isi awetan
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Isi Awetan
1/21
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara garis besar, ada dua cara pengawetan obyek biologi, yaitu
pengawetan basah dan pengawetan kering. Pengawetan basah dilakukan dengan
mengawetkan obyek biologi dalam suatu cairan pengawet. Pengawetan kering
dilakukan dengan mengeringkan obyek biologi hingga kadar air yang sangat
rendah, sehingga organisme perusak/penghancur tidak bekerja.
Pengawetan basah dilakukan bagi hewan tidak bercangkang yang
ukurannya relatif besar, direndam dalam larutan pengawet. Pengawetan kering
untuk organisme yang berukuran relatif besar biasanya dilakukan dengan cara
mengeringkan dengan sinar matahari atau dengan oven dan selanjutnya agar lebih
awet dapat disimpan dalam media pengawet resin (Bioplastik). Obyek yang dapat
dijadikan sebagai specimen utama dalam pengawetan basah maupun kering
merupakan objek biologi yang berukuran kecil hibgga yang berukuran besar.
(Jumar, 2000 )
Pengawetan untuk serangga yang memiliki abdomen besar, misalnya
kupu-kupu. Dan untuk kumbang bertubuh besar, terlebih dahulu dicelupkan ke
dalam cairan. Pengawetan ini dilakukan pada hewan yang memiliki kerangka luar
keras dan tidak mudah rusak akibat proses pengeringan. Pengeringan dilakukan
dengan menggunakan oven atau dijemur di bawah terik matahari hingga kadar
airnya sangat rendah atau berkurang. Sebelum dikeringkan hewan dimatikan
dengan larutan pembunuh yaitu dengan menggunakan alkohol, kemudian hewan
diatur posisinya. Hewan yang sudah kering kemudian dimasukkan dalam kotak
yang diberi kapur barus dan lain sebagainya. Tiap hewan yang diawetkan
sebaiknya diberi label yang berisi nama, lokasi penangkapan, tanggal
penangkapan dan kolektornya.
Hewan atau disebut juga dengan binatang adalah kelompok organisme
yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau metazoa, adalah salah satu
dari berbagai makhluk hidup di bumi. Sebutan lainnya adalah fauna dan
margasatwa (atau satwa saja).
-
8/10/2019 Isi Awetan
2/21
2
Hewan dalam pengertian sistematika modern mencakup hanya kelompok
bersel banyak (multiselular) dan terorganisasi dalam fungsi-fungsi yang berbeda
(jaringan), sehingga kelompok ini disebut juga histozoa. Semua binatang
heterotrof, artinya tidak membuat energi sendiri, tetapi harus mengambil dari
lingkungan sekitarnya.( hudi, 1989 )
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui pengawetan kering serangga.
2. Untuk mengetahui pengawetan basah serangga.
3.
Untuk mengetahui cara mengawetkan spesies hewan dengan cara
mengeringkan.
4. Untuk mengetahui tentang cara-cara mengawetkan serangga.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis dan anatomi serangga.
-
8/10/2019 Isi Awetan
3/21
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengawetan
Secara garis besar, ada dua cara pengawetan obyek biologi, yaitu
pengawetan basah dan pengawetan kering. Pengawetan basah dilakukan dengan
mengawetkan obyek biologi dalam suatu cairan pengawet. Pengawetan kering
dilakukan dengan mengeringkan obyek biologi hingga kadar air yang sangat
rendah, sehingga organisme perusak/penghancur tidak bekerja.
Pengawetan basah dilakukan bagi hewan tidak bercangkang yang
ukurannya relatif besar, direndam dalam larutan pengawet. Pengawetan kering
untuk organisme yang berukuran relatif besar biasanya dilakukan dengan cara
mengeringkan dengan sinar matahari atau dengan oven dan selanjutnya agar lebih
awet dapat disimpan dalam media pengawet resin (Bioplastik). Obyek yang dapat
dijadikan sebagai specimen utama dalam pengawetan basah maupun kering
merupakan objek biologi yang berukuran kecil hibgga yang berukuran besar.
Awetan kering serangga (Insecta) disebut insektarium. Pengawetan hewan
avertebrata bertujuan untuk mempermudah pemahaman morfologi, anatomi-
anatomi dan sistematika hewan avertebrata dengan membuat media pendidikan
sendiri. (Jumar, 2000 )
Fiksasi adalah suatu proses yang menstabilkan protein penyusun jaringan,
sehingga setelah hewan mati jaringan masih tetap seperti kondisi hewan masih
hidup. Zat kimia yang umum digunakan untuk fiksasi adalah formaldehyde,
ethanol, asam asetat. Pengawetan hewan yang telah diawetkan disebut spesimen
tidak akan mengalami pengkerutan atau rusaknya penyusunnya karena terbebas
dari bakteri dan jamur. Pembuatan awetan spesimen diperlukan untuk tujuan
pengamatan spesimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru.
Terutama untuk spesimen-spesimen yang sulit di temukan di alam. Awetan
spesimen dapat berupa awetan basah atau kering. untuk awetan kering, tanaman
diawetkan dalam bentuk herbarium, sedangkan untuk mengawetkan hewan
dengan sebelumnya mengeluarkan organ-organ dalamnya. ( hudi, 1989 )
-
8/10/2019 Isi Awetan
4/21
4
Untuk serangga yang akan diawetkan dengan cara pengawetan kering,
terlebih dahulu harus dilakukan perentangan serangga dengan menggunkan alat
bantu. Specimen-spesimen yang akan diawetkan kering dimasukkan ke dalam
sebuah ruangan dengan satu atau lebih bola lampu, ini digunakan untuk
pengeringan yang cepat.
Banyak arthropoda-arthropoda bertubuh lunak dapat dikeringkan oleh
pengeringan titik kritis, pengeringan beku, atau pengeringan hampa. Teknik-
teknik ini menghasilkan specimen-spesimen yang tidak begitu rapuh, tidak
menunjukkan distorsi, dan sedikit sekali kehilangan warna dan akibatnya tidak
menunjukkan indikasi penyerapan kembali air atau pembusukan sehingga dapat
disimpan dalam waktu lama.
Serangga-serangga yang biasa diawetkan dengan cara basah adalah
serangga-serangga sebagai berikut: serangga-serangga bertubuh lunak, serangga
yang sangat kecil, larva dan limfa serangga, arthropoda-arthropoda selain daripada
serangga. Cairan yang biasa digunakan untuk pengawetan adalah Etil Alkohol
(70-80%). Spesimen-spesimen dimasukkan ke dalam botol-botol kecil yang
memiliki penutup yang erat, berisi larutan pengawet dimana larutan harus
diperiksa paling tidak sekali atau dua kali setahun sehingga cairan yang menguap
dapat diganti. (Jumar, 2000 )
2.2 Macam-Macam Pengawetan
Insektarium adalah sampel jenis serangga hidup yang ada di kebun
binatang, atau museum atau pameran tinggal serangga. Insektarium sering
menampilkan berbagai jenis serangga dan arthropoda yang mirip, seperti laba-laba,
kumbang, kecoa, semut, lebah, kaki seribu, kelabang, jangkrik, belalang, seranggatongkat, kalajengking dan Belalang sembah. ( hudi, 1989 )
1. Penangkapan serangga dengan menggunakan aspirator
Aspirator digunakan untuk menangkap serangga yang kecil dan
pergerakannya sangat cepat, seperti: parasitoid ordo Hymenoptera, lalat
Agromyzidae, trip, dan afid. Aspirator ini bisa digunakan langsung untuk
menyedot serangga pada tanaman atau serangga-serangga kecil yang berada di
dalam jaring serangga [kombinasi]. Semua serangga yang telah ditangkap
-
8/10/2019 Isi Awetan
5/21
5
kemudian dibunuh dengan cara dimasukkan kedalam botol pembunuh. ( hudi,
1989 )
2. Penangkapan serangga dengan menggunakan tangan/pinset/kuas
Cara penangkapan ini efektif untuk serangga yang relatif besar dan
pergerakannya relatif tidak begitu gesit, seperti: ulat daun, belalang sembah,
kumbang, dan semut. Penangkapan dengan menggunakan tangan perlu suatu
pengalaman dan keterampilan khusus. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika
hendak menangkap serangga-serangga yang beracun atau bersengat, seperti ulat
api famili Limacodidae dan semut subfamili Ponerine maka perlu alat bantu
berupa pinset. Sedangkan kuas juga dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
menangkap serangga-serangga kecil yang lunak, seperti: nimfa Ephemeroptera
dan Plecoptera. ( hudi, 1989 )
3. Penangkapan serangga dengan menggunakan jaring serangga
Ada tiga jenis jaring yang umum dipakai untuk menangkap serangga,
yaitu:
(1) Aerial netsadalah jaring yang digunakan dengan bantuan tangan untuk
menangkap serangga yang aktif terbang, seperti: kupu-kupu, capung, lebah, dan
tawon. Sebaiknya gagang jaring dibuat dari bahan yang sangat ringan dan
jaringnya terbuat dari kain kasa yang lembut. Biasanya kain kasa yang dipakai
berwarna putih, tetapi beberapa ahli lebih suka menggunakan kain kasa yang
berwarna hitam untuk menghindari terjadinya pantulan cahaya yang membuat
takut serangga sebelum terjaring. Semua serangga yang telah ditangkap kemudian
dibunuh dengan cara dimasukkan kedalam botol pembunuh.
(2) Sweep netsadalah jaring yang digunakan dengan bantuan tangan untuk
menangkap serangga-serangga kecil yang gesit dan berada di rerumputan ataupada pucuk-pucuk tanaman, seperti: kumbang Coccinellidae, wereng Cicadellidae
dan Delphacidae. Semua serangga yang telah ditangkap kemudian dibunuh
dengan cara dimasukkan kedalam botol pembunuh.
(3) Aquatic netsadalah jaring yang digunakan dengan bantuan tangan untuk
menangkap serangga-serangga yang hidup didalam air [serangga air], seperti:
larva Trichoptera dan Lepidotera. ( hudi, 1989 )
-
8/10/2019 Isi Awetan
6/21
6
4. Penangkapan serangga dengan menggunakan beating sheets
Metode ini dilakukan dengan cara penggoyangan tumbuhan dengan keras
yang dibawahnya telah dipasang beating sheets. Penangkapan dengan cara ini
sangat sesuai untuk serangga-serangga yang tidak bersayap terutama efektif untuk
serangga yang berklamufase dengan tumbuhan atau tersembunyi dan juga untuk
serangga-serangga yang pergerakannya lamban, seperti: serangga ordo
Phasmatodea, beberapa serangga ordo Coleoptera, Hemiptera, dan Hymenoptera.
Semua serangga yang telah ditangkap kemudian dibunuh dengan cara dimasukkan
kedalam botol pembunuh. ( hudi, 1989 )
5. Penangkapan serangga dengan menggunakan kain/wadah bentuk kerucut
sebagai tadah
Metode ini dilakukan dengan cara penyemprotan zat beracun atau
insektisida pyrethroid pada tumbuhan yang dibawahnya telah dipasang kain
sebagai wadah serangga-serangga yang mati dan jatuh. Cara ini sangat efektif
untuk serangga-serangga yang hidup pada kanopi pohon, seperti beberapa
serangga ordo Hymenoptera, Hemiptera, dan Phasmatodea yang tidak bisa
dijangkau oleh tangan atau jaring serangga. ( hudi, 1989 )
6. Penangkapan serangga dengan menggunakan corong Berlese
Metode ini dilakukan dengan cara mengambil seresah tumbuhan yang
kemudian diletakkan di dalam corong Berlese. Cara ini efektif untuk menangkap
serangga-serangga sangat kecil yang hidup di dalam seresah umumnya berperan
sebagai pengurai bahan organik, seperti: beberapa jenis semut, kumbang
Tenebrionidae, Thysanura, dan beberapa Hexapoda bukan serangga seperti
Collembola, Protura, dan Diplura. ( hudi, 1989 )
7. Penangkapan serangga dengan menggunakan perangkapMacam-macam perangkap yang biasa digunakan untuk koleksi serangga
adalah:
a. Pitfall, digunakan untuk memerangkap serangga yang aktif berjalan diatas
tanah, seperti semut, kumbang Carabidae dan Tenebrionidae.
b. Lampu, digunakan untuk menangkap serangga yang aktif pada malam hari,
seperti Noctuidae, Saturniidae, dan Sphingidae.
-
8/10/2019 Isi Awetan
7/21
7
c. Feromon Seksatau Seks Feromoid, digunakan untuk menarik serangga jantan
yang terpikat, sepertiPlutella xyllostela
d. Aroma pakansebagai zat pemikat [Methyl Eugenol dan Cue Lure] digunakan
untuk menangkap serangga yang membutuhkan pakan tertentu yang beraroma dan
mutlak diperlukan untuk kepentingan seksualnya, sepertiBactroceraspp.
danDacusspp. ( hudi, 1989 )
2.3 Penyimpanan
Spesimen-spesimen dalam suatu koleksi secara sistematik harus disusun dan
dilindungi dari hama-hama, cahaya dan kelembaban.
Serangga serangga yang dipin harus disimpan dalam kotak-kotak yang anti
debu memiliki bagian bawah yang lunak yang memudahkan untuk menyusun
pin didalamnya.
Untuk serangga yang diawetkan didalam cairan, botol-botol yang berisi
spesimen harus diisi penuh dengan cairan dan diusahakan agar tidak terdapat
gelembung udara didalamnya kemudian ditutup dengan tutup karet yang
sesuai dengan ukuran mulut botol.
Material serangga yang diawetkan dengan metode slide, disimpan pada
kotak-kotak yang memiliki dasar yang lunak dan disusun satu dengan yang
lainnya sedemikian rupa sehingga tidak berbenturan didalam kotak. (Jumar,
2000 )
-
8/10/2019 Isi Awetan
8/21
8
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pada praktikum Pengawetan Kering dan Pengawetan Basah Serangga
dilakukan pada hari rabu, 2 April 2014 pukul 07.15 08.30 WIB bertempat di
Kawasan Sistem Pertanian Terpadu Citandu.
3.2 Alat dan Bahan
Pada praktikum Pengawetan Kering dan Pengawetan Basah Serangga alat
yang digunakan, yaitu alat tulis untuk menggambar seperti kertas, pensil,
pengahapus, penggaris, dan pensil warna, sterofom, karton/asturo, alkohol, botol
aqua kecil, jarum pentul, jarum paku, kapur barus, kardus bekas kertas, plastik,
solatif.
Sedangkan bahan yang digunakan, yaitu belalang sembah, capung,
kumbang, kumbang tanduk, walang sangit, dan tawon.
3.3Cara Kerja
Adapun prosedur/pelaksanaan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Berikut ini langkah-langkah membuat awetan kering, antar lain:
1. Disiapkan alat dan bahan praktikum.
2. Carilah berbagai macam serangga.
3.
Siapkan botol kaca bersih.
4. Isilah dengan alkohol sampai setengah penuh.
5.
Masukkan serangga yang diperoleh ke dalam botol.
6.
Agar mudah diamati sebaiknya satu botol selai berisi 1 serangga.
7. Berilah nama serangga yang di temukan, simpan di tempat yang tidak
terkena sinar matahari.
8.
Serangga yang telah kita tangkap, kita tusuk dengan jarum serangga
(biasanya berukuran 0-7). Jarum yang kita pakai harus sesuaikan dengan
besar kecilnya serangga yang kita tangkap dengan jarum yang tahan karat.
Jarum kita tusukkan pada pungung serangga sebelah belakang pasangan
-
8/10/2019 Isi Awetan
9/21
9
kaki yang kedua atau kaki tengah.jarum persis di tengah-tengah badan
serangga dapat mengenai dan merusak pangkal kaki, sehingga apabila
serangga kita keringkan akan berakibat terlepasnya anggota badan tersebut.
9.
Cara menusuk harus hati-hati dan harus tegak lurus badan serangga.untuk
jenis-jenis serangga bersayap lurus sepeti belalang, menusuknya pada
bagian belakang kepala, sedang pada sayap perisai seperti kumbang,
menusuknya dari dekat pangkal sayap.
10.Setelah serangga kita tusuk, maka serangga tersebut kita tancapkan pada
spanblok (papan perentang/pentangan). Tetapi ingat, dalam menancapkan
harus kita atur posisi sebaik mungkin.
11.
Tindihlah sayap-sayap serangga tersebut dengan kertas tipis/kertas tik dan
kertas dan kertas tersebut kita tusuk dengan jarum, sehingga sayap
serangga ditahan pada posisi yang kita kehendaki.
12.Kemudian aturlah antena atau sungut seperti keadaan hidup, yaitu
mengarah kedepan; sedang pasangan kaki kita arahkan ke belakang untuk
kaki tengah dan belakang. Posisi kaki agar tetap stabi kita tahan dengan
jarum. Tancapkan sekeliling kaki tersebut, lalu keringkan.
13.
Untuk cara pengeringan, jangan langsung dikeringkan lewat sinar matahari,
tetapi masukkan kedalam blek, yang kemudian blek ini kita jemur di
bawah terik sinar matahari. Kita juga bisa mengeringkannya di dalam oven
dengan mengatur suhu oven dengan suhu tertentu. Kita juga bisa
menggunakan lampu listrik untuk mengeringkan materi tersebut.
14.Setelah serangga dikeringkan, letakkan ke dalam pigura atau serangga
dimasukkan ke dalam kotak insektarium (dari karton atau kayu). Di
dalamnya juga dimasukkan kapur barus (kamper).15.Beri label (di sisi luar kotak) yang memuat catatan khusus lainnya.
-
8/10/2019 Isi Awetan
10/21
10
Berikut ini langkah-langkah membuat awetan basah, antar lain:
1. Siapkan botol kaca bersih.
2.
Siapkan spesimen yang akan diawetkan.
3.
Sediakan alkohol sesuai dengan keinginan.
4. Isilah dengan alkohol sampai setengah penuh.
5.
Masukkan spesimen pada larutan alkohol yang telah ada dalam botol kaca.
6. Agar mudah diamati sebaiknya satu botol selai berisi 1 serangga.
7. Tutup rapat botol.
8.
Dan kemudian diberi label yang berisi nama spesimen tersebut dan
familinya.
-
8/10/2019 Isi Awetan
11/21
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No. Gambar Klasifikasi
1. Kupu-kupu gajah
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Saturniidae
Genus : Attacus
Spesies : Attacus atlas
2. Kumbang badak
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Scerabaeidae
Genus : Oryctes
Spesies : Oryctes rhinocheros
L.
3. Kupu-kupu belerang
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pieridae
Genus : Eurema
Spesies :Eurema daira
-
8/10/2019 Isi Awetan
12/21
12
4. Belalang kayu
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Acrididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nigricornis
5. Belalang daun
Kerajaan : AnimaliaFilum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Pyrgomorphidae
Genus : Artractomorpha
Spesies :Artractomorpha
crenulata
6. Capung batas betina
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Famili : Libellulidae
Genus : Neurothemis
Spesies :Neurothemis
terminate
-
8/10/2019 Isi Awetan
13/21
13
No. Gambar Klasifikasi
1. Ulat keket
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Sphingidae
Genus : Rhybcholaba
Spesies :Rhybcholaba
acteus
2.
Kepik emas Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Coccinellidae
Genus : Coccinella
Spesies : Coccinella sp
3. Tawon
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : -Genus : Vespula
Spesies : Vespula vulgaris
-
8/10/2019 Isi Awetan
14/21
14
4. Kumbang lege
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Scarabidae
Genus : Exopholis
Spesies :Exopholis
hypoleuca
4.2Pembahasan
Manfaat dari pengawetan basah dan kering, yaitu untuk keperluan belajar
atau pendidikan serta koleksi, untuk distribusi spesimen tertentu, kelimpahan
serangga tidak setiap waktu, dan sebagai dokumen bukti-bukti kekayaan
keanekaragaman (biodiversitas). (Jumar, 2000 )
Capung adalah serangga purba, karena sudah ada sejak 300 juta tahun lalu.
Seperti serangga pada umumnya, tubuh capung/dragonfly (Libellula depressa)
terdiri dari tiga bagian: kepala dengan mata besar, dada/thorax dengan empat
sayap panjang yang tidak bisa dilipat dilengkapi tiga pasang kaki, dan
perut/abdomen dengan 10 segmen. Capung hidup dekat dengan air karena siklus
hidupnya yang membuat mereka tidak bisa hidup jauh dari air. Siklus hidup
capung, dari telur hingga mati setelah dewasa, bervariasi antara enam bulanhingga lima tahun. Capung termasuk ke dalam ordo odonata, family Libellulidae,
genus Libellula, spesiesDepressa. (Jumar, 2000 )
Umumnya capung bertubuh besar dengan sayap terbuka ke samping.
Panjang capung bisa mencapai 12 cm, namun capung jarum berukuran lebih kecil
dengan sayap tertutup ketika hinggap dan memiliki abdomen lebih ramping.
Capung dewasa dapat hidup sampai sekitar satu bulan dan semua capung mati
pada saat musim gugur. Dua mata capung yang sangat besar mengandung 30.000
-
8/10/2019 Isi Awetan
15/21
15
faset pada setiap matanya. Capung jantan dan capung betina terbang bersama pada
saat kawin. Capung betina bertelur sampai 600 butir yang diletakkan di atas
tumbuhan air. Capung sering dianggap membantu manusia karena sering
memangsa serangga pengganggu seperti ngengat dan walangsangit. (Jumar,
2000 )
Sebagian besar siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa (bisa
hingga 4 tahun lamanya). Nimfa capung dengan kemampuan berenangnya yang
gesit, hidup sebagai predator air yang ganas. Nimfa capung berukuran besar
bahkan dapat memburu dan memangsa berudu dan anak ikan. Jika mangsa jarang
ditemukan, nimfa capung tidak segan memakan sesamanya (kanibal). Sama
seperti saat menjadi larva, nimfa capung masih sering berganti kulit (hingga 12
kali). Metamorfosis capung termasuk metamorfosis tidak sempurna karena tidak
melewati fase pupa/kepompong. Musuh utama capung di alam liar adalah: burung,
bunglon, belalang sembah (mantis), dan kadal air. ( hudi, 1989 )
Peran/Manfaat Capung, yaitu sebagai pemburu hama tanaman, seperti
ngengat dan walang sangit, sebagai bioindikator air bersih, karena nimfa capung
tidak akan dapat hidup di air yang sudah tercemar dan perairan yang tidak ada
tumbuhannya. Nimfa capung memakan jentik-jentik nyamuk yang dapat
menularkan penyakit berbahaya seperti malaria dan demam berdarah.
Belalang sembah atau belalang sentandu merupakan serangga dalam ordo
Mantodae. Serangga yang dalam bahasa Inggris disebut Praying Mantis ini
mempunyai kebiasaan mengatupkan kedua kaki sepannya seperti orang yang
sedang menyembah. Pada umumnya belalang ini sebagai pemangsa (predator).
Klasifikasi dari belalang sembah, yaitu: kingdom animalia, sub kingdom
invertebrate, filum arthropoda, kelas insekta, ordo orthoptera, familia mantidae,genus mantis, spesiesMantis religiosa. ( hudi, 1989 )
Ciri-ciri yang dimiliki belalang sembah adalah memiliki 3 pasang kaki
belakang yang digunakan untuk berjalan sedangkan sepasang kaki depan berguna
untuk menagkap mangsa. Kaki depannya sangat kuat dan berukuran paling besar
dengan sisi bagian dalamnya berduri tajam yang berguna untuk mencengkeram
mangsanya. belalang sentandu adalah salah satu dari segelintir serangga yang
dapat memutar kepalanya hingga 180 derajat. Belalang sentandu adalah serangga
-
8/10/2019 Isi Awetan
16/21
16
pemangsa tingkat tinggi dan merupakan serangga karnivora yang makan segala
macam serangga dan terkadang bersifat kanibal.
Serangga ini mempunyai cara kamuflase atau penyamaran yang baik, ada
yang mirip seperti daun, ranting, bunga dan sebagainya, sehingga tidak dikenali
oleh makhluk yang lainnya termasuk mangsanya. Belalang sembah atau belalang
sentadu sangat selektif dalam memakan mangsanya. Serangga ini tidak memakan
semua bagian tubuh mangsanya dan seringkali menyisakan kaki, sayap dan
beberapa bagian tubuh lain yang tidak disukai.
Belalang sembah berguna sebagai pengontrol biologis, sering digunakan
sebagai predator di kebun-kebun untuk mengendalikan serangga-serangga yang
bersifat hama. Yang paling unik sekaligus menyeramkan adalah kebiasaannya
dalam bercinta. Belalang sembah betina akan segera memakan kepala belalang
jantan begitu perkawinan selesai. Jadi, seekor belalang sembah jantan selama
hidupnya hanya akan mengalami satu kali perkawinan dan satu kali seks untuk
kemudian mati menjadi mangsa sang belalang betina. Kumbang tanduk termasuk
dalam ordo coleopteran, familia scarabaeidae, genus oryctes, spesies Oryctes
rhinoceros.( hudi, 1989 )
Tubuhnya kokoh dan keras, memiliki tanduk pada bagian depan atas
mulutnya, memiliki enam kaki atau tiga pasang kaki, sayap keras pada sayap
bagian luar dan memiliki sayap tipis pada bagian dalam sayap atau dibawah sayap
yang keras tersebut, kumbang tanduk biasanya menyerang daun kelapa.
Kumbang tanduk termasuk ke dalam ordo Coleoptera.
Kupu-kupu memiliki klasifikasi, yaitu filumnya arthropoda, termasuk
kedalam kelas heksapoda, ordo lepodoptera, family hesperiidae, genusnya
erionata, spesiesErionata trax. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan warna yangdapat menarik perhatian dan sedap dipandang mata, kupu-kupu tidak hanya
menarik perhatian manusia tapi karena warnanya yang cantik juga dapat menarik
perhatian serangga, kupu-kupu memiliki antena dibagian depan, sayap yang
dimiliki kupu-kupu sangat mudah robek, tubuh lunak seperti ulat dan berbulu,
kupu-kupu sering dikenal sebagai serangga penyerbuk karena sering hinggap
dibunga-bunga, memiliki probosies untuk mengambil atau menghisap nektar pada
bunga.
-
8/10/2019 Isi Awetan
17/21
17
Kumbang lege adalah salah satu hewan kecil anggotaordoColeoptera.
Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan
punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Di
negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan nama ladybird atau ladybug.
Awam menyebut kumbang koksi sebagaikepik,karena ukurannya dan perisainya
yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan dari
bangsakepik (Hemiptera). Serangga ini dikenal sebagai sahabat petani karena
beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun.
Walaupun demikian, ada beberapa spesies koksi yang juga memakan daun
sehingga menjadi hama tanaman. Kumbang termasuk kedalam genus
Henosepilachna, dan spesiesnyaHenosepilachna sparsa. ( Putra, N.S. 1994 )
Kumbang ini ditemukan di seluruh dunia, terutama di wilayah-wilayah
tempat hidup tanaman yang menyediakan makanannya. Di dunia ini kurang lebih
ada sekitar 5.000spesies dan yang terbesar panjang tubuhnya mencapai hampir 1
cm.
Kumbang lege memiliki penampilan yang cukup khas sehingga mudah
dibedakan dariserangga lainnya. Tubuhnya berbentuk nyaris bundar dengan
sepasangsayap keras di punggungnya. Sayap keras di punggungnya berwarna-
warni, namun umumnya berwarna mencolok ditambah dengan pola seperti totol-
totol. Sayap keras yang berwarna-warni itu sebenarnya adalah sayap elitra atau
sayap depannya. Sayap belakangnya berwarna transparan dan biasanya dilipat di
bawah sayap depan jika sedang tidak dipakai. Saat terbang, ia mengepakkan sayap
belakangnya secara cepat, sementara sayap depannya yang kaku tidak bisa
mengepak dan direntangkan untuk menambah daya angkat. Sayap depannya yang
keras juga bisa berfungsi sepertiperisaipelindung.Kumbang lege memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat
membungkuk ke bawah. Posisi kepala seperti ini membantunya saat makan
hewan-hewan kecil sepertikutu daun. Di kakinya terdapatrambut-rambut halus
berukuran mikroskopis (hanya bisa dilihat dengan mikroskop) yang ujungnya
sepertisendok.Rambut ini menghasilkan bahan berminyak yang lengket sehingga
kepik bisa berjalan dan menempel di tempat-tempat sulit seperti dikaca atau di
langit-langit.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ordohttp://id.wikipedia.org/wiki/Kumbanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kepikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kepikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Spesieshttp://id.wikipedia.org/wiki/Seranggahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sayaphttp://id.wikipedia.org/wiki/Perisaihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kutu_daun&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Rambuthttp://id.wikipedia.org/wiki/Sendokhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sendokhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rambuthttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kutu_daun&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Perisaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sayaphttp://id.wikipedia.org/wiki/Seranggahttp://id.wikipedia.org/wiki/Spesieshttp://id.wikipedia.org/wiki/Kepikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kepikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kumbanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Ordo -
8/10/2019 Isi Awetan
18/21
18
Tawon merupakan jenis serangga yang bisa terbang. Hewan ini memiliki
ciri-ciri yaitu mempunyai 3 bagian pada tubuhnya yaitu kepala, thorax, dan
abdomen, mempunyai sepasang sayap, tubuhnya bergaris hitam kuning atau hitam
putih, bagian pinggangnya ramping sehingga tubuhnya dapat menekuk dengan
mudah, mempunyai sepasang mata majemuk, semua kakinya berukuran sama.
Tawon termasuk kedalam ordo Hymenoptera, termasuk kedalam genus vespula
dan spesiesnya Vespula vulgaris. ( Putra, N.S. 1994 )
Tawon mempunyai sengat di bagian ekornya atau yang disebut ekor
penyengat. Dan, hanya tawon betina saja yang mempunyai ekor penyengat
sedangkan tawon jantan tidak. Tawon dapat menyengat berulang kali karena
sengatnya tidak bergigi sehingga pada saat menyengat tawon tidak khawatir jika
sengatnya tidak dapat dicabut. Hal ini sangat berbeda dengan lebah. Pada lebah,
setelah dia menyengat maka dia akan mati.
Tawon mengalami metamorfosis sempurna yaitu mulai dari tahap telur,
larva, kepompong, dan dewasa. Pada tahapan larva, tawon tidak mempunyai mata,
kaki, dan rahang untuk mengunyah sehingga ia bergantung pada induknya yang
menaruhnya saat masih menjadi telur di dekat makanannya. Larva tawon yang
bertumbuh akan mengalami pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi
kepompong. Kepompong tawon biasanya berbentuk mirip dengan tawon dewasa,
namun berwarna pucat. Tawon yang sudah menjalani fase kepompong kemudian
akan menetas keluar dari kepompongnya, lalu menunggu sejenak agar sayapnya
kering sebelum bisa dipakai untuk terbang. ( Putra, N.S. 1994 )
Tawon membentuk sebuah koloni. Koloni tawon biasanya hanya terdiri
dari puluhan hingga ratusan tawon pekerja, seekor tawon ratu, dan pada saat-saat
tertentu terdapat tawon jantan. Pada saat musim dingin, biasanya koloni tawonakan musnah karena anggota koloninya mati kedinginan dan kelaparan. Namun,
beberapa tawon betina yang masih hidup akan mencari tempat untuk melakukan
tidur panjang selama musim dingin atau disebut hibernasi. Begitu
memasukimusim semi, tawon betina yang sudah berhasil melewati musim dingin
akan mendirikan koloni baru.
Memiliki ukuran tubuh yang kecil, memiliki aroma yang khas dan
menyengat, serangga ini biasanya menyerang tanaman padi tepat pada saat
http://id.wikipedia.org/wiki/Musim_semihttp://id.wikipedia.org/wiki/Musim_semi -
8/10/2019 Isi Awetan
19/21
19
tanaman padi baru berbuah susu, cara penyerangan hama ini dengan cera menusuk
dan menghisap bulir padi hingga mengakibatkan bulir atau biji padi
menjadi hampa dan tidak berisi, hal inilah yang membuat kualitas dan pendapatan
hasil panen menjadi menurun. ( Putra, N.S. 1994 )
-
8/10/2019 Isi Awetan
20/21
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Ada dua cara dalam pengawetan, yaitu pengawetan basah dan pengawetan
kering. Pengawetan basah dilakukan dengan mengawetkan obyek biologi dalam
suatu cairan pengawet. Pengawetan kering dilakukan dengan mengeringkan obyek
biologi hingga kadar air yang sangat rendah, sehingga organisme
perusak/penghancur tidak bekerja.
Pengawetan basah dilakukan bagi hewan tidak bercangkang yang
ukurannya relatif besar, direndam dalam larutan pengawet. Pengawetan kering
untuk organisme yang berukuran relatif besar biasanya dilakukan dengan cara
mengeringkan dengan sinar matahari atau dengan oven dan selanjutnya agar lebih
awet dapat disimpan dalam media pengawet resin (Bioplastik). Obyek yang dapat
dijadikan sebagai specimen utama dalam pengawetan basah maupun kering
merupakan objek biologi yang berukuran kecil hibgga yang berukuran besar.
( Putra, N.S. 1994 )
5.2 Saran
Dalam praktikum ini harus memperhatikan setiap arahan dari asisten
laboratorium agar apa yang disampaikan dapat dipahami dan dimengerti dengan
baik oleh para praktikan.
-
8/10/2019 Isi Awetan
21/21
21
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Jumar, 2000,Entomologi Pertanian, Jakarta: Rineka Cipta
Matanawy, hudi, 1989,Perlindungan Tanaman, Klaten:Kanisiua
Putra, N.S. 1994. Serangga Disekitar Kita. Yogyakarta: Kanisius
Web :
http://lazro-deo.blogspot.com/2012/12/insektarium-mudah-dan-menarik.html. Di
akses pada tanggal 29 Nopember 2014, pukul 13.37 WIB
http://planthospital.blogspot.com/2013/10/entomologi-serangga-cara-koleksi.html.
Di akses pada tanggal 29 Nopember 2014, pukul 12.55 WIB
http://lazro-deo.blogspot.com/2012/12/insektarium-mudah-dan-menarik.htmlhttp://planthospital.blogspot.com/2013/10/entomologi-serangga-cara-koleksi.htmlhttp://planthospital.blogspot.com/2013/10/entomologi-serangga-cara-koleksi.htmlhttp://lazro-deo.blogspot.com/2012/12/insektarium-mudah-dan-menarik.html