tabloid simpang5 #127

24

Upload: tabloid-simpang5

Post on 24-Jul-2016

241 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tabloid Gaya Hidup Semarang

TRANSCRIPT

Page 1: Tabloid Simpang5 #127
Page 2: Tabloid Simpang5 #127

PLN Jateng-DIY Perbaiki Fasilitas MCK Di Sejumlah SekolahPT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY melaksanakan kegiatan Employee Volunteer Program (EVP) bertajuk ‘Duta Muda Bersinar’ di SD Bangunsari, Bandarharjo, Semarang Utara. PLN memberikan bantuan berupa perbaikan fasilitas MCK, prasarana pendidikan serta perbaikan plang sekolah.

Kegiatan yang juga melibatkan tim dari PLN Pusat Manajemen Konstruksi (PMK), Unit Pembangkitan Jawa Bali (UPJB), PLTU Tanjung Jati B dan Udiklat Semarang itu juga memberikan beberapa bibit pohon sebagai bentuk kampanye penghijauan.“Ini merupakan program kepedulian yang diselenggarakan serentak di 70 sekolah se-Indonesia. Tahun ini hanya beberapa sekolah di Kota Semarang yang mendapatkan bantuan. Namun, semoga tahun depan semakin banyak sekolah lagi yang menerimanya,” kata Manajer Bidang SDM, Hikmat Setiawan, Kamis 29 Oktober 2015 yang lalu.

Bantuan memang difokuskan ke peralatan atau alat peraga belajar mengajar dan fasilitas sekolah, diantaranya kamar mandi. Penyuluhan hidup sehat juga bakal diberikan kepada anak-anak.

Sebagai pengenalan tentang PLN atau kelistrikan untuk anak- anak, ditampilkan juga video mengenai edukasi kelistrikan. Hikmat ingin PLN tidak hanya menerangi negeri, namun juga menerangi hati anak- anak.

“Dengan adanya bantuan ini, semoga anak-anak termotivasi untuk belajar lebih baik. Dan berprestasi agar mereka dapat meraih cita-cita,” tandasnya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) Semarang Utara, Sri Hartini, mengatakan memang masih banyak SD yang masih kurang diperhatikan. Ia pun berharap PLN membantu sekolah lain yang berada di Semarang Utara. “Rata-rata sekolah di Semarang Utara kalau siang biasanya tergenang rob, namun kalau hujan tergenang banjir. Dengan adanya bantuan dari PLN, ini namanya rejeki melimpah untuk memperbaiki fasilitas pendidikan,” tuturnya.Enam sekolah yang mendapatkan bantuan serta edukasi di wilayah Jawa Tengah dan DIY adalah SD Bangunsari - Bandarharjo, SD Ngaliyan 4, SD Darussalam - Manyaran, SD Muhammadiyah 8 di Semarang. Kemudian Madrasah Ibtidaiyah YAPPI Gunung Kidul, Yogyakarta, serta SMP Negeri 1 Kembang, Jepara.

Program yang berlangsung selama bulan Oktober – November 2015 ini adalah bagian dari program PLN Peduli 70 Sekolah. Program ini termasuk dalam rangkaian peringatan Hari Listrik Nasional ke-70 yang dirayakan pada tanggal 27 Oktober setiap tahun.

Page 3: Tabloid Simpang5 #127
Page 4: Tabloid Simpang5 #127
Page 5: Tabloid Simpang5 #127

Hembusan angin yang segar dan pemandangan alam yang menakjubkan langsung menyambut kita saat memasuki kawasan Wisata Eling Bening di Ambarawa. Dari tempat yang tidak jauh dari Semarang dan mudah dijangkau ini, kita bisa menikmati 8 deretan pegunungan, rawa pening,

sawah, perkebunan kopi, jalur kereta api uap, serta keindahan matahari saat terbit dan tenggelam.

“Kami menawarkan tempat wisata dengan fasilitas lengkap serta pemandangan yang sangat eksotis dan menakjudkan, terlihat deretan gunung dan air danau rawa pening. Alam di Indonesia memang sangat indah,

dan tempat ini adalah salah satunya, tidak kalah dengan tempat-tempat wisata ternama di luar negeri,” papar pemilik Wisata Eling Bening.

Meski memiliki keunggulan pemandangan alam yang menakjubkan, Wisata Eling Bening tetap menyediakan fasilitas yang sangat lengkap. Di tempat ini tersedia restoran, kolam renang, tempat outbound, camping ground, kafe, dan meeting room dengan kapasitas 40 orang. Dan pengelola juga akan terus menambah fasilitas yang ada seiring dengan terus dikembangkannya tempat ini.

“Wisata Eling Bening juga menyediakan fasilitas pendukung seperti play ground anak, play ground dewasa, camping

ground, meeting room, hill tracking area, archery area, flying fox, swimming pools, lobby & restaurant, stage ceremonial and shows, outdoor sound system, musholla, di samping itu Wisata Eling Bening juga menyediakan tempat untuk wedding party, foto prewedding, meeting, gathering, arisan, pesta ulang tahun, field trip anak sekolah, pusat olahraga pagi seperti senam, yoga, dan berbagai kegiatan lainnya. Pengunjung tidak perlu kuatir untuk ke sini, karena akses jalan ke sini lebar dan parkir sangat luas,” jelasnya.

Untuk makanan, aneka menu nusantara menjadi unggulan di tempat ini. Anda bisa memilih berbagai menu seperti bakaran ikan, aneka sup, ayam goreng,

pecel, aneka ca sayur, karedok, rawon, asem-asem, soto, sate sapi atau ayam, mi lontong, dan berbagai menu lainnya, yang kenikmatannya terjamin karena dimasak oleh para koki berpengalaman.

Untuk menuju tempat Wisata Eling Bening sangat mudah, lokasinya tidak jauh dari Terminal Bawen. Dari Terminal Bawen lurus saja ke arah Ambarawa. Tidak jauh setelah lampu lalu lintas jalan arteri, Anda akan menemukan Jalan Kartini di kiri jalan. Masuk ke Jalan Kartini, tidak jauh di kiri jalan, Anda akan menemukan lokasi Wisata Eling Bening.

PEMANDANGAN YANG EKSOTIS

DAN MENAKJUBKANTERLIHAT DERETAN GUNUNG DAN RAWA PENING

Eling Bening

bakaran ikan, aneka sup, ayam goreng,

Wisata Eling Bening

Jam Buka 09.00-22.00

Jl. Kartini Tambakboyo

Ambarawa Kab. Semarang

Telp. 085 7295 65656

SOFT OPENINGSabtu 5 Desember 2015

Page 6: Tabloid Simpang5 #127

6 TABLOIDSIMPANG5.COM EDISI 127/TH.XI / 20 NOVEMBER - 19 DESEMBER 2015

EDITORIAL

COVER STORYCOVER : SENTRALANDBANNER : PLN

Anda mempunyai saran dan kritik untuk kami? Atau Anda ingin berbagi pengalaman seputar dunia bisnis, wisata, kuliner, property kepada pembaca lain? Caranya mudah : kirim saran dan kritik atau artikel Anda ke Redaksi Tabloid Simpang5, Jl. Sompok Lama 30 Semarang dan dapat juga melalui email ke [email protected] atau [email protected]. Jangan lupa sertakan nama dan alamat Anda, atau disertai foto. Untuk artikel sertakan biodata anda dan nomor telepon yang dapat dihubungi. Setiap artikel, saran dan kritik yang anda kirimkan akan sangat kami hargai. Kami tunggu partisipasi Anda.

Salam Antusias

MUNIFREDAKSI

Graha Estetika, Bukit Sari, Bukit Indah Regency, BSB, Villa Esperanza, Graha Candi Golf, City Park Medoho, Puri Ayodya, Plamongan Indah, Villa Aster, Graha Padma, Graha Wahid, Semarang Indah, Bukit Permata Puri, Srondol Indah, Jati Raya, Duta Bukit Mas, Permata Semeru, Telagabodas, Papandayan, Puri Anjasmoro, Gajahmungkur, Tanah Mas, Setiabudi, Kawasan Jangli, Family Residence, Kampoeng Hollywood, Greenwood, Ruko Mataram, Ruko Hasanudin, Ruko Majapahit, Ruko Tlogosari, Ruko Peterongan, Ruko Jurnatan

Simpang5

WWW.TABLOIDSIMPANG5.COMWWW.TABLOIDSIMPANG5.COM

Penerbit : PT. Metra Digital Media by TELKOM Indonesia Direktur Utama : Budi Setiawan Wijaya Pemimpin Umum : Antonius Hari Prasetyo Manager Content & Editorial : Rina Pradipta Redaksi & Fotografer : Ahmad Munif Creative : @antobuncit, Sadono Agung Sales : Anastasia Distribusi & Sirkulasi : Nugroho Hery, Dwi, Alamat Redaksi : Jl. Sompok Lama 30 Semarang Telp. (024) 844 2444 ext 206 Fax. (024) 8443444 Email : [email protected] Weblog : simpang5.wordpress.com Facebook : facebook.com/tabloidsimpang5 Twitter : @simpang5

INFO PEMASANGAN IKLAN

081 225 100 482

Turis Asingke Semarang

Data dari BPS menunjukkan Malaysia dan Singapura merupakan dua negara asal wisatawan mancanegara yang ke Semarang. Untuk meningkatkan jumlah kunjungan dari dua negara tersebut tentu perlu untuk mengetahui minat dan harapan mereka. Wisatawan Singapura menyukai nature dan culture, menyukai kuliner dengan cita rasa Semarang, dan menyukai spa. Sedangkan wisatawan

Malaysia menyukai shopping, menyukai kuliner, dan kunjungan ke MAJT.

Wisatawan meminta agar daya tarik tempat kunjungan ditingkatkan fasilitas dan perawatannya. Selain itu, pemerintah kota juga perlu meningkatkan dan melakukan pembinaan, terutama pada masing-masing pengelola destinasi untuk membuat satu standar service bagi tamu-tamu mancanegara, serta memberikan rasa nyaman dan aman bagi mereka.

Semarang harus lebih menonjolkan sisi tradisi dan adat kebudayaan setempat yang dikemaas se-atractive mungkin, supaya ada ciri khusus dari kota ini. Seperti halnya Bali ataupun Yogyakarta yang kental dengan tradisi dan budaya yang selalu dikemas menarik, dan tidak pernah lepas dari perhatian orang asing. Karena orang asing berwisata ke luar negeri tentu tujuannya untuk mencari suatu hal yang menjadi ciri khas atau icon tempat tersebut

dan mendapatkan pengalaman yang berkesan. Sehingga mereka dapat berbagi cerita dan pengalaman ketika sudah kembali ke negaranya.

Berbagai kota besar di Indonesia terus berbenah, membangun branding kotanya. Mulai dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Solo, bahkan Pekalongan dan kota-kota yang bukan merupakan ibu kota

provinsi. Hasilnya pun sudah mulai dapat dilihat, lalu bagaimana dengan Kota Semarang?

Di portal Pemerintah Kota Semarang tepatnya di Profil Kota Semarang memang mencantumkan City Branding kota ini, yang merupakan hasil lomba yang digelar Bappeda Kota Semarang pada tahun 2012. Hingga saat ini hasil lomba tersebut belum pernah secara resmi diumumkan sebagai city branding Semarang. Bahkan mendapat banyak kritik di media sosial, karena ada tahapan proses yang dilewati, sehingga branding dianggap tidak mewakili Kota Semarang.

Jika kota atau daerah lain, pemimpin daerah terlihat aktif untuk branding daerahnya. Kota Semarang yang terlihat aktif adalah generasi kreatifnya, dorongan untuk segera membuat City Branding terus disuarakan bahkan hingga membuat gerakan sedekah logo Semarang. Tentu kita berharap pemerintah segera bergerak membangun city branding, yang salah satu manfaatnya adalah mempermudah berkembangnya sektor pariwisata.

Joko SuratnoKetua DPD ASITA Jawa Tengah

Yusuf SudadiBiro Travel Kapal Pesiar

Wulan Ayu Tristiyani Asst. Marketing Manager Gumaya Tower Hotel

081 225 100 482

Page 7: Tabloid Simpang5 #127

7TABLOIDSIMPANG5.COM EDISI 127/TH.XI / 20 NOVEMBER - 19 DESEMBER 2015

INFO

HARJANTO HALIMDirektur Utama PT Marimas Putra Kencana

Bagi Tionghoa Indonesia, SBKRI (Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia) adalah sebuah kata yang sangat akrab di telinga. Sebuah kata yang sanggup melontarkan kenangan ironis. SBKRI adalah sebuah buku kecil seukuran saku bewarna hijau yang dikeluarkan oleh Departemen Kehakiman di masa Orde Baru.

Buku ini mengukuhkan status Tionghoa sebagai warganegara sah di Republik ini. Tanpa SBKRI, jangan harap bisa mengurus paspor, surat kawin, akte lahir, sekolah, kuliah, beli rumah, atau ijin usaha.

SBKRI adalah kunci kehidupan. Tanpa SBKRI, tak ada hak-hak sipil. Tidak aneh jikalau anak terpaksa mengikuti marga mamanya, karena mamanya yang punya SBKRI. Seorang anak Jawa yatim-piatu yang sejak kecil diadopsi sebuah keluarga Tionghoa, terpaksa tidak bisa meneruskan sekolah. Ia, meski berkulit coklat dan bermata besar, tetap dianggap Tionghoa. Ia juga tidak punya SBKRI. SBKRI adalah momok sekaligus obyek sapi perah. Mengurus surat kematian pun pakai SBKRI. Padahal jasad sudah jadi WNA, Warga Negara Akherat.

Aneh bin ajaib, saat Pemilu SBKRI tidak pernah diminta. Kartu Pemilih dibagikan begitu saja dari rumah ke rumah tanpa banyak cingcong. Padahal Pemilu adalah kegiatan politik yang, secara de jure dan de facto, hanya untuk Warga Negara yang sah. Hanya warganegara Republik Indonesia yang boleh mencoblos. Lha kok warganegara bermata sipit tidak dimintai bukti sama sekali. Aneh to?

Seorang Tionghoa yang pernah menjabat Menteri pernah berkata, “Yang benar-benar warganegara yang sah adalah Tionghoa, yang lain tidak sah...” Kok bisa? “Lha gimana tidak? Hanya Tionghoa yang punya ‘surat bukti’ sebagai warganegara...”Hahaha, bisa saja.

Saya masih ingat, saat daftar ulang naik kelas, berlembar-lembar surat yang harus difotokopi, mulai dari Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia, Surat Keterangan Warganegara Indonesia, Surat Keterangan Kelakuan Baik, sampai Surat Pernyataan Ganti Nama. Kalau dipikir sungguh melelahkan. SBKRI adalah nyawa yang mutlak dijaga dengan segenap hati. SBKRI selalu disimpan bersama barang-barang berharga lain di lemari besi, siap disambar dan diselamatkan bila terjadi kebakaran atau bencana.

Saya yakin, selain Tionghoa atau pejabat Departemen Kehakiman dan Sospol yang pernah berurusan dengannya, tidak ada seorangpun penduduk di republik ini yang pernah melihat wujud kitab hijau nan sakral ini. Mendengar mungkin pernah, tapi melihat pasti tidak pernah. Mengucap pun sering terbalik pengucapannya - S(K)BRI, bukan S(B)KRI.

Selain SBKRI, ada lagi sebuah kata yang sangat akrab di telinga Tionghoa, khususnya bagi generasi tua - ‘PP 10’. Ya, ‘PP 10’ adalah sebuah Peraturan Pemerintah No. 10 yang dikeluarkan Presiden Soekarno di tahun 1959. Intinya peraturan itu melarang Tionghoa membuka usaha atau toko di wilayah tingkat Kabupaten ke bawah, di desa dan pinggiran. Meski tujuannya mungkin baik - untuk

menyeimbangkan kesempatan berusaha bagi non-Tionghoa, akan tetapi dampak sosial dari peraturan ini sungguh di luar dugaan.

Terjadi kerusuhan dan penjarahan dimana-mana. Rumah dan tempat usaha milik Tionghoa dijarah dan dibakar. Tionghoa dikejar-kejar dan diusir. Mereka ketakutan. Mereka lari, mengungsi menyelamatkan diri dan keluarga, serta sebagian harta yang bisa diselamatkan. Belum ada SBKRI saat itu. Pemerintah RRC pun menyediakan kapal untuk menjemput dan memulangkan mereka. Keadaan kacau balau - ‘chaos’. Banyak anak kehilangan orangtua, banyak orangtua kehilangan keluarga. Banyak yang tiba-tiba jatuh miskin, banyak yang tiba-tiba jadi yatim piatu.

Saya sedang ngopi bersama seorang kerabat, adik saya, serta seorang paman di sebuah kedai kopi di sebuah pertokoan. Paman saya, korban kebijakan yang ‘tidak bijaksana’ tahun 1959, kini tinggal di Shenzhen, Tiongkok, bercerita. Setelah PP 10 diumumukan, keadaan genting. Diadakan rapat keluarga, diputuskan siapa di antara mereka yang berangkat dulu. Kakak-kakaknya sudah menikah dan berkeluarga, ada juga yang punya usaha. Adiknya masih terlalu kecil. “Hanya aku yang paling pas,” kata Paman sambil menyeruput kopinya.Dia belum menikah dan kondisi kesehatan baik. Dengan bekal secukupnya dan setumpuk harapan, dia pun berangkat mengemban misi, menjajaki kemungkinan memulai kehidupan baru bagi seluruh anggota keluarga besar. Dia menjadi pionir. Berangkat satu kapal bareng pionir-pionir lain yang mendadak merasa gagah bisa menjadi pahlawan keluarga. Tangan dikepal ke udara, lagu gagah dinyanyikan. Layar terkembang, semangat menggelora.

Sampailah mereka di Guangzhou. Harapan tinggal harapan. Semangat kempis bagai balon bocor. Ternyata yang dilihat tidak sesuai dengan yang dibayangkan. Kemiskinan mendera dimana-mana. Kerja keras membayang di pelupuk mata. Negara ini lebih miskin dari yang dibayangkan. “Trondholo tenan,” umpat Paman sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.

Mereka ditampung sementara di sebuah sekolah. Dijatah makan bagai penjara dengan rangsum seadanya. Nasi sebakul dan sayur sebakul. Sayur dan sayur setiap hari. Tak ada secuilpun daging. Putih dan hijau, setiap hari. Sama rata, tak ada rasa.“Suatu ketika ada warna coklat disela sayur yang tersaji....,” kata Paman sambil tersenyum. “...semua orang berebut dikira daging, tapi jebulnya bukan...” “Apa itu?” tanya saya sambil mengunyah pisang goreng yang dilumuri keju dan coklat. Paman saya terkekeh-kekeh tak bisa menahan tawanya. “...jebule bukan daging, jebule... KECOWAK...!!!”Hahaha... Saya ikut larut dalam tawanya.“Terus semua orang jadi tembem-tembem,” lanjut Paman. “Lho katane cuman dikasi sayur? Kok bisa gemuk?” tanya saya heran.Paman tertawa dan menggeleng. Tampak giginya yang menghitam karena nikotin. “Bukan gemuk...! Tembem... BERI-BERI...!”

Oala, Hahaha, jebule ‘malnourished’, kekurangan vitamin B, kena beri-beri. Saya ikut tertawa. Hidup terasa indah saat kita bisa menertawakan tragedi yang pernah terjadi. Hidup senang atau susah, siapa bisa terka? Kita berusaha, kita berikhtiar, tahu-tahu keadaan berubah. Toko dijarah, rumah dibakar. Nasib terjerumus dalam hitungan detik.Nestapa tidak hanya disebabkan alam yang murka, bisa saja gara-gara sebuah keputusan gegabah di atas secarik kertas. Dan beribu-ribu nyawa terlantar dan terpuruk begitu saja.

Nasib bagai gelombang pasang surut, kadang diseling badai dan halilintar. Terserah bagaimana kita bersikap. Bersatu dalam kesepakatan keluarga yang utuh, saling percaya dan saling menguatkan, menjajaki kemungkinan baru, menapak harapan di tanah yang tak pernah disinggahi. Meski kadang berakhir ironis, tapi kenangan itu tetap manis. Kenangan bahwa sesungguhnya, keluarga adalah harta yang paling berharga.Saya meneguk habis sisa espresso dalam cangkir mini yang sudah dingin. Rasanya pahit sekali. (*)

Mal Ciputra Semarang mencatat transaksi Rp 13,1 miliar. Nilai tersebut berdasarkan data base Mall Prize yang didapat dari jumlah penukaran nota belanja customer yang berbelanja di toko dan konter di Mal Ciputra selama Juni – September 2015.

“Transaksi paling besar ada di bulan Juli sebanyak Rp 3,4 miliar karena merupakan momen lebaran sehingga aktivitas beli masyarakat meningkat,” jelas Mall Manager Ciputra Semarang, Ani Suyatni, saat pengundian program tersebut, Rabu (28/10) di atrium mal.

Menarik untuk dicermati adalah transaksi bulan Agustus dan September. Nilai tukar rupiah terhadap dolar yang kurang baik rupanya tidak berpengaruh signifikan terhadap daya beli pengunjung di Mal Ciputra Semarang. “Bulan Agustus pencapaian di Rp 3,2 miliar, September Rp 3,3 miliar,” ujar Ani.

Mall Prize 2015 ini terbagi menjadi tiga periode dalam kurun waktu satu tahun. Masing-masing periode I 1 Februari – 31 Mei, periode II 1 Juni – 30 September dan periode III 1 Oktober – 31 Januari 2016. Tiap

periode diundikan hadiah sepeda motor, IPad Air 2, IPhone 5, LED TV, dan voucher belanja Mal Ciputra. Adapun grand prize yang merupakan akumulasi dari tiga periode berupa 1 unit mobil Honda HRV.

Pada periode II, tercatat sebagai pemenang hadiah utama berupa sepeda motor yaitu Sylvia Maria U (Pati), Tjan May Kwee (Semarang) dan Adhita Kusuma Dwi C (Semarang).

Member yang tercatat untuk program ini sekitar 65.000 orang. Sejak tahun 2006 sampai sekarang, tren peningkatan member antara 10-15%/tahun. “Untuk menjadi member peserta undian ini sangat mudah. Di pendaftaran awal pengunjung cukup menukarkan nota belanja Rp 100 ribu akan mendapatkan Smile Card dan poin undian. Selanjutnya, tiap kelipatan Rp 50 ribu akan mendapatkan satu poin,” jelas Ani.

Smile Card sebagai tanda keikutsertaan Mall Prize juga memiliki nilai lebih. Dengan menunjukkan kartu tersebut di toko dan konter tertentu di Mal Ciputra, akan mendapatkan diskon dan promo khusus. (*)

MALL PRIZE CIPUTRA CATAT TRANSAKSI RP 13,1 M

BALADA ESPRESSO

Page 8: Tabloid Simpang5 #127

8 TABLOIDSIMPANG5.COM EDISI 127/TH.XI / 20 NOVEMBER - 19 DESEMBER 2015

KULINER

Sederhana itu indah! Berpijak pada hal tersebut Noir Cafe mengusung konsep ruangan Vintage dengan pewarnaan yang minimalis namun menarik. Desain warna hitam seperti arti kata Noir yang diambil dari Bahasa Prancis, berpadu dengan background warna putih. Benar-benar nyaman dan

asik untuk bersantap sambil berbincang dengan teman atau keluarga.

Ada tiga jenis menu yang dihadirkan di Noir Cafe, yaitu Waffle, Steak, dan Ice Cream. Pada menu Noir Cafe memiliki berbagai varian yang cukup banyak, agar pengunjung bisa memilih sesuai dengan selera. Setiap menu yang dihadirkan menggunakan bahan-bahan berkualias terbaik dengan cita rasa istimewa.

“Kami menghadirkan menu-menu dengan cita rasa terbaik, namun dengan harga yang lebih terjangkau. Penggemar steak bisa bandingkan, bumbu di sini lebih terasa, dipadu dengan daging yang empuk, membuat menu steak menjadi salah satu favorit di tempat ini,” jelas Alvin, pemilik Noir Caffe.

Untuk menu utama, beberapa menu yang bisa Anda pesan di antaranya, Chicken Steak Rp 22 ribu, Chicken Gordon Blue Rp 30 ribu, Beef Steak Rp 40 ribu,

Spaghetti Rp 20 ribu, Fettucini Rp 20 ribu, Black Papper BUrger Rp 25 ribu, dan Noodle Rp 15 ribu.

Penggemar Waffle pasti akan puas jika mengunjungi Noir Cafe, ada beberapa varian yang bisa Anda pilih dengan harga mulai Rp 13 ribu. Begitu pula dengan Ice Cream ada berbagai pilihan rasa dan ukuran dengan harga mulai Rp 15 ribu. Istimewanya Ice Cream di sini merupakan handmade sehingga terasa nikmat alami.

Berbagai minuman juga bisa Anda pilih sesuai selera, seperti Green Tea Latte Rp 15 ribu, BlueGum Latte Rp 20 ribu, Cappuccino Rp 15, Orange Juice Rp 13 ribu, dan masih banyak lainnya. (*)

Noir Cafe

CITA RASA ISTIMEWA WAFFLE, STEAK, DAN ICE CREAM

Es Krim Zangrandi, sebuah cita rasa dari kenikmatan klasik yang telah hadir sejak tahun 1930. Es Krim Zangrandi bahkan telah menjadi salah satu obyek wisata kuliner Surabaya. Asal mula berdirinya es krim ini dari keluarga berkebangsaan Italia, yaitu Roberto Zangrandi. Resep es krimnya diciptakan oleh Mevrouw Zangrandi. Kunci kesuksesan Es krim Zangrandi terletak pada penggunaan bahan-bahan alami serta teknik pengolahan es krim yang tidak mengalami perubahan. Sejak dahulu, Es krim Zangrandi menjadi salah satu pionir es krim terkemuka di Indonesia.

Bagi Anda pecinta es krim jadul, Anda tidak perlu jauh-jauh ke Surabaya untuk menikmati es krim legendaris ini, Bring in Cafe yang terletak di Taman Beringin Semarang ini, membawa konsep Old Fashioned Ice Cream ini ke tengah-tengah Anda.

Es krim terfavorit di Zangrandi adalah Tutti Fruti yang menjadi andalan sejak tahun 1930. Sedangkan menu lainnya yang juga menjadi favorit adalah Macedonia dan Banana Split.

Untuk melengkapi nikmatnya Es krim Zangrandi, Bring In Cafe melengkapi menunya dengan hidangan lezat dari appetizer seperti Nachos yang disajikan dengan salsa sauce, serta Bruchetta Napoletana, hingga hidangan utama seperti Chicken Gordon Blue, Involtino di Pollo, Spaghetti Carbonara, dan Fish & Chips, yang siap menemani momen

istimewa Anda bersama teman, keluarga, maupun kolega bisnis Anda. Tak luput dari hidangan appetizer hingga deserts, Bring In Cafe menawarkan pula berbagai jenis racikan minuman mulai kopi, mocktail, hingga minuman berbahan dasar Es krim Zangrandi. (*)

Bring in Cafe - Zangrandi

TASTE YOUR CLASSIC ICE CREAM

Bring In Cafe - Zangrandi

Jam Buka 11.00-22.00

Jl. Ade Irma Suryani (Taman Beringin)

No. 21-23 Semarang

Telp. 024 3521286, 083838330006

083838330006

@bring_in_cafe

Page 9: Tabloid Simpang5 #127

9TABLOIDSIMPANG5.COM EDISI 127/TH.XI / 20 NOVEMBER - 19 DESEMBER 2015

KULINER

Susu kedelai saat ini sudah tak asing lagi, sudah sangat mudah untuk ditemui, bahkan bagi orang-orang yang paham cara pembuatan dan kandungan yang terdapat di susu kedelai, pasti mereka akan mengolah sendiri kacang kedelai menjadi susu kedelai. Bagi mereka yang lactose intolerance (orang

yang tidak mampu mencerna laktosa, karbohidrat pada susu sapi).

Jika Anda tidak termasuk lactose intolerance, mengkonsumsi susu kedelai sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit dari tubuh. Banyak penelitian yang membuktikan, jika mengkonsumsi susu kedelai, bisa menurunkan resiko terkena penyakit kronis seperti jantung, diabetes, dan ginjal. Juga mengatasi tekanan darah tinggi serta menurunkan kolestrol. Wanita atau pria bisa meminum susu kedelai karena manfaatnya yang sangat besar, mengapa?

KEDELAI MENGANDUNG ISOFLAVON

Pada pria, kedelai telah terbukti bisa mencegah kanker prostat, penyakit

yang banyak menyerang pria diatas usia 40 tahun. Ini disebabkan karena kedelai banyak mengandung itokimia (zat kimia nabati) yang disebut isoflavon. Jenis isoflavonnya adalah genistein dan daidzein. Berdasarkan penelitan, genistein mampu menghambat pertumbuhan sel-sel kanker prostat serta menghambat penyebarannya.

Sedangkan pada wanita, manfaatnya lebih banyak lagi. Kedelai bisa membantu mencegah kanker payudara dan osteoporosis. Umumnya wanita yang lebih

banyak terpapar estrogen, seperti wanita yang menstruasi lebih dini, tidak memiliki anak, atau yang tidak menyusui bayinya, berisiko tinggi terkena kanker payudara. Namun anehnya, meski isoflavon dalam kedelai ini merupakan fitoestrogen (suatu bentuk estrogen alami), tetapi di dalam tubuh justru berefek mencegah kanker payudara. Dan bagi wanita yang sudah mengalami menopause, susu kedelai dapat membantu meredam gejala-gejala menopause yang disebabkan menurunnya produksi hormon estrogen.

JANGAN BERLEBIHAN MENGKONSUMSI SUSU KEDELAI, KARENA?

Meskipun banyak manfaatnya, tetapi sebaiknya tidak mengkonsumsi susu kedelai secara berlebihan. Sebab, para ahli khawartir bahwa kadar isoflavon yang terlalu tinggi di dalam tubuh justru akan menimbulkan kanker, khususnya kanker payudara. Seberapa banyakkah kategori berlebihan tersebut?

Menurut Margo Woods, D.Sc., asisten dosen kedokteran dari Tufts University, Amerika yang telah meneliti efek kedelai pada wanita menopause, yang perlu diwaspadai dalam hal ini adalah konsumsi kedelai dalam bentuk suplemen. Ia lebih menganjurkan untuk mengkonsumsi kedelai dalam bentuk makanan seperti tahu, tempe ataupun susu kedelai. Tentunya masih dalam jumlah yang wajar agar bisa mendapatkan manfaat kesehatan dari kedelai dan aman. Susu kedelai tak hanya bermanfaat bagi mereka yang tidak bisa mengkonsumsi susu sapi, tetapi bagi pria dan wanita juga, karena kedelai memiliki manfaat tersendiri. (udoctor.co.id)

SUSU KEDELAI BUKAN SEKADAR PENGGANTI SUSU SAPI

Page 10: Tabloid Simpang5 #127

TABLOIDSIMPANG5.COM EDISI 126/TH.XI / 20 OKTOBER - 19 NOVEMBER 201510

KELUARGA

Page 11: Tabloid Simpang5 #127

KECANTIKAN

Page 12: Tabloid Simpang5 #127
Page 13: Tabloid Simpang5 #127
Page 14: Tabloid Simpang5 #127

TABLOIDSIMPANG5.COM EDISI 127/TH.XI / 20 NOVEMBER - 19 DESEMBER 201514

LAPORAN UTAMA

Semarang memiliki berbagai potensi wisata, namun apakah hal tersebut mampu menarik minat wisatawan mancanegara. Belum lagi persaingan dengan berbagai kota lain untuk mendatang wisatawan. Berbagai tantangan tersebut tentu harus mampu dijawab oleh pemerintah kota maupun

para pelaku industri pariwisata, jika ingin pariwisata di kota ini terus berkembang.

Bertempat di Gedung Balaikota Semarang, Disbudpar (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) Kota Semarang, menggelar Bina Pelaku Usaha Pariwisata Kota Semarang, dengan tema: Strategi Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kota Semarang. Acara yang berlangsung pada 3 November 2015 ini menghadirkan pembicara, Joko Suratno, Ketua DPD ASITA Jateng, Yusuf Sudadi dari Biro Travel Kapal Pesiar, dan Laser Narindro, dari Komisi D DPRD Kota Semarang.

Dalam acara yang dibuka Kepala Disbudpar Kota Semarang, Masdiana Safitri ini, peserta yang datang dari para pelaku usaha pariwisata Kota Semarang. Seperti dari Hotel, Restoran, Biro Perjalanan Wisata, Pemandu Wisata, Pusat Oleh-oleh, Transportasi, Tempat Hiburan dan Rekreasi, serta dari pengelola akun media sosial.

“Bagaimana peta wisatawan mancanegara, itu sangat penting untuk diketahui jika ingin mendatangkannya ke Semarang. Untuk biro wisata ada paket inbound, porsinya hanya 10 persen dari wisatawan yang datang ke Semarang. Dengan target pemerintah pusat 20 juta wisatawan dan menjadikan pasar China sebagai target utama, tentu Semarang punya potensi,

karena di sini ada jejak peninggalan Laksamana Cheng Ho,” jelas Joko Suratno, Ketua DPD ASITA Jateng, saat mengawali uraiannya.

Lebih lanjut Joko Suratno menjelaskan bagaimana potensi tersebut bisa memberi kontribusi. Dari data statistik, Malaysia dan Singapura merupakan dua negara asal wisatawan mancanegara yang ke Semarang. Dengan adanya penerbangan langsung dari Singapura dan Malaysia tentu merupakan peluang yang besar untuk meningkatkan kunjungan dari kedua negara tersebut. Bagaiman dengan China? Dengan tidak adanya penerbangan langsung tentu akan menjadi kendala.

“Untuk menarik turis dari Malaysia yang punya kecenderungan wisata belanja, tentu Semarang harus menyediakan tempat belanja yang nyaman. Sedangkan untuk wisatawan dari Singapura yang lebih menyukai wisata alam, tentu Semarang

bisa mengoptimalkan wisata alam yang ada atau bisa dengan menawarkan daerah sekitar seperti Karimunjawa untuk menggaet mereka. Untuk wisatawan dari China perlu adanya penerbangan langsung yang akan mempermudah kunjungan,” ujarnya.

Yusuf Sudadi dari Biro Travel Kapal Pesiar menyarankan, Semarang untuk lebih mengaktifkan program atau paket wisata sehingga bisa bersaing dengan daerah lain yang sudah tinggi kunjungan wisatawan asing. Pelaku bisnis wisata di Semarang menurutnya, bisa mengikuti langkah para pelaku bisnis pariwisata dari Jogja, Bali, atau Jakarta yang tidak hanya menawarkan wisata di daerah sendiri tapi seluruh Indonesia.

“Wisatawan meminta agar daya tarik tempat kunjungan ditingkatkan fasilitas dan perawatannya. Selain itu, pemerintah kota juga perlu meningkatkan dan

melakukan pembinaan, terutama pada masing-masing pengelola destinasi untuk membuat satu standar service bagi tamu-tamu mancanegara, serta memberikan rasa nyaman dan aman bagi mereka,” sarannya.

Sementara Laser Narindro, dari Komisi D DPRD Kota Semarang, melihat selama ini Kota Semarang sudah masuk sebagai salah satu kota MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibion) di Indonesia. Karena itu, bidang ini perlu untuk terus ditingkatkan, dengan melakukan langkah-langkah yang tepat sesuai dengan analisis yang bisa dipertanggungjawabkan.

“Berdasar analisis SWOT yang dilakukan Bappeda Kota Semarang, beberapa solusi yang didapat di antaranya, perlu adanya grand strategy Kota Semarang sebagai kota MICE, yaitu kelemahan dan keunggulan yang ada perlu ditindaklanjuti pemerintah kota dengan program dan action plan,” urainya.

Faktor keunggulan bersaing Kota Semarang, lanjutnya, dapat diwujudkan melalui perbaikan penunjang pengembangan sektor pendukung wisata MICE, seperti investasi, perizinan, perindustrian, perhubungan, perdagangan dan jasa, kesehatan dan keamanan, serta kesenian atau budaya.

“Keberanian mewujudkan mimpi Kota Semarang menjadi kota MICE dapat dilakukan dengan melaksanakan event skala nasional dan internasional dalam jumlah memadai. Event yang digelar dipilih yang memberikan efek bagi kesejahteraan masyarakat dengan memilih tema yang variatif dan unik serta familiar bagi masyarakat Kota Semarang khususnya,” paparnya. (n)

PIKAT TURIS ASING KE SEMARANG

Page 15: Tabloid Simpang5 #127
Page 16: Tabloid Simpang5 #127

16 TABLOIDSIMPANG5.COM EDISI 127/TH.XI / 20 NOVEMBER - 19 DESEMBER 2015

BISNIS

Evans WinataBusiness Coach, www.evanswinata.com

Mana yang lebih anda suka: dapat

profit sedikit-sedikit dari banyak

transaksi atau dapat banyak

profit dari sedikit transaksi?

Masing-masing konsep ada

kelebihan dan kekurangannya,

dan kedua konsep memiliki

penggemar sendiri-sendiri. Kalau

dibuat topik debat, ini sangat

seru.

Kalau saya harus menjawab, saya suka mendapat

banyak profit dari banyak transaksi!

Konsep banyak profit dari banyak transaksi tidak

perlu diperdebatkan, karena hanya ada kelebihan

tanpa kekurangan. Inilah idaman semua pebisnis

bila boleh bermimpi.

Namun apa hanya bermimpi? Apakah konsep

ini mustahil? Banyak perusahaan yang berhasil

mencapainya, dan tentu mereka ada di kalangan

elit bisnis global. Intinya adalah bahwa konsep ini

bukan mustahil, dan dengan konsep yang tepat,

situasi seperti ini sangat bisa dicapai.

Tentu kondisi banyak profit dari banyak transaksi

tidak serta-merta diraih. Pertanyaannya mana

dulu yang terjadi: banyak profit dulu atau banyak

transaksi dulu?

Bila dimulai dari banyak transaksi, banyak

pebisnis tergoda untuk bermain dengan discount

dan harga murah untuk meningkatkan jumlah

transaksi, dan tentu saja ini mengorbankan profit.

Akhirnya yang terjadi adalah banyak transaksi,

tapi masing-masing transaksi menghasilkan profit

yang lebih kecil.

Akan lebih mudah bila dimulai dari banyak profit.

Transaksi sedikit tidak masalah. Apalagi bila profit

besar yang berasal dari sedikit transaksi tersebut

sudah cukup untuk membiayai seluruh aktivitas

operasional. Pebisnis akan memiliki lebih banyak

kesempatan untuk melakukan peningkatan dalam

hal penjualan untuk bisa mencapai kondisi banyak

profit dan banyak transaksi.

Pertanyaan yang paling sering ditanyakan adalah:

bagaimana caranya agar bisa mendapat profit

besar dari setiap transaksi, dan pelanggan

bersedia membayarnya?

Saya perlu menggarisbawahi dulu bahwa

mengambil profit yang lebih besar dari sebuah

transaksi sama sekali bukan dosa! Banyak

pebisnis yang merasa bersalah menetapkan

profit margin yang besar. Selama pelanggan

menyadarinya dan membayar dengan senang hati,

ini membuktikan bahwa situasi tersebut bukan

sesuatu yang tabu dan bukan penipuan. Tentu

saja kalau sampai pelanggannya menyesal sudah

membayar terlalu mahal dan bila boleh kembali

ke masa lalu, pelanggan tersebut tidak akan

mau bertransaksi, tentulah transaksi tersebut

termasuk kesalahan yang tidak seharusnya

dilakukan, dan pelanggan benar-benar akan kapok

bertransaksi.

Ada dokter mahal, pengacara mahal, konsultan

mahal dan lain sebagainya, dan antrian

pelanggannya terus memanjang. Inilah situasi

banyak profit dari banyak transaksi. Tidak ada

yang menyesal membayar mahal.

Saya baru saja menonton sebuah episode yang

menceritakan kisah seorang petugas kebersihan

(cleaning) yang sudah bersih-bersih di tempat

yang sama selama lebih dari 30 tahun. Yang

membuatnya istimewa adalah kualitas kerjanya.

Seluruh fasilitas yang dibersihkannya menjadi

persis seperti baru! Tidak akan ada noda

sekecil apa pun di tembok, wastafel mengkilap

seperti belum pernah kena air sama sekali, air

yang lewat memantulkan sinar yang berkilau,

membuat perasaan senang pada hati orang yang

melihatnya.

Petugas kebersihan tersebut berkisah, awalnya

menjadi petugas kebersihan adalah karena

pendidikan yang kurang tinggi dan tidak ada

posisi kantoran yang bisa dilakukannya, sehingga

akhirnya melamar dan diterima sebagai petugas

kebersihan. Namun dia bertekad akan melakukan

tugasnya dengan sangat baik dan menjadi

professional di bidang tersebut. Ikut lomba

pembersihan, dari awalnya hanya juara 2 akhirnya

menjadi juara 1. Dia memiliki meja kerja sendiri

layaknya staff kantor.

Contoh lain bisa lihat smartphone dari Apple

dibanding para pesaingnya. Antri beli handphone

yang sedang discount itu sudah biasa. Kalau ada

pergi ke Apple Store (yang dimiliki langsung oleh

Apple sendiri), antriannya luar biasa panjang,

mengular sampai ke luar gedung. Itu adalah

antrian orang yang hendak membayar di kasir!

Berapa harga smartphone-nya? Belasan juta!

Antrian ini bahkan lebih panjang dari antrian

pembelian smartphone murah dengan discount,

cashback dan trade-in. Antrian seperti ini tidak

terjadi di merk lain, dan kalaupun ada, biasanya

karena promo. Apple tidak pernah memberi

discount, tidak ada promo ataupun cashback.

Apakah panjangnya waktu bisa membawa

pebisnis dalam situasi yang ideal begini? Tentu

ada unsur waktu sebagai salah satu faktor

penentu, tapi bukan ini saja. Banyak petugas

kebersihan bekerja lebih dari 30 tahun, tapi tidak

pernah dibayar mahal. Apple baru masuk ke

bisnis smartphone pada tahun 2007, sementara

banyak pesaing lain sudah jauh lebih lama berada

di industri ini. Sebut saja Nokia yang malah

akhirnya harus menjual bisnis ponselnya kepada

Microsoft dan Blackberry yang merugi beberapa

tahun belakangan ini. Keduanya adalah pemain

lama dan sempat menganggap Apple sebagai

‘anak kemarin sore’.

Jadi, faktor apalagi selain waktu yang bisa

membuat seseorang dan suatu bisnis menjadi

professional yang pantas untuk dibayar mahal?

Ini PR untuk anda sendiri, faktor apa saja yang

memungkinkan anda dapat profit besar?

Namun ada juga hal-hal umumnya. Nantikan

artikel saya bulan depan. (*)

Momentum Hari Pahlawan 10 November 2015 dipilih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) untuk mengukuhkan dukungan terhadap pengembangan Usaha Kecil & Menengah (UKM) Indonesia semakin maju, mandiri dan modern melalui gerakan ”UKM Goes

Digital”. Kali ini, Telkom memperkenalkan produk yang dikemas dalam bentuk “STARBox”.

STAR-Box secara fisik dikemas menarik dalam satu boks yang berisikan kartu perdana simpati Telkomsel, kartu registrasi www.smartbisnis.co.id, aksess wifi jutaan UKM, membership blanja.com, free akses aplikasi akunting mudah dan diskon hingga 25% biaya bulanan dari Jarvis-Store. STARBox sendiri merupakan pengembangan dari produk SHOP-Box yang telah diluncurkan pada Bulan Desember 2014 lalu.

“Hingga saat ini, SHOP-Box telah dimanfaatkan oleh 26.000 pengguna. Ini yang membuat kami untuk segera meng-enhance agar bisa dimanfaatkan bukan hanya connectivity, tetapi termasuk kemudahan akses aplikasi-aplikasi bisnis on-line,” ujar Awaluddin Direktur Enterprise & Business Service Telkom di Jakarta (10/11).

“Kami ingin UKM sebagai salah satu pilar penting bagi perekonomian bangsa, segera Goes Digital agar mampu mengembangkan bisnisnya hingga menembus pasar global. UKM Indonesia semakin maju, modern dan mandiri,” lanjut Awaluddin. Menurut Awaluddin, pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sebentar lagi menjadi salah satu perhatian Telkom dalam mendukung terwujudnya UKM Goes Digital tadi.

Tercatat, sejak 2013 Telkom tiada pernah henti mengembangkan berbagai layanan dan aplikasi untuk mewujudkan “Sejuta UKM

Goes Digital”, dimulai dengan meluncurkan gerakan BAGUS Indonesia (Bina Aspirasi Gerakan Sejuta UKM Seluruh Indonesia) dengan berbagai program, seperti: Kampung Nelayan Digital, Kampung UKM Digital, Indipreneur Roadshow, rejuvenasi www.smartbisnis.co.id serta menggandeng para startup.

MURAH, MUDAH DAN MANFAAT

STARBox menerapkan Konsep 3M, yakni Murah, Mudah dan Manfaat. “Harga STAR-

Box sangat murah, hanya Rp 28.000,- dengan value lebih dari Rp 60.000,- plus berbagai bonus aplikasi-aplikasi untuk UKM. Jadi dengan hanya Rp 28.000 , UKM bisa langsung Goes Digital,” lanjut Awaluddin menjelaskan konsep peluncuran STAR-Box,

“Penggunaannya sangat mudah, tinggal masukkan nomor token yang ada dalam kemasan ke www.smartbisnis.co.id, UKM sudah bisa menikmati banyak fitur yang tersedia. Terakhir tentang Manfaat, UKM bisa langsung membuka toko online dalam tempo 3 menit, memasarkan produk secara digital melalui blanja.com,” imbuh Awaluddin.

Mengenai target pemasaran STARBox, Awaluddin meyakini mampu merangkul 100.000 UKM dalam tempo 2 bulan. “Guna aktifitas pemasaran STARBox Telkom melibatkan beberapa anak perusahaan Telkom Grup, antara lain Infomedia, MetraPlaza, MDM, serta TelesindoShop.

UKM yang berminat mendapatkan STARBox, saat ini bisa mengakses secara online di www.smartbisnis.co.id. Rencana kedepannya, STARBox secara bertahap pada akhir November ini sudah mulai tersedia di beberapa jaringan modern channel dan outlet TelesindoShop area Jakarta. (telkom.co.id)

STARBOX DUKUNG UKM JADI PAHLAWAN EKONOMI

PROFIT PROFESIONAL

Page 17: Tabloid Simpang5 #127

17TABLOIDSIMPANG5.COM EDISI 127/TH.XI / 20 NOVEMBER - 19 DESEMBER 2015

INFO

Bonita DSDirektur YPI Training Centre & ConsultancyProfessional Trainer

Ada anggapan bahwa orang Jepang tak bisa melafalkan fonem atau huruf “l”. Bahkan, konon ketika mereka bersalam dengan bahasa Arab yaitu “assalamualaikum”, mereka mengucapkannya “assaramualaikum. Orang Jepang melafalkan huruf “l” sebagai “r”. Benarkah?

Beberapa kata memang membuktikan hal itu, terutama kata-kata yang dari serapan kata asing. Kata “club” dari bahasa Inggris dialihbahasakan menjadi “kurabu”, atau kata “hotel” menjadi “hoteru”.

Sebaliknya, orang dari negara jirannya yaitu Tiongkok, konon tak bisa mengucapkan huruf “r”. Paling tidak, itu dibuktikan orang Tionghoa di Indonesia berbicara pada beberapa dekade lalu. Mereka cenderung cedal ketika mengucapkan “r”, dengan melafalkan “r” sebagai “l”. Tapi agaknya kecenderungan seperti itu sudah tak dijumpai pada orang-orang Tionghoa sekarang. Lebih-lebih lagi, kalau orang Tiongkok yang berbahasa Mandarin tak bisa melafalkan “r”, kenapa nama mata uang mereka adalah Yuan Renmibi (RMB) yang memiliki huruf “r”?Ada anggapan lain yang dekat dengan kita adalah soal ketidakmampuan orang Sunda mengucapkan huruf “f” (ef). Setiap ada kata berhuruf “f”, mereka melafalkannya menjadi “p” (pe). Benarkah?

Umumnya memang seperti itu. Tapi mereka punya alasan logis. Dalam bahasa Sunda, tak terjumpai kata-kata yang mengandung huruf “f” (juga “v”). Huruf itu muncul dalam kata yang berasal dari serapan asing terutama dari kata bahasa Inggris, Arab, dan Belanda. Jadi, bisa dimaklumi bahwa lidah mereka tak mengenal huruf “f”, sama seperti orang Jepang yang dalam alfabet bahasanya tak mengenal huruf “l”. Meski begitu, tidak sedikit pula orang Sunda yang bisa mengucapkan “f” secara fasih.

KEFASIHAN BERBAHASA

Intinya, dalam ihwal berbahasa, kata-kata acap kali tak diucapkan secara sempurna oleh orang yang bukan petutur asli (native speaker). Maksudnya, sefasih-fasihnya kita berbahasa Inggris misalnya, ada kemungkinan tak sesempurna petutur asli. Lebih-lebih tak semua orang memiliki lidah yang luwes untuk melafalkan kata-kata asing.

Ada satu kejadian kecil yang saya alami bersama seorang teman yang bisa menjadi ilustrasi mengenai kesalahlafalan ini. Dia memiliki bahasa ibu bahasa Jawa dialek

Tegal. Meskipun kesulitan melafalkan huruf “f” atau “v” dialami oleh umumnya orang Sunda, tak berarti orang dengan bahasa ibu lain tak mengalami hal serupa. Lebih-lebih lagi, sama seperti bahasa Sunda, bahasa Jawa juga tidak mengenal huruf “f” atau “v”.

Tapi uniknya teman saya itu malah mengalami kesulitan mengucapkan huruf “p”. Ceritanya, saat itu dia menjadi public relations manager sebuah hotel berbintang. Pada suatu kesempatan, ditemani salah seorang staf housekeeping, dia menjelaskan proses penataan tempat tidur. Satu kalimatnya yang membuat saya agak terperangah adalah: “Jadi, bed cover-nya di-oven dulu.”Saat itu saya membayangkan sebuah bed cover yang harus dimasukkan ke sebuah oven sebelum ditata. Saya pikir, “Hmm, mungkin agar lebih steril.” Tak ayal, saya pun bertanya, “Jadi, bed cover-nya harus dipanaskan dulu di dalam oven?”Giliran dia yang terperangah, tapi lalu tersadar bahwa dirinya tadi mengucapkan di-oven. Buru-buru dengan meminta maaf dia meralat, “Maksud saya itu dibuka, di-open.”

Jelaslah kesalahan melafalkan huruf “p” bisa membuat keliru pemahaman orang yang diajak berkomunikasi. Dalam bahasa Inggris, oven dan open tentu saja memiliki makna yang berbeda.Di luar soal kesalahan pelafalan, ada satu kecenderungan berbahasa yang berkesan snob atau bergaya, yaitu keinggris-inggrisan. Semestinya sang teman itu tak perlu memakai kata “open” untuk kata “buka”. Pasalnya, “open” bukan kata yang sulit ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Kata itu mungkin tak sama dengan istilah public relations manager atau housekeeping yang meskipun bisa diterjemahkan sebagai “manajer kehumasan atau manajer humas”dan “penataan kamar”, tapi kurang populer di dunia perhotelan. Pemakaian istilah asing yang lebih bisa dengan segera dipahami bolehlah disebut perkecualian. Apalagi memang ada banyak istilah asing yang ketika diterjemahkan de dalam bahasa Indonesia menjadi kurang gampang dimengerti.

Contohnya, kata remote control telah disarankan Pusat Bahasa untuk diindonesiakan menjadi “pengendali jarak jauh”. Tapi tentu orang lebih sulit memahami istilah “pengendali jarak jauh” karena “remote control” atau bahkan sering disingkat hanya “remote” saja lebih populer dan sering dipakai. Contoh lain misalnya “mouse” yang tersambung ke computer atau laptop, yang oleh Pusat Bahasa disarankan memakai istilah “tetikus”. Orang tak seakrab dengan kata “tetikus”, ketimbang dengan kata “mouse”.

Jadi, keinggris-inggrisan di sini bukan berarti tak boleh memakai istilah Inggris. Pemakaian dimaklumi sepanjang memang seperti kata-kata yang dicontohkan di atas. Tapi ketika ingin mengatakan “dibuka” saja harus dengan “di-open”, selain salah secara struktur (awalan bahasa Indonesia di- digabung dengan kata kerja bahasa Inggris adalah kekeliruan struktural) juga memungkinkan kemunculan kesalahapahaman lantaran ketidakfasihan pelafalan. Keinggris-inggrisan yang dimaksud adalah cara berbahasa seperti yang pernah dilakukan Vicky Prasetyo atau Cinta Laura. Selain aneh dan tak mudah dimengerti, pemakaian kata-katanya cenderung keliru.

Tapi memang ancaman komunikasi kita sekarang ini adalah keinggris-inggrisan itu. Tentu saja alasan yang melatarbelakanginya adalah anggapan bahwa hal itu lebih

bergengsi dan modern. Hanya saja, bahasa Inggris tetaplah bahasa asing, sehingga ada kemungkinan terjadi kesalahlafalan atau kesalahtulisan. Dan itu bisa membuat sasaran tutur jadi termehek-mehek.Mau bukti? Silakan baca kata-kata yang ada pada suatu papan nama di suatu tempat reparasi telepon seluler berikut ini.“Service HP. Software-Haftware. No sinyal mati total. Blaank LCD. Mic mati. Spiker mati. Kifet macet, hank.”

Meskipun banyak kesalahtulisan, kita mungkin tahu maksudnya. Tapi kita juga tahu, penggunaan istilah Inggris di papan nama itu adalah keinggris-inggrisan yang salah kaprah. Bahkan mungkin Pangeran Harry akan pusing tujuh keliling ketika membacanya. (*)

SALAH LAFAL DAN KEINGGRIS-INGGRISAN

“Tanpa mempelajari bahasa sendiri, orang takkan mengenal bangsanya sendiri.”

(Pramoedya Ananta Toer, sastrawan)

Page 18: Tabloid Simpang5 #127

18 TABLOIDSIMPANG5.COM EDISI 127/TH.XI / 20 NOVEMBER - 19 DESEMBER 2015

INFO

Saya sedang makan siang dengan seorang teman waktu tiba-tiba telepon nya berdering. Dari percakapan yang saya dengar, tampak teman ini agak kesal. Rupa-rupanya panggilan telepon tadi adalah penawaran produk dari seorang tenaga penjualan. “Gimana gua gak kesal coba, kalo tiap hari

ada aja telepon yang masuk nawarin ini itu... Kenal juga kagak. Entah dari mana mereka dapetin nomer gua. Terkadang ditolak halus-halus juga masih maksa aja. Cape deh...”. Saya hanya tersenyum buat ngademin teman ini, karena sebenarnya saya juga merasakan masalah yang sama.

Hari gini makin banyak iklan dan penawaran disodorkan tiap hari. Dengan berbagai cara semua berusaha menarik

perhatian. Bagaikan lagi di tengah pasar semua penjual teriak berbarengan “Ayo dibeli dibeli..!!!” Teknik pemasaran semacam itu bisa dikategorikan sebagai Outbound marketing (pemasaran keluar). Masalahnya hari gini pembeli makin kritis. Karena demikian banyaknya penawaran, orang jadi lebih selektif dan tidak mudah percaya.

Kebalikan dari Outbound Marketing adalah Inbound Marketing. Wikipedia mendeskripsikan inbound marketing sebagai suatu strategi pemasaran menggunakan berbagai media online seperti blog, video, ebook, newsletter, SEO, social media, dan sebagainya dengan tujuan menarik minat customer hingga akhirnya masuk dalam tahapan (funnel) penjualan. Alih-alih mendorong produk ke hadapan customer, Inbound Marketing menarik customer pada anda. Customer membeli produk anda karena ketertarikan dan keputusan mereka sendiri bukan karena paksaan.

Bisnis pariwisata adalah salah satu contoh industri yang sangat tepat menggunakan teknik Inbound Marketing. Sebagai contoh saat seorang customer merencanakan liburan akhir tahunnya bersama dengan keluarga. Teknologi Internet membuat mereka dapat mencari informasi secara cepat dan mudah. Keputusan pembelian seringkali sudah diambil melalui informasi yang didapat secara online, bahkan sebelum mereka menghubungi biro wisata atau konter penjualan terkait. Google menyebut fenomena ini Zero Moment of Truth (ZMOT).

Bagi industri pariwisata, angka review menjadi hal yang sangat krusial. Banyak keputusan pembelian diambil melalui review dan testimonial yang diberikan customer lain sebelumnya. Google Maps Review adalah salah satu fasilitas yang

banyak digunakan para pengguna produk/jasa untuk meninggalkan komentar dari pengalaman mereka. Untuk itu pastikan bisnis anda telah terdaftar di Google My Business dan terverifikasi di Google Maps.

Bisnis pariwisata umumnya memiliki target pasar geografis yang luas, bahkan sering kali seluruh dunia. Maka salah satu syarat mutlak adalah memiliki website yang representatif. Website tersebut tidak selalu harus bersifat e-commerce atau penjualan secara online. Minimal dapat berupa company profile dan katalog produk/layanan yang jelas dan user-friendly untuk diakses. Tujuannya untuk mendatangkan Lead (potential customers) melalui email, kontak telepon, chat/message service, dsb.

Beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan bagi website bisnis pariwisata adalah, kecepatan loading (membuka) website dari pengunjung seluruh dunia. Untuk itu kualitas server hosting perlu diperhatikan, dan juga menggunakan support Content Delivery Network (CDN). Konten website juga seharusnya tersedia dalam multi bahasa, minimal bahasa Indonesia dan Inggris. Selain itu tampilan harus sudah mobile friendly atau responsive design, karena saat ini pengakses Internet makin banyak menggunakan perangkat mobile.

Setelah memiliki website, hal terpenting adalah tampil optimal di mesin pencari khususnya Google. StatCounter mencatat 97% lebih pengguna Internet di Indonesia menggunakan Google untuk pencarian. Ini adalah salah satu strategi paling efektif untuk Inbound Marketing bagi bisnis pariwisata. Saat orang mencari biasanya mereka berniat membeli. Jadi tingkat konversinya begitu tinggi, dan juga nilai Return-on-Investment (ROI) nya. Untuk tampil optimal di mesin pencari Google ada 2 cara yaitu secara organik dan berbayar. Secara organik tekniknya

sering disebut SEO (Search Engine Optimization), sedangkan cara berbayar melalui Google AdWords. Keduanya memiliki kelebihan masing-masing dan digunakan untuk saling melengkapi.

Social media juga penting untuk dioptimalkan sebagai bagian dari strategi Inbound Marketing. Social media memudahkan orang untuk saling berkomunikasi, membagikan informasi kepada orang yang dikenal maupun tidak dikenal. Viralitas (penyebaran) dalam social media dapat dimanfaatkan untuk memberikan daya tarik bagi customer untuk datang kepada anda.

Tidak seperti strategi pemasaran melalui mesin pencari, hasil pemasaran melalui social media biasanya memang tidak instan tapi memberikan efek jangka panjang jika dikelola dengan baik.

Berbagai social media dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis, seperti Facebook Fanpage, Instagram, Twitter, LinkedIn, YouTube Channel, Google+ dan sebagainya. Artikel dan konten informasi yang berkualitas dapat mengundang calon customer datang dan menyukai halaman social media anda. Hubungan (engagement) dengan follower perlu dibangun untuk menimbulkan rasa percaya dan ketertarikan mereka pada bisnis anda.

Konsep Inbound Marketing didasarkan pada memberikan value (nilai) bagi orang lain. Give and you shall receive (beri maka kamu akan menerima). Tarik minat mereka, jangan dorong produk anda. Cara penawaran tradisional yang egois sudah tidak efektif lagi. Jika kita bisa memiliki nilai lebih, maka customer akan datang. Niscaya strategi marketing anda akan sukses. Yes!

Selamat mencoba. (*)

Hero WijayadiFounder HeroSoftMedia -Digital Marketing Agencywww.herosoftmedia.com

INBOUND MARKETING UNTUK BISNIS PARIWISATA

Page 19: Tabloid Simpang5 #127

19TABLOIDSIMPANG5.COM EDISI 127/TH.XI / 20 NOVEMBER - 19 DESEMBER 2015

DISPLAY LISTIN

G

Masa remaja seringkali diisi dengan kegiatan begadang, baik itu untuk sekadar nongkrong, atau untuk melakukan pekerjaan. Kondisi tubuh remaja yang masih prima mungkin tidak merasakan

akibatnya sekarang. Agar tidak menyesal kemudian, perlu diingatkan akan risiko kesehatan jangka panjang terkait kurangnya waktu tidur.

Penelitian yang dilakukan University of Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa remaja yang kurang mendapat waktu tidur berisiko terkena peradangan di seluruh tubuh. Penelitian ini diterbitkan di situs Sleep Journal, Februari 2014. Akibat yang ditimbulkan jangka panjang akan risiko dari kurangnya waktu tidur tiap hari adalah terkena penyakit jantung dan diabetes.

Penelitian dilakukan berdasarkan hasil tes darah dengan mengukur C-Reactive Protein (CRP): protein yang dihasilkan oleh hati pada proses kerusakan jaringan dan peradangan. Martica Hall, kepala penulis jurnal penelitian dari Departemen Psikiatri Universitas Pittsburgh mengatakan, tingginya kadar CRP menunjukan tubuh dalam modus peradangan.

“Terus terang, CRP yang tinggi selama jangka waktu yang lama buruk bagi semua orang. Kami mengatakan itu meningkatkan risiko semua hal yang kurang baik untuk tubuh,” kata Hall.

Penelitian ini hanya mengukur tingkat CRP dalam waktu tertentu, namun orang-orang yang memiliki CRP kronis tinggi berisiko terkena penyakit jantung dan diabetes. Para peneliti juga meneliti 244 siswa sekolah menengah atas

dengan mengecek pergelangan tangan untuk mencatat berapa banyak mereka tidur. Kebanyakan anak-anak memiliki tingkat CRP rendah untuk rentang risiko sedang, di bawah 3 miligram per liter. Tapi ternyata ada 33 siswa yang masuk kualifikasi sebagai orang yang berisiko tinggi terkena peradangan.

Rata-rata, anak-anak kurang mendapat waktu tidur enam jam per malam selama tengah pekan, dan tujuh sampai delapan

jam di akhir pekan. Remaja yang tidur paling sedikit selama seminggu, paling mungkin masuk kelompok berisiko tinggi. Selain itu, mereka yang tidur setidaknya dua jam lebih lama pada akhir pekan, dua kali lebih mungkin untuk berada dalam kelompok berisiko tinggi, dibandingkan dengan mereka yang memiliki waktu tidur lebih konsisten sepanjang minggu.

Sebelumnya telah ada penelitian serupa yang menyebut bahwa remaja yang tidak mendapat tidur yang cukup, berisiko mengalami kelebihan berat badan atau obesitas di masa dewasanya.

Penelitian dari Universitas Columbia dan North Carolina itu menemukan remaja berusia 16 tahun yang waktu tidurnya kurang dari enam jam, berisiko 20 persen lebih tinggi menderita obesitas di usia 21 tahun, ketimbang mereka yang waktu tidurnya delapan jam. Kesimpulan ini didapat setelah para peneliti memeriksa informasi kesehatan dari 10.000 orang berusia 16-21 tahun.

Jika Anda, anak atau anggota keluarga lain yang sudah memasuki usia remaja, segera perhatikan kuantitas tidurnya, agar tidak terserang penyakit di masa dewasanya nanti. (udoctor.co.id)

INI RISIKO KURANG TIDUR BAGI REMAJA

Page 20: Tabloid Simpang5 #127

20 TABLOIDSIMPANG5.COM EDISI 127/TH.XI / 20 NOVEMBER - 19 DESEMBER 2015

TEKNOLOGI

Hackathon Merdeka 2.0 berlangsung sukses, baik pada tahap awal yang digelar pada 24-25 Oktober 2015, maupuan pada babak grand final yang digelar di Jakarta Digital Valley (JakDiva) pada 15 November 2015. Acara dengan jumlah pendaftar 1.700 peserta dari 28 kota ini melahirkan 70 aplikasi finalis untuk mengikuti proses penjurian pada grand final.

Konsep penjurian final digabungkan dengan konsep pameran, sehingga masyarakat juga terbuka untuk menyaksikan presentasi solusi-solusi yang sudah disiapkan oleh para finalis. Dengan tema umum mengenai masalah data kependudukan, solusi-solusi dari perwakilan pemenang antara lain tentang masalah perizinan, pendidikan, tenaga kerja, keamanan, bencana alam, kriminalitas dan layanan masyarakat.

Hackathon Merdeka 2.0 merupakan kerjasama antara komunitas Teknologi Informasi (TI) Code4Nation dengan PT Telkom Indonesia (Telkom). Program ini diselenggarakan sebagai salah bentuk pemanfaatan teknologi guna memecahkan permasalahan bangsa. Dengan data yang lebih terkini dan akurat, pemerintah diharapkan dapat mengambil kebijakan yang lebih terarah dan tepat sasaran. Metode pengumpulan data dari hackathon ini berbeda dari pengumpulan data yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu menggunakan metode crowdsourcing (pengumpulan data berbasis massa).

Dari hasil penjurian pada grand final ini, diputuskan empat pemenang. Yaitu, pada kategori kependudukan adalah Kentongan; Kesehatan : Mobile Posyandu; Keamanan/ Kepolisian (Juara Bersama) : Ayo Jaga dan Lapori.

Program ini diharapkan menjadi titik awal dimana masyarakat atau komunitas TI dapat berkontribusi lebih banyak untuk negeri sehingga semakin banyak talenta (ahli TI) di Indonesia yang peduli memecahkan permasalahan bangsa. Acara ini merupakan bentuk sinergi yang baik antara Pemerintah, Komunitas TI dan industri Startup. Pemerintah menyatakan dukungannya untuk mengintegrasi aplikasi para pemenang dengan kementerian yang relevan.

“Telkom mengambil inisiatif untuk mendukung acara Hackathon Merdeka 2.0 ini mengingat komitmen kami untuk menumbuhkan industri kreatif digital di Indonesia, apalagi tema Hackathon 2.0 kali ini yang fokus untuk memecahkan permasalahan bangsa melalui aplikasi kependudukan sangat perlu kita dukung bersama,” demikian jelas Indra Utoyo, Direktur Innovation and Strategic Portfolio Telkom.

Sebelumnya dengan dukungan Telkom yang menyediakan fasilitas serta infrastruktur di berbagai Digital Valley, Digital Lounge,

Broadband Learning Center dan juga kantor-kantor Telkom yang tersebar diseluruh kota di Indonesia, acara Hackathon Merdeka 2.0 telah sukses diselenggarakan 28 kota, yaitu Bandung, Toba, Medan, Pekanbaru, Palembang, Belitung, Tangerang, Depok, Bogor, Bandung, Priangan Timur, Cirebon, Banyumas, Wonosobo, Semarang, Jogja, Surabaya, Malang, Pontianak, Balikpapan, Makassar, Mamuju, Manado, Denpasar, Sumbawa, Ambon, Jayapura, Sydney.

Telkom senantiasa berupaya menumbuhkan ekosistem pengembangan inovasi digital nasional secara koheren sebagai solusi atas berbagai masalah di Indonesia. Disamping juga mengembangkan ekosistem bisnis digital dan meningkatkan dinamika ekonomi nasional melalui pengembangan ekonomi kreatif. Pengembangan bisnis digital dilakukan melalui pembinaan para pengusaha muda digital (startups) melalui pola inkubasi dan akselerasi. Pengembangan inovasi digital dilakukan di berbagai Digital Valley di Indonesia, salah satunya Jakarta Digital Valley (Jakdiva).

Bertempat di Jakdiva, Menara Multimedia, kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat ini secara rutin dilakukan sharing berbagai komunitas digital, yang mengkaji informasi terbaru, inspirasi, dan

best practice. Sebagai salah satu bentuk akselerasi bisnis, di Jakdiva ini juga dilakukan mentoring dan berbagai pelatihan serta coaching. Koherensi pengembangan produk dilakukan dengan mengoptimalkan berbagai platform yang tersedia di Telkom Group untuk meningkatkan efisiensi dan kapabilitas produk. Misalnya dengan memanfaatkan fasilitas cloud, analitika big data, berbagai metode pembayaran, serta pengelolaan customer.

Untuk memilih startup unggulan yang akan di inkubasi dan akselerasi, tahun ini ini telah diselenggarakan Program Indigo. Dari program ini, diperoleh sejumlah startup potensi bisnis digital, diantaranya telah mulai diinkubasi dan diakselerasi secara intensif di bebagai Digital Valley milik Telkom di seluruh Indonesia. Program inkubasi dan akselerasi bisnis ini dilaksanakan dalam bentuk partnership dengan pola Quadhelix, yang melibatkan kalangan akademis, bisnis, komunitas, dan pemerintahan. Untuk ini Telkom telah bekerjasama dengan berbagai Universitas, Badan Ekonomi Kreatif, Kemenkominfo, berbagai kementerian lain, pemerintah provinsi dan kota serta komunitas digital, antara lain MIKTI, Startup Lokal, Founder Institute, Techinasia, Internet Marketing Association, Code4Nation, dan Relawan TIK. (telkom.co.id)

HACKATHON MERDEKA 2.0

MELAHIRKAN APLIKASI SOLUSI PERMASALAHAN BANGSA

Page 21: Tabloid Simpang5 #127

21TABLOIDSIMPANG5.COM EDISI 122/TH.XI / 20 AGUSTUS - 19 SEPTEMBER 2015

KOMUNITAS

AIDIA SEMARANG

MEWUJUDKAN BERDAYANYA PROFESI DESAINER KOMUNIKASI VISUAL

Salah satu kafe di Kota Lama

Semarang, pagi di hari Sumpah

Pemuda itu tampak ramai. Setidaknya

ada 44 orang yang hadir pada saat

itu. Mereka adalah para Desainer

komunikasi visual profesional dari

berbagai latar belakang. Seperti

praktisi, managing director dari

berbagai biro desain, freelancer dan

akademisi seperti DKV Udinus, DKV

Unika, dan DKV Unnes.

Ya, tepat pada 28 oktober 2015 lalu, Kongres

Daerah pertama AIDIA Semarang berhasil

dideklarasikan di Tekodeko Koffiehuis. AIDIA atau

Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual

Indonesia ini merupakan transformasi dari FDGI

(Forum Desain Grafis Indonesia, didirikan pada

tahun 2003) yang dideklarasikan pada tanggal

18 Maret 2015 di Bandung oleh perwakilan

Desainer komunikasi visual dari 14 kota di

Indonesia.

Sehubungan dengan dinamika pergerakan

AIDIA sebagai asosiasi profesi dalam usaha

mewujudkan berdayanya profesi Desainer

komunikasi visual, FDGI Semarang yang berdiri

sejak tahun 2010 kemudian bertransformasi

menjadi AIDIA Semarang terhitung mulai 28

Oktober 2015.

Tujuan lebih spesifik dari terbentuknya AIDIA

Semarang adalah mengembangkan pola pikir

dan penciptaan desain yang profesional dalam

industri dan pendidikan desain komunikasi

visual di Semarang serta berdayanya Desainer

komunikasi visual Semarang dalam menghadapi

MEA 2015.

“Dalam konggres tersebut diputuskan sebagai

Ketua Cabang adalah Godham Eko Saputro,

Praktisi dan Dosen DKV Udinus, serta Sekretaris

Cabang: Septiaji Pradana, Managing Director

Becakmabur Semarang. Mereka akan dibantu

tim kabinet untuk menjalankan roda organisasi,”

jelas Adi Nugroho, Anggota Dewan Penasehat

AIDIA Pusat 2015-2018.

Kini AIDIA telah memulai perjalanannya dengan

bergerak cepat, berkolaborasi dengan para

pemangku kepentingan yaitu dunia pendidikan,

industri, pemerintah dan komunitas. Pada

tahun pertama, AIDIA akan lebih fokus pada

program-­‐program­fundamental­terkait­dengan­

pengembangan sumber daya manusia di bidang

desain komunikasi visual, penelitian dan

pengembangan, serta membangun jejaring

nasional dan internasional.

Target strategis yang akan dicapai AIDIA dalam

tahun kepengurusan pertama ini di antaranya,

mengaktifkan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)

AIDIA pada Januari 2016, yang akan bertanggung

jawab pada sertifikasi profesi Desainer

komunikasi­visual.­Saat­ini­AIDIA­adalah­satu-­‐

satunya asosiasi profesi terkait DKV yang telah

memiliki LSP.

LSP AIDIA sedang masuk tahapan proses

pengesahan oleh Badan Nasional Sertifikasi

Profesi (BNSP) dan telah memiliki 30 Asesor

Kompetensi (Askom) serta 2 Asesor Lisensi

(Asli) tersertifikasi BNSP. Terkait dengan hal

tersebut AIDIA juga telah menyiapkan 8 Tempat

Uji Kompetensi (TUK) di seluruh Indonesia, satu

diantaranya berada di DKV Unika Soegijapranata

Semarang

Selain itu, AIDIA juga akan aktif bersuara dan

bergabung dengan organisasi desain komunikasi

visual internasional seperti International Council

of ­­Design­(ico-­‐D),­­Design­Management­

Institute (DMI) dan Design Alliance. Serta

membentuk cabang kepengurusan di 12 provinsi

di Indonesia.

“Kami juga akan memperjuangkan UU Profesi

Desain kepada DPR Republik Indonesia dengan

langkah awal bergabungnya AIDIA ke dalam

Aliansi Desain Indonesia pada 3 Oktober 2015

lalu bersama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf),

Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII),

Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia

(ADPII), Asosiasi Perancang Pengusaha Mode

Indonesia (APPMI) dan Himpunan Desainer

Mebel Indonesia (HDMI),” paparnya.

PERAN STRATEGIS AIDIA SEMARANG

Bagi anggota AIDIA Cabang Semarang, asosiasi ini

bisa digunakan sebagai sarana berdayanya profesi

Desainer komunikasi visual setara dengan profesi

lainnya di Indonesia dengan penyelenggaraan

sertifikasi profesi. Selain itu, juga sebagai sarana

untuk membangun komunikasi dan kolaborasi

strategis antar Desainer komunikasi visual di kota

Semarang. Serta sebagai sarana untuk menjalin

komunikasi dan kolaborasi strategis dengan

desainer komunikasi visual regional ASEAN, ASIA

maupun global.

“Bagi industri terkait Desain Komunikasi Visual

atau industri kreatif, AIDIA berperan untuk

meningkatkan standar kompetensi Desainer

komunikasi visual sesuai dengan kebutuhan

industri global. Menciptakan interaksi dan

kolaborasi yang menguntungkan antara praktisi

sebagai pelaku desain dan industri terkait

dengan regulasi fee desain dan etika pelaksanaan

proyek,” urainya.

AIDIA juga bisa berperan sebagai fasilitator dan

mitra berdirinya Lembaga Akreditasi Mandiri

(LAM) dimana industri dapat memberikan

masukan terkait kurikulum pendidikan desain

sehingga terjadi link and match dengan kebutuhan

industri

“Bagi akademisi dan institusi pendidikan di bidang

Desain Komunikasi Visual, peran kami sebagai

sarana untuk mengembangkan keilmuan, pola pikir

dan penciptaan

desain dalam ranah penyelenggaraan pendidikan

DKV, secara spesifik akan terkait dengan

keberadaan kurikulum pendidikan desain berbasis

Kerangka Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia

(KKNI). Dan berbabagai peran lainnya,” lanjutnya.

Bagi pemerintah, AIDIA bisa menjadi mitra,

khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan

Pemerintah Kota Semarang dalam pengembangan

industri kreatif, profesi dan pendidikan terkait

Desain Komunikasi Visual. (n)

Page 22: Tabloid Simpang5 #127

INFO

Page 23: Tabloid Simpang5 #127

INFO

Page 24: Tabloid Simpang5 #127