biaya logistik spo

102
,,) RISTEK LAPORANAKHIR (FINAL REPORT) . PENEUTlAN BIAVA LOGISTlK PETl KEMAS DARI KAWASAN INDUSTRI KE SINGAPURA MELALUI PELABUHAN STRATEGIS PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA TAHUN 2010 FOKUS BIDANG PRIORITAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI Koordinator Peneliti Reslyana Dwitasari, S.Kom, M.T. KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENELITIAN DAN I!JNGEMBANGAN PERHUBUNGAN JAKARTA, NOVEMBER 2010

Upload: iqbal

Post on 01-Dec-2015

301 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Biaya Logistik SPO, Ristek

TRANSCRIPT

Page 1: Biaya Logistik SPO

,,) RISTEK

LAPORANAKHIR (FINAL REPORT) .

PENEUTlAN BIAVA LOGISTlK PETl KEMAS DARI KAWASAN INDUSTRI KE SINGAPURA MELALUI

PELABUHAN STRATEGIS

PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA TAHUN 2010

FOKUS BIDANG PRIORITAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI

Koordinator Peneliti

Reslyana Dwitasari, S.Kom, M.T.

KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

DAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN PENELITIAN DAN I!JNGEMBANGAN PERHUBUNGAN

JAKARTA, NOVEMBER 2010

Page 2: Biaya Logistik SPO

LEMBAR PENGESAHAN

PENELITIAN BIAYA LOGISTIK PETI KEMAS DARI KAWASAN INDUSTRI KE SINGAPURA

MELALUI PELABUHAN STRATEGIS

LAPORAN AKHIR( Final Report)

Klaster Transportasi Multimoda

Judul Penelitian Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas Dari Kawasan Industri Cikarang Menuju Singapura Melalui Pelabuhan Strategis

Nama Lembaga/Institusi Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kementerian Perhubungan

Ala mat Jl. Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat

Nama Koordinator Peneliti Reslyana Dwitasari

Personalia 9 (sembilan) orang Peneliti

Biaya Kegiatan Rp. 250.000.000,-

Tahun Pelaksanaan 2010 ------- - ----

Jakarta, Nopember 2010

Koordinator Peneliti

.________

.._'l>..

~NYISIAHAAN. Ms.Tr .. APU Reslyana Dwitasari, S.Kor\J. M.T.

~bina Utama (IV/e) , NIP. 19520327 197803 1 003

Penata Muda Tk. I (III/b)

NIP. 19793008 200502 2 001

Page 3: Biaya Logistik SPO

ABSTRAK

Tingginya biaya logistik merupakan salah satu permasalahan kegiatan logistik di

Indonesia, upaya-upaya terus dilakukan oleh pemeritah untuk peningkatan pelayanan

sistem logistik nasional secara menyeluruh dalam rangka meningkatkan kemampuan

bersaing Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain pengukuran biaya

logistik total (total logistics cost). Peneltian ini dimaksudkan untuk meningkatkan

efektifitas dan efisiensi system logistik khususnya pada biaya logistik peti kemas dari

kawasan industri daerah Ciakarang dan Bandung ke Singapura melalui pelabuhan

strategis baik yang menggunakan layanan pelabuhan daratan Cikarang dan TPKB

Gedebage maupun idak menggunakan layanan pelabuhan daratab. Dengan

menggunakan metode penentuan analisa total biaya logistik diperoleh hasil bahawa biaya

pengiriman peti kemas dari Jakarta ke Singapura hanya Rp.1 .800.000. dan rata-rata

biaya logistik harus dibayar oleh pengusaha Indonesia untuk 14,08%. dari total penjualan.

Biaya tidak resmi mempunyai pengaruh yang kecil yaitu hanya 3% sampai 5% terhadap

biaya distribusi peti kemas dan yang memiliki pengaruh tersebsar adalah biaya

pengankutan dan biaya pengirimannya yaitu sampai dengan 42% sampai 53%.

Kata kunci: Distribusi Biaya Logistik, Peti kemas

·._

,

Page 4: Biaya Logistik SPO

ABSTRAC

The high cost of logistics is one of the problems of logistics activities in Indonesia,

continue efforts by goverment to improvement the national logistics system. One of the

efforts includes among others measurement of total logistics costs. This research is

intended to enhance the effectiveness and efficiency of logistics systems, especially on

container logistics costs of industrial park and dry port area Ciakarang and Bandung to

Singapore through strategic ports both use port services and TPKB Gedebage Cikarang

mainland and o to use the dryport services. By using the method of determining the total

logistics cost analysis obtained results that free shipping container from Jakarta to

Singapore only Rp. 1. 800.000. and the average logistics cost to be paid by Indonesian

businessmen to 14.08%. of total sales. Unofficial costs have little effect that is only 3% to

5% of the cost distribution of container and which has the effect of transportation costs

and tersebsar is the cost of shipping is up to 42% to 53%

Keywords: Cost Distribution Logistics, Container container

'--.

,

ii

Page 5: Biaya Logistik SPO

(~(lpiJ_~!!.'! fie_'!!.afu_a!!LJ!.!!!/l!_ess _fie_ll_'}! t .

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian denga judul "Penelitian Biaya Logistik Peti

Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Melalui Pelabuhan Strategis" dapat

diselesaikan dengan baik.

Laporan Akhir ini merupakan Laporan yang secara garis besar berisi: Pendahuluan, Tinjuan

Pustaka, Tujuan dan Manfaat, Metodologi serta Analisis mengenai biaya logistik peti kemas

serta evaluasi untuk mendapakan rekomendasi untuk menekan biaya logistik peti kemas ke

Singapura yang berasal dari kawasan industri di wilayah Bandung dan Cikarang baik yang

menggunakan pelabuhan daratan maupun yang tidak menggunakan pelabuhan daratan

dengan melewati Pelabuhan Tanjung Priok.

Kami atas nama tim penelitian menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak

kekurangan sehingga saran , masukan dan kritik yang membangun sangat diperlukan untuk

penyempurnaan laporan ini. Kami jugamenyampaikan terimakasih kepada semua pihak

yang telah berpartisipasi dalam mendukung pelaksanaan penelitian ini. Semoga hasil

penelitian dapat memberikan manfaat bagi terwujudnya sistem logistik nasional efektif dan

efisien.

Jakarta, November 2010

Tim Studi

1. Reslyana Dwitasari, S.Kom, M.T.

2. Ir. L. Denny Siahaan, Ms.Tr. (APU)

3. Drs. Sambungan Hutapfta,.M.Kom 4. Drs. Win Akustia

5. Drs. Juren Capah

6. Drs. Soetrisno

7. Rosita Sinaga, S.H., M.M. , 8. Yessi Gusleni, S.E., MM.Tr.

9. Doharmanian Nasution, S.H.

·Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis"

Page 6: Biaya Logistik SPO

DAFTARISI

Kata Pengantar Daftar lsi Abstrak Bab 1. Pendahuluan

1.1 . Latar Belakang 1.2. Ruang Lingkup Penelitian 1.3. Perumusan Masalah 1.4. Keaslian Penelitian

Bab 2. Tinjauan Pustakan 2.1 Logistik 2.2. Peti Kemas 2.3. Feeder Terminal 2.4. Pelabuhan 2.5. Biaya 2.6. Pendekatan Studi

Bab 3. Tujuan dan Manfaat 3.1. Maksud dan Tujuan Penelitian 3.2. Manfaat Penelitian

Bab 4. Metodologi Penelitian 4.1 Pola Pikir 4.2 Alur Pikir 3.3 Rancangan Penelitian

Bab 5. Analisis dan Pembahasan 5.1. Hasil Pengumpulan Data 5.2 . Hasil Analisis 5.3. Pembahasan

Bab6 Penutup 6.1. Kesimpulan 6.2. Saran

Daftar Pustaka

,

Halaman

ii iii

1 - 1 1-2 1-3 1-3

2-1 2-4 2-14 2-15 2-17 2-28

3-1 3-1

4-1 3-2 4-5

5-1 5-34 5-47

6-1 6 - 1

ii

Page 7: Biaya Logistik SPO

.. (Lf!P~':~'! A_~~!r)JJ'!C!!J!!E.~rt

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberadaan kegiatan logistik di Indonesia sudah berlangsung sebelum era 1980an

dan berkembang seiring dengan makin beragamnya jenis dan volume komoditi serta

pengaruh berkembangnya teknologi tranportasi. Pada saat era setelah kemerdekaan

Indonesia kegiatan logistik mulai berkembang melalui fasilitas pergudangan, jasa

transportasi dan jasa pengurusan dokumen. lni ditandai dengan terselenggaranya

jasa ekspedisi angkutan darat dan laut dengan menyewakan fasilitas pergudangan ,

alat transportasi , kemudian terus berkembang menjadi expeditur yang menyediakan

jasa angkutan, pengepakan, penyiapan dokumen dan muatan ke atas kapal. Logistik

saat ini menjadi hal yang sangat penting dalam era ekonomi dan perdagangan global

serta ekonomi domestik suatu negara. Dengan kata lain suatu negara akan mampu

menciptakan produk yang berdaya saing yang kuat jika negara tersebut berhasil

membangun sistem logistiknya dengan efektif dan efisen .

Potensi sektor logistik Indonesia sangatlah besar dibandingkan sektor industri lain

seperti perdagangan, hotel dan restoran , sektor pengangkutan menyumbangkan

kontribusi yang paling tinggi yaitu 1.4% dari 6,4% pada pertumbuhan Pendapatan

Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2007-2008. Di sisi lain, Kinerja logistik Indonesia

tahun 2009 mengalami penurunan Bank Dunia menempatkan Indonesia dari

peringkat 43 menjadi 75 (Doing Business Report, 2009) . Berdasarkan penelitian dan

survey Global Competitiveness Index (GCI) yang dilakukan oleh World Economic

Forum pad a tahun 2007-2008 menempatkan Indonesia pad a urutan ke 54 dari 131

negara yang disurvei. berada dibawah Thailand (28) , Malaysia (21 ), dan Singapura

(7).

Peringkat Indonesia dibawah negara tetangganya disebabkan terutama dalam hal

biaya logistik (terutama truk dan pengapalan), kompetensi industri logistik lokal serta

ketepatan waktu dalam mencapai tujuan . Tingginya biaya lo~isQk di Indonesia

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : 1) masalah infrastruktur yang

menyebabkan kemacetan di jalan dan pelabuhan sudah menjadi masalah rutin yang

tidak dapat dihindarkan; 2) Regulasi yang retriktif sehingga kurang mendukung daya

sa ing sektor log istik dan 3) Kualitas yang kurang memadai dari industri penyedia , jasa log istik.

•penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/alui Pelabuhan Strategis" 1 1-1

Page 8: Biaya Logistik SPO

(Lapora~ l}~!!i~) Fi~qll?ep().r.~~ Saat ini di Indonesia pengembangan sektor logistik dirasakan belum kondusif, hal ini

merupakan permasalahan kegiatan logistik di Indonesia, ini dapat dilihat belum

adanya visi dan rencana induk pengembangan sektor logistik dan belum memiliki

peraturan perundangan mengatur kegiatan kelogistikan secara menyeluruh. Dalam

kasus di Indonesia, pemerintah belum melakukan pengukuran biaya logistik total

(total logistics cost) sementara itu dan pengukuran yang dilakukan baru pada tahap

output logistics cost hanya makro ekonomi sedangkan biaya logistik secara umum

terdiri dari biaya transportasi, biaya inventory dan biaya administrasi.

Melihat masih rendahnya penanganan permasalahan dan rangking posisi Indonesia

dalam efisiensi biaya logistik total. Oleh karena itu diperlukan dukungan atau good

will pemerintah dalam upaya peningkatan pelayanan sistem logistik nasional secara

menyeluruh dalam rangka meningkatkan kemampuan bersaing Indonesia. Sebagai

salah satu fenomena baru di Indonesia yaitu tingginya pergerakan arus petikemas

daerah kawasan industri (logistic center) ke Singapura yang merupakan salah satu

pelabuhan transit dan pelabuhan penghubung untuk perdagangan di kawasan Asia.

Tingginya pergerakan arus barang tersebut merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan daya saing sektor logistik dengan cara meningkatkan aktivitas ekspor

impor di Indonesia sekitar 30-40 kontainer melewati Pelabuhan Singapura, tetapi

dengan kondisi sarana dan prasana yang saat ini dapat menurunkan tingkat aktivitas

eskpor dan impor dan bahkan dapat menjadikan biaya logistik peti kemas menjadi

sangat tinggi sehingga pada kesempatan ini mencoba melakukan penelitian dengan

judul "Peneltian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura

Melalui Pelabuhan Startegis"

1.2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi:

1. ldentifikasi peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan biaya dan

tarif transportasi dan logistik;

2. ldentifikasi kawasan industri barang ekspor ke ·Singapura melalui pelabuhan ' strategis;

3. ldentifikasi kegiatan dan biaya logistik peti kemas;

4. Melakukan analisis dan evaluasi biaya logistik peti kemas;

5. Menyusun rekomendasi terhadap kebijakan biaya logistik nasional khususnya

peti kemas. ,

Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Melalui Pelabuhan Strategis" 1 1-2

Page 9: Biaya Logistik SPO

J~C1P.9CC1'!_ f.l:~-~!r)f!i'! 9_1 Rep_?ct._ 1.3. Perumusan Masalah

Adapun permasalahan dari penelitian ini yaitu tingginya biaya logistik di Indonesia

melebihi dari rata-rata negara di asia sehingga dapat menjadi salah satu penghambat

daya saing perdagangan di tingkat internasional.

1.4. Keaslian Penelitian

a. Josep Hernawan Nudu (2007) meneliti mengenai kombinasi strategi distribusi

untuk menurunkan biaya logistik.

Tulisan ini bertujuan untuk menurunkan biaya logsitik dengan menganalisis

biaya logistik pada beberapa strategi distribusi yaitu Distribusi Regular; Cross

Docking; dan Direct Plan Delivery, serta upaya yang dilakukan agar konsumen

bersedia memilih strategi distribusi yang memberikan keuntungan terbesar.

Analisis biaya dilakukan dengan membandingkan biaya distribusi terbesar dan

biaya distribusi terkecil. Dari hasil analisis , strategi distribusi Cross Docking dan

Direct Plan Delivery merupakan pilihan strategi distribusi terbaik.

b. Economic and Social Commision For ASIA and The Pacific dan Korea Maritime

Institute (2002) meneliti mengenai Comparative Analysis of Port Tariffs in The

ESCAP Region

Penelitian ini bertujuan untuk perbandingan tarif pelabuhan , berdasarkan

hipotetisa pada dua jenis kapal kontainer yaitu 3.000 meter dua puluh (TEU)

dan kapal 1.100 TEU. Meskipun perbandingan biaya tidak harus dianggap

sebagai penilaian biaya dalam penelitian dan realistis kondisi dilapangan juga di

tampilkan dalam pendekatan penelitian .

,,_

,

"Penelidan Biay a Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Mela/ui Pelabuhan Stra tegis" 1 1-3

Page 10: Biaya Logistik SPO

~9P9!..~f1.~k~_ir_(f]'!_~l R~p_l}_ rt)_

2. TINJUAN PUSTAKA

2.1 Logistik

2.1.1. Konsep Logistik

Logistik merupakan bagian dari proses rantai suplai yang berfungsi merencanakan,

melaksanakan, mengontrol secara efektif, efisien proses pengadaan , pengolaan ,

penyimpanan barang, pelayanan dan informasi mulai dari titik awal (pont if origin)

hingga titik konsumsi (point of consumption) dengan tujuan memenuhi kebutuhan

konsumen. Artinya logistik merupakan seluruh kegiatan pembuatan produk barang

dan jasa agar sampai ke konsumen kapan dan dimana saja diperlukan. Dapat

disimpulkan bahwa kegiatan manajemen logistik berkaitan dengan:

a. Proses perencanaan bahan/material;

b. Proses pengadaan bahan.material termasuk transportasi;

c. Proses pengelolaan dan penyimpanan;

d. Proses pemindahan bahan/material dari gudang ke pabrik;

(keempat kegiatan ini sebagai titik awal (point of origin), sedangkan kegiatan

lima dan enam sebagai titik konsumsi (point of consumption);

e. Proses pengelolaan dan penyimpangan barang jadi (finished goods);

f. Proses distribusi barang jadi dari gudang ke pabrik ke penyalur dan

selanjutnya.

Sedangkan rantai pasok atau Supply Chain (SC) mencakup seluruh kegiatan arus

dan transformasi barang mulai dari bahan mentah sampai ke penyaluran sampai ke

penyaluran ke tangan konsumen termasuk aliran transformasi adalah rangkaian dari

rantai pasok. Rantai pasok juga sebagai suatu sistem tempat organisasi menyalurkan

barang produksi dan jasa kepada para pelanggannya.

Manajemen rantai pasok, menurut (Heizer dan Rander:2004), manajemen rantai

pasok merupakan kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan' 'dalam rangka

memperoleh bahan mentah menjadi barang dalam proses atau barang setengah jadi

dan barang jad i kemudian mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem

distribusi. , Beberapa lembaga dan asosic:Js i bisnis di dunia mendefinisikan logistik .dan rantai

pasok (supply chain) secara beragam. Secara prinsip semuanya mempunyai

• ..,!!Tlelitic.n Biaya Logisdk Peti Kemas dari Kawasan Industri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" 1 2-1

Page 11: Biaya Logistik SPO

-·---------------- ___ ____ ·······-- _ _ __ ____ ..... ~aporan A~h-~cJF'J!!f!ll_?!!_p_f!!.tL pengertian yang sama, tetapi kalimat penjelasannya berbeda-beda. Untuk keperluan

penelitian ini, penulis menggunakan definisi seperti yang dijelaskan sebagai berikut,

Menurut Webster Dictionary:

Logistiks is the branch of militz.ry science and operations dealing with the

procurement supply and maintenance of equipment with the movement, evacuation

and hospitalition of personnel with the provision of facilities and services and related

matters.

Menurut Canadian Association of LogistiksManagement:

Logistiks is the process of planning, implementing, and controlling the efficient, cost

effective flow and storage of raw materials, in-process inventory, finished goods and

related information from point of origin to point of consumption for the purpose of

meeting customer requirements.

Menurut OECD, 1996:

Supply Chain is the concept of synchronising the activities of multiple organisations in

the logistiks chain and feeding back necessary information to organisations in

production and/or physical distribution sectors on a real time basis, by fully utilising

information technology and digital communication networks.

Hubungan antara logistik dan rantai pasok (supply chain) dapat dijelaskan seperti

pada Gambar 2.1 berikut:

(

Supply Chain

Logistics

Flow of goods ) ( Flow of docs/info ) ( Flow of money ) Freight Transportation

NSW eTrade Rail I Road I Su I Air I River (G2G& Logistics

National ePayrnent

B2G) (B2B) System

Warehouse, lnt:ermodal , Multimodal

Gambar 2.1: Hubungan Logistik dan Rantai Pasok. (sumber: Anggadinata, Positioning Logistik dan Rantai Pasok, Pusat Studi Logistik

dan Rantai Pasok ITB, 2009)

Secara sederhana, manajemen rarfai pasok (supply chain) adalah manajemen

log ist ik yang memanfaatkan teknologi informasi agar setiap mata rantainya dapat

"?ene/idan Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" 1 2-2

Page 12: Biaya Logistik SPO

_ _ _ ... -- ~(;lpo_rqn._l}~~ir.(l!_!.'2.a.Lf!:~P._o_rt)_ dikendalikan sehingga dimungkinkan terjadi kolaborasi antar pihak penyedia jasa

logistik. Logistik digambarkan dalam fungsi-fungsi dan keterkaitan dengan

infrastrukturnya dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 2.2. berikut:

Government Policy & Regulation

Information Infrastructure & Network

Integrated

/ Transportation Infrastructure & Network

Logistics Provider

Information Flow

I rr ·-- ----- --- ---------------------- -- ---- -----------------11 Customers

'-- ------------------ ---- ---- ------------ ------------ -----· Material Flow

Gambar 2.2: Relasi kegiatan, fungsi dan infrastruktur logistik (Sumber: Prof. Dr. Senator Nur Bahagia, Pusat Studi Logistik dan Rantai Pasok ITB, 2008)

2.1.2. Pelaku Logistik

Dalam sistem logistik di suatu industri atau negara, model teoritis tentang

pengendalian arus pergerakan barang, membagi pelaku kegiatan logistik dalam lima

kelompok, yaitu :

1. Produsen dan pedagang yang menentukan lokasi berdasarkan sumber

pasokan bahan baku dan jaringan distribusi yang dibutuhkan, bentuk proses

produksi dan jenis jalur penjualan, serta jenis/tipe/merek dan harga dari

produknya;

2. Konsumen yang menentukan jenis dan jumlah barang-barang yang akan dibeli

dari produsen , dan preferensi dimana produk tersebut dibeli;

3. Penyedia jasa logistik, yaitu Unit Terminal Petikemas sebagai operator di . '

pelabuhan yang menyediakan fasilitas dan jasa bongkar atau muat; dan Freight

Forwarding sebagai penyedia jasa pengurusan kepabeanan, dokumen,

pengemasan barang.

4. Pemilik prasarana dan sarana angkutan yang biasanya adalah agen yang , melaksanakan kegiatan angkutan tersebut, sesuai prinsip operasi moda

=>~eli dan Biaya Logistik Ped Kemas dari Kawasan/ndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" 1 2-3

Page 13: Biaya Logistik SPO

.... ___ ___ . .. .. ...... _ ~qp?r.q~r1:~~_ir._(fi~qLJ!!.P..?~~L angkutannya. Pada moda laut, biasa dikenal dengan Shipping Line atau

Perusahaan Pelayaran.

5. Pemerintah yang menyiapkan peraturan perundangan dan infrastruktur yang

diperlukan untuk terlaksananya proses logistik didalam suatu sistem, yaitu

Kementerian Perhubungan dan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II.

2.2 Petikemas

2.2.1. Pengertian Petikemas

Petikemas (container) adalah satu kemasan yang dirancang secara khusus dengan

ukuran tertentu , dapat dipakai berulang kali , dipergunakan untuk menyimpan dan

sekaligus mengangkut muatan yang ada di dalamnya. Filosofi di balik peti kemas

adalah membungkus atau membawa muatan dalam peti-peti yang sama dan

membuat semua kendaraan dapat mengangkutnya sebagai satu kesatuan, baik

kendaraan itu berupa kapal laut, kereta api, truk, atau angkutan lainnya, dan dapat

membawanya secara cepat, aman, dan efisien atau bila mungkin, dari pintu ke pintu

(door to door) .

2.2.2. Keuntungan Penggunaan Peti Kemas

Keuntungan penggunaan peti kemas dalam pengangkutan barang-barang melalui

laut adalah:

1. MuaUbongkar dapat dilakukan dengan cepat dibandingkan dengan muat

bongkar barang-barang dengan pengepakan konvensional sehingga dapat

mengurangi biaya dan waktu kapal di pelabuhan ;

2. Penurunan persentase kerusakan karena barang-barang disusun secara

mantap di dalam peti kemas dan hanya disentuh pada saat pengisian dan

pengosongan peti kemas tersebut saja;

3. Berkurangnya persentase barang-barang yang hilang akibar dicuri (theft &

pilferage) karena barang-barang tersebut tertutup di dalam peti kemas dari

logam itu;

4. Dapat dilakukan pengawasan c1z:1gan sistem komputer;

5. Dapat dihindarkan percampuran barang-barang yang sebenar!ly~ tidak boleh

bercampur satu sama lain ;

6. Penggunaan tenaga kerja hemat;

7. Tidak terjad i double handling.

Penggunaan peti kemas juga memiliki Jlekurangan atau kerugian, antara lain :

Perubahan organisasi serta perubahan tata kerja dalam sistem transport dan

bongkar/muat container,

Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" 1 2-4

Page 14: Biaya Logistik SPO

2. Timbulnya perusahaan-perusahaan raksasa

mengakibatkan monopoli dalam bidang tersebut;

~qpor(J'}il_~_~iC (Final Report} .

dalam sistem transport

3. Port of Call kapal container terbatas hanya pada pelabuhan yang memiliki

sarana untuk bongkar/muat container (container terminal);

4. Biaya investasi termasuk pembangunan terminal peti kemas maupun sarana­

sarana lain di dalamnya sangat tinggi;

5. Dibutuhkan skill yang lebih tinggi bagi para pekerja terutama dalam bidang

teknik;

6. Dengan adanya containerisasi dapat mengakibatkan pengangguran (secara

sektoral) karena perubahan labour intensive ke capital intensive .

2.2.3. Ukuran Petikemas

Agar pengoperasian peti kemas dapat berjalan dengan baik, maka semua pihak yang

terlibat harus menyetujui agar ukuran-ukuran dari peti kemas barns sama dan sejenis

serta mudah diangkut. Badah International Standard Organization (ISO) telah

menetapkan ukuran-ukuran dari peti kemas sebagai berikut:

a. Container 20' Dry Freight (20 feet)

Ukuran luar 20' (p) x 8' (1) x 8'6" (t) atau

Ukuran dalam : 5.919 x 2.340 x 2.380m

Kapasitas Cubic Capacity Pay Load

33 Cbm 22 .1 ton

b. Container 40' Dry Freight (40 feet)

Ukuran luar

Ukuran dalam

Kapasitas

40' x 8' x 8'6" atau 12.192 x .438 x 2.591 m

12.045 X 2.309 X 2.379 m

Cubic Capacity Pay Load

67.3 Cbm 27.396 ton

c. Container 40' High Cube Dry

Ukuran luar 40' x 8' x 9'6" atau 12.192x2.438x2.926m

Ukuran dalam 12.056 x 2.347 x 2.684 m Kapasitas Cubic Capacity 76 Cbm

Pay Load 29.6 ton

Ukuran muatan dalam pembongkaran/pemuatan kapal peti kemas dinyatakan dalam

TEU (twenty foot equivalent unit) . Oleh karena ukuran standaf clari peti kemas

dimulai dari panjang 20 feet, maka satu peti kemas 20' dinyatakan sebagai 1 TEU

dan peti kemas 40' dinyatakan sebagai 2 TEU atau sering juga dinyatakan dalam

FEU (fourty foot equivalent unit).

eskipun ukuran peti kemas dari lufr adalah seragam atau sama, namun peti kemas

dikeluarkan dalam berbagai variasi sesuai kegunaannya. Variasi tersebut dapat

·an Biaya Logisdk Ped Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" 1 2-5

Page 15: Biaya Logistik SPO

__ ___ _ __ _ ___ ..... _ ... ........... _ ......... . .... __ . .. Laporan Akhir (Final!tep o. rt)

dilihat berdasarkan bentuk, ukuran, barang yang dimuat, dan cara pengisi muatan ke

dalamnya. Ada peti kemas yang berbentuk kotak , tabung, ataupun flat. Ada yang

berukuran besar dan kecil. Ada yang memuat barang padat, cair, ataupun curah. Ada

yang dapat diisi dari depan, dari samping , atau dari atas. Juga ada yang khusus

dilengkapi pendingin untuk muatan beku .

2.2.4. Jenis Petikemas

Petikemas dibagi dalam enam kelompok, yaitu:

a. General Cargo Container

General cargo container adalah peti kemas yang dipakai untuk mengangkut

muatan umum (general cargo). peti kemas yang termasuk dalam general cargo

adalah:

1) General purpose container

Petikemas inilah yang biasa dipakai untuk mengangkut muatan umum

(general cargo).

2) Open-side container

Petikemas yang bagian sampingnya dapat dibuka untuk memasukkan dan

mengeluarkan barang yang karena ukuran atau beratnya lebih mudah

dimasukkan atau dikeluarkan melalui samping petikemas.

3) Open-top container

Petikemas yang bagian atasnya dapat dibuka agar barang dapat

dimasukan atau dikeluarkan lewat atas. Tipe peti kemas ini diperlukan

untuk mengangkut barang berat yang hanya dapat dimasukkan lewat atas

dengan menggunakan derek (crane) .

4) Ventilated container

Petikemas yang mempunyai ventilasi agar terjadi sirkulasi udara dalam peti

kemas yang diperlukan oleh muatan tertentu, khususnya muatan yang

mengandung kadar air tinggi.

Open side container General purpose container Open top container

, Gambar 2.3.

Jenis General Cargo

Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 2-6

Page 16: Biaya Logistik SPO

Laporan Akhir (Final Report)

b. Thermal

Thermal container adalah peti kemas yang dilengkapi dengan pengatur suhu

untuk muatan tertentu. peti kemas yang termasuk kelompok thermal adalah:

1) Insulated container

Petikemas yang dinding bag ian dalamnya diberi isolasi agar udara dingin di

dalam peti kemas tidak merembes ke luar.

Gambar 2.4. Insulated Container

2) Reefer container

Petikemas yang dilengkapi dengan mesin pendingin untuk mendinginkan

udara dalam peti kemas sesuai dengan suhu yang diperlukan bagi barang

yang mudah busuk, seperti sayuran, daging, atau buah-buahan.

3) Heated container

. . ~

II • u 0

- 0

~ • I 4

• 4

Gawbar2.5. Reefer Container

ILC

Petikemas yang dilengkapi dengan mesin pemanas agar udara di dalam

peti kemas dapat diatur pada suhu panas yang diinginkan.

2-7

Page 17: Biaya Logistik SPO

Laporan Akhir (Final Report)

Gambar2.6. Heated Container

c. Tank

Tank container adalah tangki yang ditempatkan dalam kerangka peti kemas yang

dipergunakan untuk muatan cair (bulk liquid) maupun gas (bulk gas).

d. Dry bulk

Dry bulk container adalah general purpose container yang dipergunakan khusus

untuk mengangkut muatan curah (bulk cargo). Untuk memasukkan atau

mengeluarkan muatan tidak melalui pintu depan seperti biasanya, tetapi melalui

lubang di bagian atas untuk memasukkan muatan dan lubang atau pintu di

bagian bawah untuk mengeluarkan muatan (gravity discharge) . Lubang atas

dapat juga dipergunakan untuk membongkar muatan dengan cara dihisap (pres­

sure discharge) .

e. Platform

Platform container adalah peti kemas yang terdiri dari lantai dasar. peti kemas

yang termasuk jenis ini adalah:

1) Flat rack container

Flat rack container adalah peti kemas yang terdiri dari.la~tai dasar dengan

dinding pada ujungnya. Flat rack dapat dibagi dua, yakni :

a) Fixed end type: dinding (stanchion) pada ujungnya tidak dapat dibuka

atau dilipat.

b) Collapsible type: ctillding (stanchion) pada ujungnya dapat dilipat,

agar menghemat ruangan saat diangkut dalam keadaan kosong.

2) Platform based container

Platfonn based container atau disebut juga artificial tween deck adalah peti

· emas yang hanya terdiri dari lantai dasar saja dan, apabila diperlukan,

r 2-8

Page 18: Biaya Logistik SPO

. . . . . .. . .. L.C!l!?.~'!!l ~~J~(fJ!2'!.1Ji~P-~':..tJ. dapat dipasang dinding. Platform based/flat rack biasanya digunakan untuk

muatan yang mempunyai Iebar atau tinggi melebihi ukuran peti kemas

yang standar.

f. Specials

Special container adalah peti kemas yang khusus dibuat untuk muatan tertentu,

seperti peti kemas untuk muatan ternak (cattle container) atau muatan kendaraan

(car container).

2.2.5. Terminal Petikemas

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 d dari Keputusan Direksi Pelabuhan Indonesia II

Nomor HK.56/2/25/P.LII-2002, yang dimaksud dengan terminal peti kemas adalah

terminal yang dilengkapi sekurang-kurangnya dengan fasilitas berupa tambatan,

dermaga, lapangan penumpukan (container yard}, serta peralatan yang layak untuk

melayani kegiatan bongkar muat petikemas. Terminal peti kemas terdiri dari:

a. Unit Terminal peti kemas (UPTK)

UPTK adalah terminal di pelubuhan yang khusus melayani peti kemas dengan

sebuah lapangan (yard) dan diperkeras untuk bongkar/muat dan menumpuk

peti kemas yang dibongkar atau yang akan dimuat ke kapal. Karena kapal peti

kemas tidak dilengkapi dengan alat bongkar/ muat, maka bongkar/muat kapal

peti kemas dilakukan dengan gantry crane, yaitu derek darat yang hanya dapat

digunakan untuk membongkar dan memuat peti kemas dengan kapasitas lebih

kurang 50 ton .

Untuk membongkar/muat suatu kapal, di UTPK diperlukan satu lapangan

tertentu bagi satu kapal untuk menimbun sementara petikemas-petikemas yang

baru dibongkar atau menyusun petikemas-petikemas yang akan dimuat karena

peti kemas harus dimuat sesuai urutan dalam penyusunan di dalam kapal.

Lapangan luas tertentu tersebut dinamakan mashalling yard.

Di UTPK juga terdapat lapangan penimbunan untuk stacking container.

Peralatan yang digunakan untuk memindahkan dan menimbun peti kemas

adalah top loader, straddler carrier, dan transtainer. Sedangkan alat untuk

pengangkutannya adalah chassis dan prime mover.

1) Container Yard (CY)

Container yard adalah kawasan di daerah pelabuhan yang digunakan

untuk menimbun peti kefPias FCL yang akan dimuat,atau dibongkar dari

kapal.

an Biaya Logisrik Peri Kemas dari Kawasan Industri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" 1 2-9

Page 19: Biaya Logistik SPO

~Cipor~!!'!_~_~ir.(FJn_CILJiep9_rt)_ 2) Container Freight Station (CFS)

Container freight station adalah kawasan yang digunakan untuk

menimbun peti kemas LCL, melaksanakan stuffinglunstuffing, dan untuk

menimbun break-bulk cargo yang akan di-stuffing ke peti kemas atau di­

unstuff ng dari petikemas

3) Inland Container Depot (lCD)

Inland container depot adalah kawasan di pedalaman atau di luar daerah

pelabuhan yang berada di bawah pengawasan Bea dan Cukai yang

digunakan untuk menimbun peti kemas FCL yang akan diserahkan

kepada consignee atau diterima dari shipper.

2.2.6. Status Petikemas

Dalam pengangkutan peti kemas dari suatu negara ke negara lainnya, peti kemas

mempunyai 2 status, yaitu :

1. Full Container Load (FCL)

Ciri-cirinya adalah:

a. Berisi muatan dari satu shipper dan dikirim untuk satu consignee.

b. Petikemas diisi (stuffing) oleh shipper (shipper load and count) dan peti

kemas yang sudah diisi diserahkan di container yard (CY) pelabuhan

muat.

c. Di pelabuhan bongkar, peti kemas diambil oleh consignee di CY dan di­

unstuffing oleh consignee.

d. Perusahaan pelayaran tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan

kehilangan barang yang ada dalam petikemas.

2. Less than Container Load (LCL)

Ciri-cirinya adalah:

a. Petikemas berisi muatan dari beberapa shipper dan ditujukan untuk

beberapa consignee.

b. Muatan diterima dalam keadaan breakbulk dan diisi (stuffing) di container

freight station (CFS) oleh perusahaan pelayaran .

c. Di pelabuhan bongkar, peti kemas di-unstuffing di CFS' oleh perusahaan

pelayaran dan diserahkan kepada beberapa consignee dalam keadaan

breakbulk.

d. Perusahaan pelayaran bertanggung jawab atas kerusakan dan

kehilangan barang yang ~ngkut dalam petikemas.

3iaya Logisdk Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Stra tegis" J 2-10

Page 20: Biaya Logistik SPO

__ __ __ _ __ - -···· ···- Lapocan_f1~-~i.!(!'.~'!a_1JiP..~C~L Dalam moda angkutan petikemas, terdapat beberapa kombinasi, yakni:

FCLILCL .--------------

CY CFS

LCLIFCL

Shlppar

CFS CY

LCLILCL

Shipper

Shipper

CFS CFS

FCLIFCL

mod a Snip per

Angkutan

CY CY

Gambar 2.7.

Kombinasi Pengangkutan Petikemas

2.2.7. Alur Petikemas

Alur dari perjalanan peti kemas dapat berbentuk.

1. FCLIFCL (House to House)

/consignee

-+- Consignee

'-,.. Consignee

-Consignee

/C'..onsignee

--.. Consignee

""'- Consignee

__.... Consignee

Perusahaan pelayaran bertanggung jawab hingga container yard di pelabuhan .

Kewajiban dari shipper di pelabuhan muat adalah mengambil (pick-up) peti

kemas kosong, stuffing dan haulage container yang sudah berisi ke CY di

pelabuhan . Kewajiban dari consignee di pelabuhan bongkar adalah mengambil

peti kemas dari CY di pelabuhan, haulage dan unstuffing di tempatnya atau di

CFS dan

2. LCL/LCL (Pier to Pier)

Perusahaan pelayaran bertanggung jawab sejak barang diterima dari shipper di

CFS di pelabuhan muat sampai barang diserahkan ke consignee di CFS dari

pelabuhan bongkar. ,

3i:IJ'a Logistik Ped Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 2-11

Page 21: Biaya Logistik SPO

~(lf!O!_Il_TI Akh_ir(F'~TioJi}!!E9_C~L 2.2.8. Pergerakan Petikemas

Pergerakan peti kemas adalah aktivitas memindahkan peti kemas dari satu tempat ke

tempat lainnya . Dalam pergerakan petikemas, aktivitas tersebut terdiri dari:

1. Haulage Container

Haulage container terbagi menjadi:

a. Carrier haulage, yakni memindahkan peti kemas dari CY di pelabuhan ke

tempat consignee premises yang dilakukan oleh carrier atas beban

pemilik barang .

b. Merchant haulage, yakni pemindahan (haulage) yang dilakukan pemilik

·"·~ ., :" ~ __ ____.._1 I;= I;.:'"" ~=\.....-----. 'v"'rft:/ ______.,......- C y EMPTY lii\ULA GE FULL \ '} MQ',n!>l G CFS CONTAINER

STEVEOORtNG • 3. $lRif'lf'lNG/LiNSlUFFIN0 4. UFTON CJ.•PTV

AJ;.TlYliY; F c L I M<IlYJ.!!;.

1. LIFT OFF FULL 1. LIFT OH EMPl"t'

2 . UFl ON f U!..l

~---B+~

Keterangan : Tiap petikemas, apakah status FCL atau LCL, harus melalui CY dari pelabuhan dahulu untuk pemeriksaan statusnya.

Gambar 2.8. Alur Petikemas/Mata Rantai Kegiatan lmpor peti kemas (FCL dan LCL Status)

2. Repositioning Empty (MT) Container

MT container merupakan aktivitas yang terdiri dari:

a. Mengambil MT dari depo (pick-up) untuk selanjutnya diisi muatan

b. Menyerahkan MT ke depo (drop off) setelah dipakai.

c. Mengembalikan MT ke tempat asal atau tempat lain.

3. Loused Containor

Pelayaran menyewa peti kemas untuk menghindari pemakaian dana yang . . besar bagi pemakaian peti kemas dan untuk menghindari peti kemas yang

menganggur (idle) waktu cargo-movement menurun. Selain itu, kebutuhan akan

peti kemas dapat dipenuhi secara regional maupun musiman. Leasing dibagi

menjadi : ,

em Biaya Logisdk Ped Kemas dari Kawasan Industri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 2-12

Page 22: Biaya Logistik SPO

~qpo~anl}~~i!(!!_i!}_f!!f!:~P.9!.9 a. Spot Lease

Penyewaan peti kemas untuk satu pelayaran tertentu, yang dapat berupa ·

trip lease.

• Trip/ease (one way lease) dimana peti kemas dipergunakan untuk

satu pelayaran saja dan peti kemas disewa di pelabuhan muat dan

diserahkan kembali di pelabuhan bongkar.

• Round Trip Lease (two way) dimana peti kemas disewa untuk satu

round trip yang berarti peti kemas harus diserahkan kembali di

pelabuhan dimana peti kemas mulai disewa.

b. Long Term Lease

Penyewaan peti kemas untuk jangka waktu tertentu yang lama, umpama

5 (lima) tahun . Meskipun pada saat banyak peti kemas yang idle, peti

kemas tidak dapat dikembalikan sebelum masa sewa kontrak berakhir.

c. Master Lease

Penyewa (user) menyewa peti kemas untuk waktu yang lama, namun

dengan suatu jumlah minimum tertentu. Penyewa bebas untuk memakai

peti kemas yang melebihi jumlah minimum dan tambahan sewa hanya

dibayar untuk peti kemas yang melebihi jumlah minimum. Penyewa juga

dapat mengembalikan peti kemas tidak terpakai yang melebihi jumlah

minimum. peti kemas yang disewa tidak perlu peti kemas yang sama dan

penyewa dapat menyerahkan sejumlah peti kemas di suatu tempat dan

mengambil peti kemas lain di tempat yang berbeda sebagai gantinya.

Begitu juga penyewa dapat langsung menyerahkan sejumlah peti kemas

ke pihak ketiga (direct interchange) dengan ketentuan bahwa user harus

memberi tahu terlebih dahulu kepada owner.

Selain ketiga aktivitas di atas, dalam pergerakan petikemas, dikenal pula

istilah equipment interchange receipt (EIR). Dokumen EIR digunakan

pada saat pengalihan tanggung jawab atas keadaan dari yang

menyerahkan dan yang menerima, dan sebelumnya diadakan survei

bersama. Hal ini berlaku untuk peti kemas kosong maupun isi. Khusus

untuk peti kemas yang kosong, harap diperiksa apakah terdapat

kebocoran pada bagian atasnya. Untuk peti kemas yang berisi, harap

diperiksa apakah terdapat kerusakan pada bagian atas, pintu, dan

segelnya. ,

2-13

Page 23: Biaya Logistik SPO

__ }tporC/!! ~khir_ (Final_Re.pr:.r!)

2.3 Feeder Terminal

2.3.1. Kawasan lndustri

Kawasan lndustri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan d1Kelola

oleh Perusahaan Kawasan lndustri yang telah memiliki lzin Usaha Kawasan lndustri.

Perusahaan Kawasan lndustri adalah perusahaan yang mengusahakan

pengembangan dan/atau pengelolaan Kawasan lndustri.

Kawasan Peruntukan lndustri adalah bentangan lahan yang diperuntukan bagi

kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan oleh

Pemerintah Daerah Tingkat II yang bersangkutan.

2.3.2. Dry Port (Pelabuhan Daratan)

Pelabuhan daratan ( dryport) adalah suatu lokasi tertentu di daratan dengan batas­

batas yang jelas dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat, lapangan penumpukan

dan gudang serta prasarana dan sarana angkutan barang. Perlakuan terhadap status

barang seperti di pelabuhan (sea port). Lokasi tersebut dihubungkan dengan

pelabuhan melalui jaringan jalan/rel.

Ditinjau dari pergerakan/pendistribusian barang melalui dryport dibedakan menjadi 3

(tiga) jenis pergerakan/pendistribusian, barang antara lain:

a. Pergerakan/pendistribusian barang dari dryport langsung didistribusikan ke

simpul transportasi disebut dengan distance dryport;

------~~ Gambar 2.9.

Jenis Pergerakan Distance Dry Port

,.._ f.!)

b. Pergerakan barang/pendistribusian dari dryport asal langsung ke dryport tujuan

dengan memanfaatkan fungsi hinterland disebut dengan midrange·dryport; . '

) /-' ~ "<~ ~l ..... ~"""---( A '• . /' - .. / rJ, ... ·' :;----......, ? •

- !.;;J ..... .• , ~~

a=\ -. )- {:) .J j'""\1 ,}.,..

·\_ \ r ~-

(;;!

Gambar 2.10. Jenis Pergerakan Midrange Dry Port

Page 24: Biaya Logistik SPO

Laporan Akhir (Final Report)

c. -Perger akan barang/pendisfribusian dari dryport sebagai input darl -berbagai

feeder terminal yang selanjutnya dilanjutkan didistribusikan ke sirhpul

transportasi sea port/pelabuhan disebut dengan close dry port.

Seaport

Conventional lntermodai/Feeder

1'7 0 f;-e1 (: ·~ :~ C."!!l!lolt"iWt;.' h'<YI'"·~,!~fU~ ~?!;'V"" :q~~q! ~-, .. ,,~, ~ ~

Gambar 2.11. Jenis Pergerakan Close Dry Port

Pelabuhan

Pengertian Pelabuhan

Conventional lntermodai/Feeder

Terminal

Pelabuhan berasal dari kata port dan harbour, namun pengertiannya tidakdapat

sepenuhnya diadopsi secara harafiah. Harbour adalah sebagian perairan yang

erlindung dari badai , aman dan baik!cocok untuk akomodasi kapal-kapal untuk

oerlindung , mengisi bahan bakar, Persediaan, perbaikan dan bongkar muat barang .

::Jort adalah harbour yang terlindung, dengan fasilitas terminal laut, yang terdiri dari

tambatan/dermaga untuk bongkar muat barang dari kapal , gudang, transit dan

nenumpukan lainnya untuk menyimpan barang dalam jangka pendek ataupun jangka

Danjang (Triatmodjo, 2003) .

.• enurut PP Nomor 69 tahun 2001 tentang kepelabuhanan, pelabuhan adalah tempat

; ang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu

-eoagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi. Secara umum, '

: elabuhan dapat didefinisikan sebagai wilayah perairan yang terlindung , baik secara

aiamiah maupun buatan , yana dapat digunakan untuk berlindung kapal , sebagai

:er1pat untuk melakukan aktivitas bongkar muat baik barang , manusia ataupun

-e·:.an serta dilengkapi dengan fasilitas terminal yang terdiri dari tambatan, gudang , ~all tempat penumpukan lainnya. Pelabuhan . berperan sebagai pintu gerbang

Page 25: Biaya Logistik SPO

~~ ... ....... ........ ~ ··- ~CIJJ.9~C!'!~~~i~.(fj_n_a_! .Jief!f}_~t). komersial suatu daerah/negara, titik peralihan darat dan laut serta sebagai tempat

penampungan dan distribusi barang (Pelabuhan , 2000).

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas­

batas ter.antu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan

yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,

dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang

dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan

penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda

transportasi. (UU nomor 17 Tahun 2008 tentang Perairan)

2.4.2. Peran Pelabuhan Mendukung Sektor Logistik

Dalam perkembangan sektor logistik, Indonesia dibawah negara-negara lain dalam

peringkat kinerja logistik (hasil review world bank, 2007). Salah satu aspek penilaaian

kerja logistik adalah aspek "timelines" yang terkait dengan masalah tingkat efisiensi

dalam penyelenggaraan logistik (angkutan barang). Oleh karena itu, diperlukan

usaha-usaha untuk dapat mendongkrak peringkat Indonesia dalam hal logistik

terutama dalam aspek efisiensi.

Sesuai dengan peraturan pemerintah melalui UU nomor 17 tahun 2008 . tentang

Pelayaran, diharapkan dapat membenahi sekaligus mewujudkan penyelenggaraan

sistem logistik yang lebih efektif dan efisien. lndikator efektifitas dan efsiensi dalam

penyelenggaraan sektor logistik dapat diindikasikan melalui : 1) pelayanan birokasi di

pelabuhan yang efisien sehingga berdampak pada proses bogkar muat dan distribusi

barang dengan cepat; 2) menurunkan biaya operasi yang ditanggung para pelaku

perusahaan pelayaran sebagai akibat dari makin pendeknya waktu tunggu kapal di

pelabuhan sehingga para perusahaan mendapat keuntungan yang lebih besar; 3)

waktu tunggu kapal berjalan dengan sesingkat-singkatnya atau seefisien mungkin.

- • .3. Model Sistem Logistik Di Transportasi I aut

Peran pelabuhan serta pelayanannya telah berkembang secara signifikan, yang ".

banyak dipengaruhi oleh perkembangan industri khususnya da!am melayani

hinterland. Untuk memahami pelabuhan adalah tidak mudah karena ' penuh dengan

kompleksitas kegiatan interaksi antara pengelola pelabuhan dengan anggota

stakeholder. Untuk itu supaya lebih mudah memahaminya digunakan model dan

membantu dalam mengembangkan strategi pengembanganya. ,

lntegrasi anta ~a pelabuhan dengan hinterland dapat dilakukan dengan memindahkan

sebagian sistem pelayanan pelabuhan , bea cukai dan karantina serta pelayanan

c.. 3iP:a Logisti!c Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" J 2-16

Page 26: Biaya Logistik SPO

__ ..... ___ _ __ _ _ ______ -~-apf!_':_C!_!!__!l:_':_~i_!_ff_inai_Repf!_r:!L terkait lainnya ke hinterland, kemudian dikombinasikan dengan melakukan rekayasa

proses bisnis penanganan kargo, mulai pengurusan dokumen, customs clearance,

quarantine clearance, shipping line services, land transport services dan

pembayaran .

2.5 Biaya

2.5.1. Konsep Biaya dan Tarif

Biaya adalah faktor yang menentukan dalam transportasi untuk penetapan tarif, alat

kontrol agar dalam pengoperasian untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi.

Jenis-jenis biaya, antara lain:

a. Biaya modal dan biaya operasional

Biaya modal (capital cost) adalah biaya, yang digunakan untuk investasi inisial

(initial investment) serta peralatan lainnya termasuk didalam bunga uang (interest

rate).

Biaya Opreasional (operstional cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk

pengelolaan transportasi.

b. Biaya tetap dan biaya variabel

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan tetap setiap bulannya sedangkan

biaya variabel ialah biaya yang besarnya berubah tergantung pada

pengoperasian alat-alat pengangkutan.

c. Biaya Kendaraan

Biaya kendaraan adalah bi_aya yang diperlukan untuk pengadaan bahan bakar oli,

ban kendaraan suku cadang antar perbaikan (reparasi).

d. Biaya gabungan (joint cost)

Join cost atau biasa dinamakan pula common cost yaitu biaya angkutan barang

(cargo) dan biaya penumpang yang menghasilkan biaya gabungan (joint cost).

e. Direct Cost/Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung . Biaya langsung ialah jumlah biaya yang ciit::erhitungkan dalam produksi jasa-jasa

angkutan misal untuk penerbangan biaya langsung terdiri dqri bahan bakar, gaji

awak pesawat, biaya pendaratan.

Biaya tidak langsung bagi penerbangan terdiri dari peralatan reparasi, workshop,

akuntansi dan biaya umum/kantor.

f. Biaya unit dan Biaya Rata-rata'

Biaya unit (un it cost) ialah jumlah biaya total dibagi unit jasa produk yang

dihasilkan

Bia;·a Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 2-17

Page 27: Biaya Logistik SPO

- --·- ..... - . . . . ... ... ..... . .. . -- -- . ---- ··--·- -- - --- ... ---- -- ---~f![J!l_r!!.'!!l:~i}ir._(f!_i'3_q}_ fi~E!'l_T_t)_ Biaya rata-rata (average cost) adalah biaya total dibagi dengan jumlah produk

jasa yang dihasilkan.

Secara teoritis, Nicholson (1989) menyebutkan paling tidak terdapat tiga konsep

biaya atau ongkos, yakni opportunity cost, accounting cost, dan "economic" cost.

Konsep biaya yang terpenting adalah social atau opportunity cost. Karena

sumberdaya langka dan terbatas, setiap keputusan ekonomi untuk memproduksi

barang dan jasa akan mengakibatkan tidak diproduksinya barang dan jasa lainnya.

Sebagai contoh, jika sebuah mobil diproduksi, maka secara implisit kemungkinan

tenaga kerja, besi, dan bahan baku lainnya untuk memproduksi 15 unit sepeda

pindah untuk memproduksi mobil. Maka opportunity cost untuk satu unit mobil adalah

15 unit sepeda. Pada umumnya opportunity cost diekspresikan dalam satuan mata

uang, karena mengekspresikan opportunity cost dalam bentuk satuan fisik sering kali

kesulitan (inconvenient) .

Dua konsep biaya lainnya berhubungan langsung dengan keputusan perusahaan

dalam produksi. Pada dasarnya terdapat perbedaan diantara ekonom dan akuntan

dalam memahami biaya. Akuntan (accounting cost) memahami biaya sebagai uang

yang telah dikeluarkan (out-of-pocket expenses), ongkos-ongkos yang pernah

dikeluarkan (historical costs), depresiasi, dan pencatatan pengeluaran lainnya (other

bookkeeping entries). Sedangkan "economic" cost mendefinisikan biaya sebagai

biaya sesungguhnya yang dikeluarkan untuk membeli input faktor produksi. Sebagai

contoh biaya kapital, seperti pembelian mesin. Untuk menghitung biaya atau ongkos,

akuntan menggunakan biaya perolehan (historical cost) dan menentukan sejumlah

uang sebagai biaya depresiasi. Sedangkan ekonom memandang biaya mesin

sebagai biaya sewa (rental cost). Ekonom memandang harga perolehan mesin tidak

relevan dalam proses produksi dan menyebutnya sebagai "sunk cost".

Hansen dan Mowen (2006) menyatakan tujuan dari sistem manajemen biaya (cost

management system) adalah melakukan perhitungan biaya produksi untuk

kepentingan laporan keuangan eksternal. Untuk kepentingan produksi biaya

diklasifikasit\an menjadi biaya produksi (production or-manufacturing costs) dan

biaya non produksi (nonproduction costs) . Selanjutnya biaya prodvksi diklasifikasikan

menjadi biaya bahan baku langsung (direct materials), biaya tenaga kerja langsung

(direct labor), dan biaya overhead. Sedangkan biaya non-produksi adalah biaya

pemasaran (marketing expense) dan biaya administrasi (administrative expense).

Dalam akuntansi perlu dibedaka~onsep biaya (cost) dengan beban (expense).

ansen dan Mowen (2006) mendefinisikan biaya sebagai berikut: "cost is the cash or

cash equivalent value sacrificed for goods and services that are expected to bring a

an 3iaya Logistik Peti Kemas dori Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" J 2-18

Page 28: Biaya Logistik SPO

Laporan Akhir {Final Report)

-- - cuteni"-or tufure beneiifTo the organization ". Sedangkan expense -didefinisikan

sebagai expired cost Perbedaan konsep biaya dan beban adalah untuk kepentingan

laporan keuangan. dimana biaya dimasukan ke neraca. sedangkan beban

dimasukan ke laporan laba rugi.

Bagi konsumen (usery jasa transportasi publik, biaya transportasi adalah tarif yang

harus mereka bayarkan untuk menggunakan jasa tersebut. Kamaludin (1986)

menyatakan bahwa pada prinsipnya besarnya tarif angkutan ditentukan atas dasar

dua faktor utama, yakni:

(1) Cost of service atau ongkos menghasilkan jasa. yaitu ongkos ongkos yang

harus dikeluarkan oleh perusahaan angkutan untuk menghasilkan pelayanan

jasa angkutan yang bersangkutan; dan

(2) Value of service atau nilai jasa yang dihasilkan, yaitu jumlah uang yang oleh

para pemakai jasa angkutan bersedia/sanggup dibayamya atau yang dapat

dihargainya untuk pelayanan jasa yang diberikan padanya oleh perusahaan

angkutan yang bersangkutan.

Kamaluddin (1986) menyatakan bahwa kedua faktor tersebut dipengaruhi oleh

faktor-faktor lainnya. Cost of service dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: (a) jarak

yang harus ditempuh dari tempat asal ke tempat tujuannya; (b) volume dan berat

muatan barang yang diangkut; (c) risiko dan bahaya dalam pengangkutan ,

berhubung karena sifat barang yang diangkut sehingga diperlukan alat-alat service

yang spesial ; (d) ongkos-ongkos khusus yang harus dikeluarkan berhubung karena

berat dan ukuran barang yang diangkut yang "luar biasa" sifatnya; (e) kepastian atau

keteraturan adanya return cargo yang akan diangkut.

Sementara itu faktor-faktor yang mempengaruhi atau berhubungan dengan value of

service adalah: (a) harga pasaran dari barang-barang yang akan diangkut; (b)

konkurensi pasaran antara para shippers (pengirim atau pemakai jasa angkutan)

yang dilayani oleh carrier lainnya; (c) konkurensi diantara para carriers sendiri dalam

satu usaha angkutan yang sejenis untuk melayani angkutan tertentu; (d)

pengembangan produk baru atau pasaran baru.

Ongkos-ongkos angkutan pada dasarnya dapat dibagi dalam dua· golongan besar,

yaitu sebagai berikut:

(1) Variable expenses, yaitu pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya

cenderung untuk berubah-ubah kira-kira secara proporsional dengan

atau tergantung kep!da volume angkutan lalu lintas (traffic) . Ongkos

transportasi ini seringkali disebut pula sebagai direct expenses atau

·an Biaya Lagistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lu i Pelabuhan Strategis" I 2-19

Page 29: Biaya Logistik SPO

....... ~11PI!CI1~:'2~~-iC_(£i!!_a!_R!_p9~ prime expenses.

(2) Fixed expenses, yaitu pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya sekurang-

kurangnya dalam jangka pendek adalah tetap yang bersangkutan. Ongkos ini

disebut pula seb2gai indirect expenses, constant expenses dan overhead

expenses.

Ada pula penggolongan atau pembagian ongkos ongkos industri transportasi ini yang

lebih terperinci, yaitu diklasifikasikan ke dalam lima golongan sebagai berikut:

(1) prime expenses atau out-of-pocket expenses;

(2) operating expenses;

(3) overhead expenses,·

(4) joint expenses;

(5) opportunity expenses.

Prime expenses merupakan ongkos variabel yang khusus dan yang langsung

dikeluarkan dengan segera, terutama berupa ongkos-ongkos atau pengeluaran­

pengeluaran yang diperlukan untuk loading (memuat barang) dan unloading

(membongkar barang). Tingginya ongkos ini dipengaruhi oleh beberapa taktor antara

lain: (a) tuntutan (claim) atas kerusakan selama barang tersebut diangkut, termasuk

sewaktu bongkar muat; (b) sifat barang yang diangkut, yaitu apakah mudah dicuri

sehingga perlu penjagaan keras, atau apakah Iekas rusak atau pecah sehingga perlu

pengepakan atau pembungkusan yang khusus, atau apakah membutuhkan storage

(cara penimbunan) yang spesial.

Operating expenses (dalam arti luas), meliputi pengeluaran pengeluaran yang

diperlukan dalam menjalankan usaha pengangkutan yaitu berupa: (a) maintenance

of way and structure, adalah pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan

pemeliharaan jalan-jalan dan jaringan jalan seperti untuk keperluan rei, jembatan,

stasiun, sinyal dan sebagainya; (b) maintenance of equipment, adalah pengeluaran­

pengeluaran yang berhubungan dengan pemeliharaan alat-alat kendaraan­

kendaraan seperti untuk keperluan kereta api, bus, truk dan sebagainya; (c) traffic

expenses yaitu pengeluaran yang sehubungan dengan permohonan izin

usaha/administrasi, pemeliharaan, agen tiket dan reklame; (d) • "transportation

e><penses", adalah pengeluaran yang sehubungan dengan upah untuk buruh (crews)

dan pegawai stasiun , pengeluaran untuk bahan baker seperti bensin, minyak selinder

dan sebagainya ; (e) general expenses adalah ongkos-ongkos tenaga administrasi

an klerk, pensiun , pembayaran a~ penasihat hukum dan ongkos ongkos atau

ne'1geluaran-pengeluaran iainnya yang sehubungan dengan milik kekayaan

eseluruhannya.

~an 3iaya Logisti.'<. Ped Kemas dari Kawasan Industri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" J 2-20

Page 30: Biaya Logistik SPO

Laporan Ak~ic (F_i!!f!lf!:_~p_f!_ct)_

Ongkos operating ini ada yang sifatnya variabel yaitu yang besarnya tergantung

kepada jumlah volume dari barang yang diangkut dan ada pula yang tidak variabel

dalam arti tidak tergantung kepada jumlah volume barang yang diangkut.

Ongkos overhead merupakan ongkos tetap yaitu ongkos usaha yang tetap

jumlahnya sekurang-kurangnya dalam short run dan yang termasuk di dalamnya

seperti ongkos-ongkos upaya manajemen, bunga atas modal, ongkos depresiasi

atau penyusutan dan beberapa pajak (taxes) tetap.

Ongkos joint merupakan ongkos-ongkos atau pengeluaran pengeluaran yang tidak

dapat dialokasikan atau dibebanan secara tersendiri terhadap masing-masing produk

atau service yang diberikan, misalnya seperti penyelenggaraan trayek (traffic) untuk

jurusan yang berlawanan karena kapasitas yang terisi pada arah lainnya (misalnya

sewaktu kembali) adalah sebagai hasil tambahan (by product) dari trayek untuk

jurusan arah kebalikannya, biaya-biaya yang dieluarkan untuk stasiun yang dipakai

bersama-sama, dan sebagainya.

Opportunity costs secara umum dapat dinyatakan ialah keuntungan atau

penghasilan yang dikorbankan karena tidak menghasilkan sesuatu barang/jasa

tertentu. Opportunity cost ini merupakan suatu hal yang istimewa atau khas (typical)

dalam industri pengangkutan. Hal ini disebabkan karena kebanyakan alat

pengangkutan (seperti truk, bus, kapal dan sebagainya) adalah lebih flexible dalam

penggunaannya yang mudah untuk dipindahkan dari suatu daerah ke daerah operasi

lainnya. Sungguhpun demikian, pemindahan trayek tersebut tidak dapat dilakukan

dengan begitu saja atau dengan semaunya, oleh karena mengingat kemungkinan

timbulnya reaksi (tindakan pembalasan) yang mung kin akan diambil di kemudian

hari oleh para langganan yang dikecewakan ataupun juga karena adanya peraturan

atau pembatasan-pembatasan oleh pemerintah dalam penentuan trayek tersebut.

Berkenaan dengan penetapan tarif transportasi publik, Nefiadi1 menyatakan terdapat

beberapa opsi bagi penentuan tarif yang bersifat cost-recC'(ery yaitu tarif datar (flat

rate), tarif tetap per unit (fixed per-unit rate), value-of-service prici!'lg~ · two-part tariff,

declining block tariff, dan increasing block tariff (dikutip oleh Nefiadi dari Kerf,et.a/.,

1998), sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.12

,

=r::::;o~;; da'l formulasi Tarif Sektor Transportasi oleh Efi Novara Nefiandi (diakses dari internet) - -;;- =>embangunan Pelabuhan (Terjemahan Port Development Handbook, UNCTAD)

=.:~::n Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" J 2-21

Page 31: Biaya Logistik SPO

. ----- - -- ~ap9~1!'2:i~IE_~f.f!0.f!! Rep_f!!t)

Model .Fla t llall' I>R lC: P.

lUO

~

60

10

20 ·····---------··-··--··

Ol ----- --

'l"ot.:r.l ~...xpen~

Unite~"'

0 2 4 6 1J JO t_),,.,.Ji_ty

~=> R tc>< 100

80

• 6\)

40

20

f)

i'l'fotft•l Fixerf Per-Unit

Tubl""p=~

------------------- Unit~ ~----~----- 44 6 0 2 n fO

QMdJdity

.... ~-----------

:;!(> ~---- ()nh ~~~~.,~ ~--·-· -- ~ --:::..__-_-- - tO 0 -------;- 8

-:> 4 f) ..... .{2-./.ri)>

:::: L :;n J.o 0 -~~0~-- " 0

P'R 1 c:r ... U.\

008 !

Jn~/l.rl-<Jtlt!:l l111..·re~J.~·iu!:.! lJ/oc.Jr 7•"6rifT

()()6 j

::~: l-~ ~/- /~,;,::::::::: 0 l 0 --. -------------------

20 30 .t:2:.,~Di!;Y

... '<;'< .. n:J.r<.·e ~- Kerf .. cLt~ 'l. ( 1 998)

Gambar 2.12.

~

Opsi Penentuan Tarif Bersifat Cost Recovery

~ . 5.2. Tarif Petikemas

Besarnya biaya untuk peti kemas dapat dibagi dalam:

• Charges untuk inland haulage

• Terminal charges di pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar

Jika memuat peti kemas ke dalam kapal maka, sebagai uang tambang (freight), peti

kemas dapat dikenakan tarif:

1. Commodity Box Rate (CBR)

CBR merupakan 't:o~if yang bulat untuk memuat peti kemas dengan berbagai

jenis barang tertentu . Besarnya CBR dihitung dari pemakaian rata~rata dari box . ' petikemas, misalnya 13 ton untuk peti kemas 20 ft. Bila shipper dapat memuat

lebih banyak maka hal itu merupakan keuntungannya. Keuntungan untuk

carrier adalah mempermudah perhitungan dan mengurangi biaya administrasi.

Perusahaan pelayaran besar mengutamakan CBR untuk jenis pelayaran , tertentu tetapi , CBR tidak menguntungkan perusahaan pelayaran kecil.

·==r.eli:ian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" 1 2-22

Page 32: Biaya Logistik SPO

~aporan Akhir (Finalflep().rt)

2. Freight All Kinds (FAK)

FAK merupakan alternatif dari box rate dan berdasarkan prinsip bahwa jenis

barang apa saja yang masuk ke dalam peti kemas dikenakan freight yang

sama. Jadi semua barang atau komoditas akan dikenakan tingkat tarif yang

sama dan tidak memandang nilai dari komoditas dalam satu pelayaran .

Dasar perhitungan FAK adalah tarif rata-rata dengan perhitungan total biaya

yang dikeluarkan dibagi dengan jumlah peti kemas yang ada.

FAK rate dapat dimengerti karena besarnya didasarkan jumlah peti kemas yang

mengambil ruangan dalam kapal. Namun FAK tidak menguntungkan untuk

shipper yang akan mengangkut komoditas dengan nilai rendah. Jika ada

penawaran tarif FAK, harus ada pengertian antara shipper/carrier dalam batas

pengaturan muatan.

2.5.3. Biaya peti kemas di Pelabuhan Indonesia

Petikemas, seperti juga barang atau muatan lainnya, dikenakan biaya bila dibongkar

di pelabuhan. Biaya tersebut dapat berupa jasa bongkar/muat, jasa dermaga, jasa

penumpukan, dan lain sebagainya. Direksi PT Pelabuhan Indonesia II telah membuat

surat keputusan tentang tarif pelayanan jasa peti kemas yang tertuang dalam

Pedoman Jasa Bongkar Muat peti kemas terbaru No.HK.56/2/25/PI.II-02 Tangga128

Juni 2002 yang antara lain berisi di Bab II, Pasal 2 tentang Jasa Bongkar Muat

Petikemas, yakni :

1) Tarif paket jasa bongkar muat peti kemas dengan status FCL sudah termasuk

jasa dermaga dikenakan atas rangkaian kegiatan:

a. membongkar peti kemas isi atau kosong dari kapal, mengangkut,

menurunkan langsung dan menyusun di lapangan penumpukan terminal

petikemas;

b. mengangkat peti kemas isi atau kosong dari lapangan penumpukan

terminal petikemas, mengangkut dan memuat ke kapal

2) Tarif jasa bongkar muat peti kemas dengan status LCL tidak termasuk jasa

dermaga, dikenakan atas rangkaian kegiatan :

a. membongkar peti kemas isi dari kapal, mengangkut, menurunkan

langsung dan menyusun di lapangan penurnpukan terminal petikemas,

mengangkat dan mengangkut ke CFS, mengeluarkan barang dari dalam

peti kemas dan menyuSJ.tn di CFS, serta memindahkan peti kemas

kosong ke lapangan penumpukan terminal petikemas.

• ::>Enelidan Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Melalui Pelabuhan Strategis" 1 2-23

Page 33: Biaya Logistik SPO

__ _ __ _ __ _ _ _ ... . _ ...... _ Lap_o:a n r) ~hic_(f~n_q!f?:f!J!.~!!l_ b. memindahkan peti kemas kosong dari lapangan penumpukan ke CFS,

memindahkan dan menyusun barang dalam peti kemas ·serta

memindahkannya ke lapangan penumpukan terminal peti kemas dan

selanjutnya mengangkat dan mengangkut peti kemas tersebut ke

dermaga serta memuat ke kapal.

3) Untuk pembongkaran atau pemuatan peti kemas kosong dikenakan tarif 90%

tarif FCL.

4) Tarif peti kemas di atas 40' dikenakan tambahan tarif sebesar 25% dari tarif

ukuran 40'.

Dalam hal terjadi kerusakan crane dermaga, maka terhadap kegiatan jasa bongkar

muat peti kemas yang menggunakan crane kapal dikenakan tarif paket pelayanan

jasa bongkar muat peti kemas sebesar 70% dari tarif paket pelayanan jasa bongkar

muat peti kemas menggunakan crane dermaga.

2.5.4. Konsep Biaya di Pelabuhan

UNCTAD2 menuangkan mudah untuk memperkirakan kapasitas tambat kapal. jika

kapal-kapal tiba di pelabuhan secara teratur, dan jika waktu yang dibutuhkan untuk

bongkar muat kapal konstan. Hal ini akan menjamin terpakainya seluruh kapasitas

tambatan dan menghindari antrian kapal. Keadaan semacam ini jarang terjadi.

Kapal-kapal liner dan terutama kapal-kapal Tramper (kapal carter barang dengan

rute tak tentu) datang ke pelabuhan tidak secara tetap. Di samping itu waktu yang

dibutuhkan untuk bongkar dan muat serta tambat kapal berbeda-beda tergantung

kepada jumlah isi dan jenis muatan kapal.

Kemampuan pelabuhan untuk dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi

perdagangan dan industri sangat tergantung dari kemampuan pengelolaan dan

penyediaan fasilitas yang berdampak pada peningkatan mutu pelayanan.

Dari aspek manfaat ekonomi kemampuan pengelolaan suatu pelabuhan dapat

diartikan sebagai kemampuan memberikan pelayanan secara efektif dan efisien ,

yang akan berpengaruh terhadap penurunan biaya transportasi. Untuk itu diperlukan

upaya pemanfaat fasilitas/peralatan pelabuhan secara optimal melalu i pengelolaan '

seluruh kegiatan pelayanan secara terpadu.

Pengukuran efisiensi mengarah kepada besaran biaya pelabuhan (baik biaya tetap

maupun biaya variabel) dan biaya kapal di pelabuhan (baik biaya waktu tunggu kapal

maupun biaya waktu kapal di tambatan) dan kecenderungannya terhadap , peningkatan arus barang .

a dan fonnulasi Tarif Sektor Transportasi oleh Efi Novara Nefiandi (d iakses dari internet) =::-.::""lan °embangunan Pelabuhan (Te~emahan Port Development Hanbook. UNCTAD)

an Biaya Logisdk Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" J 2-24

Page 34: Biaya Logistik SPO

Lqporan. Akhir (Fin a_l_I!~Poct)

a. Biaya Pelabuhan

Biaya pelabuhan adalah biaya yang diperlukan dalam penyelenggaraan

pelabuhan yang meliputi :

1) lnvestasi Fasilitas/peralatan ;

2) Eksploitasi untuk buruh, pegawai , bahan bakar, pemeliharaan dan lain­

lain .

Seringkali biaya-biaya ini dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori biaya yaitu :

1) Biaya Tetap;

2) Biaya Variabel.

Hubungan biaya pelabuhan dengan peningkatan arus barang dapat dilihat pada

Gambar 2.13 "Kurva Hubungan biaya pelabuhan dengan peningkatan arus

barang".

KURVA HUBUNGAN BIAYA PELABUHAN DENGAN PENINGKATAN ARUS BARANG

~RT COST

VAAtA8L£

CO ... PON£NT

ttl X EO·

--- .. COMII'OHENT .. TRA~FIC VOLUME A

Gambar 2.13. Kurva Hubungan biaya pelabuhan dengan peningkatan arus barang

Biaya pelabuhan merupakan penjumlahan antara komponen biaya tetap (biaya

yang tidak tergantung throughput seperti biaya modal untuk pembangunan

dermaga, lapangan dan alat) dan komponen biaya variabel (biaya yang

tergantung besarnya throughput, seperti biaya pegawai, BBM, pemeliharaan,

dan lain-lain) .

Karena komponen biaya variabel akan terus meningkat dengan kenaikan arus

barang , sedangkan komponen biaya tetap turun ketika arus baran'g meningkat,

maka dari penjumlahan kedua biaya ini akan dapat ditetapkan jumlah biaya

pelabuhan yang paling optimum pada tingkat arus tertentu (titik A) .

Bagi penyelenggara pelabuhan perh itungan ini sangat penting untuk

meminimalkan biaya pelabuharf yang relatip tidak berdampak negatif bagi

pengguna jasa.

Page 35: Biaya Logistik SPO
Page 36: Biaya Logistik SPO

---~CI_P?~l11l ... '.! .~h!_c_(!!L'!. .CI_!..!!~P?rt) a. Pengelompokkan fungsional;

Pengelompokkan fungsional berarti bahwa untuk periode operating tertentu,

semua biaya untuk pengeluaran logistik langsung dan tidak langsung

dilaksanakan akan didaftarkan menurut klasifikasi induk dan klasifikasi sub

rekening.

b. Pengelompokkan alokasi;

Penentuan format biaya alokasi terdiri dari penentuan biaya logistik pada suatu

ukuran prestasi fisik yang berari, misal total biaya logistik per ton, per produk

yang memberikan dasar bagi analisa perbandingan diantara periode-periode

operating yang berurutan.

c. Pengelompokkan level aktivitas.

Pengelompokkan yang terdiri dari pengelompokkan biaya fungsional

berdasarkan sifat tetap, setengah tetap dan berubah-rubah sebagai suatu

fungsi dari throughput.

2.5.6. Tarif yang Wajar

Tingkat tarif angkutan harus diperhatikan kepentingan perusahaan angkutan

menghendaki tarif tinggi dan pemakai jasa angkutan sebaliknya menginginkan tarif

yang rendah. Batas tarif Maksimum ditentukan oleh oleh kemampuan pemakai jasa

untuk membayar dan batas tarif minimum akan mengikuti tingkat biaya operasi

minimm (long run marginal cost) perusahaan angkutan . Batas-batas tersebut dapat

dalam grafik pada gambar 2.15:

D T1

T2

0

LRMC

Volume Angkutan

Gambar 2.15 Batas Tarif

Permintaan (DO) menjadi sangat elastis pada tarif sebesar OT1 sehingga merupakan

batas tarif maksimum. Batas tarif terendah adalah OT2, dibawah batas mana

perusahaan angkutannya. Batas-batas kewajaran tingkat tarif terletak antara OT1-

OT2. ,

"?er.elirian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" 1 2-27

Page 37: Biaya Logistik SPO

.. Lapocan ~khir(~in~f! l l_?_~e_~r.!L 2.5.7. Pungutan Liar

Pungutan liar, dari kata tersebut dapat menangkap sinyal negatif dari kata liar yang

bersifat semerawut tidak mengenal sesuatu di sekitarnya, yang penting liar. kata

yang sangat pantas ketika hewan memangsa korba:-: dengan tidak melihat kerugian

yang dialami korbannya, jadi bisa dikatakan kalau pungutan liar itu sama dengan

singa yang sedang memangsa korbannya. Pungutan liar atau biasa di sebut Pungli ,

bisa dikatakan sebagai kerugian besar, kenapa kerugian besar karena itu lakukan

secara terus-menerus, ada yang sedikit ada yang banyak (menurut pandangan

masing-masing). Ketika kegiatan pungli di lakukan hal yang seharusnya tidak di

lakukan, menjadi wajib bagi korban yang merasakan kegiatan itu secara langsung

dengan terjadinya interaksi antara si korabn dengan oknum Pungli itu . Pungli juga

dapat sebagai bibit korupsi bagi generasi penerus. Selain itu yang ketika sama-sama

mengambil yang bukan haknya, sama-sama merugikan.

Jadi dapat diambil kesimpulan kalau kegiatan pungli itu:

1. merugikan bagi orang yang menjadi korban pungli tersebut

2. mengambil hak orang lain yang bukan hak pelaku pungli tersebut.

3. pungli = korupsi

2.6 Pendekatan Studi

2.6.1 Pergerakan Barang Ekspor ke Singapura

Dilihat dari aliran barang yang yang keluar dari Indonesia, dalam periode 1980-2008

telah terjadi peningkatan peranan ekspor nonmigas dalam PDB Indonesia, dari 8,4%

menjadi 20,9%. Demikian juga aliran barang yang masuk (impor) dalam periode

1980-2008 juga telah terjadi peningkatan yang cukup besar pangsa impor non migas

dalam PDB, dari 13,8% menjadi 17,9%. Disisi ekspor dalam periode 1980-2008,

ekpor barang baik nonmigas. Telah terjad i perubahan struktur ekspor secara

signifikan. Namun demikian, sejak tahun 2000 sampai saat ini struktur ekspor relatif

tidak mengalami perubahan .

Berdasarkan negara tujuan ekspor, dalam beberapa tahun terakhir pangsa Jepang

dan AS sebagai negara tujuan ekspor Indonesia telah mulai mengalami penurunan , . ' sementara pangsa China cenderung meningkat hampir melampaui ke Singapura.

Tingginya ekspor Indonesia ke Singapura berasal dari berbagai daerah dan

pelabuhan . Data asal-tujuan angkutan barang dari Indonesia ke Singapura yang

dihimpun selama periode 2000-2005 menunjukkan bahwa beberapa pelabuhan di , Indonesia mengangkut barang dalam volume yang cuk!Jp besar (lihat grafik pada

Gambar 2.16.).

'"D=nelidan Biaya Logistik Ped Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" 1 2-28

Page 38: Biaya Logistik SPO

Laporan Akhir (Final Report)

1800000

1600000

1400000

1200000

1000000

800000

600000

400000 I

I 200000

0

-- -------- -- - -

----------

-

< lO.OOOton --

I I - -c: .>< c: ::> c:

~ "" -;;i E "" ~ ~ a_ .>< c: .>< "' :0 ::> "' E .>< "' -~ "" "' 0

~ ·;;; c: c: "' "' ::> "' -c -;;; E ~ -c c:

-c ~ "' "" ~ Qj "' ::> "" .>< v; E c: c: E c.. "' c: "' c: .0 E c: -;;; "2 c: "' "" "' ·;: ~ ..... "' "' ::> ::> .0

"' Qj c: ::> "'

c.. "" "' .>< c: -~ ·;o

E "" ::;!' 0 E c.. .., "' t- 00 ~ "" "' v; c: "" ~ c: "" .>< "' "' c: ~ ::;!' "" 0 c: "' .., ::> "' "2 "' c.. ::> "' 0 c.. "' ::> -;;;

c: "2 c.. "' -;;; "2 "" -;;; .0 ·;;; V> "2 c.. ::>

"' "" ::> ~ ::> "' -;;; "' "2 t- "" ~ c.. "" 0 "" t-~ "" c:

::> "2 ~

2.16. Volume Barang Ekspor dari Beberapa Pelabuhan di Indonesia

dengan Tujuan ke Singapore (dalam Ton)

6.2 Biaya Logistik Nasional

Ditinjau dari biaya logistik dalam negeri, posisi Indonesia berada pada tingkat ke 92

dari 150 negara. Suatu kajian yang dilakukan oleh LPEM Ul pada tahun 2001

menyatakan bahwa prosentase biaya logistik di Indonesia dibandingkan PDB ada;ah

14% (inbound 7,2%, industry 2,9% dan outbound 4%). Kajian lain yang berasal dari

berbagai sumber sebagaimana disajikan pada tabel 21. memperlihatkan

perbandingan biaya logistik beberapa negara.

Tabel 2.1. Perbandingan Biaya Logistik Beberapa Negara

Negara % Biaya logistik Terhadap % Biaya logistik Terhadap PDB Penjualan

Amerika Serikat 9,9% 9,4% Jepang 10,6% 5,9%

Korea Selatan 16,3% 12,5% Indonesia 30%

. Dari tabel 2.1. diatas dapat diketahui bahwa biaya logistik per PDB yang terendah

adalah Amerika Serikat dan Jepang yang masing-masingnya adalah 9.9% dan

1 0.6%. Walaupun biaya logistik Amerika Serikat relative lebih rendah dibandingkan

Jepang namun Jepang lebih efisien,lndikatornya terlihat dari proporsi biaya logistik

per penjualan, dimana Jepang 5,9% sedangkan Amerika Serikat 9,4%. Sementara,

Korea Selatan mampu menekan menekan biaya logistik per PDB sebesar 16,3%

dengan biaya logistik per penjualan sebesar 12,5%. Sedangkan untuk Indonesia

2-29

Page 39: Biaya Logistik SPO

_ . ~aP9TCIT! ~~~!~IF_i7!.CI!_R:~P9r:tl belum ada angka yang pasti, namun biaya logistik nasional diperkirakan mencapai

20-30% dari PDB.

Mahalnya biaya logistik dalam negeri di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh

tingginya biaya transportasi darat dan lau, tetapi juga banyak faktor baik yang terkait

dengan regulasi ,SDM, proses dan manajemen logistik yang belum efisien dan

kurangnya profesioanl pelaku dan penyedia jasa logistik nasional diantaranya

berkembangnya perusahaan pegiriman barang.

2.6.3 Dasar Hukum

a. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 30 Tahun 1999 tentang

mekanisme penetapan tarif dan formulasi perhitungan tarif pelayanan jasa

kepelabuhanan pada pelabuhan yang diselenggarakan oleh badan usaha

kepelabuhanan.

b. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM . 28 Tahun 1998 tentang jenis,

struktur dan golongan tarif pelayanan jasa kepelabuhanan untuk pelabuhan

laut. Dalam hal ini penetapan keputusan pemberlakuan tarif pelayanan jasa

kepelabuhanan yang diselenggarakan badan usaha pelabuhan . Direksi diberi

kewenangan untuk menetapkan tarfi jasa pelayanan petikemas.

c. Keputusan Direksi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Nomor HK. 56/2/4/PI 11-

2000, tanggal 8 September 2000 tentang Penyempurnaan Keputusan direksi

PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Nomor HK. 56/2/25/PI 11-2002, dan Nomor

HK. 56/2/26/PI 11-2002 yang diberlakukan sejak 1 Oktober 2002.

,

-::::li::ian Biaya Logistik Ped Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 2-30

Page 40: Biaya Logistik SPO

.... .. C~C:P9!r:!l_ ~~!~Lf.i~q!Ji_e_l!!}!_~

3. TUJUAN DAN MANFAAT

3.1. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem logistik

khususnya peti kemas dari kawasan industri ke Singapura melalui Pelabuhan

Tanjung Prick.

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji biaya logistik dengan pemungutan tidak resmi

terhadap distribusi peti kemas dari kawasan industri ke Singapura melalui Pelabuhan

Tanjung Prick.

3.2. Manfaat Peneltian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan rekomendasi kepada:

a. Kalangan Regulator (Pemerintah)

Untuk memberikan masukan dan gambaran mengenai biaya total logistik dari

kawasan industri menuju pelabuhan strategis sehingga dalam pengambilan

kebijakan sesuai dengan kondisi dilapangan dan mengetahui rencana-rencana

strategis untuk perbaikan sistem logistik nasional.

b. Kalangan Operator

Untuk memberikan gambaran mengenai biaya logistik sehingga dapat melakukan

upaya-upaya dalam menekan biaya logistik.

c. Kalangan Peneliti dan Akademik

Diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai informasi dan referensi dan

diskusi bagi k"asus-kasus serupa mengenai kegiatan dan biaya logistik.

,

_,,_an Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" 1 3-1

Page 41: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

4. METODOLOGI PENELITIAN

Pola Pikir

Untuk memperoleh dan mempermudah penelitian diperlukan rancangan peneltian

maka dibuat pola pikir yang bertujuan agar proses penelitian lebih mudah dan

mencapai tujuan serta hasil yang diharapkan, untuk lebih detail mengenai pola pikir

disajikan pada gambar 4.1.

Instrumental Input

• Peraturan Perundangan di Bidang Transportasi dan Logistik

• Peraturan bidang biaya di pelabuhan

r----1

SUBYEK OBYEK

• KEMENHUB • Kawasan lndustri • DISHUB • Trucking • Freight • Pemilik Barang

Forwader • Peraturan • Pengguna Jasa

T ransportasi • Pengguna Jasa • Pelabuhan

L

Enviromental Output

• Globalisasi sistem logistik

MET ODE

• Analisis Biaya

• Kebijakan pemerintah dalam pengembangan sistem logistik nasional

Gambar4.1.

Pola Pikir Penelitian

Ditemukenali biaya logistik peti kemas dari kawasan industri khusus ke Singapura melalui pelabuhan Tanjung Priok baik yang resmi maupun tidak resmi

Kondisi Diharapkan

• T erwujudnya kegaatan sistem logistik nasional yang dengan biaya efektif dan efisien

OUTPUT & OUTCOME

t-1

Page 42: Biaya Logistik SPO

. (~qp_o.rq'!_~~~!r_Lf_il_!_a_U!_~!!!.I

Dalam pola pikir penelitian ini, yang termasuk pada subyek penelitian adalah para

regulator, operator dan user yang terkait dengan para pelaku kegiatan logistik

nasional sedangkan obyek penelitian adalah di lokasi survei, para pemilik barang,

pelaku kegiatan logistik dan peraturan-peraturan yang terkait. Antara pihak subyek

dan obyek saling berinteraksi dengan dipengaruhi peraturan perundang-undangan

mengenai transportasi dan logistik sehingga dapat menganalisa biaya logistik

dengan metode yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan survei terhadap

penyedia jasa logistik, penyelenggaraan kegiatan biaya logistik di Indonesia dapat di

identifkasi. Hasil identifikasi tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dan

rekomendasi untuk menekan biaya logistik dengan maksud menciptakan kegiatan

logistik efektif dan efisien.

4.2. Alur Pikir

Alur Pikir yang digunakan dalam penelitian bertujuan agar proses tahapan penelitian

lebih sistematis sehingga dalam mencapai tujuan sesuai dengan hasil yang

diharapkan, untuk lebih detail mengenai alur pikir disajikan pada gambar 4.2 .

,

=::r.r:liian Biaya Logirtik Ped Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Melalui Pelabuhan Strategis" 1 4-2

Page 43: Biaya Logistik SPO

rr== ....J c(

i 0.. c( :I: c( t-

z <­(.!)0::: zo ww ot-(!)Z z< - t-

~~ <w me -z ow ~0.. (I)

0::: :I:

~ 0.. c( :I:

~

(Laporan Akhir) Final Report

PERSIAPAN

! ISU PERMASALAHAN

IDENTIFIKASI KONDISI EKSISTING WILAYAH PENELITIAN

·································································!································································· MENETAPKAN METODOGI DAN RENCANA KERJA

r-- PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI r------, l - - l . l

DATA SEKUNDER PERATURAN-PERATURAN DATA PRIMER

REKAPITULASI DAN PENGOLAHAN DATA

EVALUASI EFISIENSI BIAYA

REKOMENDASI

Gambar4.2.

Alur Pikir Penelitian

Dari gambar alur pikir di atas, terdiri dari beberapa tahap, yaitu

a. Persiapan

Persiapan merupakan ta1fap awal penelitian ini dengan cara melakukan

perumusan isu permasalahan yang terjadi di lapangan saat ini, selanjutnya

dilakukan dengan studi meja yaitu studi pustaka yaitu mencari literatur dan

penyiapan alat yang mendukung penelitian ini.

Page 44: Biaya Logistik SPO

{Laporan Akhir) Final Report

b. Menetapkan Metode Kerja

Tahap ini melakukan penetapan metode kerja yaitu dengan membuat desain

kuesioner, cara survei dan alat analisis yang akan digunakan. Kegiatan­

kegiatan tersebut sangat diperlukan sehubungan dengan maksud dan tujuan

dari penelitian ini.

c. Lokasi Peneltian

Lokasi penelitian ini adalah pergerakan peti kemas mulai dari asal pe~alanan

petikemas di daerah kawasan industri Cikarang Jababeka dan Bandung khusus

untuk barang ekspor yang menuju Singapura melalui pelabuhan Tanjung Prick .

.o.IUNollill'l

....... ...,.a:;;; ...... __

., ...... . .,_,..,. ...... .,...,.:"-~

---- rnL JLa.Aa ---- CTATar ... AII'iO - - - a .. l.fiiiiA·•

Gambar4.3.

Lokasi Penelitian

d. Pengumpulan Data dan lnformasi

Kegiatan pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data-data yang

dibutuhkan untuk penelitian hingga tercapainya tujuan penelitian. Setidaknya

terdapat 3 (tiga) jenis data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka

penyusunan penelitian ini, yaitu:

1. Data sekunder, berupa: peta lokasi, ringkasan studi-sti,.Jdi terdahulu yang

terkait, data angkutan barang ekspor, data kinerj~ Pelabuhan Tanjung

Prick.

2. Regulasi/peraturan-peraturan terkait dengan kegiatan penelitian, seperti :

biaya kawasan industri , ~port dan pelabuhan

3. Data primer berupa data-data dari kuesioner yang merupakan hasil survei.

4. Data hasil pengamatan yang merupakan data pengamatan lokasi survei di

wilayah lokasi penelitian

4-4

Page 45: Biaya Logistik SPO

--- - - -- ·- ---- --- ..... ---- - ------- _(~f!:p_o_r:_a_r:.~!:.~!r.LF0_a_!_f!_l!l3f!!.t

e. Analisis

Data dan informasi akan dianalisis dengan pertimbangan data-data biaya yang

diperoleh baik yang resmi maupun yang tidak resmi. Analisis yang digunakan

untuk mengetahui total biaya logistik.

f. Pembahasan dan Penyusunan Rekomendasi

Data-data yang diperoleh baik berupa data sekunder maupun primer di analisis

sesuai dengan metode analisis yang digunakan. Hasil dari analisa data ini

kemudian disajikan dan dibahas secara detail. Berdasarkan hasil pembahasan

tersebut, dapat diberikan beberapa rekomendasi agar dapat mengetahui upaya­

upaya yang dilakukan untuk menekan biaya logistik.

4.2.1. Asumsi yang Digunakan

Dalam penelitan ini terdapat beberapa perhitungan dengan menggunakan asumsi ,

seperti:

1. Total biaya yang digunakan untuk di dryport cikarang merupakan sama dengan

biaya di dryport TPKB Gedebage hanya saja di dryport Cikarang ditambah

dengan pelayanan-pelayanan pengurusan dokumen. Asumsi digunakan

dikarenakan dryport tersebut belum secara resmi mendapatkan izin dalam

menjalankan operasinya;

2. Tarif dari kawasan industri ke Pelabuhan Tanjung Priok adalah tarif market

yang diberikan oleh freight fowader maupun perusahaan penyedia jasa

transportasi;

3. Tarif yang dikenakan di Pelabuhan Tanjung Priok adalah tarif resmi yang telah

di tetapkan oleh pemerintah.

4.3. Rancangan (Design) Riset

4.3.1. Model Rancangan Penelitian

-rerancangan design "Penelitian Biaya Logistik Dari Kasawan lndustri Ke Singapura

Melalui Biaya Pelabuhan Strategis" dilakukan dengan tahap,an .. tahapan design

analisis. Tahapan design tersebut digunakan juga sebagai model pecahan

permasalahan penelitian . Pergerakan distribusi petikemas yang diteliti mulai dari asal

perjalanan (origin) pergudangan kawasan industri Cikarang Jababeka dan TPKB

Gedebage menuju ke Singapura ~bagai (destination) melalui inter/and Pelabuhan

Tanjung Priok khusus barang ekspor. Secara lebih rinci mengenai model design

untuk pemecahan penelitian diuraikan pada gam bar 4.4 sebagai berikut:

":Jenelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" 1 4-5

Page 46: Biaya Logistik SPO

Tarif stan dar /fixed

~

Rancangan Penelitian

"Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a/ui Pe/abuhan Strategis" 4-6

Jl. Jl.' ' ''~ ~ ICAWASAH II'C)USf ..

(Laporan Akhir} Final Reporl

Tarif Market

Page 47: Biaya Logistik SPO

·-······-····-···· -.. ·-··-·············-····-·········--····· . .. ........ ·---_ ............... _{~!!P~!_f!..'!!!~~i!L!!!!..'!JJ!!p_f!..'!...

Berdasarkan alternatif rute distribusi petikemas yang ditunjukkan dalam Ganibar 4.4.

tersebut dapat diestimasi total biaya distribusi (logistik) untuk masing-masing

alternatif, dimana biaya yang digunakan adalah biaya logistik merupakan fungsi dari

biaya transportasi dari kawasan industri ke pelabuhan + biaya-biaya jasa

penanganan barang di pelabuhan . Komponen biaya logistik tersebut dibagai menjadi

dua bagian, yaitu biaya melalui dryport dan tanpa melalui dryport. Skema sistem

distrubusi melalui dryport, maka biaya logistik merupakan fungsi dari biaya transport

dari kawasan industri ke dryport + biaya transport dari dryport ke pelabuhan + biaya­

biaya jasa penanganan barang di pelabuhan. Sehingga dapat diasumsikan variasi

atau alternatf-alternatif biaya perjalanan barang dari kawasan industri ke titik

pelabuhan . Dengan alternatf-alternatif sebagai berikut:

a. Aternatif- I (Cikarang) : biaya dari pabrik ke dryport (1c) + biaya dari dryport ke

terminal petikemas dengan moda kereta api (JITC/Koja) (3c) + biaya di dalam

pelabuhan (4)

b. Aternatif- I (Cikarang) : biaya dari pabrik ke dryport (1 b)+ biaya dari dryport ke

terminal petikemas (JITC/Koja) dengan moda truk (3b) + biaya di dalam

pelabuhan (4)

c. Aternatif - II (Cikarang) : biaya dari pabrik ke terminal petikemas (JITC/Koja)

(2b) + biaya di dalam pelabuhan (4)

d. Alternatif - Ill (Bandung) : biaya dari pabrik ke Gedebage (1a) + biaya dari

Gedebage ke terminal petikemas (JITC/Koja) (3a) + biaya di dalam pelabuhan

(4)

e. Aternatif - IV (Bandung) : biaya dr pabrik ke terminal petikemas (JITC/Koja)

(2a) + biaya di dalam pelabuhan (4)

Biaya logistik merupakan fungsi dari biaya transportasi dari kawasan industri ke

pelabuhan + biaya-biaya jasa penanganan barang di pelabuhan. Untuk yang melalui

dryport, maka biaya logistik merupakan fungsi dari biaya transportasi dari kawasan

industri ke dryport + biaya transport dari dryport ke pelabuhan +. biaya-biaya jasa

penanganan barang di pelabuhan.

Untuk memudahkan perhitungan, mungkin kita perlu menggunakan asumsi-asumsi :

a. Biaya-biaya di pelabuhan menggunakan standar yang ada ;

b. Biaya-biaya transportasi da~ kawasan industri ke dryport atau dari kawasan

industri ke pelabuhan atau dari dryport ke pelabuhan, menggunakan unit harga

"Penelidan Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" 1 4-7

Page 48: Biaya Logistik SPO

... J~'!P()!"0_T1~!:_~iCL~0.'!!_R_i!_pl!!_~

(satuan biaya muatan yang berlaku dipasar). Jika gedebage dan dryport

cikarang sudah ada tarifnya, bisa kita estimasi biaya transportasinya.

4.3.2. Komponen Fungsi Biaya Transportasi dalam Proses Transfer Barang/Komoditi

a. General Cost

Biaya transportasi, dalam hal angkutan barang disebut dengan biaya

pengangkutan (shipping cost) dari asal ke tujuan pengiriman merupakan fungsi

dari total biaya selama rute pergerakan (total cost on links) dan total biaya

transfer/perpindahan dari satu moda ke moda lain (total cost on transfer).

Dalam konteks logistik, total pengangkutan harus dapat ditekan seminimal

mungkin.

Formulasi dari total biaya pengangkutan:

total generalized system cost = total cost on links +''total cost on transfers . . ...

Dengan total cost of a product on a link, adalah:

totaicost on links = link total unit product cost l(p_[gcjuctvolume

total transfer costs = transfer total unit product cost Jf prod{ict vqlq..t!Jfl

b. Fungsi Biaya

Biaya perunit suatu pengangkutan (unit generalized cost) suatu barang atau

kmoditas diasumsikan sebagai fungsi dari: 1) unit biaya link (link unit cost); 2)

unit biaya transfer (transfer unit cost) ; 3) nilai waktu perjalanan suatu komoditas

(value of time of product) yang diformulasikan sebagai berikut:

Cp = alp .. :f"JXtp t .Pp (t1 +JtA

dengan:

Cp = unit generalized cost (Rp/ton)

a1p = link unit cost (Rp/ton)

a1p = transfer unit cost (Rp/ton)

f3p = value of time of product p (Rp/ton/jam)

t1 =travel time at link Uam)

t1 = transfer time at node Uam)

Dengan mengansumsikan bahwa sebuah titik transfer dapat dianggap sebagai

suatu link (transfer link) , ma~ fungsi biaya pada suatu link transfer barang

diformulasikan sebagai berikut:

?e;e/itian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" 1 4-8

Page 49: Biaya Logistik SPO

Ca.p = ap + Ia +ftp ta

dengan:

Cap = generalized cost (Rplton) at link a

ap = fare (Rp/ton/km) at link a

f3p = value of time (Rplton/jam)

fa = travel tap ime at link ljam)

Ia = lenght of link a (km), La = 1 for transfer link

.... _(~qp_9r_a_n_ ~k._~!!I f!!!aJ ~e.E.9rt

Parameter biaya untuk fungsi biaya link, berdasarkan hasil penelitian Fazilia

(2005) 1 dengan berbasis data operator, memberikan kesimpulan sebagai

berikut:

a. Link parameters untuk jalan raya : ap= 0, f3p = Rp 7/hr/ton

b. Link parameters untuk jalan toll: ap= Rp 200/ton/km, f3p = Rp 8/hr/ton

c. Link parameters untuk laut: ap= Rp 43,9ton/km, dimana:

• {3p = Rp 5/hr/ton/jam untuk container cargo

• {3p = Rp 5/hr/ton/jam untuk dry bulk cargo

• {3p = Rp 6/hrlton/jam untuk breakbulk/general cargo

• {3p = Rp 5/hr/ton/jam untuk liquid cargo

Waktu Transfer barang diasumsikan terdiri dari wakt bongkar muat barang

dipengaruhi oleh kapasitas titik transferyang sangat tergantung pada jumlah

tempat standar dan proses selama waktu delay, formulasinya adalah : (frazila,

2005)

Dengan:

t = [0

+ tbm 1- vol

cd.n

= waktu di pelabuhan . to =·-._Waktu delay di pelabuhan untuk inspeksi, administrasi, sandar, dll.

(diasumsikan 6-48 jam)

tbm = waktu bongkar-muat barang Uam)

val = total volume bongkar muat barang (ton/jam)

cd = kapasitas bongkar-muat barang (ton/jam/tempat sandar)

n = jumlah tempat sandar (unit) ,

"Pen eli dan Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" 1 4-9

Page 50: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir)_ FinqlJ?~p(Jrt

Nilai waktu pada titik transfer barang diasumsikan sama besarnya dengaJl nilai

waktu untuk seluruh bentuk kemasan barang. Parameter biaya untuk titik

transfer pada pelabuhan diindikasikan dari hasil peneltian yang disajikan pada

tabel 4.1:

Deskripsi Tarif/ap (Rp(Ton) Bongkar di Pelabuhan-pelabuhan Utama 2.023 Loading at major ports 1.025 Unloading at major other ports 2.495 Loading at other port 862,5 Sumber: Frazila,2005

, 1 Frazila, R.B. (2005), Optimization of Freight Transportation network, PH.D Oissertl'ltion, Hiroshima University

'?enelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 4-lo

Page 51: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Pengmupulan Data

5.1.1. Umum

1. Terminal Peti Kemas Bandung (TPKB) Gede Bage

Terminal Peti Kemas Gedebage memiliki fungsi yang sama seperti pelabuhan

(port) tetapi karena berada di darat, sehingga disebut sebagai pelabuhan darat

(pelabuhan daratan) . Berikut merupakan penjelasan mengenai peran, fungsi ,

kualitas pelayanan dan fasilitas dari TPKB Gedebage.

a. Peran TPKB Gedebage

Fungsi dari TPKB Gedebage, sebagai berikut:

• Sarana penunjang kegiatan angkutan atau perpindahan peti kemas

ekspor dan impor melalui kereta api dari dan ke Tanjung Priok;

• Sarana penunjang kegiatan angkutan peti kemas;

• Membantu perputaran roda perdagangan dan pengembangan

industri daerah sekitarnya;

• Mendukung, memantapkan dan memberikan pelayanan Pertukaran

Data Elektronik (POE) bagi komunitas yang terkait dengan Ekspor

dan lmpor;

• Mendukung pengembangan infrastruktur dan teknologi dalam

rangka pelaksanaan POE secara terpadu;

• Menjadi bagian dari sistem pemantauan dan pengendalian

pergerakan alat angkut dan barang ;

• Mendorong terbentuknya sistem pengelolaan dan penanganan

barang ekspor dan impor lebih efisien dan efektif;

• Menurunkan faktor-faktor high cost economy.

b. Fungsi TPKB Gedebage

Fungsi dari TPKB Gedebage, sebagai berikut:

• Tempat pengiriman barang ;

• Menerima bongkar muat peti kemas;

• Tempat konsolidasi barang-barang ekspor dan impor;

• Tempat penyele~ian adminstrasi dan prosedur kepelabuhan atas

dokumen ekspor impor;

"=>enelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-1

Page 52: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

• Fumigasi dan sterilisasi

• Sistem jaringan komunikasi dan informasi (Sisjarkominfo)

• Combined Biil of Lading (8/L) dapat diterbitkan di pelabuhan

daratan, ini menjadi strenght point bagi perusahaan untuk menarik

konsumen;

• Monitoring kargo lebih mudah;

• Dapat memanfaatkan fasilitas penyimpanan container kosong.

c. Unjuk Kerja Pelabuhan Daratan (Pelabuhan daratan) Gedebage

Terminal peti kemas diharapkan akan optimal dengan ketersediaan

fasilitas daratan dan prasarana seperti keberadaan lapangan

penumpukan (container yard) , spoor bongkar muat, tersedianya gerbong

KA, terdapatnya kantor kepabeanan , sarana bongkar muat (fork lift,

crane, dll), pergudangan, ketersediaan sarana angkutan ke dan dari

terminal peti kemas ke pelabuhan induknya.

Fasilitas yang ada sekarang ini terdiri dari prasarana berupa lapangan

penumpukan, gudang, kantor, pes keamanan, sepur dll. Pada umumnya

fasilitas tersebut dalam keadaan baik. Sarana berupa alat mekanik yang

kelihatan beroperasi transtainer dan forklift, sementara sarana lainnya

sudah dimakan umur dan kurang memadai.

Untuk sarana di luar fasi litas pelabuhan daratan seperti gerbong dan

lokomotif pemeliharaannya di bawah DAOPS II PT. KAI , masih dalam

kondisi memprihatinkan yang paling perlu mendapat perhatian yaitu alat

mekanik berupa Head Truck dan Chasis yang dimiliki sebanyak 2 (dua)

unit, sekarang ini dalam keadaan rusak berat. Untuk menunjang kegiatan

ini sebenarnya dapat ditutup dengan 2 (dua) unit trailer yang bisa

dimanfaatkan untuk kegiatan over brangen dan pengangkutan container

dari dry port ke pabrik dan jika dioperasikan dengan biaya yang lebih

murah dari tarif organda, maka akan sangat berpengaruh terhadap

komponen tarif kereta api. '-·

Mengoptimalkan prasarana dan sarana di pelabuhan daratan Gedebage

Bandung dapat dikelompokkan dalam 4 item, yaitu : • '

• Container Yard (lapangan penumpukan), terpakai baru 1 0%;

• Gudang ekspor, terpakai 3%;

• Gudang impor, terpakai 0%; , • Alat mekanik, terpakai 10%.

"Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me /a lui Pelabuhan Strategis" I S-2

Page 53: Biaya Logistik SPO

No

1.

2. 3.

4.

5. 6.

(Laporan Akhir) Final Report Jadi rata-rata tingkat pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada masih

sangat rendah + 6%, untuk itu perlu dioptimalisasi hingga mencapai

100%. Dari angka yang dikemukakan tersebut dapat diketahui bahwa

terdapat GAP atau kapasitas yang tidak terpakai sebesar 94%.

Dalam tabel 5.1. berikut ini dijelaskan fasilitas-fasilitas apa yang

seharusnya dimiliki oleh sebuah terminal Peti Kemas dan

ketersediaannya di Pelabuhan daratan Gedebage.

Tabel 5.1. ~ --------- - --- -- - - ---- ---

Uraian Pelabuhan Daratan (Pelabuhan daratan} Gedebage Bandung

Bongkar muat

Crane 1 buah

Forklift 11 buah . Diesel 3,5 ton . Diesel 2,5 ton

- Diesel 10 ton

- Elektrik 2,5 ton Transtainer 42 ton

Lapangan penum_pukan 8.800 m2 = 600 TEUs

Gudang 2.000 m2 = 2 unit

Prasarana dan sarana angkutan barang Head trailer 2 buah Chasis (kereta temple) 4 buah

Gerbong 125 buah

Kabus 8 buah Spoor bongkar muat 240m

Spoor simpang 240m

Spoor perawatan 700 m

Perlengkapan/perawatan untuk pengemasan Hand ballet 4 buah Kantor penyelenggara pelabuhan 400 m2 = 1 unit

Sumber: Badon Litbang Perhubungan

d. Fasilitas TPKB Gedebage

1) Saran a dan Prasarana

a) Luas Wilayah Kerja

Luas wilayah kerja 3,5 Ha terdiri dari: '

b) Lini 1: , ·

• Gudang ekspor/ompor 2 buah seluas. 8G4 M2 kapasitas

tumpukan 2000 M3 dengan rinciannya:

1 buah CFS Ekspor

1 buah CFS lmpor

: 432 kapasitas 1 000 M3

: 432 M2 kapasitas 1 OOOM3

• Lokasi b~gkar muat dan tempat lalu lintas trailer angkutan

seluas 5.812 M2.

_ .. :/lOan Biaya Logistik Peti Kemas dari Ka wasan Industri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-3

Page 54: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir] Final Report

• TPS (Tempat Penimbunan Sementara) 24.595 M2.

c) · Lini II:

• Bengkel perbaikan alat-alat mekanik seluas 423 M2.

• Lapangan penumpukan (container yard) 9800 M~ dengan

kapasitas penumpukan 650 Teus dengan sistem.

• Sarana jembatan timbang dengan kapasitas maksimal 40

ton.

• Lintasan kereta api.

• Kantor jasa pelayanan terminal PT. KAI.

d) Lini Ill:

• Kantor administrator bersama seluas 400 M2

• Pos keamanan

• Kantor Multi Mandiri Logistik (MML)

• Tempat parkir kendaraan

• Kantor karantina

• Stasiun

2) Stuffing dan Stripping

Kegiatan stuffing dan stripping di Container Yard (CY) dan

Container Freight Stasion (CFS) untuk periode Januari s/d

Desember 2009 dilaporkan pada tabel 5.2. sebagai berikut:

Tabel5.2. Keaiatan Stuffina dan Striooina Tahun 2009

No Kegiatan Realisasi Tahun

±% 20" 40" Total 208

1 Stuffing Dalam Box 527 54 581 701 -17,24 Dalam

527 108 635 730 -13,01 Teus

2 Stripping Dalam Box 3.008 851 3.859 2.521 +53,07 Dalam

3.008 1.702 4.701 3.077 +53,07 Teus

Keterangan: untuk kegiatan stripping hanya dilaksanakan pada saat pemeriksaan Bea dan Cukai yang kemudian Jangsung di stuffing kembali di peti kemas yang sama.

3) Stucking

Kegiatan stucking peti kemas/pemanfaatan (CY) 9.800 M2 dapat , menampung peti kemas sebanyak 700 teus dengan sistem 2 mw/3

tier. Realisasi jumlah peti kemas yang ditumpuk di Container Yard

"Penelidan Biaya Lagistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" J 5-4

Page 55: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report selama periode Januari s/d Desember 2009 d tunjukkan pada tabel

5.3.

Tabel5.3. 2009 -·-::2·----- ---~-----~ -----------

I Realisasi Tahun No Kegiatan

20" 40" Total 208 ±%

1 StuckinqTertinqqi Dalam Box

Ekspor 7 2 9 5 Impor 69 45 114 61 Kosong 8 51 137 191 Jumlah Box 162 98 260 257 +1,16 Dalam Teus 162 196 358 399 -10,27

2 Strucking Terendah

Dalam Box Ekspor 6 0 6 11 Impor 0 0 0 32 Kosong 48 14 62 64 Jumlah Box 54 14 68 107 -36,44 Dalam Teus 54 28 82 110 -25,45

Sumber: TPKB Gedebage

4) Pemanfaatan Container Freight Stations

CFS ekspor maupun impor untuk periode Januari s/d Desember

2009 dilaporkan pada tabel 5.4. sebagai berikut:

Tabel5.4. - - - - ----- · ht Stations Tahun 2009

-------~- - - ~-

NO . Perg~rakan Barang Realisasi

CFS Ekspor CFS Impor Total 1 Barang Masuk 79,962 0 79,962 2 Barang Keluar 78,604 0 78,604 Sisa Barang dalam Gudang 0 1.358 Keterangan: Satuan Barangdihitung dalam Carton

2. Kawasan lndustri Cikarang Jababeka

Cikarang pe/abuhan daratan berfungsi memberikan dukungan logistik

utamanya bagi kawasan sekitarnya (kawasan industri). Cikarang pelabuhan

daratan direncanakan menjadi Cikarang Logistic Hub dengan fasilitas logistik

dapat berupa pergudangan, distribution center, consolidation center,

administrasi kepabeanan, serta fasilitas transportasi, · baik yang . ' menghubungkan antara Cikarang Logistic Hub dengan pelabuhan/bandara dan

kawasan industri maupun dalam kawasan Cikarang Logistic Hub sendiri,

sebagaimana disajikan pada Gambar 5.1.

,

?enelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me /a lui Pelabuhan Strategis" I 5-S

Page 56: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

t ..... \ .... ,,s.,n tndustr( I "nnln.>l

t.;:o.v.>s.>n lnriu-.n i ~ ... \ ·- --~-

t.a· ... •s.a•l tndu~ tl i

'--t .. -. •• ._...s.ln ltuh · ~ni

t....'"'·as;. ,, lndu"S-tri

Jl. .i. Gambar 5.1.

Konsep Cikarang Dryport

3. Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok

A I- Po rt CPn g<arrng

: r.-:. "''Sit Port:•

Fasilitas dan peralatan pelabuhan meliputi kolam pelabuhan, luas daratan,

panjang penahan gelombang, panjang alur, panjang dermaga, jumlah

tambatan, terminal, alat bongkar-muat, serta peralatan freight forewarding, yang

dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Luas kolam pelabuhan 424 Ha yang terdiri dari :

• Pelabuhan Nusantara I :5 m s/d 8 m LWS;

• Pelabuhan Nusantara II :6 m s/d 8 m LWS;

• Pelabuhan I :5 m s/d 9 m LWS;

• Pelabuhan II :7 m s/d 10m LWS;

• Pelabuhan Ill :9 m s/d 12m LWS;

• JICT I :8,5 m s/d 14m LWS;

• JICT II :8 m s/d 11m LWS;

• Terminal Petikemas Koja :14m LWS;

• Dermaga khusus Pertamina : 9 s/d 12m LWS;

• Dermaga khusus Bogasari : 9 s/d 10m LWS;

• Dermaga khusus Sarpindo : 9 m s/d 12m LWS;

• Dermaga khusus DKP : 9 m LWS .

2) Luas daratan 604 Ha;

3) ,

Panjang penahan gelombang 8.456 m;

4) Panjang alur 16.853 m;

5) Panjang dermaga 12.522 m*;

6) Jumlah tambatan 79 unit;

e Simapuro Melalui Pelabuhan Strategi.s· I 5-6

Page 57: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report 7) Daerah labuh jangkar bagi di pelabuhan Tanjung Priok berlokasi di

sebelah utara pelabuhan dengan kedalaman !aut 7 m s/d 19 m.

8) Terminal konvensional , pengoperasian dermaga konvensional

disesuaikan dengan karakteristik barang yang akan di bongkar muat.

Tabel5.5 .

. --···--- ·-·······-· .... -.... -··-·-··--. ------·-·· ---· --~~. ----NO JENIS DERMAGA

JML PANJANG ·KEDALAMAN (Unit) (Meter) (M LWS) .

1. General Kargo 42 6.329 5- 11

2. Terminal

5 722 8-11 serbaqu na/m u lti purpose

3. Terminal besi bekas 1 200 11

4. Terminal penumpang 2 375 9

5. Terminal curah kering 8 1.242 3,5- 10

6. Terminal curah cair :

- Khusus minyak 4 100 9- 12

- Khusus kimia 1 276 9

7. Beaching point/ beaching point 1 35 3

TOTAL 64 9.329 -- - --------- ----- ---

Sumber. Pelindo II

9) Fasilitas dan peralatan usaha container terminal:

• Fasilitas:

Tabel5.6. Fasilitas Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok

I I . I

No NAMA FASILIT AS KETERANGAN

---~- -- !2 .. ~~~!.9~i~~~~)_ __________________ ..... j ---------~~~j~_ng ~q~~-------2. Draft - 8 LWS ·---·-----·-· ............................................. ,_,, ............... _____________ ,,,, .. , .. _.,, •........ ····-··--·····-·· ·--------------------·-------·------------·--· 3. Container Yard (CY) 59.981 m2 HC. 9.097 TEU's --······-- .................................................................. ··-········· ···················-······ .. . . ......................... ·--··-····--··-··~·---··--------·------------·------------·---· 4. Reefer plug 84 Plug

Sumber: Pelindo II

• Peralatan:

Tabel 5.7. Peralatan Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok I I I I I

No I NAMA PERALATAI" KAPASITAS I JML UNIT

1. I Gantry Crane 35 ton I 4

2. I Rubber Tired Gantry 35 ton 11

3. I Side Loader 15 ton 1

4. I Top Loader 35 ton 1

5. I Head Truck 40 ton 16

40 ton 6.1 Chassis ----·· ·-----------------·---·········-····-·-----.,----·········--······-··-·---------·-- ·················-······

16

2 7. Weight Bridge 60 ton

Sumber. Pelindo II

'Penelidan Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-7

Page 58: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

1 0) Fasilitas dan peralatan usaha multipurpose terminal:

• Fasilitas:

No NA!Y'A DERMi~.GA

L I 114/Ex.Salman Semen

2. I 300

Tabel5.8.

350

258

Semen Curah, Clinker, Semen -110 I in Bag, General Cargo, Curah

Cair -12 !Container

3_

207 144 _6

Semen in bag, semen curah,

······---·· ............... --------------.. ··---·· .............................. -····--·····-·- ~I_<J..!. !?_ef?..!! .. 9.~!.1-~.~~! ... ~.~E9.~---· 4. 007 Utara 75 _5 ~:~::~~a~ general cargo,

, .............. ··--·····---............................................................................................................ - .... _____ 9 .... _ ....................................................... . 5. 005 Selatan (Jetty) 14,6 -4 General cargo, bulk cargo

• Peralatan :

Tabel5.9. Peralatan Usaha MultipurposeTerminal Pelabuhan Tanjung Priok

I I I I I

KAPASITAS JUMLAH NAMA PERALATAN No

(Ton) I (Unit)

·--~:__ -~E!.~?..?.~_E_0<..~~------------------···------- . _ -- .. ~~----·---- , _____ 1 ____ ..

?.:. _ -~P.!.~?..~~C-~!!f!.~~!_ _________ _ .. __ _ ____ _ .. 4 o ....... _ .. .. _ _ 1

?..~ .. -. ~P.C~?..~~'.. -~'!f!.~~L .............. _______ , _____ ... ................ ?~ ----- _____ ?._ _ __ ---~--- J!.3.E!P..~:.-~~L_ _____________________________________ - --- -------- ------~----- -

5. Grab 5 3 ···-·····-··· -~--------··---·---------.. --·----------····--··--··-···-------··-····-·-··---····--·· ·-······ ·····-······-·-·········-··-·· .. ··-·-···-···---·-······--···-··-·--~ Grob 3 3

__ .?:___ S..?.f1~!!t_9!__ ________________________________ ------=-----j· --.. ---~·----~:. . __ c;_?.'!.~~Y..?.!.T!q_r:.~[~! ------ -- ------ - ........... ········· ... ········· ·-~···· ····················· 9. Mesin Jahit boging Scale - 10

__ ia;:~ :~~i~i~2i~~i~~:~:~~~:::~::::~:::~::~:~~: :==~~-~=~=:~- ~=~=-~~==·~--~ -~.! : .. 1 ~9.~-~r:~9.~--~~~-! __ -- ----------·· ---------- -_L ~?? ~? ~~J~ ~J -·- -. _?. ____ ---12. Alat Bantu B/M Lainnya

Sumber: Pelindo II

Tabel5.10: Fasilitas Gudang dan Lapangan Usaha Multipurpose

Pelabuhan Tanjung Priok

FASIUTAS LAINNVA LUAS (M2)

-~-~~-~-~9---------------------------------------j--------------------~:~~_Q ___________________ :_ __ _ Lapangan 900 • '

Sumber: Pe/indo II

,

·Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Melalui Pelabuhan Strategis" I S-8

Page 59: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

11) Fasilitas dan peralatan Freight Forwarding:

• Fasilitas

Tabel 5.11. Fasilitas Freight Forwarding Pelabuhan Tanjung Priok

I No I JENIS FASILITAS I LUAS ~ETERANGAN 1. CDC/CCC Banda R k"

-~~:a.~~~a.-~P.-~~~-~_P.-~~-a.~----------------------- 1__~~:~~~--~~j__ ~~~~~: __ _ 2. I CDC/CCC Nusantara

Gudang 5.400 m2

-·-i -r~a6{i~r-~~~-~~r-~~a.~-------- - ········· }?:9.o.Q~? .. ··························· --

Gudang 5.291,3 m2

--4:-r~a.c~~~::-~~~~1~~P.-~~-a.~---------------------- -{~~i-~~--· - ···-------, -~_a._ea._~g_a.~------------------------------------·------- --~--~~~ ... !r.l.? .... .. ···············--······

5. Container Terminal Pasoso Emplasemen Kereta Api 250 m2

-6: --~~~~~f~~;-~~~~~~~~!g~-r~ti~~~~ ---·· }~.:~-~~ --~? __ , -------------

215x

Lapangan penumpukan

Ground Slot

846 Teu's 25.405 m2

350m2

• Peralatan

Tabel 5.12. Peralatan Freight Forwarding Pelabuhan Tanjung Priok

No JENIS PERALATAN KA~;:~~AS JUMLAH (Unit)

~:.- Top Loader _________ } ?!_Q _____ ----------~

L __ ... ~?_e_ _L.9.?..':!~!J.!.~~L____________ ----------------~?!_Q ____ ____ ------· __ .!__ 3. Forklift Diesel 2,0 11

------ ··-·---------------·------·-······-·--·-·--·-·-.. -··· ----··---------------------- -··--···-··---·--·-----4. Forklift Diesel 3,5 1 --·--- ··--·----------------·-··--------··-····--·---· ------------------------- -·-·--... ··-·--········---··-·-·-···--··· 5. Forklift Diesel 5,0 1

~~~::~ ·:£~-0l~:~~~~~:~=~~-=:=:~--~~=::.~ -~:::~=:::=:::::~g;:Q=: ____ ________ 1 I __ ?_: ___ , _<;:_~-~~!~----·-·--- - • mo •---·•·!··•-••••• •• .~Q~_Q••••••• < ••••• ••• •••••••••••••

8. Forklift Baterai 2,0

9. I Forklift Diesel 2,5

Sumber: Pelindo II

5.1.2. Sistem dan Prosedur

1. Sistem dan Prosedur TPKB Gede Bage

a. Arus Angkutan Peti Kemas di Terminal Peti Kemas

2 2 4

Terminal Peti Kemas Gedebage menurut KM. 53 Tahun 2002 telah

memenuhi persyaratan sebagai pelabuhan daratan. Namun yang perlu

diperhatikan adalah adanya sinergi antara pihak-pihak yang terlibat dalam

opersional terminal peti ~mas. Pelayanan di terminal peti kemas harus

ditingkatkan sehingga mencapai sharing yang optimal. Kesiapan

1elidan Biaya Logistik Ped Kemas dari Kawasan Industri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I s-9

Page 60: Biaya Logistik SPO

Tahun

Jumlah (TEUs)

(Laporan Akhir) Final Report

perusahaan angkutan dalam memberikan pelayanan harus profesional

juga pelayanan jasa-jasa lain di terminal peti kemas. Arus angkutan Peti

Kemas di terminal Gedebage dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006

tersaji dalam Tabel 4.6. berikut ini.

Tabel 5.13. Perkembangan Arus Peti Kemas di TPKB Gedebage

2002 2003 2004 2005 2006

47.645 41.213 35.154 32.162 31.346

Sumber : Badan Litbang Perhubungan

Dari volume yang ada belum menunjukkan kinerja yang menggembirakan

karena terjadinya penurunan volume dan belum optimalnya kemampuan

Pelabuhan Daratan Gedebage. Data di atas menunjukkan bahwa

angkutan peti kemas di Pelabuhan Daratan Gedebage belum pernah

mencapai angka optimal sesuai dengan kapasitas yang dimiliki , bahkan

menunjukkan kecendrungan yang menurun.

b. Angkutan di TPKB Gede Bage

1) Angkutan Kereta A pi

Rencana frekuensi rangkaian kereta api yang berangkat dari TPKB

ke Tanjung priok sebanyak 2 (dua) rangkaian tetap (regular) dan

dating dari Tanjung priok ke TPKB Gedebage sebanyak 2 (dua)

rangkaian dengan kapasitas 1.440 (2x2x360 hari) rangkain dan 1

(satu) rangkaian fakultatif. 1 (satu) rangkaian kereta api terdiri dari

15 gerbong dengan daya angkut 29 teus . Realisasi Angkutan kereta

a pi :

Tabel 5.14. Frekuensi Rangkaian KA Berangkat ke TPKB Gedebage ke Tanjung Priok

NO KEGIATAN REAUSASI ANGKUTAN PETI KEMAS TAHUN ±% BERANGKAT DATANG TOTAL 2008

1 Frekuensi Kereta 294 346 640 699 -8,44 a pi I

2 Peredaran Gerbon

lsi 1,812 2,497 4,309 s:918 Kosong 1,568 1,120 2,688 2.155 Jumlah Gerbong 3.380 3,617 6,997 8,071 -13,33

3 Pestasi Angkut 20" 40" 20 " 40" lsi 2,709 219 2,304 843 6,075 6,428 Kosonq 34 51 853 315 1,253 2,822 Domestik 0 0 0 0 0 150 Jumlah Box 2,74!' 270 3,157 1,158 7,328 9,400 -22,Q4

Jumlah Teus · ~_Z4} 1 540 3,157 2,316 8,756 10,922 -19,83 Sumber : Badan Litbang Perhubungan

?er.elitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasa.'l lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-10

Page 61: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir} Final Report

Realisasi frekuensi kereta api tahun 2009 sebanyak 640 rangkaian

sedangkan kapasitas yang tersedia sebanyak 1.440 rangkaian,

maka efektfitas rangkaian terpakai hanya 44,44% rangkaian, maka

yang dialokasikan (55,56%) tidak terpakai.

Realisasi peredaran gerbong kereta api tahun 2009 sebanyak 6,997

gernong sedangkan kapasitas yang tersedia sebanyak 21.600

gerbong, maka efektifitas gerbong terpakai hanya 32,30% dari

jumlah gerbong yang dialokasikan (67,61 %)

Realisasi peti kemas yang diangkut dengan kereta api tahun 2009

tercatat sebagai berikut:

a . b.

c.

d.

Peti kemas ekspor

Peti kemas impor

Peti kemas domestik

Peti kemas kosong

= 31.47 Teus

= 3.990 Teus

= 0 Teus

= 1.619 Teus

= 8.756 Teus

Apabila dibandingkan dengan realisasi angkutan peti kemas pada

tahun 2008 sebanyak 10.922 Teus, maka terjadi penurunan

sebanyak 2166 teus (1983%) .

Kapasitas angkut yang tersedia pad a tahun 2009 sebanyak 41.760

teus, sedangkan realisasi angkut pada tahun 2009 sebanyak 8.756

teus (20,96%) maka kapasitas angkut yang tidak terpakai 33.004

teus (79,04%).

2) Angkutan Alih Muatan/Jalan Raya

Pelayanan angkutan alih muatan/jalan raya dari dan ke TPKB

Gedebage dilaksanakan oleh para pemilik kendaraan angkutan

petikemas (trailer) baik yang dimiliki oleh Jasa Pengurusan

Transportasi (JPT)/EMKL maupun perusahaan angkutan.

Realisasi arus peti kemas masuk/keluar melalui TPKB tahun 2009 . sebanyak 11.675 dibandingkan denc_an tahun 2008 sebanyak

11,559 teus , maka terjadi penurunan sebanyak 116 teus (-1,00). . ' Jumlah arus peti kemas masuk keluar melalui TPKB tahun 2009,

sebagai berikut:

,

"?er.e/idan Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-11

Page 62: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report Tabel 5.15.

Pelayanan Angkutan Alih Muatan/Jalan Raya dari dan Ke TPKB Gedebage

Kegiatan Realisasi Tahun

20" ' . 40" I ., High Cup Total . 2007 Peti Kemas Masuk Dalam Box

lsi 2687 187 76 2950 3364 Kosong 251 113 41 405 404 Jumlah Box 2938 300 117 3355 3768 Jumlah Teus 2928 600 234 3772 4272 Peti Kemas Keluar

Dalam Box

lsi 2411 853 127 3391 2357 Kosong 1856 777 61 2694 3411 Jumlah Box 4267 1630 188 6085 5768 JumlahTeus 4267 3260 376 7903 7287

Sumber: TPKB Gedebage

c. Sistem dan Prosedur Dokumen

±%

-10,96 -11.70

+5,49 +8,45

Alur Sistem dan prosedur dokumen dari pengguna jasa ke TPKB

Gedebage, diuraikan pada gambar sebagai berikut:

,

Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-12

Page 63: Biaya Logistik SPO

Pengguna

Jasa

SP3 K I ___=I

Pabrik/ PenggunaJasa

o~ _:_)

PEB I t_____..--

u

(Laporan Akhir) Final Report

Operasional ' Jasa Terminal Bea &Cukai Kepala Stasiun

TPKB TPKB Gedebage

SP3 K J ---- --c:J Proses Proses

CJ Nota

Debet ~r--

Pbd Container Di Muat

Ke Gerbong KA EIR/SAS r-

~ SAS/ EIR/

PEB/ PE/ DO/KE

PEB/PE &

DO/KE t-PDE

~· ~ f-

~

RM J Proses

CJ l l ESL /BAP I --r- "l ESL/ ::J ESL/_j

Gambar 5.2. Sistem dan Prosedur Peti Kemas di TPKB Gedebage

Keterangan :

SP3K

Pbd

DO EIR

SAS

PEB

PE

ESL

BAP

: Slip Permohonan Pengangkutan Peti Kemas

: Perbendaharaan

: Delivery Order

: Equipment Interchange Receipt

: Surat Angkutan Swasta

: Pemberitahuan Ekspor Barang

: Pers~juan Ekspor

: Export Summary List

: Berita Acara Pemeriksaan

"?enelidan Biaya Logisdk Ped Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-13

Page 64: Biaya Logistik SPO

POE

RM

KE

: Pertukaran Data Elektronik

: Rencana Muat

: Kartu Ekspor

(Laporan Akhir} Final Report

Alur sistem dan prosedur sesuai dengan gambar 5.2. untuk barang

ekspor dari pengguna jasa pertama hingga ke Kepala Stasiun Gedebage

yaitu:

1. Slip permohonan pengangkutan peti kemas (SP3K) dibuat oleh

pengguna jasa/pemilik barang atau pabrik, dilengkapi dengan kartu

ekspor, Delivery order, pemberitahuan ekspor barang, persetujuan

ekspor. Semua berkas tersebut diserahkan ke operasional terminal

peti kemas gedebage.

2. Semua berkas (kartu ekspor, delivery order, pemberitahuan ekspor

barang, persetujuan ekspor) dari pengguna jasa di proses oleh

bagian operasional TPKB Gedebage untuk mendapatkan

equipment interchange receiptlsurat angkutan swasta dan surat

angkutan swasta dilanjutkan proses pemberitahuan ekspor barang,

persetujuan ekspor sehingga mengetahui rencana muat barang dan

masuk export summary list kemudian export summary list di proses

ke bea cukai.

3. Export Summary List diproses di jasa terminal TPKB Gedebage

dalam bentuk SP3K kedalam ke jasa TPKB Gedebage untuk

proses muat ke gerbong kereta api dan terakhir ke kepala TPKB

Gedebage dan untuk pemberitahuan ekspor barang di serahkan ke

bea cukai.

4. Dokumen Equipment Interchange Receipt! yang diproses dalam

kartu ekspor diserahkan kepada kepala stasiun Gedebage

Sedangkan system dan prosedur mengenai system dan prosedur

penyerahan pti kemas ekpor di TPKB gedebage, secara lebih rinci di

sajikan pada gambar 5.3. sebagai berikut:

,

?ene/itian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-14

Page 65: Biaya Logistik SPO

{Laporan Akhir) Final Report

Pengguna Keuangan Operasi Lapangan

Jasa Pbd TPKB Subsi Angkutan SusiJT Lap

Penumpukan

D ~ SP3K

.._ PEB c I K I_,

'':J 1--~

NO J Rupiah

~ l NL I I

PEBC

- NL

-------PEB C l I SP-~ I

I SP3 K

J j__

[Truck ~L;J

I SP-2 I I SP-2 1-7 SP-2 I Keterangan: PEB C

SP3 K

SP-2

= Pemberitahuan Ekspor Barang Copy N = Nota Debet

= Surat Permohonan NL = Nota Lunas

= Surat Penyerahan Petikemas JT = Jasa Terminal

Gambar 5.3. Sistem dan Prosedur Penyerahan Peti Kemas Ekspor (Receiving)

Dari gambar 5.3 diatas dijelaskan Pbd TPKB menerbitk:m Nota Debet

berdasarkan SP3K atau PEB C yang diterima dari pengguna jasa selanjutnya

menerima pembayaran angkutan Kereta Api dan Lo/Lo + Biaya penumpukkan

seandainya petikemas kosong dari CY TPKB

1. Subsi Angkutan menerima NL dan SP3 K selanjutnya diprogram dalam

rencana muat serta membuat Surat Angkutan Swasta (SA) berdasarkan

SP3 K; , 2. Pengguna jasa menerima Surat Angkutan Swasta Asli apabila petikemas

sudah naik gerbong;

"?enelidan Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan Industri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-15

Page 66: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

3. Sebelum Pengajuan tidak diperkenankan petikemas masuk CY TPKB;

4 . Untuk petikemas dari depo luar, SP-2 dari depo yang bersangku~an

dilampirkan/diteruskan ke Angkutan di TPKB.

2. Sistem dan Prosedur di Kawasan lndustri Cikarang Jababeka

Sesuai dengan arahan dari pemberi tugas, konsep logistics hub yang

dikembangkan di Cikarang adalah sebagai berikut:

a. Menghadirkan fungsi Pelayanan Kepelabuhanan dan Kepabeanan di

Sentra lndustri

1. Customs Clearance

2. Pendaftaran, Pemeriksaan dan Pemuatan diselesaikan di kantor bea

cukai Cikarang pelabuhan daratan

3. Penerapan sistem CATS di Cikarang pelabuhan daratan

4. lmplementasi OTOB (On Trucks On Board)

Cl KARAN_G DR\ PORI

• Pcudaft.uau - EDI PEB • Stuffing

Gambar5.4. Proses Bisnis di Cikarang Logistic Hub

b. One-Stop-Services/Integrated Port-Services

1. Customs Clearance

2. Terminal Container, kerjasama dengan pelabuhan dalam hal

a) Gate Khusus di Terminal Kontainer (Tj. Priok)

b) Dedicated Container Yard di Terminal Kontajn~r (Tj. Priok)

c) Round Trip Sistem Transportasi (Truk)

d) lnformasi Jadwal dan Slot Kapal

e) Kartu Masuk Terminal (Loading Card)

3. Empty Container De~t

4. Pergudangan

5. Truk Depot

6. Fasilitas Pendukung

e Sinaapuro Mela/ui Pe/abuhan Strotegis• ! 5-16

Page 67: Biaya Logistik SPO

(LaporanAkhir) Final Report

Moda transportasi melayani area ini adalah truk Uangka pendek) dan ke depan

akan menggunakan kereta api Uangka menengah dan panjang).

CII,Ait.\r-..(1 ORY PORT

.- - - - j;,t~g;t;d ion: sto; s-;~c;s ~ ~

: ~~ ~ : ~~~ .•. ,

-, I

I INDUSTRI CIKARANG DRY PORT

~------------------· Gambar5.5.

Kcnsep One Stop Services di CLH

TANJUNG PRICK I

PELABUHAN

Pelabuhan daratan didesain sebagai fasilitas yang membantu kerja pelabuhan

dalam menangani barang kiriman berupa kontainer. Oleh karena itu alur

kegiatan yang diselenggarakan juga mengikuti alur kegiatan yang ada di

pelabuhan.

Kegiatan utama yaitu salah satunya kegiatan ekspor. Secara umum, alur

kegiatan ekspor dalam suatu fasilitas pelabuhan kering (pelabuhan daratan)

adalah sebagai berikut:

FCL

FCL

LCL CIS

Gambar5.6. Alur Kegiatan Ekspor di Pelabuhan daratan

1. Sistem dan Prosedur di Pelebuhan Tanjung Prick

a) Arus barang di Pelabuhan Tanjung Prick

Data operasional Pelabuhan Tanjung Prick meliputi arus kunjungan dan

arus barang, volume kargo ekspor-impor:

nSa-acegis• I 5-17

Page 68: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

• Arus Barang:

Tabel 5.16. Arus Barang di Pelabuhan Tanjung P~:ok di Terminal Konvensional,

Tahun 2004-2008 (Ton)

URAIAN I TAHUN I 2006 I I I 2007 2008 2004 2005

Berdasarkan Perdagangan:

Import 12.161.217 11.738.888 11.551.523 11.996.5781 12.336.717

Ekspor.t _ ...... H I ·-···-··-························ _1 _____ - + -· - I 5.675.937 7.216.030 7.622.715 7.379.221 5.479.989

In Bound 13.547.588 13.054.157 14.020.612 15.787.6131 16.868.999

Out Bound 4.688.9721 5.738.610 I 5.948.4141 6.817.5021 7.363.821

TOTAL 36.073.7141 38.154.370 I 38.736.5791 41.980.9141 42.049.526

Berdasarkan Kemasan:

General Cargo 4.035.195 5.532.741 7.866.223 7.889.879 9.155.398

Bag Cargo 1.434.571 1.821.689 1.159.662 1.763.415 1.705.560

Liquid Cargo 11.034.843 9.147.300 8.614.492 6.363.866 7.985.389 ·················-········-······

Dry Bulk 10.177.616 9.969.790 10.740.499 8.200.5461 12.093.930

Kontainer 9.391.489 11.685.246 10.355.703 10.491.4621 11.109.249

Sumber: Pelindo II

• Arus Kunjungan :

Tabel5.17. A K --- di Pelabuhan T . k

JENIS TAHUN

PLAVARAN 2004 2005 2006 2007 2008 Ocean Going

Unit 4.843 5.269 5.351 5.775 5.322

GT 57.572.005 61.191.510 59.330.955 61.024.195 62.946.523

Inter Island

Unit 11.311 12.105 10.863 12.054 12.789

GT 29.963.509 28.613.070 27.496.632 28.006.329 30.038.049 . ' TOTAL

Unit 16.154 17.374 16.214 17.829 18.111

GT 87.535.514 89.804.580 86.827.587 89.030.524 92.984.572

Sumber: Pelindo II

,

· ?enelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-18

Page 69: Biaya Logistik SPO

v

(Laporan Akhir) Final Report • Volume kargo, Ekspor-lmpor (bentuk kemasan):

Tabel5.18: VIUIII\or ""1'""',..,-1-llllf-'-1 --•• --•••--•••' --•••-•' '"'-•••---••1,' -·---·•-•• ·~·' ··-··

NO URAl AN SAT 2005 . 2006 2007 2008 .., 2009 s/d Juni t.i'

1 2 3 13 14 15 16 17

1 General Cargo Ton 5.532.741 7.866.223 7.889.879 9.155.398 3.876.517

2 Bag Cargo Ton 1.812.689 1.159.662 1.763.415 1.705.560 731.986

3 Curah Cair Ton 9.153.300 8.614.492 8.200.546 7.985.389 3.696.959

4 Curah Kering Ton 9.970.390 10.740.499 13.635.612 12.093.930 5.255.318

5 Petikemas Ton 11 .685.246 10.355.703 10.491.462 11.109.249 5.549.608

Box 1.060.170 1.022.670 986.743 1.069.327 602.143

Teus 1.286.122 1.217.362 1.165.630 1.283.879 714.800

Ton 38.154.366 38.736.579 41.980.914 42.049.526 19.110.388 JUMLAH Box 1.060.170 1.022.670 986.743 1.069 327 602.143

Teus 1.286.122 1.217.362 1.165.630 1.283.879 714.800

• Volume kargo, Ekspor-lmpor (bentuk ton) :

Tabel 5.19: Volume ekspor-impor dan domestik (dalam Ton) Pelabuhan Tg. Priok

NO URAl AN SAT 2005 2006 2007 2008 2009 s/d Juni

1 2 3 13 14 15 16 17

1 Perdagangan Luar Negeri Ton 19.361 .601 18.767.553 19.375.799 17.816.706 7.749.073

2

lmpor Ton 11 .738.886 11.551 .523 11 .996.578 12.336.717 5.073.674

Ekspor Ton 7.622.715 7.216.030 7.379.221 5.479.989 2.675.399

Perdagangan Dalam Negeri Ton 18.792.765 19.969.026 22.605.115 24.232.820 11 .361.315

Bongkar Ton 13.054.156 14.020.612 15.787.613 16.868.999 7.560.411

Muat Ton 5.738.609 5.948.414 6.817.502 7.363.821 3.800.904

JUMLAH Ton 38.154.366 L__38.736.579 41 .980.914 42.049.526 19.110.388

b) Sistem dan Prosedur Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok

Proses pengiriman barang ekspor dari mulai gudang pemilik barang

sampai ke pelabuhan tujuan, dilihat dari tanggung jawaban masing­

masing pihak dapat dibagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu :

1. Proses pengiriman barang dari mulai gudang pemilik sampai barang . . tiba didalam kapal merupakan tanggung jawab eksportir nasional

(dalam kondisi FOB (free on board))

2. Pengangkutan barang ekspor setelah dimuat didalam kapal sampai

dengan pelabuhan tujuan merupakan importer luar negeri. ,

"Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan Industri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-19

Page 70: Biaya Logistik SPO

Pelaksanaan Muat

Peti Kemas

(Laporan Akhir) Final Report

Pengiriman barang ekspor nasional, dari mulai barang masih di gudang

pemilik (eksportir) sampai barang siap diatas kapal, melalui beberapa

tahapan kegiatan, yaitu :

1. Pengangkutan barang dari gudang pelmilik ke Gudang Lini 1/CY

2. (scan)

Dalam proses pengiriman barang ini sebagaimana telah disebutkan di

atas, di setiap kota wilayah survai memiliki perbedaan dalam jumlah

"interaksi" yang dilakukan, biasanya tergantung kepada jarak gudang ke

pelabuhan dan jumlah kabupaten yang harus dilalui.

Proses kegiatan pemuatan peti kemas ekspor (FCL dan LCL) pengiriman

barang ekspor digambarkan alur proses pengiriman barang ekspor di

pelabuhan, seperti pada gambar 5.7. berikut:

Haulage ke CY

Kegiatan Pengiriman Barang Ekspor Menggunakan Peti Kemas

Pemeriksaan PEB Penyegalan

Menunggu Muat kapal

Di CY, bisa terjadi haulage

,

'-·

Biaya Angkut

Gambar 5.7. Alur Proses Pengiriman Petikemas Ekspor di Pelabuhan

·Pene/itian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-20

Page 71: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

Sedangkan proses pengurusan peti kemas ekspor, pihak EMKL (Ekspedisi

Muatan Kapal Laut) dan forwarder sebagai wakil dari shipper dan consignee

dalam pengurusan petikem8s berinteraksi dengan banyak pihak. Kondisi ini yang

menimbulkan banyaknya pengeluaran biaya-biaya tidak resmi. Gambar 5.8,

menggambarkan alur pengurusan ekspor petikemas.

Pengajuan PEB oleh Forwarder atau EMKL

Electronic Data Interchange (EDI)

I BEA CUKAI

I

~ l I

:t

I DITERIMA I I DIT~-~

Nota Persetujuan Ekspor

Proses Pengambilan Petikemas Kosong di Depo

Proses Receiving Petikemas di Terminal

........

I l

Pemberitahuan Pemeriksaan Barang

Pengajuan dokumen ke BC untuk memperoleh NPE

+ Proses Pengambilan Petikemas

Kosong di Depo

+ Proses Receiving Petikemas di

Terminal ---

Gambar 5.8. Alur Proses Pengurusan Petikemas Ekspor di Pelabuhan

5.1.3. Pentarifan

1. Sistem Pentarifan di TPKB Gedebage

Ada beberapa sistem pentarifan yang berlaku , antara lain:

a. Tarif jasa terminal di ~labuhan Daratan ditetapkan oleh kepala

Pelabuhan Daratan yang seharusnya dikonsultasikan terlebih dahulu

dengan Kementerian Perhubungan ;

•penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-21

Page 72: Biaya Logistik SPO

{Laporan Akhir) Final Report

b. Tarif angkutan KA merupakan tarif kesepakatan antara pengguna jasa

dengan PT. KAI (sepakat atau tidak sepakat) karena kenyataannya tarif

ditentukan secara sepihak oleh PT. KAI;

c. Tarif di MTI dan JICT ditetapkan oleh manager PT. MTI dan PT. JICT;

d. Tarif trucking pabrik-pelabuhan daratan maupun tarif pabrik-Tanjung Priok

Jakarta ditentukan oleh pengusaha trucking yang bersangkutan;

e. Tarif paket adalah tarif gabungan (tarif jasa pelabuhan daratan

+KA+MTI/JICT)

Komponen tarif sangat mempengaruhi pengguna jasa dalam menentukan

pilihannya apakah akan menggunakan jasa kereta api atau jalan raya. Namun

disamping tarif yang dibayarkan secara langsung ada biaya lain yang perlu

dipertimbangkan karena menimbulkan efek secara luas antara lain biaya

lingkungan, kerusakan jalan, energi, waktu tempuh dan double handling.

Pelabuhan Daratan Gedebage mempunyai kapasitas melayani adalah 30%

angkutan Peti Kemas yang administrasinya dapat diselesaikan di Pelabuhan

Daratan Gedebage dari seluruh peti kemas yang berasal dari Bandung dan

sekitarnya ke Pelabuhan Tanjung Priok. Namun sejauh ini, hanya 10% saja

yang dilayani oleh Pelabuhan Daratan Gedebage. Tabel 5.20. dibawah ini,

akan menjelaskan komponen biaya untuk masing-masing moda kerata api dan

jalan raya.

Tabel 5.20. Perbedaan Komponen Biaya Angkutan Peti Kemas

--~---- ----- --.-- -------- ------------ --No Komponen Biaya Kereta Api Jalan Raya

1. Trucking dari pabrik ke Pelabuhan Daratan v v 2. Jasa Pelabuhan Daratan (Pelabuhan daratan) v

a. Lift on/lift off b. Stack

c. Stuffing/non stuffing

3. Tarif kereta a pi v a. Bea angkut KA (stuffing/non stuffing) b. Pengawalan

4. Jasa pelabuhanan v v ··-

5. Jasa EMKL v v Biaya transportasi lainnya

6. Lingkungan . ' v 7. Kerusakan jalan v 8. Energi v 9. Waktu tempuh v

10. Double handling v Sumber: Badon Litbang Perhubungan ,

'Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan Jndustri ke Singapura Me/a lui Pe/abuhan Strategis" I 5-22

Page 73: Biaya Logistik SPO

a) (Laporan Akhir) Final Report

Pemantauan Tarif

1)

2)

Tarif Jasa Terminal dan Tarif Bongkar/Muat (Lift On/Lift Off)

Berdasarkan pemantauan tariff/monitoring dilapangan, realisasi

pelaksanaan tair-tairf tersebut sebagai berikut:

a. Tarif Bongkar/Muat (Lift On/Lift Off) Peti Kemas:

20 Feet Full Rp. 33.000.-

20 Feet Full Empty Rp. 22.000.-

40 Feet Full Rp. 44.000.-

40 feet Full Empty Rp. 33.000.-

b. Tarif Angsur Peti Kemas di CFS:

20 Feet Rp. 25.000

40 Feet Rp. 35.000

C. Tarif Stuffing dan Stripping:

20 Feet Rp. 71 .500

40 Feet Rp. 130.000

d. Tarif Penumpukan (Stacking) Peti Kemas:

20 Feet Full Rp. 6.500.-/hari

20 feet Full Empty Rp. 3.250.- /hari

40 Feet Full Rp. 9.750.- /hari

40 feet Full Empty Rp. 6.500.- /hari

Angkutan Kereta Api

Tarif paket yang berlaku di TPKB Gedebage untuk angkutan peti

kemas dengan menggunakan sarana dan prasarana kereta api

ditetapkan oleh direksi PT. KAI kepada para pengguna jasa, dalam

perkembangan penetapan pelaksanaan tarif paket angkutan kereta

api selalu mengalami perubahan , hal ini dipengaruhi oleh factor lain

diantaranya adanya kenaikan jasa pelabuhan di Pasoso Tanjung

Priok. Tarif yang berlaku Tahun 2009 berdasarkan surat LA. TPKB

nomor 236/TPKBNII/ 2009 tanggal 14 Agustus 2009.

,

•penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Melalui Pelabuhan Strategis" I 5-23

Page 74: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir} Final Report Tabel5.21.

- -- - -- - - -- -- - -------Tarif TPKB untuk Anakutan Kereta A · Tarif Paket

No Relasi Feet Uraian PT. KAI PT. MTI

PT. Total

JICT

1 TPKB, PT. JJCT, 20' Non Stuffinq 506.000 309.000 261.500 1.076.500 TPK.KOJA, PT. PAL, Stuffinq 577.500 309.000 261.500 1.148.000 PT. MTI, Dermaga 40' Non Stuffing 859.500 398.500 394.500 1.652.500 009, Konvensional Stuffing 989.000 398.500 394.500 1.782.500

2 PASOSO-TPKB 20' Non Stuffing 506.000 149.000 - 655.500 40' Non Stuffing 859.500 206.000 - 1.065.500

3 TPKB- PASOSO 20' Kosonq 220.000 84.500 - 304.000 40' Kosong 414.500 118.000 - 532.500

4 PASOSO-TPKB 20' Kosong 220.000 77.500 - 297.500 40' Kosong 414.500 105.000 - 520.000

Sumber: TPKB Gedebage

3) Jenis Tarif Tidak Resmi Di TPKB Gedebage

Terdapat beberapa pungutan tidak resmi terhadap setiap jenis

pelayanan untuk peti kemas dan pungutan terhadap petugas­

petugas di Pelabuhan Daratan Gedebage. Untuk uraian lebih

detail mengenai jenis pungutan tidak resmi disajikan pada tabel­

tabelsebagaiberikut:

Tabel 5.22 Jenis Layanan dan Komponen Biaya Tidak Resmi

Di TPKB Gedeb No Uraian Aktivitas Besaran _lRJ>l

1 Operator forklift 10,000

2 Penqawalan 100,000

3 Fit Muat 10,000

4 PNBP 10,000

5 Closing Time 300' 000-1 '300, 000 6 Closing Ookumen 100,000-250,000

-----

Sumber: Hasil Surve1

2. Pentarifan di Kawasan lndustri Cikarang Jababeka

-

Sistem pentarifan di dryport Cikarang Jababeka sampai saat ini, secara resmi

belum di resmikan. Oleh karena itu biaya atau nilai uang yang akan

dikeluarkan di dalam pelabuhan daratan tersebut diasumsif':~n sama seperti di

TPKB Gede Sage.

3. Pentarifan angkutan barang

Tarif angkutan barang dan peti kemas untuk pergerakan dari dan ke

Pelabuhan Tanjung Priok dengan asal perjalanan di berbagai daerah, uraian

lebih detail pada tabel 5.23. ,

Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-24

Page 75: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

Tabel.5.23. Tarif Angkutan Barang Dan Peti Kemas Dari Dan Ke Pelabuhan Tanjung Priok

·•' .· PETIKEMASJRp)' ' i; .. , ·•

20 Feet 40 Feet ASAL j TUJUAN

Kargo Per Ton (~

Terendah I Tertinggi I _,Je~~pdal'! " l -s !l;!r;tipggi

Ujunglima, Bogasari, Sekitar Pelabuhan 35.187 800.000

Podomoro, Sunter, Semper, Ancel, 41.047 1.100.000 Marunda

Cakung, Cawang, Pulogadung, Rajawali, I 46.922 I 1.200.000 Pasar Ikan, Muara Karang, Muara Baru, P. Jayakarta, Pluit, Jelambar, Jembatan Dua, Cipinang, Pondok Ungu, Kranji, Bekasi Barat, Kapuk

Cengkareng, Tanah Abang, Kebayoran I 60.751 I 1.300.000 Baru, Cimanggis, Cisalah, Cilengsi, Ciluar, Citeureup, Cibinong, Depok, Bekasi Timur, Tambun, Cilandak, Cibitung, Cikarang, Serpong, Ciputat, Pasar Rebo, Pasar Kemis, Tangerang, Lemah Abang

Curug, Cikupa, Kerawang, Klari, Boger, I 73.319 I 1.600.000 Rengas Dengklok, Balaraja, Ciawi

Cikampek, Leuwiliang, Parung, Cikande, I 76.249 I 1.700.000 Kragilan

Purwakarta, Jatiluhur, Sadang, Cibadak, 79.179 I 1.900.000 Parung Kuda, Ciruas, Serang, Plered

Cilegon, Anyer, Merak, Sukabumi, Kaujati I 87.984 I 2.100.000

Suralaya, Bojonegara, Subang I 102.648 I 2.300.000

Bandung dan sekitarnya I 117.311 I 2.500.000

Cirebon dan sekitarnya I 131.975 I 2.700.000

DEPO PETlKEMAS KOSONG: DEPO: UPG, Ujunglima, Airin, MT Con, Ritra, Konas, DKM, Tri Sari, Sinac Trans, Dunex, UK, GTM, Caravan, SPM, Baruna SPS, KBN Cakung, GNS

DEPO: Tungya, BSA, Bimaruna, Medalina, Puninar, MBP

250.000

300.000

4. Pentarifan di Pelabuhan Tanjung Priok

900.000 1.100.000 1.200.000

1.200.000 1.300.000 1.400.000

1.300.000 1.600.000 I 1.800.000

1.500.000 1.900.000 I 2.100.000

1.800.000 2.100.000 I 2.300.000

1.900.000 2.200.000 I 2.500.000

2.100.000 2.300.000 I 2.600.000

2.300.000 2.600.000 I 2.900.000

2.600.000 2.900.000 I 3.200.000

2.800.000 3.2oo.ooo I 3.soo.ooo

2.900.000 3.300.000 I 3.700.000

300.000 350.000 400.000

350.000 350.000 450.000

' Secara lebih rinci mengenai tarif-tarif yang berlaku dan yan'g terjadi lapangan

dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:

a) Tarif Lokal Freight Fowader

lnformasi tarif lebih dejjlil mengenai tarif batas atas jasa pengurusan

transportasi lokal (local forwarder charges), untuk barang ekspor tersebut

disajikan pada tabel 5.24

"Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-25

Page 76: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

Tabel.5.24 Tarif Batas Atas Jasa Pengurusan Transportasi Lokal

(local forwarder charges) Barang Ekpor

No. Komponen Besaran Tarif Satuan

a. CFS US$ 30,0 Minimum 2M3

b. Ocean Freight Harga Pasar Per Dokumen

c. B/L Fee US$ 20,0 Per Dokumen

b) Tarif Pelayanan Jasa Barang

Tarif batas pelayanan jasa barang di Lini II Pelabuhan Tanjung Priok

yang berlaku sampai 31 Mei 2010 dan dievaluasi setiap bulan tersebut

disajikan pada tabel 5.25

Tabel5.25 Tarif Batas Pelayanan Jasa Barang Di Lini II

- --------·· . -·· ---- - . ----No Komponen Besaran Tarif Satuan

a. Delivery Rp 200.000/m3 Minimum 2 cbm b. Mekanis Rp 250.000/m3 Minimum 2 cbm c. Carqo Shiftinq Rp 200.000/m3 Minimum 2 cbm d. Surveyor Rp 25.000/m3 Minimum 2 cbm e. Penumpukan Rp 5.000/m3/ hari Minimum 2 cbm f. Administrasi Rp 50.000/DO g. Behandle Rp 20.000/m3 Minimum 2 cbm h. Surcharqe Rp 25.000/m3 Minimum 2 cbm

Keterangan: Tarif berlaku pada periode 01 Desember 2009 sampai dengan 31 Mei 2010 dan dievaluasi setiap enam bulan sekali.

c) Tarif Paket Bongkar Muat

No

1. 2.

3.

Tarif paket bongkar muat peti kemas di dermaga konvensional di

Pelabuhan Tanjung Priok dengan status yang bervariasi disajikan dalam

tabel5.27

Tabel5.26 Tarif Paket Bongkar Muat Petikemas

-. - -· ···-::J- ... _ ... -· ·-·-··-· . -----· ·-·· . -· •.J-"".:::J •• ·-· ..

Satus Tarif Kesepakatan

20' 40' FCL/CY-CY 427.000 640.000 LCL 697.000 1.046.000 Shiftinq Di Kapal (Full) :

a. Tanpa Landing di Dermaga 163.000 ~43:000

b. LaJ1ding Melalui Dermaga I 617.000 I 925.000 Keterangan:

LCL belum termasuk uang dermaga Petikemas kosong 75% dari petikemas isi

Biaya lift off/lift on pertikemas jadi be ban pemilik barang Biaya tambahan untuk shifting petikemas yang berisi barang berbahaya termasuk trucking

keluar Lini I dan perizinannya dibeifankan kepada pemberi order. Kapa l Ocean Going dalam Liner Term sebesar 70% dari tariff petikemas di JICT dan TPK Koja. Tarif sudah termasuk dana keiJr:dulian social dan pembinaan asosiasi. Tarif pa ket tersebut belum termasuk PPN, pajak yang berlaku dan retribusi kebersihan.

Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-26

Page 77: Biaya Logistik SPO

No.

1. 2.

3.

(Laporan Akhir) Final Report

d) Tarif Stvedoring, Cardoring, Receiving, Linier Term dan Fios Term

Tarif bongkar muat di pelabuhan terdiri dari kegiatan stevedoring,

cardoring, receiving, tinier term dan fios term, yang secara lebih lengkap

disajikan pada tabel 5.26 berikut ini:

Tabel5.27 Tarif Batas Pelayanan Jasa Barang Di Lini II

Pelabuhan Tanjun~ Priok Golongan Barang Stevedoring Cargodoring Receiving/ Liner Fios Term

(Rp) Delivery Term Break Bulk/General Cargo 14.160 23.740 17.12S 40.86S SS.02S

Hewan Ternak/Ekor a). Sapi, Kuda, Kerbau 31.63S 43.81S b). Domba, Kambinq, Babi 8.12S 11.160 Kendaraan a). Sepeda motor SS.2SO 77.300 b). Mobil - s/d 9 M3 210.730 292.S2S

- > 9 m 3 s/d 13 M3 271.700 373.77S - 13 m3 ke atas 321.98S 447.06S

c). Truck, Bus, Excavator, Back Hoe, Traktor dan Alat Berat Lainnya - s/d 28 T/M3 S6S.860 784.220 - > 28 T/M3- 33 T/M3 686.46S 917.0S9 - > 33 T/M3- 40 T/M3 876.760 1.115.3SO - > 40 T/M3- SO T/M3 l.OS1.610 1.394.630 - > SO T/M3 ke atas 1.328.24S 1.673.480

Keterangan: Long Distance yang jarak angsurnya melebihi 130m dikenakan tambahan biaya Rp 7.950 per tonlm3, bila memakai trailer biayanya actual cost menjadi beban pemilik barang dan tidak dikenakan lagi biaya tambahan.

e) Tarif Dasar Pelayanan Jasa Peti Kemas

Tarif dasar pelayanan jasa peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok di

setiap terminal peti kemas berbeda-beda. lni dapat dilihat dari tabel 5.28

yang secara detail menyajikan tarif dasar pelayanan jasa peti kemas di

dua terminal Pelabuhan tanjung Priok yaitu terminal peti kemas Jakarta

International Container Terminal (JICT) dan Terminal peti kemas Koja.

,

•Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawa:,an lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-27

Page 78: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

Tabel5.28 Tarif Dasar Pelayanan Jasa Petikemas

-· .. ·~ -·- ., - ........ _ --·. -·---··-·· ·-·· -··::::~. ··-· .. No Uraian 20' 40' Satuan

1 Petikemas FCL

Termasuk Uang Dermaga:

a. Menggunakan kran dermaga isi US$ 83.00 US$ 124.50 Per Box

b. Menggunakan kran dermaga kosong US$ 62.25 US$ 93.37 Per Box

c. Menggunakan kran kapal isi US$ 74.70 US$ 112.05 Per Box

d. Menggunakan kran kapal kosong US$ 56.02 US$ 84.03 Per Box

2 Petikemas LCL

Tidak termasuk uang dermaga:

a. Menggunakan kran dermaga US$ 156.51 US$ 234.76 Per Box

b. Menqqunakan kran kapal US$ 140.85 US$ 211.28 Per Box

3 Petikemas Transhipment

Termasuk uang dermaga:

a. Menggunakan kran dermaga US$ 56.00 US$ 84.00 Per Box

b. Menggunakan kran kapal US$ 50.00 US$ 75.000 Per Box

4 Shifting Petikemas

a. Menggunakan kran dermaga - Tanpa landing dan reshipping US$ 34.00 US$ 51.00 Per Box

operation

- Dengan landing dan reshipping US$ 58.00 US$ 87.00 Per Box operation

b. Menggunakan kran kapal - Tanpa landing dan reshipping US$ 26.00 US$ 39.00 Per Box

operation

- Dengan landing dan reshipping US$ 49.00 US$ 73.00 Per Box operation

5 UNCONTAINERIZED CARGO UNTUK BERAT UNTUK BERAT KOTOR KOTOR

S/D 20 TON > 20 S/ D 35 TON a. Uncontainerized Cargo (tidak termasuk

uang dermaga). 1. Dibongkar ke atas chassis/trailer US$ 310.00 US$ 465.00 Per Unit

atau dimuat dari chassis/trailer pengguna jasa. Per Unit

2. Shifting:

- Tanpa landing dan reshipping US$ 310.00 US$ 465.00 Per Unit operation

- Dengan landing dan US$ 462.00 US$ 693.00 Per Unit reshipping operation

b. Transhipment (termasuk uang US$ 186.00 US$ 279.00, Per Unit

' I

dermaga) I

c. Lift on I Lift off US$ 605.00 US$ 907.00 Per Unit

d. Penumpukan Uncontainerized Cargo US$ 62.900 US$ 125.80 Per Unit/Hari

6 Petikemas Overheight/Overwidth/overlength

a. FCL (termasuk uang dermaga) , US$ 300.00 US$ 450.00 Per Box

b. LCL (tidak t!:!rmasuk uang dermaga) US$ 374.00 US$ 560.00 Per Box

c. Transshipment (termasuk uanq US$ 152.00 US$ 228.00 Per Box

•penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-28

Page 79: Biaya Logistik SPO

No

7

8

9

10

11

12

~-r~· -·· ........ - ···-· -·- -· Uraian 20' 40' Satuan

dermaga)

d. Shifting:

1. Tanpa landing dan reshipping US$ 152.00 US$ 228.00 Per Box

operation

2. Dengan landing dan reshipping US$ 256.00 US$ 383.00 Per Box

operation Membuka dan Menutup Palka US$ 54.00 US$ 54.00 Per Palka

Penumpukan

a. Petikemas kosong Rp 13.600,00 Rp 27.200,00 Per Box I hari

b. Petikemas isi Rp 27.200,00 Rp 54.400,00 Per Box I hari

c. Petikemas overheight/overwidth/ Rp 62.900,00 Rp 125.800,00 Per Box I hari overlength

d. Petikemas reefer Rp 62.900,00 Rp 125.800,00 Per Box I hari

e. Chassis kosong Rp 26.600,00 Rp 53 .. 200,00 Per Box I hari

f. Chassis bermuatan Rp 26.600,00 Rp 53.200,00 Per box I hari dan dikenakan tarif a, b, c dan d

g. Barang Umum Sesuai dengan tarif gudang konvensional

Gerakan Ekstra: a. Dikerjakan dengan transtainer atau Rp 370.000,- Rp 526.000,- Per Box

top loader tanpa alat khususlsling

b. Dikerjakan dengan transtainer atau Rp 470.000,- Rp 626.000,- Per Box top loader denqan alat khususlslinq

Lift On atau Lift Off

a. Petikemas isi Rp 187.500,- Rp 281.300,- Per Box

b. Petikemas kosong Rp 93.700,- Rp 140.600,- Per Box

c. Petikemas overheight I overwidth I Rp 605.000,- Rp 907.500,- Per Box overlength

Pembatalan Muat

a. Petikemas isi Rp 480.300,- Rp 685.400,- Per Box

b. Petikemas kosong Rp 240.100,- Rp 342.700,- Per Box

c. Petikemas overheight I overwidth I Rp 1.444.500,- Rp 2.167.300 Per Box overlength

Pelayanan Reefer

a. Reefer Plug Rp 200.000,- Rp 300.000,- Per Box b. Monitoring Rp ·60.000,- Rp 90.000,- Per Box

'-.

f) Tarif Dasar Pelayanan Jasa Peti Kemas/ Terminal Handling Charge

Tarif ini diperkenalkan dan mulai dipungut oleh kalangan pelayaran yang

tergabung dalam shipping conference pada tahun 1991. Dan sangat sulit

untuk mendapatkan informasi dan alasan logis dari beberapa shipping

conference mengenai peaetapan THC.

Ada satu alasan yang pernah dilansir diawal tahun 2000 yang dikeluarkan

oleh far asia eastern shipping conference menyatakan bahwa level THC

·Penelitian Biaya Logistik Peti Kern as dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" J s-29

I

Page 80: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir} Final Report

yang tinggi khususnya ke dan dari Indonesia diakibatkan oleh proses

handling dan rantai jasa penanganan barang di Indonesia yang dinilai

tidak jelas, birokratif dan memakan waktu (wasting-time).

Tabel5.29 Perbandingan Biaya THC Antar Beberapa Negara Asia

Untuk Petikemas 20 Kaki Steve-

Sur- THC = CHC + Pelabuhan .,.,.. . -'

Ooring/ Charge Surcharge CHC

< (US$) (US$) (US$)

Indonesia 93 57 150 West Port (Malaysia) 52 18 70 North Port (Malaysia) 52 18 70 PTP (Tg.Pelepas/Malaysia) 52 18 70 Laem Chabang (Thai) 45 18 63 Siracha Harbour 45 18 63 Bangkok Port 33 30 63 Sumber : Kantor Menko Ekum.

Untuk mengantisipasi dampak tersebut, pemerintah turut andil dalam

penetapan besaran biaya THC per 1 November 2005 dan mengkaji ulang

kebijakan tersebut melalui Keputusan Menhub No. PR. 302/3/18-PHB

2008 per 1 November 2008, dengan menetapkan besaran THC yaitu

US$95 untuk petikemas 20 kaki dan US$145 untuk petikemas 40 kaki

dengan rincian sebagai berikut:

a. PT Pelindo II dan konsorsium perusahaan pelayaran asing

1) US$83 per petikemas 20 kaki (Container Handling Charge­

CHC!Stevedoring)

2) US$124 per petikemas 40 kaki (Container Handling Charge­

CHC/ Stevedoring)

b. Perusahaan Pelayaran

1) US$12 per petikemas 20 kaki (Surcharge)

2) US$21 per petikemas 40 kaki (Surcharge)

Sebelumnya, tarif THC yaitu US$117 untuk peti kemas 20 kaki, yang

terdiri dari CHC US$83, PPN US$8,3, dan surcharge US$ 25. THC untuk

' peti kemas 40 kaki dikenakan US$177 dengan perincian C!-1C US$124,5,

PPN US$12,4, dan surcharge US$40.

Jika kita membandingkan biaya THC yang berlaku di beberapa negara

Asia pada tahun ini, maka besaran THC Indonesia sangat kompetitif

dibandingkan negara lain . ,

·Penelidan Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-30

Page 81: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report Tabel 5.30

Perbandingan Biaya THC Antar Beberapa Negara Asia

Pelabuhan 20' 40'

Vietnam US$ 50 US$ 50 US$ 80 US$ 80 Kamboja US$70 US$ 70 US$ 110 US$ 110

Indonesia US$95 US$95 US$ 145 US$ 145

Malaysia MYR 300 US$ 97 MYR 450 US$ 145

·Philippines US$ 100 US$ 100 US$ 130 US$ 130 Korea KRW 130.000 US$ 115 KRW 180.000 US$ 160 Tahiland THB 3.600 US$ 119 THB 5.700 US$ 189 Sin~apore SGD 170 US$ 130 SGD 170 US$ 130 Taiwan TWD4.200 US$ 134 TWO 4.700 US$ 150 Hon~kong HKD 1.600 US$ 206 HKD 2.400 US$ 309 Japan JPY 32.000 US$ 383 JPY 48.000 US$ 574

Sumber : NYK 2010 THC Levels Announced (per 1 Januari 2010)

Namun, penetapan THC yang baru tidak begitu saja meredam prates dari

penguna jasa pelabuhan. Selain besaran CHC lebih tinggi dibandingkan

sebelumnya, pengguna jasa juga meminta pemerintah untuk

menghapuskan surcharge di dalam biaya THC karena tidak memiliki

struktur biaya yang jelas.

g) Tarif Kesepakatan Eksportir

Tarif kesepakatan antara eksportir dengan pelayarana, perusahaan truks dan EMKL untuk ocean freight tujuan Singapura diuraikan pada tabel 5.30

Tabel 5.31 Tarif Kesepakatan Antara Eksportir Dengan Pelayaran, Perusahaan

Truk dan EMKL Untuk Tuiuan s· ~ - - ~- ---- -- ---

Pelayo ran Trucking/EMKL No. Lokasi Eksportir

20jeet 40feet {USD) (USD)

20jeet 40jeet

1 Bandung ,· .j!' I 100 175 2,800,000 3,200,000 2 Cirebon 125 225 2,700,000 3,100,000 3 Tasik 130 250 4,700,000 4,900,000 4 Banjar 130 250 5,000,000 5,400,000 5 Purwakarta 100 175 2,000,000 2,200,000 6 Sukabumi 130 260 2,600,000 3,000,000 7 Clkarang 100 175 1,8SO,OOO 2,400,000

. h) Jenis Pelayanan dan Pungutan Tidak Resmi Di Pelabuhan

Terdapat beberapa perbedaan jenis pungutan tidak resmi terhadap setiap

jenis pelayanan untuk peti kemas 20 feet dan 40 feet dan pungutan

terhadap petugas-petugas di pelabuhan . Untuk uraian lebih detail , mengenai jenis pungutan tidak resmi disajikan pad.a tabel-tabel sebagai

berikut:

Penelidan Biaya Logistik Ped Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Melalui Pelabuhan Strategis" I 5-31

Page 82: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

Tabel 5.32 Jenis Pelayanan Dan Struktur Biaya Tidak Resmi

(Ekspor Peti Kemas 20Ft- Fci)-(Rp))

• Uraian aktivitas Tg.priok Tg.priok

JICT FKOJA

Tahap awal pemilik bcu ana atau consignee ke pelabuhan

a. Pengawalan baranq/insentif petuqas ke gudang pengisian 50000 50000

b. Menurunkan baranq di oudanq penoisian petikemas 30000 20000

Tahap stuffing petikemas di audana oemilik barang

a. Sewa petikemas kosonq (tidak resmi) - -

b. Biava menaikkan petikemas kosonq ke trailer 10000 5000

c. Biava menurunkan petikemas kosong 7000 5000

d. Biaya stuffinq (menqisi) petikemas kosong 30000 10000

e. Biaya ekstra didepo untuk operator forklift 8000 7000

f. Biaya ekstra di depo untuk survevor petikemas 5000 5000 Tahap dokumentasi oihak bea cukai

a. Biaya fiat dok. Peb di pintu bea cukai 5000 1000

b. Biaya fiat dokumen peb di hanqqar bea cukai 1000 20000

c. biaya seqel petikemas yanq sudah diisi - -

Tahap penqanqkutan ke petikemas ke contaiener yard

a. Administration fee 180000 180000 b. Biaya menaikkan petikemas isi ke trailer (lift on) 10000 10000

c. Biaya menurunkan petikemas isi (lift off) 17000 17000 Tahap penaanakutan ke petikemas ke contaiener yard (lanjutan)

a. Biava penumpukkan petikemas isi 9000 9000 b. Biaya anqsur petikemas isi di CY 25000 10000 Tahap pemuatan ke atas kaoal

a. Biaya stevedorina/chc - -

b. Biaya shifting petikemas isi di palka kapal - -

c. Biaya surcharge - -

d. Biava bikin kartu ekspor/ kuninq - -

Total tidak resmi 387000 349000 Sumber: compiled dari berbagai sumber,2010

Pelabuhan Tanjung Priok pada terminal JICT rata-rata para

eksportirlshipper per hari per box dapat terbebani biaya tidak resmi

sebesar Rp. 387.000,- sedangkan pada terminal Koja terbebani biaya tidak

resmi sebesar Rp. 349.000,-

Tabel 5.33 Jenis Pelayanan Struktur biaya tidak resmi

(ekspor peti kemas 40ft- fcl)- Rp)

Uraian Aktivitas TG.PRIOK, • TG.PRIOK

JICT kOJA Tahap awal pemilik barang atau consignee ke pelabuhan

A. Penqawalan baranq/insentif petuqas ke gudang pengisian 50000 50000 B. Menurunkan barang di gudang pengisian petikemas 60000 20000 Tahap stuffing petikemas di gudang pemilik barang

A. Sewa petikemas kosonq (tidak resmi .- - -

B. Biaya menaikkan petikemas kosong ke trailer 10000 5000 c. Biaya menurunkan petikemas kosonq 7000 5000 D. Biaya stuffing (menqisi) petikemas kosonq 60000 15000

·Penelidan Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan Industri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-32

Page 83: Biaya Logistik SPO

~.AJJV• """ •uu•• • • • ., ........ ,.,.. art

E. Biaya ekstra didepo untuk operator forklift 15000 7000

F. Biaya ekstra di depo untuk surveyor petikemas 5000 5000

Tahap dokumentasi pihak bea cukai

A. Biaya fiat dok. Peb di pintu bea cukai 5000 1000 B. Biaya fiat dokumen peb di hanggar bea cukai? 1000 20000

c biaya segel petikemas yang sudah diisi - -

Tahap pengangkutan ke petikemas ke contaiener yard

B. Administration fee 180000 180000

c. Biaya menaikkan petikemas isi ke trailer (lift on) 10000 10000

D. Biaya menurunkan petikemas isi (lift off) 25000 25000 Tahap awal pemilik barang atau consignee ke pelabuhan (lanjutan)

E. Biaya penumpukkan petikemas isi 9000 9000 F. Biaya anqsur petikemas isi di cy 50000 10000 Tahap pemuatan ke atas kapal

A.. Biaya stevedoring/chc - -

B. Biaya shiftinq petikemas isi di palka kapal - -

c. Biaya surcharqe - -

D biaya bikin kartu ekspor/ kuning - -

Total tidak resmi 487000 362000

Pelabuhan Tanjung Priok pada terminal JICT rata-rata para eksportirlshipper

per hari per box dapat terbebani biaya tidak resmi sebesar Rp.487.000,­

sedangkan pada terminal Koja terbebani biaya tidak resmi sebesar Rp.

362.000,-

Tabel 5.34 8" - - ~-

Tidak R · terhadao Petuaas di Pelabuhan T ~ -- --- - -- ~-- - - --- ~ - - - -

. k - ..

No Uraian Besaran (~ 1. Petugas Perbendaharaan Rp. 10,000 2. Petugas Manifes Rp. 5,000 I 3. Petugas Pengawasa Penyelundup Rp. 10,000 I 4. Petuqas Hanqqar Rp. 10,000 5. Pemeriksa Dokumen Rp. 5,000 6. Petugas segel Petikemas Rp. 20,000 7. Petugas pintu keluar Rp. 10,000 8. Petuqas pembebasan dokumen Rp. 36,000 9. Petugas pemeriksa dan input data dokumen Rp. 10,000 10. Petugas Terminal Rp. 10,000 11. Petugas penqesahan dokumen Rp. 5,000 12. Penqawas Top Loader Rp. 10,000 13. Operator Top Loader ~a.10,000

14. Petugas forklift Rp. 1,000 15. Petugas timbangan Rp. 2,008 • 16. Petugas penqairan dan penyelundupan Rp. 3,000 17. Petuqas Pos Masuk Rp. 5,000 18. Petuqas administrasi pelabuhan Rp. 5,000 19. Kepala Pos Jag a Rp. 5,000 20. Petugas penqqeser container Rp. 2,000 21. Keamanan Pelabuhan , Rp. 3,000 22. Fotokopi dan administrasi dokumen Rp. 7,000 23. Petugas penertiban Rp. 2,000

Sumber: compiled dari berbagai sumber.2010

·Penelidan Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan Industri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-33

Page 84: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

5.2. Hasil Analisis

5.2.1. Kararteristik Pergerakan Angkutan Peti Kemas

Karakteristik pergerakan petikemas pada penelitian ini terdiri dari beberapa

alternative pergerakan perjalanan. Setiap pergerakan petikemas di awali dengan asal

perjalanan di kawasan industri tetapi pada saat menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok

ada yang melewati Pelabuhan Daratan Cikarang dan Pelabuhan Gedebage. Secara

lebih rinci penjelasan analisis mengenai pergerakan petikemas diuraikan sebagai

berikut:

a. Pergerakan Angkutan Petikemas Dengan Asal Perjalanan Kawasan

lndustri Cikarang Jababeka

Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif mengenai karakteristik

pergerakan petikemas yang asal perjalanannya dari Kawasan lndustri

Cikarang Jababeka dapat dikalsifikasikan menjadi dua rute perjalanan , yaitu :

1) Pergerakan Angkutan Petikemas Tidak Melalui Dryport Cikarang

Hasil analisis deskriptif pergerakan perikemas dengan tidak melalui

Dryport Cikarang dapat dilkasifikasikan sebagai berikut:

,-------- --··---------·------...,-------------------------,

Waktu Perjalanan Tidak Melalui Dryport

Gambar 5.7.

Jarak Perjalanan

21 -30

Karakteristik Pergerakan Peti Kemas Tidak Melalui Dryport Cikarang

Berdasarkan gambar 5.7. diatas, diperoleh data bahwa pergerakan . angkutan pE::~ !-. kemas yang berasal dari Kawasan lndustri Cikarang

Jababeka dengan tujuan barang ekspor ke Singapura ~el<ilui Pelabuhan

Tanjung Prick rata-rata frekuensi perjalanan hanya satu kali perjalanan

dengan waktu perjalanan yang terbesar adalah >5 jam atau sebesar 67%

dan sebesar 33% dengan waktu perjalanan 4-5 jam. Waktu perjalanan

tersebut di tempuh dengan jarak tempuh yang bervariasi yaitu jarak ., perjalanan yang rata-rata 31-40 km atau sebesar 83% dansebesar 17%

Page 85: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report dengan jarak perjalanan dari asal ke Pelabuhan Tanjung Priok berjarak

21-30 Km.

2) Pergerakan Angkutan Petikemas Melalui Dryport Cikarang

Hasil analisis deskriptif pergerakan perikemas melalui Dryport Cikarang

dapat dilkasifikasikan seperti pada gambar 5.7 sebagai berikut:

Waktu Perjalanan Melalui Dryport Frekuensi Perjalanan

2 kali

Gambar 5.9. Karakteristik Pergerakan Peti Kemas Melalui Dryport Cikarang

Hasil analisis deskriptif dari gambar 5.7 diatas, diperoleh data bahwa

pergerakan angkutan peti kemas yang berasal dari Kawasan lndustri

Cikarang Jababeka dengan tujuan barang ekspor ke Singapura melalui

Pelabuhan Daratan Cikarang dan dilanjutkan ke Pelabuhan Tanjung Priok

rata-rata tempuh perjalanan dari pabrik ke Pelabuhan Daratan rata-rata

ditempuh dngan waktu 1-2 jam atau sebesar 50% dan waktu tempuh

paling lama sebesar 17% atau 3-4 jam. Dengan waktu perjalanan tersebut

rata-rata frekuensi perjalanan angkutan peti kemas dalam sehari rata-rata

sebnayak 3 kali (67%) dan 33% sebayak 2 kali per hari.

b. Pergerakan Angkutan Petikemas Dengan Asal Perjalanan Kawasan

lndustri Bandung

1) Pergerakan Angkutan Petikemas Tidak Melalui Dryport Gedebage

Klasifikasi pergerakan angkutan petikemas dari Kawasan lndustri di

Bandung, dibagi menjadi menjadi dua rute perjalanan-. Hasil pengolahan

data klalsifikasi tersebut dengan analisis deskriptif, yaitu: Hasil

pengolahan data diperoleh data bahwa pergerakan angkutan peti kemas

yang berasal dari Kawasan lndustri di wilayah Bandung dengan tujuan

barang ekspor ke Singa,"Jura melalui Pelabuhan Tanjung Priok rata-rata

frekuensi perjalanan hanya satu kali perjalanan dengan waktu perjalanan

yang terbesar adalah >5 jam atau sebesar 67% dan sebesar 33%

Page 86: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

dengan waktu perjalanan 4-5 jam. Waktu perjalanan tersebut di tempuh

dengan jarak tempuh yang bervariasi yaitu jarak perjalanan yang rata.:.rata

>69 km km atau sebesar 75% dan sebesar 25% dengan jarak perjalanan

dari asal ke Pelabuhan Tanjung Priok berjarak 50-60 Km.

Waktu Perjalanan Tanpa Melalui Dry port

Gam bar 5.1 0.

JarakTempuh 50-60 km

Karakteristik Pergerakan Peti Kemas Tidak Melalui Dryport edeBage

2) Pergerakan Angkutan Petikemas Melalui Dryport Gedebage

Hasil pengolahan data berdasarkan hasil analisis deskriptif menegnai

pergerakan perikemas melalui Oryport Gedebage dapat dilkasifikasikan

sebagai berikut:

Waktu Perjalanan Melalui Dry port

Gam bar 5.11.

Frekuensi Perjalanan

2 kali

Karakteristik Pergerakan Peti Kemas Melalui Dryport GedeBage

Berdasarkan gambar 5.9, diatas, diperoleh data l:>anwa pergerakan

angkutan peti kemas yang berasal dari Kawasan lndustri di wilayah

bandung dengan tujuan barang ekspor ke Singapura melalui Dryport

Gedebage dan dilanjutkan ke Pelabuhan Tanjung Priok dengan

menggunakan moda kerefa api. Rata-rata tempuh perjalanan dari pabrik

ke Oryport Gedebage rata-rata ditempuh dengan waktu 1-2 jam atau

sebesar 67% dan waktu tempuh paling lama sebesar 17% atau 2-3 jam.

Dengan waktu pe~alanan tersebut rata-rata frekuensi pe~alanan

5-36

Page 87: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

angkutan peti kemas dalam sehari rata-rata sebnayak 1 kali (67%) dan

33% sebayak 2 kali per hari.

c. Ukuran Peti Kemas

Ukuran peti kemas yang digunakan berukuran 20 feet dan 40 feet. Hasil clahan

data mengenai ukuran peti kemas di wilayah penelitian, sebagai berikut:

ukuran petikemas di Kawasan Cikarang

40 feet J"""--.:..,:1il~ ... ..,.. 75%

20 feet 25%

Gam bar 5.12.

Ukuran Petikemas di Wilayah Bandung

63%

20 feet 37%

Ukuran Peti Kemas yang Digunakan

Berdasarkan hasil gambar diatas, menunjukkan bahwa peti kemas yang

digunakan di Kawasan lndustri Cikarang dan bandung kebanyakan

menggunakan peti kemas berukuran 40 feet atau sebesar 75% pada kawasan

Cikarang dan sebesar 63% di wilayah Bandung.

5.2.2. Analisis Biaya Logistik Peti Kemas

Pergerakan petikemas pada penelitian ini difckuskan pada pergerakan petikemas

dengan tujuan ekspcr ke Negara Singapura yang berasal dari 2 (dua) pusat kawasan

industri di Cikarang dan Bandung. Rute pergerakan diskemakan seperti dalam

Gambar 4.4. dalam metcdclcgi penelitian, dengan rincian berikut:

Dari skema pada Gambar 4.4. tersebut dapat dibuat beberapa altematif sistem

distribusi seperti sebagai berikut :

a. Atematif- I, yaitu dari kawasan industri Cikarang menuju ke pelabuhan tanjung

prick melalui titik transfer di Pelabuhan Daratan Cikarang menggunakan mcda

b.

C.

d.

• kereta api;

Atematif -II , yaitu dari kawasan industri Cikarang menuju ke pelabuhan tanjung

prick melalui titik transfer di Pelabuhan Daratan Cikarang menggunakan mcda

Truk; , Atematif - Ill , yaitu dari kawasan industri Cikarang langsung menuju ke

Pelabuhan Tanjung Prick;

Altematif - IV, yaitu dari kawasan industri di Bandung menuju ke pelabuhan

Tanjung Prick melalui titik transfer di terminal Kereta Api Petikemas GedeBage;

5-37

Page 88: Biaya Logistik SPO

No

a.

b.

c.

d.

e.

(Laporan Akhir) Final Report

e. Aternatif - IV, yaitu dari kawasan industri di Bandung langsung menuju ke

Pelabuhan Tanjung Priok.

Berdasarkan alternatif rute distribusi petikemas yang ditunjukkan dalam Gambar 4.4 .

tersebut dapat diestimasi total biaya distribusi logistik untuk masing-masing alternatif,

dimana biaya yang digunakan adalah biaya logistik merupakan fungsi dari biaya

transport dari kawasan industri ke pelabuhan + biaya-biaya jasa penanganan barang

di pelabuhan . Komponen biaya logistik tersebut dibagai menjadi dua bagian, yaitu

biaya melalui dryport dan tanpa melalui dryport. Skema sistem distrubusi melalui

dryport, maka biaya logistik merupakan fungsi dari biaya transport dari kawasan

industri ke dryport + biaya transport dari dryport ke pelabuhan + biaya-biaya jasa

penanganan barang di pelabuhan . Sehingga dapat diasumsikan variasi biaya

perjalanan barang dari kawasan industri ke titik pelabuhan pada Tabel 5.32 berikut

ini.

Tabel 5.32. Alternatif Rute Distribusi Petikemas

Komponen biaya

Biaya jasa I Biaya Biaya Biaya pelayanan transportasi transportasi transport dari

Alternatif Rute penanganan . dari kawasan dari kawasan dryport ke Total biaya barang di industri ke industri ke pelabuhan logistik

pelabuhan pelabuhan dry port

Dari kawasan industri di

4 lc 3c 4 + lc+3c Cikarang langsung

-ke Tanjung Prick

Dari kawasan industri di

4 2b 4+ 2b Cikarang langsung

- -ke Tanjung Priok Dari kawasan di Cikarang ke Tg. 4 - lb 3b 4 +lb + 3b Prick via dryport

Dari kawasan industri di

4 2a 4+ 2a Bandung langsung

- -ke Tanjung Priok Dari kawasan industridi

4 . la - 3a 4 + la + 3a Bandung ke Tg

I ..

Priok via Dry port Sumber: hasil ana/isis, 2010

Berdasar asumsi variasi biaya perjalanan barang dari kawasan industri ke titik

pelabuhan dan berdasar sumber yang diperoleh dibeberapa tempat (instansi

maupun perusahaan) yang berkaitan dengan urusan jasa logistik dapat diketahui

satuan biaya untuk mengirimkan~arang dalam bentuk dan ukuran peti kemas ke

Singapura komponen biaya pengiriman barang distribusi peti kemas dari kawasan

industri Cikarang dengan menggunakan dua alternatif yaitu menggunakan dryport

"Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" )5:38

Page 89: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

dan tidak menggunakan dryport. Begitu pula dengan pengiriman barang distribusi

peti kemas dar kawasan industri di Bandung menggunakan dua alternatif · yaitu

menggunakan dryport dan tidak menggunakan dryport. Satuan biaya sesuai dengan

harga pasar ini semua ditunjukkan dalam Tabel 5.33

'-.

,

"Penelidan Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Melalui Pelabuhan Strategis" I 5-39

Page 90: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

Tabel5.35. ------.------- ---- - -K Biava Total P eng B 1r1man 1

No Komponen Biaya Pengiriman Barang \ Kawasan Cikarang Kawasan Ban dung · keterangan

20" 40" . ' 20" j)

40" "· 1 Komponen biaya trucking dari kawasan industri Asumsi: biaya penangkutan

-~~-!!!X£!.9.!! _______________________________________ -------------------- --·------------··---·--- -----------------------·-------·----- petikemas per ton-km = Rp 5 via

a. Ke Dryport GedeBage Uarak=10km) Rp 1.200.000 Rp 1.524.000 jolon ray a (sumber: penelitian ----------------------------·----------------·--------···---------··-----------····-·--- ·---·------··---··-·----··-··----· .. -----··-··---·--------- ------·---··-... ·---·---··-··------·--··---··-··----- -----··------------------------·-··------- ··-·-·-·-·--- ····--·-····-···-·-··--·--··-···--···-·· Frazila, 2005} dikalikan berat

b. Ke Dryport Cikarang Uarak=5km) Rp 600.000 Rp 762.000 maksimal standar petikemas sesuai ukuran

2 Komponen Biaya di kawasan industri (dari Rp 1.300.000 Rp 1.800.000 Rp 2.800.000 Rp 3.500.000 Berdasartarifyg berlaku di Tg Priok gudang eksportir/pengirim ke Tanjung Priok priok)

3 Komponen biaya pengangkutan petikemas dari Rp 1.162.500 Rp 1.797.000 berdasar tarif pengangkutan dryport menuju pelabuhan Tanjung Priok petikemas Stuffing

ke pelabuhan (termasuk biaya TPKB)

4 Kom~nen Biaya Transportasi lokal (Trucking) tarif tertinggi utk ' --~~~~~!<.~e: ____________________________________________________ pergudangan/depo/hari

a. dari gudang CFS ke Pelabuhan Rp 350.000 Rp 450.000 Rp 350.000 Rp 350.000

---··-------------·--------··-··-- ------------· -------- --····-·--·-··· ------·- ···-···-····- . -·--····----·---- -----------·------------------------· --------- ···--- . ··-·-·····-------------······--·-----______ , __________________________ -

·-·-···· .. ... ------------------···-·····-···--- .. ------ ----------···-··-· ·---------------------··-----------······-----------··-···-··--------5 Komponen biaya pergerakan petikemas di

.. PE!!.?:~_u_~-~~: ___ ------------ --- ----------- ---------- - - ---- -- --- - ---·-··--···----····-----------··--·-- .. ·-····----- ···-·····--····-. ····- ········---···· .. ····--···----····-·---........... ········-·· . ... ·-···-·-·····---·-----·····-··------··---------··-··-···· ·····-··-····--·········~ ··········~-----------------~-------------·--~ ·------ -----~---·----------··--··-----·-"'"""""""'""'""'"""'"""""""'"'""~"'-''""""''"'-'"'""""""-

a. Biaya Pergerakan Peti Kemas di Dryport Rp 1.900.000 Rp 2.500.000 Rp 1.900.000 Rp 2.500.000 berdasar tarif trucking (inland Pelabuhan origin) di <:ialam pelabuhan tg priok

.. -------------------------------------- --------------~-------------~-------------···-- --- ---- ··---- ...................................... .............. - .................................................................................. ................ -.................................................. -... . ........ "'" ......................................................................... . ................... ·--·-------------------------------·---------------- ..........

b. Biaya angkutan Rp 270.000 Rp 403.000 Rp 270.000 Rp 403.000 -------------------------------------------------------------------------------------------------------- ------------------·----·--··---------------------- .......... _____________________ ·-- --- - --· ---------------------------- -----------------------------·-·-------- -----------------------------------------------------------------c: Biaya Pergerakan Peti Kemas di Pelabuhan

............ ... ----·--------------------------------------------------- .. -----------------------------------------------------·-------------------.................................................................... ............. -----------------------------·--- .. -· ·----------------------------.......... ............ _ ............. -... --------------------·-------··---·-------· ........... _ ............. ----------·----------------------...................................... _ ... ___ {1) inland haulage Rp 1.045.000 Rp 1.140.000 Rp 1.045.000 Rp 1.140.000 berdasar info tarif yg digunakan

------------------------------------------------- -----------~-- ·-----~-""""""""'"""'""''"""""'''"" ....................... ...................................................................................................... ............... - ......................................... .......... . . ··-----------------·-·------------------·----------- .. ................ - ............. ~--~-- ..................................... -----·-·----- oleh pihak freight forwarder utk (2)THC . Rp 902.500 Rp 1.377.500 Rp 902.500 Rp 1.377.500 tujuan Singapore

----

Sumber: diolah dari berba~a( sumber

"Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Melalui Pelabuhan Strategis" 1 5-4o

Page 91: Biaya Logistik SPO

1

(Laporan Akhir) Final Report

Berdasar asumsi variasi biaya perjalanan barang dari kawasan industri ke titik

pelabuhan dan berdasar sumber yang diperoleh dibeberapa tempat (instansi

maupun perusahaan) yang berkaitan dengan urusan jasa logistik dapat diketahui

satuan biaya untuk mengirimkan barang dalam bentuk dan ukuran peti kemas ke

Singapura komponen biaya pengiriman barang distribusi peti kemas dari kawasan

industri Cikarang dengan menggunakan dua alternatif yaitu menggunakan pelabuhan

daratan dan tidak menggunakan pelabuhan daratan.

Tabel 5.36. Analisis Biaya Distribusi Peti kemas dari Kawasan lndustri Cikarang

kawasan Cikan1ng

... ,Komponen Bi~yar" ·:· . . t

Perigiriman Barang " Aitern~tif 2 ~:,,,+ > - ~:,. Alternatif 3

(Via Dry port Cik'OFang) . (Direct to S~a Port) dengan Trucking

I· '~'' · Aiternatif ~ " {Via Dryport Cikarang) dengan .

' KA .

20" 40" 20" 40'' 20" 40" Komponen biaya

Rp 600.000 Rp 762.000 trucking dari kawasan industri ke dryport Cikarang (jarak=5km)

2 ~ --t<~~j;~~~~--- i3i~v~ . d'i .. . .......... ........................ -· ... - ......... ___ I

kawasan industri (dari gudang eksportir /pengirim ke tg priok) don bioya di

_q!J'Pi!.~! . . . ............... ..... ·· I ................................... + 3 I Komponen biaya

pe~gangkutan. I Rp 1.162.500 R 1.797.000 pet1kemas dan dryport P

- "--~..?-~- ~!.~.¥.~ 9.!.!?'~Y.P.<?_t!_______ -·--- ------ -- ... ____ .. -- • - - --·-Komponen Biaya

4 Transportasi lokal (Trucking) mencakup:

'' ""~~-.. d~~-i··--.............. g~-d~-~g .. , ............................................... . eksportir ke gudang

.......... f.~~-~9.~~l~F.~! ............ . b. dari gudang CFS ke

Pelabuhan. 5 I Biaya Pergerakan Peti

Kemas di Pelabuhan a. Biaya Pergerakan

Rp 1.436.000

Peti Kemas di Rp 1.900.000 Rp 2.500.000 I Rp 1.900.000

........ P.'YE~T!--~~!!3.~l!~~-~ ..

~: - ~i~y-~ -~-~g~utan ........ . c. Biaya Pergerakan

. + · ·+ Peti Kemas di Pelabuhan

---··-----"""'"""'"''"''"''"'""""''''""""'"'"''''' ..................... . {1) inland

Rp 1.045.000 Rp 1.140.000 Rp 1.045.000 ....... ~_D_I!.!_a_9_~--- .

(2)THC Rp 902.500 Rp 1.377.500 Rp 902.500

Rp 2.018.000 I Rp 1.300.000 I Rp 1.800.000

Rp 350.000 Rp 350.000

Rp 2.500.000 Rp 1.900.000 I Rp 2.500.000

.. .......................... + ........................................................... .. r Rp 270.000 Rp403.0u~

Rp 1.140.000 I Rp 1.045.000 I Rp 1.140.000

Rp 1.377.500 Rp 902.500 Rp 1.377.500

Subtotal Rp 5.610.000 I Rp 7.576.500 I Rp 6.719.000 I Rp 7.036.250 I Rp 5.767.500 I Rp 7.570.500

Sumber : Hasil Pengolahan Data ·--,---'-------L.. _____ _L _____ _j _____ __j

"Penelidan Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-41

Page 92: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir] Final Report

/

Tabel5.37 Prosentase Besaran Generalized Cost Petikemas Ekspor

----- ----------- · k Altenatif 1 ---- ---w- ---- - ------------Alternatif 1

'" ,f;.: ' + Variabei/Size (Via Dryport Cikarang) dengan KA

,, 20' Prosentase (%) 40' n'· ' ~rosef)t~se (%)

Nilai waktu Rp. 126.795 52.03

Rp. 253.590

Waktu transit 2 hari 2 hari

Total Biaya dari kawasan

industri kepelabuhan Rp 5.610 .000 47.96 Rp 7.576.500

Pungutan Liar Rp 567.000 4.84 Rp 667.000

Generalized cost Rp 12.263.160 100 Rp 20.415.820

Sumber: Hasil Pengo/ahan Data

Tabel5.38 Prosentase Besaran Generalized Cost Petikemas Ekspor

Jalur Cikarana-Taniuna Priok Denaan ALtenatif 2 Alternatif 2

Varia bel/Size (Via Drvport Cikarang) dengan Trucking 20' Prosentase (%) 40'

Nilai waktu Rp. 126.795 45.51

Rp. 253.590

Waktu transit 2 hari 2 hari

Total Biaya dari kawasan Rp 6.719.000 50.25 Rp 7.036.250 industri kepelabuhan

Pungutan Liar Rp 567 .000 4.24 Rp 667.000

Generalized cost Rp 13.372.160 100 Rp 19.875.570 Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel5.39 Prosentase Besaran Generalized Cost Petikemas Ekspor

Jalur Cikarana-Taniuna Priok Denaan Altenatif 3 Alternatif 3 {Direct to Sea Port)

59.62

37.11

3.27

100

' . Prosentase(o/o)

61.24

35.40

3.36

100

Variabei/Size 20' Prosentase (%) 40' Prosentase (%)

Nilai waktu Rp. 126.795 42.20

Rp. 253.590 59.64

Waktu transit 2 hari 2 hari

Total Biaya dari kawasan Rp 7.767.500 53.86 Rp 7.570.500 37.09 industri kepelabuhan

Pungutan Liar Rp 567.000 3.93 Rp 667.000 3.27

Generalized cost Rp 14.420.660 100 Rp 20.409.820 100 Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel5.40 B G lized Cost Petikemas Eksoor Jalur Cik T Priok

i

I

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 {Direct to Sea Port) (Via Dryport Cikarang) dengan KA (Via Dryport Cikarang) deng·an Trucking Varia bel/Size ' '

20' 40' 20' 40' 20' 401 .••.

Nilai waktu Rp. 126.795 Rp. 253.590 Rp. 126.795 Rp. 253.590 ' Rp. 126.795 Rp. 253.590

Waktu transit 2 hari 2 hari 2 hari 2 hari 2 hari 2 hari

Total Biaya dari kawasan industri Rp 5.610.000 Rp 7.576.500 Rp 6.719.000 Rp 7.036.250 Rp 7.767.500 Rp 7.570.500 kepelabuhan

Pungutan Liar Rp 567.000 Rp 667.000 Rp 567.000 Rp 667.000 Rp 567.000 Rp 667.000 -Generalized cost Rp 12.263.160 Rp 20.415.820 Rp 13.372.160 Rp 19.875.570 Rp 14.420.660 Rp 20.409.820 ----- ---- -----·- --------------

Sumber · Hasil Pengolahan Data

•penelidan Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan Industri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-42

Page 93: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report Hasil analisis biaya distribusi peti kemas melalui pelabuhan daratan Cikarang

dengan menggunakan asumsi-asumsi sesuai dengan rencana program pelaksa~aan

membutuhkan biaya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan langsung menuju

pelabuhan Tanjung Priok. Hal tersebut menunjukkan dengan bahwa pelabuhan

daratan mampu meningkatkan efisiensi biaya yang harus dikeluarkan oleh shipper.

Sehingga dengan adanya Pelabuhan Daratan Cikarang diharapkan terjadi efisiensi

dan efektivitas kinerja dan kapasitas otoritas pelabuhan yang selama ini masih

rendah dimana. Dimana sering terjadi antrian panjang dalam penyelesaikan

dokumentasi ataupun bongkar muat yang membuat waktu pengiriman barang

menjadi semakin lama. Dalam sebuah bisnis yang terkait dengan Ekspor dan lmpor

penundaan dapat berarti biaya tambahan atau loss opportunity. Hal ini diperparah

dengan kemacetan lain lintas yang harus dihadapi oleh moda transportasi peti kemas

konvensional yang menggunakan trailer.

Hasil analisis mengestimasikan bahwa apabila dibangun sarana angkutan kereta api

di Pelabuhan Daratan Cikarang, diasumsikan biaya yang dikeluarkan juga lebih

murah, ini dapat dilihat dari hasil olahan datan bahwa untuk biaya distribusi peti

kemas 20 feet membutuhkan sebesar Rp. 5.610.000 dan 40 feet sebesar

7.576.500., walaupun asumsi harga yang digunakan menggunakan biaya dari

Pelabuhan Daratan Gedebage yang masih belum mempertimbangkan jarak

pengiriman. Besaran biaya ini masih lebih murah dengan biaya yang terjadi saat ini

dengan menggunakan moda truk yaitu untuk 20 feet jumlah biaya yang dikeluarkan

sebsar Rp 5.767.500 dan 40 feet Rp 7.570.500.

Dari hasil prosentase generalized cost yang ternyata pungutan liar berpengaruh kecil

terhadap biaya distribusi peti kemas dari kawasan industri Cikarang ke Pelabuhan

Tanjung Priok untu ekspor barang ke Singapura. Besaran prosentase pungutan liar

tersebut berkisar antara 3%-5%. Sedangkan yang berperan besar di biaya nilai waktu

dengan waktu transit disumsikan paling lambat selama 2 hari untuk barang ekspor

dengan nilai prosentase antara 40% sampai 60%.

,

"Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-43

Page 94: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

Tabel 5.41. Analisis Biaya Distribusi Peti kemas dari TPKB Gedebage

kawasan Gedebage

No I Komponen Blaya Pengiriman Barang

n

Alternatif 4 (Via·Pelabuhan daratan

Gedebage)

Alternatif S (DirPct to Sea Port)

1 Komponen biaya trucking dari kawasan industri ke dryport

20"

Rp 1.200.000

40" 20"

Rp 1.524.000

Ke Dryport GdBage (jarak=10km) .. , ................................................................................................................................. . 2 Komponen Biaya di kawasan industri Rp 2.800.000

(dari gudang eksportir/pengirim ke tg priok) --------·-·r·-----------------------------............................................................. . .

3 Komponen biaya pengangkutan petikemas dari dryport menuju pel tg prick dan biaya dryport

4 I Biaya angkutan pasoso ke Terminal

5 I Komponen Biaya Transportasi lokal

.. ................. -.................. _ .... ... Rp 1.162.500 Rp 1.797.000

Rp 261.500 Rp 394.500

.......................... -----------------------1----------------·---------+-

40"

Rp 3.500.000

___ .JT!.Il.~~!.'!.!IL~~!:!~?..~ll.!?.:_ ......... -------- . --- ... j --- ---------------1-------------------------l--------l---,--,-:-:-:--l Rp 350.000 a. dari gudang eksportir ke gudang Rp 350.000 Rp 350.000

fowader/CFS; j ·--·---- , ::~~·::~~~}:~~:~;:~~ :s£~::~;.:~~;~:~~-~:~~:::: ::::::: ___ _ _________ --~-------------------

Komponen biaya pergerakan petikemas di pelabuhan

Rp 350.000

;;~--Ei-ii;va -Pe-igE!'~aka·n-Peti ·~<;;;;;;;5:--···-······--Pelabuhan Rp 1.900.000 Rp 2.500.000 Rp 1.900.000 Rp 2.500.000

......... . ..... ........................................................................................................ - ............ .

b. Biaya angkutan Rp 270.000 Rp 403.000 -- Rp 270.000 Rp 403.000 - · -C:~---Ei-iava-·f'e-ig-e~aka·n-F>etii<·e~~~-di"________ -------------------- -

Pelabuhan

---·-·-------J!L!!'!!~~-<!~.~~!~.~~------------------------J ... ~~- ~~~~~-~?.?.?. . I Rp 1.140.000 Rp 1.045.000 Rp 1.140.000

(2) THC Rp 902.500 Rp 1.377.500 Rp 902.500 Rp 1.377.500

Subtotal Rp 7.091.000 Rp 9.286.00 Rp 6.997.SOO Rp. 9.270.500

Sumber : Hasil Pengo/ahan Data

Tabel5.42 Prosentase Besaran Generalized Cost Petikemas Ekspor

---~- -----~--- ---- --·w · .. ._. .. --··w--· · ---------· -Alternatif 4

;

Varia bel/Size (Via Pelabuhan daratan Gedebage) 20' Prosentase (%) 40' Prosentase (%)

Nilai waktu Rp . 126.795 42.64

Rp. 253.590 53 .73

Waktu transit 2 hari 2 hari J . Total Biaya dari kawasan

Rp 7.091.000 49.68 Rp 9.286.000 40.99 industri kepelabuhan

Pungutan Liar TKPB Rp 530.000 3.71 Rp 530.000 2.34

Pungutan Liar Pelabuhan Rp 567 .000 3.97 Rp 667.000 2.94

Generalized cost Rp 14.274.160 100 Rp 22.655.320 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data

"Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Melalui Pelabuhan Strategis" I 5-44

Page 95: Biaya Logistik SPO

{Laporan Akhir) Final Report

Tabel 5.43 Prosentase Besaran Generalized Cost Petikemas Ekspor

Jalur Banduna-Taniuna Priok Denaan Altenatif 4 Alternatif 5

Variabei/Size (Direct to Sea Port) 20' Prosentase (%) 40'

Niiai waktu Rp. 126.795 42 .92

Rp. 253.590

Waktu transit 2 hari 2 hari

Total Biaya dari kawasan Rp . 9.270.500

industri kepelabuhan Rp 6.997.500 49. 35

Pungutan Liar TKPB Rp 530.000 3. 74 Rp 530.000

Pungutan Liar Pelabuhan Rp 567.000 4.00 Rp 667.000

Generalized cost Rp 14.180.660 100 Rp 22.639.880

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Prosentase (%)

53.77

40.95

2.34

2.95 j

100 I

Dari hasil analisis diketahui bahwa alternatif distribusi via pelabuhan daratan

gedebage lebih mahal dibanding dengan harus langsung menuju Pelabuhan Tanjung

Priok. Faktor penting yang membedakannya terdapat pada kriteria biaya trucking dari

pabrik ke pelabuhan daratan dan Pelabuhan Tanjung Priok. Komponen tarif sangat

mempengaruhi pengguna jasa dalam menentukan pilihannya apakah akan

menggunakan jasa di pelabuhan daratan atau langsung menuju Pelabuhan Tanjung

Priok. Namun disamping tarif yang dibayarkan secara langsung ada biaya lain yang

perlu dipertimbangkan karena menimbulkan efek secara luas antara lain waktu

tempuh dan double handling.

Hasil analisis yang diperoleh utkuk biaya distribusi petikemas untk barang ekspor ke

Singapura dari TPKB Gedebage menuju Pelabuhan Tanjung Priok, untuk petikemas

20 feet sebesar Rp 7.091.000 sedangkan tanpa melelui TPKB Gedebage untuk 20

feet sebesar Rp 6.997.500. Sedangkan peti kemas 40 feet yang melalui TPKB

Gedebage biaya yang dikeluarkan sebsesar Rp 9.286.000 dan tanpa melalui TPKB

Gedebage sebesar Rp . 9.270.500. Dengan hasil generalized cost yang

berprosentase besar dalam distribusi peti kemas pada nilai waktu dan waktu transit

untuk peti kemas 20 feet sekitar 49% dan untuk peti kemas 40 feet pada biaya

pengangkutan sekita 53%, ini disebabkan dihitung ganda untuk biaya yang

dikeluarkan.

Dengan biaya yang lebih tinggi untuk menggunakan TPKB Gedebage menyebabkan

setiap tahunnya arus peti kemas mengalami penurunan . Penurunan jumlah peti

kemas yang diangkut melalui Pelabuhan Daratan Gedebage ini dipengaruhi selain

factor biaya juga dipengaruhi oleh b~nyak sebab, antara lain:

• Adanya depo-depo yang berfungsi sebagai tempat penimbunan sementara

(TPS) dan kawasan berikat yang dapat berfungsi sebagai kawasan pabean;

·Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Melalu i Pelabuhan Strategis" 1 5-45

Page 96: Biaya Logistik SPO

{Laporan Akhir) Final Report • Adanya trailer dari Jakarta yang tarifnya lebih murah dengan sistem

pembayaran tidak cash;

• Adanya penerapan closing time di JICT Jakarta;

• Tarif kereta api yang relatif tinggi, walaupun tarif kereta api sekarang semakin

menurun namun para pemlik barang masih beranggapan bahwa tarif kereta api

masih mahal, dikarenakan kurangnya sosialisasi untuk perubahan tariff kereta

a pi;

• Pelayanan di MTI/Pasoso masih double handling karena belum langsung ke

dermaga;

• Tarif jasa kepelabuhanan/terminal lebih tinggi dari jasa yang sama oleh pihak

swasta;

• Sistem pelayanan bongkar muaUTKBM yang belum memuaskan;

• Tingginya biaya repro container dari Jakarta yang melalui kereta a pi;

• Adanya biaya trucking lokal ke Pelabuhan Daratan Gedebage;

• Pengurusan claim asuransi yang belum lancar;

• Kurang giatnya PT. KA dalam memasarkan Pelabuhan Daratan Gedebage.

Belum efisiennya angkutan kereta api dari Pelabuhan daratan Gedebage ke

Pelabuhan Tanjung Priok, karena belum adanya jaringan kereta api yang menuju ke

sisi dermaga, hal ini menyebabkan waktu tempuh yang lebih lama +10 jam, dengan

perincian 6 jam dengan kereta api dari Pelabuhan daratan Gedebage ke Stasiun

Pasoso ke dermaga.

Biaya angkut lebih mahal karena terjadinya double handling dari Stasiun Pasoso ke

dermaga yang mencapai +35% dari biaya total. Belum mampu memenuhi keinginan

pihak pelayaran yang memberlakukan closing time 9 jam bagi angkutan peti kemas

ke kapal, sehingga angkutan peti kemas dengan kereta tidak kompetitif jika dibanding

dengan angkutan jalan raya, share masing-masing moda adalah 66% untuk jalan

raya dan 34% untuk kereta api. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kurang

bersaingnya Pelabuhan Daratan Gedebage dibanding dengan kompetitornya. Selain

masalah fasilitas tersedia di Pelabuhan Daratan Gedebage, biaya-bi~ya lain seperti

handling dari truk ke KA dan sebaliknya yang harus dikeluarka~ juga menjadi

pertimbangan bagi pengguna jasa.

,

"Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan Industri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-46

Page 97: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report

5.3. Pembahasan

Turunnya peringkat Indonesia di dunia pada Logistic's Performance Index dari

urutan 43 ke 75 disebabkan oleh beberapa factor, antara lain:

1. Besarnya Biaya Logistik Domestik

Besarnya biaya logistik domestik di Indonesia sangat tinggi dibandingkan

dengan negara lain, dimana rata-rata biaya logistik harus dibayar oleh

pengusaha Indonesia untuk 14,08% dari total penjualan. Biaya pengiriman

menjadi dua kali lebih mahal dikernakan kemacetan yang terjadi di Jakarta

mengakibatkan bahwa truk hanya dapat melakukan satu perjalanan dalam satu

hari.

Sebagai contoh dari hasil penelitian kajian ini menunjukkan bahwa tingginya

biaya logistik domestik dari kawasan industri Cikarang ke Pelabuhan Tanjung

Prick tidak menggunakan pelabuhan daratan Cikarang menuju Singapura

sebesar Rp 5.767.500 untuk peti kemas 20 feet sedangkan untuk peti kemas 40

feet sebesar Rp 7.570.500,. Biaya Distribusi Peti Kemas yang menggunakan

Pelabuhan Daratan Cikarang dengan moda truk untuk ukuran 20 feet sebesar

Rp 6. 719.000 dan ukuran 40 feet sebesar Rp 7.036.250. Walaupun dengan

menggunakan layanan Pelabuhan Daratan Cikarang lebih murah disbanding

tanpa menggunakan layanan tersebut, tetap saja biaya yang harus dikeluarkan

lebih tidak sebanding dengan biaya pengiriman peti kemas dari Jakarta ke

Singapura hanya Rp.1.800.000.-. lni tidak ssebanding juga dengan biaya

pengiriman peti kemas ke Padang sebesar Rp 5.400.000.-.

2. Pungutan Liar

Pungutan liar ini dapat meningkatkan jumlah biaya operasional perusahaan

ekspedisi barang yang berakibat pada tingginya freight yang ditawarkan

perusahaan ekspedisi ke eksportir dan importir. Di beberapa titik praktik

pungutan liar, pengguna jasa masih merasakan kekhawatiran dipersulit dan . diperlambat jika penghapusa:"l_pungli dilakukan secara sepihak.

3. lnfrastruktur

Kurang memadainya kuantitas dan kualitas infrastruktur pelabuhan, seperti

permasalahan kondisi alat bongkar muat yang sering rusak dan kesulitan area

penumpukan peti kemas saat masa puncak untuk menampung ekspor dapat

menimbulkan permasalahan ~gnansi yang berujung pada peningkatan biaya

di pelabuhan.

RPenelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-47

Page 98: Biaya Logistik SPO

(Laporan Akhir) Final Report 4. Prosedur birokrasi yang panjang (Red-Tape Bureaucration) dan Ketidakbakuan

standard operating procedure (SOP)

Usaha-usaha sejumlah pihak untuk mereformasi birokrasi menjadi sistem one

stop service atau pelayanan satu atap satu pintu belum benar-benar terwujud.

lnstansi masih menekankan kepada pentingnya prosedur dibandingkan dengan

kelancaran arus barang. Sementara itu, rantai birokrasi di Indonesia terlalu

panjang dan dinilai tidak efisien .

Beberapa upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi tingginya baya logisik

dometik di Indonesia antara lain:

1. Memaksimalkan Layanan Pelabuhan Daratan

Pelabuhan daratan Gedebage dan Cikarang harus mampu menunjang

peningkatan arus barang untuk tujuan impor dan ekspor dengan cara

pengemasan khusus, melalui tempat tertentu di daratan yang berfungsi sebagai

pelabuhan. Dengan berbagai kemudahan yang diberikan kepada eksportir dan

importir, berupa kecepatan pelayanan penyelesaian administrasi ekspor/impor,

serta ketepatan dan kecepatan waktu pengiriman, akan berdampak terhadap

efisiensi biaya dan waktu maupun jaminan keamanan barangnya.

Pelabuhan daratan Cikarang diharapkan dapat membantu menangani

dokumen kepabeanan dan administrasi Ekspor dan lmpor sehingga pada saat

di Tanjung Priok peti kemas dapat langsung masuk ke dalam kapal.

Salah satu benchmarking dari penerapan untuk pelabuhan daratan yang

dilakukan oleh Negara Jepang. Pemerintah Jepang memberikan tarif pajak

esklusif kepada pihak swasta atau pihak terkait yang menjalankan layanan

pergudangan atau pelabuhan daratan. Adapun persyaratan yang harus diikiuti

dengan membangun pelabuhan daratan, antara lain:

Lokasi terletak di sekitar tempat strategis untuk intergrated seperti

interchange jalan raya, stasiun kereta api angkut;

Flat bangunan : lebih dari 1.500 m2;

Memasang fasilitas yang meningkatkan efisiensi seperti peralatan . ' penyortiran Pajak insentif atas gudang komersial;

Pajak insentif pajak perusahaan untuk menangani layanan pelabuhan

daratan;

Dukungan keuangan untuk usaha menengah kecil dan Keuangan , dukungan melalui perluasan batas jaminan asuransi kredit untuk usaha

menengah kecil dan regulasi.

"Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis" I 5-48

Page 99: Biaya Logistik SPO

{Laporan Akhir) Final Report 2. Regulasi

Kemudahan regulasi yang membuat pihak swasta berperan aktif dalam

memajukan system logistic di Indonesia. Salah bentuk upaya regulasi yaitu

pengaturan untuk bidang kepelabuhanan memuat ketentuan mengenai

penghapusan monopoli dalam penyelenggaraan pelabuhan, pemisahan antara

fungsi regulator dan operator serta memberikan peran serta pemerintah daerah

dan swasta secara proposional di dalam penyelenggaraan kepelabuhanan.

Meningkatkan kapasitas jaringan logistik untuk mendapatkan prioritas

pembangunan infrastruktur transportasi logistik serta dilakukan berdasarkan

peta produksi dan kebutuhan logistik. Tersedianya infrastuktur logistik yang

memadai sehingga mampu meningkatkan kelancaran arus barang untuk

mendukung efisiensi dan efektifitas kinerja sistem logistik nasional, melalui

kegiatan pembangunan dan pengembangan infrastruktur yang diarahkan

kepada pelabuhan utama (hub internasional), angkutan laut, angkutan sungai

dan penyeberangan, jalan, kereta api, bandar udara, dan angkutan udara.

Pemerintah perlu segera mengambil langkah strategis melalui investasi secara

signifikan untuk memperbaiki , melengkapi, mengembangkan, dan membangun

infrastruktur logistik di nasional, mengingat isu infrastruktur merupakan masalah

yang paling banyak dikeluhkan oleh para pelaku aktivitas logistik nasional.

,

•Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pe/abuhan Strategis" I 5-49

Page 100: Biaya Logistik SPO

(LCIPO.!:..CI..~~~h.icJ Final Repo.rt

6. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini, adalah:

1. Besarnya biaya logistik domestik di Indonesia sangat tinggi dibandingkan dengan

negara lain, dimana rata-rata biaya logistik harus dibayar oleh pengusaha

Indonesia untuk 14,08% dari total penjualan dan biaya pengiriman peti kemas

dari Jakarta ke Singapura hanya Rp.1.800.000. Biaya distribusi peti kemas dari

kawasan indutri ke Singapura memlaui Pelabuhan Tanjung Priok, adalah ::

a. Biaya distribusi peti kemas dari kawasan industri Cikarang menuju Pelabuhan

Tanjung Priok dengan yang menggunakan layanan pelabuhan daratan dapat

lebih murah dan dibandingkan dengan yang tidak menggunakan layanan

pelabuhan daratan. Biaya distribusi peti kemas dari kawasan industri

Cikarang ke Pelabuhan Tanjung Priok tidak menggunakan pelabuhan daratan

Cikarang menuju Singapura sebesar Rp 5.767.500 untuk peti kemas 20 feet

sedangkan untuk peti kemas 40 feet sebesar Rp 7.570.500,. Sedangkan

untuk biaya Distribusi Peti Kemas yang menggunakan Pelabuhan Daratan

Cikarang dengan moda truk untuk ukuran 20 feet sebesar Rp 6.719.000 dan

ukuran 40 feet sebesar Rp 7.036.250.-. Untuk moda Kereta api biaya

distribusi peti kemas ukuran 20 feet sebesar Rp 5.610.000 dan ukuran 40 feet

sebesar Rp 7.576.500.-.

b. Biaya tidak resmi mempunyai pengaruh yang kecil yaitu hanya 3% sampai 5%

terhadap biaya distribusi peti kemas dan yang memiliki pengaruh tersebsar

adalah biaya pengankutan dan biaya pengirimannya yaitu sampai dengan

50%.

c. Biaya distribusi peti kemas dari kawasan industri Bandung men:.~ju .....

Pelabuhan Tanjung Priok dengan yang menggunakan layanan TPKB

Gedebage ternyata lebih mahal dibandingkan dengan• yang tidak

menggunakan TPKB Gedebage. Biaya distribusi peti kemas dari kawasan

industri Bandung ke Pelabuhan Tanjung Priok tidak menggunakan TPKB

Gedebage menuju Singapura sebesar Rp 6.997.500 untuk peti kemas 20 feet

sedangkan untuk peti kemas 4t) feet sebesar Rp . 9.270.500 . Biaya Distribusi

Peti Kema's yang menggunakan TPKB Gedebage dengan moda truk untuk

ukuran 20 feet sebesar Rp 7.091 .000 dan ukuran 40 feet sebesar

"Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan Jndustri ke Singapura Me/a lui Pe/abuhan Strategis" ( 6-1

Page 101: Biaya Logistik SPO

...... (~apora~ .. ~.~~{r) .. fi~~£ .. f!.~P.?.C~. Rp 9.286.000.- Lebih mahalnya biaya yang dikeluarkan dikarenakan

terjadinya double handling dan biaya angkutan yang untuk menuju terminal

peti kemas di pelabuhan.

d. Unutk Jalur distribusi peti kemas dari Kawasan Bandung menuju Pelabuhan

Tanjung Priok, biaya tidak resmi atau pungutan liar ternyata tidak terlalu besar

pengaruhnya terhadap keseluhan total biaya distribusi peti kemas hanya 2%

sampai 4%. Yang memilik pengaruh paling besar adalah pada nilai waktu dan

waktu transit mencapai 54%.

6.2. Saran

Adapun saran dari penelitian ini, adalah:

a. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi yang dapat mengintegrasikan

seluruh pihak penyedia jasa guna mengefisiensikan waktu proses pengurusan

ekspor dan impor di pelabuhan.

b. Perbaikan pelabuhan harus didukung pula dengan perbaikan infrastruktur

transportasi dari pelabuhan hingga ke gudang pemilik barang guna kelancaran

proses pengiriman barang.

c. Penelitian lebih lanjut mengenai tarif batas kewajaran yang dikeluarkan oleh

pemilik barang;

d. Memaksimalkan layanan Pelabuhan Daratan di wilayah Indonesia;

e. Regulasi yang memudahKan untuk melakukan kegiatan logistik dan berpihak

kepada semua pelaku logistik.

"-

,

"Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan lndustri ke Singapura Me/a lui Pe/abuhan Strategis" 1 6-2

Page 102: Biaya Logistik SPO

... __ (~CIE!9!:CI~_ :t_~~i!L E!TICI!!i~PCI!t

DAFTAR PUSTAKA

....................... , Benchmarking lntermodal freight Transport, OECD, France, 2002

....................... ,, Multimodal Transport Handbook for officials and Practitioners

UNCTAD, New York and Geneva, 1996.

Dewey, J.F, at. al., "Transportation lntermodal", Summary of Final Report BC-354,

Part A, July 2003

Donald J. Bowersox.,\ Manajemen Logistik 1 "lntergrasi Sistem-Sistem Manajemen

Distribusi Fisik dan Manajemen Material", Jakarta. 2004.

Donald J. Bowersox. (2004), Manajemen Logistik 2 "lntergrasi Sistem-Sistem

Manajemen Distribusi Fisik dan Manajemen Material", Jakarta;

US Department of Transportation, "The Use of lntermodal Performance Measures by

State Departement of Transportation, 1996.

Wahyu Prasetya Anggrahini, Optimalisasi Kinerja Peti Kemas Pelabuhan Makassar,

Thesis Magister Sistem dan Teknik Transportasi Universitas Gadjahmada, 2007,

tidak dipublikasikan

Referensi Kepelabuhanan, Bangunan Fasilitas Pelabuhan Seri 3, pelindo Indonesia

2000, edisi pertama.

Referensi Kepelabuhanan, Manajemen Pelabuhan Seri 4, pelindo Indonesia 2000,

edisi pertama.

Referensi Kepelabuhanan, Perancangan dan Perencanaan Pelabuhan Seri 6, pelindo

Indonesia, edisi pertama, 2000.

Wisnu AP. Logistik Praktis, Cara Mudah Menguasai 1/mu Logistik", Jakarta, 2008.

, Yolanda M. Siagian. "Aplikasi Supply Chain Management Dalam Dunia Bisnis",

Jakarta, 2005.

"Penelitian Biaya Logistik Peti Kemas dari Kawasan Industri ke Singapura Me/a lui Pelabuhan Strategis"