telaah jurnal asma

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kajian kritis terhadap bukti sangat penting dilakukan untuk mengetahui isi setiap makalah atau jurnal. Dalam epidemiologi klinik, kemampuan mengkaji suatu penelitian sangat diperlukan karena ketidakmampuan dalam hal tersebut dapat menyebabkan salah persepsi terhadap hasil suatu penelitian. Telaah kritis jurnal merupakan hal yang sangat diperlukan sebelum informasi yang kita peroleh dari jurnal tersebut dapat kita terapkan karena tidak semua jurnal/makalah valid dapat diterima sebagai tambahan ilmu pengetahuan. Kami memilih jurnal dengan judul Fast Food Consumtion Quality Of Diet and Obesity Among Isfahanian Adolescent Girls dibuat dengan menggunakan metode population-based incident cross sectional study dengan menggunakan random kluster sistematik sampling, perlu kami telaah secara evidence based medicine sebelum diterima sebagai tambahan ilmu pengetahuan. Fast food atau makanan cepat saji adalah makanan yang pengolahan dan penyajiannya memakan waktu singkat, dan dapat disantap secara singkat pula. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu obesitas ringan kelebihan berat badan 20-40%, obesitas sedang kelebihan berat badan 41-100%, dan obesitas berat kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang 1

Upload: kimbummies-kakabieber-yukersimhotep

Post on 26-Oct-2015

370 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

barang unik

TRANSCRIPT

Page 1: Telaah Jurnal Asma

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kajian kritis terhadap bukti sangat penting dilakukan untuk mengetahui isi setiap

makalah atau jurnal. Dalam epidemiologi klinik, kemampuan mengkaji suatu penelitian sangat

diperlukan karena ketidakmampuan dalam hal tersebut dapat menyebabkan salah persepsi

terhadap hasil suatu penelitian. Telaah kritis jurnal merupakan hal yang sangat diperlukan

sebelum informasi yang kita peroleh dari jurnal tersebut dapat kita terapkan karena tidak semua

jurnal/makalah valid dapat diterima sebagai tambahan ilmu pengetahuan. Kami memilih jurnal

dengan judul Fast Food Consumtion Quality Of Diet and Obesity Among Isfahanian Adolescent

Girls dibuat dengan menggunakan metode population-based incident cross sectional study

dengan menggunakan random kluster sistematik sampling, perlu kami telaah secara evidence

based medicine sebelum diterima sebagai tambahan ilmu pengetahuan.

Fast food atau makanan cepat saji adalah makanan yang pengolahan dan penyajiannya

memakan waktu singkat, dan dapat disantap secara singkat pula. Obesitas adalah kelebihan berat

badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas digolongkan

menjadi 3 kelompok yaitu obesitas ringan  kelebihan berat badan 20-40%, obesitas

sedang kelebihan berat badan 41-100%, dan obesitas berat  kelebihan berat badan >100%

(Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk). Penyebab

obesitas itu sendiri dapat berasal dari faktor riwayat keluarga, faktor fikiran / psikis, dan juga

faktor lingkungan, pola makan yang berlebih, juga kurangnya berolahraga.

Agar jurnal berjudul Fast Food Consumtion Quality Of Diet and Obesity Among

Isfahanian Adolescent Girls yang dibuat dengan menggunakan metode population-based incident

cross sectional study dengan menggunakan random kluster sistematik sampling cukup valid,

maka perlu diketahui tentang desain penelitian yang digunakan, pengendalian bias, kemaknaan

statistik dan kemaknaan klinis dari hasil penelitian, konsistensi hubungan yang diteliti dengan

hasil penelitian di tempat lain, apakah faktor risiko mendahului kejadian penyakit dan pengaruh

tingkat paparan faktor risiko terhadap terjadinya penyakit.

Untuk melakukan telaah kritis terhadap suatu jurnal dibutuhkan pengetahuan tentang

metodologi dan biostatistik yang cukup baik serta pengetahuan mengenai evidence based

1

Page 2: Telaah Jurnal Asma

medicine, sehingga dapat diketahui apakah penelitian itu cukup valid dan dapat diterapkan secara

akademis maupun praktis.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah artikel jurnal berjudul “Fast Food Consumtion Quality Of Diet and Obesity

Among Isfahanian Adolescent Girls “ telah memenuhi kriteria sebagai sumber yang valid,

penting dan bisa diaplikasikan pada pasien menurut pedoman telaah kritis evidence based

medicine dan epidemiologi klinis?

1.3 Tujuan

Menentukan apakah artikel jurnal berjudul “Long-Term Prognosis for Childhood

Constipation: Clinical Outcomes in Adulthood “ telah memenuhi kriteria sebagai sumber

yang valid, penting dan bisa diaplikasikan pada pasien menurut pedoman telaah kritis

evidence based medicine dan epidemiologi klinis.

1.4 Manfaat

1. Memberikan informasi tentang layak tidaknya suatu hasil penelitian digunakan sebagai

rujukan.

2. Memberikan pengalaman pada penulis untuk meneliti kesesuaian sebuah jurnal dengan

pedoman telaah kritis evidence based medicine.

2

Page 3: Telaah Jurnal Asma

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Fast Food dan Obesitas

Fast food adalah: makanan yang

dapat disiapkan untuk pelayanan dan konsumsi yang menggunakan waktu sesingkat

mungkin dan makanan yang dapat dimakan secara cepat.

Obesitas atau kegemukan: mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi setiap orang.

Terkadang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan overweight, padahal

kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Obesitas adalah suatu kondisi

kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing- masing

melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara

overweight (kelebihan berat badan, kegemukan) adalah keadaan dimana BB seseorang

melebihi BB normal.

2.2. Hubungan Konsumsi Fast Food dan obesitas

Konsumsi makanan cepat saji dapat mempengaruhi kualitas diet dan meningkatkan resiko

obesitas karena tingginya kandungan lemak dan minimnya serat. Steander et.al (2007)

dalam Farhani (2010) menyebutkan sebuah studi di Amerika menemukan bahwa konsumsi

makanan cepat saji berhubungan positif dengan peningkatan berat badan Seseorang yang

mengonsumsi makanan cepat saji > 2 kali per minggu berat badannya meningkat 4,5 kg dan

104% meningkatkan resistensi insulin jika dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi

makanan cepat saji 1 kali per minggu (Rahmawati,2009) 

2.3. Artikel jurnal “Fast Food Consumtion Quality Of Diet and Obesity Among Isfahanian

Adolescent Girls”

“Konsumsi Makanan Cepat Saji, Kualitas Diet dan Obesitas pada Remaja Putri Isfahani”

3

Page 4: Telaah Jurnal Asma

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dan kualitas diet serta obesitas di kalangan anak perempuan Isfahani.

Metode Penelitian cross-sectional dilakukan antara 140 remaja Iran dipilih dengan menggunakan random kluster sistematik sampling. Intake makanan yang dinilai dengan menggunakan kuesioner frekuensi makanan divalidasi. Kualitas diet didefinisikan berdasarkan energi kepadatan dan rasio kecukupan gizi (Nars).

Hasil Individu dalam kuartil tertinggi dari asupan makanan cepat saji memiliki signifikan lebih rendah Nars untuk vitamin B1 (P = 0,008), fosfor (P = 0,0250), selenium (P <0,001) dan vitamin B2 (P = 0,012) dibandingkan dengan mereka dalam kuartil terendah. Mereka yang berada di kuartil atas asupan makanan cepat saji yang dikonsumsi lebih padat energi diet dibandingkan di bagian bawah kuartil (P = 0,022). Asupan tinggi makanan cepat secara signifikan terkait dengan kelebihan berat badan (atas kuartil: bawah 40% dibandingkan kuartil: 0%, P = 0,0001) dan obesitas (11,4% vs 2,9%, P = 0,0001).

Kesimpulan konsumsi makanan cepat saji dikaitkan dengan miskin diet berkualitas dan prevalensi tinggi kelebihan berat badan dan obesitas di kalangan remaja Isfahani. Data Calon diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.

Subjek dan Metode seratus empat puluh Mahasiswi Isfahanian berusia 11 sampai 13 tahun yang dipilih dengan menggunakan cluster sampling random sistematik. Di Penelitian ini kami pilih secara acak beberapa daerah fromamong semua daerah Isfahan. Kami mencoba untuk memasukkan berbagai daerah dengan status sosial ekonomi yang berbeda dalam penelitian ini. Kemudian beberapa sekolah yang dipilih secara acak daerah from selective. Daftar catatan siswa diperoleh dari masing-masing sekolah dan siswa dipilih secara acak menurut program sequencing berbasis komputer acak.

Penilaian Diet, asupan makanan biasa dievaluasi oleh self-administered FFQ semikuantitatif yang termasuk 53 item makanan. FFQ tersebut berisi 8 item makanan cepat dan ditutupi intake makanan selama tahun lalu. Kehandalan ini FFQ semikuantitatif dievaluasi dalam dipilih secara acak subkelompok 92 remaja dengan membandingkan konsumsi gizi dipastikan oleh tanggapan FFQ 2 kali. Korelasi koefisien untuk pengulangan dari roti putih, pizza, kentang goreng, dan daging merah adalah 0,60, 0,59, 0,55, dan 0,57, masing-masing. The FFQ juga memiliki keandalan yang tinggi untuk nutrisi. Sebagai contoh, koefisien korelasi adalah 0,61 untuk protein, 0,60 untuk riboflavin, 0,61 untuk selenium, 0.53 untuk sodium, 0,64 untuk asupan energi, dan 0,63 untuk makanan lemak. Perbandingan validitas ditentukan dengan perbandingan nilai-nilai yang dihasilkan dari FFQ dengan intake diperkirakan dari rata-rata dari tiga 24-h catatan makanan (satu untuk akhir pekan dan dua untuk hari Minggu).

Penilaian antropometrik, tinggi diukur dengan terdekat 1 cm oleh meter dalam posisi berdiri di dekat dinding, kaki dirapatkan, sepatu dilepas dan empat titik-titik tubuh dihubungkan (bahu, pinggul, tumit, dan kepala) ke dinding. Berat badan diukur dengan 0,1 kg terdekat dengan standar skala ringan-berpakaian dan tidak ada-sepatu-menggunakan

4

Page 5: Telaah Jurnal Asma

subyek. Lingkar pinggang diukur sampai 0,1 cm terdekat dengan sebuah rekaman inelastis, bersinggungan dengan kulit, dan tanpa tekanan apapun. Pengukuran ini dilakukan dalam ketebalan sempit, setelah pernafasan yang normal dan dengan otot perut rileks. Di posisi berdiri dan kaki dipasangkan, pinggul terluas diagonal yang diukur. Perhitungan indeks massa tubuh dilakukan sebagai berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter. Kegemukan dan obesitas didefinisikan berdasarkan Dunia pedoman Organisasi Kesehatan sebagai BMI = 85-95 persentil dan> 95, masing-masing.

Penilaian Faktor lain. data informasi umum termasuk usia, jenis kelamin, riwayat penyakit, dan obat-obatan yang berbeda penggunaan dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Itu peserta diminta untuk menuliskan kegiatan mereka dan durasi dari setiap kegiatan dalam waktu 3 hari dalam seminggu (dua hari kerja dan satu hari libur). Kemudian rata-rata aktivitas fisik adalah dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

Dimana PA means adalah rata-rata aktivitas fisik, Time activity adalah total waktu (h) dari masing-masing kegiatan dalam waktu 3 hari (72 jam), dan MET adalah setara metabolik diekstrak dari referensi table.

Analisis statistik, menggunakan Ahli Gizi IV untuk menganalisis asupan makanan. SPSS software (Versi 12) yang digunakan untuk melakukan analisis statistik. Distribusi normal dievaluasi dengan Kolmogorov-Smirnov Uji grafik, histogram, dan p-p grafik plot. Konsumsi makanan cepat saji dilaporkan dalam kuartil. Memotong poin untuk kuartil makanan cepat saji adalah 1: <51,8, 2nd: 51.9- 100,7, 3: 100,8-214,9, 4:> 215 g / minggu. Chi-square test digunakan untuk mengevaluasi prevalensi kelebihan berat badan, obesitas, dan perut obesitas di kuartil makanan cepat saji. Untuk membandingkan variasi variabel

5

Page 6: Telaah Jurnal Asma

kontinyu di seluruh kuartil asupan makanan cepat saji, kami menggunakan analisis kovarians (ANCOVA) yang telah disesuaikan dengan asupan energi. Kemudian diperkirakan berarti marjinal dikumpulkan sebagai energi disesuaikan. Korelasi parsial digunakan untuk menilai asosiasi antara asupan makanan cepat saji, tekanan darah, dan pengukuran antropometri.

Hasil, demografi karakteristik remaja di seluruh kuartil konsumsi makanan cepat saji yang ditunjukkan pada Tabel 1. Sana ada perbedaan yang signifikan dalam usia, tinggi badan, aktivitas fisik, dan perut obesitas antara kuartil konsumsi makanan cepat saji. Prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas adalah lebih tinggi pada kuartil atas asupan makanan cepat saji.

Tabel 2 menunjukkan energi disesuaikan (kecuali untuk asupan energi) distribusi asupan nutrisi seluruh kuartil konsumsi makanan cepat saji. Mereka yang berada di kuartil tertinggi Konsumsi makanan cepat saji memiliki asupan energi yang lebih banyak dan dikonsumsi lebih jumlah protein, karbohidrat, lemak lemak, jenuh asam, dan vitamin C. Tidak ada perbedaan yang signifikan tentang asupan gizi lainnya di kuartil makanan cepat saji asupan.

6

Page 7: Telaah Jurnal Asma

Tabel 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu-individu dalam kuartil tertinggi asupan makanan cepat saji memiliki signifikan lebih rendah Nars untuk vitamin B1, fosfor, selenium, dan vitamin B2 (P = 0,008, P = 0,025, P <0,001, P = 0,012 resp.) Dan NAR tinggi vitamin C (P = 0,018). Tidak ada yang signifikan hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dan lainnya Nars.

Gambar 1. Kepadatan energi dalam kuartil atas asupan makanan cepat saji secara signifikan lebih tinggi daripada kuartil lebih rendah (P = 0,022). Korelasi antara BMI, lingkar pinggang, dan konsumsi makanan cepat saji yang ditunjukkan pada Gambar 2. Dalam minyak mentah model (model 1), terdapat hubungan positif yang signifikan antara lingkar BMI / pinggang dan

7

Page 8: Telaah Jurnal Asma

asupan makanan cepat saji (P = 0,01 untuk keduanya). Meskipun energi penyesuaian (model 2) dilemahkan koefisien korelasi, korelasi tetap signifikan secara statistik. Lingkar rata-rata BMI dan pinggang di fast kuartil makanan ditunjukkan pada Tabel 4. Mereka yang berada di tertinggi kuartil asupan makanan cepat saji memiliki lingkar pinggang yang lebih tinggi BMI dan dalam model mentah (model 1) (P = 0,001 untuk keduanya). Meskipun hubungan antara lingkar pinggang dan konsumsi makanan cepat saji yang menghilang setelah penyesuaian energi (model 2) (P = 0,103), hubungan antara BMI dan asupan makanan cepat saji yang sedikit signifikan (P = 0.058).

Diskusi, hasil dari penelitian ini, yang dilakukan di antara Remaja Iran, menunjukkan hubungan yang signifikan antara Konsumsi makanan cepat saji dan BMI yang lebih tinggi dan lingkar pinggang. Hubungan antara asupan beberapa nutrisi seperti sebagai protein, karbohidrat, SFA, dan vitamin C dan makanan cepat saji Konsumsi juga signifikan. Menurut hasil, Nars untuk vitamin B1, fosfor, selenium, dan vitamin B2 lebih rendah di antara mereka dalam kuartil tertinggi makanan cepat saji dibandingkan dengan konsumsi kuartil terendah. Remaja dalam kuartil tertinggi dari asupan makanan cepat saji memiliki diet tertinggi kepadatan energi. Konsep umum dari makanan cepat saji mungkin berbeda di Iran dibandingkan dengan negara-negara barat. Beberapa makanan cepat Iran mungkin mirip dengan makanan AS cepat seperti hamburger, tetapi yang lain mungkin berbeda. Sosis, calbas, hamburger, dan pizza yang makanan yang paling populer di kalangan cepat dikonsumsi Iran. Dalam penelitian ini, konsumen makanan cepat saji memiliki BMI lebih tinggi dan lingkar pinggang yang lebih tinggi. Meskipun Schr¨oder et al. menarik kesimpulan yang sama untuk hubungan antara cepat konsumsi makanan dan BMI, penelitian ini dilakukan pada remaja putri tetapi populasi penelitian mereka di Schr¨oder et al. adalah subyek Spanyol berusia 25-74 tahun.Relevansi antara kualitas diet dan konsumsi makanan cepat saji dievaluasi dalam studi saat ini oleh beberapa indeks. Distribusi energi disesuaikan nutrisi di kuartil konsumsi makanan cepat saji menunjukkan bahwa remaja dalam kuartil tertinggi dikonsumsi lebih banyak lagi protein, karbohidrat, lemak, asam lemak jenuh, dan vitamin C. Sebelumnya Penelitian telah diilustrasikan bahwa kandungan asam lemak jenuh dari Makanan cepat saji Iran tinggi. Data terakhir menunjukkan bahwa lebih Konsumsi makanan cepat saji terkait dengan lemak yang lebih tinggi dan diproses daging asupan. Kepadatan energi dari makanan cepat dapat menjelaskan korelasi ini. Kepadatan energi dari makanan cepat saji lebih tinggi dari kepadatan energi yang dianjurkan dalam pola makan yang sehat (1100 kJ/100 g vs 525 g kJ/100). Satu studi menyarankan bahwa kita harus memilih makanan cepat sehat dengan energi yang lebih rendah, lemak konten, dan kepadatan energi daripada cepat tradisional makanan. Rendah energi padat diet seperti diet tinggi serat bisa mengurangi lingkar pinggang dan berat badan. Namun, berenergi tinggi diet padat bisa meningkatkan prevalensi obesitas dan adipositas perut. Hasil ini dipengaruhi oleh beberapa keterbatasan. Disebabkan oleh cross-sectional sifat hubungan, studi ini kausal tidak bisa disimpulkan. Jadi, studi-studi prospektif harus dijalankan pada populasi untuk data yang lebih dapat diandalkan.

8

Page 9: Telaah Jurnal Asma

Kesimpulan, ada hubungan antara konsumsi makanan cepat saji, diet berkualitas dan indeks obesitas pada remaja Iran.

9

Page 10: Telaah Jurnal Asma

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Telaah Jurnal

Judul : Fast Food Consumption, Quality of Diet, and Obesity among Isfahanian Adolescent Girls

Penulis : 1Food Security Research Center, Isfahan University of Medical Sciences, Isfahan, Iran

2Department of Community Nutrition, School of Nutrition and Food Science, Isfahan University of Medical Sciences, Isfahan,

Iran

Tujuan Penelitian

: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dan kualitas diet serta obesitas di

kalangan anak perempuan Isfahani.

Metode Penelitian

: Penelitian cross-sectional dilakukan antara 140 remaja Iran dipilih dengan menggunakan random kluster sistematik sampling. Intake makanan yang dinilai dengan menggunakan kuesioner frekuensi makanan divalidasi.

Hasil Penelitian

: Individu dalam kuartil tertinggi dari asupan makanan cepat saji memiliki signifikan lebih rendah Nars untuk vitamin B1 (P = 0,008), fosfor (P = 0,0250), selenium (P <0,001) dan vitamin B2 (P = 0,012) dibandingkan dengan mereka dalam kuartil terendah. Mereka yang berada di kuartil atas asupan makanan cepat saji yang dikonsumsi lebih padat energi diet dibandingkan di bagian bawah kuartil (P = 0,022). Asupan tinggi makanan cepat secara signifikan terkait dengan kelebihan berat badan (atas kuartil: bawah 40% dibandingkan kuartil: 0%, P = 0,0001) dan obesitas (11,4% vs 2,9%, P = 0,0001).

Kesimpulan : Konsumsi makanan cepat saji dikaitkan dengan diet yang tidak berkualitas dan prevalensi tinggi kelebihan berat badan dan obesitas di kalangan remaja Isfahani.

Analisis Statistik

: Kami menggunakan Ahli Gizi IV untuk menganalisis asupan makanan. SPSS software (Versi 12) yang digunakan untuk melakukan analisis statistik. Distribusi normal dievaluasi dengan Kolmogorov-Smirnov Uji grafik, histogram, dan p-p grafik plot.

10

Page 11: Telaah Jurnal Asma

Konsumsi makanan cepat saji dilaporkan dalam kuartil. Memotong poin untuk kuartil makanan cepat saji adalah 1: <51,8, 2nd: 51.9- 100,7, 3: 100,8-214,9, 4:> 215 g / minggu. Chi-square test digunakan untuk mengevaluasi prevalensi kelebihan berat badan, obesitas, dan perut obesitas di kuartil makanan cepat saji. Untuk membandingkan variasi variabel kontinyu di seluruh kuartil asupan makanan cepat saji, kami menggunakan analisis kovarians (ANCOVA) yang telah disesuaikan dengan asupan energi. Kemudian diperkirakan berarti marjinal dikumpulkan sebagai energi disesuaikan berarti. Korelasi parsial digunakan untuk menilai asosiasi antara asupan makanan cepat saji, tekanan darah, dan antropometri pengukuran. Asupan energi telah disesuaikan dalam model.

3.2 Telaah Kritis Struktur dan Kelengkapan Isi Makalah Ilmiah

Berikut ini disajikan pembahasan tentang telaah kritis jurnal, ditinjau dari struktur dan

kelengkapan isi makalahnya, yang kami sajikan dalam bentuk tabel:4

No Aspek Ya Tidak Tidak

Relevan

Judul Makalah

1 Tidak terlalu panjang atau terlalu pendek

2 Menggambarkan isi utama penelitian

3 Cukup menarik

4 Tanpa singkatan selain yang baku

Pengarang dan institusi

5 Nama-nama dituliskan sesuai dengan aturan jurnal

Abstrak

11

Page 12: Telaah Jurnal Asma

6 Abstrak satu paragraf atau tersusun

7 Mencakup komponen IMRAD

8 Secara keseluruhan informative

9 Tanpa singkatan selain yang baku

10 Kurang dari 250 kata

Pendahuluan

11 Terdiri dari dua paragraf atau dua bagian

12 Paragraf pertama mengemukakan alasan dilakukan penelitian

13 Paragraf kedua menyatakan hipotesis atau tujuan penelitian

14 Didukung oleh pustaka yang relevan

15 Kurang dari satu halaman

Metode

16 Disebutkan design penelitian

17 Disebutkan populasi sumber atau populasi terjangkau

18 Dijelaskan kriteria inklusi dan eksklusi

19 Disebutkan cara pemilihan subyek ( tehnik sampling )

20 Disebutkan perkiraan besar sampel beserta alasannya

21 Besar sampel dihitung dengan rumus yang sesuai

22 Komponen-komponen rumus besar sampel masuk akal

23 Observasi, pengukuran, serta intervensi dirinci sehingga orang lain dapat mengulanginya

24 Ditulis rujukan bila tehnik pengukuran tidak terinci

25 Pengukuran dilakukan dengan cara tersamar

12

Page 13: Telaah Jurnal Asma

26 Dilakukan uji keandalan pengukuran ( kappa )

27 Definisi istilah dan variabel penting dikemukakan

28 Ethical clearance diperoleh

29 Persetujuan subyek diperoleh

30 Disebut rencana analisis, batas kemaknaan dan power penelitian

31 Disebutkan program komputer yang dipakai

Hasil

32 Disertakan tabel karakteristik subyek penelitian

33 Pada studi intervensi karakteristik sebelum intervensi dibandingkan kesetaraannya

34 Tidak dilakukan uji hipotesis untuk kesetaraan tersebut

35 Disebutkan jumlah subyek yang diteliti

36 Dijelaskan subyek yang drop out dengan alasannya

37 Ketepatan numeric dinyatakan dengan benar

38 Penulisan tabel dilakukan dengan tepat

39 Tabel dan ilustrasi informatif dan memang diperlukan

40 Tidak semua hasil dalam tabel disebutkan pada naskah

41 Semua outcome yang penting disebutkan dalam hasil

42 Subyek yang drop out diikutkan dalam analisis

43 Analisis dilakukan dengan uji yang sesuai

44 Ditulis hasil uji statitstik, degree of freedom dan nilai p

45 Tidak dilakukan analisis yang semula tidak direncanakan

46 Disertakan interval kepercayaan

13

Page 14: Telaah Jurnal Asma

47 Dalam hasil tidak disertakan komentar dan pendapat

Diskusi

48 Semua hal yang relevan dibahas

49 Tidak sering diulang hal yang dikemukakan pada hasil

50 Dibahas keterbatasan penelitian dan kemungkinan dampaknya terhadap hasil

51 Disebut penyimpangan dari protokol dan dampaknya pada hasil

52 Diskusi dihubungkan dengan pertanyaan penelitian

53 Dibahas hubungan hasil dengan teori atau penelitian terdahulu

54 Dibahas hubungan hasil dengan praktek klinis

55 Efek samping dikemukakan dan dibahas

56 Disebutkan hasil tambahan selama observasi

57 Hasil tambahan tersebut tidak dianalisis secara statistic

58 Disertakan kesimpulan utama penelitian

59 Kesimpulan didasarkan pada data penelitian

60 Kesimpulan tersebut sahih

61 Disebutkan generalisasi hasil penelitian

62 Disertakan saran penelitian selanjutnya

Ucapan Terima Kasih

63 Ucapan terimakasih ditujukan pada orang yang tepat

64 Ucapan terimakasih dinyatakan secara wajar

Daftar Pustaka

65 Daftar pustaka disusun sesuai dengan aturan jurnal

14

Page 15: Telaah Jurnal Asma

66 Semua yang tertulis pada daftar pustaka sesuai sitasi pada nas dan sebaliknya

67 Keseluruhan makalah ditulis dengan bahasa yang baik dan benar, lancar, enak dibaca, infornatif, hemat kata dan efektif

68 Makalah ditulis dengan taat azas

3.3 Telaah Kritis Jurnal dari Sudut Pandang Epidemiologi Klinis

Berikut ini disajikan pembahasan tentang telaah kritis jurnal prognostik dari sudut pandang

epidemiologi klinis, yang disajikan dalam bentuk tabel:

No Petunjuk Komentar

1 Apakah desain

studi yang

digunakan cukup

kuat?

Tidak cukup kuat.

Studi cross sectional merupakan salah satu bentuk studi observasional (non eksperimental) yang paling sering dilakukan. Studi cross sectional merupakan salah satu studi observasional untuk menentukan hubungan anatara faktor resiko dan penyakit. Pada jurnal ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi makanan cepat saji, kualitas diet dan obesitas pada remaja putri.

Setiap desain studi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, demikian pula dengan cross sectional, kekurangan studi ini antara lain;

Membutuhkan subjek yang cukup banyak Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens,

maupun prognosis Dapat terjadi bias

2. Apakah penilaian

paparan dan

keluaran bebas

dari bias?

Tidak

Bias merupakan hal yang harus mendapat perhatian khusus pada studi observasional. Usaha meminimalkan bias dapat menjaga validitas internal, sehingga kesimpulan yang diperoleh akan cukup kuat. Ada beberapa titik kemungkinan bias pada studi cross sectional yaitu bias prevalens atau bias insidens karena efek suatu faktor risiko selama periode tertentu.

3. Apakah ada hubungan yang

bermakna secara

Individu dalam kuartil tertinggi dari asupan makanan cepat saji memiliki signifikan lebih rendah Nars untuk vitamin B1 (P = 0,008), fosfor (P = 0,0250), selenium (P <0,001) dan vitamin B2 (P = 0,012) dibandingkan dengan mereka dalam

15

Page 16: Telaah Jurnal Asma

statistik?

Ada

kuartil terendah. Mereka yang berada di kuartil atas asupan makanan cepat saji yang dikonsumsi lebih padat energi diet dibandingkan di bagian bawah kuartil (P = 0,022). Asupan tinggi makanan cepat secara signifikan terkait dengan kelebihan berat badan (atas kuartil: bawah 40% dibandingkan kuartil: 0%, P = 0,0001) dan obesitas (11,4% vs 2,9%, P = 0,0001).

4 Apakah hubungan yang diteliti konsisten

dengan penelitian yang lain ?

Ada

Penelitian yang dilakukan oleh Schorder, 2007 menuunjukkan adanya hubungan konsumsi fast food dan BMI pada orang spanyol berusia 25-74 tahun, penelitian lain M. A. Pereira. 2005 menunjukkan adanya hubungan positif antara makanan cepat saji dan BMI dengan studi cross sectional maupun longitudinal analisis pada dewasa muda.

5 Apakah penilaiannya

dilakukan secara blind ?

Tidak

Pada jurnal ini tidak dilakukan secara blind,  Idealnya penilaian dilakukan secara blind untuk menghindari adanya diagnostic suspencion bias, dan expectation bias.

3.4 Telaah Kritis Jurnal dari Sudut Pandang Evidence Based-Practice Workbook

Langkah 1: PICO

Patient : 140 siswi Iran berusia 11- 13 tahun

Indicator : konsumsi makanan cepat saji

Comparison : tidak konsumsi makanan cepat saji

Outcome : kualitas diet dan obesitas pada anak remaja perempuan

Clinical query : Apakah siswi berusia 11-13 tahun akan mengalami gangguan diet dan obesitas

jika menkomsumsi makanan cepat saji?what is the purpose of the study?

16

Page 17: Telaah Jurnal Asma

Untuk mengetahui hubungan antara konsumsi makanan cepat saji, kualitas diet dan obesitas pada

siswa berusia 11-13 tahun.

which primary study type would give the highest quality evidence to answer the question?

Randomized Clinical Trial (RCT)

Which is the best study type is also feasible?

Cohort Prospective

What is the study type used?

Cross sectional Study

Langkah 2: Internal Validity

Recruitment

Apakah Subyek penelitian cukup representatif?

Ya, subyek pada penelitian ini representatif. Sampel diambil sebanyak 140 siswa dari

sekolah yang berbeda secara acak dengan status sosioekonomi yang berbeda, semua siswa yang

memenuhi syarat masuk dalam studi ini kecuali mereka berada pada diet tertentu.

Allocation/Adjustment

Ya, karena penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Pada penelitian,

pengambilan sampel dilakukan secara kluster sampling random sistematik.

Maintenance

Ya, karena dalam penelitian ini diberikan kuesioner untuk diisi.

Measurement

Tidak ada blind dalam penelitian ini.

BAB IV

17

Page 18: Telaah Jurnal Asma

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN Jurnal “Fast Food Comsumption, Quality of Diet, and Obesity among Isfahanian

Adolescent Girls” kurang sesuai dengan pedoman epidemiologi klinik.

Jurnal “Fast Food Comsumption, Quality of Diet, and Obesity among Isfahanian

Adolescent Girls” dapat dipengaruhi oleh bias yang ada di dalam penelitian.

4.2 SARANWilayah pengumpulan data sebaiknya lebih diperjelas, agar penelitian menghasilkan estimasi

langsung dari faktor resiko, maka penelitian mengenai hubungan merokok dengan kejadian

asma dilakukan dengan desain yang lebih kuat.

Pemilihan sampel sebaiknya lebih spesifik lagi dan dibagi menjadi usia remaja muda dan

usia remaja penuh.

18

Page 19: Telaah Jurnal Asma

DAFTAR PUSTAKA

1. Chandra, Budiman. 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan, EGC, Jakarta.

2. Rahmawati, N. 2009. Aktifitas Fisik Konusmsi Makanan Cepat saji (Fast Food) dan

Keterpaparan Faktor – faktor Lain yang berhubungan dengan Obesitas pada Siswa Sd

Islam Alazhar 1 Jakarta Selatan, Skripsi, Jurusan Program Kesehatan Masyarakat UI

3. Mohammad Hossein Rouhani et al 2012. Fast Food Consumption, Quality of Diet, and

Obesity among Isfahanian Adolescent Girls.

(http://www.hindawi.com/journals/jobes/2012/597924/ diakses 21 Desember 2012)

19