studi kasus manajemen ibu anita

34
STUDI KASUS PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION, TBK (INDOSAT) MANAJEMEN KELAS MJ100P Dosen: Anita B wardanaya Disusun oleh : NIM : 1021464601 NAMA : MAYLAN ASMARANI Jurusan: TEKNIK INFORMATIKA 2010 PERGURUAN TINGGI RAHARJA

Upload: meiland-meebo

Post on 24-May-2015

2.907 views

Category:

Education


7 download

DESCRIPTION

tugas makalah ibu anita pengantar manajemen

TRANSCRIPT

Page 1: Studi kasus manajemen IBU ANITA

STUDI KASUS

PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION, TBK(INDOSAT)

MANAJEMEN

KELAS MJ100P

Dosen:

Anita B wardanaya

Disusun oleh :

NIM : 1021464601

NAMA : MAYLAN ASMARANI

Jurusan:

TEKNIK INFORMATIKA 2010

PERGURUAN TINGGI RAHARJA

AMIK / STMIK RAHARJA

Jl. Sudirman No.40 Modern Cikokol – Tangerang Telp. 5529586, 5529692 Fax. 5529742

Page 2: Studi kasus manajemen IBU ANITA

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan Proyek Akhir ini

dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup

menyelesaikannya dengan baik.

Tugas Proyek Akhir ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Pengantar

Manajemen ,yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Proyek Akhir ini

di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun

maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari

Allah SWT akhirnya tugas mandiri ini dapat terselesaikan.

Tugas Mandiri ini memuat tentang STUDI KASUS Pengantar Manajemen yang sangat

penting dalam kehidupan sehari-hari / berbisnis . Walaupun Proyek Akhir ini mungkin kurang

sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Pengantar Manajemen

yaitu Ibu Anita B. Wandanaya S.M yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti

tentang bagaimana cara Saya menyusun Proyek Tugas Akhir ini.

Semoga Proyek Akhir ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Walaupun Proyek Akhir ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran

dan kritiknya. Terima kasih

Tangerang, Desember 2010

Maylan Asmarani

Page 3: Studi kasus manajemen IBU ANITA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Proyek 1

1.2 Maksud danTujuan Proyek Akhir 1

BAB II. ANALISA INTERNAL PERUSAHAAN 2

2.1 Profil Perusahaan 2

2.2. Misi, Visi, dan Filosofi Perusahaan 5

2.3. Posisi Keuangan Perusahaan 7

BAB 3. ANALISA EKSTERNAL PERUSAHAAN 43

3.1.Lingkungan Umum / Remote Environment 43

3.2. Lingkungan Industri 43

3.3. Lingkungan Operasi

BAB 4. ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN 44

4.1. Analisa SWOT

4.2. Grand Strategy

4.3. Growth Strategy

4.4. Analisa Strategi Bisnis Indosat Menghadapi Krisis Ekonomi

BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

 

Page 4: Studi kasus manajemen IBU ANITA

BAB 1. PENDAHULUAN

 

Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran

informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi

menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran informasi akan

semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi

saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan

informasi.

Masyarakat dunia informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya keras

menciptakan infrastruktur yang mampu menyalurkan informasi secara cepat, artinya mereka

sangat membutuhkan jaringan telekomunikasi yang memiliki kualifikasi sebagai information

superhighway.

Hal tersebut di atas telah menimbulkan suatu kondisi persaingan yang sangat ketat di antara

perusahaan-perusahaan telekomunikasi, yang tingkat persaingannya tidak lagi domestik, tetapi

bersifat internasional. Sehingga untuk dapat memenangkan persaingan tersebut, tentu diperlukan

suatu strategi yang tepat dan penerapan yang baik.

Dalam hal ini, kami mencoba menganalisis Indosat sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi

di Indonesia yang menyediakan jasa telekomunikasi internasional, sebagai bahan studi. Dengan

pertimbangan, Indosat dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai kinerja yang cukup baik dan

terbukti dengan penghargaan Asia Money Awards 1996 ( Best Managed Company : Best Investor

Relations, Best Strategy, and Management), SWA Best CEO Awards 1997, ISO 9002

Certification 1997, dan beberapa penghargaan lainnya.

Dalam paparan ini akan dicoba dibahas mengenai profil, misi, visi, filosofi, posisi keuangan,

kondisi lingkungan , dan strategi perusahaan, terutama yang menyangkut kondisi terkini yang

sedang di alami perusahaan dalam krisis ekonomi yang melanda Indonesia.

 

Page 5: Studi kasus manajemen IBU ANITA

BAB 2. ANALISA INTERNAL PERUSAHAAN

 

2.1. Profil Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan

PT. Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan pada tahun 1967 sebagai anak

perusahaan yang dimiliki secara penuh oleh International Telephone and Telegraph Corporation

(ITT). Tahun 1969, Indosat memulai operasi komersialnya dan telah menjadi penyedia utama

jasa telekomunikasi internasional di Indonesia, menghubungkan Indonesia secara langsung ke

hampir 252 negara dan tujuan di seluruh dunia. Bisnis utama Indosat adalah menyediakan jasa

switched dan non-switched telekomunikasi internasional. Indosat ditugaskan pemerintah

Indonesia untuk membangun, mentransfer, dan mengoperasikan selama 20 tahun sebuah stasiun

bumi Intelsat di Indonesia untuk mengakses penggunaan kapasitas Intelsat di satelit Indian

Ocean Region (IOR). Tahun 1980, ITT menjual Indosat kepada pemerintah Indonesia. Setelah

transfer, Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara dalam bentuk Perseroan Terbatas, dan

menjadi satu-satunya penyedia jasa telekomunikasi internasional di Indonesia. Pada waktu itu,

Pemerintah Indonesia mentransfer kepemilikan fasilitas Indosat kepada Indosat. Tahun 1982,

dalam rangka memisahkan secara efektif jaringan telekomunikasi domestik dan internasional,

seluruh kepemilikan Perumtel pada kabel bawah laut internasional dan gerbang serta operator

internasionalnya di Jakarta ditransfer ke Indosat dan Indosat mentransfer aset tertentu yang

berhubungan dengan telekomunikasi domestik ke Perumtel. Pada bulan Oktober 1994, Indosat

menyelesaikan initial global public offering saham-sahamnya. Saham-saham tersebut

diperdagangkan baik di Bursa Efek Jakarta maupun New York Stock Exchange.

2. Produk dan Jasa Indosat

SWITCHED PRODUCT: International Direct Dialing (IDD), Indosat Calling Card

(ICC), Indosat Prepaid Card, Visa Phone, International Toll-Free, International Video

Confrence, Home Country Direct, Indonesia Direct, International Telegram and Telex

Service, FaxPlus, Data Packet Communication Connection, ISDN-Pasopati, Inmarsat.

Page 6: Studi kasus manajemen IBU ANITA

NON-SWITCHED PRODUCT: International Leased Circuit Service, Indosat Business

Service, International Private Circuit, Virtual Private Network, Frame Relay, Television

Channel Service .

3. Perusahaan Anak dan Afiliasi

Indosat mempunyai investasi di: Acasia Communicationd Sdn.Bhd. (ACASIA), PT Aplikanusa

Lintasarta (Lintasarta), ASEAN Cableship Pty.Ltd (ACPL), Astel Tokyo Corporation (Astel), PT

Bangtelindo (Bangtelindo), Cambodian Indosat Telecommunications S.A. (Camintel), PT EDI

Indonesia, PT Duta Sukses Utama, PT Graha Informatika Nusantara, PT Graha Lintas Properti,

I-CO Global Communication (Holdings) Ltd, PT Indokomsat Lintas Dunia (Indokomsat), PT

Mitra Global Telekomunikasi (MGTI), PT Patra Telekomunikasi Indonesia (Patrakomindo), PT

Satelit Palapa Indonesia (Satelindo), PT Sisindosat Lintasbuana, PT Sistelindo Mitra Lintas, PT

Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), USA Global Link, PT Kalimaya Perkasa Finance, PT

Asitelindo Data Buana, PT Intikom Telepersada, PT Indoprima Mikroselindo (Primasel),

Suginami Cable Television Co. Ltd., PT Yasawirya Tama Cipta (YTC), Indosat Kazakstan

Telecommunications Ltd. (Inkasel), International Satellite Organisations, PT Multi Media Asia

Indonesia (MMAI), PT Pramindo Ikat Nusantara, AlphaNet Telecom Inc, PT Indosat Mega

Media (IMM), PT Menara Jakarta, PT Yasawirya Indah Mega Media, PT Multimedia Nusantara,

PT Datakom Asia, ASEAN Telecom Holding Sdn.Bhd. (ATH), PT Indokomsat Lintas Dunia, PT

Indosel.

2.2. Misi, Visi, dan Filosofi Perusahaan

1. Misi Perusahaan

Setelah Pemerintah Indonesia mengambil alih kepemilikan seratus persen saham PT. Indosat dari

the American Cable and Television Corporation (ITT/ACR) pada tanggal 31 Desember 1980,

kemudian dirumuskanlah misi baru Indosat pada tahun 1981, yang didasarkan pada suatu

Page 7: Studi kasus manajemen IBU ANITA

pandangan untuk mentransformasikan Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang bersih

dan sukses.

Indosat mendefinisikan misi perusahaan tersebut sebagai berikut:

Menyediakan jasa terbaik pada konsumen

Memberikan hasil terbaik kepada pemegang saham

Mempertahankan dan meningkatkan citra terbaik perusahaan

2. Visi Perusahaan

Saat Indosat akan go public ke bursa saham dunia pada tahun 1994, dilakukan redefinisi visi

perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan trend global dalam sektor telekomunikasi dan

memperhitungkan strategi dari perusahaan telekomunikasi kelas dunia.

Indosat mendefinisikan tujuan yang hendak diraih yang tertuang dalam visi perusahaan sebagai

berikut:

Mempertahankan kepemimpinan pasar dalam jasa telekomunikasi internasional di

Indonesia

Dengan masuknya pemain baru seiring berakhirnya monopoli sebagai penyedia jasa

telekomunikasi internasional, Indosat harus berjuang untuk memimpin pasar dengan: 1)

mempertahankan pangsa pasar dominan, dan 2) menyediakan jasa yang terbaik, baik

dalam kualitas dan jangkauan produk dan jasa.

Memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas dunia

Adanya kecendrungan di sektor telekomunikasi menuju swastanisasi perusahaan negara

dan dibukanya pasar dunia, yang mengakibatkan masuknya pemain asing dalam industri

domestik, menuntut Indosat untuk dapat bersaing dengan perusahaan multinasional.

Dengan strategi untuk memasuki pasar global diharapkan dapat: 1) meningkatkan nilai

perusahaan melalui ekspansi bisnis , dan 2) meningkatkan citra perusahaan yang

memperkuat posisinya di Indonesia.

Menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi dunia

Dalam rangka mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dan menjadi pemain

Page 8: Studi kasus manajemen IBU ANITA

global, Indosat menaikkan standard sesuai dengan standard yang digunakan oleh

perusahaan telekomunikasi multinasional, sebagai operator telekomunikasi global.

3. Filosofi Perusahaan

Perkembangan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia yang cepat, seiring pertumbuhan

permintaan pada jasa dan jangkauan jasa telekomunikasi, menuntut dipenuhinya kepuasan

pelanggan sebagai kunci sukses dalam era kompetisi. Untuk memenuhi hal tersebut, Indosat

menerapkan suatu filosofi yang dikenal dengan "Kami Lebih Peduli" atau lebih populer dengan

"We Care More".

 

2.3. Posisi Keuangan Perusahaan

Rasio dan Modal Kerja 1996 1997 Trend Interpretasi

Likuiditas: Current 0,41 0,35 Unfavorable Rasio yang ideal: 2-3

Quick 0,41 0,35 Unfavorable Semakin besar semakin baik

Leverage Debt-Assets 0,10 0,15 Favorable Semakin besar semakin aman

Debt-Equity 0,11 0,17 Favorable Semakin besar semakin aman

Aktivitas Asset Turnover 0,43 0,41 Unfavorable Semakin besar semakin efisien

Fixed Asset Ratio 0,73 0,63 Unfavorable Semakin besar semakin efisien

Inventory Turnover - - - Tidak terdapat persediaan

Acc. Rec. Turnover 2,75 2,21 Unfavorable Semakin besar semakin efisien

Av.Collection Per. 131 163 Unfavorable Semakin kecil semakin baik

Profitabilitas ROS 0,43 0,44 Favorable Semakin besar semakin baik

ROI 0,18 0,18 Neutral Semakin besar semakin baik

ROE 0,20 0,21 Favourable Semakin besar semakin baik

Berdasarkan posisi keuangan di atas terlihat trend dari keuangan Indosat yang favorable maupun

yang unfavorable. Pada rasio likuiditas, terlihat trend yang unfavorable, artinya semakin riskan

bagi Indosat untuk dapat membayar kewajibannya jangka pendeknya. Untuk rasio leverage,

Page 9: Studi kasus manajemen IBU ANITA

terlihat trend yang favorable, artinya akan semakin aman pendapatan bagi pemegang saham dari

biaya kewajiban. Mengenai rasio aktivitas terlihat trend yang unfavorable, artinya semakin

menurun efektifitas penggunaan sumber daya. Terakhir, rasio profitabilitas menunjukkan trend

yang favorable, artinya semakin baik perusahaan dikelola yang menghasilkan keuntungan yang

meningkat. Secara umum terlihat bahwa perusahaan mampu dengan baik menghasilkan

keuntungan, namun kurang baik memanfaatkan sumber daya yang ada, dan mempunyai posisi

likuiditas yang cukup riskan.

BAB 3. ANALISA EKSTERNAL PERUSAHAAN

Page 10: Studi kasus manajemen IBU ANITA

 

3.1.Lingkungan Umum / Remote Environment

Lingkungan ini adalah suatu tingkatan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun

faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya di luar

dan terlepas dari operasi perusahaan.

1. Faktor Ekonomi

Krisis moneter yang kemudian disusul dengan tejadinya krisis ekonomi telah membuat

terpuruknya perekonomian Indonesia. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar

secara drastis dan fluktuatif, banyak menyulitkan perusahaan-perusahaan di Indonesia,

yang terutama diakibatkan pinjaman luar negeri yang besar. Hancurnya sektor keuangan

khususnya perbankan dan tingkat suku bunga yang sangat tinggi mencapai 70% telah

membuat dunia usaha kesulitan untuk mendapatkan kredit yang memadai untuk

mengembangkan usahanya. Krisis ini diperburuk dengan terjadinya krisis kepercayaan,

yang mengakibatkan terjadinya penolakan letter of credit oleh pihak luar negeri.

Kontraksi ekonomi yang diperkirakan mencapai 13% ditahun 1998 ini, inflasi yang tinggi

(menurut data BPS dalam periode Januari-September 1998 inflasi telah mencapai 75%),

banyaknya PHK, dan pada gilirannya memperbesar jumlah penduduk miskin. Dengan

turunnya pendapatan riel masyarakat maka daya beli masyarakat melemah. Semua

masalah diatas sangat menyulitkan bagi dunia usaha di Indonesia saat ini.

2. Faktor Sosial

Kemajuan ekonomi yang pernah terjadi selama periode 1969-1996, telah banyak

merubah keadaan sosial di Indonesia. Jasa telekomunikasi pada saat ini telah menjadi

kebutuhan pokok bagi masyarakat, baik untuk dunia usaha maupun di luar dunia usaha.

Keberhasilan program Keluarga Berencana juga telah merubah keadaan demografi

Indonesia. Jumlah penduduk usia produktif akan terus meningkat, yang tentunya akan

semakin banyak memerlukan jasa telekomunikasi dalam kegiatannya . Hal-hal diatas

merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan penyedia jasa telekomunikasi.

3. Faktor Politik

Keadaan politik dalam negeri yang masih belum stabil pada saat ini, sedikit-banyak

Page 11: Studi kasus manajemen IBU ANITA

cukup mempengaruhi kegiatan ekonomi nasional. Disusunnya beberapa Undang-Undang,

seperti: UU Kepailitan, yang berpengaruh pada perusahaan yang mengalami kesulitan

keuangan; dan UU Persaingan Sehat, untuk bisnis yang bersih, yang ditujukan untuk

menghapus praktek monopoli atau pun kartel. Khusus untuk jasa telekomunikasi

internasional, pemerintah tetap memberikan komitmen untuk mempertahankan duopoli

Indosat-Satelindo hingga tahun 2003. Dengan akan berakhirnya duopoli tersebut, maka

diperlukan kesiapan dalam menghadapi munculnya pendatang baru.

4. Faktor Teknologi

Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring dengan

berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend teknologi telekomunikasi ini

semakin ke arah teknologi digital, semakin besar kapasitas, semakin sederhana

perangkatnya, perluasan daya jangkau, keamanan dan privacy lebih baik, personalitas dan

penambahan fasilitas yang lain. Evolusi teknologi telekomunikasi saat ini mempunyai

kecenderungan untuk beralih via radio, optik atau satelit.

5. Faktor Ekologi

Pada saat ini dunia bisnis semakin dituntut tanggung-jawabnya terhadap lingkungan.

Industri telekomunikasi telah mencoba membuat produk yang ramah lingkungan, dan

bagi sektor jasa telekomunikasi relatif tidak menghasilkan limbah sama sekali.

 

3.2. Lingkungan Industri

Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan

komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik dan

langsung terhadap operasionalisasi perusahaan.

Menurut Michael Porter dalam bukunya Competitive Strategy, keadaan persaingan dalam suatu

industri tergantung lima kekuatan persaingan pokok, yaitu:

1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Bisnis pertelekomunikasian merupakan bisnis yang dinamik, menarik, multi aspek,dan

Page 12: Studi kasus manajemen IBU ANITA

pelopor dalam ekspansi global. Di sisi lain pelbagai bukti empirik secara tak langsung

telah membuktikan bahwa sektor telekomunikasi merupakan sektor bisnis yang paling

diminati oleh perusahaan multi nasional dalam kerangka ekspansi dan globalisasinya Ini

terjadi baik dalam rangka swastanisasi maupun dalam konteks aliansi strategis antar

pelaku di negara maju maupun dalam ekspansi ke negara berkembang. Berdasarkan

kebijakan pemerintah struktur pasar jasa telekomunikasi sudah diatur sedemikian rupa

sehingga perusahaan-perusahaan yang akan masuk dalam industri ini akan mengalami

kesulitan.

Modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri ini sangat besar, mengingat mahalnya

teknologi yang digunakan dan biaya pembangunan jaringan yang luas. Sehingga yang

dapat masuk ke industri ini adalah pengusaha-pengusaha bermodal besar ataupun

perusahaan-perusahaan raksasa yang telah mapan.

Jadi dengan kondisi tersebut di atas, maka kecil kemungkinannya pendatang baru untuk

dapat memasuki industri ini, karena banyaknya barrier to entry, yang sengaja dibuat agar

tidak meruntuhkan pemain yang sudah ada.

2. Kekuatan tawar-menawar pembeli

Jumlah pelanggan telekomunikasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, yang pada

akhir Pelita VIII (2009) diproyeksikan mencapai 21 juta saluran telepon dengan rasio 9

per seratus orang. Kalau dibandingkan misalnya padatahun 1996 Swedia (tertinggi dunia)

sudah mencapai 68 per seratus orang, dan hongkong 54 per seratus orang.

Pelanggan di Indonesia pada umumnya tidak mempunyai daya tawar yang cukup kuat

terhadap jasa telekomunikasi dasar ataupun jasa sambungan langsung internasional,

karena tidak punya pilihan sarana telekomunikasi. Dan untuk jasa sambungan bergerak,

pelanggan memang cukup banyak pilihan , tetapi hanya terbatas pada pilihan tertentu dan

kurang bisa memuaskan pelayanan atas jasanya.

Jadi melihat hal di atas jelas potensi pasar jasa telekomunikasi cukup besar dan

meningkat dari tahun ke tahun , apalagi di Indonesia banyak potensi pelanggan yang

belum digarap.

3. Kekuatan tawar-menawar pemasok

Industri telekomunikasi banyak memakai kabel serat optik, tidak saja untuk jaringan

darat, tapi juga di laut. Dengan kemajuan teknologi yang sudah sedemikian pesat,

Page 13: Studi kasus manajemen IBU ANITA

jaringan kabel lama (tembaga) sudah tidak memadai lagi baik untuk mengakomodasi data

maupun informasi. Sebenarnya produsen kabel serat optik dalam negeri telah mampu

memasok kebutuhan nasional. Namun demikian, hampir sekitar 90% kebutuhan kabel

serat optik dalam negeri masih diimpor dari luar negeri, sehingga bergantung pada

produsen luar negeri. Kondisi daya tawar perusahaan telekomunikasi Indonesia tidak

terlalu lemah, karena pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan. Akan tetapi jika terjadi

fluktuasi dan pelemahan nilai tukar mata uang dalam negeri, hal ini yang menjadi

bumerang terhadap perusahaan.

4. Ancaman dari barang atau jasa pengganti

Telekomunikasi merupakan wahana yang menghubungkan manusia satu dengan manusia

lainnya melalui berbagai media telekomunikasi. Sesuai dengan fungsinya tersebut maka

jika kita identifikasikan ada beberapa jasa pengganti yang dapat mengambil alih fungsi

tersebut dari jasa telekomunikasi, misalnya: jasa transportasi, jasa pos, jasa pers, dan

internet. Dari beberapa macam jasa pengganti, berdasarkan kelebihan dan kelemahannya,

maka kecendrungan pelanggan akan tetap menggunakan jasa telekomunikasi dalam hal

kecepatan dan kemudahan berkomunikasi.

5. Persaingan di antara perusahaan yang ada

Kondisi persaingan industri telekomunikasi Indonesia dipengaruhi oleh aturan mengenai

struktur dan bentuk kerjasama antara perusahaan swasta dan BUMN, sesuai dengan UU

No 3/1989, adalah sebagai berikut: Perusahaan swasta dapat menyelenggarakan jasa

telekomunikasi dasar melalui kerjasama patungan, kerjasama operasi, dan kontrak

manajemen dengan PT Telkom dan PT Indosat.

Gambaran mengenai kondisi persaingan dan struktur industri telekomunikasi di Indonesia

dapat dilihat pada tabel berikut:

Segmen IndustriKerangka

HukumOperator

Public Switced

Telephone

Network

Gerbang Internasional Duopoli Indosat, Satelindo

Domestik Lokal

Tetap

Kabel Monopoli Telkom (KSO)

Tanpa

Kabel

Duopoli Telkom, Ratelindo

Page 14: Studi kasus manajemen IBU ANITA

Bergerak

NMT

450

Monopoli

RegionalMobisel

GSMCakupan

Nasional

Satelindo,Excelkomindo,Telkomse

l

AMPSMonopoli

RegionalKomselindo, Metrosel, Telesera

Jarak-Jauh Monopoli Telkom

Infrastruktur

Teresstrial Monopoli Telkom

SatelitKompetisi

InternasionalSatelindo, PSN

Jasa Bernilai

Tambah

Paging, Voice mailbox,

Komunikasi Data, Wartel,

Payphone, dll

Kompetisi Operator Berlisensi

Jaringan

KhususVSAT, Trunking Kompetisi Operator Berlisensi

Jaringan

Swasta  Tidak Dijual Perusahaan swasta mana saja

Manufaktur

Telephone SwitchKompetisi

TerbatasAT&T,NEC,SIEMENS,SENA

Transmisi Kompetisi Perusahaan mana saja

Broadband Switch    

CPE Kompetisi Perusahaan mana saja

Kabel Kompetisi Perusahaan mana saja

 

3.3. Lingkungan Operasi

Page 15: Studi kasus manajemen IBU ANITA

Lingkungan ini meliputi faktor-faktor pada situasi kompetitif yang mempengaruhi sukses

perusahaan dalam mendapatkan sumber daya atau dalam keuntungan pemasaran barang dan jasa

perusahaan.

1. Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif Indosat cukup kuat, sebagai pemimpin pasar, dan hanya menghadapi

satu pesaing pada bisnis telekomunikasi internasional yaitu Satelindo. Selain itu juga

didukung rangkaian produk dan jasa yang luas, kapasitas dan produktivitas yang

memadai, periklanan, dan yang cukup penting citra perusahaan.

2. Profil Pelanggan

Pelanggan dari Indosat meliputi rumah tangga dan kalangan bisnis. Dalam hal ini

pemakai utama dari telekomunikasi internasional adalah kalangan bisnis, yang banyak

digunakan untuk keperluan usaha. Terpuruknya perekonomian Indonesia yang banyak

memacetkan sejumlah besar bisnis, mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan volume

pemakaian telekomunikasi internasional.

3. Pemasok

Peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengadaan telekomunikasi internasional,

merupakan peralatan yang bermuatan teknologi tinggi. Sehingga, sebagian besar

peralatan tersebut didatangkan melalui pemasok luar negeri. Walaupun posisi daya tawar

Indosat cukup kuat, mengingat culup banyaknya jumlah pemasok, namun penurunan nilai

tukar Rupiah sangat mempengaruhi besarnya dana yang diperlukan untuk mendatangkan

peralatan tersebut. Namun, pendapatan Indosat yang sebagian besar dalam bentuk Dollar,

seperti pendapatan incoming call, cukup membantu.

4. Kreditor

Dilihat dari struktur kredit-modal, terlihat bahwa Indosat mempunyai struktur yang

berimbang, atau antara modal dan kredit jumlahnya sama. Dalam hal ini, mengingat

kemampuan Indosat dalam menghasilkan keuntungan maupun asset yang dimilikinya,

tidaklah terlampau sulit bagi indosat untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor pada

jumlah yang memadai.

5. Sumber Daya Manusia

Indosat mempunyai SDM yang cukup baik, 40% komposisinya berpendidikan S-1 ke

Page 16: Studi kasus manajemen IBU ANITA

atas. Selain itu didukung dengan program pelatihan berjenjang sesuai posisinya untuk

meningkatkan keahlian.

 

BAB 4. ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN

Page 17: Studi kasus manajemen IBU ANITA

 

4.1. Analisa SWOT

1. Strength :

Kekuatan Indosat antara lain terdapat pada: hak duopoli yang dimilikinya, pengalaman

mengelola bisnis telekomunikasi internasional, kekuatan manajemen dan budaya

perusahaan, rangkaian produk dan jasa yang luas, teknologi yang mutakhir pada

peralatannya, kualitas produk dan jasa, serta citra perusahaan yang baik.

2. Weakness :

Kelemahan Indosat antara lain terdapat pada: kurangnya kebiasaan bersaing secara ketat

akibat kenikmatan hak duopoli yang dimilikinya, rentannya likuiditas perusahaan akibat

besarnya kewajiban yang dimilikinya, dan diversifikasi yang berlebihan seperti pada

perusahaan anak dan afiliasi yang kurang menguntungkan.

3. Oppurtunities :

Peluang bagi Indosat antara lain: besarnya pasar domestik yang belum tergarap, perluasan

usaha baru yang melingkupi bisnis inti yang cukup menguntungkan, dan bisnis

telekomunikasi global yang cukup menjanjikan.

4. Threat :

Ancaman bagi Indosat antara lain: masuknya pendatang baru terutama dari luar negeri

sehubungan akan berakhirnya hak duopoli, kompetisi global yang memasuki pasar

domestik, dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia.

4.2. Grand Strategy

Adaptasi pada perubahan lingkungan yang cepat dalam telekomunikasi telah menjadi critical

factor bagi Indosat. Peningkatan kompetisi, perubahan teknologi, dan aliansi strategi global , di

antara kesemuanya, sedang membentuk pasar telekomunikasi yang akan datang.

Page 18: Studi kasus manajemen IBU ANITA

Dalam menanggapi tantangan-tantangan baru tersebut Indosat telah membangun cetak biru

pertumbuhan, dikenal sebagai Grand Strategy Indosat 2000:

Jasa Telekomunikasi Internasional Dasar akan tetap menjadi core business Indosat

Peranan regional dan internasional yang telah meningkat sejak 1994

Jasa selular dan sistem satelit bergerak saat ini sedang diperluas melalui perusahaan

selular lokal dan konsorsium internasional

Jasa bernilai-tambah yang meliputi telekomunikasi pada saat ini, integrasi sistem dan

informasi multimedia dan hiburan yang melengkapi dan menambah nilai dari jasa core

Indosat

 

4.3. Growth Strategy

Indosat berusaha mempertahankan keberadaannya sebagai pemimpin pasar untuk jasa

telekomunikasi internasional di Indonesia, memposisikan dirinya sebagai perusahaan

telekomunikasi berkelas-dunia, dan menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi dunia.

Hal ini dicapai melalui Strategi Bisnis "1-plus-3" yang mencoba:

"1" Membangun jasa telekomunikasi internasional melingkupi central core business

Lalu-lintas telekomunikasi internasional Indosat di transmisikan melalui satelit internasional,

sistem kabel bawah laut, dan sambungan gelombang mikro, yang kesemuanya menggunakan

teknologi digital mutakhir termasuk protokol multimedia canggih. Indosat mengoperasikan

empat gerbang internasional di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Batam dimana lalu-lintas

melewati dari Indonesia ke seluruh dunia, dan sebaliknya. Setelah membangun akses ke satelit

yang cukup melalui sembilan stasiun bumi di empat lokasi gerbang melintang Indonesia, Indosat

pada saat ini memperluas aksesnya ke kabel serat optik digital bawah laut dengan bergabung ke

konsorsium kabel regional dan dunia. Ini semua adalah bagian dari program perluasan yang

didesain untuk meningkatkan kapasitas, memperbaiki kualitas, dan menyediakan jasa baru untuk

memenuhi perubahan permintaan konsumen.

Page 19: Studi kasus manajemen IBU ANITA

1. Partisipasi dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi domestik

Indosat memandang investasinya pada infrastruktur telekomunikasi domestik selain

sebagai alat untuk memperluas pasar jasa telekomunikasi internasional, juga sebagai

sumber pendapatan baru untuk perusahaan. Dua ventura utama Indosat pada lapangan ini

adalah PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia sebagai pemegang lisensi operator

telekomunikasi di daerah Jawa Tengah, PT Pramindo Ikat Nisantara di Sumatra, dan PT

Telekomunikasi Selular Indonesia (Telkomsel), perusahaan join-ventura jasa GSM

selular bergerak.

2. Meningkatkan peranannya dalam telekomunikasi regional dan internasional

Indosat memulai proyek internasional, melibatkan join-ventura dengan mendasarkan

sebagaimana membangun carriers telekomunikasi internasional. Tujuan utamanya adalah

meningkatkan lalu-lintas internasional melalui gerbang perusahaan, memperoleh

pendapatan langsung dari proyek dan mendapatkan tambahan keahlian dari pembukaan

internasional. Sampai sekarang, Indosat terikat dengan berbagai proyek telekomunikasi

termasuk join-ventura dengan entitas telekomunikasi yang bersangkutan dari Kamboja

dan Kazakstan dan investasi ekuitas pada jasa selular berbasis PHS di Jepang

sebagaimana di USA Global Link dan Alphanet Telecom Inc. Keduanya adalah pemain

utama carrier telekomunkasi. Sebagai tambahan, Indosat telah bergabung dengan aliansi

internasional seperti Concert and World Partners dan telah ditunjuk sebagai gerbang bagi

Sistem Bergerak Global Inmarsat, SAN ICO melayani kawasan Asia Tenggara.

3. Mengambil diversifikasi terbatas pada bisnis komplementer

Indosat juga mencoba untuk mendiversifikasi pada daerah di mana keahlian perusahaan

dalam telekomunikasi dapat dipergunakan untuk mengoptimumkan efek seperti pada jasa

bernilai tambah yang melengkapi bisnis core perusahaan. Jasa –jasa ini tersedia melalui

perusahaan anak dan pada saat ini meliputi beberapa jasa pertukaran data elektronik,

bank elektronik, multimedia , dan internet

Dengan strategi perusahaan "1+3", Indosat akan menjadi perusahaan yang merupakan "penyedia

jasa penuh" dan "pemimpin bisnis multimedia".

 

Page 20: Studi kasus manajemen IBU ANITA

4.4. Analisa Strategi Bisnis Indosat Menghadapi Krisis Ekonomi

Sehubungan dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia, Indosat mengalami masa yang sulit

sejak awal 1998 ketika Rupiah terdepresiasi secara drastis. Banyak bisnis di Indonesia yang

mengalami kemacetan karena kondisi makro ekonomi, instabilitas politik, dan gejolak sosial.

Dilengkapi dengan krisis moneter, situasi ini mempengaruhi pertumbuhan permintaan jasa

telekomunikasi internasional di Indonesia. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya,

pertumbuhan volume lalu-lintas lebih lambat, yang memaksa Indosat untuk : lebih berhati-hati

dalam kegiatan operasi dan manajemen arus kas terutama mata uang asing, sehubungan

komitmen investasi yang jatuh waktu.

Namun demikian tampaknya krisis ekonomi tersebut tidak menurunkan keuntungan Indosat,

melainkan menurunkan pertumbuhannya saja. Selama Januari hingga September 1998, incoming

dan outgoing calls menigkat masing-masing 4,1% dan 10,3% dari periode sebelumnya.

Pertumbuhan yang lamban dari incoming traffic disebabkan turunnya kegiatan bisnis

internasional sebagai bagian dari situasi nilai tukar rupiah dan instabilitas politik, menyusul

kerusuhan Mei di Jakarta. Indosat masih memproyeksikan pertumbuhan positif lalu-lintas

telepon. Pendapatan operasi meningkat 45,6% sedangkan beban operasi meningkat 33%.

Sebagai strategi bisnis dalam menghadapi krisis ekonomi ini, Indosat menerapkan kebijakan,

antara lain:

Selalu mencari cara yang paling ekonomis menurunkan beban pembelanjaan pada mata

uang asing

Indosat mengurangi biaya sirkuit dengan menggunakan lebih banyak sirkuit kabel bawah

laut ketimbang satelit, yang pada saat ini mencapai 74% dari total bandwith.

Melakukan kebijakan konservatif menyangkut situasi krisis ekonomi Indonesia

Pengalokasian hutang tak tertagih yang cukup besar, meningkat 88,4% dari tahun

sebelumnya.

Menerapkan kebijakan likuiditas yang berhati-hati

Biaya telekomunikasi dan beban perawatan meningkat sebagai dampak melemahnya

Page 21: Studi kasus manajemen IBU ANITA

Rupiah. Namun dalam hal ini pertumbuhan beban operasi diupayakan lebih rendah dari

pendapatan operasi, serta meningkatkan profit margin.

Melindungi fundamental dasar Indosat dari pengaruh kinerja negatif anak perusahaan

Untuk menghindari dampak dari kinerja negatif anak perusahaan, maka dilakukan

program restrukturisasi diversifikasi bisnis, yang akan memperbaiki posisi keuangan

perusahaan dalam jangka pendek dan sesuai dengan strategi jangka panjang.

Dilihat dari hasil-hasil yang dicapai pada kuartal ketiga seperti yang disebutkan di atas, sejauh

ini Indosat cukup tepat dalam memilih strategi bisnis maupun penerapannya guna menghadapi

krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada saat ini, yang tentunya harus sesuai dengan strategi

jangka panjang Indosat seperti yang tertuang dalam Grand Strategy dan Growth Strategy untuk

mewujudkan Indosat sebagai perusahaan yang merupakan "penyedia jasa penuh" dan "pemimpin

bisnis multimedia".

 

Page 22: Studi kasus manajemen IBU ANITA

BAB 5. PENUTUP

 

5.1. Kesimpulan

Setelah menganalisis data-data dan informasi sebelumnya, maka bisa ditarik beberapa

kesimpulan mengenai manajemen strategi Indosat, yaitu:

1. Strategi yang tepat diperlukan dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam

industri telekomunikasi, yang tingkat persaingannya tidak lagi domestik, tetapi bersifat

internasional.

2. Indosat mempunyai kinerja yang cukup baik dalam menghasilkan keuntungan, namun

mempunyai posisi yang rentan menyangkut likuiditasnya.

3. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia mempunyai dampak yang cukup dirasakan oleh

Indosat, walaupun tidak mempengaruhi kenaikan pendapatan namun mengalami

penurunan.

4. Indosat cukup tepat dalam memilih strategi bisnis menghadapi krisis ekonomi yang

melanda Indonesia pada saat ini, yang sesuai dengan strategi jangka panjang Indosat

seperti yang tertuang dalam Grand Strategy dan Growth Strategy untuk mewujudkan

Indosat sebagai perusahaan yang merupakan "penyedia jasa penuh" dan "pemimpin bisnis

multimedia".

 

5.2. Saran

Berdasarkan analisa competitive strategy dan SWOT, terdapat beberapa hal yang dapat

diterapkan Indosat, antara lain:

1. Dapat memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk mengambil peluang-peluang yang

bersifat strategis , serta memperbaiki kelemahannya terutama menyangkut budaya

bersaing dalam menghadapi ancaman masuknya pendatang baru dari luar negeri.

Page 23: Studi kasus manajemen IBU ANITA

2. Lebih memperkuat posisi keuangannya, mengingat rentannya likuiditas perusahaan

dalam memenuhi kewajibannya.

3. Membatasi diversifikasi bisnis secara selektif, sehingga tidak mempengaruhi fundamental

dasar perusahaan.

4. Melakukan langkah-langkah yang tepat dan berhati-hati dalam menghadapi krisis

ekonomi, sehingga dapat menjaga apa yang telah dicapai perusahaan selama ini.

 

Page 24: Studi kasus manajemen IBU ANITA

DAFTAR PUSTAKA

 

Ardiansya, Samantha. "Persaingan Gaet Pelanggan Makin Ketat," Bisnis Indonesia, 1997

Certo, Samuel C dan Paul J.Peter. Strategic Management,Concept and Applications. Richard

D.Irwin, New Jersey, 1995

Nurkholis. "Posisi Industri Telekomunikasi Menjelang Perdagangan bebas," Republika, 1997

Purnomo, Hari Setiawan dan Zulkiflimansyah. Manajemen Strategi : Sebuah Konsep Pengantar.

Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 1996

Pearce, John A II dan Richard B.Robinson Jr. Strategic Management: Formulation,

Implementation, and Control. Richard D.Irwin, New Jersey, 1997

Situs Web Indoexchange. http://www.indoexchange.com, 1998

Situs Web PT Indosat. http://www.indosat.co.id, 1998

Situs Web PT Telkom. http://www.telkom.co.id, 1998

Winarno, Bondan. Creating Value in a State Owned Company: a Case Study of PT Indosat.

Inspirasi Indonesia, Jakarta, 1997

oleh Muhamad Shiroth, dibantu Poltak Bonifasius & Stephanus AriantoFakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 1998