tablet

10
Farmakope IV Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Sebagian tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat dengan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul mengunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat berbagai ukuran, bentuk dan penandaan permukaan tergantung pada desain cetakan. Tablet berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar digunakan untuk obat hewan, umumnya untuk hewan besar. Tablet cetak dibuat dengan menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah kedalam lubang cetakan . kepadatan tablet tergantung pada ikatan kristal yang terbentuk selama proses pengeringan selenjutnya tidak tergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan. Tablet tritural merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat. Jenis tablet ini sekarang sudah jarang digunakan. Tablet hipodermik adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah melarut atau melarut sempurna dalam air, dulu umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi hipodermik. Diberikan secara oral atau jika diperlukan ketersediaan obat yang cepat seperti halnya pada tablet nitrogliserin, diberikan secara sublingual. Tablet bukal digunakan dengan cara meletakan tablet di antara pipi dan gusi dan tablet sublingual digunakan dengan cara meletakan di bawah lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut. Beberapa obat mudah diserap dengan cara ini ( seperti nitrogliserin dan hormon sieorid tertentu) dan mempunyai banyak keuntungan. Tablet efervesen yang larut, dibuat dengan cara dikempa, selain zat aktif juga mengandung campuran

Upload: yossyanastazyaregina

Post on 29-Jan-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kimia

TRANSCRIPT

Page 1: tablet

Farmakope IV

 

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.

Sebagian tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat dengan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul mengunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat berbagai ukuran, bentuk dan penandaan permukaan tergantung pada desain cetakan. Tablet berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar digunakan untuk obat hewan, umumnya untuk hewan besar.

Tablet cetak dibuat dengan menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah kedalam lubang cetakan . kepadatan tablet tergantung pada ikatan kristal yang terbentuk selama proses pengeringan  selenjutnya tidak tergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan.

Tablet tritural merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat. Jenis tablet ini sekarang sudah jarang digunakan. Tablet hipodermik adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah melarut atau melarut sempurna dalam air, dulu umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi hipodermik. Diberikan secara oral atau jika diperlukan ketersediaan obat yang cepat seperti halnya pada tablet nitrogliserin, diberikan secara sublingual.

Tablet bukal digunakan dengan cara meletakan tablet di antara pipi dan gusi dan tablet sublingual digunakan dengan cara meletakan di bawah lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut. Beberapa obat mudah diserap dengan cara ini ( seperti nitrogliserin dan hormon sieorid tertentu) dan mempunyai banyak keuntungan.

Tablet efervesen yang larut, dibuat dengan cara dikempa, selain zat aktif juga mengandung campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan natrium bikarbonat, yang jika dilarutkn dalam air  akan menghasilkan karbon dioksida. Tablet dilarutakn atau didispersikan dalam air sebelum pemberian. Tablet efervensen harus disimpan dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab, pada etiket tertera tidak untung langsung ditelan. 

 

Page 2: tablet

CompressiTablet

Farmakope III

 

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaan rata tau cembung, mengandung satu satu jenis bahan obat atau lebih atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan  yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok.

Tablet bersalut adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut yang cocok untuk maksud dan tujuan tertentu.

Tablet bersalut gula, disingkat tablet salut gula adalah tablet yang disalut dengan larutan gula atau zat lain yang cocok dengan atau tanpa zat warna.

Tablet bersalut kempa adalah tablet yang di salut kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri dari laktosat, kalsium fostat atau zat lain yang cocok.

Tablet bersalut selaput adalah tablet yang disalut dengan lapisan yang dimuat dengan cara pengendapan zat pelarut dari pelarut yang cocok. Lapisan selaput umumnya tidak lebih dari 10% berat tablet.

Tablet bersalut enterik adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut yang relatif tidak larut dalam asam lambung, tetapi  larut dan hancur dalam lingkungan basa usus halus.

Syarat tablet, kecuali dinyatakan lain, tablet harus memenuhi syarat berikut :

 

Keseragaman ukuran. Kecuali dinyatakan alin, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1  tebal tablet.

Keseragaman bobot, tablet tidak bersalut harus memenuhi keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut : Timbang 20 tablet, hitung bobot rata tablet. Jika ditimbang satu demi satu, tidak lebih

Page 3: tablet

dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya mentimpang dari bobot rata-ratanya lebiah besar dari harga kolom A, dan tidak satu tabletpun bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B.

 

Bobot rata-rata Penyimpanan bobot rata-ratadalam %

≤ 25 mg 15% 30%26 mg – 150 mg 10% 20%151 mg – 500 mg 7,5% 15%> 500 mg 5% 10%

Waktu hancur tablet tidak bersalut enterik; Alat tabung gelas panjang 80 mm samapi 100 mm, diameter dalam ± 28 mm, diameter luar 30 mm hingga 31 mm, ujung bawah dilengkapi kasa kawat tahan karat, lubang sesuai dengan pengayak nomor 4, berbentuk keranjang.

Keranjang disisipkan searah di tengah-tangah tabung kaca diameter 45 mm, dicelupkan ke dalam air bersuhu antara 36º C dan 38º C sebanyak ± 1000 ml, sedalam tidak kurang dari 15 cm sehingga dapat dinaik turunkan dengan teratur. Kedudukan kawaw kasa pada posisi tertinggi tepat di atas permukaan air dan kedudukan terendah mulut keranjang tepat dibawah permukaan air.

Cara: masukan 5 tablet kedalam keranjang, turun-naikkan keranjang secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk  tablet bersalut gula dan bersalut selaput.

Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan tablet satu persatu, kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun. Dengan cara pengujian ini tablet harus memenuhi syarat di atas.

Cakram penuntun terdiri dari cakram yang terbuat dari bahan yang cocok, diameter ± 26 mm, tebal 2 mm, permukaan bawah rata, permukaan atas berlubang 3 dengan jarak masing-masing lubang 10 mm dari titik pusat. Tiap lubang tersapat kawat tahan karat diameter

Page 4: tablet

0,445 mm yang dipasang tegak lurus permukaan cakram dan dihubungkan dengan cicin penuntun yang terbuat dari kawat jenis yang sama, diameter 27 mm. Jarak cicin penuntun dengan permukaan atas cakram 15 mm. Beda antara cakram penuntun dengan diameter keranjang dalam, sebaiknya antara 1 mm dan 2 mm. Bobot cakram penuntun tidak kurang dari 1,9 gram dan tidak lebih dari 2,1 gram. Waktu hancur tablet bersalut enterik; Lakukan pengujian waktu hancur menggunakan alat dan menurut cara tersebut di atas air, diganti dengan ± 250 ml asam kloroda 0,06 N. Pengerjaan dilakukan selama 3 jam, tablet tidak larut kecuali zat penyalut. Alat keranjang cuci segera tablet dengan air. Ganti larutan asam dengan dapar pH 6,8, atur suhu antara 36º dan 38º. Celupkan keranjang ke dalam larutan tersebut. Lanjutkan pengujian selama 60 menit. Pada akhir pengujian tidak terdapat bagian tablet di atas kasa kecuali fragmen zat penyalut.

Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan tablet satu persatu, kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun. Dengan cara pengujian ini tablet harus memenuhi syarat di atas.

Penyimpanan; Dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk, terlindung dari cahaya.

PENGARUH DISINTEGRANT

PENGARUH DISINTEGRANT TERHADAP TABLET

Bioavailabilitas suatu tablet tergantung pada absorpsi obatnya. Absorpsi obat tergantung pada kelarutan obat dalam cairan gastrointestinal dan permeabilitas obat melintasi membran. Kecepatan kelarutan suatu obat dalam tablet tergantung pada sifat fisika-kimia obat, dan juga kecepatan disintegrasi dan disolusi dari tablet. Untuk mempercepat disintegrasi tablet, maka ditambahkan disintegran/bahan penghancur. Bahan penghancur sangat penting dalam pelepasan obat pada tablet yang mengalami proses disintegrasi. Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel partikel penyusun sehingga akan meningkatkan kecepatan disolusi tablet. Penghancur memiliki lima mekanisme sebagai berikut :

1.     Penguatan efek kapiler, yaitu dengan mempertahankan struktur pori tablet kempa dan menunjukkan tegangan permukaan yang rendah terhadap cairan, yang menyebabkan terjadinya penetrasi air yang cepat melalui pori tersebut.

Page 5: tablet

2.     Penarikan air ke dalam tablet, yang menyebabkan tablet mengembang dan kemudian pecah menjadi fragmen-fragmen yang sangat menentukan kelarutan selanjutnya sehingga dapat tercapai ketersediaan hayati yang diharapkan.

3.     Pelepasan gas (terutama CO2), yang dapat merusak struktur tablet. Mekanisme penghancur seperti ini sering ditemui dalam tablet effervesen.

4.     Pelelehan pada suhu tubuh.5.     Perusakan pengikat oleh reaksi enzimatik.

Penghancur dapat ditambahkan sebelum granulasi (intragranular) atau saat tahap lubrikasi (ekstragranular). Penambahan secara ekstragranular bertujuan agar terjadi mekanisme penghancuran yang lebih cepat, sedangkan penambahan secara intragranular dapat menyebabkan dispersi partikel menjadi lebih halus. Kombinasi dari kedua cara penambahan tersebut akan memberikan hasil yang lebih baik

Dibawah ini adalah tipe dan jumlah disintegran/bahan penghancur yang umum ditambahkan

Disintegrant Konsentrasi (%)AmilumAmilum 1500Avicel (mikrokristalin selulosa)Solka flocAsam alginatExplotab (sodium starch glycolate)Gom guarPoliclar AT (Crosslinked PVP)Amberlite IPR 88Metilselulosa, CMC, HPMC.

5-205-155-105-155-102-82-80,5-50,5-55-10

Bahan-bahan tersebut tidak hanya berfungsi sebagai disintegrant/penghancur tetapi juga memiliki beberapa fungsi lainnya, seperti sebagai pengisi, pengikat dan sebagainya. Dan dibawah ini akan sedikit dijelaskan fungsi/peranan dari zat-zat diatas sebagai zat penghancur/disintegrant:

1.     Avicel, sebagai disintegran:·        Merupakan disintegran yang sangat baik terutama pada konsentrasi

10% atau lebih tinggi. ·        Pada GB Avicel tidak bersifat disintegran.

Page 6: tablet

·        Perhatian: pada konsentrasi tinggi, Avicel dapat menyebabkan tablet lengket pada lidah saat akan digunakan.

2.     Starch (amilum), sebagai disintegran:·        pemakaian: 1-20%, merupakan disintegran yang paling umum

digunakan·        Mekanisme kerja dengan membentuk ikatan hidrogen saat

pengempaan dan pecah atau mengembang saat air masuk mell pori (kapiler)

·        Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air massa cetak

·        Perhatian: sebelum digunakan, starch harus dikeringkan pada suhu 80-90 °C (suhu ini tidak terjadi gelatinasi dari amylum) untuk menghilangkan air yang terabsorpsi, karena dengan adanya air akan menurunkan kemampuannya sebagai penghancur.

3.     Starch 1500, sebagai disintegran:·        Merupakan disintegran yang baik dan ditambahkan dalam campuran

kering (dalam fasa dalam dan atau fasa luar pada metoda granulasi kering atau kempa langsung, atau dalam fasa luar pada metoda granulasi basah)

·        Perhatian: tidak boleh diberikan pada massa basah4.     Sodium starch glycolate (primogel, explotab)·        Pemakaian: 1-20% dengan konsentrasi optimum 4%·        Explotab tidak dapat sebagai penghancur dalam·        Mekanisme sama dengan starch secara umum, merupakan starch

termodifikasi sehingga mampu menyerap air 200-300%·        Waktu disintegrasi ditentukan pula oleh besarnya tekanan

pengempaan·        Perhatian: pada suhu dan kelembaban yang tinggi dapat

memperlama waktu disintegrasi sehingga memperlambat waktu disolusi5.     Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Acdisol)·        Acdisol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik untuk

digunakan sebagai disintegran karena larut air dan memiliki afinitas yang besar pada air.

·        Acdisol ini digolongkan pada super disintegran. Penggunaan 2-5%.6.     Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum)·        Pemakaian: 1-10%·        Bukan merupakan disintegran yang baik, karena kapasitas

pengembangannya yang relatif rendah7.     Clays·        Pemakaian: 2-10%, sifat hilang jika digranulasi·        Bukan merupakan disintegran yang baik, karena dapat menyebabkan

perubahan warna secara keseluruhan

Page 7: tablet

8.     Alginat (asam alginat dan Na-alginat)·        Pemakaian: 1-5% (asam alginat) atau 2,5-10% (Na-alginat)·        Memiliki afinitas yang besar terhadap air

Untuk memaksimalkan daya kerja penghancur, dapat digunakan lebih dari satu jenis penghancur (kombinasi), contohnya: Kombinasi Starch 1500 dan Eksplotab baik untuk pembuatan tablet secara cetak langsung sebagai penghancur, jangan digunakan sebagai pengisi.

Kekerasan tablet dapat mempengaruhi waktu hancur tablet karena tablet yang keras mempunyai bentuk yang lebih kompak dengan porositas yang kecil sehingga menghambat penetrasi air ke dalam tablet dan akhirnya memperlama waktu hancur tablet.

Waktu hancur suatu tablet dapat diuji dengan menggunakan alat disintegration. Alat ini mempunyai 2 tipe yaitu tipe basket dan dayung. Mekanisme dari alat disintegration ini adalah dengan memasukkan beberapa tablet ke dalam alat. Tablet tersebut dinaik turunkan sebanyak 25 kali per menit dengan posisi tablet tetap tercelup media (air). Kemudian catat waktu dengan semua bagian tablet sudah tidak terdapat lagi diatas kasa atau screen. Tablet yang baik memiliki waktu hancur kurang dari 15 menit.          Waktu hancur tablet yang terlalu lama dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

1.     Kekerasan tablet berlebih2.     Terlalu banyak lubrikan, menyebabkan waterproofing (bersifat hidrofob)3.     Formula tanpa atau kurang zat penghancur

Ketiga faktor tersebut dapat diatasi dengan cara :1.     Kurangi tekanan mesin2.     Kurangi jumlah lubrikan, aduk 5-10 menit saja, tambahkan surfaktan3.     Tambahkan zat penghancur. Misalnya : starch kering 5-10%, sodium starch

glycolat 1-8%Selain tiga faktor diatas, waktu hancur yang terlalu lama, juga dapat

disebabkan oleh penambahan bahan pengisi dengan titik leleh tinggi dan dapat mengadsorbsi, seperti SiO2 dan aerosil (adsorben).

Etanol digunakan karena merupakan pelarut universal yang dapat melarutkan semua senyawa organic

Kemudian ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan menggunakan vacum rotary evaporator pada suhu 700C

Alasan menggunakan pelarut etanol 96% yaitu untuk menghasilkan ekstrak yang kental (murni) sehingga mempermudah untuk proses identifikasi.