stasiun penguapan awetan
TRANSCRIPT
Stasiun Penguapan
Stasiun penguapan bertujuan untuk menghilangkan sebagian air yang ada
dalam nira dengan cara diuapkan sehingga didapatkan kepekatan yang
diharapkan. Panas yang digunakan untuk menguapkan air adalah uap bekas dari
turbin dan mesin uap.
Proses penguapan dilakukan dengan cara menguapkan sebagian air
sehingga konsentrasi larutan nira lebih pekat sesuai yang diharapkan (± 60 oBrix).
Pada stasiun penguapan terdapat sebuah vookocker dan 5 buah evaporator. Pada
umumnya evaporator yang digunakan hanya 4 saja, sedangkan yang satunya
digunakan sebagai cadangan apabila evaporator yang sedang digunakan
mengalami kerusakan.
Pada stasiun penguapan ini memiliki 4 (empat) bejana yang memiliki
tekanan diatas 0 kg/cm2, yaitu vookocker, evaporator 1, evaporator 2 dan
evaporator 3. Sedangkan evaporator 4 memiliki tekanan vakum. Vakum
digunakan untuk menarik larutan nira yang kental dan untuk menurunkan titik
didih nira.
cara kerja evaporator yaitu :
Sistem pemanasan pada voorkocker dan evaporator 1 menggunakan uap
bekas dari turbin (ablas), sedangkan untuk evaporator 2 menggunakan uap yang
telah digunakan pada evaporator 1, evaporator 3 menggunakan uap proses dari
evaporator 2, dan evaporator 4 menggunakan uap proses dari evaporator 3.
Dimulai dari pemompaan nira bersih ke voorkocker dari clarifier, yang
sebelumnya dilakukan penyaringan terlebih dahulu dalam DSM screen.
Dari Single Tray Clarifier ini mempunyai temperatur kurang lebih 1000C
dan dalam voorkocker suhu dinaikkan menjadi 120oC dengan maksud untuk
mengembalikan suhu nira yang berkurang selama proses pengendapan.
Nira encer dari voorkocker mengalami penguapan yang menghasilkan
bleeding dan air kondensat. Kemudian nira mengalir ke evaporator 1 melalui
bagian bawah badan evaporator, sehingga suhunya mencapai 110o C. Nira
mengalami penguapan yang menghasilkan bleeding dan air kondensat. Bleeding
(uap nira) dari voorkocker dan evaporator 1 digunakan untuk proses pada juice
heater dan pan masakan, sedangkan air kondensat digunakan sebagai air pengisi
ketel.
Dari evaporator 1 kemudian nira mengalir menuju evaporator 2 melalui
bagian bawah badan dan mengalami penguapan yang menghasilkan air kondensat.
Suhu pada evaporator 2 ini mencapai 90oC.
Gambar 3.10 Stasiun Penguapan
Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang
Nira yang keluar dari evaporator 2 masuk ke evaporator 3 melalui bagian
bawah dan mengalami penguapan mencapai suhu 86 oC yang menghasilkan air
kondensat.
Setelah itu nira mengalir ke evapoator 4 yang dibuat vakum dengan
menggunakan jet condensor. Jet condensor berfungsi untuk menurunkan tekanan
dalam badan evaporator sehingga menurunkan tiitk didih nira. Uap dari badan
terakhir kemudian menuju Sap Vanger yang berfungsi untuk menangkap nira
yang masih terikat oleh aliran uap. Nira kental yang keluar dari evaporator
terakhir kemudian ditampung di dalam tangki nira kental belum tersulfitir. Nira
kental tersebut dikenai proses sulfitasi dengan gas SO2. Tujuannya adalah untuk
mereduksi senyawa ferri yang berwarna coklat kehitaman menjadi senyawa ferro
yang tidak berwarna. Pemberian gas SO2 diatur alirannya sehingga didapat nira
kental dengan ph 5,6 dan sakrosa akan terhidrolisis menjadi glukosa fluktosa.
Gambar 3.11 Evaporator
Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang
Gambar 3.12 Kondensor Evaporator
Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang