media asli tak hidup (awetan)...i media pembelajaran biologi media asli tak hidup (awetan) dosen...

16
MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT MIRAH PURNAMI (14320001/V) JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SARASWATI TABANAN 2017

Upload: others

Post on 24-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)...i MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT …

i

MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)

Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd.

Nama Penulis :

Gusti AYU ALIT MIRAH PURNAMI (14320001/V)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SARASWATI TABANAN

2017

Page 2: MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)...i MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT …

ii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur penulis ucapkan kehadapan Ida Sang

Hyang Widhi Wasa, karena berkat dan rahmatNya penulis bisa bekerja dan

berhasil menyelesaikan tugas yang berjudul “Media Pembelajaran Biologi Dengan

Menggunakan Media Asli Tak Hidup (Awetan)” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan tugas ini sebagai syarat tugas serta mengulas materi

yang berhubungan dengan mata kuliah kuliah Agroteknologi Lahan Kering.

Dalam penulisan ini penulis mendapat bantuan dari pihak lain dalam

penyelesaian tugas ini. Untuk itu, penulis mengucakan terima kasih kepada :

1. Bapak I Gede Sudirgayasa,S.Pd.M.Pd. selaku dosen mata kuliah Media

Pembelajaran Biologi dan memberikan tugas didalam pembuatan Makalah

yang akan dimasukkan di dalam blog internet.

2. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa tugas yang penulis buat masih jauh dari sempurna,

karena keterbatasan penulis. Untuk itu saran dan kritik yang konstuktif dari

pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dan pembuatan tugas

selanjutnya.

Semoga dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Sebagai akhir kata penulis

ucapkan terimakasih.

Tabanan, 6 Januari 2017

Ttd,

Penulis

Page 3: MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)...i MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT …

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………....ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………...1

1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………......................1

1.2 RUMUSAN MASALAH ……………………………………......................2

1.3 TUJUAN PENULISAN …………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………4

2.1 PENGERTIAN MEDIA ASLI TAK HIDUP ……………........................4

2.2 FUNGSI, PERAN SERTA MANFAAT MEDIA ASLI TAK HIDUP …4

2.3 PENTINGNYA MEDIA ASLI TAK HIDUP ……………………………5

2.4 TEKNIK PENGAWETAN MEDIA ASLI TAK HIDUP ……………….5

2.5 BERBAGAI CARA PENGAWETAN MEDIA ASLI TAK HIDUP …...6

2.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA ASLI TAK

HIDUP …………………………………………………………………….10

BAB III PENUTUP …………………………………………………………..12

3.1 SIMPULAN ………………………………………………………………12

3.2 SARAN ……………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...13

Page 4: MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)...i MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti

tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media

dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau

elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual

atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian,

dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.

Setiap hari, terutama pada hari - hari libur, banyak orang yang terdorong oleh

keinginan tahuannya, masuk ke kebun binatang yang terdapat di kota - kota besar

di dunia ini. Mereka datang untuk melihat singa dan harimau, anjing laut dan

singa laut, burung hantu dan burung elang, ular kura - kura serta yang lainnya.

Yang juga banyak menarik perhatian orang ialah kebun raya. Di dalamnya

dikumpulkan dan ditanam bermacam - macam tumbuhan hidup yang berasal dari

berbagai tempat di seluruh dunia. Beberapa diantara tumbuhan - tumbuhan di

kebun raya ini di tanam di tempat - tempat terbuka, lainnya dipelihara dalam

rumah - rumah kaca yang besar.

Tentu saja, kita tidak perlu bertempat tinggal di dekat kebun binatang / kebun

raya, untuk dapat mempelajari aneka ragam makhluk hidup. Kita juga dapat pergi

ke hutan, ke lapangan atau ke kolam untuk melihat rumput - rumput, semak -

semak, dan pohon - pohon, ulat, kumbang dan cacing, burung kutilang, udang,

ular dan tikus. Juga di halaman rumah kita dapat menjumpai berbagai macam

tumbuhan dan hewan.

Apabila kita memperhatikan makhluk hidup dalam keadaan yang

bagaimana saja, akhirnya kita akan memperoleh suatu gambaran mengenai

keragaman yang terdapat diantara mereka. Bagi seorang pengunjung kebun

binatang yang biasa datang pada hari Minggu, keanekaragaman itu mungkin

hanya merupakan suatu gambaran yang singkat. Tetapi bagi mereka yang sudah

Page 5: MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)...i MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT …

2

menangkap arti ilmu pengetahuan, gambaran mengenai keanekaragaman makhluk

hidup ini akan mendorong dan lebih membuka cakrawala pola pikir wawasan

yang lebih luas lagi. Karena masih banyak ragam makhluk hidup dari pada yang

dapat dilihat dalam kebun binatang / kebun raya, yang akan menuntun sesorang

betapa banyaknya jenis hewan atau tumbuhan yang tersebar di dunia ini, bahkan

tidak tahu apakah jenis tersebut keragaman ataupun jumlahnya masih banyak atau

tidak. Ini salah satu yang menjadi permasalahan mengapa kita perlu membuat

pengawetan - pengawetan baik hewan ataupun tumbuhan dengan memperhatikan

dan mematuhi prinsip - prinsip ekspolitasi, sehingga tidak menimbulkan suatu

kerusakan / ketidakseimbangan lingkungan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berbagai rumusan masalah yang dapat penulis rumuskan adalah sebagai

berikut :

1) Apa yang dimaksud dengan media asli tak hidup tersebut ?

2) Apa saja fungsi, peran serta manfaat yang dapat diberikan dari media asli tak

hidup tersebut ?

3) Seberapa penting media asli tak hidup bagi kelangsungan hidup manusia pada

khususnya?

4) Bagaimana teknik pengawetan pada media asli tak hidup ?

5) Apa saja cara - cara yang dapat dilakukan untuk membuat media asli tak hidup

tersebut ?

6) Apa saja kelebihan dan kekurangan yang dapat di timbulkan dari media asli

tak hidup tersebut ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan yang dapat penulis sampaikan pada makalah ini,

adalah sebagai berikut :

1) Mengetahui apa yang dimaksud dengan media asli tak hidup

2) Mengetahui dengan jelas apa saja fungsi, peran serrta manfaat yang dapat

diberikan dari media asli tak hidup tersebut

Page 6: MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)...i MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT …

3

3) Mengetahui pentingnya media asli tak hidup bagi kelangsungan hidup

manusia pada khususnya

4) Mengetahui berbagai teknik yang dapat dilakukan untuk membuat media asli

tak hidup

5) Mengetahui berbagai cara yang dapat dilakukan untuk membuat media asli tak

hidup

6) Mengetahui kelebihan serta kekurangan dari media aslit tak hidup tersebut

Page 7: MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)...i MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT …

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MEDIA ASLI TAK HIDUP

Media asli mati / tak hidup (awetan) merupakan media yang dapat dikatakan

gabungan dari berbagai macam media yang polanya sejenis, namun

dikelompokkan dalam satu kelompok besar secara kolektif dan seragam. Media

ini menampilkan objek nyata yang ada di dalam lingkungan hidup tetapi

ditampilkan dalam bentuk mati / tak hidup. Dengan kata lain media ditampilkan

kepada peserta didik dalam bentuk keadaan seutuhnya namun dalam keadaan tak

hidup dan dibentuk sesuai seperti sebenarnya.

2.2 FUNGSI, PERAN SERTA MANFAAT MEDIA ASLI TAK HIDUP

Media ini bertujuan untuk menunjukkan bukti bahwa sebelumnya media yang

ingin ditunjukkan itu benar-benar ada, namun untuk mendapatkan aslinya dalam

bentuk hidup terdapat kendala atau sulit untuk ditemukan kembali, maka dari itu

disajikan dalam bentuk asli namun tak hidup. Media ini biasanya dipakai dalam

pembelajaran sains sebagai alat bantu untuk keterbatasan alat atau bahan yang

tidak dapat ditemukan untuk diperlihatkan, atau mungkin untuk persiapannya

membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga ditampilkan dalam bentuk asli tak

hidup (awetan). Media asli mati namun tak hidup ini biasanya berfungsi untuk

pembelajaran yang sifatnya Research, Discovery, dan Exploration. Dimana

dengan adanya media ini peserta didik mampu untuk melakukan penelitian

melalui suatu sample yang telah mati / awetan (herbarium, taksidermi, bioplastik

serta pewarnaan tulang), untuk penemuan yang menurut peserta didik itu terbaru

dikarenakan untuk pertama kalinya melihat langsung sampel yang belum pernah

dilihat sama sekali atau dikarenakan sampel yang ditampilkan benar - benar tidak

terdapat di daerah asal tersebut serta untuk menggali ilmu lebih dalam lagi tentang

berbagai macam jenis sampel asli yang telah dibuat dalam bentuk tak hidup

(awetan).

Page 8: MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)...i MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT …

5

2.3 PENTINGNYA MEDIA ASLI TAK HIDUP

Sepeti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa kita perlu / bisa membuat

pengawetan hewan / tumbuhan antara lain karena :

1) Keperluan belajar / pendidikan / koleksi (penelitian botani, zoologi,

sistematik, morfologi, penyebaran dan disiplin ilmu yang lain)

2) Distribusi spesimen tertentu

3) Kemelimpahan tidak setiap waktu

4) Sebagai dokumen bukti - bukti kekayaan keanekaragaman (biodiversitas)

Dengan kata lain pengawetan hewan dan tumbuhan serta bagian - bagiannya

diperlukan terutama untuk memenuhi kebutuhan masa yang akan datang, Tanpa

adanya sistem pengawetan yang baik, hewan dan tumbuhan yang ditemukan dan

dikoleksi dilapangan akan mengalami kerusakan, misalnya akibat pengerutan atau

pembusukan.

2.4 TEKNIK PENGAWETAN MEDIA ASLI TAK HIDUP

Pada bagian ini penulis tidak akan terfokus kepada pengertian klasifikasi,

sejarah, batasan, masalah, atupun macam - macam klasifikasi makhluk hidup yang

ada di muka bumi ini. Tetapi pada bagian ini kita akan lebih menekankan kepada

bagaimana teknik dan macam pengawetan khususnya untuk dunia hewan dan

tumbuhan.

Sebagai gambaran, kita ketahui keanekaragaman yang ada di dunia ini sangat

besar sekali, baik dalam bentuk, ukuran, struktur, fungsi dan yang lain. Untuk

memudahkan mempelajari hewan dan tumbuhan yang sangat beraneka ragam dari

sifat dan ciri yang ada pada hewan dan tumbuhan itu maka sadar atau tidak sadar

manusia menggolong - golongkannya menurut kepentingannya masing - masing.

Penggolongan ini didasarkan dari sifat dan ciri dari hewan dan tumbuhan itu

sendiri dan akhirnya untuk mencari kesamaan sifat.

Walaupun demikian, kita tetap sedikit harus mengetahui beberapa sistem

klasifikasi hewan atau tumbuhan agar ada kerangka tempat menggantungkan

informasi - informasi tentang tingkatan organisasi dan kemungkinan kekerabatan

berbagai jenis / tipe hewan dan tumbuhan.

Page 9: MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)...i MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT …

6

Pengelompokkan dunia hewan menjadi 2 kelompok besar, yaitu :

1) Hewan tidak bertulang belakang (Invertebrata), hewan ini mulai dari Filum :

a. Protozoa

b. Porifera

c. Coelenterata

d. Platyhelimnthes

e. Nemathelminthes

f. Annelida

g. Mollusca

h. Echinodermata

i. Arthropoda

2) Hewan bertulang belakang (Vertebrata), hewan ini dimulai dari Filum :

a. Pisces

b. Amphibia

c. Reptil

d. Aves

e. Mammalia

Pengelompokkan / klasifikasi tumbuhan menurut August Wilhem Eichler (1839 -

1887) dalam Sudarsono (2005:30) mengumumkan suatu klasifikasi yang

pengaruhnya sampai saat ini yaitu dia membagi dunia tumbuhan menjadi dua :

1) Cryptogamae, merupakan tumbuh - tumbuhan yang alat

perkembangbiakannya tersembunyi, yang termasuk golongan ini adalah :

a. Thallophyta (Fungi dan Algae)

b. Bryophyta (Musci dan Hepaticae)

c. Pteridophyta (Equisitinae, Lycopodinae, Filicinae)

2) Phanerogamae, merupakan tumbuhan yang alat perkembangbiakannya tidak

tersembunyi, meliputi :

a. Gymonospemae (tumbuhan biji terbuka)

b. Angiospermae (tumbuhan biji tertutup)

2.5 BERBAGAI CARA PENGAWETAN MEDIA ASLI TAK HIDUP

Berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk membuat awetan hewan

dan awetan tumbuhan, diantaranya :

1) Herbarium

Istilah herbarium lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Herbarium

adalah material tumbuhan yang telah diawetkan (disebut juga spesimen

herbarium). Herbarium juga bisa berarti tempat dimana material - material

tumbuhan yang telah diawetkan disimpan. Menurut cara pengawetannya, bisa

dibedakan menjadi :

Page 10: MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)...i MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT …

7

a. Herbarium Kering, cara pengawetannya dengan cara dikeringkan terlebih

dahulu kemudian daun atau tanaman yang sudah dikeringkan tersebut di

setrika agar terlihat kering kemudian disimpan didalam bingkai foto atau

di dalam album foto supaya awet dan tahan lama.

Gambar 1. Herbarium Kering

b. Herbarium Basah, cara pengawetan dengan cara disimpan dalam larutan

pengawet seperti alkohol 70%, formalin 4 %atau FAA (larutan yang terdiri

dari formalin, alkohol, asam asetat glasial dengan formula tertentu)

Gambar 2. Herbarium Basah

2) Taksidermi

Taksidermi merupakan istilah pengawetan untuk hewan pada umumnya serta

hewan jenis vertebrata pada khususnya. Biasanya dilakukan terhdap hewan yang

berukuran relatif besar dan hewan yang dapat dikuliti termasuk beberapa jenis

reptil, burung dan mamalia. Organ dalam dikeluarkan dan kemudian dibentuk

kembali seperti bentuk asli ketika hewan tersebut hidup (dikuliti, hanya bagian

kulit yang tersisa). Pengetahuan tentang kulit ini, sering dipakai sebagai bahan

Page 11: MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)...i MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT …

8

referensi untuk identifikasi hewan vertebrata dan juga untuk menunjukkan

berbagai macam varietas yang terdapat di dalam spesies tersebut.

Dengan kata lain taksidermi merupakan pengetahuan tentang skinning

(pengulitan), preserving (pengawetan kulit), stuffing (pembentukan), dan

mounting / opzet / pajangan (penyimpanan sesuai kondisi waktu hidup).

Dari kedua gambar di bawah sekilas nampak tidak bisa dibedakan mana

hewan yang sudah diawetkan dan mana yang belum diawetkan. Kelompok hewan

A adalah hewan yang masih hidup, sedangkan kelompok B hewan yang sudah

diawetkan dengan proses yang disebut taksidemi.

Gambar 3. Taksidermi Hewan

3) Bioplastik

Bioplastik merupakan pengawetan spesimen hewan atau tumbuhan dalam blok

resin untuk digunakan sebagai media / alat, baik itu untuk kepentingan pendidikan

atau komersial tertentu ataupun tujuan tertentu.

Teknik pengawetan hewan dan tumbuhan dengan bioplastik ini memiliki

beberapa keunggulan antara lain : Kuat dan tahan lama, murah, menarik dan

praktis dalam penyimpanan. Tapi teknik ini juga memiliki kelemahan yaitu objek

asli tidak bisa disentuh / diraba (karena observasi hanya mengandalkan

penglihatan saja).

Pengawetan dengan menggunakan poliester resin ini dapat dilakukan pada bahan

segar, awetan kering, dan atau awetan basah. Pengawetan ini bisa untuk

mengamati aspek morfologi, anatomi, jaringan, perbandingan, atau siklus

hidupnya.

Page 12: MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)...i MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT …

9

Gambar 4. Bioplastik Hewan dan Tumbuhan

4) Pewarnaan Tulang

Prinsip dari teknik pewarnaan ini adalah mewarnai bagian tulang vertebrata

sehingga bisa dengan jelas membedakan tulang - tulang vertebrata secara khsusus

dan bisa digunakan untuk keperluan identifikasi ataupun determinasi vertebrarta

secara umum.

Pengamatan terhadap pertumbuhan perkembangan tulang suatu hewan

terkadang sulit kalau tanpa merusak hewan tersebut. Dengan ditemukannya

metode pewarnaan tulang dan tulang rawan dengan tidak perlu merusak tubuh

hewannya, merupakan sarana untuk penelitian keadaan dan perkembangan tulang.

Dengan hanya mewarnai tulang dan rawan saja, sedangkan yang lainnya

bening maka kita bisa mengamati berbagai hal, diantaranya bentuk,

perkembangan dan kecacatannya dari suatu hewan vertebrata pada tingkat

perkembangan yang bervariasi.

Page 13: MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)...i MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT …

10

Gambar 5. Pewarnaan tulang pada hewan

2.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA ASLI TAK HIDUP

2.6.1 Kelebihan Dari Media Asli Tak Hidup (Awetan) :

1. Objek tidak harus ditampilkan langsung dalam bentuk nyata hidup

untuk menunjukkan keberadaan suatu objek.

2. Menampilkan benda objek yang sulit ditemukan atau tidak

ditemuan di suatu daerah asal.

3. Objek bisa di deskripsikan lebih leluasa kepada peserta didik

karena objek tidak dalam keadaan bergerak atau hidup, sehingga

dapat ditunjukkan berbagai bagian yang ingin dijelaskan dari suatu

sampel.

4. Objek yang ditampilkan terhadap cara guru menjelaskan kepada

peserta didik tidak terkesan monoton.

5. Objek media mati tidak hidup dapat ditampilkan beragam dari jenis

suatu sampel yang ingin diperlihatkan, dari pada media nyata hidup

yang belum tentu dapat ditemukan keseluruhannya untuk

diperlihatkan kepada peserta didik.

6. Media nyata tak hidup terkesan unik untuk tampilannya, sehingga

peserta didik termotivasi untuk mengetahui lebih dalam bagaimana

sebenarnya media asli tak hidup ini dibuat.

2.6.2 Kekurangan Dari Media Asli Tak Hidup (Awetan) :

1. Media perlu perawatan yang baik agar tetap terjaga bentuk aslinya.

2. Untuk cakupan besar, perlu biaya yang mahal.

Page 14: MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)...i MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT …

11

3. Media tidak dapat diperlihatkan secara maksimal dibandingkan

saat media masih benar - benar dalam keadaan hidup dan utuh.

4. Untuk herbarium kering, penjelasan media dari guru kepada

peserta didik terkesan dalam bentuk 2 dimensi.

5. Perlu ketelitian saat menampilkan media agar tidak rusak.

6. Media tidak dapat ditampilkan dalam kondisi suhu ruangan

sembarangan, biasanya dalam inkubasi ruangan dengan suhu yang

telah diatur.

2.7 APLIKASI DI KELAS MENGGUNAKAN MEDIA ASLI TAK HIDUP

Media asli mati / tak hidup (awetan) ini di aplikasikan di kelas apabila media

nyata sulit untuk di temukan atau bahkan media nyata hidup itu tidak ditemukan

sama sekali saat ini dan penerapan media ini di kelas bisa dilakukan apabila

sampel yang ingin ditampilkan tersebut tidak berada di daerah asal atau bila untuk

pembuatannya membutuhkan waktu yang lama sehingga dipakailah media ini

sebagai alat bantu mengajar di kelas untuk peserta didik.

Page 15: MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)...i MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT …

12

BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Dari penjelasan diatas, adapun kesimpulan yang dapat penulis dapatkan ialah :

Media asli mati / tak hidup (awetan) merupakan media yang dapat dikatakan

gabungan dari berbagai macam media yang polanya sejenis, namun

dikelompokkan dalam satu kelompok besar secara kolektif dan seragam. Media

ini menampilkan objek nyata yang ada di dalam lingkungan hidup tetapi

ditampilkan dalam bentuk mati / tak hidup. Dengan kata lain media ditampilkan

kepada peserta didik dalam bentuk keadaan seutuhnya namun dalam keadaan tak

hidup dan dibentuk sesuai seperti sebenarnya.

Proses pengawetan hewan dan tumbuhan serta bagian-bagiannya diperlukan

terutama untuk memenuhi kebutuhan masa yang akan datang, Tanpa adanya

sistem pengawetan yang baik, hewan dan tumbuhan yang ditemukan dan dikoleksi

dilapangan akan mengalami kerusakan, misalnya akibat pengerutan atau

pembusukan. Berbagai macam cara pengawetan yang dapat dilakukan diantaranya

dengan cara :

a) Herbarium

b) Taksidermi

c) Bioplastik

d) Pewarnaan Tulang

3.2 SARAN

Untuk saran, penulis mengharapkan dengan adanya pengawetan hewan dan

tumbuhan membuat daya tarik tersendiri untuk para masyarakat khususnya para

Mahasiswa di bidang Ilmu Biologi untuk tetap mengamati seiring kemajuan

zaman dan keanekaragaman hewani dan hayati yang ada di bumi ini. Agar

pengawetan tersebut dapat berguna dengan baik, maka harus dipelihara dan

digunakan dengan baik serta cermat supaya tetap terjaga keasliannya.

Page 16: MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)...i MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN) Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd. Nama Penulis : Gusti AYU ALIT …

13

DAFTAR PUSTAKA

Suryana, Sarna. 2009. Mengawetkan Hewan dan Tumbuhan. Media Pendidikan |

Media Pembelajaran. Bandung : Jawa Barat.

(Diakses Jumat, 14 Oktober 2016 pada :

http://mediapendidikanok.blogspot.co.id/2009/10/mengawetkan-hewan-dan-

tumbuhan_27.html)

Suryana, Sarna. 2010. Pengawetan Hewan atau Tumbuhan dengan Bioplastik.

Media Pendidikan | Media Pembelajaran. Bandung : Jawa Barat.

(Diakses Rabu, 12 Oktober 2016 pada :

http://mediapendidikanok.blogspot.co.id/search/label/Taksidermi)

Wibawa, Bhima. 2010. Media Pembelajaran Benda Asli tak Hidup (mati). Media

Pendidikan | Media Pembelajaran. Bandung : Jawa Barat.

(Diakses Rabu, 12 Oktober 2016 pada :

http://mediapendidikanok.blogspot.com/2009_10_01_archive.html)