teh

Upload: asti-fiandari

Post on 16-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

  • PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM:

    TEH CELUP BENALU MANGGA (Dendrophthoe pentandra): MINUMAN

    SEHAT PENUNJANG TERAPI KANKER

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM GAGASAN TERTULIS

    Diusulkan oleh:

    Siti Rahayu 08/268613/FA/08190

    Ai Eva Sofaroh 08/273076/FA/08214

    Diana Novita PermataSari 06/194249/FPN/10627

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2010

  • HALAMAN PENGESAHAN

    1. Judul Kegiatan : Teh celup Benalu Mangga: Minuman Sehat Penunjang Terapi Kanker

    2. Bidang kegiatan : PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan

    a. Nama Lengkap : Siti Rahayu b. NIM : 08/268613/FA/08190 c. Jurusan : Farmasi (Farmasi Sains Industri) d. Universitas : Universitas Gadjah Mada e. Alamat Rumah dan No.Telp/HP : Pakujati RT 03 RW III, Paguyangan

    Brebes, Jawa Tengah 52276

    085227911033

    f. Alamat email : [email protected] 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/penulis : 2 orang 5. Dosen Pendamping

    a. Nama Lengkap : Muthi Ikawati, M.Sc.,Apt. b. NIP : 198404122008122001 c. Alamat Rumah dan No.Telp/HP : Jl. Bibis, Jetis RT 03,Tamantirto

    Kasihan, Bantul

    0274-378729

    Yogyakarta, 17 Maret 2010

    Wakil Dekan Ketua Pelaksana

    Bagian Kemahasiswaan, Riset dan

    Alumni Fak. Farmasi UGM

    (Dr. Edy Meiyanto, M.Si., Apt.) (Siti Rahayu)

    NIP. 196205021989031006 NIM. 08/268613/FA/08190

    Direktur Kemahasiswaan Dosen Pembimbing

    Universitas Gadjah Mada

    (Dr. Haryanto, M.Si.) (Muthi Ikawati, M.Sc., Apt.) NIP. 195805021987031002 NIP.198404122008122001

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukar kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

    karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis yang berjudul

    Teh Celup Benalu Mangga (Dendrophthoe pentandra): Minuman Sehat Penunjang Terapi Kanker. Tulisan ini disusun dalam rangka mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis.

    Penulisan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk

    itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Marchaban, DESS., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi UGM.

    2. Bapak Dr. Edy Meiyanto, M.Si., Apt. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Riset dan Alumni Fakultas Farmasi UGM.

    3. Ibu Muthi Ikawati, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penulisan karya tulis ini.

    4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Farmasi UGM, atas ilmu, arahan dan bimbingannya.

    5. Kedua orang tua kami yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan kepada kami.

    6. Pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

    Karya tulis ini tentu tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis

    terbuka dalm menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua

    pihak. Penulis berharap karya tulis ini bermanfaat bagi penulis sendiri, pemerintah

    maupun masyarakat secara luas.

    Yogyakarta, 17 Maret 2010

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ..... i

    HALAMAN PENGESAHAN ...... ii

    KATA PENGANTAR ...... iii

    DAFTAR ISI ......... iv

    RINGKASAN .... v

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Tujuan yang Ingin di Capai.. 1

    BAB II. GAGASAN

    A. Benalu Mangga (Dendrophthoe pentandra ) Sebagai Penunjang Terapi Kanker .. 2

    B. Teh Celup Benalu Mangga (Dendrophthoe pentandra ): Minuman Sehat Penujang Terapi Kanker .. 6

    BAB V. KESIMPULAN... 7

    DAFTAR PUSTAKA ....... 8

  • RINGKASAN

    Penyakit kanker dikenal sebagai salah satu ancaman utama dalam dunia

    kesehatan. Penyakit ini menakutkan karena sulit untuk dapat disembuhkan secara

    total dan banyak membawa kematian. Hingga saat ini penyakit kanker masih

    tercatat sebagai penyebab kematian kedua di dunia setelah penyakit

    kardiovaskuler (King, 2000).

    Selama ini, penyakit kanker ditanggulangi melalui pengobatan secara fisika,

    yaitu dengan pembedahan, penyinaran, dan secara kimia menggunakan

    kemoterapi atau dengan ramuan tradisional. Pengobatan kanker dengan

    kemoterapi dan radiasi memiliki efek samping yang berat dan sukar dihindari

    (Nafrialdi dan Gan, 1995). Oleh karena itu, pengobatan tersebut perlu

    dikombinasikan dengan suatu senyawa yang disebut agen ko-kemoterapi atau

    penunjang terapi kanker. Salah satu penunjang terapi kanker berbahan alam yang

    mempunyai prospek tinggi adalah benalu, khususnya benalu mangga

    (Dendrophthoe pentandra ).

    Benalu merupakan tanaman parasit yang pada awalnya dianggap tidak

    bermanfaat ternyata berpotensi sebagai agen anti kanker. Benalu Mangga

    (Dendrophthoe pentandra) mengandung senyawa flavonoid kuersetin yang

    memiliki sifat antitumor. Dengan adanya kuersetin ini, maka resistensi sel kanker

    terhadap agen kemoterapi dapat diturunkan, sehingga kuersetin cocok digunakan

    sebagai pendamping kemoterapi dalam terapi kanker (Ikawati et al., 2008).

    Data-data ilmiah ini diperoleh atas dasar penelitian-penelitian, jurnal-jurnal

    kesehatan, literatur atau pustaka, dan artikel-artikel majalah, Dari data-data

    tersebut, diketahui pemanfaatan benalu mangga masih sangat terbatas sehingga

    membuka peluang benalu mangga untuk dapat dikembangkan menjadi produk

    yang potensial sebagai penunjang terapi kanker. Teh celup benalu mangga

    merupakan salah satu alternatif yang menjanjikan untuk tujuan tersebut.

    Teh celup benalu mangga ini diformulasi sebagai produk yang praktis dan

    ekonomis, sehingga terjangkau khususnya untuk kalangan menengah ke bawah

    sebagai penunjang terapi kanker. Selain itu juga proses produksi teh celup benalu

    mangga relatif sederhana. Langkahnya hanya pelayuan daun benalu mangga,

    pengeringan, pembuatan serbuk halus dari benalu mangga, yang kemudian diikuti

    pengemasan dalam filter paper. Penggunaan produk teh celup ini cukup dilarutkan

    dalam segelas air panas dan bisa ditambahkan gula sesuai selera.

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Penyakit kanker dikenal sebagai salah satu ancaman utama dalam dunia

    kesehatan. Penyakit ini menakutkan karena sulit untuk dapat disembuhkan secara

    total dan banyak membawa kematian. Hingga saat ini penyakit kanker masih

    tercatat sebagai penyebab kematian kedua di dunia setelah penyakit

    kardiovaskuler (King, 2000). Jika menyerang suatu organ tubuh, sel kanker akan

    berkembang biak dan merusak sel-sel tubuh yang normal dengan sangat cepat.

    Selama ini, penyakit kanker ditanggulangi melalui pengobatan secara

    fisika, yaitu dengan pembedahan, penyinaran dan secara kimia menggunakan

    kemoterapi atau dengan ramuan tradisional. Pengobatan kanker dengan

    kemoterapi dan radiasi memiliki efek samping yang berat dan sukar dihindari

    (Nafrialdi dan Gan, 1995). Oleh karena itu, pengobatan tersebut perlu

    dikombinasikan dengan suatu senyawa yang disebut agen ko-kemoterapi atau

    penunjang terapi kanker. Salah satu penunjang terapi kanker berbahan alam yang

    mempunyai prospek tinggi adalah benalu. Selain itu, dari segi ekonomis agen

    penunjang terapi kanker yang berbasis bahan alam seperti benalu lebih terjangkau

    dibanding lainnya.

    Benalu merupakan tanaman parasit. Beberapa spesies benalu sejak dahulu

    telah digunakan untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Benalu

    digunakan di masyarakat sebagai obat cacar air, diare, cacing tambang, dan gabag,

    selain itu benalu dipakai sebagai obat penyakit hati dan kanker

    (Mardisiswoyo,1965). Benalu mangga (Dendrophthoe pentandra) sebagaimana

    benalu teh (Scurrula oortina) mengandung senyawa flavonoid kuersetin yang

    memiliki sifat antitumor. Dengan adanya kuersetin ini, maka resistensi sel kanker

    terhadap agen kemoterapi dapat diturunkan, sehingga kuersetin cocok digunakan

    sebagai pendamping kemoterapi dalam terapi kanker (Ikawati et al, 2008). Bila

    dilihat dari kadar kuersetinnya, maka benalu mangga lebih menjanjikan sebagai

    fitofarmaka daripada benalu teh karena kadar kuersetin dari benalu mangga

    sebesar 39,8 mg/g lebih tinggi daripada benalu teh yang kadarnya hanya mencapai

    9,6 mg/g (Rosidah, et al., 1999).

    Pemanfaatan tanaman benalu mangga masih sangat terbatas, sehingga

    perlu dikembangkan suatu produk yang bisa digunakan secara praktis dan

    ekonomis. Pengembangan benalu mangga ini bisa diarahkan sebagai suplemen

    kesehatan yaitu sebagai senyawa antioksidan penunjang terapi kanker. Produk teh

    celup benalu mangga merupakan salah satu alternatif yang menjanjikan

    pemanfaatan benalu mangga untuk tujuan tersebut.

    B. Tujuan Penulisan a. Dapat memberikan gagasan kreatif dan inovatif dalam pemanfaatan tanaman

    benalu mangga sebagai penunjang terapi kanker.

  • b. Membantu pasien kanker terutama dari kalangan menengah ke bawah dalam terapi kanker.

    c. Memberikan informasi kepada masyarakat luas akan manfaat benalu mangga dalam pengobatan.

    BAB II

    GAGASAN

    A. Benalu Mangga (Dendrophthoe pentandra) sebagai Penunjang Terapi Kanker

    Penyakit kanker dikenal sebagai salah satu ancaman utama dalam dunia

    kesehatan. Penyakit ini menakutkan karena sulit untuk dapat disembuhkan secara

    total dan banyak membawa kematian. Hingga saat ini penyakit kanker masih

    tercatat sebagai penyebab kematian kedua di dunia setelah penyakit

    kardiovaskuler (King, 2000). Menurut pengajar Departemen Radio Terapi

    Fakultas Kedokteran UI, Dr. dr, Soehartini Gondhowiardjo seperti dikutip dari

    republika. co.id menyatakan bahwa di Indonesia masalah penyakit kanker terlihat

    lonjakan yang luar biasa. Dalam jangka waktu 10 tahun, lanjutnya, terlihat bahwa

    penyakit kanker sebagai penyebab kematian naik dari peringkat 12 menjadi

    peringkat enam. Setiap tahun diperkirakan terdapat 190 ribu penderita baru dan

    seperlimanya akan meninggal akibat penyakit tersebut.

    Istilah kanker dipakai karena ada jaringan yang tumbuhnya bercabang-

    cabang menginvasi jaringan sehat di sekitarnya, menyerupai kepiting (cancer)

    (Yuswanto dan Sinardi, 2000). Kanker dapat tumbuh dari jenis sel apapun dan di

    dalam jaringan tubuh manapun, dan bukanlah merupakan suatu penyakit tunggal

    tetapi merupakan sejumlah besar penyakit yang digolongkan berdasarkan jaringan

    dan jenis sel asal. Kanker juga dipandang sebagai suatu gangguan atau kelainan

    genetik (Bosman, 1999).

    Sel kanker timbul dari sel tubuh yang normal, tetapi mengalami transformasi

    atau perubahan menjadi ganas oleh bahan-bahan yang bersifat karsinogen (agen

    penyebab kanker) ataupun karena mutasi spontan. Transformasi sejumlah gen

    menjadi gen mutan disebut neoplasma atau tumor. Neoplasma merupakan jaringan

    abnormal yang terbentuk akibat aktivitas proliferasi yang tidak terkontrol

    (neoplasia). Sel neoplasma mengalami perubahan morfologi, fungsi, dan siklus

    pertumbuhan, yang pada akhirnya menimbulkan disintegrasi dan hilangnya

    komunikasi antarsel (Lodish et al., 2000). Sel kanker mengganggu sel induk

    karena menyebabkan desakan akibat pertumbuhan tumor, penghancuran jaringan

    tempat tumor berkembang atau bermetastasis, dan gangguan sistemik lain sebagai

    akibat sekunder dari pertumbuhan sel kanker (Nafrialdi dan Gan, 2007).

  • Faktor karsinogen meliputi:

    Bahan kimiawi seperti polutan air, udara, pestisida, fungisida, kosmetika, obat-obatan, zat tambahan makanan, rokok, dan lain-lain.

    Trauma fisik oleh sinar pengion yaitu radiasi sanar ultra violet.

    Agen biologik seperti fungi, virus, dan sebagainya.

    Faktor intrinsik misalnya faktor genetik keturunan, jenis kelamin, umur, faktor imunologik, hormonal, dan lain-lain (Bosman, 1999).

    Secara umum, penanggulangan penyakit kanker yang dapat dilakukan

    adalah dengan metode terapi kanker yaitu radiasi dan kemoterapi. Kemoterapi

    adalah pengobatan kanker dengan tujuan keseluruh tubuh atau efek sistemik

    dengan obat-obatan atau dengan bahan kimia yang dapat menghentikan siklus

    kehidupan sel kanker dan juga dapat menghambat dan menghancurkan inti sel

    untuk membelah diri. Pengobatan kanker dengan kemoterapi dan radiasi memiliki

    efek samping yang berat dan sukar dihindari (Nafrialdi dan Gan, 1995). Masalah

    yang sering timbul dalam pengobatan kanker menggunakan agen kemoterapi

    adalah terjadinya resistensi sel kanker yang mengakibatkan sebagian besar

    kegagalan pengobatan kanker (Staerk et al., 2002). Oleh karena itu, pengobatan

    tersebut perlu dikombinasikan dengan suatu senyawa yang disebut agen ko-

    kemoterapi.

    Ko-kemoterapi yaitu senyawa kemoprevensi yang bersifat non-toksik atau

    lebih tidak toksik dikombinasikan dengan agen kemoterapi, diketahui mampu

    meningkatkan sensitifitas sel kanker serta efikasi kemoterapi dengan penurunan

    toksisitas terhadap jaringan normal. Salah satu agen ko-kemoterapi bahan alam

    yang mempunyai prospek tinggi adalah benalu, salah satunya benalu mangga

    (Dendrophthoe pentandra ).

    Di Indonesia sebenarnya ada berbagai spesies benalu (Windari &

    Rahajoe,1998). Tetapi masyarakat umum lebih mengenal benalu berdasarkan

    tumbuhan inang tempat tumbuhnya, seperti benalu teh, benalu duku, benalu

    mangga dan lain-lain (Pitoyo, 1996). Benalu merupakan tumbuhan parasit yang

    menempel pada pohon lain sebagai inang, tumbuh di daratan menengah sampai

    pegunungan dari ketinggian 800 m sampai 2.300 m di atas permukaan laut

    (Anonim,1999). Benalu dikenal sebagai salah satu tumbuhan obat Indonesia yang

    digunakan secara tradisional, antara lain untuk obat batuk, obat kanker, dieuretik,

    penghilang nyeri dan perawatan setelah persalinan (PT EISAI Indonesia, 1995 ;

    Pitoyo, 1996 ; Murwani & Subroto, 2001 ; Ishizu et al 2002).

    Klasifikasi Benalu:

    Divisi : Spermatophyta

    Subdivisi : Angiospermae

    Kelas : Dicotyledoneae

    Bangsa : Santales

    Suku : Santalaceae (Anonim, 1999)

    Kandungan kimia yang terdapat dalam benalu adalah flavonoid, tanin,

    asamamino, karbohidrat, alkaloid dan saponin (Anonim, 1996; Ritcher, 1992).

  • Flavonoid merupakan senyawa polar karena mempunyai sejumlah gugus hidroksil

    yang tak tersulih atau suatu gula, sehingga akan larut dalam pelarut polar seperti

    etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan air.

    Adanya gula yang terikat pada flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih

    mudah larut dalam air. Benalu juga merupakan salah satu tumbuhan sumber L-

    asparaginase. L-asparaginase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis L-

    asparagin menjadi asam aspartat dan amonia. Enzim ini berperan dalam bidang

    medis, khususnya untuk pengobatan anti kanker, seperti penyakit leukemia

    limfoblastis akut. Pada sel leukemia limfoblastis akut, jumlah asparagin sintetase

    terbatas, sehingga ketersediaan asparagin bergantung pada asparagin dari luar sel

    (Konecna, et al 2004). Dengan adanya L-asparaginase, maka akan terjadi

    penurunan konsentrasi asparagin darah, sehingga sel kanker tidak akan

    memperoleh asparagin dari luar sel, yang pada akhirnya akan menghambat

    pertumbuhan sel kanker, maupun dapat mengakibatkan kematian sel kanker

    tersebut. Aktivitas L-asparaginase tidak akan mengganggu sel normal karena sel

    normal memiliki enzim asparagin sintetase (Lehninger, 1994).

    Kuersetin (Gambar 1) merupakan kandungan utama dari flavonoid benalu

    (Lamson et al., 2000). Kadar kuersetin dalam benalu mangga 38,9 mg/g lebih

    besar dari benalu teh yang besarnya 9.6 mg/g (Rosidah et al., 1999). Kuersetin

    merupakan suatu aglikon yang apabila berikatan dengan glikonnya akan menjadi

    suatu glikosida. Senyawa ini dapat beraksi sebagai antikanker pada regulasi siklus

    sel, berinteraksi dengan reseptor estrogen (ER) tipe II dan menghambat enzim

    tirosin kinase. Kuersetin juga memiliki aktivitas antioksidan yang dimungkinkan

    oleh komponen fenoliknya yang sangat reaktif. (Lamson et al., 2000). Bila

    vitamin C mempunyai aktivitas antioksidan 1, maka kuersetin mempunyai

    aktivitas antioksidan 4,7 (Waji et al., 2009).

    Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir

    radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas

    terhadap sel normal, protein, dan lemak. Sedangkan radikal bebas adalah atom

    atau molekul tidak stabil dan sangat reaktif karena memiliki satu atau lebih

    elektron tak berpasangan pada orbital terluarnya (Waji, et al 2009). Kuersetin

    akan mengikat spesies radikal bebas sehingga dapat mengurangi reaktivitas

    radikal bebas tersebut (Lamson, et al.,2000). Di dalam molekul kuersetin

    mempunyai lima gugus hidroksil. Jumlah ini cukup banyak pada setiap

    molekulnya untuk mereduksi DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil), yang

    merupakan salah satu radikal bebas. Semakin banyak gugus hidroksil bebas yang

    dapat menyumbangkan hidrogen maka semakin banyak juga reduksi yang dapat

    dilakukan terhadap DPPH menjadi DPPH-H (Rahayu et al., 2009).

    1OH 2OH 3OH 4OH 5OH

    Reduksi DPPH semakin besar

    Gambar. Orientasi besarnya reduksi DPPH oleh gugus hidroksil

    (Rahayu et al., 2009)

  • N N

    N + RH N H + R

    DPPH DPPH-H

    Reaksi reduksi DPPH dari senyawa peredam radikal bebas (Prakash et al, 2001)

    Penyakit degenerative seperti kanker, diabetes dan penyakit jantung dapat

    di akibatkan oleh adanya radikal bebas yang berlebihan di dalam tubuh dimana

    konsumsi antioksidan tambahan dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit-

    penyakit tersebut (Yang et al, 2002). Ketika flavonol kuersetin bereaksi dengan

    radikal bebas, kuersetin mendonorkan protonnya dan menjadi senyawa radikal,

    tapi elektron tidak berpasangan yang di hasilkan didelokalisasi oleh resonansi, hal

    ini membuat senyawa kuersetin rdikal memiliki energi yang sangat rendah untuk

    menjadi radikal yang reaktif (Waji et al, 2009)

    Kuersetin mampu menghambat produksi heat shock protein (HSP) pada

    banyak sel kanker yang ganas, termasuk kanker payudara (Hansen, et al., 1997),

    leukemia (Elia, 1996) dan kanker kolon (Koishi, et al., 1992) . Heat shock protein

    sendiri terbentuk melalui ikatan kompleks dengan mutan p53. Penghambatan HSP

    menginduksi sel tumor yang mulanya mampu melewati mekanisme normal dari

    siklus sel istirahat (Go) menjadi tidak mampu melewatinya. Selain itu HSP yang

    menyebabkan sel kanker mampu berkembang dan hidup pada kondisi berbeda

    (sirkulasi rendah, demam) serta berasosiasi dengan penyakit lain untuk bertahan

    Gambar 1. Struktur kimia kuersetin (Anonim, 2008)

  • hidup (Ciocca, 1993) mampu dihentikan. Heat shock protein pada kanker

    payudara menyebabkan obat kemoterapi menjadi resisten (Oesterreich, 1993).

    Maka dari itu, kuersetin dapat diarahkan sebagai agen kokemoterapi, yaitu sebagai

    agen pendamping kemoterapi, sehingga dapat meningkatkan sensitivitas sel

    kanker terhadap kemoterapi dan menghindari resistensinya terhadap obat

    kemoterapi.

    Kuersetin yang terkandung dalam benalu mangga merupakan agen yang

    cukup menjanjikan untuk dikembangkan sebagai antikanker. Kuersetin dalam aksi

    tunggalnya menunjukkan aktivitas antioksidan yang dapat dimanfaatkan sebagai

    agen kemoprevensi.

    B. Teh Celup Benalu Mangga (Dendrophthoe pentandra): Minuman Sehat Penunjang Terapi Kanker

    Pemanfaatan tanaman benalu mangga masih sangat terbatas, sehingga perlu

    dikembangkan suatu produk yang bisa digunakan secara praktis dan ekonomis.

    Pengembangan benalu mangga ini bisa diarahkan sebagai suplemen kesehatan

    sebagai senyawa antioksidan penunjang terapi kanker. Produk teh celup benalu

    mangga merupakan salah satu alternatif yang menjanjikan pemanfaatan benalu

    mangga untuk tujuan tersebut.

    Minum teh sudah membudaya bagi masyarakat Indonesia. Tak hanya di

    pedesaan, kebiasaan minum teh ini sudah merambah di masyarakat perkotaan.

    Bedanya, jika masyarakat pedesaan lebih terbiasa mengkonsumsi teh dalam

    bentuk seduhan yang disimpan di dalam termos atau teko, sedangkan masyarakat

    perkotaan lebih menyenangi menggunakan teh celup yang praktis.

    Selain sebagai salah satu cara untuk menghilangkan dahaga, minum teh juga

    berfungsi untuk menjaga kesehatan. Hal ini berkaitan dengan berbagai kampanye

    yang dilakukan baik oleh artikel-artikel kesehatan atau pun iklan secara komersial

    di media massa yang menyatakan bahwa teh merupakan minuman yang kaya

    manfaat. Sehingga minum teh sama dengan sehat sudah menjadi stigma bagi

    masyarakat Indonesia.

    Produk teh celup benalu mangga sebagai minuman kesehatan diharapkan

    menjadi pilihan utama bagi masyarakat sebagai pendamping terapi kanker. Hal ini

    karena teh celup benalu mangga merupakan produk herbal yang secara ilmiah

    kandungan flavonoid kuersetinnya terbukti dapat mencegah dan meningkatkan

    efektivitas serta mengurangi efek samping pada terapi kanker.

    Teh celup digunakan dengan cara diseduh menggunakan air panas. Hal ini

    sinergis dengan sifat senyawa flavonoid yang terkandung dalam benalu mangga

    yang dapat larut dan relatif stabil atau tidak rusak dalam air panas.

  • Proses pembuatan teh itu sendiri lebih sederhana dari pada produk yang

    hanya mengandung kuersetin saja. Hal ini karena meskipun kuersetin yang lebih

    berperan sebagai antikanker, namun isolasi zat dalam bentuk tunggal

    membutuhkan biaya yang mahal dibandingkan pembuatan teh celup. Selain itu,

    bentuk serbuk dalam teh celup masih memungkinkan terdapatnya kandungan

    kimia dari benalu mangga secara utuh. Sehingga, zat selain kuersetin yang

    memiliki aktivitas antikanker dapat meningkatkan potensi teh celup sebagai

    penunjang terapi kanker.

    Secara garis besar, pembuatan teh celup adalah pelayuan, penggilingan,

    pengeringan dan kemudian dipotong-potong menjadi bentuk yang lebih kecil atau

    halus. Setelah itu dikemas dalam filter paper. Proses pengolahan benalu mangga

    yang sederhana ini akan dapat menekan biaya produksi. Dengan rendahnya biaya

    produsi, diharapkan teh celup benalu mangga dapat dijangkau oleh semua lapisan

    masyarakat Indonesia.

    Data dari AS menunjukan bahwa (Republika, 2005) total biaya per tahun

    untuk penyakit kanker diperkirakan mencapai 10 miliar dolar. Dari angka itu, 37

    miliar dolar diantaranya untuk biaya pengobatan langsung, 11 miliar dolar untuk

    penurunan produktivitas pasien akibat sakit, dan 59 miliar dolar untuk biaya

    akibat hilangnya produktivitas akibat kematian. Oleh karena itu, dari segi ekonomi

    teh celup benalu mangga menjadi salah satu solusi tepat.

    BAB V

    KESIMPULAN

    Kesimpulan:

    a. Benalu mangga mengandung kuersetin sebagai senyawa utama yang memiliki aktivitas sebagai agen ko-kemoterapi dan enzim L-asparaginase yang dapat

    menghambat pertumbuhan sel kanker.

    b. Teh celup benalu mangga (Dendrophthoe pentandra ) merupakan alternatif yang praktis dan ekonomis sebagai penunjang terapi kanker.

    c. Teh celup benalu mangga (Dendrophthoe pentandra ) merupakan agen ko-kemoterapi yang dapat meningkatkan efektivitas agen terapi kanker.

    d. Perlu dilakukan perhitungan dosis yang tepat dan uji klinis.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 1996. Laporan Pengkajian Tahun Anggaran 1996 / 1997, Kapsulisasi

    Ekstrak Daun Benalu di Daerah Istemewa Yogyakarta, sentra P3T Propinsi D.I.

    Yogyakarta.

    Anonim. 1999. Inventaris Tanaman Obat Indonesia ed V. Jakarta: Badan

    Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

    Anonim. 2008. Phytochemical : Quercetin. diakses dari:

    www.phytochemical.info . Diakses tanggal 17 Maret 2010.

    Bosman, F.T. 1999. Aspek-aspek Fundamental Kanker, in van de Velde, C.J.H,

    Bosman, F.T.D.J.Th.onkologi, Diterjemahkan oleh Arjono, Edisi V.

    Yogyakarta:Panitia Kanker RSUP Dr Sardjito.

    Cioca DR, Clark GM, Tandon AK. 1993. Heat shock protein hsp70 in patients

    with axillary lymph node-negative breast cancer : prognostic implications. J Natl

    cancer Inst;85:570-574.

    Elia G, Amici C, Rossi A, Santoro MG. 1996. Modulation of prostaglandin A1-

    induced thermotolerance by quarcetin in human leukemic cells: role of heat shock

    protein 70. cancer Res;56:210-217.

    Hansen RK, Oesterreich S, Lemieux P. 1997. Quarcetin inhibits heat shock

    protein induction but not heat shock factor DNA-binding in human breast

    carcinoma cells. Biochem Biophys Res Commun;239:851-856.

    Ikawati M, Andy E, Navista S, Rosta A. 2008. Pemanfaatan Benalu Sebagai Agen

    AntiKanker.

    http://ccrcfarmasiugm.files.wordpress.com/2008/06/paper_benalu_muthi.pdf. Di

    akses 26 Februari 2010.

    Jar. 2005. Setiap Tahun 190 ribu Kanker. http://republika.co.id. Diakses tanggal

    16 Maret 2010.

    King, R.J.B. 2000. Cancer Biology, 2nd

    ed. London: Pearson Education Limited.

    Koishi M, Hosokawa N, Sato M. 1992. Querce-tin, an inhibitor of heat shock

    protein synthe-sis, inhibits the acquisition of thermotolerancein a human colon

    carcinoma cell line. Jpn J cancer Res;83:1216-1222.

    Konecna, P. Klejdus, B., dan Hrstkova, H. 2004. Monitoring the Asparaginase

    Activity and Asparagine Levels in Children with Acute Lymphoblastic

    LeukaemiaTreated with Different Asparaginase Preparations, Scripta Medica,

    Brno, 55-62.

    Lamson, Davis W, MS, ND, and Brignall, Matthew S. ND. 2000. Antioxidants

    and cancer III: Quercetin, Alternative Medicine Review Volume 5 Number 3.

  • Lehninger, A.L. 1994. Dasar-dasar Biokimia, Jilid 2, Alih bahasa: Maggy T.

    Jakarta: Penerbit Erlangga. 314.

    Lodish H, Arnold B, Zipursky S L, Matsudara P, David B, Darnell J E. 2000.

    Molecular Cell Biology. London: W. H. Freeman and Company.

    Mardisiswoyo. 1965. Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang. Jakarta: Balai

    Pustaka.

    Nafrialdi dan Gan S. 1995. Dalam Farmakologi dan Terapi, Edisi IV. Jakarta:

    Ganiswara, S.G. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI.

    Nafrialdi, S. Gan. 2007. Farmakologi dan Terapi, edisi ke-5. Jakarta: Gaya Baru.

    Oesterreich S, Weng CN, Qui M, et al. 1993. The small heat shock protein hsp27

    is correlated with growth and drug resistance in human breast cancer cell lines.

    Cancer Res;53:4443-4448.

    Pitoyo, S. 1996. Mistletoe Holticulture, Control and Utilisation Trubus Agriwidia.

    Prakash A, Rigelhof F, Miller E. 2001. Antioxidant Activity. Medalliaon

    Laboratories Analitycal Progress. vol 10, No.2

    PT. EISEI Indonesia. 1995. Indeks Tumbuh-tumbuhan Obat di Indonesia (Edisi

    kedua).

    Rahayu SD, dewi Kusrini, Enny Fachriyah. 2009. Penentuan Aktivitas

    Antioksidan dari Ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia catappa L) dengan

    Metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH). Semarang: Universitas Dipenogoro.

    Rosidah, S. Yulinah ,Elin, S. Gana. 1999. Uji Aktivitas Antiradang pada Tikus

    Galur Wistar dan Telaah Fitokimia Ekstrak Daun Babadotan dan Ekstrak

    Rimpang Jahe. http://bahan-alam.fa.itb.ac.id. Diakses 02 Maret 2010.

    Schneider K.A. 1997. Cancer Genetics, Encyclopedia of Human Biology, 2nd

    Ed.

    Academic Press.

    Staerk D, Lykkeberg A.K, Christensen J, Budnik B.A, Abe F, and Jaroszewski

    J.W. 2002. In Vitro Cytotoxic Activity of Phenanthroindolizidine Alkaloids from

    Cynanchum vincetoxicum and Tylophora tanakae against Drugs-Sensitive and

    Multidrug Resistant Cancer Cell.J.Nat.Prood. 65:1299-1302

    Waji AR, Andis S. 2009. Flavonoid (Quercetin). Makasar: Fakultas MIPA

    Universitas Hasanuddin.

    Windari, F.I and Rahajoe, J.S. 1998. Diversity of Mistletoe in Java Island. Warta

    tumbuhan Obat Indonesia 4. 25-29.

  • Yang J. Lin H, and Mau J. 2002. Antioxidant properties of several commercial

    mushroom. Food Chem, 77. 229-235.

    Yuswanto, Ag, dan Sinaradi F. 2000. Kanker Cetakan 1. Yogyakarta: Universitas

    Sanata Dharma.

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    A. Dosen Pembimbing

    1. Nama lengkap : Muthi Ikawati, M.Sc., Apt.

    2. Jenis kelamin : Perempuan

    3. Tempat/tanggal lahir : Semarang, 12 April 1984

    4. Alamat rumah : Jl. Bibis, Jetis RT 03 DK V, Tamantirto,

    Kasihan Bantul, Yogyakarta 55183

    5. Telp./HP : 0274-378729

    6. Alamat kantor : Fakultas Farmasi-UGM

    Sekip Utara, Yogyakarta 55281

    7. Riwayat pendidikan (Perguruan Tinggi)

    Tempat Pendidikan Tahun Lulus Gelar Bidang Studi

    Universitas Gadjah Mada 2008 M.Sc Farmasi (Master of Science)

    Universitas Gadjah Mada 2006 Apt Farmasi (Apoteker)

    Universitas Gadjah Mada 2005 S. Farm Farmasi

    SMA N 1 Salatiga 2001 - IPA

    8. Pengalaman kerja dalam penelitian

    1. Characterization of Bioactive Compounds Isolated from Indonesian Marine Sponge Collection Number MD-02: A

    Study for Anticancer Drug Research

    Supervisor : Puji Astuti, M.Sc., Apt.

    Funding : Indonesia Toray Science Foundation

    Year : 2004

    2. Exploration of potention of standardized ethanolic extract of Areca catechu L. as chemopreventive agent toward breast

    cancer cell

    Supervisor : Dr. Edy Meiyanto, M.Si., Apt.

    Funding : Directorate General of Higher Education Indonesia

    Year : 2008

    3. The cytotoxic activity and apoptosis induction of 8-hydroxyisocapnolactone-2,3-diol with and without doxorubicin on MCF-7 and T47D breast cancer cell lines

    Supervisor : Dr. Ratna Asmah, M.Si., Apt.

    Funding : Faculty of Pharmacy Universitas Gadjah Mada

    Year : 2008

  • 4. Immunomodulatory activity of Citrus reticulatas pell ethanolic extract through modulation of cell proliferation and expression

    of interleukin-3 (IL-3) and cyclooxygenase-2 (COX-2) on

    RAW 264.7 macrophage cell line

    Supervisor : Dr. Edy Meiyanto, M.Si., Apt.

    Funding : Faculty of Pharmacy Universitas Gadjah Mada

    Year : 2009

    5. Ekstrak Ganoderma lucidum extract as immunomodulator agent on Sprague Dawley rat treated by anticancer agent

    Supervisor : Dr. Ediati, SE., Apt.

    Funding : Universitas Gadjah Mada

    Year : 2009

    6. Local foods as immunomodulator : in and ex vivo study (2009) Supervisor : Prof.dr. Srisupar Yati Soenarto, Ph.D, Sp.A(K)

    Funding : Universitas Gadjah Mada

    Year : 2009

  • B. Biodata Ketua Penulis

    1. Nama lengkap : Siti Rahayu

    2. Pekerjaan : Mahasiswa S-1 Fakultas Farmasi UGM

    3. NIM : 08/268613/FA/08190

    4. Tempat, tanggal lahir : Brebes, 2 April 1990

    5. Alamat rumah : Pakujati RT 03 RW III, Paguyangan

    Brebes, Jawa Tengah 52276

    6. Telp./ HP : 085227911033

    7. Alamat e-mail : [email protected]

    8. Riwayat Pendidikan

    Jenjang Pendidikan Tempat Tahun selesai

    SD SD N 4 Pakujati 2002

    SMP SMP N 1 Bumiayu 2005

    SMA SMA N 1 Purwokerto 2008

    S-1 Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta -

    9. Pengalman organisasi:

    a. Bendahara Pelayanan Umat Keluarga Mahasiswa Muslim

    Farmasi UGM, periode 2008-sekarang.

    b. Staf Pengajar Lembaga Bimbingan Ummu Khoir, Yogyakarta,

    periode 2009-sekarang.

    C. Biodata Anggota Penulis 1

    1. Nama lengkap : Ai Eva Sofaroh

    2. Pekerjaan : Mahasiswa S-1 Fakultas Farmasi UGM

    3. NIM : 08/273076/FA/08214

    4. Tempat, tanggal lahir : Tasikmalaya, 15 september 1989

    5. Alamat rumah : Kp. Sodong RT 09 RW 03.

    Ds. Nanggerang. Kec. Cigalontang.

    Tasikmalaya Jawa Barat

    6. Telp / HP : 085223632637

    7. Alamat e-mail : [email protected]

  • 8. Riwayat Pendidikan

    Jenjang Pendidikan Tempat Tahun selesai

    SD SDN. Budikarya Tasikmalaya 2002

    SMP MTs. Galunggung Tasikmalaya 2005

    SMA MAN. Cipasung Tasikmalaya 2008

    S-1 Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta -

    9.Pengalman organisasi

    a. Ketua OSIS MTs. Galunggung, periode 2003-2004

    b. Anggota Irema MAN. Cipasung, periode 2005-2006

    c. Anggota Community of Santri Scholar of ministry of Religion

    Affairs (CSS Mora) UGM, periode 2008-sekarang

    d. Anggota Community of Santri Scholar of ministry of Religion

    Affairs (CSS Mora) Nasional, periode 2008-sekarang

    e. Staf Keluarga Mahasiswa Muslim Farmasi UGM Bidang

    Kemuslimahan, periode 2008-sekarang.

    D. Biodata Anggota Penulis 2

    1. Nama lengkap : Diana Novita PermataSari

    2. Pekerjaan : Mahasiswa S-1 Mikrobiologi Pertanian

    UGM

    3. NIM : 06/194249/FPN/10627

    4. Tempat, tanggal lahir : Sukoharjo, 4 Oktober 1987

    5. Alamat rumah : Kecepit RT. 05 RW. 02, Randudongkal,

    Pemalang Jawa Tengah

    6. Telp / HP : 08812631232

    7. Alamat e-mail : [email protected]

    8. Riwayat Pendidikan

    Jenjang Pendidikan Tempat Tahun selesai

    SD SD N. Kecepit 1999

    SMP SLTP N 1 Radudongkal 2002

    SMA SMA N 1 Pemalang 2005

    S-1 Fakultas Mikrobiologi Pertanian

    UGM Yogyakarta

    -

  • 9. Pengalman organisasi

    a. Sekretaris Media Opini BEM KM UGM

    b. Staf PSDM

    c. Kelompok Agro Mina Bahari