tema metafora

14

Click here to load reader

Upload: riva-iqbal-dwiza

Post on 08-Aug-2015

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tema Metafora

KONSEP & KAIDAH RANCANGAN

NEW-ART DECOKarya : Bank Universal, Budi Lim

Setting :Menghadirkan karya bernuansa Art-Deco untuk menandai identitas suatu Jaringan Bank Swasta di Jakarta.

Konsep

1. Elemen bahasa dan grammar Art-Deco yang diolah kembali bagi kebutuhan ruang kantor perbankan.

2. Rasionalitas art-deco dikembangkan dengan iklim tropis Indonesia3. Komposisi masa bangunan dengan geometri yang khas disertai dengan unsur

menara (khususnya pada bangunan sudut). Tapak relatif terbuka (hijau rumput) dengan masa bangunan warna putih. Menghadirkan suatu ‘picture’ tertentu pd urban setting.

Kaidah Rancangan

1. Keindahan dari geometri. Mulai dari setting kota, olah masa, elemen bangunan hingga detail. Berbagai elemen bagunan dirancang plastis khususnya dengan ekspresi beton bertulang (khususnya pada dinding, kolom).

2. Penggunaan kaca yang relatif bersih (tanpa motif patri) serta penggunaan lampu/cahaya untuk penonjolan elemen tertentu dari bangunan.

3. Detail yang diperlihatkan melalui olahan pintu, jendela, dll merupakan pengolahan garis dan bidang geometri yang menggambarkan kesan ‘clear’ (bandingkan dengan detail rumit pada Gereja abad pertengahan).

Perancangan Arsitektur 6Ir. Budi Susetyo, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘111

Page 2: Tema Metafora

REGIONALISME DGN KOMPOSISI BARUKarya : Rangkaian Novotel Hotel, DCM

Setting :Menghadirkan karya bernuansa Tropis untuk menandai identitas suatu Jaringan Hotel di Indonesia.

Konsep

1. Konsep digali dari pandangan masyarakat setempat, atau terikat pada setting setempat.

2. Rasionalitas dikembangkan dengan iklim tropis Indonesia3. Komposisi masa bangunan dengan geometri yang khas disertai dengan

sensasi bentuk tropis.

Kaidah Rancangan

1. Menghadirkan geometri baru dengan penekanan terkuat pada rancangan tertentu elemen bercitra adaptasi iklim tropis (khususnya pada elemen atap).

2. Geometri arsitektur modern dengan regionalisme dihadirkan dengan kekuatan sama untuk meghadirkan komposisi baru. Bidang kaca terbuka dengan grid sederhana dipadukan dengan bidang dengan unsur atap tropis.

3. Bidang/ruang dengan pengolahan tertentu (lengkung, unsur atap dengan sudut kemiringan tinggi, bidang segitiga miring, silinder, dimanfaatkan untuk memberikan aksen pada gubahan komposisi masa.

4. Penggunaan cahaya tidak langsung yang sangat intensif

Perancangan Arsitektur 6Ir. Budi Susetyo, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘112

Page 3: Tema Metafora

DEKONSTRUKSIKarya : New Cinema – Dresden, Jerman oleh Coop Himmelblau (Principal – Wolf

Prix & Helmut Swiczinsky).

Setting :Karya terletak di kawasan superblok Dresden, diantara Stasiun KA dan sungai Elbe. Struktur kota bergaya Stalinist (serba teratur, tertib, seragam, cenderung berkesan kaku).

Konsep

1. Non linear, non gravity center2. Non-strukturalist3. Perbedaan antara City palnning, arsitektur dengan ‘scupture’ semakin tipis

(menyatu).4. Metoda merancang dengan spirit ‘Kebebasan dan Keterbukaan’ (Merancang

sangat rileks, menarik garis sambil menutup mata untuk mendapatkan sesuatu yang non-linear)

5. Intesif dengan penggunaan material dan sistem konstruksi baru (baja, stainles steel, dll)

Kaidah Rancangan

1. Masa yang dinamik dalam struktur kota, menonjolkan kesan torsi.2. Masa amorf (plastis dan banyak siku dengan sudut kemiringan yang sangat

bervariasi). 3. Permainan masif dan transparan4. Penggunaan tata-lampu / cahaya yang intensif

Perancangan Arsitektur 6Ir. Budi Susetyo, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘113

Page 4: Tema Metafora

Pustaka Christopher Jones, Design Methods, 1992.Karya Arsitektur Indonesia, 2002

Contoh karya mahasiswa Ary Rahman

Perancangan Arsitektur 6Ir. Budi Susetyo, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘114

Page 5: Tema Metafora

1. Kategori, Judul dan Tema

Kategori : Mixed use building / Bangunan multifungsi

Judul : (Gedung Pertunjukan)

Tema : Metafora

2. Definisi

Concert Hall Exhibition Entertainment Building adalah suatu bagian dari nama

(Identitas) yang diambil dari Definisi dan fungsi Opera building Centre, Concert Hall

Exhibition Entertainment Building adalah suatu bangunan yang Memliki Fasilitas

multifungsi. CHEE memliki fungsi utama adalah Opera Buildingnya. Opera building adalah

adalah bagian dari gabungan ruang auditorium dan ruang konser. Ruang Auditorium

adalah ruang yang pada umumnya karakteristik sinyal sumber suaranya hanya berupa suara

pembicaraan, pidato, presentasi dan sebagainya, atau bisa dikatakan sumber suaranya

berasal dari suara manusia. Sementara itu Ruang konser adalah ruang yang dipakai untuk

mempegelarkan musik konser. Ruang opera adalah ruang yang digunakan untuk pegelaran

opera yaitu kombinasi antara suara nyanyian pemain opera, pembicaraan dan suara musik.

3. Latar Belakang

Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai kesenian dan kebudayaan yang tinggi. Diantaranya

dalam bidang seni musik. Hal ini dapat di buktikan dengan banyaknya seniman-seniman

musik Indonesia yang memiliki kreatifitas dan prestasi yang gemilang, bahkan hingga taraf

Internasional. Dan penghargaan Indonesia khususnya cukup tinggi terhadap mereka.

Dilain pihak, pemerintah telah menyatakan dukungannya terhadap perkembangan dan

peningkatan bidang kesenian dan kebudayaan, diantaranya melalui:

a. Garis-garis besar kebijaksanaan pemerintah dalam bidang Nsional Indonesia, yang

menegaskan bahwa usaha-usaha pembinaan dan kebudayaan nasional perlu ditingkatkan

untuk kepribadian dan pemliharaan Nasional perlu ditingkatkan untuk memperkuat

kepribadian dan kesatuan bangsa, serta memperkaya dn memberikan cirri-ciri kepada

kebudayaan Nasional.

b. Keputusan Gurbenur DKI Jakarta no.DIIIb / 2935-73, Tentang Pedoman Dasar

Organisasi Kesenian Jakarta yang mengatakan bahwa selain proyek Ismail Marzuki Perlu

dikembangkan dan dibina proyek lainnya yang sesuai dengan azas yang dilandasi

Pancasila, yang bertujuan mempertinggi muttu serta perkembangan dan kebudayaan

Indonesia.

Tetapi hingga saat ini sarana yang baik secara kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan

mewadahi untuk meningkatkan kegiatan dan minat terhadap seni musik masih belum ada.

Concert Hall Exhibition Entertainment ini memiliki prioritas untuk mewujudkan suatu

pusat kegiatan Pertunjukan yang bertaraf Internasional dan sebagai suatu wadah

masyarakat untuk mengekspresikan bakat dan kreatifitas dalam bentuk

Perancangan Arsitektur 6Ir. Budi Susetyo, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘115

Page 6: Tema Metafora

pertunjukan,pargelaran, Sudah ada beberapa fasilitas gedung pertunjukan yang mewadahi

sebelumnya yang keberadaannya hingga sampai saat ini, seperti Gedung Kesenian Jakarta,

dan Jakarta Hilton Convention Centre yang kita ketahui keberadaannya masih benar-benar

kurang mampu memenuhi kriteria dan fasilitas yang benar-benar mendukung untuk

menampung kreatifitas masyarakat

dalam bermusik. CHEE ini ingin mewujudkan suatu tempat Districnya pusat pertunjukan

dan sebagi tempat sharing kreatifitas, ketrampilan, seniman dalam pendidikan musik secara

formal tetapi tetap Komersil (menjual,menguntungkan) dan mewujudkan suatu tempat yang

sangat eyecatching, familiar,sehingga seseorang yang memiliki event atau hanya

berkunjunng disana sekalipun akan memiliki kapuasan dan kebanggaan.

4. Landasan Tema terhadap latar belakang

4.1 Pengertian tema

Tema adalah suatu pendekatan atau sudut pandang untuk menyelesaikan

permasalahan, yang kita harus mengetahui betul judul dari latar belakang yang kita

kemukakan harus memiliki keterikatan logis yang jelas.Berhubungan dengan

keterkaitan judul, latar belakang, dan Tema Saya menganalogikan suatu Judul lagu

Punk hari ini yang di bawakan oleh Band Superman Is Dead yang bertema anti Life

Style atau gaya hidup yang berlebihan, dan dalam penyelesaian masalahnya

bagaimana Band tersebut membawa, menceritakan, dan menyajikan semenarik

mungkin sehingga si pendengar tertarik oleh syair yang dibawakan.

4.1.1 Pengertin Metafora

Bahasa merupakan salah satu cara manusia untuk saling dapat berkomunikasi antara

satu dengan yang lainnya. Denagn bahasa pula manusia mampu berfikir secara

abstark terhadap obyek- obyek yang nyata dengan cara obyek–obyek tersebut

ditransformasikan dengan symbol_symbol abstrak. Kenyataannya manusia berfikir

tentang obyek tersebut tidak berada pada saat kegiatan berfikir tersebut dilakukan.

Metafora merupakan bagian dari bahasa yang digunakan oleh manusia untuk

menjelaskan sesuatau melalui perbandingan atau suatu persamaan / kemiripan.

4.1.2Pengertian Arsitektur Metafora

a.Charles Jencks ( The Language of Post Moderen Architecture hal 40 )

Perancangan Arsitektur 6Ir. Budi Susetyo, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘116

Page 7: Tema Metafora

Dalam bukunya The Language Of Pos Modern Architecture ( awal tahun 1970-an ),

Charles Jenck menyoba mengaitkan antara bahasa dengan arsitektur, anatara lain

dengan metafora.

Dalam Arsitektur , metafora adalah kiasan atau ungkapan bentuk yang diwujudkan

pad bangunan sehingga akan menimbulkan bebagai persepsi dari yang melihatnya.

Masyarakat dapat mempunyai pandangan tertentu terhadap bentuk bangunan yang

dilihat dan diamatinya, entah trhadap bentuk keseluruhan atau Cuma sebagian dari

bentuk tersebut.

( People invariby see on building in tern of another, or interm of similar object, in short

as a metaphor )

(Keanekaragaman dalam melihat suatu bangunan sebagai ssuatau yang lain atau

mirip dengan suatu obyek, di sebut metafora)

b.Paul- Alan Johnson ( Paul Alan Johnson, Th History of Architcture hal 428 ):

( Metaphor is technique of transferring or transporting a name or description to

semething as if it were that thing but clearly not )

( Metafora adalah tehnik mmindahkan gambaran kepda sesuatu hal, seakan-akan

benar tetapi sbenarnya bukan )

c. Menurut Geoffrey Broadbent :

( Transfring figure of speech in wich a name or descriptive term is transferred to some

object, diferen from but analogous to, that is properly applicable )

( memindahkan gambaran kepada suatu bject yang brbda tetapi analog )

d. Robert Ventury

Metafora yang menimbulkan persepsi yang semestinya merupakan tanda secara

arsitektural dari suatu bangunan secara komunikasi.

5. Teori pendukung Atas Landasan Tema terhadap latar belakang

Pendekatan Mtafora sebagai komunikasi Arsitktural menggunakan teori pendukung :

a. Paul-Alan Johnson (Design in Architectre hal 392)

( Form……. is not simply the ficical facilitation of function. Rether, it Translates an

objects function into language of perceptual expression……. the expression by means of

wich th subjective mental condition inducd by ideas as concomitant of a concept may b

communicatd to others…. Architecture as th hitting upon aesthetic ideas and their

expression as a means of communications )

( Bentuk…… tidak hanya sebagai fasilitas fisik an funngsi, tapi juga memliki ekspresi

prsepsi dari fungsi objct……. Ekspresi dalam arti kondisi mental yang subyektif yag

muncul dari ide-ide yang sesuai denagnkonsep dapat dikomunikasikan dengan yang lain

)

Pendekatan Bentuk 3D (Dimensioanal) denagn metafora menggunakan teori

pendukung :

Perancangan Arsitektur 6Ir. Budi Susetyo, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘117

Page 8: Tema Metafora

b. Anthony C Antoniades (Poetic of Architcture hal 30)

Terdapat tiga kategori Metafora, yaitu :

1. Intangible Metaphors (Metafora tidak nyata)

Metafora yang dipakai berangkat dari konsep, ide, hakekat anusia atau dari nilai-

nilai seperti Individualisme, Naturalisme, Komunitas, Tradisi, dan Kebudayaan.

2. Tangible Metaphors ( Mtafora Nyata)

Metafora yang berangkat dari hal-hal yang visual serta spesifikasi atau karakter

tertentu dari suatu benda seperti rumah sebagai puri.

3. Combined Metaphors

Merupakan gabungan Intangible Metaphors dan Tngible Metaphors dengan

membandingkan obyek fisual dengan yang lain mempunyai persamaan nilai atau

konsep, dimana bentuk visual nya dapat dipakai sebagai acuan kreatifitas

perancangnya.

Keberhasilan penerapan Metafora pada Arsitektur dinilai dari tingkat kesamaran

dalam menggali sumber inspirasi suatu bangunan, semakin tersamar, dan

menimbulkan persepspsi yang lain maka semakin tersamar dan menimbulkan

pertsepsi yang lain maka semakin berhasil metaforanya.

Kegunaan Dari Penerapan Metafora

6. Kegunaan dari Penerapan Metafora

a. mempengaruhi pengertian orang terhadap suatu obyek yang kemudian dianggap belum

atau suatu hal yang tidak dapat dimengerti.

b. Dapat menimbulkan interpretasi-interpretasi yang lain dari orang yang mengamatinya.

c. Menyebabkan pengamat memandang suatu obyek dari karya Arsitektural dari sudut

pandang yang lain.

d. Dapat menghasilkan karya Arsitektur yang ekspresif.

7. Beberapa Studi Banding Penggunaan Metafora

Perancangan Arsitektur 6Ir. Budi Susetyo, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘118

Page 9: Tema Metafora

7.a. Nagakin Capsule Building

Bangunan ini terdiri dari susunn unit rumah tinggal

berbentuk kubus dengan jendela berbentuk lingkaran.

Unit- unit tersebut dipegan oleh inti bangunan sebagai

konstruksi utama. Bagi masyarakat jepang bentuk unit

rumah tersebut serupa dengan bentuk sangkar burung

dan bukan seperti bentuk rumah tinggal. Tetapi bagi

masyarakat eropa bntuk unit rumah tersebut serupa

dengan bentuk mesin cuci. Sehingga bagi mereka

bangunan tersebut merupakan tumpukan mesin cuci.

7.b. Sidney Opera House oleh jhon utzon

Bangunan ini menimbulkan banyak metafora baik dari

kalangan profesional maupun masyarakat umum.

Seperti diantaranya dikatakan seperti : Kura-kura

bercinta, kepakan sayap burung, Kerang maupun kapal

yang sedang berlayar. Jhon sendiri mengumpamakan

sebagai buah jeruk yang dipotong dan disusun berdiri.

7.c.Roncham Chapel oleh Lee Corbizier

Sebuah bangunan Gereja dengan penampilan secar

visual majemuk dan imajinatif sehingga bentuknya dapat

terlihat menyerupai kapal laut, atau seperti tangan yang

sedang berdoa.

8. Permasalahan

Seindah, sebagus, dan semenarik mungkin bangunan pasti memilikii permasalahan, karena

sangat banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk menjadikan suatu bangunan yang

berfungsi, hidup, selaras, dan sesuai dengan penggunaannya (efisien).Berikut ini adalah

beberapa factor yang harus di pertimbangkan :

4.1 Permasalahan Gedung Pertunjukan

a. Bagaimana mengatur tata ruang sirkuasi dalam tapak

b Bagaiman mengantisiasi kemacetan yang terjadi keika pertunjukan musik

berlangsung

c. Bagaimana mengantisiapsi kemactan pada jam-jam kantor mengingat lokasi

yang cukup dikatakan ramai dengan jalur kendaraan.

d. Bagaimana menciptakan pedestrian dan tata hijau yang sejuk dan nyaman

bagi pengunjung.

Perancangan Arsitektur 6Ir. Budi Susetyo, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘119

Page 10: Tema Metafora

e. Bagaimana mengurangi kebisingan yang timbul baik dari dalam maupun dari

luar tapak

f. Bagaimana mengatur organisasi masa dan memperhatiakan suatu kesan

ataupun mungkin dampak apa yang akan timbul dari susunan organisasi

masa.

4.2 Permasalahan gedung pertunjukan

a. Bagaimana mengatur tata ruang dan sirkulasi dalam gedung.

b. Bagaimana pengelolaan gedung tersebut agar ada pemasukan meskipun

tidak ada pertunjukan event atau kegiatan lainnya .

c. Bagaimana mewujudkan Bangunan tersebut agar tetap hidup, tetap

berlangsung walaupun tidak ada pertunjukan event didalamnya.

d. Bagaiman mendesain akustik yang memenuhi syarat dalam gedung

pertunjukan.

e. Bagaimana system utilitas di dalam gdung.

f. Bagaimana struktur bangunan yang digunakan .

g. Bagaimana mentransformasikan tema kedalam desain bangunan.

4.3 Permasalahan Manusia

a.Bagaimana menciptakan kenyamanan penonton dalam menonton pertunjukan

musik

b.Bagaimana agar pengunjung dapat mengetahui tentang musik.

c.Bagaiman kenyamanan sirkulasi pengunjung didalam dan diluar bangunan,

terutama bagi pengunjung yang cacat fisik.

d.Bagaimana membentuk pola fakir,rasa,dan psikology manusia dengan

bangunan.

9. Maksud dan Tujuan

a. Terhadap Klien

- Menjadikan suatu tempat Komersil yang bersifat menguntungkan memiliki nilai jual

bagi pemilik bangunan dan sebagai Income juga untuk negara.

- CHEE, akan menampilkan karya-karya seni International dan lokal, dan gedung ini

bukan hanya sebagai tempat pertunjukan seni, tetapi juga sebagai pusat kajian. Jadi

seniman yang bertaraf Internasional yang memiliki event diJakarta bahkan di

Indonesia, akan tertarik untuk melangsungkan pertunjukan tersebut di CHEE ini.

b. Terhadap Exixtensi Bangunan sudut pandang Arsitek

- Menggunakan pendekatan Arsitektur Methaphors Combined untuk memberikan

komunikasi Visual kepada pengamat, pengunjung, dan terhadap bangunan yang

Perancangan Arsitektur 6Ir. Budi Susetyo, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘1110

Page 11: Tema Metafora

terdapat disekelilingnya mengenai bentuk bangunan yang mentransformasikan

kaegiatan yang berada didalamnya.

- Mentukan baentuk bangunan yang tepat terhadap fungsi bangunan yang akan

direncanakan.

- Menjadikan suatu pusat budaya Kesenian Musik.

- Membuat Landmark daerah tersebut sebagai pusat gedung pertunjukan, dengan

menjadikan Simbol negara yang dimana pada lokasi site terdapat Gedung

Departemen/Majelis Perwakilan Rakyat , Jadi bisa menjadi Symbol/landmark dari

beberapa bangunan yang berada disekelilingnya.

c. Terhadap Masyarakat dan Alam Sekitar ( Global )

- Menjadi suatu wadah/penghormatan terhadap seniman untuk bisa mengeksplorasikan

kemampuan dan bakat kreatifitasnya.

- Mengenalkan, dan memajukan Apresiasi terhadap bidang kesenian mengingat kutipan

dari comand Pemerintahan China, Bahwa suatu negara yang dikatakan maju bukan

hanya diukur dari bidang Perdagangan dan Teknologinya saja tetapi memajukan

Kesenian dan budaya indonesia sehingga menjadikan negara tersebut menjadi suatu

negara yang bermartabat dan bernilai, khususnya di bidang Musik.

- Karena bangunan ini bertaraf Internasioanal, gedung ini pun harus memiliki masukan

yang baik dalam pendidikan musik.Arsitek mendesain dengan pertimbangan

bangunan ini harus ikut memberikan dampak yang baik untuk seniman Indonesia dan

seniman lokal lainnya. Dengan menciptakan Auditorium para seniman Internasional

tersebut harus memberikan kontribusi yang baik untuk masyarakat lokal dengan

membuat seminar atas karya yang ingin dipertunjukan. Amphiteater juga di lengkapi

untuk education juga bagi masyarakat Indonesia dari Prapertunjukan yang akan

ditampilakan khususnya untuk pertunjukan outdorr.Jadi CHEE ini tidak hanya untuk

Fasilitas pertunjukan saja, Bangunan ini juga sebagai tempat belajar & kajian musik

bagi seluruh masyarakat Indonsia.

- Tetap mempertahankan kondisi alam yang hijau, Karena hingga saat ini kota Jakarta

adalah pusat gedung-gedung tinggi yang bisa dikatakan sebagai kawasan hutan

beton, jadi atas pertimbangan tersebut CHEE ini memberikan Kontribusi yang baik

juga terhadap alam mengingat pada lokasi site berdekatan dengan Departemen

Kehutanan.

Perancangan Arsitektur 6Ir. Budi Susetyo, MT.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘1111