studi penggunaan amilum jagung sebagai …/studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik....

67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR TABLET PARASETAMOL SECARA GRANULASI BASAH TERHADAP SIFAT FISIS DAN PROFIL DISOLUSI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi Oleh: INDRIASARI MALIDA SUNDARI M3509035 DIPLOMA 3 FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: duonghanh

Post on 05-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI BAHAN

PENGHANCUR TABLET PARASETAMOL SECARA GRANULASI

BASAH TERHADAP SIFAT FISIS DAN PROFIL DISOLUSI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi

O l e h :

INDRIASARI MALIDA SUNDARI

M3509035

DIPLOMA 3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir saya yang berjudul “STUDI

PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR

TABLET PARASETAMOL SECARA GRANULASI BASAH TERHADAP

SIFAT FISIS DAN PROFIL DISOLUSI” adalah hasil penelitian saya sendiri dan

tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar apapun di

suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah

ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar

yang telah diperoleh dapat ditinjau ulang dan/ dicabut.

Surakarta, Agustus 2012

Indriasari Malida Sundari

M3509035

Page 3: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI BAHAN

PENGHANCUR TABLET PARASETAMOL SECARA GRANULASI

BASAH TERHADAP SIFAT FISIS DAN PROFIL DISOLUSI

INDRIASARI MALIDA SUNDARI

Program Studi D3 Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

INTISARI

Amilum jagung memiliki kemampuan sebagai bahan penghancur yang

lebih baik daripada tepung terigu, namun penggunaannya belum banyak diteliti.

Penggunaannya dikombinasikan dalam tablet parasetamol yang selama ini

dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui konsentrasi amilum jagung yang efektif digunakan sebagai bahan

penghancur tablet dan pengaruhnya terhadap sifat fisis dan profil disolusi tablet

parasetamol.

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian eksperimental

laboratorium menggunakan bahan penghancur amilum jagung dengan

konsentrasi yang berbeda, dibuat 3 rancangan formula yaitu Formula I (6%

amilum jagung), Formula II (8% amilum jagung), dan Formula III (10% amilum

jagung). Setiap formula dilakukan uji sifat fisik granul dan tablet serta dilakukan

uji disolusi. Data yang diperoleh dibandingkan dengan acuan standar dan

dilakukan pendekatan statistik dengan metode analisis varian satu jalan

(ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95% dan melihat perbedaan antar formula

dengan uji Least Significant Difference (LSD).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi amilum

jagung diatas 6% berpengaruh terhadap sifat fisis granul dan tablet serta profil

disolusinya. Pengaruhnya pada sifat fisis yaitu meningkatkan waktu hancur

menjadi kurang dari 1 menit dan menghasilkan tablet yang mampu melepaskan

parasetamol dari tablet dengan pelepasan obat pada menit ke-30 sebesar

86,904% untuk Formula II (8% amilum jagung) dan 96,828% untuk Formula III

(10% amilum jagung).

Kata kunci : Tablet, parasetamol, amilum jagung, bahan penghancur.

Page 4: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

STUDY ON THE USE OF CORN STARCH AS A DISINTEGRANT OF

PARACETAMOL TABLET WITH WET GRANULATION METHOD ON

PHYSICAL PROPERTIES AND DISSOLUTION PROFILE

INDRIASARI MALIDA SUNDARI

Department of Pharmacy, Faculty of Mathematic and Science

Sebelas Maret University

ABSTRACT

Corn starch having ability as a disintegrant better than wheat flour, but its

use has not been many researched. Its use combine in paracetamol tablet which

widely known as analgetic-antipiretic. This research was aimed to determine the

effective concentration of corn starch as tablet disintegrant and the effect on

physical properties and dissolution profile of paracetamol tablet.

The research was done with experimental laboratory research method by

using corn starch as disintegrant with different concentration, three design

formulas were obtained that are Formula I (6% corn starch), Formula II (8% corn

starch), and Formula III (10% corn starch). Each formula tested the physical

properties of granul and tablet, and dissolution tested. The result were compared

with standart references and approached by the statistic method of one way

varians analysis (ANOVA) with probability rate 95% and showed differences

between the formula with Least Significant Difference (LSD) test.

The result showed that increasing concentration above 6% of corn starch

affect the physical properties of granule and tablet as well as dissolution profiles.

It was influence on physical properties that improve time destroyed to less than 1

minute and generated a paracetamol tablet capable of released with release of the

drug in the 30th

minute of 86,904% to Formula II (8% corn starch) and 96,828%

to formula III (10% corn starch).

Keywords: Tablet, paracetamol, corn starch, disintegrant.

Page 5: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Tidak ada usaha yang sia-sia (Anonim)

Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S. Al Insyirah : 5-6)

Jalan hidup dibuatNya berbelok-belok dan tidak mulus supaya kita menjadi

handal dan tahan uji dalam menjalani hidup ini (Heru Sasongko)

Page 6: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini Kupersembahkan untuk :

Papa, Mama dan adik-adikku tersayang.

Page 7: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Laporan Tugas Akhir dengan judul “STUDI PENGARUH AMILUM

JAGUNG SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR TABLET PARASETAMOL

DENGAN METODE GRANULASI BASAH TERHADAP SIFAT FISIS DAN

PROFIL DISOLUSI” dengan baik.

Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini penulis telah berusaha

semaksimal mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik. Dan tak mungkin

terwujud tanpa adanya dorongan, bimbingan, semangat, motivasi serta bantuan

baik moril maupun materiil, dan do’a dari berbagai pihak. Karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc.(Hons), Ph.D, selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt, selaku ketua program studi D3 Farmasi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Nestri Handayani, M.Si., Apt, selaku pembimbing akademik atas segala

bimbingan dan arahan selama menjalani perkuliahan di D3 Farmasi UNS.

4. Heru Sasongko, S.Farm., Apt, selaku pembimbing tugas akhir atas segala

kesabaran dan keikhlasannya dalam memberikan arahan, pengertian, saran,

kritik, dan ilmunya.

5. Segenap dosen pengajar dan staff program studi D3 Farmasi yang telah

banyak memberikan ilmu, bantuan dan pelajaran berharga.

Page 8: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

6. Teman-teman D3 Farmasi 2009 atas bantuan, dorongan semangat, kerjasama,

serta kesediaannya berbagi suka dan duka serta semua kisah indah yang kalian

bagi bersamaku selama menjalani perkuliahan di D3 Farmasi UNS.

7. Seseorang yang selalu menyemangati, mendukung, menyereweti, dan

menceramahi untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Rizka, Ajeng, Nilan, Sari, Mbak Rizka, Dhiajeng, Ndari, Hilda, Husna, Nana,

dan Dinda yang senantiasa ada dikala senang, sedih, dan bahagiaku.

9. Kakak dan adik-adik tingkat D3 Farmasi UNS yang memberi banyak

pelajaran kehidupan.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

dalam Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan Tugas

Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak untuk perbaikan penyusunan tugas-tugas

selanjutnya. Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca

pada umumnya dan dapat menjadi bekal bagi penulis dalam pengabdian dan

pengembangan ilmu Ahli Madya Farmasi di masyarakat pada khususnya.

Surakarta, Agustus 2012

Penulis

Page 9: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii

INTISARI ....................................................................................................... iv

ABSTRACT .................................................................................................... v

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ......................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 4

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 4

1. Tablet .......................................................................................... 4

2. Metode Pembuatan Tablet ......................................................... 7

3. Pemeriksaan Kualitas Granul ..................................................... 9

Page 10: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

4. Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet ................................................... 11

5. Tinjauan Bahan .......................................................................... 15

B. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 21

C. Hipotesis ......................................................................................... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 23

A. Metode Penelitian ........................................................................... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 23

C. Alat dan Bahan ............................................................................... 24

1. Alat yang digunakan .................................................................. 24

2. Bahan yang digunakan ............................................................... 24

D. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 25

1. Formula Tablet ............................................................................ 25

2. Pembuatan Granul ....................................................................... 25

3. Uji Sifat Fisik Granul .................................................................. 26

a. Susut Pengeringan (Loss On Drying / LOD) ......................... 26

b. Uji Waktu Alir........................................................................ 26

c. Sudut Diam Granul ............................................................... 26

d. Uji Pengetapan ...................................................................... 26

4. Pembuatan Tablet ....................................................................... 27

5. Uji Sifat Fisik Tablet .................................................................. 27

a. Keseragaman Bobot .............................................................. 27

b. Kekerasan Tablet ................................................................... 28

c. Kerapuhan Tablet .................................................................. 28

Page 11: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

d. Waktu Hancur ....................................................................... 28

6. Uji Disolusi Tablet ..................................................................... 29

a. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ......................... 29

b. Pembuatan Kurva Baku ......................................................... 29

c. Uji Disolusi ............................................................................ 30

E. Analisa Hasil ................................................................................... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 32

A. Pembuatan Granul ........................................................................... 32

B. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul .............................................. 33

1. Susut Pengeringan (Loss On Drying / LOD) .............................. 33

2. Uji Waktu Alir ........................................................................... 34

3. Uji Sudut Diam .......................................................................... 36

4. Uji Pengetapan ........................................................................... 37

C. Penabletan ....................................................................................... 39

D. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet ............................................... 40

1. Uji Keseragaman Bobot ............................................................. 40

2. Uji Kekerasan ............................................................................ 42

3. Uji Kerapuhan ............................................................................ 44

4. Uji Waktu Hancur ....................................................................... 45

E. Uji Disolusi Tablet .......................................................................... 48

1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum .............................. 48

2. Penentuan Kurva Baku Parasetamol .......................................... 49

3. Profil Disolusi Tablet Parasetamol ............................................. 49

Page 12: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 52

A. Kesimpulan ..................................................................................... 52

B. Saran ................................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53

LAMPIRAN .................................................................................................... 56

Page 13: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Disolusi Suatu Obat Dalam Matriks Padat ................................. 13

Gambar 2. Struktur Parasetamol ................................................................... 15

Gambar 3. Struktur Amilum ......................................................................... 17

Gambar 4. Diagram Perbandingan Waktu Alir Granul Parasetamol

Sebelum dan Sesudah Penambahan Bahan Pelicin ..................... 35

Gambar 5. Diagram Perbandingan Sudut Diam Granul Parasetamol

Sebelum dan Sesudah Penambahan Bahan Pelicin ..................... 36

Gambar 6. Diagram Perbandingan Indeks Pengetapan Granul Parasetamol 38

Gambar 7. Diagram Perbandingan CV Keseragaman Bobot Tablet

Parasetamol ................................................................................. 41

Gambar 8. Diagram Perbandingan Kekerasan Antar Formula Tablet

Parasetamol ................................................................................. 43

Gambar 9. Diagram Perbandingan Kerapuhan Antar Formula Tablet

Parasetamol ................................................................................. 44

Gambar 10. Diagram Perbandingan Waktu Hancur Antar Formula Tablet

Parasetamol ................................................................................. 46

Gambar 11. Kurva Baku Tablet Parasetamol ................................................. 49

Gambar 12. Profil Disolusi Tablet Parasetamol ............................................. 50

Gambar 13. Tablet Parasetamol ..................................................................... 98

Gambar 14. Certificate of Analysis (CoA) Parasetamol ................................ 98

Page 14: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Penyimpangan Bobot Tablet Menurut FI Ed. III ............................. 11

Tabel II. Formula Tablet ................................................................................ 25

Tabel III. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul .............................................. 33

Tabel IV. Hasil Pemeriksaan Susut Pengeringan Granul ................................ 34

Tabel V. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet Parasetamol .......................... 40

Tabel VI. Rentang Keseragaman Bobot Tablet Parasetamol........................... 41

Page 15: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perhitungan Bahan ...................................................................... 56

Lampiran 2. Diagram Alir Cara Kerja ............................................................. 58

Lampiran 3. Hasil Uji Sifat Fisis Granul ......................................................... 59

Lampiran 4. Hasil Uji Sifat Fisis Tablet .......................................................... 76

Lampiran 5. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dan Kurva Baku .... 92

Lampiran 6. Hasil Uji Disolusi ........................................................................ 94

Lampiran 7. Tablet Parasetamol dan CoA Parasetamol .................................. 98

Page 16: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahan penghancur adalah salah satu dari eksipien yang umum ditambahkan

pada pembuatan tablet. Bahan ini mempengaruhi pelepasan zat aktif obat dari

sediaan untuk kemudian dapat memberikan efek terapi yang diinginkan. Beberapa

contoh bahan penghancur seperti tepung jagung dan kentang, turunan amilum

seperti amilumglikolat, senyawa selulosa seperti karboksimetilselulosa, resin

penukar kation dan bahan-bahan lain yang membesar atau mengembang dengan

adanya lembab dan mempunyai efek memecahkan atau menghancurkan tablet

setelah masuk ke dalam cairan pencernaan (Ansel, 1989).

Bahan penghancur yang dipilih dalam pembuatan tablet pada penelitian ini

adalah amilum jagung, karena penelitian tentang penggunaan bahan ini sebagai

bahan penghancur tablet belum banyak dilakukan. Dalam jurnal suatu penelitian

yang dilakukan dengan membandingkan beberapa jenis tepung yang dapat

digunakan sebagai eksipien dalam pembuatan tablet diperoleh hasil bahwa

Amilum Jagung memiliki kemampuan sebagai bahan penghancur dengan

kapasitas mengembang sebesar 16%, lebih besar daripada tepung terigu yang

hanya 13,9% (Olayemi et al, 2008). Konsentrasi amilum jagung sebagai bahan

penghancur biasa digunakan dalam konsentrasi 5-15%, jika jumlah yang

ditambahkan lebih banyak maka akan diperoleh waktu hancur tablet yang lebih

cepat (Ansel, 1989).

Page 17: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang

sama dan telah digunakan sejak tahun 1893 (Anonim, 2007). Parasetamol

memiliki khasiat analgetik-antipiretik, yaitu mengurangi rasa nyeri dan serentak

menurunkan suhu tubuh yang tinggi (Anief, 2004).

Parasetamol dipilih sebagai zat aktif dalam penelitian yang akan dilakukan

karena dalam sediaan tablet parasetamol memiliki kelebihan dalam menjaga

kestabilan fisika dan kimiawinya sehingga banyak industri farmasi yang

memproduksi tablet parasetamol untuk obat generik maupun paten. Selain itu

parasetamol juga dianggap sebagai zat antinyeri yang paling aman, juga untuk

swamedikasi (Tjay dan Rahardja, 2007). Efek antipiretik parasetamol ditimbulkan

oleh gugus aminobenzen. Efek analgesiknya serupa dengan salisilat yaitu

menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang, mekanisme

menurunkan suhu tubuh diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat

(Anonim, 2007).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan suatu penelitian

berkaitan dengan perbedaan konsentrasi amilum jagung sebagai bahan

penghancur terhadap sifat fisis dan profil disolusi tablet parasetamol.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh penggunaan Amilum Jagung sebagai bahan

penghancur terhadap sifat fisis dan profil disolusi tablet Parasetamol ?

Page 18: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

2. Berapakah konsentrasi Amilum Jagung yang efektif untuk digunakan

sebagai bahan penghancur pada tablet Parasetamol?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui konsentrasi Amilum Jagung yang efektif untuk digunakan

sebagai bahan penghancur pada tablet Parasetamol.

2. Mengetahui pengaruh penambahan Amilum Jagung sebagai bahan

penghancur terhadap sifat fisis dan profil disolusi tablet Parasetamol.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

1. Diperoleh informasi tentang pengaruh Amilum Jagung sebagai bahan

penghancur terhadap sifat fisis dan profil disolusi tablet Parasetamol.

2. Menambah pengetahuan peneliti khususnya yang berkaitan dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi farmasi pemanfaatan Amilum Jagung sebagai

bahan penghancur tablet.

Page 19: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tablet

Sediaan tablet mempunyai beberapa keuntungan, yaitu : dosis lebih tepat,

kekuatan fisik dapat dipertahankan pada waktu penyimpanan yang lama, sifat

kimia dan aktifitas biologis obatnya yang relatif stabil serta mudah dalam

penggunaan dan penyimpanan (Gunsel and Kanig, 1976). Tablet dapat berbeda-

beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya dan

dalam aspek lainnya tergantung cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya

(Ansel, 1989).

Tablet kompresi dibuat dengan sekali tekanan menjadi berbagai bentuk

tablet dan ukuran, biasanya ke dalam bahan obatnya diberi bahan tambahan

sejumlah bahan pembantu (Ansel, 1989). Pada dasarnya bahan tambahan tablet

harus bersifat netral, tidak berbau, tidak berasa dan sedapat mungkin tidak

berwarna (Voigt, 1994).

Bahan tambahan dalam pembuatan tablet :

a. Bahan Pengisi (diluents/filler)

Ditambahkan jika perlu ke dalam formulasi supaya membentuk ukuran

tablet yang diinginkan (Ansel, 1989). Bahan pengisi yang biasa digunakan

antara lain: sukrosa, laktosa, amilum, kaolin, kalsium karbonat, dekstrosa,

manitol, selulosa, sorbitol dan bahan lain yang cocok (Banker and

Anderson, 1986). Laktosa merupakan bahan pengisi yang banyak digunakan

Page 20: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dalam pembuatan tablet. Biasanya digunakan laktosa dalam bentuk serbuk

sebagai bahan pengisi tablet yang dibuat secara granulasi basah (Bolhuis

and Chowhan, 1996).

b. Bahan Pengikat (binder)

Membantu perlekatan partikel dalam formulasi, memungkinkan granul

dibuat dan dijaga keterpaduan hasil akhir tabletnya (Ansel, 1989). Bahan

pengikat yang banyak digunakan adalah gom akasia, gelatin, sukrosa,

povidon, metilselulosa, karboksimetilselulosa (CMC), pasta pati

terhidrolisis, dan selulosa mikrokristal (Syamsuni, 2006). Pati sagu

konsentrasi 2%-10% b/v yang digunakan sebagai pengikat dari tablet

menunjukkan kekerasan dan waktu disintegrasi yang semakin meningkat

serta kerapuhan minimal (0,59%) (Satyam et al, 2008).

c. Bahan Penghancur (disintegrant)

Bahan yang membantu dalam penghancuran, akan membantu memecah

atau menghancurkan tablet setelah pemberian sampai menjadi partikel-

partikel yang lebih kecil, sehingga lebih mudah diabsorpsi (Ansel, 1989).

Bahan penghancur dimasukkan untuk menarik air masuk dalam tablet

sehingga memudahkan hancurnya tablet dalam medium cair sehingga dapat

pecah menjadi granul atau partikel penyusunnya (Banker and Anderson,

1986).

Bahan penghancur memiliki dua mekanisme aksi utama dalam proses

penghancuran tablet, yaitu:

Page 21: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1) Bahan penghancur yang meningkatkan penyerapan air

Bahan penghancur ini beraksi dengan memfasilitasi pengangkutan

cairan ke dalam pori-pori tablet, dan dapat mengakibatkan tablet dapat

pecah menjadi beberapa bagian. Salah satu tipe yang dapat

meningkatkan penyerapan cairan secara nyata adalah agen aktivasi

permukaan. Tipe ini digunakan untuk membuat permukaan partikel

obat lebih hidrofilik kemudian dapat meningkatkan pembasahan bagian

padat dan cairan dapat menembus kedalam pori-pori tablet. Mekanisme

lain dari bahan penghancur ini adalah meningkatkan meningkatkan

penyerapan cairan dengan menggunakan mekanisme penyerapan

kapiler untuk menyerap air ke dalam pori-pori tablet.

2) Bahan penghancur yang akan memecah tablet

Pemecahan tablet dapat disebabkan oleh pengembangan dari

partikel bahan penghancur dalam menyerap air. Selain itu, bahan

penghancur yang tidak mengembang juga dapat memecah tablet dengan

mekanisme yang berbeda. Satu hal yang harus diperhatikan adalah

penolakan partikel untuk kontak dengan air dan cara lain pengembalian

dari deformasi partikel ke bentuk aslinya ketika kontak dengan air.

Partikel dapat berubah bentuk selama pengempaan tablet (Alderborn,

2007).

Page 22: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Contoh bahan penghancur adalah pati, pati dan selulosa yang

dimodifikasi secara kimia, asam alginate, selulosa mikrokristal, dan

povidon sambung-silang (Syamsuni, 2006).

d. Bahan Pelicin (lubricant)

Yaitu zat yang meningkatkan aliran bahan memasuki cetakan tablet dan

mencegah melekatnya bahan ini pada punch dan die serta membuat tablet-

tablet menjadi bagus dan berkilat (Ansel, 1989). Umumnya, lubrikan

bersifat hidrofobik sehingga dapat menurunkan kecepatan desintegrasi dan

disolusi tablet. Oleh karena itu, kadar lubrikan yang berlebihan harus

dihindari (Syamsuni, 2006). Bahan pelicin yang biasa digunakan adalah

talk, mg stearat, asam stearat, kalsium stearat, natrium stearat, licopodium,

lemak parafin cair (Banker and Anderson, 1986).

Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat-zat lain kecuali pelicin

dibuat granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak mengisi

cetakan tablet dengan baik maka dibuat granul agar mudah mengalir

mengisi cetakan serta menjaga agar tablet tidak retak (Anief, 2007).

2. Metode Pembuatan Tablet

Pembuatan tablet dibagi menjadi tiga cara, yaitu granulasi basah, granulasi

kering (menggunakan mesin rol atau mesin slug), dan kempa langsung (Syamsuni,

2006).

a. Granulasi Basah

Granul dibentuk dengan jalan mengikat serbuk dengan suatu perekat

sebagai pengganti pengompakan. Teknik ini membutuhkan larutan, suspensi

Page 23: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan pada

campuran serbuk, namun demikian, bahan pengikat itu dapat dimasukkan

kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dapat dimasukkan sendiri

(Banker and Anderson, 1986).

Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan

metode ini adalah menimbang dan mencampur bahan, menyiapkan massa

granul, pengayakan massa granul menjadi pelet atau granul, pengeringan

granul, pengayakan kering, penambahan dan pencampuran bahan pelicin,

pembuatan tablet dengan kompresi (Allen et al, 2011).

Metode ini digunakan untuk obat-obatan yang tahan terhadap

pemanasan dan yang tidak mudah terurai oleh air. Keuntungan dari metode

ini antara lain menaikkan kohesifitas dan kompresibilitas serbuk sehingga

tablet akan dibuat dengan mengempa sejumlah granul pada tekanan

kompresi tertentu. Sehingga diperoleh massa yang kompak dalam arti

bentuk tablet bagus, keras dan tidak rapuh (Sheth et al, 1980).

b. Granulasi Kering

Granul dibentuk dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya besar

dari campuran serbuk dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan

pecahan-pecahan kedalam granul yang lebih kecil. Metode ini khususnya

untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah,

karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringkannya

diperlukan temperatur yang dinaikkan (Ansel, 1989).

Page 24: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c. Kempa Langsung

Metode ini digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat mudah

mengalir sebagaimana sifat-sifat kohesinya yang memungkinkan untuk

langsung dikompresi dalam tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau

kering (Sheth et al, 1989).

Pembuatan tablet dengan cara ini dilakukan apabila :

1) Jumlah zat berkhasiat per tablet cukup untuk dicetak.

2) Zat berkhasiatnya dapat mengalir bebas (free-flowing) dengan baik.

3) Zat berkhasiatnya berbentuk kristal yang dapat mengalir bebas,

misalnya tablet heksamin, tablet NaCl, dan tablet KMnO4 (Syamsuni,

2006).

3. Pemeriksaan Kualitas Granul

a. Susut Pengeringan

Susut pengeringan disebut juga Loss On Drying (LOD), yaitu

persyaratan kadar kelembaban berdasarkan berat basah. Susut pengeringan

menggambarkan kadar air yang hilang dari granul. Semakin tinggi % susut

pengeringan maka kadar air dalam granul semakin rendah.

b. Waktu Alir

Waktu alir adalah waktu yang diperlukan serbuk atau granul untuk

mengalir melalui corong. Uji dilakukan dengan menimbang 100 g granul,

dimasukkan kedalam alat penguji waktu alir yang berupa corong yang

ditutup pada lubang keluarnya. Penutup dibuka kemudian alat pencatat

Page 25: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

waktu dihidupkan sampai semua serbuk atau granul keluar dari corong.

Begitu semua granul keluar stopwatch dimatikan. Waktu yang diperlukan

untuk keluarnya serbuk atau granul dicatat sebagai waktu alirnya,

kemudiaan dihitung kecepatan alirnya sebagai banyaknya serbuk yang

mengalir tiap satuan waktu (Banker and Anderson, 1986). Kecepatan alir

granul yang baik adalah tidak kurang dari 10 gram perdetik untuk 100 gram

granul (Parrot, 1971).

c. Sudut Diam

Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel

bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granul atau serbuk

dituang ke dalam alat pengukur, besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh

bentuk ukuran dan kelembaban serbuk. Bila sudut diam lebih kecil atau

sama dengan 30° menunjukkan bahwa serbuk dapat mengalir bebas, bila

sudut lebih besar atau sama dengan 40° biasanya daya mengalirnya kurang

baik (Lachman et al, 1994).

d. Uji Pengetapan

Indeks pengetapan granul ditentukan setelah dilakukan penghentakan

terhadap sejumlah granul sehingga diperoleh volume yang konstan. Pada

saat volume konstan partikel serbuk berada pada kondisi paling mampat.

Sifat fisik massa granul yang baik memiliki harga pengetapan lebih kecil

dari 20% (Lachman et al, 1994).

Page 26: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

4. Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet

a. Keseragaman Bobot

Untuk tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot

yang ditetapkan sebagai berikut : Timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata

tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang

masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari

harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tabletpun yang bobotnya

menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom

B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet; tidak satu

tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang

ditetapkan kolom B (Anonim, 1979).

Tabel I. Penyimpangan Bobot Menurut FI Ed. III

Bobot rata-rata Penyimpangan Bobot Rata- Rata dalam %

A B

25 mg atau kurang 15 % 30 %

26 mg – 150 mg 10 % 20 %

151 mg – 300 mg 7,5 % 15 %

Lebih dari 300 mg 5 % 10 %

(Anonim, 1979)

b. Kekerasan

Dilakukan dengan alat uji kekerasan dengan cara kedalam alat

diletakkan sebuah tablet, tekanan diatur sedemikian rupa, tablet diletakkan

dalam posisi kokoh dan penunjuk berada pada skala 0, lalu putar skrup

dengan kenaikan lambat, dilakukan terus sampai tablet pecah, tekanan

dibaca langsung pada skala (Voigt, 1994). Kekerasan tablet yang baik

adalah 4-8 kg (Parrott, 1971).

Page 27: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

c. Kerapuhan

Kerapuhan (friabilitas) dinyatakan sebagai massa partikel yang

dilepaskan dari tablet akibat beban pengisi mekanis. Kerapuhan dinyatakan

dalam persen yang mengacu pada massa tablet awal sebagai pengujian

(Parrott, 1971). Ujinya menggunakan alat yang berputar otomatis, kecepatan

putar pada alat bervariasi, biasanya adalah 25 putaran/menit. Nilai

kerapuhan >1% dianggap kurang baik (Banker and Anderson, 1986).

d. Waktu Hancur

Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan untuk menghancurkan

tablet dalam medium yang sesuai, sehingga tidak ada bagian tablet yang

tertinggal diatas kasa alat penguji. Waktu hancur dipengaruhi oleh sifat

fisika kima granul dan kekerasan (Parrott, 1971). Kecuali dinyatakan lain,

waktu untuk menghancurkan tablet tidak bersalut adalah 15 menit (Anonim,

1979).

e. Uji Disolusi

Disolusi adalah proses suatu zat solid memasuki pelarut untuk

menghasilkan suatu larutan. Disolusi secara singkat didefinisikan sebagai

proses suatu solid melarut. Bentuk sediaan farmasetik solid dan bentuk

sediaan sistem terdispersi solid dalam cairan setelah dikonsumsi kepada

seseorang akan terlepas dari sediaannya dan mengalami disolusi dalam

media biologis, diikuti dengan absorbsi zat aktif ke dalam sirkulasi sistemik

dan akhirnya menunjukkan respon klinis (Siregar dan Wikarsa, 2010).

Page 28: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Uji disolusi digunakan untuk mengetahui profil disolusi obat secara in-

vitro, dimana tablet dimasukkan dalam alat dissolution tester berisi medium

yang mirip dengan cairan lambung. Melalui percobaan ini dapat diketahui

profil farmakokinetik obat dalam tubuh. Alat yang digunakan dalam uji ini

adalah USP yang mencakup monografi volume yang dipakai, kecepatan

(rpm) dan batas waktu (Lachman et al, 1994).

Disolusi dilakukan dengan meletakkan tablet dalam bejana berisi media

disolusi yang mengalir. Selama ini dilakukan, semua faktor yang dapat

berefek pada proses disolusi harus distandarisasi, termasuk faktor yang

dapat mempengaruhi kelarutan seperti komposisi dan suhu media disolusi.

Konsentrasi dari pertikel obat dalam medium disolusi normalnya tidak lebih

dari 10% kelarutan obat, seperti kondisi sink. Selama kondisi sink, gradien

konsentrasi antara lapisan difusi yang mengelilingi bagian padat &

konsentrasi bulk dari media disolusi sering dianggap konstan (Alderborn,

2007).

Gambar 1. Disolusi suatu obat dalam matriks padat (Martin et al, 1993)

Dalam teori disolusi dianggap bahwa lapisan difusi air (aqueous

diffusion layer) atau lapisan cairan stagnan dengan ketebalan h ada pada

Page 29: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

permukaan zat padat yang sedang berdisolusi. Ketebalan h ini menyatakan

lapisan pelarut stasioner di mana molekul-molekul zat terlarut berada pada

konsentrasi dari CS sampai C. Dibelakang lapisan difusi statis tersebut , pada

harga x yang lebih besar dari h, terjadi pencampuran dalam larutan , dan

obat terdapat pada konsentrasi yang sama, C, pada seluruh fase bulk. Pada

antarmuka permukaan zat padat dan lapisan difusi, x = 0, obat dalam bentuk

padat berada dalam keseimbangan dengan obat dalam lapisan difusi.

Perbedaan atau perubahan konsentrasi dengan berubahnya jarak untuk

melewati lapisan difusi adalah konstan, seperti terlihat pada garis lurus

(pada gambar 1) yang mempunyai kemiringan (slope) menurun (Martin et

al, 1993).

Menurut literatur, tablet parasetamol di uji dalam media disolusi dapar

fosfat pH 5,8 dengan menggunakan alat uji disolusi tipe 2 yaitu tipe dayung.

Kecepatan putaran dayung diatur 50 rpm. Dipersyaratkan, dalam waktu 30

menit tidak kurang 80% parasetamol (C8H9NO2) yang tertera pada etiket

harus sudah melarut (Anonim, 1990).

Page 30: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

5. Tinjauan Bahan

a. Parasetamol (Asetaminofen)

Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari

101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian

hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit (Anonim, 1979).

Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang

sama dan telah digunakan sejak tahun 1893 (Anonim, 2007). Parasetamol

memiliki khasiat analgetik-antipiretik, yaitu mengurangi rasa nyeri dan

serentak menurunkan suhu tubuh yang tinggi (Anief, 2004). Selain itu

parasetamol juga dianggap sebagai zat antinyeri yang paling aman, juga

untuk swamedikasi (pengobatan mandiri), dosis untuk nyeri dan demam,

oral 2-3 kali sehari 0,5-1 g, maks. 4 g/hari. Anak-anak, 4-6 kali sehari

10mg/kg, yakni rata-rata usia 3-12 bulan 60 mg, 1-4 tahun 120-180 mg, 4-6

tahun 180 mg, 7-12 tahun 240-360 mg, 4-6 kali sehari (Tjay dan Rahardja,

2007). Efek antipiretik parasetamol ditimbulkan oleh gugus aminobenzen.

Efek analgesiknya serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau

Gambar 2. Struktur Parasetamol (Anonim, 1979)

N-asetil-4-aminofenol

OH

NHCOCH3

Page 31: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

mengurangi nyeri ringan sampai sedang, mekanisme menurunkan suhu

tubuh diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat (Anonim, 2007).

Parasetamol bekerja dengan menghambat sistem siklooksigenase yang

menyebabkan asam arakhidonat dan asam-asam C20 tak jenuh lainnya

menjadi endoperoksida siklik. Endoperoksida siklik merupakan prazat dari

prostaglandin. Prostaglandin merupakan zat yang terlibat dalam terjadinya

nyeri dan demam serta reaksi-reaksi radang (Mutschler, 1991). Mekanisme

pastinya belum diketahui, namun parasetamol mengurangi rasa sakit dengan

meningkatkan ambang rasa sakit, yaitu dengan menyediakan rasa sakit yang

besar untuk menghalangi rasa sakit sebelum tubuh merasakannya.

Mekanisme mengurangi demam adalah terkait aksi parasetamol pada pusat

pengatur panas di otak, secara spesifik, ini memberitahu pusat pengatur

panas untuk menurunkan suhu tubuh ketika suhu tubuh meningkat (Ogbru,

2012).

Kadar puncak parasetamol biasanya tercapai dalam waktu 30-60 menit.

Parasetamol sedikit terikat dengan protein plasma dan sebagian di

metabolisme oleh enzim mikrosom hati dan diubah menjadi parasetamol

sulfat dan glukoronida, yang secara farmakologi tidak aktif. Kurang dari 5%

diekskresikan dalam bentuk tidak berubah. Waktu paruh parasetamol 2-3

jam dan relatif tidak dipengaruhi oleh fungsi ginjal (Katzung, 1997).

Parasetamol dalam dosis besar menyebabkan nekrosis hati.

Hepatotoksisitas ini dikaitkan dengan tidak adanya tingkat glutation hati

oleh metabolit elektrofilik dari parasetamol. Bila tingkat glutation hati

Page 32: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

cukup dihilangkan (80% atau lebih), ikatan kovalen dari metabolit reaktif

dengan makromolekul hepatik bertanggung jawab pada nekrosis hati yang

diamati. Jalur bioaktivasi yang diusulkan termasuk N-oksidasi parasetamol

menjadi metabolit N-hidroksi, yang selanjutnya didehidrasi menjadi

imidoquinon reaktif, reaksi dengan glotation bertanggungjawab untuk

pembentukan hasil asam merkapturat (Wolff, 1994).

b. Amilum Jagung

Gambar 3. Struktur Amilum (Rowe et al, 2009)

Amilum terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas.

Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi yang tidak terlarut dinamakan

amilopektin. Amilosa memiliki struktur lurus dengan ikatan α-(1,4)-D-

Page 33: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

glukosa sedangkan amilopektin mempunyai cabang dengan ikatan α-(1,6)-

D-glukosa sebanyak 4-5 dari berat total (Winarno, 1997).

Amilum termasuk polisakarida, memiliki amilosa yang terdiri dari 70

hingga 350 unit glukosa yang berikatan membentuk garis lurus dan

amilopektin yang terdiri hingga 100.000 unit glukosa yang berikatan

membentuk struktur rantai bercabang. Amilum berwarna putih, berbentuk

serbuk bukan kristal yang tidak larut dalam air dingin. Tidak seperti

monosakarida dan disakarida, amilum dan polisakarida lain tidak

mempunyai rasa manis (Gaman and Sherrington, 1992).

Amilum jagung adalah pati yang diperoleh dari biji Zea Mays L.

(Famili Poaceae). Pemerian serbuk sangat halus, putih. Mikroskopik, butir

bersegi banyak, bersudut, ukuran 2 µm sampai 23 µm atau butir bulat

dengan diameter 25-32 µm. Hilus di tengah berupa rongga yang nyala atau

celah berjumlah 2-5, tidak ada lamella, jika diamati di bawah cahaya

terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus

(Anonim, 1995). Sebagai penghancur digunakan amilum jagung 5% - 15%

untuk memperoleh waktu hancur yang lebih cepat (Ansel, 1989).

Kandungan amilosa pada amilum jagung sebesar 24-28% (Rowe et al,

2009).

Dari uji yang dilakukan terhadap kapasitas hidrasi dari tepung

mengindikasikan bahwa tepung jagung dapat menyerap dua kali beratnya

dalam air, kapasitas mengembang menggambarkan peningkatan volume dari

tepung yang ditunjukkan oleh tepung jagung sebesar 16% kemudian diikuti

Page 34: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

oleh tepung terigu 13,9%, hal ini menunjukkan bahwa tepung jagung dapat

menjadi bahan penghancur yang lebih baik dibandingkan tepung terigu dan

jika digabungkan dalam formulasi tablet dapat menghasilkan penghancuran

tablet dengan dua mekanisme yaitu aksi kapiler dan pengembangan

(Olayemi et al, 2008).

c. Laktosa

Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu. Dalam bentuk anhidrat

atau mengandung satu molekul air hidrat. Pemerian serbuk atau masa

hablur, keras, putih susu, putih krem, tidak berbau dan rasa sedikit manis,

stabil di udara tetapi mudah menyerap bau (Anonim, 1995). Laktosa adalah

bentuk disakarida dari karbohidrat yang dapat dipecah menjadi bentuk yang

lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa. Khasiat dan penggunaan

sebagai zat tambahan (Anonim, 1979).

d. Avicel PH-101

Avicel PH-101 adalah nama lain dari mikrokristalin selulosa, yang

secara luas digunakan dalam farmasi sebagai pengikat/pengisi pada

formulasi tablet oral dan kapsul, baik secara granulasi basah maupun

granulasi kering. Avicel merupakan partikel terdepolimerisasi, putih, tidak

berasa, tidak berbau, bentuk serbuk, kristal tersusun atas partikel yang

berpori. Sebagai tambahan kegunaannya sebagai pengikat/pengisi,

mikrokristalin selulosa juga memiliki kemampuan sebagai penghancur dan

pengisi yang membuat bahan ini menjadi sangat berguna dalam proses

Page 35: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pentabletan. Konsentrasi Avicel PH-101 sebagai pengisi pada formulasi

tablet adalah 20–90% (Rowe et al, 2009).

e. Tepung Sagu

Tepung sagu adalah pati yang diperoleh dari pengolahan empulur

pohon sagu (Metroxylon sp.) yang bersih dan baik. Berbentuk serbuk halus,

berbau normal (bebas bau asing), warna putih khas sagu, rasa normal

(Panitia Teknis, 2008). Sebagai pengikat digunakan pati sagu konsentrasi

2%-10% b/v (Satyam et al, 2008).

f. Magnesium Stearat

Magnesium stearat merupakan senyawa magnesium dengan campuran

asam-asam organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari

magnesium stearat dan magnesium palmitat dalam berbagai perbandingan.

Mengandung setara dengan tidak kurang dari 6,8% dan tidak lebih dari

8,3% MgO. Pemerian serbuk halus putih dan voluminous, bau lemah khas,

mudah melekat di kulit, bebas dari butiran. Kelarutan tidak larut dalam air,

dalam etanol, dan dalam eter (Anonim, 1995). Khasiat dan penggunaan

sebagai antasida dan zat tambahan (Anonim, 1979).

g. Talk

Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang

mengandung sedikit aluminium silikat. Pemerian serbuk hablur sangat

halus, putih atau putih kelabu, berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas

dari butiran (Anonim, 1995). Kelarutan tidak larut dalam hampir semua

pelarut. Khasiat dan penggunaan sebagai zat tambahan (Anonim, 1979).

Page 36: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

B. Kerangka Pemikiran

Bahan penghancur adalah suatu bahan yang ditambahkan dalam

penggunaan tablet dengan tujuan membantu tablet hancur sehingga dapat

melepaskan zat aktif yang terkandung di dalamnya untuk dapat menghasilkan

efek. Salah satu bahan penghancur yang dapat digunakan dalam pembuatan tablet

adalah tepung jagung. Bahan ini bekerja sebagai penghancur dengan mekanisme

mengembang ketika kontak dengan cairan tubuh sehingga memudahkan tablet

untuk pecah (Ansel, 1989).

Parasetamol adalah analgetik-antipiretik yang dikenal luas dan banyak

digunakan di Indonesia. Sediaannya terdapat dalam beberapa bentuk, diantaranya

yang banyak digunakan adalah tablet yang lebih memudahkan dalam penggunaan

karena sediaannya kompak dan mudah dibawa sehingga bisa segera digunakan

saat dibutuhkan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan amilum jagung dengan

konsentrasi yang berbeda, kemudian digunakan sebagai bahan penghancur tablet

dengan zat aktif parasetamol untuk mengetahui pengaruh penggunaan amilum

jagung dalam mempengaruhi waktu hancur dan sifat fisis lain dari tablet yang

dihasilkan.

Tablet dibuat dengan formula sesuai yang tertera pada tabel II untuk melihat

pengaruh amilum jagung sebagai bahan penghancur tablet parasetamol. Sebelum

dikempa, dilakukan uji terhadap granul meliputi uji susut pengeringan, waktu alir,

sudut diam, dan pengetapan. Setelah dikempa tablet diuji sifat fisisnya meliputi

keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur. Untuk melihat

Page 37: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

profil pelepasan obat dilakukan uji disolusi. Dilakukan replikasi 3 kali untuk

setiap formula. Kemudian hasil yang didapatkan diuji dengan pendekatan teoritis

menggunakan pustaka yang terkait dan pendekatan secara statistika.

C. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

a. Amilum Jagung dapat digunakan sebagai bahan penghancur tablet

Parasetamol dengan metode granulasi basah.

b. Penggunaan bahan penghancur Amilum Jagung memberikan pengaruh

terhadap hasil uji sifat fisis dan profil disolusi tablet Parasetamol.

Page 38: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium untuk

memperoleh data hasil, dalam penelitian ini digunakan 3 macam variabel yaitu :

1. Variabel bebas : Perbedaan konsentrasi bahan penghancur Amilum

Jagung.

2. Variabel tergantung : Waktu alir, sudut diam, kadar air, pengetapan,

keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu

hancur, hasil disolusi.

3. Variabel terkendali : Metode pembuatan tablet dengan granulasi basah, suhu

dan waktu pengeringan, kedalaman punch, kecepatan

putaran dayung pada alat disolusi dan suhu disolusi.

Dilakukan dalam 3 (tiga) tahap yaitu, tahap pertama yang dilakukan adalah

pembuatan tablet Parasetamol dengan konsentrasi bahan penghancur Amilum

Jagung 6%. Penelitian kedua adalah pembuatan tablet Parasetamol dengan

konsentrasi bahan penghancur Amilum Jagung 8%. Penelitian ketiga adalah

pembuatan tablet Parasetamol dengan konsentrasi bahan penghancur Amilum

Jagung 10%. Selanjutnya dilakukan penelitian uji sifat fisis granul, sifat fisis

tablet, dan uji disolusi tablet.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di 2 (dua) tempat, yaitu Laboratorium Teknologi

Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas

Page 39: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Maret Surakarta dan Laboratorium Kimia Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta. Waktu pelaksanaan

penelitian dari April - Juni 2012.

C. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan adalah neraca analitik (Precisa, BJ 401c), oven

pengering (Memmert, UNB 100), mesin tablet single punch (Shanghai Tianhe

Pharmaceutical Machinery, TDP), hardness tester (Tianjin Guoming Medicinal

Equipment, YD-1), friability tester (Tianjin Guoming Medicinal Equipment, CS-

2), disintegration tester (Tianjin Guoming Medicinal Equipment, BJ-2),

spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu, UV mini 1240), dissolution tester tipe

dayung (Tianjin Guoming Medicinal Equipment, RC-1), mortar, stamper, ayakan

ukuran 16 dan 18 mesh, corong kaca, stopwatch, alat-alat gelas dan alat

pendukung lainnya.

2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah Parasetamol (Brataco, Standar Farmasi),

Amilum Jagung (Brataco, Standar Farmasi), tepung sagu (Teknis), magnesium

stearat (Brataco, Standar Farmasi), talk (Brataco, Standar Farmasi), laktosa

(Brataco, Standar Farmasi), Avicel PH-101 (Agung Jaya, Standar Farmasi),

aquadest, larutan dapar fosfat pH 5,8.

Page 40: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Formula Tablet

Formula yang digunakan untuk membentuk massa granul yang digunakan

dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel II, berikut ini:

Tabel II. Formula Tablet

Komposisi Kandungan per tablet (mg)

Formula I Formula II Formula III

Parasetamol 250 250 250

Avicel PH-101 162 162 162

Laktosa 38 28 18

Amilum Jagung 30 40 50

Mucilago sagu 10% 15 15 15

Talk 2,5 2,5 2,5

Mg Stearat 2,5 2,5 2,5

Berat Total 500 500 500

2. Pembuatan granul

Bahan obat Parasetamol, bahan penghancur (formula I menggunakan

Amilum Jagung 6%, formula II menggunakan Amilum Jagung 8%, formula III

menggunakan Amilum Jagung 10%), Avicel PH-101, dan laktosa dicampur

hingga homogen. Campuran massa homogen ditambahkan mucilago sagu 10%

kedalam campuran bahan sehingga terbentuk massa granul basah. Massa granul

basah kemudian diayak dengan ayakan 16 mesh, dikeringkan dalam oven pada

suhu 60oC selama 3 jam. Granul kering diayak dengan ayakan 18 mesh, dicampur

dengan magnesium stearat dan talk hingga homogen selama 5 menit dengan

kecepatan putaran 45 rpm.

Page 41: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

3. Uji sifat fisik granul

e. Susut Pengeringan (Loss On Drying / LOD)

Seluruh granul basah ditimbang, kemudian dikeringkan dalam oven

bersuhu 60°C selama 3 jam, lalu granul ditimbang dan dihitung dengan

rumus sebagai berikut :

( )

………………. (1)

f. Uji waktu alir

Ditimbang 100 g granul dimasukkan ke dalam corong yang ujung

tangkainya ditutup. Penutup corong dibuka dan granul dibiarkan mengalir

sampai habis. Waktu alir dicatat. Pengujian waktu alir dilakukan sebelum

dan sesudah penambahan bahan pelicin.

g. Sudut diam

Granul sebanyak 100 g dimasukkan ke dalam corong pengukur sudut

diam sampai penuh dan diratakan, tutup dibuka dan granul dibiarkan

mengalir sampai habis. Tinggi dan diameter tumpukan yang terbentuk

diukur, lalu sudut diam dihitung. Sudut diam dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

………………………………………………………………... (2)

h = tinggi kerucut β = sudut diam

r = jari–jari kerucut

h. Uji Pengetapan

Sejumlah granul dimasukkan kedalam volumenometer, kemudian alat

dijalankan dan perubahan volume akibat perlakuan getaran dicatat.

Page 42: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Pengamatan dilakukan setelah volume serbuk tidak mengalami perubahan

lagi yang besarnya dihitung dengan rumus berikut :

……………………………… (3)

Vo = Volume awal granul sebelum perlakuan (ml)

Vt = Volume granul akhir (ml)

4. Pembuatan tablet

Granul yang telah memenuhi persyaratan dalam uji sifat fisisnya dicetak

menjadi tablet. Sebelumnya granul ditambahkan dengan magnesium stearat dan

talk. Campuran tersebut dicetak dengan menggunakan mesin tablet single punch

dengan bobot tiap tablet 500 mg. Tekanan kompresi pada pembuatan tablet diatur

agar bobot tablet yang didapatkan untuk tiap formula sama.

5. Uji sifat fisik tablet

a. Keseragaman bobot

Sejumlah 20 tablet ditimbang satu persatu, dihitung bobot rata-rata tiap

tablet. Untuk tablet dengan bobot lebih dari 300 mg tidak boleh lebih dari

dua tablet yang bobotnya menyimpang dari 5% dari bobot rata-rata dan

tidak satu pun tablet yang menyimpang lebih dari 10% dari rata-ratanya

(Anonim, 1979).

Dihitung harga koevisien variannya dengan rumus :

CV =

………………………………………………………………….. (4)

Keterangan :

CV = koefisien varian X = rata-rata bobot tablet

SD = simpangan baku

Page 43: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b. Kekerasan tablet

Pemerikasaan kekerasan tablet menggunakan alat digital hardness

tester. Dilakukan dengan cara kedalam alat diletakkan sebuah tablet,

tekanan diatur sedemikian rupa, tablet diletakkan dalam posisi kokoh dan

penunjuk berada pada skala 0, lalu skrup diputar dengan kenaikan lambat,

dilakukan terus sampai tablet pecah, tekanan dibaca langsung pada skala

(Voigt, 1994).

c. Kerapuhan tablet

Dua puluh tablet dibersihkan dari partikel halus yang menempel, lalu

ditimbang. Tablet dimasukkan ke dalam friability tester diputar selama 4

menit dengan kecepatan 25 putaran permenit, lalu tablet diambil,

dibersihkan dan ditimbang kembali. Kerapuhan tablet dihitung dengan

rumus:

% Kerapuhan = ( - 2

x100%................................................................... (5)

Keterangan :

M1 = bobot tablet sebelum diuji

M2 = bobot tablet setelah uji

d. Waktu Hancur

Dengan menggunakan disintegration tester dimasukkan 6 buah tablet

ke dalamnya, kemudian alat di atur naik turun secara teratur 30 kali setiap

menit dalam medium air dengan suhu 37°C. Tablet dinyatakan hancur jika

tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa. Waktu yang dibutuhkan

setiap tablet untuk hancur seluruhnya dicatat sebagai waktu hancur tablet.

Page 44: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

6. Uji Disolusi Tablet

a. Penentuan panjang gelombang maksimum

Larutan induk parasetamol dibuat dengan cara sebagai berikut: 200 mg

parasetamol ditimbang seksama lalu dilarutkan dengan larutan dapar fosfat

pH 5,8 hingga 100 ml. Dari larutan ini kemudian diambil 1 ml dan

diencerkan dengan aquadest hingga 100 ml. Larutan ini diamati

absorbansinya pada panjang gelombang 200-300 nm (sesuai dengan panjang

gelombang sinar UV) karena gugus kromofor pada parasetamol akan

menyerap radiasi sinar UV sehingga dapat diketahui panjang gelombang

yang memiliki serapan maksimum.

b. Pembuatan kurva baku

Larutan baku parasetamol dibuat dengan cara sebagai berikut : 200 mg

parasetamol ditimbang seksama lalu dilarutkan dengan larutan dapar fosfat

pH 5,8 hingga 100 ml, lalu larutan ini diambil 1 ml dan diencerkan dengan

aquadest hingga 100 ml. Dari larutan induk parasetamol ini diambil 1 ml; 2

ml; 3 ml; 4 ml; 5 ml; 6 ml; 7 ml; dan 8 ml, masing-masing diencerkan

dengan larutan dapar fosfat pH 5,8 hingga 10 ml. Seri larutan tersebut

diukur serapannya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 243

nm. Dibuat kurva baku antara kadar parasetamol dan serapannya sehingga

diperoleh persamaan regresi linier yang selanjutnya digunakan untuk

menentukan kadar parasetamol dalam uji disolusi.

Page 45: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

c. Uji Disolusi

Uji disolusi sediaan lepas lambat parasetamol menggunakan alat uji

disolusi dengan pengaduk dayung yang dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

1) Medium dapar fosfat pH 5,8 sebanyak 500 ml dimasukkan kedalam

labu disolusi, pengaduk dayung diatur pada kecepatan 50 rpm dengan

jarak pengaduk dayung dari dasar 2,5 ± 0,2 cm. Tablet ditimbang dan

dimasukkan ke dalam labu disolusi. Suhu percobaan dipertahankan

pada kisaran 37 ± 0,5oC.

2) Sampel diambil pada menit ke 5, 15, 30, 45, dan 60 sebanyak 10 ml.

Sampel yang diambil diganti dengan medium disolusi baru dalam

jumlah yang sama sehingga volume medium disolusi tetap.

3) Sampel diukur serapannya dengan spektrofotometer panjang

gelombang maksimum Parasetamol.

E. Analisa Hasil

Analisis data dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Pendekatan secara teoritis

Data yang diperoleh dari pengujian dibandingkan terhadap parameter dari

Farmakope Indonesia dan pustaka lain yang terkait.

2. Pendekatan statistik

Analisis statistik dilakukan dengan metode analisis varian satu jalan

(ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95%. Melalui cara ini diuji apakah antar

formula terdapat perbedaan yang bermakna, dengan membandingkan harga F

Page 46: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

hitung terhadap F tabel. Jika F hitung lebih besar berarti ada perbedaan bermakna

antar formula. Selanjutnya untuk mengetahui formula mana yang berbeda

dilakukan uji Least Significant Difference (LSD). Bila selisih harga rata-rata lebih

besar dari LSD, maka ada perbedaan yang bermakna diantara formula tersebut.

Page 47: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Granul

Penelitian diawali dengan pembuatan granul menggunakan metode

granulasi basah, metode ini dipilih karena bahan-bahan yang digunakan dalam

pembuatan seluruhnya tahan terhadap pemanasan dan dapat menghasilkan granul

yang daya ikat antar partikelnya ditingkatkan dengan penambahan bahan

pengikat.

Secara garis besar, metode granulasi basah yang dilakukan adalah

mencampur zat aktif dan bahan-bahan pembantu pembuatan tablet yang lain

dengan menggunakan bahan pengikat mucilago sagu 10% sampai terbentuk massa

yang elastis. Kemudian untuk menyeragamkan ukuran granul yang dihasilkan,

seluruh massa granul sebelum di keringkan dalam oven diayak menggunakan

ayakan 16 mesh, granul basah ditimbang untuk mengetahui keseluruhan bobot

basah dari granul yang dihasilkan dan dikeringkan dalam oven bersuhu 60°

selama 3 jam. Suhu dan waktu pengeringan dalam pembuatan granul diatur sama

untuk masing-masing formula sebagai kontrol dari granul yang dihasilkan agar

dapat jelas terlihat perbedaan dari bahan penghancur yang digunakan.

Pengeringan bertujuan mengurangi kadar air yang terdapat dalam granul, granul

yang sudah kering diayak dengan ayakan 18 mesh agar diperoleh granul kering

dengan ukuran yang seragam, penyeragaman ukuran granul ini dilakukan untuk

menghindari variasi ukuran granul yang dapat mempengaruhi sifat alir granul

yang nantinya akan mempengaruhi keseragaman bobot dan sifat fisis tablet yang

dihasilkan.

Page 48: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

B. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul

Pemeriksaan sifat fisik granul dilakukan untuk mengetahui kualitas granul

yang dihasilkan sebelum diproses menjadi tablet sehingga diharapkan dapat

menghasilkan tablet dengan mutu yang baik. Pemeriksaan sifat fisis granul

dilakukan sebelum dan sesudah penambahan bahan pelicin, kecuali untuk uji

pengetapan yang dilakukan setelah penambahan bahan pelicin. Sifat fisis granul

yang diuji meliputi susut pengeringan, waktu alir, sudut diam, dan pengetapan.

Hasil pemeriksaan sifat fisis granul ini dapat dilihat pada tabel III berikut ini :

Tabel III. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul

Uji Sifat Fisis Granul FI FII FIII

Susut Pengeringan 26,502 % 25,834 % 26,8 %

Waktu Alir (detik)

-tanpa pelicin 7,15 ± 0,233 8,58 ± 0,193 8,71 ± 0,104

-dengan pelicin 6,53 ± 0,142 7,80 ± 0,139 7,73 ± 0,064

Sudut Diam (°)

-tanpa pelicin 30,52 ± 0,197 33,26 ± 0,862 31,59 ± 0,4

-dengan pelicin 29,17 ± 0,248 31,26 ± 0,755 31,58 ± 0,648

Pengetapan (%) 7,67 ± 1,528 9,33 ± 1,155 8 ± 3,464 Keterangan:

FI : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 6 %

FII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 8 %

FIII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 10 %

- Masing-masing percobaan dilakukan dengan 3x replikasi percobaan.

- Indeks pengetapan dilakukan sampai volume konstan.

1. Susut Pengeringan (LOD)

Uji ini dilakukan untuk melihat seberapa besar bobot air yang hilang antara

sebelum sesudah granul dikeringkan. Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui

perbedaan kehilangan bobot granul akibat penguapan air saat pengeringan granul

yang berpengaruh pada kelembaban antar formula. Hasil yang didapat dari uji

yang dilakukan dapat dilihat pada tabel IV.

Page 49: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel IV. Hasil Pemeriksaan Susut Pengeringan Granul

Formula Berat Granul Basah (g) Berat Granul Kering (g) Susut Pengeringan (%)

FI 157,31 115,62 26,5

FII 156,11 115,78 25,8

FIII 156,42 114,50 26,8 Keterangan:

FI : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 6 %

FII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 8 %

FIII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 10 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, FIII memiliki susut pengeringan

paling besar, FII memiliki susut pengeringan paling kecil dan FI berada ditengah

kedua formula tersebut. Perbedaan susut pengeringan ketiga formula tersebut

dapat mengakibatkan perbedaan kelembaban granul yang nantinya akan

berpengaruh ke proses pentabletan dan proses pengujian selanjutnya. Granul yang

terlampau lembab akan susah mengalir dalam hopper sehingga kurang baik dalam

mengisi ruang kompresi. Sedangkan granul yang terlalu kering ketika dikempa

menjadi kurang kompak sehingga hasil kerapuhan tablet menjadi semakin besar.

2. Uji Waktu Alir

Uji ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan alir granul dalam alat ketika

proses pencetakan tablet. Hasil ini akan mempengaruhi proses pentabletan yang

nantinya akan mempengaruhi keseragaman bobot tablet yang dihasilkan. Hal ini

dikarenakan laju alir granul akan mempengaruhi proses pengisian ruang kompresi

sehingga granul yang memiliki kecepatan alir yang baik nantinya akan memiliki

bobot tablet yang seragam karena volume pengisiannya juga konstan, sehingga

diharapkan tablet yang dihasilkan akan memiliki kandungan yang seragam pula.

Page 50: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Waktu alir granul yang baik adalah tidak kurang dari 10 gram perdetik

untuk 100 gram granul (Parrot, 1971). Perbandingan waktu alir granul sebelum

dan sesudah ditambah pelicin dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4 . Diagram Perbandingan Waktu Alir Granul Parasetamol Sebelum dan Sesudah

Penambahan Bahan Pelicin

Dari diagram diatas, terlihat bahwa ketiga granul dari masing-masing

formula baik sebelum maupun sesudah ditambah bahan pelicin memiliki waktu

alir kurang dari 10 detik sehingga dapat dikatakan memenuhi persyaratan yang

tertera pada literatur. Waktu alir granul sebelum dan sesudah ditambah bahan

pelicin juga memiliki perbedaan sehingga dapat disimpulkan bahan pelicin yang

ditambahkan dapat memperbaiki waktu alir granul menjadi lebih mudah mengalir

daripada sebelum ditambah bahan pelicin. Selain penambahan bahan pelicin,

waktu alir granul juga dipengaruhi oleh ukuran granul, bentuk partikel granul,

jumlah fines, serta kelembaban granul.

Berdasarkan uji statistik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data

terdistribusi normal dengan P>0,05. Selanjutnya dilakukan uji ANOVA satu jalan

7.15

8.58 8.71

6.53

7.8 7.73

0123456789

10

FI FII FIII

Wak

tu A

lir (

de

tik)

Formula

Tanpa Pelicin

Dengan Pelicin

Keterangan:

FI : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 6 %

FII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 8 %

FIII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 10 %

Page 51: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

yang menunjukkan ada perbedaan bermakna waktu alir granul dengan P<0,05

yaitu sebesar 0,00. Selanjutnya dilakukan uji lanjutan (Post Hoc Test) untuk

melihat perbedaan bermakna antar formula granul parasetamol, didapatkan hasil

antara FI dengan FII dan FI dengan FIII terdapat perbedaan bermakna. Hal itu

kemungkinan terjadi karena bentuk partikel dan jumlah fines granul FII dan FIII

berbeda dengan granul FI sehingga dapat disimpulkan bentuk partikel dan jumlah

fines granul berpengaruh terhadap waktu alir granul. Hasil perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3b.

3. Uji Sudut Diam

Sudut diam dikatakan baik bila sudut yang dibentuk antara tinggi puncak

granul dengan dasar granul membentuk sudut kurang dari 30°-39°. Bila sudut

diam ≤ 30° menunjukkan bahwa serbuk dapat mengalir bebas, bila sudut diam

lebih besar atau sama dengan 40° biasanya daya mengalirnya kurang baik

(Lachman et al, 1994). Hasil uji dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Diagram Perbandingan Sudut Diam Granul Parasetamol Sebelum dan Sesudah

Penambahan Bahan Pelicin

30.52

33.26

31.59

29.17

31.26 31.58

27

28

29

30

31

32

33

34

FI FII FIII

Sud

ut

Dia

m (°)

Formula

Tanpa Pelicin

Dengan Pelicin

Keterangan:

FI : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 6 %

FII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 8 %

FIII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 10 %

Page 52: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Dari diagram diatas, terlihat bahwa ketiga granul dari masing-masing

formula baik sebelum maupun sesudah ditambah bahan pelicin memiliki sudut

diam kurang dari 39° sehingga dapat dikatakan memenuhi persyaratan yang

tertera pada literatur. Sudut diam granul sebelum dan sesudah ditambah bahan

pelicin juga memiliki perbedaan sehingga dapat disimpulkan bahan pelicin yang

ditambahkan dapat memperbaiki sifat alir granul menjadi lebih mudah mengalir

dan menurunkan besarnya sudut diam yang dibentuk oleh granul daripada

sebelum ditambah bahan pelicin. Selain penambahan bahan pelicin, sudut diam

granul juga dipengaruhi oleh jumlah fines, ukuran granul, bentuk partikel granul,

kelembaban granul, diameter corong, cara penuangan, dan pengaruh getaran.

Berdasarkan uji statistik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data

terdistribusi normal dengan P>0,05. Selanjutnya dilakukan uji ANOVA satu jalan

yang menunjukkan ada perbedaan bermakna sudut diam granul dengan P<0,05

yaitu sebesar 0,03. Selanjutnya dilakukan uji lanjutan (Post Hoc Test) untuk

melihat perbedaan bermakna antar formula granul parasetamol, didapatkan hasil

antara FI dengan FII dan FI dengan FIII terdapat perbedaan bermakna. Hal itu

kemungkinan terjadi karena bentuk partikel dan jumlah fines granul FII dan FIII

berbeda dengan granul FI sehingga dapat disimpulkan bentuk partikel dan jumlah

fines berpengaruh terhadap sudut diam granul. Hasil perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 3c.

4. Uji Pengetapan

Uji pengetapan menunjukkan penurunan volume granul akibat ketukan dan

hentakan yang diberikan secara konstan terhadap granul. Besarnya indeks

Page 53: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pengetapan menentukan kemampuan granul dalam mengisi ruang antar patikel

dan besarnya volume pemampatan granul ketika diberikan tekanan saat

pengempaan. Indeks pengetapan dikatakan baik bila memiliki harga pengetapan

lebih kecil dari 20% (Lachman et al, 1994). Perbandingan indeks pengetapan

granul antar formula dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Diagram Perbandingan Indeks Pengetapan Granul Parasetamol

Dari diagram diatas, terlihat bahwa ketiga granul dari masing-masing

formula memiliki indeks pengetapan kurang dari 20% sehingga dapat dikatakan

memenuhi persyaratan yang tertera pada literatur. FII memiliki indeks pengetapan

paling besar, FI memiliki indeks pengetapan paling kecil, dan FIII berada

ditengah kedua formula tersebut. Perbedaan indeks pengetapan ini dapat

dimungkinkan disebabkan jumlah fines masing-masing formula yang berbeda,

dimana fines tersebut akan mengisi ruang antar granul sehingga granul menjadi

lebih mampat dan meningkatkan besarnya indeks pengetapan granul. Indeks

7.67

9.33

8

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

FI FII FIII

Ind

eks

Pe

nge

tap

an (

%)

Formula

Pengetapan

Keterangan:

FI : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 6 %

FII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 8 %

FIII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 10 %

Page 54: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

pengetapan granul juga dipengaruhi oleh ukuran granul, bentuk partikel granul,

kelembaban granul, dan kerapuhan granul.

Berdasarkan uji statistik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data

terdistribusi normal dengan P>0,05. Selanjutnya dilakukan uji ANOVA satu jalan

yang menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antar indeks pengetapan

masing-masing formula dengan P>0,05 yaitu sebesar 0,659, sehingga tidak

dilakukan uji lanjutan (Post Hoc Test). Dapat disimpulkan granul antar formula

tablet parasetamol tidak memberikan perbedaan pada uji pengetapan. Hasil

perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3d.

C. Penabletan

Proses pencetakan tablet dilakukan dengan mengontrol kedalaman punch,

tekanan kompresi, dan bobot tablet yang sama untuk ketiga formula. Kedalaman

punch diatur 9,8 mm, tekanan kompresi antara 4-7 kg, dan bobot tablet 500 mg.

Kedalaman punch dan bobot tablet diseragamkan agar tablet yang dihasilkan

memiliki bobot yang seragam dan meskipun terjadi penyimpangan besarnya tidak

akan melampaui range yang diperbolehkan berdasarkan literatur. Tekanan

kompresi diatur 4-7 kg karena tablet nantinya akan mengalami uji disolusi, jika

tablet yang dihasikan kekerasannya lebih rendah dikhawatirkan akan melepaskan

parasetamol terlalu cepat sedangkan jika tablet terlampau keras akan melepaskan

parasetamol terlalu lambat, sehingga pengamatan profil disolusinya akan kurang

optimal.

Page 55: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

D. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet

Pemeriksaan sifat fisis dilakukan untuk mengetahui apakah kualitas tablet

yang dihasilkan sudah memenuhi ketentuan tablet yang baik menurut literatur atau

tidak. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi keseragaman bobot, kekerasan,

kerapuhan, dan waktu hancur tablet. Hasil pemeriksaan sifat fisik yang dilakukan

dapat dilihat pada tabel V berikut ini :

Tabel V. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet Parasetamol

Uji Sifat Fisis Tablet F1 FII FIII

Keseragaman Bobot (mg) 507,85 ± 18,074

(CV = 0,036 %)

513,45 ± 9,817

(CV = 0,019 %)

518,75 ± 10,467

(CV = 0,02 %)

Kekerasan (kg) 3,476 ± 0,756 4,697 ± 0,336 4,633 ± 0,338

Kerapuhan (%) 14,693 ± 4,173 0,42 ± 0,061 0,807 ± 0,137

Waktu Hancur (detik) 414,048 ± 171,603 40,877 ± 21,783 16,970 ± 3,829 Keterangan:

FI : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 6 %

FII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 8 %

FIII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 10 %

- Uji keseragaman bobot dilakukan terhadap 20 tablet dari masing-masing formula.

- Uji kekerasan dan kerapuhan dilakukan dengan 3x replikasi percobaan.

- Uji waktu hancur dilakukan terhadap 6 tablet dari masing-masing formula.

1. Uji Keseragaman Bobot

Keseragaman bobot merupakan uji yang dilakukan untuk melihat

keseragaman sediaan yang dihasilkan. Keseragaman bobot dipengaruhi oleh

tekanan saat pengempaan dan sifat alir granul, karena sifat alir mempengaruhi

kecepatan granul dalam mengisi ruang kompresi sedangkan tekanan saat

pengempaan mempengaruhi pemampatan granul menjadi bentuk yang lebih

kompak.

Suatu tablet tidak bersalut yang memiliki bobot lebih dari 300 mg dikatakan

seragam bila tidak lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang

dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom A yaitu sebesar

Page 56: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

5%, dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya

lebih dari harga yang ditetapkan kolom B yaitu sebesar 10% (Anonim, 1979).

Hasil perhitungan rentang keseragaman bobot dapat dilihat pada tabel VI

dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 4a.

Tabel VI. Hasil Perhitungan Rentang Keseragaman Bobot Tablet Parasetamol

Formula Rentang

Kolom A (5%) Kolom B (10%)

I 482,46 - 533,24 mg 457,07 - 558,64 mg

II 487,78 - 539,12 mg 462,11 - 564,80 mg

III 492,81 - 544,69 mg 466,88 - 570,63 mg Keterangan:

FI : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 6 %

FII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 8 %

FIII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 10 %

Berdasarkan hasil diatas, dapat dilihat bahwa keseragaman bobot dari ketiga

formula memenuhi ketentuan yang tertera pada literatur Farmakope Indonesia

Edisi Ketiga. Selain dengan cara menimbang satu persatu tablet, keseragaman

bobot juga dapat diketahui dengan melihat nilai Coeffisient of Varians (CV) dari

data keseragaman bobot masing-masing formula, dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Diagram Perbandingan CV Keseragaman Bobot Tablet Parasetamol

0.036

0.019 0.02

0

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

0.035

0.04

FI FII FIII

CV

(%

)

Formula

Keterangan:

FI : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 6 %

FII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 8 %

FIII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 10 %

Page 57: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Keseragaman bobot dikatakan baik apabila mempunyai nilai CV kurang dari

5% (Lachman et al, 1994). Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa CV dari

ketiga formula besarnya kurang dari 5%, sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga

formula memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Berdasarkan uji statistik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data

terdistribusi normal dengan P>0,05. Selanjutnya dilakukan uji ANOVA satu jalan

yang menunjukkan P<0,05 yaitu sebesar 0,042, sehingga perlu dilakukan uji

lanjutan (Post Hoc Test) untuk melihat perbedaan bermakna antar formula tablet

parasetamol. Didapatkan hasil antara FI dengan FIII terdapat perbedaan

bermakna. Hal itu kemungkinan terjadi karena waktu alir granul dan tenaga yang

digunakan saat proses pengempaan FIII berbeda dengan FI dan FII. Hasil

perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4a.

2. Uji Kekerasan

Kekerasan merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan tablet

dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan, dan terjadi

keretakan tablet selama pembungkusan dan pengangkutan. Tablet yang baik

memiliki kekerasan antara 4-8 kg (Parrot, 1971). Jika suatu tablet terlalu keras

maka air akan sukar masuk melalui pori-pori tablet sehingga tablet menjadi sukar

hancur, sebaliknya bila terlalu rendah kekerasannya maka tablet akan menjadi

rapuh.

Dari diagram pada gambar 8, terlihat bahwa FII dan FIII memiliki

kekerasan >4 kg, sedangkan FI memiliki kekerasan <4 kg, sehingga hanya FII dan

Page 58: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

FIII yang memenuhi persyaratan yang tertera pada literatur. FII memiliki rata-rata

kekerasan paling tinggi, diikuti FIII dan terakhir FI.

Gambar 8. Diagram Perbandingan Kekerasan Antar Formula Tablet Parasetamol

Perbedaan kekerasan tablet ini dapat disebabkan karena jumlah fines

masing-masing formula yang berbeda, dimana fines tersebut akan mengisi ruang

antar granul sehingga granul menjadi lebih mampat dan meningkatkan kekerasan

tablet yang dihasilkan. Kekerasan tablet juga dipengaruhi oleh tekanan saat

pengempaan dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan tablet akan berpengaruh

terhadap kerapuhan tablet, semakin rendah kekerasan tablet maka semakin tinggi

kerapuhannya.

Berdasarkan uji statistik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data

terdistribusi normal dengan P>0,05. Selanjutnya dilakukan uji ANOVA satu jalan

yang menunjukkan P<0,05 yaitu sebesar 0,000, sehingga perlu dilakukan uji

lanjutan (Post Hoc Test). Didapatkan hasil antara FI dengan FII dan FI dengan

FIII terdapat perbedaan bermakna, sedangkan FII dengan FIII tidak ada perbedaan

bermakna. Hal itu kemungkinan terjadi karena konsentrasi bahan penghancur

3.476

4.697 4.633

00.5

11.5

22.5

33.5

44.5

5

FI FII FIII

Ke

kera

san

(kg

)

Formula Keterangan:

FI : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 6 %

FII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 8 %

FIII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 10 %

Page 59: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

paling optimal adalah 8%. Selain itu jumlah bahan pengikat yang ditambahkan

dan tenaga yang diberikan saat proses pengempaan tablet juga berpengaruh

terhadap kekerasan tablet parasetamol. Hasil perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 4b.

3. Uji Kerapuhan

Kerapuhan menunjukkan ketahan tablet dalam melawan tekanan mekanik

terutama goncangan dan pengikisan. Uji kerapuhan berhubungan dengan

kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada permukaan tablet. Semakin besar

harga persentase kerapuhan, maka semakin besar massa tablet yang hilang. Nilai

kerapuhan >1% dianggap kurang baik (Banker and Anderson, 1986). Hasil uji

kerapuhan dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Diagram Perbandingan Kerapuhan Antar Formula Tablet Parasetamol

Dari diagram diatas, terlihat bahwa FII dan FIII memiliki kerapuhan kurang

dari 1%, sedangkan FI memiliki kerapuhan lebih dari 1%, sehingga dapat

dikatakan hanya FII dan FIII yang memenuhi persyaratan yang tertera pada

literatur. FII memiliki rata-rata kerapuhan paling rendah, FI memiliki kerapuhan

14.693

0.42 0.807

0

2

4

6

8

10

12

14

16

FI FII FIII

Ke

rap

uh

an (

%)

Formula

Keterangan:

FI : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 6 %

FII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 8 %

FIII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 10 %

Page 60: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

paling besar, dan FIII berada ditengah kedua formula tersebut. Perbedaan

kerapuhan tablet ini dipengaruhi oleh tekanan saat pengempaan dan kekerasan

tablet. Jika tekanan yang diberikan saat proses pengempaan kurang maka tablet

yang dihasilkan akan rapuh dan kurang kompak. Tablet yang kekerasannya

rendah menyebabkan tablet kurang mampu menahan putaran yang diberikan saat

pengujian tablet sehingga berpengaruh terhadap semakin tingginya kerapuhan

tablet.

Berdasarkan uji statistik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data

terdistribusi normal dengan P>0,05. Selanjutnya dilakukan uji ANOVA satu jalan

yang menunjukkan ada perbedaan bermakna kerapuhan tablet antar formula

dengan P<0,05 yaitu sebesar 0,001, sehingga perlu dilakukan uji lanjutan (Post

Hoc Test). Didapatkan hasil antara FI dengan FII dan FI dengan FIII terdapat

perbedaan bermakna, sedangkan antara FII dengan FIII tidak terdapat perbedaan

bermakna. Hal itu kemungkinan terjadi karena konsentrasi bahan penghancur

yang berbeda dan kekerasan tablet yang dihasilkan dari ketiga formula tersebut

berpengaruh pada hasil uji. Selain itu, tenaga yang digunakan pada proses

pengempaan kemungkinan berbeda sehingga memperngaruhi hasil kerapuhan

tablet. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4c.

4. Uji Waktu Hancur

Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur

menjadi granul / partikel penyusunnya sehingga mampu melewati ayakan no.10

yang terdapat dibagian bawah alat uji disintegration tester. Uji ini tidak menjamin

bahwa partikel-partikel granul akan melepaskan bahan obat dalam larutan dengan

Page 61: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

kecepatan yang seharusnya (Lachman et al, 1994). Kecuali dinyatakan lain, waktu

untuk menghancurkan tablet tidak bersalut adalah 15 menit (Anonim, 1979). Hasil

uji waktu hancur dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Diagram Perbandingan Waktu Hancur Antar Formula Tablet Parasetamol

Dari diagram diatas, terlihat bahwa ketiga formula memiliki waktu hancur

kurang dari 15 menit, sehingga dapat dikatakan ketiga formula memenuhi

persyaratan yang tertera pada literatur. FIII memiliki rata-rata waktu hancur paling

cepat, FII berada di antara FIII dan FI, sedangkan FI memiliki waktu hancur

terlama. Perbedaan waktu hancur tablet ini menunjukkan bahwa perbedaan

konsentrasi bahan penghancur amilum jagung yang diberikan mampu

mempengaruhi waktu hancur tablet parasetamol. Pada FI, dapat juga memberikan

hasil yang berbeda karena bahan penghancur yang ditambahkan memiliki kadar

yang rendah sehingga fungsinya berubah menjadi bahan pengikat, mengingat

amilum jagung selain memiliki amilosa yang berperan dalam penghancuran tablet

414.048

40.877 16.97

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

FI FII FIII

Wak

tu H

ancu

r (d

eti

k)

Formula

Keterangan:

FI : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 6 %

FII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 8 %

FIII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 10 %

Page 62: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

juga memiliki amilopektin yang berperan dalam pengikatan antar partikel dalam

tablet. Selain karena perbedaan konsentrasi bahan penghancur yang ditambahkan,

waktu hancur juga dipengaruhi oleh sifat fisis tablet yang lain seperti kekerasan,

bahan pengikat, bahan pelicin, dan kekuatan kempa tablet saat pembuatan.

Semakin tinggi kekerasan tablet maka waktu hancurnya semakin lama dan

semakin rendah kekerasan suatu tablet maka waktu hancurnya semakin cepat.

Bahan pelicin yang ditambahkan mempengaruhi waktu hancur karena kebanyakan

bahan pelicin bersifat hidrofob sehingga penambahan bahan pelicin yang

berlebihan akan memperlambat waktu hancur tablet. Kerapuhan tablet juga

mempengaruhi, semakin tinggi kerapuhan tablet maka semakin cepat, akan tetapi

dalam penelitian ini yang terjadi adalah kebalikannya dimana tablet formula 1

yang memiliki kerapuhan paling tinggi justru memiliki waktu hancur paling lama.

Hal ini dikarenakan penggunaan amilum jagung sebagai bahan penghancur,

dimana bahan ini ketika berinteraksi dengan air akan menyerap air di sekitarnya

melalui dua mekanisme, yaitu aksi kapiler (melalui celah yang ada dalam tablet)

dan pengembangan. Mekanisme pengembangan ini terjadi ketika mengalami

kontak dengan air, amilum jagung akan mampu menyerap air dua kali dari

bobotnya dalam air, kemudian volume amilum jagung akan meningkat yang

mengakibatkan bahan ini mengembang dan segera membantu pemecahan tablet

(Olayemi et al, 2008). Karena FI yang memiliki konsentrasi bahan penghancur

paling rendah maka formula inilah yang memiliki waktu hancur paling lama.

Berdasarkan uji statistik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data

terdistribusi normal dengan P>0,05. Selanjutnya dilakukan uji ANOVA satu jalan

Page 63: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

yang menunjukkan ada perbedaan bermakna waktu hancur tablet antar formula

dengan P<0,05 yaitu sebesar 0,000, sehingga perlu dilakukan uji lanjutan (Post

Hoc Test). Didapatkan hasil antara FI dengan FII dan FI dengan FIII terdapat

perbedaan bermakna. Hal itu dapat terjadi karena konsentrasi bahan penghancur

FII dan FIII lebih tinggi dari FI sehingga dapat disimpulkan penambahan

konsentrasi amilum jagung diatas 6% (lebih tinggi dari FI) berpengaruh terhadap

waktu hancur tablet parasetamol. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 4d.

E. Uji Disolusi Tablet

Uji ini dimaksudkan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan

disolusi yang tertera pada masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan

kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Jenis alat uji

disolusi yang dipakai ada 2 tipe yaitu tipe dayung dan keranjang (Anonim, 1995).

Tujuan dilakukannya uji disolusi in vitro yaitu untuk menunjukkan pelepasan obat

dari tablet, bila dapat mendekati 100% dan laju pelepasan obat seragam pada

setiap batch harus sama dengan laju pelepasan dari batch yang telah dibuktikan

memiliki bioavailabilitas dan efektif secara klinis (Lachman et al, 1994). Dalam

penelitian ini medium yang digunakan adalah dapar fosfat pH 5,8 dengan suhu

37°C ± 0,5°C, dengan alat uji tipe 2 (tipe dayung), kecepatan putaran dayung 50

rpm dan waktu yang dibutuhkan 60 menit.

1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Penentuan ini dilakukan untuk mendapatkan nilai absorbansi maksimum

dari parasetamol dimana pada panjang gelombang maksimum akan digunakan

Page 64: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

sebagai panjang gelombang untuk menganalisa keseluruhan sampel yang akan di

teliti. Hasil dari penentuan panjang gelombang maksimum di dapat pada 243 nm,

untuk lebih jelasnya lihat lampiran 5a.

2. Penentuan Kurva Baku Parasetamol

Kurva baku parasetamol dibuat dari 200 mg parasetamol yang dilarutkan

dalam dapar fosfat pH 5,8 kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan dalam 100 ml

dapar fosfat, selanjutnya dibuat satu seri larutan dengan kadar 1, 2, 4, 6, 8, 10, dan

12 ppm (untuk lebih jelasnya lihat lampiran 5b). Masing-masing larutan diukur

serapannya pada panjang gelombang maksimum parasetamol dan hasilnya

digunakan untuk memperoleh nilai r = 0,9987 dan persamaan y = 0,0522x +

0,1608. Kurva baku parasetamol dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Kurva Baku Tablet Parasetamol

3. Profil Disolusi Tablet Parasetamol

Profil disolusi mewakili suatu zat kimia atau senyawa obat dari tablet untuk

melarut dalam suatu medium tertentu. Dari ketiga formula yang digunakan akan

dibandingkan untuk melihat formula yang memiliki profil disolusi yang

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

0 2 4 6 8 10 12

Ab

sorb

ansi

Kadar (ppm)

y = 0,0522x + 0,1608 r = 0,9987

Page 65: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

memenuhi literatur, dalam hal ini dipersyaratkan dalam waktu 30 menit tidak

kurang 80% parasetamol (C8H9NO2) yang tertera pada etiket harus sudah melarut

(Anonim, 1990).

Pengambilan sampel dilakukan pada menit ke 5, 15, 30, 45, dan 60

sebanyak 10 ml. Sampel yang diambil diganti dengan medium disolusi baru dalam

jumlah yang sama sehingga volume medium disolusi tetap. Sampel tersebut

diencerkan dengan pengenceran yang sesuai sehingga absorbansinya dapat terbaca

pada panjang gelombang 243 nm.

Kemudian profil disolusi ketiga formula digambarkan dalam kurva antara

waktu (menit) vs konsentrasi (%), dapat dilihat pada gambar 12 dan keterangan

lebih jelasnya pada lampiran 6.

Gambar 12. Profil Disolusi Tablet Parasetamol

Dari kurva diatas dapat terlihat bahwa hanya FII dan FIII yang memenuhi

persyaratan pada literatur dengan melepaskan zat aktif lebih dari 80% pada menit

ke-30. Hal ini menunjukkan pengaruh dari penambahan bahan penghancur

amilum jagung, dimana dapat disimpulkan bahwa pada konsentrasi lebih tinggi

0102030405060708090

100110

0 5 15 30 45 60

Ko

nse

ntr

asi (

%)

Waktu (menit)

FI

FII

FIII

Keterangan:

FI : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 6 %

FII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 8 %

FIII : Formula tablet dengan bahan penghancur amilum jagung 10 %

Page 66: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

dari 6% amilum jagung efektif digunakan sebagai bahan penghancur tablet. Pada

konsentrasi amilum jagung lebih tinggi maka bahan ini akan lebih efektif

meningkatkan pemecahan tablet menjadi granul untuk kemudian melepaskan zat

aktif yang dikandungnya.

Pada konsentrasi bahan penghancur amilum jagung 6% tablet hanya mampu

dipecah menjadi granul, hingga menit ke-60 bentuk ini tetap sehingga tablet

kurang optimal dalam melepaskan zat aktif yang dikandungnya. Pada konsentrasi

bahan penghancur amilum jagung sebesar 8 dan 10 % tablet mampu dipecah

menjadi granul yang kemudian dalam prosesnya dipecah lagi menjadi partikel

lebih kecil yang dapat larut dalam medium uji sehingga lebih optimal dalam

melepaskan zat aktif yang dikandungnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju disolusi yaitu :

1. Faktor yang berkaitan dengan sifat fisikokimia obat, sifat-sifat fisikokimia dari

obat yang mempengaruhi laju disolusi meliputi kelarutan, bentuk kristal,

bentuk hidrat solvasi dan kompleksasi serta ukuran partikel.

2. Faktor yang berkaitan dengan formulasi sediaan, seperti bentuk sediaan, bahan

pembantu dan cara pengolahan. Pengaruh bentuk sediaan pada laju disolusi

tergantung pada kecepatan pelepasan bahan aktif yang terkandung didalamnya.

Penggunaan bahan pembantu dalam proses formulasi mungkin akan

menghambat atau mempercepat laju disolusi.

3. Faktor yang berkaitan dengan alat uji dan parameter uji, dipengaruhi oleh

lingkungan selama percobaan yang meliputi kecepatan pengadukan, suhu

medium, pH medium, dan metode uji yang dipakai (Syukri, 2002).

Page 67: STUDI PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG SEBAGAI …/Studi... · dikenal luas sebagai analgetik-antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk ... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penambahan amilum jagung sebagai bahan penghancur tablet parasetamol

pada konsentrasi diatas 6% dapat mempengaruhi hasil uji sifat fisis dan profil

disolusi tablet parasetamol dengan meningkatkan waktu hancur menjadi

kurang dari 1 menit dan menghasilkan tablet yang mampu melepaskan

parasetamol dari tablet dengan pelepasan obat pada menit ke-30 sebesar

86,904 % untuk Formula II (8% amilum jagung) dan 96,828 % untuk

Formula III (10% amilum jagung).

2. Amilum jagung efektif digunakan sebagai bahan penghancur tablet

parasetamol dengan metode granulasi basah dengan konsentrasi diatas 6%.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas, penulis menyarankan perlu adanya penelitian lebih

lanjut mengenai optimasi penggunaan bahan penghancur amilum jagung serta

penggunaannya dengan kombinasi bahan pengikat dan bahan aktif yang lain.