implementasi karyawan outsourcing dalam...

23
IMPLEMENTASI SISTEM OUTSOURCING DALAM PERUSAHAAN Mata Kuliah Organisasi Sumber Daya Manusia (OSDM) Dosen Prof. Dr. Ir. Aida Vitalaya Hubeis 2014 Disusun Oleh : Attar Asmawan Donny Kristiyanto Dudy Budiana Muhammad Rizal Andriyanto Novri Rulyasri Angkatan E50 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

Upload: doanphuc

Post on 05-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

IMPLEMENTASI SISTEM OUTSOURCING DALAM PERUSAHAAN

Mata Kuliah Organisasi Sumber Daya Manusia (OSDM)

Dosen Prof. Dr. Ir. Aida Vitalaya Hubeis

2014

Disusun Oleh :

Attar Asmawan Donny Kristiyanto

Dudy Budiana Muhammad Rizal Andriyanto

Novri Rulyasri

Angkatan E50

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 2: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

i

Kata

Pengantar

Hubungan kerja yang terjadi antara buruh dengan pengusaha

yang timbul karena adanya suatu perjanjian kerja sebenarnya

secara teoritis merupakan hak pengusaha dan hak pekerja

untuk memulai maupun mengakhirinya. Akan tetapi bagi

pekerja hubungan hukum yang terjadi dengan pengusaha

selalu berada dalam hubungan subordinatif atau hubungan di

mana kedudukan pekerja lebih rendah dari pengusaha atau

majikan. Bagi pekerja outsourcing hal tersebut menjadi

semakin parah karena pekerja tidak mempunyai hubungan

kerja dengan perusahaan pemberi kerja.

Makalah ini menyajikan informasi terkait “Implementasi

Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan”, dimana untuk

saat ini praktek usaha Outsourcing sudah menjadi tren dan

menjadi bagian dari perkembangan dunia usaha di Indonesia.

Tim Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini masih

jauh dari sempurna. Namun, dengan segala keterbatasan yang

ada, Tim Penyusun mengharapkan makalah ini dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan guna

mendukung perkembangan dan kemajuan kerjasama yang

harmonis dan pengawasan yang baik antara para pelaku usaha

pengguna jasa Outsourcing, Perusahaan penyedia jasa dan

dan para tenaga kerja.

Jakarta, Oktober 2014

Tim Penyusun

Page 3: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

ii

Daftar

Isi

Kata Pengantar………………………………………………….……... i

Daftar Isi………………………………………………………..……... ii

BAB I. PENDAHULUAN……………....…………………………….. 1

I.1 Latar Belakang...............……………………………………. 1

I.2 Perumusan Masalah………………………………………… 1

I.3 Tujuan Penyusunan Makalah…………….…………………. 2

I.4 Manfaat Penyusunan Makalah…...............…………………. 2

I.3 Ruang Lingkup.......................………………………………. 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.……………………………………... 3

II.1 Pengertian Outsourcing.....................................................…. 3

II.2 Dasar hukum Outsourcing di Indonesia............................…. 4

II.3 Syarat penyerahan Pekerjaan kepada Perusahaan lain.......... 5

II.4 Hubungan Perusahaan Outsourcing dengan Pengguna jasa.. 7

BAB III. PEMBAHASAN……………………………………………. 11

III.1 Tujuan Perusahaan Melakukan Outsourcing........................ 11

III.2 Penyebab gagalnya Penerapan Kebijakan Outsourcing di

Perusahaan.................................................................................... 13

III.3 Dampak Praktek Outsourcing............................................... 15

BAB IV. PENUTUP…………………………………………………... 18

IV.1 Kesimpulan……………………………………………….. 18

IV.2 Saran……………………………………………………… 18

Daftar Pustaka………………………………………………….…….... 19

Lampiran………………………………………………….……............ 20

Page 4: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perkembangan bisnis yang semakin pesat menuntut setiap perusahaan untuk semakin

tumbuh dan berkembang baik dari sisi top line maupun down linenya. Pertumbuhan yang

signifikan dari penjualan maupun profit tersebut menuntut perusahaan menggunakan seluruh

sumber daya yang ada untuk mencapainya. Untuk melakukan efisiensi dan menjaga

kelangsungan bisnisnya, maka sebagian perusahaan sudah fokus pada bisnis dan kegiatan utama,

sedangkan kegiatan ataupun aktivitas diluar yang utama sudah mulai dipindahkan dengan metode

outsourcing.

Outsourcing terbagi atas dua suku kata: out dan sourcing. Sourcing berarti mengalihkan

kerja, tanggung jawab dan keputusan kepada orang lain. Outsourcing dalam bahasa Indonesia

berarti alih daya. Dalam dunia bisnis, Outsourcing atau alih daya dapat diartikan sebagai

penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya non-core atau penunjang oleh suatu

perusahaan kepada perusahaan lain melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan

jasa pekerja/buruh. Jadi Outsourcing merupakan kegiatan menyerahkan suatu bidang pekerjaan

kepada perusahaan lain yang memberikan jasa khusus untuk jenis pekerjaan tersebut, (Indrajit,

2003).

Pemilihan strategi perusahaan untuk mengalihkan sebagian aktivitas yang bukan

merupakan core business-nya tentu mempunyai arti penting, potensi keuntungan maupun resiko

yang harus diantisipasi. Oleh karena itu, perlu pembahasan yang mendalam tentang implementasi

system outsourcing bagi perusahaan.Pemahaman yang mendalam dalam implementasi ini sangat

diperlukan agar pencapaian target perusahaan baik top line maupun downline-nya dapat tercapai

seperti yang diharapkan oleh seluruh stake holder.

I.2 Perumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang Akan di bahas dalam makalah ini, diantaranya:

1. Bagaimana implementasi sistem Outsourcing dalam perusahaam dengan isu sumber daya

manusia terhadap organisasi.

2. Apakah penyebab dan resiko penerapan kebijakan Outsourcing pada perusahaan.

Page 5: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

2

I.3 Tujuan Penyusunan Makalah

Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

perusahaan. Selain itu dibahas juga mengenai potensi keuntungan yang didapatkan dan resiko

ataupun dampak yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan outsoucing di perusahaan.

I.4 Manfaat Penyusunan Makalah

Manfaat umum dari makalah ini adalah diharapkan mampu memberikan informasi secara

aktual bagi seluruh masyarakat dan bisa menjadi bahan pertimbangan atau acuan kepada para

pelaku usaha,pekerja dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kebijakan sistem

Outsourcing dalam dunia usaha/bisnis sesuai dengan batasan-batasan yang ada.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup makalah mencakup identifikasi implementasi sistem Outsourcing dalam

perusahaan dan mengetahui penyebab atau resiko yang ditimbulkan oleh gagalnya penerapan

kebijakan Outsourcing dan pengaruhnya terhadap keberlangsungan kehidupan Sumber Daya

Manusia di Indonesia.

Page 6: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Outsourcing

Dalam pengertian umum, istilah Outsourcing (alih daya) diartikan sebagai contract

(work) out seperti yang tercantum dalam Concise Oxford Dictionary, sementara mengenai

kontrak itu sendiri diartikan sebagai berikut “Contract toenter into or make a contract. From the

latin contractus, the past participle ofcontrahere, to draw together, bring about or enter into an

agreement.” (Webster’s English Dictionary). Mengandung pengertian kegiatan menerima

perjanjian atau membuat perjanjian. Pada masa lalu kegiatan perjanjian membuat rancangan

bersama, menghasilkan sesuatu yang menjadi dasar persetujuan (dikutip oleh Nurcahyo: 2006)

Pengertian Outsourcing secara khusus didefinisikan oleh Maurice F Greaver pada

bukunya Strategic Outsourcing, A Structured Approach to Outsourcing: Decisions and

Initiatives, dijabarkan sebagai berikut : “Strategic use of outside parties to perform activities,

traditionally handled by internal staff and respurces.” Yang mengandung pengertian bahwa

outsourcing dipandang sebagai tindakan mengalihkan beberapa aktivitas perusahaan dan hak

pengambilan keputusannya kepada pihak lain (outside provider), dimana tindakan ini terikat

dalam suatu kontrak kerjasama (Nurcahyo: 2006).

Beberapa pakar serta praktisi Outsourcing dari Indonesia juga memberikan definisi

mengenai Outsourcing, antara lain, Suwondo (2003), menyebutkan bahwa Outsourcing dalam

bahasa Indonesia disebut sebagai alih daya, adalah pendelegasian operasi dan manajemen harian

dari suatu proses bisnis kepada pihak luar (perusahaan jasa Outsourcing).

Menurut Haines (dalam Graver, 1998), Outsourcing adalah menggunakan perusahaan

penyedia jasa eksternal untuk menjalankan beberapa aktivitas perusahaan dengan baik.

Sedangkan Damanik (2006) mengatakan bahwa Outsourcing adalah pendelegasian operasi dan

manajemen keseharian dari suatu proses bisnis kepada pihak luar (perusahaan penyedia jasa

Outsourcing).

Menurut Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Depnakertrans, Muzni

Tambusai (2004), Outsourcing atau padanan katanya alih daya adalah memborongkan satu

bagian atau beberapa bagian dari kegiatan perusahaan yang tadinya dikelola sendiri kepada

perusahaan lain.

Page 7: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

4

Outsourcing (Alih Daya) dalam hukum ketenagakerjaan di Indonesia diartikan sebagai

pemborongan pekerjaan dan penyediaan jasa tenaga kerja (Pasal 64 Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan). Pengaturan hukum Outsourcing (Alih Daya) di Indonesia

diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 (pasal 64, 65 dan 66) dan

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia

No.Kep.101/Men/VI/2004 Tahun 2004 tentang Tata Cara Perijinan Perusahaan Penyedia Jasa

Pekerja/Buruh (Kepmen 101/2004). Pengaturan tentang Outsourcing (Alih Daya) ini sendiri

masih dianggap pemerintah kurang lengkap. Dalam Inpres No. 3 Tahun 2006 tentang paket

Kebijakan Iklim Investasi disebutkan bahwa Outsourcing (Alih Daya) sebagai salah satu faktor

yang harus diperhatikan dengan serius dalam menarik iklim investasi ke Indonesia. Bentuk

keseriusan pemerintah tersebut dengan menugaskan menteri tenaga kerja untuk membuat draft

revisi terhadap Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Outsourcing (Alih Daya) diartikan sebagai pemindahan atau pendelegasian beberapa

proses bisnis kepada suatu badan penyedia jasa, dimana badan penyedia jasa tersebut melakukan

proses administrasi dan manajemen berdasarkan definisi serta kriteria yang telah disepakati oleh

para pihak (Artikel “Outsource dipandang dari sudut pemberi kerja”, http : www.apindo.or.id).

Beberapa pakar serta praktisi Outsourcing (Alih Daya) dari Indonesia juga memberikan

definisi mengenai Outsourcing, antara lain menyebutkan bahwa Outsourcing (Alih Daya) dalam

Bahasa Indonesia disebut sebagai alih daya, adalah pendelegasian operasi dan manajemen harian

dari suatu proses bisnis kepada pihak luar /perusahaan jasa outsourcing (Chandra Suwondo,

Outsourcing :Implementasi di Indonesia,2002).

Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas, terdapat persamaan dalam memandang

Outsourcing yaitu terdapat penyerahan sebagian kegiatan perusahaan pada pihak lain.

II.2 Dasar hukum Outsourcing di Indonesia

Outsourcing dalam hukum ketenagakerjaan di Indonesia diartikan sebagai pemborongan

pekerjaan dan penyediaan jasa tenaga kerja, dan pengaturan hukum Outsourcing di Indonesia

diatur dalam:

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang

Ketenagakerjaan

2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:

Page 8: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

5

Kep-100/Men/VI/2004 tanggal 21 Juni 2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.

3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:

Kep-101/Men/VI/2004 tanggal 21 juni 2004 tentang Tata Cara Perijinan

Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh.

4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor :

Kep-220/Men/X/2004 tanggal 19 Oktober 2004 tentang Syarat-syarat Penyerahan

Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain.

Dalam Inpres No. 3 Tahun 2006 tentang paket Kebijakan Iklim Investasi disebutkan

bahwa Outsourcing sebagai salah satu faktor yang harus diperhatikan dengan serius dalam

menarik iklim investasi ke Indonesia. Bentuk keseriusan pemerintah tersebut dengan menugaskan

menteri tenaga kerja untuk membuat draft revisi terhadap Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan.

Pasal 64 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 adalah dasar dibolehkannya

outsourcing. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa: “Perusahaan dapat menyerahkan sebagian

pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan

atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis.”

II.3 Syarat-syarat penyerahan Pekerjaan kepada Perusahaan lain

Syarat-syarat penyerahan pekerjaan kepada perusahaan lain terdapat dalam Pasal 65 dan

Pasal 66 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pasal 65 memuat

beberapa ketentuan diantaranya adalah:

1. Ayat 1: Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain

dilaksanakan melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara

tertulis.

2. Ayat 2: Pekerjaan yang diserahkan pada pihak lain, seperti yang dimaksud dalam ayat

(1) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama

Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi

pekerjaan.

Page 9: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

6

Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan.

Tidak menghambat proses produksi secara langsung.

3. Ayat 3: Perusahaan lain (yang diserahkan pekerjaan) harus berbentuk badan hukum

4. Ayat 4: Perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja pada perusahaan lain sama dengan

perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja pada perusahaan pemberi pekerjaan

atau sesuai dengan peraturan perundangan (ayat 4).

5. Ayat 5: Perubahan atau penambahan syarat-syarat tersebut diatas diatur lebih lanjut

dalam keputusan menteri.

6. Ayat 6: Hubungan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan diatur dalam perjanjian tertulis

antara perusahaan lain dan pekerja yang dipekerjakannya.

7. Ayat 7: Hubungan kerja antara perusahaan lain dengan pekerja/buruh dapat didasarkan

pada perjanjian kerja waktu tertentu atau perjanjian kerja waktu tidak tertentu.

8. Ayat 8: Bila beberapa syarat tidak terpenuhi, antara lain, syarat-syarat mengenai

pekerjaan yang diserahkan pada pihak lain, dan syarat yang menentukan bahwa

perusahaan lain itu harus berbadan hukum, maka hubungan kerja antara

pekerja/buruh dengan perusahaan penyedia jasa tenaga kerja beralih menjadi

hubungan kerja antara pekerja/buruh dengan perusahaan pemberi pekerjaan.

Pasal 66 UU Nomor 13 tahun 2003 mengatur bahwa pekerja/buruh dari perusahaan

penyedia jasa tenaga kerja tidak boleh digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan

kegiatan pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi, kecuali untuk

kegiatan jasa penunjang yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Perusahaan

penyedia jasa untuk tenaga kerja yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi juga

harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:

1. Adanya hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan penyedia jasa tenaga kerja.

2. Perjanjian kerja yang berlaku antara pekerja dan perusahaan penyedia jasa tenaga kerja

adalah perjanjian kerja untuk waktu tertentu atau tidak tertentu yang dibuat secara

tertulis dan ditandatangani kedua belah pihak.

3. Perlindungan upah, kesejahteraan, syarat-syarat kerja serta perselisihan yang timbul

menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh.

4. Perjanjian antara perusahaan pengguna jasa pekerja/buruh dan perusahaan penyedia

Page 10: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

7

jasa pekerja/buruh dibuat secara tertulis.

II.4 Hubungan Perusahaan Outsourcing dengan Pengguna jasa

Hubungan kerjasama antara perusahaan Outsourcing dengan perusahaan pengguna jasa

Outsourcing tentunya diikat dengan suatu perjanjian tertulis. Perjanjian dalam Outsourcing (Alih

Daya) dapat berbentuk perjanjian pemborongan pekerjaan atau perjanjian penyediaan jasa

pekerja/buruh. Perjanjian-perjanjian (kontrak) yang dibuat oleh para pihak harus memenuhi

syarat sah perjanjian seperti yang tercantum dalam pasal 1320 KUH Perdata, yaitu:

1. Sepakat, bagi para pihak.

2. Kecakapan para pihak untuk membuat suatu perikatan.

3. Suatu hal tertentu.

4. Sebab yang halal.

Perjanjian dalam Outsourcing (Alih Daya) juga tidak semata-mata hanya mendasarkan

pada asas kebebasan berkontrak sesuai pasal 1338 KUH Perdata, namun juga harus memenuhi

ketentuan ketenagakerjaan, yaitu UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam

penyediaan jasa pekerja, ada 2 tahapan perjanjian yang dilalui yaitu:

1. Perjanjian antara perusahaan pemberi pekerjaan dengan perusahaan penyedia

pekerja/buruh. Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pekerjaan kepada perusahaan

lain melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau perjanjian penyediaan jasa pekerja

yang dibuat secara tertulis. Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain

harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (pasal 65 ayat 2,UU No.13 tahun 2003):

Dilakukan secara terpisah dari kegiatan Utama.

Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi

pekerjaan.

Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan.

Tidak menghambat proses produksi secara langsung.

Dalam hal penempatan pekerja/buruh maka perusahaan pengguna jasa pekerja akan

membayar sejumlah dana (management fee) pada perusahaan penyedia pekerja/buruh.

Page 11: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

8

2. Perjanjian perusahaan penyedia pekerja/buruh dengan karyawan. Penyediaan jasa

pekerja atau buruh untuk kegiatan penunjang perusahaan hatus memenuhi syarat

sebagai berikut:

Adanya hubungan kerja antara pekerja atau buruh dan perusahaan penyedia

jasa pekerja atau buruh.

Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja adalah perjanjian kerja

untuk waktu tertentu yang memenuhi persyaratan dan atau perjanjian kerja

waktu tidak tertentu yang dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh kedua

pihak.

Perlindungan usaha dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja maupun perselisihan

yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh.

Dengan adanya 2 (dua) perjanjian tersebut maka walaupun karyawan sehari-hari bekerja

di perusahaan pemberi pekerjaan namun ia tetap berstatus sebagai karyawan perusahaan penyedia

pekerja. Pemenuhan hak-hak karyawan seperti perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-

syarat kerja serta perselisihan yang timbul tetap merupakan tanggung jawab perusahaan penyedia

jasa pekerja.

Perjanjian kerja antara karyawan dengan perusahaan Outsourcing (Alih Daya) dapat

berupa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) maupun Perjanjian Kerja Waktu Tidak

Tertentu (PKWTT) (pasal 56-60 UU No.13 tahun 2003,”hokum Ketenagakerjaan”). Perjanjian

kerja antara karyawan Outsourcing dengan perusahaan Outsourcing biasanya mengikuti jangka

waktu perjanjian kerjasama antara perusahaan outsourcing dengan perusahaan pengguna jasa

Outsourcing. Hal ini dimaksudkan apabila perusahaan pengguna jasa Outsourcing hendak

mengakhiri kerjasamanya dengan perusahaan Outsourcing, maka pada waktu yang bersamaan

berakhir pula kontrak kerja antara karyawan dengan perusahaan Outsource. Bentuk perjanjian

kerja yang lazim digunakan dalam Outsourcing adalah Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

(PKWT). Bentuk perjanjian kerja ini dipandang cukup fleksibel bagi perusahaan pengguna jasa

Outsourcing, karena lingkup pekerjaannya yang berubah-ubah sesuai dengan perkembangan

perusahaan.

Karyawan Outsourcing walaupun secara organisasi berada di bawah perusahaan

outsourcing, namun pada saat recruitment, karyawan tersebut harus mendapatkan persetujuan

Page 12: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

9

dari pihak perusahaan pengguna Outsourcing. Apabila perjanjian kerjasama antara perusahaan

Outsourcing dengan perusahaan pengguna jasa Outsourcing berakhir, maka berakhir juga

perjanjian kerja antara perusahaan Outsourcing dengan karyawannya.

Hubungan hukum perusahaan Outsourcing dengan perusahaan pengguna Outsourcing

diikat dengan menggunakan Perjanjian Kerjasama, dalam hal penyediaan dan pengelolaan

pekerja pada bidang-bidang tertentu yang ditempatkan dan bekerja pada perusahaan pengguna

Outsourcing. Karyawan Outsourcing menandatandatangani perjanjian kerja dengan perusahaan

Outsourcing sebagai dasar hubungan ketenagakerjaannya. Dalam perjanjian kerja tersebut

disebutkan bahwa karyawan ditempatkan dan bekerja di perusahaan pengguna Outsourcing.

Hal yang mendasari mengapa karyawan outsourcing harus tunduk pada peraturan

perusahaan pemberi kerja adalah:

a. Karyawan tersebut bekerja di tempat/lokasi perusahaan pemberi kerja.

b. Standard Operational Procedures (SOP) atau aturan kerja perusahaan pemberi kerja

harus dilaksanakan oleh karyawan, dimana semua hal itu tercantum dalam peraturan

perusahaan pemberi kerja.

c. Bukti tunduknya karyawan adalah pada Memorandum of Understanding (MoU)

antara perusahaan Outsource dengan perusahaan pemberi kerja, dalam hal yang

menyangkut norma-norma kerja, waktu kerja dan aturan kerja. Untuk benefit dan

tunjangan biasanya menginduk perusahaan Outsource.

Dalam hal terjadi pelanggaran yang dilakukan pekerja, dalam hal ini tidak ada

kewenangan dari perusahaan pengguna jasa pekerja untuk melakukan penyelesaian sengketa

karena antara perusahaan pengguna jasa pekerja (user) dengan karyawan Outsource secara

hukum tidak mempunyai hubungan kerja, sehingga yang berwenang untuk menyelesaikan

perselisihan tersebut adalah perusahaan penyedia jasa pekerja, walaupun peraturan yang

dilanggar adalah peraturan perusahaan pengguna jasa pekerja (user).

Peraturan perusahaan berisi tentang hak dan kewajiban antara perusahaan dengan

karyawan Outsourcing. Hak dan kewajiban menggambarkan suatu hubungan hukum antara

pekerja dengan perusahaan, dimana kedua pihak tersebut sama-sama terikat perjanjian kerja yang

disepakati bersama.

Dalam pelaksanaan Outsourcing berbagai potensi perselisihan mungkin timbul, misalnya

berupa pelanggaran peraturan perusahaan oleh karyawan maupun adanya perselisihan antara

Page 13: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

10

karyawan Outsource dengan karyawan lainnya. Menurut pasal 66 ayat (2) huruf c UU No.13

Tahun 2003, penyelesaian perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan

penyedia jasa pekerja.

Jadi walaupun yang dilanggar oleh karyawan Outsource adalah peraturan perusahaan

pemberi pekerjaan, yang berwenang menyelesaikan perselisihan tersebut adalah perusahaan

penyedia jasa pekerja.

Dalam hal ini perusahaan Outsource harus bisa menempatkan diri dan bersikap bijaksana

agar bisa mengakomodir kepentingan karyawan, maupun perusahaan pengguna jasa pekerja,

mengingat perusahaan pengguna jasa pekerja sebenarnya adalah pihak yang lebih mengetahui

keseharian performa karyawan, daripada perusahaan Outsource itu sendiri. Ada baiknya

perusahaan Outsource secara berkala mengirim pewakilannya untuk memantau para

karyawannya di perusahaan pengguna jasa pekerja sehingga potensi konflik bisa dihindari dan

performa kerja karyawan bisa terpantau dengan baik.

Page 14: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

11

BAB III

PEMBAHASAN

III.1 Tujuan Perusahaan melakukan Outsourcing

Kebijakan Outsourcing diterapkan karena kebijakan tersebut dinilai dapat memberikan

beberapa keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan tersebut antara lain:

1. Fokus pada kompetensi jalur bisnis utama

Dengan melakukan Outsourcing, perusahaan dapat fokus pada bisnis utama (core-

business) mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaharui strategi dan

merestrukturisasi sumber daya yang ada. Perusahaan akan mendapatkan keuntungan

dengan memfokuskan sumber daya ini untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan

meningkatkan keuntungan perusahaan, dengan cara mengalihkan pekerjaan penunjang

diluar bisnis utama perusahaan kepada vendor Outsourcing.

2. Penghematan dan Pengendalian Biaya Operasional

Salah satu alasan utama melakukan Outsourcing adalah peluang untuk mengurangi

dan mengontrol biaya operasional. Perusahaan yang mengelola SDM-nya sendiri akan

memiliki struktur pembiayaan yang lebih besar daripada perusahaan yang

menyerahkan pengelolaan SDM-nya kepada vendor outsourcing. Hal ini terjadi

karena vendor Outsourcing bermain dengan economics of scale dalam mengelola

SDM. Bagi vendor outsourcing, semakin banyak SDM yang dikelola, semakin kecil

juga biaya per-orang yang dikeluarkan. Selain itu, karena masalah ketenagakerjaan

adalah bisnis utama mereka, efisiensi dalam mengelola SDM menjadi perhatian utama

vendor Outsourcing. Dengan mengalihkan masalah ketenagakerjaan kepada vendor

outsourcing, perusahaan dapat melakukan penghematan biaya dengan menghapus

anggaran untuk berbagai investasi di bidang ketenagakerjaan termasuk mengurangi

SDM yang diperlukan untuk melakukan kegiatan administrasi ketenagakerjaan. Hal

ini tentunya akan mengurangi biaya overhead perusahaan dan dana yang dihemat

dapat digunakan untuk proyek lain yang berkaitan langsung dengan peningkatan

kualitas produk/jasa.

Bagi kebanyakan perusahaan, biaya SDM umumnya bersifat tetap (fixed cost). Saat

perusahaan mengalami pertumbuhan positif, hal ini tidak akan bermasalah. Namun

Page 15: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

12

saat pertumbuhan negatif, hal ini akan sangat memberatkan keuangan perusahaan.

Dengan mengalihkan penyediaan dan pengelolaan SDM yang bekerja diluar bisnis

utama perusahaan kepada vendor outsourcing, perusahaan dapat mengendalikan biaya

SDM dengan mengubah fixed cost menjadi variable cost, dimana jumlah SDM

disesuaikan dengan kebutuhan bisnis utama perusahaan.

3. Memanfaatkan Kompetensi Vendor Outsourcing

Karena core-business-nya dibidang jasa penyediaan dan pengelolaan SDM, vendor

Outsourcing memiliki sumber daya dan kemampuan yang lebih baik dibidang ini

dibandingkan dengan perusahaan. Kemampuan ini didapat melalui pengalaman

mereka dalam menyediakan dan mengelola SDM untuk berbagai perusahaan. Saat

menjalin kerjasama dengan vendor outsourcing yang profesional, perusahaan akan

mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan keahlian vendor outsourcing tersebut

untuk menyediakan dan mengelola SDM yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Untuk perusahaan kecil, perusahaan yang baru berdiri atau perusahaan dengan HRD

yang kurang baik dari sisi jumlah maupun kemampuan, vendor outsourcing dapat

memberikan kontribusi yang besar bagi perusahaan. Karena bila tidak ditangani

dengan baik, pengelolaan SDM dapat menimbulkan masalah dan kerugian yang cukup

besar bagi perusahaan, bahkan dalam beberapa kasus mengancam eksistensi

perusahaan.

4. Perusahaan menjadi lebih ramping dan gesit dalam merespon Pasar

Setiap perusahaan, baik besar maupun kecil, pasti memiliki keterbatasan sumber daya.

Dengan melakukan Outsourcing, perusahaan dapat mengalihkan sumber daya yang

terbatas ini dari pekerjaan-pekerjaan yang bersifat non-core dan tidak berpengaruh

langsung terhadap pendapatan dan keuntungan perusahaan kepada pekerjaan-

pekerjaan strategis core-business yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan

pelanggan, pendapatan dan keuntungan perusahaan. Jika dilakukan dengan baik,

Outsourcing dapat membuat perusahaan menjadi lebih ramping dan lebih gesit dalam

merespon kebutuhan pasar. Kecepatan merespon pasar ini menjadi competitive

advantage (keunggulan kompetitif) perusahaan dibandingkan pesaingnya.

Page 16: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

13

5. Mengurangi Resiko

Dengan melakukan outsourcing, perusahaan mampu mempekerjakan lebih sedikit

karyawan, dan dipilih yang intinya saja. Hal ini menjadi salah satu upaya perusahaan

untuk mengurangi resiko terhadap ketidakpastian bisnis di masa mendatang. Jika

situasi bisnis sedang bagus dan dibutuhkan lebih banyak karyawan, maka kebutuhan

ini tetap dapat dipenuhi melalui Outsourcing. Sedangkan jika situasi bisnis sedang

memburuk dan harus mengurangi jumlah karyawan, perusahaan tinggal mengurangi

jumlah karyawan Outsourcing nya saja, sehingga beban bulanan dan biaya pemutusan

karyawan dapat dikurangi. Resiko perselisihan dengan karyawan bila terjadi PHK pun

dapat dihindari karena secara hukum hal ini menjadi tanggung jawab vendor

Outsourcing. Berbekal pengalaman yang panjang dalam melayani berbagai jenis

perusahaan, vendor outsourcing dapat meminimalisir masalah-masalah yang mungkin

timbul terkait dengan penyediaan dan pengelolaan SDM.

6. Meningkatkan Efisiensi dan Perbaikan pada Pekerjaan-Pekerjaan yang Sifatnya

Non-Core Business

Saat ini banyak sekali perusahaan yang memutuskan untuk mengalihkan setidaknya

satu pekerjaan non-core mereka dengan berbagai alasan. Mereka umumnya menyadari

bahwa merekrut dan mengkontrak karyawan, menghitung dan membayar gaji, lembur

dan tunjangan-tunjangan, memberikan pelatihan, administrasi umum serta

memastikan semua proses berjalan sesuai dengan peraturan perundangan adalah

pekerjaan yang rumit, banyak membuang waktu, pikiran dan dana yang cukup besar.

Mengalihkan pekerjaan-pekerjaan tersebut kepada vendor Outsourcing yang lebih

kompeten dengan memberikan sejumlah fee sebagai imbalan jasa terbukti lebih efisien

dan lebih murah daripada mengerjakannya sendiri.

III.2 Penyebab gagalnya Penerapan kebijakan Outsourcing di Perusahaan

Penerapan kebijakan Outsourcing disamping dapat memberikan keuntungan bagi

perusahaan, terkadang bisa juga gagal dalam penerapannya, hal ini menurut artikel yang ditulis

oleh Antariksa (2010), dalam situs www.potency.co.id dikarenakan beberapa sebab, yaitu :

1. Kurangnya Komitmen, Dukungan dan Keterlibatan Pihak Manajemen Dalam

Pelaksanaan Proyek Outsourcing. Tanpa keterlibatan dari pihak manajemen dalam

Page 17: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

14

mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang proyek Outsourcing, proyek

outsourcing akan berjalan tanpa arahan yang jelas dan bahkan menyimpang dari strategi

dan tujuan awal perusahaan.

2. Kurangnya Pengetahuan Mengenai Siklus Outsourcing Secara Utuh dan Benar.

Kurangnya pengetahuan akan Outsourcing secara utuh dan benar dapat mengakibatkan

proyek outsourcing gagal memenuhi sasaran dan bahkan merugikan perusahaan. Hal

ini terjadi karena perusahaan gagal memilih vendor yang tepat dan sesuai dengan

kebutuhan perusahaan.

3. Kurang Baiknya Cara Mengkomunikasikan Rencana Outsourcing Kepada Seluruh

Karyawan. Komunikasi harus dilakukan secara efektif dan terarah agar tidak muncul

rumor dan resistensi dari karyawan yang dapat mengganggu kemulusan proyek

outsourcing. Penolakan ini muncul karena:

Kekhawatiran karyawan perusahaan akan adanya PHK.

Adanya penentangan dari karyawan atau serikat pekerja.

Kekhawatiran Outsourcing dapat merusak budaya yang ada.

Kekhawatiran akan hilangnya kendali terhadap pekerjaan-pekerjaan yang

dialihkan.

Kekhawatiran bahwa kinerja vendor dalam melakukan pekerjaan yang

dialihkan ternyata tidak sebaik saat dikerjakan sendiri oleh perusahaan.

4. Terburu-buru Dalam Mengambil Keputusan Outsourcing.

Proses pengambilan keputusan untuk Outsourcing harus dilakukan dengan hati-hati,

terencana dan mempunyai metodologi yang jelas dan teratur. Jika tidak, hal ini malah

menjadikan Outsourcing sebagai keputusan yang beresiko tinggi. Misalnya jika

perusahaan tidak mengevaluasi penawaran dan kontrak secara hati-hati, akibatnya

adalah timbul perselisihan antara perusahaan dengan vendor terkait pelaksanaan

Outsourcing.

5. Outsourcing Dimulai Tanpa Visi yang Jelas dan Pondasi yang Kuat.

Tanpa visi yang jelas dan pondasi yang kuat, tujuan dari proyek Outsourcing tidak akan

tercapai karena:

Harapan perusahaan terhadap vendor tidak jelas.

Perusahaan tidak siap menghadapi perubahan proses.

Page 18: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

15

Perusahaan tidak membuat patokan kinerja sebelum pengalihan kerja ke

vendor.

Peran dan tanggungjawab antara klien dan vendor yang tidak jelas.

Tidak adanya dukungan internal perusahaan.

Lemahnya komunikasi atau manajemen internal.

Lemahnya manajemen proyek, keputusan diserahkan sepenuhnya kepada

vendor.

III.3 Dampak praktek Outsourcing

Menurut Penelitian yang dilakukan oleh AKATIGA bersama FSPMI (Federasi Serikat

Pekerja Metal Indonesia) pada tahun 2010 (Herawati: 2010) dapat diketahui bahwa praktek

penerapan Outsourcing bisa menimbulkan efek fragmentatif, diskriminatif, degradatif dan

eksploitatif terhadap buruh.

Praktek Outsourcing telah menciptakan fragmentasi atau pengelompokan buruh

berdasarkan status hubungan kerja di tingkat pabrik. Dalam praktek ini di satu pabrik ada 3

kelompok buruh yakni buruh tetap, buruh kontrak dan buruh Outsourcing. Pengelompokan ini

pada umumnya ditandai dengan perbedaan warna seragam yang dikenakan oleh ketiga kelompok

buruh tersebut dan diantara buruh Outsourcing yang berasal dari perusahaan penyalur tenaga

kerja yang berbeda-beda. Pengelompokan berdasarkan warna baju seragam membawa efek

stratifikasi dan jarak sosial di antara buruh tetap, kontrak dan Outsourcing yang berimplikasi

terhadap solidaritas dan kesadaran bersama sebagai buruh.

Praktek hubungan Outsourcing membawa setidaknya 3 bentuk diskriminasi terhadap

buruh, yaitu:

1. Diskriminasi Usia dan Status Perkawinan

Kebijakan ikutan yang diterapkan oleh perusahaan pengguna untuk

mempekerjakan buruh outsourcing dengan menerapkan batasan usia dan status

perkawinan bagi buruh Outsourcing telah menimbulkan efek diskriminatif.

Perusahaan cenderung mempekerjakan buruh berusia muda dan untuk perekrutan

buruh Outsourcing baru mensyaratkan buruh yang berusia 18-24 tahun dan berstatus

lajang dengan alasan produktivitas. Memilih buruh berstatus lajang membawa efek

Page 19: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

16

semakin sulitnya buruh yang sudah berkeluarga untuk memperoleh pekerjaan dan

berpenghasilan.

2. Diskriminasi Upah

Buruh outsourcing yang melakukan jenis pekerjaan yang sama dalam jam kerja

yang sama dengan buruh tetap mendapatkan upah yang berbeda. Upah total buruh

kontrak lebih rendah 17% dari upah buruh tetap dan upah total buruh

Outsourcing 26% lebih rendah dari upah buruh tetap.

3. Diskriminasi Berserikat

Buruh kontrak dan Outsourcing dilarang secara langsung maupun tidak langsung

untuk bergabung dengan serikat tertentu atau dengan serikat apapun dan kemungkinan

tidak diperpanjang kontrak jika bergabung dengan serikat buruh.

Praktek Outsourcing membawa efek degradasi atau penurunan pada kondisi kerja dan

kesejahteraan buruh. Dalam hubungan kerja ini tidak ada jaminan pekerjaan karena hubungan

kerja bersifat kontrak dengan rata-rata masa kontrak 1 tahun, hanya mendapatkan upah mínimum

dan menerima beberapa tunjangan yang jumlahnya lebih kecil dibandingkan yang diterima buruh

tetap, untuk memperpanjang masa kontrak harus mengeluarkan biaya untuk penyalur tenaga

kerja, tidak ada kompensasi saat hubungan kerja berakhir, peluang peningkatan status dan karir

sangat kecil.

Praktek Outsourcing juga cenderung eksploitatif karena untuk melakukan kewajiban

pekerjaan yang sama, buruh kontrak dan Outsourcing memperoleh upah dan hak-hak yang

berbeda dan sebagian buruh harus mengeluarkan biaya untuk mendapatkan pekerjaan atau untuk

mempertahankan pekerjaannya.

Jika berdasarkan penelitian tersebut, penerapan Outsourcing bisa memberi dampak

negatif bagi masyarakat, namun menurut Hasanuddin Rachman (2008), Outsourcing memberikan

manfaat bagi pemerintah antara lain :

a. Mengembangkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan pertumbuhan

ekonomi nasional.

b. Pembinaan dan pengembangan kegiatan koperasi dan usaha kecil dan menengah.

Sedangkan manfaat Outsourcing bagi masyarakat antara lain:

a. Aktivitas outsourcing akan mendorong kegiatan ekonomi penunjang dilingkungan

Page 20: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

17

masyarakat.

b. Mengembangkan infrastruktur sosial masyarakat, budaya kerja, disiplin

dan peningkatan kemampuan ekonomi

c. Mengurangi pengangguran.

d. Meningkatkan kemampuan dan budaya berusaha di lingkungan masyarakat.

Page 21: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

18

BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Secara umum, perusahaan memilih alternative untuk melakuan Outsourcing atas sebagian

aktivitas bisnisnya dengan alasan sebagai berikut:

1. Fokus pada kegiatan Utama

2. Penghematan dan pengendalian biaya operasional.

3. Memanfaatkan kompetensi vendor Outsourcing.

4. Perusahaan Menjadi Lebih Ramping dan Lebih Gesit Dalam Merespon Pasar.

5. Mengurangi resiko

6. Meningkatkan Efisiensi dan Perbaikan pada Pekerjaan-Pekerjaan yang Sifatnya Non Core

Business

Dalam pelaksanaannya, implementasi system Outsourcing tentu akan menimbulkan dampak yang

perlu diantisipasi yaitu dalam hal:

1. Diskriminasi Usia dan Status Perkawinan.

2. Diskriminasi Upah.

3. Diskriminasi Berserikat.

.

IV.2 Saran

Dalam pembahasan lebih lanjut kedepannya, diperlukan pembahasan mengenai akibat yang

ditimbulkan bagi karyawan Outsourcing atas statusnya dan akibatnya bagi kinerja karyawan

tersebut di perusahaan dan akibatnya bagi perusahaan. Selain itu perlu dibahas juga fasilitas dan

kompensasi apa saja yang umumnya membedakan antara karyawan tetap perusahaan dengan

karyawan Outsourcing. Selain itu juga perlu di lakukan pembahasan lebih lanjut dalam

penentuan pemilihan perusahaan Outsourcing yang akan dipilih perusahaan sehingga tercapai

tujuan perusahaan sesuai dengan yang diharapkan.

Page 22: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

19

DAFTAR PUSTAKA

UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Nur Cahyo, 2006, Tesis : Pengalihan Pekerjaan Penunjang perusahaan dengan Sistem

Outsourcing (Alih Daya) Menurut Undang-undang No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

(Studi Kasus pada Asuransi Astra Buana), Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas

Indonesia, Depok.

Suwondo, Chandra, 2003, Outsourcing; Implementasi di Indonesia, Elex Media Computindo,

Jakarta.

IT Governance Domain Practices and Competencies, 2005. Governance of

Outsourcing, The IT Governance Institute

http://eksa.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/SIM-UAT.pdf

http://www.ajihoesodo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=80:seputar-

masalah-tenaga-kerja-outsourcing-di-indonesia&catid=2:hukum&Itemid=6

Page 23: Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaandonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/... · Makalah ini membahas tentang bagaimana implementasi system outsourcing dalam

Implementasi Karyawan Outsourcing dalam Perusahaan

20

LAMPIRAN

Definisi

1. Divisi Sumber Daya Manusia adalah unit kerja yang mengelola Sumber Daya Manusia

Perusahaan.

2. Pegawai adalah individu yang bekerja pada perusahaan yang terkait dalam hubungan kerja.

3. Perjanjian Kerja Paruh Waktu (PKWT) adalah Perjanjian yang dibuat berdasarkan jangka

waktu tertentu dan sifatnya sementara.