studi kasus.docx

Upload: no-viera-ristianingrum

Post on 04-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Studi KasusA. Identifikasi Proyek1. Informasi Umum Proyek Nama Proyek: Construction Work UI Hospital Package I Durasi Proyek: 24 bulan ( 16 Oktober 2013 15 Oktober 2015) Luas Bangunan: 87.082 m (terdiri dari Rumah Sakit, Rumah Energi dan Jalan)Biaya Kontrak : Rp 542 MSistem Kontrak : Lumpsum Fixed PriceKeterangan Teknis:1.Gedung di desain sebagai bangunan tahan gempa2.Terdiri dari 20 lapis struktur kolom, pelat, dan balok3.Lantai pit floor diperuntukkan bagi penempatan base isolator2. Pihak-Pihak yang TerlibatOwner : Universitas IndonesiaKonsultan : Konsultan Perencana Desain UNECO Internation incKonsultan Perencana Administrasi : NikonKonsultan Pengawas : Cakra Mandilingan Jaya Kontraktor : PT. Wijaya KaryaB. Pengecoran dan Pengamatan Base isolator Pada Proyek Rumah SakitPengecoran pada proyek Rumah Sakit UI paling banyak dilakukan dengan menggunakan beton readymix, berkerjasama dengan perusahaan beton seperti; Pioner, Adhimix, dan Merah Putih. Sistem pengecoran dilakukan dengan menggunakan beskisting dan perancah. Item pengecoran meliputi kolom, balok, plat, tangga, serta konstruksi struktur lainnya. Struktur yang dicor dibagi menjadi dua : 1. Struktur lantai basement sampai lantai 4 menggunakan beton dengan kekuatan K-300 (fc 29) dan 2. Struktur lantai 4-16 atau disebut podium menggunakan kekuatan K-350 (fc 33,2).

1. Pengecoran

Studi Kasus:Pengecoran terlambat dikarenakan pengiriman material yang tidak sesuai jadwal yang mengakibatkan keterlambatan pengecoran strukturPembahasan :Pengecoran dilakukan bisanya pada saat malam kendala jarak anatara batchingplant dengan proyek jauh. Solusi :Penjadwalan yang sudah ada harus selalu dikoordinasikan kepada subkon beton sehingga pengecoran dapat dilaksanakan dengan lancar sesuai jadwal2. PengecoranStudi Kasus:Pengecoran struktur atas khusunya podium ke atas dilakukan dengan menggunakan tremi sehingga memperlambat waktu pengerjaan beton Pembahasan :Pengecoran struktur beton Solusi :Permasalahan tersebut ditanggulangi dengan menambah mutu dari k-350 menjadi K-400 ini dikarenakan penambahan air yang dilakukan pelaksana agar beton tidak setinng mempengaruhi kualitas beton.3. PengecoranStudi Kasus :Keterlambatan pengecoran beton yang menggunakan tremi berdampak pada pengerasan beton.Pembahasan :Pengerasan beton sangat dihindari pada saat pengecoran. Karena jika beton mulai mengeras maka beton tidak akan bisa rata saat dicor, baik pada saat mengecor lantai maupun mengecor balok. Solusi :Gunakan Pompa Kodok untuk mempercepat sampainya beton khusunya ke lantai tower. Penggunaan pompa kodok dapat menjadi solusi karena kekuatan dorong dari pompa kodok lebih besar sehingga pengecoran dapat efektif dan efisien. 4. Base IsolatorStudi Kasus :Pada saat pengujian base isolator angka pengujian pada spesifikasi adalah 60 namun pada pengujian hasilnya antara 15-20?

Pembahasan :Base isolator terdapat 168 titik dengan dimensi 800, 1100, 1200, 1300 mm (diameter rubber). Hasil defleksi sebesar 60 biasa digunakan di standar jepang.

Solusi :Setelah pengujian dilakukan, hasil itu tetap digunakan karena standar gempa di Indonesia lebih rendah dari pada di Jepang.5. Base IsolatorStudi Kasus :Pemasangan lapisan pedestal dibawah base isolator tidak rata?

Pembahasan :Pedestal adalah tumpuan dibawah base isolator yang terdapat kurang lebih rata 20 buah dalam satu base isolator. Ketinggian base isolator tidak ditentukan, namun semakin rendah baseisilator makan momen semakin kecil. Leveling pada pedestal pada saat ada gempa base isolator dapat berfungsi tanpa permukaan yang rata, base isolator tidak akan berfungsi.

Solusi :Jika lapisan pedestal atau alas base isolator tidak rata maka diratakan dengan cara digrouting.