susu kental manis
DESCRIPTION
teknik pengolahan bahan panganTRANSCRIPT
TUGAS I
TEKNOLOGI BAHAN MAKANAN
( PENGOLAHAN SUSU )
Oleh:
ARI WIDIYANTI
200943006
TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2012
1 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
Susu yang biasa kita kenal didefinisikan sebagai air susu kambing hewan sehat
yang tidak dikurangi atau ditambahi suatu apapun. Susu diperoleh dari hasil
sekresi normal kelenjar susu pada hewan sehat secara teratur dan sekaligus. Hewan
penghasil susu biasanya jenis hewan mamalia terutama sapi, kambing, kerbau maupun
onta. Untuk konsumsi manusia pada umumnya dipergunakan susu sapi, walaupun
pada daerah tertentu juga mengkonsumsi susu kambing dan susu kerbau (Syarief,
1991).
Susu merupakan cairan berbentuk koloid agak kental yang berwarna putih sampai
kuning, tergantung jenis hewan, makanan dan jumlah susu. Apabila volume yang agak
besar, susu tampak sebagai cairan berwarna putih atau kuning padat (opague),
namun bila dalam suatu lapisan yang tipis (volume yang sedikit) akan tampak
transparan. Pemisahan lemak susu menyebabkan warnanya menjadi agak
kebiruan (Syarief, 1991).
Lemak susu berbentuk emulsi dengan ukuran diameter lemak yang
memungkinkan terjadinya pemisahan “cream” dan pembuatan keju. Lemak susu
inilah yang menentukan aroma dan cita rasa susu maupun hasil olahannya.
Aroma dan citar asa susu sangat dipengaruhi oleh laktosa susu. Penyimpangan aroma
susu dapat berasal dari hewan penghasil susu. Warna susu sangat bervariasi, dari
putih kebiruan sampai kuning keemasan, tergantung jenis hewan penghasil susu,
jenis makanannya dan jumlah kandungan lemaknya (Syarief, 1991).
Air susu yang banyak menyebar dan dikenal dipasaran adalah air susu sapi.
Sebenarnya air susu kambing dan kerbau tidak kalah nilai gizinya dibandingkan
dengan air susu sapi. Hanya karena faktor kebiasaan dan ketersediaannya maka air
susu sapi lebih menonjol dipasaran. Beberapa daerah di Indonesia telah
memanfaatkan susu kambing dan kerbau yaitu didaerah Sumatera Utara, Sumatera
Barat dan Sulawesi Selatan. Bahkan dinegara lain susu kambing telah dianjurkan
oleh dokter-dokter dan digunakan untuk pengobatan rumah tangga sejak dulu.
2 | P a g e
Distribusi populasi kambing untuk diambil susunya dapat dilihat pada Tabel 1.
NegaraDistribusi Kambing untuk Produksi
Daging (%) Susu (%)
Asia 62,5 46,2
Afrika 24,7 19,4
Amerika Selatan 3,7 1,9
Amerika Utara dan Tengah 1,3 3,6
Eropa 5,4 22,8
Rusia 2,3 6,1
Tabel 1. Distribusi Kambing di Dunia yang Dimanfaatkan untuk Diambil Susu dan Dagingnya
Sumber : Blakely, J dan David, H.B (1991).
I.1 Komposisi Susu
Susu merupakan emulsi lemak dalam air yang mengandung garam-garam
mineral, gula, dan protein. Komposisi rata-rata susu dapat dilihat pada tabel 1. kisaran
komposisi paling beasr terjadi pada kandungan lemak. Hal ini disebabkan
karena kadar lemak susu sangat dipengaruhi baik oleh faktor internal maupun
eksternal. Berikut ini adalah Tabel 1. Komposisi Susu Murni
Komposisi Rata-rata Kisaran Normal (%)Air 87,25 89.50-84.00
Lemak 3.80 2.60-6.0Protein 3.50 2.80-4.0Laktosa 4.80 4.50-5.20Mineral 0.65 0.6-0.8
(sumber: Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan, 1992)
a. Air
Air dalam susu berfungsi sebagai pelarut dan membentuk emulsi, suspensi
koloidal.
b. Lemak susu
3 | P a g e
Flavor pada susu sangat ditentukan oleh lemak susu. Lemak susu dalam bentuk
butir-butir yang amat kecil disebut globula, yang berada dalam fase dispersi. Masing-
masing butir lemak dikelilingi oleh selaput protein yang sangat tipis atau serum susu
yang terkumpul pada permukaan akibat adsorpsi inilah faktor yang menentukan atau
membantu memelihara kestabilan emulsi lemak dalam susu.
Komponen utama dari fase lemak adalah lemak susu. Suatu campuran kompleks
dari trigliserida. Material-material lipida lain, seperti fosfolipida, sterol, karotenoid,
dan vitamin. Vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E dan k, berada dalam jumlah
sedikit sekali sampai kira-kira 1%.
Tiap butiran lemak dikelilingi oleh selapis membran protein yang menyebabkan
kestabilan emulsi. Susu dapat mengandung 100.000.000 butiran lemak atau 1000
butiran/ml susu.(Afandi,1993)
Terdapat perbedaan yang besar antara lemak badan dan lemak susu. Lemak
adalah persenyawaan antara gliserol dan asam-asam lemak. Lemak badan pada
umumnya mengandung asam-asam lemak yang terdiri dari asam stearat, palmitat
dan oleat. Sedang asam-asam lemak dari lemak susu terdiri atas 64 macam asam
lemak berkisar dari 4 sampai 26 atom C, antara lain asam butirat, kaproat, kaprilat,
kaprat, laurat, miristat dan juga asam stearat, palmitat dan oleat serta 3 macam asam
tidak jenuh yaitu asam oleat dan linolenat (Afandi, 2008).
c. Protein susu
Protein susu sapi dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu kasein
yang merupakan fosfoprotein dan meliputi 78% dari bobot total dan protein
serum susu meliputi 17% dari bobot total. Selain itu sekitar 5% dari bobot total susu
merupakan senyawa yang mengandung nitrogen nonprotein (senyawa- NNP), dan ini
meliputi peptida dan asam amino. Susu mengandung juga enzim yang jumlahnya
sangat sedikit, termasuk peroksidase, fosfatase asam, fosfatase basa, zantina oksidase,
dan amilase.
Protein (akar kata protos dari bahasa Y unani yang berarti "yang paling utama")
4 | P a g e
adalah senya w a o r gan i k ko mpleks berbobot m o l ekul t inggi yang merupakan po li m er
dari m ono m e r- monomer asam a m i no yang dihubungkan satu sama lain dengan i ka t an
pep t i d a . Molekul protein mengandung ka r bo n , h i d r oge n , oks i ge n , n i tr ogen dan kadang
kala su l f ur se rta f os f o r . Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel
makhluk hidup dan v i r us.
Kasein didefinisikan sebagai golongan heterogen fosfoprotein yang diendapkan
dari susu skim pada pH 4,6 dan suhu 20oC. Protein yang tetap berada dalam
larutan, disebut serum atau protein dadih, dapat dipisahkan menjadi fraksi
laktoglobulin dan laktalbumin klasik dengan cara penjenuhan memakai amonium
sulfat atau dengan cara penjenuhan dengan magnesium sulfat.
d. Laktosa
Laktosa merupakan satu-satunya karbohidrat yang ada dalam susu. Laktosa
adalah suatu disakarida dari glukosa dan galaktosa. Laktosa rasanya kurang manis
jika dibandingkan dengan glukosa atau sakarosa. Jika rasa manis sakarosa
dimisalkan bernilai 100, maka kemanisan laktosa bernilai 36 (Afandi, 2008).
I.2. Produk Susu
Alasan dilakukannya pengolahan susu adalah:
1. Susu murni mudah rusak
2. Susu murni mudah terkontaminasi mikroba
3. Susu murni mslit penanganannya (kebersihan & kesehatan)
4. Nilai gizinya mudah menurun dalam kondisi tertentu
5. Dapat menyebabkan alergi (protein introlance)
6. Transportasi susu
Pengolahan air susu sapi dimaksudkan untuk mendiversifikasikan air susu sapi
menjadi bahan makanan dalam berbagai bentuk. Selain itu untuk menghindari agar air
5 | P a g e
susu sapi tidak menjadi mubazir atau terbuang percuma. Sebagaimana kita ketahui
bahwa air susu sapi murni hanya mampu bertahan dalam waktu kurang dari 24 jam.
Lewat dari batas waktu tersebut kalau tidak bisa memanfaatkannya, maka air susu
akan terbuang percuma dan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit nilainya.
Diversifikasi air susu sapi ini bisa dikelola secara home industri maupun
secara besar-besaran, dan sudah barang tentu untuk kedua ini diperlukan peralatan
yang serba praktis dan modern, agar diperoleh hasil yang maksimal. Tetapi kalau
untuk keperluan keluarga kecil cukup dengan alat sederhana yang alat-alatnya bisa
diperoleh dari sekeliling kita dengan harga murah, seperti diperlukan es batu dan
beberapa kotak dari aluminium yang berfungsi sebagai tempatnya. Selain air susu
sebagai bahan makanan sangat penting artinya bagi manusia dan ternak, air susu juga
merupakan media dari penyebaran penyakit zoonosis, yaitu penyakit primer manusia
dan penyakit primer hewan yang penyebarannya dapat secara timbal balik. Oleh
karena itu, pemeriksaan kualitas air susu sebelum dimanfaatkan atau sebelum
pengolahan sangat perlu untuk kesehatan konsumen.
Berikut adalah produk yang didapatkan dari hasil olahan susu, antara lain adalah:
1. Susu Segar
Susu segar adalah cairan dari ambing sapi, kerbau, kuda, kambing atau domba,
yang sehat dan bebas dari kolustrum. Persyaratan minimum :
Kadar lemak susu tidak kurang dari 3,25%;Total padatan bukan-lemak
tidak kurang dari 8,25%.
Tanpa penambahan air, bahan tambahan pangan dan antibiotik.
Belum mengalami perubahan warna, bau dan kekentalan.
2. Susu Pasteurisasi
Susu pasteurisasi adalah susu segar atau susu rekonstitusi atau susu
rekombinasi yang dipanaskan dengan metode High Temperature Short Time
(HTST) atau metode Holding, dan dikemas segera dalam kemasan yang steril secara
6 | P a g e
aseptis. Persyaratan minimum:
Kadar lemak susu tidak kurang dari 3,25%.
Total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8,25%.
Uji reduktase: warna biru metilen tidak hilang dalam waktu kurang dari 5
jam.
Uji fosfatase: kandungan p-Nitriphenol tidak lebih dari 10 g per ml susu.
Jika susu pasteurisasi dihomogenisasi, maka persyaratan uji homogenisasi
harus dipenuhi.
3. Susu UHT
Susu UHT adalah susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang
disterilkan pada suhu tidak kurang dari 135 C selama 2 detik dan dikemas segera
dalam kemasan yang steril dan secara aseptis. Persyaratan minimum:
Kadar lemak susu tidak kurang dari 3,25%.
Total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8,25%.
4. Susu Steril
Susu steril adalah susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang
dipanaskan pada suhu tidak kurang dari 1000C selama waktu yang cukup untuk
mencapai keadaan steril komersial dan dikemas secara hermetis (kedap). Persyaratan
minimum:
Kadar lemak susu tidak kurang dari 3,25%.
Total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8,25%.
5. Susu Skim
Susu skim adalah produk susu yang sebagian besar lemaknya telah dihilangkan
dan dipasteurisasi atau disterilisasi atau diproses dengan UHT. Persyaratan minimum:
7 | P a g e
Kadar lemak susu tidak lebih dari 0,15%.
Kadar protein tidak kurang dari 3%
6. Susu Rendah Lemak
Susu rendah lemak adalah produk susu yang sebagian lemaknya telah
dihilangkan. Persyaratan minimum kadar lemak susu tidak kurang dari 0,15% dan
tidak lebih dari 3,25%.
7. Susu Rekonstitusi
Susu rekonstitusi adalah susu cair yang disiapkan dengan penambahan air pada
susu bubuk berlemak (full cream) atau susu bubuk skim atau susu bubuk rendah
lemak, dan dipasteurisasi atau disterilisasi atau diproses dengan UHT. Dapat
ditambahkan garam dan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Persyaratan
mengacu pada persyaratan susu segar atau susu skim atau susu rendah lemak.
8. Susu Rekombinasi
Susu rekombinasi adalah susu cair yang dihasilkan dari campuran komponen
susu (susu skim, krim) dan air atau susu atau keduanya yang dipasteurisasi atau
disterilisasi atau diproses dengan UHT.Persyaratan: mengacu pada persyaratan susu
segar atau susu skim atau susu rendah lemak.
9. Filled Milk (Susu Isi)
Filled milk (susu isi) adalah produk susu berupa cairan yang diperoleh
dengan cara menggantikan sebagian atau seluruh lemak susu dengan minyak atau
lemak nabati atau campurannya dalam jumlah yang setara, dapat ditambahkan bahan
tambahan pangan yang diizinkan. Produk ini mempunyai komposisi umum,
penampakan, karakteristik dan penggunaan yang sama dengan susu segar.
Persyaratan minimum:
Kadar lemak tidak kurang dari 3,25%.
Total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8,25%.
8 | P a g e
Susu harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dan kebersihan, karena susu
merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Susu juga mudah rusak bila
penanganannya kurang baik, sehingga mempunyai masa simpan relatif singkat.
Untuk menangani kelebihan produksi susu, langkah yang paling tepat adalah dengan
mengawetkan susu untuk memperpanjang masa simpan melalui proses pengolahan.
Walaupun nilai gizi susu begitu sempurna, tidak semua orang dapat menikmati susu
dengan tanpa masalah. Bagi beberapa orang, susu dapat menyebabkan terjadinya
intolerance, baik berupa lactose intolerance maupun protein intolerance. Lactose
intolerance adalah suatu keadaan tidak adanya atau tidak cukupnya jumlah enzim
laktase di dalam tubuh seseorang. Enzim laktase adalah enzim yang bertugas
untuk menguraikan gula laktosa menjadi gula-gula yang lebih sederhana, yaitu
glukosa dan galaktosa. Dibandingkan laktosa yang bersifat sebagai disakarida, maka
glukosa dan galaktosa merupakan monosakarida yang dapat dicerna dan diserap
oleh usus untuk proses metabolisme. Ketiadaan enzim laktase inilah yang
menyebabkan terjadinya gejala diare, murus-murus, atau mual beberapa saat
setelah minum susu.
Pada orang tertentu, minum susu juga dapat menyebabkan terjadinya
alergi. Hal ini dikenal dengan istilah protein intolerance. Salah satu jenis protein yang
ada di dalam susu adalah laktoglobulin, yang di dalam tubuh orang tertentu dapat
bertindak sebagai antigen yang sangat kuat sehingga dapat menyebabkan terjadinya
alergi.
Walaupun kondisi susu masih segar dan berasal dari sapi sehat tetapi tidak
menjamin aman dikonsumsi. Susu mudah terkontaminasi oleh bakteri patogen dari
lingkungan, peralatan perah, atau dari sapi . Namun demikian, susu yang telah
mengalami pasteurisasi, sterilisasi atau pemanasan pada suhu tinggi merupakan susu
yang aman untuk dikonsumsi. Mikroba yang mencemari susu tumbuh dengan baik
bila lingkungan sekitarnya mendukung seperti keadaan anaerob, suhu dan
kelembaban tinggi dan kandungan laktosa yang tinggi.
Beberapa kerusakan susu akibat aktivitas mikroba antara lain: (i) pengasaman
dan penggumpalan susu karena proses fermentas laktosa menjad asam laktat seh ngga
9 | P a g e
pH turun dan terjadi penggumpalan kasein; (ii) berlendir seperti tali yang disebabkan
pengentalan dan pembentukan lendir akibat pengeluaran cairan ekstraseluler seperti
kapsul dan getah oleh beberapa jenis bakter pembusuk; dan (iii) penggumpalan susu
tanpa penurunan pH karena aktivitas bakteri seperti Bacillus cereus penghasil enzim
yang dapat mencerna lapisan tipis fosfolipid di sekitar butir-butir gumpalan susu dan
menyatu membentuk gumpalan yang timbul ke permukaan susu. Penggumpalan susu
merupakan sifat yang paling khas akibat kegiatan enzim atau penambahan asam.
Sifat-sifat fisikokimia susu adalah kerapatan susu antara 1,0260 - 1,0320 pada
suhu 20⁰C, pH susu segar berkisar antara 6,6 - 6,7, warna normal susu putih kebiru-
biruan sampai kuning kecoklatan, cita rasa susu menyenangkan dan agak manis
berasal dar laktosa, sedangkan rasa asin berasal dari klorida.
Susu sapi segar merupakan bahan pangan yang sangat tinggi gizinya,
sehingga bukan saja bermanfaat bagi manusia tetapi juga bagi jasad renik
pembusuk. Kontaminasi bakteri mampu berkembang dengan cepat sekali sehingga
susu menjadi rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk memperpanjang daya
guna, daya tahan simpan, serta untuk meningkatkan nilai ekonomi susu, maka
diperlukan teknik penanganan dan pengolahan. Produk-produk olahan berbasis
susu yang sudah dikenal dalam industri pengolahan susu adalah susu homogenisasi,
susu skim dan krim, mentega, susu kental manis, susu bubuk, yoghurt, kefir, susu
pasteurisasi atau sterilisasi, keju, es krim, karamel atau kembang gula, dodol susu,
tahu susu dan kerupuk susu.
10 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
Pada makalah ini yang kita bahas secara khusus adalah Susu Kental Manis. Susu
kental, atau lebih umum susu kental manis, adalah susu sapi yang airnya dihilangkan
dan ditambahkan gula, sehingga menghasilkan susu yang sangat kental dan dapat
bertahan selama satu tahun bila tidak dibuka. Susu kental manis sering ditambahkan
pada hidangan penutup, pada umumnya kue. Di Rusia, susu kental manis dikenal
sebagai "c " (гущёнка sguschyonka).
Susu segar dapat menghasilkan krim dan skim. Krim adalah bagian susu yang
banyak mengandung lemak yang timbul ke bagian atas dari susu pada waktu
didiamkan atau dipisahkan dengan alat pemisah. Ada pula yang menyebutnya “kepala
susu”. Dan biasanya di jadikan susu kental manis. Susu skim adalah bagian susu yang
banyak mengandung protein, sering disebut “serum susu”. Susu skim mengandung
semua zat makanan dari susu kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam
lemak. Maka dari itu labih cocok di jadikan susu bubuk. Krim dan susu skim dapat
dipisahkan dengan alat yang disebut separator. Alat ini bekerja berdasarkan gaya
sentrifuge. Pemisahan krim dan susu skim dapat terjadi karena kedua bahan tersebut
mempunyai berat jenis yang berbeda. Krim mempunyai berat jenis yang rendah karena
banyak mengandung lemak. Susu skim mempunyai berat jenis yang tinggi karena
banyak mengandung protein, sehingga dalam sentrifugasi akan berada dibagian dalam.
Ada enam macam krim, yaitu:
a. Half and half cream
Yaitu yang hanya mengandung lemak 10,5-16%. Krim ini biasanya diperoleh dari
mencampur krim yang kandungan lemaknya tinggi dengan susu segar sehingga
tercapai kadar lemak tersebut diatas.
11 | P a g e
b. Light cream
Yaitu krim yang mempunyai kadar lemak 18-22%. Biasanya telah mengalami
homogenisasi.
c. Light whipping cream
Yaitu krim yang mempunyai kandungan lemak 30-34%. Krim ini tidak
dihomogenisasi sebab perlakuan homogeniasi akan menyebabkan krim mempunyai
daya mengembang yang kecil.
d. Heavy whipping cream
Yaitu krim yang mempunyai kandungan lemak lebih besar dari pada 34%. Krim ini
juga tidak dihomogenisasi.
e. Sour cream (krim asam)
Yaitu krim yang kadar lemaknya tidak kurang daripada 18%. Yang diperam dengan
bakteri asam laktat. Krim dipasteurisasi.
f. Whips
Yaitu krim pasteurisasi yang mengandung gula. Bahan-bahan pemberi cita rasa dan
zat penstabil.
II 1. Sifat Fisika Dan Kimiawi Susu Segar sebagai Bahan Baku
a. Sifat-Sifat Fisik
Dua faktor yang dapat mempengaruhi sifat-sifat fisik air susu segar ialah
komposisinya dan perubahan-perubahan yang terjadi pada komponen-komponen
yang dikandungnya, yang disebabkan karena kerusakan maupun karena akibat
proses pengolahan .
1. Warna Susu
12 | P a g e
Susu normal berwarna putih keabu-abuan sampai agak kuning keemasan.
Variasi terjadi karena adanya perbedaan pakan yang diberikan dan karena faktor
keturunan. Warna kuning disebabkan karena adanya zat warna karoten dalam
lemak susu yang berasal dari jenis pakan yang diberikan. Warna putih banyak
disebabkan oleh globula-globula lemak, protein kasin yang biasanya mengikat
kalsium dan pospat.
2. Aroma dan Rasa Susu
Rasa susu sedikit manis tetapi aroma dan rasa susu untuk setiap orang
sering tidak sama karena selera yang berbeda. Aroma susu akan lebih nyata jika
susu dibiarkan beberapa jam terutama pada suhu kamar. Aroma dan rasa susu
dapat dipengaruh oleh berbagai faktor, misalnya jenis pakan yang diberikan. Bau
susu akan lebih nyata jika susu dibiarkan beberapa jam terutama pada suhu
ruang. Kandungan laktosa yang tinggi dan kandungan klorida yang rendah
diduga menyebabkan susu berbau seperti garam. Namun, bau susu untuk setiap
orang sering tidak sama karena perbedaan selera masing-masing orang
(Hadiwiyoto, 1994)
3. Bobot Jenis Susu
Berat jenis susu bervariasi antara 1,026 hingga 1,0320 pada suhu 20°C.
Variasi ini disebabkan karena perbedaan jumlah lemak dan zat padat
terlarutnya.
4. Titik Didih dan Titik Beku Susu
Jika susu didihkan, maka susu akan mendidih pada suhu kira-kira 100,17°C
jadi hanya sedikit diatas titik didih air. Sebaliknya susu akan membeku pada
suhu kira-kira -0,5°C jika dibekukan. Variasi titik beku susu terjadi karena
terdapat perbedaan jenis pakan yang diberikan pada hewan, musim, dan jenis
sapi atau jenis hewan. Titik beku akan berubah jika pada susu ditambahkan air,
santan, atau lemak meskipun dalam jumlah sedikit.
b. Sifat-Sifat Kimiawi Susu
13 | P a g e
1. Penggumpalan
Penggumpalan merupakan salah satu sifat susu yang paling khas.
Penggumpalan dapat disebabkan oleh kegiatan enzim atau penambahan asam.
Penggumpalan poleh kegiatan enzim dapat disebabkan oleh enzim-enzim
sebagai berikut :
a) Enzim rennet ( dadi ) yang dihasilkan di dalam perut besar anak sapi.
b) Enzim proteolitik lain yang dihasilkan oleh bakteri sehingga dapat menyebabkan
penggumpalan susu.
2. Keasaman dan pH Susu
Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat bersifat asam dan basa
sekaligus. Jika diberi kertas lakmus biru, maka warnanya akan menjadi merah,
sebaliknya jika diberi kertas lakmus merah maka akan menjadi biru. pH susu
segar terletak antara 6,5-6,6. Jika ditritasi dengan alkali dan indikator
phenolpthalin, total asam dalam susu diketahui hanya 0,10 - 0,26% saja.
II 2. Proses Evaporasi Susu Kental manis
Proses evaporasi merupakan proses yang melibatkan pindah panas dan pindah
massa secara simultan. Penguapan terjadi karena cairan mendidih dan berlangsung
perubahan fase dari cair menjadi uap. Proses pindah panas dan pindah masa yang
efektif akan meningkatkan kecepatan evaporasi. Untuk itu perlu dipertimbangkan
kecepatan pindah panas dan jumlah panas yang dibutuhkan.
Bagi produk pangan, terutama yang sensitif terhadap suhu tinggi atau panas,
titik didih ini harus diturunkan lebih rendah dari titik didih air. Titik didih ini dapat
diturunkan dengna menurunkan tekanan pada saat evaporasi berlangsung. Dalam
usaha untuk mengoptimasikan proses evaporasi jumlah energy yang dipakai juga
tergantung pada karakteristik bahan pangan yang diuapkan, seperti koefisien pindah
panas bahan.
14 | P a g e
Aplikasi utama proses evaporasi dalam industry pangan dilakukannya
bertujuan :
a. Untuk pengentalan awal suatu bahan cair sebelum dilakukan proses pengolahan
selanjutnya, misalnya sebelum dilakukan spray drying, drum drying, kristalisasi.
b. Mengurangi volume cairan untuk mengurangi biaya penyimpanan, pengangkutan
dan pengemasan.
c. Menurunkan Aw (Activity Water) dengan meningkatkan kandungan bahan padat
dalam bahan untuk membantu pengawetan, misalnya dalam pembuatan susu kental.
Susu yang dipergunakan saat proses evaporasi susu kental manis (SKM) adalah
susu sapi segar. Proses pembuatan SKM ini dilakukan dengan menggunakan 2
formulasi, perbedaan dari kedua formulasi SKM ini adalah konsentrasi gula pasir dan
CMC yang ditambahkan.
Formulasi yang pertama menggunakan gula pasir sebanyak 30% dan CMC
sebanyak 2% dari bobot susu yang telah dievaporasi. Sedangkan formulasi yang kedua
menggunakan gula pasir sebanyak 35% dan CMC sebanyak 1% dari bobot susu yang
telah dievaporasi. Fungsi gula terutama adalah sebagai bahan pengawet, karena
sebagian besar mikroorganisme kecuali ragi-ragi osmofilik tidak dapat hidup pada
konsentrasi gula 62,5%.
Kandungan gula (sukrosa) yang tinggi di dalam SKM (rasio sukrosa dalam air, 62.5-
64%) menjadikan SKM memiliki umur simpan yang lama, yaitu 12 bulan dalam
kemasan tertutup. Karena umur simpan yang lama tersebut, dan penyimpanannya
cukup di suhu ruang, SKM menjadi solusi produk olahan susu yang mudah
didistribusikan di negara-negara tropis seperti Indonesia.
II. 2. Proses pembuatan susu kental manis
Susu Kental Manis adalah produk hasil olahan susu yang sudah dikenal cukup
lama setelah keju dan yoghurt. Pada abad ke 18 di Amerika, SKM diproduksi dengan
cara mengevaporasi air dari susu segar secara vakum sebanyak 50% dari total
15 | P a g e
kandungan air di dalam susu segar, kemudian ditambahkan gula sebanyak 45-50%
sebagai pengawet. Susu kental, atau lebih umum susu kental manis, adalah susu sapi
yang airnya dihilangkan dan ditambahkan gula, sehingga menghasilkan susu yang
sangat kental dan dapat bertahan selama satu tahun bila tidak dibuka. Susu kental
manis sering ditambahkan pada hidangan penutup, pada umumnya kue.
Pembuatan SKM dilakukan dengan menguapkan susu sapi segar terlebih dahulu
dengan menggunakan evaporator, suhu yang dipergunakan selama proses evaporasi
adalah 80oC. Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam
keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses
ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari
lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume
signifikan.
Setelah susu sapi segar dievaporasi, langkah selanjutnya adalah memanaskan
susu evaporasi tersebut diatas api lalu kemudian ditambahkan gula pasir dan
CMC(Carbon Metil Cellulose) sesuai dengan formulasi yang telah ditetapkan. Sebelum
ditambahkan, gula pasir dan CMC diaduk terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar CMC
mudah larut dalam bahan. Susu hasil evaporasi yang telah ditambahkan gula pasir dan
CMC tersebut diaduk sampai homogen, dan hasilnya adalah Susu Kental Manis. Setelah
susu kental manis selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah pengemasan yang dilakukan
dengan kaleng. Proses pengalengan dilakukan dengan mensterilisasi kalengnya
terlebih dahulu lalu susu dimasukan kedalam kaleng, pengisian bahan tidak dilakukan
sampai penuh karena harus disisakan sebagian volume kaleng untuk ruang kosong
yang dikenal dengan head space. Ukuran head space dalam pengalengan bahan pangan
sangat penting, ukuran head space yang terlalu kecil menyebabkan kecepatan
penetrasi panas rendah karena kenaikan densitas isi kaleng. Dan bila head space
terlalu besar maka relative jumlah udara yang terakumulasi dalam kaleng besar
sehingga kemungkinan terjasi oksidasi pada bahan juga besar. Setelah pengisian
dilakukan, kaleng yang sudah berisi bahan kemudian di-exhausting, tujuan exhausting
adalah untuk mengeluarkan semua udara dan gas yang ada dalam kaleng. Exhausting
dilakukan dengan cara memanaskan kaleng yang berisi bahan dalam air yang mendidih
16 | P a g e
selama 5-10 menit. Setelah itu kemudian kaleng ditutup dengan menggunakan alat
double seaming, kaleng kemudian disterilisasi.
Berikut ini adalah diagram proses pembuatan Susu Kental Manis
II. 3. Kandungan gizi susu dan manfaat SKM
A. Kandungan Gizi SKM
17 | P a g e
Pada prinsipnya, pengolahan pangan dilakukan oleh manusia dengan berbagai
tujuan diantaranya adalah untuk:
1. Meningkatkan daya cerna makanan
2. Meningkatkan umur simpan pangan
3. Menyesuaikan rasa dan tekstur dengan selera manusia
Sayangnya, semakin banyak proses yang diaplikasikan pada makanan akan
mengakibatkan semakin banyak pula kerusakan zat gizi yang dikandungnya. Oleh
karena itu, industri pangan mengupayakan proses yang dapat mengakomodasi tujuan-
tujuan yang diinginkan manusia dengan resiko kerusakan zat gizi seminimal mungkin.
Akan tetapi kandungan zat gizi yang terdapat di dalam susu berupa vitamin A, B1 D3,
fosfor serta kalsium yang juga di butuhkan oleh tubuh masih tetap terkandung di
dalamnya.
B. Manfaat SKM
Susu Kental Manis termasuk produk susu yang kandungan gizinya banyak rusak
karena proses pemanasan, evaporasi, dan penambahan gula. Karena penambahan gula
dalam jumlah besar dapat mengakibatkan resiko kegemukan dan nilai gizi SKM yang
rendah dibandingkan bentuk lainnya maka SKM sekarang ini sudah bergeser
fungsinya. Kalau dulu, SKM ini merupakan susu yang dikonsumsi dengan cara
diminum, sekarang ini lebih banyak digunakan dalam produk-produk pangan olahan
seperti martabak, puding, roti, jus, dan lain-lain.
18 | P a g e
BAB III
KESIMPULAN
Susu kental manis di buat dengan tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat
yang kurang mampu, karena harga yang di tawarkan relafif lebih murah dibadingkan
produk susu lainnya, dan juga memiliki umur simpan yang cukup lama.
Selain itu, meskipun kandungan gizi pada susu kental manis banyak yang
mengalami kerusakan akibat proses pembuatan dan penambahan gula, susu kental
manis masih memiliki segudang manfaat bagi manusia dan tubuh. Yakni dapat di
gunakan dalam produk-produk pangan olahan seperti martabak, puding, roti, jus, dan
lain-lain. Juga beberapa produk susu kental manis diperkaya dengan vitamin A, B1 D3,
fosfor serta kalsium yang di butuhkan oleh tubuh manusia.
19 | P a g e