ssasbel demam

13
Muhamad Wilianto 1102014164 LO.1. Memahami dan menjelaskan Demam LI.1.1.Definisi Peningkatan suhu tubuh di atas normal ; hal ini dapat disebabkan oleh stress fisiologi,seperti ovulasi,sekresi hormone tiroid berlebihan,olahraga berat. Tempat pengukura n Jenis termometer Rentang; rerata suhu normal ( o C) Demam ( o C) Aksila Air raksa, elektronik 34,7 37,3; 36,4 37,4 Sublingu al Air raksa, elektronik 35,5 37,5; 36,6 37,6 Rektal Air raksa, elektronik 36,6 37,9; 37 38 Telinga Emisi infra merah 35,7 37,5; 36,6 37,6 LI.1.2.Klasifikasi Demam Septik : Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pd malam hari dan turun kembali ke tingkat atas normal pada pagi hari.sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Demam Intermiten : suhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi hari, dan puncaknya pada siang hari Demam kontinyu : ditandai oleh peningkatan suhu tubuh yang menetap dengan fluktuasi maksimal 0,4 o C selama periode 24 jam.

Upload: nazzarramdhagama

Post on 23-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

c

TRANSCRIPT

Page 1: ssasbel demam

Muhamad Wilianto

1102014164

LO.1. Memahami dan menjelaskan Demam

LI.1.1.Definisi

Peningkatan suhu tubuh di atas normal ; hal ini dapat disebabkan oleh stress fisiologi,seperti ovulasi,sekresi hormone tiroid berlebihan,olahraga berat.

Tempat pengukuran

Jenis termometerRentang; rerata

suhu normal (oC)

Demam

(oC)

AksilaAir raksa, elektronik

34,7 – 37,3; 36,4

37,4

SublingualAir raksa, elektronik

35,5 – 37,5; 36,6

37,6

RektalAir raksa, elektronik

36,6 – 37,9; 37 38

Telinga Emisi infra merah35,7 – 37,5; 36,6

37,6

LI.1.2.Klasifikasi

Demam Septik : Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pd malam hari dan turun kembali ke tingkat atas normal pada pagi hari.sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.

Demam Intermiten : suhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi hari, dan puncaknya pada siang hari

Demam kontinyu : ditandai oleh peningkatan suhu tubuh yang menetap dengan fluktuasi maksimal 0,4oC selama periode 24 jam.

Demam remiten : ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai normal dengan fluktuasi melebihi 0,5oC per 24 jam.

Page 2: ssasbel demam

LI.1.3.Etiologi

Etiologi demamDemam adalah hasil dari respon imun tubuh terhadap benda asing. Benda asing ini termasuk virus, bakteri, jamur, obat-obatan, atau racun lainnya. Benda asing dianggap sebagai zat memproduksi yang memproduksi demam (disebut pirogen), yang memicu respon kekebalan tubuh. Pirogen memberitahu hipotalamus untuk meningkatkan suhu set point untuk membantu tubuh melawan infeksi.

Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus sebagai thermostat. Set poin adalah 37 +/- 0.5

1. Set point hipotalamus meningkat:

a. Pirogen endogen: Infeksi, keganasan, alergi, steroid, penyakit kolagen.

b. Penyakit/zat: kerusakan saraf pusat, keracunan DDT

2. Set point hipotalamus normal:

a. pembentukan panas lebih dari pengeluarannya: hipertermia malignan, hipertirodi, hipernatremi

b. Lingkunan lebih panas dari tubuh

c. pengeluaran panas yang tidak baik: dysplasia ectoderm, terbakar, heat stroke

3. Rusaknya pengatur suhu :

a. penyakit yang langsung menyarang set poin:

trauma kepala, esafalitis/meningitis, pendarahan di kepala

LI.1.4.Mekanisme

Mekanisme demamDemam dapat timbul dari terpaparnya tubuh manusia terhadap pirogen eksogen yang kemudian akan mengakibatkan terstimulasinya pirogen endogen untuk melindungi tubuh dan menciptakan kekebalan melawan pirogen eksogen tersebut, atau disebabkan pengaruh pirogen endogen itu sendiri. Contoh pirogen endogen yanga ada dalam tubuh adalah interleukin-1 (IL-¬1), α-interferon, dan tumor necrosis factor (TNF). IL-1 berperan penting dalam mekanisme pertahanan tubuh yaitu antara lain dapat menstimulasi limfosit T dan B, mengaktivasi netrofil, merangsang sekresi reaktan (C¬reactive protein, haptoglobin, fibrinogen) dari hepar, mempengaruhi kadar besi dan seng plasma dan meningkatkan katabolisme otot. IL¬-1 bereaksi sebagai pirogen yaitu dengan merangsang sintesis prostagalndin E2 di hipotalamus, yang kemudian

Page 3: ssasbel demam

bekerja pada pusat vasomotor sehingga meningkatkan produksi panas sekaligus menahan pelepasan panas, sehingga menyebabkan demam. TNF (cachectin) juga mempunyai efek metabolisme dan berperan juga pada penurunan berat badan yang kadang-kadang diderita setelah seseorang menderita infeksi. TNF bersifat pirogen melalui dua cara, yaitu efek langsung dengan melepaskan prostaglandin E2 dari hipotalamus atau dengan merangsang perlepasan IL-1. Sedangkan, alpha-interferon (IFN-α) adalah hasil produksi sel sebagai respons terhadap infeksi virus. 

Prostaglandin yang dihasilkan pirogen-pirogen itu kemudian mensensitisasi reseptor dan diteruskan oleh resptor sampai hypotalamus yang akan menyebabkan peningkatan derajat standart panas hypotalamus (Hypotalamic Termostat). Peningkatan derajat standart panas hypotalamus inilah yang akan memicu sistem pengaturan suhu tubuh (termoregulation) untuk meningkatkan suhu, maka terjadilah demam.

LI.1.5.Tatalaksana

LO.2.Memahami dan menjalani Demam Tifoid

LI.2.1.Definisi

Demam tifoid adalah penyakit infeksibakteri, yang disebabkan oleh Salmonella typhi . Penyakit ini ditularkan melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja atau urin orang yang terinfeksi. Gejala biasanya muncul 1- 3 minggu setelah terkena, dan mungkin ringan atau berat. Gejala meliputi demam tinggi, malaise, sakit kepala, mual, kehilangan nafsu makan ,sembelit atau diare, bintik-bintik merah muda di dada (Rose spots), dan pembesaran limpa dan hati. Demam tifoid (termasuk para-tifoid) disebabkan oleh kuman Salmonella typhi, S paratyphi A, S paratyphi B dan S paratyphi C. Jika penyebabnya adalah S paratyphi, gejalanya lebih ringan dibanding dengan yang disebabkan oleh S typh

LI.2.2.Etiologi

Demam typhoid timbul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan Salmonella yang memasuki tubuh penderita melalui saluran pencernaan. Sumber utama yang terinfeksi adalah manusia yang selalu mengeluarkan mikroorganisme penyebab penyakit,baik ketika ia sedang sakit atau sedang dalam masa penyembuhan.Pada masa penyembuhan, penderita masih mengandung Salmonella spp didalam kandung empedu atau di dalam ginjal. Sebanyak 5% penderita demam tifoid kelak akan menjadi karier sementara, sedang 2 % yang lain akan menjadi karier yang menahun.Sebagian besar dari karier tersebut merupakan karier intestinal (intestinal type) sedang yang lain termasuk urinary type. Kekambuhan yang yang ringan pada karier demam tifoid,terutama pada karier jenis intestinal,sukar diketahui karena gejala dan keluhannya tidak jelas

Page 4: ssasbel demam

LI.2.3.Epidemiologi

Demam typhoid masih merupakan masalah kesehatan sedang berkembang. Besarnya angka kasus demam typhoid di dunia ini sangatsukar di tentukan sebabab penyakit ini di kenal mempunyai gejala dengan spektrum klinisnya sangat luas. Di perkirakan angka kejadian dari 150/100.000/tahuan di Amerika Selatan dan 900/100.000/tahun di Asia. Umur di Indonesia ( daerah endemis ) di laporkan antara 3 smpai 19 tahun mencapai 91% kasus. Angka yang kurang lebih sama juga di laporkan dari Amerika Selatan. Salmonella Typhi dapat hidup dalam tubuh manusia ( manusia sebagai natural reservoir).

Manusia yang terinfeksi Salmonella Typhi dapat mengeksresikanya melalui sekret saluran nafas, urin dan tinja dalam jangka waktu yang sangat bervariasi. Salmonella Typhi yang berada diluar tubuh manusia dapat hidup untuk beberapa minggu apabila berada didalam air, es, debu atau kotoran yang kering maupun pada pakian. Akantetapi Salmonella Typhi hanya dapat hidup kurang dari 1 minggu pada raw sewage, dan mudah di matikan dengan klorinasi dan pasteurisasi(temperatur 63C )

Terjadinya penularan Salmonella Typhi sebagian besar melalui minuman atau makanan yang tercemar oleh mikroorganisme yang berasal dari penderita atau pembawa mikroorganisme yang berasal dari penderita atau pembawa mikroorganisme biasanya keluar bersama-sama dengan tinja (melalui rute oral fekal, jalur oro, fenal)

LI.2.4.Patofisiologi

LI.2.5.Manifestasi

1. Masa tunas 10 – 20 hari yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari.

2. b.   Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan kurang.

3. Demam. Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.

4. Gangguan pada saluran pencernaan. Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan.

5. Gangguan kesadaran, umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam yaitu apatis sampai somnolen, jarang terjadi stupor atau koma (kecuali penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan).

6. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu pertama demam.

Page 5: ssasbel demam

LI.2.6.Diagnosis

Diagnosis di tegakkan berdasarkan gejala klinis berupa demam, gangguan gastrointestinal dan mungkin di sertai perubahan dan gangguan kesadaran dengan kriteria ini maka seorang klinis dapat membuat diagnosis tersangka demam typhoid. Diagnosis pasti di tegakkan melalui isolasi ( Salmonella Typhi ) dari darah.

Pada dua minggu pertama sakit, kemungkinan mengisolasi ( Salmonella Typhi ) dari dalam darah pasien lebih besar dari pada minggu berikutnya. Biakan spesimen yang beasal dari aspirasi sumsum tulang mempunyai sensitivitas tertinggi, hasil positif di dapat pada 90% kasus. Akan tetapi prosedur ini sangat invasif sehingga tidak di gunakan dalam praktek sehari-hari. Pada keadaan tertentu dapat dilakukan biakan spesimen empedu yang di ambil dari duodenum dan memberikan hasil yang cukup baik. Pemeriksaan demam typhoid ada beberapa jenis yaitu untuk mendeteksi atibodi ( Salmonella Typhi ) dalam serum antigen tehadap Salmonella Typhi dalam darah, serum, urin dan DNA ( Salmonella Typhi ) dalam darah dan faeses polymerase chain reaction telah di gunakan untuk memperbanyak gen salmonella sel. Typhoid secara spesifik pada darah pasien dan hasil dapat di peroleh hanya dalam beberapa jam. Metode ini spesifik dan lebih sensitif di banding dengan biakan darah. ( Sumarmo S.dkk 2008 )

LI.2.7.Pencegahan

Pencegahan demam tifoid, rute utama penularan demam tifoid adalah melalui air minum atau makan makanan yang terkontaminasi dengan Salmonella typhi. Pencegahan didasarkan pada akses menjamin untuk aman air dan dengan mempromosikan praktek-praktek penanganan makanan yang aman. Pendidikan kesehatan penting untuk meningkatkan kesadaran publik dan mendorong perubahan perilaku.

1. Air yang amanDemam tifoid adalah penyakit ditularkan melalui air dan ukuran pencegahan utama adalah untuk memastikan akses terhadap air yang aman. Air harus berkualitas baik dan harus cukup untuk kebutuhan semua masyarakat. Selama wabah langkah-langkah kontrol berikut adalah kepentingan tertentu:a. Di daerah perkotaan, pengendalian dan pengobatan sistem pasokan air harusdiperkuat dari tangkapan ke konsumen. Air minum yang aman harus dibuattersedia untuk populasi melalui sistem pipa atau dari truk tangki.b. Di daerah pedesaan, sumur harus diperiksa untuk patogen dan dirawat jika perlu.

Page 6: ssasbel demam

c. Di rumah, perhatian khusus harus diberikan  kepada desinfeksi dan penyimpanan air yang aman sumbernya.

2. Makanan yang aman Makanan yang terkontaminasi merupakan wahana yang penting untuk transmisi demam tifoid. Penanganan makanan yang tepat dan pengolahan adalah yang terpenting dan kebersihan dasar berikut tindakan harus dilaksanakan atau diperkuat selama wabah:mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan atau sebelum makan makanan.

3. SanitasiSanitasi yang layak memberikan kontribusi untuk mengurangi risiko penularan dari semua bakteri patogen termasuk Salmonella typhi.a. Fasilitas yang sesuai untuk pembuangan limbah manusia harus tersedia untuk semua komunitas. Dalam keadaan darurat, jamban dapat dengan cepat dibangun.b. Pengumpulan dan pengolahan limbah, khususnya selama musim hujan, harusdiimplementasikan.

4.Pendidikan kesehatanPendidikan kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran publik tentang semua yang disebutkan di atas sebagai upaya pencegahan. Pesan pendidikan kesehatan bagi masyarakat rentan harus disesuaikan dengan kondisi lokal dan diterjemahkan ke dalam bahasa lokal. Keterlibatan masyarakat adalah landasan dari perubahan perilaku berkaitan dengan kebersihan dan untuk pengaturan dan pemeliharaan prasarana yang dibutuhkan.

5.Vaksinasi

Vaksinasi dengan menggunakan vaksin T.A.B (mengandung basil tifoid dan paratifoid A dan B yang dimatikan ) yang diberikan subkutan 2 atau 3 kali pemberian dengan interval 10 hari merupakan tindakan yang praktis untuk mencegah penularan demam tifoid Jumlah kasus penyakit itu di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 358-810 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Suntikan imunisasi tifoid boleh dilakukan setiap dua tahun manakala vaksin oral diambil setiap lima tahun. Bagaimanapun, vaksinasi tidak memberikan jaminan perlindungan 100%.

Page 7: ssasbel demam

LI.2.8.Tatalaksana

a.       Perawatan

Pasien thypoid perlu dirawat di Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan, observasi dan diberikan pengobatan yakni :

Isolasi pasien. Desinfeksi pakaian. Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama,

lemah, anoreksia dan lain-lain. Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali

(istirahat total), kemudian boleh duduk jika tidak panas lagi, boleh berdiri kemudian berjalan diruangan.

    b.      Diet

Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, susu 2 gelas sehari, bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan biasa.

   c.      Obat

Obat anti mikroba yang sering digunakan :

CloramphenicolCloramphenicol masih merupakan obat utama untuk pengobatan thypoid.

Dosis untuk anak : 50 – 100 mg/kg BB/dibagi dalam 4 dosis sampai 3 hari bebas panas/minimal 14 hari.

KotrimaksasolDosis untuk anak : 8 – 20 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis sampai 5 hari bebas panas/minimal 10 hari.

Page 8: ssasbel demam

LO.3.Memahami dan Menjelaskan Bakteri Salmonella

LO.3.1. Definisi

Salmonella adalah suatu genus bakteri yang merupakan penyebab utama penyakit bawaan makanan di seluruh dunia. Bakteri umumnya ditularkan ke manusia melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi yang berasal dari hewan, terutama daging, unggas, telur dan susu. Gejala infeksi Salmonella biasanya muncul 12-72 jam setelah infeksi, dan termasuk demam, sakit perut, diare, mual dan kadang-kadang muntah. Penyakit ini biasanya berlangsung 4-7 hari, dan kebanyakan orang sembuh tanpa pengobatan. Namun, di sangat muda dan orang tua, dan dalam kasus-kasus ketika bakteri memasuki aliran darah, antibiotherapy mungkin diperlukan.

LO.3.2. Morfologi

S. typhi merupakan bakteri batang gram negatif dan tidak membentuk spora, serta memiliki kapsul. Bakteri ini juga bersifat fakultatif, dan sering disebut sebagai facultative intra-cellular parasites. Dinding selnya terdiri atas murein, lipoprotein, fosfolipid, protein, dan lipopolisakarida (LPS) dan tersusun sebagai lapisan-lapisan.Salmonella adalah bakteri berbentuk batang, racun dan memproduksi terutama saluran pencernaan manusia dan hewan yang terinfeksi. Mereka memimpin dengan gejala demam tifoid (Salmonella typhi, Salmonella paratyphi). Salmonella adalah di dalam tanah, pada tanaman dan kotoran manusia atau hewan sebelumnya. Reservoir patogen membentuk hewan dan manusia. Di seluruh dunia, ada total sekitar 2.400 jenis salmonella.

Ukuran panjangnya bervariasi, dan sebagian besar memiliki peritrichous flagella sehingga bersifat motil. S. typhi membentuk asam dan gas dari glukosa dan mannosa. Organisme ini juga menghasilkan gas H2S, namun hanya sedikit (Winn, 2006). Bakteri ini tahan hidup dalam air yang membeku untuk waktu yang lama (Brooks, 2005).

LO.3.3. Klasifikasi

Klasifikasi Salmonella terbentuk berdasarkan dasar epidemiologi, jenis inang, reaksi biokimia, dan struktur antigen O, H, V ataupun K. Antigen yang paling umum digunakan untuk Salmonella adalah antigen O dan H. Antigen O, berasal dari bahasa Jerman (Ohne), merupakan susunan senyawa lipopolisakarida (LPS). LPS mempunyai tiga region. Region I merupakan antigen O-spesifik atau antigen dinding sel. Antigen ini terdiri dari unit-unit oligosakarida yang terdiri dari tiga sampai empat monosakarida. Polimer ini biasanya berbeda antara satu isolat dengan isolat lainnya, itulah

Page 9: ssasbel demam

sebabnya antigen ini dapat digunakan untuk menentukan subgrup secara serologis. Region II merupakan bagian yang melekat pada antigen O, merupakan core polysaccharide yang konstan pada genus tertentu. Region III adalah lipid A yang melekat pada region II dengan ikatan dari 2-keto-3-deoksioktonat (KDO). Lipid A ini memiliki unit dasar yang merupakan disakarida yang menempel pada lima atau enam asam lemak. Bisa dikatakan lipid A melekatkan LPS ke lapisan murein-lipoprotein dinding sel.Antigen H merupakan antigen yang terdapat pada flagela dari bakteri ini, yang disebut juga flagelin. Antigen H adalah protein yang dapat dihilangkan dengan pemanasan atau dengan menggunakan alkohol. Antibodi untuk antigen ini terutamanya adalah IgG yang dapat memunculkan reaksi aglutinasi. Antigen ini memiliki phase variation, yaitu perubahan fase salam satu serotip tunggal. Saat serotip mengekspresikan antigen H fase-1, antigen H fase-2 sedang disintesis.Antigen K berasal dari bahasa Jerman, kapsel. Antigen K merupakan antigen kapsul polisakarida dari bakteri enteric (Dzen, 2003). Antigen ini mempunyai berbagai bentuk sesuai genus dari bakterinya. Pada salmonella, antigen K dikenal juga sebagai virulence antigen (antigen Vi).

Page 10: ssasbel demam