status ujian tht mnjnk
DESCRIPTION
gfdfghTRANSCRIPT
STATUS KEPANITERAAN THT FK.YARSI
RS MOH RIDWAN MEUREKSA JAKARTA
IDENTITAS
NAMA : Tn. M
JENIS KELAMIN : Laki-laki
USIA : 18 tahun
AGAMA : Islam
PEKERJAAN : Pelajar
PENDIDIKAN : SMA
ALAMAT : Tanggerang
TGL PERIKSA : 30 Desember 2013
ANAMNESA
Autoanamnesa
KELUHAN UTAMA :
Nyeri saat menelan.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poli THT RS MRM dengan keluhan nyeri saat menelan
sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri menelan tersebut dirasakan saat makan, minum
ataupun menelan air liur pasien sendiri. Rasa nyeri menelan dirasakan terus
menerus dan memberat ketika pasien memakan makanan pedas, goreng-gorengan
ataupun yang berminyak, serta minum air es. Keluhan nyeri menelan ini juga
disertai dengan rasa mengganjal, rasa kering dan gatal di tenggorokan pasien.
Tenggorokan terasa panas. Keluhan ini menyebabkan pasien hanya bisa makan-
makanan lunak seperti bubur sehingga pasien kurang nafsu makan, sehingga
pasien sering merasa lemas.
Pasien mengalami demam 1 hari sebelum mengalami keluhan nyeri
menelan. Demam yang dirasakan pasien naik-turun. Naik saat malam hari dan
1
turun saat pagi hari. Naiknya suhu tubuh juga dirasakan setelah pasien makan
makanan pedas dan minum air es. Pasien juga mengeluhkan adanya batuk kering
sejak 1 minggu yang lalu. Batuk tersebut dirasakan terutama setelah pasien minum
air dingin dan goreng-gorengan serta makanan pedas.
Keluhan ini timbul pertama kali pada usia 5 tahun. Waktu itu pasien dibawa
oleh orang tuanya ke dokter umum. Dokter mengatakan pasien memiliki sakit
amandel dan diberikan beberapa jenis obat, salah satunya antibiotik. Keluhan
tersebut hilang, namun muncul kembali jika sebelumnya pasien sering makan
makanan pedas dan goreng-gorengan ataupun yang berminyak, serta minum air
dingin. Sejak saat itu ketika keluhan muncul pasien selalu berobat ke dokter
umum.
Dan sejak 3 tahun terakhir ini keluhan sering kambuh sebanyak lebih dari 3
kali. Ayah pasien mengatakan bahwa saat pasien tidur, pasien kerap mendengkur.
Orang tua pasien menjadi khawatir sehingga pasien dibawa berobat ke dokter
spesialis THT di RS MRM.
Keluhan sakit gigi, pilek, bersin-bersin, nyeri telinga, keluarnya cairan dari
telinga maupun gangguan pendengaran disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengeluhkan penyakit/keluhan yang sama sejak 3 tahun yang lalu,
dirasakan hilang timbul, dengan frekuensi 2-3 kali per tahun.
Riwayat asma, diabetes melitus dan hipertensi disangkal oleh pasien.
Riwayat gastritis disangkal pasien.
Riwayat alergi obat, makanan debu/udara disangkal pasien.
Riwayat operasi atau dirawat di RS disangkal pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga pasien yang
mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Tidak ada anggota keluarga pasien yang
memiliki riwayat alergi dan asma.
Riwayat Kebiasaan Dan Gaya Hidup :
2
Pasien adalah seorang lulusan Sekolah Menengah Atas. Pasien gemar
mengkonsumsi goreng-gorengan, minuman dingin, es krim , snack dan cemilan
ringan serta makanan pedas.
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM : Sakit ringan
KESADARAN : Compos Mentis
TANDA VITAL :
Frekuensi nadi : 84x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : afebris
STATUS GENERALIS
KEPALA : Normocephal
MATA
KONJUNGTIVA : Anemis -/-
SKLERA : Ikterik -/-
PUPIL : Bulat, Isokor,Reflek Cahaya +/+
LEHER : Pembesaran kelenjar limfe (-)
THORAX
INSPEKSI : Simetris hemitoraks kanan dan kiri.
PALPASI : Simetris hemitoraks kanan dan kiri
PERKUSI : Sonor di seluruh lapang paru
AUSKULTASI
Cor : BJ I-II reguler murni, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, Ronkhi -/- , wheezing -/-
ABDOMEN
INSPEKSI : Simetris datar
AUSKULTASI : Normal
PALPASI : Supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba
PERKUSI : Timpani
EKSTREMITAS
EDEMA : - -
SIANOSIS : - -
3
NEUROLOGIS
REFLEK FISIOLOGIS : +/+
REFLEK PATOLOGIS : -/-
GENITALIA : Tidak diperiksa
STATUS LOKALIS
A. TELINGA
B. TELINGA
4
5
BAGIAN KELAINAN KANAN KIRI
Preaurikuler Kongenital
Radang
Tumor
Trauma
Nyeri tekan tragus
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Aurikuler Kongenital
Radang
Tumor
Trauma
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Retroaurikuler Edema
Nyeri Tekan
Hiperemis
Sikatriks
Fistula
Fluktuasi
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
CAE Kongenital
Kulit
Sekret
Cerumen
Edema
Jaringan granulasi
Massa
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Membran
Timpani
Warna
Intak
Refleks Cahaya
Gambar
Putih perak
(+)
(+)baik
+
Putih perak
(+)
(+) baik
Cavum
Timpani
Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
TES PENDENGARAN KANAN KIRI
Tes Rinne Positif Positif
Tes Weber Tidak ada lateralisasi
Tes Swabach Sama dengan
pemeriksa
Sama dengan
pemeriksa
B. HIDUNG
PEMERIKSAAN KELAINAN KANAN KIRI
Keadaan luar Bentuk dan ukuran Normal Normal
Rhinoskopi
Anterior
Mukosa Tenang Tenang
Sekret (-) (-)
Krusta (-) (-)
Konka inferior Eutrofi Eutrofi
Septum deviasi (-)
Polip/tumor (-) (-)
Pasase udara (+) Baik (+) Baik
Gambar:
Rhinoskopi
Posterior
Mukosa Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sekret Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Choana Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Fossa Rossenmuller Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Massa/tumor Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Os.tuba eustachius Tidak dilakukan Tidak dilakukan
6
C. CAVUM ORIS DAN OROFARING
BAGIAN KETERANGAN
Mukosa Hiperemis
Lidah Normal
Gigi geligi Normal
Uvula Dalam batas normal
Pilar Hiperemis, simetris +/+
Halitosis (-)
Tonsil
Mukosa
Besar
Kripta
Detritus
Perlengketan
Gambar
Hiperemis +/+ berbenjol-benjol
T3-T3
(+/+) Melebar
(+/+)
(-/-)
Faring
Mukosa
Granula
Post nasal drip
Hiperemis
(+)
(-)
Laring
1. Epiglotis
2. Kartilago
arytenoid
3. Plika
aryepiglotika
4. Plika
vestibularis
Tidak diperiksa
7
5. Plika vokalis
6. Rima glotis
7. Trakea
D. MAXILLOFACIAL
BAGIAN KETERANGAN
Maxillofacial
Bentuk
Parese N.Cranialis
Simetris
(-)
E. LEHER
BAGIAN KETERANGAN
Leher
Bentuk
Massa
Simetris
(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Belum dilakukan pemeriksaan penunjang.
RESUME
Pasien laki-laki usia 18 tahun, datang ke Poli THT RS MRM dengan
keluhan nyeri saat menelan sejak 1 minggu yang lalu yang dirasakan saat makan,
minum ataupun menelan air liur pasien sendiri. Hal tersebut dirasakan terus
menerus dan memberat ketika pasien memakan makanan pedas, goreng-gorengan
ataupun yang berminyak, serta minum air es. Keluhan nyeri menelan ini juga
8
disertai dengan rasa mengganjal, rasa kering dan gatal di tenggorokan pasien.
Tenggorokan terasa panas. Keluhan ini menyebabkan pasien hanya bisa makan-
makanan lunak seperti bubur sehingga pasien kurang nafsu makan, sehingga
pasien sering merasa lemas.
Keluhan seperti ini sebelumnya sudah dirasakan pasien sejak usia 5 tahun
dan sering kambuh sebanyak lebih dari 3 kali dalam 3 tahun terakhir jika
sebelumnya pasien sering makan makanan pedas dan goreng-gorengan ataupun
yang berminyak, serta minum air dingin. Ayah pasien mengatakan bahwa saat
pasien tidur, pasien kerap mendengkur. Selama sakit, pasien berobat ke dokter
umum.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dan status generalis
dalam batas normal. Pada pemeriksaan orofaring didapatkan mukosa tonsil yang
hiperemis dan berbenjol-benjol, kripta melebar (+/+), detritus (+/+), tonsil
membesar T3 – T3. Pada pemeriksaan faring didapatkan mukosa faring yang
hiperemis dan granula (+).
Tanda dan gejala tonsilitis kronis :
Keluhan :
- Rasa ada yang mengganjal di tenggorokan
- Snoring
Pemeriksaan fisik :
- Pembesaran tonsil T3 – T3, permukaan tidak rata
- Pelebaran kriptus
- Terdapat detritus
Tanda dan gejala tonsilitis akut :
Keluhan :
- Nyeri saat menelan makanan padat
- Kurang nafsu makan
- Malaise
- Demam
Pemeriksaan fisik :
9
- Mukosa tonsil hiperemis
Tanda dan gejala faringitis kronis :
Keluhan :
- Tenggorokan terasa kering dan gatal
Pemeriksaan fisik :
- Terdapat granula pada faring
Tanda dan gejala faringitis akut :
Keluhan :
- Demam
- Tenggorokan terasa panas
- Nyeri menelan minuman atau air liur
- Kurang nafsu makan
- Malaise
Pemeriksaan fisik :
- Hiperemis pada faring
PERMASALAHAN
Anamnesis Pemeriksaan fisik
Odinofagia
Tenggorokan kering, gatal dan rasa
mengganjal
Tenggokan terasa panas
Demam
Snorring
Batuk tidak berdahak
Kurang nafsu makan
Malaise
Mukosa tonsil yang hiperemis dan
berbenjol-benjol.
Kripta melebar (+/+), detritus (+/+),
tonsil T3 – T3.
Mukosa faring yang hiperemis dan
granula (+).
DIAGNOSIS KERJA
Tonsilitis Kronis Eksaserbasi Akut
Faringitis Kronis Eksaserbasi Akut
10
DIAGNOSIS BANDING
-
Rencana Pemeriksaan
- Pemeriksaan Laboratorium (darah lengkap, fungsi hemostasis)
- Uji kultur dan uji resistensi kuman dari swab mukosa tenggorok
Rencana Penatalaksanaan
Tonsillitis kronis eksaserbasi akut
Fase akut :
Medikamentosa
a. Antibiotik = amoxicillin 3 x 500 mg
b. Anti inflamasi = metil prednisolon 3 x 4 mg
c. Antipiretik & analgetik = paracetamol 3 x 500 mg
Fase kronis :
Tonsilektomi
Indikasi tonsilektomi pada pasien ini adalah terdapat gejala sumbatan yaitu
keluhan snoring (mendengkur saat tidur) dan terdapat serangan tosilitis akut
yang berulang.
Faringitis kronis eksaserbasi akut
Fase akut :
Medikamentosa
a. Antibiotik = amoxicillin 3 x 500 mg
b. Anti inflamasi = metil prednisolon 3 x 4 mg
c. Antipiretik & analgetik = paracetamol 3 x 500 mg
Fase kronis :
Kauterisasi granula pada faring
Non-Medikamentosa :
a) Suportif
Banyak istirahat
Banyak minum
b) Rehabilitatif
11
Hindari hal-hal yang mengiritasi tenggorokan seperti makanan pedas,
goreng-gorengan ataupun yang berminyak, dan minum air dingin.
c) Preventif
Menjaga higienitas mulut.
MONITORING
- Subyektif : Memantau keluhan-keluhan seperti odinofagia, tenggorokan kering
dan rasa mengganjal, demam, stridor, batuk tidak berdahak.
Tanya apakah keluhan tersebut membaik/ berkurang, atau malah
memburuk. Mencegah komplikasi yang dapat timbul.
- Objektif : Ukur suhu tubuh pasien, nilai ukuran tonsil.
EDUKASI
- Minum obat teratur.
- Hindari makanan atau minuman yang mengiritasi seperti makanan pedas, goreng-
gorengan ataupun yang berminyak, dan minum air dingin.
- Istirahat cukup.
- Kontrol ke dokter jika obat habis.
- Menjelaskan pada pasien tentang penyakitnya.
- Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan :
Diobati terlebih dahulu fase akut dari tonsilitis dan faringitis.
Lima hari kemudian pasien diminta kontrol untuk persiapan operasi
tonsilektomi dilanjutkan dengan kauterisasi granula pada faring.
Menjelaskan resiko tindakan kepada pasien.
Setelah tindakan operasi diharapkan pasien kontrol kembali untuk menilai
kesembuhan penyakit.
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : ad bonam
Quo ad Functionam : ad bonam
KOMPLIKASI
12
Abses peritonsiler
Oklusi tuba kronik : OMA, OMSK.
Adenotonsilitis, rhinitis kronik, sinusitis
13