sukseskan

GNOTA.

Dapat dibayangkan kesulitan yang muncul jika membuat karangan yang

bertumpu pada tema panjang yang bersifat umum dan abstrak itu. Di sisi lain, bila

bertolak pada tema panjang yang bersifat umum dan abstrak itu. Di sisi lain, bila

bertolak dari tema yang pendek tadi timbul pula kesulitan karena belum ad aide

yang dapat ditangkap oleh calon penulis. Mudah-mudahan dengan mengikuti

uraian dalam bab ini, prosedur mengarang akan menjadi lebih sederhana dan

mudah dipraktikan.

2

Page 3: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

1.2. Tujuan Penulisan

Dengan mempelajari topik, tema dan kerangka karangan, penulis

mempunyai beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini, di antaranya adalah:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

2. Untuk menambah wawasan mengenai topik, tema, dan kerangka karangan

3. Untuk membedakan topik, tema dan judul karangan

4. Untuk menjelaskan manfaat kerangka karangan

5. Untuk dapat membuat kerangka (out line) karangan

1.3. Metoda Penulisan

Adapun metoda yang digunakan penulis dalam menyusun makalah ini

adalah metoda studi pustaka.

3

Page 4: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Topik

2.1.1. Pemilihan Topik

Kegiatan yang mula-mula dilakukan jika akan menulis suatu karangan

ialah menentukan topik. Hal ini berarti bahwa harus ditentukan apa yang harus

dibahas dalam tulisan. Kadang-kadang topik karangan ditentukan oleh dosen atau

panitia yang meminta kita menulis, misalnya panitia seminar. Dalam hal seperti

ini kita tidak perlu bersusah payah memikirkan topik yang akan digarap. Akan

tetapi, dalam memilih topik perlu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu :

1) Topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas.

Ada manfaatnya, mengandung pengertian bahwa bahasan tentang topik itu

akan memberikan sumbangan kepada ilmu atau profesi yang ditekuni, atau

sekurang-kurangnya berguna bagi pengembangan ilmu yang dimiliki.

Layak dibahas berarti topik itu memang memerlukan pembahasan dan

sesuai dengan bidang yang ditekuni.

2) Topik itu cukup menarik terutama bagi penulis.

Hal ini perlu diperhatikan. Topik yang menarik bagi penulis akan

meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan dan bagi pembaca akan

mengundang minat untuk membacanya.

3) Topik itu dikelan baik.

Pada bagian pendahuluan telah dikemukakan bahwa agar dapat menulis

dengan baik tentang suara topik, kita harus mempunyai pengetahuan yang

memadai tentang topik itu. Apabila kita ingin menulis tentang kenakalan

remaja maka pengetahuan tentang kenakalan remaja harus kita kuasai.

Kita harus dapat menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan kenakalan

remaja maka pengetahuan tentang kenakalan remaja harus kita kuasai.

Kita harus dapat menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan kenakalan

remaja, contoh-contoh kenakalan remaja, teori-teori yang berhubungan,

4

Page 5: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

penyebab-penyebabnya, cara mengatasinya dan sebagainya, sesuai dengan

ruang lingkup pembahasan. Pengetahuan yang berupa fakta dapat

diperoleh dari pengamatan di lapangan atau sumber informasi lain,

sedangkan yang berupa teori dapat diperoleh dari buku-buku.

4) Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai.

Hal ini erat hubungannya dengan butir 3). Bagaimana mungkin kita

menulis karangan tentang suatu topic yang bahannya tidak ada atau sangat

sulit diperoleh? Apalagi yang akan ditulis adalah karangan ilmiah.

Mungkinkah ditulis karangan ilmiah tentang perubahan cuaca di planet

Yupiter atau tentang peristiwa yang terjadi tadi malam di salah satu negara

di Afrika Selatan?

5) Topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.

Topik yang terlalu luas seperti bank, pendidikan di Indonesia, lalu lintas

dan seni rupa, tidak member kesempatan kepada kita untuk membahasnya

secara mendalam.

2.1.2. Pembatasan Topik

Setelah kita berhasil memilih topik yang memenuhi persyaratan 1), 2), 3),

dan 4), maka langkah kedua yang harus dilakukan ialah membatasi topik tersebut.

Dalam hal ini tentu saja dapat dipikirkan secara langsung suatu topik yang cukup

terbatas untuk dibahas misalnya, “cara belajar mahasiswa Universitas Terbuka”,

“pemakaian Bahasa Indonesia dalam cerita pendek penulis remaja”, dan

sebagainya. Sebenarnya, proses pembatasan topic itu dapat dipermudah dengan

cara membuat diagram jam dan diagram pohon.

Untuk membuat diagram jam, topic diletakkan dalam sebuah lingkaran.

Dari topik itu diturunkan beberapa topik yang lebih sempit. Gambar 1 akan

menjelaskan keterangan di atas.

5

Page 6: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

Ilmu kelautan

Laut sebagai lapangan kerja Gambar 1. Diagram Jam

Diagram di atas disebut diagram jam. Dengan diagram jam itu akan

diperoleh dua belas topik yang lebih terbatas tentang laut. Kedua belas topik itu

dapat dibatasi lebih lanjut dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang

akan mempersempit dan mengarahkan pembahasan.

Misalnya, kita ingin membahas topik “kekayaan di lautan”. Kekayaan di

lautan mana? Di wilayah Indonesia? Kekayaaan jenis mana yang akan dibahas:

fauna, flora atau mineral? Kita pilih misalnya, fauna. Fauna yang mana: ikan,

udang, kerang mutiara? Aspek apa yang akan kita bahas? Pembudidayaannya?

Melalui pertanyaan-pertanyaan itu kita akan sampai pada topik yang cukup

terbatas, misalnya “pembudidayaan kerang mutiara di Maluku Selatan”.

6

Laut

Kekayaan di lautan

Laut sebagai sumber energi masa depan

Laut di Indonesia

Laut bagi bangsa Indonesia

Kehidupan dalam laut

Kandungan kimia air laut

Riwayat lautan

Peranan laut dalam hubungan antarbangsa

Laut teritorial Indonesia

Laut Atlantik

Page 7: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

Cara lain untuk menemukan topik yang terbatas ialah dengan jalan

membuat diagram pohon. Dengan diagram ini kita akan memecahkan topik-topik

setingkat demi setingkat dan menggambarkannya sebagai cabang-cabang dan

ranting pohon yang terbalik (lihat Gambar2. )

Gambar 2. Diagram Pohon

Selain dengan diagram jam dan diagram pohon, pembatasan topik dapat

juga digambarkan dengan piramida terbalik (lihat Gambar 3. )

7

Lautan sebagai sumber energi

Dst

MineralFloraFauna

Ikan Udang Kerang mutiara

Pembudidayaannya dstPemasaran hasilnya

Kekayaan di lautan

Lautan sebagai lapangan kerja yang potensial

Lautan

Page 8: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

Kerang mutiara

Gambar 3. Piramida Terbalik

2.1.3. Topik dan Judul

Setelah diperoleh topik yang sesuai maka dalam pelaksanaannya topik

yang telah dipilih itu harus dinyatakan dalam suatu judul karangan. Apakah yang

dimaksud dengan judul? Samakah judul dengan topik?

Yang dimaksudkan dengan topik ialah pokok pembicaraan dalam

keseluruhan karangan yang akan digarap; sedangkan judul ialah nama, title atau

semacam label untuk suatu karangan. Pernyataan topik mungkin saja sama dengan

judul, tetapi mungkin juga tidak. Dalam karangan fiktif (rekaan) kerap kali judul

karangan tidak menunjukkan topik. Roman Layar Terkembang misalnya tidak

membicarakan layar dalam arti yang sebenarnya. Demikian juga novel Kabut

Sutra Ungu, sama sekali tidak membahas kabut ataupun sutera dalam arti yang

sebenarnya.

Adapun judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau penjabaran

topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering telah

menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.

Dari penjelasan diatas bisa dijelaskan lagi lebih terperinci apa itu topik

dan judul, beikut ini adalah penjelasannya ;

8

fauna

Kekayaan lautan indonesia

Lautan Indonesia

Lautan

Pembudidayaan kerang mutiara

di Maluku Selatan

Page 9: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

2.1.3.1. Topik

Topik berasal dari bahasa Yunani yaitu “topoi” yang berarti tempat. Topik

berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan (sesuatu yang menjadi

landasan penulisan suatuartikel). Topik karangan adalah suatu hal yang akan

digarap menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan

Masalah apa yang akan ditulis ? atau Hendak menulis tentang apa?

Jika memilih topik, tentu saja masalah yang dipilih adalah yang menarik

perhatian penulis. Tidak jarang permasalahan yang dipilih itu masih bersifat

umum dan terlalu luas. Sebelum mengangkat sesuatu menjadi topik dalam

tulisan,pengarang harus benar-benar mengetahui pokok persoalannya. Agar

pembicaraan pengarang tidak melebar, hendaknya topik dipersempit atau dibatasi

sesuai dengan rencana dan maksud pengarang. (c.f. Rahmat, 1999 : 21 – 23)

Cara pertama untuk mempersempit pokok pembicaraan dapat dilakukan

dengan memecah pokok pembicaraan menjadi bagian-bagian yang makin kecil

yang disebut subtopik. Cara kedua ialah dengan menuliskan pokok umum dan

membuat daftar aspek khusus apa saja dari pokok itu secara berurutan ke bawah.

Dari daftar itu dapat dipilih salah satu aspek untuk dijadikan topik karangan.

Cara ketiga dapat dilakukan dengan mengajukan lima pertanyaan berikut

mengenai pokok pembicaraan : apa, siapa, di mana, kapan, dan

bagaimana.Pokok pembicaraan ditulis di atas, lalu dibawahnya disediakan kolom-

kolom untuk menjawab kelima pertanyaan itu. Dalam setiap kolom dituliskan

aspek-aspek khusus dari pokok pembicaraan. Dengan cara itu akan diperoleh satu

aspek untuk diangkat menjadi pokok bahasan karangan.

Contoh berikut ini adalah cara lain untuk mempersempit atau membatasi topik

supaya lebih spesifik dari topik sebelumnya.

a) Menurut tempat : negara tertentu lebih khusus daripada dunia; Jakarta

lebih terbatas daripada Pulau Jawa. Topik “Pulau Jawa Sebelum Indonesia

Merdeka” dapat dipersempit lagi menjadi “Jakarta Sebelum Indonesia

Merdeka”.

b) Menurut waktu/periode/zaman : “Kebudayaan Indonesia” dapat

dikhususkan menjadi “Seni Tari Jawa Modern”.

9

Page 10: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

c) Menurut hubungan sebab-akibat : “Dekadensi Moral di Kalangan Muda-

mudi” dapat dikhususkan menjadi “Pokok Pangkal Timbulnya Krisis

Moral di Kalangan Muda-mudi”.

d) Menurut pembagian bidang kehidupan manusia : poilitik, sosial, ekonomi,

kebudayaan, agama kesenian, … dan sebagainy. Karangan tentang

“Usaha-usaha Pemerintah dalam Bidang Ekonomi” dapat diperkhusus lagi

menjadi “Kebijakan Deregulasi di bidang Ekonomi pada Era Reformasi”.

e) Menurut aspek khusus-umum/individual-kolektif : “Pengaruh Siaran

Televisi terhadap Masyarakat Jawa Timur” dapat dipersempit menjadi

“Pengaruh Siaran Televisi terhadap Kaum Tani di Jawa TImur”.

f) Menurut objek material dan objek formal. Objek material ialah bahan

yang dibicarakan; objek formal ialah sudut dari mana bahan itu kita tinjau,

misalnya “Perekonomian Indonesia (objek material) Ditinjau dari Sudut

Mekanisme Pasar” (objek formal). “Kepemimpinan Ditinjau dari Sudut

Pembentukan Kader-kader Baru”, “Keluarga Berencana ditinjau dari Segi

Agama”.

2.1.3.2. Judul

a. Pengertian  Judul :

Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala

berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis,

bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya

menentukan wilayah (lokasi).

Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan.

Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel

atau disebut juga miniatur isi bahasan.

Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul

artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup

menggambarkan isi bahasan.

10

Page 11: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

b. Syarat-syarat pembuatan judul :

Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau

ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.

Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa

sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi

buku atau karangan.

Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa

yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang

singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.

c. Judul terbagi menjadi dua,yaitu :

Judul langsung

Judul langsung adalah judul yang erat kaitannya dengan bagian utama

berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.

Judul tak langsung

Judul tak langsung adalah judul yang tidak langsung hubungannya dengan

bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

d. Fungsi Judul

Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis

Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang

untuk membacanya atau untuk mempelajari isinya.

Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang

lingkupnya.

Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujunnya.

2.1.4. Perbedaan Topik dan Judul Dalam Membuat Kerangka Karangan

a. Topik : Umum, Belum menggambarkan sudut pandang penulis.

b. Judul:Spesifik dan mengandung permasalahan yang lebih jelas dan

terarah. Pembuatan judul berawal dari topik.

Dalam penggarapan karangan ilmiah, misalnya skripsi, judul memang

ditetapkan pada awal proses penulisan, yaitu pada waktu pengajuan outline.

Namun, perlu diketahui bahwa proses pembuatan judul itu sebenarnya tetap

11

Page 12: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

berawal dari pemilihan topik. Dalam hal ini, disiplin ilmu, jurusan, bidang

spesifikasi/kajian yang diambil oleh mahasiswa penyusun skripsi itulah yang

menjadi topik skripsinya. Pada jenis karangan lain seperti artikel sederhana, judul

dapat dibuat sesudah karangan selesai.

Perhatikan contoh topik dan judul berikut ini.

TOPIK JUDUL

1.   Pertandingan Sepak Bola

PSMS Melawan Persib

1a.  Mampukah Ayam Kinantan

Meredam    Maung Bandung ?

1b.  PSMS dan Persib akan Menggoyang

Stadion Senayan

1c.  Ini Dia, Dua Musuh Bebuyutan

(PSMS vs PERSIB) Adu Kekuatan di

Senayan.

2.   Putus Sekolah 1a.  Kiat Menekan Tingginya Angka

Putus Sekolah

1b.  Tingginya Angka Putus Sekolah

Merupakan Problema Pendidikan.

1c.  Masalah Tingginya Angka Putus

Sekolah, PR Bagi Ahli Pendidikan

12

Page 13: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

2.1.5. Persamaan Topik dan Judul

Topik dan judul dapat dijadikan judul karangan.

Syarat judul karangan:

Singkat dan padat

Menarik perhatian

Mengambarkan inti pembahas

Atraktif, bombastis, dan menarik perhatian (berita dan iklan).

2.2. Tema

Tema berarti pokok pemikiran. Ide atau gagasan tertentu yang akan

disampaikan oleh penulis dalam karangannya disebut tema karangan. Penetapan

tema sebelum mulai mengarang sangatlah penting untuk pedoman menulis secara

teratur dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang telah

ditetapkan.

Tema dapat juga diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan.

Tujuan yang dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat,

disebut tesis. Tesis juga dapat diartikan sebagai pernyataan singkat tentang tujuan

penulisan. Berbeda dengan tesis, rumusan tema boleh lebih dari satu kalimat,

asalkan seluruh kalimat bersama-sama mengungkapkan satu ide (ide karangan).

Perhatikan contoh di bawah ini :

Topik : Cara Mengemukakan Pendapat yang Efektif

Tesis/tujuan : Membekali pembaca tentang cara mengemukakan pendapat

secara logis dan sistematis dengan menggunakan bahasa yang

tepat dan pas.

Berdasarkan uraian di atas, contoh berikut akan memperjelas kedudukan tema

dalam suatu kerangka karangan.

Topik : Kemacetan Lalu Lintas

Subtopik : Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu-lintas

Judul : (dapat dirancang sesuai dengan selera penulisnya berdasarkan topik

di atas), misalnya : Kemacetan Lalu Lintas Dapat Memicu Stress

13

Page 14: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

Tema : Upaya mengatasi kemacetan lalu lintas bukalah semata-mata menjadi

tanggung jawab aparat kepolisian, melainkan juga menjadi tanggung jawab

seluruh warga masyarakat pemakai jalan. Permasalahan lalu lintas tidak mungkin

dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang

paling diperlukan adalah kesadaran berlalu lintas secara baik, teratur, sopan, dan

bertanggung jawab.

2.3. Kerangka (Outline) Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan

penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan

antara gagasan-gagasan yang ada. Melalui kerangka karangan, pengarang dapat

melihat kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan karangannya. Dengan cara

ini pengarang dapat mengadakan penyesuaian sebelum menulis (bandingkan

dengan blue print atau cetak biru pembangunan gedung).

Secara terinci kerangka karangan dapat membantu pengarang/penulis dalam hal-

hal sebagai berikut.

1. Kerangka karangan  akan mempermudah pengarang menuliskan

karangannya dan dapat mencegah pengarang mengolah suatu ide sampai

dua kali, serta mencegah pengarang keluar dari sasaran yang sudah

ditetapkan.

2. Kerangka karangan akan membantu pengarang mengatur atau

menempatkan klimaks yang berbeda-beda di dalam karangannya.

3. Bila kerangka karangan telah rapi tersusun, berarti separuh karangan telah

selesaikarena semua ide telah dikumpul, dirinci, dan diruntun dengan

teratur. Pengarang tinggal menyusun kalimat-kalimatnya saja untuk

”membunyikan” ide dan gagasannya.

4. Kerangka karangan merupakan miniatur dari keseluruhan karangan.

Melalui kerangka karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta

struktur suatu karangan.

14

Page 15: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

2.3.1. Bentuk Kerangka Karangan

Kerangka karangan ada dua macam, yaitu kerangka topik dan kerangka

kalimat. Dalam praktik pemakaian, yang banyak dipakai adalah kerangka topik.

Isi kerangka topik terdiri atas kata, frasa, dan klausa yang didahului tanda-tanda

yang sudah lazim untuk menyatakan hubungan antargagasan. Tanda baca akhir

(titik) tidak diperlukan karena tidak dipakainya kalimat lengkap.

Kerangka kalimat lebih bersifat resmi, dan isinya berupa kalimat lengkap.

Pemakaian kalimat lengkap menunjukkan diperlukannya pemikiran yang lebih

luas dari pada yang dituntut dalam kerangka topik. Tanda baca titik harus dipakai

di akhir setiap kalimat yang dipakai untuk menuliskan judul bab dan subbab.

2.3.2. Pola Penyusunan Kerangka Karangan

Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka

karangan, yaitu :

1. Pola alamiah

Penyusunan kerangka karangan yang berpola alamiah berdimensi ruang

dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-unit dalam kerangka pola alamiah

dapat dibagi dua, yaitu (a) urutan ruang, dan (b) urutan waktu. Yang

dimaksud dengan urutan ruang adalah pola penguraian yang

menggambarkan keadaan suatu ruang: dari kiri ke kanan, dari atas ke

bawah, dan seterusnya; sedangkan urutan waktu adalah penguraian

berdasarkan uruta kejadian suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa secara

kronologis.

2. Pola Logis

Pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia. Cara

berpikir ada beberapa macam dan pendekatannya berbeda-beda

bergantung pada sudut pandang dan tanggapan penulis terhadap topik

yang akan ditulis. Itu sebabnya dalam kerangka pola logis timbul variasi

penempatan unit-unit. Adapun macam-macam urutan logis adalah

klimaks-antiklimaks, sebab-akibat, pemecahan masalah, dan umum-

khusus.

15

Page 16: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Topik berasal dari bahasa Yunani yaitu “topoi” yang berarti tempat. Topik

berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan (sesuatu yang menjadi

landasan penulisan suatuartikel). Topik karangan adalah suatu hal yang akan

digarap menjadi karangan.

Cara untuk mempersempit pokok pembicaraan dapat dilakukan dengan

mengajukan lima pertanyaan berikut mengenai pokok pembicaraan : apa, siapa,

di mana, kapan, dan bagaimana.

Contoh berikut ini adalah cara lain untuk mempersempit atau membatasi topik

supaya lebih spesifik dari topik sebelumnya.

a) Menurut tempat

b) Menurut waktu/periode/zaman

c) Menurut hubungan sebab-akibat

d) Menurut pembagian bidang kehidupan manusia

e) Menurut aspek khusus-umum/individual-kolektif

f) Menurut objek material dan objek formal. Objek material ialah bahan

yang dibicarakan; objek formal ialah sudut dari mana bahan itu kita tinjau,

misalnya “Perekonomian Indonesia (objek material) Ditinjau dari Sudut

Mekanisme Pasar” (objek formal).

Tema berarti pokok pemikiran. Tema dapat juga diartikan sebagai

pengungkapan maksud dan tujuan. Tujuan yang dirumuskan secara singkat dan

wujudnya berupa satu kalimat, disebut tesis. Tesis juga dapat diartikan sebagai

pernyataan singkat tentang tujuan penulisan.

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan

penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan

antara gagasan-gagasan yang ada

16

Page 17: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

Sebagai rangkuman uraian tentang topik, tema dan kerangka karangan, di

bawah ini dibuatkan bagan langkah-langkah penulisan yang seyognyanya

ditempuh oleh para penulis dalam upaya memproduksi sebuah karangan.

LANGKAH-LANGKAH PENULISAN

17

Pemilihan Topik

Perumusan Tema

Pembuatan Outline

Pengumpulan Data

Penulisan Draft

Penyuntingan Wacana

PENULISAN AKHIR

pokok bahasan tertentu dan tentukan ruang lingkupnya

sasaran dan target, serta rumuskan pokok pikiran Anda

bentuk dan jenis karangan dengan metode penelitian

penelitian kepustakaan dan atau penelitian lapangan

data; lalu susun menjadi wacana

kaidah, bahasa, diksi, kalimat, dan alinea

Pilih

Tetapkan

Sesuaikan

Laksanakan

Klasifikasikan

Suntinglah

Page 18: Topik, Tema Dan Kerangka Karangan

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Finoza, Lamuddin. 2005. Komposisi Bahasa Indonesia. Cetakan ke-9. Jakarta: Diksi Insan Mulia

Hasjim, Nafron dan Amran Tasai. 1992. Komposisi dalam Bahasa Indonesia. Seri Penyuluhan 4. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan

http://makalahpendidik.blogspot.com/2009/10/tema-makalah.html

http://olivya-permata.blogspot.com/2010/04/topik-tema-dan-judul.html

http://pyia.wordpress.com/2010/11/06/tematopikjudul-dalam-bahasa-indonesia/

Keraf, Groys. Komposisi. Cetakan ke-4. Ende: Nusa Indah, 1998.

18