bab i pendahuluan 1.1 latar belakang masalah (hurlock

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelahiran seorang anak dalam sebuah keluarga merupakan suatu bagian yang indah, bahkan anak dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas pernikahan (Hurlock, 1980). Setiap pasangan suami istri mengharapkan kehadiran seorang anak sebagai pelengkap rumah tangganya, karena merawat, mengasuh dan membesarkan anak serta memperhatikan tumbuh kembang anak menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Ketika anak masih berada dalam kandungan, orang tua sudah memiliki banyak harapan untuk anaknya kelak. Melahirkan anak yang sehat dan terus menerus menjamin kesehatan serta kebahagiaan anaknya tentu menjadi salah satu harapan bagi setiap orang tua. Akan tetapi perjalanan hidup seseorang tidaklah selamanya berjalan dengan baik. Tidak semua harapan dari setiap orang tua mengenai anaknya terwujud. Orang tua seringkali dihadapkan pada berbagai macam persoalan dan kesulitan dalam kehidupannya yang membuatnya merasa tertekan, sulit untuk menerima kenyataan dan merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri. Terdapat beberapa orang tua yang harus dihadapkan pada keadaan tersebut sehingga memunculkan pemikiran bahwa dirinya tidak seberuntung orang tua yang lain. Diantaranya adalah orang tua yang harus dihadapkan pada kesulitan ketika anaknya menderita suatu penyakit khususnya penyakit gagal ginjal. repository.unisba.ac.id

Upload: others

Post on 23-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Hurlock

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kelahiran seorang anak dalam sebuah keluarga merupakan suatu bagian yang

indah, bahkan anak dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas

pernikahan (Hurlock, 1980). Setiap pasangan suami istri mengharapkan kehadiran

seorang anak sebagai pelengkap rumah tangganya, karena merawat, mengasuh dan

membesarkan anak serta memperhatikan tumbuh kembang anak menjadi dambaan

setiap pasangan suami istri. Ketika anak masih berada dalam kandungan, orang tua

sudah memiliki banyak harapan untuk anaknya kelak. Melahirkan anak yang sehat

dan terus menerus menjamin kesehatan serta kebahagiaan anaknya tentu menjadi

salah satu harapan bagi setiap orang tua. Akan tetapi perjalanan hidup seseorang

tidaklah selamanya berjalan dengan baik. Tidak semua harapan dari setiap orang tua

mengenai anaknya terwujud. Orang tua seringkali dihadapkan pada berbagai macam

persoalan dan kesulitan dalam kehidupannya yang membuatnya merasa tertekan, sulit

untuk menerima kenyataan dan merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri.

Terdapat beberapa orang tua yang harus dihadapkan pada keadaan tersebut sehingga

memunculkan pemikiran bahwa dirinya tidak seberuntung orang tua yang lain.

Diantaranya adalah orang tua yang harus dihadapkan pada kesulitan ketika anaknya

menderita suatu penyakit khususnya penyakit gagal ginjal.

repository.unisba.ac.id

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Hurlock

Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal

mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam

hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat

kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine. Gagal

ginjal merupakan salah satu penyakit terminal dan apabila tidak mendapatkan terapi

yang tepat dan sesuai maka akan menyebabkan suatu keadaan yang disebut uremical

statel syndrome uremic yang berujung pada kematian. Populasi penyakit gagal ginjal

di Indonesia dari tahun ke tahun kian meningkat. Berdasarkan data yang dirilis dari

PT. Askes pada tahun 2010 jumlah pasien gagal ginjal ialah 17.507 orang. Kemudian

pada tahun 2011-2012 terjadi peningkatan yakni 24.141 pasien. Menurut Situmorang

(2003), penyakit gagal ginjal terutama gagal ginjal kronis (GGK) merupakan

penyebab utama morbiditas dan mortalitas dibanyak negara termasuk di Indonesia.

(http://lifestyle.okezone.com/read/2013/06/28/482/829210/populasi-penderita-gagal-

ginjal-terus-meningkat-di-2013)

Berada pada kenyataan bahwa anaknya menderita penyakit tersebut seringkali

menjadi keadaan yang dapat menimbulkan kondisi stress pada orang tua khususnya

bagi ibu, karena sebagai orang tua ibu adalah care giver bagi anak-anaknya..

Berbagai macam reaksipun diperlihatkan oleh ibu. Ketika menghadapi stressor yang

signifikan, setiap orang akan melalui proses tertentu yang memungkinkan mereka

untuk bertahan atau beradaptasi. Dalam hal ini, ibu yang harus dihadapkan pada

kenyataan bahwa anaknya menderita penyakit gagal ginjal, tentu mengalami banyak

proses dalam perjalanannya untuk menyembuhkan anaknya. Selain harus terus

memberikan dukungan pada sang anak, ibu juga harus memikirkan hal apa yang

repository.unisba.ac.id

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Hurlock

harus ditempuh guna menyembuhkan anaknya, karena penyakit gagal ginjal

merupakan penyakit yang bukan hanya memerlukan usaha yang keras untuk

penyembuhannya tetapi juga memerlukan biaya yang tidak sedikit dalam proses

penyembuhannya. Salah satu usaha yang perlu dilakukan adalah membawa anaknya

untuk menjalani terapi Hemodialisis.

Hemodialisis atau cuci darah adalah sebuah prosedur medis yang

menggunakan mesin khusus (mesin dialisis) untuk menyaring produk limbah dari

darah dan mengembalikan kandungan normal darah. Frekuensi tindakan Hemodialisis

bervariasi tergantung banyaknya fungsi ginjal yang tersisa, rata-rata pasien gagal

ginjal menjalani Hemodialisis 2-3 kali dalam seminggu sedangkan lama pelaksanaan

Hemodialisis paling sedikit empat sampai lima jam. Pasien yang telah menjalani

hemodialisis akan terus menerus melakukan Hemodialisis secara rutin untuk

menyambung hidupnya. Menjalani Hemodialisis bukanlah perkara yang mudah.

Selain membutuhkan waktu yang rutin dan biaya yang tidak murah, hemodialisis juga

cukup memberikan rasa sakit pada saat dijalani pasien. Akan tetapi dengan menjalani

hemodialisis ini berpengaruh besar terhadap kesehatan pasien, memang tidak

bertujuan untuk menghilangkan sakit gagal ginjal secara langsung. Namun demi

kelangsungan hidup pasien, karena tidak menjalani hemodialisis akan berdampak

buruk bagi kelangsungan hidup pasien.

(http://kamuskesehatan.com/arti/hemodialisis/)

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Al Ihsan merupakan satu-satunya

Rumah Sakit yang terletak di Kabupaten Baleendah, Bandung. Berdasarkan informasi

yang diperoleh dari pihak Rumah Sakit, di Rumah Sakit tersebut terdapat sekitar 30-

repository.unisba.ac.id

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Hurlock

40 pasien yang menjalani terapi hemodialisis. Usia pasien yang mengikuti terapi

bervariasi, termasuk didalamnya terdapat pasien remaja dan dewasa awal dengan

rentang usia 17-23 tahun. Terapi Hemodialisis berlangsung setiap hari senin-sabtu

yang dimulai pukul 07.00-15.00, setiap harinya terapi ini dibagi menjadi 2 sesi

sehingga terdapat sejumlah pasien yang menjalani terapi pada pagi hari dan sejumlah

pasien yang menjalani terapi pada siang hari. Setiap satu sesi diikuti sekitar 11

pasien, setiap pasien memperoleh jadwal rutin 2 kali dalam seminggu yakni Senin-

Rabu, Selasa-Jumat atau Rabu-Sabtu.

Peneliti melakukan observasi suasana tempat berlangsungnya terapi

Hemodialisis. Terapi tersebut dilaksanakan disebuah ruangan khusus dimana hanya

keluarga yang boleh masuk dan menemani pasien. Didalam ruangan terdapat 11

tempat tidur yang masing-masing disebelahnya diletakkan peralatan yang digunakan

untuk Hemodialisis. Diluar ruangan terdapat tempat menunggu para keluarga yang

tidak ikut masuk kedalam menemani pasien menjalani terapi. Ibu dari pasien

beberapa kali keluar ruangan untuk menunggu di tempat tersebut sambil mengobrol

dengan orang tua atau keluarga dari pasien lain. Terkadang para ibu yang sedang

menunggu anaknya juga saling berbagi mengenai kondisi anaknya masing-masing

dan membicarakan mengenai penyakit yang diderita oleh anak mereka. Para ibu juga

membicarakan hal-hal lain seputar dirinya dan keluarga sambil sesekali terlihat

tertawa bersama orang tua lain.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 orang ibu pasien yang menemani

anaknya terapi, ibu mengatakan bahwa saat menjalani hemodialisis anaknya

cenderung merasa bosan dikarenakan waktu yang cukup lama. Terkadang ibu

repository.unisba.ac.id

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Hurlock

mengajak anaknya mengobrol bersama karena ibu merasa kasihan pada anak, dengan

mengajak anak mengobrol ibu berharap dapat mengalihkan perhatian anaknya dari

kebosanan saat menjalani terapi. Ibu juga menceritakan jika anaknya merasakan sakit

serta pegal ketika harus menjalani Hemodialisis. Sejumlah anak cenderung memiliki

emosi yang labil, mudah tersinggung, mudah marah dan kurang kooperatif, Sehingga

ibu menjadi sedih dan kadang merasa marah, jenuh, kesal serta kurang sabar dalam

menghadapi anaknya. Ketika anaknya mengeluh, sebagian besar ibu akan

menenangkan anaknya dengan memberikan nasihat agar anaknya bersabar. Akan

tetapi terdapat juga anak yang sudah menerima kondisi sakitnya dan pasrah dengan

program pengobatan yang dijalani. sehingga membuat ibu merasa kasihan pada

anaknya dan terkadang kecewa pada diri sendiri karena menganggap penyakit

tersebut adalah kegagalannya dalam mengurus anaknya. Tak jarang pula ibu merasa

lelah dan ngantuk saat menunggu anaknya. Namun ketika merasa lelah, ibu akan

memilih untuk keluar ruangan dan berbincang-bincang dengan orang tua lain. Ibu

tidak ingin menunjukkan rasa lelahnya didepan anaknya karena takut hal tersebut

akan membuat anak merasa bersalah, tidak nyaman ataupun merasa bosan. Ibu tetap

ingin terlihat bersemangat agar dapat menularkan semangat tersebut pada anaknya.

Sebagian besar ibu beranggapan bahwa penyakit yang menimpa anaknya

adalah salah satu bentuk ujian yang diberikan oleh Allah SWT sehingga ibu selalu

mengingatkan anaknya untuk terus berdoa dan tetap berprasangka baik dengan Allah.

Meskipun terkadang merasa sangat sedih, namun ibu menyadari bahwa memberikan

dukungan serta menyemangati anak adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan.

Ibu tetap berusaha bersikap ramah pada anak seperti dengan membujuk,

repository.unisba.ac.id

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Hurlock

menenangkan anak, mengantarkan dan menemani anak dalam mengikuti terapi

hemodialisis serta berusaha semaksimal mungkin untuk membiayai terapi meskipun

setiap pelaksanaannya memerlukan dana yang cukup besar, sedangkan tidak semua

ibu memiliki penghasilan yang tinggi ataupun berasal dari kalangan kelas ekonomi

atas. sehingga sebagian besar ibu menggunakan jasa BPJS/Jamkesmas dan terdapat

pula beberapa ibu yang mencari pinjaman dana dari saudara yang lain serta memilih

mengesampingkan keperluan lain untuk menyisihkan penghasilannya sebagai biaya

pengobatan.

Salah satu ibu pasien yang berprofesi sebagai pekerja di TPA (Tempat

Pembuangan Akhir) menceritakan jika ia adalah orang tua tunggal dari pasien.

Suaminya meninggal saat anaknya masih kecil, ibu tersebut memiliki tiga orang anak

dan dalam satu tahun terakhir anak keduanya yang berusia 20 tahun terkena penyakit

gagal ginjal. Bermula dari anaknya yang mengeluh jika kakinya membengkak

kemudian anaknya dibawa ke puskesmas dekat rumah di Kab Ciparay. Setelah

diperiksa di puskesmas mereka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke RSUD

Al Ihsan. Dari sanalah akhirnya ibu mengetahui jika anaknya terkena penyakit gagal

ginjal dan harus segera melakukan terapi Hemodialisis. Saat mengetahui anaknya

menderita penyakit tersebut, ibu merasa terkejut dan segera meminta penjelasan lebih

lanjut kepada dokter mengenai penyakit tersebut, termasuk mengenai biaya

pengobatannya. Awalnya ibu kebingungan bagaimana cara mengupayakan

kesembuhan bagi anaknya, terlebih lagi ia adalah orang tua tunggal. Selain itu dokter

menjelaskan jika anaknya harus rutin mengikuti terapi Hemodialisis dan

menyarankan untuk menggunakan jasa BPJS atau Jamkesmas sehingga dapat

repository.unisba.ac.id

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Hurlock

membantu meringankan biaya pengobatan. Ibu merasa cukup tenang ketika

mengetahui jika ia dapat sedikit terbantu dalam permasalahan biaya, namun

dikarenakan ibu terkadang tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, sehingga ibu

mengalami hambatan dalam menemani anaknya mengikuti Hemodialisis, tak jarang

ibu meminta anak bungsunya yang berusia 18 tahun untuk mengantarkan dan

menemani kakaknya mengikuti terapi Hemodialisis. Sang ibu mengaku saat

mengetahui anaknya menderita penyakit tersebut, meskipun merasa terkejut namun

ibu menyadari bahwa itu adalah ujian dan ia berserta anaknya akan mampu

melewatinya. Ibu tetap bersabar dan ketika dirumah ibu selalu mengingatkan anaknya

untuk tetap bersemangat, karena sebelum menderita penyakit tersebut anaknya sudah

menikah sebanyak 3 kali dan saat ini telah berpisah dengan suaminya. Oleh karena itu

ibu menjadi bertanggung jawab untuk memberikan pengasuhan dan perawatan

kepada anaknya, sekaligus mengambil peran untuk menjaga kondisi psikologis anak

agar tidak merasa semakin putus asa dalam menghadapi penyakitnya.

Dikarenakan penyakit gagal ginjal merupakan salah satu penyakit kronis,

sebagai orang tua sudah menjadi kewajiban untuk memberikan perawatan kepada

anak. Selain perawatan yang bersifat fisik seperti mengikuti terapi hemodialisis, ibu

juga memikul tugas untuk membantu sang anak terhindar dari berbagai problem

psikologis yang dapat menghambat pencapaian perkembangan yang optimal.

Perawatan fisik seperti terapi Hemodialisis harus dilakukan secara rutin dan

berkesinambungan karena penyakit gagal ginjal yang diderita anak berlaku seumur

hidup sehingga akan memiliki resiko kematian jika tidak dilakukan. Bagi ibu yang

berasal dari kalangan ekonomi kelas bawah dengan penghasilan yang tidak besar,

repository.unisba.ac.id

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Hurlock

tentu akan menjadi stressor yang berat ketika harus secara rutin mengikutkan anaknya

menjalani terapi Hemodialisis. Meskipun di RSUD Al Ihsan disediakan jasa

BPJS/Jamkesmas, namun sebagian biaya seperti biaya obat yang wajib dikonsumsi

pasien masih harus ditanggung sendiri oleh pihak orang tua. Terlebih lagi menurut

beberapa ibu mereka awalnya tidak tahu mengenai jasa BPJS/Jamkesmas di RS

terssebut, sehingga di awal anaknya menjadi pasien HD seluruh biaya ditanggung

sendiri olehnya. Ibu mulai mengetahui jasa BPJS/Jamkesmas ketika sudah saling

kenal dan mengobrol bersama dengan orang tua pasien HD lainnya. Selain itu bagi

ibu yang bertempat tinggal jauh seperti yang diungkapkan oleh salah satu ibu yang

tinggal di kab. Soreang, mereka cukup kesulitan membawa anaknya terapi di Rumah

Sakit karena kendaraan yang di miliki adalah kendaraan roda dua. Sedangkan setelah

dilakukannya terapi hemodialisis tensi darah anak akan menurun diikuti dengan

badan anak yang menjadi lemas, kondisi tersebut memunculkan kekhawatiran dalam

diri ibu sehingga beberapa ibu terpaksa membawa anaknya menggunakan angkutan

umum. Selain permasalahan tersebut, ketika menjalankan perannya tak jarang ibu

juga merasakan kesedihan dan suasana hati yang tidak baik. Namun hal tersebut harus

dapat disembunyikan dari anak agar tidak berpengaruh pada kondisi psikologis anak.

Ibu juga harus terlihat selalu tangguh, hebat dan bersemangat didepan anaknya agar

semangat tersebut juga dapat dicontoh oleh anak.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, ketika memiliki anak

yang menderita penyakit gagal ginjal dan harus rutin menjalani terapi hemodialisis,

begitu banyak suka duka yang dialami oleh ibu dalam proses memperpanjang usia

anaknya. Saat dihadapkan pada hambatan ataupun kesulitan seperti menyemangati

repository.unisba.ac.id

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Hurlock

anak, memahami kondisi dan mengumpulkan dana untuk biaya pengobatan anak,

kebanyakan ibu menyadari bahwa terdapat juga orang tua lain yang bernasib sama

dengannya atau mungkin bernasib kurang beruntung dari dirinya. Sehingga ibu

berusaha untuk menerima kondisi anaknya dan tidak menyalahkan diri sendiri

ataupun anak melainkan lebih memfokuskan pada upaya penyembuhan anaknya. Hal-

hal yang ditunjukkan oleh ibu tersebut mencerminkan Self Compassion. Menurut

Kristen Neff (2003), Self Compassion adalah memberikan pemahaman dan kebaikan

kepada diri sendiri ketika mengalami kegagalan ataupun membuat kesalahan, namun

tidak menghakimi dengan keras dan tidak mengkritik diri sendiri dengan berlebihan

atas ketidaksempurnaan, kelemahan dan kegagalan yang dialami diri sendiri. Sebagai

ibu yang memiliki anak yang menderita penyakit kronis, menjalankan peran sebagai

care giver tidaklah mudah. Diperlukan self compassion yang baik dalam diri ibu

karena Self Compassion dibutuhkan agar mereka dapat memberikan kepedulian dan

perhatian kepada anaknya. self compassion juga membantu menyeimbangkan emosi

dan pikiran, sehingga melindungi ibu dari rasa lelah dan untuk meningkatkan

perannya sebagai care giver.

Berkaitan mengenai Self Compassion, terdapat beberapa hasil penelitian yang

dilakukan oleh Neff dkk, pada tahun 2005 di Austin. Penelitian tersebut dilakukan

pada orang tua yang memiliki anak Alzhaimer serta ibu yang memiliki anak autis.

Hasil penelitian menunjukkan Self Compassion membantu mengatasi segala pikiran

negatif dan menyeimbangkan emosi ketika dihadapkan pada suatu kesulitan, sehingga

Self Compassion dapat melindungi peran sebagai care giver dari rasa lelah dan untuk

meningkatkan kepuasannya sebagai care giver. Self Compassion juga dapat

repository.unisba.ac.id

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Hurlock

membantu orang tua untuk memaafkan dirinya sendiri dan menyadarkan para orang

tua dalam menjalankan perannya sebagai care giver serta membuat diri merasa

nyaman ditengah kesulitan dalam menjalankan perannya.

Penelitian tersebut dilakukan pada ibu dari anak yang sakit, meskipun

penyakit yang diderita oleh anak alzhaimer dan autis berlaku seumur hidup, namun

jika tidak dilakukan upaya penyembuhan maka tidak akan beresiko kematian pada

anak. Berbeda dengan ibu dari anak yang menderita penyakit kronis seperti gagal

ginjal. Penyakit tersebut jika tidak dilakukan upaya penyembuhannya, maka akan

berakibat buruk pada kelangsungan hidup anak bahkan dapat beresiko kematian. Oleh

karena itu peneliti ingin mengetahui gambaran Self Compassion pada ibu yang

menjalankan perannya sebagai care giver bagi anaknya yang terkena penyakit gagal

ginjal dan harus rutin menjalani Hemodialisis.

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi Self Compassion seseorang

salah satunya adalah faktor kepribadian. Sebelumnya ditemukan penelitian mengenai

The Big Five Personality, merupakan dimensi dari kepribadian (personality) yang

dipakai untuk menggambarkan kepribadian individu. Berdasarkan pengukuran yang

dilakukan oleh NEO-FFI, ditemukan bahwa self-compassion memiliki hubungan

dengan dimensi neuroticism, agreebleness, extroversion, dan conscientiousness dari

the big five personality. Sebagai contoh seseorang yang memiliki skor agreeableness

yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang memiliki value suka membantu,

memaafkan dan penyayang. Korelasi dengan self compassion terjadi karena sifat

baik, keterhubungan dan keseimbangan secara emosional milik self compassion

terasosiasi dengan kecerdasan untuk menjadi akrab dengan orang lain. Sedangkan

repository.unisba.ac.id

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Hurlock

seseorang dengan kepribadian conscientiousness, dideskripsikan sebagai orang yang

memiliki kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda

kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir dan

memprioritaskan tugas (McCrae & Allik, 2002).

Selain faktor kepribadian terdapat pula beberapa faktor lain yang

mempengaruhi self compassion diantaranya kondisi keluarga dan usia. Oleh karena

itu, dalam penelitian ini diperoleh data penunjang atau data sekunder lain yakni data

demografi dari ibu pasien. Data tersebut berguna untuk mempermudah peneliti dalam

membahas lebih dalam mengenai self compassion pada ibu pasien. Sebagai contoh,

persepsi ibu terhadap penyakit anaknya dipengaruhi oleh bagaimana latar belakang

pendidikan ibu, serta perlakuan ibu tentu saja akan berdampak bagi kesehatan anak

sehingga perlakuan yang ditunjukkan ibu saat menjalankan perannya sebagai care

giver dipengaruhi pula oleh faktor kondisi ibu seperti usia dan pekerjaan ibu sehari-

hari.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka peneliti

tertarik untuk melihat bagaimana gambaran Self Compassion pada ibu dari anak yang

menjadi pasien gagal ginjal di RSUD Al Ihsan. Melalui teori Self Compassion dari

Kristen Neff (2003), diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai Self

Compassion pada ibu, dengan judul penelitian ”Studi Deskriptif Self Compassion

Pada Ibu Pasien Gagal Ginjal yang Menjalani Hemodialisis”

1.2 Identifikasi Masalah

Pada dasarnya manusia menginginkan kebahagiaan dan tidak menginginkan

penderitaan (suffering). Adanya suffering dapat menimbulkan perasaan sedih,

repository.unisba.ac.id

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Hurlock

frustasi, stress berat, paranoid, hysteria, depresi, kesedihan berkepanjangan, terisolasi

dari lingkungan dan akibat fatal lainnya (Morland, 1994:40). Mengetahui anaknya

terkena suatu penyakit dan harus menjalani terapi berkepanjangan guna

mempertahankan hidup adalah suffering bagi setiap orang tua khususnya bagi ibu.

Salah satunya adalah ibu yang anaknya menjadi pasien gagal ginjal dan harus

menjalani terapi hemodialisis. Setiap ibu menunjukkan reaksi yang bervariasi atas

kenyataan yang dihadapinya. Terdapat ibu yang realistis, mengasihani diri sendiri dan

merasa bersalah dengan keadaan anak mereka. Ketika berada di keadaan sulit

tersebut, dalam menjalankan perannya ibu memerlukan keyakinan diri bahwa mereka

mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi. Ibu juga memerlukan daya tahan yang

kuat untuk berhasil melewati suffering kemudian beradaptasi secara lebih baik dan

menghadapi kehidupan selanjutnya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh ibu adalah membawa anaknya

untuk menjalani terapi pengganti ginjal yakni Hemodialisis. Dalam proses terapi,

berbagai macam kesulitan dihadapi oleh Ibu. Misalnya tak jarang anak yang enggan

untuk menjalani terapi secara rutin. Hal ini dikarenakan proses hemodialisis

membutuhkan waktu yang lama dan anak cenderung cepat bosan dengan terapi

tersebut. Setidaknya anak memerlukan waktu hingga 4 jam untuk sekali mengikuti

sesi terapi. Selain itu, anak sering mengeluh pada Ibu jika terapi tersebut membuat

tubuh anak terasa pegal dan sakit. Disanalah peran ibu sebagai orang tua sekaligus

sebagai Care Giver bagi anaknya menjadi sulit, karena ibu harus terus menunjukkan

kasih sayangnya dengan membujuk, menenangkan, menyemangati dan menemani

anak meskipun terkadang ibu merasa sangat sedih dan merasa mengapa hal tersebut

repository.unisba.ac.id

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Hurlock

harus menimpa anaknya, tak jarang ibu menjadi beranggapan bahwa itu adalah

kegagalan dirinya dalam merawat anaknya. Munculnya pikiran negatif tersebut

membuat ibu terkadang menyalahkan dirinya sendiri.

Menjalani peran sebagai seorang ibu tatkala anak terkena penyakit yang

mengancam keberlangsungan hidup anaknya memang dirasakan berat. Selain

merasakan kesedihan yang berkepanjangan ketika melihat kondisi anak, ibu juga

harus terus berusaha mengoptimalkan upayanya untuk kesembuhan anak. Dalam

proses menyembuhkan anaknya tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan, untuk

sekali mengikuti terapi hemodialisis saja diperlukan biaya sekitar 150.000-300.000,

sedangkan terapi hemodiliasis harus rutin dilakukan 2x seminggu. Tidak semua ibu

memiliki suami dengan penghasilan yang tinggi, sehingga mereka harus terus

memutar otak untuk bisa mengumpulkan biaya pengobatan anaknya. Berbagai usaha

ditempuh demi mengumpulkan biaya pengobatan anaknya, tak jarang ibu merasa

lelah dan menemukan hambatan-hambatan lainnya. Misalnya memikirkan bagaimana

membagi penghasilan suaminya untuk keperluan rumah tangga dan untuk biaya

pengobatan anak. Ibu juga harus mengurus suami dan anak-anaknya yang lain serta

melakukan kegiatan rumah seperti memasak, mencuci dsb hingga tak jarang membuat

ibu merasa lelah baik secara fisiki maupun kondisi psikisnya. Namun ibu kembali

menyadari bahwa penyakit anaknya adalah salah satu ujian yang diberikan oleh Allah

SWT dan sudah menjadi tanggung jawabnya untuk terus menerus menjamin

kesehatan anaknya. Sehingga ibu mampu melewati kondisi yang dihadapinya dan

meningkatkan kebaikan serta pemahaman kepada diri dalam menjalankan perannya

sebagai orang tua tanpa terus merasa kecewa ataupun menghakimi diri sendiri.

repository.unisba.ac.id

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Hurlock

Berbagai reaksi yang dimunculkan oleh ibu tersebut menunjukkan self

compassion. self compassion menjadi masalah yang akan disorot lebih mendalam

dalam penelitian ini. Menurut Kristen Neff (2003), Self Compassion adalah

memberikan pemahaman dan kebaikan kepada diri sendiri ketika mengalami

kegagalan ataupun membuat kesalahan, namun tidak menghakimi dengan keras dan

tidak mengkritik diri sendiri dengan berlebihan atas ketidaksempurnaan, kelemahan

dan kegagalan yang dialami diri sendiri. self compassion memiliki 3 komponen yaitu

self kindness, common humanity, dan mindfulness (Neff, 2003). Untuk lebih

memperjelas Penelitian yang akan dilakukan, maka perumusan masalah yang

diangkat pada penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran self compassion pada

Ibu Pasien Gagal Ginjal yang Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUD Al Ihsan

Bandung?”

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran self

compassion pada ibu pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD

Al Ihsan Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara empiris

mengenai gambaran self compassion pada ibu pasien gagal ginjal yang menjalani

terapi hemodialisis di RSUD Al Ihsan Bandung.

repository.unisba.ac.id

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Hurlock

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

1) Bagi Ibu Pasien (Orang tua)

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi menyeluruh

tentang pentingnya memberikan pemahaman yang baik terhadap diri sendiri dalam

menjalankan peran sebagai orang tua khususnya dari anak yang sedang sakit.

2) Bagi Lembaga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang positif

serta memperkaya pengetahuan terkait tentang pengasuhan yang juga dapat

berpengaruh bagi kesehatan pasien

3) Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi mengenai Self

Compassion bagi peneliti lain yang berminat untuk membahas lebih lanjut mengenai

self compassion pada ibu yang memiliki anak dengan penyakit gagal ginjal maupun

penyakit kronis lainnya.

repository.unisba.ac.id