sayyidah aisyah dalam diskursus asbÂbun nuzul

33
SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL (STUDI PERAN AISYAH DALAM KRONOLOGI TURUNNYA AYAT-AYAT AL-QUR`AN) Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Disusun oleh : Tri Apriani 13210555 PRODI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 2016 M/1438 H

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

SAYYIDAH ‘AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

(STUDI PERAN ‘AISYAH DALAM KRONOLOGI TURUNNYA

AYAT-AYAT AL-QUR`AN)

Skripsi

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Disusun oleh :

Tri Apriani 13210555

PRODI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

2016 M/1438 H

Page 2: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Sayyidah „Aisyah Dalam Diskursus Asbâbun Nuzul

(Studi Peran Aisyah Dalam Kronologi Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur‟an)” yang disusun oleh Tri Apriani dengan Nomor Induk Mahasiswa 13210555

telah melalui proses bimbingan dengan baik dan disetujui untuk diujikan

pada sidang munaqosyah.

Jakarta, 10 Agustus 2017

Pembimbing,

Ali Mursyid, MA

Page 3: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Sayyidah „Aisyah Dalam Diskursus Asbâbun Nuzul”

(Studi Peran Aisyah Dalam Kronologi Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur‟an)” oleh Tri Apriani NIM 13210555 telah diujikan pada sidang Munaqasyah

Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta pada tanggal

Agustus 2017. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Jakarta, 10 Agustus 2017

Dekan Fakultas Ushuluddin

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Dra. Ruqayah Tamami

Penguji I, Penguji II,

Andi Rahman, MA Dr.H.Ulinnuha, Lc.MA

Pembimbing,

Ali Mursyid, MA

Page 4: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tri Ariani

NIM : 13210555

Tempat/ Tgl. Lahir : Bengkulu, 23 Januari 1995

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul“Sayyidah „Aisyah dalam

Diskursus Asbâbun Nuzul (Studi Peran Aisyah Dalam Kronologi

Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur‟an)” adalah benar-benar asli karya saya

kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan

di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 10 Agustus 2017

Tri Apriani

Page 5: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

iv

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya sederahan ini kepada orang yang sangat

kusayangi dan kucintai, Mak‟e (Elmawati) dan Pak‟e (Parmin, S. PKP),

sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terimakasih tiada terhingga, yang sudah

membesarkan, membimbing, serta mendidik dengan sejuta kasih sayangnya.

Terimakasih untuk rangkaian do`a yang selalu mengalir tanpa henti,

kesabaran yang tiada batas, dan tidak pernah lelah dalam memberikan cinta

yang tulus dan ikhlas kepadaku sejak kecil hingga saat ini. Rasanya semua

itu tak dapat terbalaskan hanya dengan selembar kertas yang berisi kata cinta

dan persembahan ini. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat

bapak dan mamak bahagia, karna ku sadari, selama ini belum bisa berbuat

yang lebih. Untuk mamak dan bapak yang selalu membuatku termotivasi dan

selalu menasehatiku agar menjadi lebih baik lagi, semoga Allah SWT. selalu

sayangi mamak dan bapak, diberkahi umurnya, serta diberikan kebahagiaan

dunia dan akhirat, amîn.

Untuk mas-mas ku tercinta; Mas Eko dan Mas Ridho beserta istri-

istrinya. Tiada hal yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian dan

keluarga, walaupun sering bertengkar, tapi hal itu selalu menjadi warna yang

takkan tergantikan dan selalu aku rindukan. Terimakasih atas doa dan

bantuan kalian selama ini. Semoga Allah selalu sayangi kalian, terimakasih

atas motivasi, dukungan, canda dan tawa yang membuatku semangat dalam

menjalani kehidupan hingga detik ini.

Page 6: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

v

MOTTO

“Harta Yang Tak Pernah Habis Adalah Ilmu Pengetahuan, dan Ilmu Yang Tak

Ternilai Adalah Pendidikan”

Page 7: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

vi

KATA PENGANTAR

Bismillâhirahmânirrahîm

Segala puji dan syukur penulis persembahkan bagi Sang

penggenggam langit dan bumi, dzat yang menganugerahkan kedaimaian bagi

jiwa-jiwa yang senantiasa merindu akan kemaha besaran-Nya. Tetes peluh

yang membasahi asa, ketakutan yang memberatkan langkah, dan tangis

keputus asaan yang terkadang menghiasi hari-hari, kini menjadi tangis penuh

kesyukuran dan kebahagiaan yang tumpah dalam sujud panjang.

Alhammdulillah Maha Besar Allah swt. sembah sujud sedalam qalbu hamba

haturkan atas karunia-Mu, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

Lantunan sholawat beriring salam penggugah hati dan jiwa, menjadi

persembahan penuh kerinduan pada sang revolusioner Islam, pembangun

peradaban manusia yang mulia, Habibina wa Nabiyyina Muhammad saw,

kepada keluarganya, para sahabatnya, dan umatnya hingga akhir zaman,

amin.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta. Judul yang penulis

ajukan adalah “Sayyidah Aisyah dalam Diskursus Asbâbun Nuzul (Studi

Peran Aisyah dalam Proses Turunnya Beberapa Ayat-Ayat Al-Qur’an)”

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa karya sederhana ini sejatinya

bukanlah mutlak hasil dari kerja keras penulis seorang. Karena banyak sekali

sumbangsih orang lain dalam proses pengerjaannya. Untuk itu, dalam

kesempatan ini penulis ingin menghaturkan terimakasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaemah Tahido Yanggo, Lc, MA Ibunda kita

semua, Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

2. Ibu Dr. Hj. Maria Ulfa, MA Dekan Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta,

atas kesediannya menyetujui judul penulis, juga merekomendasikan

dosen pembimbing yang kredibel.

3. Bapak Ali Mursyid, MA Dosen Pembimbing terbaik yang

memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

dengan baik, terimakasih untuk nasehat yang diberikan, tidak bosan-

bosan mengingatkan penulis, baik hal yang berkaitan dengan teknis,

rangkaian kalimat bahkan dalam hal memahami sekalipun. Jazakallah,

pak.

Page 8: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

vii

4. Ibu Muthmainnah, Ibu Istiqomah, Kak A‟yuna, Ibu Mahmudah, Ibu

Atiqoh, dan Ibu Muzayyanah. Selaku Instruktur tahfidz yang selalu

jadi inspirator juga selalu support penulis, sehingga penulis sampai di

titik ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta yang telah

membagikan ilmunya pada penulis, sehingga penulis mampu

memahami banyak hal terkait ilmu-ilmu Al-Qur`an.

6. Untuk guruku bapak Ahmad Fudhaili, semoga Allah selalu

melindungi bapak beserta keluarga, dimudahkan rizki dan segala

urusan, serta di tinggikan derajatnya oleh Allah swt. dunia maupun

akhirat. Semoga ilmu yang telah bapak ajarkan menjadi barokah, dan

bermanfaat dunia akhrat. Aamiin.

7. Seluruh Staf Fakultas yang telah membantu setiap tangga proses yang

penulis lalui.

8. Pimpinan dan Staf perpustakaan IIQ Jakarta, Perpustakaan Fakulats

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan umum UIN Syarif

Hidayatullah, Perpustakaan PSQ, Perpustakaan Asrama IIQ, dan

perputakaan Iman Jama‟, terimakasih atas diizinkannya penulis untuk

mecari bahan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi.

9. Orang tua ku tersayang Bapak Parmin dan Mamak Elmawati serta

mas-masku tercinta, mas Eko dan Mas Ridho. Terimakasih untuk

pengorbanan, do‟a, kasih sayang, nasehat, dan motivasi yang selalu

menyertai langkah perjalanan kehidupan penulis, sehingga penulis

memiliki semangat dalam menjalani kehidupan hingga detik ini.

10. Seluruh personil Takuy Community yang telah menularkan semangat

luar biasa kepada penulis.

11. Teman-teman angkatan 2013 terkhusus untuk teman-teman

Ushuluddin, atas kebersamaan dan supportnya selama masa

perkuliahan hingga sekarang.

12. Teman-teman organisasi FUMAS (Forum Ukhuwah Mahasiswa

Sumatra), terimakasih sudah membantu penulis menambah

pengalaman hidup yang baik, mendapatkan pelajaran sekaligus

menemukan keluarga di Jakarta.

13. Untuk teman satu atapku, Siti Pangestu Rahmatillah (Nthuu‟),

sungguh kebersamaan yang kita bangun selama ini telah banyak

mengajarkanku akan kehidupan. Kedewasaan dan nasihat-nasihatmu

telah membuka cakrawala perfikirku, ketahuilah, engkau adalah teman

sekaligus guruku dalam hal percintaan. Semoga persahabatan kita

selalu terjalin dengan baik dunia akhirat.

14. Untuk temanku Rosa Lestari, terimakasih telah menemani hari-hariku

menjelajahi perpustakaan terdekat maupun terjauh demi

terselesaikannya skripsi ini. Memberikanku semangat, motivasi, dan

Page 9: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

viii

nasihat-nasihat percintaan, ketahuilah, setiap celotehan dan gelak

tawamu selalu membuatku bahagia tatkala berada di sampingmu, dan

itu sangat aku rindukan selalu. Semoga lekas Allah swt. kirimkan

jodoh untukmu, Aamiin.

Semoga Allah swt. senantiasa melimpahkan Rahmat dan Pahala-Nya

disetiap butir kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis.

Tak lupa penulis ucapkan permohonan maaf kepada seluruh pembaca

jika terdapat kesalahan dalam penulisan maupun penyusunan skipsi ini.

penulis menyadari, masih banyak sekali kekurangan dalam penulisan skripsi

ini. Kesempurnaan hanya milik Allah swt dan kekurangan ada pada diri

penulis.

Harapan penulis, semoga skripsi ini mampu memberikan kontribusi

positif di dunia akademis, serta memberikan pemahaman baru pada

masyarakat. Dan semoga Allah swt senantiasa meridhoi setiap langkah kita.

amin

Jakarta, 10 Agustus 2017

Tri Apriani

Page 10: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

PERNYATAAN PENULIS .......................................................................... iii

PERSEMBAHAN ......................................................................................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI.................................................................................................. ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xii

ABSTRAKSI ................................................................................................ xv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………..1

B. Identifikasi Permasalahan dan Pembatasan Masalah……………..…6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………………….7

D. Tinjauan Pustaka…………...………………………………………..7

E. Metode Penelitian………………………………………………......10

F. Teknik dan Sistematika Penulisan……………………………….....11

BAB II : URGENSI ASBÂBUN NUZUL DALAM MEMAHAMI AYAT-

AYAT AL-QURAN

A. Definisi Asbâbun Nuzul……………………………………………….13

B. Perhatian Ulama Terhadap Asbâbun Nuzul………………………………15 C. Cara Mengetahui Asbâbun Nuzul……………………………………...17

D. Redaksi Yang Menunjukkan Asbâbun Nuzul…………………………….20 E. Bentuk Relasi Sebab Nuzul dan Ayat Al-Qur‟an……………….………..25

F. Urgensi dan Manfaat Mengetahui Asbâbun Nuzul………………….…....38

BAB III : BIOGRAFI SAYYIDAH ‘AISYAH

A. Sejarah Hidup Sayyidah „Aisyah…………………………………………43

1. Kelahiran „Aisyah…………………………………………….……..43

2. Silsilah dan Keluarga „Aisyah……………………………………......44

3. Pernikahan „Aisyah dengan Rasulullah Saw…………………...….44

4. Hijrah ke Madinah………………………………………………...…..49

Page 11: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

x

5. Kehidupan Rumah Tangga „Aisyah bersama Rasulullah saw….….…50

6. Wafatnya „Aisyah…………………………………………..……54

B. Kecerdasan dan Kedalaman Intelektual „Aisyah………………....…….55

C. Kontribusi Aisyah dalam Periwayatan Hadis……………………...….….58

BAB IV : PERAN ‘AISYAH DALAM PROSES TURUNNYA AYAT-AYAT

AL-QUR’AN: MEMPERTIMBANGKAN KAIDAH ASBÂBUN NUZUL

A. Proses Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur‟an…………………………….....61

B. Respon Al-Qur‟an Terhadap Aisyah: Beberapa Kasus Ayat „Aisyah…...64

1. Peristiwa Tayamum, Surah Al-Maidah{5}: 6…………………….…64

2. Peristiwa Berita Bohong (Hadis Ifki), Surah an-Nur{24}:11-19…....70

3. Peristiwa Tahrim (Pengharaman), Surah at-Tahrim{66}:1-4………86

4. Peristiwa Ila‟, Surah at-Tahrim {66}: 4…………………………….92

5. Peristiwa Takhyir, Surah al-Ahzab{33}: 28-29……………………..102

C. Mempertimbangkan Asbâbun Nuzul dalam Memahami Ayat: Kasus Ayat

„Aisyah……………………………………………………..……………105

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………….106

B. Saran…………………………………………………….………...106

DAFTAR PUSTAKA………………………………………….………...108

Page 12: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Konsonan

Huruf

Arab Nama

Huruf

Latin Keterangan

Alif - Tidak dilambangkan أ

”bā` b Huruf “be ة

”tā` t Huruf “te ث

”tsā` ts Huruf “te” dan “es ث

Jim j Huruf je ج

hā` h Huruf “ha” dengan garis bawah ح

”khā` kh Huruf “ka” dan “ha خ

”Dal d Huruf “de د

”dzal dz Huruf “de” dan “zet ذ

”rā` r Huruf “er ز

”Zai z Huruf “zet ش

”Sin s Huruf “es س

”syin sy Huruf “es” dan “ye ش

”shād sh Huruf “es” dan “ha ص

”dhād dh Huruf “de” dan “ha ض

”thā` th Huruf “te” dan “ha ط

”zhā` zh Huruf “zet” dan “ha ظ

„ ain„ عKoma terbalik di atas hadap

kanan

”ghain gh Huruf “ge” dan “ha غ

”fā` f Huruf “ef ف

”Qāf q Huruf “qi ق

”Kāf k Huruf “ka ك

”Lām l Huruf “el ل

”Mim m Huruf “em و

”Nun n Huruf “en ن

”wāwu w Huruf “we و

”hā` h Huruf “ha ھ

hamzah ` Apostrof ء

”yā` y Huruf “ye ي

Page 13: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

xii

B. Vokal

Vokal Tunggal

Tanda Vocal

Arab

Tanda Vokal

Latin Keterangan

A Harakat Fathah

I Harakat Kasrah

U Harakat Dhammah

Vokal Panjang

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin Keterangan

ȃ Huruf “a” dengan topi di

atas

Î Huruf “i” dengan topi di

atas

Û Huruf “u” dengan topi di

atas

Vokal Rangkap

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin Keterangan

Ai Huruf “a” dan “i”

Au Huruf “a” dan “u”

C. Kata Sandang

1) Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyyah

ditransliterasi sesuai dengan bunyinya. Contohnya:

al-Madînah :انمديىت al-Baqarah :انبقسة

2) Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyyah

ditransliterasi sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan

sesuai bunyinya. Contoh:

as-Sayyidah : انسيّدة ar-rajul : انسجم

ad-Dȃ : اندازمى asy-syams : انشمس rimî

3) Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan dengan

lambang (__ّ), sedangkan untuk alih aksara dilambangkan dengan

huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.

Aturan ini berlaku umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata,

Page 14: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

xiii

di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti

oleh huruf-huruf syamsiyyah. Contoh:

Âmannȃ : أمَىَب بِبلِله billȃ hi ُأمَهَ انسُفَهَبء : Âmana as-Sufahȃ ’u

wa ar-rukka’i : وَانسُكَعِ Inna al-ladzîna : إِنَ انَرِيْهَ

4) Ta Marbuthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf

“h”. Contoh:

al-Af`idah : الَأفْئِدَةِ

الِإسْهَبمِيَتُ انجَبمِعَتُ : al-Jȃ mi’ah al-Islȃ miyyah

Sedangkan ta marbuthah yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (isim), maka dialih aksarakan menjadi

huruf “t”. Contoh:

Âmilatun Nashibah’: عَبمِهتٌ وَبصِبَتٌal-Âyat al-Kubrȃ : الٱيَتُ انكُبْسٰى

Page 15: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

xiv

ABSTRAKSI

Tri Apriani (13210555)

Sayyidah ‘Aisyah Dalam Diskursus Asbâbun Nuzul (Studi Peran ‘Aisyah

Dalam Proses Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur’an)

Aisyah sebagai perempuan yang terdekat dengan Nabi saw. berperan

besar bagi pendidikan wanita muslimah dimasanya dan sesudahnya, karena

melalui beliau lah ayat-ayat dan hadis-hadis yang berkaitan dengan

kewanitaan maupun yang berkaitan dengan syariat Islam turun. Sehingga

penulis merasa tertarik untuk mengenal lebih dalam karakter dan peran

Aisyah melalui ayat-ayat yang turun merespon kasus-kasus yang berkaitan

dengan Aisyah.

Pada skripsi ini, terdapat dua pokok permasalahan. Pertama, ayat-

ayat apa saja yang turun sebagai respon dan jawaban atas sikap, perilaku, dan

perkataan Aisyah. Kedua, Bagaimana peran Aisyah dalam proses turunnya

beberapa ayat Al-Qur`an dan apa maksud ayat tersebut. Tentunya, untuk

memahami ayat-ayat yang turun sebagai respon atas tindakan Aisyah

tersebut, tidak bisa secara tuntas tanpa memperhatikan kejadian ataupun

peristiwa yang melatarbelakanginya (Asbâbun Nuzul).

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan

pendekatan Sosio Historis untuk mengetahui peristiwa apakah yang sedang

terjadi pada Aisyah, sehingga menyebabkan ayat itu turun, dengan

memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latarbelakang, pelaku dan siapa

saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Dalam penelitian ini penulis

mencoba menjawab permasalahan yang ada melalui studi pustaka (Library

Research) dengan merujuk pada sumber data primer dan sekunder. Sumber

data primer yang penulis gunakan adalah kitab Asbâbun Nuzul karya imam

al-Wahidiy, kitab Lubabun-Nuqul fi Asbâbun Nuzul karya as-Suyuthi, kitab

Asbâbun Nuzul karya Muchlis M. Hanafi, Sirah dan Biografi Siti Aisyah,

Kitab Hadis Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Adapun teknik analisis

yang digunkan adalah Deskriptif-Analisis.

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, memberikan

simpulan bahwa, terdapat sebanyak 16 ayat dalam 5 kasus yang berkenaan

tentang peran Aisyah dalam proses turunnya ayat-ayat Al-Qur‟an, yaitu: (1).

Peristiwa Tayamum Surah Al-Mâ‟idah{5}:6, (2). Peristiwa Berita Bohong

(Hadis Ifki) Surah an-Nûr{24}:11-19, (3). Peristiwa Tahrîm (Pengharaman)

Surah at-Tahrîm{66}:1-3, (4).Peristiwa Ila‟ Surah at-Tahrîm {66}:4, (5).

Peristiwa Takhyîr Surah al-Ahzab{33}:28-29. Banyaknya ayat yang

merespon atas tindakan „Aisyah, menunjukkan posisi dan kedudukan Aisyah

yang istimewa di hadapan Allah SWT dan Rasul-Nya.

Page 16: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur`an diturunkan oleh Allah SWT. kepada Nabi Muhammad

saw melalui Malaikat Jibril as. Secara berangsur-angsur selama lebih dari 22

tahun. Al-Qur`an diturunkan pada awalnya dalam konteks historis tertentu

pada masa Nabi saw. di Mekah dan Madinah serta wilayah-wilayah

sekitarnya. Konteks historis ini dibagi menjadi dua, yaitu ayat-ayat Al-

Qur`an yang diturunkan tanpa suatu sebab atau peristiwa tertentu, dan ada

yang diturunkan karena adanya suatu sebab atau peristiwa tertentu.1

Ayat-ayat Al-Qur`an yang diturunkan tanpa suatu sebab atau

peristiwa tertentu kebanyakan berisi tentang akidah, keimanan pada Allah

SWT, Malaikat dan hari Kiamat, cerita tentang kejadian masa lalu, cerita

tentang Nabi-nabi, berita tentang hari kebangkitan, surga neraka serta

kehidupan setelah kematian, yang bertujuan untuk memberikan hidayah

kepada makhluk-Nya menuju kebenaran.2 Sedangkan ayat-ayat yang turun

karena adanya suatu sebab atau peristiwa tertentu, berfungsi sebagai

penjelas, jawaban (respon), dan pembenaran atas peristiwa atau kejadian

tersebut3, yang disebut Asbâbun Nuzul.

Adapun definisi Asbâbun Nuzul menurut Az-Zarqani (W. 1122 H)

yaitu :

“Sebab turun ayat ialah, satu atau beberapa ayat yang karenanya

diturunkan untuk memberikan atau menerangkan hukum pada saat

terjadinya peristiwa itu.”.4

Subhi as-Shalih merumuskan pengertian Asbâbun nuzul dalam

bukunya yang berjudul Mabahits Fi Ulûmul Qur‟an, sebagai berikut

1 As-Shuyuthi, al-Itqan fi „Ulûm Al-Qur`an, (Bairut: Dar al-Fiqr, t.t), juz II, h. 29

2 Hamad Abdul Khaliq Alwan, Asbâbun nuzulil Qur‟an, (Mesir: Makhtabah Thali‟ah,

tt), juz I, h. 1 3 Choiruddin Hadhiri, Klasifikasi Kandungan Al-Quran 2, (Jakarta: Gema Insani

Press, 2005), cet I, h. 131 4 Muhammad „Abdul „Azim az-Zarqany, Manahilul „Irfan Fi „Ulumil Qur‟an,

(Kairo: Darus Salam, 20003), jilid 2, hlm. 417

Page 17: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

2

“Sebab Nuzul ialah, sesuatu yang oleh karenanya suatu ayat atau

beberapa ayat yang memuat sebabnya itu diturunkan, untuk

memberi jawaban terhadap sebabnya, atau untuk menerangkan

hukumnya pada waktu terjadi peristiwa itu.”.5

Kedua definisi tersebut pada hakikatnya sama, kecuali hanya sedikit

berbeda pada redaksinya. Keduanya dapat memberikan pengertian bahwa,

sebab turunnya ayat adakalanya berbentuk peristiwa yang terjadi dalam

masyarakat kaum muslimin, dan ada kalanya berbentuk pertanyaan yang

diajukan orang muslim dan non muslim kepada Rasulullah saw, lalu turunlah

satu atau beberapa ayat untuk menerangkan hal yang berkaitan dengan

peristiwa tersebut, atau memberi jawaban terhadap pertanyaan yang

diajukan6.

Sementara Ash-Shabuni (W. 449 H) berpendapat bahwa, “Asbab

an-Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu

atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian

tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian

yang berkaitan dengan urusan agama.”7

Manna‟ al-Qhathan memberikan definisi Asbâbun Nuzul sebagai

“Asbâb an-Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan

turunnya Al-Quran, berkenaan dengannya waktu peristiwa itu

terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa pertanyaan yang

diajukan kepada Nabi.”8

Kendatipun redaksi pendefinisian di atas sedikit berbeda, semuanya

menyimpulkan bahwa yang disebut asbâb an-nuzul adalah kejadian atau

peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Qur`an, dalam rangka

menjawab, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul

dari kejadian tersebut.9

Mengetahui sebab turunnya ayat mempunyai beberapa manfaat, dan

orang-orang yang mengatakan bahwa mengetahui sebab turunnya ayat tidak

5 Subhi Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur`an, (terjemah Nur Rahkim dkk),

(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993), hlm. 160. 6 Chaerudji Abd Chalik, Ulum Al-Quran, (Jakarta: Hartomo Media Pustaka, 2013), h.

41-42 7 Muhammad Ali As-Shabuni, At-Tibyan fi Ulum Al-Qur‟ân, (Damaskus: Maktabah

Al-Ghazali, 1390), h. 22 8 Manna‟ al-Qhathan, Mabahits fi Ulum Al-Qur‟ân, (Mansyurat Al-Ashr Al-Hadis,

1973), h. 78 9 Rosihon Anwar, Ulumul Qur‟ân, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), cet. I, h. 61

Page 18: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

3

mempunyai manfaat karean adanya seperti sebuah sejarah adalah pemikiran

yang salah. Salah manfaat dari mengetahui sebab turunnya ayat adalah

mengetahui arti ayat yang diinginkan sehingga dapat menghilangkan

ketidakfahaman.10

Az-Zarqani dan As-Suyuthi (W. 911 H) mensinyalir adanya

kalangan yang berpendapat bahwa, mengetahui asbâbun nuzul merupakan

hal yang sia-sia dalam memahami Al-Qur`an. Mereka beranggapan bahwa

mencoba memahami Al-Qur`an dengan meletakkannya dalam konteks

historis itu sama dengan membatasi pesan-pesannya pada ruang dan waktu

tertentu. Namun, pendapat seperti ini tidak lah berdasar karena tidak

mungkin menguniversalkan pesan Al-Qur`an di luar masa dan tempat

pewahyuan, kecuali melalui pemahaman yang semestinya terhadap makna

Al-Qur`an dalam konteks kesejarahannya.

Sementara itu, mayoritas ulama sepakat bahwa konteks kesejarahan

yang terakumulasi dalam riwayat-riwayat asbâbun nuzul merupakan satu hal

yang signifikan untuk memahami pesan-pesan Al-Quran.11

Dalam suatu

pernyataan, Al-Wahidi (W. 468 H) menyatakan : “Tidak mungkin dapat

memahami tafsir sebuah ayat tanpa mengetahui kisahnya atau penjelasan

sebab turunnya.”12

Ibn Taimiyah (W. 728 H) mengatakan : “Mengetahui sebab

turunnya ayat dapat membantu untuk memahami makna dari ayat tersebut,

sesungguhnya mengetahui sebab akan mewarisi pengetahuan terhadap apa

yang disebabkannya. Banyak ulma salaf terdahulu menemui kesulitan dalam

memahami makna ayat, maka dengan mereka mengetahui sebab turunnya

ayat, maka kesulitan tersebut akan hilang.”13

Ungkapan senada juga dikemukakan oleh Ibn Daqiq Al-„Ied (W.

702 H) dalam pernyataannya : “Penjelasan sebab turunnya ayat adalah cara

yang sangat kuat dalam memahami makna dari Al-Qur`an. Hal itu adalah

suatu urusan yang diperoleh para sahabat karena ada qarinah-qarinah yang

mengelilingi kejadian-kejadian itu”14

Asbâbun nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah

saw. Oleh karena itu, tidak boleh ada jalan lain untuk mengetahuinya selain

berdasarkan periwayatan yang benar (naql ash-shalih) dari orang-orang yang

melihat dan mendengar langsung turunnya ayat Al-Qur`an. Dengan

demikian, diperlukan kehati-hatian dalam menerima riwayat yang berkaitan

10

As-Suyuthi, Asbâbun nuzul, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014 ), cet.I, h. 15 11

Rosihon Anwar, Ulumul Qur‟ân, h. 62 12

„Aliy bin Ahmad al-Wahidiy, Asbâbun nuzul, Ed. Kamal Basyuniy Zaglul, (Beirut:

Darul Kutub al-;Ilmiyya)h, 1991), hlm. 10. 13

As-Suyuthi, Asbâbun Nuzul, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014 ), cet.I, h. 15 14

Tengku Muhammad Hasbi Ash-Sidhiqi, Ilmu-Ilmu Al-Qu‟rân („Ulum Al-Qur‟ân),

(Semarang: PT Pustaka RizkiPutra, 2009), h. 15

Page 19: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

4

dengan asbâbun nuzul.15

Inilah yang dimaksud Al-Wahidy dengan

perkataannya : “Tidak boleh kita mengatakan tentang sebab-sebab nuzul Al-

Qur`an melainkan denagn riwayat dan mendengar dari orang-orang yang

menyaksikan ayat itu diturunkan dan mengetahui sebab-sebabnya serta

membahas tentang pengertiannya dan bersungguh-sungguh dalam

mencarikan yang demikian itu.”16

Muhammad bin Sirin (W. 110 H) berkata : “Aku pernah bertanya

kepada Ubaidah tentang satu ayat dari Al-Qur`an, maka ia berkata :

“Bertakwalah kepada Allah SWT dan berkatalah yang baik, telah pergi

orang-orang yang mengetahui sebab kenapa diturunkan ayat-ayat Al-

Qur`an.” Kehati-hatian mereka dalam hal ini tidaklah menghalangi mereka

menerima khabar-khabar para sahabat di dalam masalah-masalah sebab

turunnya ayat. Mereka berpendapat: “Sesungguhnya perkataan seorang

sahabat tentang sesuatu yang tidak dapat dicapai dengan pikiran dan

ijtihad, tetapi pegangannya yang berupa nukilan dan pendengaran

dipertanggungkan bahwa sahabat itu mendengar dari Nabi saw. apa yang

dikatakan itu, karena tidak mungkin bahwa sahabat itu mengatakan yang

demikian dari ijtihadnya sendiri.”17

Oleh karena itu, Al-Hakim (W. 405 H), Ibnu Shalah (W. 643 H),

dan para ulama hadis lainnya menetapkan bahwa, jika salah seorang sahabat

yang menyaksikan turunnya wahyu, memberitahukan tentang satu ayat dari

Al-Qur`an, bahwasannya sebab turunnya adalah karena hal tertentu, maka itu

adalah perkataan yang mempunyai sanad.18

Dalam konteks ayat Al-Qur`an yang turun karena suatu sebab, ada

beberapa hal yang memicu turunnya ayat tersebut, di antaranya adalah faktor

istri Nabi Muhammad saw. yaitu Aisyah (W. 57 H), baik dengan respon atas

perilaku, perkataan, atau sekedar pertanyaan yang muncul dari beliau.

Seorang wanita yang menjadi kekasih paling berpengaruh dalam

hidup Rasulullah saw. wanita muslimah paling faqih yang dibebaskan

kesuciannya dari atas langit ke tujuh. Dialah Aisyah ra, putri Abu Bakar as-

Shiddiq. Wanita mulia ini dididik oleh sahabat terpilih Rasulullah saw. yaitu

Abu Bakar, sehingga ajaran Rasulullah turun dari hati dan rumah ayahnya.

Aisyah adalah wanita agung, dengan kepandaian, keluasan ilmu, kecerdasan

dan keagungan akhlaknya yang mengandung kekaguman generasi awal

hingga generasi saat ini.

Setelah Aisyah menikah dengan Rasulullah saw, dia tinggal di

rumah Rasulullah yaitu rumah kenabian. Dia menjadi kekasih tercinta yang

15

Rosihon Anwar, Ulumul Qur‟ân, h. 67 16

Chaerudji Abd Chalik, Ulum Al-Qur‟ân, (Jakarta: Hartomo Media Pustaka, 2013),

h. 45 17

Chaerudji Abd Chalik, Ulum Al-Qur‟ân, h. 45 18

As-Suyuthi, Asbâbun nuzul (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014 ),cet.I, h. 16

Page 20: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

5

selalu dekat dengan Rasul, baik hati maupun jiwanya. Ketika Rasulullah jauh

dari Aisyah, pasti hati beliau dilanda kerinduan padanya.

Aisyah adalah seorang wanita pembawa panji ilmu dan ajaran

agama Islam. Dimasa hidupnya, dia mengetahui berbagai kejadian dan

menyaksikan tahapan-tahapan penting yang mengiringi perjalanan dakwah

Islam. Dia juga mengetahui hambatan dan intimidasi yang dialami kaum

muslimin. Dia mendapatkan ajaran-ajaran etika dan moral langsung dari

tangan orang yang mendapat pendidikan dari Tuhannya, yaitu Rasulullah

saw, suami tercinta.

Aisyah hidup di rumah kenabian, sebuah tempat yang banyak

diturunkan wahyu Ilahi dan dibacakan di dalamnya Al-Qur`an siang dan

malam. Karena itulah, Aisyah banyak menguasai fiqih Islam dan dasar-

dasarnya, mengetahui berbagai ilmu pengetahuan, dan menguasai hikmah

yang terkandung dalam Al-Qur`an.19

Berkat dan karunia Allah yang diberikan kepada umat Islam melalui

Aisyah sangatlah banyak, melalui riwayat dan kisah-kisahnya, umat Islam

mengetahui perihal, kondisi, serta tindakan. Aisyah juga sering

mendatangkan kemudahan dan keberuntungan bagi umat Islam. Dia mampu

mengatasi kesulitan yang menumpa umat Islam. Andil besar ini terlihat jelas

dengan diturunkannya ayat tayamum yang merupakan rukhshah (dispensasi)

bagi umat Islam, agar mereka merasa ringan dalam menjalankan syariat

Islam.

„Urwah bin Zubair menceritakan bahwa suatu hari kalung yang

dipinjam Aisyah dari Asma hilang. Kemudian Rasulullah meminta beberapa

orang sahabat untuk mencarinya. Ketika sudah sampai ditengah padang

pasir, mereka mendapati waktu shalat sudah masuk, padahal di sekeliling

mereka tidak ada air. Maka para sahabat pun mendirikan shalat tanpa wudhu

terlebih dahulu. Sekembalinya dari mencari kalung, para sahabat

mengadukan permasalahan itu kepada Rasulullah saw, lalu turunlah ayat

Tayamum untuk merespon kasus ini. Surah al-Mâi‟dah [5] : 6 :

19

Ahmad bin Salim Badawilan, Story of The Great Wife: „Aisyah, (Jakarta: Nakhlah

Pustaka, 2008), h. 15-16

Page 21: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

6

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan

shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku,

dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata

kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau

dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau

menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka

bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu

dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan

kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan

nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. al-Mâi‟dah [5]: 6)

Melihat betapa pentingnya peran Aisyah dalam proses Asbâbun nuzul

beberapa ayat Al-Qur`an, sekaligus Aisyah adalah istri Rasulullah yang

dekat dengan Rasulullah dan memiliki banyak kontribusi bagi pendidikan

umat islam, serta masalah-masalah privasi Rasulullah ketika di dalam rumah,

yang hanya bisa diketahui oleh istri dan keluarga, maka dirasa perlu untuk

melakukan telaah lebih mendalam pada ayat-ayat Al-Qur`an yang Aisyah

ikut berperan dalam proses turunnya ayat tersebut. Oleh karena itu, penulis

memilih tema “Siti Aisyah dalam Diskursus Asbâbun nuzul” (Studi Peran

Aisyah dalam Proses Kronologi Turunnya Ayat).”

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka pembahasan dalam skripsi

ini akan diarahkan pada pemberian pemahaman terhadap konsep asbâbun

nuzul dan urgensinya dalam memahami teks Al-Qur`an, dengan mengambil

kasus Siti Aisyah sebagai salah satu istri Rasuluulah saw. yang banyak

berinteraksi dengan permasalahan proses dan latar belakang turunnya ayat.

Sebagai asumsi dasar bahwa disamping Aisyah adalah istri

Rasulullah yang mengetahui masalah privasi Rasulullah ketika di dalam

rumah, beliau juga menjadi faktor yang sangat signifikan dalam turunnya

beberapa ayat Al-Qur`an.

Page 22: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

7

Pembahasan dalam skripsi ini, hanya dibatasi pada sosok Siti

Aisyah, seorang istri Nabi yang mempunyai gelar Ummahatul Mu‟minîn,

yang terkenal dengan kecerdasannya dan kecintaanya terhadap ilmu.

Obyek bahasan difokuskan pada faktor Aisyah dalam menyebabkan

turunnya beberapa ayat-ayat Al-Qur`an, dan signifikansinya dalam

memberikan penafsiran atas teks tersebut, sehingga dapat diperoleh

pengertian yang sesuai dengan kehendak ayat tersebut.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah

pada skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Ayat-ayat apa saja yang turun sebagai respon dan jawaban atas

sikap, perilaku, dan perkataan Aisyah ?

2. Bagaimana peran Aisyah dalam proses turunnya beberapa ayat Al-

Qur`an ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitaian

Dengan memperhatikan rumusan masalah di atas, maka dapat

diketahui tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui ayat-ayat apa sajakah yang turun sebagai respon

dan jawaban atas sikap, perilaku, dan perkataan Aisyah

2. Mengetahui bagaimana peran Aisyah, dalam proses turunnya

beberapa ayat Al-Qur`an dan apa maksud ayat tersebut.

2. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian mengenai tema ini,

penulis berharap dapat memberikan manfaat dan kegunaan bagi

perkembangan dunia ilmu pengetahuan khususnya pada tema yang

berkaitan dengan Asbâbun Nuzul.

Manfaat penelitian ini yaitu :

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi ilmiah terhadap referensi Ulumul Qur‟an dan

Tafsir, terutama tentang urgensi Asbâbun Nuzul.

b. Secara akademis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi

sumbangan sederhana dalam pengembangan studi ilmu

tafsir, dan untuk menambah khazanah literatur keilmuan

Fakultas Ushuluddin. Penelitian ini juga diharapkan dapat

menjadi contoh penelitian untuk kemudian dikembangkan ke

dalam beberapa topik lainnya.

c. Secara praktis untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan

program Strata I di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

D. Tinjauan Pustaka

Penulis telah melakukan pengamatan tentang tinjauan pustakan

terhadap tema yang akan penulis ambil ke perpustakaan Institut Ilmu Al-

Page 23: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

8

Qur`an (IIQ) Jakarta, perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

perpustakaan Pusat Study Qur‟an (PSQ) Jakarta, dan juga menelusurinya

secara online di Google Scholer. Berdasarkan penelusuran tinjauan pustaka

yang penulis lakukan ini, penulis menemukan judul skripsi yang berkaitan

dengan asbâbun nuzul, yaitu :

Skripsi yang ditulis oleh Gusti Rahmat, Fakultas Ushuluddin

Program Studi Tafsir Hadis Tahun 2015, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

“Perkataan Sahabat yang menjadi Asbâb An-Nuzul Al-Qur`an.”Dalam

Skripsi ini penulis mengkaji tentang perkataan sahabat yang selanjutnya

menjadi asbab al-nuzul Al-Qur`an sebagaimana yang dibahas oleh As-

Shuyuthi dalam al-Itqan Fî „Ulûm Al-Qur`an pada bab Fima Unzila Min Al-

Qur`an „Alâ Lisan Ba‟d al-Sahâbah bisa dikatakan benar adanya. Melihat

ditemukannya beberapa riwayat tersebut dalam kitab hadis. Selain matan,

yang beredaksi sama dengan Al-Qur`an ditemukan juga matan yang berbeda

redaksi dengan Al-Qur`an, namum masih tercakup dalam satu tema. Jadi,

bisa saja riwayat dengan redaksi yang sama dengan Al-Qur`an diriwayatkan

secara ma‟an.

Dengan demikian, matan yang dimuat dalam al-Itqan Fî „Ulum Al-

Qur`an pada bab Fima Unzila Min Al-Qur`an „Ala Lisan Ba‟d al-Sahabah

tidak menyatakan bahwa sahabat mendatangkan yang semisal dengan Al-

Qur`an. Keberadaan kesamaan redaksi asbâbun nuzul perkataan sahabat

yang selanjutnya masuk menjadi sebagian dari ayat Al-Qur`an bisa saja

terjadi, karena riwayat yang ada dalam al-Itqan ditemukan dalam kitab hadis.

Akan tetapi penulis meyakini bahwa riwayat tersebut tidak sama persis

dengan Al-Qur`an.20

Skripsi yang ditulis oleh Susilowati, Fakultas Ushuluddin Program

Studi Tafsir Hadis Tahun 2002, Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,

“Urgensi Asbab An-Nuzul dalam Menafsirkan Al-Quran.” Dalam Skripsi

ini, Susilowati berkesimpulan bahwa lafaz yang berhubungan dengan

asbâbun nuzul terkadang ada bentuk lafaz asbâbun nuzul yang berupa

pertanyaan atau pernyataan yang tegas mengenai sebab, namun terkadang

juga bersifat samar sehingga mengandung kemungkinan untuk selainnya.

Untuk itu lafaz-lafaz yang berhubungan dengan asbâbun nuzul yang

dianggap shohih ada 2 macam, yaitu riwayat yang pasti dimana perawi

dengan tegas menunjukkan ungkapan yang berkaitan erat dengan asbâbun

nuzul. Kedua, riwayat yang mengandung kemungkinan dimana para perawi

tidak menggunakan ungkapan yang tegas, bahwa yang diriwayatkannya

20

Gusti Rahmat, Perkataan Sahabat yang Menjadi Asbab An-Nuzul Al-Quran,

Skripsi diajukan ke program sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2015

Page 24: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

9

berkaitan erat dengan asbâbun nuzul, tapi hanya menjelaskan kemungkinan

saja.21

Skripsi yang ditulis oleh Lia Zahiroh, Fakultas Ushuluddin Program

Studi Tafsir Hadis Tahun 2005, Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta, “Umar

bin Khatab dalam Diskursus Asbâbun nuzul”, Dalam Skripsi ini Lia Zahiroh

menyimpulkan bahwa Umar bin Khattab telah berjasa besar dalam menjaga

dan melestarikan Al-Qur`an. Disamping itu, banyaknya ayat-ayat yang

merespon tindakan Umar menunjukkan posisi dan kedudukan Umar bin

Khattab yang istimewa di mata Allah SWT. untuk memahami ayat-ayat yang

turun sebagai respon atas tindakan Umar, tidak bisa secara tuntas tanpa

memperhatikan kejadian ataupun peristiwa yang melatarbelakanginya, yakni

kejadian ataupun cerita yang dialami oleh Umar bin Khattab.22

Penulis juga menemukan tesis mengenai Asbâbun Nuzul,

diantaranya yang ditulis oleh Hamka Hasan, mengenai “Studi Kritis tentang

Pemikiran Asbâbun Nuzul Nasr Hamid Abu Zain dalam Kitab Mafum Al-

Nashs,” (Tesis S2 Universitas Islam Negeri Jakarta, 2002).23

Kemudian tesis

yang ditulis oleh M. Thohar al-Abza, mengenai “Kontekstualitas Al-Qur`an:

Studi Kritis atas Metodologi dan Pandangan Muhammad Syahrur tentang

Asbâbun nuzul dalam Pembacaan Al-Qur`an,” (Tesis S2 Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2009).24

Kemudian disertasi yang ditulis oleh Muhammad

Amin, disertasi ini membahas mengenai keseluruhan asbâbun nuzul dalam

tafsir Al-Azhar, (Disertasi S3 Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2007).25

Dari penelusuran penulis terhadap tulisan-tulisan yang telah

disebutkan di atas, penulis tidak menemukan kemiripan permasalahan

dengan permasalahan yang penulis ambil. Oleh karena itu, penulis

mengangkat permasalahan ayat-ayat Al-Qur`an yang turun akibat dari sikap,

berbuatan, maupun ucapan dari „Aisyah ra.

21

Susilowati,, Urgensi Asbab An-Nuzul dalam Menafsirkan Al-Quran, Skripsi

diajukan ke program sarjana Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta: 2002 22

Lia Zahiroh, Umar bin Khatab dalam Diskursus Asbâbun Nuzul (Study Atas Peran

Umar dalam Proses Kronologi Turunnya Ayat), Skripsi diajukan ke program sarjana Institut

Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta: 2005 23

Hamka Hasan, “Studi Kritis tentang Pemikiran Asbâbun Nuzul Nasr Hamid Abu

Zain dalam Kitab Mafum Al- Nashsh,” (Tesis S2 Universitas Islam Negeri Jakarta, 2002). 24

M. Thohar al-Abza, “Kontekstualitas Al-Qur`an: Studi Kritis atas Metodologi dan

Pandangan Muhammad Syahrur tentang Asbâbun nuzul dalam Pembacaan Al-Qur`an,”

(Tesis S2 Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009) 25

Muhammad Amin, Kualitas Asbabun Nuzul dalam Tafsir Al-Azhar, (Disertasi S3

Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2007)

Page 25: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

10

E. Metodologi Penelitian dan Penulisan

1. Jenis Penelitian

Dalam penyususnan penelitian ini, penulis menggunakan metode

penelitian kepustakaan (Library Research)26

, karena penelitian ini berusaha

mengumpulkan data penelitian dari literature dan teks sebagai objek utama

analisisnya.27

Pengumpulan data dan informasi dengan buku-buku dan

materi pustaka lainnya seperti ktab-kitab hadis, artikel-artikel, jurnal, surat

kabar, makalah, buku-buku, atau dokumen-dokumen yang membahas

mengenai asbâbun nuzul serta beberapa literatur yang langsung mengarah

kepada penelitian maupun yang tidak langsung berkaitan dengan penelitian,

kemudian dari data yang diperoleh peneliti menyusun, membahas, dan

menganalisa sehingga mendapatkan kesimpulan.

2. Sumber Penelitian

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan sumber data

primer28

, di antaranya yaitu, kitab Asbâbun nuzul karya imam al-Wahidiy,

kitab Lubabun-Nuqul fî Asbâbun nuzul karya as-Suyuthi, kitab Asbâbun

nuzul karya Muchlis M. Hanafi, Sirah dan Biografi Siti Aisyah („Aisyah The

True Beauty) karya Sulaiman an-Nawawi, kitab Sayyidah „Aisyah karya

„Abdul Hamid Thahmaz, Kitab Hadis Shahih Bukhari karya Abu Abdullah

Muhammad bin Ismail al-Bukhari, kitab Shahih Muslim karya Muslim bin

al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisabuni, dan kitab-kitab tafsir yang berkaitan

dengan tema pembahasan.

Sedangkan sumber data sekunder29

adalah buku-buku yang

berkaitan dengan tokoh Aisyah seperti kitab Story Of The Great Wife:

„Aisyah karya Ahmad bin Salim Badawilan, kitab Perempuan-Perempuan

Al-Qur`an karya Abdurrahman Umairah, kitab Tafsir Al-Qur`an al-Azhim

lin-Nisa‟ karya Imad Zaki al-Barudi, dan kitab-kitab lain yang tidak

berkaitan secara langsung namun memberikan kelengkapan yang cukup

signifikan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode

studi dokumentatif (Documentary Study), yaitu suatu metode pengumpulan

data yang menghimpun dan menganalisa dokumen-dokumen yang

bersumber dari kitab-kitab, buku-buku, manuskrip, jurnal, dan lain

26

yaitu rangkaian penelitian yang berkenaan dengan pengumpulan data dan pustaka

dari literatur yang berkaitan dengan judul penelitian 27

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor, 2004), h. 3 28

Sumber data Primer yaitu sumber pokok yang mempunyai kaitan langsung dengan

masalah inti yang dijadikan topik pembahasan 29

Sumber dara Sekunder yaitu sumber data penunjang dan pembanding data yang

berkaitan dengan masalah utama.

Page 26: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

11

sebagainya.30

Secara teknik operasional, penulis akan mencari data mengenai

pengertian Asbâbun nuzul menurut para ulama, serta menganalisis ayat-ayat

yang turun akibat dari sikap atau ucapan Siti Aisyah. Penulis mencari data-

data terebut melalui berbagai perpustakaan, diantaranya perpustakaan

Pesantren Takhasus IIQ Jakarta, Perpustakaan Kampus IIQ Jakarta,

Perpustakaan Iman Jama‟ Lebak Bulus, Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan Perpustakaan Pusat Studi al-Quran Ciputat.

Kemudian setelah penulis menemukan dan mengumpulkan kitab-kitab yang

berkaitan dengan tema, lalu penulis mendokumentasikannya terlebih dahulu

melalui foto, lalu menuangkannya ke dalam bentuk tulisan melalui Laptop.

4. Metode Analisis Data

Metode yang penulis gunakan yaitu metode penulisan yang bersifat

Deskriptif-Analisis31

dengan pendekatan kualitatif. Sebagaimana layaknya

study kualitatif yang pengumpulan datanya melalui penelitian kepustakaan,

maka tidaklah dibutuhkan teknik pengumpulan data sebagaimana studi

kualitatif di lapangan.

Untuk membaca dan menganalisa data, penulis juga menggunakan

metode pendekatan Sosio Historis.32

Pendekatan Sosio Historis ini penulis

gunakan untuk mengetahui peristiwa apakah yang sedang terjadi pada Siti

Aisyah sehingga menyebabkan ayat itu turun, dengan memperhatikan unsur

tempat, waktu, objek, latarbelakang, pelaku dan siapa saja yang terlibat

dalam peristiwa tersebut.

F. Teknik dan Sistematika Penulisan

Teknik penulisan proposal skripsi ini berpedoman pada penuntun

pembyuatan skripsi yang berjudul “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan

Disertasi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta (Edisi Revisi) yang

diterbitkan oleh IIQ Press, cetakan ke-2 Mei 2011.

Bab Pertama, bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar

belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

Bab dua, berisi kajian tentang Urgensi Asbâbun nuzul dalam

memahami ayat-ayat Al-Qur`an, yang meliputi pembahasan tentang definisi

30

Nana Syaodin Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2010), hlm. 60 31

.Metode Deskriptif Analisis adalah sebuah metode pembahasan untuk memaparkan

data yang telah tersusun dalam melakukan kajian terhadap data-data tersebut dan berupaya

untuk menganalisa, mengkritisi data yang ada sehingga pada akhirnya mendapatkan hasil

yang dicari. 32

Metode Pendekatan Kritik Sosio Historis adalah metode yang analisis datanya

didasarkan pada peristiwa-peristiwa masa lampau untuk memahami kondisi sosial

kemasyarakatan yang terjadi pada masa itu, bagaimanakah struktur, dan gejala sosial lainnya

yang saling berkaitan.

Page 27: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

12

Asbâbun Nuzul, urgensi dan manfaat mengetahui Asbâbun nuzul, kaidah atau

tatacara mengetahui Asbâbun nuzul, serta perhatian ulama terhadap Asbâbun

nuzul.

Bab tiga, merupakan sketsa biografi Siti Aisyah, yang diawali

dengan sejarah hidup Sayyidah Aisyah, kelahiran, kecerdasan intelektual

beliau, pernikahannya dengan Rasulullah saw., hingga peranan beliau dalam

peirwayatan hadis.

Bab empat, berisi tentang peran Aisyah dalam proses turunnya ayat

Al-Qur`an, diawali dengan pembahasan mengenai proses kronologis

turunnya ayat Al-Qur`an, faktor Aisyah dalam proses turunnya ayat,

identifikasi ayat Al-Qur`an yang turun sebagai respon atas kasus Aisyah, dan

terakhir pembahasan akan diarahkan pada upaya memahami ayat secara

komprehensif dengan cara mempertimbangkan Asbâbun nuzul, khusunya

pada kasus Aisyah.

Pembahasan ini ditutup dengan kesimpulan dan saran, yang masuk

dalam Bab kelima, yaitu bab penutup.

Page 28: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

106

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang penulis teliti mengenai mengenai posisi dan

peran Aisyah dalam proses turunnya beberapa ayat-ayat Al-Qur’an, dan

ugensinya dalam diskursus Asbâbun Nuzul, penulis dapat menyimpulkan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, dapat

disimpulan bahwa, terdapat 16 ayat dalam 5 kasus, yaitu: (1).

Peristiwa Tayamum Surah Al-Mâ’idah{5}:6, (2). Peristiwa Berita

Bohong (Hadis Ifki) Surah an-Nûr{24}:11-19, (3). Peristiwa

Tahrîm (Pengharaman) Surah at-Tahrîm{66}:1-3, (4).Peristiwa

Ila’ Surah at-Tahrîm {66}:4, (5). Peristiwa Takhyîr Surah al-

Ahzab{33}:28-29.

2. Dalam penelitian ini, Aisyah mempunyai peran dan jasa yang

sangat besar, yaitu sebagai penyebab diturunkannya beberapa

ayat-ayat Al-Qur’an melalui beberapa kasus yang telah disebutkan

di atas. Disamping itu, banyaknya ayat-ayat yang merespon

tindakan Aisyah, menunjukkan posisi dan kedudukan Aisyah yang

istimewa di hadapan Allah SWT.

B. Saran

Skripsi yang penulis buat mengenai, posisi Aisyah dalam diskursus

Asbâbun Nuzul ini, merupakan sebuah upaya untuk memberi pemahaman

yang lebih utuh terhadap Al-Qur’an, dengaan cara menghadirkan sosok

Aisyah sebagai wanita yang Allah SWT. berkahi dan mempunyai peran

penting dalam periwayatan hadis maupun penafsiran Al-Qur’an.

Dengan demikian, skripsi ini diharapkan bisa dijadikan pegangan,

referensi, dan media pemahaman Al-Qur’an, baik oleh masyarakat maupun

kalangan mahasiswa, khususnya berkenaan dengan sebab-sebab pewahyuan

Al-Qur’an dan sosok wanita mulia, Sayyidah Aisyah.

Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan skripsi yang

penulis susun ini, kiranya terdapat banyak kesalahan, maka penulis dengan

rendah hati meminta saran dan masukan dari pembaca demi

menyempurnakan karya-karya selanjutnya. Insyaa Allah. Terimakasih dan

Semoga bermanafaat.

Page 29: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

108

DAFTAR PUSTAKA

al-Abza, M. Thohar, “Kontekstualitas Al-Qur‟an: Studi Kritis atas

Metodologi dan Pandangan Muhammad Syahrur tentang

Asbabun Nuzul dalam Pembacaan Al-Qur‟an,” Tesis S2

Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009

al-‘Ainy, Bar al-Din, „Umdah al-Qori bi Syarh Shahih al-Bukhary,

Beirut: Idarah al-Thaba’ah al-Muniriyah

al-Afgani, Sa’id, Pemimpin Wanita di Kancah Politik: Studi Sejarah

Pemerintahan Aisyah diterjemahkan oleh Moch. Syarifudin,

Jogjakarta: Pustaka Pelajar dan Pustaka LP2IF, 2001

Abu Syuhbah, Muhammad, al-Madkhal li Dirasatil-Qur‟an al-Karim,

Riyad: Darul-Liwa’, 1987

Anwar, Rosihin ,Ulum Al- Qur‟an, Bandung: CV Pustaka Setia, 2012,

Cet. III

Anas, Malik bin, al-Muwatta‟, Kairo: Dar Ihya’ at-Turas al-Arabi, 1994

Alwan, Khaliq, Abdul, Hamad, Asbabun Nuzulil Quran, Mesir:

Makhtabah Thali’ah, tt , Juz I

Amin, Muhammad, Kualitas Asbabun al-nuzul dalam Tafsir Al-Azhar,

Disertasi S3 Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Islam Negeri

Jakarta, 2007

Anwar, Rosihon, Ulumul Quran, Bandung: CV Pustaka Setia, 2000,

Cet. I

Arqahudan, Shalah ad-Din, Mukhtazar al-Itqan fi Ulum al-Qur‟an li

as-Suyuthi, Beirut: Dar: an-Nafais, 1978, Cet. 2

al-Asqollany, Ibn Hajar, Al-Ishabah fi Ma‟rifah ash-Shahabah Jilid IV,

ditahqiq oleh ‘Ali Muhammad al-Bajawi, Mesir: Dar Nahdhah,

1972

Badawilan, bin Salim, Ahmad, Story of The Great Wife: „Aisyah,

Jakarta: Nakhlah Pustaka, 2008

Page 30: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

109

Badr, Abdullah Abu Su’ud, Tafsir Umm al-Mu‟minin „Aisyah

Radhiallahu „Anha, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2000

al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Ensiklopedia Hadis

Shahih Bukhari Jilid 1, Jakarta: Almahira, 2011, Cet 1

Chalik, Abd Chaerudji, Ulum Al-Quran, Jakarta: Hartomo Media

Pustaka, 2013

ad-Darimi, Abdullah bin Abdurrahman, Sunan ad-Darimi, Beirut:

Darul Kitab al-Arabi, 1407

Fudhaili, Ahmad, “Dasar-Dasar Metode „Aisyah Dalam Kritik Hadis”,

Tesis S2 Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008

Hadhiri, Choiruddin, Klasifikasi Kandungan Al-Quran 2, Jakarta:

Gema Insani Press, 2005, Cet I

Hanafi, Muchlis M, Asbabun Nuzul, Jakarta: Lajnah Pentashihan

Mushaf Al-Qur’an, 2015

Hanbal, Ahmad bin, al-Musnad, Beirut: Mu’assasah ar-Risalah, 2001

al-Hakim , An-Naisabury, al-Mustadrak „ala Shahihain,

Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyyah, 2002

Halwa, Hamad Abdul Khaliq, Asbabun Nuzulil Qur‟an, Mesir:

Maktabah Thali’ah, tt,

Hasan, Hamka, “Studi Kritis tentang Pemikiran Asbabun Nuzul Nasr

Hamid Abu Zein dalam kitab Mafum Al- Nashshs,” Tesis S2

Universitas Islam Negeri Jakarta, 2002

al-Jamal, Bassam, Asbabun Nuzul, Beirut: al-Markaz al-Taqafi al-

‘Arabi, 2005

al-Khatib, Muhammad ‘Ajjaj, Ushul al-Hadis: Ulumuh wa Musthalah,

Beirut: Dar el-Fikr, 1989

Majah , Muhammad bin Yazid bin, Sunan Ibnu Majah, Beirut: Darul

Fikr, 1984

Page 31: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

110

Mardan, Al-Qur‟an: Sebuah Pengantar, Jakarta: Mazhab Ciputat, 2010

Maqasid, Yasir dan Syahri, Andi Muhammad l, Asbabun Nuzul

Terjemahan kitab Asbab an-Nuzul karya Imam as-Suyuthi,

Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2015, Cet. II

an-Nadawi, Sulaiman, „Aisyah The True Beauty, penerjemah: Ghozi M,

Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007

an-Nasa’I , Ahmad bin Syu’aib Abu Abdurrahman, Ensiklopedia Hadis

Sunan an-Nasa‟I, Jakarta: Almahira, 2013, Cet. 1

an-Naisaburi, Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi, Ensiklopedia Hadis

Shahih Muslim Jilid , Jakarta: Almahira, 2012, Cet. 1

…….. Shahih Muslim, Beirut: Dar Ihya’ at-turas al-Araby, 1986

an-Nasa’iy, Ahmad bin Syu’aib, Sunan an-Nasa‟I atau al-Mujtaba,

Damaskus: Maktab al-Matbu’at al-Islamiyyah, t.th

an-Nawawi, Abu Zakariya Yahya bin Syarif, al-Manhaj Syarh Shahih

Muslim, Beirut: Dar Ihyaa at-Turaf Al-Arobi, 1392, Cet. 3, Jilid

15

al-Qattan, Manna’ Khalil, Mabahits fi „Ulumil Qur‟an, Beirut:

Mu’assasah ar-Risalah, 1989

…….,Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa,

2015, Cet. 18

Qadafy, Mu’ammar Zayn, Sababun Nuzul, Yogyakarta: In AzNa

Books, 2015

al-Rahman, Khalid Abd, Tashil al-Usul Ila Ma‟rifah Asbab an-Nuzul,

Beirut: Dar al-Ma’rifah, 2003, Cet. III

Rahmat, Gusti, Perkataan Sahabat yang menjadi Asbab An-Nuzul Al-

Quran, Skripsi diajukan ke program sarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta: 2015

Page 32: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

111

Shihab, M. Quraisy, Metode Penyusunan Tafsir yang Berorientasi pada

Sastra, Budaya, dan Kemasyarakatan, Ujungpadang: Yusgar,

1984

as-Shabuni, Muhammad, Ali, At-Tibyan fi Ulum Al-Quran, Damaskus:

Maktabah Al-Ghazali, 1390

as-Suyutiy , Jalaluddin, Lubabun-Nuqul fi Asbabun Nuzul, Beirut:

Mu’assasah al-Kutub as-Saqafiyyah, 2002

…….al-Itqan fi „Ulumil Qur‟an, Beirut: Dar Ibnu Kasir, 2000

…...Asbabun Nuzul, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014, Cet.I

as-Sijistani, Sulaiman bin al-Asy’as, Sunan Abi Dawud, Beirut: Darul

Fikr, t.th

Susilowati, Urgensi Asbab An-Nuzul dalam Menafsirkan Al-Quran,

Skripsi diajukan ke program sarjana Institut Ilmu Al-Quran

(IIQ) Jakarta: 2002

ash-Sidhiqi, Muhammad Hasbi, Tengku, Ilmu-Ilmu Al-Quran („Ulum

Al-Quran), Semarang: PT Pustaka RizkiPutra, 2009

asy-Syaukani, Muhammad bin ‘Aliy, Fathul Qadir Jil.1, Beirut: Darul

Ma’rifah, 2007

asy-Syatibiy, Ibrahim bin Musa, al-Muwafaqat Fi Usulisy-Syari‟ah,

Beirut: Darul Ma’rifah, 2001, Jil. 3

Taimiyyah, Taqiyuddin bin, Muqaddimah Fi Ushulut-Tafsir, Kairo:

Maktabah as-Sunnah, 2003

al-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir, Tarikh al-Umam wa al-

Muluk, Kairo: Al-Mathaba’ah al-Hasaniyah, t.th. Jilid IV

Thahmaz, Abdul Hamid, Sayyidah „Aisyah diterjemahkan oleh Abu

Syauqi B, Jakarta: Pustaka ‘Arafah, 2000

at-Tirmizi, Muhammad bin Isa, Sunan at-Tirmizi, Beirut: Dar Ihya’ at-

turas al-Araby, 1986

Page 33: SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL

112

Umar, Nasaruddin, Ulumul Qur‟an, Jakarta: Al-Ghazali Center, 2008

al-Wahidi , Ahmad bin ‘Ali, Asbabun Nuzul, Beirut: Darul Kutub al-

Ilmiyyah, 1991

az-Zarqaniy , Muhammad ‘Abdul ‘Azim, Manahilul Irfan Fi „Ulumil

Qur‟an, Beirut: Darul Kitab Al-Arobi, 1995, Jil.1

az-Zarkasyiy, Badruddin Muhammad, al-Burhan fi „Ulumil Qur‟an,

Beirut: Darul Kutub al-‘Ilmiyyah, 2001

Zahiroh, Lia, Umar bin Khatab dalam Diskursus Asbabun Nuzul (Study

Atas Peran Umar dalam Proses Kronologi Turunnya Ayat),

Skripsi diajukan ke program sarjana Institut Ilmu Al-Quran (IIQ)

Jakarta: 2005

Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor,

2004