spo
TRANSCRIPT
SPO 01STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENANGANAN INDUK BANDENG
No Bagian : S.001/ 010 /2010Berlaku efektif : Juli 2010Revisi -Tanggal Revisi : -Halaman : 1Disiapkan oleh Pelaksana : Guno Gumelar, S.PiDiperiksa oleh Kepala Balai Budidaya Air Payau Takalar
: Sugeng Raharjo, A.Pi
I. TUJUANUntuk mendapatkan induk bandeng yang rutin bertelur
II. RUANG LINGKUP1. Sirkulasi air2. Pemberian pakan3. Pembersihan bak4. Pengamatan kualitas air5. Pemasangan egg collector
III.ACUAN1. SNI Induk Bandeng Kelas Induk Pokok (SNI 01-6148-1999)2. Asliyanti, T. 1994. Pembenihan Bandeng. Departemen Pertanian. BP3 Gondol Bali.3. Gapasin R. S. J and Marte C.L, 1990. Milk Fish Hatchery Operations. Aquaculture
Department. Southeast Asian Fisheries Development Center. Philiphines.
IV. PENANGGUNG JAWABa. Manajer produksi (Pelaksana Induk) : bertanggung jawab atas penanganan induk
hingga rutin bertelur.b. Manager Pengendali Mutu : bertanggung jawab atas pelaksanaan penanganan induk
apakah telah sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
V. PROSEDUR5.1. Alat dan Bahan
Pompa air laut 8 in Sikat Sekop Pakan induk Egg colector Botol aqua
5.2. Prosedur Kerja5.2.1 Sirkulasi Air
Sirkulasi air dilakukan dengan pergantian air minimal 200% perhari Penurunan ketinggian air bak induk sampai 50% pada pagi hari (08.30)sampai
siang hari(12.00). Hal ini bertujuan untuk menurunkan pertumbuhan teritip di dinding bak dan stressing induk agar merangsang pematangan gonad.
Ketinggian air dikembalikan kebatas maksimal bak induk setelah jam 12.00 Pompa air laut 8 inchi dijalankan terus menerus selama 24 jam/hari
KELOMPOK PEMBENIHAN BANDENGBALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
SPO 01STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENANGANAN INDUK BANDENG
No Bagian : S.001/ 010 /2010Berlaku efektif : Juli 2010Revisi -Tanggal Revisi : -Halaman : 2Disiapkan oleh Pelaksana : Guno Gumelar, S.PiDiperiksa oleh Kepala Balai Budidaya Air Payau Takalar
: Sugeng Raharjo, A.Pi
5.2.2 Pemberian Pakan Pemberian pakan induk dilakukan pada pukul 07.00 dan 17.00. Pakan yang dapat diberikan yaitu pakan dengan kandungan protein minimal 35% Pemberian pakan sebesar 2-3% perhari dari bobot tubuh Pemberian pakan dilakukan perlahan-lahan agar seluruh pakan yang diberikan
tidak tersisa 5.2.3 Pembersihan Bak Induk
Pembersihan bak induk dilakukan dengan menurunkan air sampai ketinggian 40-50 cm, hal ini bertujuan agar induk tidak lompat
Debit sirkulasi dimaksimalkan saat pembersihan bak induk Pembersihan dinding dan lantai bak induk menggunakan sekop dan sikat Air bak dinaikkan sampai batas normal ketikan bak sudah bersih dari teritip, lumut
dan endapan 5.2.4 Pengamatan Kualitas Air
Melakukan pengukuran kualitas air setiap minggu dengan parameter kualitas air yang diamati meliputi suhu, oksigen terlarut, derajat keasaman (pH).
5.2.5 Pemasangan egg collector Egg collector dipasang setiap malam pukul 19.00 Egg collector dipasang pada bak yang telah dihubungkan dengan saluran
pengeluaran atas bak induk
VI. Dokumen Terkait
F01. Penanganan Induk Bandeng
KELOMPOK PEMBENIHAN BANDENGBALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
SPO 02STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENANGANAN TELUR BANDENG
No Bagian : S.002/020/2010Berlaku efektif : Juli 2010Revisi -Tanggal Revisi : -Halaman : 1Disiapkan oleh Pelaksana : Guno Gumelar, S.PiDiperiksa oleh Kepala Balai Budidaya Air Payau Takalar
: Sugeng Raharjo, A.Pi
VI. TUJUANUntuk mendapatkan telur bandeng yang berkualitas
VII. RUANG LINGKUP1. Persiapan bak penetasan2. Pemanenan telur3. Inkubasi4. Seleksi telur5. Penebaran telur
VIII. ACUAN1. Asliyanti, T. 1994. Pembenihan Bandeng. Departemen Pertanian. BP3 Gondol Bali.2. Gapasin R. S. J and Marte C.L, 1990. Milk Fish Hatchery Operations. Aquaculture
Department. Southeast Asian Fisheries Development Center. Philiphines.
IX. PENANGGUNG JAWABc. Manajer produksi (Pelaksana Induk) : bertanggung jawab atas penanganan telur
hingga mendapatkan telur bandeng berkualitas.d. Manager Pengendali Mutu : bertanggung jawab atas pelaksanaan penanganan telur
bandeng apakah telah sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
X. PROSEDUR5.1. Alat dan Bahan
Sikat Sabun/deterjen Ember 10 ltr Serok halus Fiber kerucut 100 lt
5.2. Prosedur Kerja5.2.1 Persiapan Bak Penetasan
Bak penetasan yang juga sebagai bak larva dibersihkan dengan menggunakan sikat dan sabun/deterjen sampai bersih
Pembilasan dilakukan berulang-ulang sampai tidak tercium lagi bau sabun/deterjen Pengisian air sampai penuh Pengaturan letak aerasi, dalam bak 6(enam) ton dipasang 2(dua) buah aerasi
dengan kecepatan yang rendah
KELOMPOK PEMBENIHAN BANDENGBALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
SPO 02STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENANGANAN TELUR BANDENG
No Bagian : S.002/020/2010Berlaku efektif : Juli 2010Revisi -Tanggal Revisi : -Halaman : 2Disiapkan oleh Pelaksana : Guno Gumelar, S.PiDiperiksa oleh Kepala Balai Budidaya Air Payau Takalar
: Sugeng Raharjo, A.Pi
5.2.2 Pemanenan Telur Telur yang tertampung di egg collector pukul 07.00 diseser menggunakan seser
yang halus dan dimasukkan dalam ember 10lt Telur dalam ember 10 lt dipindah dalam bak inkubasi berupa fiber kerucut volume
100lt yang diberi aerasi.5.2.3 Inkubasi Telur
Proses inkubasi dilakukan pada bak kerucut 100 lt dengan aerasi yang kuat Penambahan garam sampai salinitas 40 ppt Inkubasi dilakukan selama 4-6 jam
5.2.4 Seleksi Telur Telur yang telah diinkubasi dalam fiber kerucut diputar dengan menggunakan
tangan Aerasi dimatikan Setelah air dalam bak tenang maka akan terlihat telur yang tenggelam dan
mengapung serta melayang. Telur yang tenggelam disipon sampai bersih. Telur yang mengapung dan melayang diseser dan dimasukkan dalam ember 10 ltr
dengan aerasi Perhitungan telur dengan metode sampling, pengambilan 10 ml air dan menghitung
telur didalamnya. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali dan hasilnya dirata-ratakan. Hasil tersebut dikonversikan dengan luasan ember 10 lt sehingga diperoleh jumlah telur yang berkualitas.
5.2.2 Penebaran Telur Telur yang telah dihitung ditebar dalam bak penetasan/bak larva dengan kepadatan
20-30 telur/lt. Penebaran telur dilakukan secara perlahan-lahan dan disebar merata dalam bak.
VI. Dokumen Terkait
F02. Penanganan Telur Bandeng
KELOMPOK PEMBENIHAN BANDENGBALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
SPO 03STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENANGANAN LARVA BANDENG
No Bagian : S.003/030/2010Berlaku efektif : Juli 2010Revisi -Tanggal Revisi : -Halaman : 1Disiapkan oleh Pelaksana : Guno Gumelar, S.PiDiperiksa oleh Kepala Balai Budidaya Air Payau Takalar
: Sugeng Raharjo, A.Pi
XI. TUJUANUntuk mendapatkan nener bandeng berkualitas
XII. RUANG LINGKUP1. Pemberian pakan2. Pengamatan kesehatan larva3. Pergantian air4. Pengamatan kualitas air
XIII. ACUAN1. SNI Benih Ikan Bandeng Kelas Benih Sebar (SNI 01-6149-1999)2. SNI Produksi Benih Ikan Bandeng Kelas Benih Sebar (SNI 01-6150-1999)3. Asliyanti, T. 1994. Pembenihan Bandeng. Departemen Pertanian. BP3 Gondol Bali.4. Gapasin R. S. J and Marte C.L, 1990. Milk Fish Hatchery Operations. Aquaculture
Department. Southeast Asian Fisheries Development Center. Philiphines.
XIV. PENANGGUNG JAWABe. Manajer produksi (Pelaksana Induk) : bertanggung jawab atas penanganan larva
bandeng hingga mendapatkan nener bandeng berkualitas.f. Manager Pengendali Mutu : bertanggung jawab atas pelaksanaan penanganan larva
bandeng apakah telah sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
XV. PROSEDUR5.1. Alat dan Bahan
Ember tempat pakan alami Alat sipon (selang dan waring) Pakan alami
5.2. Prosedur Kerja5.2.1 Pemberian Pakan
Larva umur 0-2 hari belum diberi pakan karena masih memiliki cadangan makanan Pakan diberikan setelah larva berumur 3(tiga) hari. Pakan yang diberikan adalah
Branchionus sp. dengan kepadatan 15 ind/ml dalam bak larva. Pemberian pakan alami ini pada pagi dan sore hari
Kepadatan Branchionus sp minimal 25 ind/ml dipertahankan setelah larva berumur diatas 6(enam) hari. Pemberian Branchionus sp. dilakukan pada pagi, siang dan sore hari, disesuaikan dengan kepadatan Branchionus sp. dalam bak larva
Pakan Branchionus sp terus diberikan sampai larva siap dipanen atau dipindahkan dalam bak pendederan.
KELOMPOK PEMBENIHAN BANDENGBALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
SPO 03STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENANGANAN LARVA BANDENG
No Bagian : S.003/030/2010Berlaku efektif : Juli 2010Revisi -Tanggal Revisi : -Halaman : 2Disiapkan oleh Pelaksana : Guno Gumelar, S.PiDiperiksa oleh Kepala Balai Budidaya Air Payau Takalar
: Sugeng Raharjo, A.Pi
5.2.2 Pengamatan Kesehatan LarvaPengamatan kesehatan larva dilakukan secara visual dengan melihat pergerakan larva setiap hari. Larva yang baik pada umumnya bergerak lincah dan bergerombol serta aktif menangkap pakan alami yang diberikan
5.2.3 Pergantian AirPergantian air dilakukan pada saat larva berumur 10-11 hari dengan cara menyipon dengan selang yang diberi waring pada ujungnya sehingga larva tidak ikut tersedot.
5.2.4 Pengamatan Kualitas AirMelakukan pengukuran kualitas air setiap hari dengan parameter kualitas air yang diamati meliputi suhu, oksigen terlarut, derajat keasaman (pH).
VI. Dokumen Terkait
F03. Penanganan Larva Bandeng
KELOMPOK PEMBENIHAN BANDENGBALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
SPO 04STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENDEDERAN BANDENG
No Bagian : S.004/040/2010Berlaku efektif : Juli 2010Revisi -Tanggal Revisi : -Halaman : 1Disiapkan oleh Pelaksana : Guno Gumelar, S.PiDiperiksa oleh Kepala Balai Budidaya Air Payau Takalar
: Sugeng Raharjo, A.Pi
XVI. TUJUANUntuk mendapatkan benih bandeng berkualitas
XVII. RUANG LINGKUP1. Persiapan bak2. Pemberian pakan3. Pengamatan kesehatan larva4. Pergantian air5. Pengamatan kualitas air
XVIII. ACUAN1. SNI Benih Ikan Bandeng Kelas Benih Sebar (SNI 01-6149-1999)2. SNI Produksi Benih Ikan Bandeng Kelas Benih Sebar (SNI 01-6150-1999)3. Asliyanti, T. 1994. Pembenihan Bandeng. Departemen Pertanian. BP3 Gondol Bali.4. Gapasin R. S. J and Marte C.L, 1990. Milk Fish Hatchery Operations. Aquaculture
Department. Southeast Asian Fisheries Development Center. Philiphines.
XIX. PENANGGUNG JAWABg. Manajer produksi (Pelaksana Induk) : bertanggung jawab atas penanganan benih
bandeng hingga mendapatkan benih bandeng berkualitas.h. Manager Pengendali Mutu : bertanggung jawab atas pelaksanaan penanganan benih
bandeng apakah telah sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
XX. PROSEDUR5.1. Alat dan Bahan
Tempat pakan Pakan buatan Alat sipon (selang dan waring)
5.2. Prosedur Kerja5.2.1 Persiapan Bak
Bak pendederan dibersihkan dengan menggunakan sikat dan sabun/deterjen sampai bersih
Pembilasan dilakukan berulang-ulang sampai tidak tercium lagi bau sabun/deterjen Pengisian air sampai penuh Pengaturan letak aerasi, dalam bak 6(enam) ton dipasang 2(dua) buah aerasi
dengan kecepatan yang sedang Larva ditebar dengan kepadatan 1ekor/l
KELOMPOK PEMBENIHAN BANDENGBALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
SPO 04STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENDEDERAN BANDENG
No Bagian : S.004/040/2010Berlaku efektif : Juli 2010Revisi -Tanggal Revisi : -Halaman : 2Disiapkan oleh Pelaksana : Guno Gumelar, S.PiDiperiksa oleh Kepala Balai Budidaya Air Payau Takalar
: Sugeng Raharjo, A.Pi
5.2.2 Pemberian Pakan Pemberian pakan buatan dengan kandungan protein minimum 37% diberikan
dengan dosis 5%/hari. Pakan buatan yang diberikan berbentuk bubuk Pakan diberikan 2(dua) kali sehari pada pukul 07.30 dan 16.30 Pakan yang diberikan disebar merata dalam bak pendederan Pemberian pakan terus dilakukan sampai benih berukuran 3-5 cm/ siap dipanen.
5.2.3 Pengamatan Kesehatan BenihPengamatan kesehatan benih dilakukan secara visual dengan melihat pergerakan larva setiap hari. Larva yang baik pada umumnya bergerak lincah dan bergerombol serta aktif menangkap pakan yang diberikan
5.2.3 Pergantian AirPergantian air dilakukan setiap hari dengan cara menyipon dengan selang yang diberi waring pada ujungnya sehingga larva tidak ikut tersedot. Pergantian air sebesar 30-50%/hari
5.2.4 Pengamatan Kualitas AirMelakukan pengukuran kualitas air setiap minggu dengan parameter kualitas air yang diamati meliputi suhu, oksigen terlarut, derajat keasaman (pH).
VI. Dokumen Terkait
F04. Pendederan Bandeng
KELOMPOK PEMBENIHAN BANDENGBALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
SPO 05STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PANEN BENIH BANDENG
No Bagian : S.005/050/2010Berlaku efektif : Juli 2010Revisi -Tanggal Revisi : -Halaman : 1Disiapkan oleh Pelaksana : Guno Gumelar, S.PiDiperiksa oleh Kepala Balai Budidaya Air Payau Takalar
: Sugeng Raharjo, A.Pi
XXI. TUJUANUntuk mendapatkan benih berkualitas yang siap ditebar di tambak bandeng.
XXII. RUANG LINGKUP1. Persiapan peralatan2. Pemanenan ikan3. Pengemasan4. Distribusi
XXIII. ACUAN1. SNI Benih Ikan Bandeng Kelas Benih Sebar (SNI 01-6149-1999)2. SNI Produksi Benih Ikan Bandeng Kelas Benih Sebar (SNI 01-6150-1999)3. Asliyanti, T. 1994. Pembenihan Bandeng. Departemen Pertanian. BP3 Gondol Bali.4. Gapasin R. S. J and Marte C.L, 1990. Milk Fish Hatchery Operations. Aquaculture
Department. Southeast Asian Fisheries Development Center. Philiphines.
XXIV. PENANGGUNG JAWABi. Manajer produksi (Pelaksana Induk) : bertanggung jawab atas penanganan
pemanenan benih bandeng hingga mendapatkan benih berkualitas yang siap ditebar di tambak bandeng.
j. Manager Pengendali Mutu : bertanggung jawab atas pelaksanaan pemanenan benih bandeng apakah telah sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
XXV. PROSEDUR5.1. Alat dan Bahan
Seser Baskom Plastik Tabung oksigen Regulator Karet Alat sipon (selang dan waring)
5.2. Prosedur Kerja5.2.1 Persiapan Peralatan
Peralatan-peralatan yang digunakan untuk panen yaitu seser, baskom dan plastik dicuci bersih dan peralatan lainnya yaitu tabung oksigen, regulator dan karet diletakkan pada tempat yang memudahkan pemanenan atau sedekat mungkin dengan lokasi panen
KELOMPOK PEMBENIHAN BANDENGBALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
SPO 05STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PANEN BENIH BANDENG
No Bagian : S.005/050/2010Berlaku efektif : Juli 2010Revisi -Tanggal Revisi : -Halaman : 2Disiapkan oleh Pelaksana : Guno Gumelar, S.PiDiperiksa oleh Kepala Balai Budidaya Air Payau Takalar
: Sugeng Raharjo, A.Pi
5.2.2 Pemanenan Ikan Proses pertama dalam pemanenan yaitu menyipon bak sampai bersih Penurunan aier sampai ketinggian air bak hanya sekitar 5cm Panen dilakukan dengan menggunakan seser. Benih yang diseser dipindahkan dalam baskom yang berisi air mengalir Penghitungan jumlah benih dengan sampling basah yaitu menghitung jumlah benih
dalam baskom sampai 1000 ekor, baskom berisi 1000 ekor inilah yang menjadi dasar kepadatan kepadatan benih untuk penghitungan pada baskom lainnya.
5.2.3 Pengemasan Pengemasan dilakukan dengan mengisi kantong panen diameter 45 cm dengan air
sebanyak ¼ ketinggian plastik dan benih bandeng dimasukkan sebanyak 2000 ekor/ kantong.
Pemberian oksigen pada kantong panen dan pengikatan kantong panen dengan menggunakan karet sehingga kantong benar-benar aman dari kebocoran
Kantong-kantong benih tersebut dimasukkan dalam kardus atau styrofoam5.2.3 Distribusi
Distribusi benih bandeng untuk jarak dekat menggunakan transportasi darat dengan kemasan kardus sedangkan untuk jarak jauh menggunakan transportasi udara dengan kemasan styrofoam.
VI. Dokumen Terkait
F05. Panen Benih Bandeng
KELOMPOK PEMBENIHAN BANDENGBALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR