survei khusus implementasi sna 2008

33
SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008 2014 BADAN PUSAT STATISTIK

Upload: vukhue

Post on 13-Jan-2017

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

2014

BADAN PUSAT STATISTIK

Page 2: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008
Page 3: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

i

KATA PENGANTAR

Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu data strategis bidang ekonomi

yang dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Tabel turunan dari PDB seperti struktur

ekonomi dan pertumbuhan ekonomi menjadi indikator – indikator ekonomi yang banyak

ditunggu oleh pengguna data bahkan oleh para pengambil kebijakan. Penerapan konsep

dan definisi yang baku secara internasional menjadi dasar dalam upaya keterbandingan

PDB Indonesia dengan PDB negara lain. BPS maupun kantor statistik negara – negara lain

menggunakan konsep – konsep pada System of National Accounts dalam menyusun

statistik nasionalnya.

System of National Accounts (SNA) merupakan kumpulan rekomendasi standar

tentang cara mengukur aktivitas ekonomi. SNA menjadi panduan bagi negara – negara di

dunia dalam menyusun statistik nasionalnya. Saat ini, SNA 2008 merupakan seri terakhir

dan didalamnya mencakup perubahan – perubahan (changes) jika dibandingkan dengan

SNA sebelumnya (SNA 1968 dan SNA 1993). Salah satu perubahan yang terdapat pada

SNA 2008 adalah memasukkan Cultivated Biological Resources (CBR) terutama

pertumbuhan alami tumbuhan/ternak/komoditi lainnya sebagai bagian dari Output Kategori

Pertanian. Dengan mengadopsi nilai CBR tersebut dalam penghitungan Output Kategori

Pertanian akan berdampak pada besaran nilai PDB.

Survei Khusus Implementasi SNA 2008 (SK-ISNA) tahun 2014 ditujukan untuk

mendapatkan informasi berkaitan dengan penghitungan CBR. Keberlangsungan SK-ISNA

2014 dibutuhkan mengingat belum tersedianya indikator yang memadai untuk menunjang

penghitungan CBR tahunan. SK-ISNA 2014 dilakukan terhadap usaha pertanian subkategori

tanaman hortikultura, perkebunan, dan peternakan baik yang dilakukan rumah tangga

maupun perusahaan. Data yang diperoleh dari survei ini diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan data yang memuat informasi jangka pendek dan dapat menjadi bahan

pendukung untuk jangka panjang.

Keberhasilan pengumpulan data di lapangan sangat ditentukan oleh pemahaman

setiap konsep dan definisi yang terdapat di dalam buku pedoman ini. Dengan demikian,

kegiatan SK-ISNA 2014 diharapkan dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai

dengan rencana dan hasilnya dapat digunakan secara maksimal dalam implementasi SNA

2008 khususnya yang terkait dengan penyusunan PDB Kategori Pertanian.

Jakarta, Mei 2014

Tim Penyusun

Page 4: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ i

Daftar Isi .......................................................................................................................... ii

1. Pendahuluan ............................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 1

1.2. Maksud dan Tujuan .......................................................................................... 2

1.3. Cakupan Sampel .............................................................................................. 3

1.4. Referensi Waktu ............................................................................................... 5

2. Pelaksanaan............................................................................................................. 6

2.1. Metodologi ........................................................................................................ 6

2.2. Organisasi Lapangan ........................................................................................ 7

2.3. Jadwal Pelaksanaan Lapangan ........................................................................ 8

3. Kuesioner ............................................................................................................... 10

3.1. Keterangan yang Dikumpulkan ....................................................................... 10

3.2. Tata Cara Pengisian Kuesioner ...................................................................... 10

4. Penjelasan ............................................................................................................. 18

4.1. Konsep dan Definisi ........................................................................................ 18

4.2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan ..................................................................... 19

Penjelasan…………………………………………………………….…………………………20

Page 5: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

1

1.1. Latar Belakang

System of National Accounts (SNA) merupakan kumpulan rekomendasi standar

tentang cara mengukur aktivitas ekonomi. SNA menjelaskan mengenai neraca ekonomi

makro yang komprehensif, konsisten, dan terintegrasi dalam konsep, definisi, dan klasifikasi

yang mengacu pada pada aturan neraca yang disepakati secara internasional. Dengan

berpanduan pada SNA, diharapkan setiap negara di dunia dapat menerapkannya dalam

menyusun statistik neraca nasionalnya. Sehingga semua data statistik yang merupakan

product line neraca nasional di masing-masing negara memiliki nilai keterbandingan yang

tinggi secara internasional maupun regional. Beberapa seri SNA yang sudah diterapkan di

berbagai negara adalah SNA 1947, SNA 1953, SNA 1968 dan SNA 1993. Terakhir, dalam

sidang Komisi Statistik Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada tanggal 24-27 Februari

2009 merekomendasikan SNA 2008 sebagai standar internasional yang baru di dalam

menyusun neraca nasional. Adaptasi SNA 2008 sebagai panduan pencatatan statistik

neraca nasional diharapkan mampu menjelaskan gambaran perekonomian yang

berkembang signifikan secara lebih komprehensif dan up to date serta dapat dibandingkan

dengan negara lain.

Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) secara rutin menyajikan data Produk

Domestik Bruto (PDB) yang merupakan salah satu aspek dari neraca nasional dan

merupakan salah satu data strategis bidang ekonomi. Konsep, definisi, klasifikasi, dan

metode yang digunakan dalam penyusunan PDB Indonesia saat ini masih mengadopsi SNA

1968 dan SNA 1993. Namun sejalan dengan Reformasi Birokrasi Bidang Neraca Nasional

serta adanya rekomendasi United Nations Statistics Division (UNSD), penyusunan statistik

neraca nasional akan didasarkan pada SNA yang baru (SNA 2008). Melalui penerapan

implementasi SNA 2008, PDB Indonesia yang dihasilkan akan terjaga keterbandingan,

keselarasan, dan konsistensinya dengan indikator lain maupun PDB negara-negara lain.

Penerapan implementasi SNA 2008 dilakukan secara bertahap berdasarkan informasi

mengenai perubahan-perubahan (changes) yang terjadi pada SNA 2008 jika dibandingkan

dengan SNA 1968 dan SNA 1993 yang harus diadopsi dalam penghitungan neraca

nasional. Dalam SNA 2008 terdapat 44 (empat puluh empat) revisi utama, namun tidak

seluruh perubahan tersebut berdampak dalam level (besaran) PDB. Salah satu perubahan

yang yang terdapat pada SNA 2008 yang berdampak pada besaran PDB adalah

memasukkan Cultivated Biological Resources (CBR) terutama yang terkait dengan

1. PENDAHULUAN

Page 6: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

2

pertumbuhan alami tumbuhan/ternak sebagai bagian dari Output Kategori Pertanian, baik

yang diperlakukan sebagai Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) maupun kegiatan yang

sedang dalam proses pengerjaan (work in progress) yang diperlakukan sebagai inventory.

Namun demikian, berbagai informasi mengenai hal-hal yang direkomendasikan SNA

2008 untuk dihitung dalam penyusunan PDB, termasuk PDB Kategori Pertanian, masih

bersifat umum dan belum dilengkapi dengan uraian yang rinci mengenai tata cara

implementasinya dalam proses penghitungan PDB. Demikian pula halnya dengan informasi

mengenai CBR dalam SNA 2008 masih bersifat global, sehingga masih membutuhkan

penjelasan atau tata cara penghitungan yang lebih rinci, agar implementasi SNA 2008 dapat

dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Survei Khusus Implementasi SNA 2008 (SK-ISNA) tahun 2014 ditujukan untuk

mendapatkan informasi berkaitan dengan penghitungan CBR. Keberlangsungan SK-ISNA

2014 dibutuhkan mengingat belum tersedianya indikator yang memadai untuk menunjang

penghitungan CBR tahunan. SK-ISNA 2014 dilakukan terhadap usaha pertanian subkategori

tanaman hortikultura, perkebunan, dan peternakan baik yang dilakukan rumah tangga

maupun perusahaan. Data yang didapat dari survei ini diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan data yang memuat informasi jangka pendek dan dapat menjadi bahan

pendukung untuk jangka panjang.

1.2. Maksud dan Tujuan

SNA 2008 merekomendasikan untuk menggunakan pendekatan biaya dalam

mengestimasi nilai CBR, baik yang diperlakukan sebagai Pembentukan Modal Tetap Bruto

(PMTB) maupun kegiatan yang sedang dalam proses pengerjaan (work in progress) yang

diperlakukan sebagai inventory. Namun demikian tidak semua informasi mengenai rincian

biaya mampu disediakan datanya oleh subject matter, baik subject matter yang berada di

internal BPS, maupun di luar BPS.

SK-ISNA tahun 2014 dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan

dengan penghitungan CBR khususnya terkait dengan informasi biaya-biaya produksi yang

dikeluarkan oleh Usaha Kategori Pertanian. Fokus dari kegiatan SK-ISNA 2014 adalah

usaha pertanian pada Subkategori Tanaman Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan.

Page 7: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

3

1.3. Cakupan Sampel

Dasar klasifikasi produk atau usaha yang menjadi cakupan SK-ISNA 2014 mengikuti

konsep standar BPS. Klasifikasi yang digunakan adalah Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

Indonesia (KBLI). KBLI yang terakhir diterbitkan adalah KBLI 2009 sesuai dengan Peraturan

Kepala (Perka) BPS No. 57 Tahun 2009.

Tabel 1. Cakupan Survei Khusus Implementasi SNA (SK-ISNA 2014) Menurut Komoditi

Cakupan Survei Implementasi SNA 2008 2014

No Komoditi KBLI

Work-in-Progress (WIP)

1 Tomat 01133

2 Semangka 01132

3 Tebu 01140

4 Tembakau 01150

Pembentukan Modal tetap bruto (PMTB)

5 Jeruk 01230

6 Mangga 01220

7 Nanas 01220

8 Kelapa Sawit 01262

9 Kakao 01270

10 Kopi 01270

11 Karet 01291

12 Sapi Perah 01412

13 Ayam Petelur 01462

Tabel 2. Cakupan dan Deskripsi Survei Khusus Implementasi SNA (SK-ISNA 2014)

KBLI 2009 Kegiatan Deskripsi

01132 Pertanian Tanaman

Hortikultura Buah

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan

pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan

dan pasca panen jika menjadi satu kesatuan kegiatan tanaman

hortikultura buah, seperti semangka, belewah, melon, timun

suri dan sejenisnya.

Page 8: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

4

01133 Pertanian Tanaman

Hortikultura

Sayuran Buah

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan

pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, juga

pemanenan dan pasca panen jika menjadi satu kesatuan

kegiatan tanaman hortikultura buah yang dipakai sebagai

sayuran (labu), seperti mentimun, terung, tomat, belimbing

sayur dan labu sayur (siam), waluh/labu kuning, gambas/oyong

dan sejenisnya.

01140 Perkebunan Tebu Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan

pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman,

pemeliharaan dan pemanenan jika menjadi satu kesatuan

kegiatan tanaman tebu.

01150 Perkebunan

Tembakau

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan

pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman,

pemeliharaan dan pemanenan jika menjadi satu kesatuan

kegiatan tanaman tembakau. Termasuk pula pengolahan daun

tembakau yang tak dapat dipisahkan dari kegiatan perkebunan

seperti pembersihan dan perajangan tembakau yang tidak

dapat dipisahkan dari kegiatan perkebunannya.

01220 Pertanian Buah-

buahan Tropis

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan

penyiapan/pelaksanaan, penanaman, pembibitan,

pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen buah-buahan

tropis, seperti rambutan, alpukat, durian, duku, pisang dan

pisang raja, kurma, buah ara, pepaya, jambu biji, jambu air,

lengkeng, nangka, nenas, mangga, manggis, sawo, belimbing,

salak, sirsak dan sejenisnya.

01230 Pertanian Buah

Jeruk

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan

penyiapan/pelaksanaan, penanaman, pembibitan,

pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen buah jeruk besar

dan jeruk keprok atau jeruk siam, seperti jeruk bali, jeruk

lemon dan limau, jeruk orange, jeruk keprok, jeruk tangerin,

jeruk mandarin dan clementine, dan buah jeruk lainnya.

01262 Perkebunan Buah

Kelapa Sawit

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan

pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman,

pemeliharaan dan pemanenan buah kelapa sawit.

01270 Pertanian Tanaman

untuk Bahan

Minuman

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan

pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman,

pemeliharaan dan pemanenan tanaman untuk bahan

minuman, seperti tanaman kopi, teh, mate dan kakao

Page 9: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

5

01291 Perkebunan Karet

dan Penghasil

Getah Lainnya

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan

pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman,

pemeliharaan dan pemanenan tanaman karet dan tanaman

penghasil getah lainnya, seperti getah perca dan kemenyan.

Termasuk pengolahan hasil tanaman karet yang tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan perkebunan.

01412 Pembibitan dan

Budidaya Sapi

Perah

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang

menyelenggarakan pembibitan sapi perah, untuk

menghasilkan ternak bibit sapi perah, mani dan mudigah dan

peternakan yang menyelenggarakan budidaya sapi perah

untuk menghasilkan susu.

01462 Pembibitan dan

Budidaya Ayam Ras

Petelur

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang

menyelenggarakan pembibitan ayam ras petelur untuk

menghasilkan ayam bibit dan telur tetas dan peternakan yang

menyelenggarakan budidaya ayam ras untuk menghasilkan

telur konsumsi dan lainnya.

1.4. Referensi Waktu

Palaksanaan lapangan SK-ISNA 2014 dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2014.

Sedangkan periode data yang dicacah adalah kondisi tahun 2013.

Page 10: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

6

Page 11: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

7

2.1. Metodologi

Unit statistik dalam SK-ISNA 2014 adalah establishment dengan variabel yang diteliti

adalah biaya/ongkos pemeliharaan tumbuhan/ternak. Pengalokasian sampel SK-ISNA 2014

dilakukan pada 10 provinsi berdasarkan purposive sampling atau non-probability sampling.

Penentuan responden (perusahaan/usaha) yang akan disurvei melihat pada :

1. Potensi perusahaan/usaha yang berpengaruh terhadap perekonomian wilayah;

2. Memiliki skala usaha yang besar sehingga mampu mewakili populasi;

3. Data dari jenis kegiatan perusahaan/usaha belum tersedia di BPS.

Sampel SK-ISNA 2014 menurut provinsi dialokasikan oleh Subdirektorat Neraca

Barang, Direktorat Neraca Produksi BPS. Sedangkan alokasi sampel per kabupaten/kota

dilakukan oleh Bidang Neraca Wilayah dan Analisis (Nerwilis) BPS Provinsi terpilih. Jumlah

sampel per provinsi adalah 20 sampel yang akan dialokasikan menurut komoditi. Tabel 3

menunjukkan alokasi sampel menurut provinsi dan komoditi pada SK-ISNA 2014.

Selain jumlah sampel dan alokasi per provinsi, metode penelitian di lapangan juga

menjadi tahapan yang penting dalam mencapai tujuan dilaksanakannya SPPB 2014.

Metode tersebut adalah sebagai berikut :

a. Merancang kuesioner sebagai bahan perolehan informasi kuantitatif dari sumber

data.

b. Pengumpulan data di lapangan dengan rancangan kuesioner yang disusun

sebagai panduan perolehan data aktual.

c. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan cara mengisi

kuesioner.

d. Penggantian sampel dilakukan jika responden yang dituju pindah atau tidak dapat

ditemui hingga batas akhir waktu pencacahan.

e. Sampel terpilih untuk tanaman semusim adalah yang memiliki tanaman yang

belum dipanen pada akhir tahun 2012 dan 2013

Dalam hal penggantian sampel, hal-hal yang harus diperhat ikan adalah

sebagai ber ikut :

a. Sampel pengganti memiliki skala usaha yang relatif sama dengan sampel utama

b. Sampel pengganti memiliki kategori/klasifikasi/KBLI yang sama dengan sampel

utama

2. PELAKSANAAN

Page 12: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

8

c. Sampel pengganti memiliki kategori/klasifikasi/KBLI terdekat dalam satu kelompok

Pertanian.

d. Penggantian sampel dilakukan atas persetujuan Kepala Bidang Neraca dan

Analisis Statistik

e. Setiap penggantian sampel harus dicatat di dalam form Penggantian Sampel SK-

ISNA 2014 (tersedia di Lampiran).

Tabel 3. Alokasi Sampel Menurut Provinsi dan Komoditi SK-ISNA 2014

Komoditi KBLI

PROVINSI

Sumatera Barat

Jambi Lampung Jawa Barat

Jawa Tengah

Jawa Timur

Bali NTB Kalimantan

Selatan Sulawesi

Utara

Tomat 01133 1 1 1 2 1 1 2 1 2

Semangka 01132 1 1

Tebu 01140 3 2 2 2

Tembakau 01150 1 1 1 3 8

Jeruk 01230 1 1 1 1 2 4 4

Mangga 01220 1 1 1 2 2 2 1 1 2

Nanas 01220 1 2 2 1 1 1 2 Kelapa Sawit 01262 4 6 2 1 4

Kakao 01270 2 2 1 1 1 1 1 4

Kopi 01270 4 3 4 1 2 2 4 4 3 7

Karet 01291 3 4 2 1 1 1 3

Sapi Perah 01412 4 4 4 Ayam Petelur 01462 3 2 3 2 4 3 5 4 4 5

SK-ISNA 2014 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

2.2. Organisasi Lapangan

2.2.1 Organisasi Teknis

1. Direktur Neraca Produksi sebagai penanggung jawab

2. Kepala Subdirektorat Neraca Barang sebagai penanggung jawab teknis

2.2.2 Organisasi Lapangan

1. Kepala BPS Provinsi sebagai penanggung jawab kegiatan di Provinsi

2. Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik di BPS Provinsi

sebagai penanggung jawab lapangan

3. Kasi Neraca Produksi di BPS Provinsi sebagai penanggung jawab harian

teknis pelaksanaan, pengawasan, dan pengiriman dokumen ke BPS-RI.

Page 13: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

9

4. Staf teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota atau Koordinator Statistik Kecamatan

(KSK) sebagai tenaga pencacah.

2.2.3 Petugas Lapangan

Koordinator : Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik di

BPS Provinsi

Pengawas : Kasi Neraca Produksi

Petugas Pencacah : Staf BPS Provinsi/Kabupaten/Kota atau KSK

2.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan SK-ISNA 2014 dimulai dengan persiapan kegiatan oleh DNP. Tahapan

persiapan meliputi perumusan kuesioner dan pedoman, penyusunan kuesioner dan

pedoman, penentuan dan alokasi sampel, pencetakan kuesioner dan buku pedoman,

persiapan paket entri data, pelatihan instruktur dan pengolahan (tabulasi).

Gambar 1. Alur Tahapan Pelaksanaan Kegiatan SPPB 2014

Setelah tahap persiapan, tahap berikutnya dilakukan oleh BPS Provinsi sebagai inti

dari pelaksanaan SK-ISNA 2014 yaitu tahapan pelaksanaan. Tahapan pelaksanaan

meliputi pelatihan petugas lapangan dan pelaksanaan lapangan. Tahap akhir yaitu tahap

penyelesaian yang dilakukan oleh DNP. Tahapan penyelesaian meliputi entri data,

pengolahan (tabulasi) dan penyusunan laporan akhir. Laporan akhir antara lain berisi

rekapitulasi pemasukan dokumen, tabulasi data dan analisis hasil tabulasi data.

Persiapan

•Perumusan Kuesioner dan Pedoman

•Penyusunan Kuesioner dan Pedoman

•Penentuan dan Alokasi Sampel

•Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman

•Persiapan Paket Entri Data

•Pelatihan Instruktur

•Pelatihan Pengolahan

Pelaksanaan •Pelatihan Petugas

•Pelaksanaan di Lapangan

Penyelesaian•Entri data

•Pengolahan (tabulasi)

•Penyusunan Laporan Akhir

Page 14: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

10

Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Lapangan Kegiatan SK-ISNA 2014

Kegiatan Keterangan Waktu

(1) (2) (3)

Persiapan

Penyusunan Kuesioner dan

Buku Pedoman Februari - Mei 2014

Pelatihan Petugas Juni 2014

Pelaksanaan

Pelaksanaan Lapangan Juni - Agustus 2014

Pemeriksaan Hasil

Pencacahan Juli – Agustus 2014

Pengiriman hasil Pencacahan

ke BPS-RI Agustus 2014

Data entry dan pengolahan September – Oktober 2014

Penyelesaian Penyusunan Laporan November 2014

Page 15: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

11

3.1. Keterangan yang Dikumpulkan

Keterangan yang dikumpulkan dirinci atas delapan blok, yaitu:

BLOK I. PENGENALAN TEMPAT

BLOK II. KETERANGAN PETUGAS

BLOK III. KETERANGAN USAHA

BLOK IV BIAYA PEMELIHARAAN, terdiri dari 3 Blok, yaitu:

BLOK IV.A BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI HORTIKULTURA

BLOK IV.B BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PERKEBUNAN

BLOK IV.C BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PETERNAKAN

BLOK V. CATATAN

BLOK VI. KETERANGAN PENGESAHAN

3.2. Tata Cara Pengisian Kuesioner

Blok I. Pengenalan Tempat

Tujuan blok ini adalah untuk mencatat identitas dan lokasi kegiatan usaha.

Rincian 1. Tuliskan nama provinsi beserta kode dengan jelas dan benar.

Rincian 2. Tuliskan nama kabupaten/kota beserta kode dengan jelas dan benar.

Rincian 3. Tuliskan nama kecamatan beserta kode dengan jelas dan benar.

Rincian 4. Tuliskan nama kelurahan/desa beserta kode dengan jelas dan benar.

Blok II. Keterangan Petugas

Tujuan blok ini adalah untuk mencatat identitas pencacah dan pemeriksa.

Rincian 1. Tuliskan nama petugas pencacah dan pemeriksa dengan jelas dan

lengkap.

Rincian 2. Tuliskan tanggal pelaksanaan kegiatan pencacahan dan pemeriksaan

dengan format yang sesuai yaitu tanggal-bulan-tahun, contoh : 12-01-2014.

Rincian 3. Bubuhkan tanda tangan pencacah dan pemeriksa dengan benar.

Blok III. Keterangan Usaha

Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai keterangan usaha

secara lengkap dan jelas selama tahun 2013, termasuk status badan hukum, kegiatan

utama yang dilakukan perusahaan sehingga secara unik dapat diberikan kode KBLI 5

3. KUESIONER

Page 16: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

12

digit, dan jenis lapangan usahanya (menurut kategori KBLI 2009).

Rincian 1. Tuliskan nama perusahaan/pengusaha dengan lengkap dan jelas. Jika

tidak memiliki nama perusahaan maka tuliskan nama pengusahanya.

Contoh : “Usaha Perkebunan Karet Pak Bagyo”.

Rincian 2. Tuliskan alamat perusahaan/usaha dengan lengkap dan jelas.

Rincian 3. Tuliskan nomor telepon/fax perusahaan/usaha dengan benar.

Rincian 4. Tuliskan alamat e-mail perusahaan/pengusaha dengan lengkap dan jelas.

Rincian 5. Lingkari salah satu kode status badan usaha perusahaan. Status badan

hukum tersebut harus sesuai dengan akte notaris yang dimiliki oleh

perusahaan.

Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang

bertujuan mencari laba atau keuntungan.

Badan Usaha yang berbadan hukum adalah badan usaha yang memiliki

harta kekayaan tersendiri, terpisah dengan harta kekayaan para pemegang

saham. Badan usaha yang berbadan hukum merupakan subjek hukum

yang dapat dituntut atau melakukan penuntutan di muka pengadilan atas

nama badan usaha. Contohnya: Persero, Perseroan Terbatas (PT),

Koperasi, dan Yayasan.

Badan Usaha yang tidak berbadan hukum adalah badan usaha yang

harta kekayaan pendirinya tidak terpisah dengan harta kekayaan badan

usaha tersebut. Badan usaha yang tidak berbadan hukum tidak dapat

dituntut atau melakukan kumpulan penuntutan di muka pengadilan atas

nama badan usaha tersebut, kecuali atas nama pendiri dari badan usaha

tersebut. Contohnya: CV, Firma, UD, dan PD.

Perorangan adalah usaha yang dilakukan tanpa membentuk jenis badan

usaha tertentu, misalnya usaha bordir tanpa membentuk CV atau UD.

Rincian 6. Lingkari salah satu kode jaringan perusahaan ini.

Perusahaan/Usaha Tunggal adalah perusahaan yang berdiri sendiri, tidak

mempunyai cabang di tempat lain dan pengelolaan seluruh kegiatan

perusahaan dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan

tunggal disebut juga perusahaan tanpa cabang.

Kantor Cabang/Perwakilan adalah perusahaan/usaha yang merupakan

cabang/perwakilan dari perusahaan induknya, yang secara administratif

kegiatannya dikelola dan diawasi oleh perusahaan induk tersebut.

Page 17: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

13

Rincian 7. Tuliskan kode komoditas utama perusahaan/usaha sesuai kode Klasifikasi

Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009 5 digitnya.

Contoh: Tebu Kode KBLI 2009: 01140 (Perkebunan Tebu)

Blok IV.A. Biaya Pemeliharaan Subkategori Hortikultura

Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi biaya pemeliharaan tanaman

hortikultura semusim di awal dan akhir tahun 2013 serta biaya pemeliharaan selama

tahun 2013 untuk tanaman hortikultura tahunan.

Rincian 1. Khusus untuk tanaman hortikultura semusim (misal: semangka,

tomat)

Tuliskan luas lahan/luas tanaman yang ditanam pada tahun 2012

namun hingga akhir tahun 2012 belum dipanen. Masa panen terjadi

pada tahun 2013.

Rincian 2. Khusus untuk tanaman hortikultura semusim (misal: semangka,

tomat)

Tuliskan luas lahan/luas tanaman yang ditanam pada tahun 2013

namun hingga akhir tahun 2013 belum dipanen. Masa panen terjadi

pada tahun 2014.

Rincian 3. Khusus untuk tanaman hortikultura tahunan (misal: mangga,

jeruk).

Tuliskan jumlah pohon/rumpun yang belum menghasilkan sesuai

dengan rentang usia tanaman (misal: pohon jeruk dengan usia kurang

dari 1 tahun sebanyak 50 pohon).

Rincian 4. Rincian 4.1. s.d. 4.19. berisi uraian biaya pemeliharaan tanaman

hortikultura. Biaya yang dikeluarkan adalah yang terkait dengan

pemeliharaan tanaman khusus tanaman yang belum menghasilkan.

Tidak termasuk biaya pemeliharaan tanaman yang telah

menghasilkan atau yang sudah tidak menghasilkan (tua).

Rincian 4.1. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian benih, tidak termasuk

benih yang tumbuh alami dari tanaman.

Rincian 4.2. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pupuk, tidak termasuk

pupuk buatan sendiri.

Rincian 4.3. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian stimulant/zat pengatur

tumbuh tanaman

Rincian 4.4. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian zat perangsang buah

Page 18: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

14

Rincian 4.5. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian jaring pelindung bagian

tubuh tanaman yang belum menghasilkan

Rincian 4.6. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian mulsa sebagai

pelindung tanah

Rincian 4.7. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pestisida

Rincian 4.8. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa lahan khusus lahan bagi

tanaman yang tercatat dalam rincian 1, rincian 2, atau rincian 3 Blok

IV.A.

Rincian 4.9. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa peralatan/sarana untuk

pemeliharaan tanaman yang tercatat dalam rincian 1, rincian 2, atau

rincian 3 Blok IV.A.

Rincian 4.10. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran bunga

kredit/pinjaman usaha untuk pengembangan atau pemeliharaan

tanaman.

Rincian 4.11. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran retribusi dan

pungutan/iuran yang bersifat tetap maupun tidak tetap yang

berhubungan dengan pemeliharaan tanaman.

Rincian 4.12. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran premi asuransi

Rincian 4.13. Biaya pada rincian ini adalah biaya perkiraan penyusutan barang

modal yang dipakai dalam kaitannya dengan pemeliharaan tanaman.

Rincian 4.14. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran listrik misalnya untuk

penyinaran dan penyiraman tanaman.

Rincian 4.15. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian bahan bakar minyak

untuk mesin yang berperan dalam pemeliharaan tanaman.

Rincian 4.16. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran jasa pertanian,

misalnya pembayaran jasa pemanenan borongan.

Rincian 4.17. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran pajak tak langsung,

misalnya pajak bumi dan bangunan.

Rincian 4.18. Biaya pada rincian ini adalah biaya lain-lain, misalnya biaya

pembelian air untuk penyiraman, pembelian polybag atau wadah

untuk penanaman, dll.

Rincian 4.19. Rincian ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai

banyaknya tenaga kerja/pegawai dan upah yang dibayarkan.

Rincian 4.19.a. Tuliskan jumlah pegawai tetap yang teribat baik laki-laki dan

perempuan di kolom (2) dan tuliskan jumlah pegawai tidak tetap baik

laki-laki dan perempuan di kolom (3), serta tuliskan total pegawai di

kolom (4).

Page 19: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

15

Rincian 4.19.b. Tuliskan upah yang dibayarkan kepada pegawai baik laki-laki dan

perempuan terkait dengan kegiatan pengelolaan lahan, penyemaian,

penanaman, pemeliharaan (pemangkasan, penyiangan, dll),

pemupukan, dan pengendalian hama.

Blok IV.B. Biaya Pemeliharaan Subkategori Perkebunan

Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi biaya pemeliharaan tanaman

perkebunan semusim di awal dan akhir tahun 2013 serta biaya pemeliharaan selama

tahun 2013 untuk tanaman perkebunan tahunan.

Rincian 1. Khusus untuk tanaman perkebunan semusim (misal: tebu dan

tembakau)

Tuliskan luas lahan/luas tanaman yang ditanam pada tahun 2012

namun hingga akhir tahun 2012 belum dipanen. Masa panen terjadi

pada tahun 2013.

Rincian 2. Khusus untuk tanaman perkebunan semusim (misal: tebu dan

tembakau)

Tuliskan luas lahan/luas tanaman yang ditanam pada tahun 2013

namun hingga akhir tahun 2013 belum dipanen. Masa panen terjadi

pada tahun 2014.

Rincian 3. Khusus untuk tanaman perkebunan tahunan (misal: karet, kakao).

Tuliskan jumlah pohon/lajur yang belum menghasilkan sesuai dengan

rentang usia tanaman (misal: pohon kakao dengan usia kurang dari 1

tahun sebanyak 100 pohon).

Rincian 4. Rincian 4.1. sd 4.16. berisi uraian biaya pemeliharaan tanaman

perkebunan. Biaya yang dikeluarkan adalah yang terkait dengan

pemeliharaan tanaman khusus tanaman yang belum menghasilkan.

Tidak termasuk biaya pemeliharaan tanaman yang telah

menghasilkan atau yang sudah tidak menghasilkan (tua).

Rincian 4.1. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian benih, tidak termasuk

benih yang tumbuh alami dari tanaman.

Rincian 4.2. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pupuk, tidak termasuk

pupuk buatan sendiri.

Rincian 4.3. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian stimulant/zat pengatur

tumbuh tanaman

Rincian 4.4. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian tanaman pelindung

Rincian 4.5. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pestisida

Page 20: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

16

Rincian 4.6. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa lahan khusus lahan bagi

tanaman yang tercatat dalam rincian 1, rincian 2, atau rincian 3 Blok

IV.B.

Rincian 4.7. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa peralatan/sarana untuk

pemeliharaan tanaman yang tercatat dalam rincian 1, rincian 2, atau

rincian 3 Blok IV.B.

Rincian 4.8. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran bunga

kredit/pinjaman usaha untuk pengembangan atau pemeliharaan

tanaman.

Rincian 4.9. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran retribusi dan

pungutan/iuran yang bersifat tetap maupun tidak tetap yang

berhubungan dengan pemeliharaan tanaman.

Rincian 4.10. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran premi asuransi

Rincian 4.11. Biaya pada rincian ini adalah biaya perkiraan penyusutan barang

modal yang dipakai dalam kaitannya dengan pemeliharaan tanaman.

Rincian 4.12. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian bahan bakar minyak

untuk mesin yang berperan dalam pemeliharaan tanaman.

Rincian 4.13. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran jasa pertanian,

misalnya pembayaran jasa pemanenan borongan.

Rincian 4.14. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran pajak tak langsung,

misalnya pajak bumi dan bangunan.

Rincian 4.15. Biaya pada rincian ini adalah biaya lain-lain, misalnya biaya

pembelian air untuk penyiraman, pembelian polybag atau wadah

untuk penanaman, dll.

Rincian 4.16. Rincian ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai

banyaknya tenaga kerja/pegawai dan upah yang dibayarkan.

Rincian 4.16.a. Tuliskan jumlah pegawai tetap yang teribat baik laki-laki dan

perempuan di kolom (2) dan tuliskan jumlah pegawai tidak tetap baik

laki-laki dan perempuan di kolom (3), serta tuliskan total pegawai di

kolom (4).

Rincian 4.16.b Tuliskan upah yang dibayarkan kepada pegawai baik laki-laki dan

perempuan terkait dengan kegiatan pengelolaan lahan, penyemaian,

penanaman, pemeliharaan (pemangkasan, penyiangan, dll),

pemupukan, dan pengendalian hama.

Page 21: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

17

Blok IV.C. Biaya Pemeliharaan Subkategori Peternakan

Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi biaya pemeliharaan hewan

ternak selama tahun 2013.

Rincian 1. Rincian ini diisi dengan jumlah hewan ternak yang belum dewasa hingga

akhir tahun 2012 berdasarkan umur. Untuk sapi perah, isian mengikuti

kategori umur di kolom 1. Namun untuk ayam petelur, hanya diisi pada

kategori umur ≤ 1 tahun

Rincian 2. Rincian ini diisi dengan jumlah hewan ternak yang belum dewasa hingga

akhir tahun 2013 berdasarkan umur. Untuk sapi perah, isian mengikuti

kategori umur di kolom 1. Namun untuk ayam petelur, hanya diisi pada

kategori umur ≤ 1 tahun

Rincian 3. Rincian 3.a. sd 3.p. berisi uraian biaya pemeliharaan ternak. Biaya yang

dikeluarkan adalah yang terkait dengan pemeliharaan ternak yang

belum menghasilkan. Tidak termasuk biaya pemeliharaan ternak yang

telah menghasilkan atau yang sudah tidak menghasilkan (tua),

Rincian 3.a. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pakan

Rincian 3.b. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian vaksin.

Rincian 3.c. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian obat-obatan untuk

pengobatan ternak

Rincian 3.d. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian vitamin

Rincian 3.e. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian garam untuk campuran

pakan ternak

Rincian 3.f. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian disinfektan

Rincian 3.g. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa lahan untuk lokasi

pemeliharaan ternak.

Rincian 3.h. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa kandang, bangunan, mesin,

atau alat-alat untuk pemeliharaan ternak.

Rincian 3.i. Biaya pada rincian ini adalah biaya perbaikan kandang, tidak termasuk

biaya pembangunan kandang baru atau perbaikan besar.

Rincian 3.j. Biaya pada rincian ini adalah biaya/ ongkos dan suku cadang/ bahan

untuk pemeliharaan/ perbaikan kecil barang modal.

Rincian 3.k. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran bunga kredit terkait

pinjaman untuk pengembangan pemeliharaan ternak.

Rincian 3.l. Biaya pada rincian ini adalah perkiraan biaya penyusutan barang modal

yang digunakan.

Page 22: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

18

Rincian 3.m. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran retribusi dan pungutan

lain baik bersifat tetap maupun tidak tetap.

Rincian 3.n. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran pajak tidak langsung

seperti PBB lahan.

Rincian 3.o. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran jasa peternakan,

misalnya jasa pemeriksaan kesehatan ternak.

Rincian 3.p. Rincian ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai

banyaknya tenaga kerja/pegawai dan upah yang dibayarkan

berdasarkan jenis kelamin dan statusnya.

Blok V. Catatan

Tujuan blok ini adalah untuk mencatat keterangan tambahan yang

perlu disampaikan untuk memperjelas isian di daftar, ataupun mencatat

kesulitan dan permasalahan yang timbul selama melakukan tugas pencacahan di

lapangan, seperti adanya kejadian yang ekstrim yang dijumpai dilapangan dan

sebagainya.

Blok VI. Keterangan Pengesahan

Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan mengenai nama, jabatan, dan

tanda tangan yang bertanggung jawab dalam pengisian kuesioner ini dari pihak

perusahaan/usaha serta stempel/cap perusahaan/usaha.

Page 23: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

19

4.1 Konsep dan Definisi

Konsep dan definisi adalah hal penting dalam memahami variabel yang ingin ditangkap

dan dipahami dalam suatu kegiatan. Beberapa konsep dan definisi penting dalam SK-ISNA

2014 adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan atau Usaha Industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan

kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa terletak pada suatu

bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai

produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertangggung jawab atas

usaha tersebut.

b. Komoditas utama adalah komoditas yang diusahakan oleh perusahaan/usaha yang

memberikan nilai produksi yang paling tinggi dibandingkan dengan komoditas-komoditas

lainnya.

c. Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya pekerja/karyawan rata-rata perhari kerja baik

pekerja yang dibayar maupun pekerja yang tidak dibayar. Tenaga kerja terdiri dari

pekerja produksi dan pekerja lainnya. Pekerja produksi adalah pekerja yang langsung

bekerja dalam proses produksi atau berhubungan dengan itu, termasuk pekerja yang

langsung mengawasi proses produksi, mengoperasikan mesin, mencatat bahan baku

yang digunakan dan barang yang dihasilkan. Pekerja lainnya adalah pekerja yang tidak

berhubungan langsung dengan proses produksi, pekerja ini biasanya sebagai pekerja

pendukung perusahaan, seperti manager (bukan produksi), kepala personalia, sekretaris,

tukang ketik, penjaga malam, sopir perusahaan, dan lainnya.

d. Cultivated Biological Resources (CBR) adalah sumber daya hayati yang dibudidayakan

dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat darinya.

Sebelumnya, penghitungan output pertanian pada PDB tahun dasar 2000 hanya

mencakup output panen. Sedangkan SNA 2008 menjelaskan bahwa output pertanian

tidak hanya mencakup output saat panen tetapi juga mencakup semua pertumbuhan

asset alami yang merupakan hasil budidaya mulai dari bibit sampai siap dipanen.

e. Tanaman semusim adalah jenis tanaman yang usianya sejak ditanam sampai masa

panennya kurang dari satu tahun, dan hanya dapat dipanen satu kali untuk setiap

penanaman. Proses pemanenan tanaman ini biasanya dibongkar habis.

4. PENJELASAN

Page 24: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

20

Jika dalam akhir suatu periode komoditi jenis ini belum dapat dipanen, maka output dari

komoditi ini diperkirakan sebesar biaya-biaya yang dikeluarkan mulai dari bibit sampai

dengan habis masa periode tersebut.

f. Tanaman tahunan adalah jenis tanaman yang usianya sejak ditanam sampai masa

panen pertama kalinya lebih dari satu tahun dan dapat dipanen lebih dari satu kali.

Jika dalam akhir suatu periode komoditi jenis ini belum dapat dipanen, maka output dari

komoditi ini pada periode tersebut diperkirakan sebesar biaya-biaya yang dikeluarkan

mulai dari bibit sampai dengan habis masa periode tersebut. Jika pada periode

selanjutnya komoditi tersebut belum bisa juga untuk dipanen maka output dari komoditi ini

pada periode kedua ini diperkirakan sebesar biaya perawatan yang dikeluarkan. Jika pada

suatu periode komoditi tersebut sudah dapat dipanen untuk pertama kali, maka komoditi

tersebut dikapitalisasi sebagai modal tetap dan pada periode tersebut dihitung nilai

penyusutannya.

g. Rincian biaya upah meliputi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan/usaha dalam

rangka membayar upah dan gaji atas jam kerja atau pekerjaan yang telah diselesaikan,

upah lembur, semua bonus dan tunjangan, perhitungan waktu-waktu tidak bekerja,

bonus yang dibayarkan tidak teratur, penghargaan, dan nilai pembayaran sejenisnya

kepada pekerjanya.

4.2 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Pengisian kuesioner SK-ISNA 2014 haruslah sesuai dengan tata cara yang telah

dijelaskan di bab sebelumnya. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan

yaitu :

1. Perhatikan pengisian KBLI 2009. Pemeriksa harus memastikan KBLI 2009 yang

dicantumkan adalah 5 digit. Misalkan kode KBLI 2009 untuk usaha perkebunan karet

01291.

2. Penggantian sampel harus atas persetujuan koordinator survei. Sampel yang akan diganti

harus memerhatikan ketentuan penggantian sampel. Sampel pengganti tidak

diperkenankan diluar KBLI 2009 yang telah ditentukan dalam alokasi sampel kecuali

sudah ada konfirmasi sebelumnya dengan BPS-RI.

Page 25: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

21

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 26: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

22

Page 27: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

23

Lampiran 1. Kuesioner SK-ISNA 2014

Page 28: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

24

Page 29: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

25

11. Retribusi dan pungutan/iuran lainnya

12. Premi asuransi pertanian

13. Penyusutan barang modal

14. Listrik (penyinaran tanaman, penyiraman, dll)

15. Bahan bakar minyak

16. Jasa pertanian

17. Pajak tidak langsung (PBB lahan)

18. Lainnya (wadah, polybag , tali, air, dll)

19. Tenaga kerja

a. Jumlah pekerja

1) Laki-laki

2) Perempuan

b. Upah (Rp)

1) Pengolahan lahan

3) Penanaman

4) Pemeliharaan

(pemangkasan,

penyiangan, dll)

5) Pemupukan

6) Pengendalian hama

Khusus tanaman perkebunan semusim (misal: tebu, tembakau)

1. Luas tanaman yang belum dipanen hingga akhir tahun 2012............................ m2

2. Luas tanaman yang belum dipanen hingga akhir tahun 2013............................ m2

Khusus tanaman perkebunan tahunan (misal: karet, kakao, dll)

3. Kondisi tanaman belum menghasilkan (selama tahun 2013)

umur ≤ 1

1 < umur ≤ 2

2 < umur ≤ 3

3 < umur ≤ 4

umur > 4

(4)

Jenis kelamin

(2)

(4)

Total upah

Total pekerja

Perempuan

(1) (2) (3)

Pekerja tetap Pekerja tidak tetap

(1)

BLOK IV.A BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI HORTIKULTURA (lanjutan)

(2)

BLOK IV.B. BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PERKEBUNAN

2) Penyemaian

Jenis kegiatan Laki-laki

(1)

(2) (3)

Umur tanaman Jumlah pohon/lajur

(1)

Page 30: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

26

4

.

1. Benih/penyisipan

2. Pupuk

3. Stimulan/zat pengatur tumbuh

4. Tanaman pelindung

5. Pestisida

6. Sewa lahan

7. Sewa peralatan/sarana usaha

8. Bunga kredit/pinjaman usaha

9. Retribusi dan pungutan/iuran lainnya

10. Premi asuransi pertanian

11. Penyusutan barang modal

12. Bahan bakar minyak

13. Jasa pertanian

14. Pajak tidak langsung (PBB lahan)

15. Lainnya (wadah, air, dll)

16. Tenaga kerja

a. Jumlah pekerja

1) Laki-laki

2) Perempuan

b. Upah (Rp)

1) Pengolahan lahan

3) Penanaman

4) Pemeliharaan

(pemangkasan,

penyiangan, dll)

5) Pemupukan

6) Pengendalian hama

Laki-laki Perempuan

(3) (4)

(1) (2) (3) (4)

2) Penyemaian

Jenis kegiatan

(1) (2) (3) (4)

batang

kg

kg

batang

...

BLOK IV.B. BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PERKEBUNAN (LANJUTAN)

Uraian Satuan Banyaknya Penggunaan Nilai (Rp)

Total upah

Jenis kelamin Pekerja tetap Pekerja tidak tetap Total pekerja

(1)

Biaya pemeliharaan tanaman yang belum menghasilkan selama tahun 2013 (diisi

baik untuk tanaman semusim maupun tanaman tahunan)

(2)

Page 31: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

27

1

.

umur ≤ 1

1 < umur ≤ 2

2 < umur ≤ 3

3 < umur ≤ 4

umur > 4

2.

umur ≤ 1

1 < umur ≤ 2

2 < umur ≤ 3

3 < umur ≤ 4

umur > 4

3. Biaya pemeliharaan ternak yang belum menghasilkan selama tahun 2013

a. Pakan ternak

b. Vaksin

c. Obat-Obatan

d. Vitamin

e. Garam

f. Disinfektan

g. Sewa lahan

h. Sewa kandang, bangunan, mesin, dan alat-alat

i. Perbaikan kandang

j. Ongkos & suku cadang/bahan untuk pemeliharaan/perbaikan kecil barang modal

k. Bunga kredit/pinjaman usaha

l. Penyusutan barang modal

m. Retribusi dan pungutan lain

n. Pajak tidak langsung (PBB lahan)

o. Jasa peternakan (kesehatan, pemacekan, dll.)

p. Jumlah pekerja

1) Laki-laki

2) Perempuan

Jenis kelaminPekerja tetap Pekerja tidak tetap

Jumlah (Orang) Upah dan Gaji (Rp) Jumlah (Orang) Upah dan Gaji (Rp)

Jumlah ternak (ekor)

(2)

Jumlah ternak (ekor)

(2)

Nilai (Rp)Banyaknya Penggunaan

(3) (4)

BLOK IV.C. BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PETERNAKAN

Satuan

(1)

(2)

kg

...

...

...

...

...

(1) (2) (3) (4) (5)

Uraian

(1)

Khusus untuk ternakyang belum menghasilkan hingga akhir tahun 2012 (khusus

ayam petelur hanya isi untuk kategori umur ≤ 1)

Khusus untuk ternakyang belum menghasilkan hingga akhir tahun 2013

(khusus ayam petelur hanya isi untuk kategori umur ≤ 1)

Umur ternak

(1)

Umur ternak

Page 32: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

28

Diketahui oleh yang bertanggung jawab di perusahaan/usaha:

Nama :

Jabatan :

BLOK V. C A T A T A N

BLOK VI. KETERANGAN PENGESAHAN

Daftar ini diisi dengan sebenarnya dan menurut keadaan yang sesungguhnya

……………………………….., 2014

(………………………………………….)

Nama, Tanda tangan dan Cap Perusahaan

Page 33: SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

29

Lampiran 2. Form Penggantian Sampel SK-ISNA 2014

FORM PENGGANTIAN SAMPEL SK-ISNA 2014

Pe

nje

las

an

Ke

tera

ng

an

KB

LI

2009

KB

LI

2009

Ba

ru

Ke

tera

ng

an

KB

LI

2009

KB

LI

2009

Lam

a

Ka

bu

pa

ten

/

Ko

ta

Ko

de