strategi pengembangan emosi sosial dan moral aud...situasi yang tak terlalu menyenangkan....

24
7 Kecerdasan emosional penting bagi keberhasilan anak dalam membina pertemanan dengan teman sebaya dan dalam perkembangan kesehatan mental secara keseluruhan. Anak yang terampil memahami emosinya kelak akan mudah belajar memahami emosi teman sebaya. Anak yang handal memahami emosi pribadinya akan lebih handal dalam bermain pura-pura yang menjadi ciri perkembangan kemampuan kognitif pada anak usia dini. Mereka juga akan lebih handal dalam mengatasi emosi negatif sehingga tak mudah menyerah dan mampu bertahan meski saat dihadapkan pada situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan dan belajar. Pengalaman emosional sangat tergantung dari seberapa jauh individu dapat mengerti rangsang yang diterimanya. Otak yang lebih masak memungkinkan menerima pengalaman emosi yang lebih kaya (Hurlock, 1978). Jaringan saraf yang sudah tersusun lebih mapan dan kompleks akan mendukung pada mudahnya pemahaman terhadap adanya beragam stimulan dari lingkungan. Selain itu, faktor belajar juga sangat besar pengaruhnya, terutama dalam menentukan pola dari intensitas pengungkapan emosi. Seringnya berinteraksi dengan lingkungan, apalagi terhadap lingkungan yang beragam akan membiasakan individu (termasuk bayi) dalam memunculkan respons berupa emosi yang sesuai (tepat). Pada tahap selanjutnya, perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh harapan-harapan orang tua atau masyarakat. Perbedaan cara pengungkapan emosi pria dan wanita juga karena perbedaan harapan tersebut.

Upload: others

Post on 06-Sep-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

7

Kecerdasan emosional penting bagi keberhasilan anak dalam

membina pertemanan dengan teman sebaya dan dalam

perkembangan kesehatan mental secara keseluruhan. Anak yang

terampil memahami emosinya kelak akan mudah belajar memahami

emosi teman sebaya. Anak yang handal memahami emosi pribadinya

akan lebih handal dalam bermain pura-pura yang menjadi ciri

perkembangan kemampuan kognitif pada anak usia dini. Mereka

juga akan lebih handal dalam mengatasi emosi negatif sehingga tak

mudah menyerah dan mampu bertahan meski saat dihadapkan pada

situasi yang tak terlalu menyenangkan.

Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat

dipengaruhi oleh faktor kemasakan dan belajar. Pengalaman

emosional sangat tergantung dari seberapa jauh individu dapat

mengerti rangsang yang diterimanya. Otak yang lebih masak

memungkinkan menerima pengalaman emosi yang lebih kaya

(Hurlock, 1978). Jaringan saraf yang sudah tersusun lebih mapan dan

kompleks akan mendukung pada mudahnya pemahaman terhadap

adanya beragam stimulan dari lingkungan.

Selain itu, faktor belajar juga sangat besar pengaruhnya, terutama

dalam menentukan pola dari intensitas pengungkapan emosi.

Seringnya berinteraksi dengan lingkungan, apalagi terhadap

lingkungan yang beragam akan membiasakan individu (termasuk

bayi) dalam memunculkan respons berupa emosi yang sesuai (tepat).

Pada tahap selanjutnya, perkembangan emosi sangat dipengaruhi

oleh harapan-harapan orang tua atau masyarakat. Perbedaan cara

pengungkapan emosi pria dan wanita juga karena perbedaan

harapan tersebut.

Page 2: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD

8

A. KARAKTERISTIK EMOSI SOSIAL ANAK USIA 2 HINGGA 3 TAHUN

Berdasar Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar

Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, beberapa kondisi emosi dan

sosial anak usia 2 hingga 3 tahun antara lain dapat memberi

salam setiap mau pergi. Sikap dan perilaku tersebut perlu

diajarkan oleh orangtua, dengan membiasakan memberi salam

seperti assalamualaikum, syalom, atau ucapan „da da‟, ciuman di

pipi saat orangtua mau pergi atau saat sudah datang.

Selain itu, anak usia 2 hingga 3 tahun juga dapat memberi reaksi

percaya pada orang dewasa. Jika anak dibiasakan dikenalkan

pada orang lain di sekitarnya yang bersifat ramah dan penuh

kasih sayang, maka anak memiliki rasa percaya terhadap orang

yang dikenalnya tersebut. Sebaliknya, jika anak hidup pada

lingkungan yang memancing rasa marah dan emosi takut, maka

anak akan mempertebal rasa ketidakpercayaannya terhadap

siapapun di lingkungannya.

Pada usia sekitar 3 tahun anak akan mampu menyatakan

perasaannya terhadap anak lain, dapat berbagai perasaan

terhadap satu permainan. Misalnya menjadi dokter, perawat,

atau pasien. Melalui bermain peran seperti dokter-dokteran,

„pasar-pasaran‟, kehidupan berkeluarga, maka anak juga dapat

mewujudkan perasaannya.

Tabel 2.1. Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak berdasar Emosi

Sosial Anak Usia 2 – 4 Tahun

Lingkup

Perkembangan

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

2 – 3 tahun 3 – 4 tahun

Sosial-emosional

A. Kesadaran

Diri

1. Memberi salam

setiap mau pergi

2. Mengikuti aktivitas

dalam suatu

kegiatan besar

(misal: piknik)

Page 3: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Perkembangan Emosi Sosial AUD

9

Lingkup

Perkembangan

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

2 – 3 tahun 3 – 4 tahun

2. Memberi reaksi

percaya pada

orang dewasa

2. Meniru apa yang

dilakukan orang

dewasa

3. Menyatakan

perasaan

terhadap anak

lain

4. Berbagi peran

dalam suatu

permainan (misal:

menjadi dokter,

perawat, pasien)

3. Bereaksi terhadap

hal-hal yang tidak

benar (marah bila

diganggu)

4. Mengatakan

perasaan secara

verbal

Menurut Allen & Marotz (2010), anak prasekolah sangat

mempercayai pendapat mereka, namun pada saat yang

bersamaan, dan sebaliknya juga mulai mengerti bahwa orang

lain juga memiliki kebutuhan dan perasaan. Anak usia tiga tahun

juga mengembangkan beberapa tingkatan pengendalian atas

perilaku mereka sendiri (Denham et al., 2003). Mereka berusaha

untuk menjadi mandiri namun juga membutuhkan kepastian

bahwa orang dewasa selalu tersedia untuk menghibur,

menengahi, atau, jika diperlukan, untuk menyelamatkan mereka.

Selanjutnya Allen & Marotz (2010) menyatakan bahwa anak

berusia tiga tahun cenderung lebih damai, rileks, dan kooperatif.

Konflik seperti yang terdapat orang dewasa dengan anak

berusia dua tahun sekarang semakin berkurang. Faktanya,

banyak anak berusia tiga tahun yang mau mematuhi arahan

orang dewasa sepanjang waktu. Mereka mampu menahan

kepuasan mereka lebih lama, yang berarti, mereka memiliki

keinginan lebih sedikit untuk mendapatkan keinginan mereka

“sekarang juga” (Liebermann, Giesbrecht, dan Muller 2007).

Mereka mendapat kesenangan dari diri mereka sendiri dan

Page 4: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD

10

kehidupan dan menunjukkan dorongan yang tak tertahankan

untuk menemukan segala sesuatu yang ada di dunia sekitar

mereka.

Beberapa karakteristik emosi sosial anak usia hingga 3 tahun

yang dikutip dari Allen & Marotz (2010) menunjukkan sikap dan

perilaku sebagai berikut:

Terlihat mengerti tentang arti „bergiliran‟, namun tidak selalu

mau untuk melakukan hal tersebut.

Sering tertawa; ramah dan bersemangat untuk menyenangkan

orang lain.

Terkadang memiliki mimpi buruk dan ketakutan tentang

kegelapan, monster, atau api.

Bermain dalam permainan sederhana dan kegiatan kelompok,

terkadang dengan enggan.

Sering berbicara sendiri.

Mengidentifikasi diri sebagai “laki-laki” atau “perempuan”

(Ruble et al, 2007).

Menggunakan obyek secara simbolik dalam permainan (balok

kayu sebagai truk, sebuah jalan, atau pemukul).

Mengobservasi anak-anak lain yang sedang bermain, mungkin

ikut bergabung untuk beberapa saat, sering bermain sejajar

dengan anak lain.

Mempertahankan mainan dan barang miliknya, terkadang

menjadi agresif, merebut mainan, memukul anak lain,

menyembunyikan mainan.

Bermain “pura-pura” sendirian atau bersama dengan anak

lain (Ma & Lilard, 2006).

Page 5: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Perkembangan Emosi Sosial AUD

11

Menunjukkan perhatian kepada anak yang lebih muda atau

anak yang terluka.

Duduk dan mendengarkan cerita sampai sepuluh menit, tidak

menghiraukan anak-anak lain yang mendengarkan juga,

menjadi marah jika diganggu.

Mungkin masih akan memiliki selimut khusus, boneka binatang,

atau mainan untuk penenang.

1. Kegiatan Sehari-hari Anak Usia 2 hingga 3 Tahun

Ada beberapa karakteristik emosi sosial AUD yang

diwujudkan melalui sikap dan perilakunya dalam kehidupan

sehari-hari, sebagai berikut:

a. Makan

Di bawah ini beberapa karateristik anak usia 3 tahun

pada saat makan, berdasar hasil pengamatan

beberapa ahli yang dikutip dari Allen & Marotz (2010):

Lebih menyukai porsi kecil, nafsu makan cukup. Tidak

menyukai banyak sayuran yang dimasak; memakan

hampir semuanya; seharusnya tidak boleh dipaksa

untuk makan (Parlakian & Lerner, 2007).

Jika lapar akan makan sendiri. Menggunakan sendok

dengan cara seperti orang dewasa; mungkin

mengambil makanan dengan garpu.

Makan dengan pelan; bermain dengan makanan jika

sedang tidak lapar.

Menuang susu dan jus dengan tumpahan lebih sedikit;

menyajikan porsi individu dari suatu hidangan dengan

dorongan dari orang dewasa: “Isi sedikit lagi” atau

“makannya kurang dua sendok lagi”.

Page 6: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD

12

Minum banyak susu. (pastikan bahwa anak-anak tidak

meminum susu berlebihan agar dapat memakan

makanan lain).

b. Memakai Toilet, Mandi, dan Berpakaian

Dalam menggunakan toilet, mandi, dan berpakaian

terdapat beberapa karakteristik sikap dan perilaku

emosi sosial anak usia 3 tahun berdasar hasil temuan

Allen & Marotz (2010) sebagai berikut:

Membantu untuk membersihkan diri sendiri namun tidak

menyeluruh, sering susah disuruh untuk keluar dari bak

mandi.

Menyikat gigi sendiri, namun orang dewasa harus

selalu mengecek cara menyikat gigi anak.

Pergi ke toilet sendiri saat siang hari (terutama laki-

laki, sering pergi ke toilet sendiri dan mengakibatkan

celana basah).

Beberapa anak tidur sepanjang malam tanpa

mengompol; beberapa masih dalam masa transisi –

mungkin mereka akan berhenti mengompol namun

beberapa hari kemudian akan kembali mengompol.

Lebih mampu untuk melepas pakaian daripada

memakai pakaian, walaupun mereka mampu memakai

beberapa pakaian sendiri.

Menggunakan risleting, kancing baju dan mengancing-

kannya dengan kemampuan yang meningkat.

c. Tidur

Menurut Allen & Marotz (2010), beberapa temuan

kebiasaan anak usia 3 tahun berkaitan dengan saat

Page 7: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Perkembangan Emosi Sosial AUD

13

tidur, sikap dan perilaku emosi sosial diwujudkan

sebagai berikut:

Tidur 10-12 jam semalam, sering bangun pada pagi

hari.

Sering tidak tidur siang, namun sering diam di siang

hari.

Menyiapkan tempat tidur dengan mandiri, sudah tidak

melakukan beberapa „ritual tidur‟ dibandingkan saat

anak masih berusia kurang dari tiga tahun namun

masih membutuhkan cerita pengantar tidur dan juga

nyanyian dan diselimuti.

Memiliki mimpi yang mungkin menyebabkan anak

tersebut terbangun.

Terkadang berjalan di malam hari, ketegasan

dibutuhkan untuk mengembalikan anak tersebut ke

tempat tidur mereka.

d. Bermain dan Aktivitas Sosial

Beberapa temuan yang menggambarkan aktivitas sosial

dan bermain anak usia 3 tahun yang dikutip dari Allen &

Marotz (2010) sbb:

Ingin diikutkan dalam segala hal; masa dimana mereka

akan mengatakan “aku juga”.

Bergabung secara spontan dalam permainan grup

untuk sementara; sangat sosial; mulai untuk bermain

secara kooperatif lebih sering.

Sesekali berdebat atau bertengkar dengan anak-anak

lain; orang dewasa sebaiknya mengijinkan anak-anak

untuk menyelesaikan ketidaksetujuan mereka kecuali

ada hal yang menyangkut bahaya fisik.

Page 8: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD

14

Berpakaian dan berpartisipasi dalam permainan

drama yang merefleksikan aktivitas sehari-hari.

Beberapa anak masih menunjukkan stereotip „gender‟

dan peran: “laki-laki tidak bisa menjadi perawat” ;

“Hanya perempuan yang bisa menjadi penari.”

Merespon opini dengan baik daripada merespon

perintah: “Kamu ingin memakai piyamamu sebelum

atau sesudah cerita?”

Masih menganggap bahwa berbagi adalah hal yang

sulit namun sebenarnya sudah mengerti konsep

tersebut.

B. KARAKTERISTIK SOSIAL EMOSI MORAL AUD USIA 4 TAHUN

Perlu dipahami oleh para orangtua bahwa hanya si kecil yang

berhati besar kelak yang mampu menghadapi tantangan

kehidupan dalam lingkungan sosial khususnya mampu bekerja

sama, menjalin relasi saat belajar, dan terkoneksi dengan orang

disekitarnya. Persoalannya, bagaimana para orangtua bisa

menciptakan si kecil yang berhati besar tersebut. Hal ini

membutuhkan pendidikan, perhatian dan keteladanan dari pihak

orangtua.

Secara umum karakteristik anak pada usia sampai 4 tahun, emosi

sosial anak mengalami perkembangan kemampuan yang terlihat

dengan mampu mengikuti aktivitas dalam suatu kegiatan besar

(missal: piknik), meniru apa yang dilakukan orang dewasa,

bereaksi terhadap hal-hal yang tidak benar (marah bila

diganggu), dan mengatakan perasaan secara verbal. Anak yang

tidak dapat diam, penuh dengan ide-ide, dengan ocehan dan

kegiatan yang meluap - karakteristik tersebut adalah tipikal

kebanyakan anak berusia empat tahun. Adu kekeraskepalaan dan

argumen antara anak dan orang dewasa seringkali terjadi. Anak-

Page 9: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Perkembangan Emosi Sosial AUD

15

anak seringkali menguji batasan, melatih kepercayaan diri, dan

membutuhkan kemandirian. Beberapa anak sangat ribut, gaduh,

bahkan suka berkelahi; mereka mencobai kesabaran para orang

dewasa dengan celotehan dan gurauan konyol, obrolan yang

terus-menerus, dan pertanyaan tanpa batas. Pada waktu

bersamaan, mereka juga memiliki kualitas yang memikat. Mereka

antusias, ingin membantu, imaginatif, dan mampu merencakan

sesuatu: “saat aku pulang, aku akan menggambar.”

Tabel 2.2. Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak berdasar Emosi

Sosial Anak Usia 4 – 6 Tahun

Lingkup

Perkembangan

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

Usia 4 - 5 tahun Usia 5–6 tahun

A. Sosial-

emosional

B. Kesadaran

Diri

1. Menunjukkan sikap

mandiri dalam

memilih kegiatan

2. Mengendalikan

perasaan

3. Menunjukkan rasa

percaya diri

4. Memahami

peraturan dan

disiplin

5. Memiliki sikap gigih

(tidak mudah

menyerah)

6. Bangga terhadap

hasil karya sendiri

1. Memperlihatkan

kemampuan diri

untuk menyesuaikan

dengan situasi

2. Memperlihatkan

kehati-hatian

kepada orang yang

belum dikenal

(menumbuhkan

kepercayaan pada

orang dewasa yang

tepat)

3. Mengenal perasaan

sendiri dan

mengelolanya

secara wajar

(mengendalikan diri

secara wajar)

C. Rasa

tanggung

jawab untuk

1. Menjaga diri

sendiri dari

lingkungannya

1. Tahu akan hak

nya

2. Mentaati aturan

Page 10: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD

16

Lingkup

Perkembangan

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

Usia 4 - 5 tahun Usia 5–6 tahun

diri sendiri

dan orang

lain

2. Menghargai

keunggulan orang

lain

3. Mau berbagi,

menolong, dan

membantu teman

kelas (kegiatan,

aturan)

3. Mengatur diri

sendiri

4. Bertanggung

jawab atas

perilakunya untuk

Akebaikan diri

sendiri

D. Perilaku

Prososial

1. Menunjukan

antusiasme

dalam

melakukan

permainan

kompetitif

secara positif

2. Bermain dengan

teman sebaya

3. Mengetahui

perasaan

temannya dan

merespon secara

wajar

4. Berbagi dengan

orang lain

2. Menaati aturan

yang berlaku

dalam suatu

permainan

3. Menghargai

orang lain

4. Menunjukkan

rasa empati

4. Menghargai

hak/pendapat/

karya orang lain

5. Menggunakan cara

yang diterima

secara sosial

dalam

menyelesaikan

masalah

(menggunakan

fikiran untuk

menyelesaikan

masalah)

6. Bersikap

kooperatif dengan

teman

Page 11: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Perkembangan Emosi Sosial AUD

17

Lingkup

Perkembangan

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

Usia 4 - 5 tahun Usia 5–6 tahun

7. Menunjukkan sikap

toleran

8. Mengekspresikan

emosi yang sesuai

dengan kondisi

yang ada (senang-

sedih-antusias dsb)

9. Mengenal tata

krama dan sopan

santun sesuai

dengan nilai sosial

budaya setempat

Berdasar Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar

Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, pencapaian perkembangan

emosi sosial anak usia 4 hingga 5 tahun antara lain diwujudkan

dengan mampu menunjukkan sikap mandiri dalam memilih

kegiatan, mengendalikan perasaan, menunjukkan rasa percaya

diri, memahami peraturan dan disiplin, memiliki sikap gigih (tidak

mudah menyerah), serta bangga terhadap hasil karya sendiri.

Dalam hal tanggung jawab pada diri sendiri dan orang lain, anak

usia 4 hingga 5 tahun sudah mampu menjaga diri sendiri dari

lingkungannya, menghargai keunggulan orang, mau berbagi,

menolong, dan membantu teman. Kemampuan tanggung jawab

pada diri sendiri dan orang lain tersebut bukan muncul dengan

sendirinya, tetapi perlu diajarkan serta diberikan teladan.

Sedangkan perilaku prososial anak usia 4 hingga 5 tahun sudah

mampu menunjukkan antusiasme dalam melakukan permainan

kompetitif secara positif, menaati aturan yang berlaku dalam

suatu permainan. Bahkan pada usia 4 hingga 5 tahun juga sudah

mampu menghargai orang lain, dan menunjukkan rasa empati.

Page 12: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD

18

Selain itu, di bawah ini dideskripsikan beberapa karakteristik

sosial emosi anak usia 4 tahun berdasar hasil pengamatan

beberapa ahli (dalam Allen & Marotz, 2010) antara lain sebagai

berikut:

Ramah; terkadang bisa sangat antusias.

Mood/suasana hati bisa berubah dengan cepat dan tidak

dapat diprediksi; mungkin sekarang dia tertawa namun semenit

kemudian dapat marah karena hal sepele (balok yang tidak

tersusun dengan rapi); merajuk karena ditinggalkan atau

karena keinginannya ditolak (Fox dan Lentini, 2006).

Terus berbicara dan menunjukkan emosi yang kuat dengan

teman imajinasi; memiliki teman yang tidak terlihat adalah

suatu hal yang cukup umum (Vygotsky’s self-talk).

Membual, melebih-lebihkan, dan membelokkan kenyataan

dengan cerita karangan atau klaim keberanian; menguji

kesabaran dengan beberapa topik percakapan (Wright et al.,

2008).

Berkooperasi dengan yang lain, berpartisipasi dalam kegiatan

grup.

Menunjukkan kebanggaan dalam pencapaian; mencari

pengakuan dari orang dewasa.

Mengadukan anak-anak lain, sering terlihat egois; tidak selalu

dapat bergantian atau mengerti untuk bergantian dalam

beberapa kondisi.

Bersikeras untuk mencoba beberapa hal secara mandiri namun

dapat menjadi sangat frustasi, hampir mengamuk, saat ada

permasalahan (cat yang menetes atau kertas yang tidak

terlipat dengan baik).

Page 13: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Perkembangan Emosi Sosial AUD

19

Berpartisipasi dalam aktivitas bermain-peran/role-play dan

berpura-pura.

Seringkali mengandalkan serangan verbal dibandingkan

dengan fisik; mungkin dapat berteriak daripada memukul untuk

menyampaikan sesuatu; mengancam: “kamu tidak boleh datang

ke pesta ulangtahunku.”

Menggunakan nama ejekan dan cemoohan untuk mengucilkan

anak lain: “kamu seperti bayi.”

Membentuk hubungan dekat dengan teman bermain; mulai

untuk memiliki sahabat.

1. Kegiatan Sehari-hari Anak Usia 4 Tahun

Dalam kegiatan sehari-hari, Allen & Marotz (2010)

menyatakan bahwa pada umumnya anak usia 4 tahun dalam

bermain dan kegiatan sosial sehari-hari menampakkan sikap

perilaku emosi sosial sebagai berikut:

Teman bermain sangatlah penting; bermain dengan

kooperatif; dapat sedikit egois dan suka memerintah.

Bergantian, sering berbagi; ingin dengan anak-anak lain.

Membutuhkan (dan mencari) pengakuan dan perhatian dari

orang dewasa; mungkin akan berkomentar, “lihat yang saya

buat!”

Mengerti dan membutuhkan batasan (tapi tidak terlalu

membatasi); akan lebih sering mematuhi peraturan.

Menyombongkan diri tentang kepemilikan; pamer; membual

tentang anggota keluarga.

Page 14: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD

20

C. KARATERISTIK SOSIAL EMOSI DAN MORAL AUD USIA 5 TAHUN

Menurut Allen & Marotz (2010), kebanyakan anak berusia lima

tahun dalam masa tenang dan bertambah percaya diri serta

dapat diandalkan. Anak berusia lima tahun lebih bisa mengontrol

diri secara fisik dan emosional. „Dunia‟ mereka terasa lebih luas, di

luar rumah, keluarga, sekolah, atau penitipan anak. Pertemanan

dan aktivitas kelompok sangatlah penting (Gleason & Hohmann,

2006).

Anak berusia lima tahun menghabiskan banyak waktu dan

perhatian mereka untuk berlatih dan menguasai kemampuan dalam

semua area yang berkembang. Namun, upaya tersebut jika

ditambah dengan tingkat energi yang tinggi dan kepercayaan diri

yang sedikit tinggi dapat mengakibatkan „kecelakaan‟. Keinginan

kuat untuk mengeksplorasi dan melakukan sesuatu seringkali

dicampuri dengan kemampuan untuk melihat bahaya atau

konsekuensi yang berpotensi bahaya (Granie, 2007). Maka dari

itu, keamanan anak dan pencegahan terhadap luka yang tak

diinginkan harus menjadi prioritas utama untuk keluarga atau

pengasuh (Marotz, 2007). Dalam waktu bersamaan, para orang

dewasa janganlah berlaku over protective/terlalu mengekang dan

harus dapat menangani kekhawatiran mereka sedemikian rupa

sehingga tidak menghalangi keingintahuan, kompetensi, dan harga

diri seorang anak.

Di bawah ini beberapa karakteristik sosial emosi anak usia 5 tahun

sebagai temuan Allen & Marotz, 2010) antara lain sebagai

berikut:

Menikmati pertemanan; sering memiliki satu atau dua orang

teman bermain spesial (Denham et al., 2003).

Berbagi mainan, bergantian, bermain dengan kooperatif

(dengan beberapa kesalahan kecil); dan sering bermurah hati

(Lane et al., 2007).

Page 15: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Perkembangan Emosi Sosial AUD

21

Berpartisipasi dalam permainan kelompok dan berbagi aktifitas

dengan anak lain; menyarankan ide bermain yang imajinatif

dan perkembangan permainan.

Biasanya penuh perhatian, terutama terhadap anak yang lebih

muda atau terluka dan binatang.

Mengikuti petunjuk dan sering mengerjakan tugas; secara umum

melakukan apa yang diminta oleh orang tua atau gurunya.

Masih membutuhkan penghiburan/ketenangan dari orang

dewasa dan jaminan namun tidak terlalu ditunjukkan dalam hal

mencari pengakuan dan penerimaan.

Memiliki kendali diri yang lebih baik; terdapat pengurangan

perubahan suasana hati yang ekstrim.

Suka bercanda, menghibur, dan membuat orang lain tertawa.

Bangga dalam pencapaian; terkadang menyombongkan diri

dan mencari pengakuan dan penerimaan dari orang dewasa.

Berdasar Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional

Pendidikan Anak Usia Dini, pada saat anak berusia 5 hingga 6

tahun, sudah mampu memperlihatkan kemampuan diri untuk

menyesuaikan dengan situasi, dan mampu memperlihatkan kehati-

hatian kepada orang yang belum dikenal (menumbuhkan

kepercayaan pada orang dewasa yang tepat). Berkaitan dengan

perasaan diri, anak pada usia tersebut sudah mampu mengenal

perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar (mengendalikan

diri secara wajar).

Dalam hal tanggung jawab pada diri sendiri, anak sudah tahu

akan haknya, dan dapat mentaati aturan kelas (kegiatan, aturan).

Selain itu, anak juga dapat mengatur diri sendiri, serta

bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan diri sendiri.

Berkaitan dengan perilaku prososial, anak usia 5 hingga 6 tahun

sudah dapat bermain dengan teman sebaya, mengetahui perasaan

Page 16: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD

22

temannya dan merespon secara wajar, serta berbagi dengan

orang lain. Anak yang berusia sekitar 6 tahun tersebut juga mampu

menghargai hak/pendapat/karya orang lain, menggunakan cara

yang diterima secara sosial dalam menyelesaikan masalah

(menggunakan fikiran untuk menyelesaikan masalah), dan bersikap

kooperatif dengan teman. Selain itu, anak berusia sekitar 6 tahun

tersebut juga mampu menunjukkan sikap toleran, mengekspresikan

emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang-sedih-antusias

dsb), serta mampu mengenal tata krama dan sopan santun sesuai

dengan nilai sosial budaya setempat.

1. Kegiatan Sehari-hari Anak Anak Usia 5 Tahun

Dalam kegiatan permainan dan aktivitas sosial krakateristik

emosi sosial anak usia 5 tahun pada umumnya diwujudkan

dalam sikap dan perilaku antara lain sebagai berikut (dalam

Allen & Marotz, 2010):

Mengerjakan tugas rumah dalam keluarga dan rutinitas;

biasanya membantu dan kooperatif.

Tahu cara melakukan sesuatu dengan benar dan sering

memiliki jawaban yang tepat untuk pertanyaan yang ada;

nampaknya agak beralasan dan kaku dalam mempercayai

sesuatu.

Tetap melekat dengan rumah dan keluarga; mau untuk

melakukan petualangan namun ingin petualangan tersebut

dimulai dan diakhiri di rumah; khawatir nanti orang tua akan

pergi dan tidak kembali.

Bermain dengan baik dengan anak lain, namun jika ada tiga

orang dalam satu grup, anak yang satu akan ditinggalkan

dan yang dua bermain sendiri.

Menunjukkan kasih sayang dan perhatian dan rasa ingin

melindungi terhadap saudara yang lebih muda; mungkin

Page 17: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Perkembangan Emosi Sosial AUD

23

merasa terlalu dibebani juga jika saudara yang lebih muda

tersebut selalu meminta perhatian.

D. KARAKTERISTIK SOSIAL EMOSI DAN MORAL AUD USIA 6 TAHUN

Anak berusia enam tahun pada umumnya sudah terbuka dan

memiliki petualangan mendebarkan. Kemampuan berkoordinasi

anak usia enam tahun ini mulai meningkat dan bentuk tubuh dan

kekuatan yang juga bertambah. Tantangan baru sering ditemui

dengan campuran antara antusiasme dan rasa frustasi. Anak

berusia enam tahun biasanya memiliki kesulitan untuk membuat

keputusan dan terkadang sering kewalahan oleh situasi yang tidak

familier. Di saat bersamaan, perubahan dari kemampuan kognitif

memampukan mereka untuk melihat peraturan sebagai alat yang

membantu untuk mengerti kejadian sehari-hari dan perilaku orang

lain (Allen & Marotz, 2010).

Untuk beberapa anak, periode ini juga menandakan awal mula

sekolah formal dan berorientasi pada subjek. Perlu diingat bahwa

aktivitas akademik yang normal pada tahun ini dianggap tidak

sesuai dengan perkembangan oleh banyak pengajar anak usia dini

(Hyson, 2003; NAEYC, 2002; Nel, 2000).

Permasalahan pada perilaku dan tanda-tanda stress atau

ketegangan seperti suara menggeret, menggigit kuku, memutar

rambut, atau mengompol mungkin akan muncul. Pada umumnya, hal

tersebut akan berlalu saat anak menjadi familier dengan

ekspektasi baru dan tanggung jawab yang diasosiasikan dengan

sekolah. Meski terjadi gejolak dan saat-saat khusus (juga untuk

orang dewasa), kebanyakan dari anak usia enam tahun mengalami

banyak waktu yang menyenangkan yang ditandai dengan rasa

ingin tahu yang menggebu, keinginan untuk belajar, dan rasa

humor yang banyak, dan semangat untuk menunjukkan kasih saying

dan kemauan yang baik.

Page 18: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD

24

Berdasar hasil temuan beberapa ahli tentang karakteristik emosi

sosial anak usia 6 tahun diwujudkan dalam sikap dan perilaku

(dalam Allen & Marotz, 2010) antara lain sebagai berikut:

Mengalami perubahan suasana hati yang mendadak: menjadi

sahabat dan semenit kemudian bias menjadi musuh terbesar,

hari ini berlaku manis dan keesokannya menjadi tidak

kooperatif dan pemarah; khususnya terhadap ibu atau

pengasuh utama.

Menjadi tidak terlalu bergantung kepada orang tua seiring

dengan lingkup pertemanan yang bertambah; masih

membutuhkan kedekatan dan asuhan namun memiliki keinginan

untuk terbebas dan “menjadi dewasa” (Piaget, 1929).

Membutuhkan dan mencari pengakuan, ketenangan, pujian dari

orang dewasa; ingin menyenangkan orang, mungkin akan

mengeluh terhadap luka kecil dan penyakit minor untuk

mendapatkan perhatian.

Tetap egosentris; masih melihat hampir seluruh kejadian dari

sudut pandang diri sendiri (melihat semua dan semua orang

berada untuk keuntungan anak itu sendiri).

Mudah kecewa dan frustasi terhadap kesalahan yang

dilakukan.

Memiliki kesulitan untuk menenangkan diri sendiri; tidak suka

dibenarkan atau kalah dalam permainan; mungkin akan

merajuk, menangis, menolak bermain, atau menciptakan aturan

lagi untuk menyesuaikan kebutuhan diri sendiri.

Antusiastik dan penasaran terhadap sekeliling dan kejadian

sehari-hari.

Menunjukan sedikit atau bahkan tidak menunjukkan

pemahaman tentang perilaku etika atau standar moral; sering

Page 19: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Perkembangan Emosi Sosial AUD

25

berbohong, curang, atau mengambil barang kepunyaan orang

lain.

Tahu kapan dia berlaku buruk, menghargai baik dan buruk

berdasarkan sekolah dan aturan dan ekspektasi keluarga.

Bisa menjadi makin takut terhadap petir, gelap, suara aneh,

anjing, dan hewan lain (Weems & Costa, 2005).

1. Permainan dan Aktifitas Sosial

Di bawah ini didiskripkan secara khusus kemampuan emosi

sosial anak usia 6 tahun saat bermain dan dalam aktivitas

sosial menurut temuan Allen & Marotz (2010) antara lain

sebagai berikut:

Memiliki rasa diri yang kuat, terbukti dalam hal preferensi

dan ketidaksukaan; tidak berkompromi tentang apa yang

dibutuhkan dan diinginkan. (Seringnya tidak bertepatan

dengan rancangan dan keinginan orang dewasa.)

Posesif terhadap mainan dan buku, orang tua, teman tapi

dapat berbagi dalam waktu tertentu.

Membangun hubungan dekat dan bersahabat dengan satu

atau dua anak (biasanya sedikit lebih tua); bermain yang

bersama dengan goal yang spesifik.

Menjadi tidak toleran saat diberitahu apa yang

seharusnya dilakukan, sesekali dibalas dengan amukan.

Mencari perhatian, pujian, dan ketenangan yang diberikan

oleh guru; memandang guru sebagai sumber pokok

“kebenaran”.

Page 20: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD

26

E. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Selain membahas mengenai kondisi emosi sosial anak, tulisan ini

juga membahas perkembangan psikososial dari Erik H. Erikson,

yang dipengaruhi oleh psiko analisa Freud. Hal yang berbeda

dengan Freud bahwa Erikson tidak mendasarkan teori

perkembangannya pada libido, melainkan pada pengaruh sosial-

budaya di lingkungan individu. Namun demikian, Erikson masih

memakai konsep naluri Freud yang dibentangkannya pada dua

titik ekstrem (positif-negatif) sebagai suatu konflik yang diungkap

dengan kata ”venus” yang bukan berarti ”lawan”. Konflik ini

menimbulkan suatu krisis. Terselesaikannya krisis itu, akan

mempengaruhi perkembangan individu. Bagi Erikson, krisis bukan

merupakan malapetaka, tapi suatu titik tolak perkembangan

psikososial.

Teori perkembangan psikososial Erikson dibagi menjadi delapan

tahap (Soesilo, 2014), tetapi di bawah ini disajikan 4 tahap

psikososial terkait dengan usia perkembangan anak usia dini:

1. basic trust vs basic mistrust (0-1 tahun)

Kebutuhan akan rasa aman dan ketidak berdayaannya

menyebabkan konflik yang dialami oleh anak dalam tahap ini

adalah Basic Trust vs Basic Mistrust. Bila rasa aman dipenuhi,

maka anak akan mengembangkan dasar-dasar kepercayaan

pada lingkungan. Sebaliknya, bila anak selalu terganggu, tidak

pernah merasakan kasih saying dan rasa aman, anak akan

mengembangkan perasaan tidak percaya pada lingkungan. Ibu

memainkan peranan penting.

2. Autonomy vs Shame and Doubt (2-3 tahun)

Organ-organ tubuh sudah lebih masak dan terkoordinasi. Anak

dapat melakukan aktivitas secara meluas dan bervariasi oleh

karena itu konflik yang dihadapi anak dalam tahap ini adalah

perasaan mandiri vs perasaan malu dan ragu-ragu. Pengakuan,

pujian, perhatian serta dorongan akan menimbulkan perasaan

Page 21: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Perkembangan Emosi Sosial AUD

27

percaya diri, memperkuat egonya. Bila sebaliknya yang terjadi,

maka akan berkembang perasaan ragu-ragu. Kedua orangtuan

merupakan objek sosial terdekat bagi anak.

3. Initiative vs Guilt (3-6 tahun)

Bila pada tahap sebelumnya anak mengembangkan perasaan

percaya diri dan mandiri, maka ia akan berani mengambil

inisiatif, yaitu perasaan bebas untuk melakukan segala sesuatu

atas kehendak sendiri. Tetapi bila pada tahap sebelumnya ia

mengembangkan perasaan ragu-ragu, maka ia akan selalu

merasa bersalah. Ia tidak berani melakukan segala sesuatu atas

kehendak sendiri.

4. Industry vs Inferiority (6-11 tahun)

Anak sudah mulai mampu meakukan pemikiran logis dan anak

sudah bersekolah. Oleh karena itu tuntutan dari dalam dirinya

sendiri maupun dari luar sudah semakin luas. Konflik yang

dihadapi pada tahap ini adalah perasaan rendah diri. Bila

kemampuan untuk menghadapi tuntutan lingkungan dihargai

(misalnya di sekolah), maka akan berkembang rasa bergairah

untuk terus lebih produktif, jika sebaliknya yang dialami anak,

maka timbul perasaan rendah diri.

Selain informasi emosi sosial maupun psikososial anak usia dini seperti

yang sudah dijelaskan di bagian depan, orangtua, guru maupun calon

guru PAUD perlu memahami kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh

Anak Usia Dini, yang terkait dengan perilaku emosi sosial. Menurut

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

No. 146 Tahun 2014 secara umum kompetensi dasar anak usia dini

adalah sbb:

1. Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat (2.1)

2. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat kepada aturan

sehari-hari untuk melatih kedisiplinan. (2.6)

3. Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian (2.8)

Page 22: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD

28

4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tanggung jawab

(2.12)

5. Mengetahui cara hidup sehat (3.4)

6. Mengenali kebutuhan, keinginan, dan minat diri (3.14)

Sedangkan aspek-aspek perkembangan sosialisasi dan kemandirian

anak usia 48-60 bulan, dari buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,

Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak, Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia (2010) adalah: 1. Anak makan sendiri,

2. Anak dapat membereskan mainan setelah bermain, 3. Berpisah

dengan orangtua/ pengasuh, 4. Bersosialisasi dan beriteraksi dengan

lingkunganya, dan sebagainya. Apa yang perlu dilakukan orangtua

terhadap anak jika melihat aspek perkembangan sosialisasi dan

kemandirian anak hingga usia 5 tahun tersebut?

Tidak sedikit orangtua yang ‟over protektif‟ saat anak makan karena

takut anak tersedak, takut pakaian anak menjadi kotor akibat

ketumpahan makanan, atau takut lantai rumah yang kotor.

Sebenarnya masalah kotor, baik yang terjadi pada pakaian maupun

lantai, dapat diatasi oleh para orangtua. Namun, jika orangtua masih

berupaya untuk menyuapi anak saat makan akibat rasa takutnya di

atas maka hal ini menciptakan rasa ketergantungan anak terhadap

orangtua, serta ketidakpercayaan anak terhadap kemampuannya

sendiri.

Berkenaan dengan perkembangan sosialisasi dan kemandirian anak

usia 5 tahun di atas, maka orangtua perlu membiasakan anak untuk

mampu makan sendiri. Oleh karena itu, anak perlu diajarkan tentang

bagaimana memegang sendok dan memasukkan makanan ke dalam

mulutnya. Jika anak dibiasakan makan sendiri, maka akan mendukung

pada berkembangnya rasa percaya diri anak dalam melakukan

apapun.

Dalam hal kerapian, anak perlu dibiasakan untuk selalu memberesi

tempat mainnya setelah bermain. Bahkan, perlu diajarkan untuk

mampu memberesi tempat tidurnya setelah tidur, menempatkan

Page 23: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Perkembangan Emosi Sosial AUD

29

pakaian atau sepatunya pada tempatnya. Dengan demikian,

pembiasaan-pembiasaan seperti di atas sudah memupuk anak untuk

melakukan tanggung jawab pada tugas-tugas dimana dia berada.

Selain itu, melalui pembiasaan tersebut mengakibatkan anak memiliki

kebiasaan untuk mampu hidup sehat.

Kemandirian juga akan dimiliki anak, jika anak dibiasakan untuk

berpisah dengan orangtua. Misalnya, saat sekolah, anak hanya

diantar sampai gerbang sekolah, tidak perlu dinanti sampai pulang

sekolah. Namun, kenyataannya tidak sedikit orangtua yang menunggu

sampai anak pulang sekolah. Hal ini dapat menghambat rasa

kemandirian anak karena mengakibatkan anak hanya merasa

nyaman jika berada di dekat orangtua. Padahal selama di sekolah,

gurulah merupakan sosok orangtua yang menggantikan peranan

orangtua.

Selain hal-hal di atas, anak juga perlu dibiasakan untuk berinteraksi

dengan siapapun, khususnya pada anak-anak lain seusianya. Hal ini

akan memupuk anak untuk mampu mengembangkan kemampuan

sosialnya sehingga pada saat dewasa kelak si anak akan terampil

dalam bersosialisasi.

Page 24: Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD...situasi yang tak terlalu menyenangkan. Selanjutnya Hurlock mengatakan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kemasakan

Strategi Pengembangan Emosi Sosial dan Moral AUD

30

Sumber: Acepdani budaya-indonesia.org