(teks, konteks dan diskursus pluralisme agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/bab i , vi,...

99
YAHUDI DALAM AL-QUR'AN (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama) Oleh Zulkarnaini NIM.983097 PPs 'H os- L ).. \ MfLl :J_QDS DISERTASI Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Agama Islam YOGYAKARTA 2004

Upload: ngonhu

Post on 04-Apr-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

YAHUDI DALAM AL-QUR'AN (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)

Oleh

Zulkarnaini NIM.983097

ooooo~s- PPs 'H os-L ).. \ MfLl :J_QDS

DISERTASI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Agama Islam

YOGYAKARTA 2004

Page 2: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

YAHUDI DALAM AL-QUR'AN (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)

Oleh

Drs. Zulkarnaini, M.A. NIM.983097

Promotor:

Prof. Dr. H. Burhanuddin Daja Dr. Hj. Alef Theria Wasim, M.A.

DISERTASI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Agama Islam

YOGYAKARTA 2004

Page 3: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

Dengan ini, saya:

Nama

NIM

Jenjang

PERNYATAAN KEASLIAN

: Drs. Zulkarnaini, M.A.

:983097

:Doktor

menyatakan bahwa disertasi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitianlkarya saya

sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbemya.

Y ogyakarta, Saya yang menyatakan,

Drs. Zulkarnaini, M.A.

11

Page 4: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

Dengan ini, saya:

Nama

NIM

Jenjang

PERNYATAAN KEASLIAN

: Drs. Zulkarnaini, M.A.

: 983097

:Doktor

menyatakan bahwa disertasi ini secara keseluruhan adalah basil penelitian/karya saya

sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk: sumbemya.

Y ogyakarta, Saya yang menyatakan,

METERA4 ~ iN v\-J-J.~ ? .ENAM RIBURUPfAH -

Drs. Zulkarnaini, M.A.

11

Page 5: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

DEPARTEMEN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALDAGA YOGYAKARTA

PENGESAHAN

DISERTASibetjudui: YAHUDIDALAMAL-QUR'AN

Ditulis oleh

NIM

(Teks, Konteks, dan Diskursus P1ura1isme Agama)

: Drs. Zulkarnaini, M.A

: 983097/ S3

Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Doktor dalam nmu Agama Islam

Page 6: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

Ditulis oleh

NIM

DEPARTEMEN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

DEWAN PENGUJI UJIAN TERBUKA I PROMOSI

: Drs. Zulkamani, M.A

:983097 I S3

DISERTASiberjudul: YAHUDIDALAMAL-QUR'AN (Teks, Konteks, dan Diskursus Pluralisme Agama)

Ketua

Sekretaris

Anggota

Prof Dr. H.M. Amin Abdullah

Prof Drs. H. Akh. Minhaji, M.A., Ph.D.

1. Prof Dr. H. Burhanuddin Daja ( Promotor I Anggota Penguji )

2. Dr. Hj. AlefTheria Wasim, M.A. ( Promotor I Anggota Penguji )

3. Prof Dr. H. Machasin, M.A. ( Anggota Penguji )

4. Prof Dr. H. Syamsul Anwar, M.A. ( Anggota Penguji )

5. Dr. Haryatmoko, Ph.D. ( Anggota Penguji )

6. Pdt. Prof Emanuel Gerrit Singgih, Ph.D. ( Anggota Penguji)

Diuji di Yogyakarta pada tanggal 14 Mei 2005

Pukul 13.00 s.d 15.00 WIB

Hasil/ Nilai ........................ .

Predikat : Memuaskan I Sangat memuaskan I Dengan Pujian *

*) Coret yang tidak sesuai

(

(

(

(

(

(

(

(

Page 7: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

Promotor

Promotor

C:\D:na\S3\nul:l dinas'.TI'Ik.nf

l>El'ARTEMEN A<iAMA

t:NI\.ERSITAS ISI.,\1\t N•:c;•:Rt Sl'NAS 1\.-\I.I.IA<;,\

JlROGRAM PASCASAIUANA

Prof Dr. H. Burhanuddin Daja

Dr. Hj. Alef Theria Wasim, M.A.

v

~ )

)

Page 8: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

BABI PENDAHULUAN

FUTURE historians, it has been said, will look back upon the twentieth century not primarily for its scientific achievements but as the century of the coming-together of peoples, when all mankind for the first time became one

. 1 commumty.

A. Latar Belakang Masalah

Abad 20, terlebih menjelang abad 21, ditandai oleh mulai munculnya

kesadaran umat manusia tentang adanya kesatuan global, yakni adanya

ketergantungan satu umat dengan lainnya dan keperluan akan saling memahami serta

memberi respek antara sesama manusia, meski memiliki pandangan atau ideologi

berbeda. Sekat-sekat budaya, agama dan nasionalitas mulai runtuh - sebuah

fenomena yang sebelumnya tidak pemah terbayangkan, baik oleh tukang ramal atau

para ilmuwan. Persoalan pluralisme agama mulai mencuat ke permukaan dan

dibicarakan secara serius oleh berbagai kalangan, termasuk agamawan sendiri. Jika

sebelumnya perbedaan agama acap kali mengantarkan para pemeluk agama yang

satu memusuhi pemeluk agama yang lain dan bahkan saling menumpahkan darah,

maka di zaman yang disebut "global" ini mereka niscaya dituntut untuk saling

menghargai dan menghormati, sebab jika tidak maka dikhawatirkan destruksi dan

1Wil:fred Cantwell Smith, "Comparative Religion: Whither-and Why?", dalam Mircea Eliade and Joseph M. Kitagawa (ed.), The History of Religions: Essays in Methodology, (Chicago: The University of Chicago Press, 1959), 33.

1

Page 9: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

2

malapetaka akan semakin menjadikan dunia ini bagai neraka. Dunia sudah sangat

fragile: mudah dibangun; lebih mudah lagi dihancurkan. Namun demikian,

membangun kesadaran diri dan menempatkan diri secara proporsional di tengah­

tengah globalisme peradaban dunia tidaklah mudah. Diperlukan banyak energi untuk

usaha tersebut dan diperlukan usaha keras setiap pemeluk agama untuk sukses

mengukuhkan diri sebagai bagian dari umat manusia yang rindu akan persaudaraan

dan perdamaian.

Akhir-akhir ini, dalam konteks dan harapan idealitas kehidupan seperti

tersebut di atas, hubungan Yahudi-Muslim temyata semakin ditantang oleh berbagai

persoalan politik dan ideologi. Perebutan wilayah geografis dan kekuasaan politik di

Timur Tengah, yang melibatkan berbagai kepentingan intemasional, telah

memainkan peran penting dalam menumbuhkan kesan semakin negatif pada masing­

masing pihak terhadap pihak lain dan bahkan telah merambat ke dalam pikiran dan

suasana hati banyak orang di dunia ini, baik Y ahudi maupun Muslim, akibat dari

provokasi dan ketakutan (fear) yang ditiupkan ke dalam jiwa kebanyakan orang

awam secara tidak henti-hentinya oleh mereka yang terlalu berambisi dan ingin

menang sendiri. Akibatnya, agama dan kekerasan seolah-olah tidak dapat lagi

dipisahkan; kemerdekaan telah diartikan sebagai kemampuan mengalahkan dan

menundukkan lawan. Pada saat-saat agama telah dijadikan alat untuk kepentingan­

kepentingan tertentu, maka tidak ada jalan bagi seseorang untuk "membebaskan diri"

dari kemelut tersebut melainkan dengan cara mengklarifikasi pemahamannya

terhadap agama itu sendiri. Upaya memberikan klarifikasi inilah yang merupakan

titik keresahan awal yang mendorong penulis melakukan studi ini.

Page 10: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

3

Agama adalah wilayah perbincangan yang amat luas. Karena itu studi ini

dibatasi pada kajian ayat-ayat al-Qur'an tentang Yahudi? Dengan kata lain, dapat

dijelaskan bahwa wilayah "garapan" yang dipergunakan untuk tulisan ini adalah

studi al-Qur'an, dengan mengangkat salah satu sisi pandang kitab suci tersebut

tentang sebuah komunitas yang mungkin dapat dikatakan unik3 dalam sejarah umat

manusia, yaitu Yahudi.

Sebagai sebuah teks - seperti teks-teks lainnya juga - Kitab Suci al-Qur' an

memiliki sifat-sifat kesejarahan dan kebudayaan tersendiri yang khas. Kekhususan

a tau keunikan al-Qur' an terletak pada kenyataan bahwa ia adalah teks yang aktif

merespons sejarah, budaya dan realitas lingkungan masyarakatnya. Diturunkan di

tengah-tengah masyarakat jahiliah dan kaum Ahli Kitab (Ahl al-Kitiib ), al-Qur' an

bersikap kritis dan juga korektif terhadap berbagai gagasan dan konsep-konsep

tradisional yang dianggap melanggar garis-garis kebenaran dan keadilan primordial

yang telah digariskan Tuhan. Sekurang-kurangnya ada tiga umat yang dihadapi al-

Qur'an pada saat ia diturunkan, yaitu kaum penyembah berhala, orang-orang Yahudi

2Y almdi yang dimaksudkan di sini ad.alah umat Y ahudi dalam pengertian luas, termasuk Bani Israil serta tradisi dan ajaran yang mereka anut.

3 Al-Qur'an menyebut bangsa Yahudi sebagai umat pilihan (Q.S. al-Dukhan: 32). Namun ulama Islam umumnya menafsirkan ayat ini dengan mengatakan bahwa mereka (bangsa Y ahudillsrael) ad.alah umat pilihan pada zamannya. Maksudnya, sekarang mereka bukan umat pilihan lagi, sebab "zaman Y ahudi" telah berlalu, sedangkan sekarang ad.alah "zaman Islam." J adi yang dianggap umat pilihan sekarang ad.alah kaum Muslim. Pencermatan terhadap pandangan tersebut memperlihatkan adanya bias kultural di dalamnya. Dalam kenyataannya, sampai sekarang Y ahudi masih eksis dan merupakan bangsa yang diperhitungkan, baik dalam bidang ekonomi maupun ilmu pengetahuan. Lagi pula, sesungguhnya peradaban tidak dapat dibatasi dengan garis-garis geografis dan sejarah. Istilah "zaman Y ahudi" dan "zaman Islam" dapat membingungkan, tidak jauh berbeda dari istilah "negara Yahudi" dan "negara Islam"; yang terakhir·ini terkait dengan politik. Politik atau kekuasaan juga sering "mengacaukan." Barangkali akan lebih tepat jika mufassir (ulama Islam) memberikan penjelasan lain yang lebih mengacu pada prinsip-prinsip universal.

Page 11: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

4

dan orang-orang Nasrani/Masehi. Semua kelompok ini telah memiliki konsep-konsep

keagamaan yang mapan, sehingga al-Qur'an bersikap sangat hati-hati, namun juga

sangat tegas, dalam menghadapi mereka. Banyak tradisi Arab sebelum Islam yang

diadopsi al-Qur'an dengan memberikan beberapa modifikasi, seperti perkawinan,

tata krama dalam kehidupan sosial dan sistem peribadatan di sekitar Tanah Haram.

Di samping itu ada juga kritik-kritik yang dilancarkan secara evolutif, seperti yang

berkaitan dengan larangan mengkonsumsikan khamr. Kritik yang berkaitan dengan

konsep-konsep teologi dan dasar-dasar kemanusiaan disampaikan al-Qur'an secara

lebih tegas dan bahkan keras. Dalam hal ini al-Qur' an tanpa kompromi menolak,

misalnya, penyembahan berhala, konsep ketuhanan Isa Almasih dan klaim orang­

orang Yahudi sebagai umat pilihan (semata-mata karena beridentitas Yahudi). Secara

umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

pandangan keagamaan tersendiri, juga telah membangun sebuah sikap keagamaan

tertentu terhadap penganut agama lain yang ikut terlibat dalam interaksi sosial­

budaya sepanjang sejarah kelahiran Islam, yakni sepanjang proses sejarah turunnya

al-Qur'an.

Kaum Ahli Kitab, terutama kalangan Yahudi, adalah komunitas yang

termasuk menonjol keterlibatannya dalam perkembangan pembentukan keyakinan

Islam. Kelompok ini sering kali berhadapan dengan Nabi, baik dalam suasana

keakraban maupun permusuhan. Komunikasi dan interaksi mereka dengan Nabi dan

kaum Muslim telah menyebabkan banyak ayat al-Qur' an turun memberi respons, dan

hubungan ini dalam beberapa hal berakhir dengan konflik. Memang harus diakui

bahwa pada dasamya yang menjadi sasaran awal al-Qur'an adalah situasi kota

Page 12: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

5

Mekkah dengan kehidupan para elitnya yang korup, 4 namun kemudian, tidak

terhindarkan, masyarakat Y ahudi dan Nasrani ikut terlibat, sebab dalam pandangan

al-Qur'an manusia sesungguhnya adalah umat yang satu.5 Untuk mengajak manusia

melaksanakan kebaikan dan meninggalkan tindakan-tindakan jahat dan tidak

bermoral, pertama sekali yang harus dilakukan adalah meyakinkan mereka akan

adanya konsekuensi-konsekuensi dari semua perbuatannya: kebaikan akan dibalas

dengan pahala yang besar, sedangkan kejahatan akan mendatangkan malapetaka

yang sangat merugikan. Karena itu al-Qur'an selalu menekankan pentingnya beriman

kepada Allah dan hari akhirat serta beramal saleh. Berangkat dari keyakinan inilah

persoalan-persoalan teologi mulai muncul, dan para penentang Nabi <;li Mekkah

sering kali menjadikan orang-orang Y ahudi sebagai konsultan mereka untuk

mendapatkan argumentasi melawan Nabi. Akibatnya, al-Qur'an kemudian bukan

hanya mengkritik konsep-konsep teologi orang Y ahudi yang dianggap menyimpang

tetapi juga "membongkar" berbagai perilaku mereka dalam sejarah.

Nabi Muhammad pada awalnya menaruh harapan besar pada orang-orang

Y ahudi sebagai pendukung bagi agama yang sedang beliau dakwahkan, sebab beliau

menganggap mereka memiliki basis keyakinan yang bersumber pada ajaran yang

sejalan dengan agama yang beliau bawa. Interaksi Nabi dan kaum Muslim di satu

pihak dengan kaum Y ahudi di pihak lain kemudian menjadi intens, dan wahyu pun

turun memberikan berbagai tanggapan, mengkritik dan pada akhimya bahkan

4Fazlur Rahman "Islam's Attitude Toward Judaism," The Muslim World, Vol. LXXII, No. l, January, 1982, 1.

5Q.S. al-Baqarah: 213.

Page 13: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

6

mengecam tindakan-tindak:an mereka yang temyata tidak seperti diharapkan, yakni

justeru menjadi penentang utama terhadap risalah yang dibawa Nabi. 6 Perkembangan

sikap al-Qur'an terhadap Yahudi ini menarik, karena ia bergerak seiring dengan

perkembangan kondisi politik dan pembentukan masyarakat Muslim masa awal. Lagi

pula, ini menjadi indikasi bagi watak historisitas (kesejarahan) teks al-Qur'an -

sebuah wacana kontemporer yang tampak masih hangat diperdebatkan. Namun, yang

lebih penting di sini adalah kenyataan bahwa karena demikian seringnya al-Qur' an

menyebut tentang Y ahudi, tidak jarang kaum Muslim menganggap al-Qur' an telah

cukup memadai sebagai referensi untuk mengetahui apa yang perlu diketahui

mengenai Y ahudi tanpa memerlukan sumber-sumber lain. Fenomena ini merupakan

keresahan berikutnya (barangkali keresahan yang lebih bemada akademik) yang

menggerakkan keinginan penulis melakukan studi ini: bahwa kajian tentang ayat-

ayat mengenai Yahudi dalam al-Qur'an perlu ditelaah kembali dengan semangat dan

pendekatan yang lebih "objektif' dan ilmiah.

Studi al-Qur'an dapat disebut sebagai kajian yang independent, namun ia

sangat luas dan memiliki hubungan yang erat dengan berbagai studi Islam lainnya

seperti fikih, hadis, dan sejarah. Karena itu - di samping karena keberadaannya

sebagai sumber utama ajaran Islam- al-Qur'an sangat penting dikaji, dan menempati

posisi sentral dalam studi Islam. Al-Qur'an sebagai teks kitab suci selalu dapat

6Beberapa riwayat menyebutkan bagaimana misalnya orang-orang Y ahudi melakukan konspirasi dengan kaum musyrik Mekkah untuk menentang Nabi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan atau bahkan menyulut api pertikaian; pada kesempatan lain juga diriwayatkan sejumlah ayat al-Qur'an diturunkan dalam rangka meresponi secara langsung sikap negatif orang-orang Y ahudi terhadap Islam dan Nabi Muhammad (misalnya riwayat sabab al-nuziil [sebab turun] ayat Q.S. al-Baqarah: 80-98, al­Isra': 85 dan al-Kahf: 83). Lihat misalnya karangan Abii al-I:Iasan 'Ali al-WaJ:P.d.I, Asbiib al­Nuziil, (Beirut: Dar al-Fikr, 1994/1414), 15-17, 163, 167.

Page 14: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

7

ditafsirkan, selalu membuka peluang yang besar bagi telaah hermeneutika dan

berbagai upaya rekonstruksi terhadap makna dari pesan-pesan Ilahi yang terkandung

di dalamnya. Beragam kitab tafsir telah ditulis dari zaman ke zaman, yang mencoba

menggali makna-makna di balik teks, dengan menggunakan pendekatan yang

berbeda-beda dan penekanan pada spesialisasi masing-masing. Ibn 'Arabi,7

misalnya,

telah menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an dengan pendekatan teosofinya, al-Razf

dengan pendekatan filosofisnya, dan Sayyid Qutb9 dengan pendekatan sastranya.

Kekayaan literatur dalam studi al-Qur' an sangat massive: semua persoalan

kelihatan sudah pemah dibahas dan mungkin bahkan telah "tumpang-tindih."

Quranic literature, kata 'Abdullah YUsuf 'Ali, is so voluminous that no single man

can compass a perusal of the whole.10 Baik Muslim maupun non-Muslim, seperti

dikatakan Fazlur Rahman, telah menghasilkan karya yang cukup banyak mengenai

al-Qur' an. 11 Lalu apakah al-Qur' an perlu dikaji kembali? Belum cukupkah literatur

yang kaya raya tersebut menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memahami

al-Qur'an? Jika ilmu pengetahuan dan perkembangan budaya manusia tidak pemah

berhenti, maka semestinya teks-tef kitab suci, yang berbicara dengan bahasa

7Mul~y al-llin lby 'Arabi, Taftfr Ibn 'Arabf, (Beirut: Dar al-~iidir, t.t.), 2 Volume.

8Fakhr al-Din al-Razi, Mafotil} al-Ghayb, (Mekkah: al-Maktabah al-Tijariyyah,

1990), 32 Volume.

9Sayyid Qutb, Fi '?ilal al-Qur'an, (Beirut: Dar Il}.ya' al-Turiith al-'Arabi, 1971), 8 Volume; Terdapat juga Fi '(.ilal al-Qur 'an, Edisi CD-ROM, (Jordan: Arabic Textware ), 4012

halaman.

10'Abdullah Yusuf 'Ali, The Meaning of the Holy Qur'an, (Maryland: Amana

Corporation, New ed. 1992), xv.

11Fazlur Rahman, Major Themes of the Qur'an, (Chicago: Bibliotheca Islamica,

1980), xi.

Page 15: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

8

wll-versal, juga selalu dapat dikembangkan dan dimaknai kembali dalam paradigma

baru. Dalam dunia ilmu sdalu terbuka celah untuk dimasuki, seialu ada teori untuk

ditinjau ulang, dan selalu ada statemen yang perlu direvisi dan diperbaiki.

Menafsirkan kern bali ayat-ayat al-Qur' an yang telah pernah ditafsirkan berulang kali

adalah konsekuensi logis dari kesadaran akan perkembangan ilmu pengetahuan. dan

perubahan sosial-budaya manusia lersebut.

Mengapa Yahudi dalam al-Qur'an? Persoaian tentang Yahudi teiah menjadi

topik penting bukan hanya karena jarang diangkat secara serius dalam diskursus

keislaman dengan pendekatat1 yang objektif dan apresiatif, tetapi juga karena sering

kali disiilahpahami, diperalaL WILuk kepenlingan politik tertentu serta dipandang

penuh kecurigaan. Y ahudi sebagai sebuah agama menempati posisi yang tersudutkan

dalam wacana dialog antar agama kontemporer, sampai saat-saat yang paling

terakhir, khususnya dialog Yahudi-lslam. 12 Begitu pula Yahudi sebagai sebuah

bangsa atau ras telah tercabik-cabik oleh kebencian dan tercampak bagai sampah

dalam sejarah dan pergumulan politik bangsa-bangsa di dunia. Sejarah Eropa penuh

dengan lumuran darah bangsa Y ahudi, 13 dan literatur Islam juga tidak sunyi dari

12Sementara dialog Yahudi-Kristen (dan Juga Tslam-Kristen) telah sangat banyak beriangsung, diaiog Islam-Y ahudi mengenai persoaian-persoalan kontemporer hampir bisa dikatakan tidak terjadi, di antara lain sebagai akibat dari berbagai ketegangan politik sejak pembenlukan negara Israel. Lihal Louis Jacobs, The Jewish Religion: A Companion, (Oxford: o-xford University Press, 1995), 273.

13Sejak orang-orang Nasrani Eropa bergerak dengan semangat Perang Salib pada abad Xl banyak sekali orang-orang Y ahudi yang dipaksa masuk agama Nasrani atau dibunuh secara massal sebagai upaya balas dendam: Y ahudi dikatakan telah membunuh Tuhan mereka (Yesus). Kebencian ini terns berlangsung sampai abad modern yang puncaknya adalah peristiwa the Huluc:aust: pembunuhan massal terhadap (laki-laki, perempuan dan anak-anak) Y ahudi dalam bentuk yang sangat mengerikan oleh Nazi jerman_ - sebuah skandal keman.usiaan yang, ba:r-c:t.ngkali, ierdahsyal sepanjang sejarah. Lihal Hamid Basyaib, "Perspektif Sejaral1 Hubungan Islam dan Y ahudi," dalam Komaruddin Hidayat dan Alunad

Page 16: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

9

cercaan dan kutukan terhadap bangsa tersebut. 14 Y ahudi telah menjadi simbol Iblis,

dan seluruh kejahatan, baik politik, ekonomi ataupun lainnya di dunia ini dianggap

tidak lain melainkan rekayasa orang-orang Y ahudi. Ini adalah pemandangan yang

amat menyedihkan dan perlu dicermati ulang dengan penuh kehati-hatian dan pikiran

terbuka. Nilai-nilai kemanusiaan dan kesucian dalam budaya dan komunitas mana

pun pada dasarnya harus diselamatkan, dengan segala upaya, sekecil apa pun upaya

tersebut dimiliki.

Mengapa al-Qur'an yang dijadikan titik keberangkatan? Sejumlah ayat al-

Qur' an, sebagaimana telah disinggung di atas, telah mengkritik kaum Y ahudi atau

Bani Israil, atau Ahli Kitab secara umum. 15 Tetapi di samping itu terdapat pula ayat-

ayat yang menempatkan mereka secara netral dan bahkan memuji. 16 Tetapi para

Gaus AF (ed.), Passing Over: Melintas Batas Agama, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998), 352-360. Lihatjuga Lewis M Hopfe dan Mark R. Woodward, Religions of the World, (New Jersy: Prentice Hall, 1998), 275-286. Namun per1u dicatat bawa masih ada po1emik tentang sikap Nasrani mengenai peristiwa the Holocaust. Perlu juga dipertanyakan motif dominan yang te1ah memicu peristiwa tersebut: apakah politik, ekonomi, agama atau sentimen rasial. Semuanya tentu ada dengan kadar yang berbeda

14Dalam sebuah konferensi yang diadakan oleh The Academy of Islamic Research Universitas al-Azhar pada tahun 1968, misalnya, orang-orang Yahudi berulang kali dirujuk sebagai "musuh Tuhan," "musuh kemanusiaan," atau "anjing-anjing kemanusiaan." Lihat D. F. Green (ed.), Arab Theologians on Jews and Israel, (Geneve, 1974), khususnya halaman 2. Contoh lain adalah risalah Ibn lJ.azm yang berbunyi: Al-Radd 'alii ibn al-Naghr'ila al-Yahiid, Ia 'anahu Allah, seperti dikutip oleh Camilla Adang, Muslim Writers on Judaism and the Hebrew Bible from Ibn Rabban to Ibn Hazm, (Leiden: E. J. Brill, 1996), 67. Buku-buku dalam bahasa Indonesia juga sudah banyak disusun, baik dalam bentuk orisinal, terjemahan atau saduran, yang mengungkapkan berbagai cercaan terhadap Y ahudi dengan merujuk pada literatur Islam dim al-Qur' an. Misalnya, Drs M. Thalib telah menyusun sebuah buku yang disadur dari ftF al-Mariighi dengan judul 76 Karakter Yahudi dalam al-Qur'an, (Solo: Pustaka Manti~, t.t.). Semua karakter yang dimaksudkan adalah sifat-sifat negatif dan cercaan semata.

15Misalnya Q.S. al-Baqarah: 140 dan Ali 'Imran: 67.

16Misalnya Q.S. al-Baqarah: 62; Ali 'Imran: 64 dan al-Dukhan: 32.

Page 17: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

10

komentator Muslim tradisional telah sering kali menakwilkan ayat-ayat yang terakhir

ini untuk mengalahkan yang pertama, 17 atau mereka menggeneralisasikan ayat -ayat

yang mungkin berbicara secara spesifik mengenai sebuah komunitas Y ahudi tertentu

kepada semua umat Yahudi. Pandangan-pandangan mereka patut - atas dasar

universalitas pesan-pesan al-Qur'an- dikritisi atau ditelaah ulang, dan mereka dapat

saja diragukan sebagai telah membangun sebuah penafsiran yang berlandas pada

penilaian yang fair dan objektif. Maka mengkaji teks al-Qur'an yang berbicara

tentang Y ahudi dan Bani Israil untuk merekonstruksi tafsiran terhadap teks tersebut

dalam paradigma baru yang relevan dengan semangat pluralitas adalah sebuah

tuntutan bagi mereka yang mendahulukan keterbukaan daripada fanatisme,

persaudaraan daripada permusuhan. Terlebih lagi, semua orang dapat menyaksikan

bahwa konflik "Arab-Israel" sampai sekarang belum kunjung selesai - sebuah

tragedi yang telah melahirkan ekstremisme di kedua belah pihak. Kaum Y ahudi

mengklaim Palestina sebagai tanah mereka yang dijanjikan Tuhan dengan "sertifikat

suci" yang turun dari larrglf, meski, menurut Ahmad Deedat, 18 ironis sekali bahwa 75

'-dati mereka tidak percaya pada Tuhan. Sementara itu kaum Muslim, di satu sisi

memlai pendudukan Israel di Palestina sebagai sebuah penjajahan yang bersamanya

ikut mengalir kepentingan imperialisme Barat, dan di sisi lain melihat kenyataan

tersebut sebagai sebuah tantangan yang menuntut semangat "jihad" untuk membela

kebenaran Islam dan melawan "Yahudi terkutuk, musuh Tuhan dan musuh manusia

17Fazlur Rahman, Major Themes, khususnya Appendix ll, 166. Lihatjuga M. Amin Abdullah, "Al-Qur'an dan Pluralisme dalam Wacana Posmodemisme," Profetika, (Vol.l, 1 Januari 1999), 7.

18Ahmad Deedat, Dialog Islam dan Yahudi: Damai atau Terus Konjlik, terj. Djamaluddin Albunny, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1991), 47-48.

Page 18: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

11

sepanjang zaman." Tetapi satu hal penting dicatat, bahwa para sarjana Muslim,

seperti yang dikatakan al-Faruqi, perlu berhati-hati untuk tidak mencampuradukkan

antara Judaism dan Zionism. Dismantling the Zionist state does not necessarily mean

the destruction of Jewish lives or properties. 19 Zionisme adalah sebuah gerakan yang

sangat kompleks dan bahkan dianggap sebuah paradoks yang sangat berbahaya oleh

kalangan Y ahudi ortodoks sendiri. 20 Seperti yang terjadi dalam hampir semua

gerakan politik, agama selalu ditarik ke depan oleh sebagian orang (mungkin karena

prejudice, fanatik atau kepentingan-kepentingan lain) untuk dijadikan "perisai" bagi

interes personal atau kelompok, dan sebagai pemberi justifikasi bagi segala sesuatu

yang diinginkan. Berbagai faktor politik, ekonomi dan sosial budaya temyata telah

memainkan perannya dalam hermeneutika para sarjana Muslim Guga non-Muslim,

tentunya). Ini bukanlah fokus tulisan ini, tetapi termasuk persoalan menarik dan perlu

mendapatkan perhatian serius untuk kajian lebihjauh.

Kajian ini difokuskan pada analisis terhadap presentasi al-Qur'an tentang

Y ahudi. Seperti telah disebutkan, al-Qur' an berbicara sangat banyak tentang Y ahudi,

dan sepertinya, umat inilah yang telah menyita perhatian yang lebih serius dan

intensif dari kitab suci Islam dibanding umat-umat lain, selain umat Islam sendiri;

bahkan ketika al-Qur'an berbicara mengenai Ahli Kitab (Ahl al-Kitlib), pada

umumnya yang dimaksudkan adalah umat Yahudi.21

Al-Qur'an kelihatannya bukan

19Ismail R. Al-Faruqi, "Islam and Zionism," dalam John L. Esposito (ed.), Voices of

Resurgent Islam, (Oxford: Oxford University Press, 1983), 262.

20Ravitzky Aviezer, Messianism, Zionism, and Jewish Religious Radicalism, trans. Michael Swirsky and Jonathan Chipman, (Chicago: Chicago University Press, 1996), 10.

21Hal ini akan jelas ketika ayat-ayat tentang ahl al-Kitiib dilihat dalam konteks atau sebab turunnya, seperti dikatakan Syarif Khalil Sukkar ketika menulis Muqaddimah untuk

Page 19: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

12

hanya merespons sikap kaum Y ahudi pada zaman Nabi Muhammad, tetapi juga

membeberkan sejarah mereka yang panjang, pandangan keagamaan mereka, dan

berbagai tingkah laku mereka sepanjang sejarah, baik positif maupun negatif. Karena

itu sebuah penelaahan yang cermat sangat diperlukan untuk menjelaskan kembali

bagaimana hubungan al-Qur' an dengan orang-orang Y ahudi dan bagaimana al-

Qur'an mempersepsikan mereka sebagai sebuah bangsa dan juga sebagai sebuah

komunitas keagamaan.

Sampai pada poin ini dapat dikatakan bahwa Y ahudi mendapat tern pat yang

"spesial" dalam Kitab Suci al-Qur'an. Kenyataan sejarah juga menunjukkan bahwa

mereka inilah satu-satunya kelompok keagamaan yang paling intens berinteraksi

dengan Nabi Muhammad sebagai pembawa al-Qur'an. Dengan kata lain, mereka

adalah kelompok yang ikut berperan dalam membentuk milieu masyarakat penerima

al-Qur'an. Lebih jauh lagi, para komentator Muslim juga telah secara ekstensif

mengutip tradisi Y ahudi untuk memenuhi lembaran-lembaran karya tafsir mereka,

meski validitas tindakan ini masih dalam ikhtillif Fakta-fakta ini menjadi alasan bagi

pentingnya menelaah kembali perspektif al-Qur'an tentang Yahudi, mengingat telah

memburuknya hubungan umat ini dengan kaum Muslim pada masa-masa terakhir.

Proyek ini merupakan sebuah studi untuk mengeksplorasi persoalan tersebut

di atas dalam kaitannya dengan isu-isu kontemporer tentang pluralisme agama. Kitab

suci agama (al-Qur'an) di sini dijadikan basis atau titik keberangkatan karena ia (al-

Qur'an, dan juga kitab suci semua agama) adalah sumber yang paling potensial untuk

karya 'Afif 'Abd al-FattaJ:,_ Tabbarah, Al-Yahiid fi al-Qur'iin, (Beirut: Dar al-'Ilm li al­Malayin, 1986), 7.

Page 20: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

13

menjelaskan dan mengembangk:an berbagai wacana yang berkaitan dengan isu

keagamaan termasuk pluralisme agama; dan sebaliknya, ia bahkan dapat juga

menjadi sangat potensial untuk dijadikan pengundang petaka, konflik, provokasi dan

bahkan permusuhan antar umat beragama. Hanya dengan pemahaman yang

"komprehensif dan utuh" terhadap kitab suci, pokok-pokok ajaran agama akan dapat

ditemukan secara lebih jelas dan jernih, yang pada dasamya sangat kondusif untuk

dialog antar agama dan wacana "keberagamaan manusia. "22 Inilah latar belakang

yang mendorong penulis melakukan kajian ini: untuk mengk:onstruksi kembali

pandangan al-Qur'an tantang "orang lain," the other, khususnya Yahudi, sekaligus

sebagai kritik diri (self criticism) bagi kaum Muslim, dan juga untuk

menyumbangk:an tambahan khazanah pemikiran yang dapat dijadikan pertimbangan

dalam memposisikan diri atau membuat pemetaan diri di tengah-tengah kehidupan

global, dengan cara yang lebih "berwawasan."

B. Permasalahan: Pertanyaan dan Hipotesis

Yahudi, di hampir seluruh dunia Arab dan Muslim, telah menjadi simbol

segala kejahatan. "Yahudi bangsa terkutuk" demikian dominan mempengaruhi

pikiran kebanyakan Muslim dewasa ini, terlebih sejak munculnya konflik Arab-Israel

yang sampai sekarang belum kunjung selesai. 23 Kemunculan negara Israel pada abad

22M. Amin Abdullah, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), 63.

23Seorang penulis Aceh bahkan memberi judul bukunya Jahudi Bangsa Terkutuk: Lukisan Kedjahatan Mereka dalam Sejarah, dalam rangka merespon konflik Arab-Israel di

Page 21: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

14

modem ( 1948i4 bukanlah awal dari kebencian antara kedua umat ini. Kebanyakan

Muslim bahkan mencari legitimasi bagi kebencian tersebut dengan merujuk pada

peristiwa pengusiran kaum Yahudi Medinah oleh Nabi Muhammad, tanpa

menjelaskan konteks sosial-politik pada waktu itu, atau merujuk kepada al-Qur'an

dengan penakwilan yang lebih bemada emosional ketimbang proporsional.

Diskriminasi dan prejudice terhadap kelompok yang disebut dengan ahl al-dhimmah

(kafir zimmi), terutama sekali sebagai hasil tafsiran parafuqaha' dan sarjana Muslim

pada masa awal Islam (bahkan sampai sekarang) juga ikut bertanggung jawab atas

hubungan Muslim-Yahudi seperti sekarang ini.25 Kebencian yang telah "menyejarah"

seperti ini perlu ditelaah ulang secara kritis. Dalam dunia yang semakin global,

kesadaran akan pluralitas dengan sendirinya akan berkembang, dan setiap kelompok

tidak bisa memposisikan dirinya sebagai yang superior. Semangat inilah yang

mengusik pemikiran penulis mengenai pandangan al-Qur'an tentang Yahudi yang

dalam sejarah Islam telah diposisikan sebagai kaum terkutuk. Jika Yahudi adalah

terkutuk, bukankah - sebagai konsekuensi logisnya - berarti dunia ini harus

dibersihkan dari jenis masyarakat atau bangsa tersebut? Apakah pandangan seperti

ini realistis? Apakah tidak bertentangan dengan al-Qur'an itu sendiri yang tidak

membeda-bedakan manusia atas dasar suku bangsa, 26 tidak memaksa manusia

Timur Tengah. Lihat A. Hasjmy, Jahudi Bangsa Terkutuk: Lukisan Kedjahatan Mereka dalam Sejarah, (Banda Atjeh: Pustaka Faraby, 1970).

24Ian J. Bickerton dan M.N. Pearson, The Arab-Israeli Conflict, (Melboum: Longman Cheshire, 2nd edition 1990), 93.

25Barakat Ahmad, Muhammad and the Jews: A Re-Examination, (New Delhi: Vikas Publishing House, 1979), 4.

26Q.S. al-I:Jujurat: 13.

Page 22: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

15

memeluk agama, 27 dan bahkan respek terhadap ahl al-Kitiib (yang umumnya adalah

orang Y ahudi)?

Dari uraian di atas, beberapa pertanyaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1). Apa yang menjadi dasar kritik al-Qur'an terhadap orang-orang Yahudi dan sejauh

mana kritik-kritik tersebut memberikan implikasi penolakan Islam (al-Qur'an)

terhadap va1iditas agama mereka? 2). Apakah kritik al-Qur'an ditujukan kepada

semua kaum Y ahudi, atau tidak mungkinkah kritik-kritik tersebut hanya ditujukan

kepada Yahudi tertentu yang berada di Arab pada zaman turunnya al-Qur'an? 3).

Wajarkah, apabila diuji dengan semangat ajaran al-Qur'an, dikatakan Yahudi bangsa

terkutuk atau umat paling keji di dunia ini?

Atas dasar pertanyaan-pertanyaan di atas, beberapa hipotesis diajukan di sini:

1). Kritik-kritik al-Qur'an terhadap umat Yahudi pada dasarnya mengacu pada

landasan seruan al-Qur' an sendiri yang bersifat universal, egaliter, terbuka dan

menekankan prinsip-prinsip moral dan keadilan. Al-Qur' an mengkritik orang-orang

Y ahudi karena perilaku mereka yang dianggap telah melanggar prinsip-prinsip dasar

terse but. Lebih jauh mereka dikecam, bahkan disebut sebagai kafir karena berbagai

pengkhianatan yang mereka lakukan terhadap Islam dan Nabi Muhammad. 2).

Orang-orang Yahudi yang menjadi sasaran kritik al-Qur'an adalah sangat partikular,

yakni orang-orang Yahudi (Medinah) zaman Nabi Muhammad Karena itu kritik­

kritik tersebut tidak dapat digeneralisasi kepada semua Yahudi di dunia sepanjang

sejarah. Dengan kata lain, bahwa kaum Y ahudi, setelah diaspora, telah membentuk

kelompok-kelompok tertentu di berbagai belahan dunia dengan tradisi dan tafsiran

27Q.S. al-Baqarah: 256.

Page 23: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

16

mereka masing-masing atas ajaran agama yang mereka warisi dari Nabi Musa;28

tidak semua mereka memiliki pandangan yang sama, dan kaum Y ahudi di Arab,

setelah melalui proses sejarah yang panjang, tentu saja membangun sikap dan

pandangannya sendiri tentang agama. 3). Al-Qur'an telah menunjukkan respek dan

sikap bersahabat terhadap kaum Ahli Kitab, maka alangkah tidak pantas bagi kaum

Muslim memilih jalan lain dalam bersikap terhadap mereka. Al-Qur'an telah

menyeru mereka dengan lembut: ya ahl al-Kitlib ta'lilaw illi kalimah sawli',29

maka

sepantasnya kaum Muslim selalu membuka ruang dialog dalam menyelesaikan

konflik dengan mereka. Al-Qur' an memang pemah menyebutkan bahwa Tuhan telah

mengutuk umat Yahudi,30 tetapi ini harus diperjelas: Yahudi yang mana, kapan dan

dalam konteks yang bagaimana? Seperti telah disebutkan di atas, hal ini tidak dapat

digeneralisasi secara sembarangan, karena al-Qur'an sebenamya tidak mengenal

kutukan rasial atau kecaman diskriminatif.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Kajian ini diharap dapat memberikan kontribusi dalam bidang studi al-Qur'an

(Qur'anic studies). Sebuah pemahaman baru mengenai pandangan al-Qur'an tentang

Yahudi dicoba untuk dikonstruksikan kembali dalam konteks kontemporer,

khususnya dengan mempertimbangkan isu-isu mengenai pluralisme agama. Para

28Louis Jacob, The Jewish Religion, 123.

29Q.S. Ali 'Imran: 64.

30Misalnya Q.S. al-Ma'idah: 13.

Page 24: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

17

sarjana Muslim klasik telah banyak sekali membuat statemen negatif mengenai kaum

Yahudi dengan merujuk pada al-Qur'an dan sabda-sabda Nabi. Namun berbagai

telaah yang dilakukan baik oleh para sarjana Muslim maupun non-Muslim

kontemporer terhadap al-Qur'an telah melahirkan nuansa yang berbeda. Jika yang

pertama berbicara dalam kerangka berpikir eksklusif maka yang terakhir lebih

cenderung inklusif Tujuan dari studi ini, tegasnya, mencoba memberikan

pemahaman dan penjelasan yang lebih proporsional dan kritis mengenai persoalan

tersebut di atas.

Dimensi lain dari kontribusi kajian ini lebih mengacu ke arah pembentukan

sikap kelompok beragama itu sendiri. Sebuah sikap yang adil sangat ditentukan oleh

sebuah pemahaman yang jemih. Jika penulis boleh mengklaim bahwa hasil studi ini

akan memberikan sebuah pemahaman yang lebih clear mengenai Y ahudi dalam al-

Qur'an, maka ini akan sangat membantu kaum Muslim dan juga umat Yahudi dalam

menata hubungan mereka yang lebih kooperatif untuk membangun dunia masa depan

yang lebih damai. Ini mungkin terdengar berlebihan, tetapi sesungguhnya banyak hal

kecil bila dilakukan secara bersama-sama dan dengan sungguh-sungguh akan

menjadi hal besar dan diperhitungkan, bahkan dapat mengubah dunia dan sejarah.

Konflik atau permusuhan sering kali muncul dari pandangan negatif terhadap

yang lain (the other). '"Kita" menjadi sebuah identitas yang eksklusif, karena '"kita"

bukan "mereka." Identitas selalu dikukuhkan dengan memposisikan diri berhadapan

dengan yang lain,31 dan identitas itu terbentuk dalam sebuah proses sejarah,

31James G. Carrier (ed.), "Introduction," Occidentalism: Image of the West, (Oxford: Clarendon Press, 1995), 3.

Page 25: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

18

didukung oleh vested interest sejumlah atau sekelompok orang. Jika teori ini benar

maka sejarah Islam juga ikut bertanggung jawab atas konflik-konflik antar agama.

"Kita" - kita dalam kelompok atau agama mana pun - sangat sulit menerima orang

lain, the other, sebagai partner yang sejajar. "Kita" selalu menganggap diri superior

dan yang lainnya adalah kelompok kelas dua, kelas tiga dan sebagainya. Kaum

Muslim selalu mengklaim dirinya sebagai kelompok yang paling toleran, dengan

merujuk pada "fakta" bahwa jika umat Islam berada di bawah kekuasaan umat lain,

maka mereka akan berada dalam tekanan dan diperlakukan secara tidak adil;

sedangkan jika umat Islam yang berkuasa maka umat lain akan mendapatkan

kebebasan dan pengamanan yang memadai. Namun, toleransi dalam pengertian

seperti ini tidak cukup kuat untuk menjadi landasan membangun dunia yang semakin

global dan plural. Karena itu Bernard Lewis barangkali tepat ketika mempertanyakan

apa yang dimaksud dengan "toleran?'' Apakah toleran berarti without persecution

atau without discrimination?32

Saling bermusuhan antar penganut agama yang berbeda bukanlah problem

hubungan antar agama, tetapi problem penganut agama itu sendiri. "Kita" selalu

takut kepada "orang lain" karena "kita" merasa superior, dan kehadiran "orang lain"

akan menciptakan semacam gangguan keamanan (insecurity)/3 yang dapat merusak

tatanan budaya, tradisi, keyakinan atau apa pun yang "kita" anggap telah mapan dan

final. Perasaan inilah yang sesungguhnya menjadi problem keagamaan paling

32Bemard Lewis, Islam in History: Ideas, People, and Events in the Middle East, (Chicago: Open Court Publishing Company, 2nd Edition 1993), 148.

33Rita M. Gross, "Religious Pluralism: Some Implications for Judaism," Journal of Ecumenical Studies, No. 26, Winter 1989, 38.

Page 26: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

19

penting, 34 dan studi ini - meski tidak berpretensi memecahkan problem terse but -

ak:an merupakan salah satu upaya ke arah yang diharapkan itu.

Seperti telah disebutkan di atas, dialog dengan Y ahudi hampir-hampir saja

tabu dalam pandangan masyarakat Muslim. Lebih jauh lagi, dialog Y ahudi-Kristen

juga terhambat oleh berbagai kendala, tidak selancar dialog Islam-Kristen dalam

beberapa dekade terakhir. Padahal Yahudi, Nasrani/Kristen dan Islam adalah tiga

saudara (the three sisters) yang seharusnya bekeija sama membangun dunia yang

lebih damai. Ketiga agama monoteis ini memiliki potensi yang besar dalam

membangun peradaban dunia. Jika ketiganya terns menerus berseteru, maka yang

akan disak:sikan adalah dunia yang semakin terpuruk di masa mendatang. Karena itu,

kajian ini - yang berupaya menelaah pandangan kitab suci umat Islam tentang

Y ahudi dengan menggunak:an pendekatan hermeneutika dan paradigma pluralisme

agama - diharapkan dapat merupak:an sebagian dari upaya awal ke arah

pembangunan tersebut.

Sebagai agama yang mengajak: kepada kedamaian dan kebaikan, Islam sudah

semestinya memiliki pandangan yang jelas terhadap keragaman tradisi umat

manusia. Tafsiran kaum Muslim terhadap ajaran Islam sepanjang sejarah telah

dipengaruhi oleh berbagai perkembangan politik dan budaya, karena itu tidak mesti

dianggap selalu tepat dan benar atau telah final. Berhadapan dengan masa depan

yang lebih global, persoalan keberagaman adalah hal yang tidak: dapat dielakkan.

Barangkali penelitian seperti ini dapat ~mberikan sumbangan bagi secercah

34Ibid., 30.

Page 27: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

20

harapan untuk membangun pandangan yang lebih kondusif bagi kaum Muslimin

untuk hidup damai bersama umat lain dengan tradisi yang berbeda.

D. Survei Literatur

Sangat banyak tulisan, baik yang dikerjakan oleh para sarjana Muslim atau

non-Muslim, tentang Yahudi dalam kaitannya dengan Islam, Nabi Muhammad dan

al-Qur'an. Namun sepanjang pengetahuan penulis, belum ada yang secara spesifik

membicarakan topik ini dalam perspektif tafsir al-Qur' an, dengan melihat langsung

apa kata kitab suci ini tentang Y ahudi, dan memberikan analisa dan elaborasi yang

memadai. Para penulis Muslim yang bersimpati, atau sekurang-kurangnya bersikap

netral, terhadap agama lain telah melahirkan banyak karya cemerlang, yang menatap

ayat-ayat al-Qur'an di bawah cahaya pluralisme agama. Akan tetapi sebuah telaah

yang memfokuskan diri pada pengembangan yang lebih luas dalam melihat ayat-ayat

tentang Yahudi (dan tentu saja juga tentang berbagai topik lain) masih sangat

dibutuhkan.

Mohammed Arkoun telah menulis sebuah topik yang agak umum mengenai

masalah ini: "Explorations and Responses: New Perspectives.for a Jewish-Christian­

Muslim Dialogue," namun memberikan nilai yang substansial bagi metodologi

comparative religion. Ia menekankan pentingnya pemahaman kembali makna wa}Jy

(revelation) dalam ketiga agama tersebut: sebagai kalam Tuhan, manifestasinya

Page 28: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

21

melalui Nabi-nabi kaum Israel, Y esus dan Muhammad, serta sebagai a determining

force in the history of the communities of the Book/book. 35

Sebuah karya yang lebih awal adalah Major Themes ·of the Qur 'an oleh

Fazlur Rahman. Buku ini menampilkan topik-topik mendasar tentang pesan-pesan al-

Qur'an. Sejauh yang penulis ketahui, ini adalah karya terbaik yang mengulas ayat-

ayat al-Qur' an di bawah tema-tema tertentu secara komprehensif. Pada bagian

terakhir buku ini dimuat dua Appendix yang relevan dengan rencana studi yang

dilakukan untuk disertasi ini, terutama sekali Appendix ll. Di sini Fazlur Rahman

mengulas pandangan al-Qur'an tentang Ahl al-Kitlib (Ahli Kitab): Yahudi, Nasrani

dan Sabi 'In. Meskipun dengan keras menolak eksklusivisme dan konsep bangsa

pilihan, al-Qur'an, demikian jelas Fazlur Rahman, berulang kali menyatakan

pengakuannya terhadap eksistensi orang-orang baik dalam komunitas lain seperti

Yahudi dan Nasrani. 36 Mengutip Q.S. al-Baqarah: 148 dan 177, Fazlur Rahman

menegaskan bahwa nilai positif dari keberagaman agama adalah bahwa mereka

saling berlomba dalam kebaikan. 37

Tulisan lain Fazlur Rahman yang lebih relevan dengan proyek studi 1m

adalah "Islam's Attitude Toward Judaism." Argumen yang dikemukakan Fazlur

Rahman di sini tidak jauh berbeda dari sebelumnya, bahwa al-Qur'an telah

menempatkan kaum Y ahudi dan Nasrani sebagai komunitas yang memiliki dokumen

35Mohammed Arkoun, "Explorations and Responses: New Perspectives for a Jewish-Christian-Muslim Dialogue," Journal of Ecumenical Studies, No. 26, Summer 1989, 526.

36Fazlur Rahman, Major Themes, 166.

31Jbid., 167.

Page 29: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

22

wahyu sendiri dan dipanggil dengan nama "Ahl al-Kitiib. " Mereka diajak untuk

melaksanakan ajaran Taurat dan mereka diberikan otonomi sendiri dalam hal agama

dan budaya. Namun al-Qur'an terns mengajak mereka kepada Islam dan memandang

Y esus sebagai seorang Nabi. 38 Fazlur Rahman juga dengan tegas menyatakan sangat

menyayangkan situasi politik yang telah menimbulkan kondisi yang sangat tidak

kondusif bagi persahabatan Islam-Y ahudi sejak pendirian negara Israel, di mana

Barat sangat berperan dalam menciptakan atmosfer ini. Padahal, kata Fazlur

Rahman, sekitar tiga belas setengah abad setelah zaman kenabian, hubungan kedua

umat ini bukan hanya damai tetapi juga sangat kooperatif dan bermakna. 39

Fazlur Rahman dan Mohammed Arkoun, seperti telah didiskusikan sekilas di

atas, telah menulis secara ekstensif tentang al-Qur'an dan di sana-sini menyinggung

hubungan antar agama serta pandangan al-Qur'an terhadap umat lain. Namun, seperti

telah disebutkan, kajian yang mendalam mengenai tema-tema spesifik dengan

pendekatan dan metode yang mereka terapkan masih sangat diperlukan.

Sebuah karya menarik lain yang menyinggung topik studi ini adalah the

Qur 'anic Concept of History oleh Mazheruddin Siddiqi. Bab IV buku ini khusus

berbicara mengenai komentar al-Qur'an tentang sejarah Yahudi. Buku ini

memberikan berbagai informasi berharga, dan komentar-komentar para mufassir

seperti Ibn Katsir, al-Razi dan al-Aliisi dirujuk secara mendetil. Namun concern

38Fazlur Rahman, "Islam's Attitude Toward ~sm," The Muslim World, No. 1, Vol. LXXII, January 1982, 5.

39lbid., 6.

Page 30: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

23

buku ini mengenai sejarah semata, sehingga diperlukan telaah lebih lanjut untuk

memahami makna sejarah yang relevan dengan pluralisme agama.40

Patut juga disebutkan di sini sebuah buku yang ditulis oleh Farid Esack,

Dosen Senior dalam bidang Agama di Universitas Western Cape, Afrika Selatan, al-

Qur 'an, Liberation and Pluralism. Esack menggunakan pendekatan hermeneutik

dalam membahas ayat-ayat al-Qur'an yang berkenaan dengan agama dan

pembebasan. Buku ini pada dasamya berbicara tentang perjuangan masyarakat

Afrika Selatan melawan diskriminasi apartheid (perbedaan ras). Di sini Esack

melihat bahwa perjuangan melawan kezaliman telah menumbuhkan suatu

pemahaman tersendiri dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an dalam konteks

pluralisme agama di tengah-tengah masyarakat Muslim Afrika Selatan. Esack secara

panjang lebar mendiskusikan bagaimana sikap al-Qur'an terhadap pemeluk agama

lain, the Other. Ia sangat menyadari bahwa telah muncul dua pandangan yang

ekstrem dalam menginterpretasikan ayat-ayat al-Qur' an yang berbicara mengenai

pemeluk agama lain: Para sarjana Muslim liberal telah meninggalkan ayat.&)'tt yang

mengecam the Other, sementara kaum tradisionalis dan konservatif telah mengamW

jalan yang disebut dengan forced linguistic, yang memaksa teks-teks inklusif untuk

memproduksikan makna-makna eksklusif41 Esack menekankan pentingnya

pemahaman yang jemih mengenai masalah ini dengan jalan mempertimbangkan

berbagai konteks sejarah ayat-ayat tersebut. Buku ini telah menyediakan sebuah

40Mazheruddin Siddiqi, The Qur 'anic Concept of History, (Delhi: S. Sajid Ali for Adam Publishers and Distributors, 1994 ).

41Farid Esack, Qur 'an, Liberation and Pluralism, (Oxford: Oneworld Publication, 1998), 147.

Page 31: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

24

tafsiran yang gemus tentang pandangan al-Qur'an terhadap kaum non-Muslim,

termasuk Y ahudi. Namun buku ini sangat terbatas; ia hanya berbicara dalam konteks

hermeneutika pembebasan.

Buku yang banyak memberikan informasi bermanfaat bagi kajian ini adalah

Ahl al-Kitab: Makna dan Cakupannya, 42 karya Muhammad Galib M. Buku ini

memberikan informasi mengenai jumlah ayat-ayat yang relevan, pendapat para

ulama, penjelasan semantik terhadap kata-kata dan sebagainya. Buku ini tentu saja

tidak memberikan analisis memadai dari sudut pandang hermeneutika. Artikel yang

senada namun lebih kritis dan relevan dengan kajian ini adalah tulisan Ismatu Ropi

"Wacana Inklusif Ahl al-Kitab."43 Ismatu mengkritik pandangan para sarjana

Muslim klasik tentang umat lain, termasuk Y ahudi. Pandangan tersebut, menurutnya,

dibangun atas "setting kultural dan suasana religius masa itu." Lebih lanjut, kata

Ismatu, telah terjadi pula "penyempitan makna" dalam memahami pandangan al-

Qur' an tentang agama lain, sebagai upaya membangun dan mengukuhkan citra diri

umat Islam sebagai umat atau komunitas baru pada waktu itu. 44 Tulisan ini cukup

menarik, namun tentu saja sangat terbatas dan tidak dielaborasi secara luas dan

mendalam. Tulisan lain yang juga mengarah pada studi ini adalah "Pandangan al­

Qur' an terhadap Bigetisme Y ahudi dan Kristen" oleh Hamim Ilyas. 45 Penulis ini

42Muhammad Galib M., Ahl al-Kitlib: Makna dan Cakupannya, (Jakarta: Paramadina, 1998).

43Ismatu Ropi, "Wacana Inklusif Ah1 al-Kitab," Paramadina, Vol. 1 No.2, 1999, 88.

44Jbid., 93.

45Hamim Ilyas, "Pandangan al-Qur'an terhadap Bigetisme Yahudi dan Kristen," al­Jlimi'ah, No. 62/XII/1998.

Page 32: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

25

berangkat dari kehendak untuk membantah kritikan sementara orientalis, terutama

sekali W. Montgomery Watt, terhadap al-Qur'an mengenai bigetisme Yahudi dan

Kristen. Watt menolak tuduhan al-Qur'an mengenai hal ini dengan alasan tidak

ditemukannya bukti-bukti terse but dalam literatur Y ahudi dan Kristen. 46 Hamim

membantah, bahwa absennya sebuah peristiwa sejarah dalam catatan tradisi tertentu

tidak bisa menjadi alasan untuk menolaknya ketika ia diungkap oleh tradisi yang

lain. Argumen kemudian mengacu pada upaya pembelaan terhadap kebenaran al-

Qur'an, namun dengan pengakuan bahwa pemyataan al-Qur'an itu tidak bisa

digeneralisasikan pada semua Y ahudi dan Kristen. Artikel ini, meski hanya terfokus

pada persoalan keesaan dan keberanakan Tuhan (bigetisme), dapat menjadi salah

satu dukungan bagi ide-ide pembentukan argumen dalam studi yang penulis lakukan.

Pendekatan yang digunakan Hamim juga hampir sama dengan yang penulis terapkan,

namun tulisan tersebut belum ~~ aspek pluralisme agama secara mendalam.

The Qur 'an and the "Other" yang ditulis oleh Abderrahmane Lakhsassi47

menaruh perhatian yang sangat serius terhadap wacana keberagaman agama dan

dialog antar agama. Lakhsassi menganalisa enam mufassir Muslim, d&fi al-Tabari

sampai Sayyid Qutb dan Fazlur Rahman, dan menyimpulkan bahwa al-Qur'an sangat

fleksibel dan terbuka untuk dikaji sepanjang zaman atau sesuai dengan konteks

sosiokultural mufassimya. Dalam wacana studi al-Qur'an kontemporer, demikian

46Lihat W. Montgomery Watt, Muhammad's Mecca, (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1988), 45.

47 Abderrabmane Lakhsassi, "The Qur'an dan the "Other"," dalam Leonard Swilder, Theoria -+ Praxis: How Jews, Christians, and Muslims Can Together Move from Theory to Practice (Leaven: Peeters, 1998).

Page 33: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

26

menurut Lakhsassi setelah menunjukk:an sejumlah alasan, para sarjana Muslim

semestinya meninggalkan doktrin "umat pilihan" dan tuduhan ta/lrifkarena tidak lagi

relevan dengan konteks kontemporer di mana pluralisme agama telah merupakan

sebuah kenyataan. Ia mengingatkan bahwa to play with such double edged doctrines

is playing with fire; the wielder of the doctrine can hurt the other but does not realize

that, sooner or later, he also can get hurt.48 Lakhsassi telah mengungkapkan alasan­

alasan yang kuat mengapa kaum Muslim harus meninggalkan klaim-klaim

doktrinalnya yang bersifat eksklusif dan mengkaji kembali al-Qur'an secara lebih

terbuka dan kontekstual. Objek yang menjadi bidikan analisis Lakhsassi tentu saja

berbeda dari concern studi yang penulis ajukan, namun berbagai argumentasi yang ia

tampilkan sangat mendukung.

Mengenai kitab-kitab tafsir, dari klasik hingga modem, tidak perlu

diungkapkan secara mendetil di sini, karena secara umum mereka mengadopsikan

pandangan yang sama tentang posisi teologis penganut agama selain Islam: Bahwa

siapa pun yang tidak memeluk Islam setelah kedatangan Muhammad sebagai utusan

Tuhan tidak akan selamat. Akan tetapi, ironisnya, di sisi lain, berbagai elaborasi

terhadap kisah-kisah dalam al-Qur'an diambil dari sumber-sumber Yahudi. Analisis

terhadap kitab-kitab tafsir tidak dilakukan di sini, namun kitab-kitab tafsir yang

relevan akan dirujuk dan ditanggapi secara kritis dalam pembahasan nanti. Walaupun

demikian, ada dua buah buku mengenai topik ini perlu disebutkan, yakni al-Yahfid fi

al-Qur 'lin karya 'Afif 'Abd al-Fattal). Tabbiirah49 dan Mu/lammad wa al-Yahud karya

48Jbid., 118

49 'Afif 'Abd al-Fatt-34 Tabbarah, al-Yahild.

Page 34: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

27

Mul}ammad ~d Baraniq dan Mt$immad Yiisuf al-Mal].jiib. 50 Buku pertama

mengulas ayat-ayat tentang Yahudi dengan pendekatan yang lebih objektif namun

tetap dalam bingkai eksklusivisme. Bagian ketujuh buku ini secara khusus

mendiskusikan ayat-ayat yang mengingatkan kaum Y ahudi untuk berlaku lurus dan

bersikap teguh dalam menjalankan perintah kitab (agamanya), namun pada akhimya

sang penulis menegaskan bahwa hanya yang memeluk Islam di antara mereka yang

selamat.51 Buku yang kedua lebih mengacu pada sejarah dan sikap kaum Yahudi

dalam berinteraksi dengan Nabi Muhammad dan kaum Muslim. Ayat-ayat al-Qur'an

dibahas secara baik namun sangat selektif dan kurang fair. Hanya berbagai

karakteristik negatif Y ahudi yang ditonjolkan. Kedua buku ini sangat membantu

memberikan petunjuk bagi berbagai informasi yang diperlukan untuk studi yang

penulis lakukan, tetapi keduanya tetap berbeda secara substansial dan metodologis

dari studi yang dilakukan untuk disertasi ini.

Penelitian disertasi ini berada pada posisi bidang tafsir, yakni sebagai kajian

terhadap al-Qur' an dengan penalaran kritis, terbuka dan berupaya untuk "bebas" dari

keterikatan pada dogma-dogma tradisional. Dengan demikian, kajian ini, meskipun

difokuskan pada ayat-ayat tentang Y ahudi, diupayakan menjadi sebuah model atau

paradigma pemikiran tafsir "baru," yang mempertimbangkan berbagai sisi pemikiran

serta merujuk pada aplikabilitas tindakan manusia dalam realitas kehidupan.

50Mu.Q.ammad Alpnad Baraniq dan Mu.Q.ammad Yusuf al-Mal:].jub, Mul}ammad wa al­Yahud, (Kairo: Mu'assasah al-M~tbu'at al-IJadithah, t.t.).

51 'Afif'Abd al-Fattal]. Tabbarah, al-Yahud, 60-65.

Page 35: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

28

E. Landasan Teoretis

Pendekatan untuk penelitian ini didasarkan atas landasan pemikiran bahwa al-

Qur' an adalah sebuah teks - dalam pengertian, ia telah terucap dan tertulis, dan telah

menjadi bagian dari realitas di "bumi"- yang lahir dalam sebuah proses sejarah. Ia

tidak muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba (out of the blue), tetapi bergelut

dengan proses gerak manusia dalam ruang dan rentangan waktu. Al-Qur' an bisa

dikatakan sebagai sebuah respons Ilahi atas keresahan dan pergelutan manusia

dengan dirinya dan alam semesta dalam rangka mencari makna hidup dan kebenaran.

Ia hadir karena adanya kreativitas manusia, dan karena itu ayat-ayatnya harus

dijelaskan dalam konteks tersebut. Al-Qur'an berbicara kepada sebuah masyarakat

tertentu dan dalam kurun waktu tertentu. Ini mengimplikasikan bahwa ayat-ayatnya

berbicara dengan keterbatasan bahasa dan sejarah. Sejarah telah berlalu dan bahasa

(kata-kata) tetap sebagaimana adanya, tetapi makna di balik peristiwa dan kata-kata

selalu dapat dikembangkan sejalan dengan perkembangan ilrnu pengetahuan dan

peradaban manusia. Kata-kata dalam al-Qur'an tetap sama, tetapi makna yang '

dipahami manusia dapat berubah, seperti kata Heschel: words remain, while

. b. h 52 meanmgs are su 'l}ect to c ange.

Keterbatasan bahasa dan ·sejarah tidak berarti telah meninggalkan al-Qur' an

sebagai kitab suci dalam pasungan waktu masa silam. Teks al-Qur'an tetap

sebagaimana adanya, tetapi makna terdalam dari pesan-pesannya akan selalu

memantulkan sinyal ke luar untuk dicerapi oleh manusia sesuai dengan

52 Abraham Joshua Hesche I, God in Search of Man: A Philosophy of Judaism, (New York: The Noonday Press, 1998), 9.

Page 36: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

29

perkembangan nalarnya. Al-Qur'an berbicara dengan semangat kemanusiaan dan

bersifat universal, karena ia memang dimaksudkan untuk menjadi ''petunjuk bagi

manusia. "53 Ini terbukti dari banyaknya pemyataan al-Qur' an yang diungkapkan

dalam bentuk figuratif, simbolik dan bersifat general. Memang ada ayat-ayat al­

Qur'an yang sangat spesifik dan partikular, tetapi ia terkait dengan event, dan harus

dipahami dalam konteksnya. Dalam hal ini al-Qur' an berarti terbuka untuk terns

menerus dikaji dan relevan untuk semua umat pada setiap zaman: Artinya, sebagai

teks kitab suci, maknanya selalu dapat direinterpretasikan sesuai dengan semangat

perkembangan kehidupan yang dihadapi manusia.

Agama, seperti kata Heschel, more than a creed or an ideology and cannot be

understood when detached from acts and events.54 Jadi al-Qur'an sebagai kitab suci

agama juga harus dipahami dalam kondisi yang sama. Makna yang terkandung di

dalamnya selalu terkait dengan "events" baik secara langsung atau tidak langsung.

Dengan memahami dan menerobos ke dalam kesadaran Nabi Muhammad sebagai

penerima wahyu (penyampai al-Qur'an) dan kondisi sosial masyarakat pada

zamannya, seseorang dapat menemukan realitas yang tersembunyi di balik mereka.

Al-Qur' an, seperti telah disebutkan pada bagian awal bab ini, memuat sangat

banyak ayat-ayat tentang kisah, pandangan keagamaan dan karakteristik kaum

Y ahudi. Ini mengisyaratkan intensifnya hubungan mereka dengan Nabi Muhammad.

Namun hampir sepanjang sejarah Islam, seperti terungkap dalam berbagai kitab tafsir

dan berbagai literatur Islam lainnya, hubungan ini selalu dipandang dalam bentuk

53Q.S. al-Baqarah: 185.

54 Abraham Joshua Heschel, God in Search, 7.

Page 37: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

30

negatif. Terlebih, mereka dipandang sebagai penganut agama yang telah mansukh

dan bahkan memusuhi Islam. Tetapi sejak menjelang abad ke 21 banyak perubahan

dalam tatanan sosial budaya telah terjadi sebagai akibat dari industrialisasi dan

teknologi informasi yang semakin maju dan mengglobal. Kenyataan pluralisme

agama tidak terelakkan. Maka ~engan sendirinya pemahaman keagamaan atau

penafsiran kembali teks-tekS kitab suci juga harus dilakukan. Memahami kembali

statemen-statemen al-Qur'an tentang Yahudi dengan berlandas pada jalan pikiran

seperti tersebut dalam beberapa paragrafdi atas adalah sebuah altematif. Dengan

kata lain, pembacaan kembali terhadap kitab suci perlu dilakukan dengan paradigma

baru - mungkin dapat disebut sebagai paradigma sosial dan multikultural. 55

Dasar-dasar teoritis ini disebutkan, dimaksudkan untuk memberikan

gambaran umum tentang pemikiran yang akan dijadikan pegangan untuk

menjelaskan metodologi dan pendekatan seperti yang didiskusikan pada bagian

berikut.

F. Metodologi dan Pendekatan

Apakah ada metodologi terbaik dalam memahami al-Qur'an? Ketika ditanya

tentang tafsir al-Qur'an yang paling baik, ij:asan al-Banna menjawab: "Hatimu! Hati

orang Mukmin adalah tafsir terbaik terhadap Kitab Allah." Kemudian al-Banna

melanjutkan: "dan metode pemahaman [al-Qur'an] yang paling mendekati

[kebenaran] adalah dengan jalan seseorang membacanya dengan tadabbur (penuh

55Penjelasan lebih jauh, lihat halaman 87 ff.

Page 38: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

31

perhatian/konsentrasi) dan khusyu' (tunduk/penuh penghayatan) serta memohon

petunjuk dari Allah disertai dengan kesungguhan mengerahkan seluruh kemampuan

pikiran pada saat membacanya. "56 Lebih jauh al-Banna menekankan pentingnya

pemahaman terhadap sejarah hidup Nabi dan sejarah turunnya al-Qur'an untuk

mendapatkan pemahaman yang lebih baik terhadap ayat-ayat al-Qur'an.

"Pemahaman" itu, kata al-Banna, adalah cahaya yang terpancar dari lubuk hati. 57

Al-Banna, seorang pemikir Muslim kontemporer serta tokoh dan pendiri

gerakan al-Ikhwiin al-Muslimun di Mesir, sebenamya telah mengindikasikan

pentingnya pendekatan hermeneutik dalam memahami al-Qur'an. Di antara kata

kunci dalam hermeneutika adalah "pemahaman." Al-Banna memang tidak

mengungkapkannya dengan bahasa yang digunakan dalam wacana pemikiran filsafat

Barat modem dan dengan istilah "analisis teks", tetapi, seperti terlihat dalam paragraf

di atas, al-Banna telah mengungkapkan hal tersebut dengan baik sekali dalam bahasa

peradaban populer masyarakatnya sendiri. Al-Banna kelihatan sama sekali tidak

tertarik dengan apa yang disebut dengan the rules of interpretation seperti yang

dipahami ulama klasik atau juga kebanyakan ulama zamannya. Ia lebih

mementingkan keterbukaan - yang terindikasi dari istilah khusyil ' ( tunduk [kepada

kebenaran], tidak mendahulukan kepentingan pribadi) yang ia gunakan - dan

independensi, dengan berpegang pada prinsip bahwa setiap "mukmin" memiliki

kapasitas untuk memahami al-Qur'an; dan kapasitas tersebut sangat ditentukan oleh

56J:Iasan al-Bannii, Risiilatiin fi a/-Tafszr wa surah al-Fiitif}ah, (Beirut Mansyiirat al­'Ashr al-fladith, 1972), 36.

51Jbid., 37.

Page 39: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

32

proses dialektika seseorang dengan sejarah, lingkungan sosial dan peradaban.

Dengan jalan demikian, tafsir ayat-ayat al-Qur' an akan merupakan produk

hermeneutika, produk dari kesadaran subjektif seseorang untuk memberi makna

terhadap teks, produk yang merupakan bagian dari sejarah dan peradaban itu sendiri.

Pandangan Al-Ba.nna di atas dikemukakan untuk menjelaskan bahwa pada

dasarnya seperti itulah sketsa metodologi yang penulis ingin terapkan untuk

penelitian ini. Penulis sepakat dengan al-Banna dalam hal memberikan kebebasan

dan ruang gerak yang longgar bagi penafsir atau mufassir untuk mengekspresikan

apa yang ia pahami dari al-Qur'an. Akan tetapi hal ini menimbulkan persoalan ketika

orang memahami kebebasan tersebut sebagai tanpa aturan. Ketika setiap orang

"bertanya kepada hatinya," mungkin saja masing-masing hati itu akan memberikan

jawaban berbeda. Lalu bagaimana mengukur kebenarannya?

Karena itu penulis perlu mempertegas bahwa penelitian ini dilakukan dengan

menempuh beberapa langkah tertentu, seperti akan dijelaskan di belakang nanti.

Namun sebelumnya perlu dinyatakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam

disertasi ini lebih mengacu pada interpretasi teks atau hermeneutika serta gabungan

pendekatan-pendekatan lain, seperti sejarah dan perbandingan. Ada beberapa poin

yang dirasa penting dikemukakan berkaitan dengan teori dalam hermeneutika

tersebut: Pertama, teks tidak bisa dijadikan sebagai objek seperti dalam penelitian

atau analisis sains. Ia diperlakukan sebagai buah karya, yang berbicara, yang

memiliki dunia tersendiri, di mana seseorang harus siap meninggalkan dunianya jika

mau masuk ke sana. Teks tidak dipahami melalui apa yang disebut dengan "anatomy

Page 40: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

33

of criticism," tetapi melalui "humanistic understanding. "58 Ia tidak dibedah untuk

diketahui isinya, tetapi diselami untuk dihayati bersamanya makna-makna yang ia

kandung. Seperti dikatakan Palmer, dalam penelitian harus dibedakan antara

"object" dan "work" (karya), baik karya manusia atau karya Tuhan. Karya harus

dilihat sebagai karya~ ia memiliki sentuhan kemanusiaan yang sarat nilai dan makna.

Memahami makna yang lebih filosofis dari sebuah karya itulah yang menjadi fokus

henneneutika. 59 Karena itu dalam memahami sebuah "karya" atau teks diperlukan

kepekaan historis dan humanistik yang tajam. Sehubungan dengan kerangka berpikir

ini al-Qur'an tidak ditafsirkan semata-mata dengan menggunakan the rules of

interpretation yang kaku, seperti dalam pengertian tradisional (meskipun ini tetap

dipertimbangkan), tetapi lebih pada philosophical elaboration ~f understanding.

Artinya sebuah pemyataan dipahami dengan melihat berbagai kemungkinan yang

dapat mempengaruhi maksud pengarang dan makna yang terkandung dalamnya.

Kedua, seperti telah dikemukakan di atas, teks selalu berkaitan dengan

events. Jadi, proses sejarah yang melahirkan sebuah teks merupakan faktor yang

sangat penting untuk dijadikan pertimbangan. Ini tidak hanya dengan melihat asbab

al-nuzUI dalam makna klasik, tetapi juga dengan menerapkan analisis sejarah secara

kritis.

Ketiga, teks juga harus dilihat sebagai bahasa dan simbol yang diungkapkan

dalam suatu waktu dan tempat tertentu. Waktu dan tempat inilah yang perlu

58Richard E. Palmer, Hermeneutics: Interpretation Theory in Schleiermacher, Dilthey, Heidegger, and Gadamer, (Evanston: Northwestern University Press, 1969), 7.

59Ibid, 7-8.

Page 41: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

34

diterobos untuk mendapatkan makna dan pemahaman yang lebih terang dan relevan

dengan zaman sekarang, 60 yang dalam istilah Ferguson disebut to span the gap

between the past and present.61 Dalam hal ini tidak berarti al-Qur'an direduksi dan

dipak:sakan sesuai dengan kehendak kekinian, tetapi ia dijembatani dengan

menggunak:an fasilitas pengetahuan dan pengalaman modem. Penafsir yang hidup

hari ini dapat memaknai teks al-Qur'an yang turun sekian abad silam dengan

memberi makna baru pada teks tersebut tanpa merusak: makna dasamya. 62 Barangkali

model pendekatan yang penulis terapkan di sini masih dalam kerangka metodologi

yang disebut Amin Abdullah dengan al-ta 'wTl al- 'ilmt3 atau, sebut saja, dalam

istilah lain "mengolah teks, melacak: mak:na."64 Dengan kata-kata yang lebih

sederhana, kajian ini penulis sebut dengan istilah "tafsir kritis" dan pendekatannya

adalah "hermeneutika multikultural. "65 Dalam tafsir ini, yang paling dominan adalah

6<M.achasin, "Sumbangan Hermeneutika terhadap Ilmu Tafsir," Makalah Diskusi, Forum Cendekia Muda, Lembaga Studi Agama dan Demokrasi (eLSAD), Surabaya, 2002.

61Duncan S. Ferguson, Biblical Hermeneutics: An Introduction, (London: SCM Press, 1986) p. 3.

62 Abu Zayd mengatakan bahwa manusia adalah kii 'in tiirikh'f (historical being), yang mampu menempatkan diri dalam proses sejarah secara dinamis. Sejarah, bagi manusia, bukan hanya sekedar fakta masa lalu ''yang berdiri di sana" (qii 'im huniik), tetapi merupakan kenyataan yang terns berubah. Di sinilah peran hermeneutika, yaitu membantu manusia memahami fakta masa lalu dengan memberi makna yang lebih bermanfaat untuk hari ini. Lihat N~r I:Iamid Abu Zayd, Isykiiliyyiit al-Qirii 'ah wa Aliyyiit al-Ta 'w'fl, (al-Dar al-BaiQ.a': al-Markaz al-Tsaqafi al-'Arabi, cet. III, 1994, 28.

63M. Amin Abdullah dkk., Tafsir Baru Studi Islam dalam Era Multi Kultural, (Y ogyakarta: lAIN Sunan Kalijaga - Kurnia Kalam Semesta, 2002), 1.

64Ibid., 39.

65Penulis mengadopsi istilah "tafsir kritis" dari Gregory Baum, Religion and Alienation: A Theological Reading of Sociology, (New York: Paulist Press, 197 5), 195.

Page 42: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

35

kepekaan kemanusian, sebuah kepekaan yang mesti tumbuh dari berbagai

pengalaman dan pengetahuan serta pergelutan manusia dengan kehidupan, sejarah

dan peradaban. 66

Dalam rangka memenuhi tuntutan metodologis seperti tersebut di atas, maka

langkah-langkah yang ditempuh untuk penelitian ini dapat diringkaskan kembali

sebagai berikut: Pertama, penulis mengumpulkan ayat-ayat al-Qur'an tentang

Y ahudi yang terdapat dalam berbagai surat, terutama dalam surat al-Baqarah, dan

membagi-bagikannya dalam topik-topik tertentu. Ayat-ayat tersebut dianalisa

terutama sekali, pada tahap awal, dengan mempelajari pandangan ulama atau para

mufassir untuk didiskusikan dan dikritisi. Untuk tujuan ini yang dirujuk adalah kitab-

kitab tafsir, sejarah dan buku-buku lain yang relevan. Ini mesti dilakukan sebagai

langkah awal karena siapa pun tidak mungkin berangkat dari kekosongan.

Pandangan-pandangan yang sudah ada perlu dijadikan landasan pijakan untuk

membangun sebuah pemikiran baru.

Kedua, penulis melakukan perbandingan antara berbagai statemen al-Qur' an

dengan pandangan-pandangan dan catatan sejarah dalam literatur Y ahudi, terutama

sekali kitab Bible Yahudi (Hebrew Bible).61 Artinya, penulis tidak hanya melihat

pada teks dan konteks ayat-ayat al-Qur'an, tetapi juga berupaya menemukan

Sedangkan istilah "hermeneutika multikultural" (multicultural hermeneutics) penulis pinjam dari Douglas Jacobsen, "Multicultural Evangelical Hermeneutics and Ecumenical Dialogue", Journal ofEcumenical Studies, Vol. 37, No.2, Spring 2000, 133.

66penjelasan lebih jauh mengenai pendekatan kepada al-Qur' an (hermeneutika al­Qur' an) akan dibahas dalam bab dua.

67Kutipan Bible Yahudi (Hebrew Bible) dalam disertasi ini diambil dari terjemahan bahasa lnggris oleh Jewish Publication Society, 1917.

Page 43: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

36

bagaimana pandangan Y ahudi tentang diri mereka, yakni dengan merujuk pada kitab

suci mereka dan karya-karya sarjana mereka yang otoritatif. Hal ini dianggap

penting, sebab dalam al-Qur'an beberapa kali disebutkan: " ... ..l~\ wlUJ" ("dan

orang-orang Yahudi berkata .... "). 68 Maka sekurang-kurangnya perlu dipelajari

bagaimana pandangan orang Yahudi mengenai ''tuduhan" al-Qur'an tersebut, untuk

menemukan makna yang lebih tepat dari statemen-statemen al-Qur'an mengenai hal

itu. Langkah ini tidak dilakukan secara mendetail dan menyeluruh, tetapi secara

umum dan terkait dengan topik-topik yang relevan saja, karena yang diperlukan di

sini adalah menemukan contoh-contoh dalam rangka memperkaya argumentasi untuk

perdebatan dan diskusi selanjutnya.

Ketiga, sebagai konsekuensi logis dari metodologi dan pendekatan yang

digunakan untuk penelitian ini, seperti telah dijelaskan di atas, pandangan-pandangan

Muslim tradisional tentang Yahudi, atau pemahaman mereka mengenai ayat-ayat al­

Qur' an tentang Y ahudi, akan dikritisi atau ditinjau ulang dengan menghadapkannya

dengan berbagai fakta lain dan pandangan-pandangan lain yang berbeda. Pada

akhirnya, tafsiran ulang terhadap ayat-ayat tersebut dilakukan dengan menggunakan

pertimbangan-pertimbangan yang lebih kritis, terbuka dan lebih aplikatif terhadap

realitas kehidupan di zaman ini.

G. Sistematika Penulisan

Langkah-langkah metodologis tersebut di atas tidak sepenuhnya

mencerminkan sekuens atau urutan dan sistematika penulisan disertasi m1.

68Lihat Q.S. al-Baqarah: 113~ al-Ma'idah: 18 dan 64~ dan al-Tawbah: 30.

Page 44: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

37

Sistematika penulisan lebih berpijak pada the logic of academic mode. Penulis

memulai penulisan dengan mengemuk:akan alasan-alasan pengkajian dan sejauh

mana ia dapat dianggap krusial dan menarik. Pada bagian pertama ini juga dijelaskan

model pendekatan atau metodologi yang diterapkan, serta beberapa preview landasan

teoretis yang menjadi fondasi penelitian.

Bagian kedua berbicara lebih jauh mengenai landasan teoretis tersebut.

Dalam hal ini, tulisan difokuskan pada teori-teori studi al-Qur' an terutama sekali

yang berbasis pada paradigma pemikiran kontemporer. Teori-teori inilah yang

menjadi bingkai pemikiran yang didiskusikan pada bah selanjutnya.

Bab ketiga adalah bagian awal atau pengantar ke inti proyek penelitian ini,

yakni tentang Y ahudi dalam tradisi Islam. Lalu diteruskan dengan bab empat yang

mengeksplorasi dan mendiskusikan secara lebih mendalam mengenai pandangan al­

Qur' an tentang Y ahudi. W alaupun hanya dibagi kepada tiga sub bab saja, bab ini

menggunakan proporsi yang cukup signifikan. Analisis lebih jauh tentang eksplorasi

yang dilakukan dalam bah empat diperdalam pada bah lima, yaitu bab yang memuat

kritik dan konstruk:si ulang nalar pemikiran keagamaan yang penulis resahkan. Di

sinilah studi al-Qur' an diperdebatkan dan didialogkan dengan nalar pengetahuan dan

pengalaman kehidupan kontemporer. Atas dasar kajian dan diskusi dalam bab-bab

sebelumnya, beberapa kesimpulann dirumuskan dan dimuat dalam bab khusus yaitu

Penutup. Di samping itu, beberapa saran atau rekomendasi juga disampaikan dalam

bah terakhir ini.

Page 45: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

A. Kesimpulan

BABVI PENUTUP

Dari berbagai analisis dan diskusi yang dikemukakan dalam bab-bab

sebelumnya, beberapa kesimpulan penting dapat diambil di sini: Pertama, ayat-ayat

al-Qur'an tentang Yahudi atau Bani Israil pada dasamya tidak semuanya berupa

kritik dan kecaman; sangat banyak ayat-ayat al-Qur'an yang justeru memberikan

apresiasi kepada mereka atau, sekurang-kurangnya, bersifat netral. Bani Israil

disebutkan al-Qur'an sebagai umat pilihan dan dalam banyak ayat dirujuk sebagai

Ahli Kitab, yakni umat yang memiliki kitab suci yang diturunkan Tuhan. Sementara

itu, kritik-kritik terhadap mereka ditujukan pada sikap dan perilaku mereka yang

menurut al-Qur' an telah menyimpang dari ajaran kitab suci mereka sendiri. Karena

itu al-Qur'an menyeru mereka mengamalkan ajaran kitab sucinya dengan benar.

Berkaitan dengan hal ini, konsep tal]rif atau tabdil, seperti yang kembangkan ulama

tradisional, yang mengatakan bahwa orang-orang Y ahudi telah melakukan distorsi

terhadap teks kitab suci mereka, menurut penulis, sulit dipertahankan.

Kedua, kecaman-kecaman al-Qur'an terhadap Yahudi, sesuai tesis di atas,

sebenarnya merupakan respon kepada mereka yang secara nyata menentang al-

Qur'an. Artinya, al-Qur'an sama sekali tidak bermaksud menyerang agama Yahudi

atau menghina umat Y ahudi; yang dikritik adalah perilaku mereka, dan yang dikutuk

adalah mereka yang melakukan pengkhianatan. Mereka ini adalah orang-orang

357

Page 46: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

358

Y ahudi Medinah yang hidup dan bergumul dengan peradaban Arab serta secara

intens berinteraksi dengan Nabi dan al-Qur'an. Dengan demikian, tidak semua

Yahudi di seluruh dunia dan sepanjang sejarah persis seperti diungkapkan al-Qur'an,

baik dari segi positif maupun negatifnya, bahkan jika kaum Muslim ingin

mengetahui segala sesuatu tentang Yahudi (sejarah, peradaban dan tradisi keagamaan

mereka), maka al-Qur'an bukanlah sumber satu-satunya dan bukan pula sumber yang

memadai. Dengan demikian, al-Qur' an akan dapat dipahami lebih baik jika

dipertemukan atau dibandingkan dengan ilmu pengetahuan dan teks-teks keagamaan

lainnya.

Ketiga, sesuai penjelasan di atas, pandangan-pandangan dan kritik al-Qur'an

terhadap kaum Y ahudi dapat dikatakan bersifat khusus dan kondisional. Karena itu

konteks dan tujuan dari ayat-ayat tentang mereka itu harus diperhatikan. Ketika al­

Qur'an, misalnya, mengatakan Tuhan mengutuk mereka (orang-orang Yahudi), tidak

berarti yang dimaksudkan adalah semua mereka di seluruh permukaan bumi dan

sepanjang sejarah dunia. Demikian juga ketika al-Qur'an menuduh mereka

mengatakan Uzair anak Tuhan, yang dimaksudkan hanya beberapa orang di antara

mereka yang disaksikan langsung olah al-Qur' an sendiri. Kalau konteks pembicaraan

al-Qur' an seperti ini tidak diperhatikan maka akan menimbulkan kekeliruan dalam

menangkap pesan-pesan dasar dari al-Qur' an itu sendiri.

Keemptt, dengan demikian, kebencian kaum Muslim terhadap Yahudi

sebenamya tidak berasal dari ajaran al-Qur'an, dan pelabelan Yahudi dengan segala

macam kejahatan dan keburukan tidak sejalan dengan semangat al-Qur'an.

Fenomena ini memang telah mewamai sejarah dan literatur Muslim dari sejak awal

Page 47: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

359

sampai hari ini. Akan tetapi tidak berarti itulah kebenaran yang harus diterima dan

tidak boleh dikritisi. Perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan modem tampak

membuka peluang yang lebih positif untuk membangun kesadaran "kita" yang lebih

kritis terhadap "diri sendiri" dan "orang lain." Demikian juga, kesadaran sejarah

(historical awareness) akan menjadikan seseorang lebih mampu bersikap positif dan

apresiatif terhadap keragaman pandangan dan tradisi dalam kehidupan manusia.

Kelima, ajaran dasar al-Qur'an sebenamya sangat kompatibel dengan

semangat pluralisme agama. Al-Qur'an mengajak kepada keterbukaan dan

mengkritik sikap eksklusif dan klaim-klaim benar sendiri seperti yang diperlihatkan

oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani yang hidup di lingkungan masyarakat Arab

zaman turun wahyu. Oleh karena itu, alangkah ironisnya - dan memang tidak

mungkin - jika al-Qur'an sendiri lantas dianggap telah mengambil sikap dan

tindakan yang sama.

Akhirnya, jika semua umat beragama mau merujuk pada inti ajaran kitab

sucinya secara jujur dan bersedia untuk bersikap terbuka terhadap umat lain serta

mampu mengapresiasi kitab suci umat lain secara positif, maka akan ada harapan

yang lebih cerah bagi kehidupan yang lebih damai di antara umat manusia (yang

memiliki budaya dan tradisi keagamaan berbeda-beda) di masa akan datang.

B. Saran

Studi ini sangat terbatas, hanya mengeksplorasi ayat-ayat tentang Y ahudi dan

melakukan reinterpretasi atas ayat-ayat tersebut dengan melihat konteks hubungan

Page 48: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

360

Yahudi-Muslim dan wacana pluralisme agama yang sedang berkembang akhir-akhir

ini. Sasaran utama kajian ini adalah pembenahan pemahaman terhadap kitab suci dan

perbaikan hubungan Yahudi-Muslim yang telah dikotori oleh berbagai fitnah politik

dan dendam sejarah yang tidak rasional.

Ayat-ayat tentang Y ahudi dapat dikaji dalam konteks dan dengan pendekatan

berbeda-beda. Dari sudut pandang bahasa, misalnya, masih diperlukan telaah lebih

mendalam mengenai istilah-istilah yang digunakan al-Qur'an, baik istilah Yahudi

dan Bani Israil itu sendiri (apa perbedaan di antara keduanya; apakah perbedaan

tersebut berdampak secara konseptual pada pemaknaan pandangan al-Qur'an?)

maupun istilah-istilah lain yang digunakan al-Qur' an ketika. memberi respon dan

mengkritik mereka. Secara historis, telaah terhadap kronologis ayat-ayat tentang

Yahudi secara lebih rinci dan mendalam juga masih diperlukan: bagaimana,

misalnya, ayat-ayat tersebut berkembang secara radikal dari bentuk-bentuk seruan

yang lunak sampai pada sikap permusuhan dan kutukan? Sejauh mana

perkembangan tersebut dapat menjelaskan perkembangan hubungan orang-orang

Y ahudi dan Nabi Muhammad serta bagaimana menyikapi keputusan akhir Nabi yang

mengambil tindakan keras terhadap mereka?

Terkait dengan kajian penulis dalam disertasi ini, ada baiknya dilakukan

penelitian mengenai buku-buku tentang Yahudi - baik asli maupun teijemahan -

yang beredar di Indonesia Buku-buku tersebut mungki~ sejauh pantauan penulis,

hampir semuanya bernada negatif dan mengecam umat Y ahudi, dan secara umum

argumentasi-argumentasi di dalamnya lebih banyak didasarkan pada ayat-ayat al­

Qur'an. Lalu, persoalannya, sejauh mana pemahaman ayat-ayat al-Qur'an tersebut

Page 49: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

361

telah dilakukan secara tepat dan proporsional? Lebih jauh, bagaimana dampak isi

buku tersebut terhadap sikap masyarakat dalam merespon isu pluralisme agama,

konflik Timur Tengah, terorisme dan bahkan perkembangan pemikiran keagamaan di

Tanah Air yang dinilai sebagian kalanganjuga karena pengaruh kejahatan Yahudi?

Penelitian tentang Y ahudi dalam fikih penulis anggap juga patut

direkomendasikan. Fikih, yang ditulis ulama Islam berabad-abad silam dan masih

dipakai hingga saat ini, telah mendiskusikan secara ekstensif berbagai persoalan

terkait dengan Yahudi dan Nasrani serta Taurat dan Injil, mulai dari soal perkawinan,

pakaian, makanan, sampai masalah bersuci dan istinjii '. Secara garis besar, fikih

telah mendiskreditkan umat Yahudi dan juga Nasrani, bahkan dengan cara-cara yang

tidak pantas. Jika hal ini dapat dikaji kembali dengan pendekatan yang lebih terbuka,

positif dan semangat ilmiah yang sungguh-sungguh, maka akan sangat besar

kontribusinya bagi pemahaman keagamaan yang lebih sehat dan apresiatif, terutama

dalam konteks pluralisme agama. Kajian ini, menurut penulis, benar-benar penting

dalam rangka melacak serta memetakan kembali persoalan hubungan Yahudi-

Muslim yang hari ini semakin berada pada titik kritis yang mengkhawatirkan.

Page 50: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

BffiLIOGRAFI

'Abd al-Muta'al. La .. Naskhfi al-Qur'lin: Limlidha .. ? Kairo: Maktabah Wabah, 1400

H./1980M.

'Abd al-Ralp:nan, Khalid. U§ill al-Tafsir wa Qawli 'iduh. Beirut: Dar al-Nafii'is, 1986.

'Abd a1-Rahman, Anas. $irli'unli ma'a al-Yahild fi '?illil al-Qur'lin, Saduran tafsir Sayyid Qutb. Kuwait: Maktabah Dar al-Bayan, 1989.

'Ali, 'Abdullah Yusuf. The Meaning of the Holy Qur'lin. Maryland: Amana

Corporation, New ed. 1992.

Abdul Karim, Khalil. Hegemoni Quraisy: Agama, Budaya dan Kekuasaan,

Y ogyakarta: LKiS, 2002.

Abu Daud, Sulayman ibn al-Asy'ats. Sunan Abf Dliwud. Dar al-Fikr, t.t.

Abu Syahbah, Mu]J.ammad ibn Mu]J.ammad. Al-Isrli 'Uiyylit wa al-Mawqil 'lit fi Kutub

al-Tafsir. Kairo: Maktabah al-Sunnah, 1408 H.

Abu Zayd, Na~r I:Iamid. Isykliliyylit al-Qirli 'ah wa Aliyylit al-Ta 'wfl. al-Dar al­Baiqa': al-Markaz al-Tsaqafi al-'Arabi, cet. ill, 1994.

-------. Majhilm al-Na§§." Dirlisah fi 'Ulilm al-Qur'lin. Al-Dar al-Bayqa': al-Markaz al-Tsaqafi al-'Arabi, cet. V, 2000.

Adang, Camilla. Muslim Writers on Judaism and the Hebrew Bible from Ibn Rabban to Ibn Hazm. Leiden: E. J. Brill, 1996.

Ahmad, Barakat. Muhammad and the Jews: A Re-Examination. New Delhi: Vikas

Publishing House, 1979.

Ahmad, Reme. "Mahathir tells Muslims to use brains to fight Jews," The Straits

Times. Oct. 19, 2003.

Ahmed, Moinuddin. Religions of All Mankind. New Delhi: Kitab Bhavan, 1994.

Alef Theria Wasim. "India Abad -16 dan -17: Tinjauan tentang Ke-beragamaan dalam Beragama," al-Jlimi 'ah. No. 49, 1992.

362

Page 51: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

363

-------. "Minoritas dan Mayoritas" dalam M. Amin Abdullah, dkk. Antologi Studi Islam: Teori dan Metodologi. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2000.

Ali, K. A Study of Islamic History. Delhi: Idarah-i Adabiyat-i Delli, 1980.

Amin Abdullah, M. "al-Qur'an dan Pluralisme dalam Wacana Posmodernisme," Profetika. Vol.1, 1 Januari 1999.

-------. "Rekonstruksi Metodologi Studi Agama dalam Masyarakat Multikultural dan Multireligius," dalam M. Amin Abdullah, dkk. Antologi Studi Islam: Teori dan Metodologi. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2000.

-------, dkk. Tafsir Baru Studi Islam dalam Era Multi Kultural. Yogyakarta: lAIN Sunan Kalijaga - Kurnia Kalam Semesta, 2002.

-------. Studi Agama: Normativitas atau Historisitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1996.

Arkoun, Mohammed. "Explorations and Responses: New Perspectives for a Jewish­Christian-Muslim Dialogue," Journal of Ecumenical Studies. No. 26,

Summer 1989.

Armstrong, Karen. Muhammad: A Western Attempt to Understand Islam. London:

Victor Gollancz, 1991.

Ast, Friedrich. Grundlinien der Grammatik, Hermeneutik und Kritik. Lanshut:

Thomann, 1808.

Aviezer, Ravitzky. Messianism, Zionism, and Jewish Religious Radicalism, trans. Michael Swirsky and Jonathan Chipman. Chicago: Chicago University Press,

1996.

Ayoub, Mahmoud. "Islam and Christianity between Tolerance and Acceptance," Islam and Christian-Muslim Relation. Vol. 2, 1991.

-------. "Christian-Muslim Relations Into the Twenty-first Century: A Round Table Discussion," Islam and Christian-Muslim Relation. Vol. 3, 1992.

-------.The Qur'an and Its Interpreters. Albany: State University ofNew York Press,

1988.

Baghawi, al-I:Iusayn ibn Mas"iid al-. Ma'alim al-Tanzfl. Beirut: Dar al-Ma"rifah,

1987.

Banna, I:Iasan al-. Risalatan fi al-Tajsfr wa siirah al-Fati/Jah. Beirut: Mansyiirat al­

'Ashr al-J1adith, 1972.

Page 52: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

364

Baraniq, Mu}Jammad Alpnad dan Mu}Jammad Yiisuf al-Mal}jiib. Mu}Jammad wa al­Yahiid. Kairo: Mu'assasah al-M~tbii'at al-lJaditsah, t.t.

Baum, Gregory. Religion and Alienation: A Theological Reading of Sociology. New York: Paulist Press, 1975.

Bayqawi, 'Abdullah ibn 'Umar al-. Anwar al-Tanzfl wa Asriir al-Ta 'wfl. Beirut: Dar

al-Fikr, 1996 M./1416 H.

Bickerton, Ian J. dan M.N. Person. The Arab-Israeli Conflict. Melbourn: Longman Cheshire, 2nd edition 1990.

Bigha, Mu~~afii Dib al-dan Mu}Jyi al-Din Dib Mastii. al-Wii{iifz.fi 'Uliim al-Qur'iin, Damsyiq: Dar al-Kalim al-Tayyib, 1996.

Booth, Wayne C. Critical Understanding: The Power and Limits of Pluralism. Chicago: University of Chicago Press, 1979.

Bahiiti, Man~iir ibn Yiinus, al-. Kasysyiif al-Qinii' 'an Matn al-Iqnii '. Beirut: Dar al­

Fikr, 1402 H./1982 M.

Bukhari, Mu}Jammad ibn Isma'fl al-. ($a}Jf}J al-Bukhiirf. Beirut Dar Ibn Katsir, 1987

M./1407 H.

Bultmann, Rudolf. Essays, Philosophical and Theological. London: SCM Press,

1955.

BurhanuddinDaya. Agama Yahudi. Yogyakarta: Bagus Arafah, 1982.

-------. "Bingkai Teologi Kerukunan Bersama," al-Jiimi 'ah. No. 59, 1996.

Busse, Heribert. Islam, Judaism, and Christianity: Theological and Historical Affiliations, terj. Allison Brown dari Bahasa Jerman. Princeton: Markus

Wiener Publishers, 1998.

Bii~I, Muhammad Sa'id Ramaqan al-. Fiqh al-Sfrah. Beirut: Dar al-Fikr, 1990.

Carrier, James G. (ed). accidentalism: Images of the West. Oxford: Clarendon Press,

1995.

Cragg, Kenneth. The Event of the Qur 'an: Islam in Its Scripture. Oxford: Oneworld,

1994.

Darwaza, Muhammad Azzah. "The Attitude of the Jews Towards Islam, Muslims and the Prophet of Islam-P.B.U.H. at the Time of His Honourable

Page 53: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

365

Prophethood," dalam D. F. Green (ed.). Arab Theologians on Jews and Israel.

Geneve, 1974.

Deedat, Ahmad. Dialog Islam dan Yahudi: Damai atau Terus Konjlik, terj. Djamaluddin Albunny. Surabaya: Pustaka Progressif, 1991.

Didik Hariyanto, M. Mengungkap Kelicikan Yahudi dalam al-Qur'an, Hadis, dan Sejarah. Jogjakarta: Menara Kudus, 2002.

Dihlawi, Syah Wall al-Lah, al-. Al-Fawz al-Kablr fi U!jill al-Tafslr. Karachi: Qadimi Kutub Khiina, 1966.

Dimont, Max I. Jews, God and History. New York: Penguin Books, Edisi Revisi

1994.

Encyclopaedia Britannica. Deluxe Edition 2004 CD-ROM.

Esack, Farid. Qur 'an, Liberation and Pluralism. Oxford: Oneworld Publication,

1998.

Fackenheim, Emil L. What is Judaism: An Interpretation for the Present Age. New York: Collier Books, 1987.

Faruqi, Ismail R. al-. "Islam and Zionism," dalam John L. Esposito (ed.). Voices of Resurgent Islam. Oxford: Oxford University Press, 1983.

Ferguson, DuncanS. Biblical Hermeneutics: An Introduction, London: SCM Press,

1986.

Firestone, Reuven. Children of Abraham: An Introduction to Judaism for Muslims, Hoboken: Ktav Publishing House, 2001.

-------. Diskusi melalui e-mail. 18 Nopember 2003.

-------. Journeys in Holy Lands: The Evolution of the Abraham-Ishmael Legenda in Islamic Exegesis. New York: State University ofNew York Press, 1990.

Fitz, James, S.M. "Moses As A Leadership Model," Human Development. Vol. 4

Winter 1983.

Freedman, Samuel G. Jew v.s. Jew: The Struggle for the Soul of American Jewry. New York: Touchstone, 2000.

Gatje, Helmut The Qur'iin and Its Exegesis. Oxford: Oneworld, 1997.~

Page 54: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

366

Ghazali, Muhammad al-. A Thematic Commentary on the Qur 'an, trans. Ashur A. Shamis. Kuala Lumpur: Islamic Book Trust, 2001.

Gil, Moshe. "The Origin of the Jews of Yathrib," Jerussalem Studies in Arabic and

Islam. No. 4, 1984.

Gonzalez, Justo L. Manana: Christian Theology from a Hispanic Perspective. Nashville: TN: Abbingdon Press, 1990.

Green, D. F. (ed.). Arab Theologians on Jews and Israel. Gem!ve, 1974.

Gross, Rita M. "Religious Pluralism: Some Implications for Judaism," Journal qf Ecumenical Studies. No. 26, Winter 1989.

Guillaume, A. The Life of Muhammad: A Translation of Ibn Ishaq 's Sirat Rasul Allah. London: Oxford University Press, Third Impression, 1970.

Hamid Basyaib. "Perspektif Sejarah Hubungan Islam dan Yahudi," dalam Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus AF. (ed). Passing Over: Melintas Batas Agama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998.

Hamim Ilyas. "Pandangan al-Qur'an terhadap Bigetisme Yahudi dan Kristen," al­Jami 'ah. No. 62/XII/1998.

-------. Pandangan Al-Qur 'an Terhadap Ahli Kitab: Studi Tafsir Al-Manar, Disertasi lAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2001, 158.

Haque, Ziaul. Wahyu dan Revolusi, teJj. E. Setiawati AI Khattab. Yogyakarta: LKiS,

2000.

Haryatmoko. "Paradigma Hubungan Antar Agama: Pluralisme De Jure Dan Kritik Ideologi," dalam M. Amin Abdullah, dkk. Antologi Studi Islam: Teori dan Metodologi. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2000.

Hasan Asari. "Yang Hilang dari Pendidikan Islam: Seni Munadharah," Ulumul al­Qur'an. No. 1, Vol. V, 1994.

Hasjmy, A. Jahudi Bangsa Terkutuk: Lukisan Kedjahatan Mereka dalam Sejarah, (Banda Atjeh: Pustaka Faraby, 1970).

Haykal, Busein. The Life of Mulj.ammad, trans. Isma'TI Raji al-Faruqi. Kuala Lumpur: Islamic Book Trust, 1993.

Heschel, Abraham Joshua. God in Search of Man: A Philosophy of Judaism. New York: The Noonday Press, 1998.

Page 55: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

367

Holquist, Michael. Dialogism: Bakhtin and His World. London and New York:

Routledge, 1990.

Hopfe, Lewis M dan Mark R. Woodward. Religions of the World, New Jersy:

Prentice Hall, 1998.

Houtart, Franctois. "Kultus Kekerasan atas Nama Agama: Sebuah Panorama," dalam Wim Beuken dan Karl-Josef Kuschel (ed.), Agama Sebagai Sumber Kekerasan? terj. Imam Baehaqie. Yogyakarta: Pusaka Pelajar, 2003.

Ibn 'Ali, Syihab al-Din Al)mad. AI- 'Ujab fi Bayan al-Asbab. Al-Dammam: Dar Ibn

al-Jawzi, 1997.

Ibn 'Arabi, Mu4y al-Din. Tafsir Ibn 'Arabi. 2 Volume, Beirut: Dar al-Sadir, t.t.

Ibn ij:anbal, Al)mad. Musnad al-lmam Al].mad Mesir: Mu'assasah Ququbah, t.t.

Ibn ij:azm, 'Ali ibn Al)mad. al-Fi!jal fi al-Milal wa al-Ahwa' wa al-Nil].al, (Kairo:

Maktabah al-Khaniji, t.t.

-------. Al-Nasikh wa al-Mansukh fi al-Qur'an al-Karfm. Beirut: Dar al-Kutub al­

'Ilmiyyah, 1406 H.

Ibn Hisyam, 'Abd al-Malik. Al-Sfrah al-Nabawiyyah. Beirut: Dar al-Jay1, 1411 H.

Ibn al-Jawzi, 'Abd al-Ra:Qman ibn 'Ali. Nawasikh al-Qur 'an. Beirut: Dar al-Kutub

al-' Ilmiyyah, 1405 H.

IbnKatsir. Tafsiral-Qur'anal-'A+fm. Beirut: Dara1-Fikr, 1401 H.

Ibn Khaldiin, 'Abd al-Ral}man ibn Mu_4ammad Muqaddimah. Beirut: Dar al-Qalam,

1984.

Ibn Man+fir. Lisan al- 'Arab. Beirut: Dar Sadir, t.t.

Iqbal, Muhammad. The Reconstruction of Religious Thought in Islam. New Delhi:

Kitab Bhavan, 1981.

Ismatu Ropi. "Wacana Inklusif Ahl al-Kitab," Paramadina. Vol. 1 No.2, 1999.

Izutsu, Toshihiko. Ethico-Religious Concepts in the Qur 'an. Montreal: McGill

University Press, 1966.

Jacobs, Louis. The Book of Jewish Belief Behrman House, t.t.

-------. The Jewish Religion: A Companion. Oxford: Oxford University Press, 1995.

Page 56: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

368

Jacobsen, Douglas. "Multicultural Evangelical Hermeneutics and Ecumenical Dialogue", Journal of Ecumenical Studies. Vol. 37, No.2, Spring 2000.

JaUilayn (JaUil al-Din al-Ma'Qalli dan Jalal al-Din al-Suyfili) al-. Tafszr al-Jaliilayn.

Kairo: Dar al-I;Iadits, t.t.

Jary, David dan Julian Jary. The Harper Collins Dictionary of Sociology. New York: HarperCollins, 1991.

Jacobsen, Douglas. "Multicultural Evangelical Hermeneutics and Ecumenical Dialogue," Journal of Ecumenical Studies. Vol. 37, No.2, Spring 2000.

Juwayni, Mu~lafii al-Sawi al-. Maniihij fi al-Tafsir. Al-Iskandariyyah: Mansya'ah al­

Ma' arif, t.t.

Khalaf Allah, MuQ.ammad AQmad. al-Fann al-Qa~a~fji al-Qur'iin al-Karfm. Kairo: Sina li al-Nasyr wa al-Intisyar al-'Arabi, 1999~ Edisi Indonesia, Muhammad A Khalafullah. Al-Qur 'an Bukan "Kitab Sejarah ": Seni Sastra, dan Moralitas Kisah-kisah al-Qur 'an, terj. Zuhairi Misrawi dan Anis Maftukhin. Jakarta: Paramadina, 2002.

Kuschel, Karl-Jose£ Abraham: Sign of Hope for Jews, Christians and Muslims, terj. \ John Bowden dari Bahasa Jerman. New York: Continuum, 1995.

Lakhsassi, Abderrahmane. "The Qur'an dan the "Other"," dalam Leonard Swilder (ed). Theoria--+ Praxis: How Jews, Christians, and Muslims Can Together Move from Theory to Practice. Leaven: Peeters, 1998.

LaSor, W. S., D. A Hubbard dan F. W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan Sejarah, terj. Werner Tan dkk. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999.

Legenhausen, Muhammad. Satu Agama atau Banyak Agama, terj. Arif Mulyadi dan Ana Farida. Jakarta: Lentera Basritama, 2002.

Lewis, Bernard Islam in History: Ideas, People, and Events in the Middle East. Chicago: Open Court Publishing Company, 2nd Edition, 1993.

Machasin. "Sumbangan Hermeneutika terhadap Ilmu Tafsir." Makalah Diskusi, Forum Cendekia Muda, Lembaga Studi Agama dan Demokrasi ( eLSAD),

Surabaya, 2002.

Madigan, Daniel A Membuka Rahasia Alquran, terj. Tim Redaksi Nalar. Jakarta:

Intimedia Ciptanusantara, 2001.

Malik ibn Anas. Al-Muwa!fa '. Mesir: Dar J4ya' al-Turats al-' Arabi, t. t.

Page 57: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

369

MEMRI (The Middle East Media Research Institute). Special Dispatch Series, No. 354, March 13, 2002; No. 357, March 21,2002.

Mohd. Fauzi bin H. A wang. Ugama-ugama Dunia. Malaysia: Pustaka Aman Press,

1971.

Muhammad Galib M., Ahl al-Kitab: Makna dan Cakupannya. Jakarta: Paramadina,

1998.

Muslim ibn al-I:Iajjaj. $a/Jf/J Muslim. Beirut: Dar ll)ya' al-Turats al-' Arabi, t.t.

NaQ.l}as, Al}mad ibn Mu}J.ammad, al-. Al-Nasikh wa al-Mansukh. Kuwait: Maktabah

al- Faliil}., 1408 H.

Nashruddin Baidan. Metodologi Penafsiran al-Qur 'an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2000.

Nawawi, Yal,lya ibn Syaraf, al-. Rawcfah al-Talibfn wa 'Umdah al-Mujifn. Beirut: al­

Maktab al-Islami, 1405.

Neusner, Jacob. Signposts on the Way ofTorah. USA: Wadsworth, 1998.

-------. The Mishnah: A New Translation. New Haven: Yale University Press, 1988.

Nurcholish Madjid. "Metodologi dan Orientasi Studi Islam Masa Depan,'' Jauhar.

Vol. I, No.1, Desember 2000.

Nursi, Badiuzzaman Said. Risalah Mukjizat Al-Quran, terj. Anuar Fakhri Omar, dkk. Terengganu: Yayasan Islam Terengganu, 1999.

Own, Kamal Ahmad. "The Jews are the Enemies of Human Life as is Evident from Their Holy Book," dalam D.F. Green (ed.). Arab Theologians on Jews and

Israel. Geneve, 1974.

Palmer, Richard E. Hermeneutics: Interpretation Theory in Schleiermacher, Dilthey, Heidegger, and Gadamer. Evanston: Northwestern University Press, 1969.

Peters, F.E. Muhammad and the Origins of Islam. New York: State University of

New York Press, 1994.

Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1984.

Pratt, James B. The Religious Consciousness: A Psychological Study. New York:

The Macmillan Co., 1920.

Page 58: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

370

Qaradhawi [Qaraqawi - pen], Yusuf al-. Palestina: Masalah Kita Bersama, terj. Tim SAMAHTA '99. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1999.

Qatadah ibn Di'amah. al-Nasikh wa al-Mansukh. Beirut; Mu'assasah al-Risalah,

1404 H.

Quraish Shihab, M. Mukjizat Al-Quran. Bandung: Mizan, Cet. ke-4 1998.

Qllfl:Ubi, Mul}ammad ibn Al}mad al-. Al-Jami' li A}Jkam al-Qur 'an. Kairo: Dar al­Sya'b, Cet. II, 1372 H.

Qu~b, Sayyid. Ff ?ilal al-Qur'an. Beirut Dar ~ya' al-Turath al-'Arabi, 1971; Ff ?ilal al-Qur 'an, Edisi CD-ROM. Jordan: Arabic Textware.

Rahman, Fazlur. "Islam," dalam Mircea Eliade ( ed. ), Encyclopaedia of Religion.

New York, 1987.

-------. "Islam's Attitude Toward Judaism," The Muslim World. No. 1, Vol. LXXII,

Januari 1982.

-------.Islam. Chicago: The University of Chicago Press, 1979.

-------.Major Themes of the Qur'an. Chicago: Bibliotheca Islamica, 1980.

Ramri, Nur al-Din al-. $irat al-Mustaqlm, tepi kitab karangan Mul}ammad Arsyad ibn 'Abdullah al-Banjari. Sabfl al-Muhtadfn li al-Tafaqquh ft Amr al-Din. Indonesia: Maktabah Dar ~ya' al-Kutub at..:'Arabiyyah, t.t.

Razi, Fakhr al-Din al-. Mafoti}J al-Ghayb, Mekkah: al-Maktabah al-Tijariyyah, 1990.

Republika Online (16 Oktober 2003): www.republika.co.idlberitalonline/2003/

10/16/143265. shtm.

Richards, Glyn. Toward a Theology of Religions. London: Routledge, 1989.

Riqa, Mul}ammad Rasyid. Taftlr al-Manar. Beirut: Dar al-Fikr, 1973.

Rippin, Andrew. "Tafsir", dalam Mircea Eliade ( ed. ). The Encyclopaedia of Religion. New York: Macmillan, 1987.

Riyaij, al-. (Saudi Arabia, 10 Maret 2001).

Robinson, George. Essential Judaism: A Complete Guid to BeliefS, Customs and Ritual. New York: Pocket Books, 2000.

Page 59: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

371

Sachedina, Abdulaziz. "Is Islamic Revelation an Abrogation of Judaeo-Christian Revelation," Concilium, March 1994.

Salil;l, Subl}I al-. Maba}Jits fi 'Ulum al-Qur'an. Beirut: Dar al-'Ilm li al-Malayin,

1977.

Samaw'al ibn Yal}.ya, al-. Jfo.am al-Yahud wa Qi~~ah Islam al-Samaw 'al wa Ru 'yah al-Nabiyy $alla al-Lah 'alayh wa Sallam. Beirut: Dar al-Jayl, 1990.

Siddiqi, Mazheruddin. The Qur 'anic Concept of History. Delhi: Adam Publishers,

1994.

Smith, Huston. The World's Religions: Our Great Wisdom Traditions. New York: HarperCollins, 1991.

Smith, Wilfred Cantwell . "Comparative Religion: Whither-and Why?", dalam Mircea Eliade and Joseph M. Kitagawa (ed.). The History of Religions: Essays in Methodology. Chicago: The University of Chicago Press, 1959.

Suyiili, al-. Al-Durr al-Mantsur fi Taf..•/fr bi al-Ma 'tsiir. Beirut: Dar al-Fikr, 1993.

-------. Al-ltqanfi 'Ulum al-Qur'an. Kairo: M~pna al-Babi al-Balabi, 1370 H.

Syalabi, Al).mad. Muqaranah al-Adyan 1: al-Yahudiyyah. Kairo: Maktabah al­Nahqah al-Mi~riyyah, Cet. V, 1978.

Syawklini, al-. Fat}J al-Qadfr. Beirut: Dar al-Fikr, t.t. s-

Syeed, Sayyid Muhammad. Diskusi di ISNA (Islamic Society of North America),

Indiana, Amerika Serikat.

Tabari, Mul}ammad ibn Jarir al-. Jami' al-Bayan 'an Ta 'wfl Ay al-Qur 'an. Beirut:

Dar al-Fikr, 1405 H.

Tabalaba'I, Sayyid Mul}ammad J:Iusayn al-. al-Mizan fi Tafszr al-Qur 'an. Beirut: Mu'assasah al-A'llimi li al-Malbii'ah, 1393 H./1973 H.

Tabbarah, 'Afif 'Abd al-Fattlil}. Al-Yahud fi al-Qur'an. Beirut: Dar al-'Ilm lil­

Malayin, 1986.

Thalib, M. 76 Karakter Yahudi dalam al-Qur 'an. Solo: Pustaka Mantiq, t.t.

The Encyclopaedia of islam, CD-ROM Edition. Leiden: Koninklijke Brill NV, 1999.

Tracy, David. Plurality and Ambiguity: Hermeneutics, Religion, Hope. San Fra.t1cisco-: Harper and Row, 1987.

Page 60: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

372

Turmudhi, Mul}ammad ibn 'Isa al-. Sunan al-Turmudhf. Beirut: Dar Il}ya' al-Turats

al-' Arabi, t.t.

Wal}idi, Abu al-l_Iasan 'Ali al-. al-Wajlz fi Tafszr al-Kitob al- 'Azfz. Beirut: Dar al­

Qalam, 1415 H.

-------. Asbab al-Nuzul. Beirut: Dar al-Fikr, 1414/1994.

Watt, William Montgomery. Companion to the Qur 'an. Oxford: Oneworld

Publications, 1994.

-------.Muhammad's Mecca. Edinburgh: Edinburgh University Press, 1988.

"What they say about Mahathir's remarks on Jews", The Straits Times. Oct. 19,

2003.

Wolf, Friedrich August. Vorlesung uber die Enzyklopddie der Altertumswissenschaft. ed. J.D. GOrtl. Leipzig: Lehnhold, 1831, Vol. I.

Wyschogrod, Michael. "Islam and Christianity in the Perspective of Judaism," dalam I.R. Faruqi (ed.). Trialogue of the Abrahamic Faiths. New Delhi: Genuine

Publication, 1989.

Zarkasyi, Mul}ammad ibn Bahadir al-. Al-Burhon fi 'Ulum al-Qur 'on. Beirut: Dar al­

Ma'rilat, 1391 H.

Zarqani, Mul}ammad 'Abd al-'~m al-. Manahil al-'Irfon fi 'Uliim al-Qur'an.

Beif\lt: Dar al-Fikr, 1996.

Zebiri, Kate. "Relation Between Muslims and Non-Muslims in the Thought of Western-Educated Muslim Intellectuals," Islam and Christian-Muslim

Relations. Vol. 6, No.2, 1995.

Zul}ayli, Wahbah al-. Al-Fiqh al-Is/amfwa Adillatuh. Beirut: Dar al-Fikr, 1997.

<http:/ /abbe. com/quotes>.

<http:/ /talmud.faithweb.com/ gentiles.htm>.

<http:/ /www.answering-islam. org/Quran/Contral>.

<http:/ /www.jewfaq.org/frameslbeliefs.htm>.

<http://www.memri.org>.

<http://www.secularislam.net/Secular Islam_NET Jews in the Qur'an.htm>.

Page 61: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

373

<http://www.qaradawi.net>.

<http://www. ummah.muslimsonline.cornl~islamawe/Quran!Contrad!Extemal>.

<http://www.geocities.com/Athens/Cyprus/8815/Response to 1000 Quotes by and about Jews.htm>.

Page 62: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

LAMP IRAN TABEL TEKS AYAT-AYAT AL-QUR'AN

No. No. Nama No. Surat Surat Ayat

TeksAyat

1 2 al-Baqarah 40

2 2 al-Baqarah

3 2 al-Baqarah 44 --;a ,,. !J ;: !J ;: ,, _, ~ _;

}1.;1 ~~0 .. ,.F1 ~~ j P' 0:,..: .~ j .;;1~ z,..LDIS,~l..:i,.

®0.,_j!~

4 2 al-Baqarah 47 - , !:1 - ;: !J - ; ~JII 0 !J ,,.

Ji~~~j~~ -.:\, ~~~·;.) ,,jS"~IJ.?~'rhv]:··:?

®~~!.:11

5 2 al-Baqarah

6 2 al-Baqarah

7 2 al-Baqarah 60 ~~- -:.~~;jf~La:;.:;u ~[:ji~.._.y•_";t• -~c:,i·~:..T~lJ• ~ • ; • .J. --~~ --

i Jl- ~~- i- i<'; •-- ~"' t..::J ~~ <' :. 1.;. ,jj j f·~-ij ~;.;_I ~:jf 4.J... Y..r J ~ ~..r- r.{ t.)-' r-:=-- H ~

®~: ~ i~~~~~~ i.}~;.:-; ~j~T~j~~

I

Page 63: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

8 2 al-Baqarah

9 2 al-Baqarah

10 2 al-Baqarah

11 2 al-Baqarah

12 2 a1-Baqarah

13 2 al-Baqarah

14

62 ~ 0 .. :;, :Jij ~j , .a.Dij i,~LA ~~ 'fij i,_J..;I; ~~i 01 " .. ~ ~ " ~ ~ " f ~ 6]j ~ -, :- . fl "- ~'tj- .JiL -: -I; Mf..> - ~r.-- - ~, r- r~ _,- ; (.)--'4

®0~~(-A~j~ ~:1&-j~~J

69 ~i- .. _i_:.-,:.~.,·r ~- _,~IJ-[j~-:~·-tt..;L;_j ... -·~- tJt• ~jjJtj ... .J'L"P ~ ~ ~ "".J-&:? ~ ~ .J"' 1.):: . -= . ..) .J"'

<® ~-} , .~ « ~ ~:,1 fjlj

II

Page 64: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

15 2 al-Baqarah 83

16 2 al-Baqarah 84

17 2 al-Baqarah 85

18 2 al-Baqarah 87

19 2 al-Baqarah 88

20 2 al-Baqarah 89

~JJ§Ltj ili i~ 0J~' : ~ ~ ;:1?',r.:.~ ;;....;_~ J . ~ _ ~ w.U..f ~~j Lllii- t ~-. <', --tj- I -;.:-:jf- ·-~ ~if ~- 5L....;:.;.I

If - ~YJ~Ju .. Ji.T-..r-' c.S_J .. - - -, $: - ~ ~ , - Jtf'O. - ,.,.f!J> ;:

~<,~}l.l!'ll~~-:r-~;;; .. -o._<~tll ~~;--i·- l;;;_tll , -,-t-f ~ .. !.... r--:= -- ,.;r-::-~~ 'r'Y ~ J ~ ~J -

~ Zu--1 r ~ij

~ ~ ~J~ , - ~<;'[;.. lillaf.!i llif . ~~f- L- .~~-11- -~ --:. T ; .r_;r . q- ~J:.rt .. J - :.:· ~:rc:r.

!A - - if#-- - '!1 ... 11 $.-® ~ ~-~jF..JS ~?~r.<~ :.1~1 ~~

"I .. 1 /- ~ ·--I -'i u~ - •. ~~,.1 ... u -= r. "-i - I ~r-• ~ ~ l......ogJ •• .J.....,Q... "'-...J ~ • ~ ..:.As.-1.......>-~ Jl- -~- - - _c:,;--!. -1 . J

iJ~ i_,iy;.l:~t.~ tili iJ~ ~~iJi.0.,.;.J~; : .. :;~~ - !I~ - ;::;; ,.,. -- l::

~~~~~~~~"-~

III

Page 65: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

21 2 al-Baqarah 91

22 2 al-Baqarah 94

23 2 al-Baqarah 95

24 2 al-Baqarah

25 2 al-Baqarah 97

26 2 al-Baqarah 98

27 2 al-Baqarah 106

28 2 al-Baqarah 111

14I li~ ~ Jrr f'~~ c!J; li ~ ~:J;; ~4S~ J.?H l§li sli ~ Jj

®~.:~~~j~.J.Aj~~~

~jJ.?~j~~jj~~: S:f~T;j~ i}l§~;:;~ er-A -

- !?" • tG"' ..... ® ~~ .;~ 4...11101--'

.. _,.. l! - ..- j/J (;~-_.,. ..- B ~ ,..

Jj[.&:~~i a4~.r-~ ji I~_,AZ;ts' ~ ~~ ~~JJ..~~ [,Jl..ij

®~~,.~.s-0~~,:;. ij3~

IV

Page 66: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

29 2 al-Baqarah 112

30 2 al-Baqarah 113 ·: ;,:;t~r4'nl~tjj ~~~ra3fi~. ::1 ~,., t"fi~lij

: -~-~~": i ~.J.JTJLiaJ,£~ ,:: dl\,., i::i :...:._, ~~ ~,., &)T u~ VO", - • - ""' ' -

31 2 al-Baqarah 122 J'O ;j - - u;, "' ~ ~ ...

~~i_,~~ 4:~s ~~~~~} l,jS'~IJ.?~J-=.~v-;:~

®0 -~l.:tT~

32 2 al-Baqarah 124

33 2 al-Baqarah 133 - , ; L;~;;u 11 ~·- -5ry ~·= ~ 11 ;I'' ~·A~, <r' - ··-·- ~ ~ ~ - r---

r-~~~~l ~~~; ~~ ~ , ·tl ~ :. ~ i)u L)~ ~ z,,~ ~· ~:;

(@z,~_,:J~jl~,,l &·th~h-'J.:~·~ :.~

34 2 al-Baqarah 135 a. - ~ - ...... _ l;;j li;_~;.r-.~~~fl~ ~ ~J.i i,~1::~ ~r~ ji I~ __,A I~§ I__,JI.ij

®~~ ~~rr~0~

35 2 al-Baqarah 136

v

Page 67: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

36 2 al-Baqarah 246

37 2 al-Baqarah 247

38 2 al-Baqarah 248

39 2 al-Baqarah 250

40 2 al-Baqarah 251

VI

Page 68: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

41 2 al-Baqarah 260

42 3 Ali 'Imran

43 3 Ali 'lmdin

44 3 Ali 'Imran

45 3 Ali 'Imran

VII

Page 69: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

46

47

48

49

50

51

52

53

3 Ali 'Imran 75

3 Ali 'Imran 76

3 Ali 'Imran 78

3 Ali 'Imran 85

3 Ali 'Imran 110

3 Ali 'Imran 183

~ ,

· I ~._: ~9 ~ -;_ a:JI '::.o:; ~ ..)L.b..L 4..:..;b ;,I ~~ ~~ I !.j ~--;.. UF 1,1 ,..; - • ,,~ , • ...... 1,1 • , ~ 1,1 _..., - - :::.- -- -- l! ~ ~ !I

~i)ti['·6~·~aii~ ~li~:li~~ ~ 1~~~~g~ 1 i~~~b ~ : _•_I<:-: ~,, w~TJri 1.:: _ t ~,, Dt -: ._ .. :~y · t:.1. '¥if;fJ u~~-' . _ - ~UY~J~~ ~ -

,__ _ .. ...-'tl- • •-~ _ _.,.....rL ·-- r·l- ~"- ,.;:~.-" •. Gil-"" ~. -·· ~ .,-· ._, I..&.J ~·le. _, . - ~ ".J. - :. - ; r ~ u .. - r - - u~ - -

;;;..,. iJi. J#l !J fl,.

;-111 ~ ~ ~ l.;;j ;-111 ~ ~ ~ Z,.,J ~j ~I~~

~: -•-'<:.-: •• - w~T.J.rf 1.:: - t ~--­'¥¥JU~~_,. _ - ~u~~_,

4 al-Nisa' 44 - -~ -~ ;; t'"l - - • - -_. ...-'t'"l - "' I "' : .. , • !I - . ~,., ~-~ - ~-;1 :d•.=:tJ • ·~~ .·-~ .~Q ."..l..l....l -~ UJ...t .. ;. - WI - • - - ..., ..il 1.1"" - ~ ..., . -® J.!; ~.tii.,J ~ ~:i z,_,~f-'

4 al-Nisa' 45

VIII

Page 70: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

54 4 al-Nisa' 46

55 4 al-Nisa' 150

56 4 al-Nisa' 151 , ?! - s

® t'=_~;~I~;)=~GX1-ij~Z,_,~~~ji

57 4 al-Nisa' 155

58 5 al-Ma'idah 18

59 5 al-Ma'idah 20

IX

Page 71: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

60 5 al-Ma'idah 21

61 5 al-Ma'idah 22 6' ,... - - .,. J,,..

1-:~ I , , ~ - ' ~- 1-: I 1 jS . t ~~- -: t> l:; .. - 1-: :. ~ I i' - , '- 1- tli ~ ~-..rc-= r,.:?>' ~ ~ L) ~..) . . 'Y ~ 0~ c.;-~ 'Y - - -

, - - ll!lo -® 0.#'; ~~ ~ IY..W 0~ - -

62 5 al-Ma'idah

63 5 al-Ma'idah 24 - ~ -- - - J,

~JJ ~i yAftj ~.:! i~l; L.; l~i Lg,il..jS ~ ~l :r. ~ 'J i.,ti

®0Jj ~~:,.;~~3A: .ii

64 5 al-Ma'idah

65 5 al-Ma'idah

66 5 al-Ma'idah 41

X

Page 72: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

67 5 al-Ma'idah 43

68 5 al-Ma'idah 51

69 5 al-Ma'idah 69 ,. ... "' ;t~,. .,. itiJ'II

~~;~~~ljZJ_, !; , :Jij I,~LA~~Ij 1~1;~~~0~

0~ ~(Ja ~Jr-+--~ :;y. }U G.l· o~j ~~~r~j;fl~ - -

70 5 al-Ma'idah

71 5 al-Ma'idah

72 5 al-Ma'idah 81

73 6 al-An'am 108

XI

Page 73: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

74 7 al-A'raf 127 ~

eo - .,.. ~ - !I.,.. ,,..,.. .,..

· I ,j__1!J L~ -- ' ~ #, .l..31: ~ - ~ · • - }U!Ju-~ J - -~ _, 'YJ~_JA..) 0.,...s-J!r-P~ ., ~ - ~ .... ,

~u ~;L ~ j ~;ki :J~i~ ~ J~ c!l ~&JI;- !J~ i:;- ~~ ~~ ~ ~ - . - J ..) _ _, - ..)

® 0J~ ~' i (4i:,..i

75 7 al-A'raf 137 .., "'§ .... -

~~ ~? ;-' ~~ ~~ :;/ f: 0_.,.1;. ~ :.~ i~~ 2>=~~ r~r tj~~i _, Je

"'" i ,- ~ ~J:~-i- ·1-·-~~~~ ~ ~- ~ti-.-J~ ; "-r~~ ;..> ~ J "- fi

~ ZJ__,_}. f= i~li ~ j _,U :,ij 0~:J f: ~ Z;li ~ G:;:; j

76 7 al-A'raf 138 a v; ; -- ~ - - eo ;_ !1~ (4f ~I~:~ • ·· ~ 1·::t.t ~l~sJ~ ~1 -.- 5~.- ,--r u .. r-Y ~ . .._r!~ ..)~., ~ i

~ - - JI_, .... .,...D -- --;;; .,. eo!'.,..

: ~- ··~I Jli i&.fl; ~~~I L:J ~I - , ·- !_,l!Ji u . r.,.a ~ - ~ . ~~

<® 77 7 al-A'raf 172 - , -

~:;, ~i-'r· s::-A~~~~~~r:;l;c ;-;~c!l~~ .u..i l~ .·.

,.. ID' , ;: - ••• - .. , .- .A!! , -; ;: -

4~·-;dl-· -~~ ~:·I 54-!~ l__,r!Ji~~ ~14, .. i··l ~ - -- r~ ~0 _ · ;..rt r - -- - , -® 0-1~·"-I~;)S. ~ ~l

78 7 al-A'raf 188 !1Jtl - ; Sl - l:: i1i ,. - ;:J - --;; ,

~~~IU' y- WI;G I.; 'lll;i "; '1- ~~~i'1J.9 •" J ~:r:' J ---;;; 0 ; l:: .. ,,. , !:1 ,..,..

j: :.-._, j-:~ '11 Gl ~I~~~ tl;; :. ; ~j _;...j.JI~u~'l -- ! 0! - .. ~ -. . ~ ~- , .. ~ 0~Y-r. ~

79 8 al-Anfiil 54 ,-;_ eo u;-:ri- ~,.,. :-

~li • ,._ ..:...W~ I • .JS' ~ · : .i.W: • - ~ · Jl;ui.JS r•~;..>_ H ;'Y- __ . r:r!~- J0~J!- ; -. -- JJ ~ - - !1 ; , ® 0.:~1' ~ l~ls"' ~ J ZJ~:J Jl; taj.l J Mt~~

XII

Page 74: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

80 9 Al-Tawbah

81 10 Yiinus

82 10 Yiinus

83 10 Yiinus

84 10 Yiinus

85 10 Yunus

86 10 Yiinus

85

86

88 j~~fja :~~.,:~jZ,:,....i:J2 :~Is.~~ T ~~:,~yJUj ~ ,

- !7 ,tii • , ~ .PI ~,.

i I; • - l-1 t_z~ aL.....: . ~ I I a!' t LZ ~ U.:iJI ii'·' :._tj _ _____i ~~ . ..) --;_ ~ !J ~ ··- . ..) .. -~ ~

~ yLi.:Jii~:H ~ i.H~ }tj ~~ ~ ~UTj HI\~f

®

XIII

Page 75: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

87 10 YU.nus 90

88 11 Hiid 12

89 12 Yiisuf 22 ~ -;).:~ _ Wf~~c!lJ~iS'j I ~~~j ~.d ·-=:~ls.~&Ui t -4 ~j

90 12 Yusuf

91 12 Yiisuf 38 - ,9 --- - (! - ~ .,. g ~": -itJ-=lS'L;;u ~·-- --,- .,-- ~- ·1-$-t..:;ls.:U..~I-~0 0 -~-'~!:J~r~~-. - . _,

~ !il'; - ... - - iii-,... - - -~ - jfj.,.

~tul ~I ~J ~tuiJij 1-=:l~;lJI~~a.}~ ~~~;.11~ . -®0_,~"l

92 12 Yusuf 39 - - -'!7"* ., .,. s: - , !I s ...

~~~ILlllrl.);->~?~y~jls.~s ~.tl~ ~ ?·:?

®.>~f

XIV

Page 76: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

93 12 Yiisuf 40

94 16 al-Nal).l 101 _ .... ~~'SI -- - ~ -

~ ..... [•-.l.ao'ls;j LJJij~ :?1;.0L...S:.:~I;. L-2~ ~~~

~ Z;_, ~~~:? ~ ~j.Sf ~ ~i }! ~f Iz~ ijili J .p

95 16 al-Nal).l 102

96 17 al-Isra' 4

97 17 al-Isra' 5

98 17 al-Isra' 6

99 17 al-Isra' 7 !}-?)li ~, ;~ ~~~hi; f;Lf 0~:; ~~ r·~. :: ;.f r·!; -;.f 0~

If). .,.. ;. , .... ,,.~ Jl , , 0

l_,~~=:l:;_::,..;J~I &_#-; l:S' .:;~~ 'Otll_,li..J.;tj~Y.j l_,!~g :1

~ 1):.; !:-; i~ I.;

100 17 al-Isra' 8 -~ ~ ... ~ l::JI ; '~

~~ ~~6 ~ 1: 1:~:; Gjl. (o5.U. 0~ p:;. 01 ~~ ~

<®';~

XV

Page 77: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

101 20 Taha 2

102 20 Taha 3

103 20 Taha 43

104 20 Taha 44

105 20 Taha 115

106 21 al-Anbiya'

107 21 al-Anbiya' 79

108 22 al-I;Iajj

109 25 al-Furqan

XVI

Page 78: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

110 25 al-Furqan

111 27 al-Naml

112 28 al-Qa~a~

113 28 al-Qa~a~

114 28 al-Qa~a~

115 28 al-Qa~~

116 28 al-Qa~~

117 28 al-Qa~a~

8 a !7- ..... ~-.,... ..... ~;

;;u.-; ~~~s ~?- .,u 0.,....s3 :,i y_s ~ :~~ ;,~? :,1

42

3

4

6

~ lj~ .U. j ~l z,_:.~ ~; 0lZJ.,. ~ 1 • i:.rT

H .. ;; "'; ii 9• •. - " - I;- . I -:I:_ ;I -,-:: :: - • ;t._;,.., . ,j::: :" - •. ~I

~ ~w • «;- a; "'.? - : ~ ~ J !..)'!'..) J ~ ~ ~~ 4.)~

~;)=~~ j~ff~0~ -'~l~~-~~~j~~-~f~4

~ ~;fo_;~.-;Z;:,..i~Zs~.-;~~~~~ ~.-; @) 0.,:;5 ~ i~~ L.;

57 -~- - ..... ~.,. 0 !' -

~~rJ.-;rc~.~:,i~. ·J, ~a:;~~~~ /.:,0h lyu.; ~ (" j- I~,~. "'I f,• ... • ;: "'I; 01- -;. d .T~ l..Iol$. ~-~ ~ J W.JJ ()--'! U ..)..) ~ ~ ~ __ ~ IJ'-.--.. _ _,--- -

® ;:;, ~l:.:i -:1 ~ )-Ji

76 (. ~~ic:., i: i ~ y r:,._..j ~ 0Li 0-'~ 0l•

, ,. , - - Jl ~,. -

~!_;~ u-Jji ~: a:.1~ i.:; ~::r _,~t:i:;0~ t...; .;..PJI ~ .d ,,~11s..-; - - ;;;.,.. .!It - - -- -® ~_;if.~. ?"~ 'i.LJJI0~ ~~'I .,u~ .,u JU

XVII

Page 79: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

118 28 a1-Q~a~

119 34 Saba'

120 34 Saba'

121 38 Sad

122 38 Sad

123 38 Sad

124 38 Sad

125 38 Sad

13

21

22 ~ - .. " - ~ - - - .. " ~ ;_, ~-! 9~ ~ "li..,Ju ~ ,~ ~ t~ i• :;_, jl:; ;_,...k. I.,J..-i..:; ~~

24

25

- - - ~ !II - ":?"" g ""- -s-1- - ' ll G.lkl- kt... ~-~; "1- "'"'.: t~ [::.~ A<.:...L; . ·- ' J; 1: ';..:.-) _ij--t,r'~ - ., - .,~ ~ n• r- ~~ .

®~~~T

-~tyGij~IJ~J"'~J

~

~ yl;-;~j~ .Y 5~ _,tf 0~jc!J.JI~ _,tf 5~

XVIII

Page 80: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

126 38 Sad

127 40 al-Mu'min 27

128 43 al-Zukluiif 7 iii .. e 0J~ ~ ~ ~~ i;l! 'll~~~~ L.;,

129 44 al-Dukhan 32

130 109 al-Kafirun 6

XIX

Page 81: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

Nama

Nama Ayah

CURRICULUM VITAE

: Zulkamaini

:Abdullah

Nama Ibu : Maryam

Tempat dan Tgl. Lahir: Sangkilan (Aceh Utara), 11 Mei 1967

Pekerjaan Tetap

NIP.

Jab a tan

Alamat

Riwayat Pendidikan

: Dosen Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry Banda Aceh

: 150 242 129

: Lektor Kepala

: Jl. T. Muda Rayeuk No.2, Kp. Pineung- Banda Aceh 23116

- MIN Lhokweng, Aceh Utara, tamat tahun 1979; - MTs Krueng Geukueh, Aceh Utara, tamat tahun 1982; - Pesantren Darussa'adah Cot Bada, tamat/ijazah MAN tahun 1984; - MAN Matang Glumpang Dua, tidak tamat/pindah tahun 1984; - SMA Islam Banda Aceh, tamat 1985; - Sarjana Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, 1989; - M.A. in Asian Studies, University of New South Wales, Australia, 1993; - Mahasiswa Pascasarjana Program S3 lAIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta,

sejak 1998.

Kursus/Pelatihan:

- Pembibitan CaJon Dosen lAIN Se-Indonesia, Semarang, Juli 1989 s.d Maret 1990;

- English for Academic Purpose, IALF Bandung, Juni 1990 s.d. Nopember 1990;

- Kursus Jurnalistik, Sydney, 6 s.d 7 April1991; - Latihan Penelitian Dmu-ilmu Sosial, Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan

Budaya, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Juli 1996 s.d. Maret 1997; - Workshop Disertasi, Indonesia-Canada Islamic Higher Education Project

(ICIHEP), Yogyakarta, 22 Nopember s.d. 11 Desember 1999; - Fulbright Summer Institute 2002, University of California, Santa Barbara,

USA, 24 Juni sd. 4 Agustus 2002; - Training of Trainers Sistem Manajemen Efektlf dan Pemhelajaran Aktif,

CDIE Fak. Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 19 Juli s.d. 17 Agustus 2004.

Riwayat Pekerjaan:

- Pegawai Negeri Sipil, mulai 1990; - Dosen Tetap bidang Tafsir, Fak. Syari'ah lAIN Ar-Raniry, mulai 1995;

Page 82: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

- Ketua Laboratorium Jurusan Mu'amalah wal Iqtishad, Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, tahun 1995-1997;

- Sekretaris Jurusan Mu'amalah wal Iqtishad, Fakultas Syari'ah lAIN Ar­Raniry, tahun 1997-1998;

- Dosen Tamu dalam bidang Ulumul Qur'an dan Ulumul Hadits pada Ko1ej Utama Kelantan, Malaysia, Juli-September 2000;

- Ketua Jurusan SPH, Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, tahun 2001-2002; - Ketua Jurusan SMI, Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, tahun 2002-2004; - Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, Fakultas Syari'ah lAIN Ar-

Raniry, mulai tahun 2004.

Karya Tulis:

- Hari-Hari dalam Hidupku, (Terjemahan buku Ayyiim min Hayiitf, karya Zainab al-Ghazali), MUI Aceh;

- Anggota Penyunting Terjemahan al-Qur'an ke dalam Bahasa Aceh (30 Juz), P3KI dan Pemda Aceh;

- "Bebaskan Kaumku!: Refleksi Sayyid Quthb Atas Kisah Nabi Musa dalam Al-qur'an" (terjemahan artikel "Let My People Go!: Sayyid Quthb and the Vocation of Moses," oleh A.H. John dalam Islam and Christian-Muslim Relation, Vol. I, No.2, December 1990),Al-Hikmah, No. 15, Vol. Vl/1995); Alumni Pesantren: Antara Pengukuhan Nilai-nilai Tradisional dan Tantangan Modernitas, Hasil Penelitian, PPISB Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 1997;

- "Al-Qur'an dan Pemberdayaan Ekonomi Umat," Makalah Seminar, Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, 1997;

- "Ulul Albab dan Tanggung Jawab Moral Menghadapi Zaman Global," Sinar Darussalam, No. 222, Maret 1998;

- "Pembinaan Rumah Tangga Menurut Konsepsi al-Qur'an," Media Syari 'ah, Fakultas Syari~ah lAIN Ar-Raniry, Terbitan Perdana, 1999;

- "Hadits v.s. 'Amal Ahl al-Madinah," Media Syari 'ah, Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, Vol II, Januari-Juni 2000;

- "Ibrahim dalam Tradisi Yahudi dan Islam: Teks dan Kebenaran dalam Dialog Antar Agama," Substantia, Fakultas Ushuluddin lAIN" Ar-Raniry, Vol. 2 April 2000;

- "Struggle for the Rights (The Peasant Movement of the 19th Century in Indonesia)," Substantia, Fakultas Ushuluddin lAIN Ar-Raniry, Vol. 2 Oktober 2000;

- Mengapa harus Perempuan, Yogyakarta: Arruzz, 2003; - Editor, Fikih Islam dan Hukum Romawi, Yogyakarta: Gama Media, 2003.

Demikianlah Curriculum Vitae ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Y ogyakarta, 25 Oktober 2004 Penulis,

Zulkarnaini

Page 83: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah
Page 84: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

NOTADINAS Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Y Qgyakarta

jlssaCamu 'aCail{.um Wr. W6.

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian

terhadap naskah disertasi berjudul:

YAHUDI DALAM AL-QUR' AN (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)

yang ditulis oleh:

Nama

NIM

Jenjang

: Drs. Zulkamaini, M.A.

: 983097/S3

:Doktor

Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada

tanggal 22 September 2004, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat

diajukan ke Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta untuk diujikan

dalam Ujian Promosi (Terbuka) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam

bidang Ilmu Agama Islam.

WassaCamu 'aCaiftum Wr. W6.

VI

Prof. r. H. M. Amin Abdullah NIP. 150216071

Page 85: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

NOTADINAS Kepada Yth.

Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

jlssafamu 'afaiftum Wr. W6.

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian

terhadap naskah disertasi beljudul:

YAHUDI DALAM AL-QUR' AN (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)

yang ditulis oleh:

Nama

NIM

Jenjang

: Drs. Zulkamaini, M.A.

:983097

:Doktor

Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada

tanggal 22 September 2004, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat

diajukan ke Program Pascasaljana UIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta untuk diujikan

dalam Ujian Promosi (Terbuka) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam

bidang Ilmu Agama Islam.

Wassafamu 'afaiftum Wr. W6.

Vll

Y ogyakarta, :S - I f -eo{ oo l.( Promotor I Anggota Penilai

" Prof. Dr. H. Burhanuddin Daja

Page 86: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

NOTADINAS

.Jlssafamu 'afaif{.um Wr. W6.

Kepada Yth.

Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian

terhadap naskah disertasi beijudul:

Y AHUDI DALAM AL-QUR' AN (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)

yang ditulis oleh:

Nama

NlM

Jenjang

:Drs. Zulkarnaini, M.A.

: 983097

:Doktor

Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada

tanggal 22 September 2004, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat

diajukan ke Program Pascasaijana U1N Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan

dalam Ujian Promosi (Terbuka) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam

bidang Ilmu Agama Islam.

Wassafamu 'afai{um Wr. W6.

Vlll

Page 87: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

NOTADINAS

.JLssafamu 'afai{um Wr. W6.

Kepada Yth.

Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian

terhadap naskah disertasi berjudul:

Y AHUDI DALAM AL-QUR' AN (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)

yang ditulis oleh:

Nama

NIM

Jenjang

: Drs. Zulkamaini, M.A.

:983097

:Doktor

Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada

tanggal 22 September 2004, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat

diajukan ke Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta untuk diujikan

dalam Ujian Promosi (Terbuka) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam

bidang Ilmu Agama Islam.

Wassafamu 'afaiftum Wr. W6.

lX

Page 88: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

NOTADINAS Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

}lssafamu 'afail(,um 'Wr. W6.

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian

terhadap naskah disertasi beijudul:

YAHUDI DALAM AL-QUR' AN (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)

yang ditulis oleh:

Nama

NIM

Jenjang

:Drs. Zulkarnaini, M.A.

:983097

:Doktor

Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada

tanggal 22 September 2004, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat

diajukan ke Program Pascasaijana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan

dalam Ujian Promosi (Terbuka) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam

bidang Ilmu Agama Islam.

'Wassafamu 'afaif{.um 'Wr. W6.

Y ogyakarta, 27-10 - 2 ooq Anggota Penilai

X

Page 89: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

J udul Disertasi

Penulis

ABSTRAK

YAHUDI DALAM AL-QUR' AN (Teks, Konteks dan Diskursus Pluralisme Agama)

Drs. Zulkarnaini, M.A.

DISERTASI ini berbicara mengenai ayat-ayat al-Qur'an tentang Yahudi. Persoalannya: Mengapa, dalam sejumlah ayat, al-Qur'an mengkritik umat Yahudi? Siapa sebenamya Yahudi yang menjadi sasaran al-Qur'an itu? Kajian ini dianggap penting sebab menyangkut dasar falsafah hidup kaum Muslim dalam menentukan sikapnya terhadap umat Y ahudi. Hubungan Muslim dengan Y ahudi hari ini semakin memburuk; mereka dianggap sebagai orang-orang terkutuk dan musuh paling berbahaya bagi Islam. Apakah pandangan seperti itu merupakan refleksi yang sahih dari ajaran al-Qur'an? Studi ini dilakukan sebagai upaya memahami kembali ayat­ayat al-Qur'an tersebut untuk merekonstruksi pandangan al-Qur'an tentang Yahudi.

Untuk tujuan tersebut, paradigma yang digunakan tidak terlepas dari konsep pluralisme agama, karena terkait dengan hubungan dua umat dengan keyakinan keagamaan berbeda. Penulis menganalisa ayat-ayat al-Qur'an tentang Yahudi dalam konteks zaman Nabi dan dalam hubungannya dengan keberadaan umat Yahudi yang ikut memberi kontribusi penting bagi perkembangan wahyu al-Qur'an. Jadi kajian ini pada dasamya berbentuk tafsir, yakni interpretasi terhadap ayat-ayat al-Qur'an, namun dengan menggunakan model, paradigma dan pendekatan yang berbeda dari studi tafsir yang mungkin sering diasumsikan dalam lingkungan tradisi Islam. Metodologi yang digunakan lebih mengarah pada hermeneutika, yakni dengan mengedepankan penalaran kritis-filosofis. Penulis memberikan penafsiran-penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur'an dengan mempertimbangkan berbagai aspek kajian lain, seperti sejarah, sosial-budaya dan filsafat. Karena itu subjektivitas dan ekspresi pribadi penulis lebih dominan.

Dari telaah yang dilakukan, penulis berkesimpulan bahwa ayat-ayat al-Qur'an yang berbicara mengenai atau mengkritik Y ahudi dapat dikatakan berada pada tataran historis, kultural dan sosiologis; artinya ada pergumulan manusia dan budaya dalam rentang waktu tertentu yang telah menyebabkan ayat-ayat itu diturunkan. Sementara itu yang menjadi tekanan al-Qur'an adalah aspek moral dari pergumulan tersebut; artinya, dialog-dialog al-Qur'an dengan orang-orang Yahudi serta respons dan kritik yang diarahkan kepada mereka terbentuk dalam rumusan-rumusan agama yang menyangkut perilaku manusia, baik terhadap sesamanya, lingkungannya ataupun terhadap Tuhan. Al-Qur'an tidak membuat klaim-klaim khusus tentang kebenaran agama; yang ditekankan al-Qur'an adalah sikap keberagamaan itu sendiri, yakni agar para pemeluk agama itu bersikap lurus dan jujur. Di sisi lain, seruan­seruan al-Qur'an kepada orang-orang Yahudi selalu dilakukan dengan cara terus

Xll

Page 90: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

terang dan dengan tetap menaruh hormat pada Kitab Suci mereka; al-Qur' an menegaskan bahwa posisi dirinya hanyalah sebagai bagian dari wahyu Tuhan sebagaimana telah turunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Demikian juga tidak ada indikasi dalam al-Qur' an yang mengarah pada upaya-upaya "pengislaman'' orang Yahudi atas dasar bahwa mereka tidak akan selamat tanpa menyatakan memeluk agama Islam. A-Qur'an menganggap orang-orang Yahudi juga berada pada garis yang benar jika mereka mengikuti wahyu Tuhan secara jujur dan lurus.

Berbagai sikap politik yang diambil orang-orang Y ahudi terhadap Nabi telah menyebabkan turunnya kecaman-kecaman al-Qur' an yang lebih keras. Mereka berkolaborasi dengan orang-orang musyrik Mekkah untuk melawan Islam dan melakukan tindakan-tindakan yang keji secara moral. Setelah memberikan peringatan-peringatan, dan temyata mereka tidak menggubrisnya, al-Qur' an mengambil sikap tegas untuk menolak mereka sebagai sekutu Islam dan menyatakan mereka sebagai kafir.

Fakta inilah yang dijadikan potret sikap Islam terhadap Y ahudi oleh kebanyakan Muslim dan mereka menjadikan ayat-ayat al-Qur'an sebagai rujukan utama dalam mengembangkan kebencian dan sikap bermusuhan dengan umat Yahudi. Fakta lain yang dijadikan pijakan untuk tujuan yang sama adalah tindakan Nabi Muhammad mengusir orang-orang Y ahudi dari negeri Madinah, yang diikuti pula oleh sebagian sahabat beliau. Menurut penulis, landasan pijakan seperti itu tidak memadai, karena terlepas dari konteksnya dan juga mengabaikan berbagai fakta yang lain. Keputusan Nabi mengusir orang-orang Y ahudi dari Madinah adalah puncak dari akumulasi perseteruan politik yang tidak dapat ditoleransi lagi, dan pemyataan al­Qur'an tentang kekafiran orang-orang Yahudi adalah kesimpulan dari seluruh perilaku moral mereka yang keji, penuh intrik dan dusta, sombong dan tidak terbuka terhadap kebenaran. Namun perlu ditegaskan bahwa mereka yang dikritik al-Qur'an itu adalah sebagian dari orang-orang Y ahudi Madinah dan tidak sepenuhnya merepresentasikan seluruh pandangan dan tradisi keagamaan umat Y ahudi di seluruh dunia. Sayangnya, perseteruan politik dan kebencian emosional telah mengaburkan pemahaman kebanyakan Muslim dalam memaknai fakta-fakta di atas.

Akhimya, dapat disimpulkan bahwa berbagai pemyataan al-Qur'an dan sikap terakhir Nabi terhadap Y ahudi Medinah tidak dapat dijadikan alasan untuk mengutuk Yahudi, baik sebagai sebuah umat atau sebuah tradisi keagamaan. Al-Qur'an dan sikap Nabi di sini semestinya dilihat secara kondisional dan sebagai acuan moral yang harus ditafsirkan secara lebih luas dengan memperhatikan berbagai kondisi kehidupan pada waktu itu untuk dijembatani dan dipahami dalam konteks kehidupan hari ini.

Xlll

Page 91: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

KATA PENGANTAR

~ 4.:-J ~ ~.; ~ ~ ~)\ ~)\~I ~ ~ "iJ (.PiJ ~ ~.)

DISERTASI ini merupakan sebuah upaya untuk menjelaskan perspektif al-Qur'an

tentang Y ahudi. Tidak sedikit karya dalam hi dang ini telah dikerjakan, namun

penulis ingin melihat topik ini dengan pendekatan berbeda. Benih keinginan ini telah

muncul sejak satu dekade lalu, ketika penulis kuliah di University of New South

Wales, Australia, pada saat pertama sekali mengenal orang-orang dan dunia yang

"asing." Meskipun penulis mengikuti kuliah-kuliah Antropologi, pertemuan dengan

Dosen dan ternan-ternan sekelas yang berasal dari Jatar beJakang budaya dan tradisi

keagamaan berbeda membuat concern penulis terhadap keragaman agama mulai

tumbuh dan menjadi semakin mendalam. Pada awalnya, ini terasa sebagai

pengalaman yang menakutkan, namun kemudian menjadi semacam tantangan

intelektual yang mengasyikkan.

Penulis, sebagaimana kebanyakan anak-anak Muslim lainnya di Aceh,

dibesarkan dalam lingkungan tradisional dengan disiplin keagamaan yang ketat.

Keyakinan keagamaan telah ditanam sejak kecil dan klaim kebenaran Islam sebagai

satu-satunya kebenaran bukanlah hal yang asing lagi. Islam dan non-Islam selalu

diperlihatkan sebagai dua sisi kehidupan yang mustahil dapat dipertemukan. Islam

adalah keyakinan yang berpusat pada ajaran yang disampaikan Muhammad, nabi

paling mulia dan penutup sekalian rasul Tuhan~ selain ajaran tersebut dianggap batil

dan pemeluknya akan menjadi isi neraka di hari akhirat.

Dalam kehidupan yang semakin global, tak pelak lagi, pandangan seperti di

atas akan berhadapan dengan berbagai tantangan, baik sosial, politik maupun

kultural. Interaksi di antara orang-orang yang memiliki keyakinan berbeda, baik

dalam dunia bisnis, intelektual maupun dalam kehidupan keseharian, akan terus

terjadi dalam bentuk yang semakin intens. Pengalaman tersebut, seperti yang penulis

alami, menjadikan seseorang berpikir kembali dan mendorongnya melakukan

XIV

Page 92: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

perenungan yang lebih mendalam soal arti keyakinan yang ia anut selama ini. Ketika

seorang Muslim berhadapan dengan seorang ternan non-Muslim, misalnya, dan

menyaksikan seluruh perilakunya yang santun, jujur dan disiplin, apakah mudah

baginya untuk memberikan justifikasi bahwa orang di depannya itu tidak lain adalah

seorang manusia keji yang akan menjadi penghuni neraka? Terlebih, bukankah

kebanyakan (mungkin lebih 90%) manusia memeluk suatu keyakinan lebih banyak

karena ikatan psikologis, sosial dan budaya - yakni karena ia dilahirkan dan

dibesarkan dalam tradisi keyakinan tersebut- dibanding alasan-alasan lain? Lalu,

apakah keselamatan seseorang di akhirat semata-mata ditentukan oleh institusi

formal agama tertentu yang ia anut, yang umumnya tidak lebih dari warisan budaya

yang ia terima dari orangtuanya?

Tantangan inilah yang pada akhimya telah mengantar penulis pada kajian

disertasi ini. Namun patut dinyatakan bahwa penulis tidak mengkaji atau

membuktikan mana yang benar dan mana yang salah atau siapa yang akan selamat di

akhirat dan siapa yang tidak di antara umat-umat berbeda keyakinan. Topik utama

disertasi ini adalah mengenai apa kata ayat-ayat al-Qur' an tentang Y ahudi. Benarkah,

sebagaimana diasumsikan kebanyakan Muslim, al-Qur'an mengajarkan umatnya

memusuhi dan mengutuk umat Y ahudi? Ketika al-Qur' an menyebut "Yahudi" atau

"Bani Israil," siapa atau komunitas mana sebenarnya yang dimaksudkan?

Pada dasarnya bidang studi yang penulis tekuni adalah Tafsir dan 'Ulum al­

Qur 'lin, atau secara umum dapat disebut dengan studi al-Qur' an Hal ini telah

memberi ruang gerak yang luas bagi penulis untuk mengeksplorasi berbagai bidang

kajian lain dan isu-isu kontemporer yang menarik minat penulis, sebab studi al­

Qur'an merupakan core kajian Islam dan memiliki relevansi yang kuat dengan

berbagai kajian ilmu lainnya. Peluang inilah yang penulis manfaatkan untuk

menelaah isu pluralisme agama, dengan menggunakan "tafsir al-Qur' an" sebagai

acuan dasar pemikiran dan ayat-ayat tentang Yahudi sebagai contoh kasusnya. Ak:an

tetapi perlu dicatat bahwa penulisan disertasi ini tidak dimaksud untuk "membela"

Yahudi ataupun mendukung segala kebenaran yang diajarkan dalam tradisi mereka.

Bukan pula tujuan tulisan ini untuk mengutuk Y ahudi dan mempertahankan

superioritas Islam atau ajaran al-Qur' an atas ajaran agama-agama lain. Disertasi ini

diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih tercerahkan mengenai konsep

XV

Page 93: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

al-Qur'an tentang cara memandang "orang lain," khususnya cara pandang yang

ditunjukkan al-Qur'an itu sendiri tentang umat Yahudi; disertasi ini merupakan

upaya "memahami," bukan "menjustifikasi"- sebuah keinginan untuk "mendalami,"

tanpa pretensi dan bukan untuk berapologi.

*** Banyak pihak telah memberikan dukungan, baik moril maupun materil,

sehingga disertasi ini dapat diselesaikan. Penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada semuanya, meskipun tidak dapat menyebutkan nama mereka satu persatu

secara lengkap pada kesempatan ini. Secara khusus penulis menyampaikan terima

kasih dan rasa hormat yang mendalam kepada Prof. Dr. H. Burhanuddin Daja dan

Dr. Hj. Alef Theria W asim, M.A. - kedua beliau sebagai Promotor - yang telah

memberikan banyak saran, kritik dan koreksi untuk perbaikan disertasi ini. Penulis

juga merasa banyak belajar dari Bapak Burhanuddin Daja, tentang kehidupan

keseharian, dari sikap beliau yang ramah dan santun serta selalu bersikap terbuka

dalam setiap kesempatan penulis bertemu dan berdiskusi. Dari lbu Alef Theria

Wasim, penulis mendapatkan banyak dukungan moril yang telah memberi penulis

kekuatan dan keberanian menghadapi berbagai tantangan intelektual dalam

menyelesaikan disertasi ini. Beliaulah yang pertama menyahuti keinginan penulis

membuat proposal disertasi tentang Y ahudi dan diskusi dengan beliau pula yang

telah memberikan inspirasi bagi beberapa gagasan penting dalam proposal tersebut.

Prof. Dr. H. Machasin, M.A., Dr. H. Syamsul Anwar, M.A. dan Dr. Haryatmoko,

Ph.D. dalam Ujian Tertutup telah memberikan berbagai masukan dan saran-saran

yang cukup berharga; semoga Tuhan membalas semua kebaikan mereka dengan

ganjaran yang lebih baik.

Adalah Prof Dr. H. M. Amin Abdullah, orang yang pertama

memperkenalkan Kajian Islam dalam paradigma pemikiran filsafat dan studi agama

kontemporer kepada penulis; kuliah-kuliah dengan beliau pula yang telah

menginspirasikan metodologi dan model pemikiran yang penulis terapkan dalam

disertasi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada beliau, secara personal,

sebagai Dosen, Penasehat Akademik (ketika PA masih diberlakukan), dan juga

secara kelembagaan, sebagai Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta; juga kepada

seluruh staf dan pegawai UIN Sunan Kalijaga yang membantu beliau melancarkan

XVI

Page 94: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

tugas-tugasnya dengan baik. Sudah Semestinya juga penulis menyampaikan terima

kasih yang sangat spesial kepada Bapak Direktur Pascasa:rjana UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, Prof. Dr. H. Musa Asy'arie, Asisten Direktur, Prof. Dr. H. Iskandar

Zulkarnain beserta para Dosen dan seluruh jajaran Pimpinan dan stafnya yang telah

menyelenggarakan pendidikan tingkat tinggi untuk kami anak bangsa ini dengan

sangat memuaskan.

Kepada Rektor lAIN Ar-Raniry, Prof. Dr. H. Rusjdi Ali Muhammad, SH.,

dan Dekan Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, Drs. H. A Hamid Sarong, SH., MH.,

yang telah memberikan izin kepada penulis (sebagai seorang pegawai pada lembaga

tersebut) untuk mengikuti kuliah pada program Pascasarjana lAIN (sekarang UIN)

Sunan Kalijaga Y ogyakarta, penulis ingin mengatakan bahwa tanpa dukungan

mereka, disertasi ini mungkin belum dapat penulis rampungkan. Secara personal,

kedua beliau adalah guru dan orang yang penulis hormati. Walaupun demikian,

dalam keseharian, mereka selalu menunjukkan sikap akrab dan penuh perhatian.

Prof. Dr. H. AI Yasa Abubakar, M.A., Dr. H. Muslim Ibrahim, M.A. dan Prof. Drs.

H. Yusny Saby, Ph.D. adalah di antara para senior di lAIN Ar-Raniry yang penulis

hormati. Mereka telah memberikan dukungan cukup besar, baik langsung maupun

tidak langsung, dalam bentuk nasehat, kritik, pertanyaan ataupun lainnya, kepada

penulis. Kepada semuanya penulis ucapkanjaziikumulliih khayr al-jazii '.

Dalam penyelesaian studi ini penulis telah menerima bantuan finansial dari

berbagai pihak, baik personal maupun lembaga; penulis menyampaikan terima kasih

kepada semuanya. Beberapa pihak bahkan telah memberikan bantuan secara khusus,

yaitu: Pemda Nanggroe Aceh Darussalam (melalui lAIN Ar-Raniry), Yayasan

Pendidikan Putera MAMA (Masyarakat Aceh-Maluku) dan Penerbit Mizan (sebagai

hadiah pemenang II Iomba proposal Disertasi). Semoga semuanya menjadi amal

kebaikan yang bermanfaat bagi negara dan bangsa.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Fulbright yang telah

mensponsori serta memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program

Fulbright Summer Institute 2002 yang diselenggarakan oleh UCSB (University of

California, Santa Berbara), termasuk kunjungan-kunjungan ke berbagai pusat studi

agama di Amerika Serikat. Program tersebut sangat membantu penulis memperlancar

penyelesaian disertasi yang penulis ke:rjakan. Ternan-ternan dalam program tersebut

XVII

Page 95: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

------------------

juga telah memberikan masukan yang sangat signifikan. Prof Clark (Direktur),

Shawn dan Holly (pelaksana program) sangat membantu. Prof Enes, Dr. Ibrahim,

Muhammad Kiggundu, Michi, Steven dan Prof Chi-Rong telah banyak meluangkan

waktu untuk berdiskusi dengan penulis, baik di perpustakaan, di ruang seminar

maupun dalam perjalanan ke L.A, Atlanta, Indianapolis dan Washington, D.C. May

God bless you all.

Rekan-rekan sekelas di lAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga, tak pelak lagi,

adalah yang paling berperan memperkaya berbagai gagasan penulis dalam disertasi

ini, lewat diskusi-diskusi dan pertanyaan-pertanyaan mereka yang kritis. Gus Tom

dan Pak Susiknan adalah di antara mereka yang selalu membantu dan menemani

penulis sampai hari-hari menjelangfinishing draf disertasi ini. Bang Zaki Fuad, Tgk.

Ramly dan Pak Agusni, sejak awal telah memberikan banyak dukungan lewat

persahabatannya yang hangat dan akrab. Pak Lukman, Mas Jalal, Nasihun Amin,

Sofi, Zubaidi, dan semua ternan sekelas, bagi penulis benar-benar telah menjadi

fenomena. "Aku tetap mengenang hari-hari bersama kalian dengan segala

petualangan intelektual yang cukup mengasyikkan dan segala suka duka yang cukup

mengesankan, terutama - ingat! - saat-saat kita menjenguk Pak Ramly yang sedang

dirawat di RSUP DR. SARDJITO."

Sungguh, yang amat luar biasa adalah harapan dan do'a Ayahanda (aim.) dan

lbunda yang selalu menanti kabar gembira dari anak-anaknya. Tanpa restu mereka,

tentu saja semua ini tidak akan pemah berarti bagi penulis. "Ya Tuhan, ampuni

keduanya dan curahkan kasih sayang-Mu yang tiada tara!" Demikian pula keluarga

yang penulis tinggalkan- Kiki (Zakia Izzati, isteri), Sarah dan Anis (anak-anak)­

selama kuliah di Yogyakarta, mereka selalu menunjukkan sikap sabar, dan tanpa

ragu memberikan kerelaan kepada penulis untuk "pergi" demi kepentingan

penyelesaian studi tersebut. Tanpa dukungan serta kerelaan mereka yang tulus, buah

dari karya bertahun-tahun ini juga tidak akan pemah terasa manis dan menjadi pahit.

"I love you all!" Kepada Kakak, Abang dan adik-adik, serta seluruh sanak keluarga:

thanks for your love, patience and care!

Pak Nasa'iy, Pak Tarmizi, Tgk. Saifuddin, Tgk. Saiful, Pak Misri, Kak Nura,

Kak Nurjannah serta Bang Edi telah memberikan dukungan yang luar biasa.

xviii

Page 96: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

Dernikian juga ternan-ternan di Fakultas Syari'ah lAIN Ar-Raniry, terutama di

Jurusan SMI dan SPH, sangat banyak rnernbantu penulis.

Kepada sernua pihak yang telah rnernberikan kontribusi, dalam bentuk apa

pun dan sekecil apa pun, bagi penyelesaian dan perbaikan disertasi ini, sekali lagi

penulis ucapkan terirna kasih banyak, walaupun segala kekurangan dan kekeliruan di

dalarnnya adalah sepenuhnya tanggung jawab penulis sendiri. Akhimya, penulis

berharap disertasi ini ada rnanfaatnya.

Y ogyakarta, 20 Oktober 2004

Penulis

XIX

Page 97: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

y

w

w

~

c c .l

.l

.)

.)

~

,. ~

u.:a

~

.b

~

DAFTAR TRANSLITERASI ARAB - LA TIN

- a t -

- b t -

- t ~ -

ts ..

- '-' -

- J ~ -

- Q J -

- kh f' -

- d u -

- dh .J -

- r A/o/"'o -

- z ~ -

- s '-i -

- sy l -

- ~ ~Ynisbah= .. - 4 jf -

- ~ .Jl -

- ~ t;I -

XX

'

gh

f

q

k

1

m

n

w

h

'

y

a I

fi • aw

ay

Page 98: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

DAFTARISI

BALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................. ii

PENGESAHAN REKTOR ...................................................................................... iii

DEW AN PENGUJI .................................................................................................. iv

PENGESAHAN PROMOTOR ................................................................................ v

NOTA DIN AS .......................................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................ xii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ xiv

DAFTAR TRANSLITERASI ................................................................................. XX

DAFTAR lSI ............................................................................................................ xxi

BAB 1: PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 B. Permasalahan: Pertanyaan dan Hipotesis ............................................. 13 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 16 D. Survei Literatur ..................................................................................... 20 E. Landasan Teoretis ................................................................................. 28 F. Metodologi dan Pendekatan ................................................................. 30 G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 36

BAB ll: HERMENEUTIKA AL-QUR' AN ........................................................... 38

A Al-Qur'an Sebagai Wahyu dan Teks .................................................... 38 B. Jalan Memahami al-Qur'an: Metodologi Tafsir ................................... 63

1. Pendekatan Naqli (tradisional-skriptural) ......................................... 69 2. Pendekatan 'Aqli (Rasional) ............................................................ 72 3. Pendekatan Linguistik dan Sastra ..................................................... 76 4. Pendekatan Hermeneutika Multikultural: Tafsir Kritis .................... 80

C. Tafsir/Ta 'wfl: Penalaran atas Wahyu .................................................. 94. •

BAB ID: YAHUDI DALAM TRADISI ISLAM .................................................. 104

A Yahudi Sebuah Nama yang Kompleks ............................................... 104 B. Y ahudi di Tanah Arab: Tarik Menarik Peradaban ............................. 114 C. Kebencian terhadap Yahudi ................................................................ 121 D. Bias dalam Tafsir ................................................................................ 148

XX1

Page 99: (Teks, Konteks Dan Diskursus Pluralisme Agama)digilib.uin-suka.ac.id/14357/1/BAB I , VI, PENUTUP.pdf · umum dapat dikatakan bahwa al-Qur'an, di samping telah membentuk sebuah

BAB IV: PRESENTASI AL-QUR' AN TENTANG YAHUDI: TEKS DAN KONTEKS ......................................................................... 152

A. Narasi Kehidupan Bangsa Yahudi ...................................................... 153 1. Dari Keturunan Kham Allah .......................................................... 154 2. Perbudakan di Mesir.. ..................................................................... 162 3. Exodus dan Pengembaraan di Sinai ................................................ 175 4. Kehidupan di Kanaan ..................................................................... 188

B. Pandangan Keagamaan Umat Yahudi ................................................ 208 1. Monoteisme .................................................................................... 209 2. Perjanjian dengan Tuhan ................................................................ 218 3. Siapa Umat Pilihan? ....................................................................... 232 4. Tentang Kehidupan di Akhirat ....................................................... 246

C. Mentalitas dan Intelektualitas Umat Y ahudi ...................................... 259 1. Membangkang dan Membunuh para Nabi ..................................... 260 2. Berdalih dan Berhilah ..................................................................... 271 3. Tidak Konsisten dalam Beragama .................................................. 286 4. Materialistik .................................................................................... 292

BAB V: HUBUNGAN YAHUDI-MUSLIM DALAM KONTEKS PLURALISME AGAMA ....................................................................... 296

A. Islam dan Pluralisme Agama .............................................................. 299 B. Problem Teologi Islam ...................................................................... 310

1. Konsep Ta.Qrif ................................................................................. 311 2. Konsep al-Niisikh wa al- Mansiikh ................................................. 323

C. Kebenaran dan Salvation .................................................................... 333 D. Cita-cita Perdamaian ........................................................................... 343 E. Adakah Genuine Pluralism? ............................................................... 351

BABVI:P EN U T U P ............................................................................. 357

A. Kesimpulan .......................................................................................... 357 B. Saran ..................................................................................................... 359

BmLIOGRAFI ....................................................................................................... 362

LAMPIRAN ................................................................................................................. I

CURRICULUM VITAE

XXll