studi kasus : penerapan outsourcing sistem informasi pada...

21
Disusun sebagai Makalah Ujian Akhir Triwulan ke-1 Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen OUTSOURCING SISTEM INFORMASI Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada Perusahaan Microsoft Coorporation Oleh: Ista Krisna Marla Lusda [p056132241.51] Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc (CS) MAGISTER MANAJEMEN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

Upload: tranhanh

Post on 06-Feb-2018

333 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Disusun sebagai Makalah Ujian Akhir Triwulan ke-1

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

OUTSOURCING SISTEM INFORMASI

Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada

Perusahaan Microsoft Coorporation

Oleh:

Ista Krisna Marla Lusda

[p056132241.51]

Dosen:

Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc (CS)

MAGISTER MANAJEMEN BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 2: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

2

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat

dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan

judul “Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada Perusahaan Microsoft

Coorporation” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai makalah ujian

akhir Triwulan ke-1, mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, Program Magister

Manajemen dan Bisnis, MB-IPB. Makalah ini membahas kajian tentang

penerapan outsourcing dalam pengembangan sistem informasi yang

diimplementasikan pada perusahaan IT terkenal, Microsoft Coorporation. Ruang

lingkup pembahasan meliputi outsourcing sistem informasi yang telah diterapkan

oleh Microsoft Coorporation.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan

kelemahannya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan

Penulis. Oleh sebab itu, Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk

menyempurnakan makalah ini. Akhir kata, Penulis menyampaikan terima kasih

yang sebesar-besarnya atas segala bantuan pengajaran dan arahan yang telah

diberikan oleh Bapak Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc (CS). Sehingga makalah ini

dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh

dari tingkat sempurna. Namun, dengan segala keterbatasan yang ada, Penulis

mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

membutuhkan guna memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan khususnya

dalam bidang outsourcing sistem informasi.

Page 3: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

1. PENDAHULUAN 4

1.1. Latar Belakang 4

1.2. Tujuan 4

2. DESKRIPSI PERUSAHAAN 5

2.1. Sejarah Microsoft Coorporation 5

2.2. Pendiri Microsoft 6

3. LANDASAN TEORI 9

3.1. Outsourcing 9

3.2. Tipe-Tipe Outsourcing 11

3.3. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Outsourcing 12

4. PEMBAHASAN 15

4.1. Outsourcing Pada Microsoft Coorporation 15

4.2. Kegagalan Outsourcing Pada Microsoft Coorporation 17

KESIMPULAN 20

DAFTAR PUSTAKA 21

Page 4: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

4

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berkembangnya zaman dewasa ini adalah salah satu dampak dari

berkembangnya teknologi. Perkembangan teknologi tersebut tidak dapat

dilepaskan dari fungsi sistem informasi yang menopangnya. Sistem informasi

yang lebih baik adalah suatu sistem terpadu atau kombinasi teratur dari seluruh

elemen yang ada, baik individu, hardware, software maupun jaringaan

komunikasi, untuk meyediakan informasi yang berguna dalam mendukung

kegiatan operasional dan fungsi pengambilan keputusan dari sebuah organisasi.

Sistem informasi yang ada pada teknologi tidak hanya dimanfaatkan manusia

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, melainkan juga dilirik oleh beberapa

perusahaan besar sebagai sebuah peluang untuk mengembangkan perusahaan

menjadi lebih efisien. Sistem informasi dapat membantu segala jenis bisnis dalam

meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses bisnis yang dijalankan, pengambilan

keputusan manjerial, kerjasama kelompok kerja hingga dapat memperkuat posisi

kompetitif perusahaan dalam pasar yang dinamis. Strategi yang efisien tentu saja

mengarahkan perusahaan kepada keuntungan yang optimal. Terkait dengan hal

ini, pengelolaan sumber daya informasi memegang peranan penting yang dapat

menunjang suksesnya sebuah bisnis yang digeluti oleh perusahaan.

Dalam sebuah perusahaan, pengelolaan sumber daya informasi biasanya

disebut dengan Sistem Informasi Sumber Daya Informasi (Information Resources

Information System). Sistem ini merupakan bagian dari sistem informasi yang

bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi, memproses,

serta menyediakan informasi dalam format tepat yang akan dipergunakan dalam

proses pengambilan keputusan. Pihak perusahaan dapat menyerahkan tugas

pengembangan dan pelaksanaan serta perawatan sistem informasi kepada pihak

ketiga (outsourcing). Dengan cara lain, perusahaan juga bisa merancang atau

membuat sendiri sistem informasi yang dibutuhkan dan menentukan pelaksana

sistem informasi tersebut (insourcing). Dengan alasan utama peningkatan efisiensi

perusahaan, outsourcing sering ditempuh sebagai jalan untuk menyelesaikan

beberapa masalah yang timbul dalam suatu organisasi teknologi informasi

(kartawijaya, 2003).

1.2. Tujuan

Tujuan penulisan makalah Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada

Perusahaan Microsoft Coorporation ini adalah untuk memaparkan outsourcing

dalam sistem informasi manajemen pada Microsoft Coorporation.

Page 5: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

5

2. DESKRIPSI PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Microsoft Coorporation

Microsoft adalah sebuah perusahaan multinasional Amerika Serikat yang

berkantor pusat di Redmond,Washington, Amerika Serikat yang mengembangkan,

membuat, memberi lisensi, dan mendukung beragam produk dan jasa terkait

dengan komputer. Perusahaan ini didirikan oleh Bill Gates dan Paul Allen pada

tanggal 4 April 1975. Microsoft merupakan pembuat perangkat lunak terbesar di

dunia menurut pendapatannya. Microsoft juga merupakan salah satu perusahaan

paling bernilai di dunia. Perusahan ini berhasil mendominasi pasar sistem

operasi komputer pribadi dengan MS-DOS-nya pada pertengahan 1980-an, diikuti

dengan jajaran sistem operasi Microsoft Windows. Penawaran umum

perdana Microsoft tahun 1986, dan kenaikan tajam harga sahamnya, menciptakan

tiga miliuner dan 12.000 jutawan di kalangan karyawan Microsoft. Sejak 1990-an,

perusahaan ini semakin terdiversifikasi dari pasar sistem operasi dan

telah melakukan sejumlah akuisisi perusahaan. Pada bulan Mei 2011, Microsoft

membeli Skype Technologies senilai $8,5 miliar dan menjadi akuisisi termahal

sepanjang sejarah Microsoft.

Tahun 2012, Microsoft adalah pendominasi pasar sistem operasi PC dan

pasar perangkat lunak perkantoran (bersama Microsoft Office). Perusahaan ini

juga memproduksi serangkaian perangkat lunak untuk desktop dan server, dan

aktif di sejumlah bidang seperti pencarian Internet (Bing), industri permainan

video (konsol Xbox dan Xbox 360), pasar layanan digital (MSN), dan telepon

genggam (Windows Phone OS). Bulan Juni 2012, Microsoft mengumumkan

bahwa mereka akan memasuki pasar vendor PC untuk pertama kalinya melalui

peluncuran komputer tablet Microsoft Surface. Pada tahun 1990-an, para kritikus

mulai menuduh bahwa Microsoft menjalankan praktik bisnis monopolistik dan

strategi anti-persaingan, termasuk penolakan persetujuan dan pengikatan,

membuat batasan yang tidak masuk akal dalam penggunaan perangkat lunaknya,

dan melakukan taktik pemasaran yang tidak representatif; baik Departemen

Kehakiman AS dan Komisi Eropa menyatakan perusahaan ini melanggar

hukum antitrust. Monopoli Microsoft sempat terganggu pada awal tahun 1990-an.

Muncul dua ancaman, yaitu Netscape, sebuah browser internet dan Java, sebuah

bahasa pemrograman komputer. Internet adalah sebuah jaringan di mana

informasi digital, gambar-gambar, suara, teks, dan data-data digital lainnya dapat

dikirim dari satu komputer ke komputer lain. Untuk bisa menggunakan data-data

tersebut, komputer pemakai harus terhubung ke internet dan memiliki program

yang disebut browser. Browser mengambil data digital yang diperoleh lewat

internet dan mengubahnya menjadi gambar atau tulisan yang dapat ditampilkan di

layar komputer atau menjadi suara yang bisa didengarkan melalui speaker.

Namun, browser tidak hanya mampu menampilkan data digital melalui internet,

tetapi juga mampu menjalankan perintah-perintah program perangkat lunak.

Netscape, perusahaan yang menjual browser bernama Navigator pada tanggal 15

Desember 1994, dengan meraih 70 persen pasar browser.

Page 6: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

6

Strategi bisnis Microsoft yang agresif telah mengakibatkan beberapa

penyelidikan pemerintah, termasuk tuntutan hukum federal pada tahun 1998 di

mana Microsoft dinyatakan telah secara ilegal menggunakan kekuatan

monopolinya untuk mengalahkan pesaingnya. Melalui aksi banding dan negosiasi,

Microsoft telah mengurangi pengaruh dari keputusan ini pada pengoperasian

perusahaan dan status keuangannya. Microsoft menjual beragam produk software.

Banyak dari produk tersebut dikembangkan secara internal, misalnya Microsoft

Basic. Beberapa produk dibeli dari pihak lain lalu dimerek ulang oleh Microsoft

untuk distribusinya, seperti Microsoft Project, sebuah program manajemen projek;

Visio, sebuah program pentabelan; DoubleSpace; Virtual PC yang dibeli dari

Connectix; dan bahkan MS-DOS sendiri, yang menjadi awal kesuksesan

Microsoft dalam dunia pembuatan dan pemasaran perangkat lunak.

2.2. Pendiri Microsoft

William Henry Bill Gates III lahir di Seattle, Washington, 28 Oktober 1955,

umur 56 tahun adalah seorang tokoh bisnis, investor, filantropis, penulis asal

Amerika Serikat, serta mantan CEO yang saat ini menjabat sebagai ketua

Microsoft, perusahaan perangkat lunak yang ia dirikan bersama Paul Allen. Gates

menduduki peringkat tetap di antara orang-orang terkaya di dunia dan menempati

peringkat pertama sejak 1995 hingga 2009. Selama karirnya di Microsoft, Gates

pernah menjabat sebagai CEO dan kepala arsitek perangkat lunak, dan masih

menjadi pemegang saham perorangan terbesar dengan lebih dari 8 persen saham

umum perusahaan. Gates termasuk salah seorang pengusaha revolusi komputer

pribadi terkenal di dunia. Beberapa orang dalam industrinya mengkritik taktik

bisnis Gates yang dianggap anti-kompetitif. Pada tahap-tahap akhir karirnya,

Gates melakukan beberapa usaha filantropi dengan menyumbangkan sejumlah

besar dana ke berbagai organisasi amal dan program penelitian ilmiah melalui Bill

& Melinda Gates Foundation yang didirikan tahun 2000. Gates mengundurkan

diri sebagai pejabat eksekutif tertinggi Microsoft pada bulan Januari 2000. Ia

masih menjabat sebagai ketua dan membentuk jabatan kepala arsitek perangkat

lunak. Pada Juni 2006, Gates mengumumkan bahwa ia akan bekerja paruh waktu

di Microsoft dan purna waktu di Bill & Melinda Gates Foundation. Gates secara

bertahap melimpahkan semua pekerjaannya kepada Ray Ozzie, kepala arsitek

perangkat lunak, dan Craig Mundie, pejabat riset dan strategi tertinggi Microsoft.

Hari kerja purna waktu terakhir Gates di Microsoft adalah 27 Juni 2008. Ia masih

bekerja di Microsoft sebagai ketua non-eksekutif.

2.3. Perkembangan Microsoft

Perusahaan ini dijalankan oleh dewan direktur yang terdiri dari orang-orang

luar perusahaan, sebagaimana perusahaan-perusahaan yang diperdagangkan

publik. Anggota dewan direktur Microsoft pada bulan Juni 2010 adalah: Steve

Ballmer, Dina Dublon, Bill Gates (chairman), Raymond Gilmartin, Reed

Page 7: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

7

Hastings, Maria Klawe, David Marquardt, Charles Noski, dan Helmut Panke.

Anggota dewan dipilih setiap tahun dalam rapat umum pemegang saham tahunan

dengan sistem suara mayoritas. Ada lima komite di dalam dewan yang

bertanggung jawab atas urusan-urusan yang lebih spesifik. Komite-komite

tersebut adalah Audit Committee, yang mengurus akuntansi, termasuk audit dan

pelaporan; Compensation Committee, yang menyetujui kompensasi untuk CEO

dan karyawan perusahaan lainnya; Finance Committee, yang menangani urusan

keuangan seperti mengusulkan merger dan akuisisi; Governance and Nominating

Committee, yang menangani berbagai urusan perusahaan, termasuk pencalonan

anggota dewan; dan Antitrust Compliance Committee, yang berupaya mencegah

perusahaan melanggar hukum antitrust.

Ketika Microsoft membuka diri ke publik dan melakukan penawaran umum

perdana pada tahun 1986, harga saham pembukanya adalah $21. Harga saham

Microsoft mencapai puncaknya pada tahun 1999 di level $119 ($60,928 jika

disesuaikan dengan pembagian). Perusahaan ini mulai menawarkan dividen pada

16 Januari 2003, dimulai dari 8 sen per lembar untuk tahun fiskal, diikuti dengan

dividen 16 sen per lembar pada tahun selanjutnya, berubah dari dividen per tahun

ke per kuartal pada tahun 2005 dengan 8 sen per lembar per kuartal

dan pembayaran sekali khusus sebesar 3 dolar per lembar untuk kuartal kedua

tahun fiskal. Meski perusahaan ini mengalami peningkatan pembayaran dividen,

harga saham Microsoft tetap stabil selama bertahun-tahun. Salah satu taktik bisnis

Microsoft, yaitu "ikuti, perluas, dan hentikan," awalnya mengikuti standar atau

produk yang bersaing, kemudian memperluasnya menjadi versi sendiri yang

kemudian tidak kompatibel dengan standar yang ada, yang pada akhirnya

menghentikan persaingan yang tidak sejalan dengan versi baru Microsoft.

Berbagai perusahaan dan pemerintahan menuntut Microsoft atas taktik ini,

sehingga memunculkan tuntutan hukum senilai miliaran dolar terhadap

perusahaan ini. Microsoft mengklaim strategi awalnya tidak anti-persaingan,

namun hanya berupa penerapan kebijakan mereka untuk mengimplementasikan

fitur-fitur yang diyakini diinginkan pengguna.

Standard and Poor's dan Moody's telah memberikan penilaian AAA kepada

Microsoft yang asetnya bernilai $41 miliar dengan $8,5 miliar dalam bentuk utang

tanpa jaminan. Menanggapi penilaian ini, pada Februari 2011, Microsoft merilis

obligasi perusahaan senilai $2,25 miliar dengan nilai pinjam relatif rendah jika

dibandingkan dengan obligasi pemerintah. Untuk pertama kalinya dalam 20

tahun, Apple Inc. mengalahkan Microsoft dalam hal laba dan pendapatan per

kuartal pada Q1 2011 akibat melemahnya penjualan PC dan kerugian besar

Microsoft Online Services Division (yang mengurus mesin pencari Bing). Laba

Microsoft sebesar $5,2 miliar, sementara Apple $6 miliar, dengan pendapatan

$14,5 miliar dan $24,7 miliar secara berturut-turut. Microsoft Online Services

Division terus merugi sejak 2006 dan pada Q1 2011, divisi ini mengalami

kerugian sebesar $726 juta. Kerugian ini mengikuti kerugian sebesar $2,5 miliar

Page 8: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

8

pada tahun 2010. Pada tanggal 20 Juli 2012, Microsot mengalami kerugian

kuartal pertamanya, meski mencetak rekor pendapatan untuk kuartal dan tahun

fiskal tersebut. Microsoft melaporkan kerugian bersih sebesar $492 juta; akuisisi

perusahaan periklanan aQuantive pada tahun 2007 dengan nilai $6,2 miliar dan

masalah yang terkait dengannya disebut-sebut sebagai penyebab kerugian ini.

Pada tahun 2004, Microsoft mempekerjakan beberapa firma riset untuk

melakukan studi independen yang membandingkan biaya kepemilikan

total (TCO) Windows Server 2003 dengan Linux. Firma-firma tersebut

menyimpulkan bahwa banyak perusahaan menganggap Windows lebih mudah

digunakan ketimbang Linux, sehingga mereka yang memakai Windows dapat

bekerja lebih cepat dan berujung pada pengeluaran perusahaan yang lebih rendah.

Hal ini memunculkan banyak penelitian terkait; sebuah penelitian oleh Yankee

Group menyimpulkan bahwa memperbarui versi Windows Server ke versi lainnya

membutuhkan biaya lebih sedikit daripada biaya pengalihan dari Windows Server

ke Linux, meski perusahaan-perusahaan yang disurvei mencatat peningkatan

keamanan dan keandalan server Linux dan masalah tentang dipaksa memakai

produk-produk Microsoft. Studi lain yang dirilis oleh Open Source Development

Labs mengklaim bahwa studi Microsoft "kedaluwarsa dan berpihak" dan survei

mereka menyimpulkan bahwa TCO Linux lebih rendah karena pengguna Linux

mengurus lebih banyak server daripada pengguna Windows dan faktor lainnya.

Microsoft menempati peringkat ke-17 dalam Guide to Greener Electronics (edisi

ke-16) keluaran Greenpeace yang membuat daftar 18 perusahaan elektronik

menurut kebijakan mereka terhadap bahan kimia beracun, pendauran ulang, dan

perubahan iklim. Target Microsoft untuk menghentikan pemakaian BFR dan ftalat

di semua produk-produknya adalah tahun 2012, namun komitmen untuk

menghentikan pemakaian PVC masih belum jelas.

Kampus utama Microsoft di Amerika Serikat mendapatkan sertifikasi perak

dari program Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) pada

tahun 2008, dan perusahaan ini memasang lebih dari 2.000 panel surya di atap

gedung-gedungnya di Silicon Valley. Panel surya tersebut menghasilkan sekitar 15

persen total energi yang dibutuhkan Microsoft pada bulan April 2005. Microsoft

memanfaatkan transportasi alternatif. Perusahaan ini menciptakan sistem bus

swasta terbesar di dunia, yaitu "Connector", untuk mengangkut orang-orang dari

luar perusahaan; untuk transportasi di lingkungan perkantoran, "Shuttle Connect"

dioperasikan dengan armada mobil hibrida untuk menghemat bahan bakar.

Perusahaan ini juga mensubsidi transportasi umum regional sebagai insentifnya.

Pada bulan Februari 2010, Microsoft menentang penambahan jalur transportasi

umum tambahan dan lajur kendaraan berpenumpang banyak pada sebuah

jembatan yang menghubungkan Redmond dengan Seattle; perusahaan ini tidak

ingin menunda-nunda lagi pembangunannya. Microsoft menempati peringkat 1

dalam daftar World's Best Multinational Workplaces oleh Great Place to Work

Institute pada tahun 2011.

Page 9: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

9

3. LANDASAN TEORI

3.1. Outsourcing

Menurut O’Brien dan Marakas (2010) dalam bukunya “Introduction to

Information Systems”, outsourcing dalam arti luas adalah pembelian sejumlah

barang atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi

sekarang dengan memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga. Dalam

kaitannya dengan TI, outsorcing digunakan untuk menjangkau fungsi TI secara

luas dengan mengontrak penyedia layangan eksternal. Outsourcing adalah

pendelegasian operasi dan manajemen operasi serta manajemen harian dari suatu

proses bisnis kepada pihak luar (pihak perusahaan outsourcing). Outsourcing juga

dapat diartikan sebagai penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga dengan

tujuan untuk mendapatkan kinerja pekerjaan yang profesional dan berkelas dunia.

Hal-hal yang didelegasikan dalam outsourcing adalah suatu fungsi dan proses

bisnis tertentu untuk disisipkan dalam operasional bisnis perusahaan secara

keseluruhan outsourcing mempengaruhi suatu organisasi secara keseluruhan

dalam hal bentuk organisasi, pekerja, cara operasional, serta cara pengukuran,

(Indtajit dan Djokopranoto, 2003).

Menurut Indtajit dan Djokopranoto (2003), beberapa alasan perusahaan

untuk memilih strategi outsourcing sebagai alternatif dalam mengembangkan

Sistem Informasi Sumberdaya Informasi diantaranya meningkatkan focus

perusahaan, memanfaatkan kemampuan kelas dunia, mempercepat keuntungan

yang diperoleh dari reengineering, membagi resiko sumberdaya sendiri dapat

digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain, memungkinkan tersedianya dana,

menciptakan dana segar, mengurangi dan mengendalikan biaya operational,

memperoleh sumber daya yang tidak dimiliki sendiri, dan memecahkan masalah

yang sulit dikendalikan atau dikelolah.

Keputusan perusahaan untuk melakukan outsourcing dipengaruhi oleh

banyak faktor. Menurut O’brien (2009), ada beberapa alasan perusahan

melakukan outsourcing yaitu :

Meningkatkan fokus perusahaan

Perusahaan dapat fokus pada masalah dan strategi utama dan umum sedangkan

pelaksanaan tugas sehari-hari yang kecil-kecil diserahkan pada pihak ketiga,

sehingga akan lebih menguntungkan bagi perusahaan jika menyerahkan

pengelolaan teknologi informasinya kepada perusahaan yang memiliki

keahlian khusus di bidang teknologi informasi. Dengan meningkatkan fokus

pada bisnis utamanya maka perusahaan juga akan mampu lebih meningkatkan

lagi core competence atau kompetensi utamanya.

Memanfaatkan kemampuan kelas dunia

Pada umumnya, perusahaan outsource mempunyai pengalaman yang cukup

banyak bekerja dengan para kliennya dalam memecahkan masalah yang

Page 10: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

10

mungkin serupa atau hampir serupa. Sehingga perusahaan akan memiliki

sistem yang memeiliki keunggulan kelas dunia dalam bidangnya.

Mempercepat keuntungan yang diperoleh dari reengineering

Memperbaiki proses di perusahaan sendiri untuk meniru standar perusahaan

kelas dunia memerlukan waktu yang sangat panjang dan sukar. Makin banyak

perusahaan yang mengatasi hal ini dengan melakukan outsourcing agar

mendapatkan hasil langsung dan tanpa risiko.

Membagi risiko

Apabila semua aktivitas dilakukan oleh perusahaan sendiri, semua investasi

yang diperlukan untuk setiap aktivitas tersebut harus dilakukan oleh

perusahaan sendiri pula. Apabila beberapa aktivitas perusahaan dikontrakkan

kepada pihak ketiga, maka risiko akan ditanggung bersama pula.

Memungkinkan tersedianya dana kapital

Outsourcing juga bermanfaat untuk mengurangi investasi dana kapital pada

kegiatan non core. Sebagai ganti dari melakukan investasi di bidang kegiatan

tersebut, lebih baik mengontrakkan sesuai dengan kebutuhan yang dibiayai

dengan dana operasi, bukan dana investasi.

Menciptakan dana segar

Outsourcing, sering kali dapat dilakukan tidak hanya mengontrakkan aktivitas

tertentu pada pihak ketiga, tetapi juga disertai dengan penyerahan/penjualan/

penyewaan aset yang digunakan untuk melakukan aktivitas tertentu tersebut.

Aset tersebut misalnya kendaraan, bengkel, peralatan angkut dan angkat dan

sebagainya. Dengan demikian, akan mengalir masuk dana segar ke dalam

perusahaan. Dana ini akan menambah likuiditas perusahaan dan dapat

dipergunakan untuk maksud-maksud lain yang lebih bermanfaat.

Mengurangi dan mengendalikan biaya operasi

Salah satu keuntungan yang sangat taktis dari outsourcing adalah

memungkinkan untuk mengurangi dan mengendalikan biaya operasi.

Pengurangan biaya ini dapat dan dimungkinkan diperoleh dari mitra outsource

melalui berbagai hal misalnya spesialisasi, struktur pembiayaan yang lebih

rendah, ekonomi skala besar (economics of scale) dan lain-lain.

Memperoleh sumber daya yang tidak dimiliki sendiri

Perusahaan perlu melakukan outsourcing untuk suatu aktivitas tertentu karena

perusahaan tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan

aktivitas tersebut secara baik dan memadai.

Memecahkan masalah yang sulit dikendalikan atau dikelola

Outsourcing dapat juga digunakan untuk mengatasi pengelolaan hal atau

mengawasi fungsi yang sulit dikendalikan, misalnya birokrasi ekstern yang

sangat berbelit yang harus ditaati oleh perusahaan yang dimiliki negara dalam

menjalankan fungsi pembelian barang dan jasa, yang sulit ditembus dengan

cara-cara biasa. Hal ini mungkin dapat dipecahkan dengan mengkontrakkan

Page 11: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

11

saja seluruh pekerjaan tersebut pada pihak ketiga, yang berbentuk swasta yang

tidak terikat pada birokrasi tertentu.

3.2. Tipe-Tipe Outsourcing

Dalam pengertian yang luas, outsourcing sekedar diartikan sebagai

penyerahan atau pengontrakan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga. Terdapat

beberapa tipe outsourcing antara lain:

Contracting

Contracting merupakan bentuk penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak

ketiga yang paling sedehana dan merupakan bentuk yang paling lama.

Biasanya ini menyangkut kegiatan sederhana atau jenis layanan tingkat rendah,

seperti pembersihan kantor, pemeliharaan rumput, dan kebun. Langkah ini

adalah langkah berjangka pendek, hanya mempunyai arti taktis. Langkah ini

juga bukan merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengambil posisi

dalam pasar misalnya, tetapi sekedar mencari cara yang praktis saja. Praktis

alam arti menghindari kesulitan dan keruwetan yang tidak perlu dan juga

menghemat tenaga serta biaya. Oleh karena sifat pekerjan yang sangat

sederhana maka pemilihan pemberi jasa bukan merupakan masalah serius,

sebab praktis hampir semua orang atau perusahaan dengan latihan sebentar

dapat melakukan pekerjaan itu. Dari segi biaya, mungkin bukan bagian yang

besar dari seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Outsourcing

Outsourcing merupakan penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga

dengan tujuan untuk mendapatkan kinerja pekerjaan yang professional dan

berkelas dunia. Oleh karena itu, pemilihan pemberi jasa merupakan hal yang

sangat vital. Diperlukan pembrian jasa yang menspesialisasikan dirinya pada

jenis pekerjaan atau aktivitas yang akan diserahkan. Dengan demikian,

diharapkan bahwa kompetensi utamanya juga berada dijenis pekerjaan

tersebut. Disertai pengendalian yang tepat, pemberi jasa diharapkan mampu

member kontribusi dalam meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.

Oleh karena itu, outsourcing merupakan langkah strategis bagi perusahaan

dalam arti mempunyai kontribusi dalam menentukan hidup matinya dan

berkembang tidaknya perusahaan.

Insourcing

Insourcing merupakan kebalikan dari outsourcing, dimana perusahaan bukan

menyerahkan aktivitas pada perusahaan lain yang dianggap lebih kompeten,

namun justru mengambil atau menerima pekerjaan dari perusahaan lain dengan

berbagai motivasi. Salah satu motivasi yang penting adalah menjaga tingkat

produktivitas dan penggunaan aset yang maksimal agar biaya satuan dapat

ditekan sehingga menjaga dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Dengan

demikian, kompetensi utama perusahaa tidak hanya digunakan oleh perusahaan

sendiri tetapi dapat digunakan perusahaan lain dengan imbalan tertentu. Hal ini

sangat penting, misalnya apabila kapasitas produksi tidak digunakan secara

penuh, ada kapasitas yang menganggur. Insourcing adalah mengoptimalkan

karyawan dalam perusahaan untuk dipekerjakan di luar perusahaan berdasarkan

kompetensi dan minat karyawan itu sendiri dan difasilitasi oleh perusahaannya.

Insourcing bisa dalam bentuk bekerja di luar perusahaan secara fulltime, fifty-fifty

Page 12: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

12

atau temporary. Kompensasi yang diterima juga mengikuti pola tersebut. Artinya

mereka akan dibayar secara penuh oleh perusahaan yang menggunakannya, atau

sharing dengan perusahaan asalnya atau perusahaan asal hanya menanggung

selisih gaji. Insourcing juga dapat didefinisikan sebagai transfer pekerjaan dari

satu organisasi ke organisasi lain yang terdapat di dalam negara yang sama. Selain

itu, insourcing dapat pula diartikan dengan suatu organisasi yang membangun

fasilitas atau sentra bisnis baru yang mengkhususkan diri pada layanan atau

produk tertentu. Dalam kaitannya dengan TI, Insourcing atau Contracting

merupakan delegasi dari suatu pekerjaan ke pihak yang ahli (spesialis TI) dalam

bidang tersebut dalam suatu perusahaan. (Sistem Informasi Manajemen, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014)

Co-Sourcing

Co-sourcing merupakan jenis hubungan pekerjaan dan aktivitas, dimana

hubungan perusahaan dan rekanan lebih erat dari sekedar hubungan

outsourcing biasa. Ini misalnya terjadi dalam hal staf spesialis perusahaan

diperbentukan kepada rekanan pemebri jasa karena langkanya keahlian yang

diperlukan atau karena perusahaan tidak mau kehilangan spesialis tersebut.

Melalui cara ini, keberhasilan pekerjaan seakan-akan menjadi tanggungjawab

bersama, termasuk juga resiko ketidak berhasilan.

Benefit-based-relationship

Benefit-based-relationship merupakan hubungan outsourcing dimana sejak

semula kedua belah pihak mengadakan investasi bersama, dengan pembagian

pekerjaan tertentu. Dengan demikian kedua belah pihak betul-betul saling

mendukung dan sebaliknya juga saling tergantung. Kedua belah pihak

mendapat pembagian keuntungan berdasarkna formula yang disetujui bersama.

Kedua bentuk terakhir ini, yaitu co-sourcing dan benefit-based-relationship

adalah bentuk-bentuk yang baru. Oleh karena itu, masih dalam tahap percobaan

dan pengembangan.

3.3. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Outsourcing

Sistem outsourcing memiliki keuntungan sehingga banyak perusahaan

menggunakan jasa vendor untuk melakukan outsourcing pada perusahaannnya

dalam rangka meningkatkan kinerja usahanya melalui pengelolaan organisasi

yang efektif dan efisien, tetapi, sistem outsourcing juga memiliki

kelemahan. Keputusan perusahaan untuk menggunakan outsourcing ditentukan

oleh faktor kemampuan sumber daya perusahaan. Metode outsourcing cocok

digunakan jika kebutuhan pembangunan TI bukan merupakan core competensi

perusahaan tetapi proyek besar yang membutuhkan keahlian IT yang tinggi.

Adapun kelebihan Outsourcing antara lain :

Kelebihan Outsourcing

Perusahaan dapat fokus pada core business-nya dengan tetap menikmati nilai-

nilai positif dari sistem dan teknologi informasi

Teknologi yang maju. IT outsourcing memberikan akses kepada organisasi

klien berupa kemajuan teknologi dan pengalaman personil.

Page 13: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

13

Waktu yang digunakan menjadi lebih singkat untuk ketetapan dalam organisasi

Dapat memenuhi kebutuhan perusahaan akan personil IT yang handal

Biaya variabel dapat diubah menjadi biaya tetap dan membuat biaya variabel

menjadi lebih mudah diprediksi dan perusahaan dapat menentukan tingkatan

kualitas yang ingin dicapainya.

Akses kepada hak-hak intelektual dan pengalaman dan pengetahuan yang luas

karena Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan tentang sistem teknologi ini

dan pihak outsourcer memilikinya.

Jasa yang diberikan oleh outsourcer lebih berkualitas dibandingkan dikerjakan

sendiri secara internal, karena outsourcer memang spesialisasi dan ahli di

bidang tersebut. vendor dapat menyediakan solusi menggunakan personilnya,

infrastruktur, jasa pengintegrasian, dan jasa pendukung. Vendor yang

berpengalaman khususnya jenis jasa, banyak menguji sistem dan permasalahan

potensial sehingga dapat diantisipasi lebih baik.

Perusahaan merasa tidak perlu dan tidak ingin melakukan transfer teknologi

dan transfer pengetahuan yang dimiliki oleh outsourcer.

Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi.

Meminimalkan risiko kegagalan investasi yang mahal

Katalisator dalam melakukan sebuah perubahan besar yang mungkin tidak

dapat diperoleh jika dilakukan sendiri oleh internal perusahaan.

Meminimalkan resiko melalui sharing risk kepada pihak ketiga.

Penggunaan sumber daya Sistem Informasi belum optimal. Jika ini terjadi,

perusahaan hanya menggunakan sumber daya sistem yang optimal pada saat-

saat tertentu saja, sehingga sumber daya sistem informasi menjadi tidak

dimanfaatkan pada waktu yang lainnya

Kelemahan outsourcing

Disamping keunggulan yang telah disampaikan di atas, penerapan metode out-

sourcing ini juga memiliki kelemahan, diantaranya :

Terdapat kekhawatiran tentang keamanan sistem informasi karena adanya

peluang penyalahgunaan sistem informasi oleh vendor, misalnya pembajakan

atau pembocoran informasi perusahaan.

Ada peluang sistem informasi yang dikembangkan tidak sesuai dengan

kebutuhan perusahaan dikarenakan vendor tidak memahami kebutuhan sistem

dalam perusahaan tersebut.

Transfer knowledge terbatas karena pengembangan sistem informasi

sepenuhnya dilakukan oleh vendor.

Relatif sulit melakukan perbaikan dan pengembangan sistem informasi karena

pengembangan perangkat lunak dilakukan oleh vendor, sedangkan perusahaan

umumnya hanya terlibat sampai rancangan kebutuhan sistem.

Dapat terjadi ketergantungan kepada konsultan.

Page 14: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

14

Manajemen perusahaan membutuhkan proses pembelajaran yang cukup lama

dan perusahaan harus membayar lisensi program yang dibeli sehingga ada

konsekuensi biaya tambahan yang dibayarkan.

Resiko tidak kembalinya investasi yang telah dikeluarkan apabila terjadi

ketidakcocokan sistem informasi yang dikembangkan.

Mengurangi keunggulan kompetitif perusahaan. Mungkin saja pihak

outsourcer tidak fokus dalam memberikan layanan karena pada saat yang

bersamaan harus mengembangkan sistem informasi klien lainnya.

Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang di-outsource-kan.

Jika aplikasinya adalah aplikasi kritikal yang harus segera ditangani jika terjadi

gangguan, perusahaan akan menanggung resiko keterlambatan penanganan jika

aplikasi ini di-outsource-kan karena kendali ada pada outsourcer yang harus

dihubungi terlebih dahulu.

Jika kekuatan menawar ada di outsourcer, perusahaan akan kehilangan banyak

kendali dalam memutuskan sesuatu apalagi jika terjadi konflik diantaranya.

Page 15: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

15

4. PEMBAHASAN

4.1. Outsourcing Pada Microsoft Coorporation

Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk

strategi bisnis, tetapi merupakan penyebab dan penggerak yang sebenarnya. Peran

utama aplikasi sistem informasi dalam bisnis adalah untuk memberikan dukungan

yang efektif atas strategi perusahaan agar dapat memperoleh keunggulan

kompetitif diluar perusahaan dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang

terdapat didalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan dapat bertahan hidup dan

berhasil dalam jangka panjang hanya jika perusahaan tersebut berhasil

mengembangkan strategi tekanan kompetitif yang membentuk struktur persaingan

dalam industrinya. Sumberdaya-sumberdaya yang terdapat diluar perusahaan yang

diantaranya, sumber daya data calon pelanggan dan pelanggan, sumber daya data

pemasok, sumber daya informasi, sumber daya data pesaing atau kompetitor, dan

atau sumber daya lainnya yang terkait hubungannya dengan keunggulan

perusahaan yang berada diluar perusahaan (outsource). Outsourcing dapat berupa

meminta pihak ketiga untuk melaksanakan proses pengembangan sistem

informasi termasuk pelaksana sistem informasi. Pihak perusahaan menyerahkan

tugas pengembangan dan pelaksanaan serta maintenance sistem kepada pihak

ketiga. Menurut O’Brien dan Marakas (2006), beberapa pertimbangan perusahaan

untuk memilih strategi outsourcing sebagai alternatif dalam mengembangkan

Sistem Informasi Sumberdaya Informasi diantaranya:

1. Biaya pengembangan sistem sangat tinggi.

2. Resiko tidak kembalinya investasi yang dilakukan sangat tinggi.

3. Ketidakpastian untuk mendapatkan sistem yang tepat sesuai dengan spesifikasi

yang diinginkan.

4. Faktor waktu atau kecepatan.

5. Proses pembelajaran pelaksana sistem informasi membutuhkan jangka waktu

yang cukup lama.

6. Tidak adanya jaminan loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan

terampil.

Secara tidak langsung, pengembangan sistem informasi bertujuan untuk

memberikan kemudahan dalam penyimpanan informasi, mengurangi biaya dan

menghemat waktu, meningkatkan pengendalian, mendorong pertumbuhan,

meningkatkan produktifitas serta profitabilitas perusahaan. Selain itu,

pengembangan sistem juga sering terbentur oleh sumberdaya yang dimiliki oleh

perusahaan, sehingga harus dipilih pihak yang tepat dalam melaksanakannya.

Pilihan tersebut harus dilihat dan disesuaikan dengan sumberdaya perusahaan dan

kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada pihak pengembang sistem

informasi.

Page 16: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

16

Sebagai perusahaan besar dan bergerak dibidang IT, Microsoft juga pernah

melakukan outsourcing sistem informasi. Microsoft melakukan outsourcing

berupa mengadakan kerja sama dengan salah satu perusahaan IT di China. Seperti

yang diketahui, perusahaan China memiliki potensi yang sangat besar untuk

dikembangkan, terutama di bidang teknologi dan informasi. Dengan membaca

potensi tersebut, Microsoft menggunakan strategi outsourcing untuk memajukan

perusahaannya. Outsourcing yang dilakukan oleh Microsoft dan perusahaan kecil

di China tersebut berupa pengembangan sistem software yang diciptakan oleh

Microsoft. Microsoft sebagai vendor besar, merekrut perusahaan kecil di China

sebagai pihak ketiga yang melalukan pengembangan software yang diciptakan

oleh Microsoft dan melakukan penilaian kualitas terhadap software tersebut.

Dengan penilaian dari pihak luar, Microsoft berharap hasil dari penilaian tersebut

menjadi lebih objektif dan pengembangan terhadap software tersebut dapat

melebihi ekspektasi yang diharapkan.

Dengan melakukan outsourcing, Microsoft mendapat beberapa keuntungan.

Dengan menyerahkan penanganan pengembangan salah satu software kepada

pihak lain, maka Microsoft punya waktu lebih banyak sehingga dapat fokus dan

mengonsentrasikan diri pada pengembangan bisnis dan software lain. Selain itu,

penanganan sofware, dan maintenance system tersebut merupakan tanggung

jawab pihak pihak ketiga, sehingga Microsoft dapat melakukan penghematan

waktu proses. Sistem informasi dengan outsourcing ini juga memberikan

kemudahan akses bagi Microsoft di pasar global dan resiko kegagalan terhadap

pengembangan software dan biaya teknologi yang semakin meningkat, akan lebih

menguntungkan bagi Microsoft jika menyerahkan pengembangan sistem

informasi kepada outsourcer agar tidak mengeluarkan investasi tambahan. Dari

sisi efisiensi biaya, penggunaan outsourcing dalam pengembangan software,

mengakibatkan penghematan biaya pengembangan dan maintenance yang cukup

signifikan sehingga dana tersebut dapat dialokasikan untuk meningkatkan kas

dalam aset perusahaan karena tak perlu ada aset untuk teknologi informasi serta

memfasilitasi downsizing sehingga perusahaan tak perlu memikirkan pengurangan

pegawai.

Menurut Millar (1994) dalam Rudy dan Mary, terdapat empat tipe dasar

pengaturan outsourcing, yaitu :

General Outsourcing

General outsourcing terdiri dari tiga alternatif, antara lain selective

outsourcing, dimana satu area aktifitas SI diberikan kepada pihak ketiga

misalnya operasional pusat basis data; value added outsourcing, dimana

beberapa area aktifitas SI diberikan kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat

memberikan dukungan pada tim SI internal sehingga dapat meningkatkan

efektifitas; cooperative outsourcing, dimana beberapa aktifitas SI yang dipilih

dilakukan oleh pihak ketiga dan tim SI internal secara bersama-sama.

Page 17: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

17

Transitional Outsourcing

Untuk tipe ini, biasanya melibatkan migrasi dari satu platform ke platform

lainnya dan terdiri dari tiga fase, yaitu manajemen dari sistem lama, transisi ke

teknologi baru, manajemen dari sistem baru

Business Process Outsourcing

Merupakan suatu hubungan outsourcing dimana pihak ketiga bertanggung

jawab dalam melaksanakan seluruh fungsi bisnis perusahaan. Biasanya

dilakukan oleh pemerintah, jasa keuangan (bank dan perusahaan asuransi),

transportasi dan perusahaan logistik.

Business Benefit Contracting

Tipe ini mengacu pada kontrak perjanjian yang menyebutkan bahwa pihak

ketiga berkontribusi dalam memberikan benefit bagi perusahaan dan dibayar

berdasarkan benefit yang diberikan. Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan

antara benefit yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan dan bersama-sama

menanggung resikonya. Pada Microsoft, pengembangan software yang

dilakukan dengan pihak ketiga adalah outsourcing tipe ini.

Besarnya resiko dan permasalahan ketika melakukan outsourcing sistem

informasi membutuhkan fokus tersendiri dari perusahaan, terutama bagi Microsoft

yang merupakan vendor besar dalam bidang IT. Dalam implementasinya, ada

beberapa hal yang harus dipertimbangkan perusahaan dalam memilih outsourcing

seperti biaya yang sangat tinggi, resiko tidak kembalinya investasi yang sangat

tinggi, ketidakpastian untuk mendapat sistem yang tepat sesuai yang diinginkan,

waktu pengerjaan, proses pembelajaran sistem baru membutuhkan waktu yang

lama

4.2. Kegagalan Outsourcing Pada Microsoft Coorporation

Persaingan yang sedemikian keras di dunia bisnis telah memaksa

perusahaan untuk berkonsentrasi pada rangkaian proses atau aktivitas penciptaan

produk dan jasa yang terkait dengan kompetensi utamanya (core competence).

Dengan melakukan focus tersebut, niscaya akan dapat dihasilkan sejumlah produk

dan jasa yang memiliki kualitas andal dan memiliki daya saing tinggi di pasar

global. Konsekuensi logis dari strategi tersebut adalah keputusan pimpinan

perusahaan atau manajemen untuk mengalihdayakan atau menyerahkan proses-

proses yang bukan merupakan core competence perusahaan tersebut ke pihak lain.

Sebagai hasilnya, timbullah outsourcing, yaitu usaha untuk mengontrakkan suatu

kegiatan pada pihak luar untuk memperoleh layanan pekerjaan yang dibutuhkan.

Outsourcing adalah alternatif dalam melakukan pekerjaan sendiri. Tetapi

outsourcing tidak sekadar mengontrakkan secara biasa, tetapi jauh melebihi itu.

Menurut definisi dari Maurice Greaver yang dikutip oleh Yasar (2008),

outsourcing dipandang sebagai tindakan mengalihkan beberapa aktivitas

perusahaan dan hak pengambilan keputusannya kepada pihak lain (outside

Page 18: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

18

provider), dimana tindakan ini terikat dalam suatu kontrak kerjasama. Dapat juga

dikatakan outsourcing sebagai penyerahan kegiatan perusahaan baik sebagian

ataupun menyeluruh kepada pihak lain yang tertuang dalam kontrak perjanjian.

Penyerahan kegiatan ini dapat meliputi bagian produksi, beserta tenaga kerjanya,

fasilitas, peralatan, teknologi, dan asset lain serta pengambilan keputusan dalam

kegiatan perusahaan. Penyerahan kegiatan ini kepada pihak lain merupakan hasil

dari keputusan internal perusahaan yang bertujuan meningkatkan kinerja agar

dapat terus kompetitif dalam menghadapi perkembangan ekonomi dan teknologi

global.

Menurut Prapti (2007), ada beberapa alasan yang dapat dipertimbangkan

dalam melakukan outsourcing, yaitu dengan melihat risiko dan manfaat yang

diperoleh dari outsourcing. Alasan utama melakukan outsourcing adalah untuk

mengurangi biaya operasi TI dan memperbaiki efisiensi. Vendor mungkin dapat

mencapai skala ekonomi yang tidak dapat dicapai oleh klien (perusahaan yang

meng-outsource-kan), sehingga vendor mampu memberikan harga yang lebih

rendah dibanding jika perusahaan melakukan insourcing. Alasan kedua adalah

adanya akses terhadap competencies dan keahlian TI, dan fleksibilitas dalam

pengelolaan Sumberdaya TI. Untuk perusahaan-perusahaan seperti itu keputusan

outsourcing memberikan kemudahan untuk mengakses tenaga kerja yang ahli.

Namun, dapat juga ini digunakan sebagai alasan menghindari pengeluaran untuk

seleksi dan training yang sangat mahal.

Currie dan Wilcocks (1998) dalam Prapti (2007), membagi outsourcing

menjadi empat tipe yaitu: total outsourcing, multiple-supplier sourcing, joint

venture/strategic alliances sourcing, dan insourcing.

Total outsourcing, lebih dari 70%-80% fasilitas TI di-outsource, biasanya

untuk supplier tunggal. Kontrak berkisar antara 5-10 tahun. Asumsi yang

mendasari adalah partnership antara klien dan supplier (Henderson, 1990

dalam Currie dan Wilcocks, 1998 dalam Prapti, 2007).

Multiple-supplier sourcing, merupakan kesepakatan dengan suppliernya

mengenai prosedur dan kebijkan bagaimana masing-masing pihak

bekerjasama, biasanya tidak lebih dari 5 tahun.

Joint venture/strategic alliances sourcing. Joint venture didasarkan pada

pembagian risiko atau reward, meliputi seleksi terhadap supplier TI.

Keuntungan joint venture adalah mengurangi risiko dari supplier tunggal atau

kontrak outsourcing dengan multiple-supplier.

Insourcing. Pilihan ini untuk mempertahankan sentralisasi departemen IT dan

manajemen insource serta kapabilitas teknikal berkenaan dengan meningkatnya

pekerjaan IT. Lama kontrak yang terjadi mungkin hanya berkisar 3 bulan

hingga satu tahun.

Terdapat beberapa kelemahan dalam penerapan outsourcing yang dirasakan

oleh Microsoft, antara lain Microsoft menjadi kehilangan kendali atau kontrol

terhadap sistem software dan data yang dilimpahkan kepada perusahaan China

Page 19: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

19

karena bisa saja pihak outsourcer menjual data ke pesaing. Microsoft juga tidak

ini menjadi sangat bergantung pada pihak luar dalam pengembangan software

tersebut sehingga sangat sulit bagi Microsoft untuk mengambil alih kembali

sistem yang sedang berjalan terutama apabila ada kerusakan/gangguan mendadak

ataupun permasalahan-permasalahan lain terhadap sistem informasi perusahaan.

Microsoft juga merasakan tidak ada transfer pengetahuan dari pihak perusahaan

China terhadap Microsoft. Hal ini tentu saja memungkinkan timbulnya peluang

penyalahgunaan sistem informasi seperti pembajakan atau pembocoran informasi

perusahaan serta timbulnya resiko tidak kembalinya investasi yang telah

dikeluarkan apabila terjadi ketidakcocokan sistem informasi yang dikembangkan.

Microsoft juga merasa bahwa strategi pengembangan sistem software

dengan menggunakan outsourcing ini ternyata mengurangi keunggulan kompetitif

Microsoft karena semua hal mengenai pengembangan sistem software tersebut

diserahkan kepada perusahaan lain. Tentu saja selalu ada kemungkinan bahwa

Microsoft akan kehilangan banyak kendali dalam pengambilan keputusan

terhadap software tersebut. Microsoft juga merasa akan kehilangan kesempatan

untuk belajar membangun dan mengoperasikan aplikasi sistem informasi tersebut.

Berdasarkan hal-hal diatas, maka Microsoft menarik kembali kerjasama yang

dilakukan dengan pihak perusahaan IT di China.

Page 20: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

20

KESIMPULAN

Sistem informasi dan perusahaan merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Sistem informasi harus disesuaikan dengan proses bisnis

perusahaan agar dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh suatu bagian

tertentu pada perusahaan tersebut. Pada saat yang sama, perusahaan juga harus

waspada dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi supaya mendapat

keuntungan dari teknologi baru. Perusahaan harus berhati-hati dalam hal

pemilihan alternatif pengembangan sistem informasi yang tepat. Kesalahan di

dalam pemilihan alternatif akan menyebabkan investasi yang telah dilakukan serta

waktu yang terpakai akan menjadi sia-sia. Perusahaan dapat membandingkan

advantage dan disadvantage dari ketiga alternatif tersebut. Masing-masing

metode memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Pemilihan terhadap salah

satu metode pengembangan sistem informasi tersebut dipengaruhi oleh banyak

faktor, diantaranya ketersediaan dana dan kemampuan tenaga kerja. Kunci utama

dalam kesuksesan outsourcing adalah pemilihan vendor yang tepat (choose the

right vendor) karena outsourcing merupakan kerjasama jangka panjang sehingga

penunjukkan vendor yang tepat sebagai mitra perusahaan menjadi sangat krusial

baik dari pertimbangan aspek teknologi, bisnis, maupun tujuan finansial.

Page 21: Studi Kasus : Penerapan Outsourcing Sistem Informasi Pada ...marla51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/03/SIM-Outsourcing... · mengharapkan makalah ini dapat ... pengembangan dan

Ista Krisna Marla Lusda P056132241. 51

21

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Membandingkan Pengembangan Sistem Informasi Secara Outsourcing

dan Insourcing. http://www.scribd.com/doc/39417324/

Anonim. IS Outsourcing and Insourcing. Melalui : http://www.pacis-

net.org/file/1997/3.pdf [Diakses pada tanggal 20 Maret 2014]

Anonim. Outsourcing and Offshoring. Melalui :

http://isdsclass.bus.lsu.edu/isds3105/3105c/outsourcing.html [Diakses pada

tanggal 19 Maret 2014]

Indrajit, Richardus Eko dan Richardus Djokopranoto. 2003. Proses Bisnis

Outsourcing. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Maurice F. Greaves II. 1999. Strategic Outsourcing, a Struktured Approach to

Outsourcing Decisions and Initiatives. USA: Amerika Management

Association.

Mc Leod Jr, Rymond. 1996. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Bahasa

Indonesia Jilid 2. PT Ikrar Mandiriabadi, Jakarta.

O’Brien. J. 2005. Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial.

Edisi 12. Salemba Empat. Jakarta.

O’Brien, J.A. & Marakas, G.M. (2006). Introduction to Information Systems, 7th

Ed., McGraw-Hill/Irwin. New York

O’Brien, J. A. and G. M. Marakas. 2010. Introduction to Information Systems,

fifteenth edition. The McGraw-Hill Companies, Inc

O’Brien, James A. dan Marakas, George M. 2011. Management Information

Systems, 10th Edition. McGraw-Hill/ Irwin : New York.

Pasaribu F.T.P. 2010. Outsourcing, Insourcing & Selfsourcing. Melalui :

http://ferry1002.blog.binusian.org/?p=128&repeat=w3tc#comments

[Diakses pada tanggal 21 Maret 2014]

Prapti, MS. 2007. Lebih dari Sekedar Outsourcing : Pengelolaan Teknologi

Informasi sebagai Value Center. Manajemen Usahawan Indonesia, Volume

XXXVI No 2, Februari 2007, Hal 49-55.

Raharjo. B. 2002. Memahami Teknologi Informasi. PT. Elex Media Komputindo.

Jakarta.

Rahardjo, B. 2006. Kesulitan Outsourcing di Indonesia. Melalui :

http://rahard.wordpress.com/2006/ 02/25/kesulitan-outsourcing-di-

indonesia/ [Diakses pada tanggal 19 Maret 2014]

WP – Taming the Data Center. Melalui :

http://www.newworldready.com/downloads/wp-taming_the_data_center.pdf

[Diakses pada tanggal 20 Maret 2014]

Yasar, I. 2008. Sukses Implementasi Oursourcing. Penerbit PPM, Jakarta.