teknologi bio etanollisani.staff.unja.ac.id/wp-content/uploads/sites/155/2019/03/4.-bio... ·...
TRANSCRIPT
TEKNOLOGI
BIO_ETANOL
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
BIO ETHANOL
PROSES PEMBUATAN BIOETANOL
STANDAR MUTU BIOETANOL
ANALISA BIOETHANOL DAN GASOHOL
BIOETANOL DIDUNIA
BIOETANOL DIINDONESIA
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
BIOENERGI DI DUNIA
Negara Tahun Produksi Satuan Target Masa Depan
Argentina 2005 0.052 Mtoe Legislation Considered: Memerintahkan
pencampuran 5% biodiesel dan bioetanol
Australia 2004 0.003 Mtoe Australian Biofuel Action Plan: produksi
biofuel tahun 2010 sebesar 270 Mtoe.
Brazil Kebijakan Nasional LEI No. 11.097
(roadmap biodiesel): penggunaan
biodiesel sebanyak 2% pada 2007 dan 5%
2013
Kanada Legislation Proposed : standar bahan
bakar terbarukan yaitu penggunaan biofuel
5% pada 2010
China 2004 0.052 Mtoe Conservative Estimate: Pencampuran 5%
pada 2020
India 2005 0.080 Mtoe National Mission on Biodiesel:
Pencampuran biodiesel 5% pada 2007 dan
20% pada 2020
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
BIOENERGI DI DUNIA
Negara Tahun Produksi Satuan Target Masa Depan
Indonesia Government Rule: Konsumsi biofuel mencapai
2% dari konsumsi bahan bakar nasional dan
meningkat 5% pada 2020.
Jepang 2005 0.002 Mtoe Biomass Nippon Integrated Strategy:
Pencampuran 5% dimasa depan
Malaysia First legislative Step Taken : Memeintahkan
pencampuran 5% biodiesel berbasis minyak
kelapa sawit pada 2008
New Zealand Tujuan nasional produksi biodiesel 50 Mtoe pada
2012.
Thailand Biodiesel promotion program: Pencampuran 2%
biodiesel pada daerah tertentu pada 2005 dan
pada 2010 seluruh negara.
USA 2005 0.210 Mtoe Energy Conservation Reauthorization act:
Pemerintah menghilangkan pembayaran pajak
untuk pencampuran biodiesel 5, 10 dan 20%
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Penggunaan ETHANOL di BRAZIL
Mulai Program PRO-ALCOOL tahun 1975
S/d 2004, merupakan produsen terbesar, dengankapasitas terpasang 18 milyar liter/th; dan produksiaktual 14,7 milyar liter (2004), semua dibuat dari tetes+ niratebu
Lahan tebu 5,5 juta hektar (’04/’05) → akan menjadi 10 juta hektar pada 2015
Penggunaan Ethanol dalam Gasohol pada umumnyasampai 25%
Sejak 2003 sudah diproduksi mobil FFV (Flexi Fuel Vehicle) yang dapat memakai Gasohol-E25 atau Ethanol. Produksi mobil 2005 didominasi oleh jenis FFV (>50%)
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Bio-ethanol di U.S.A
Agustus 2005 → penandatanganan ENERGY POLICY Act yang meliputi Renewable Fuel Standard → menjadi landasanberkembangnya penggunaan ethanol sbg bahan bakartransportasi → kebijakan ENERGY SECURITY
Produsen dan konsumen biofuel terbesar ke-2 dunia, dan awal2006 produksi mencapai 18 milyar liter (terbesar No. 1 didunia)
Ethanol dibuat dari jagung (94%) dan gandum dll (6%)
Pertumbuhan industri ethanol tak lepas dari kebijakan insentif
Hampir 90% ethanol digunakan sebagai bahan bakar
Penggunaan MTBE sebagai aditif BBM mulai dilarang di beberapaNegara-Bagian → mendongkrak pemakaian ethanol untuk BahanBakar
Peningkatan ekonomi pedesaan sangat signifikan
Peningkatan pendapatan petani jagung
Pengurangan devisa impor minyak
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Bioethanol di Jepang
Tindakan pencegahan pemanasan global
Pengembangan Industri yang Strategis
Vitalisasi pedesaan dan kalangan petani
Biomass Nippon Strategy di formulasikan pada Desember
2002
Mulai digunakan Gasohol E3 dan E5, dan menuju E10 pada
tahun 2015
Masih mengimpor ethanol 450 juta liter
Kebutuhan ethanol akan mencapai 6 milyar liter pada
saat penggunaan Gasohol E10 diwajibkan pada tahun 2015
100% kebutuhan ethanol akan diimporLisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Bioethanol di CHINA
TOTAL kapasitas produksi 2006: 5.5 juta liter per hari atau 1,75 milyar liter/tahun
Bahan baku : gandum, jagung, gaplek, tebu, sorghum manis (padatahun 2005, 80% produksi bioethanol cina berasal dari jagung)
Law of Renewable Energy Sources mulai efektif berlaku 1 Januari2006. Semua kendaraan bermotor wajib menggunakan green fuel(bio-fuel)
2003 : Diresmikan pabrik ethanol terbesar di dunia (Jilin Ethanol Plant) → 1,25 juta liter per hari
Guagxi Zhuang Autonomous merencanakan akan mendirikanindustri bahan bakar bioethanol dengan kapasitas 110.000 MT dandioperasikan mulai Oktober tahun 2007
Cina menginginkan perubahan pemanfaatan jagung sebagai bahanbaku bioetanol
Pemerintah Cina mulai melakukan diversifikasi bahan bakubioethanol, terutama bioetanol berbahan baku ubi kayu
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
China Resources
Alcohol Co.,
Heilongjang (jagung)
China Resources
Alcohol Co., Hebei
(dari 2007; kentang
manis, jagung)
China Resources
Alcohol Co., Guangxi
(dari 2007; ubi kayu)
Jilin Fuel Ethanol
Co., Jilin (jagung)
Henan Tian Guan
Fuel – Ethanol
Co., Henan
(gandum)
Anhui BBCA
Biochemical
Co., Henan
(jagung)
Tian Guan Fuel –
Ethanol Co., Hubei
(dari 2007; Grain)
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Bioethanol di INDIA
Pemakaian Ethanol dalam Bahan Bakar menjadi
WAJIB di 9 Provinsi
Diproyeksikan produksi bioethanol 1.5 milyar
liter/tahun (2007)
Bahan baku utama : tetes/nira tebu dan sorghum
manis
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Bioethanol di THAILAND
Tahun 2000, Kabinet menyetujui penggunaan Ethanol sebagai suplemen BBM. Pompa BBM ber-Etanol pertamathn 2002 di Istana Raja.
2004: sudah ada > 300 Stasiun BBM yang menjualGASOHOL- E10 di Bangkok dan sekitarnya
Target 2006 : produksi 3 juta liter per hari dengan 22 Pabrik Ethanol
Thailand akan melarang penggunaan MTBE sebagai aditifBBM, dan memperketat ekspor Bahan Baku Ethanol padatahun 2007
Sentralisasi Kebijakan Pengembangan Industri Ethanol oleh Komite Nasional Ethanol
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Fakta di Indonesia :
✓ Trend konsumsi minyak bumi > trend produksi
✓ Harga minyak bumi dunia meningkat tajam
✓ Tingginya ketergantungan akan BBM
Instruksi Presiden No. 1/2006 : Penyediaan
dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati
(Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain
Perpres No. 5/2006 : Kebijakan Energi
Nasional
Diperlukan tindak lanjut
yang nyata
Solusi : Pemanfaatan bahan bakar alternatif
terbarukan berbasis nabati (biofuel)
Prediksi : 23 tahun ke
depan cadangan minyak
bumi Indonesia akan
habis
Pengembangan
Teknologi Bioenergy
di Indonesia
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Undang-Undang Energi No. 30 Tahun 2007
➢ Penyediaan dan pemanfaatan energi baru dan
energi terbarukan wajib ditingkatkan oleh
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya
➢ Penyediaan dan pemanfaatan energi dari sumber
energi baru dan sumber energi terbarukan yang
dilakukan oleh badan usaha, bentuk usaha tetap,
dan perseorangan dapat memperoleh kemudahan
dan/atau insentif untuk jangka waktu tertentu
hingga tercapai nilai keekonomiannya
DIV
ER
SIF
IKA
SI
EN
ER
GI
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
KEBIJAKAN TERKAIT
INSENTIF PENGEMBANGAN BIOENERGI
1. Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah tertentu;
➢ Bidang-bidang Usaha Tertentu yang mendapat fasilitas PPh diantaranyaindustri Kimia Dasar Organik yang bersumber dari hasil pertanian dan kelompok industri bioenergi seperti biodiesel, bio-oil, bio-etanol dan biolube
2. Peraturan Menteri Keuangan No. 117/PMK.06/2006 tentang KreditPengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP);
➢ PMK ini mengatur mengenai skema pendanaan kredit, yang berasal daridana masing-masing Bank Pelaksana, ditujukan untuk mendanaipengembangan perkebunan rakyat yang mencakup kelapa sawit, karet dan kakao.
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.05/2007 tentang Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE);
➢ PMK ini mengatur tentang skema Kredit Ketahanan Pangan dan Energiyang merupakan pembaharuan atas skema Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang sudah ada sebelumnya.
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Pertamina telah menyediakan biofuel sebagai energi alternatif yaitu BioSolar dan BioPremium.
Biosolar terdiri dari campuran 95 % Solar dan 5 % Fatty Acid Methil Ester (FAME/biodiesel) atau Biosolar B-5
BioPremium E-5 terdiri dari campuran 95 % Premium dan 5 % Ethanol Murni.
BioPremium di dunia juga dikenal dengan nama gasohol. Gasohol merupakan campuran bioetanol kering/absolut (kadar Ethanol > 99,5%) terdenaturasi dan bensin/Mogas.
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
ROADMAP PENGEMBANGAN BAHAN BAKAR NABATI
Biodiesel
Bioetanol
Pemanfaatan Biodiesel
Sebesar Konsumsi Solar 10%
2.41 juta kL
Pemanfaatan Biodiesel
Sebesar 15% Konsumsi Solar
4.52 juta kL
Tahun 2005-2010 2011-2015 2016-2025
Pemanfaatan Biodiesel
Sebesar 20% Konsumsi Solar
10.22 juta kL
Pemanfaatan Bioetanol
5% Konsumsi Premium
1.48 juta kL
Pemanfaatan Bioetanol
10% Konsumsi Premium
2.78 juta kL
Pemanfaatan Bioetanol
15% Konsumsi Premium
6.28 juta kL
Biooil
Biofuel
Pemanfaatan Biokerosin
1 juta kL
Pemanfaatan Biokerosin
1.8 juta kLPemanfaatan Biokerosin
4.07 juta kl
Pemanfaatan Biofuel
Sebesar 2% energi mix
5.29 juta kL
Pemanfaatan Biofuel
Sebesar 3% energi mix
9.84 juta kL
Pemanfaatan Biofuel
Sebesar 5% energi mix
22.26 juta kL
- PPO untuk
Pembangkit
Listrik
- Biokerosin
Pemanfaatan PPO
0.4 juta kLPemanfaatan PPO
0.74 juta kL
Pemanfaatan PPO
1.69 juta kl
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Deskripsi 2006 2007 2008 2009 2010 2015 2020 2025
Konsumsi bensin(
ribu kl)
17.170 18.370 19.660 21.000 22.510 31.570 44.280 62.110
Target Blue Print 343 367 393 420 4106 947 2214 3106
Substitusi
-Presentase (%)
-Volume ( ribu kl)
1
172
4
735
7
1.376
10
2.100
10
2.251
10
3.157
10
4.,428
10
6.,221
Bahan baku
-Singkong
- Sorgum
-Lain-lain
138
172
-
588
184
-
1.100
197
79
1.680
210
210
1.800
225
225
2.526
316
315
3.542
443
443
4.969
621
621
Real tanam
-Singkong
-Sorgum
37.674
85.850
160.52
4
91.850
300.30
0
98.300
458.64
0
98.300
458.40
0
112.55
0
689.59
8
157.85
0
966.96
6
221.40
0
1.356.5
37
310.550
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Alternatif lainBahan baku
Sagu
Kelapa
Biji karet
Nyamplung
Kosambi
Limbah pertanianlainnya
Tongkol jagung
Batang jagung
Limbah kelapa
Limbah sawit
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
JENIS – JENIS BAHAN BAKU BIOENERGIMinyak biji - bijian -Minyak sawit
-Minyak kelapa
-Minyak lobak
-Minyak kedelai
-Minyak biji bunga matahari
-Minyak biji jarak pagar
BIODIESEL
Pati/Nira -Nira tebu
-Ubi Kayu
-Sagu
-Jagung
BIOETHANOL
Selulosa -Bagas
-Sekam
-Limbah kayu
-Limbah pertanian jagung
-Batang gandum
-Batang padi/jerami
BIOETHANOL
BIO OIL
BIOBRIKET
BIOPELET
Limbah organik -Kotoran ternak/manusia
-Sampah
-Limbah rumah tangga
-Limbah pertanian
-Limbah industri
BIOGAS
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
SINGKONG
TEBU
KELAPA SAWIT
JARAK PAGAR
BIOETHANOL
BIODIESEL
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Biomassa
Pembakaran
Langsung
Konversi Termo-
kimiawi
Konversi Bio-
kimiawi
Pencernaan
anerobik
Fermentasi
hidrolisis
Pengarangan
Pirolisis
Gasifikasi
Esterifikasi/
transesterifikasi
Panas
Etanol
Syngas/
Gas fuel
Indirect
liquifaction
Direct liquifaction
Biodisel
Gas metan
Bahan bakar cair
Bahan bakar
padat
Tungku/boiler
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
• Bioetanol merupakan zat kimia yang memiliki banyak kegunaan, misalnya : Sebagai bahan kosmetik, sebagai bahan bakar, sebagaipelarut, sebagai bahan minuman keras
• Penggunaan bioetanol mengurangi emisi gas CO (ramah lingkungan) secara signifikan, Bioetanol bisa dipakai langsung sebagai BBN ataudicampurkan ke dalam premium sebagai aditif dengan perbandingantertentu (Gasohol atau Gasolin alcohol), jika dicampurkan ke bensinmaka bioetanol bisa meningkatkan angka oktan secara signifikan.
• Campuran 10% bioetanol ke dalam bensin akan menaikkan angka oktanpremium menjadi setara dengan pertamax (angka oktan 91),
• Production cost bioetanol relatif rendah oleh karena itu bioetanol dapatdibuat oleh siapa saja termasuk UMKM dan home industry.
• Teknologi pembuatan bioetanol tergolong low technology sehinggamasyarakat awam dengan pendidikan terbatas dapat membuat
• bioetanol sendiri
• Sumber bioetanol, seperti singkong, tebu, buah-buahan dan jagungmudah dibudidayakan.
Keunggulan Bioetanol
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Bahan Baku Ethanol/Bioethanol
❖ bahan baku berasal
dari bahan berpati
yang berbasis bahan
pangan.
❖ harganya masih
relatif tinggi.
-
❖ Bioetanol generasi
kedua, bahan bakunya
berasal dari 8 limbah
biomassa.
❖ Limbah biomassa
mempunyai jumlah
cukup besar di
Indonesia
Bioetanol generasi
pertama
Bioetanol generasi
kedua
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Tahapan Proses Bioethanol berdasarkan
bahan bakunya
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Keunggulan
BioEthanol
❖Dibandinkan dg bahan bakar minyak :
Bioethanol yg dikombinasikan dg BBM terbukti dpt
mengurangi emisi karbon monoksida
❖Ethanol dpt terurai sehingga mengurangi emisi gas
berbahaya (Komarayati, 2010)
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Proses Pembuatan BioEthanol
Dilakukan melalui proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air.
Konversi bahan baku tanaman pati atau karbohidrat dan tetes menjadi
Bioethanol
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Teknologi Proses Produksi
Ethanol/Bio-Ethanol
Gelatinasi,
Sakharifikasi,
Fermentasi
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Proses Gelatinasi
bahan baku ubi kayu, ubi jalar, atau jagung dihancurkan dan dicampur air
sehingga menjadi bubur, yang diperkirakan mengandung pati 27-30 persen.
Kemudian bubur pati tersebut dimasak atau dipanaskan selama 2 jam
sehingga berbentuk gel.
Bubur pati dipanaskan sampai 130oC
selama 30 menit, kemudian
didinginkan sampai mencapai
temperature 95oC yang diperkirakan
memerlukan waktu sekitar ¼
jam. Temperatur 95oC tersebut
dipertahankan selama sekitar 1 ¼
jam, sehingga total waktu yang
dibutuhkan mencapai 2 jam.
Bubur pati ditambah enzyme
termamyl dipanaskan langsung sampai
mencapai temperatur 130oC selama 2
jam. Gelatinasi cara pertama, yaitu
cara pemanasan bertahap mempunyai
keuntungan, yaitu pada suhu 95oC
aktifitas termamyl merupakan yang
paling tinggi, sehingga mengakibatkan
yeast atau ragi cepat aktif.
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Gelatinisasi
Pemanasan langsung
(Gelatinasasi dengan Enzym Thermal)
Pemanasan suhu Tinggi (130)
Tujuan :
a. Memecah Granula pati
b. Untuk memudahkan kontak dg air mineral
c. Sebagai sterilisasi bahan (tdk mdh terkontaminasi)
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Telusuri literatur dan Baca sakarifikasi dan
fermentasi etanol
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Standar Mutu Etanol
Parameter etanol
Rumus kimia
Berat Molekul
Densitas (gr/mL)
Titik didih (C)
Titik Nyala ( C)
Titik Beku (C )
Indeks Bias
Panas Evaporasi (Cal/gr)
Viskosita pada 20 Polse
C2H5OH
46
0,7851
78,4
13
-112,4
1,3633
204
0,0122
(Sumber : Badan Standarisasi Nasional)
Sifat fisik Etanol
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Tabel 2. Perkiraan biaya Operasional dan total Investasi
Contoh pembuatan instalasi bioetanol dengan kapasitas produksi
150 L/hari (kelas UMKM atau home industry)
(Sumber Dr.Edy Mulyadi, 2011)
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi
Lisani,S.TP,MP Teknologi Industri Pertanian Universitas Jambi