syndrom croup

38
SYNDROM CROUP Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS UKI

Upload: bungas-arisudana

Post on 02-Feb-2016

288 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

croup

TRANSCRIPT

Page 1: Syndrom Croup

SYNDROM CROUP

Departemen Ilmu Kesehatan Anak

RS UKI

Page 2: Syndrom Croup

croup?

Page 3: Syndrom Croup

pendahuluan• Radang akut saluran pernapasan atas jauh lebih penting pada anak dibanding usia remaja.

• Infeksi pada bayi dan anak kecil jarang terbatas pada suatu bagian saluran pernapasan, biasanya mengenai laring trakea dan bronkus

• Gejala lebih jelas jika ada keterlibatan laring, dibanding pada trakea dan bronkus

Page 4: Syndrom Croup

sejarah• Kata croup berasal dari bahasa Anglo-Saxon “menangis dengan suara parau”• Pertama kali dipopulerkan di skotlandia di abad 18

Page 5: Syndrom Croup

epidemiologi• Menyerang anak sekitar 15%, biasanya berusia 6 bulan – 5 tahun. • croup dapat juga terjadi pada anak usia 3 bulan hingga 15 tahun• Insiden croup lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan, perbandingan 1.5:1• Terjadi peningkatan kasus pada saat musim dingin setiap tahunnya.• Sekitar 5% anak mengalami gejala lebih dari 1 periode• Alberta Medical Association, 60% anak dengan diagnosis croup terjadi dengan gejala ringan.

Page 6: Syndrom Croup

Croup• Infeksi virus yang menyerang saluran respiratorik atas sehingga memicu terjadinya obstruksi.

• Penyakit heterogen yang mengenai laring, subglotis, trakea dan bronkus.

• Gangguan yang menunjukkan gejala sesak napas yang mempengaruhi laring dan trakea bahkan ke saluran pernapasan

• Sebagian besar anak penderita croup sembuh tanpa konsekuensi, namun dapat mengancam jiwa

Page 7: Syndrom Croup

Karakteristik sindrom croup

Page 8: Syndrom Croup

etiologi• 80% kasus disebabkan human parainfluenza virus, terutama HPV 1 dan HPV 2 sekitar 66% kasus croup.

Lainnya: • Adenovirus• Respiratory syncytial virus (RSV)• Enterovirus• human bocavirus• Coronavirus• Rhinovirus• Metapneumovirus

Page 9: Syndrom Croup

etiologiB. Bakteri (infeksi sekunder)

1. Streptococcus pyogenes.2. Streptococcus pneumoniae.3. Staphylococcus aureus.4. Haemophilus influenzae.5. Moraxella catarrhalis.6. Mycoplasma pneumoniae.7. Hemofilus influenza tipe B

Page 10: Syndrom Croup

patofisiologi

Page 11: Syndrom Croup

• Virus penyebab infeksi akut tersebar melalui inhalasi langsung dari batuk maupun bersin, atau dengan kontaminasi tangan yang kemudian menyentuh mukosa mata, hidung atau mulut.

• Melalui nasofaring, infeksi menyebar ke laring dan trakea ->Tanda inflamasi melibatkan eksudat yang mengandung limfosit, histiosit, netrofil

• peradangan’ dan edema pada laring dan trakea subglotic -> peningkatan hambatan saluran udara dan penurunan aliran udara

Page 12: Syndrom Croup

stridor•Subglotic trachea merupakan bagian tersempit di saluran pernapasan•Spasme dan edema -> obstruksi saluran napas atas•Obstruksi akan meningkatkan kecepatan dan turbulensi aliran udara yang lewat, melewati plica vokalis arytenoepiglotic folds -> menggetarkan struktur tersebut dan terjadi turbulensi udara

•Awalnya low pitch, keras dan terdengar saat inspirasi•Jika obstruksi berat, high pitch, lemah dan terdengar saat inspirasi dan ekspirasi

Page 13: Syndrom Croup

• Suara serak• Adanya eksudat fibrinosa sebagian menyumbat lumen trakea, serta adanya edema plica vocalis akan mempengaruhi mobilitas pita suara

Page 14: Syndrom Croup

Klasifikasi

• Allergic croup, pseudo croup• Penyebab : virus, Faktor alergi, Faktor psikologi• Pada anak usia 1-3 tahun

• Radang pada laring- trakea-bronkus• Penyebab : virus • Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun

Page 15: Syndrom Croup

croup • Sering pada anak, dengan gejala ringan• Didahului infeksi saluran pernapasan atas• Gejala klinis: subfebris, pilek, batuk 2-3 hari, suara parau, batuk menggonggong.• Gejala fisik: faring hiperemis• Kasus berat: stridor inspriratoir berat, retraksi, dispnea dan sesak nafas -> jarang

Laringitis akut

Page 16: Syndrom Croup

croup• Perjalanan penyakit menjalar ke bronkus• Dapat terjadi infeksi sekunder karena bakteri• Kesulitan bernapas yang lebih berat• Gejala lain : panas tinggi, pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda bronkitis

Laringotrakeobronkitis akut

Page 17: Syndrom Croup

spasmodik croup• Bersifat mendadak disertai serak dan coryza minimal• Paling sering muncul pada malam hari, membaik pada pagi hari• Keluhan khas : anak terbangun dengan batuk• stridor inspirasi, edema subglotic tanpa peradangan• distres pernafasan -> agitasi dan ketakutan >> pernapasan lambat dan berat, nadi cepat, kulit dingin dan lembab

Page 18: Syndrom Croup

Klasifikasi • Berdasarkan beratnya gejala

1.ringan : batuk menggonggong (jarang), tidak terdengar stridor saat istirahat, retraksi ringan dinding dada

2.Sedang : batuk menggonggong (sering), terdengar stridor saat istirahat, retraksi suprasternal, tanpa atau sedikit gejala distress pernapasan

3.Berat : batuk menggonggong lebih sering, stridor inspirasi yang menonjol dan kadang disertai stridor ekspirasi, retraksi dinding sternal yang jelas, distres pernafasan dan agitasi

4.Resiko kegagalan pernapasan : batuk (kadang tidak jelas), stridor, gangguan kesadaran dan letargi.

(Alberta Clinical Practice Guideline)

Page 19: Syndrom Croup

Manifestasi klinisDiawali dengan gejala ISPA ringan :

demam ringan rhinoreaNyeri telan 12-72 jamBatuk ringan

Berkembang dan terjadi obstruksi epiglotis suara serak batuk menggonggong (croupy, barking cough) stridor inspirasi

Page 20: Syndrom Croup

Kondisi berat sesak nafasStridor inspiratorik yang berat

retraksi Gangguan jalan napas berlanjut :

hipoksia Tampak gelisah/kesadaran menurun

sianosis

Obstruksi

Page 21: Syndrom Croup

Skor westleykriteria Nilai

Stridor inspirasiTidak adaSetelah agitasiSaat istirahat

012

Retraksi Tidak adaRinganSedangBerat

0123

Jalan napasNormalTurunAmat terbatas

012

SianosisTidak adaSaat agitasiSaat istirahat

045

KesadaranNormalPenurunan kesadaran

05

Page 22: Syndrom Croup

Interpretasi skor westley

< 2 = croup ringan 3 – 6 = croup sedang > 6 = croup berat

Page 23: Syndrom Croup

Pemeriksaan penunjang

Page 24: Syndrom Croup

Pemeriksaan radiologis• Pemeriksaan radiologis leher posisi postero-anterior

Page 25: Syndrom Croup

Steeple sign

Page 26: Syndrom Croup

Indikasi rawat inap• Anak berusia <6 bulan• stridor progresif• Stridor ketika sedang beristirahat• Gejala gawat napas• Sianosis• Letargi, gangguan kesadaran• Tidak ada respon terhadap terapi

Page 27: Syndrom Croup

Prinsip tatalaksana

Page 28: Syndrom Croup

Terapi inhalasi• Sejak abad ke-19 digunakan untuk mengatasi obstruksi jalan napas sindrom croup.

• Umumnya menggunakan uap dingin, untuk :• Melembabkan sistem respiratori -> meringankan • Memberikan efek nyaman dan tenang bagi anak

• Saat ini beberapa pusat kesehatan tidak merekomendasikan humidifikasi (mist therapy)

• Kelembaban uap dingin dapat memperberat keadaan anak pada bronkospasme yang disertai dengan mengi

Page 29: Syndrom Croup

epinefrin• Nebulisaasi epinefrin cukup efektif dalam meringankan dan mengatasi sindrom croup

Menurunkan permeabilitas vaskular epitel bronkus dan trakea

Memperbaiki edema mukosa laringMeningkatkan laju udara pernapasan

• Dapat diberikan pada :• sindrom croup sedang – berat • membutuhkan intubasi• Tidak mengalami perbaikan setalah terapi uap

Page 30: Syndrom Croup

epinefin• Racemic epinephrine • dosis 0.5 ml • Diberikan melalui nebulizer selama 20 menit• Pilihan utama, efek terapi lebih besar dan mempunyai efek

minimal terhadap kardiovaskular

• L-epinephrine• Dosis 5 ml• Diberikan melalui nebulizer, dengan efek terapi dalam 2

jam

Page 31: Syndrom Croup

kortikosteroid• Mengurangi edema pada mukosa laring• Mencegah destruksi epitel bersilia

• Deksametason• Dosis 0.15- 0.3mg/kgBB (kondisi berat 0.6 m/kgbb) – Peroral atau intramuskular 1x dosis dan dapat diulang 6-24 jam.• Efek klinis 2-3 jam• Budesonid• Larutan 2-4mg(2ml) diberikan melalui nebulizer dan dapat diulang 12-48 jam pertama• Efek klinis terjadi dalam 30 menit

Page 32: Syndrom Croup

Terapi oksigen helium (heliox)• Bersifat inert, tidak beracun dan mempunyai densitas-viskositas yang rendah• Oksigen – helium : meningkatkan oksigenasi darah• Memberikan rasa nyaman dan tenang, sehingga banyak sentra kesehatan yang mengandalkan terapi ini.• Membantu mengurangi obstruksi jalan napas, • Meningkatkan aliran gas, turbulensi menjadi laminar• Mengurangi kerja otot-otot respiratori

Page 33: Syndrom Croup

Intubasi endotrakeal• Jarang dilakukan kecuali pada kasus croup berat• Intubasi hanya digunakan hingga edema dan spasme berkurang• Indikasi :• Hiperkarbia, tampak lelah -> ancaman gagal napas• Takikardi >150x/menit dan semakin naik terus menerus• Takipneu, sianosis, letargi, penurunan kesadaran

Page 34: Syndrom Croup

Algoritma penatalaksanaan sindrom croup

Page 35: Syndrom Croup

Edukasi orangtua• Buat suasana sekitar anak senyaman mungkin

• Kondisikan agar anak tenang dan jangan menangis

• Pantau terus keadaan dan gejala anak selama di rumah, jika gejala memberat segera bawa ke rumah sakit

Page 36: Syndrom Croup

Komplikasi • Superinfeksi bakteri• Dehidrasi • Trakekeitis bakteri (croup pseudomembranosa) yaitu infeksi pada saluran nafas utama yaitu trakea• Staphylococcus aureus dan streptococcus

• Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan adanya inflamasi pada parenkim paru akibat oleh mikrorganisme• Streptococcus pneumoniae, haemophylus influenza,

staphylococcus aureus dll.

Page 37: Syndrom Croup

prognosis• umumnya penyebab sindrom croup adalah virus, self-limiting• Gejalanya dapat berlangsung dalam 7 hari, tetapi puncaknya pada hari kedua dari perjalanan penyakit

Dubia et bonam

Page 38: Syndrom Croup