telaah jurnal

8
TELAAH KRITIS JURNAL KESEHATAN DOMESTIK : EFEK MISOPROSTOLSUBLINGUAL PADA KASUS BLIGHTED OVUM DAN MISSED ABORTION A. Fokus Penelitian Resiko perdarahan, trauma serviks dan perforasi uterus dikaitkan dengan tindakan dilatasi serviks secara mekanik tersebut. Resiko ini semakin meningkat jika terdapat kesulitan dalam melakukan dilatasi serviks uteri. Sebagai alternatif dari tindakan dilatasi serviks secara manual adalah dilakukannya pematangan serviks sebelum kuretase. Untuk membantu mengurangi resiko trauma pada serviks dan perforasi, secara luas telah dipakai prostaglandin untuk pematangan serviks sebelum tindakan kuretase. Tak dapat dipungkiri bahwa misoprostol, suatu analog protaglandin, sangat efektif, mudah didapat, mudah cara pemberiannya dan murah untuk pematangan serviks sebelum tindakan kuretase. Beberapa peneliti telah mempelajari penggunaan misoprostol pada kehamilan trimester pertama, baik untuk abortus medisinalis maupun penatalaksanaan medisinalis pada kasus-kasus blighted ovum dan missed abortion. Penggunaan misoprostol untuk terminasi kehamilan trimester kedua juga telah diteliti. Pemberian 1

Upload: apri300490

Post on 05-Aug-2015

94 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

biasa

TRANSCRIPT

Page 1: TELAAH jurnal

TELAAH KRITIS JURNAL KESEHATAN DOMESTIK : EFEK

MISOPROSTOLSUBLINGUAL PADA KASUS BLIGHTED OVUM

DAN MISSED ABORTION

A. Fokus Penelitian

Resiko perdarahan, trauma serviks dan perforasi uterus dikaitkan dengan

tindakan dilatasi serviks secara mekanik tersebut. Resiko ini semakin meningkat

jika terdapat kesulitan dalam melakukan dilatasi serviks uteri. Sebagai alternatif

dari tindakan dilatasi serviks secara manual adalah dilakukannya pematangan

serviks sebelum kuretase. Untuk membantu mengurangi resiko trauma pada serviks

dan perforasi, secara luas telah dipakai prostaglandin untuk pematangan serviks

sebelum tindakan kuretase.

Tak dapat dipungkiri bahwa misoprostol, suatu analog protaglandin, sangat

efektif, mudah didapat, mudah cara pemberiannya dan murah untuk pematangan

serviks sebelum tindakan kuretase. Beberapa peneliti telah mempelajari

penggunaan misoprostol pada kehamilan trimester pertama, baik untuk abortus

medisinalis maupun penatalaksanaan medisinalis pada kasus-kasus blighted ovum

dan missed abortion. Penggunaan misoprostol untuk terminasi kehamilan trimester

kedua juga telah diteliti. Pemberian misoprostol secara vaginal lebih banyak diteliti

dan dinyatakan lebih efektif dibandingkan cara yang lain dan diberikan secara oral

dikatakan dapat lebih diterima oleh para wanita dengan alasan lebih tepat, tidak

menyakitkan dan lebih bersifat privasi dan misoprotol yang ada saat ini adalah

sediaan untuk oral.

Perkembangan penelitian menyebutkan bahwa pemberian obat secara

sublingual juga memiliki efektifitas yang cukup tinggi dan sama seperti pemberiaan

oral. Efek samping misoprostol adalah mual, muntah, diare, nyeri abdomen, demam

dan menggigil hal ini berhubungan dengan peningkatan dosis dan makin pendeknya

interval pemberian obat.

1

Page 2: TELAAH jurnal

Berdasarkan kutipan dari pendahuluan diatas dapat diketahui bahwa

pemberian misoprostol sublingual cukup efektif dan dapat juga diterima oleh para

wanita. Fokus utama dalam penelitian ini adalah efek samping misoprostol

sublingual pada kasus blighted ovum dan missed abortion dipertegas pada efek

samping pemberian misoprotol sublingual 400 µg dosis ulang dengan interval 4 jam

maksimal dua kali pemberian pada kasus-kasus tersebut.

B. Gaya dan Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disusun dengan rapi, namun ada yang belum

tercantum yaitu rumusan masalah. Tata bahasa dalam penelitian ini mudah

dipahami dan penulisan sudah sesuai dengan kaidah.

C. Penulis

Penulis dalam penelitian ini berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro dan Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Jawa Tengah. Tidak ada

keterangan lebih lanjut tentang peneliti, seperti status peneliti sebagai mahasiswa

atau sebagai dokter.

D. Judul Penelitian

“ Efek Misoprostol Sublingual pada Kasus Blighted Ovum dan Missed

Abortion”.

Judul tersebut belum jelas, akan lebih jelas lagi jika ditambahkan dengan

pemberian 400 µg dosis ulangan dengan interval 4 jam maksimal dua kali

pemberian. Karena judul merupakan tampilan yang terlebih dahulu terlihat sebelum

melihat isi penelitian, tak hanya itu saja dengan melihat judul saja pembaca sudah

dapat membuat konsep pikiran apa saja yang akan dibahas dalam penelitian

tersebut. Dan juga pada judul penelitian ini belum tercantum tempat dan tahun

penelitian.

2

Page 3: TELAAH jurnal

E. Abstrak

a) Kelebihan

Abstrak merupakan ringkasan atau ulasan singkat isi karya tulis ilmiah/skripsi,

tanpa tambahan penafsiran, kritik, maupun tanggapan penulis. Abstrak dalam

penelitian ini sudah mencakup masalah utama yang diteliti dan ruang

lingkupnya, tujuan, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, dan

kesimpulan utama.

b) Kekurangan

Kata-kata yang ada dalam abstrak melebihi 200 kata. Tidak terdapat kata kunci

pada bagian abstrak tersebut.

F. Masalah dan Tujuan Penelitian

Masalah dalam penelitian ini tidak nampak karena tidak dicantumkan

karena memang tidak disebutkan. Sedang tujuan penelitian sudah jelas untuk

meneliti efek dan efek samping misoprostol sublingual 400 µg dosis ulangan

dengan interval 4 jam maksimal dua kali pemberian pada kasus blighted ovum dan

missed abortion.

G. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan uji eksperimental/uji klinis yang bersifat semu

tanpa pembanding maupun kontrol, untuk mengekplorasi efek pemberian obat.

H. Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita dengan kasus blighted

ovum dan missed abortion yang diagnosisnya ditetapkan berdasarkan pemeriksaan

USG transabdominal, umur kehamilan <20 minggu, usia ibu sama atau diatas 18

tahun, perdarahan pervaginam hanya berupa bercak (spotting) atau tidak

memerlukan lebih dari satu pembalut perhari, pada pemeriksaan dalam vagina,

serviks uteri tertutup, kadar hemoglobin ibu sama atau diatas 10 g% pada 35 sampel

pada bulan Maret 2005 sampai Juli 2005 di RS Dr. Kariadai Semarang. Teknik

3

Page 4: TELAAH jurnal

pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dengan besar sampel

ditentukan berdasarkan sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi.

I. Hasil Penelitian

Selama kurun waktu 5 bulan dari bulan Maret s.d. Juli 2005 didapatkan 35

subjek terdiri dari 16 pasien dengan diagnosis blighted ovum dan 19 pasien dengan

diagnosis missed abortion. Dari 35 subjek yang diteliti didapatkan 9 (25,7%) subjek

memerlukan satu kali dosis misoprostol atau 400 µg dan 26 (74,3%) subjek dua kali

dosis misoprostol atau 800 µg.

Efek obat misoprostol berupa timbulnya perdarahan pervaginam tanpa

pengeluaran jaringan hasil konsepsi dengan dilatasi serviks terjadi pada 18 subjek

(51,4%) yang terdiri dari efek (1) sebesar 2,9% (1 subjek) dan efek (2) sebesar

48,5% (17 subjek) sedangkan terjadinya pengeluaran jaringan hasil konsepsi terjadi

pada 17 subjek (48,6%) yang terdiri dari efek (3) sebesar 45,7% (16 subjek) dan

efek (4) sebesar 2,9% (1 subjek). Tidak ada pemberian misoprostol sublingual pada

penelitian ini yang tidak berefek sama sekali efek (0).

Dari 35 subjek penelitian, 8 subjek (22,9%) mengeluh adanya efek samping

obat. Efek samping menggigil paling banyak ditemukan pada penelitian ini yaitu

pada 4 (11,4%) subjek, dimana satu subjek dapat mengalami lebih dari satu efek

samping. Hal ini berarti dapat disimpulkan efek samping pemberian misoprostol

pasti ada dan subjek terkadang dapat mengalami lebih dari satu efek samping

pemberian misoprostol ini. Namun tidak smua responden mengalami efek samping

tersebut.

J. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian, dapat disimpulakan bahwa terdapat efek samping yang

terjadi setelah pemberian misoprostol sublingual seperti menggigil, pusing, mual

dan muntah. Tidak ditemukannya ada efek samping diare, demam menggigil dan

nyeri abdomen pada penelitian ini. Padahal diare, demam, dan menggigil adalah

4

Page 5: TELAAH jurnal

tiga efek samping terpenting yang dihubungkan dengan pemakaian misoprostol

sublingual.

Kelemahan dari penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif. Pada

penelitian ini tidak ada kontrol dan tidak dibandingkan antara misoprostol

sublingual dengan cara pemberian yang lain dan juga dengan preparat obat atau

perlakuan yang lain.

K. Hipotesis

Tidak adanya hipotesis dalam penelitian ini, seharusnya ada.

L. Referensi

Penulisan jrnal belum menggunakan analitis literatur yang ada dengan

membandingkan temuan-temuuan pada penelitian sebelumnya dengan hasil yang

didapatkan oleh penulis. Tidak ada jurnal yang digunakan sebagai bahan referensi

dalam penelitian ini, namun buku-buku yang digunakan sudah cukup relevan

sehingga dapat digunakan dalam penyusunan penelitian ini.

M. Kesimpulan

Isi kesimpulan peneliti merupakan jawaban dari tujuan penelitian.

Kesimpulan ringkas, jelas dan padat. Dalam penelitian ini peneliti tidak

memberikan saran kepada peneliti selanjutnya.

5