demo awetan kering asli

23
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH DEMO AWETAN KERING NAMA :Hendra pangaribuan NPM :E1J012075 Co-Ass : Riduan Hutabarat Program Studi Agroekoteknologi Jurusan Budidaya pertanian Fakultas Pertanian

Upload: hendra-setiawan-pangaribuan

Post on 28-Dec-2015

94 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

mahasiswa kreatif

TRANSCRIPT

Page 1: Demo Awetan Kering Asli

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BENIH

DEMO AWETAN KERING

NAMA :Hendra pangaribuan

NPM :E1J012075

Co-Ass : Riduan Hutabarat

Program Studi Agroekoteknologi

Jurusan Budidaya pertanian

Fakultas Pertanian

Universitas Bengkulu

2014

Page 2: Demo Awetan Kering Asli

BAB I

PENDAHULUAN

I.1Dasar Teori

Pembentukan gamet jantan yang terjadi di dalam anter melibatkan 2 proses,yaitu

mikrospogenesis dan mikrogametogenesis,sedang pembentukan gamet betina yang terjadi di

dalam ovari melibatkan megasporogenesis dan megagametogenesis.Proses pembentukan

gamet ini baik pada tanaman angiospermae dan gimnospermae melibatkan dua jenis

pembelahan se,yaitu pembelahan meosis dan mitosis.Pembelahan meiosis merupakan

pembelahan reduksi sehingga sel-sel gamet hasil pembelahannya bersifat haploid (memiliki

1N kromosom).Sedang pembelahan mitosis menghasilkan sel dengan jumlah kromosom tetap

sama seperti jumlah kromosom dari sel induknya.Sesudah terjadi pembelahan mitosis dan

meoisis,reproduksi tanaman dilanjutkan dengan proses fertilisasi .Fertilisasi merupakan

kebalikan dari proses meoisis,yaitu penggabungan antara gamet jantan dengan gamet betina

sehingga dihasilkan sel yang bersifat diploid ( hasil penggabungan kedua gamet yang haploid

).Kedua proses tersebut ( pembelahan meoisis dan fertilisasi ) membagi kehidupan tanaman

menjadi dua fase atau generasi yang berlainan,yaitu generasi gametofit dan generasi

sporofit.Generasi gametofit pada tumbuhan dimulai dengan spora ( mikrospora dan

megaspora) yang dihasilkan melalui proses meoisis.Spora ini bersifat haploid dan semua sel

yang diturunkan ( terdiferensiasi ) dari sel ini juga bersifat haploid.Generasi ini selanjutnya

berperan sebagai penghasil sel gamet.Pada tahapan berikutnya , terjadi peleburan antara sel

gamet jantan dengan sel gamet betina ( fertilisasi ) sehingga dihasilkan sel yang bersifat

diploid.Sampai pada tahap ini dimulailah fase sporofit,yaitu diawali dengan zigot yang

merupakan hasil fertilisasi dan bersifat diploid.Hasil akhir dari reproduksi seksual tanaman

angiospermae berupa buah dengan satu atau beberapa benih.

I.2.Tujuan

Adapun tujuan dari acara praktikum demo awatan kering ini adalah :

Mempelajari pembelahan sel ( mitosis dan meoisis ) pada pembentukan gamet jantan

dan gamet betina

Mempelajari mikrosporogenesis , mikrogametogenesis , megasporogenesis , dan

megagametogenesis

Mempelajari penyerbuakan dan pembuahan ganda.

Page 3: Demo Awetan Kering Asli

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kata “sel” mungkin sudah lazim kita dengar, bahkan mungkin kita sudah mengetahui

apakah sel itu sebenarnya. Sel-sel yang membentuk jaringan sel (suatu kumpulan sel yang

bentuk dan fungsinya sama), beberapa macam jaringan sel membentuk sebuah organ pada

tumbuhan, beberapa organ membentuk sebuah sistem organ tumbuhan dan beberapa sistem

organ membentuk tumbuhan tersebut (Kartasapoetra, 1998).

Dengan demikian yang dimaksud dengan dengan jaringan adalah kumpulan sel yang

berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur serta fungsi yang sama. Ilmu yang

mempelajari tentang struktur jaringan disebut histologi. Berbagai jaringan tersusun dan

terorganisasi dalam bentuk organ    (Tim Pengajar, 2007).

Dengan batasan di atas, maka kita dapat mengetahui tumbuhan yang mempunyai

jaringan dan yang tidak berjaringan. Pada tumbuhan uniseluller atau terdiri dari satu

sel(bacteria) tentunya tidak mempunyai jaringan, demikian pula tumbuh-tumbuhan yang

rendah tingkat perkembangannya belum mempunyai jaringan. Jaringan-jaringan umumnya

terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang tinggi tingkat perkembangannya, semakin tinggi

tingkat perkembangannya, semakin jelas pula adanya diferensiasi yang membentuk alat-alat

tumbuhan yang berlainan (Kartasapoetra, 1998).

Menurut Kartasapoetra (1998), dengan adanya jaringan-jaringan dalam tumbuhan ini

berarti bahwa tumbuhan tersebut ke dalam telah ada pembagian dalam kegiatan-kegiatan

proses hidupnya, dalam hal ini tiap jaringan biasanya hanya melakukan satu macam proses

hidupnya, contoh :

Jaringan meristem yang mampu membelah terus dan membentuk sel-sel yang baru.

Jaringan epidermis melindungi jaringan sel disebelah dalam.

Jaringan sel gabus berfungsi sebagai pengganti epidermis ketika batang atau akar

masih muda.

Jaringan parenkim, membentuk daging buah, membentuk endospermae, menyimpan

cadangan makanan (pada endosterm), tempat fotosintesis (pada mesofil), sebagai

penyokong tubuh.

Jaringan kolenkim, berfungsi sebagai penyokong tubuh.

Jaringan sklerenkim, berfungsi mengangkut bahan-bahan dari daun ke be tubuh

tumbuhan.

Jaringan floem, berfungsi sebagai pengangkut bahan-bahan dari daun ke tubuh.

Page 4: Demo Awetan Kering Asli

Jaringan xilem, berfungsi mengangkut bahan mineral dan air dari akar sampai ke

daun.

Jaringan Meristem

Meristem adalah jaringan embrional pada tubuh tumbuhan. Meristem senantiasa

mempertahankan kemampuannya untuk membelah, sehingga sel yang baru senantiasa

ditemukan. Pembelahan sel dapat pula terjadi pada jaringan selain meristem, misalnya pada

korteks batang dan jaringan pembuluh muda yang sedang mengalami perkembangan. Namun,

pada jaringan ini jumlah pembelahan sel terbatas. Meristem melanjutkan pembelahan

diringan secara tidak terbatas dan akibatnya sel-sel baru terus bertambah pada tubuh

tumbuhan (Muhammadiah, 2004).

Menurut Muhammadiah (2004), meristem yang ditinjau dari asalnya dibedakan atas :

1.       Meristem primer, adalah meristem yang berkembang langsung dari sel embrionik dan

sebab itu merupakan kesinambungan kegiatan embrio di tempat itu.

2.       Meristem skunder, adalah meristem yang berkembang dari jaringan yang telah

mengalami diferensiasi.

ii.       Jaringan Epidermis

Epidermis adalah jaringan jaringan yang bervariasi struktur dan fungsinya.

Merupakan lapisan terluar dari akar, batang, daun, bynga, buah, dan biji, sebelum tumbuhan

mengalami pertumbuhan sekunder (Muhammadiah, 2004).

Struktur epidermis dapat dihubungkan dengan peranan jaringan teresebut sebagai

lapisan sel yang berhubungan dengan lingkungan luar. Adanya bahan seperti lemak, kutin

pada dinding luar dan permukaannya membatasi penguapan. Epidermis rambut-rambut akar

memiliki dinding yang tipis, menunjukkan bahwa pada akar muda epidermis berfungsi dalam

absorpsi (Muhammadiah, 2004).

iii.     Jaringan Sel Gabus

Dari uraian-uraian di atas kita telah mengetahui bahwa epidermis itu merupakan

jaringan pelindung. Ternyata hasil penelitian telah menampakkan adanya sejenis jaringan

tertentu yang sifatnya lebih kuat dari epidermis, yang dikenal sebagai jaringan gabus (Cork

tissue). Biasanya jaringan ini berada di bagian tepi dari alat-alat tumbuhan, teristimewa pada

tumbuhan yang berumur panjang yang dalam hal ini biasanya epidermis tumbuhan telah mati

sebelumnya atau menjadi tidak aktif sebelum menjadi penggabusan itu. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa jaringan gabus ini menggunakan fungsi epidermis (Kartasapoetra,

1998).

iv.     Jaringan Parenkim

Page 5: Demo Awetan Kering Asli

Parenkim merupakan bagian utama dari sistem jaringan dasar. Parenkim berkembang

dari meristem dasar pada tubuh primer. Disamping itu, pada tubuh sekunder ada pula

parenkim yang menjadi bagian dari jaringan pembuluh dan berkembang dari prokambium,

kambium pembuluh, dan kambium gabus (Muhammadiah, 2004).

Parenkim terdiri dari sel hidup dengan berbagai macam bentuk sesuai dengan

fungsinya. Karena merupakan sel hidup, sel parenkim dapat membelah meskipun telah

dewasa. Oleh sebab itu, sel parenkim berperan penting dalam penyembuhan luka serta

regenerasi (Muhammadiah, 2004).

v.       Jaringan Kolenkim

Kolenkim merupakan jaringan mekanik yang berfungsi menyokong tumbuhan.

Kolenkim berkembang pada stadium awal promeristem dan terbentuk oleh sejumlah sel

memanjang yang menyerupai sel prokambium. Sel kolenkim adalah sel hidup, bentuknya

sedikit memanjang, dan pada umumnya memiliki dinding yang tidak teratur penebalannya.

Sel kolenkim hanya memiliki dinding primer, lunak, lentur dan berlignin (Muhammadiah,

2004).

vi.     Jaringan Sklerenkim

Skelerenkim dalah jaringan yang memiliki dinding skunder yang tebal, dapat

berlignin atau tidak. Sel skelerenkim memiliki sifat yang kenyal (elastis). Skelerenkim

mempunyai fungsi utama yaitu sebagai jaringan penguat tumbuhan dan kadang-kadang juga

sebagai pelindung (Muhammadiah, 2004).

vii.    Jaringan Floem

Floem berfungsi mengankut bahan-bahan dari bagian atas ke bagian bawah, jelasnya

dari daun ke bagian organ lainnya, seperti batang, akar atau umbi (Kartasapoetra, 1998).

viii.       Jaringan Xilem

Xilem adalah jaringan yang berfungsi sebagai pengangkut air pada tumbuhan

berpembuluh (Muhammadiah, 2004).

Stadium haploid dari siklus seksual dihasilkan dari proses pembelahan inti yang

disebut meiosis.  Meiosis berlangsung pada sel-sel yang terdapat di dalam jaringan

reproduksi pada suatu organisme.  Seperti halnya dengan mitosis, meiosis berlangsung

setelah fase G1, S dan G2 dari interfase dan menentukan distribusi kromosom yang tepat ke

dalam sel-sel anak.  Pembelahan meiosis  akan menghasilkan 4 sel anak yang memiliki

jumlah kromosom hanya setengah dari kromosom tetuanya. Hal ini bertujuan untuk menjaga

agar jumlah kromosom individu tetap dari generasi ke generasi (Sastrosumarjo, 2006).

Page 6: Demo Awetan Kering Asli

Pembelahan meiosis lebih kompleks dibandingkan pembelahan mitosis, karena terjadi

dua kali siklus pembelahan. Pada meiosis terjadi perpasangan kromosom homolog dan

segregasi kromosom secara bebas. Pembelahan pertama dari meiosis disebut pembelahan

reduksi.  Meiosis pertama mengubah inti dari suatu meiosit yang mengandung kromosom

diploid menjadi inti haploid yang mengandung kromosom n.  Jumlah kromosom direduksi

saat pasangan kromosom homolog terpisah.  Pembelahan kedua disebut equation

devision atau meiosis kedua.  Miosis kedua mengubah dua hasil dari pembelahan meiosis

pertama menjadi 4 inti haploid.

BAB III

METODEOLOGI

III.1.Alat Dan Bahan

Page 7: Demo Awetan Kering Asli

Bahan yang digunakan pada acara ini adalah :

Awetan kering 1-4 tentang pembelahan sel,mikrosporogenesis,dan mikro gametogenesis.

1. Awetan kering 1 ( kode M16490/9):lilium anthers sporogenous

tissue,tangential section (t.s)

2. Awetan kering 2 ( kode M16497/1):Lilium anthers t.s meoisis late 1st division.

3. Awetan kering 3 ( kode M16499/5):Lilium anthers t.s 2nd division.

4. Awetan kering 4 ( kode M16501/9):Lilium anthers t.s mature pollen.

Awetan kering 5-6 tentang megasporogenesis dan megagametogenesis.

5. Awetan kering 5 ( kode M16530/6):Lilium t.s ovary.

6. Awetan kering 6 ( kode M16545/8):Lilium regale embryo sac 1st 4-nucleate

stage

Awetan kering 7 tentang penyerbukan

7.Awetan kering 7 (kode M16509/4):Germinating pollen 1.s.stigma

Alat yang digunakan pada acara ini adalah :

Mikroskop Stereo

Kertas Gambar

Alat tulis

III.2 Prosedur kerja

Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini adalah :

A.cara kerja penggunaan mikroskop

1. Meletakkan mikroskop pada meja sedemikian rupa agar praktikan lebih mudah

melakukan pengamatan melalui tabung mikroskop.Memastikan mikroskop terletak

pada tempat yang aman,dan mengatur pencahayaan dan peralatan yang telah siap

dipakai,kemudian melakukan pengaturan pencahayaan.

2. Setelah dilakukan pengaturan pencahayaan,maka untuk dapat melihat objek

(preparat/sediaan) melalui mikroskop digunakan lensa objektif.

Page 8: Demo Awetan Kering Asli

3. Meletakkan kaca benda (object glass ) beserta objek yang akan diamati berada pada

lapangan pandang

4. Menjepit kaca benda dengan penjepit yang terletak diatas meja ojek

5. Sambil melihat dari samping,praktikan menurunkan lensa objektif secara perlahan

dengan menggunakan pemutar kasar hingga jarak lensa objektif dan preparat yang

diamati kira-kira 5 mm.Pada beberapa mikroskop,yang naik turun bukan lensa

objektifnya tetapi meja objek.Hati-hati,jangan sampai menyentuh/membentur gelas

benda.hal ini dapat menyebabkan lensa objektif tergores).

6. Memperhatikan bayangan melalui lensa okuler.Menggukan pemutar kasar untuk

menaikkan atau menurunkan lensa objektif sampai preparat terlihat jelas.Apabila

banyangan belum terlihat,ulangi langkah (3)

7. Setelah preparat terlihat,dengan menggunakan pemutar halus,menaik turunkan lensa

objektif agar tetap pada fokus lensa (preparat tampak lebih jelas )

8. Menggambar objek yang sudah terlihat.

9. Untuk memperoleh perbesaran kuat,praktikan dapat mengganti / mengubah lensa

objektif dengan cara memutar revolvar.Mengusahakan agar posisi preparat tidak

bergeser .Bila hal tersebut terjadi maka praktikan harus mengulangi dari awal.

B.cara kerja mengamati awetan kering

1. Mengamati secara seksama awetan kering 1-7 di bawah mikroskop.

2. Menggambar masing-masing awetan dan melengkapi bagian-bagiannya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 9: Demo Awetan Kering Asli

IV.1..Hasil Pengamatan

No Nama Gambar

1 Lilium anthers

2 Lilium Ovary

3 Lilium anther

Page 10: Demo Awetan Kering Asli

4 Lilium anther

5 Lilium anther

6 Lilium anther

IV.2.Pembahasan

Lili merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan. Tanaman lili biasa

digunakan sebagai tanaman hias, baik sebagai tanaman lanskap ataupun bunga potong.

Tanaman lili memiliki ukuran kromosom yang cukup besar, sehingga cukup mudah untuk

diamati.Pemilihan umur mikrospora yang tepat sangat penting, karena akan berpengaruh

terhadap fase-fase yang dapat diamati pada meiosis. Jika terlalu tua, maka proses meiosis

sudah terlewat sehingga tidak dapat diamati secara detail. Apabila terlalu muda, maka proses

meiosis belum terjadi .

Pembentukan Gamet Pada Tumbuhan Tingkat TinggiProses gametogenesis pada

Page 11: Demo Awetan Kering Asli

tumbuhan tingkat tinggi meliputi tahap-tahap berikut.Mikrosporogenesis adalah proses

pembentukan gamet jantan (sperma) yang berlangsung pada bunga yaitu di dalam serbuk sari

bagian dari kepala sari (antenna) yang di dalamnyaterdapat kantong serbuk sari atau

mikrosporangium. Proses mikrosporogenesis berlangsung sebagai berikut:Sebuah sel induk

mikrospora diploid (mikrosporosit) dalam antenna membelah secarameiosis I dan

menghasilkan sepasang sel haploid. 

Pada meiosis II menghasilkan 4mikrospora haploid (n) yang berkelompok

membentuk tetrad. Setiap mikrospora akanmengalami kariokinesis (pembelahan inti),

sehingga menghasilkan 2 inti yang haploidyaitu satu inti dinamakan inti saluran serbuk sari

dan satu inti generatif. Inti generatif membelah secara mitosis tanpa disertai sitokinesis dan

terbentuklah 2 inti sperma (n) daninti serbuk sari tidak membelah. Dengan demikian maka

sebutir serbuk sari yang telahmasak mengandung 3 inti yang haploid, yaitu serbuk inti saluran

serbuk sari dan 2 buahinti sperma.

Megasporogenesis adalah proses pembentukan gamet betina (ovum) yang

berlangsungdalam bakal buah (ovarium) dan menghasilkan kandung lembaga.

Prosesmegasporogenesis berlangsung sebagai berikut. Sebuah sel induk megaspora

diploid(megasporosit) dalam ovarium mengalami meiosis I dan menghasilkan 2 sel

diploid.Selanjutnya mengalami meiosis II menghasilkan 4 megaspora haploid yang

letaknya berderet dan 3 megaspora mengalami degenerasi dan mati. Satu megaspora yang

tersisamengalami pembelahan mitosis tiga kali berturut-turut tanpa diikuti

sitokinesis(pembelahan plasma) dan menjadi 8 inti megaspora (kandung lembaga muda)

yanghaploid, kemudian 4 inti kelompok di kalaza (bagian antara bakal biji dan tangkai

biji)dan 4 inti berada di dekat mikrofil. Satu inti dari masing-masing kelompok bergerak

ketengah dan menyatu membentuk inti kandung lembaga sekunder (2n) sedangkan 3 intiyang

berada pada kalaza dinamakan inti antipoda dan 3 inti yang berada di mikrofil berkembang

menjadi 1 inti sel telur atau ovum (n) yang di tengah dan 2 inti sinergid (n)yang di

sampingnya maka pada kandung lembaga yang masak terdapat:1) 3 inti antipoda2) 2 inti

sinergid (n)3) 1 inti ovum (n)4) 1 inti kandung lembaga sekunder (2n).Gb. 04-

Mikrosporogenesis dan MegasporogenesisFase Terjadinya Variasi Genetik Pada makhluk

hidup yang berreproduksi secara seksual, perilaku kromosom selamameiosis dan fertilisasi

akan menimbulkan variasi pada spesies disetiap generasi. Hal inidikarenakan pada proses

meiosis dan fertilisasi terjadi penggabungan gen antaran induk  jantan dan induk betina

sehingga keturunan akan memiliki kromosom yang berbedadengan keduainduknya.Terdapat

tiga mekanisme yang memberi kontribusi pada variasi genetik yang munculakibat reproduksi

Page 12: Demo Awetan Kering Asli

seksual, yaitu:1. Pemilahan kromosom secara independen (bebas)2. Pindah silang3.

Fertilisasi random. (Pahrudin, 2012)Pada peristiwa metafase I, setiap kromosom induk

akan memilih kromosom induk lainnya secara bebas. Hal ini dikarenakan kromosom tersebut

bersifat haploid yangmemiliki setengah sifat dari induknya, sehingga untuk menjadi zigot

(bersifat diploid)kromosom-kromosom tersebut harus menyatu (dari induk jantan dan betina).

Masing-masing gamet yang terdapat dalam kromosom akan mewakili satu dari

semuakemungkinan kombinasi gamet dari kedua-induknya yang akan terbentuk. 

Pembentukan Gamet Pada Tumbuhan Tingkat Tinggi

Proses gametogenesis pada tumbuhan tingkat tinggi meliputi tahap-tahap berikut.

Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan gamet jantan (sperma) yang berlangsung

pada bunga yaitu di dalam serbuk sari bagian dari kepala sari (antenna) yang di dalamnya

terdapat kantong serbuk sari atau mikrosporangium. Proses mikrosporogenesis berlangsung

sebagai berikut:

Sebuah sel induk mikrospora diploid (mikrosporosit) dalam antenna membelah secara

meiosis I dan menghasilkan sepasang sel haploid. Pada meiosis II menghasilkan 4

mikrospora haploid (n) yang berkelompok membentuk tetrad. Setiap mikrospora akan

mengalami kariokinesis (pembelahan inti), sehingga menghasilkan 2 inti yang haploid yaitu

satu inti dinamakan inti saluran serbuk sari dan satu inti generatif. Inti generatif membelah

secara mitosis tanpa disertai sitokinesis dan terbentuklah 2 inti sperma (n) dan inti serbuk sari

tidak membelah. Dengan demikian maka sebutir serbuk sari yang telah masak mengandung 3

inti yang haploid, yaitu serbuk inti saluran serbuk sari dan 2 buah inti sperma.

Megasporogenesis adalah proses pembentukan gamet betina (ovum) yang

berlangsung dalam bakal buah (ovarium) dan menghasilkan kandung lembaga. Proses

megasporogenesis berlangsung sebagai berikut. Sebuah sel induk megaspora diploid

(megasporosit) dalam ovarium mengalami meiosis I dan menghasilkan 2 sel diploid.

Selanjutnya mengalami meiosis II menghasilkan 4 megaspora haploid yang letaknya berderet

dan 3 megaspora mengalami degenerasi dan mati. Satu megaspora yang tersisa mengalami

pembelahan mitosis tiga kali berturut-turut tanpa diikuti sitokinesis (pembelahan plasma) dan

menjadi 8 inti megaspora (kandung lembaga muda) yang haploid, kemudian 4 inti kelompok

di kalaza (bagian antara bakal biji dan tangkai biji) dan 4 inti berada di dekat mikrofil. Satu

inti dari masing-masing kelompok bergerak ke tengah dan menyatu membentuk inti kandung

lembaga sekunder (2n) sedangkan 3 inti yang berada pada kalaza dinamakan inti antipoda

dan 3 inti yang berada di mikrofil berkembang menjadi 1 inti sel telur atau ovum (n) yang di

Page 13: Demo Awetan Kering Asli

tengah dan 2 inti sinergid (n) yang di sampingnya maka pada kandung lembaga yang masak

terdapat:

1) 3 inti antipoda

2) 2 inti sinergid (n)

3) 1 inti ovum (n)

4) 1 inti kandung lembaga sekunder (2n).

Pembelahan mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi apabila sel anak

mempunyai jumlah kromosom sama dengan jumlah kromosom induknya. Fase-fase

pembelahan mitosis adalah profase, metafase, anafase, dan telofase. Dalam sekali membelah

terdapat interfase. Selama interfase tidak tampak adanya struktur kromosom .

Tujuan:

1. Mengganti sel-sel yang rusak/ regenerasi

2. Perkembangan dari satu sel menjadi banyak

3. Membentuk individu baru (reproduksi sel baru) pada individu bersel tunggal

(Nuraini, 2007)

Interfase

Pada fase ini sel belum melakukan kegiatan pembelahan tetapi sel sudah siap untuk

membelah. Selama interfase sel tampak keruh dan benang-benang kromatin halus lama-

kelamaan akan kelihatan. Beberapa ahli menganggap interfase bukan merupakan salah satu

tahap dalam mitosis sehingga interfase sering disebut fase istirahat.

Profase

Fase terlama dan paling banyak memerlukan energi-energi yang terkumpul selama

interfase digunakan untuk membentuk gelondong-gelondong pembelahan. Pada profase

selaput inti dan membran inti melebur sehingga sel tidak tampak memiliki membran inti.

Benang kromatin memendek dan menebal membentuk kromosom. Setiap kromosom

melakukan duplikasi menjadi kromatid. Pada sel manusia dan sel hewan, sentriol berpisah

kemudian menuju kutub berlawanan dan terbentuk benang spindel. (Goodenough, 1992)

Metafase

Membran inti sudah menghilang dan kromosom-kromosom berkumpul pada bidang ekuator,

yaitu bidang tengah dari sel sehingga kromosom tampak paling jelas. Sentromer dari seluruh

Page 14: Demo Awetan Kering Asli

kromosom membuat formasi sebaris. Kromatid menggantung pada benang-benang spindel

melalui sentromer. Pada metafase, tampak adanya dua kromatid hasil penggandaan pada

profase yang sedang mengalami pembagian menjadi dua.

Anafase

Pada fase ini sentromer membelah dan kedua kromatid dari setiap kromosom

berpisah. Selanjutnya kromatid bergerak menuju ke kutub sel melalui benang-benang spindel.

Karena benang spindel melekat pada sentromer maka sentromer bergerak terlebih dahulu

pada pergerakan kromosom ke kutub sel. Tiap kromatid hasil pembelahan mempunyai sifat

yang sama dengan induknya sehingga setiap kromatid merupakan kromosom baru.

Telofase

Kromosom yang telah berada di daerah kutub masing-masing makin lama makin

menipis, kemudian berubah menjadi benang-benang kromatin yang tipis. Serabut gelondong

lenyap, sedangkan membran inti dan inti mulai terbentuk kembali. Selanjutnya terjadi

peristiwa pembagian inti (kariokinesis) dan sitoplasma terbagi menjadi dua bagian

(sitokinesis). Masing-masing bagian mengandung satu nukleus yang memiliki 2n kromosom

(diploid). Terbentuknya 2 sel anak yang mempunyai jumlah kromosom sama dengan

induknya. (Goodenough, 1992)

Page 15: Demo Awetan Kering Asli

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1.    Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan terhadap pembelahan meiosis pada bunga Lilium sp, meiosis

I dapat diamati fase-fasenya secara lengkap yaitu profase I, metafase I, anafase I dan telofase

I. Tetapi meiosis II yang secara teori mirip dengan mitosis tidak dapat diamati fase-fasenya

secara lengkap

V.2.     Saran

Dalam melaksanakan praktikum hendaknya para praktikan mematuhi segala

peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan serta berhati-hati dalam menggunakan alat

praktikum agar alat-alat praktikum tidak cepat rusak dan juga agar praktikum dapat berjalan

dengan lancar.

Page 16: Demo Awetan Kering Asli

Daftar pustaka

Kartasapoetra, A.G. 1998. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan. Bima Aksara. Jakarta.

Muhammadiah, Asia. 2004. Anatomi Tumbuhan. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.

Penuntun Praktikum.2014.Teknologi Benih Program Studi Agroekoteknologi,Fakultas

Pertanian UNIB.Bengkulu

Sastrosumarjo, S., Yudiwanti, S. I. Aisyah, S. Sujiprihati, M. Syukur, R. Yunianti. 2006.

Panduan laboratorium, hal. 261. Dalam S. Sastrosumarjo (Ed.) Sitogenetika Tanaman.

IPBPress. Bogor

Tim Pengajar. 2007. Penuntun Praktikulum Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Makassar.