tabel dan terjemahan gilut

16
Manifestasi dari Penyakit Sistemik Oral Pemeriksaan yang cermat dari rongga mulut dapat menemukan kondisi sistemik yang implisit, sehingga diagnosis dan tata laksana yang lebih dini dapat ditegakkan. Pemeriksaan termasuk evaluasi dari perubahan mukosa, inflamasi periodontal, perdarahan, dan kondisi umum dari gigi geligi. Pada hasil pemeriksaan rongga mulut pada anemia, termasuk mukosa mulut yang puct, atrofi lisah dan kandidadiasis. Ulkus rongga mullut dapat ditemukan pada pasien dengan lupus erytematosus termasuk honeycomb plaques ( silvry white scared plaques); raised keratotic plaques ( vrucous lupus erythematosus) dan erythema on spesifik, purpura, petechia dan chelitis, cobblestone mucosa dan mucogingivitis lokal. Diffuse melananin pigmentation dapat ditemukan pada manifestasi klinik awal dari addison diseesase. Inflamasi periodontal berat atau perdarahan mungkin memerllukan invstigasi tambahan tentang Diabetes mellitus Infksi HIV, thrombocytopenia dan leukemia. Pada pasien dengan GERD, bulimia atau anoreksia, terpaparnya enamel gigi oleh asam lambung dapat menyeebabkan erosi gigi yang permanen. Erosi berat dari gigi memerlukan tatalaksanan restorasi gigi. Pada pasien dengan pemphigous vulgaris, trombocytopenia atau Crohn disease, Perubahan oral dapat menjadi gjala awal penyakit Pada tahun 2000 US Surgeeon General melaporkan Kesehatan Gigi dan Mulut di Amerika ditandai dengan keterrkaitan kesehatan secara umum dan kesehatan gigi dan mulut saling berkaitan. Pada Pemeriksaan rongga mulut dan geligi dapat ditemukan gjala dan tanda immunologic diseasae, endocrinopathies, kondisi hematologi, infeksi sitemik dan kelainan nutrisi. Sebagai tambahan pada beberapa studi melaporkan keterkaitan antara penyakit periodontal dan diabetes melitus, penyakit jantung, stroke, dan keluhan

Upload: trizky-nataza-putra

Post on 25-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

zcxzc

TRANSCRIPT

Page 1: Tabel Dan Terjemahan Gilut

Manifestasi dari Penyakit Sistemik Oral

Pemeriksaan yang cermat dari rongga mulut dapat menemukan kondisi sistemik yang

implisit, sehingga diagnosis dan tata laksana yang lebih dini dapat ditegakkan.

Pemeriksaan termasuk evaluasi dari perubahan mukosa, inflamasi periodontal,

perdarahan, dan kondisi umum dari gigi geligi. Pada hasil pemeriksaan rongga mulut

pada anemia, termasuk mukosa mulut yang puct, atrofi lisah dan kandidadiasis. Ulkus

rongga mullut dapat ditemukan pada pasien dengan lupus erytematosus termasuk

honeycomb plaques ( silvry white scared plaques); raised keratotic plaques ( vrucous

lupus erythematosus) dan erythema on spesifik, purpura, petechia dan chelitis,

cobblestone mucosa dan mucogingivitis lokal. Diffuse melananin pigmentation dapat

ditemukan pada manifestasi klinik awal dari addison diseesase. Inflamasi periodontal

berat atau perdarahan mungkin memerllukan invstigasi tambahan tentang Diabetes

mellitus Infksi HIV, thrombocytopenia dan leukemia. Pada pasien dengan GERD,

bulimia atau anoreksia, terpaparnya enamel gigi oleh asam lambung dapat

menyeebabkan erosi gigi yang permanen. Erosi berat dari gigi memerlukan tatalaksanan

restorasi gigi. Pada pasien dengan pemphigous vulgaris, trombocytopenia atau Crohn

disease, Perubahan oral dapat menjadi gjala awal penyakit

Pada tahun 2000 US Surgeeon General melaporkan Kesehatan Gigi dan Mulut di

Amerika ditandai dengan keterrkaitan kesehatan secara umum dan kesehatan gigi dan

mulut saling berkaitan. Pada Pemeriksaan rongga mulut dan geligi dapat ditemukan

gjala dan tanda immunologic diseasae, endocrinopathies, kondisi hematologi, infeksi

sitemik dan kelainan nutrisi. Sebagai tambahan pada beberapa studi melaporkan

keterkaitan antara penyakit periodontal dan diabetes melitus, penyakit jantung, stroke,

dan keluhan yang dialami selama kehamilan. Pada pemeriksaan rongga mulut dan gigi

geligi dapat ditemukan tanda dan gejala untuk menegakkan diagnosis dan tatalaksana

lebih awal. Dokter keluarga harus mengerti keterkaitan kesehatan sistemik dan

kesehatan rongga mulut dan gigi geligi, menyiapkan untuk berkoordinasi dengan dokter

gigi atau dokter subspesialis yang sesuai.

Jurnal ini menyediakan panduan untuk mengetahui manifestasi klinis dari

penyakit sistemik pada rongga mulut dan gigi geligi. Beberapa manifestasi klinis dari

penyakit rongga mulut dan gigi geligi berasal dari penyakit sistemik yang telah

ditegakkan sebelumnya, jadi diskusi yang lebih mendalam tidak dilakukan dalam jurnal

ini. Bagaimanapun beberapa penemuan dimasukkan dalam tabel 1, merupakan

kumpulan dari kesimpulan akan kondisi yang berkaitan dengan manifestasi klinis, yang

akan didiskusikan pada jurnal ini. Pada setiap kategori dari hasil pemeriksaan rongga

mulut dan gigi geligi dipresentasikan sesuai urutan dari frekuensi yang paling sering

ditemukan.

Page 2: Tabel Dan Terjemahan Gilut

Perubahan Mukosa

Atrofi dan pucatnya mukosa

Pada hasil pemeriksaan rongga mulut dan gigi geligi pada pasien dengan anemia dapat

ditemukan pucatnya mukosa, atrofi lidah dan candidiasis. Kepucatan pada mukosa sulit

diidentifikasi etiologinya, atrofi lidah dapat ditemukan dalam kondisi hilangnya seluruh

papil atau beberapa bagian pada lidah, yang disebabkan atrofi dari papila lidah. Atrofi

lidah adalah tanda dan gejala yang tidak spesifik yng dapat timbul karena keterkaitan

akibat anemia defisiensi besi, anemia pernisiosa (anemia defisiensi vitmin B complex),

dan kondisi lainnya. Atrofi dapat diamati dengan mudah pada bagian dorsal dari lidah,

meskipun daerah lain juga dapat ditemukan. Rasa terbakar, nyeri, nyeri tekan, dan

eritema dapat juga ditemukan. Kandidiasis dapat sering ditemukan pada pasien dengan

eritema, rasa terbakar, dan atrofi lidah. Sebagai tambahan beberapa pasien datang

dengan keluhan angular ceilitis (infeksi lidah) yang disebabkan oleh kandida albicans

atau staphylococus aureus), yang juga timbul dengan eritema, fisura, dan krusta pada

sudut mulut.

Manifestasi Klinis Kondisi Yang

Berkaitan

Manifestasi Oral Komentar

Mukosa pucat dan

atrofi

Anemia Mukosa pucat, atrophic glossitis, kandidiasis Oral mucosal pallor may be different to

(angular cheilitis),

mucosal burning,

nyeri, nyeri tekan,

erythema

appreciate

Lesi oral (ulcerative

erosive, atau white

lesion, swelling

erythema

Lichen planus Erosive diffuse

erythema and painful

ulceration with

peripheral radiating

striae

Reticular white lacy

striae, khususnya

bilateral buccal

mucosa

Pada keluhan pasien,

lesi oral ditatalaksana

dengan kortikosteroid

topikal

Lupus erythematosus Oral discoid lesion,

honeycomb plaques,

erythema, purpura,

petechiae, iregularly

shaped ulcer, cheilitis

Pada pasien discoid

lupus erythematous,

lesi oral muncul bila

tidak ada lesi kulit

Page 3: Tabel Dan Terjemahan Gilut

Benign mucous

membrane

pemphigoid

Diffuse and painful

oral ulceration, scar

Pada blister

seringkali terlihat

sebelum ruptur dan

ulkus

Pemphigus vulgaris Diffuse and painful

ora

ulceration, positive

Nikolsky sign

Lesi oral sering

muncul sebagai

manifestasi klinis dan

mendahului lesi kulit

Setelah mendapatkan

terapi sitemik, lesi

oral lebih lambat

penyembuhannya

dibanding lesi

ekstraoral

Crohn disease Diffuse mucosal

swelling, cobblestone

mucosa, localized

mucoginggivitis,

deep linear

ulceration, fibrous

tissue tags, polyps or

nodules,

pyostomatitis

vegetans (snail track

ulcer on an

erythematous base)

possible aphtous-like

ulcers

Lesi oral umumnya

hilang dengan terapi

sistemik yang

mendasari penyakit

intestinal, ulkus

persitent memerlukan

kortikosteroid topikal

dan pembengkakan

yang persisten

berespon baik dengan

injeksi intralesi dari

triamcinolone

acetonide.

Behcet syndrome Recurrent, painful

apthous-like ulcers,

biasanya banyak dan

khususnya

melibatkan soft palate

dan oropharynx

Lesi oral berkaitan

dengan Behcet

syndrome dan

menjadi manifestasi

awaal dari penyakit

Change in mucosal

pigmentation

Addison disease Diffuse melanin

pigmentation,

candidiasis (pada

pasien dengan

autoimmune

polyendocrinopahy-

Diagnosa banding

dari diffuse oral

melanin

pigmentation, also

includes ethnic

pigmentation,

Page 4: Tabel Dan Terjemahan Gilut

candidiasis-

ectodermal dystrophy

syndrome)

tobacco-related

pigmentation,

medication related

pigmentation,

neurofibromatosis 1,

McCune-Albright

syndrome, dan Peutz-

Jeghers syndrome

Periodontal bleeding

and inflammation

Diabetes mellitus Gingivitis,

periodontitis,

candidiasis,

generalized atrophy

of tongue papillae,

taste dysfunction,

burning mouth

syndrome, delayed

wound healing

Pada pasien dengan

diabetets melitus dan

berkaitan dengan

penyakit periodontal

memiliki

perkembangan yang

lebih baik dengan

kontrol gula darah.

HIV-associated

periodontal disease

Linear gingival

erythema, linear band

of erythema along the

free gingiva margin

Necrotizing

ulcerative gingivitis,

ulceration and

necrosis of gingival

interdental papillae,

gingival bleeding and

pain, halitosis

Necrotizing

Ulcerative

periodontitis, gingival

ulceration, necrosis,

rapid loss of

periodontal

attachment, edema,

pain, spontaneous

hemorrhage

Sebagai tambahan

bentuk atipikal dari

penyakit periodontal,

pasien dengan HIV

umumnya dengan

bentuk konvensional

dari gingivitis dan

periodontitis

Lesi Rongga Mulut

Page 5: Tabel Dan Terjemahan Gilut

Sebagai tambahan pada lesi erosif dan ulkus, lesi putih atau eritema non spesifik dapat

timbul pada penyakit sistemik.

Lupus erytheumatosus. Pada pasien SLE dilaporkan frekuensi lesi oral 8-45%,

sedangkan pada pasien discoid lupus erythematosus dilaporkan frekuensi lesi oral 4-

25%. Kondisi pada lesi oral dari pasien lupus erythematosus bervariasi. Kondisi yang

klasik pada lesi oral adalah oral discoid lesion, yang berkarakteristik eritema yang

berbatas tegas, atrofi atau ulkus yang dikelilingi oleh white radiating striae. Lesi ini

dapat timbul mirip dengan pasien yang menderita erosif lichen planus. Variasi pada lesi

oral antara lain honeycomb plaques (silvery white, scarred plaques), raised keratotic

plaques (verrucous lupus erythematosus; gambar 2), dan eritema non spesifik (gambar

3). Purpura, ptekie atau ulkus dengan bentuk yang ireguler. Lesi discoid sering

ditemukan pada bagian kulit yang sering terkena sinar matahari, lip vermilion, dan

ceilitis.

Lesi oral pada pasien dengan SLE umumnya hilang dengan pengobatan SLE

(terapi imunosupresif). Pada pasien dengan penyakit yang terbatas pada kulit dan

mukosa rongga mulut, pengobatan dengan kortikosteroid topikal atau obat anti malaria

sistemik umumnya sesuai.

Pemphigus vulgaris. Lesi oral adalah manifestasi klinis awal pada pasien dengan

pemphigus vulgaris dengan frekuensi 50-80%, dan dapat juga diawali oleh lesi pada

kulit setahun atau lebih sebelumnya. Pasien umumnya merasa nyeri dan menderita

ullkus pada rongga mulut (gambar 4) sulit untuk membedakan lesi pada mulut, intak

blister karena mudah pecah. Bagaimanapun Nikolsky sign positif pada blister mukosa

yang normal dapat dipertimbangkan untuk pemeriksaan ekstra oral untuk menemukan

cutaneous blisters, crusted skin erosions, dan conjungtivitis bilateral. Dignosa banding

dari chronic, multifocal oral ulcerations pada penyakit autoimun, seperti erosive lichen

planus dan benign mucus membrane pemphigoid (tabel 1).

Lesi oral umumnya hilang dengan terapi imunosupresif, dapat juga secara

lambat sembuh dibanding lesi ekstra oral.

Crohn disease. Pada Crohn disease pasien yang menderita lesi oral 0,5-20%.

Lesi oral dapat timbul terlebih dahulu sebelum gejala abdominal dan tidak berkaitan

secara langsung dengan aktivitas intestinal disease. Lesi oral pada Crohn disease

memiliki karakteristik yang berbeda. Beberapa karakteristik antara lain diffuse swelling,

cobblestone appearance of the mucosa, localized mucogingivitis, dan deep linear

ulceration. Pembengkakkan ini menetap, kenyal, dan tidak nyeri. Sering timbul di bibir,

mukosa pipi, dan jaringan lunak wajah. The deep linear ulcers sering timbul pada

kedalaman buccal vestibule dan dikelilingi oleh batas hiperplastik (gambar 5). Fibrosis

sekunder dapat menyebabkan tissue tags, polip atau nodul (gambar 6). Pyostomatic

vegetans jarang timbul dengan karakteristik serpentine pustules yang berjajar

membentuk pola ''snail track''.

Lesi oral umumny hilang dengan pengobatan sistemik yang mendasarinya.

Bagaimanapun ulkus yang menetap memerlukan pengobatan kortikosteroid topikal dan

Page 6: Tabel Dan Terjemahan Gilut

pembengkakan yang menetap berespon baik terhadap injeksi intra lesi tramcinolone

acetonide.

Changes in Pigmentation

Hiperpigmentasi pada mukosa oral (contohnya Addison disease) dapat menjadi

manifestasi awal insufisiensi primer dari adrenal (gambar 7). Bagaimanapun diffuse

melanin pigmentation pada mukosa oral adalah tanda yang tidak spesifik dan berbagai

tanda lainnya yang dapat ditemukan pada diagnosis banding (pigmentasi etnis,

pigmentasi terkait tembakau, pigmentasi terkait pengobtan medis, neurofibromatosis,

sindrom McCunc-Albright, sindrom Peutz-Jeghers).

Insufisiensi adrenal primer dapat timbul dengan kondisi yang berkaitan dengan

autoimmune polyendocrinopathy candidiasis ectodermal dystrophy syndrome. Pada

kondisi chronic mucocutaneous candidiasis yang timbul pada masa kanak-kanak dengan

hipoparatiroid dan kondisi penyulit lainnya. Candidiasis dapat ditemukan pada rongga

mulut sebagai pseudomembran (plak putih yang dapat bersihkan), hiperplastik (plak

putih yang tidak dapat dibersihkan) atau eritema.

Manifestasi Klnisis Kondisi yang

berkaitan

Manifestasi Oral Komentar

Periodontal bleeding

and inflammation

Thrombocytopenia Petechiae, purpura,

ecchymosis,

hemorrhagic bullae,

hematomas

Hemorrhage timbul

dengan trauma ringan

atau spontan

Leukemia Mucosal bleeding,

ulkus, petechia dan

diffuse atau localized

gingival enlargement,

infeksi sekunder

( kandidiasis, infeksi

herpes simpeks,

Gingival infiltration

oleh sel leukimia

sering timbul oleh

leukemia monositik

akut dan leukemia

myelomonositik akut

periodontal bone

loss)

Erosi Gigi GERD Water brash,

xerostomia, sensasi

terbakar, halitosis,

Erosi gigi

memerlukan

tatalaksana restorasi

Page 7: Tabel Dan Terjemahan Gilut

palatal erythema,

erosi gigi

gigi

Keluhan lain pada

rongga mulut

umumnya hilang

dengan tatalaksana

GERD

Bulimia dan

anoreksia

Erosi gigi,

xerostomia,

peningkatan keluhan

karies, sialadenosis

( sering diserti

pembesaran kelenjar

parotis bilateral)

Erosi gigi

memerlukan

talaksana restorasi

gigi

Xerostomia dan

sialadenosis

umumnya hilang

dengan perbaikan

status gizi ,

sialogogues dapat

membantu

Periodontal Bleeding and Inflamation

DIABETES

Terdapat keterkaitan yang kuat antara diabetes dan penyakit periodontal antara

lain gingivitis dan periodontitis (radang dan kerusakan ligamen periodontal dan tulang

alveolar yang mempertahankan gigi pada tempatnya) (gambar 8). Secara jelas terdapat

keterkaitan dua arah pada diabetes dapat menyebabkan kesehatan periodontal yang

buruk, kesehatan periodontal dapat menyulitkan perawatan pada pasien diabetes. Pasien

dengan diabetes yang tidak terkontrol mengalami gangguan kesehatan periodontal yang

buruk dibandingkan dengan pasien diabetes yang terrkontrol atau pasien tanpa diabetes.

Sebagai tambahan, terapi pada periodontitis dapat meningkatkan kontrol terhadap index

glisemik; bagaimanapun perlu studi yang lebih lanjut untuk memastikan hal ini.

Selanjutnya penyakit periodontitis berat dapat timbul sebagai tanda berbagai komplikasi

diabetes antara lain nefropati, stroke, TIA, angina, MI, dan gagal jantung. The

International Diabetes Federation merekomendasikan perawatan primer dari diabetes

perlu memperhatikan tanda dan gejalan dari keluhan gusi (perdarahan ketikan terdapat

pembengkakan atau gusi yang merah) dan menekankan evluasi rutin dan tatalaksana

dari dokter gigi.

Sebagai tambahan pemeriksaan rongga mulut serta kepala dan leher antara lain

kandidiasis, sialadenosis (pembesaran kelenjar parotis non-inflamasi), atrofi secara

umum dari papila lidah, kehilangan pengecapan lidah, gangguan produksi saliva,

burning mouth syndrome, dan penyembuhan luka yang lambat.

Page 8: Tabel Dan Terjemahan Gilut

THROMBOCYTOPENIA

Pada berbagai kasusus, trombositopenia ( Jumlah trombosit kurang dari 50 x 10

3) dapat dideteksi secara dini karena lesi oral. Trauma minor pada mukosa oral selama

penggunaan fisiologis ( seperti mengunyah atau menelan) dapat menghasilkan berbagai

jenis lesi antara lain petechiae, purpura, ecchymosiss, hemorrhagic bullae dan

pembentukan hematoma ( gambar 9). Sebagai tambahan, ginggival bleeding dapat

timbul sebagai trauma minor atau timbul secara spontan

Leukemia

Manifestasi oral dari Lekumeia antara lain perdarahan mucosa, ulkus, petechiae

dan diffuse or loclized ginggival enlargement (gambar 10). Infiltrasi gingiva oleh sel

leukemia timbul paling sering pada acute monocytic leukemia dan acute

myelomonocytic leukemia. Gusi dapat terasa penuh dan tampak perdarahan dengan atau

tanpa ulkus yang berulang. Imunitas yang terganggu dapat menyebabkan komplikasi

oral sekunder seperti kandidiasis, infeksi herpes simplex virus, dan periodontal bone

loss.

Pasien yang mendapat tatalaksana untuk leukemia dapat juga mengalami infeksi

opotunistik dan mukositis yang berkaitan dengan kemoterapi. Berbagai protokol

pencegahan (acyclovir, nistatin, chlorehexidine, kebersihan rongga mulut) dapat

diberikan untuk meminimalisasi komplikasi.

Dental Erosion

GERD

Pada pasien dengan GERD dapat ditemukan water brash (periode peningkatan

produksi saliva), xerostomia (mulut kering), sensasi terbakar, halitosis, palatal eritema

dan erosi gigi pola erosi ini pada pasien dengan GERD umumnya memiliki permukaan

yang menyumbat pada gigi posterior mandibula, dan gigi pada permukaan lidah dari

maksila anterior (gambar 11). Gigi yang mengalami erosi tampak aus dan enamelnya

berkilau dan dapat juga terlihat berwarna kuning dan sensitive terhadap perubahan suhu

karena dentin terbuka. Erosi gigi ireversibel dan memerlukan tatalaksana restorasi gigi

tergantung dari derajat beratnya kerusakan; dan hasil pemeriksaan rongga mulut lainnya

umumnya teratasi dengan tatalaksana GERD.

Rekomendasi Klnisis Evidencee Rating Referensi Komentar

Pada pasien Crohn

disease, lesi ral dapat

sembuh dengan

tatalaksana sistemik

yang mendasari

penyakit intestinal

dan berespon baik

dengan kortikosteroid

C 16-18 Berdasarkan case

series dan penemuan

kasus

Page 9: Tabel Dan Terjemahan Gilut

topikal atau injeksi

intralesi

kortikosteroid

Tatalaksana

periodntitis pada

pasien dengan DM

dapat memantu

kontrol gula darah

B 23-28 Ditemukan dengan 2

RCT 3 meta analisis

dan 1 uncontrolled

comparison study

Perbaikan dengan

kontrol gula darrah

ditemukan dalam

segala studi,

meskipun tidak

mencapai statistik

signfikan

Beberapa protokol

pencegahan

(Acycovir,nystatin,

CHlorhexidin dan

peraatan hygeni oral)

dapat menimalisisr

infeksi portunistik

sekunder dan

chemotherapy-

relatted orall

mucositis pada pasien

yang mendapat

tatalaksana leukemia

B 33-38 Berdasarkan meta analisis dari pencegahan herpes simplex virus dengan acyclovir, 2 meta analisis dari pencegahan mucositis dengan chlorhexidine, 1 RCT dan 1 randomized crossover trial pada pencegahan mucositis dengan chlorhexidine dan perawatan rongga

mulut, dan 1

pemeriksaan RCT

mucositis dan

pencegahan

kandidiasis dengan

chlorhexidine,

perawatan rongga

mulut, iodopovidone

dan nystatin

RCT=Randomized Controlled Trial

A=Konsisten, good-quality patient oriented evidence, B= incosisten atau limited-quality

paitent oriented evidencee, C=Consensus, disease oriented evidence, usual practie,

Page 10: Tabel Dan Terjemahan Gilut

pendapat para ahli, case series

BULIMIA AND ANOREXIA

Pada hasil pemeriksaan rongga mulut atau kepala dan leher dari penderita

bulimia dan anorexia didapatkan hasil antara lain erosi gigi, xerostomia, frekuensi caries

yang meningkat dan sialadenosis. Gigi terpapar oleh asam lambung yang menyebabkan

erosi enamel. Pola erosi ini cenderung melibatkan gigi pada gigi maxila anterior dan

lidah (gambar 12). Pada kasus yang berat, pada bagian posterior gigi mandibula. Pasien

dapat mengalami sensitivitas terhadap stimulus dingin dan manis. Xerostomia dapat

diakibatkan oleh penggunaan obat yang sering dipakai oleh pasien bulimia atau

anorexia (contohnya antidepresan, diuretik, laksatif) juga kaarena muntah yang sering

dan aktivitas yang berlebih. Karena bahan pembersih yang kurang dan penetral pH yang

kurang dari saliva penting untuk mencegah pembusukan gigi, xerostomia meningkatkan

resiko caries. Sebagai tambahan sialadenosis sekitar 25% mempengaruhi pasien dengn

bulimi, pembesaran kelenjar parotis bilateral.

Erosi gigi ireversibel dan memerlukan tatalaksana restorasi gigi. Xerostomia dan

sialadenosis umumnya hilang setelah normalisasi dari perbaikan gizi, meskipun

sialagogues dapat membantu.