tb-9 keadilan dalam binsis

53
1 KEADILAN DALAM BISNIS (Topik Bahasan# 9) oleh : Muhartono

Upload: ahmad-nurul-firdaus

Post on 26-Jun-2015

408 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

1

KEADILAN DALAM BISNIS(Topik Bahasan# 9)

oleh : Muhartono

Page 2: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

2

Outline,• Pengantar• Pendapat Pakar• Teori tentang Keadilan• Prinsip Keadilan• Keadilan dalam Bisnis• Kesimpulan

Page 3: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

3

Pengantar

Page 4: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

4

Sesungguhnya setiap orang ingin diperlakukan secara adil, tetapi banyak diantara kita yang mengabaikan prinsip keadilan ini.

Apalagi ketika dalam pengambilan keputusan, seringkali kita mendapatkan tekanan yang membuat tidak berlaku adil.

Realitas keadilan di masyarakat

Page 5: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

5

1. HarassmentTANTANGAN TERBESAR BISNIS ABAD 21

2. Privacy3. Fairness

Keadilan menjadi isu yang mencuat seiring dengan keterbukaan informasi dan semakin meningkatnya tuntutan akan hak azasi dan emansipasi hak-hak publik.

Page 6: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

6

Saat ini bisnis memasuki kemajuan sekaligus kompleksitas pengelolaannya. Satu sisi peluang pasar semakin luas dengan era perdagangan bebasnya tetapi disisi lain terjadi persaingan usaha yang tidak kalah peliknya. Hal ini menimbulkan tantangan baru dalam berbisnis yaitu bagaimana membangun bisnis yang tetap adil dalam kondisi persaingan yang makin tajam ?.

“Kita semua menyadari bahwa keuntungan adalah motivasi bisnis, namun kita juga harus menyadari bagaimana memperoleh keuntungan tersebut”

Keuntungan yang dicapai dengan cara yang curang atau “tidak adil“ tentunya bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan martabat kemanusiaaan dan dapat dikatakan tidak etis.

Keadilan bisnis seringkali “membatasi” besarnya keuntungan, sehingga perusahaan yang memperoleh laba besar seringkali dianggap berlebihan dan dipandang tidak adil karena tidak memberi kesempatan bagi perusahaan lain. Haruskah bisnis dikelola sebatas “wajar” dalam meraih keuntungan ?

Berapa yang daianggap wajar ? Wajar sering dipandang merupakan ukuran yang relatif, tetapi tetap harus senantiasa diupayakan dalam berbisnis.

MEMBANGUN BISNIS YANG ADIL

Page 7: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

7

BISNISUsaha/ kegiatan untuk mencari keuntungan

ADIL• Sesuai

hukum,• Tidak

memihak• Seimbang• Perlakuan

setara• …

Tarik Menarik kepentingan dalam Bisnis

Page 8: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

8

Independent Responsibiity

Accountability

Transparancy

PrinsipGCG

Fairness

Bagaimana perusahaan seimbang dalam memenuhi keinginan & harapan stakeholders-nya ?

• Pemilik (shareholder)• Konsumen• Karyawan• Masyarakat• Mitrakerja

• Pemasok• Pesaing• dan semua pihak yang

berpengaruh pd perusahaan

Keadilan dan kesetaraan dalammemenuhi hak-hak stakeholder yang

timbul berdasarkan perjanjian & peraturan yang berlaku

Adil dalam perspektif prinsip GCG

Page 9: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

9

SalingMenguntungkan

IntegritasMoral

Kejujuran

Otonomi

PrinsipEtika

Bisnis

Keadilan

Bagaimana perusahaan bertindak adil atau memastikan tidak ada pihak yang dirugikan dari setiap aksi yang dijalankan ?

• Pemilik (shareholder)• Konsumen• Karyawan• Masyarakat• Mitrakerja

• Pemasok• Pesaing• dan semua pihak yang

berpengaruh pd perusahaan

Dalam menjalankan bisnis “tidak ada” pihak yang dirugikan

Adil dalam perspektif prinsip Etika Bisnis

Page 10: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

10

Kasus-Kasus Keadilan Bisnis

Page 11: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

11

PendapatPAKAR

Page 12: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

12

Keadilan merupakan kejujuran, kelurusan, keikhlasan yang tidak berat sebelah.

Ibnu Khaldun

Page 13: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

13

Sulit sekali dibayangkan orang atau instansi yang berlaku etis tetapi tidak mempraktekkan keadilan atau bersikap tak acuh terhadap ketidakadilan

Keef Bertens

2000

Page 14: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

14

Menjaga keadilan pada hakikatnya adalah menjaga keseimbangan alam semesta, tidak terkecuali bagi entitas bisnis.

Perusahaan atau pelaku bisnis yang menuruti nafsu serakah dalam semangat kapitalisme-materialistis, yang mengabaikan prinsip keadilan, pada akhirnya akan menerima imbasnya.

• Pertama, keserakahan itu akan menyuburkan anarkisme dan keganasan hewaniah, yang berarti merusak lingkungan kondusif untuk tumbuh secara sehat.

• Kedua, keserakahan akan menggiring perusahaan atau pelaku bisnis keluar dari garis orbit dan hancur. Atau dalam ungkapan Welch, tergusur dari arena permainan. (Raksasa Enron dan World.com adalah contoh empiris yang gamblang)

Ary Ginanjar Agustian(Pendiri dan Pemimpin ESQ Leadership Center)

Page 15: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

15

Etika bisnis sebenarnya adalah bicara mengenai keadilan, dan dalam hal ini adalah keadilan distributif

Sony Keraf

1998

Page 16: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

16

Teori tentangKeadilan

Page 17: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

17

ADIL ?Wuryanano, 2007

Adil berdasarkan,

"egoisme pribadi""egoisme kelompok""kelayakan bagi orang lain""kesamaan derajad"“hukum"

Page 18: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

18

Adil berdasarkan “Egoisme pribadi":

Menilai tindakan atau perbuatan oleh siapa pun, selalu dikaitkan dengan keuntungan

yang diperoleh kepada dirinya. (Seberapa

besar keuntungan yang diperolehnya dari

tindakan yang dilakukan)

Page 19: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

19

Adil berdasarkan “Egoisme kelompok"

Hampir mirip dengan pandangan adil

berdasarkan egoisme pribadi. Sedikit lebih luas pengertiannya, yang dimaksud adil

apabila tindakan tesebut memberikan

keuntungan bagi kelompoknya, jika sebaliknya maka

dikatakan tidak adil

Page 20: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

20

Adil berdasarkan “Kelayakan bagi orang lain"

Pandangan yang dipegang oleh orang-orang dengan idealisme tinggi dan penuh rasa peduli

terhadap sesama. Adil dalam pengertian ini akan selalu memperjuangkan "rasa keadilan" bagi sesama. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh

siapa pun, selalu dicermati dengan sudut pandang,

seberapa jauh perbuatan itu bisa bermanfaat bagi banyak

orang

Page 21: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

21

Adil berdasarkan “Kesamaan derajat"Inilah sebagian besar

"paham keadilan" yang banyak dianut oleh

sebagian besar orang. Pengertian bersikap adil,

baik terhadap sesama orang maupun terhadap dirinya sendiri didasari

oleh cara pandang bahwa “derajat" manusia

sesungguhnya adalah sama dihadapan Tuhan

Page 22: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

22

Adil berdasarkan “Hukum"

Sebagai warga masyarakat/ warga negara maka harus taat kepada

keadilan menurut hukum. Hukum pada dasarnya dibuat dengan menghargai hak-hak sesama, tidak memihak pada

segabian/kelompok tertentu dan memihak pada kebenaran.

Meskipun di dalam pelaksanaannya tetap saja

dirasakan ada ketidak adilan oleh masyarakat, hal ini bisa terjadi

karena kembali berpulang kepada “orang” yang mengambil keputusan

dalam menyikapi suatu keadilan.

Page 23: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

23

PrinsipKeadilanKEADILAN DISTRIBUTIF – RETRIBUTIF-KOMPENSATORIS

Page 24: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

24

KEADILAN DISTRIBUTIF

Keadilan yang sifatnya menyeimbangkan alokasi benefit dan beban/kontribusi antar anggota kelompok sesuai dengan kontribusi tenaga dan pikirannya terhadap benefit.(Benefit misalnya : pendapatan, pekerjaan, kesejahteraan, pendidikan, penghargaan, dll, sedangkan beban misalnya : tugas kerja, kewajiban, dll)

• Keadilan distributif (atau dalam konteks bisnis disebut keadilan ekonomi) adalah kondisi dimana distribusi ekonomi merata atau yg dianggap merata bagi semua warga negara dikaitkan dengan pembagian kekayaan ekonomi atau hasil-hasil pembangunan.

• Menurut Aristoteles, distribusi ekonomi didasarkan pada prestasi dan peran masing-masing orang dalam mengejar tujuan bersama seluruh warga negara.

• Dalam dunia bisnis, setiap karyawan harus digaji sesuai dengan prestasi, tugas, dan tanggungjawab yg diberikan kepadanya.

• Keadilan distributif juga berkaitan dengan prinsip perlakuan yg sama sesuai peraturan/ketentuan perusahaan yang disusun secara adil dan baik

• Persoalannya apa yg menjadi dasar pembagian yg adil itu? Sejauh mana pembagian itu dianggap adil?

Page 25: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

25

KEADILAN RETRIBUTIF

Keadilan yang terkait dengan ganti rugi dan hukuman atas kesalahan tindakan. (Seseorang bertanggungjawab atas konsekuensi negatif dari tindakan yang dilakukan kecuali tindakan tersebut dilakukan ataspaksaan pihak lain)

Page 26: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

26

KEADILAN KOMPENSATORIS

Keadilan yang terkait dengan pemberian kompensasi bagi pihak yang dirugikan

(Kompensasi yang diterima dapat berupa perlakuan medis, pelayanan dan barang penebus kerugian, terkadang kompensasi tidak dapat menebus kerugian, misalnya kehilangan nyawa manusia

Page 27: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

27

Dalam perspektif Hukum, kita mengenal prinsip keadilan meliputi :

• Keadilan yang “besar /kecil”nya diberikan sesuai jasa yang diberikan

• Kondisi ini tidak menuntut supaya tiap orang mendapat keadilan yang sama

• Keadilan diberikan sebanding dengan perbuatan

KEADILAN DISTRIBUTIF

• Keadilan yang memberikan pada setiap orang sama nilainya

• Keadilan ini didasarkan atas konsep kesetaraan bahwa manusia secara hakiki kedudukannya adalah sama (human right)

• Setiap orang berhak atas jaminan dan penghargaan yang setara satu dengan lainnya

KEADILAN KOMUTATIF

Page 28: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

28

• Keadilan sesungguhnya hanya punya satu arti, yaitu keadilan komutatif yg menyangkut kesetaraan, keseimbangan, keharmonisan hubungan antara satu orang dg orang lain. Ketidakadilan berarti pincangnya hubungan antarmanusia karena kesetaraan yg terganggu.

• Dalam perspektif hukum/legal sudah terkandung keadilan komutatif. (Konsekwensi hukum dipandang merupakan penegakan atas keadilan komutatif)

• Demi menegakkan keadilan komutatif, negara harus bersikap netral dan memperlakukan semua pihak setara/sama tanpa terkecuali.

• Adam Smith menolak keadilan distributif karena apa yg disebut keadilan menurutnya selalu menyangkut hak, sehingga semua orang tidak boleh dirugikan haknya. Dalam keadilan distributif Adam Smith memandang tidak terkandung hak didalamnya, sehingga orang miskin seolah-olah tidak punya hak untuk menuntut orang kaya agar membagi kekayaannya kepada mereka. Orang miskin dipandang hanya bisa meminta, tidak bisa menuntutnya sebagai sebuah hak atau orang kaya tidak bisa dipaksa memperbaiki keadaan sosial ekonomi orang miskin.

Keadilan komutatif menurut Adam Smith

Page 29: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

29

Keadilan komutatif menurut Adam Smith

Prinsip No Harm• Prinsip tidak merugikan orang lain, khususnya tidak merugikan hak dan kepentingan orang lain.• Dalam menjalankan interaksi sosial apapun setiap orang harus menahan dirinya untuk tidak

merugikan hak dan kepentingan orang lain, sebagaimana ia sendiri tidak mau agar hak dan kepentingannya dirugikan oleh siapapun. Demikian halnya dalam bisnis, maka tidak boleh ada pihak yg dirugikan hak dan kepentingannya baik itu kepada konsumen, pemasok, penyalur, karyawan, investor, maupun masyarakat luas.

Prinsip Non-Intervention• Prinsip tidak ikut campur tangan. Untuk menghargai hak setiap orang, maka tidak seorangpun

diperkenankan ikut campur tangan dalam kehidupan dan kegiatan orang lain• Campur tangan dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran terhadap hak orang dan dipandang

merugikan yang berarto telah terjadi ketidakadilan. • Terkait bisnis, maka campur tangan pemerintah dalam urusan bisnis tanpa alasan yang sah

dianggap sebagai tindakah tidak adil dan merupakan pelanggran atas hak individu, khususnya hak atas kebebasan

Prinsip Keadilan Tukar• Bisnis harus didasarkan atas prinsip pertukaran dagang yg adil/fair hal itu dimaksudkan untuk

mewujudkan mekanisme harga pasar.• Adam Smith membedakan antara harga alamiah dan harga pasar atau harga aktual. Harga alamiah

adalah harga yg mencerminkan biaya produksi yg telah dikeluarkan oleh produsen, yg terdiri dari tiga komponen yaitu biaya buruh, keuntungan pemilik modal, dan sewa. Harga pasar atau harga aktual adalah harga yg aktual ditawarkan dan dibayar dlm transaksi dagang di dalam pasar.

Prinsip Komutatif menurut Adam Smith meliputi prinsip : No Harm,Non – Intervention dan Keadilan Tukar

Page 30: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

30

KEADILANDALAM BISNIS

Page 31: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

31

(THEORY OF JUSTICE VIEW OF ETHICS)

Keadilan berarti ditegakkannya etika melalui

“ Pemberlakuan hukum/peraturansecara adil dan tanpa pandang bulu, dan dipatuhinya hukum/ peraturan

tersebut “

KEADILAN DALAM PERSPEKTIF ETIKA BISNIS

Page 32: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

32

(THEORY OF JUSTICE VIEW OF ETHICS)

Stakeholders yang lemah kedudukannya dapat terlindungi.

Karyawan :• Kurang berani

mengambil risiko,• Kurang kreatif &

inovatif• Kurang produktif

NEGATIF POSITIF

KEADILAN DALAM PERSPEKTIF ETIKA BISNIS

Kepatuhan/ketatan vs kelincahan selalu menjadi dilema dalam menjalankan bisnis.

Page 33: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

33

Praktek berlaku adil kepada stakeholders

Keseimbangan dalam pemenuhan harapan dan keinginan stakeholders

Page 34: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

34

Perusahaan memperlakukan pemegang saham sesuai dengan anggaran dasar perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku.

Perusahaan memperlakukan keseteraan pemilik saham minoritas

Perusahaan seimbang memberikan informasi dan menjaga kerahasiaan informasi perusahaan dari pihak luar yang tidak diinginkan. (Asymetric Information)

Bersikap adil kepada pemilik

Perlindungan dan kesamaan hak kepada pemilik saham minoritas, juga keseimbangan untuk memperoleh informasi (KEADILAN KOMUTATIF)

Page 35: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

35

Bersikap adil kepada pemilik

Skandal Enron, Worldcom dan perusahaan-perusahaan besar di AS, Worldcom terlibat rekayasa laporan keuangan milyaran dollar AS. Dalam pembukuannya Worldcom mengumumkan laba sebesar USD 3,8 milyar antara Januari 2001 dan Maret 2002. Hal itu bisa terjadi karena rekayasa akuntansi. Penipuan ini telah menenggelamkan kepercayaan investor terhadap korporasi AS dan menyebabkan harga saham dunia menurun serentak di akhir Juni 2002. Dalam perkembangannya, Scott Sullifan (CFO) dituduh telah melakukan tindakan kriminal di bidang keuangan dengan kemungkinan hukuman 10 tahun penjara. Pada saat itu, para investor memilih untuk menghentikan atau mengurangi aktivitasnya di bursa saham.

Dugaan penggelapan pajak IM3 diduga melakukan penggelapan pajak dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai ( SPT Masa PPN) ke kantor pajak untuk tahun buku Desember 2001 dan Desember 2002. Jika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran, dapat direstitusi atau ditarik kembali. Karena itu, IM3 melakukan restitusi sebesar Rp 65,7 miliar. 750 penanam modal asing (PMA) terindikasi tidak membayar pajak dengan cara melaporkan rugi selama lima tahun terakhir secara berturut-turut. Hal tersebut merugikan banyak pihak dan pemerintah. Korporasi multinasional yang secara sengaja terbukti tidak memenuhi kewajiban ekonomi, hukum, dan sosialnya bisa dicabut izin operasinya dan dilarang beroperasi di negara berkembang.

Tindakan yang awalnya bertujuan untuk meraup keuntungan lebih yang dilakukan tanpa pertimbangan dan melanggar etika akan berdampak besar terhadap keberlangsungan perusahaan.

Case

Page 36: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

36

Perusahaan menghormati hak-hak pelanggan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.Perusahaan memenuhi komitmennya dari segi harga, kualitas, waktu pengiriman, jaminan produk maupun layanan purna jual sesuai dengan ketentuan perusahaan, peraturan dan perundangan yang berlaku.Perusahaan memberikan layanan yang sama kepada semua pelanggan

Beberapa perusahaan telah menerapkan Service Level Guarantee (SLG), untuk memberikan kompensasi atas ketidaktercapaian standar layanan (KEADILAN KOMPENSATORIS)

PELAN

GG

AN

Bersikap adil kepada pelanggan

Page 37: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

37

Bersikap adil kepada pelanggan

Case

Kasus penarikan Tylenol oleh Johnson & Johnson dapat dilihat sebagai bagian dari etika perusahaan yang menjunjung tinggi keselamatan konsumen di atas segalanya, termasuk keuntungan perusahaan. Johnson & Johnson segera mengambil tindakan intuk mengatasi masalahnya. Dengan bertindak cepat dan melindungi kepentingan konsumennya, berarti perusahaan telah menjaga trustnya.

Berbeda dengan kasus obat anti nyamuk Hit. Pada kasus Hit, meskipun perusahaan telah meminta maaf dan berjanji untuk menarik produknya, ada kesan permintaan maaf itu klise. Penarikan produk yang kandungannya bisa menyebabkan kanker tersebut terkesan tidak sungguh-sungguh dilakukan. Produk berbahaya itu masih beredar di pasaran.

Hit merupakan contoh yang kurang baik dalam menangani masalahnya. Paradigma yang benar yaitu seharusnya perusahaan memperhatikan adanya hubungan sinergi antara etika dan laba. Di era kompetisi yang ketat ini, reputasi baik merupakan sebuah manfaat kompetitif yang harus dipertahankan. Dalam jangka panjang, apabila perusahaan meletakkan keselamatan konsumen di atas kepentingan perusahaan maka akan berbuah keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan.

Page 38: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

38

(TEO

RI K

ES

ETA

RA

AN

)

Secara prinsip karyawan tidak ingin dibedakan terhadap: gender, ras, suku, kebangsaan dll. (KEADILAN KOMUTATIF)

Adil menurut karyawan, bilamana perusahaan telah membandingkan atas apa yang diberikan oleh karyawan (input) dengan apa yang diberikan oleh perusahaan (KEADILAN DISTRIBUTIF)(Input : Kemampuan, ketrampilan, usaha, upaya, masa kerja, dll, output : Gaji, promosi, penghargaan, jabatan,dll)

Subyektivitas dapat terjadi dikarenakan :Kesalahan mengambil pembandingSecarara alami : manusia merasa dirinya lebih berkontribusi dibandingkan orang lain, atau merasa orang lain ada dibawah dirinya

KA

RYA

WA

N

Bersikap adil kepada karyawan

Page 39: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

39

Perusahaan memberikan informasi dan memberikan perlakuan yang sama kepada peserta tender.

Perusahaan tidak memberi atau menerima apapun yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi penetapan pemenang

Perusahaan terhindar dari conflict of interest (konflik kepentingan) yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi penetapan pemenang

Perusahaan mentaati ketentuan yang telah disepakati sesuai yang tertuang pada kontrak

Biasanya dalam kontrak diatur pasal terkit dengan :• Pasal gantirugi (KEADILAN RETRIBUTIF)• Pasal kompensasi (KEADILAN KOMPENSATORIS)

PAR

TNER

MITR

A K

ERJA

/VEND

OR

/SUPPLIER

Bersikap adil kepada mitrabisnis

Page 40: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

40

Perusahaan menjaga terciptanya persaingan yang adil, sehat dan transparan sesuai dengan ketentuan perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku.Perusahaan tidak dibenarkan untuk mengembangkan kerjasama dengan pesaing yang dapat merugikan pelanggan.Perusahaan tidak dibenarkan mendiskreditkan pesaing.Perusahaan dapat mencari informasi mengenai pesaing sejauh tidak melanggar perundangan yang berlaku.Seluruh individu dalam perusahaan tidak diperkenankan untuk ikut serta baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kepemilikan dan kepengurusan perusahaan pesaing.

Perusahaan tidak melakukan praktek monopoli, kartel,sindikat dll, melain-kan menjalankan praktek kesetaraan/anti monopoli (KEADILAN KOMUTATIF)

KO

MPETITO

R

Bersikap adil kepada pesaing

Page 41: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

41

Bersikap adil kepada pesaing

Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya pesaing kita akan terhambat dalam melakukan kegiatan bisnis. Tapi disisi lain dengan adanya pesaing perusahaan akan tumbuh menjadi perusahaan yang kreatif dan selalu menciptakan inovasi agar menang dalam persaingan merebut pelanggan.

Persaingan adalah “adrenalin” -nya bisnis. Ia menghasilkan dunia usaha yang dinamis dan terus berusaha menghasilkan yang terbaik. Namunpersaingan haruslah adil dengan aturan-aturan yang jelas dan berlaku bagi semua orang. Memenangkan persaingan bukan berarti mematikansaingan atau pesaing. Dengan demikian persaingan harus diatur agar selalu ada, dan dilakukan di antara kekuatan-kekuatan yang kurang lebih seimbang.

Page 42: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

42

Perusahaan turut memelihara lingkungan hidup yang bersih dan sehat di sekitar perusahaan.Perusahaan beserta unit-unit kerjanya membangun dan membina hubungan yang serasi dan harmonis serta berupaya memberi manfaat melalui program pemberdayaan.Perusahaan menghormati hak asasi manusia, serta aspek sosial, budaya, adat istiadat dan agama.

MA

SYAR

AK

AT

• Perusahaan bertanggungjawab atas tindakan yang merugikan lingkungan (KEADILAN RETRIBUTIF)

• Perusahaan memberikan kompensasi atas dampak operasi perusahaan yang merugikan masyarakat (KEADILAN KOMPENSATORIS)

Bersikap adil kepada masyarakat

Page 43: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

43

Bersikap adil kepada masyarakat

Berdirinya perusahaan apalagi perusahaan manufaktur, maka dalam beraktivitas tentu akan bersinggungan dengan masyarakat sekitar. Baik itu berupa hubungan yang positif atau sebaliknya (dampak negatif). Contoh: lalu lalang kendaraan perusahaan dan bahan baku tentu akan mengganggu masyarakat yang biasa tenang dan nyaman sebelumnya, atas situasi ini tentu masyarakat merasa terusik dan menganggap tidak adil atas kondisi tersebut.

Disinilah fungsi perusahaan sebagai pihak yang memiliki tanggungjawab sosial diharapkan kepeduliannya. Beberapa praktek yang dijalankan perusahaan diantarnya adalah turut serta memperbaiki akses jalan raya, menyediakan sarana kesehatan bagi masyarakat sekitar, melibatkan masyarakat sekitar sebagai bagian dari karyawan perusahaan, atau perusahaan terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.

Page 44: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

44

KESIMPULAN

Page 45: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

45

KEADILAN DALAM BISNISBisnis yang adil adalah dijalankannya usaha yang tidak semata-mata mengejar laba melainkan perusahaan juga menjalankan tanggung jawab sosial untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Pandangan Sosial Ekonomi)

Bisnis yang adil berarti tidak serakah untuk memperkaya diri/kelompok usahanya dengan segala cara. (contoh praktek bisnis yang tercela : monopoli, kartel, sidikat,dll)

Keadilan dalam bisnis berarti perusahaan dijalankan sesuai prinsip GCG, etika bisnis dan ketentuan/hukum yang berlaku.

Keadilan dalam bisnis berarti seimbang dalam memenuhi keinginan dan harapan seluruh stakeholdersBisnis yang adil adalah suatu bentuk perwujudan dari etika bisnis, yaitu perwujudan atas bagaimana perusahaan : memperhatikan kodisi pekerjanya, menghasilkan produk yang berkwalitas, menghormati mitrakerja, respek kepada pesaing, peka kepada masayarakat sekitar, dll

Page 46: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

46

Di dalam dunia nyata, bisnis selalu berbicara tentang efisiensi,kecepatan, ketepatan, kesederhanaan, dan terbaik, kelihatannya cita-cita dari bisnis adil akan mendapat kesulitan. Dalam hal ini bukan berarti bisnis mengesampingkan nilai-nilai keadilan.

Pada akhirnya kunci utama kesuksesan bisnis adalah reputasi sebagai pengusaha yang memegang teguh integritas dan kepercayaan pihak lain.

Selayaknya bisnis yang adil menjadi sebuah kenyataan dan tidak sekedar retorika yang menarik untuk didiskusikan namun tersendatdalam pelaksanaannya.

Titik temu antara realitas bisnis dengan bisnis yang adil terletak pada kepastian undang-undang yang mengatur keseluruhan proses bisnis. Sangat penting kejelasan undang-undang untuk memberi apresiasi bisnis yang baik dan sebaliknya memberi hukuman bagi yang melanggarnya.

KEADILAN DALAM BISNIS

Page 47: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

47

Praktek bisnis yang dijalankan saat ini masih cenderung mengabaikan etika, rasa keadilan dan kerapkali diwarnai praktik-praktik bisnis yang tidak terpuji atau moral hazard.

POTRET BISNIS KITA HARI INI

Dalam waktu yang bersamaan terjadi krisis moral dimasyarakat yang menghalalkan segala macam cara untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu memperkaya diri sendiri maupun tujuan kelompok

Page 48: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

48

Suap (Bribery)adalah tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima, atau meminta sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan atau pengambilan keputusan.

Paksaan (Coercion)adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan menggunakan jabatan atau ancaman.

Penipuan (Deception)adalah tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja dengan mengucapkan atau melakukan kebohongan.

Pencurian (Theft)adalah tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita atau mengambil property milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya. (properti dapat berupa property fisik atau konseptual).Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination)adalah perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan, atau agama.

Beberapa TINDAKAN TIDAK TERPUJI (moral hazard), masih terjadi …………..

Page 49: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

49

Berbisnis yang adil adalah kegiatan bisnis yang dilakukan dengan :

MEMBANGUN BISNIS YANG ADIL

Didasari oleh watak yang luhur, Tidak melanggar nilai-nilai yang telah menjadi norma dan nilai-nilai yang telah dipahami bersama. Seimbang dalam memenuhi harapan & keinginan semua pihak yang terlibat dalam bisnis (pemilik, pelanggan, karyawan, konsumen,masyarakat,pesaing, dll)Taat kepada ketentuan/hukum

Page 50: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

50

KISAH KETELADANANBISNIS

Page 51: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

51

Ketika perusahaan mengalami kesulitan. Pemimpin perusahan mengatakan dalam suatu rapat: ''Pada hari ini saya menghendaki gaji karyawan dipotong 10 persen, tetapi karena saya mendapat gaji yang paling besar, maka saya mohon dipotong 20 persen.''

Diluar dugaan, orang yang menghadiri rapat tersebut bukannya menjadi kesal karena pemotongan itu, tetapi bahkan mereka sepakat dan karyawan tetap bekerja keras. Moral karyawan bukan menurun, tetapi justru meningkat tajam, karena pemimpinnya menggunakan prinsip keadilan.Ken Levy - KLA Instrumen

KETELADANAN KEADILAN PEMIMPIN BISNIS

Page 52: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

52

Ketika unit usaha saya dalam kondisi sangat sulit, maka saya meminta gaji saya untuk dipotong 50 persen, sedangkan karyawan saya minta untuk bersabar, jika penerimaan gajinya terlambat dan belum ada kenaikan.

Selanjutnya yang terjadi, karyawan tetap bekerja keras, moral mereka meningkat dan akhirnya menemukan produk-produk baru dan strategi-strategi baru yang menyebabkan mereka tetap bertahan dan akhirya perusahaan dapat keluar dari krisis.

KETELADANAN KEADILAN PEMIMPIN BISNIS

Page 53: TB-9 Keadilan Dalam Binsis

53

See U………