bab ii telaah jurnal kelompok b

27

Click here to load reader

Upload: zil-fadilah

Post on 27-Nov-2015

185 views

Category:

Documents


41 download

DESCRIPTION

pilihan penggunaan madu dalam penyembuhan luka

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia dalam kehidupan sehari-hari pernah mengalami luka. Luka adalah

hilangnya atau rusaknya sebagian atau seluruh jaringan tubuh (Sjamsuhidajat dan Jong,

2005). Luka yang sering terjadi adalah yang mengenai jaringan kulit yang merupakan

organ tubuh yang terletak paling luar (Wasitaatmadja, 2002). Oleh karena kulit

membatasi tubuh dari lingkungan luar, maka kulit rentan terkena luka, misalnya luka

lecet, maupun luka iris.

Angka kejadian luka terus meningkat seiring dengan peningkatan kejadian

kecelakaan, kerusuhan, kebakaran, dan bencana alam seperti gempa di Indonesia. Jumlah

penderita luka kronis terus meningkat tiap tahun seiring dengan peningkatan jumlah

lansia karena lansia cenderung menderita penyakit kronis. Luka kronis adalah luka yang

membutuhkan waktu lama contoh luka pada penderita diabetes, luka tekan pada penderita

stroke yang imobilisasi, luka kanker, osteomielitis, luka bakar, dan sebagainya (PKPU,

2012).

Berbagai usaha dilakukan oleh manusia untuk menyembuhkan luka, misalnya

dengan memberikan povidone iodine 10%, NaCl, maupun dengan bahan-bahan alami.

Salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai penyembuh luka adalah madu.

Para peneliti dalam bidang kedokteran menyatakan bahwa madu lebah

mengandung berbagai khasiat dan manfaat bagi kesehatan, termasuk diantaranya adalah

kemampuannya untuk meningkatkan daya tahan tubuh, melawan kanker, mencegah

penyakit jantung, dan untuk perawatan luka. Madu memiliki sifat antibakteri yang

membantu mengatasi infeksi pada luka dan aksi antiinflamasinya dapat mengurangi nyeri

serta meningkatkan sirkulasi yang berpengaruh pada proses penyembuhan. Madu juga

1

Page 2: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

merangsang tumbuhnya jaringan baru, sehingga selain mempercepat penyembuhan juga

mengurangi timbulnya parut atau bekas luka pada kulit (Hamad, 2007).

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan adanya peran madu

dalam mempercepat penyembuhan luka. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh

Pramana, dkk, 2012 menunjukkan bahwa pengobatan madu efektif untuk penyembuhan

luka infeksi kaki diabetik (IKD).

Hasil wawancara dengan Kepala Ruangan Kelas I Bedah tanggal 12 Maret 2013,

penggunaan perawatan luka fornier sepanjang 22 cm sehat dalam 21 hari menggunakan

madu lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan cairan NaCl 0,9%, sedangkan

dengan penggunaan NaCl saja luka akan sembuh dalam waktu lebih dari 40 hari.

Berdasarkan masalah di atas penulis tertarik untuk mengkaji penelitian tentang

“Efektivitas Pengobatan Madu Alami terhadap Penyembuhan Luka Infeksi Kaki Diabetik

(IKD) (Sudi Kasus Di Puskesmas Bangetayu dan Puskesmas Genuk Semarang).

B. Manfaat

1. Pelayanan kesehatan : RSUP. Dr. M. Djamil Padang

Memberikan informasi tentang efektivitas penggunaan madu dalam inovasi perawatan

luka.

2. Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai madu yang dapat digunakan

sebagai obat alternatif untuk pengobatan luka.

3. Pendidikan keperawatan

Menambah wawasan dan ilmu dalam pendidikan keperawatan khususnya tentang

inovasi perawatan luka.

2

Page 3: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

BAB II

PEMBAHASAN

TELAAH JURNAL EFEKTIFITAS PENGOBATAN MADU ALAMI TERHADAP

PENYEMBUHAN LUKA INFEKSI KAKI DIABETIK (IKD)

1. Judul Jurnal

“ Judul jurnal penelitian tidak lebih dari 14 kata dalam bahasa

Indonesia dan 10 kata dalam bahasa inggris.”

Pada jurnal penelitian ini terdapat 20 kata (melebihi ketentuan

penulisan jurnal).

“ Nama penulis jurnal dicantumkan tanpa gelar akademik dan

ditempatkan di bawah judul jurnal. Penulis harus mencatumkan

institusi asal dan alamat email (bagi penulis utama) untuk

memudahkan komunikasi. Jika penulis lebih dari tiga orang, yang

dicantumkan di bawah judul jurnal adalah nama penulis utama. Nama

penulis-penulis lainnya dicantumkan pada catatan kaki halaman

pertama naskah.”

Pada jurnal ini penulisan nama penulis telah sesuai dengan tata cara

penulisan jurnal dengan jumlah penulis sebanyak 3 orang, tetapi belum

mencantumkan alamat email dari penulis utama untuk memudahkan

berkomunikasi.

3

Page 4: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

2. Abstrak

“ Abstrak dibuat dalam dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris),

tidak melebihi 250 kata. Ditempatkan sebelum pendahuluan, diketik

miring (italic), dengan font arial 9, dengan jarak 1 (satu) spasi ”.

Pada jurnal ini telah dibuaat dalam dua bahasa yaitu bahasa

indonesia dan bahasa inggris yang kurang dari 250 kata, namun tidak

ditulis miring. Sehingga penulisan abstrak pada jurnal ini belum sesuai

dengan standar penulisan abstrak pada jurnal.

“ Kata kunci dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris),

ditempatkan di bawah abstrak, terdiri dari 2 - 5 (dua sampai lima) kata

yang berfungsi untuk memudahkan pencarian jurnal ini secara

elektronik “.

Pada jurnal ini ditulis 2 kata kunci dengan key word berbahasa

inggris.

“ Abstrak setidaknya memuat 5 hal pokok yaitu introduction yang

terdiri dari latar belakang (1 kalimat) dan Tujuan penelitian (1

kalimat), method (4-5 kalimat), result dan analisa (5-7 kalimat), dan

discussion (1 kalimat). “

Pada jurnal ini, komponen dari abstraknya terdiri dari latar belakang pada baris

1-7, tujuannya terdapat pada baris 8 dan 9. Metode yang digunakan pada baris 9 – 12,

hasil penelitian pada baris 13 dan 14 serta pada baris 14 dan 15 terdapat saran

penelitian.

4

Page 5: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

3. Pendahuluan

- “ Pendahuluan tidak boleh terlalu panjang, umumnya 3-5 paragraf. Itulah sebabnya,

kalimat pada pendahuluan ini harus padat dan berisi. Pada dasarnya, bagian ini harus

bisa menjawab MENGAPA penelitian ini dilakukan”

- “ Pendahuluan memuat tiga hal pokok, yaitu: latar belakang, tinjauan pustaka, dan

tujuan penelitian.”

- “ Semua referensi yang dirujuk dalam paparan, (Nama, tahun) untuk kutipan tidak

langsung atau (Nama, tahun: hlm) untuk kutipan langsung, dicantumkan di dalam

Daftar Rujukan”.

- “ Pendahuluan diharapkan maksimum 40 persen dari keseluruhan artikel, dan Alenia

berikutnya dari paparan pendahuluan dibuat menjorok ke dalam sesuai dengan

penulisan alenia baru pada umumnya” .

5

Page 6: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

Pendahuluan jurnal diatas terdiri dari 10 paragraf, yang berisikan latar belakang,

rumusan masalah dan tujuan penelitian. Tinjauan pustaka belum tergambar secara detail

dalam penelitian ini, dua buah rujukan yang terdapat di pendahuluan juga tidak

tercantum dalam daftar pustaka.

4. Rumusan Masalah Penelitian

6

Perumusan masalah yang diangkat oleh peneliti adalah bagaimana pengaruh madu alami terhadap penyembuhan luka IKD. Alasannya karena IKD merupakan salah satu penyebab tidak langsung terjadinya kematian pasien diabetes. Sedangkan masalah yang ingin di lihat sebenarnya berdasarkan judul dan abstrak adalah bagaimana efektifitas penggunaan madu alami dan NaCl terhadap penyembuhan Luka IKD.

Page 7: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

5. Tinjauan Pustaka

7

Pada pendahuluan jurnal diatas dibahas mengenai penyakit diabetes, infeksi kaki diabetes, perawatan luka infeksi kaki diabetes dan manfaat madu tetapi yang lebih banyak ditonjolkan adalah hasil penelitian peneliti lain dan yang terkait dengan judul. Sedangkan studi kepustakaan kurang ditampilkan pada pendahuluan jurnal.Jurnal tidak menggambarkan tentang tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka terdapat pada pendahuluan jurnal yang membantu untuk menguatkan data tentang permasalahan yang akan diangkat.Tinjauan pustaka seharusnya berisikan semua teori yang memperkuat pembahasan tentang penelitian dan menjelaskan semua variable yang dibahas pada penelitian tersebut

Page 8: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

6. Kerangka Konsep dan Hipotesis

8

Di dalam jurnal peneliti memaparkan Diabetes merupakan silent killer yang menyerang penderita secara diam-diam. Komplikasi diabetes bermacam-macam salah satunya yang paling sering dijumpai adalah Infeksi Kaki Diabetik. Infeksi Kaki Diabetik dapat dicegah dengan perawatan yang efektif. Dari hasil penelitian didapatkan madu berperan dalam penyembuhan luka infeksi dan memiliki kandungan yang dapat menyembuhkan Infeksi Kaki Diabetik seperti kandungan air yang kurang dari 18% memungkinkan madu untuk menarik pus disekitar area luka yang diolesi madu.

Hipotesis : terdapat keefektifan penggunaan madu alami dan NaCl dibandingkan dengan hanya penggunaan NaCl terhadap penyembuhan luka IKD

Kerangka konsep pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

ingin diamati atau diukur melalui penelitian. Kerangka konsep dan hipotesis pada jurnal

tidak memiliki sub judul sendiri, begitu juga pada jurnal ini tidak terdapat subjudul

kerangka konsep dan hipotesis.

Bila diperhatikan peneliti kurang menjelaskan secara detail konsep mengenai keterkaitan,

manfaat dan efektifitas penggunaan madu tersebut terhadap penyembuhan luka IKD

khususnya pada pendahuluan lebih kepada luka infeksi umumnya.

Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara tentang hasil akhir dari penelitian ini.

Apapun hasil penelitian walaupun berbeda dengan hipotesisnya tidak membuat

penelitian menjadi kurang bermakna.

Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat keefektifan penggunaan madu alami dan NaCl

dibandingkan dengan hanya penggunaan NaCl terhadap penyembuhan luka IKD.

Page 9: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

7. Metodologi

Umumnya, bagian ini terdiri dari beberapa bagian seperti: 1) lokasi penelitian, 2)

Populasi dan sampel, 3) Pengumpulan data, dan 4) Analisis data. Bagian-bagian

lainnya bisa ditambahkan sesuai dengan keperluan. Sesuai dengan metodologi

pada jurnal ini yang terdiri dari desain penelitian, populasi dan sampel, lokasi

penelitian, pengumpul data dan analisis data.

9

Untuk desain penelitian yang menggunakan kelompok kontrol / pembanding, akan lebih tepat menggunakan desain Nonequivalent Control Group Pretest-Posttest Design, dimana ada satu kelompok pasien diberikan perlakuan dan mempunyai kelompok kontrol, serta dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah tindakan kepada kelompok perlakuan dan kelompok pembanding.

Page 10: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

8. Sampel

10

Populasi yang diteliti adalah pasien dengan luka Infeksi

Kaki Diabetik di area kerja Puskesmas Bangetayu dan

Genuk Semarang. Sampel penelitian adalah seluruh

pasien dengan luka Infeksi Kaki Diabetik pada bulan

September 2011 – Februari 2012. Kelompok perlakuan

diberikan perawatan dengan menggunakan madu dan

NaCl sedangkan kelompok kontrol diberikan perawatan

dengan menggunakan NaCl. Jumlah sampel ada 14

orang, teknik pengambilan sampel adalah total sampling

dimana menurut Arikunto (2006) apabila subjek kurang

dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga

penelitiaanya merupakan penelitian populasi. Tetapi

peneliti tidak mendeskripsikan mana sampel yang

menjadi kelompok perlakuan dan mana sampel yang

menjadi kelompok pembanding. Berapa orang sampel

pada kelompok perlakuan dan kelompok pembanding.

Page 11: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

9. Instrumen

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan,

memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah,

menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan

tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti terdiri dari semua alat yang

dibutuhkan selama penelitian yaitu :

Madu alami yang memiliki kandungan air kurang dari 18%, kassa, pinset

anatomis, pinset cirugis, plester, bengkok, cairan NaCl dan lidi kapas

Kamera

Lembar observasi sebagai alat pengumpul data yang digunakan untuk

mengetahui derajat atau grade luka, keadaan luka, granulasi dan reaksi

inflamasi pada luka.

10. Data Analisis

11

Page 12: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

11. Hasil Dan Pembahasan

a. Bagian Hasil

Pada bagian ini diungkapkan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh secara

bertutur. Tidak ada komentar sedikitpun dari peneliti setiap apa yang disajikan. Komentar

peneliti baru dapat diberikan dibagian Pembahasan. Penyajian hasil penelitian dapat

dilakukan dalam 3 bentuk yaitu narasi, tabel, atau gambar. Dalam penyajiannya harus

dimulai dengan narasi dulu, kemudian diikuti dengan tabel atau gambar untuk

memperjelas apa yang dikemukakan dalam narasi. Dengan demikian, tidak bisa ada tabel

atau gambar yang tidak ada keterangannya dalam narasi.

Penjelasan tabel atau gambar dalam narasi tidak boleh terlalu detail atau panjang.

Cukup memberikan keterangan singkat tentang isi dari tabel atau gambar. Dengan

demikian tidak ada pengulangan informasi dari tabel atau gambar dalam narasi. Hindari

pengulangan informasi data yang sama pada tabel dan gambar sekaligus. Bila data lebih

12

Hasil uji normalitas menggunakan pengukuran

Shapiro-Wilk dengan hasil > 0,05 data dikatakan

berdistribusi normal. Dan untuk data yang

berdistribusi normal uji parametrik yang tepat untuk

digunakan adalah Uji T tidak berpasangan.

Page 13: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

menarik ditampilkan dalam gambar maka hindari pemunculannya dalam tabel. Penulisan

tabel dalam tulisan jurnal harus dibuat secara komprehensif. Semua variabel dengan

karakteristik yang sama perlu disatukan dalam satu tabel.

Demikian juga dengan gambar, variabel dengan karakteristik yang sama juga bisa

dimuat dalam satu gambar. Usahakan jumlah tabel dan gambar tidak melebihi 5 buah.

Untuk memperkecil jumlah tabel, dalam satu tabel dapat dimuat beberapa variable

sekaligus seperti yang disampaikan diatas. Misalnya saja variable karakteristik responden

yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, suku, dan agama dalam satu

tabel. Harus diperhatikan juga bahwa setiap tabel atau gambar harus dapat menjelaskan

dirinya sendiri. Jenis satuan, jumlah sampel, apakah berhubungan (nilai p) harus bisa

terlihat pada tabel tersebut. Tabel atau gambar yang dibuat untuk tulisan jurnal harus

diletakkan pada bagian belakang dari munuskrip yang kita siapkan atau setelah daftar

pustaka. Setiap satu table atau gambar dimuat dalam satu halaman dan tetap dibuat dalam

2 spasi.

13

1. “Bulan September-Februari 2012”

Penulisan bulan dan tahun seperti ini

mengandung makna yang rancu, karena

tidak ada bulan September hingga Februari

dalm tahun yang sama, seharusnya

dituliskan bulan September 2011-Februari

2012.

2. “n=14” tidak digunakan lagi dalam

penulisan jurnal

3. Penulisan frekuensi ditulis “f”

4. “usia diatas 60 tahun”

Menurut analisa penulis berdasarkan

keterangan tabel, usia yang paling banyak

adalah dibawah 60 tahun

5. “8 responden”, seharusnya yang

dituliskan adalah persentasi jumlah

responden.

Page 14: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

b. Pembahasan

Bagian ini kadang-kadang dijadikan satu dengan hasil penelitain, hal ini umumnya

dilakukan apabila peneliti ingin menyatukan hasil berupa data dan pembahasan sekaligus

atau jurnal menghendaki seperti itu. Penelitian kualitatif seringkali menggambungkan ke

dua hal ini. Cara apapun yang dipilih oleh penulis tidak dipersoalkan, yang paling penting

apakah dengan cara yang dipilih itu (menyatukan atau memisahkan) pembaca lebih

mudah mengikutinya atau tidak. Pada bagian ini, yang paling utama ditonjolkan adalah

membahas hasil utama yang diperoleh dan membandingkan dengan hasil-hasil atau apa

yang dipahami sebelumnya. Bisa saja banyak hasil yang diperoleh namun tentu hanya

dipilih hasil-hasil utama saja. Harus dikomentari apakah hasil yang diperoleh tersebut

14

Page 15: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

sudah selayaknya seperti itu atau masih banyak faktor lainnya yang mungkin memberi

pengaruh namun tidak sempat dikontrol dalam penelitian.

Pembahasan dilakukan juga dengan memperlihatkan mengapa terlihat hubungan

tersebut. Apakah secara fisiologis, hubungan itu bisa dijelaskan? Kalau itu sesuatu yang

bertentangan dengan pemahaman selama ini harus pula ada penjelasan mengapa

penelitian ini tidak sama dengan apa yang dipahami. Berbagai keterbatasan perlu

dikemukakan termasuk kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi karena desain

penelitian atau karena keterbatasan di lapangan.

Pada paragraf terakhir di bagian ini biasanya kita temukan kalimat yang

berhubungan dengan kesimpulan dan saran. Kalimat ini kadang dibuat tidak secara

eksplisit namun memberikan informasi kepada pembaca apa kesimpulan yang ditarik oleh

tim peneliti terhadap penelitian yang telah dilakukan.

Menurut analisa penulis, pada bagian pembahasan peneliti lebih banyak

membahas tentang komponen-komponen dari NaCl. Seharusnya peneliti lebih banyak

membahas tentang bagaimana prosesnya madu dapat mempengaruhi penyembuhan luka

karena di dalam penelitian ini yang lebih efektif untuk penyembuhan luka IKD adalah

kelompok yang menggunakan madu.

15

Untuk mengetahui apakah madu yang digunakan adalah alami atau

tidak dan apa kandungan airnya benar-benar dibawah 18%, harus dilakukan

uji laboratorium terlebih dahulu. tetapi, peneliti dalam penelitian ini

menggunakan kandungan madu yang resmi dan kandungan airnya telah diuji

yaitu sebesar 17%. Selain itu, bukan hanya madu saja yang yang

mempengaruhi penyembuhan luka. Besarnya luka, dalamnya luka, dan derajat

luka juga faktor penting dalam proses penyembuhan luka. Semakin kecil luka,

semakin dangkal luka, dan semakin kecil derajat luka maka luka akan capat

sembuh. Sebaliknya, bila luka semakin besar, semakin dalam dan semakin

besar derajat luka, maka dibutuhkan derajat luka yang paling lama untuk

membuat luka tersebut sembuh.

Page 16: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

Menurut analisa penulis, madu yang digunakan untuk penelitian merupakan

bagian isi dari metodologi penelitian dan tidak perlu dicantumkan lagi di pembahasan.

Seharusnya peneliti menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi peneyembuhan luka

saja.

Peneliti menyebutkan terdapat luka dengan grade 1 dan grade 2, tetapi

karakteristik ini tidak muncul di dalam hasil penelitian. Peneliti juga menyebutkan semua

responden memiliki perubahan luka yang baik, diantaranya adanya jaringan granulasi

baru, tidak ada reaksi inflamasi (peradangan) dan luka mengering. Peneliti telah

menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penyembuhan adalah derajat

atau grade luka itu sendiri. Namun, peneliti tidak menjelaskan perbedaan penyembuhan

luka pada responden dengan grade 1 dan grade 2 atau hubungan grade luka dengan status

penyembuhan luka pada responden.

Penulisan kata dalam karya ilmiah menggunakan Bahasa Indonesia yang baku.

Penulisan kata ataupun kalimat di dalam pembahasan ini banyak menggunakan bahasa

yang tidak baku serta mengandung makna yang rancu. Seharusnya peneliti lebih menilai

lagi penggunaan kata ataupun kalimat untuk penulisan karya ilmiah

16

Salah satu faktor yang mempengaruhi penyembuhan adalah derajat

atau great dari luka itu sendiri. Pada penelitian ini, semua responden memiliki

luka dengan grade 1 dan grade 2, ditandai dengan semua luka merupakan ulkus

superficial (grade 1), dan ada satu responden memiliki kedalaman luka 2 cm

(grade 2). Dan didapatkan hasil bahwa hari ke 7, semua responden memiliki

perubahan luka yang baik, diantaranya adanya jaringan granulasi baru, tidak

ada reaksi inflamasi (peradangan) dan luka mengering. Tetapi pada kelompok

pembanding ditemukan bahwa hampir semua luka tidak ada perubahan

diantaranya granulasi sangat lambat (baru nampak pada hari ke 5), banyak

sekali jaringan mati yang masih keras (seperti baal), dan masih adanya reaksi

inflamasi (peradangan) ditandai dengan adanya warna kemerahan pada luka.

Page 17: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

12. SIMPULAN

(Seharusnya ditulis Kesimpulan)

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian terdapat rentang skor keefektifan

penggunaan madu dan NaCl dalam pengobatan luka IKD. Rentang skor ini tidak ditampilkan

dalam jurnal ini sehingga pembaca tidak mengetahui bagaimana pengukuran keefektifan

penggunaan madu untuk penyembuhan luka IKD. Seharusnya peneliti menampilkan rentang

skor pengukuran keefektifan penggunaan madu dan NaCl.

Hasil akhir disimpulkan bahwa penggunaan madu alami (kandungan air kurang dari

18%) dan NaCl lebih efektif dibanding hanya menggunakan NaCl. Kalimat ini disebut

kalimat gantung karena tidak menyebutkan objek dari kalimat. Seharusnya peneliti

menyebutkan hasil akhir disimpulkan bahwa penggunaan madu alami (kandungan air kurang

dari 18%) dan NaCl lebih efektif dibanding hanya menggunakan NaCl untuk penyembuhan

luka Infeksi Kaki Diabetik (IKD).

17

Dari hasil analisis data sebanyak 7 responden pada kelompok pembanding

memiliki range skor 8-10 yang berarti tidak ada perubahan, sebaliknya

sebanyak 7 responden pada kelompok perlakuan memiliki range skor 10-14

yang berarti ada perubahan. Hasil analisis bivariat didapatkan hasil nilai

probabilitas sebesar 0,008 lebih kecil dibandingkan taraf signifikan 5% atau

0,05. Hasil akhir dapat disimpulkan bahwa penggunaan madu alami (kandungan

air kurang dari 18%) dan NaCl lebih efektif dibanding hanya menggunakan

NaCl.

Page 18: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

13. IMPLIKASI PENGGUNAAN HASIL PENELITIAN

18

Hammad (2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penggunaan madu pada luka diabetik juga memberikan pengaruh yang signifikan kepada peningkatan warna merah luka, penurunan pus pada luka, bau khas ganggren berkurang, penurunan rangsangan nyeri, serta peningkatan status vaskuler pada luka. Penelitian pembanding Januarsih & Atik (2008) menyebutkan bahwa Perawatan Luka Terbuka menggunakan madu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyembuhan luka. Penelitian Lisbet (2009) dan Haryanto (2010) menyatakan bahwa adanya perubahan yang baik pada pada luka pasca bedah dan luka bakar yang diberikan madu.

Aplikasi terapi alternatif dengan penggunaan gabungan madu dengan NaCl juga sangat membantu dalam perawatan luka apabila dapat dilakukan di Puskesmas Bangetayu dan Puskesmas Genuk Semarang dalam perawatan luka dengan grade yang berbeda.

Berdasarkan hasil wawancara dengan

Kepala Ruangan Kelas I Bedah tanggal 12

Maret 2013, penggunaan perawatan luka

fornier sepanjang 22 cm sehat dalam 21 hari

menggunakan madu lebih efektif

dibandingkan dengan penggunaan cairan

NaCl 0,9%.

Page 19: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

14. DAFTAR PUSTAKA

19

Ada dua sumber di pendahuluan dan satu sumber di pembahasan yang belum dimasukkan ke dalam daftar pustaka jurnal, sehingga dapat memberikan kerancuan sumber pada jurnal ini. Penulisan daftar pustaka dalam jurnal merupakan segala sumber baik pada pendahuluan hingga pembahasan yang terlibat didalam jurnal, dimasukkan kedalam daftar pustaka.

Page 20: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

20

Pembuatan daftar pustaka sangat bagus dan memenuhi APA Style.

Page 21: Bab II Telaah Jurnal kelompok B

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil telaah jurnal tentang efektifitas pengobatan madu alami terhadap

penyembuhan luka Infeksi Kaki Diabetik (IKD) (Studi Kasus di Puskesmas Bangetayu dan

Puskesmas Genuk Semarang) dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penulisan komponen jurnal sudah sesuai dengan kaidah penulisan jurnal, namun

dalam beberapa hal masih terdapat kekurangan-kekurangan diantaranya kurangnya

pemaparan tentang bagaimana proses madu dapat menyembuhkan luka serta banyak

penulisan isi jurnal ini yang menggunakan bahsa yang rancu dan tidak baku.

2. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa madu sangat efektif dalam

menyembuhkan luka khususnya pada luka Infeksi Kaki Diabetik (IKD). Penggunaan

madu dapat digunakan pada semua grade luka serta dapat digunakan pada jenis luka

infeksi lainnya selain luka Infeksi Kaki Diabetik (IKD).

B. SARAN

1. Pelayanan Kesehatan : RSUP. Dr. M. Djamil Padang

RSUP Dr.M.Djamil Padang, khusus nya pada Ruangan Bedah sebaiknya

menggunakan Madu Alami + NaCl dalam perawatan luka, baik pada perawatan luka

ganggren, pasca bedah serta untuk luka bakar sehingga mempersingkat lama hari

rawat, beban kerja perawat, biaya rawatan klien serta meningkatnya mutu pelayanan

RSUP Dr.M. Djamil Padang khususnya dalam perawatan luka.

2. Pendidikan Keperawatan

Bagi pendidikan keperawatan diharapkan dapat lebih mengkaji lagi tentang inovasi

perawatan luka khususnya tentang jenis luka yang dapat menggunakan perawatan

luka dengan madu atau dengan teknik perawatan luka modern lainnya.

21