repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/muharromah... ·...

106
 

Upload: others

Post on 10-Jan-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

 

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

 

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

 

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

 

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

v

ABSTRAK

Muharromah

NIM: 1113051000104

Konflik Agraria Suku Marind Orang Mahuze dan Kebijakan

Pemerintah Indonesia: Studi Film Dokumenter The Mahuzes Karya

Watchdoc

Film The Mahuzes merupakan film yang diangkat dari kisah

nyata suku Marind marga Mahuze yang memperjuangkan tanah

mereka dari perusahaan yang telah bekerjasama dengan Pemerintah

Republik Indonesia dalam program kerja MIFEE (Merauke Integrated

Food and Energy Estate). PT ACP (Agriprima Cipta Persada)

merupakaan perusahaan kelapa sawit yang bekerjasama dengan

pemerintah Indonesia meminta para warga Mahuze untuk menjual

tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. Perjuangan

dan kegigihan warga Mahuze dalam mempertahankan tanah nenek

moyang mereka digambarkan secara jelas dan detail dalam film ini.

Adapun masalah yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini

adalah ingin mengetahui alur yang ada di film The Mahuzes? dan bagaimana penokohan yang terkandung dalam film The Mahuzes

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian analisis naratif yang dikembangkan

oleh Tzveten Todorov dan Vladimir Propp. Pengumpulan data dilakukan melalui research document, kemudian melakukan

pengamatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang

diselidiki kemudian mencatat dan memilih adegan yang sesuai dengan penelitian.

Tema besar dalam film ini adalah mengenai konflik agraria di

film dokumenter yang berjudul The Mahuzes. Dalam film ini terbagi

menjadi tiga alur yaitu, alur awal yang menjelaskan awal permasalahan

program MIFEE yang masuk ke daerah Merauke. Lalu dilanjutkan ke

alur tengah menjelaskan bagaimana konflik warga Mahuze dengan PT

ACP (Agriprima Cipta Persada) yang merebutkan tanah ulayat. dan

alur akhir. Selain dibagi menjadi beberapa alur dalam film ini juga

terdapat beberapa tokoh, seperti dijelasakan oleh teori Vladimir Propp.

Penokohan tersebut antara lain the hero adalah pemeran utama yang

diperankan oleh Agustinus Mahuze dan Darius Nenob, the villain

adalah yang memunculkan masalah dalam film ini yang memunculkan

masalah adalah PT ACP (Agriprima Cipta Persada), the donor

merupakan tokoh yang membantu pemeran utama, dalam film ini

diperankan oleh Nico Rumbayan tokoh agama dan Max Mahuze tokoh

masyarakat , the false hero dalam film ini diceritakan bahwa para

aparatur pemerintah seperti TNI dan polisi bukan membela rakyat

 

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

vi

malah justru memihak kepada investor, dan the helper dalam film ini

ada Gibze Mahuze yang turut andil untuk menolong Agustinus dan

Darius Nenob.

Film ini menunjukkan bahwa program kerja MIFEE ini yang

sebenarnya masih belum selesai dibuat kebijakannya, hal ini dapat

dilihat pada alur akhir film The Mahuzes yang menjelaskan masih

adanya pro kontra oleh para petinggi birokrasi daerah Papua.

Walaupun dalam permasalahan hukum, program kerja pemerintah

yang satu ini sudah mempunyai undang-undang sendiri. Selain itu

masih banyak juga warga yang keberatan seperti dijelaskan di alur

tengah, banyak warga yang melakukan penolakan terkait penanaman

kelapa sawit yang merusak hutan adat setempat. Walaupun program

kerja ini tetap dipaksakan terjadi.

Kata kunci: Naratif, Film Dokumenter, dan Konflik Agraria

 

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

KATA PENGATAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas

nikmat dan karuniaNya penelitian skripsi ini dapat berjalan dengan baik tanpa

halangan yang berarti. Shalawat dan serta salam juga tidak lupa ditunjukkan

kepada Nabi besar Muhamad SAW.

Begitu banyak kesan dan manfaat yang dirasakan oleh peneliti saat

menyelesaikan skripsi ini. Peneliti tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi juga

mendapatkan pelajaran bahwa tidak ada kesuksesan tanpa usaha dan kerja keras.

Selain itu, peneliti menjadi lebih terbuka dalam berpikir bahwa Islam adalah

agama yang begitu menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh

manusia.

Peneliti skripsi ini tentu memiliki beragam tantangan dalam

pengerjaannya. Namun, dengan adanya dukungan dan semangat dari berbagai

pihak, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya. Karena itu,

dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga

kepada:

1. Orangtua tercinta, Ayahnda Muchlis dan Ibunda Djumiati yang sangat luar

biasa memerjuangkan dan mendukung peneliti untuk bisa meraih

pendidikan setinggi-tingginya, memberikan kasih sayang do’a yang tak

terhingga sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Dr. Suparto, M.Ed., Ph.D., Wakil Dekan II Bidang Administrasi

Umum, Dr.Roudhonah, M.Ag., Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan

Dr. Suhaimi, M.Si.

3. Ketua Jurusan Jurnalistik Kholis Ridho, M.Si., Serketaris Jurusan

Jurnalistik Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A. yang telah meluangkan

waktunya untuk sekedar berkonsultasi dan meminta bantuan dalam hal

perkulihan.

 

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

4. Dr. Tantan Hermansah, S.Ag., M.Si. sebagai Dosen Pembimbing yang

telah begitu bijaksana memberikan ilmunya kepada peneliti di tengah

kesibukan yang padat, serta membimbing peneliti dengan sabar agar

skripsi ini selesai dengan baik dan juga bermanfaat.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

mengajari dan memberi ilmu kepada peneliti. Mohon maaf apabila ada

kesalahan kata atau sikap yang menyinggung selama perkulihan.

6. Segenap Staf Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang tela berbaik hati dalam

meberikan buku-buku yang dibutuhkan oleh peneliti.

7. Kepada Dhandy Laksonoyang karya filmnya telah di teliti pada skripsi ini.

8. Teruntuk kakak dan adik tersayang, Muwafiq, Muyassaroh, Muh. Sani

(Obay), Nur Dzihan Sofie, dan Nur Rabi’ah Annisa yang selalu memberi

motivasi dan semangat setiap harinya.

9. Seluruh teman-teman Jurnalistik 2013 yang selalu menjadi tempat berbagi

dan belajar banyak hal di dalam kelas, semoga silaturahmi di antara kami

tidak terputus sampai di sini.

10. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi yang tidak dapat

disebutan stau persatu. Semoga amal dan kebaikan kalian selalu di jabah

oleh Allah SWT.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan peneliti dalam menyelesaikan

skripsi ini, semoga apa yang telah peneliti lakukan dapat bermanfaat untuk para

pembaca, memberikan nilai kebaikan khususnya bagi peneliti maupun pembaca

sekalian dan semoga dapat menjadi kebaikan dalam bidang dakwah dan

komunikasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Aamiin Ya Rabbal Alamiiin

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Jakarta, 09 April 2019

Muharromah

 

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... iii

KATA PENGATAR ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................. 6

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................ 7

D. Metodologi Penelitian .............................................................. 7

E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORITIS ................................................................. 13

A. Film .......................................................................................... 13

1. Pengertian Film .................................................................. 13

2. Jenis-jenis Film .................................................................. 14

3. Film Dokumenter ............................................................... 16

B. Watchdog .................................................................................. 20

C. Konflik ...................................................................................... 21

D. KonflikAgraria .......................................................................... 26

E. KebijakanPemerintah ................................................................ 30

F. AnalisisNaratif .......................................................................... 33

1. Pengertian Naratif .............................................................. 33

2. Pola Struktur Naratif .......................................................... 34

3. Urutan Waktu ..................................................................... 36

BAB III GAMBARAN UMUM WATCHDOC, DAN SUKU MARIND

ORANG MAHUZES ....................................................................... 40

A. Watchdoc................................................................................... 4

1. Profil Watchdoc ................................................................. 40

 

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

x

2. Nilai, Visi, dan Misi Watchdoc .......................................... 42

3. Karya-karya Wacthdoc ...................................................... 42

B. Suku Marind .............................................................................. 46

A. Papua ......................................................................................... 46

B. Sejarah Singkat Suku Marind.................................................... 52

C. Sinopsis Film TheMahuzes ....................................................... 54

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................. 57

A. KONFLIK AGRARIA DALAM VISUALISASI FILM .......... 57

1. Alur Film ............................................................................ 57

2. Pelaku ................................................................................. 72

B. FILM SEBAGAI MEDIUM ADVOKASI KONFLIK ............. 78

1. Alur Film ............................................................................ 78

2. Pelaku Film ........................................................................ 83

3. Konflik Agraria marga Marind Deq dan PT Agriprima

Cipta Persada ..................................................................... 84

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 87

A. Kesimpulan ............................................................................... 87

B. Saran .......................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 91

LAMPIRAN GAMBAR

LAMPIRAN WAWANCARA

 

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Presiden RI sedang melakukan peninjaun di Distrik Kurik, Merauke

(05:08) ................................................................................................................... 59

Gambar 2. Prolog Gambaran peyetakan sawah pada masa kolonial belanda

(07:02) ................................................................................................................... 60

Gambar 3. Prolog Perbandingan lahan (08:20) ..................................................... 60

Gambar 4. Prolog akhir film The Mahuzes (08:56) .............................................. 61

Gambar 5. Penjelasan mengapa orang Marind Deq tetap memilih sagu sebagai

bahan pangan pokok (22:15) ................................................................................. 62

Gambar 6. Perusahaan yang membeli tanah suku marind dan telah menjadikan

kebun kelapa sawit (34:56) ................................................................................... 64

Gambar 7. Skema bagi hasil antara perusahaan dengan warga (36:01) .............. 64

Gambar 8. Salah satu warga curiga dengan warga lain yang diduga menjadi

oknum yang bertemu dengan pihak kealapa sawit (38:11) ................................... 65

Gambar 9. Salah satu ketegangan yang terjadi anatar warga (38:58) ................... 65

Gambar 10. Salah seorang warga yang menjelaskan lamanya kontrak perusahaan

(39:48) ................................................................................................................... 66

Gambar 11. Para warga membawa perlengkapan untuk memasang patok tanah

(40:28) ................................................................................................................... 66

Gambar 12. Agustinus Mahuze orang Marind yang sedang meminta kepada

petugas untuk mengeluarakan alat berat itu dari hutan (41:45) ............................ 67

Gambar 13. Sepasang anak kecil yang sedang digendong melewati hutan yang

sudah teratakan oleh tanah (45:38) ....................................................................... 68

Gambar 14. Pembuatan patok dan papan isi keberatan warga terhadap pihak

perusahaan kelapa sawit (50:02) ........................................................................... 68

Gambar 15. Salah satu bentuk protes warga juga terhadap perusahaan kelapa sawit

(51:11) ................................................................................................................... 69

Gambar 16. Rapat yang diadakan dikediaman Max Mahuze (55:41) ................... 70

Gambar 17. narasi penjelasan yang dibuat ooleh kreatoar film untuk menjelaskan

laporan warga terkait PT ACP (60:11).................................................................. 72

 

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

12

Gambar 18. Makanan pokok Suku Marind yang sudah ada sejak nenek moyang

dating (60:10) ........................................................................................................ 73

Gambar 19. Salah satu bentuk aksi penolakan warga dengan menandatangani

petisi (60:13) ......................................................................................................... 74

 

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 2014 presiden negara Indonesia Joko Widodo dan juga

wakilnya Jusuf Kalla telah merancang Sembilan agenda prioritas yang

menjadikan itu sebagai landasan sambilan program kerja mereka yang disebut

Nawacita. Salah satu isi Nawacita tersebut adalah mewujudkan kemandirian

ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik,1

yang tertuang dalam Nawacita nomer tujuh. Adapun sub-bab dalam Nawacita

nomer tujuh ini antara lain adalah membangun kedaulatan pangan yang

menjadi cikal bakal terlahirnya program MIFEE (Merauke Integreted Food

and Energy Estate).

MIFEE merupakan hasil evolusi atas perjalanan dari proyek

sebelumnya yang dinamakan MIRE (Merauke Integrated Rice Estate) pada

tahun 2007. dan atas instruksi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

keluarlah Perpers No. 5 tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi tahun

2008-2009 serta meminta Menteri Pertanian untuk mengeluarkan kebijakan

pengembangan “food estate” di wilayah paling ujung timur Indonesia, dimana

program tersebut merupakan respon pemerintah Indonesia atas krisis pangan

dan energy yang terjadi pada tahun 2008.2 Hingga pada tanggal 12 Januari

2010 akhirnya MIRE dirubah menjadi MIFEE yang merupakan bagian kecil

dari rencana pembangunan MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan

1KPU “Visi-Misi Jokowi-JK” http://kpu.go.id/koleksigambar/VISI_MISI_Jokowi-JK.pdf,

di akses pada 16 Juli 2018 2 Handewi P.S Rachman “Dampak Krisis Pangan – Energi – Finansial terhadap kinera

ketahanan pangan nasional” http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/FAE28-2c.pdf, diakses

pada 16 Juli 2018

 

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

2

Pembangunan Indonesia) yang berada di posisi koridor nomor enam yang

dinamai koridor ekonomi kepulauan Maluku dan Papua.3

MIFEE sendiri merupakan program pengembangan produksi pangan

dan energi yang dilakukan secara terintegritas mencakup pangan, perkebunan,

peternakan, dan perikanan, dengan total luas skala produksi 1.282.833 ha atau

sekitar 30 persen dari luas wilayah Kabupaten Merauke saat ini disamping

menurut hasil riset Greenomics Indonesia bahwa 1,28 juta ha itu sebanyak

125.485,5 ha di antaranya adalah bukan berada di kawasan hutan atau dalam

hal ini seluas 1.157.347,5 ha merupakan kawasan hutan yang akan dikonversi

secara massif menjadi lahan agrobisnis.4

Dengan melibatkan 36 perusahaan yang bergerak di bidang

perkebunan, pertanian tanaman pangan, perikanan darat, peternakan,

konstruksi, dan industri pengolahan kayu yang kemudian pembagian dalam

penggunaan lahannya dibagi menjadi 50% lahan untuk proyeksi pangan, 30%

untuk proyeksi tanaman gula dan 20% yang akan digunakan untuk CPO atau

tanaman sawit,5 serta ekspektasi pemerintah pada tahun 2030 oleh pemerintah

Indonesia dengan total produksi bahwa Indonesia akan mempunyai tambahan

cadangan pangan seperti : beras 1,95 juta (ton), jagung 2,02 juta (ton), kedelai

167.000 (ton), ternak sapi 64.000 (ekor), gula 2,5 juta (ton), dan kelapa sawit

937.000 (ton) per tahun dan dengan hal tersebut devisa negara-pun dapat

dihemat hingga ke-angka Rp. 4,7 triliun melalui pengurangan impor pangan.6

3 Mutanza, 2014, Mifee dan Perempuan Adat Malind, Sajgoyo Institute, no 2 tahun 2014,

diakses : http://www.sajogyo-institute.or.id/files/WP%20Sajogyo%2) Institute%20No.%202,%

202014. pdf, diakses pada 12 Juli 2018 4 Sabiq Carbesth dan Syaiful Bahari, 2012, MERAUKE INTEGRATED FOOD AND

ENERGY ESTATE (MIFEE) Berkah atau Bencana Bagi Rakyat Papua? , vol 3, diakses :

http://binadesa.org/wp-content/uploads/2013/08/MIFEE-Berkah-atau-Bencana-bagi-Rakyat-

Papua.pdf, diakses pada 12 Juli 2018 5 Awasmifee.org, 2013, An Agribusiness Attack in West Papua: Unravelling the Merauke

Integrated Food and Energy Estate, vol 3, diakses : http://awasmifee.potager.org/uploads/2012/03

/mifee_en.pdf, diakses 12 Juli 2018 6Sabiq Carbesth dan Syaiful Bahari, 2012, MERAUKE INTEGRATED FOOD AND

ENERGY ESTATE (MIFEE) Berkah atau Bencana Bagi Rakyat Papua? , vol 3, diakses :

http://binadesa.org/ wp-content/uploads/2013/08/MIFEE-Berkah-atau-Bencana-bagi-Rakyat-

Papua.pdf, diakses pada 12 Juli 2018

 

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

3

Kabupaten merauke yang memiliki luas wilayah 46.791,63 km2

membawahi 20 Distrik, sebelas kelurahan dan 179 kampung. Kabupaten

Merauke merupakan salah satu dari 29 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi

Papua, terletak dibagian selatan yang memiliki wilayah terluas diantara

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua. Secara geografis letak Kabupaten

Merauke berada antara 1370-1410 BT dan 50 00’9 00’ LS.7Curah hujan

pertahun di Kabupaten Merauke rata-rata mencapai 1.558,7 mm. Secara

umum terjadi peningkatan curah hujan pertahun dari daerah Merauke Selatan

(1000-1500) di bagian Muting, kemudian curah hujan dengan jumlah 1500-

2000 mm/tahun terdapat di Kecamatan Okaba dan sebagian Muting,

selebihnya semakin menuju ke Utara curah hujannya semakin tinggi. Kondisi

iklim yang demikian berpeluang untuk dua kali tanam.

Dengan keadaan geografis dan topografi yang seperti itu pemerintah

bukan hanya memberikan segala regulasi yang mempermudahkan para

investor namun juga memberikan ijin atau akses untuk menguasai lahan seluas

10.000 ha untuk jangka pengusahaan selama 35 tahun dan dapat diperpanjang

dua kali, masing-masing 35 tahun dan 25 tahun.8Bukan hanya skema investasi

ini berdiri dalam tataran finansial atau modal semata, namun seperti yang

harus kembali dijelaskan bahwa skema investasi ini juga berdiri berdampingan

dengan kekuatan regulasi maupun secara teknis didukung oleh kekuatan aparat

negara,9 sebagai contoh peran apparat dilapangan yang membela absoluditas

hak pengelola dari kuasa dan control akan lahan di samping masyarakat asli

masih belum mengenal tatanan maupun struktur hukum formal negara.

7 Nugroho Asrianto, 2018, SEKILAS MERAUKE, diakses :

http://merauke.go.id/portal/news/ view/7/geografis.html, diakses pada 12 Juli 2018 8 (PP) No. 18 tahun 2010 tentang budidaya tanaman adalah payung hukum pengembangan

pangan skala luas atau food estate yang memperbolehkan investor –termasuk asing—untuk

menguasai lahan seluas 10.000 ha untuk jangka waktu pengusahaan selama 35 tahun dan 25 tahun.

Selain itu, pemerintah juga menjanjikan fasilitas khusus untuk investor yang akan

mengembangkan food estate. 9 Pertentangan antara masyarakat setempat dengan aparat Negara yang bertugas di sekitar

perusahaan dapat dilihat melalui kesaksian masyarakat malind, Mama Malind Su Hilang (our

Land Has Gone), dapat diakses melalui : https://www.youtube.com/watch?v=RqYoRhlaApg

 

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

4

Perlu juga beberapa penjabaran deskriptif dari permasalahan atau

kontradiktif yang terjadi di lapangan terkait program MIFEE, dimulai dari

permasalahan sosial budaya bahwa masyarakat papua memiliki cara produksi

yang berbeda dengan masyarakat yang sudah terkooptasi dengan pasar atau

dalam hal ini salah satu permasalahan yang terjadi bias digambarkan dengan

fenomena technology recepvity yang berangkat dari indikator atas kapasitas

maupun kapabilitas masyarakat asli Merauke untuk mengintegrasikan diri

dalam skema maupun cara produksi yang disediakan oleh perusahaan, yang

kedua adalah adanya perbedaan cara pandang antara masyrakat dengan

perusahaan yang cenderung hanya melihat lahan atau ruang hidup secara

kalkulatif jika dibandingkan masyarakat asli setempat yang bukan hanya

melihat lahan secara kalkulatif namun juga historis dan kultural, dengan

lanjutan yang sering kali kesepakatan hanya dilakukan dengan solusi temporal

(pemberian penghargaan dang anti rugi) atau dijadikan seremonial semata

yang akhirnya menghilangkan relasi yang harmonis antara perusahaan dengan

masyarakat setempat.10

Banyak warga Papua yang menolak kebijakan pemerintah ini, salah

satunya adalah Suku Marind, warga Mahuze menolak menjual tanah mereka

kepada perusahaan asing. Terlebih, sejak masuknya perusahaan Kelapa Sawit

disana, banyak sekali dmpak negatif yang dirasakan masyarakat setempat

seperti air sungai yang tercemar dan menghilangnya habitat hewan hutan,

dulunya Suku Marind ketika ingin mencari ikan, buaya, burung di hutan,

mereka bisa mengonsumsi air secara langsung dari sungai yang mereka lewati

dengan perahu tradisionalnya. Namun, sekarang iar sungai menjadi cokelat

dan ikan-ikan tidak terlihat karena keruhnya permukaan air. Tanah bagi orang

Papua sangatlah berharga. Mereka sangat menjaga pesan para moyang untuk

terus melestarikan alam bagi generasi selanjutnya. Di dalamnya tersimpan

kekayaan alam yang tumbuh secara alami. “Orang Papua harus makan Sagu.

10Emilianus Ola Kleden dan Y.L. Franky, MIFEE: Tak Terjangkau Angan Malind, Yayasan

PUSAKA: Jakarta. 2011. h. 49

 

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

5

Ini alam punya kuasa. Marga lain mereka mau kasih tanahnya itu terserah.

Tapi kami tidak. Kami punya dusun biar tinggal turun temurun”.

Berkaitan dengan peristiwa ini, pemberitaan media massa, baik media

cetak maupun media elektronik seperti televise juga berperan aktif dalam

menyampaikan perkembangan dari peristiwa tersebut. Penggunaan media

massa untuk penyampaian pesan dipengaruhi oleh perkembangan teknologi

komunikasi yang ada, sehingga timbul komunikasi melalui media massa.

Komunikasi massa adalah komunikasi yang sangat mengandalkan

pada ketepatan jumlah pesan yang disampaikan dalam waktu yang

singkat.11Media massa sendiri adalah media yang digunakan sebagai sarana

komunikasi yang melibatkan penerima pesan yang tersebar dimana-mana

tanpa diketahui keberadaannya. Media massa adalah alat yang digunakan

dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunkan

alat-alat komunikasi mekanis, seperti surat kabar, film, radio, televisi serta

internet. Media massa mempunyai beberapa peranan penting yang dimainkan

dalam masyarakat.12

Salah satu media yang mengangkat kasus mengenai perlawanan

masyarakat Papua terhadap kebijakan Pemerintah Indonesia ini adalah

Watchdoc, sebuah rumah produksi yang mendokumentasikan hasil liputan

reportase mengenai kasus kebijakan pemerintah di Kabupaten Merauke Papua

yang kemudian di kemas menjadi sebuah film dokumenter yang berjudul The

Mahuzes.

Film sendiri merupakan medium komunikasi yang sangat efektif dalam

menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat. Karena dengan kelebihan

yang dimiliki film, pesan-pesan audio visual. Film dokumenter juga dikenal

sebagai film yang mendokumentasikan cerita nyata, dilakukan pada lokasi

yang sesungguhnya. Juga sebuah gaya dengan efek realitas yang diciptakan

11 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h.3. 12 Paul F, Lazarsfeld and Robert K. Merton, Media Studies: Mass Communication, Popular

taste and Organized Sosial Action, 2nd ed. (New York: NY University Press, 2000), h. 19.

 

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

6

dengan cara penggunaan kamera, suara, dan lokasi. Karena itu, film

dokumenter bisa menjadi wahana untuk mengungkapkan realitas dan

menstimulasi perubahan.13

Untuk mengungkap maksud dari film tersebut, peneliti menggunakan

analisis naratif. Naratif adalah salah satu bentuk wacana yang terikat oleh

unsur perbuatan dan waktu. Naratif merupakan suatu bentuk wacana yang

berusaha mengisahkan sautu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-

olah audiens mengalami sendiri peristiwa tersebut.14 Naratif juga sebuah teori

yang mencoba mempelajari perangkat dan konvensi yang mengatur organisasi

cerita (fiksi atau factual) secara berurutan, dan bagaimana hal tersebut

memengaruhi penontonnya dengan berbagai cara.15

Ada beberapa tokoh yang membahas secara mendalam teori naratif ini,

diantaranya Tzvetan Todorov dan Vladimir Propp. Tzvetan Todorov

menekankan teori naratifnya pada keseimbangan cerita dan membaginya ke

dalam tiga alur, yaitu awal, tengah, dan akhir.16 Sedangkan Vladimir Propp

menekankan teori naratifnya pada pelaku (peran) yang dimunculkan dalam

sebuah cerita.17

Dengan latar belakang seperti dijelaskan sebelumnya, peneliti akhirnya

mengangkat penelitian yang berjudul: “Konflik Agraria Suku Marind

Orang Mahuze dan Kebijakan Pemerintah Indonesia : Studi Film

Dokumenter The Mahuzes Karya Watchdoc”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Pada kasus ini, penelitian membatasi objek penelitian hanya pada

aspek alur cerita dan tokoh (peran) yang dimunculkan film dokumenter

13 Dzinga Vetrov, Defining Documentery Film (New York: LB Tauris, 2007), h.1-5. 14Gorys Keraf, Argumentasi dan Naratif (Jakarta: Gramedia, 1994), h.135. 15 Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, 3rd ed (London: Routledge,

2003),h.32. 16 Ibid ,h.33. 17 Ibid ,h.32.

 

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

7

yang berjudul The Mahuzes karya Watchdoc yang keluar pada tanggal 28

Agustus 2015.

2. Rumusun Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah utama

yang dititikberatkan pada penelitian ini adalah bagaimana film dokumenter

The Mahuzes dinarasikan? Lebih khusus pertanyaan skripsi ini adalah:

a. Apa alur cerita film dokumenter The Mahuzes dari awal, tengah,

hingga akhir ?

b. Peran (tokoh) apa saja yang dimunculkan oleh film dokumenter

The Mahuzes ?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara

detil narasi film dokumenter The Mahuzes, selain itu penelitian ini juga

bertujuan:

a. Untuk mengetahui alur cerita film dokumenter The Mahuzes dari awal,

tengah hingga akhir

b. Untuk mengetahui peran (tokoh) apa saja yang dimunculkan oleh film

dokumenter The Mahuzes

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif

bagi pengembangan wacana keilmuan khususnya di bidang media serta

jurnalistik, serta diharapkan mampu menjadi referensi khususnya bagi

mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang

ingin mengetahui mengenai film dokumenter.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi

akademisi, praktisi jurnalistik, mahasiswa jurnalistik dan pembaca

pada umumnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi

 

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

8

seluruh lapisan masyarakat yang ingin belajar mengenai analisis film

dokumenter dengan pendekatan analisis naratif.

D. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Riset ini bertujuan

untuk menjelaskan fenomena atau sesuatu yang terjadi sedalam-dalamnya

melalui dua sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Data premier

diperoleh dari gambar dan visual serta naskah dari film dokumenter The

Mahuzes, sedangkan data sekunder diperoleh dari literature-literatur yang

mendukung data premier seperti buku, kamus, jurnal, berita di media massa

mengenai penolakan warga terhadap kebijakn pemerintan terkait MIFEE juga

perkembangan kasusnya, serta wawancara.

Menurut Crasswell, beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif

yaitu pertama, peneliti kualitatif lebih memperhatikan proses daripada hasil.

Kedua, peneliti kualitatif lebih memperhatikan interpretasi. Ketiga, peneliti

kualitatif merupakan alat utama dalam pengumpulan data dan analisis data

serta peneliti kualitatif harus terjun langsung ke lapangan, melakukan

observasi di lapangan. Keempat, peneliti kualitatif menggambarkan bahwa

peneliti terlibat dalam proses interpretasi data, dan pencapaian pemahaman

melalui kata atau gambar.18

Tujuan dari penulisan skripsi ini hanya memberi gambaran oleh

karena itu penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif timbul karena

ada atau munculnya suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti, tetapi

belum ada kerangka teoritis untuk menjelaskannya. Artinya penelitian

deskriptif digunakan untuk mendapat suatu gambaran yang dapat

menjelaskan peristiwa menarik tersebut. Metode kualitatif dengan desain

deskriptif, yaitu penelitian yang memberi gambaran secara cermat mengenai

individu atau kelompok tertentu serta tentang keadaan dan gejala yang terjadi.

Untuk mempertajam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

analisis naratif atau narasi. Lebih khusus, naratif yang digunakan adalah naratif

18 Agus Salim, Teori dan Paradigma Sosial dari Denzin Guba dan Penerapannya,

(Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2001) h.204.

 

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

9

milik Tzvetan Todorov dengan teori naratifnya yang menekankan pada

keseimbangan cerita dan membaginya menjadi beberapa alur, yaitu alur awal,

tengah dan akhir. Juga analisis naratif milik Vladimir Propp yang menekankan

tentang pelaku.19

1. Subjek dan objek penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah film dokumenter The Mahuzes

sedangkan objek penelitian ini adalah potongan gambar serta visual yang

terdapat dalam film tersebut berdasarkan alur cerita awal, tengah, dan akhir,

serta peran para aktor dalam film tersebut.

2. Sumber Data

a. Data primer, adalah data yang diperoleh dari gambar dan visual serta

Naskah film dokumenter The Mahuzes yang kemudian dipilih dan

ditentukan agar mendukung penelitian ini.

b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur yang

mendukung data primer seperti buku, kamus, jurnal, berita di media

massa mengenai penolakan warga terhadap kebijakan pemerintah terkait

MIFEE juga perkembangan kasusnya.

3. Teknik Penelitian

a. Dokumentasi

Dokumentasi tersebut berupa tulisan-tulisan berbentuk catatan,

buku, naskah, dokumen ataupun arsip-arsip lain yang terkait dengan

pembahasan penelitian ini. Dari dokumentasi tersebut, nantinya akan

peneliti gunakan untuk mengumpulkan data dengan mempelajari bahan

tertulis sehingga dapat membantu peneliti dalam mencari informasi yang

terkait dengan permasalahan penelitian.

b. Wawancara

Wawancara atau inerview adalah sebuah proses

memperoleh keterangan dari pihak yang bersangkutan dan

19Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, 3rd ed, London:

Routledge, 2003. H. 33.

 

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

10

dianggap memahami masalah atau suatu peristiwa dan femonema

tertentu untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab antara

pewawancara dengan orang yang diwawancarai.20 Dalam hal ini

wawancara berfungsi sebagai metode pelengkap yakni sebagai

alat untuk melengkapi informasi yang telah diperoleh.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara

terhadap pembuat film dokumenter tersebut dan juga pihak yang

terkait dengan film dokumenter The Mahuzes untuk melengkapi

data yang akan dianalisis.

4. Pedoman penulisan

Penulisan dalam penelitian ini menggunakan teknik yang mengacu

pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)

karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality

Development and Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini mengunakan beberapa referensi yang dapat

dijadikan ajuan. Tinjauan pustaka yang dipilih adalah skripsi yang

disusun oleh Rahmat Subekti dengan judul “Analisis Simiotik

Terhadap Film Balibo Five”. Dalam penelitian tersebut dijelaskan dan

digambarkan bagaimana tujuh adegan yang diteliti tersebut memiliki

makna denotasi di mana para jurnalis melakukan proses peliputan

jurnalistik di wilayah konflik bersenjata dengan penuh komitmen dan

tanggung jawab hingga akhirnya mereka tewas dalam tugas tersebut.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah

metodologi kualitatif, yaitu pendekatan penelitian yang datanya tidak

menggunakan data statistik, namun dalam bentuk narasi atau gambar-

gambar. Sifat dari penelitian tersebut adalah deskripif yang

memaparkan sebuah situasi atau perstiwa. Adapun teori yang

20 Moh. Nazin, Metode Penelitian, (Bandung: Ghalia Indonesia, 1999), h.234

 

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

11

digunakan dalam penelitian tersebut adalah teori simiotika model

Roland Barthes.

Selain skripsi di atas, peneliti juga meninjau skripsi yang ditulis

Awwaliyah Nasyiah Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul

“Semiotika Citra Kesultanan Turki Usmani Dalam Film Dracula

Untold”. Pada skripsi Awwaliyah, dijelaskan bagaimana film Dracula

Untold membangun citra positif dan negatif Turki Usmani. Citra

positif dalam film Dracula Untold terhadap Turki Usmani yang

digambarkan Awwaliyah adalah memiliki prajurit yang tangguh dan

memiliki wilayah kekuasaan yang luas. Sedangkan citra negatifnya,

Turki Usmani adalah dinasti yang kejam, selalu mengedepankan

kekerasan dalam mencapai kehendaknya.

Penelitian Awwaliyah menggunakan pendekatan kualitatif

dengan analisis semiotika Rolland Barthes, yakni mencari makna

denotasi, konotasi, dan mitos. Selain itu, penelitian ini juga

menggunakan konseptualisasi tentang citra, yakni citra positif dan

negatif.

Selanjutnya, peniliti juga meninjau skripsi R. Novayana

Kharisma Mahassiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur yang berjudul “Representasi Kekerasan Dalam Film Rumah

Dara: Studi Analisis Semiotik Tentang Representasi Kekerasan

Dalam Film Rumah Dara”. Pada penelitian tersebut, dijelaskan bahwa

dalam film Rumah Dara ditemukan perilaku kekerasan fisik,

kekerasan seksual, kekerasan verbal, dan kekerasan psikologis.

Kekerasan tersebut dilakukan karena ingin menyelamatkan diri dari

serangan keluarga Ibu Dara yang dialami tokoh-tokoh utama,

kekerasan yang dihadirkan merupakan bumbu untuk menimbulkan

kengerian dan ketakutan bagi penontonnya.

 

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

12

Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif

dengan analisis semiotika John Fiske (grammar and tv culture)

melalui level realitas, level representasi, dan level ideologi. Pada level

realitas, dianalisis penandaan yang terdapat pada kostum, make up,

setting dan dialog. Selanjutnya, pada level representasi dianalisis

penandaan pada level kerja kamera, pencahayaan dan penataan suara.

kemudian pada ideologi dianalisis penandaan terhadap ideologi yang

terkandung dalam film.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penelitian ini, peneliti menyusunnya ke dalam lima

bab. Diawali dari bab I yaitu pendahuluan, hingga bab V yang berisi penutup

berupa kesimpulan dan saran. Masing-masing bab memiliki sub-bab, berikut

penjelasannya:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan-batasan

masalah, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika

penulisan.

BAB II KERANGKA TEORITIS

Bab ini membahas tentang konflik, agraria, dan konflik agraria.

Dalam bab ini juga dijelaskan film dokumenter, analisis naratif,

dan teori naratif menurut Tzvetan Todorop dan Vladimir Propp.

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini menggambarkan mengenai Watchdoc selaku pembuat Film

The Mahuzesyang kemudian dilengkapi dengan sinopsis film

tersebut. Selain itu,pada bab ini juga dijelaskan mengenai sejarah

singkat Suku Marind orang Mahuze dan Kebijakan Pemerintah

Indonesia terkait MIFEE.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

 

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

13

Bab ini membahas tentang analisis naratif berupa alur cerita dari

awal, tengah, dan akhir, juga pelaku (peran) berdasarkan temuan

data dari film The Mahuzes serta penggambaran konflik agraria

yang terjadi pada film tersebut.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan penelitian terhadap beberapa pertanyaan dari

rumusan masalah yang kemudian diikuti oleh saran dari peneliti.

 

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

14

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Film

1. Pengertian Film

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film adalah selaput tipis

yang dibuat dari selluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat

potret) atau tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop). 1

Film adalah potongan gambar berupa adegan yang mempunyai jalan cerita

maju, mundur atau campuran dan di dalamnya memiliki pesan kepada

penonton.

Lumiere bersaudara membuat penemuan yang dapat menampilkan

orang yang duduk dalam ruang gelap menonton gambar bergerak yang

diproyeksikan ke layar. Pada tahun 1985 melalui alat cinematographe

sebuah alat berfungsi fotografi sekaligus alat proyeksi. Thomas Edison

(1896) kemudian menemukan Vitascope yang diputar perdana di New

York, sehingga dimulailah industri film.2

Film seperti pabrik mimpi, yang membuat orang menonton agar

dapat merasakan dan mencari-cari apakah ada kesusuaian antara

pengalaman pribadi dengan cerita film, dengan itu banyak pelajaran

penting di dalamnya. Sehingga film dapat membentuk budaya khalayak

dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat meniru cara berbicara, gaya,

mode, dari para aktris di dalamnya, bahkan penonton dapat memperoleh

pengetahuan baru di dalamnya yang tidak pernah terintas di benak

sebelumnya. Ada tiga komponen penting dalam industri fim di Amerika

Serikat yakni: (1) produksi film, (2) distribusi film, (3) pemutaran film.3

Film dianggap lebih sebagai media hiburan ketimbang media

pembujuk, namun yang jelas, film sebenarnya punya kekuatan bujukan

1Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2002),h. 316. 2 Apriadi Tamburaka, Literasi Media: CERDAS BERMEDIA KHLAYAK MEDIA MASSA,

(Depok: Raja Grafindo Persada, 2013), h. 60-61. 3 Ibid , h. 63-64.

 

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

15

atau persuasi yang besar. Kritik publik dan adanya lembaga sensor juga

menunjukan bahwa sebenarnya film sangat berpengaruh. 4

Dilihat dari sejarahnya, penemuan film sebenarnya berlangsung

cukup panjang. Ini disebabkan karena film melibatkan masalah-masalah

teknik yang cukup rumit, seperti masalah optik, lensa, kimia, proyektor,

kamera, roll film, bahkan sampai pada masalah psikologi. Usaha untuk

memepelajari bagaimana gambar dipantulklan lewat cahaya, konon telah

dilakukan sekitar 600 tahun sebelum masehi. Ketika itu Archimedes

berusaha memantulkan cahaya matahari kearah kapal-kapal perang

romawi untuk mempertahankan Syracuse. Benar tidaknya cerita ini, yang

jelas bahwa usaha memproyeksikan bayangan gambar telah dilakukan

pada tahun 1645 oleh seorang pendeta Jerman bernama Athanasius

Kinscher dengan memakai lentera untuk pelajaran agama College

Romano. Namun bayangan yang dibuat itu belum pernah ada yang melihat

sebelumnya, sehingga para murid-muridnya menyebut sebagai permainan

setan.5

2. Jenis-jenis Film

Dalam perkembangannya, baik karena kemajuan teknik-teknik

yangsemakin canggih maupun tuntutan masa penonton, pembuat film

semakinbervariasi. Untuk sekedar memperlihatkan variasi film yang

diproduksi, makajenis-jenis film dapat digolongkan sebagai berikut:6

1. Teatrical Film (Film teaterikal)

Film teatrikal disebut juga film cerita, merupakan film yang

didalamnya terdapat unsur drama yang memainkan emosi penonton.

Film teatrikal ini digolongkan mejadi empat, yakni:

a. Film Aksi (Action film), film yang adegannya sebagian besar

menonjolkan kekutan fisik serta ketangkasan dalam bertarung

4William L. Rivers, Media Massa dan Masyarakat Modern, (Jakarta: Prenada Media

Group, 2003), ed.2, h. 252. 5Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.

137. 6 Yoyon Mudjiono, Kajian Semiotika Dalam Film, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No.1,

April 2011, h. 133.

 

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

16

seperti peperangan, tembak-tembakan, perkelahian dan adegan

yang mendebarkan lainnya. Misalnya film Fast And Furious, The

Mechanic, dan film tentang superhero.

b. Film Spikodrama, semacam film horroryang bertemakan

mengenai kekuatan supernatural, maupun hal-hal yang gaib.

Misalnya film the conjuring, insidious, jelangkung.

c. Film komedi, film yang isi ceritanya tentang kelucuan para

aktor/aktris. Alur ceritanya penuh lelucon sehingga tidak kaku

dan membuat penonton tertawa. Misalnya film warkop, Mr.Bean.

d. Film musik, dalam film musik ini beberapa dialog antar tokoh

biasanya dijadikan lagu hingga para aktor/aktris diharuskan

untuk bernyanyi. Misalnya film petualangan sherina, lala-land.

2. Film Non-teaterikal (Non-teatrical film)

Film-film jenis ini lebih cenderung untuk menjadi alat komunikasi

untuk menyampaikan informasi (penerangan) maupun pendidikan.

Film non-teaterikal dibagi menjadi tiga jenis yakni:7

a. Film pendidikan, film ini adalah untuk para siswa yang sudah

tertentu bahan pelajaran yang akan diikutinya. Sehingga film

pendidikan menjadi pelajaran ataupun instruksi belajar yang

direkam dalam wujud visual. Isi yang disampaikan sesuai dengan

kelompok penontonnya, dan dipertunjukkan di depan kelas. Setiap

film ini tetap memerlukan adanya guru atau instruktur yang

membimbing siswa.8

b. Film animasi, atau film kartun ceritanya biasanya campur. Ada

yang drama, komedi, action, namun aktor/aktris yang ditampilkan

tidaklah nyata melainkan sebuah animasi. Misalnya film produksi

Walt Disney.

c. Film dokumenter, adalah film yang ceritanya diangkat dari kisah

nyata. Alur ceritanya dibuat semirip mungkin dengan kejadian asli.

Film dokumenter dibuat dengan tujuan tertentu misalnya untuk

7Yoyon Mudjiono, Kajian Semiotika Dalam Film, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No.1,

April 2011, h. 134. 8Ibid , h. 135.

 

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

17

pendidikan, sosial, propaganda, dan menyampaikan suatu

informasi.

3. Film Dokumenter

Dibandingkan produksi film fiksi, produksi film dokumenter hanya

membutuhkan tim kecil, umunya dua hingga lima orang. Jumlah tim yang

sangat sedikit ini sangat efektif dan praktis jika saat syuting diperlukan

gerak yang cepat dan leluasa. Dengan begitu kamera selalu siap merekam

gambar peristiwa yang tiap saat dapat saja terjadi tanpa diduga atau

direncanakan.9

Dari beberapa jenis film yang ada, film dokumenter menjadi pilihan

cocok untuk dijadikan sumber belajar oleh guru di sekolah bagi siswa-

siswanya. Karena film dokumenter merupakan penuturan fakta-fakta yang

sebenarnya sehingga tidak ada perekayasaan dalam produksinya. Film

dokumenter yang dijadikan dalam proses pembelajaran adalah film-film

yang mengangkat tema kebudayaan baik adat istiadat maupun kesenian-

kesenian daerah dan juga tema yang berkaitan dengan keilmuan, apapun

bidang keilmuannya seperti biologi, sejarah, fisika dan lainnya selagi

pemaparan dalam film dokumenternya memberi pengetahuan yang positif

kepada penontonnya.10

Ada empat kriteria yang menerangkan bahwa dokumenter adalah film

nonfiksi.11

1. Setiap adegan dalam film dokumenter merupakan rekaman kejadian

sebenarnya, tanpa interpretasi imajinatif seperti halnya dalam film

fiksi. Pada dokumenter latarbelakang harus spontan otentik dengan

situasi dan kondisi asli (apa adanya).

9Gerzon R. Ayawaila, Dokumenter, Dari Ide Sampai Produksi, (Jakarta: FFTV-IKJ Press,

2008), h.8. 10Riki Rikarno,Film Dokumenter Sebagai Sumber Belajar Siswa, Jurnal Ekspresi Seni, Vol

17, No. 1, Juni 2015, h. 132. 11Gerzon R. Ayawaila, Dokumenter, Dari Ide Sampai Produksi, (Jakarta: FFTV-IKJ Press,

2008), h.23-24.

 

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

18

2. Yang dituturkan dalam film dokumenter berdasarkan peristiwa nyata

(realita), sedangkan pada film fiksi isi ceritanya berdasarkan karangan

(imajinatif).

3. Sebagai sebuah film nonfiksi, sutradara melakukan observasi pada

suatu peristiwa nyata lalu melakukan perekaman gambar sesuai dengan

apa adanya.

4. Apabila struktur cerita pada film fiksi mengacu pada alur cerita atau

plot, dalam dokumenter konsentrasinya lebih pada isi dan pemaparan.

Ada banyak tipe, kategori, dan bentuk penuturan dalam dokumenter.

Dalam beberapa hal terlihat adanya kemiripan; yang membedakan adalah

spesifikasinya. Belakang hari banyak juga dokumenter yang menggabungkan

gaya dan bentuk dari bermacam pendekatan seni audio-visual. Beberapa

contoh yang berdasarkan gaya dan bentuk bertutur itu antara lain: 12

1. Laporan perjalanan.

Umumnya setiap perjalanan ekspedisi dibuat dokumentasinya,

baik berupa film maupun foto. Sekarang ini, tipe laporan perjalanan

memiliki variasi yang tidak selalu berupa rekaman perjalanan

petualangan tetapi juga perjalanan seseorang ke berbagai negara yang

dianggap memiliki panorama dan budaya unik. Bentuk dokumenter ini

juga dikenal dengan nama travel film, travel documenterary, adventure

film, dan road movies.

2. Sejarah

Umunya dokumenter sejarah berdurasi panjang. Dengan adanya

siaran televisi, dokumenter sejarah dapat direpresentasikan secara utuh,

mengingat lewat tayangan televisi dokumenter tersebut dapat

ditayangkan secara terperinci tanpa terikat oleh waktu sebagaimana film.

3. Potret/biografi

12Gerzon R. Ayawaila, Dokumenter, Dari Ide Sampai Produksi, (Jakarta: FFTV-IKJ Press,

2008), h.41-53.

 

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

19

Isi film jenis ini merupakan representasi kisah pengalaman hidup

seorang tokoh terkenal ataupun anggota masyarakat biasanya yang

riwayat hidupnya diangap hebat, menarik, unik, atau menyedihkan.

Bentuk potret pada umunya berkaitan dengan aspek human interest,

sementara isi tuturan bisa merupakan kritik, penghormatan, atau simpati.

4. Perbandingan

Dokumenter ini dapat dikemas ke dalam bentuk dan tema yang

bervariasi, selain dapat pula digabungkan dengan bentuk penuturan

lainnya, untuk mengetengahkan sebuah perbandingan.

5. Kontradiksi

Dari sisi bentuk maupun isi, tipe kontradiksi memiliki kemiripan

dengan tipe perbandingan. Hanya saja tipe kontradiksi cenderung lebih

kritis dan radikal dalam mengupas permasalahan. Perbedaan jelas anatara

perbandingan dan kontradiksi adalah: tipe perbandingan hanya

memebrikan alternative saja, sedangkan tipe kontradiksi lebih

menekankan pada visi dan solusi mengenai proses menuju suatu inovasi.

6. Ilmu pengetahuan

Dokumenter tipe ilmu pengetahuan terbagi dalam dua bentuk

kemasan, dengan tujuan publik berbeda. Bila ditunjukan untuk publik

khusus bisa disebut film edukasi, sedangkan jika ditunjukan untuk publik

umum dan luas disebut film instruksional.

7. Nostalgia

Dokumenter nostalgia bisa mengenai seorang wartawan perang,

yang setelah sekian tahun kemudian kembali ke lokasi tempat dia dulu

pernah bertugas meliput berita peperangan atau revolusi. Bentuk

nostalgia terkadang dikemas dengan menggunakan penuturan

perbandingan, yang mengetengahkan perbandingan mengenai kondisi

dan situasi masa lampau dan masa kini.

8. Rekonstruksi

Pada umunya, dokumenter bentuk ini dapat ditemui pada

dokumenter investigasi dan sejarah, termasuk pula pada film etnografi

dan antropologi visual. Dalam tipe ini, pecahan-pecahan atau bagian–

 

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

20

bagian peristiwa masa lampau maupun masa kini disusun atau

direkontruksi berdasarkan fakta sejarah.

9. Investigasi

Dokumenter invetigasi mencoba mengungkap misteri sebuah

peristiwa yang belum atau tidak pernah terungkap jelas. Yang dipilih

biasanya berupa peristiwa besar yang pernah menjadi berita hangan

dalam media massa. Tipe ini disebut pula investigative journalism,

karena metode kerjanya dianggap berkaitan erat dengan jurnalistik,

karena itu ada pula yang menyebutnya dokumenter jurnalistik.

10. Association picture story

Disebut juga sebagai film eksperimen atau film seni. Sejumlah

pengamat film menganggap bentuk ini merupakan jenis film seni atau

eksperimen. Di sini dapat dilihat dan dirasakan bahwa anasir musik

memiliki peran penting, yakni memberi nuansa gerak kehidupan yang

dapat membangkitkan emosi.

11. Buku harian

Dokumenter jenis ini disebut juga diary film. Dari namanya, buku

harian jelas bahwa bentuk penuturannya sama seperti catatan pengalaman

hidup sehari-hari dalam buku harian pribadi. Karena buku harian bersifat

pribadi, tak mengherankan bila terlihat pula penuturan dokumenter sangat

subjektif, karena berkaitan dengan visi atau pandangan seseorang

terhadap komunitas atau lingkungan tempat dia berada.

12. Dokudrama

Jenis dokumenter ini merupakan bentuk dan gaya bertutur yang

memiliki motivasi komersial. Karena itu subjek yang berperan di sini

adalah artis film. Cerita yang disampaikan merupakan rekonstruksi suatu

peristiwa atau potret mengenai sosok sesorang, apakah seorang tokoh

atau masyarakat awam.

 

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

21

B. Watchdog

Watchdog journalism (Jurnalisme Pengawas, Jurnalisme Penjaga)

adalah aktivitas jurnalistik atau pemberitaan sebagai pelaksanaan fungsi

“pengawasan sosial” (social control) dalam fungsi pers sesuai dengan UU No.

40/1999. Berdasarkan Pasal 33 UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, fungsi

pers adalah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial,

serta menjadi lembaga ekonomi (bisnis).13 Dalam fungsi Kontrol Sosial

terkandung makna demokratis. Di dalamnya terdapat unsur-unsur Social

Participation (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan), Social Responbility

(pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat), Social Support (dukungan

rakyat terhadap pemerintah), dan Social Control (pengawasan terhadap

tindakan-tindakan pemerintah dan masyarakat).

Pers atau media massa menjalankan fungsi sebagai anjing penjaga

(watchdog) yang melakukan pengawasan terhadap berbagai lembaga sosial,

politik maupun lembaga-lembaga ekonomis yang jika tidak diawasi dapat

melakukan monopoli kekuasaan politik, budaya maupun ekonomi.Salah satu

fungsi penting yang dijalankan pers dalam masyarakat demokratis adalah pers

sebagai lembaga yang menjalankan fungsi pengawasan terhadap berbagai

lembaga yang memiliki kekuasaan besar dalam masyarakat.

Sebagai watchdog (anjing penjaga), media berfungsi untuk mengawasi

mereka yang memiliki kekuasaan baik dalam bidang politik (pemerintah),

organisasi nirlaba maupun dalam sektor swasta. Pengawasan terhadap mereka

yang memiliki kekuasaan perlu dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan

kekuasaan (abuse of power).14

Dalam kaitan ini, pers dianggap sebagai salah satu kekuatan untuk

menjamin adanya check and balances dari berbagai kekuasaan yang

berlangsung dalam berbagai lembaga yang ada. Konsep anjing penjaga ini

13 Kemkominfo, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 1999”

https://ppidkemkominfo.files.wordpress.com/2012/11/uu-no-36-tahun-1999-tentang-

telekomuniksi.pdf , diakses pada 14 Juli 2018 14 Romli, “Watchdog Journalism dipraktikkan Pers Bawah Tanah (Underground Press)”

https://www.romelteamedia.com/2016/12/watchdog-journalism-dipraktikkan-pers.html, diakses

pada 14 Juli 2018

 

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

22

berakar pada gagasan liberal klasik tentang hubungan kekuasaan antara

pemerintah dan masyarakat dalam sebuah negara demokratis. Lebih jauh

gagasan ini muncul berkaitan dengan gagasan tentang the fourth estate yang

dikemukakan oleh Edmund Burke yang menempatkan pers sebagai kekuatan

keempat di samping tiga pilar penting demokrasi yang legislatif, eksekutif,

dan yudikatif.

Sebagai kekuatan keempat media atau pers menjalankan peran sebagai

forum untuk diskusi dan melakukan penyelidikan dan pengawasan terhadap

berbagai kekuasaan, terutama yang cenderung absolut atau menjadi

monopolistik. Peranan pers sebagai watchdog biasanya dijalankan melalui

peliputan investigatif (investigative reporting) terhadap bagaimana sebuah

kekuasaan dijalankan. Dengan demikian, pers akan mampu memberi

informasi yang berbeda dengan informasi yang mungkin sudah ‘dimanage’

oleh para pemegang kekuasaan untuk menjaga citra penguasa.

Melalui liputan investigatif yang dilakukan media massa sebagai

pengejawantahan peran sebagai watchdog, media mampu mempengaruhi

bagaimana sebuah kekuasaan bisa diarahkan untuk menjadi lebih baik, adil

dan membawa kemaslahatan bagi masyarakat.

C. Konflik

Istilah “konflik” secara etimologis berasal dari bahasa Latin “con”

yang berarti bersama dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan15.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik dimaknai:

percekcokan; perselisihan; pertentangan.16.

Konflik merupakan proses pencapaian tujuan dengan cara melemahkan

pihak lawan, tanpa memperhatikan norma dan nilai yang berlaku.17Konflik

juga bisa diartikan sebagai pertikaian, pertentangan yang terjadi antar

indivindu dengan indivindu atau kelompok dengan kelompok lain akibat dari

15 Elly M. Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Politik(Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2013), hal.54. 16Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996) hal. 518 17Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), hal.99.

 

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

23

perbedaan pandangan untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan. Pada

dasarnya konflik bersumber dari kepentingan seseorang atau kelompok yang

berbeda dengan kepentingan orang lain18.

Menurut Georg Simmel konflik lahir dari konteks masyarakat yang

mengalami pergeseran nilai dan struktural, dan dinamika kekuasaan dalam

negara.19Selain itu, konflik juga didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang

berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang

saling menantang dengan ancaman kekerasan.20 Dalam bentuknya yang

ekstrem, konflik dapat berlangsung tidak hanya sekedar untuk

mempertahankan hidup dan eksistensi (jadi bersifat defensif), akan tetapi juga

bertujuan sampai ke taraf pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain

yang dipandang sebagai lawan atau saingannya.21

Dalam bukunya Materi Pokok Pengantar Sosiologi, Robet Lawang

mengartikan konflik sebagai perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang

langka seperti nilai, status, kekuasaan dan sebagainya dimana tujuan mereka

berkonflik itu tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga untuk

menundukkan pesaingnya. Konflik dapat diartikan sebagai benturan kekuatan

dan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lain dalam proses

perebutan sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial dan

budaya) yang relatif terbatas.22

Sedangkan Wirawan mendefinisikan konflik sebagai proses

pertentangan yang diekspresikan di antara dua pihak atau lebih yang saling

tergantung mengenai objek konflik, menggunakan pola perilaku dan interaksi

konflik yang menghasilkan keluaran konflik. Menurut Wirawan, secara

sosiologis konflik lahir karena adanya perbedaan-perbedaan yang tidak atau

18Amrizal, Tahapan Konflik Agraria Antara Masyarakat Dengan Pemerintah Daerah

(Studi: Konflik Masyarakat Nagarai Abai Dengan Pemerintah Kabupaten Solok Selatan Mengenai

Hak Guna Usaha PT.Ranah Andalas Plantation), Jurnal, Universsitas Andalas, Padang : 2013,

Hal.4 19Novri Susan, Pengantar Sosiologi Konflik (Jakarta: KencanaPernada Media Group,

2009), hal 17 20Robert lawang, Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi, (Jakarta:universitas terbuka

1994), hal.53 21J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan (Jakarta :

Kencana Prenada Group, 2004) Hal. 68 22Op.cit, hal.53

 

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

24

belum dapat diterima oleh satu individu dengan individu lain atau antara suatu

kelompok dengan kelompok tertentu. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan

antara individu-individu (ciri-ciri badaniah), perbedaan unsur-unsur

kebudayaan, emosi, perubahan sosial yang terlalu cepat, perbedaan pola-pola

perilaku, dan perbedaan kepentingan.23

Perbedaan kepentingan pada konteks ini, oleh Dahrendorf dibagi

menjadi dua, yakni kepentingan manifes dan kepentingan laten. Kepentingan

manifes adalah kepentingan yang disadari oleh semua pihak, sedangkan

kepentingan laten sendiri merupakan tingkah laku potensil yang telah

ditentukan bagi seseorang karena dia menduduki peranan tertentu.24

Berbeda dengan Dahrendorf, Coser membedakan konflik ke dalam dua

tipe, yaitu konflik realistis dan non realistis. Konflik realistis memiliki sumber

yang konkret atau bersifat materiil, seperti perebutan sumber ekonomi atau

wilayah. Sedangkan konflik non realistis merupakan suatu cara menurunkan

ketegangan atau mempertegas identitas suatu kelompok dan cara ini

mewujudkan bentuk-bentuk kekejian yang sesungguhnya turun dari sumber-

sumber lain.25

Menurut Wallerstein, konflik kekerasan yang sering kali muncul dalam

proses pembangunan karena sifat dasar pembangunan yang eksploitatif.

Menurutnya pembangunan adalah mekanisme eksploitasi dari lembaga

colonial terhadap masyarakat yang tidak memiliki kekuasaan atau kalah untuk

mengelola sumber dayanya sendiri.26

Sementara itu, dalam proses terjadinya konflik Fisher menjelaskan

terdapat beberapa teori yang menyebabkan terjadinya konflik, antara lain:

“(1)Teori Hubungan Masyarakat; yang menganggap konflik disebabkan

oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan diantara

kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat. (2)Teori Negosiasi Prinsip;

yang menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak

23Wirawan. Konflik dan Manajemen Konflik: Teori. Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta:

Salemba. 2010. Humanika. Hal. 23 24Margaret M Poloma, Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada. 2003.

Hal. 36 25Muryanti, Damar Dwi Nugroho & Rokhiman, Teori Konflik & Konflik Agraria di

Pedesaan, Yogyakarta: Kreasi Wacana. 2013. Hal. 15 26Novri Susan, Pengantar Sosiologi Konflik (Jakarta: KencanaPernada Media Group,

2009), hal 160

 

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

25

selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang

mengalami konflik. (3) Teori Kebutuhan Manusia; teori ini berasumsi bahwa

konflik yang berakar dalam disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia-fisik,

mental, dan sosial yang tidak terpenuhi atau dihalangi. Keamanan, identitas,

pengakuan, partisipasi dan otonomi sering merupakan inti pembicaraan.

(4)Teori Identitas; konflik disebabkan karena identitas yang terancam, sering

berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan dimasa lalu yang tidak

terselesaikan. (5)Teori Kesalahpahaman antar Budaya; konflik disebabkan

oleh ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasi diantara berbagai budaya

yang berbeda. (6)Teori Transformasi Konflik; konflik disebabkan

olehmasalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai

masalah-masalah sosial, budaya dan ekonomi.”27

Meskipun konflik bersifat disosiatif dan sering berlangsung dengan

keras dan tajam, proses-proses konflik sering pula mempunyai akibat-akibat

yang positif bagi masyarakat.28 Konflik-konflik yang berlangsung dalam

diskusi misalnya, jelas akan unggul, sedangkan pikiran-pikiran yang kurang

terkaji secara benar akan tersisih. Positif atau tidaknya akibat konflik-konflik

memang tergantung dari persoalan yang dipertentangkan, dan tergantung pula

dari struktur sosial yang menjadi ajang berlangsungnya konflik.29

Oleh karena itu,terdapat dua dampak dari konflik terhadap masyarakat,

yaitu dampak positif dan negatif. Dampak positif dari konflik salah satunya

dapat meningkatkan solidaritas intern dan rasa in-group suatu

kelompok.30Apabila terjadi pertentangan antara kelompok-kelompok,

solidaritas antar anggota di dalam masing-masing kelompok itu akan

meningkat. Solidaritas di dalam suatu kelompok, yang pada situasi normal

sulit dikembangkan, akan langsung meningkat pesat saat terjadinya konflik

dengan pihak-pihak luar. Selain itu, adanya konflik juga akan menggugah

27Simon Fisher, Mengelola Konflik: Ketrampilan & Strategi Untuk Bertindak, Zed Book,

The British Council, 2001. Hal. 8-9 28Kusnadi, Masalah Kerja Sama, Konflik dan Kinerja, (Malang : Taroda, 2002), hal. 67 29Ibid , hal. 68 30J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2005), hal 68.

 

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

26

masyarakat yang semula pasif menjadi aktif dalam memainkan peranan

tertentu di dalam masyarakat.31

Di sisi lain, konflik dapat menghancurkan kesatuan kelompok. Jika

konflik yang tidak berhasil diselesaikan menimbulkan kekerasan atau perang,

maka sudah barang tentu kesatuan kelompok tersebut akan mengalami

kehancuran.32 Selain itu, konflik juga dapat mengubah kepribadian individu.

Artinya, di dalam suatu kelompok yang mengalami konflik, seseorang atau

sekelompok orang yang semula memiliki kepribadian pendiam atau penyabar

bisa menjadi beringas, agresif, dan mudah marah, lebih-lebih jika konflik

tersebut berujung pada kekerasan.33 Tak hanya itu, konfilik juga bisa

menghancurkan nilai-nilai dan norma sosial yang ada. Antara nilai-nilai dan

norma sosial dengan konflik terdapat hubungan yang bersifat korelasional,

artinya bisa saja terjadi konflik berdampak pada hancurnya nilai-nilai dan

norma sosial akibat ketidakpatuhan anggota masyarakat akibat dari konflik.34

Dalam bukunya The Function of Conflict, Coser mengatakan bahwa

konflik berfungsi positif ketika bisa dikelola dan diekspresikan sewajarnya.

Menurut Coser, konflik memiliki dua fungsi. Pertama, konflik sebagai suatu

hasil dari faktor-faktor lain daripada perlawanan kelompok kepentingan;

kedua, memperlihatkan konsekuensi konflik dalam stabilitas dan perubahan

sosial. Pada dimensi inilah fungsi positif konflik, bahwa konflik memiliki

fungsi terhadap sistem sosial dan menolak bahwa hanya konsensus dan

kerjasama yang memiliki fungsi terhadap integritas sosial.35

D. KonflikAgraria

31J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2005), hal 68. 32Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2011), hal 377. 33Ibid, hal 378. 34Op.cit, hal 70. 35Muryanti, Damar Dwi Nugroho & Rokhiman, Teori Konflik & Konflik Agraria di

Pedesaan, Yogyakarta: Kreasi Wacana. 2013. Hal. 15

 

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

27

Tanah, dalam sistem sosial, ekonomi, politik dianggap sebagai faktor

produksi utama. Yang membedakan dari masing-masing unsur tersebut

adalah fungsi, mekanisme pengaturan, dan cara pandang terhadap tanah itu

sendiri. Pemilikan maupun penguasaan tanah merupakan faktor penting

dalam setiap masyarakat, apapun model sistem sosial-ekonomi-politik yang

dianut didalamnya.36

Sejak dahulu, tanah sudah menimbulkan konflik atau sengketa dan

tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Menurut Wiradi, sebagai suatu gejala

sosial, konflik agraria (tanah) adalah suatu proses interaksi antara dua (atau

lebih) orang atau keompok yang masing-masing memperjuangkan

kepentingannya atas objek yang sama, yaitu tanah dan benda-benda lain yang

berkaitan dengan tanah.37

Dalam hal ini, negara merupakan salah satu faktor penting penyebab

konflik agraria, sementara solusi konflik itu sangat tergantung pula

kepadanya. Teori Marxis menyatakan bahwa konflik agraria terjadi akibat

perkembangan ekonomi kapitalis yang mengakibatkan penduduk terlempar

dari tanahnya. Konflik agraria dilihat sebagai perlawanan penduduk yang

tidak punya tanah atau yang tanahnya dirampas oleh kapitalis negara. Negara

ditempatkan sebagai instrument kapitalis.38

Teori Marxis memberikan perhatian kepada konflik antar dua kelas

yaitu, pertama konflik antar kelas pemilik atau pengontrol tanah dengan kelas

yang tidak memiliki tanah. ketertiban negara dalam konflik agraria dilihat

sebagai konsekuensi dari perkembangan ekonomi kapitalis di suatu

masyarakat di mana negara berprilaku sebagai instrumen kapitalis.39

Terkait dengan sengketa tanah, teori Marx masih relevan dalam proses

sejarah sengketa tanah di Indonesia. Secara kronologis, tanah mulai menjadi

36Afrizal, Negara dan Konflik Agraria:Studi Kasus pada Komunitas Pusat Perkebunan

Kelapa Sawit Berskala Besar di Sumatera Barat (Jurnal, Andalas, Padang: 2007). Hal.1 37Gunawan Wiradi, Reformasi Agraria Dalam Perspektif Transisi Agraris, Mimeo,

Makalah pada Seminar Agraria FSPI, 21 September 1998, Bandar Lampung, 1998. 38Mandel Ernest, Tesis – Tesis Pokok Marxisme, Yogyakarta, Resist Book, Agustus, 2006.

hal. 11 39Ibid. hal. 12-13

 

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

28

kendali dalam kekuasaan ketika dipegang oleh kalangan adat (tuan tanah)

yang dikemudian dikenal dengan feodalisme. Feodalisme dalam perangkat

yang sama diteruskan dalam kendali kolonialisme yang kadangkala keduanya

bekerja sama dan kadangkala berkonflik.Dalam hal ini, dasar kepemilikan

tanah didasarkan struktur kekuasaan.40

Konflik agraria bisa muncul karena disebabkan oleh banyak hal, akan

tetapi yang paling mengedepan akhir-akhir ini disebabkan oleh perebutan

sumber daya agraria yang dikuasai oleh masyarakat maupun yang belum

kelihatan dikuasai oleh masyarakat, tetapi sudah ada dalam penguasaan

masyarakat serta berbagai sebab lain yang melibatkan negara atau tidak.41

Akan tetapi, yang perlu digarisbawahi dari berbagai konflik agraria

yang selalu muncul yakni perlawanan dari masyarakat petani. Gerakan

perlawanan masyarakat, tampaknya sudah lama menjadi perhatian para ahli.42

Menurut Siahaan, perlawanan dan protes sosial masyarakat tani dapat

dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam, hal ini sesuai dengan apa yang

pernah dilakukan oleh para ahli, yaitu pendekatan moral ekonomi, pendekatan

historis dan pendekatan ekonomi politik.43

Dalam pendekatan moral ekonomi, kehidupan masyarakat petani

ditandai oleh hubungan moral yang melahirkan suatu oral ekonomi yang lebih

“mendahulukan selamat” (Safety Firt) dan menjauhkan diri dari garis bahaya

(danger line) etika subsistensi dan sosiologi subsistensi dikalangan

masyarakat petani merupakan suatu hal yang khas di dalam kehidupan

masyarakat petani-petani Asia. Selain itu para petani juga menganut asas

pemerataan, dengan pengertian membagikan secara sama rata apa yang

40Mandel Ernest, Tesis – Tesis Pokok Marxisme, Yogyakarta, Resist Book, Agustus, 2006.

hal. 15 41Setyo Utomo, penyelesaian sengketa agraria dan model-model penyelesaiannya,Jurnal,

Fakultas Hukum Universitas Panca Bhakti, Pontianak. Hal. 8 42Ibid 43Hotma M. Siahaan, PembangkanganTerselubungPetaniDalam Program

TebuRakyatIntensifikasi (TRI) SebagaiUpayaMempertahankanSubsistensi, DisertasiDoktor,

UNAIR, 1996.

 

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

29

terdapat di desa, karena rnereka percaya pada hak moral para masyarakat

petani untuk dapat hidup secara cukup.44

Pendekatan Historis, lebih menitikberatkan perhatiannya pada

komunitas kesejaratan yang terdapat pada suatu masyarakat. Berkaitan

dengan perlawanan masyarakat, dalam hal ini dipahami sebagai konsekuensi

terjadinya penyimpangan dan ancaman terhadap nilai, norma tradisi atau

kepercayaan yang merekamiliki.45

Sementara pendekatan ekonomi politik, lebih menitikberatkan pada

perlawanan masyarakat petani yang didasarkan pada pertimbangan individual

rasional petani terhadap perubahan yang dikalkulasikan akin merugikan dan

bahkan mengancani mereka, atau sekurang- kurangnya, perubahan ini telah

dinilai menghalang-halangi usaha yang mereka lakukan untuk meningkatkan

taraf hidup.46

Konflik agraria atau sengketa pertanahandapat dikategorikan ke dalam

konflik hukum. Pengkatagorian ini menjadi sangat penting jikapenyelesaian

yang ditempuh tidak hanya sekedar menghentikan bentrok fisik dan

meredakan keresahan sosial yang timbul dari konflik pertanahan. Dalam hal

ini, penyelesaian konflik hendaknya berimplikasi positif bagi penciptaan dan

peningkatan kemakmuran masyarakat.47

Konflik hukum melibatkan dua pihak yang berbeda pandangan

mengenai status hukum masing-masing dalam kaitannya dengan kepemilikan

atas tanah tertentu atau berbeda pandangan mengenai hal-hal berkenaan

dengan tanah. Intinya, konflik hukum menyangkut pertentangan tentang siapa

yang berhak atas sebidang tanah yang menjadi obyek konflik, pertentangan

mengenai luas atau batas atau letak tanah.

44Setyo Utomo, penyelesaian sengketa agraria dan model-model penyelesaiannya,Jurnal,

Fakultas Hukum Universitas Panca Bhakti, Pontianak. Hal. 8 45Ibid 46Ibid 47Titin Fatimah & Hengki Andora. Pola Penyelesaian Sengketa Tanah Ulayat di Sumatra

Barat. Jurnal Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang : Volume 4. Hal. 5

 

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

30

Konflik hukum dapat bersumber dari 4 (empat) sebab pokok, yaitu:48

pertama, adanya tindakan salah satu pihak yang dinilai sebagai perbuatan

melawan hukum atau melanggar hak-hak dari pihak yang lain. Perbuatan

melawan hukum yang melanggar hak-hak dari pihak lain dapat berupa

penyerobotan atau pendudukan tanah yang sudah dipunyai orang lain,

pemindahan patok tanda batas kepemilikan tanah, penyalahgunaan dokumen

surat-surat tanah atau keputusan hukum tertentu untuk mendapatkan atau

menguasai tanah, dan pemalsuan dokumen untuk memperoleh hak atas tanah

atau menguasai tanah orang lain.

Kedua, adanya keputusan Pejabat Tata Usaha Negara di bidang

pertanahan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau

melanggar dan merugikan hak-hak orang lain seperti pengesahan Berita

Acara Pengumpulan dan PemeriksaanData Fisik yang belum mengandung

kepastian hukum, penerbitan sertipikat yang data yuridisnya (subyek hak)

belum ada kepastian, dan surat keputusan pemberian dan perpanjangan hak

atas tanah yang tidak memenuhi syarat.49

Ketiga, putusan Pengadilan yang dianggap tidak adil dan merugikan

kepentingan pihak tertentu sehingga putusan tersebut bukan menyelesaikan

konflik namun justeru memacu terjadinya konflik.50

Keempat, kebijakan administrasi pertanahan yang belum terpadu dan

sektoral telah membuka peluang penggunaan dokumen tanah dari instansi

yang berbeda untuk mendapatkan penguasaan dan pemilikan tanah. Di tingkat

sektoral, ada data tanah yang dikumpulkan dan digunakan untuk kepentingan

pajak tanah, sedangkan di sisi lain terdapat data tanah yang disediakan oleh

Kelurahan/Nagari yang tetap fungsional namun kurang mendapatkan

perhatian penertibannya. Secara yuridis, data kepemilikan tanah dari instansi

48Titin Fatimah & Hengki Andora. Pola Penyelesaian Sengketa Tanah Ulayat di Sumatra

Barat. Jurnal Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang : Volume 4. Hal. 6 49Ibid 50Ibid

 

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

31

sektoral dari Kelurahan/Nagari seperti petuk, pipil atau girik masih diakui

sebagai alat bukti awal untuk mendapatkan pengakuan hak kepemilikannya.51

E. KebijakanPemerintah

Dalam perhelatan Pilpres 2014, Jokowi-JK merancang Sembilan

agenda prioritas yang kemudian dikenal publik dengan istilah Nawa Cita.52

Program Nawa Cita ini digagas untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan

menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang

ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Sehingga kemudian

dimasukkan kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

2015-2019.

Salah satu janji yang terdapat dalam Nawa Cita poin kelima adalah

mendorong adanya landreform dan kepemilikan tanah seluas Sembilan juta

hektar. Program ini memang bukan program untuk pendistribusian tanah,

namun membantu masyarakat yang sudah memiliki bukti otentik kepemilikan

tanah yang sah yaitu Sertifikat Hak Milik (SHM). Program bagi-bagi

sertifikat ini ada di bawah kendali Kementrian ATR/BPN. Nama program

resminya sendiri adalah Pendafataran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).

Pemerintah juga menggulirkan Program Tanah Objek Reforma Agraria

(TORA). Tujuan TORA adalah memberikan kepastian hukum atas

penguasaan tanah oleh masyarakat yang tinggal di dalam kawasan hutan.

Karena permasalahan utama bagi masyarakat yang tinggal dikawasan hutan

adalah soal legalitas kepemilikan tanah yang merekatempati. Walaupun

mereka lahir, besar dan sudah turun temurun tinggal disana, mereka tidak

akan bisa memiliki sertifikat hak milik (SHM) karena terganjal oleh status

kawasan.

Selain itu, TORA dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan sengketa

dan konflik dalam kawasan hutan. Hingga saat ini luas lahan yang akan

dilepaskan statusnya oleh Kementrian LHK adalah 4,1 juta hektar. Untuk

51Titin Fatimah & Hengki Andora. Pola Penyelesaian Sengketa Tanah Ulayat di Sumatra

Barat. Jurnal Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang : Volume 4. Hal. 8 52http://kpu.go.id/koleksigambar/VISI_MISI_Jokowi-JK.pdf

 

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

32

mendukung percepatan realisasi program ini dilapangan pemerintah sudah

mengeluarkan Peraturan Presiden No. 88 Tahun 2017 tentang Penyelesain

Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan (PPTKH).53

Di samping itu pemerintah juga menggulirkan Program Perhutanan

Sosial yaitu program nasional yang bertujuan untuk melakukan pemerataan

ekonomi dan mengurangi ketimpangan ekonomi melalui tiga pilar, yaitu:

lahan, kesempatan usaha dan sumber daya manusia. Perhutanan Sosial

memberikan akses legal kepada masyarakat yang ada disekitar kawasan hutan

untuk bisa mengelola kawasan hutan negara. Luasan areal perhutanan sosial

yang menjadi target KLHK adalah 12,7 juta hektar. Dalam perjalanannya

sampai dengan tahun 2017, menurut data dari BPN pemerintah sudah berhasil

menyelesaikan legalisasi aset tanah transmigrasi sebanyak 20.252 bidang,

legalisasi aset 6. 207. 818 bidang, dan redistribusi tanah sebanyak 262. 189

bidang.

MIFEE

Belum lama ini Pemerintah Indonesia telah menandatangani Nota

Kesepahaman (MoU) Kerjasama Perdagangan bersama pemerintah

Australia Bagian Utara untuk pengembangan agrobisnis di Papua. Hasil

produk agribisnis tersebut seperti, sayuran, buah-buahan, beras, jagung, dan

lain-lain akan dipasok ke Freeport sebagai perusahaan nasional yang

memegang peranan penting perputaran roda perekonomian Papua.

Rencana kerjasama investasi lain yang menimbulkan gelisahan dan

penolakan dari rakyat Papua sendiri adalah proyek Merauke Integrated Food

and Energy Estate (MIFEE). Proyek ini telah dicanangkan secara resmi oleh

Bupati Merauke, John Gluba Gebze pada perayaan HUT kota Merauke ke

108 tanggal 12 Februari 2010. MIFEE merupakan pengembangan produksi

pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pangan, perkebunan,

peternakan dan perikanan. Pemerintah melibatkan 32 investor yang bergerak

di bidang perkebunan, pertanian tanaman pangan, perikanan darat,

53Mutanza, 2014, Mifee dan Perempuan Adat Malind, Sajgoyo Institute, no 2 tahun 2014,

diakses : http://www.sajogyo-

institute.or.id/files/WP%20Sajogyo%2)Institute%20No.%202,%202014.pdf

 

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

33

peternakan, konstruksi, dan industri pengolahan kayu. Di antara investor

tersebut adalah Medco, PT Bangun Tjipta Sarana, Artha Graha, Come-

Xindo Internasional, Digul Agro Lestari, Buana Agro Tama, Wolo Agro

Makmur, dan investor asal Arab Saudi dari Binladen Group yang akan taruh

modal sebesar 4,37 miliar US dollar. Bahkan dikabarkan Raja Arab Saudi

Abdullah bin Abdul Azis akan berkunjung untuk melihat proyek MIFEE.54

Para investor tersebut diajak untuk mengelola lahan seluas 1.282.833 ha

yang berdasarkan rekomendasi Badan Penataan Ruang Nasional (BKPRN)

layak dikembangkan menjadi kawasan pertanian pangan dan bahan bakar

hayati dalam skala luas.

Pemerintah memiliki mimpi bila proyek MIFEE berjalan dengan

baik maka pada tahun 2030, Indonesia akan mempunyai tambahan cadangan

pangan seperti, beras 1,95 juta ton, jagung 2,02 juta ton, kedelai 167.000

ton, ternak sapi 64.000 ekor, gula 2,5 juta ton, dan CPO 937.000 ton per

tahun. Sedangkan keuntungan yang diperoleh daerah adalah PDRB per

kapita Merauke terdongkrak menjadi 124,2 juta per tahun pada tahun 2030.

Devisa negara juga bisa dihemat hingga Rp. 4,7 triliun melalui pengurangan

impor pangan.55

Dalam rangka mendukung proyek MIFEE, pemerintah membuat

payung hukum agar proyek tersebut dapat berjalan, produk hukum tersebut

di antaranya, Undang-Undang (UU) Nomor 27tahun 2007 tentang

Penanaman Modal, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 40 tahun 1996

tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah,

Peraturan Pemerintah (PP) 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional

(RTRWN), Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 2008 tentang Jenis

dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak dari penggunaan

54Sabiq Carbesth dan Syaiful Bahari, 2012, MERAUKE INTEGRATED FOOD AND

ENERGY ESTATE (MIFEE) Berkah atau Bencana Bagi Rakyat Papua? , vol 3, diakses :

http://binadesa.org/wp-content/uploads/2013/08/MIFEE-Berkah-atau-Bencana-bagi-Rakyat-

Papua.pdf 55Awasmifee.org, 2013, An Agribusiness Attack in West Papua: Unravelling the Merauke

Integrated Food and Energy Estate, vol 3, diakses :

http://awasmifee.potager.org/uploads/2012/03/mifee_en.pdf

 

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

34

Kawasan Hutan untuk Kepentingan di Luar Kegiatan Kehutanan, Peraturan

Pemerintah (PP) No 24/2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan,

Peraturan Pemerintah (PP) No 10/2010 tentang Tata Cara Perubahan

Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan, Inpres No.5 tahun 2008 tentang

Fokus Program Ekonomi tahun 2008-2009 dan Raperda Kabupaten

Merauke Tahun 2009 Tentang Merauke Integrated Food and Energy Estate.

F. AnalisisNaratif

1. Pengertian Naratif

Teori naratif atau narasi adalah sebuah teori yang mencoba

memahami perangkat dan konvensi yang mengatur tentang sebuah cerita.

Cerita tersebut bisa cerita yang berbentuk fiksi atau fakta yang sudah

disusun secara berurutan. Hal ini memungkinkan khalayak untuk ikut

terlibat dan masuk ke dalam cerita tersebut.56

Analisis narasi berfokus pada struktur formal, namun tetap dalam

perspektif narasi. Dalam analisis narasi, teks dipandang sebagai sebuah

jalinan kisah(stories). Pesan yang sudah digarap kemudian dihadirkan atau

diedit dalam versisekuel suatu peristiwa, yang mana elemen-elemennya

digambarkan dan diberi karakter menurut struktur yang dipakainya.

Prosedur analisis ini memfokuskan pada rekonstruksi dan deskripsi dari

struktur narasi yang menjadi dasar dari pelaku, pilihan, kesulitan dan

peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam diri sang tokoh.57

Secara umum, analisis narasi mengharuskan kita mengungkapkan

struktur benda-benda kultural. Menaruh perhatian terhadap analisis narasi

menandakan bahwa kita tidak “terseret” oleh sebuah kisah yang kita teliti,

tapi tidak menolak untuk memercayai kisah tersebut. Kita mencoba

56Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, 3rd ed (London: Routledge,

2003), Hal.32.

57Barie Gunter, Media Research Method (London: Sage Publication, 2000), Hal. 90.

 

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

35

menginterupsi sebuah kisah guna menganalisis dan menyelidiki kisah

tersebut.58

Seperti kebanyakan pendekatan semiotik, analisis narasi mencoba

untuk memisahkan teks dari konteksnya.59Pengertian yang menarik

mengenai definisi narasi dikemukakan oleh Baringan, menurutnya ini

merupakan cara mengelola data spasial dan temporal menjadi penyebab

dan menimbulkan efek keterkaitannya sebuah peristiwa antara awal,

tengah dan akhir cerita yang kemudian menimbulkan penilaian tentang

sifat dari kejadian tersebut.60 Segala hal yang terjadi pasti disebabkan oleh

sesuatu dan terikat satu sama lain oleh hukum sebab akibat. Dalam sebuah

film cerita sebuah kejadian pasti disebabkan oleh kejadian sebelumnya.

Misalnya, pada shot A tampak seorang bocah sedang menendang

bola dan shot B memperlihatkan kaca jendela yang pecah. Shot B terjadi

karena shot A. Penonton akan mudah memahaminya karena adanya

hubungan sebab akibat. Penonton secara sadar juga mengetahui jika lokasi

dua peristiwa tersebut berdekatan dan terjadi dalam waktu yang singkat.

Namun jika urutannya dibalik menjadi shot B lalu shot A. Penonton akan

sulit memahami karena tidak ada hubungan logika anatara kaca yang

pecah dengan seorang bocah yang menendang bola.61

2. Pola Struktur Naratif

Pola struktur naratif dalam film secara umum dibagi menjadi tiga

tahapan yakni, permulaan, pertengahan, serta penutupan. Tahap

pembukaan biasanya hanya memiliki panjang cerita seperempat durasi

filmnya. Tahap pertengahan adalah yang paling lama dan biasanya

panjangnya lebih dari separuh dari durasi film.62

58Jane Stokes, How to Do Media and Cultural Studies: Panduan untuk

MelaksanakanPenelitian dalam Kajian Media dan Budaya (Yogyakarta: Bentang, 2006), Hal.73.

59Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, Hal. 32. 60Ibid, Hal. 33.

61 Himawan Pratista, Memahami film,(Yogyakarta, Homerian Pustaka, 2008), h.33-34. 62 Ibid, h. 45.

 

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

36

a. Tahap Permulaan

Tahap permulaan atau pendahuluan adalah titik paling kritis

dalam sebuah cerita film karena dari sinilah segalanya bermula. Pada

titik inilah ditentukan aturan permainan cerita film. Pada tahap ini

biasanya telah ditetapkan pelaku utama dan pendukung.

Permulaan Pertengahan Penutupan

Aspek ruang dan

Waktu

Konflik Konfrontasi

Akhir

Para pelaku Konfrontasi Resolusi

Masalah Pengembangan

masalah

Tujuan

b. Tahap Pertengahan

Tahap pertengahan sebagaian besar berisi usaha dari tokoh

utama atau protagonis untuk menyelesaikan solusi dari masalah yang

telah ditentukan pada tahap permulaan. Pada tahap inilah alur cerita

mulai berubah arah dan biasanya disebabkan oleh aksi di luar

perkiraan yang dilakukan oleh karakter utama dan pendukung.

Tindakan inilah yang nantinya memicu munculnya konflik. Konflik

sering kali berisi konfrontasi (fisik) antara protagonis dengan

antagonis. Pada tahap ini juga umumnya karakter utama tidak mampu

begitu saja menyelesaikan masalahnya karena terdapat elemen-elemen

kejutan yang membuat masalah menjadi lebih sulit atau kompleks dari

sebelumnya. Pada tahap ini tempo cerita semakin meningkat hingga

klimaks cerita.

c. Tahap Penutupan

Puncak dari konflik atau konfrontasi akhir, pada titik inilah

cerita film mencapai pada titik ketegangan tertinggi. Setelah konflik

berakhir maka tercapailah penyelesaian masalah, kesimpulan cerita,

atau resolusi. Mulai titik inilah tempo cerita makin menurun hingga

akhir cerita film berakhir. Ketiga tahapan tersebut tidak harus saling

 

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

37

terikat aturan-aturan diatas, cerita dapat berkembang dan berubah

sesuai dengan tuntutan naratif atau campur tangan sineas.63

3. Urutan Waktu

Urutan waktu menunjuk pada pola berjalannya waktu cerita

sebuah film. Urutan waktu cerita secara umum dibagi menjadi dua

macam pola yakni, linear dan nonlinear.

a. Pola Linear

Plot film sebagian besar dituturkan dengan pola linear dimana

waktu berjalan sesuai urutan aksi peristiwa tanpa adanya interupsi

waktu yang signifikan. Penuturan cerita secara linier memudahkan

kita untuk melihat hubungan kasualitas jalinan satu peristiwa

dengan peristiwa lainnya. Jika urutan waktu cerita dianggap sebagai

A-B-C-D-E maka urutan waktu plotnya juga sama, yakni A-B-C-D-

E. Jika misalnya cerita film berlangsung selama sehari, maka

penuturan kisahnya disajikan secara urutan dari pagi, siang, sore

hingga malam harinya.

b. Pola Nonlinear

Nonlinear adalah pola urutan waktu plot yang jarang digunakan

dalam film cerita. Pola ini memanipulasi urutan waktu kejadian

dengan mengubah urutan plotnya sehingga membuat hubungan

kausalitas menjadi tidak jelas. Pola nonlinear cenderung

menyulitkan penonton untuk bisa mengikuti alur cerita filmnya.

Jika urutan waktu cerita dianggap A-B-C-D-E maka urutan waktu

plotnya dapat C-D-E-A-B atau D-B-C-A-E atau lainnya. jika cerita

film berlangsung selama sehari, maka penuturan kisahnya disajikan

secara tidak urut, misalkan malam, pagi, sore dan siang. Tentu saja

pola seperti ini akan menyulitkan penonton untuk memahami

ceritanya.64

63 Himawan Pratista, Memahami film, (Yogyakarta, Homerian Pustaka, 2008), h. 45-46 64Ibid, h. 37

 

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

38

Ada beberapa tokoh yang mengkaji mengenai ini seperti

Vladimir Propp, Tzevan Todorov, Joseph Campbell, serta Levi-Strauss.

Mereka menganalisis dengan berbagai objek seperti mitos, novel dan

dongeng untuk menjelaskan bagaimana narasi membentuk nilai-nilai

budaya tertentu yang sesuai.

a. Joseph Campbell

Joseph Campbell adalah Seorang penulis Amerika,

pemikirannya mengenai analisis narasi dipengaruhi oleh Carl G.

Jung. Mengenai teori narasi Campbell berpendapat, bahwa mitos

dan simbol-simbol tertentu merupakan 'pola dasar' yang telah

menjadi pusat keberadaan manusia.65

Joseph Campbell sebagaimana dikutip oleh Kevin O‟Donnell

mengatakan bahwa ada empat manfaat mitos bagi manusia.

“Pertama, mitos berfungsi untuk menghubungkan nurani kita yang

sadar dengan keluasan dan misteri kosmos/alam semesta. Dengan

mitos manusia mengekspresikan perasaan kagum yang tak

tergambarkan.Kedua, mitos memiliki fungsi intepretatif

(menafsirkan). Dengan mitos, manusia berusaha memahami,

mengharmonisasikan, dan mensistematiskan alam dan

gejalanya.Ketiga, mitos memiliki fungsi etis, yaitu mempertahankan

peraturan sosial dan tempat seseorang dalam kelompok. Dan

terakhir, mitos memiliki fungsi yang berkaitan dengan pertumbuhan

pribadi dan individuasi, “Pemusatan dan pemekaran individu ke

dalam kesatuan utuh/integritas,” sesuai dengan diri sendiri,

komunitas, alam semesta, dan ilahi. Mitos berusaha menempatkan

kita ke dalam alam semesta dan ke dalam diri kita sendiri.”66

Oleh karenanya, analisis narasi yang digunakan oleh

Campbell sangat memfokuskan pada simbol-simbol yang

dimunculkan pada suatu kisah untuk mengetahui esensi tentang

65Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, Hal. 33.

66Kevin O’Donnell, Sejarah Ide-Ide (Yogyakarta: Kanisius, 2009), Hal. 20-25.

 

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

39

keberadaan tokoh dalam cerita tersebut. Biasanya teori Campbell

lebih cocok digunakan untuk film horor atau misteri.

b. Tzvetan Todorov

Tzvetan Todorov menekankan analisisnya pada keseimbangan

sebuah cerita. Menurutnya, dalam sebuah cerita akan ditemukan hal-

hal yang berpotensi menimbulkan pertentangan dan mengganggu

keseimbangan cerita. Namun, hal tersebut akan membawa kita

kepada cerita selanjutnya dengan keseimbangan baru yang berbeda

atau tetap dengan keseimbangan seperti sebelumnya.67

Seperti dijelaskan, bahwa untuk mencapai ke cerita selanjutnya

Todorov beranggapan ada sebuah konflik yang akan mengantarkan

audiens untuk bisa menikmati alur dalam sebuah cerita. Dalam hal

ini, cerita berarti sebuah bagian-bagian yang di dalamnya terdapat

konflik yang cukup kompleks untuk dapat mengalir hingga akhir.68

c. Vladimir Propp

Proop mendaraskan analisisnya pada fungsi pelaku. Ia

menjelaskan bahwa suatu fungsi dipahami sebagai tindakan seorang

tokoh yang dibatasi dari maknanya demi berlangsungnya suatu

tindakan. Propp menyadari bahwa suatu cerita pada dasarnya

memiliki konstruksi. Konstruksi itu terdiri atas motif-motif yang

terbagi dalam tiga unsur, yaitu pelaku, perbuatan, dan penderita.

Teori Propp diilhami oleh strukturalisme dalam ilmu bahasa

(linguistik) sebagaimana dikembangkan oleh Saussure.69

Propp membagi tokoh menjadi delapan, yaitu:

• The hero (tokoh pahlawan yang ditonjolkan untuk selalu benar).

• The villain (adalah musuh yang selalu bertikai dengan pahlawan).

• The donor (seorang yang memberikan senjata kepada pahlawan).

67Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, Hal. 36.

68Ibid.

69Ibid, Hal. 33.

 

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

40

• The dispatcher (seseorang yang muncul untuk memberikan

petunjukkepada pahlawan).

• The false hero (tokoh yang diawal diasumsikan menjadi

seorangpahlawan).

• The helper (tokoh yang memberikan dukungan kepada pahlawan).

• The princess (tokoh yang biasanya yang dimunculkan untuk

menjadipendamping pahlawan sebagai penghargaan dan biasanya

seorang puteri membutuhkan pahlawan untuk menjaganya dari

kejahatan musuh).

• Her father (seorang raja yang bisanya mempunyai anak seorang

puteri).70

70Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, Hal. 34.

 

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

41

BAB III

GAMBARAN UMUM WATCHDOC, DAN SUKU MARIND ORANG

MAHUZES

A. Watchdoc

1. Profil Watchdoc

Watchdoc adalah rumah produksi dokumenter audio visual yang

didirikan oleh dua orang pegiat media, yaitu Andhy Panca Kurniawan dan

Dandhy Dwi Laksono sejak tahun 2009.1

Aandhy Panca Kurniawan merupakan adalah Pemimpin Redaksi

Voice of Human Rights (VHR) News Centre –sebuah media alternatif yang

bergerak dibidang sindikasi berita Hak Asasi Manusia (HAM) berupa

Website, jaringan radio dan penerbitan buku. Selain itu, pada 2005 hingga

2007 Panca menjadi pemimpin redaksi Saluran Informasi Akar Rumput

(SIAR) dan menjadi salah satu pendiri media perdamaian di Maluku, yang

diberi nama Bakubae Media. Hingga kini Panca menjadi pelatih untuk isu-

isu pembangunan media alternatif di Indonesia.

Sementara itu, Dandhy Dwi Laksono merupakan seorang jurnalis

yang pada 2008 lalu mendapat sekaligus tiga penghargaan dari tiga karya

yang berbeda saat memimpin tim redaksi di RCTI.

Sebelumnya,Dandhy pernah juga menjadi pemimpin redaksi situs

dan majalah Acehkita.com, produser di SCTV dan hingga kini menjadi

pelatih jurnalistik audiovisual di berbagai tempat.

Pada dasarnya, berdirinya Watchdoc sebagai rumah produksi

dokumenter adalah sikap ketidakpuasan kedua pendiri Watchdoc atas

kegiatan jurnalistik yang berkembang di Indonesia. Menurut Dandhy,2

media – khususnya di Indonesia – saat ini sudah dikuasai oleh kekuatan

bisnis sehingga sulit bagi dirinya untuk menggantungkan harapan yang

tinggi pada media massa di Indonesia untuk sebuah perubahan yang lebih

baik.

1Data diambil dari media profile Watchdoc pada 2 September 2018 2Artikel, watchdoc mengimbangi hiburan dengan pengetahuan lewat dokumenter. 2014.

poster.co.id

 

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

42

Karya-karya Watchdoc merupakan bentuk kritik Dandhy Dwi

Laksono dan Andhy Panca Kurniawan terhadap “keberisikan” program-

program stasiun TV Indonesia seperti reality show, sinetron, serta

infotainmen yang membosankan, tidak bermutu, dan lebih banyak

menyajikan konten negatif.

Pada akhirnya, Dandhy menganggap jurnalisme yang ada saat ini

merupakan jurnalisme infotaiment. Menurutnya, jurnalisme jenis ini tak

hanya berlaku pada pemberitaan tentang selebritas melainkan sudah

menjalar kepada setiap jenis pemberitaan seperti korupsi dan politik.

Melalui tayangan yang menawarkan wawasan, pembelajaran, dan

inspirasi, mereka tidak takut melawan kebudayaan para stasiun TV di

Indonesia yang selalu mengejar rating dan share.

“Saya dan Panca punya latar belakang yang agak berbeda,

walaupun sama-sama berasal dari industri media. Panca dari media

alternatif, sedangkan saya dari media industri. Kami punya keresahan

yang sama bahwa tayangan televisi dari 11 stasiun televisi nasional di

Indonesia relatif monoton. Isinya hanya sinetron, infotainmen, serta

talkshow politik yang membosankan dan tidak mencerdaskan. Sedangkan,

ada program berita informatif yang ditayangkan pada pukul dua dini

hari—berarti di Jayapura jam 4 pagi. Bagaimana penonton Indonesia

bisa mendapat informasi yang baik jika (tayangan tersebut) ditaruh saat

jam orang orang tidur?”3

Dandhy menjelaskan, atas dasar cover both sides wartawan selalu

mencari narasumber sesuai kapasitasnya. Namun, pada dasarnya

pertanyaan yang sudah di konstruksi oleh sang wartawan membuat berita

akan mengarah kepada keinginan wartawan atau media sendiri.

Kekhawatiran itulah yang kemudian membuat Watchdoc berdiri. Tanpa

adanya intervensi dari pihak luar mereka bebas mendokumentasikan isu

sosial, ekonomi hingga politik tanpa harus dibatasi waktu yang sedikit.

Selain itu, subjektivitas dalam film dokumeter menurutnya tidak selalu

mengkambing hitamkan kaidah jurnalistik.

3Artikel, watchdoc mengimbangi hiburan dengan pengetahuan lewat dokumenter. 2014.

poster.co.id

 

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

43

2. Nilai, Visi, dan Misi Watchdoc

a. Nilai-Nilai Dasar Wathcdoc

Watchdoc adalah rumah produksi audio visual yang

mengedepankan kerja keras dan belajar terus menerus sebagai

landasannya, agar dapat menghasilkan karya yang maksimal dan

bermanfaat bagi banyak orang. Dalam melakukan kerja-kerjanya

watchdoc tidak bekerja sama dengan kelompok anti demokrasi dan

menjunjung tinggi prinsip-prinsip anti korupsi (amplop), anti

kekerasan, menghargai perbedaan serta menerapkana firmatif action

bagi perempuan dan kelompok minoritas.

b. Visi

Lahirnya industri kreatif yang mampu bersaing dalam

meproduksi tayangan-tayangan audio visual yang cerdas, mendidik

dan mengadvokasi kepentingan masyarakat indonesia pada khususnya

dan internasional pada umumnya.

c. Misi

• Membangun redaksi yang kuat dan mampu menghasilkan produk-

produk audio visual yang baik.

• Bekerja sama dengan sebanyak-banyaknya media massa baik di

dalam negeri maupun internasional.

• Menjadi jembatan/sahabat bagi perusahaan, komunitas, organisasi

dan entitas lainnya dalam mewujudkan misi mereka.

• Membangun perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial,

ekonomi, budaya dan nilai-nilai kesejarahan.

3. Karya-karya Wacthdoc

Berikut ini merupakan karya-karya Watchdoc :

a. Dokumenter Hak Asasi Manusia

• Biografi Munir – Kiri Hijau Kanan Merah.

• Dokumenter Kongres Pejuang HAM (Dian jadi Bara).

• Kontras –Kekerasan di Aceh

 

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

44

b. Dokumenter Sosial

• Lini Massa – Gerakan Sosial Media di Indonesia.

• Lini Massa 2 – Gerakan Sosial Media di Indonesia.

• Lini Massa 3 – Gerakan Sosial Media di Indonesia

• Baret Coklat – Upaya Reformasi Satpol PP.

c. Dokumenter Lingkungan

• Kaki Langit Ullu Massen – Konservasi ekosistem berbasis adat di

Aceh.

• Keurajeun Mukim – Menghidupkan kembali struktur adat mukim

untuk kehidupan sosial dan lingkungan hidup.

• Zamrud Khatulistiwa – Cerita tentang perjalanan keliling Indonesia

oleh 2 wartawan senior, Farid Gaban dan Akhmad Yunus.

• WWF – Ekspedisi Saireri KM Gurano Bintang.

d. Dokumenter Sejarah

• “Mereka Kini” - 13 Episode, Cerita tentang profil pelaku sejarah dan

apa kabar mereka hari ini – ditayangkan di Kompas TV (masih

berlangsung – diputar ulang).

• “Bab Yang Hilang” – 13 Episode, Cerita tentang kasus-kasus yang

sengaja ditutupi/bias pemahaman di masyarakat. – ditayangkan di

Kompas TV (masih berlangsung – diputar ulang).

• “Bab Yang Hilang 2”-13 Episode, Sebuah program dokumenter yang

mengangkat mengenai Sejarah Indonesia yang jarang dipublikasikan.

• “Memoar” – 13 episode, cerita tentang profil pelaku sejarah yang

sudah meninggal dunia – ditayangkan di Kompas TV.

• “Jalan Pedang”– 11 episode, Sebuah program dokumenter sejarah

yang mengangkat pemberontakan di Indonesia dari Aceh sampai

Papua.

• “Cerita Indonesia”– 13 episode, Sebuah program yang membahas

tentang perjalanan karir dari seorang seniman Indonesia.

 

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

45

• “Jalan Soeharto” – 15 episode, Sebuah program dokumenter sejarah

yang secara khusus membahas tentang perjalanan seorang presiden

Soeharto yang selama 32 tahun menjabat sebagai pemimpin

Indonesia.

e. Dokumenter Jurnalistik

Satu paket video dokumenter semi tutorial yang berisi 5 tema

jurnalisme investigasi - kerjasama dengan LSPP.

• Sejarah Jurnalisme Investigasi di Indonesia.

• Profil Junalis Investigasi.

• Perencanaan Peliputan Investigasi.

• Metode Investigasi.

• Etika dan Hukum dalam Peliputan Investigasi.

f. Dokumenter Bisnis

• “Market Story”–13 episode, sebuah program dokumenter yang

memuat tentang potret pasar-pasar tradisional sebagai sebuah

ekosistem ekonomi dipenjuru Nusantara.

• “Urban Business” – 13 episode, sebuah program dokumenter yang

membahas tentang bisnis urban, wirausaha ,ekonomi kreatif di

Jakarta dan sekitarnya.

• “Klasik” – 13 episode, sebuah program dokumenter yang khusus

mengupas tentang barang atau jasa yang telah ada sejak puluhan

tahun yang lalu, namun masih bertahan hingga saat ini.

g. Company Profile

• Arsip Nasional Republik Indonesia.

• Boehringer Ingelheim.

• Diorama Arsip Nasional.

• JAS – Japan Airline Service.

• PT. Kaltim Pasifik Amoniak.

• Mitrabara

• ICTWatch

 

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

46

h. Iklan Layanan Masyarakat

• Iklan Layanan Masyarakat soal Peran Perempuan - Arsip Nasional

Republik Indonesia (ANRI) memperingati “Hari Ibu.”

• Iklan Diorama Arsip Nasional – layanan baru di Gedung Arsip

Nasional yang berupa replika sejarah perjalanan bangsa.

i. 13 (tiga belas) Episode talkshow dengan variasi sisipan mini feature di

Q TV dengan nama “Speak Out!.”

Talkshow yang berjumlah 13 episode ini mengangkat tema-tema

seputarHak Asasi Manusia (HAM) yang dekat dengan kehidupan

masyarakat luas seperti, pendidikan, kesehatan, perumahan, dll.

Talkshow dikemas dengan renyah dan hangat, dalam setiap episode

disisipi paket mini feature berdurasi 2 menit sebanyak dua kali dan

ditambah klip suara-suara masyarakat terkait harapan mereka. Talkshow

dipandu oleh Direktur LBH Jakarta, Asfinawati.

j. DPD RI

Film Dokumenter tentang perbatasan di Indonesia yang berjudul

“Dibatas Merah Putih” sebanyak 3 episode – Kalimantan Timur,

Kalimantan Barat, Papua.

k. Dokumenter Jurnalistik

Satu paket video dokumenter semi tutorial yang berisi 3 tema

jurnalisme investigasi – kerjasama dengan LSPP.

• Pentingnya Anggaran Publik.

• Mekanisme dan Prosedur Penganggaran.

• Titik-Titik Rawan Korupsi Proses Penganggaran Dalam.

l. World Bank

• Pembuatan Video Dokumenter PEACH.

m. International Organization For Migration ( IOM)

• Pembuatan Film Dokumenter Kasus Human Trafficking.

n. International Labour Organization (ILO)

• PembuatanVideo Dokumenter HIV/AIDS.

 

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

47

o. TIFA Foundation

• PembuatanVideo Dokumenter Kisah Sukses Paralegal

p. Pamflet

Pembuatan 2 Video Dokumenter sebagai media pembelajaran

Hak Asasi Manusia di Sekolah.

• Video Dokumenter “Rawagede” – SMAAl Azhar Kemang Pratama,

Bekasi.

• Video Dokumenter “Sejarah Depok” – SMAN 5 Depok

B. Suku Marind

1. Papua

Papua adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah utara Australia

dan merupakan bagian dari wilayah timur Indonesia. Sebagian besar

daratan Papua masih berupa hutan belantara. Papua merupakan pulau

terbesar kedua di dunia setelah Greenland. Sekitar 47% wilayah pulau

Papua merupakan bagian dari Indonesia, yaitu yang dikenal sebagai

Netherland New Guinea, Irian Barat, West Irian, serta Irian Jaya, dan

akhir-akhir ini dikenal sebagai Papua. Sebagian lainnya dari wilayah pulau

ini adalah wilayah negara Papua New Guinea (Papua Nugini), yaitu bekas

koloni Inggris. Populasi penduduk di antara kedua negara sebetulnya

memiliki kekerabatan etnis, tetapi kemudian dipisahkan oleh sebuah garis

perbatasan.

Papua memiliki luas area sekitar 421.981 kilometer persegi dengan

jumlah populasi penduduk hanya sekitar 2,3 juta. Lebih dari 71% wilayah

Papua merupakan hamparan hutan hujan tropis yang sulit ditembus karena

terdiri atas lembah-lembah yang curam dan pegunungan tinggi, dan

sebagian dari pegunungan tersebut diliputi oleh salju. Perbatasan antara

Indonesia dengan Papua Nugini ditandai dengan 141 garis Bujur

Timur yang memotong pulau Papua dari utara ke selatan.

 

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

48

Papua sendiri menggambarkan sejarah masa lalu Indonesia, karena

tercatat bahwa selama abad ke-18 Masehi, para penguasa dari

kerajaan Sriwijaya, yang berpusat di wilayah yang sekarang dikenal

sebagai Palembang, Sumatera Selatan, mengirimkan persembahan

kepada kerajaan Tiongkok. Di dalam persembahan itu terdapat beberapa

ekor burung Cenderawasih, yang dipercaya sebagai burung dari taman

surga yang merupakan hewan asli dari Papua, yang pada waktu itu dikenal

sebagai ‘Janggi’.

Dalam catatan yang tertulis di dalam kitab Nagarakretagama,

Papua juga termasuk kedalam wilayah kerajaan Majapahit (1293–1520).

Selain tertulis dalam kitab yang merupakan himpunan sejarah yang dibuat

oleh pemerintahan Kerajaan Majapahit tersebut, masuknya Papua kedalam

wilayah kekuasaan Majapahit juga tercantum di dalam kitab Prapanca

yang disusun pada tahun 1365.

Walaupun terdapat kontroversi seputar catatan sejarah tersebut, hal

itu menegaskan bahwa Papua adalah sebagai bagian yang tidak terlepas

dari jaringan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara yang berada di bawah

kontrol kekuasaan kerajaan Majapahit.

Selama berabad-abad dalam paruh pertama milenium kedua, telah

terjalin hubungan yang intensif antara Papua dengan pulau-pulau lainnya

di Indonesia, yang hubungan tersebut bukan hanya sekadar kontak

perdagangan yang bersifat sporadis antara penduduk Papua dengan orang-

orang yang berasal dari pulau-pulau terdekat.

Selama kurun waktu tersebut, orang-orang dari pulau terdekat yang

kemudian datang dan menjadi bagian dari Indonesia yang modern,

menyatukan berbagai keragaman yang terserak di dalam kawasan Papua.

Hal ini tentunya membutuhkan interaksi yang cukup intens dan waktu

yang tidak sebentar agar para penduduk di Papua bisa belajar bahasa

Melayu sebagai bahasa pengantar, apalagi mengingat keanekaragaman

bahasa yang mereka miliki. Pada tahun 1963, dari sekitar 700.000 populasi

 

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

49

penduduk yang ada, 500.000 di antara mereka berbicara dalam 200 macam

bahasa yang berbeda dan tidak dipahami antara satu dengan yang lainnya.

Beragamnya bahasa di antara sedikitnya populasi penduduk

tersebut diakibatkan oleh terbentuknya kelompok-kelompok yang diisolasi

oleh perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya selama berabad-abad

karena kepadatan hutan dan juga jurang yang curam yang sulit untuk

dilalui yang memisahkan mereka. Oleh karena itu, sekarang ini ada 234

bahasa pengantar di Papua, dua dari bahasa kedua tanpa pembicara asli.

Banyak dari bahasa ini hanya digunakan oleh 50 penutur atau kurang.

Beberapa golongan kecil sudah punah, seperti Tandia, yang hanya

digunakan oleh dua pembicara dan Mapia yang hanya digunakan oleh satu

pembicara.

Sekarang ini bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa

Indonesia, yang menjadi bahasa pengantar yang diajarkan di sekolah-

sekolah dan merupakan bahasa di dalam melakukan berbagai transaksi.

Bahasa Indonesia sendiri berasal dari bahasa melayu, versi pasar.

Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Indonesia di Pulau

Papua. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda, wilayah ini

dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch

New Guinea). Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan

Republik Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak

tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya

oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport,

nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.

UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua

mengamanatkan nama provinsi ini untuk diganti menjadi Papua. Pada

tahun 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah

dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah

Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian

baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian

 

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

50

menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi

Papua pada saat ini.

Nama Papua Barat (West Papua) masih sering digunakan

oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), suatu gerakan separatis yang ingin

memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri.

Di papua terdiri dari 29 kabupaten yakni : Kabupaten Asmat,

Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Deiyai,

Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Jayapura,

Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Keerom, Kabupaten Kepulauan Yapen,

Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten

Mamberamo Tengah, Kabupaten Mappi, Kabupaten Merauke, Kabupaten

Mimike, Kabupaten Nabire, Kabupaten Nduga, Kabupaten Paniai,

Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Puncak, Kabupaten Puncak

Jaya, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Supiori, Kabupaten Tolikara,

Kabupaten Waropen, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Yalimo,

Kabupaten Jayapura.

Jika dilihat dari karakteristik budaya, mata pencaharian dan pola

kehidupannya, penduduk asli Papua itu dapat dibagi dalam dua kelompok

besar, yaitu Papua pegunungan atau pedalaman, dataran tinggi dan Papua

dataran rendah dan pesisir. Pola kepercayaan agama tradisional

masyarakat Papua menyatu dan menyerap ke segala aspek kehidupan,

mereka memiliki suatu pandangan dunia yang integral yang erat kaitannya

satu sama lain antar dunia yang material dan spiritual, yang sekuler dan

sakral dan keduanya berfungsi bersama-sama.Kelompok suku asli di

Papua terdiri dari 25 suku, dengan bahasa yang masing-masing berbeda.

Merauke

Kabupaten Merauke merupakan Kabupaten Paling Timur di

Wilayah Negara Indonesia dan berbatasan langsung dengan Negara

tetangga yaitu Papua New Guine dibagian Timur dan Australia di Bagian

Selatan dengan luas wilayah 45.071 Km2atau hampir sama dengan luas

Pulau Jawa, terletak pada 137’- 141’ BT dan 5’ – 9’ LS. Iklim tropis

 

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

51

dengan musim hujan dan kemarau ada batasan yang jelas, musim hujan

antara bulan Nopember s/d April dan Musim Kemarau terjadi pada bulan

Mei s/d Oktober tetapi dengan perubahan iklim saat ini terjadi musim

pancaroba yang bergeser tetapi tidak terlalu signifikan dengan batasan

musim tersebut diatas dengan kelembaban Udara relatif tinggi mencapai

81,2% dan curah hujan menunjukan angka 1.963,0 mm dan hari hujan rata

rata 164 hari

Kondisi geografis Kabupaten Merauke yang sangat luas terdiri dari

dataran rendah yang relatif datar hanya pada bagian tertentu yang ada

perbukitan tetapi ketinggiannya tidak lebih dari 100 meter diatas

permukaan air laut. Dengan suhu berkisar antara 25 s/d 32 ‘ celsius tetapi

pada saat bulan agustus terpengaruh dengan hawa dingin australia

sehingga mencapai 19 ‘C. Selain itu terbentang alur sungai yang luas dan

panjang yang membatasi antara wilayah pemerintahan dan adat antara lain:

Sungai Mboraka, Sungai Bian, Sungai Kumbe dan Sungai Maro serta selat

Mariana yang menghubungkan Pulau Papua dan Pulau Kimaam (Yos

Sudarso), yang tentunya dibutuhkan berbagai upaya pembangunan sarana

transportasi berupa kendaraan air dan sedapat mungkin dibangun jembatan

penghubung sehingga mempermudah dan memperpendek jarak tempuh

dari kampung/desa ke ibukota distrik dan dari ibukota distrik ke ibukota

kabupaten. Namun karena luasnya wilayah dan kondisi geografis yang

cukup menantang sampai saat ini baru terbangun 2 (dua) jembatan yaitu di

Sungai Maro (pinggiran Kota) dan Jembatan Neto yang menghubungkan

Sungai Kumbe namun saat ini jembatan Neto ambruk karena Human Eror/

kelebihan beban pada kendaraan yang melintas pada tahun 2008 yang lalu

dan saat ini alternatif penghubung dengan menggunakan Kapal Mini

(Belang). Padahal untuk memasarkan hasil pertanian jembatan tersebut

sangat berarti dan betul-betul fital.

Kondisi Demografi Kabupaten Merauke merupakan Indonesia Mini

karena penduduk Merauke sudah heterogen dari berbagi etnis yang ada di

Nusantara ini mulai dari suku asli Merauke ( Marind, Jei, Kanum dan

 

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

52

Kimaam) juga suku suku lain seperti maluku, Timor, Bugis Makasar,

Menado, Banjar, Dayak, Jawa, Batak dan Aceh juga ada di Merauke ini,

dan hasil pendataan Biro Pusat Statistik dan juga Data Pemerintah

Kabupaten Merauke pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

menunjukan bahwa jumlah Penduduk yang Non Papua lebih besar

mencapai 63 % dari jumlah penduduk kurang lebih185.718 jiwa dan

sebagaian besar adalah suku Jawa. Hal ini disebabkan sejak masa

bergabungnya Irian Barat ke Pangkuan NKRI tahun 1963 sudah ada upaya

Pemerintah mendatangkan Transmigrasi yang ditempatkan pada Pinggiran

Kota Merauke (Sidomulyo, Kumbe dan Kurik). Dan pada masa orde Baru

era Tahun 80-an kembali Program Transmigrasi digalakan dalam rangka

pemerataan penduduk sekaligus mengolah Sumber Daya Alam yang begitu

luas dengan potensi pertanian yang sangat menjanjikan.

Wilayah pemerintahan pada Kabupaten Merauke terdiri dari 20

Distrik (Kecamatan), 8 (delapan) Kelurahan dan 160 (Seratus enam puluh)

Kampung/desa.

Kabupaten Merauke adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua,

Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Merauke. Kabupaten ini

adalah kabupaten terluas sekaligus paling timur di Indonesia. Asal mula

nama “Merauke” sebenarnya berasal dari sebuah salah paham yang

dilakukan oleh para pendatang pertama. Ketika para pendatang

menanyakan kepada penduduk asli apa nama sebuah perkampungan,

mereka menjawab “Maro-ke” yang sebenarnya berarti “itu sungai Maro”.

Orang Marind berpikir bahwa sungai maro (yang lebarnya 500 m) lebih

penting dari nama area tempat sebuah hutan yaitu Gandin. Penduduk asli

papua sendiri menyebut area tampak kampung tersebut terletak dengan

nama “Ermasoek”.

Jumlah penduduk Kabupaten Merauke per tanggal 31 Desember

2012, menurut pendataan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

berjumlah 246.852 Jiwa. Dari jumlah tersebut, penduduk laki-laki

mencapai 130.514 Jiwa dan perempuan mencapai 116.338 Jiwa. Jumlah

 

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

53

Kepala Keluarga tercatat sebanyak 60.406 KK. Jumlah penduduk

terbanyak terdapat di Distrik Merauke yang jumlahnya mencapai 115.359

Jiwa. Jumlah penduduk terkecil terdapat di Distrik Kaptel dengan jumlah

penduduk sebanyak 1.833 Jiwa.

Penduduk Merauke terdiri dari 17 suku setempat dengan perbedaan

Bahasa dan kebudayaan. Suku-sukunya

2. Sejarah Singkat Suku Marind

Suku asli terbesar yang tinggal di wilayah Merauke adalah suku

Marind, suku ini berada di perbatasan Papua Nugini sampai dengan Pulau

Yos Sudarsa dan seluruh daerah pedalaman sampai di daerah hulu Sungai

Maro, Kumbe, Bian, dan Bulaka, merupakan daerah asal suuku Marind-

anim. Daerah Marind-anim ini jelas terbagi atas jalur pantai dengan bukit-

bukit pasir yang ditumbuhi pohon-pohon kelapa, dan derah pedalaman

dengan rawa-rawa, tempat tumbuhnya pohon-pohon sagu berlimpah. Di

depannya terhampar laut, tempat orang dengan mudah menangkap ikan,

sementara di daerah pedalaman terdapat babi hutan dan wallabi (kanguru

kecil) yang dapat menjadi sasaran buruan.4

Daerah ini mengenal dua musim. Bila angin tenggara bertiup

terjadilah musim kering dan hal itu berarti keadaan penduduk sehat,

bepergian ke mana-mana. Tetapi bila angin barat laut berhembus di

seluruh daerah itu, maka tibalah musim hujan, maka tibalah musim hujan.

Semuanya basah, rawa-rawa tergenang air pasang (sehingga sulit

menangkap ikan atau berburu binatang liar), laut tidak dapat dilayari,

nyamuk malaria meraja lela di mana-mana.

Sebuah kampung (dengan jumlah penduduk sekitar seratus sampai

tujuh ratus orang) dibagi menjadi lingkungan-lingkungan yang dihuni oleh

klen-klen yang berlainan. Setiap kali dapat ditemukan pembagian yang

sama dari dua kelompok utama, masing-masing dengan subkelompok.

Kelompok-kelompok bawah ini terdiri dari klen-klen dan subklen.

4Ngurah Suryawan, “Markus Langgai Mahuze Kondo dan Leluhur Marga Mahuze”,

https://meraukelanguages.org/id/publications/markus-langgai-mahuze-kondo-dan-leluhur-marga-

mahuze/, diakses 24 Juli 2018

 

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

54

Begitulah akan dijumpai pada satu pihak Geb-ze (klen kelapa) dan Kei-ze

(klen kasuari) sedang pada pihak lain Da-sami (klen sagu) dan Bragai-ze

(klen buaya) yang di tempatkan berdampingan. Di daerah pantai (kelapa

dan kasuari) yang di tempatkan berhadapan dengan daerah pedalaman

(sagu dan buaya) atau tanah dataran berhadapan dengan rawa-rawa.

Sekurang-kurangnya para anggota kelompok yang memakai nama yang

sama, di berbagai kampung saling membantu satu sama lainnya tetapi

sesekali bukan hanya kelompok-kelompok dengan nama yang sama

melainkan semua orang Marind merasa diri mereka sebagai satu kesatuan.

Kebudayaan orang Marind itu tergolong jenis kebudayaan “kaum

peramu”. Hal ini berarti, seorang Marind bisa langsung menarik

keuntungan dari alam sekelilingnya dan sesama manusia yang hidup

bersama dia. Selalu bisa langsung memenuhi keinginan-keinginannya,

tinggal memetik, menangkap, meramu, memburu, dan menggali.

Marga Mahuze dan sebagian besar marga-marga Suku Marind

Marori lainnya di Kabupaten Merauke sering menyebutkan bahwa

Kampung Kondo adalah Kampung yang bersejarah dan mempunyai arti

penting bagi perkembangan orang-orang Marind Marori. Sejarah

perjalanan moyang dari marga Mahuze cikal bakalnya berawal dari

Kondo. Dari Kondo inilah berawal perjalanan leluhur/moyang marga

Mahuze. Perjalanan moyang Mahuze menuju Merauke dilalui dengan cara

menggunakan perahu. Mereka menyebut perahu tersebut dengan panggilan

Yom. Para moyang mendayung perahu menggunakan dua dayung yang

mereka sebut dengan nama Gaba-gaba. Sesampainya di daratan tersebut

moyang turun meninjak tanah dan berdiri menemukan pohon sagu di

depan mereka. Sejarah perjalanan para moyang marga Mahuze dengan

perahu dan menemukan pohon sagu ituluh yang mendasari kepercayaan

bahwa simbol dari marga Mahuze adalah sagu. Bagi mereka sagu

mempunyai arti penting karena menjadi tanaman yang bersejarah bagi

 

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

55

kehidupan para moyang mereka. Sagu bagi marga Mahuze disebut dengan

NgiMoro (pohonsagu).5

Begitu berarti dan bersejarahnya sagu sehingga tempat-tempat sakral

yang menjadi sumber kehidupan dari marga Mahuze di kampong-kampung

adalah dusun sagu yang tersebar di Kampung Wasur. Sagu ini tumbuh di

hutan-hutan yang menjadi tempat dilarang untuk dirusak. Kegunaannya

untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sehari-hari.

Markus Mahuze mengungkapkan situasi kini di wasur khususnya,

dimana sagu mulai tidak dihargai dalam kehidupan sehari-harinya

masyarakat kampung. Markus Mahuze mengungkapkan bahwa di hutan-

hutan sagu orang Marori dan marga Mahuze khususnya sudah terbakar

meski masih ada sedikit yang tersisa. Yang merusaknya adalah orang

Marori sendiri untuk kepentingan uang, menebang kayu dan merusak

hutan sehingga kering dan menjadi terbakar saat musim kemarau.

Keterikatan/kekeluargaan di dalam darah yang sama, yang di

dalamnya para anggota memandang keseluruhan sebagai jumlah bagian-

bagian. Anggota-anggota membentuk persekutuan, selama semua berperan

serta, sementara di dalam generasi yang sama itu tidak seorangpun boleh

memerintahkan sesuatu kepada orang lain.

C. Sinopsis Film The Mahuzes

Diawali dengan senyuman anak-anak yang tinggal disana, meskipun

kehidupan mereka jauh dari kata layak bagi seseorang yang hidup di

perkotaan dengan mengkonsumsi sagu sebagai makanan pokok. Namun dari

yang dilihat dari film ini, mereka sangat menikmati kehidupannya dengan cara

mereka sendiri tanpa ada rasa beban di wajah mereka yang berada di Distrik

Muting, Merauke dalam Ekspedisi Indonesia Biru.

5 Ngurah Suryawan, “Markus Langgai Mahuze Kondo dan Leluhur Marga Mahuze”,

https://meraukelanguages.org/id/publications/markus-langgai-mahuze-kondo-dan-leluhur-marga-

mahuze/, diakses 24 Juli 2018

 

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

56

10 Mei 2015, Presiden RI Joko Widodo mengunjungi tanah Papua

daerah persawahan milik PT Perama Pangan Papua yang luasnya 300 Ha

tepatnya di Distrik Kurik, Marauke. Dalam pidatonya Presiden RI ingin

membuat area persawahan, dimana tanah itu milik rakyat papua dengan luas

1,2 juta Ha dengan target 3 tahun. Papua hendak dijadikan lumbung pangan

dan dan energi dunia berbasis perusahaan (Industri) proyek ini disebut

Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE).

Kisah ini tentang orang-orang Malind Deq yang berjuang

memertahankan tanah menghadapi Kelapa Sawit yang memperebutkan tanah

seluas 200.000 Ha. Setiap kepala suku yang menghuni tanah itu sepakat untuk

mempertahankan tanahnya dari ancaman investor yang ingin merusak wilayah

tersebut. Peristiwa ini membuat para suku adat mengadakan perdamaian untuk

mempertahankan tanah adat yang mereka miliki secara turun temurun.

Penduduk Malind gelisah apabila perusahaan menggusur tanah yang mereka

miliki dan tempati sekarang ini akan merusak ekosistem dan kehidupan

mereka, karena hutan ini adalah sumber kehidupan bagi mereka yang tidak

tahu bagaimana jadinya apabila sumber kehidupan itu diratakan oleh

pemerintah dan para investor.

Penduduk Malind tidak setuju dengan adanya ketetapan pemerintah

yang hendak membuat lahan persawahan dengan menggunakan tanah mereka,

karena mereka menganggap tanah itu tidak perlu ditanami padi sebab akan

merusak kehidupan satwa yang ada di hutan yang pastinya akan diratakan

dengan tanah untuk dijadikan lahan persawahan. Selain itu mereka

menganggap kehidupan mereka, kehidupan orang papua tidak memerlukan

padi untuk makan mereka karena dari jaman dahulu mereka sudah

menggunakan sagu sebagai makanan pokok mereka hingga saat ini. Mereka

tidak ingin sagu diganti dengan padi karena proses nya akan lama untuk

dimakan, berbeda dengan sagu yang sudah mereka miliki. Untuk

kelangsungan hidup mereka hingga anak cucu mereka kelak, mereka akan

tetap mempertahankan tanah itu karena itu sudah menjadi budaya yang mesti

dijaga.

 

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

57

Kehidupan mereka sangat memperihatinkan setelah adanya perusahaan

industri yang beroperasi di tanah papua. Karena sebelum nya orang orang

pribumi papua merasa damai dengan keadaan alam yang sudah tersedia

dengan berbagai sumber alam yang ada dan dapat mereka manfaatkan untuk

kehidupan mereka lebih baik dibandingkan dengan keadaan yang sekarang ini

sumber alam tersebut tidak dapat mereka temui kembali. Pertemuan para

kepala suku yang membahas mengapa ada tanah yang sudah dipatok

perusahaan, namun tidak menemukan titik temu dan sekali lagi memutuskan

untuk menolak segala macam penggusuran yang dilakukan oleh perusahaan

karena selama kontrak 35 tahun sebelumnya mereka merasa tertindas.

Pada Juli 2015, marga Mahuze melaporkan PT ACP atas kasus

penyerobotan tanah dan pengrusakan hutan adat, Polsek Muting (Merauke)

menerima laporan tersebut namun tidak membuat berita acara pengaduan

perkara. Sebelum film dukumenter ini diproduksi, terdapat pertemuan para

petinggi pemerintahan yang membahas secara lanjut tentang warga papua

untuk menentukan kesejahtraan hidup mereka namun belum menemui titik

terang karena diantara dua kubu pro dan kontra tetap mempertahankan

argumen nya.6

6 Didid Haryadi, “The Mahuzes Manifestasi cultus cargo untuk generasi di Papua.

https://indoprogress.com/2017/02/the-mahuzes-manifestasi-cultus-cargo-untuk-generasi-di-papua/,

di akses 25 Juli 2018

 

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

58

58

 

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

58

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. KONFLIK AGRARIA DALAM VISUALISASI FILM

Pada pembahasan ini penulis melakukan kajian dengan teknik anlasis

naratif milik Tzvetan Todorov dan Vladimir Propp yang terdiri dari analisis

alur film dan analisis pelaku atau peran para aktor film. Pada alur film, penulis

membaginya menjadi tiga bagian yaitu alur awal, alur tengah, dan alur akhir.

Sementara pada pelaku atau peran para tokoh dalam film penulis membaginya

menjadi delapan bagian yaitu the hero, the villain, the donor, the dispatcher,

the false hero, the helper, the princes, dan the father.

1. Alur Film

Alur film atau bisa juga disebut plot film merupakan urutan peristiwa

dalam sebuah film yang sambung menyambung dan saling melengkapi.

Film The Mahuzes memiliki durasi kesulurahan selama 84 menit dan 59

detik. Sesuai penjelasan di atas, penulis membaginya kedalam tiga bagian

yaitu alur awal pada menit 1:00 hingga menit ke 15:28, alur tengah pada

menit 15:28 hingga menit ke 53:33 , dan alur akhir pada menit 53:33 sampai

menit ke 84:59.

a. Alur Awal

Alur awal merupakan bagian dari sebuah cerita atau film yang

mengantarkan penonton untuk mengikuti alur-alur berikutnya, atau bisa

juga disebut bagian pendahuluan. Film The Mahuzes memiliki dua

adegan pada alur awal yang merupakan gambaran umum dari

kesuluruhan film. Pada alur awal ini, film The Mahuzes menampilkan

data dan fakta terkait permasalahan yang menjadi dasar dari film

tersebut.

1) Adegan Pertama (Pembukaan) (04.43-08.57)

Film The Mahuzes dimulai dengan potret tiga orang anak kecil

yang sedang memperlihatkan hasil buruan orang tuanya berupa

burung serta beberapa aktivitas warga sepeti sedang ingin berangkat

 

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

59

berburu dan ada pula yang sedang membersihkan babi yang

merupakan hasil buruan dari hutan. Ada pula seorang ibu-ibu paruh

baya yang sedang membakar sagu untuk dimakan. Lalu dilanjut

dengan sebuah kalimat yang juga merupakan tema besar yang diusung

Watchdoc dalam membuat film-film dokumenter di daerah-daerah

Indonesia, yakni “Ekspedisi Indonesia Biru”

Setelah itu, film ini dibuka dengan hamparan hutan dan

beberapa pemandangan alam yang lainnya serta aktivitas warga yang

sedang menebang pohon sagu di hutan dan mencari ikan di hulu

sungai.

Tak hanya itu, pada prolog ini juga, film The Mahuzes

menunjukan data-data dan fakta menggunakan potongan video yang

dikutip dari Metro TV serta narasi kalimat tentang program kerja

pemerintah yang akan membangun sawah dengan program kerja

bernama MIFEE (Merauke Integreted Food and Energy Estate) di

Merauke, Papua.

Gambar 1. Presiden RI sedang melakukan peninjaun di Distrik Kurik, Merauke

(05:08)

Narasi pertama menyebutkan bahwa sawah pertama di papua

dicetak pada tahun 1954 oleh belanda seluas 96 hektare, butuh waktu

60 tahun (1954-2014) untuk menyetak sawah di papua seluas 43.000

hektare. Pada saat kunjungan presiden RI Joko Widodo tanggal 10

Mei 2015 di distrik Kurik, Merauke. Presiden mengatakan sudah

 

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

60

memutuskan akan menyetak sawah 1,2 juta hektare dalam kurun

waktu tiga tahun. 1,2 juta hectare setara dengan seperempat luas

Merauke, padahal sisa lahan hanya ada 500 ribu hectare.

Gambar 2. Prolog Gambaran peyetakan sawah pada masa kolonial belanda

(07:02)

Pada narasi berikutnya disebutkan luas lahan yang sudah

terpakai untuk persawahan seluas 43.000 hektare, dan untuk

perkebunan kelapa sawit seluas 220.000 hektare di merauke, pada

scane ini terlihat perbandingan antara tanah yang sudah tidak ada

pepohonannya dan hutan yang masih lebat pepohonannya.

Gambar 3. Prolog Perbandingan lahan (08:20)

Kemudian, prolog film The Mahuzes ditutup dengan kalimat

“maka orang MALIND menghadapi ancaman baru… kisah ini tentang

orang MALIND DEQ yang mempertahankan tanah menghadapi

KELAPA SAWIT, dengan kisah perebutan tanah 200.000 hektare

 

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

61

ini… kita punya gambaran bagaimana dengan 1,2 JUTA hectare.”

narasi menjelaskan bahwa orang Marind Deq sedang menghadapi

masalah baru, dimana tanah mereka akan dijadikan perkebunan sawit

oleh perusahaan sawit

.

Gambar 4. Prolog akhir film The Mahuzes (08:56)

2) Adegan Kedua (Pembukaan) (09.40-27.06)

Adegan kedua dimulai dengan gambar sebuah mini truk yang

bertuliskan MIFEE memasuki kawasan perhutanan. Lalu dilanjut

dengan aktivitas warga di gereja, warga melakukan musyawarah

yang membahas terkait sengketa lahan antara marga Haterop Angga

Munop dengan marga Endom yang dilanjutkan dengan upacara adat

untuk melakukan pelepasan lahan yang diduga sudah dibeli oleh

perusahaan kelapa sawit melalui oknum yang tak bertanggung jawab.

Di sisi lain, pada adegan kedua ini, memperlihatkan petani yang

sedang menanam padi dan beberapa orang yang sedang melakukan

kontrol terhadap perairan untuk irigasi padi. Efraim Seorang petugas

Dinas Pertanian Papua mengatakan bahwa tidak mungkin bisa

mengerjakan percetakan sawah dengan luas 1,2 juta hectare dengan

kurun waktu tiga tahun, menurutnya bahkan lima tahunpun mungkin

masih belum selesai alasannya adalah karena irigasi yang sulit untuk

dilakukan secara merata. Selain masalah irigasi, masalah tenaga kerja

untuk percetakan sawahpun disebutnya, sebab banyak yang mengurus

sawah hanya mengurus miliknya pribadi dan kalau warga asli tidak

 

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

62

banyak dan hampir jarang bisa ditemui yang dapat bertani atau

bercocok tanam. Untuk mencari buruhpun sudah sangat susah.

Dan masuk ke desa Muting dimana banyak masyarakat yang

masih memakan sagu sebagai bahan pokok pangan, mereka berasumsi

memakan sagu tidak sesulit memakan nasi dimana warga harus

menanam padi terlebih dahulu lalu merawat baru dapat memanen

yang memakan waktu kurang lebih enam bulan untuk memanen padi

tersebut, sedangkan sagu tidak perlu menanam lagi karena sagu selalu

tersedia di alam.

Gambar 5. Penjelasan mengapa orang Marind Deq tetap memilih sagu sebagai

bahan pangan pokok (22:15)

Sebelumnya pemerintah lokal telah memberikan bibit padi

kepada masyarakat muting secara cuma-cuma namun meraka tidak

dibekali bagaimana cara menanam padi yang baik dan benar, dan

bagaimana agar padi tidak diserang hama atau apapun itu. Mereka

hanya diberikan bibit lalu ditinggalkan begitu saja, sehingga mereka

akhirnya kembali ke sagu sebagai makanan pokok mereka. “kita tidak

bisa tanam padi, dorang hanya memberikan bibitnya saja lalu pergi

tanpa memberi tahu bagaimana caranya menanam padi, lagipula

hanya orang transmigran saja yang bisa bercocok tanam dorang asli

 

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

63

suku ini tidak, kami makan yang sudah disediakan oleh alam punya”

kata Darius Nenob, orang Marind.1

Banyak marga lain yang sudah menjual tanah mereka, dan hutan

adat mereka kepada pihak perusahaan kelapa sawit untuk

mendapatkan untung, tapi suku Mahuzes tetap mempertahankan hutan

adat mereka, terutama hutan sagu sebagai bahan pangan pokok.

Selain hutan yang dirusak oleh pengelola kelapa sawit, sungai

pun ikut tercemar akibat limbah kelapa sawit, banyak ikan yang sudah

tidak dapat lagi hidup diperairan sungai yang sudah tercemar, dan air

sungaipun sudah tidak dapat diminum seperti sedia kala karena airnya

keruh dan berbau. Selain membuat tidak adanya ikan di sungai, hal ini

juga menyebabkan burung yang sering orang Malind Deq buru juga

mulai tidak ada, karena ikan yang burung tersebut makan sudah tidak

adalagi di sungai. Limbah pabrik ini merusak ekosistem yang ada di

sekitaran sungai, bukan hanya di sungai saja.

b. Alur Tengah

Alur tengah merupakan inti dari sebuah film, alur tengah juga

merupakan rangkaian dari tahapan-tahapan yang membentuk seluruh

proses narasi. Pada bagian ini mulai muncul konflik, yang merupakan

pengembangan dari situasi awal di bagian pendahuluan dan semua

cerita biasanya terfokus pada bagian ini. Alur tengah pada film ini

dibagi kedalam beberapa adegan, berikut penjelasannya.

1) Adegan pertama (32.05-40-16)

Adegan pertama dari alur tengah ini dibuka dengan gambaran

kontradiksi antara warga dengan oknum warga yang telah

melakukan persetujuan lahannya diambil oleh PT. APM (Agrinusa

Persada Mulia) AMS Plantation (Grup Ganda) 40.000 hektare

sebuah perusahaan kelapa sawit tanpa seizin warga yang lainnya,

1 Scane film The Mahuzes menit 24:11

 

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

64

ada oknum yang berkhianat menjual tanah marga ke perusahaan

kelapa sawit demi keuntungan diri sendiri semata.

Gambar 6. Perusahaan yang membeli tanah suku marind dan telah menjadikan

kebun kelapa sawit (34:56)

Skema bagi hasil antara perusahaan dan warga pemilik tanah

adalah 80:20, dan tidak ada penjelasan terkait skema tersebut. para

warga marga berfikir jika 20% itu hanya untuk sesaat saja, lama

kelamaan warga akan dimintai pajak juga jadi terkait skema ini

warga tetap akan dirugikan.

Gambar 7. Skema bagi hasil antara perusahaan dengan warga (36:01)

Beberapa warga geram dan terjadi adu argument terhadap

warga yang diduga menjadi oknum dan telah menandatangani

 

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

65

kontrak tersebut dan menyetujuinya penggusuran hutan untuk

keperluan perkebunan kelapa sawit.

Gambar 8. Salah satu warga curiga dengan warga lain yang diduga menjadi oknum

yang bertemu dengan pihak kealapa sawit (38:11)

Bukan hanya tanah milik pribadi yang dijual melainkan tanah

milik suku marind dimana memang tanah tersebut tanah milik

bersama dan merupakan hutan adat.

Gambar 9. Salah satu ketegangan yang terjadi anatar warga (38:58)

Selain skema bagi hasil 80:20 perusahaan juga akan

menempati lahan tersebut selama 35 tahun dengan skema seperti

tersebut di atas. “Nol tahun saja kita sudah merasakan bagaimana

dampaknya terhadap kita, itu baru nol tahun belum ada satu tahun,

bagaimana kalau sampai 35 tahun bagaimana anak cucu dorang

 

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

66

nanti”2 salah seorang warga yang geram dengan skema perusahaan

kelapa sawit.

Gambar 10. Salah seorang warga yang menjelaskan lamanya kontrak

perusahaan (39:48)

Pada hasil rapat hari itu warga telah memutuskan untuk menolak

segala macam pemberian uang, ataupun hal apapun yang berbau

materi dan non-materi, hal ini sudah disepakati oleh semua warga

Marind Deq, namun perjuangan mereka baru dimulai.

2) Adegan Kedua (40.18-49.10)

Adegan ini dimulai dengan keberangkatan para warga marga

Mahuzes yang membawa beberapa perlengkapan untuk mematok

tanah ke dalam hutan yang sedang diratakan oleh petugas perkebunan

kelapa sawit.

Gambar 11. Para warga membawa perlengkapan untuk memasang patok tanah

(40:28)

2 Scane dalam film The Mahuzes (39:48)

 

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

67

Warga suku Marind sangat geram ketika melihat hutan sudah

banyak yang tidak ada pohonnya lagi. Bagi mereka hutan itu adalah

hutan kramat yang sudah ada sejak zaman nenek moyang ada, salah

satu bentuk ketegangan terluap ketika bertemu dengan beberapa

petugas dan menjelaskan bahwa sebelumnya warga sudah memasang

pembatas wilayah namun malah dicabut lagi “kami sudah palang

pertama kali secara adat kami itu tidak boleh dibbongkar, baiknya

adik bawa ini alat keluar3” kata Agustinus Mahuze Kepala Suku

Marind.

Gambar 12. Agustinus Mahuze orang Marind yang sedang meminta kepada

petugas untuk mengeluarakan alat berat itu dari hutan (41:45)

Warga mahuze berfikir jika lahan ini ditanami hanya dengan

kelapa sawit, kelak apa yang akan anak cucu mereka lakukan

kedepannya “kami khususnya marga mahuze berpikir nanti anak cucu

kami akan bagaimana hidupnya, iya kalau ada yang jadi pegawai

kalau tidak bagaimana mereka akan makan, dan bertahan hidup. Kami

menganggap tanah itu seperti rahim mama yang dapat memberikan

kehidupan bagi anak-anaknya4” ungkap Agustinus Mahuze.

3 Scane dalm film The Mahuze (41:30) 4 Scane dalam film The Mahuze (47:26)

 

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

68

Gambar 13. Sepasang anak kecil yang sedang digendong melewati hutan yang

sudah teratakan oleh tanah (45:38)

3) Adegan Ketiga (49.20-51.16)

Adegan ketiga dimulai dengan berkumpulnya kembali para

warga setelah berpencar melihat keadaan hutan. Menurut salah satu

warga mahuze yang telah melihat keadaan di dalam hutan sudah

banyak tumbuhan yang ditumbangkan bahkan banyak pohon besar

yang sudah tumbang, akibatnya ada salah satu warga yang geram dan

mengatakan tidak membuka tangan untuk perusahaan manapun “ini

tanah marga, kita tidak membuka tangan untuk perusahaan masuk!!5”

Setelah berkumpulnya warga lalu warga membuat patok/tanda

agar para alat berat itu tidak masuk lagi ke dalam hutan, dan tambah

merusak hutan.

Gambar 14. Pembuatan patok dan papan isi keberatan warga terhadap pihak

perusahaan kelapa sawit (50:02)

5 Scane dalam film The Mahuze (49:10)

 

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

69

Pada saat ritual pembuatan patok terlihat beberapa warga

membawa daun nyiur sebagai pelengkap upacara adat atas berdirinya

patok tersebut. Pada saat perjalanan menuju hutan lain Nampak patok

warga lain yang sudah berdiri di hutan yang lain.

Gambar 15. Salah satu bentuk protes warga juga terhadap perusahaan kelapa sawit

(51:11)

Sesampainya di hutan yang lain lalu warga melepaskan patok-

patok yang perusahaan kelapa sawit pasangkan, dan sutradara

menemukan beberapa pekerja yang notabennya orang jawa menuju ke

dalam hutan.

4) Adegan Keempat (51.53-57-14)

Selepas dari hutan beberapa warga langsung menyambangi PT.

ACP guna meminta kejelasan atas tanah mereka, dan dalam

pertemuan yang dilakukan pada tanggal 22 Juni 2015 itu terungkap,

praktik penguasaan tanah tanpa persetujuan seluruh marga.

Setelah bertemu dengan orang-orang PT. ACP wargapun

langsung melaju ke rumah Max Mahuze salah satu tokoh masyarakat

yang ditertuakan. Disana Darius Nenob menjelaskan bahwa PT. ACP

sudah mendapatkan persetujuan dari beberapa warga dan mereka

menunjukkan surat yang sudah ditanda tangani oleh beberapa petinggi

marga termasuk tanda tangan Darius Nenob yang sebenarnya dia

tidak pernah menandatangani apapun. Setelah dijelaskan atas apa

yang terjadi lalu PT. ACP meminta ganti rugi atas uang yang sudah

 

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

70

diberikan kepada salah satu oknum yang sudah menerima uang dari

mereka, dan Darius Nenob menjelaskan akan membawa kembali lagi

uang yang sudah mereka berikan kepada salah satu oknum tersebut.

Gambar 16. Rapat yang diadakan dikediaman Max Mahuze (55:41)

c. Alur Akhir

Alur akhir merupakan bagian penutup, pada bagian ini konflik-

konflik yang muncul pada alur tengah bagian perkembangan biasanya

diselesaikan atau ditemukan bagian perkembangan biasanya

diselesaikan atau ditemukan benang merah masalahnya juga

ditemukan jalan keluarnya. Tetapi bisa juga diberikan tambahan

adegan yang kemudian digantungkan untuk memulai adegan baru

dalam sekuel film selanjutnya atau dibiarkan seperti itu agar para

penonton yang menyimpulkan sendiri. Alur akhir pada film ini dibagi

menjadi beberapa part, berikut penjelasannya.

1) Adegan Pertama

Adegan pertama pada alur akhir ini dimulai dengan gambaran

hamparan hutan dan rawa-rawa. Dan dilanjutkan dengan darius

nenob, agustinus mahuze dan beberapa warga mahuze pergi ke

dalam hutan yang beberapa hari lalu sudah ditancapkan patok dan

papan larangan untuk perusahaan kelapa sawit agar tidak memasuki

hutan tersebut, namun yang ditemukan oleh Darius Nenob beserta

warga lainnya ialah kerusakan dari papan dan patok yang mereka

tancapkan sudah tak tertancap lagi.

 

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

71

Pada tanggal 30 juni 2015 delapan hari setelah kesepakatan

dengan PT. ACP, Darius Nenob menemukan patok dan papan

larangan yang sudah ditancap dibongkar oleh oknum yang tidak

bertanggung jawab. Beberapa warga mengecam hal tersebut dan

mengatakan mereka yang mempunyai ha katas tanah ini “ini tanah

kita punya hak, kalo perlu mati kita mati di tanah ini, karena tanah

ini seperti mama, kita hidup, makan minum dengan tanah ini dan

tanah ini milik kita. Itu hanya orang pendatang, mereka hanya

datang, hanya merusak hanya mencari uang saja6”. Tegas darius

nenob dan beberapa warga lainnya.

Lalu adegan sealanjutnya masih berlatarkan di dalam hutan, kali

ini Darius Nenob dengan warga yang lainnya menemukan pohon

besar yang sudah ditebang dan sedang dipotong-potong dan ada

bebera warga yang mengatakan bahwa aksi para perusak lingkungan

itu ditemani oleh kepolisian pemerintah, “kalo militer yang

menemani sama saja mereka berpihak kepada mereka, itu sama saja

seperti pagar makan tanaman. Militer itu tugasnya mengawasi dan

melindungi rakyat yang ada di tempat bukan datang untuk menjaga

perusahaan atau mengawasi perusahaan7”.

Ada penambahan penjelasan dari warga lain yang memperkuat

argument bahwa militer dan polisi tidak membela mereka “saat itu

datang bersama mereka dua mobil bacaannya security ada mungkin

duabelas orang, trus kemudian ada anggota kepolisian ada satu

termasuk pa halim anggota polisi juga dengan anggota kopasus juga,

mereka menanyakan kepada dorang papan tulisan yang bertuliskan

intimidasi itu siapa yang tulis ? lalu dorang jawab itu marga yang

tulis8” tanggas seorang warga yang pada saat itu bertemu dengan

satuan polisi dan kopasus.

6 Scane dalam film The Mahuze (60:01) 7 Scane dalam film The Mahuze (60:02) 8 Scane dalam film The Mahuze (60:04)

 

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

72

Bukan hanya merusak patok namun kepolisian juga tidak

menggubris laporan para warga yang melaporkan PT ACP atas kasus

penyerobotan tanah dan pengrusakan hutan adat yang sudah dibuat

oleh warga pada bulan juli.

Gambar 17. narasi penjelasan yang dibuat ooleh kreatoar film untuk menjelaskan laporan

warga terkait PT ACP (60:11)

Setelah adanya kekecewaan warga kareana patok yang dibuat

terus saja dirusak oleh oknum aparatur negara dan beberapa oknum

lainnya, mereka pun mendatangi hutan suci dan memanggil roh

nenek moyang dan mengubur kepala babi sebagai tanda

persembahan untuk roh nenek moyang dan menjadi patok yang

dipercai jika ada yang merusak patok tersebut akan terkena sial.

2) Adegan kedua

Adegan kedua pada alur terakhir ini menggambarkan keramahan

suku mahuze kepada suku yang lainnya, dan mereka juga

menghormati semua suku yang ada di tanah mereka. Selain

menggambarkan keramahan dalam adegan ini juga memperlihatkan

betapa pentingnya hutan dan pohoon sagu bagi mereke “jadi kami

tidak susah, tidak akan mati dengan makan sagu, padi itu terlalu

lama, kalo hari ini kami tangkur bisa tahan buat enam bulan, kalo

padi tidak, jadi memang kalo hutan ini habis sudah habis semua,

hutan habis kita juga habis9” tangkas Darius Nenob.

9 Scane dalam film The Mahuze (60:10)

 

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

73

Gambar 18. Makanan pokok Suku Marind yang sudah ada sejak nenek moyang dating

(60:10)

3) Adegan Ketiga

Adegan ketiga dari alur akhir ini merupakan penutup. Film ini di

tutup dengan adegan yang menggantung. Dimulai dengan adegan

sutradara mewawancarai agus mahuze salah satu orang marind yang

bermarga mahuze. Alasan mereka mempertahankan tanah mereka

adalah untuk anak cucu mereka nanti, mereka takut jika tanah itu

dijual anak dan cucu mereka tidak dapat menikmati kehidupan yang

dijalani seperti orang sebelum mereka dan marga mahuze juga sudah

banyak belajar dari luar, dimana mereka melihat yang mempunyai

lahan justru semakin menderita hidupnya jika tanah mereka di jual.

“kami marga mahuze memikirkan anak cucu kami kelak, jika kami

punya tanah lalu kami jual sekarang nanti anak cucu dorang akan

makan apa, lalu kami sudah banyak menyaksikan setelah mereka

jual lahan bukan makin makmur justru mereka semakin

menderita10”.

Dalam adegan terakhir ini sutradara menenjukkan waktu sepekan

sebelum pengambilan gambar untuk film ini diambil, terdapat

beberapa tokoh masyarakat yg turut hadir dalam rapat yang

membahas tentang pro kontra program pemerintah MIFEE tersebut.

Dalam film ini sutradara membuat dengan menggunakan alur maju

10 Scane dalam film The Mahuze (60:13)

 

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

74

mundur (flashback), namun dalam film ini movie maker ingin

menunjukkan bahwasanya birokrasi terkait program pemerintah

MIFEE ini sebenarnya belum selesai, namun beberapa pihak sudah

menjalankan program ini seperti yang di alami suku Marind orang

Mahuze.

Gambar 19. Salah satu bentuk aksi penolakan warga dengan menandatangani petisi

(60:13)

2. Pelaku

Dalam film ini sutradara memunculkan beberapa tokoh yang membantu

jalannya cerita. Tak hanya menjadi pemeran utama dalam film ini tokoh-

tokoh itu juga memegang peranan penting di kehidupan nyata serta

termasuk orang-orang yang berpengaruh di masyarakat. Pelaku-pelaku

dalam film ini kemudia akan penulis jabarkan seperti yang dikemukakan

oleh Propp dengan delapan tokohnya. Tokoh-tokoh tersebut yaitu:

a. The Hero

The Hero merupakan tokoh pahlawan yang ditampilkan untuk

selalu benar dan akan selalu ada di setiap film11. Dalam film ini ada

beberapa tokoh yang ditempilkan sebagai The Hero yaitu Darius Nenob

yang merupakan kepala suku Mandobo, dan salah satu suku Marind’

yaitu Agustinus Mahuze. Mereka merupakan sosok penting dalam

menyuarakan penolakan penggunaan lahan oleh PT ACP (Agriprima

Cipta Persada).

11 Eriyanto, Analisis Naratif Dasar-Dasar dan Penerapannya Dalam Analisis Teks Berita

Media, Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2013, Hal 72

 

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

75

Pertama Darius Nenob, ia ditampilkan sebagai orang yang

sangat menantang PT ACP yang ingin membeli tanah suku Marind

orang Mahuze. Darius selalu menjadi perwakilan orang Mahuze untuk

melakukan audiensi ke PT ACP namun, PT ACP tidak

mengindakahkan apa yang Darius dan para warga katakan. Selain

berperan aktiv dalam menyuarakan aspirasi waga Marind ia juga sangat

menentang penggundulan lahan yang dilakukan oleh PT ACP untuk

menanam kelapa sawit.

Dibeberapa adegan, Darius juga ditampilkan sebagai sosok

yang sederhana, dan ia terlihat sangat menikmati makanan pokok orang

papua yaitu sagu. Darius sangat mengecam PT ACP karena tanah yang

mereka ingin tanami kelapa sawit merupakan tanah ulayat12, dan tanah

dimana makanan pokok mereka tumbuh. Darius juga aktiv dalam

diskusi diskusi yang dilakukan oleh marga untuk membahas terkait

kebijakan yang dilakukan oleh PT ACP.

Agustinus salah satu suku Marind marga Mahuze, ia juga aktiv

dalam menyuarakan perlawanan terhadap PT ACP. Di dalam film ini

agustinus banyak muncul dibeberapa adegan. Agustinus ditampilkan

sebagai seorang yang sederhana dan mempunyai pemikiran yang maju

kedepan, hal ini dibuktikan ketika ia mengatakan bahwa ia harus

menjaga hutan ini untuk anak cucu mereka nanti “tanah disini harus

dipertahankan untuk anak cucu kita kelak, karena jika bukan kita yang

mempertahankannya nanti anak cucu kita akan makan dengan apa,

akan cari kayu dimana, akan berburu dimana”

Selain sederhana ia juga selalu menjadi orang yang selalu

mengambil keputusan, kareana sebagai sekertaris marga jika ketua

tidak ada maka sekertaris yang mengambil alih. Dalam hal ini banyak

yangsudah agustinus putuskan, contohnya seperti keputusan penolakan

12 Tanah ulayat adalah tanah bersama para warga masyarakat hokum adat yang

bersangkutan.

 

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

76

terhadap PT ACP “jadi hasil rapat kita malam ini tolak investor

manapun”.

b. The Villain

Karakter ini adalah orang atau sosok yang membentuk

komplikasi atau konflik dalam narasi. Situasi yang normal berubah

menjadi tidak normal dan berujung pada terjadinya konflik dengan

hadirnya penjahat.13 Dalam film ini, PT Agriprima Cipta Persada

dimunculkan sebagai musuh dari para warga marga Mahuze. PT

Agriprima Cipta Persada ditampilkan sebagai perusahaan yang arogan

dan tak peduli akan kehidupan warga marga Mahuze dan alam sekitar.

Padahal sumber daya alam tersebut merupakan makanan pokok bagi

marga Mahuze dan marga yang lainnya.

Tak hanya itu PT Agriprima Cipta Persada juga tidak

mengindahkan tradisi yang ada di distrik muting itu sendiri, contohnya

seperti mereka merusak patok yang sudah dibuat oleh para anggota

marga dengan ritual yang sudah dijalankan secara turun menurun.

Selain digambarkan jahat, dalam film ini PT Agriprima Cipta Persada

juga digambarakn perusahaan yang licik. Hal tersebut dikatakan oleh

Gervas salah satu anggota marga, ia mengatakan bahwa PT Agriprima

Cipta Persada melakukan kecurangan dengan membawa beberapa

orang anggota marga yang tidak diketahui oknum anggota tersebut itu

siapa untuk dibawa ke Jakarta dan mendatangani surat pembebasan

lahan milih marga Mahuze.

c. The Donor

The Donor merupakan karakter yang memberikan sesuatu pada

pahlawan, biasa berupa senjata, informasi atau nasihat, kekuatan

supranatural, dimana pertolongan atau pemberian tersebut bisa

membantu pahlawan dalam menyelesaikan masalah pada cerita.14

13 Eriyanto, Analisis Naratif Dasar-Dasar dan Penerapannya Dalam Analisis Teks Berita

Media, Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2013, Hal 72 14 Ibid.

 

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

77

Dalam hal ini ada dua tokoh yang merupakan tokoh pemuka

agama dan tokoh adat yang ditertuakan yaitu, Nico Rumbayan dan

Max Mahuze. Nico Rumbayan adalah seorang tokoh agama Kristen

yang disegani oleh anggota marga dan selalu dapat memberikan

jawaban pilihan bijak apa yang harus marga lakukan.

Dalam beberapa adegan Nico Rumbayaran digambarkan

sebagai tokoh yang baik, bijaksana, dan taat kepada Tuhan. Nico juga

dapat menjadi mediator antara beberapa marga yang sempat berubatan

lahan marga. Saat itu nico mendamaikan kedua belah pihak marga dan

mengajak mereka untuk berdamai, dan melaksanakan upacara adat.

Max Mahuze merupakan tokoh yang dihormati oleh para

anggota marga Mahuze. Hal ini dibuktikan ketika para anggota marga

pulang dari audiensi dengan PT Agriprima Cipta Persada mereka

melaju ke rumah Max Mahuze untuk mengadakan pertemuan dan

berdiskusi terkait hasil audiensi tersebut, dan max memberikan nasihat

serta memberikan perintah untuk para marga berkumpul dan

mengdakan acara untuk mempererat hubungan antara marga agar tidak

terjadi kesalah pahaman dan melakukan pengunpulan petisi yang

tertuliskan bahwa seluruh anggota marga Mahuze menolak

penggusuran tanah yang akan dilakukan oleh PT Agriprima Cipta

Persada, dan penggusuran hutan adat juga. Pada saat berkumpul Max

memberikan nasihat pada seluruh anggota marga agara tidak merusak

tali persaudaraan antara marga “jangan hanya karena air setitik rusak

susu sebenglana, jangan hanya karena uang beberapa ratus ribu kita

dorang bertikai dengan sesame marga, jangan seperti itu. Itu yang

diinginkan oleh para investor agar kita dorang tidak bersaudara lalu

mereka bias ambil kita punya tanah”.

d. The Dispatcher

The Dispatcher merupakan tokoh yang muncul untuk

memberiksn petunjuk kepada pahlawan.15 Dalam film ini sosok The

15 Eriyanto, Analisis Naratif Dasar-Dasar dan Penerapannya Dalam Analisis Teks Berita

Media, Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2013, Hal 72

 

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

78

Dispatcher atau seseorang yang muncul untuk memberikan petunjuk

untuk pahlawan tidak ada.

e. The False Hero

The False Hero melrupakan tokoh yang diasumsikan sebagai

pahlawan tapi ternyata bukan.16 Dalam film ini memang tidak

ditunjukkan sosok The False Hero ini namun, dalam beberapa dialog

tersebut nama bapa Halim yang merupakan anggota kepolisian, ia

bukannya membela rakyat dalam melawan PT Agriprima Cipta

Persada justru ia malah merusak beberapa patok yang telah dibuat

oleh para marga Mahuze dan membantu keamanan para pekerja PT

Agriprima Cipta Persada dalam menebang pohon-pohon dihutan.

Selain Bapak Halim ada beberapa marinir juga yang membantu pa

Halim untuk mengawal pengerjaan PT Agriprima Cipta Persada.

f. The Helper

The Helper merupakan karakter yang membantu pahlawan

secara langsung dalam mengalahkan penjahat.17 Dalam film ini ada

seseorang yang selalu ikut Agustinus Mahuze atau Darius Nenob yaitu

Gibze Mahuze. Ia juga turut membantu proses audiensi Darius Nenob

dengan PT Agriprima Cipta Persada, selain itu pada saat berjalannya

rapat marga gibze juga mengatakan bahwa pengkhianat yang

menandatangi hal itu adalah anggota marga juga dan ia mengatakan

bahwa oknum tersebut terbang ke Jakarta untuk menandatangani

pembebasan tanah milik marga mahuze “dorang tau kamu itu beberapa

kali pergi ke kantor PT Agriprima Cipta Persada untuk apa ? kamu jual

setelah itu kamu ingin kemanakan kami kami dorang ini”.

g. The Princess

The Princess merupakan tokoh yang dimunculkan untuk

menjadi pendamping pahlawan.18 Biasanya seorang puteri

membutuhkan pahlawan untuk menjaganya dari kejahatan musuh.

16 Eriyanto, Analisis Naratif Dasar-Dasar dan Penerapannya Dalam Analisis Teks Berita

Media, Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2013, Hal 72 17 Ibid. 18 Ibid.

 

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

79

Dalam film ini, tidak dimunculkan seorang puteri atau tokoh

pendukung yang berperan layaknya seorang puteri.

h. The Father

The Father merupakan sosok seorang raja dalam sebuah film

yang biasanya mempunyai anak seorang puteri.19 Dalam film ini sosok

The Father atau seseorang yang berperan layaknya seorang raja tidak

dimunculkan.

Pada film ini sutradara menggunakan alur campuran atau yang dikenal

juga dengan nama alur flashback jadi film ini tidak melulu menggunakan alur

yang maju, namun ada beberapa bagian yang mulanya beralur maju lalu

dipertengahan ditarik untuk mundur kembali. Dan juga tidak semua

penokohan dalam teori Vladimir Prop ada dalam film ini, ada beberapa

karakter tokoh seperti the princess dan the father tidak ada dalam film ini.

B. FILM SEBAGAI MEDIUM ADVOKASI KONFLIK

Pada tahap ini penulis melakukan penjelasan dan pembahasan

berdasarkan analisis yang peneliti lakukan sebelumnya. Dalam hal ini ada tiga

bagian yang penulis uraikan yaitu alur film, tokoh film, dan konflik agraria

yang terjadi dalam film tersebut.

1. Alur Film

Seperti yang penulis paparkan sebelumnya, alur film pada film The

Mahuzes dibagi ke dalam tiga alur yaitu alur awal, tengah, dan akhir. Alur

tersebut memiliki adegan masing-masing yang saling berhubungan namun

memiliki muatan dan fungsi yang berbeda. Berikut penjelasannya.

a. Alur Awal

Alur awal merupakan prolog atau pendahuluan yang menuntun

para penonton untuk menyaksikan film sampai selesai. Pada alur awal

ini sang sutradara menyajikan adegan-adegan dengan pemandangan

hutan beserta anak-anak yang disertai dengan data dan fakta terkait

19 Eriyanto, Analisis Naratif Dasar-Dasar dan Penerapannya Dalam Analisis Teks Berita

Media, Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2013, Hal 72

 

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

80

konflik yang terjadi akibat adanya program pemerintah MIFEE dan

spesifikasi film ini menyugukan konflik yang terjadi antara warga

Mahuze dan PT ACP (Agriprima Cipta Persada).

Seperti halnya berita, alur awal film The Mahuzes bias dikatakan

lead atau teras berita. Lead sendiri merupakan kalimat yang menjadi

bagian terpenting dari sebuah berita sehingga menempati alinea

pertama dalam sebuah berita.20

Dalam alur awal film ini, sutradara menyajikan secara ringkas

fakta dan data mengenai kronologi terjadinya konflik antara warga

Mahuzes dan PT Agriprima Cipta Persada. Jika mengacu pada

penulisan berita, maka lead yang digunakan oleh sang sutradara adalah

summary lead, yaitu lead yang berisi ringkasan singkat tentang inti

dari sebuah kejadian. Lead jenis ini biasa dipakai untuk berita singkat

seperti staright news ataupun flash news. Lead jenis ini juga

menyajikan unsur siapa, apa, di mana, kenapa, kapan, dan bagaimana

secara singkat.21

Seperti halnya berita, agar menarik minat orang untuk

membacanya, maka lead harus dibuat sebaik, dan sebagus mungkin.

Tentu saja bukan sekedar polesan untuk mempercantik tulisan, tapi

harus berdasarkan data dan fakta juga berdasarkan kemampuan

mengolah kata dan kalimat menjadi satu kesatuan sehingga dapat

merangsang orang untuk membacanya.

Dalam hal ini, sutradara terbukti mampu membuat alur awal

(prolog) dalam film The Mahuzes secara menarik. Ia memadukan

potongan dokumentasi metro tv pada tanggal 10 Mei 2015 Presiden RI

Joko Widodo yang sedang berkunjung ke distrik Kurik, Merauke untuk

mulai membuka program MIFEE yang kemudian disisipi dengan data

dan fakta melalui narasi kalimat.

20 Djuraid, N Husnun, Panduan Menulis Berita (Pengalaman Lapangan Seorang

Wartawan) Malang: UMM Press. 2012. Hal. 76 21 Abdul Chaer. Bahasa Jurnalistik. (Jakarta: Rineka Cipta. 2010.) Hal. 43

 

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

81

Meski alur awalnya sama dengan lead, film The Mahuzes tetaplah

film dan bukan berita. Karena sebuah novel atau drama atau hamper

semua cerita yang bukan tulisan berita, pada umumnya memulai

ceritanya dengan seting cerita atau latar belakang jalannya cerita,

kemudia berkembang menuju klimaks. Sedangkan berita, tidak

demikian, ia menggunakan struktur yang sebaliknya.22

b. Alur Tengah

Alur tengah merupakan inti atau isi dari sebuah cerita. Pada alur

tengah tentang film The Mahuzes, suttradara lebih menonjolkan

kehidupan orang orang Suku Marind orang Mahuzes khususnya.

Kemudian sutradara juga memunculkan beberapa adegan orang

Mahuzes yang selalu mengadakan rapat untuk mengambil keputusan

yang mufakat untuk melawan PT Agriprima Cipta Persada. Sementara

konflik fisik yang dimunculkan pada alur tengah ini hanya adegan

penanaman patok penolakan warga Mahuzes yang tidak ingin tanah

yang sudah ada sejak dulu diambil alih oleh PT Agriprima Cipta

Persada untuk perkebunan kelapa sawit.

Secara garis besar, alur tengah film The Mahuzes lebih banyak

menyoroti kehidupan warga Mahuzes. Hal itu ditunjukan dari

banyaknya durasi yang tayang warga Mahuzes yang ditampilkan oleh

sutradara. Selain orang Mahuzes, kehidupan marga lainpun

ditampilkan namun tak sebanyak warga Mahuzes. Sedangkan pihak

yang berlawanan, dalam hal ini PT Agriprima Cipta Persada tidak

ditampilkan sama sekali oleh sutradara. Dalam bentuk adegan maupun

wawancara.

Hal tersebut tentu bertolak belakang dengan prinsip dasar

jurnalistik yaitu cover both side atau berimbang atau

ketidakberpihakan. Seperti yang tercantum dalam Pedoman Perilaku

22 Hikmat Kusumaningkrat & Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori & Praktik.

(Bandung : Ramaja Rosdakarya. 2009). Hal. 126

 

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

82

Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) tahun 2012 BAB

XVIII tentang Prinsip-prinsip Jurnalistik pasal 22 ayat 2 disebutkan:

“Lembaga penyiaran wajib menjunjung tinggi prinsip-prinsip

jurnalistik, antara lain: akurat, berimbang, adil, tidak beritikad buruk,

tidak menghasut dan menyesatkan, tidak mencampuradukkan fakta dan

opini pribadi, tidak menonjolkan unsur sadistis, tidak

mempertentangkan suku, agama, ras dan antargolongan, serta tidak

membuat berita bohong, fitnah, dan cabul.”23

Jika mengacu pada ayat di atas, maka dalam menyajikan isu-isu

kontroversial yang menyangkut kepentingan publik, stasiun penyiaran

harus menyajikan berita, fakta, dan opini secara objektif dan

berimbang. Oleh sebab itu, cover both side merupakan suatu

keharusan, jika tidak maka siaran yang disajikan tersebut akan

kehilangan kredibilitasnya.

Terkait isi film yang lebih menonjolkan keidupan orang Mahuzes

ini sutradara film The Mahuzes Dhandi Laksono menjelaskan sebagai

berikut:

“sebenarnya awal mula ke merauke ini hanya ingin membuat

beberapa scane untuk film Asymetris salah satu film yang kami angkat

isunya terkait kelapa sawit, tapi ketika kami dalami lagi kasus yang

ada di merauke ini kami memutuskan harus dijadikan menjadi satu

film dimana isunya ini adalah terkait program pemerintah yaitu

MIFEE (Merauke Integrated Food and Energy Estate), dan memang

permasalahan yang mereka hadapi sangat kompleks.”24

Dhandy juga menjelaskan kenapa warga Mahuzes yang menjadi

objek utama atau pemeran utama dalam film ini, menurutnya, marga

Mahuzes adalah salah satu marga dalam suku Marind yang belum

menjual tanahnya kepada pemilik perusahaan sama sekali, sedangkan

23 Buku Pedoman Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) tahun

2012. 24 Wawancara Sutradara Film The Mahuzes Dhandi Laksono, 21 Desember 2018

 

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

83

banyak marga dalam suku Marind yang sudah menjual tanah mereka

dan penolakan yang mereka lakukan lebih kea rah filosofi dan storis.

“alasan mengapa marga Mahuzes lebih mendalam dibandingkan

marga yang ada di dalam suku Marind yang ada, marga Mahuzes

belum menjual tanah mereka sedikitpun kepada perusahaan

perusahaan yang ingin membeli tanah mereka, ketika para warga

marga lain sudah menjualnya kebeberapa perusahaan. Dan mereka

mempertahankan tanah tersebut dengan alasan untuk menjaga tanah

nenek moyang dan untuk masa depan anak cucu mereka kelak.”25

Terkait gerakan perlawanan terhadap perusahaan kelapa sawit,

menurut Dhandy, gerakan perjuangan marga Mahuze tersebut layak

dimotori atau dipimpin oleh marga Mahuze. Karena meski mereka

tidak sekolah, dan tidak mempunyai profesi lain selain berburu, dan

berkebun, yang mereka lakukan memberikan pesan yang sangat kuat

bahkan tidak bias dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam

system negara.

Selain menceritakan kehidupan marga Mahuze, alur tengah film

The Mahuzes juga menggambarkan perjuangan marga Mahuze.

Beberapa adegan menunjukkan mereka sedang melakukan

demonstrasi, aksi, diskusi, dan advokasi untuk melawan pihak

pengusaha kelapa sawit. Meski tak banyak, adegan perjuangan marga

Mahuze mampu digambarkan oleh sutradara secara impresif terlebih

ditambah dengan wawancara para tokoh marga.

c. Alur Akhir

Alur akhir merupakan bagian penutup dari sebuah cerita. Film The

Mahuzes ditutup dengan beberapa adegan yang menggambarkan hutan

marga Mahuze, makanan pokok yang mereka makan yakni sagu serta

lauk pauk yang didapat dari hasil buruan di distrik Muting yang asri

juga kondisi dibeberapa jalan dan beberapa titik hutan yang terdapat

spanduk, dan patok penolakan pendirian perkebunan kelapa sawit.

25 Wawancara Sutradara Film The Mahuzes Dhandi Laksono, 21 Desember 2018

 

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

84

Meski pada alur akhir film The Mahuzes sutradara tidak

memunculkan klimaks atau benang merah seperti film-film pada

umumnya, namun sutradara mampu memberikan jawaban mengapa

marga Mahuze berjuang mempertahankan tanahnya dan menolak

perusahaan kelapa sawit. Yaitu dengan adegan wawancara yang

dilakukan dengan Agustinus Mahuze dan Darius Nenob yang mana

mereka sudah melihat beberapa marga lain yang sudah menjual tanah

mereka dan tidak mendapatkan kemakmuran yang dijanjikan

perusahaan sawit.

Jawaban-jawaban para anggota marga dalam adegan wawancara

tersebut merupakan bukti dari dampak yang telah ditimbulkan

perusahaan sawit terhadap lingkungan mereka juga bukti dari

perlakuan pihak perusahaan kelapa sawit terhadap mereka.

2. Pelaku Film

Pelaku dalam film The Mahuzes dibagi ke dalam delapan bagian

seperti yang sudah penulis paparkan di bab sebelumnya. Dalam

pembagian tersebut penulis menggunakan analisis naratif milik

Vladmir Propp, kemudian pelaku-pelaku dalam film tersebut dibagi

berdasarkan durasi penayangan.

Pelaku utama atau pemeran utama dalam film The Mahuzes

adalah suku Marind marga Mahuze yang menolak menjual tanah

mereka kepada perusahaan kelapa sawit. Dari durasi penayangannya,

marga Mahuze memiliki durasi yang panjang dibandingkan pemeran

lainnya. Selain durasi penayangan yang panjang, penunjukan marga

Mahuze sebagai pemeran utama juga dikarenakan merekalah satu-

satunya marga yang masih mempertahankan tanah peninggalan nenek

moyang mereka, ketika marga lain telah menjual tanah marga mereka

kepada perusahaan-perusahaan yang ingin membeli tanah mereka

terutama perusahaan kelapa sawit.

 

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

85

Seperti yang diungkapkan sutradara film The Mahuzes, Dhandy

laksono, alasan mendasar dari penolakan penjualan tanah kepada

pemilik perusahaan kelapa sawit yang dilakukan oleh marga Mahuze

tidak sekedar alasan ekonomi dan lingkungan tapi lebih kea rah filosofi

dan storis.

Atas dasar itulah sutradara menjadikan marga Mahuze pemeran

utama dalam film ini. Menurutnya, marga Mahuze sangat cocok dan

tepat menjadi pelaku utama dalam gerakan penolakan penggusuran

lahan untuk perkebunan kelapa sawit karena mereka tidak terkait

system negara, sedangkan orang-orang yang terikat system tidak akan

bias melawan.26

Sementara itu, dalam film The Mahuzes, pelaku atau tokoh yang

bersebrangan dengan pemeran utama (marga Mahuze) yaitu PT

Agriprima Cipta Persada tidak dimunculkan di semua adegan film

tersebut. Karena berdasarkan penjelasan sutradara, film The Mahuzes

hanya berfokus pada kehidupan dan perjuangan para marga Mahuze

melawan pihak perusahaan yang ingin menjadikan hutan mereka

menjadi perkebunan kelapa sawit.

Selain sosok yang berlawanan dengan pemeran utama tidak

dimunculkan, sosok false hero yakni polisi dan tentara juga tidak

diperlihatkan di dalam adegan, namun melalui hasil wawancara

sutradara dengan warga Mahuze sosok para aparatur negara ini

digambarkan memihak ke PT Agriprima Cipta Persada dengan cerita

warga yang telah merusak patok yang warga dirikan dan beberapa

baliho yang mengungkapkan ketidaksediaan warga untuk menjual

tanah mereka.

Secara keseluruhan, film The Mahuzes hanya memunculkan

sedikit pelaku atau tokoh dalam ceritanya. Diantaranya, Agustinus

Mahuze (anggota marga Mahuze), Darius Nenob (kepala suku

26 Wawancara Sutradara Film The Mahuzes Dhandi Laksono, 21 Desember 2018

 

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

86

Mandobo), Nico Rumbayan (tokoh agama), Max Mahuze (tokoh adat

marga Mahuze), para warga marga Mahuze, polisi dan tentara.

3. Konflik Agraria marga Marind Deq dan PT Agriprima Cipta

Persada

Konflik agrarian yang terjadi di Distrik Muting, Merauke, Papua

berawal pada saat Bupati Merauke, John Gluba Gebze pada perayaan

HUT kota Merauke ke 108 tanggal 12 Februari 2010 mengumumkan

rencana kerjasama investasi yang menimbulkan penolakan dari rakyat

papua sendiri. Program yang dicanangkan oleh gubernur saat itu ialah

MIFEE (Merauke Integrated Food and Energy Estate).

Pemerintah melibatkan 32 investor yang bergerak di bidang

perkebunan, pertanian tanaman pangan, perikanan darat, peternakan,

konstruksi, dan industri pengolahan kayu. Di antara investor tersebut

adalah Medco, PT Bangun Tjipta Sarana, Artha Graha, Come-Xindo

Internasional, Digul Agro Lestari, Buana Agro Tama, Wolo Agro

Makmur, dan investor asal Arab Saudi dari Binladen Group yang akan

taruh modal sebesar 4,37 miliar US dollar. Bahkan dikabarkan Raja

Arab Saudi Abdullah bin Abdul Azis akan berkunjung untuk melihat

proyek MIFEE. Para investor tersebut diajak untuk mengelola lahan

seluas 1.282.833 ha yang berdasarkan rekomendasi Badan Penataan

Pemerintah memiliki mimpi bila proyek MIFEE berjalan dengan

baik maka pada tahun 2030, Indonesia akan mempunyai tambahan

cadangan pangan seperti, beras 1,95 juta ton, jagung 2,02 juta ton,

kedelai 167.000 ton, ternak sapi 64.000 ekor, gula 2,5 juta ton, dan

CPO 937.000 ton per tahun. Sedangkan keuntungan yang diperoleh

daerah adalah PDRB per kapita Merauke terdongkrak menjadi 124,2

juta per tahun pada tahun 2030. Devisa negara juga bisa dihemat hingga

Rp. 4,7 triliun melalui pengurangan impor pangan.

Dalam rangka mendukung proyek MIFEE, pemerintah membuat

payung hukum agar proyek tersebut dapat berjalan, produk hukum

 

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

87

tersebut di antaranya, Undang-Undang (UU) Nomor 27 tahun 2007

tentang Penanaman Modal, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 40 tahun

1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai

Atas Tanah, Peraturan Pemerintah (PP) 26/2008 tentang Rencana Tata

Ruang Nasional (RTRWN), Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun

2008 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak

dari penggunaan Kawasan Hutan untuk Kepentingan di Luar Kegiatan

Kehutanan, Peraturan Pemerintah (PP) No 24/2010 tentang Penggunaan

Kawasan Hutan, Peraturan Pemerintah (PP) No 10/2010 tentang Tata

Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan, Inpres No.5

tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi tahun 2008-2009 dan

Raperda Kabupaten Merauke Tahun 2009 Tentang Merauke Integrated

Food and Energy Estate.27

Dengan perlindungan Undang-Undang di atas para pengusaha

merasa mereka sudah berhak atas tanah yang ada di distrik Muting,

namun tidak bagi marga Mahuze. Mereka tetap mempertahankan tanah

ulayat yang memang sudah ada sejak nenek moyang mereka

menemukan tanah papua, dan mereka berfikir untuk keadaan anak dan

cucu mereka ke depannya kelak.

27 Di akses melalui http://binadesa.org/wp-content/uploads/2013/08/MIFEE-Berkah-atau-

Bencana-bagi-Rakyat-Papua.pdf

 

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

88

 

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari analisis yang sudah dilakukan, secara garis besar film The Mahuzes

menceritakan tentang kehidupan suku Marind yang bermarga Mahuze. Film ini

juga menceritakan bagaimana perjungan para warga marga Mahuze dalam

mempertahankan tanah dan menolak pelepasan lahan untuk perkebunan kelapa

sawit di daerah mereka. Selain itu, film The Mahuzes secara persuasif telah

mengajak penontonnya untuk menyadari adanya intimidasi dan paksaan yang

terjadi terhadap para warga Mahuze yang dilakukan PT Agriprima Cipta

Persada maupun pemerintah sekitar.

Secara rinci, film The Mahuzes menunjukan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Alur

Alur atau bisa juga disebut plot film merupakan urutan peristiwa

dalam sebuah film yang sambung menyambung dan saling melengkapi.

Film The Mahuzes memiliki tiga alur yaitu alur awal, tengah, dan akhir.

Alur awal merupakan bagian dari sebuah cerita atau film yang

mengantarkan penonton untuk mengikuti alur-alur berikutnya, atau bisa juga

disebut bagian pendahuluan. Pada alur awal ini, film The Mahuzes

menampilkan data dan fakta juga kronologi terkait permasalahan yang

menjadi dasar dari film ini, yaitu program kerja pemerintah yang

bernamakan MIFEE (Merauke Integrated Food Energy and Estate) dimana

program ini telah membuka banyak peluang bagi para investor asing untuk

datang dan berinvestasi ke Indonesia.

Alur tengah merupakan inti dari sebuah film, alur tengah juga

merupakan rangkaian dari tahapan-tahapan yang membentuk seluruh proses

narasi. Pada bagian ini mulai muncul konflik, yang merupakan

pengembangan dari situasi awal di bagian pendahuluan. Pada alur tengah

ini, film The Mahuzes menampilkan beberapa adegan yang menunjukan

kehidupan warga Mahuze, gerakan perlawanan para warga, demonstrasi dan

 

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

89

aksi penolakan warga Mahuze terhadap penanaman kelapa sawit, dan tindak

kekerasan serta intimidasi terhadap warga yang dilakukan PT Agriprima

Cipta Persada dan pemerintah sekitar.

Alur akhir merupakan bagian penutup, pada bagian ini konflik-konflik

yang muncul pada alur tengah diselesaikan atau ditemukan benang merah

masalahnya juga ditemukan jalan keluarnya. Alur akhir film The Mahuzes

menampilkan beberapa adegan yang menunjukan penolakan terhadap

pembangunan perusahaan dan penanaman kelapa sawit yang dilakukan

warga Mahuze dengan memasang patok dan spanduk di perkampungan

mereka. Selain itu, alur akhir film ini juga menampilkan adegan wawancara

yang menjelaskan dampak dari pembangunan kelapa sawit bagi kehidupan

para warga Mahuze. Selain itu di alur akhir ini sutradara menyugukan rapat

para petinggi birokrasi daerah papua yang membicarakan program

pemerintah MIFEE ini, ada beberapa pejabat yang pro dan ada juga yang

kontra, dengan kata lain birokrasi dibeberapa petinggipun sebenarnya

program pemerintah ini masih belum jelas keputusannya.

2. Tokoh

Film The Mahuzes memunculkan beberapa tokoh yang berperan

menghidupkan cerita dalam film. Tokoh-tokoh tersebut adalah Agustinus

Mahuze (pemuka marga Mahuze), Darius Nenob (kepala suku mandobo),

Max Mahuze (pemuka marga Mahuze), Nico Rumbayan (tokoh agama),

warga Mahuze, polisi dan tentara.

Agustinus Mahuze, Darius Nenob, dan Max Mahuze merupakan

tokoh utama dalam film ini. Mereka dimunculkan untuk mewakili warga

Mahuze dalam memperjuangkan tanah dan menolak pendirian perusahaan

kelapa sawit di daerah mereka. Sedangkan tokoh yang berlawanan dengan

para warga yaitu PT Agriprima Cipta Persada tidak dimunculkan pada film

ini.

 

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

90

B. Saran

Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai saran terkait film The

Mahuzes. Sebagai film dokumenter yang mengangkat isu konflik agraria, film

The Mahuzes terlalu memihak ke satu sisi sementara sisi yang berlawanan

tidak dimunculkan sama sekali. Akan lebih baik jika film ini memunculkan

kedua sisi yang berlawanan.

Selain itu ada beberapa saran terkait film ini, yaitu:

1. Porsi cerita pada alur film The Mahuzes terlalu panjang menampilkan

kehidupan para warga Mahuze, sementara konflik antara suku Marind dan

PT Agriprima Cipta Persada yang merupakan isu utama hanya sedikit

dimunculkan. Akan lebih menarik jika film ini memperbanyak adegan

konflik yang terjadi antara warga dan PT Agriprima Cipta Persada

mengingat judul dari film ini adalah The Mahuzes. Selain itu, meski alur

cerita film ini berdasarkan kenyataan.

2. Tokoh dalam film The Mahuzes terlalu didominasi oleh sosok Agustinus

Mahuze dan Darius Nenob. Akan lebih detail dan mendalam jika saja film

ini memunculkan cerita dari tokoh-tokoh lainnya. Apalagi sosok warga

Mahuze lain yang merupakan aktor utama dalam aksi penolakan pendirian

perusahaan kelapa sawit di Merauke. Selain tidak memunculkan tokoh-

tokoh lain, film ini juga tidak memunculkan tokoh atau sosok yang

bersebrangan dengan para warga yaitu pihak dari PT Agriprima Cipta

Persada. Tokoh dari pemerintah yang diharapkan menjadi penengah pada

kasus ini pun tidak dimunculkan.

Sebagai penutup, peneliti menyarankan serta berharap penelitian ini tidak

berhenti sampai disini. Semoga penelitian ini mampu diperdalam dan

dipertajam. Karena masalah agraria bukan hanya masalah warga Mahuze dan

warga Merauke di Papua tetapi juga menjadi masalah bangsa Indonesia.

 

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

91

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2007. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Ayawaila, Gerzon R. 2008. Dokumenter, Dari Ide Sampai Produksi. Jakarta: FFTV-IKJ Press.

Branston, Gill and Roy Stafford. 2003. The Media Student’s Book, 3rd ed.

London: Routledge. Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada. Chaer, Abdul. 2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Rineka Cipta. Eriyanto. 2013. Analisis Naratif Dasar-Dasar dan Penerapannya Dalam Analisis

Teks Berita Media, Jakarta: Kencana Perdana Media Group. Husnun, Djuraid, N. 2012. Panduan Menulis Berita (Pengalaman Lapangan

Seorang Wartawan). Malang: UMM Press. INKUIRI NASIONAL. 2016. Hak Masyarakat Hukum Adat atas Wilayahnya di

Kawasan Hutan. Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Keraf, Gorys. 1994. Argumentasi dan Naratif. Jakarta: Gramedia. KOMNAS HAM. 2016. Konflik Agraria Masyarakat Hukum Adat Atas

Wilayahnya di Kawasan Hutan. Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Kovach, Bill. 2001. Sembilan Elemen Jurnalistik. Jakarta: Yayasan Pantau. Kovach, Bill. 2012. Blur. Jakarta: Dewan Pers (dikerjakan bersama Yayasan

Pantau). Kusumaningkrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. 2009. Jurnalistik Teori &

Praktik. Bandung : Ramaja Rosdakarya. Lazarsfeld, Paul F, and Robert K. Merton. 2000. Media Studies: Mass

Communication, Popular taste and Organized Sosial Action, 2nd ed. New York: NY University Press.

Ola Kleden, Emilianus dan Y.L. Franky. 2011. MIFEE: Tak Terjangkau Angan

Malind. Jakarta: Yayasan PUSAKA.

 

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47019/1/MUHARROMAH... · tanah mereka dan akan dijadikan perkebunan kelapa sawit. ... ACP (Agriprima Cipta

92

Pratista, Himawan. 2017. Memahami Film. Jakarta: Montase Press. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rivers, William L. 2003. Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta:

Prenada Media Group. Tamburaka, Apriadi. 2013. Literasi Media: CERDAS BERMEDIA KHLAYAK

MEDIA MASSA. Depok: Raja Grafindo Persada. Vetrov, Dzinga. 2007. Defining Documentery Film. New York: LB Tauris. Awasmifee.org, 2013, An Agribusiness Attack in West Papua: Unravelling the

Merauke Integrated Food and Energy Estate, vol 3, http://awasmifee.potager.org/uploads/2012/03/mifee_en.pdf, diakses 12 Juli 2018

Handewi P.S Rachman. 2016. “Dampak Krisis Pangan – Energi – Finansial

terhadap kinera ketahanan pangan nasional” http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/FAE28-2c.pdf, diakses pada 16 Juli 2018

KPU. 2014. “Visi-Misi Jokowi-JK”

http://kpu.go.id/koleksigambar/VISI_MISI_Jokowi-JK.pdf, di akses pada 16 Juli 2018

Mutanza, 2014, Mifee dan Perempuan Adat Malind, Sajogyo Institute, no 2 tahun

2014. http://www.sajogyo-institute.or.id/files/WP%20Sajogyo%2)Institute%20No.%202,%202014.pdf, diakses pada 12 Juli 2018

Nugroho Asrianto, 2018, SEKILAS MERAUKE,

http://merauke.go.id/portal/news/view/7/geografis.html, diakses pada 12 Juli 2018

Sabiq Carbesth dan Syaiful Bahari, 2012, MERAUKE INTEGRATED FOOD AND

ENERGY ESTATE (MIFEE) Berkah atau Bencana Bagi Rakyat Papua? , vol 3,

http://binadesa.org/wp-content/uploads/2013/08/MIFEE-Berkah-atau-Bencana-

bagi-Rakyat-Papua.pdf, diakses pada 12 Juli 2018