085 (sna 17)

Upload: timotius-hr

Post on 07-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SNA 17 no 85

TRANSCRIPT

  • PENGARUH PERUSAHAAN KELUARGA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

    DI INDONESIA DAN MALAYSIA

    NORA SABRINA SIRAIT1 DWI MARTANI

    Universitas Indonesia

    Abstract Family firms have agency conflict between majority and minority shareholders. The purpose of this study is to examine the effect of family firms on tax avoidance. The sample was all manufacturing firms listed on Indonesia Stock Exchange and Bursa Malaysia during 2007-2011. The hypothesis was test by using four tax avoidance measurements: total book-tax difference, temporary book-tax difference, permanent book-tax difference, and abnormal book-tax difference. The results prove that family firms have positive effect on tax avoidance. Another result is Malaysia firms avoid tax more than Indonesia firms do. In Indonesia, family firms have significant effect on tax avoidance; however, in Malaysia there is no significant effect. Keywords: tax avoidance, family firms, family ownership, book-tax

    difference

    1 Paper ini merupakan bagian dari skripsi Nora Sabrina Sirait dibawah bimbingan Dwi Martani pada program S1 Akuntansi FEUI, semester gasal 2013/2014.

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    1

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • 1. Pendahuluan Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

    pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Karena

    signifikannya beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan dan pemiliknya (pemegang

    saham), dapat diduga pemegang saham menginginkan penghindaran pajak (Chen et al.,

    2010). Perusahaan menghindari pajak dengan memanfaatkan regulasi tidak jelas untuk

    memperoleh outcome pajak yang menguntungkannya (Dyreng, Hanlon, dan Maydew,

    2008).

    Perkembangan literatur empiris menggabungkan masalah keagenan dalam

    menganalisis penghindaran pajak perusahaan (Hanlon dan Heitzman, 2010). Melalui

    efisiensi pajak, maka kesejahteraan pemegang saham akan meningkat (Hanlon dan

    Heitman, 2010). Karenanya, struktur kepemilikan menjadi faktor penting penentu

    penghindaran pajak (Desai dan Dharmapala, 2008).

    Hanlon dan Heitzman (2010) mendefinisikan penghindaran pajak secara luas

    yaitu pengurangan tarif pajak eksplisit yang merepresentasikan serangkaian strategi

    perencanaan pajak mulai dari manajemen pajak (tax management), perencanaan pajak

    (tax planning), pajak agresif (tax aggressive), tax evasion, dan tax sheltering.

    Dalam perusahaan keluarga, terdapat masalah keagenan yang unik yaitu konflik

    yang lebih besar antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas,

    dan konflik yang lebih kecil antara pemilik dan manajer. Kehadiran pendiri perusahaan

    sebagai pemegang saham mayoritas dalam perusahaan keluarga berdampak pada

    penghindaran pajak perusahaan. Dalam hal penghindaran pajak, perusahaan keluarga

    menanggung potensi manfaat dan biaya yang lebih besar dari pada perusahaan non-

    keluarga (Chen et al., 2010). Hal ini disebabkan pemilik saham keluarga memiliki

    proporsi saham yang lebih besar dan jangka waktu investasi yang lebih panjang.

    Perusahaan keluarga mungkin menghindari lebih banyak pajak karena pemilik keluarga

    memperoleh manfaat besar dari penghematan pajak tersebut. Di sisi lain, pemilik

    keluarga juga mungkin menanggung biaya yang lebih besar dari penghindaran pajak

    akibat jangka waktu investasi yang panjang dan kepedulian pada reputasi keluarga.

    Karenanya, mungkin saja perusahaan keluarga lebih sedikit menghindari pajak

    dibandingkan perusahaan non-keluarga. (Chen et al., 2010).

    Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2010).

    Dalam penelitian tersebut Chen et al. meneliti apakah agresifitas pajak perusahaan

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    2

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • keluarga lebih rendah daripada perusahaan non-keluarga. Modifikasi pada penelitian

    adalah penelitian ini menggunaan pengukuran penghindaran pajak yang berbeda yaitu

    total book-tax difference, temporary book-tax difference, permanent book-tax

    difference, dan abnormal book-tax difference. Penelitian ini juga meneliti penghindaran

    pajak di dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia. Kedua negara tersebut merupakan

    negara yang ideal untuk meneliti mengenai pengaruh kepemilikan keluarga. Indonesia

    dan Malaysia merupakan negara dengan persentase kepemilikan keluarga pada

    perusahaan publik tertinggi di regionalnya, kemudian disusul oleh Hong Kong (Wan-

    Hussin, 2009). Pemerintah di kedua negara tersebut juga mulai melakukan reformasi

    peraturan perpajakannya paska krisis ekonomi 1997. Salah satu bentuk perubahan

    peraturan yang terjadi adalah telah terjadi beberapa kali perubahan tarif pajak

    penghasilan badan di kedua negara tersebut.

    Isi jurnal ini terdiri dari bagian-bagian berikut. Pada bagian pertama membahas

    pendahuluan. Bagian kedua membahas teori yang digunakan sebagai dasar penelitian.

    Bagian ketuga membahas metode penelitian. Bagian keempat dan keluma membahas

    analisis dan pembahasan. Bagian kelima membahas kesimpulan. Bagian ketujuh

    membahas keterbatasan penelitian dan saran penelitian selanjutnya.

    2. Tinjauan Teoritis 2.1 Perusahaan Keluarga

    Pemilik saham keluarga dalam suatu perusahaan merupakan pemegang saham

    khusus yang memiliki struktur insentif unik. Pemilik saham keluarga memiliki pengaruh

    suara yang kuat dalam perusahaan dan motif yang sangat kuat untuk mengelola

    perusahaan (Anderson, Mansi, dan Reeb, 2003). Pemilik saham keluarga berbeda

    dengan sekedar pemegang saham biasa berkenaan dengan dua karakteristik yaitu

    perhatian keluarga pada kemampuan perusahaan bertahan dalam jangka panjang dan

    reputasi keluarga dan perusahaan.

    Karakteristik pertama, keluarga peduli pada kemampuan perusahaan bertahan

    pada jangka panjang. Kepedulian ini timbul karena umumnya pemilik saham keluarga

    tidak mendifersifikasikan portofolionya dan mereka ingin mewarisi perusahaan tersebut

    kepada keturunannya. Mereka lebih mementingkan maksimalisasi nilai perusahaan

    (firm value) dibandingkan nilai pemegang saham(shareholder value). Karakteristik

    kedua, pemilik keluarga peduli pada reputasi keluarga dan perusahaan. Kepedulian ini

    terkait konsekuensi ekonomi jangka panjang yang akan dirasakan dari reputasi yang

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    3

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • baik. Karena investasi keluarga bersifat jangka panjang, pihak eksternal akan

    berhadapan dengan pengelola perusahaan yang sama dalam jangka panjang. Pihak

    eksternal akan berekspektasi pengelola perusahaan bertindak konsisten di masa depan.

    Karena itu, jika perusahaan melakukan tindakan eksploitasi, pihak eksternal akan

    beranggapan perusahaan akan melakukan eksploitasi lagi di masa depan karena

    pengelola perusahaan tidak berubah.

    2.2 Penghindaran Pajak Pajak merupakan biaya yang signifikan bagi perusahaan serta menjadi

    pengurang arus kas yang tersedia bagi perusahaan dan pemegang saham. Hal ini

    menjadi insentif bagi perusahaan untuk pengurangi pajak melalui aktivitas

    penghindaran pajak (Chen et al., 2010). Satu rancangan transaksi dapat mengurangi

    present value dari pembayaran pajak, tetapi jika penghematan tersebut menyebabkan

    biaya non-pajak yang lebih besar pada area lain di organisasi, transaksi tersebut bukan

    merupakan perencanaan pajak yang efisien (Klassen, 1997 dalam Yin dan Cheng,

    2004). Dalam membuat keputusan penghindaran pajak, manager mempertimbangkan

    konsekuensi dari tindakan penghindaran pajak terlebih dahulu.

    Manfaat utama yang diperoleh dari penghindaran pajak adalah penghematan

    pajak yang lebih besar. Penghematan ini memang menjadi keuntungan bagi pemegang

    saham, tetapi manajer sebagai pembuat keputusan juga memperoleh keuntungan apabila

    kompensasi manajer ditentukan dari usaha efisiensi manajemen pajak baik secara

    langsung maupun tidak langsung. Penghindaran pajak juga dapat memberi reaksi baik

    pada pasar. Ketika pasar berekspektasi bahwa beban pajak perusahaan naik, maka akan

    timbul reaksi negatif. Jika pasar berekspektasi bahwa pengungkapan meningkat maka

    timbul reaksi positif (Frischman et al, 2008). Dengan demikian, untuk menghindari

    reaksi negatif, perusahaan harus dapat menghindari pajak tetapi harus dapat

    mempertahankan tingkat pengungkapan yang memadai. Manajemen juga dapat

    memanfaatkan komponen penghindaran pajak sementara untuk menghindari penurunan

    laba (Kasipillai dan Maharthiran, 2013). Manfaat lain dari penghindaran pajak adalah

    pembuat keputusan dapat menggunakan penghindaran pajak untuk melakukan atau

    menyelubungi rent extraction. Tindakan penghindaran pajak sering dilakukan melalui

    transaksi yang rumit dan dirancang untuk menghindari pendeteksian dari pemeriksa

    pajak atau menutupi tujuan utama aktivitas rent extraction.

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    4

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Penghindaran pajak juga menimbulkan biaya. Perencanaan penghindaran pajak

    juga membutuhkan investasi waktu, usaha, dan biaya transaksi yang besar. Umumnya

    perusahaan berharap dapat melaporkan penghasilan kena pajak yang rendah namun

    perusahaan juga peduli pada tingkat laba yang dilaporkannya (Yin dan Cheng, 2004).

    Saat perusahaan menghindari pajak, penghasilan kena pajaknya akan semakin rendah.

    Pemeriksa pajak lebih mengawasi perusahaan yang melaporkan perbedaan laba buku

    dan pajak yang besar (Cloyd et al, 1996). Jadi, peluang perusahaan diperiksa semakin

    besar dan potensi sanksi dari pemeriksa pajak semakin besar.

    Jika perusahaan tidak ingin perbedaan buku dan pajak yang besar, perusahaan

    bisa memanajemen laba akuntansi dan pajak bersama-sama. Jika perusahaan menunda

    penghasilan kena pajak agar dapat memperoleh kewajiban pajak lebih sedikit, laba buku

    juga akan berkurang. Dengan demikian, penghindaran pajak dapat menyebabkan

    perusahaan melaporkan laba bersihyang lebih sedikit (Yin dan Cheng, 2004).

    Jika perusahaan tidak dapat mengkomunikasikan nilai dari penghindaran pajak

    ini kepada pemegang saham, laba bersih yang rendah dianggap sebagai nilai

    perusahaan yang rendah. Pemegang saham berpotensi melakukan price discount.

    Apalagi jika pemegang saham eksternal menilai manajer menggunakan penghindaran

    pajak untuk menyelubungi aktivitas rent extraction maka pemegang saham yang merasa

    dirugikan akan melakukan price discount.

    2.3 Pengaruh Perusahaan Keluarga terhadap Penghindaran Pajak Di Indonesia, Sari (2010) meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan

    dan tindakan pajak agresif. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa

    kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap tindakan pajak agresif perusahaan.

    Namun dalam hasil regresi hanya pengukuran pajak agresif dengan tax plan saja yang

    memberi nilai yang signifikan.

    Di Malaysia, Kasipillai dan Maherthiran (2013) meneliti tentang deferred tax,

    earnings management, dan corporate governance. Penelitian ini ditujukan untuk

    melihat bagaimana sturktur kepemilikan mempengaruhi earnings management

    perusahaan yang dilakukan melalui penghindaran pajak sementara. Penemuan tersebut

    menemukan bahwa struktur kepemilikan mempengaruhi hubungan penghindaran pajak

    dan manajemen laba. Perusahaan dengan kepemilikan pemerintah atau pun perusahaan

    dengan konsentrasi kepemilikan memanfaatkan komponen-komponen penghindaran

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    5

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • pajak sementara untuk menghindari penurunan pendapatan. Sebelumnya, Maherthiran

    dan Kasipillai (2012) juga telah meneliti mengenai struktur kepemilikan dan kebijakan

    pajak di Malaysia. Penelitian menemukan bahwa perusahaan di Malaysia terlibat dalam

    strategi perencanaan pajak multi-tahun saat terjadi penurunan tarif pajak dari tahun

    1999 sampai dengan 2009. Selama periode tersebut perusahaan publik di Malaysia

    memiliki insentif untuk melakukan penghindaran pajak melalui manajemen berbagai

    komponen book-tax liability.

    Chen et al. (2010) meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan keluarga

    terhadap pajak agresif dengan menggunakan sampel 1.003 perusahaan dalam S&P 1500

    index tahun 1996-2000.Hasil penelitian Chen et al (2010) menunjukkan bahwa

    perusahaan keluarga tidak lebih agresif dari perusahaan non-keluarga dalam

    menghindari pajak. Hasil ini menunjukkan bahwa pemilik keluarga bersedia

    menghindari manfaat dari penghindaran pajak untuk menghindai biaya jika terjadi price

    discount dan potensi sanksi pajak serta memburuknya reputasi perusahaan / keluarga

    saat terjadi penghindaran pajak.

    Di perusahaan keluarga, manfaat dan biaya dari penghindaran pajak sangat

    berhubungan karakteristik khusus perusahaan keluarga yang telah dijelaskan

    sebelumnya. Karakteristik perusahaan keluarga membuat pemilik keluarga akan

    merasakan manfaat penghindaran pajak yang lebih besar dibandingkan manajer di

    perusahaan non-keluarga. Karena proporsi kepemilikan yang tinggi, pemilik keluaga

    memperoleh penghematan lebih besar. Ditambah lagi pengaruh pemilik keluarga yang

    besar pada perusahaan membuat peluang penghindaran pajak lebih besar. Namun

    demikian, biaya yang ditanggung oleh pemilik keluarga juga lebih besar. Masalah

    keagenan di perusahana keluarga menyebabkan pemegang saham minoritas yang

    merasa dirugikan dari penghidaran pajak akan menyikapinya dengan melakukan price

    discount. Selain itu, tindakan penghindaran pajak meningkatkan peluang perusahaan

    diaudit oleh pemeriksa pajak. Jika perusahaan terkena sanksi perpajakan, sebagai

    pemegang saham mayoritas, pemilik keluarga akan menanggung biaya yang lebih besar.

    Pemeriksaan pajak juga dapat memberi reputasi buru pada perusahaan dan keluarga.

    Penelitian Chen et al (2010) menunjukkan bahwa perusahaan keluarga memiliki

    tingkat penghindaran pajak yang lebih rendah dibandingkan perusahaan non-keluarga.

    Berbeda dengan penelitian tersebut, penelitian Sari (2010) pada perusahaan di Indonesia

    menunjukkan bahwa perusahaan keluarga menghindari pajak lebih tinggi dari

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    6

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • perusahaan non-keluarga. Hal ini bisa terjadi karena di Indonesia, perusahan keluarga

    tidak terlalu memperhitungkan reaksi pasar dalam pembuatan keputusan.

    H1 : Kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap penghindaran

    pajak perusahaan.

    3. Metode penelitian Untuk menguji hipotesis apakah perusahaan keluarga mempengaruhi

    penghindaran pajak, penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan persamaan:

    = + + + + + + + (3.1)

    Dimana, TaxAvoadalah penghindaran pajak dengan menggunakan empat jenis

    pengukuran yaitu total book-tax difference (TotBTD), temporary book-tax difference

    (TempBTD), permanent book-tax difference (PermBTD), abnormal book-tax difference

    (AbBTD).

    Total book-tax difference dihitung dengan cara pendapatan komersil sebelum

    pajak dikurangi minority interest dikurangi estimasi penghasilan kena pajak (Moore,

    2012). Book-tax difference dapat mencerminkan earnings management, strategi

    perencanaan pajak, dan perbedan aturan pelaporan keuangan dan laporan pajak. Total

    book-tax difference diperoleh melalui rumus berikut:

    = (( + )/) ( )) (3.2) Keterangan:

    DomCTE: current tax expense domestik; FGN CTE: current tax expense foreign; STR:

    tarif pajak penghasilan badan (statutory tax rate); NOL : net operating loss

    Temporary BTD dihitung sebagai deferred tax expense di-grossed up dengan

    statutory corporate tax rate lapisan paling atas (Hanlon, 2005). Temporary book-tax

    difference menggambarkan porsi bagian yang akan menambah atau mengurangi pajak

    di masa depan.. Rumus temporary book-tax difference adalah sebagai berikut:

    TempBTD = Deferred tax expense / STR (3.3) Permanent book-tax difference dihitung dengan mengurangkan bagian

    temporary difference dari total difference. Berikut rumus permanent book-tax difference

    PermBTD= TotBTD-TempBTD (3.4)

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    7

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Abnormal book-tax difference yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    merupakan metode yang dikembangkan oleh Desai dan Dharmapala. Pengukuran ini

    dihitung dengan melakukan regresi terhadap total book tax difference (Manzon dan

    Plesko, 2002) pada total akrual (Healy 1985). Nilai residu dari hasil regresi book-tax

    difference dengan nilai total akrual digunakan sebagai proxy penghindaran pajak.

    = + + (3.5) Fam adalah tingkat kepemilikan saham keluarga dalam perusahaan diukur

    menggunakan definisi keluarga (4) yang dikembangknoleh Arifin (2003) yaitu dari

    persentase satu pemilik saham terbesar diantara individu atau perusahaan tercatat

    kecuali perusahaan asing, perusahaan publik, negara, institusi keuangan, dan publik.

    Country adalah negara tempat terdaftar perusahaan i pada tahun ke-t. Bernilai 1 jika

    terfaftar di negara Indonesia dan bernilai 0 jika terdaftar di Malaysia. ROA adalah

    tingkat pengembalian aset perusahaan.Leverage adalahproporsi utang jangka panjan

    terhadap total aset perusahaan. SIZE adalah ukuran perusahaan, yaitu natual logaritma

    total aset perusahaan. Jika perusahaan keluarga lebih menghindari pajak dari perusahaan

    non-keluarga, maka ekspektasi tanda koefisien variabel Fam adalah positif untuk

    masing-masing pengukuran penghindaran pajak.

    Penelitian ini dilakukan dengan memakai sampel yaitu perusahaan manufaktur

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia yang mempublikasikan

    laporan keuangan diaudit konsisten dan lengkap dari tahun 2007 sampai dengan tahun

    2011. Data penelitian diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD), data

    stream PDEB FEUI, dan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan situs di

    Bursa Malaysia dan Bursa Efek Indonesia Teknik pemilihan sampel menggunakan

    metode purposive sampling.Kriteria dan hasil penyeleksian sampel dapat dilihat pada

    tabel 1.

    4. Analisis dan Pembahasan Hasil statistik deskriptif variabel penelitian sebelum dilakukan winsorized

    dapat dilihat pada tabel 2.Nilai rata-rata total book-tax difference sampel Indonesia

    negatif berbeda dengan sampel Malaysia yang bernilai postif. Angka ini menunjukkan

    bahwa rata-rata perusahaan di Malaysia lebih mampu melakukan penghindaran pajak

    total dibandingkan perusahaan sampel di Indonesia. Nilai rata-rata temporary book-tax

    difference seluruh sampel adalah negatif yang mengindikasikan bahwa rata-rata seluruh

    sampel tidak melakukan penghindaran pajak sementara. Tetapi, nilai rata-rata

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    8

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • temporary book-tax difference sampel di Indonesia hampir sama dengan nilai rata-rata

    sampel Malaysia. Nilai rata-rata permanent book-tax difference seluruh sampel adalah

    positif yang mengindikasikan rata-rata seluruh sampel melakukan penghindaran pajak

    permanen. Nilai rata-rata permanent book-tax difference sampel di Indonesia lebih

    rendah dari sampel di Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan

    Malaysia lebih mampu melakukan penghindaran pajak tetap (permanen) dibandingkan

    perusahaan Indonesia. Nilai rata-rata abnormal book-tax difference sampel Malaysia

    lebih tinggi dari sampel Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Malaysia

    lebih meghindari pajak dibandingkan perusahaan Indonesia.Dari hasil statistik

    deskriptif, diketahui data outlier yang kemudian dilakukan winsorized. Dari hasi uji

    model data panel diperoleh, model penelitan data panel denganrandom effect.

    Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 3. Hasil regresi menunjukkan bahwa

    model penelitian telah mampu menjelaskan variabel dependen yaitu penghindaran

    pajak. Hal ini dapat dilihat dari nilai R2 yang besar untuk pengukuran penghindaran

    pajak dengan TotBTD, PermBTD, dan AbBTD. Namun model penelitian belum dapat

    menjelaskan variabel penghindaran pajak jika menggunakan pengukuran TempBTD.

    Jadi dalam meneliti pengaruh kepemilikan keluarga terhadap penghindaran pajak,

    pengukuran penghindaran pajak yang tepat digunakan adalah TotBTD, PermBTD, dan

    AbBTD. Sementara TempBTD tidak tepat untuk digunakan. Hal ini dapat dilihat pada

    tabel 3, dari nilai R2 TempBTD sangat kecil dibandingkan ketiga pengukuran lainnya.

    Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa setiap pengukuran pengukuran penghindaran

    pajak memiliki prob (F-Statistik) yang signifikan. Jadi, variabel-variabel independen

    dalam penelitian secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap

    penghindaran pajak.

    Dari tabel 3 juga disajikan analisis regresi untuk hipotesis penelitian. Dari tabel

    3 menunjukkan bahwa nilai prob. variabel fam terhadap masing-masing pengukuran

    penghindaran pajak adalah signifikan. Tanda koefisien fam terhadap masing-masing

    pengukuran penghindaran pajak adalah positif. Dengan demikian hipotesis terbukti

    bahwa kepemilikan keluarga berpegaruh positif terhadap penghindaran pajak

    perusahaan baik penghindaran pajak total, sementara, permanen, maupun abnormal.

    Semakin tinggi kepemilikan saham keluarga pada perusahaan maka penghindaran pajak

    perusahaan semakin tinggi. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang

    dilakukan oleh Sari (2010). Tetapi hasil ini berbeda dengan penelitian Chen et al.,

    (2010) yang menemukan perusahaan keluarga memiliki pengaruh negatif terhadap

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    9

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • penghindaran pajak. Perbedaan antara hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    perusahaan di Amerika Serikat merasakan biaya dan manfaat penghindaran pajak yang

    berbeda dengan perusahaan di Indonesia dan Malaysia. Perusahaan di Amerika Serikat

    menghadapi masalah keagenan yang besar antara pemilik keluarga dan pemilik non-

    keluarga sehingga pemilik keluarga merelakan manfaat dari menghindari pajak demi

    menghindari biaya yang mungkin timbul seperti potensi price discount, risiko

    pemeriksaan dan sanksi pajak, serta memburuknya reputasi keluarga(Chen et al 2010).

    Hasil penelitian ini masih sesuai dengan teori-teori penghindaran pajak.

    Memang penghindaran pajak menimbulkan biaya non-pajak khususnya potensi price

    discount oleh pemegang saham eksternal atau minoritas. Namun manfaat yang

    diperoleh penghindaran pajak juga besar. Dengan menghindari pajak, perusahaan dapat

    menghemat beban pajak sehingga perusahaan dapat mempertahankan kas yang tersedia

    dan menggunakannya untuk aktivitas yang lebih menguntungkan (Chen et al., 2010).

    Selain itu, pemegang saham minoritas juga ikut merasakan keuntungan penghematan

    pajak jika perusahaan melakukan penghindaran pajak. Pasar akan bereaksi positif jika

    ada ekspektasi pengungkapan meningkat (Fischman et al. , 2008). Jadi, perusahaan

    keluarga dapat menetralkan reaksi negatif dari penghindaran pajak jika perusahaan

    meningkatkan pengungkapannya. Jadi, hasil penelitian dapat diinterpretasikan bahwa

    perusahaan keluarga menilai manfaat penghematan pajak yang diperoleh dari

    penghindaran pajak masih lebih besar dari potensi biaya penghindaran pajak, sehingga

    perusahaan keluarga memilih melakukan penghindaran pajak.

    Besarnya pengaruh variabel fam terhadap pengukuran penghindaran pajak juga

    berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien pengaruh fam terhadap masing-

    masing pengukuran penghindaran pajak. Fam memiliki nilai koefisien terbesar pada

    pengukuran TotBTD dan AbBTD. Kemudian disusul oleh PermBTD dan TempBTD.

    Hal ini menunjukkan bahwa dampak kepemilikan keluarga terhadap penghindaran pajak

    paling terlihat pada penghindaran pajak total dan abnormal.

    5. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan dengan melakukan pengujian model penelitian

    dengan melakukan regresi terpisah antara perusahaan sampel Indonesia dan Malaysia.

    Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4. Dari analisis sensitivitas dapat dilihat bahwa

    pada sampel tanda koefsien pengaruh fam terhadap penghindaran pajak pada

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    10

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • perusahaan Indonesia konsisten dengan hasil pengujian hipotesis sebelumnya. Namun

    hasil ini tidak konsisten jika dilakukan pada sampel Malaysia saja.

    Pada sampel Indonesia, model penelitian dapat menjelaskan variabel tax

    avoidance dengan pengukuran TotBTD, PermBTD, dan AbBTD. Dengan demikian

    pengukuran TotBTD, PermBTD, dan AbBTD tetap merupakan pengukuran yang tepat

    untuk meneliti hubungan kepemilikan keluaga terhadap penghindaran pajak.

    Pengukuran TempBTD tidak cocok digunakan untuk mengukur penghindaran pajak di

    Indonesia karena pengukuran tersebut menghasilkan nilai R2 sangat rendah

    dibandingkan pengukuran-pengukuran lain. Model penelitian tidak dapat menjelaskan

    TempBTD. Prob F-statstistik TempBTD, juga tidak signifikan pada pengujian sampel

    Indonesia saja.

    Hipotesis bahwa kepemilikan keluarga memiliki pengaruh positif terhadap

    penghindaran pajak terbukti untuk pengukuran dengan TotBTD, PermBTD, dan

    AbBTD. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan penghindaran pajak antara

    perusahaan keluarga dan non-keluarga di Indonesia. Pengaruh perusahaan keluarga di

    Indonesia terutama menghindari pajak melalui perbedaan total, permanen, dan

    abnormal. Pengaruh kepemilikan keluarga paling terlihat pada penghindaran pajak total.

    Kemudian disusul oleh penghindaran pajak permanen dan abnormal.

    Hasil mungkin terjadi karena TempBTD hanya bersifat sementara saja.

    Perusahaan dapat menunda pembayaran pajaknya pada suatu periode tetapi sebenarnya

    pajak tersebut akan tetap dibayar oleh perusahaan pada periode lain. Jadi, pemilik

    keluarga kemungkinan tidak merasa bahwa manfaat dari menunda pembayaran pajak

    tidak sebanding dengan biaya yang mungkin dirasakan. Argumen ini sesuai dengan

    pendapat Frank et al. (2009) yaitu penghindaran pajak idealnya menciptakan perbedaan

    yang permanen, dan natur dari aktivitas penghindaran pajak lebih ditujukan untuk

    menciptakan perbedaan yang permanen daripada perbedaan sementaraPada sampel

    Malaysia, pengukuran TotBTD, PermBTD, dan AbBTD tetap merpakan pengukuran

    yang baik untuk mengukur penghindaran pajak karena nilai R2 dapat menjelaskan model

    penelitian dengan baik. Nilai R2 TempBTD juga tetap rendah sehingga tidak cocok

    untuk digunakan sebagai pengukuran pajak dalam penelitian ini.

    Berbeda dengan hasil pengujian sampel Indonesia, hasil pengujian sampel

    Malaysia menunjukkan fam tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

    penghindaran pajak. Tidak satupun pengukuran penghindaran pajak yang membuktikan

    hipotesis. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil pengujian yang dilakukan pada seluruh

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    11

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • model dan juga tidak sesuai dengan penelitian terdahulu. Jadi walaupun secara umum

    perusahaan di Malaysia lebih banyak menghindari pajak dibandingkan perusahaan di

    Indonesia, penghindaran pajak di Malaysia tidak dipengaruhi oleh kepemilikan

    keluarga. Hal ini dapat disebabkan karena Malaysia telah memiliki tingkat tax

    compliance yang lebih baik dari Indonesia. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

    Riahi-Bellaoui (2004), Malaysia memiliki nilai tax compliance 4,34 sedangkan tingkat

    tax compliance Indonesia adalah 2,53 (skala 0 sampai 6). Dengan tingkat tax

    compliance yang tinggi, strategi penghindaran pajak perusahaan tidak terlalu

    berdampak.

    Dari hasil analisis sensitivitas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

    penghindaran pajak antara perusahaan di Indonesia dan Malaysia. Di Indonesia,

    kepemilikan keluarga memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap penghindaran

    pajak, sedangkan di Malaysia tidak ada pengaruh signifikan. Dengan demikian

    pemegang saham keluarga di Indonesia lebih memiliki pengaruh terhadap keputusan

    penghindaran pajak perusahaan dibandingkan pemegang saham keluarga di Malaysia.

    6. Kesimpulan Hasil pengujian memberi hasil penghindaran pajak pada perusahaan keluarga

    berbeda dengan perusahaan non-keluarga. Perusahaan keluarga lebih menghindari pajak

    dibandingkan perusahaan non-keluarga. Pengaruh tersebut signifikan jika mengukur

    penghindaran pajak dengan menggunakan TotBTD, TempBTD, PermBTD, dan

    AbBTD.

    Hasil analisis statistik deskriprif, pengujian hipotesis, dan sensitivitas memberi

    hasil bahwa penghindaran pajak perusahaan di Indonesia berbeda dengan perusahaan di

    Malaysia. Perusaaan di Malaysia secara umum lebih menghindari pajak dibandingkan

    perusahaan di Indonesia. Namun jika hanya melihat pengaruh kepemilikan keluarga

    terhadap penghindaran pajak, kepemilikan keluarga memiliki pengaruh positif terhadap

    penghindaran pajak di Indonesia. Tetapi di Malaysia, kepemilikan keluarga tidak

    mempengaruhi penghindaran pajak

    Beberapa keterbatasan penelitian yang dapat dipertimbangkan dalam penelitian

    selanjutnya antara lain, penelitian ini tidak mempertimbangkan pengaruh reformasi

    perpajakan terhadap hubungan perusahanan keluarga dengan penghindaran pajak.

    Penelitian ini hanya mengontrol perubahan tarif pajak penghasilan saja. Definisi

    perusahaan keluarga dalam penelitian tidak mengikutsertakan pemegan saham

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    12

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • perusahaan asing. Untuk melakukan penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas

    mempertimbangkan dampak sebelum dan setelah reformasi perpajakan. Penelitian ini

    tidak meneliti pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap penghindaran pajak. Untuk

    penelitian seperti itu sebaiknya mempertimbangkan variabel tersebut.

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    13

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Referensi

    Adhikari, A., Derashid, C., Zhang, H., (2006). Public Policy, Political Connections, and

    Effectivet Tax Rates: Longitudinal Evidence from Malaysia. Journal of Accounting and Public Policy, 23, 574-595.

    Amir, H., Asatu-Adhaye, J., Ducpham T., (2013). The Impact of the Indonesian Income Tax Reform: A CGE Analysis. Economic Modelling, 31, 492-501.

    Anderson, R. and Reeb D., (2003). Founding-family ownership and firm performance: evidence from the S&P 500. Journal of Finance 58, 1301-1328.

    Anderson, R., Mansi, S. and Reeb, D., (2003) Founding-family ownership and the agency cost of debt. Journal of Financial Economics 68, 263-285.

    Arifin, Zaenal. (2003). Masalah Agensi dan Mekanisme Kontrol pada Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi yang dikontrol Keluarga: Bukti dari Perusahaan Publik di Indonesia. Disertasi Program Pascasarjaa FEUI.

    Blaylock, B., Shevlin, T., and Wilson, R. (2010). Tax Avoidance, Large Positive Book-tax Difference, and Earnings Persistencee, http://ssrn.com/abstract=1524298

    Chen, Shuping et al. (2010). Are Family Firms more Tax Aggressiv than Non-family Firms? Journal of Financial Economics, 95, 41-61.

    Claessens. S., Djankov, s., and Lang, L.H.P., (2000) The Separation of Ownership and Control in East Asian Corporations, Journal of Financial Economics, 558, 81-112.

    Desai, M., and Dharmapala, D., (2006). Corporate Tax Avoidance and High-powered Incentives. Journal of Financial Economics, 84, 591-623.

    Dyreng, S.D., Hanlon, M. and Maydew, E.L., (2008). Long-run Corporate Tax Avoidance, The Accounting Review,83(1), 61-82

    Frank, M.M., Lynch, L.J., and Rego, S.O., (2009). Tax Reporting Aggresiveness and Its Relation to Aggressive Financial Reporting. American Accounting Association, 84(2), 467-496.

    Frischman, P.J., Shevlin, T., and Wilson, R., (2008). Economic Consequences of Increasing the Conformity in Accounting for Uncertain Tax Benefits. Journal of Accounting and Economics, 46, 261-278.

    Graham, J.R., Raedy, J.S., and Shackelford, D.A., (2011). Research in Accounting for Income taxes. Journal of Accounting and Economics, doi: 10.1016/j/jacceco.2-11.11.006

    Gujarati, D.N., and Porter, D.C. (2009). Basic Econometrics (5th ed.). New York: McGraw-Hill

    Hanlon, M. and Heitzman, S.,. (2010). A Review of Tax Research, Journal of Accounting and Economics, 50, 127-178.

    Hanlon, M. and Shevlin, T., (2003). Book-tax Conformity for Corporate Income: An Introduction to the Issues. Tax Policy and the Economy 19. 101-143.

    Jensen, M. & Meckling, W., (1976). Theory of The Firm : Managerial Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3, 305-360.

    Kasipillai, J. and Mahenthiran, S., (2013). Deferred taxes, earnings management, and corporate governance: Malaysian Evidence. Journal of Contemporary Accounting & Economics, 9, 1-18

    Kholbadalov, U., (2012). The Relationship of Corporate Tax Avoidance, Cost of Debt, and Institutional Ownership: evidence from Malaysia. Atlantic Review of Economics, 2.

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    14

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Kirchler, Erich, Boris Maciejovsky, and Friedrich Scheider., Everyday Represenation of Tax Avoidance, Tax Evasiom, and Tax Flight: Do Legal Difference Matter?, Journal of Economic Psychology, 24, 535-563.

    Moore, Jared A., (2012). Empirical Evidence on the Impact of External Monitoring on Book-tax Differences. Advances in Accounting, Incorporating Advances in International Accounting, 28, 254-260.

    Muniandy, B. And Ali, M.J., (2012). Development of Financial Reporting Environment in Malaysia. Research in Accounting Regulation, 24, 115-125.

    Phillips, J., Pincus, M., Rego, S.O., (2003), Earnings Management: New Evidence Based on Deferred Tax Expense. The Accounting Review, 78 (2), 491-521.

    Riahi-Belkaoui, Ahmed, (2004). Relationship between Tax Compliace Internationally and Selected Determinants of Tax Morale. Journal of International Accounting, Auditing, and Taxation, 13, 135-143.

    Sari, Dewi Kartika, (2010). Karakteristik Kepemilikan Perusahaan , Corporate Governance dan Tindakan Pajak Agresif. Thesis Program Pascasarfana FEUI.

    Taylor, G., and Richardson, G., (2012). International Corporate Tax Avoidance Practives: Evidence from Australian Firms. The International Journal of Accounting, 47, 469-496.

    Wan-Hussin, W.N., (2009). The Impact of Family-firm Structure and Board Composition on Corporate Transparency: Evidence Based on Segment Disclosure in Malaysia. The International Journal of Accounting, 44, 313-333.

    Yin, Q.J., and Cheng, C.S.A., (2004). Earnings Management of Profit Firms and Loss Firms in Response to Tax Reduction. Review of Accounting & Finance, 3(1), 67-92

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    15

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Tabel 1. Pemilihan Sampel Deskripsi Indonesia Malaysia Total

    Jumlah Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia / Bursa Malaysia tahun 2011

    134 246 380

    Perusahaan N/A di datastream 4 0 4

    Perusahaan dengan data penghindaran pajak tidak

    lengkap

    30 81 111

    Perusahaan dengan data kepemilikan saham tidak

    lengkap

    3 7 10

    Total perusahaan sampel penelitian (N) 97 156 253

    Total observasi penelitian (Nx5) 480 780 1265

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    16

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Tabel 2 Hasil Statistik Deskriptif

    Mean Median Minimum Maksimum Std.Dev Total sampel

    TotBTD 0.0021 0.0003 -0.7591 2.001 0.1115 TempBTD -0.0024 -0.0013 -0.5103 0.8530 0.0521 PermBTD 0.0044 0.0003 -0.7442 2.2291 0.1132 AbBTD 0.0002 0.0003 -0.6339 1.0706 0.0902 Fam 0.1763 0.1291 0.0000 0.9799 0.1895 STR 0.2637 0.2500 0.2500 0.3000 0.0003 Country 0.3834 0.000 0.0000 1.0000 0.4864 ROA 5.8950 5.0800 -59.6400 183.3400 11.7587 Leverage 28.2746 23.5900 0.0000 458.2200 33.4701 Size 20.6460 20.4608 16.3937 25.7479 1.3866 Indonesia TotBTD -0.0093 -0.0045 -0.7591 1.5324 0.1195 TempBTD -0.0023 -0.0003 -0.5103 0.8531 0.0696 PermBTD -0.0069 -0.0060 -0.7442 1.5326 0.1193 AbBTD -0.0159 -0.0072 -0.6338 0.9131 0.0969 Fam 0.2118 0.1355 0.0000 0.9799 0.2351 STR 0.276 0.2800 0.2500 0.3000 0.0225 ROA 7.9995 4.3100 -59.6400 1461100 14.2404 Leverage 37.2696 21.1200 0.0000 458.2200 47.5446 Size 20.8326 20.75299 16.3937 25.2200 1.5293 Malaysia TotBTD 0.0092 0.0045 -0.6471 2.0008 01057 TempBTD -0.0024 -0.0003 -0.2284 0.3788 0.0374 PermBTD 0.0116 0.0060 -0.6828 2.2291 0.1088 AbBTD 0.0102 0.0072 -0.4777 1.0706 0.0843 Fam 0.1543 0.1261 0.0000 0.6760 0.1506 STR 0.256 0.2500 0.2500 0.2700 0.0080 ROA 4.5866 4.3100 -41.3900 183.3400 9.6894 Leverage 22.5299 21.1200 0.0000 132.6700 18.2085 Size 20.5299 20.3190 17.8701 25.1367 1.2773 Keterangan: TotBTD: Total Book-Tax Difference; TempBTD: Temporary Book-Tax Difference; PermBTD: Permanent Book-Tax Difference; AbBTD: Abnormal Book-Tax Difference (Desai dan Dharmapala); Fam: Pengukuran kepemilikan keluarga jenis ke empat (Arifin, 2003); STR : statutory tax rate; Country: negara tempat perusahaan terdaftar; ROA: tingkat pengembalian aset (return on asset); Leverage: proporsi utang jangka panjang perusahaan; Size: ukuran perusahaan

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    17

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Tabel 3. Hasil Regresi Variabel

    Dependen TotBD TempBTD PermBTD AbBTD

    Variabel Independen

    Koef. Prob. Koef. Prob. Koef. Prob. Koef. Prob.

    Fam 0.0264 0.0132* 0.0096 0.0699* 0.0152 0.0813* 0.0264 0.02050* Country -0.0446 0.0000* -0.0001 0.4829 -0.0434 0.0000* -0.0405 0.0000* STR 0.0243 0.3799 -0.1386 0.0201* 0.1665 0.0233* -0.0448 0.3323 ROA 0.0072 0.0000* 0.0006 0.0000* 0.0061 0.0000* 0.0044 0.0000* Leverage 0.0002 0.0323* -0.0000 0.4264 0.0001 0.0384* 0.0000 0.3592 Size -0.0004 0.3938 -0.0007 0.2063 0.0012 0.2164 0.0023 0.1014 R2 0.5860 0.0220 0.4683 0.2605 F-stat 296.7872 4.7206 184.6407 73.8761 Prob.(F-stat) 0.0000 0.0001 0.0000 0.0000 Numb group 253 Numb obs 1265 Keterangan: * signifikansi pada level 1%, 5%, 10% TotBTD: Total Book-Tax Difference; TempBTD: Temporary Book-Tax Difference; PermBTD: Permanent Book-Tax Difference; AbBTD: Abnormal Book-Tax Difference (Desai dan Dharmapala); Fam: Pengukuran kepemilikan keluarga jenis ke empat (Arifin, 2003); STR : statutory tax rate; Country: negara tempat perusahaan terdaftar; ROA: tingkat pengembalian aset (return on asset); Leverage: proporsi utang jangka panjang perusahaan; Size: ukuran perusahaan

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    18

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Tabel 4. Hasil regresi sampel masing-masing negara Variabel

    Dependen TotBD TempBTD PermBTD AbBTD

    Variabel Independen

    Koef. Prob. Koef. Prob. Koef. Prob. Koef. Prob.

    Indonesia Fam 0.0381 0.0052* 0.0054 0.2690 0.0276 0.0128* 0.0254 0.0666* STR -0.0896 0.1885 -0.1418 0.0488* 0.0315 0.3839 -0.0892 0.2402 ROA 0.0060 0.0000* 0.0003 0.0599* 0.0044 0.0000* 0.0036 0.0000* Leverage 0.0003 0.0082* 0.0000 0.4976 0.0001 0.1183 0.0002 0.0229* Size -0.0003 0.4516 0.0002 0.4495 0.0012 0.2594 0.0051 0.0214* R2 0.6472 0.0394 0.5399 0.3037 F-stat 98.9600 1.3573 51.9684 26.4740 Prob.(F-stat)

    0.0000 0.2390 0.0000 0.0000

    Numb group

    97

    Numb obs 485 Malaysia Fam -0.0042 0.38395 0.0114 0.1025 -0.0188 0.0972* 0.0079 0.3263 STR 0.1166 0.2351 -0.2233 0.0644* 0.2807 0.0597* -0.1739 0.2279 ROA 0.0081 0.0000* 0.0009 0.0000* 0.0069 0.0000* 0.0052 0.0000* Leverage -0.0001 0.1387 -0.0000 0.3634 -0.0001 0.1244 -0.0004 0.0058* Size -0.0003 0.4431 -0.0018 0.0524* 0.0021 0.1283 0.0002 0.4631 R2 0.5081 0.0140 0.3517 0.2165 F-stat 283.9517 6.3501 181.6250 67.5131 Prob.(F-stat)

    0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

    Numb group

    156

    Numb obs 780 Keterangan: * signifikansi pada level 1%, 5%, 10% TotBTD: Total Book-Tax Difference; TempBTD: Temporary Book-Tax Difference; PermBTD: Permanent Book-Tax Difference; AbBTD: Abnormal Book-Tax Difference (Desai dan Dharmapala); Fam: Pengukuran kepemilikan keluarga jenis ke empat (Arifin, 2003); STR : statutory tax rate; Country: negara tempat perusahaan terdaftar; ROA: tingkat pengembalian aset (return on asset); Leverage: proporsi utang jangka panjang perusahaan; Size: ukuran perusahaan

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    19

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id