spo triage.doc

Upload: lieslongge

Post on 11-Oct-2015

167 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

RS ST. ANTONIUS JOPU

TRIAGE

No.Dokumen

No. Revisi0.0Halaman1/1

S P OTanggal Terbit

4 JUNI 2012Ditetapkan :Direktur RS

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANProses pemilahan pasien berdasarkan kegawatannya atau pengelompokan korban atau pasien berdasarkan berat ringannya trauma atau penyakit serta kecepatan penanganan atau pemindahan pasien.

TUJUANDapat menangani korban atau pasien dengan cepat, cermat dan tepat sesuai dengan sumber daya yang adaTime Saving is Life Saving, The Right Patient, to The Right Place at The Right Time serta melakukan yang terbaik untuk jumlah terbanyak

KEBIJAKANTriage di RS St Antonius Jopu dilakukan oleh dokter jaga atau perawat terlatih

PROSEDURProsedur Pelaksanaan :1. Sasaran Seluruh pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumkital dr. Ramelan dilaksanakan Triage.

2. Pelaksanaana. Triage di Instalasi Gawat Darurat di Rumkital dr. Ramelan dilakukan oleh dokter jaga.b. Triage dilakukan 24 jam terus menerus dan berkesinambunganc. Prioritas : penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul.d. Tingkat prioritas :Prioritas I (prioritas tertinggi) warna merah. a. Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah segera.b. Mempunyai kesempatan hidup yang besar. c. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi.d. Contohnya sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak, syok hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, combutio (luka bakar) tingkat II dan III > 25%Prioritas II (medium) warna kuning. a. Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat.b. Penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat. c. Penderita dengan keadaan akut tapi tidak gawatd. Contoh: patah tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III < 25 %, trauma thorak/abdomen, laserasi luas, trauma bola mata.Prioritas III (rendah) warna hijau. a. Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera. b. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir.c. Untuk penderita yang tidak akut dan tidak gawat d. Contoh luka superficial, luka-luka ringanPrioritas 0 warna Hitam. Pasien meninggal dunia.

UNIT TERKAIT1. Dokter jaga IGD2. Perawat Jaga IGD3. Petugas Pemandu pasien IGD4. Petugas pendaftaran pasien IGD

RS ST. ANTONIUS JOPU

TRIAGE

No.Dokumen

No. Revisi0.0Halaman1/1

S P OTanggal Terbit

4 JUNI 2012Ditetapkan :Direktur RS

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANe. Contoh: patah tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III < 25 %, trauma thorak/abdomen, laserasi luas, trauma bola mata.Prioritas III (rendah) warna hijau. a. Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera. b. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir.c. Untuk penderita yang tidak akut dan tidak gawat d. Contoh luka superficial, luka-luka ringan Prioritas 0 warna Hitam. Pasien meninggal dunia.

UNIT TERKAIT1. Dokter jaga IGD2. Perawat Jaga IGD3. Petugas Pemandu pasien IGD4. Petugas pendaftaran pasien IGD

RS ST. ANTONIUS JOPU

PASIEN RAWAT JALAN UMUM

No.Dokumen04. SPO.RAD.00No. Revisi0.0Halaman1/1

S P OTanggal Terbit

4 JUNI 2012Ditetapkan :Direktur RS

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIAN1. Merupakan proses kegiatan pemeriksaan Radiodiagnostik di RS St. Antonius bagi pasien rawat jalan2. Besarnya biaya pemeriksaan bagi pasien sesuai tarif di RS St. Antonius Jopu

TUJUANSebagai pedoman dalam menyelenggarakan pelayanan Radiologi

KEBIJAKANPelayanan Pasien rawat jalan umum di Instalasi Radiologi menitikberatkan pada kepentingan Pasien

PROSEDUR1. Membawa surat permintaan pemeriksaan Radiologi dari Dokter Pemeriksa2. Petugas Radiologi memberitahukan jumlah biaya pemeriksaan Radiologi yang diminta, memberi nota biling pemeriksaan, dan meminta Pasien untuk membayarnya di Loket pembayaran RS St. Antonius Jopu.3. Formulir permintaan pemeriksaan Radiologi yang telah dilampiri kwitansi pembayaran diserahkan ke Bagian administrasi Radiologi, untuk dicatat kedalam buku Register Radiologi4. Petugas Radiologi melakukan pemeriksaan radiologi yang dimintaPengambilan hasil expertise dapat dilakukan oleh pasien atau keluarganya pada waktu yang telah ditentukan dengan menunjukkan kwitansi pembayaran

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Bagian Keuangan RS St. Antonius

RS ST. ANTONIUS JOPU

PASIEN RAWAT JALAN ASKES

No.Dokumen04. SPO.RAD.00No. Revisi0.0Halaman1/1

S P OTanggal Terbit

4 JUNI 2012Ditetapkan :Direktur RS

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIAN1. Merupakan proses kegiatan pemeriksaan Radiodiagnostik di RS St. Antonius Jopu bagi pasien rawat jalan.2. Selisih biaya pemeriksaan ASKES dibebankan kepada Pasien bersangkutan

TUJUANSebagai acuan langkah langkah pemeriksaan Radiologi untuk Pasien ASKES

KEBIJAKANPelayanan Pasien rawat jalan yang merupakan anggota ASKES di instalasi Radiologi sesuai dengan tarif RS St. Antonius

PROSEDUR1. Pasien membawa surat permintaan pemeriksaan Radiologi yang telah ditandatangani oleh Dokter pemeriksa, surat rujukan dari PUSKESMAS, dan Surat Jaminan Pemeriksaan ( SJP ) yang telah ditanda tangani oleh Pasien.2. Formulir permintaan pemeriksaan Radiologi yang telah dilampiri kwitansi pembayaran diserahkan kepada petugas administrasi Radiologi untuk dicatat ke dalam buku register radiologi3. Petugas Radiologi melakukan pemeriksaan Radiologi yang diminta4. Pengambilan hasil ekspertisi dapat dilakukan oleh pasien atau keluarganya pada waktu yang telah ditentukan, dengan menunjukkan kartu ASKES

UNIT TERKAIT3. Instalasi Radiologi4. Bagian Keuangan RS St. Antonius

RS ST. ANTONIUS JOPU

PASIEN RAWAT JALAN ASKES

No.Dokumen04. SPO.RAD.00No. Revisi0.0Halaman1/1

S P OTanggal Terbit

4 JUNI 2012Ditetapkan :Direktur RS

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIAN3. Merupakan proses kegiatan pemeriksaan Radiodiagnostik di RS St. Antonius Jopu bagi pasien rawat jalan.4. Selisih biaya pemeriksaan ASKES dibebankan kepada Pasien bersangkutan

TUJUANSebagai acuan langkah langkah pemeriksaan Radiologi untuk Pasien ASKES

KEBIJAKANPelayanan Pasien rawat jalan yang merupakan anggota ASKES di instalasi Radiologi sesuai dengan tarif RS St. Antonius

PROSEDUR5. Pasien membawa surat permintaan pemeriksaan Radiologi yang telah ditandatangani oleh Dokter pemeriksa, surat rujukan dari PUSKESMAS, dan Surat Jaminan Pemeriksaan ( SJP ) yang telah ditanda tangani oleh Pasien.6. Formulir permintaan pemeriksaan Radiologi yang telah dilampiri kwitansi pembayaran diserahkan kepada petugas administrasi Radiologi untuk dicatat ke dalam buku register radiologi7. Petugas Radiologi melakukan pemeriksaan Radiologi yang diminta8. Pengambilan hasil ekspertisi dapat dilakukan oleh pasien atau keluarganya pada waktu yang telah ditentukan, dengan menunjukkan kartu ASKES

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Bagian Keuangan RS St. Antonius

RS ST.ANTONIUS JOPUPASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT

NO. DOKUMEN04.SPO.RAD.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

S P OTGL. TERBIT4 JUNI 2014Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANSebagai acuan langkah langkah pemeriksaan radiologi untuk pasien yang perlu penanganan segera

TUJUANMelakukan tindakan penyelamatan jiwa pasien, mengenai administrasi dapat dilakukan saat pasien diijinkan pulang oleh dokter pemeriksa

KEBIJAKANPelayanan pasien IGD di Radiologi menitikberatkan pada keselamatan jiwa pasien

PROSEDUR1. Perawat segera menghubungi petugas radiologi2. Pasien diantar oleh petugas IGD, dengan membawa surat pengantar pemeriksaan radiologi dari dokter IGD3. Petugas radiologi melakukan pencatatan di buku register pemeriksaan.4. Petugas radiologi melakukan pemeriksaan radiologi yang diminta.5. Hasil pemeriksaan Rontgen / CT Scan di Instalasi Radiologi dapat ditunggu tanpa expertise6. Hasil pemeriksaan Rontgen / CT Scan tanpa expertise dapat dibawa oleh perawat bersama dengan pasien ke IGD7. Teknis Administrasi dapat diselesaikan oleh pasien / keluarga setelah mendapat persetujuan pulang oleh dokter pemeriksa

UNIT TERKAIT1. Instalasi radiologi 2. Instalasi gawat darurat3. Keuangan RS St. Antonius Jopu

RS ST.ANTONIUS JOPU

PASIEN RAWAT INAP

NO. DOKUMEN

04.SPO.RAD.00

NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

S P OTGL. TERBIT

4 Juni 2014Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIAN1. Merupakan proses kegiatan pemeriksaan radiodiagnostik di RS St. Antonius Jopu dari pasien rawat inap2. Besarnya biaya pemeriksaan bagi pasien sesuai tarif di RS St. Antonius Jopu

TUJUANSebagai acuan langkah langkah pemeriksaan pasien rawat inap di Instalasi radiologi

KEBIJAKANPelayanan pasien rawat inap di instalasi radiologi menitikberatkan pada kepentingan pasien

PROSEDUR1. Perawat membawa pasien rawat inap untuk dilakukan pemeriksaan radiologi, sambil membawa surat permintaan pemeriksaan dari dokter pemeriksa2. Petugas radiologi mencatat dalam buku register / status pasien3. Petugas radiologi mencatat dalam buku register / status pasien4. Pasien dibawa kembali ke ruangan5. Hasil dapat diambil oleh perawat ruangan setelah mendapat expertise dari dokter pemeriksa

UNIT TERKAIT1. Instalasi radiologi2. Instalasi rawat inap3. Keuangan RS St. Antonius Jopu

RS ST. ANTONIUS JOPU

PROTEKSI RADIASI

No.Dokumen04. SPO.RAD.00No. Revisi0.0Halaman1/1

S P OTanggal Terbit

4 JUNI 2012Ditetapkan :Direktur RS

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANProteksi radiasi adalah upaya yang dilakukan oleh petugas radiologi agar dapat melaksanakan tugasnya menekan dosis serendah-rendahnya terhadap pasien

TUJUANSebagai acuan petugas radiologi dalam melaksanakan tugasnya selalu ingat prinsip dasar proteksi radiasi

KEBIJAKAN

PROSEDUR1. Petugas radiologi selalu memakai Film Badge disaat melakukan tugasnya2. Pemeriksaan kesehatan rutin bagi petugas Radiologi minimal dua tahun sekali3. Ijin pemakaian sumber radiasi dilakukan 3 tahun sekali4. Petugas dalam melaksanakan tugasnya selalu ingat prinsip dasar proteksi radiasi

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Instalasi Gawat Darurat 3. Instalasi Rawat Jalan4. Instalasi Rawat Inap

RS ST.ANTONIUS JOPUTEKNIS RADIOLOGI PEMERIKSAAN SEDERHANA

NO. DOKUMEN

04.SPO.RAD.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

S P OTGL. TERBIT

4 JUNI 2014Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPelaksanaan tata kerja di instalasi radiologi

TUJUANUntuk kelancaran tugas kerja

KEBIJAKANProsedur teknis radiologi mencakup alur pelayanan instalasi radiologi yang menitikberatkan kepentingan pasien

PROSEDUR1. Pemeriksa formulir permintaan pemeriksaan dengan seksama2. Pasien diberitahukan biaya pemeriksaan, kemudian dipersilahkan membayar di loket pembayaran RS St Antonius Jopu3. Sesudah melunasi pembayaran atau administrasi, petugas administrasi radiologi akan mencatat di buku register pemeriksaan4. Petugas radiologi akan melakukan pemeriksaan / pemotretan sesusai dengan jenis pemeriksaan yang diminta5. Petugas radiologi mempersiapkan peralatan pemeriksaan dengan baik sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta6. Tempatkan pasien dalam posisi yang optimal, sesuai dengan teknik radiografi yang dibutuhkan7. Gunakan kaset film dan assesoris lainnya dengan tepat sesuai dengan pemeriksaan yang diminta8. Beri identitas pasien dan tanda R/L, sesuai dengan posisi anatomi yang tepat pada kaset film9. Gunakan luas lapangan pemeriksaan secukupnya dan sentrasi sinar yang tepat10. Atur faktor eksposi yang tepat11. Petugas melakukan eksposi12. Setelah pemeriksaan seleasi dilakukan, pasien disuruh mengganti pakaian dan menunggu hasil pemeriksaan di ruang tunggu di radiologi13. Cuci film di kamar gelap

UNIT TERKAIT1. Instalasi radiologi2. Instalasi rawat jalan3. Instalasi gawat darurat4. Instalasi rawat inap5. Loket pembayaran RS St. Antonius Jopu

RS ST.ANTONIUS JOPUPENDAFTARAN

NO. DOKUMEN

04.SPO.RAD.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

S P OTGL. TERBIT

4 JUNI 2014Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPelayanan yang baik akan memberikan kesan yang baik pada pasien, oleh karena itu perlu prosedur yang mudah dilaksanakan, mulai dari pendaftaran pemeriksaan sampai dengan hasil pemeriksaan radiologi

TUJUANSebagai acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan di instalasi radiologi sesuai dengan alur pelayanan yang telah ditetapkan mulai dari pendaftaran

KEBIJAKANSebelum pasien dilakukan pemeriksaan radiologi harus mendaftar terlebih dahulu

PROSEDUR1. Penderita harus membawa surat permintaan pemeriksaan dari dokter peminta untuk dilakukan pemeriksaan2. Surat permintaan pemeriksaan tersebut diserahkan kepada petugas pendaftaran / administrasi radiologi3. Petugas administrasi radiologi akan memberikan nota pembayaran4. Pasien akan membawa nota pembayaran ke lokter pembayaran RS St. Antonius Jopu dan melakukan pembayaran.5. Petugas loket pembayaran akan memberikan tanda lunas pada nota pembayaran6. Kwitansi pembayaran diserahkan ke petugas pendaftaran radiologi dan dilakukan pemeriksaan7. Pasien diminta menunggu panggilan di ruangan tunggu radiologi8. Penderita dipersiapkan dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan sesuai permintaan dokter9. Setelah selesai dilakukan pemeriksaan penderita diberitahu kapan hasil pemeriksaan diambil

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Loket pembayaran RS St. Antonius Jopu3. Pasien

RS ST.ANTONIUS JOPUPEMBAYARAN PASIEN RAWAT JALAN

NO. DOKUMEN04.SPO.RAD.00NO. REVISI00HALAMAN1/1

S P OTGL. TERBIT

4 JUNI 2012Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIAN1. Pembayaran pasin rawat jalan dilakukan pada saat pasien akan dilakukan pemeriksaan radiologi2. Tempat pembayaran di loket pembayaran RS St. Antonius Jopu

TUJUANSebagai acuan untuk kelancaran administrasi keuangan instalasi radiologi dan rumah sakit

KEBIJAKANUntuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan

PROSEDUR1. Ada surat pengantar pemeriksaan dari dokter luar atau poliklinik RS St. Santo Antonius Jopu untuk dilakukan pemeriksaan radiologi2. Petugas radiologi menuliskan biaya pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta dan menurut tarif yang diberlakukan di RS St. Antonius Jopu3. Pasien membayar ke loket pembayaran RS St. Antonius Jopu4. Dengan membawa kwitansi pembayaran, pasien datang ke radiologi untuk dilakukan pemeriksaan radiologi

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Loket pembayaran RS St. Antonius Jopu

RS ST.ANTONIUS JOPUPEMBAYARAN PASIEN RAWAT INAP

NO. DOKUMEN04.SPO.RAD.00NO. REVISI00HALAMAN1/1

S P OTGL. TERBIT

4 JUNI 2012Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIAN1. Pembayaran pasien rawat inap dilakukan setelah pasien selesai mendapatkan perawatan dan dinyatakan dapat keluar dari rumah sakit oleh dokter yang memeriksa2. Tempat pembayaran di loket pembayaran RS St. Antonius Jopu setelah perincian biaya selesai disusun tenaga administrasi ruangan keperawatan

TUJUANSebagai acuan untuk kelancaran administrasi keuangan instalasi radiologi dan rumah sakit

KEBIJAKANPerhitungan untuk pasien rawat inap dilakukan setelah pasien mendapatkan perawatan dan dinyatakan dapat keluar / pulang dari Rumah Sakit oleh dokter yang merawat

PROSEDUR1. Setelah pasien mendapatkan pelayanan radiologi, petugas radiologi mencatat biaya pemeriksaan ke dalam lembar billing dan diserahkan ke lokter pembayaran RS St. Antonius Jopu oleh petugas administrasi radiologi2. Petugas loket pembayaran memasukkan biaya pemeriksaan radiologi ke dalam komputer sesuai dengan biaya yang ditulis di dalam lembar billing3. Setelah pasien dinyatakan dapat keluar / pulang, pasien / keluarga pasien membayar ke bagian loket pembayaran RS St. Antonius Jopu4. Kwitansi pembayaran dibawa ke ruang perawatan sebagai jaminan pasien boleh pulang.

UNIT TERKAIT1. Instalasi radiologi 2. Instalasi rawat inap3. Loket pembayaran RS St. Antonius Jopu

RS ST.ANTONIUS JOPUPENGAMBILAN HASIL RADIOLOGI

NO. DOKUMEN

04.SPO.RAD.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

S P OTGL. TERBIT

4 JUNI 2014Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANTata cara hasil pengambilan radiologi yang telah diexperise oleh dokter pemeriksa

TUJUANUntuk mempermudah pasien dalam mendapatkan hasil expertise pemeriksaan radiologi

KEBIJAKANDiambil sehari setelah pemeriksaan radiologi

PROSEDUR1. Apabila pasien diperiksa di radiologi jam 08:00 12:00, hasil expertise dapat diambil sebelum jam 14:002. Apabila pasien dilakukan pemeriksaan radiologi jam 12:00-14:00, hasil expertise dapat diambil jam 08:00 keesokan harinya3. Apabila pasien dari IGD diperiksa di radiologi, hasil dapat langsung diambil tanpa expertise4. Apabila pasien dilakukan pemeriksaan radiologi, hasil expertise diminta cito, hasil dapat ditunggu pada hari itu juga

UNIT TERKAIT1. Petugas Adminitrasi Radiologi2. Pasien

RS ST.ANTONIUS JOPUPEMERIKSAAN RADIOLOGI SEDERHANA ( TANPA KONTRAS )

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

S P OTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPersiapan pemeriksaan radiologi ( tanpa ) kontras adalah persiapan untuk pasien, agar menghasilkan gambar yang baik dan terhindar dari benda asing yang tidak diinginkan, seperti kancing baju, perhiasan, koin uang logam dan lain lain

TUJUANSebagai acuan untuk pemeriksaan radiologi sederhana ( tanpa kontas)

KEBIJAKANDilakukan sesuai Prosedur

PROSEDUR1. Semua pasien yang akan dilakukan pemeriksaan radiologi sederhana (tanpa kontras) dan kondisinya memungkinkan untuk mengganti pakaian dengan pakaian khusus yang sudah disediakan2. Daerah yang akan diperiksa sedapat mungkin tidak terhalang oleh benda asing yang tidak diinginkan

UNIT TERKAIT1. Instalasi rawat jalan2. Instalasi rawat inap3. Instalasi gawat darurat3. Instalasi radiologi

RS ST.ANTONIUS JOPUPEMERIKSAAN FOTO SCHEDELL

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

S P OTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPemeriksaan foto Schedell adalah pemeriksaan radiologis untuk mendapatkan gambar Schedell pada posisi postero-anterior dan lateral, yang memperlihatkan secara terperinci Schedell untuk tujuan diagnostik

TUJUANSebagai acuan untuk pemeriksaan radiologi sederhana ( tanpa kontas)

KEBIJAKANDilakukan sesuai Prosedur

PROSEDUR1. Posisi Postero-Anteriora. Pasien duduk / proneb. Bidang Mid Sagital Plane dipusatkan pada garis tengah mejac. Lengan sedikit diangkat, siku fleksi dengan telapak tangan diletakkan di atas meja pemeriksaand. Bahu bahu berada di dalam bidan transversale. Hidung dan dahi menempel pada film, tanpa rotasif. Orbito Meata Line (OML) tegak lurus filmg. Sumbu panjang kaset film terletak sejajar dengan sumbu panjang kepalah. FFD = 100 cmi. CR membentuk sudut 15o Caudad, diarahkan pada Nation.j. Film dipusatkan pada sentrasi sinark. Kondisi 70-80 kV dan 18mAsl. Kriteria evaluasi Kepala tidak rotasi Struktur anterior terlihat baik Petrous Pyramid harus terproyeksi di orbita anterior

2. Posisi Lateral:a. Pasien prone di meja pemeriksaanb. Kepala berpaling sehingga permukaan lateral sisi yang diperiksa terletak di atas mejac. Lengan sisi yang diperiksa diletakkan di sepanjang sisi tubuh, sedangkan lengan kontralateral sedikit diangkat dengan siku fleksi dan lengan bawah terletak di depan wajah pasien

RS ST.ANTONIUS JOPU

PEMERIKSAAN FOTO SCHEDELL

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PENGERTIANd. Dagu disokong sponge atau / bantal pasire. Kepala diposisikan sehingga Sella Tursicaf. Bidang mid-sagital kepala sejajar dengan meja pemeriksaan dan interpupillary line tegak lurus dengan meja pemeriksaang. CR tegak lurus film, diarahkan vertikal pada Sella Tursicah. Film dipusatkan pada sentrasi sinari. Kondisi 70-80 kV, 18 mAsj. Kriteria evaluasi: bagian posterior mandibular harus superposisik. Seluruh kepala harus masuk dalam film

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Instalasi Rawat jalan3. Instalasi rawat inap4. Instalasi gawat darurat

RS ST.ANTONIUS JOPUPEMERIKSAAN FOTO THORAX

NO. DOKUMEN

04.SPO.RAD.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/3

S P OTGL. TERBIT

4 JUNI 2014Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPemeriksaan foto Thorax adalah pemeriksan radiologis untuk mendapatkan gambaran thorax pada posisi postero-anterior, lateral, lateral decubitus, top lordotic dan oblique, yang memperlihatkan secara terperinci thorax untuk tujuan diagnostik

TUJUANUntuk mempermudah pasien dalam mendapatkan hasil expertise pemeriksaan radiologi

KEBIJAKANDilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR1. Posisi Postero-Anteriora. Pasien tegak dengan pasien posisi PA di depan Bucky Standb. Bidang Mid Sagital dipusatkan pada garis tengah kasetc. Kepala menghadap ke depan tanpa rotasid. Lengan endorotasi dengan siku sedikit fleksi dan permukaan dorsal tangan diletakkan di atas pinggule. Sumbu panjang kaset sejajar dengan sumbu filmf. FFD: - 1,8 m untuk pemeriksaan paru 2,0 m untuk pemeriksaan jantungg. CR tegak lurus film, diarahkan horizontal pada bidang Mid Sagital Planeh. Film dipusatkan pada sentrasi sinari. Saat exposi, pasien menahan nafas dalam kedaan inspirasi maksimalj. Kondisi 110 125 kV, 3 mAsk. Kriteria evaluasi: Seluruh lapangan paru harus terproyeksi dalam film, termasuk sinus costophrenicus Scapula harus rotasi, sehingga tidak superposisi dengan paru Clavicular head harus terproyeksi setinggi costae VI posterior Diafragma harus terproyeksi setinggi Costae X posteriorl. Tanpa scoliosis, ujung medial clavicula harus sama jaraknya dari Processus Spinosus

RS ST.ANTONIUS JOPUPEMERIKSAAN FOTO THORAX

NO. DOKUMEN

04.SPO.RAD.00NO. REVISI

00HALAMAN

2/3

S P O

PROSEDUR2. Posisi Antero_Posterior:a. Pasien supine diatas meja pemeriksaanb. Bidang Mid-Sagital dipusatkan pada garis tengah filmc. Lengan diangkat dan diletakkan di sisi kepalad. Sumbu panjang kaset film sejajar dengan sumbu panjang tubuhe. FFD = 18 cmf. CR tegak lurus film, diarahkan horisontal pada bidang Mid-Sagitalg. Film dipusatkan pada sentrasi sinarh. Kondisi 75-80 kV, 80-100 kV dengan grid (pasien besar) 1,7 mAsi. Kriteria evaluasi Seluruh lapangan paru harus terproyeksi dalam film, termasuk sinus costrophrenicus Tanpa scoliosis, ujung medical calvicula harus sama jaraknya dari Prosesus Spinosus3. Posisi Lateral:a. Pasien tegak dengan posisi lateral di depan Bucky Standb. Pasien diposisikan sehingga titik 5 cm anterior Mid-axillary dipusatkan pada garis tengah filmc. Bidang Mid-sagital dalam posisi true verticald. Sumbu panjang kaset film sejajar dengan sumbu panjang pasiene. FFD = 1,8 meterf. CR tegak lurus film, diarahkan horisontal pada bidang Mid-sagital film setinggi vertebrae thoracal VIIg. Film dipusatkan pada sentrasi sinarh. Exposi saat pasien tahan napas dan insipirasi maksimali. Kondisi 105-110 kV dan 6 mAsj. Kriteria: Seluruh lapangan paru, difragma dan sinus costrophrenicus posterior harus terproyeksi dalam film Tidak ada rotasi dari pasien

RS ST.ANTONIUS JOPUPEMERIKSAAN FOTO THORAX

NO. DOKUMEN

04.SPO.RAD.00NO. REVISI

00HALAMAN

3/3

S P O

PROSEDUR4. Posisi lateral decubitus:a. Pasien berbaring membelakangi tube dalam posisi lateralb. Kedua scapula harus dalam bidang vertical yang samac. Kedua lutut sedikit fleksi dan superposisid. Kedua lengan diangkat dan mengarah ke sisi kepalae. Pasien diatur sehingga vertebrae thoracal VII ditengah filmf. Sumbu panjang kaset sejajar dengan sumbu panjang filmg. FFD = 1,8 meterh. CR horisontal tegak lurus film CP pada pertengahan filmi. Saat exposi pasien inspirasi maksimal dan tahan nafasj. Kondisi 110 125 kV dan 5 mAsk. Kriteria evaluasi: Bagian bawah perifer sisi tubuh yang diperiksa yang berada di bawah harus masuk dalam film5. Posisi Top Lordotic Pasien berdiri dalam posisi AP

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Instalasi Rawat jalan3. Instalasi rawat inap4. Instalasi gawat darurat

RS ST.ANTONIUS JOPUPEMERIKSAAN FOTO OS HUMERUS

NO. DOKUMEN

04.SPO.RAD.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/2

S P OTGL. TERBIT

4 JUNI 2014Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPemeriksaan foto os humerus adalah pemeriksaan radiologis untuk mendapatkan gambar os humerus pada posisi antero-posterior dan lateral, yang memperlihatkan secara terperinci os humerus untuk tujuan diagnostik

TUJUANSebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan agar menghasilkan pemeriksaan radiologis yang benar, sehingga terhindar dari kesalahan prosedur

KEBIJAKANDilakukan sesuai Prosedur

PROSEDUR1. Posisi Antero-Posterior:a. Pasien supine di atas meja pemeriksaanb. Bahu kontralateral sedikit elevasic. Tangan supinasi dan seluruh extremitas superior dalam posisi true APd. Sumbu panjang kaset film terletak sejajar dengan sumbu panjang os humeruse. FFD = 100 cmf. CR tegak lurus film, diarahkan pada pertengahan os humerusg. Kriteria evaluasi Seluruh os humerus dari caput hingga condylus harus terproyeksi Tuberositas major harus terproyeksi di lateral Tidak boleh ada rotasi condylus os humerus2. Posisi Laterala. Pasien supine di atas meja pemeriksaanb. Bahu kontralateral sedikit elevasic. Extremitas superior sedikit abduksi dan tangan pronasi, sehingga permukaan dorsal menempel pada pahad. Extremitas superior harus diposisikan true lateral dengan permukaan medal terletak di atas mejae. Sumbu panjang kaset film terleteak sejajar dengan sumbu panjang os humerus

RS ST.ANTONIUS JOPUPEMERIKSAAN FOTO OS HUMERUS

NO. DOKUMEN

04.SPO.RAD.00NO. REVISI

00HALAMAN

2/2

S P OTGL. TERBIT

4 JUNI 2014Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANf. FFD = 100 cmg. CR tegak lurus film, diarahkan pada pertengahan os humerush. Film dipusatkan pada sentrasi sinari. Kondisi 70 6 kV dan 6 mAsj. Kriteria evaluasi Seluruh os humerus dari caput dan condylus harus terproyeksi Tuberositas minor harus terproyeksi di medial Condyli os humer harus superposisi

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Instalasi Rawat jalan3. Instalasi rawat inap4. Instalasi gawat darurat

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO SHOULDER

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPemeriksaan foto shoulder adalah pemeriksaan radiologis untuk mendapatkan gambar shoulder pada posisi antero-posterior, yang memperlihatkan secara terperinci shoulder untuk tujuan diagnostik

TUJUANSebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan, agar menghasilkan pemeriksaan radiologis yang benar, sehingga terhindar dari kesalahan prosedur

KEBIJAKANDilakukan sesusai prosedur

PROSEDUR1. Posisi antero-posterior dengan rotasi eksterna (non-trauma)a. Pasien supine di atas meja pemeriksaanb. Siku ektensi maksimal dengan lengan sedikit abduksi dan tangan supinasic. Bidang coronal epicondylus sejajar filmd. FFD = 100 cme. CR tegak lurus film, diarahkan pada 2,5 cm dari processus coracoideusf. Film dipusatkan pada sentrasi sinarg. Kondisi, 70 5 kV dan 6 mAsh. Kriteria evaluasi: Seluruh tuberositas major os humerus terlihat di lateral Ruang artic glenohumeral terlihat sebagai daerah superposisi kecil berbentuk bulan sabit2. Posisi antero-posterior dengan rotasi interna (non-trauma)a. Pasien supine di atas meja pemeriksaanb. Siku sedikit fleksi dengan lengan rotasi interna dan tangan pronasic. Permukaan dorsal tangan terletak di atas pahad. Bidang coronal epicondylus tegak lurus filme. FFD = 100 cmf. CR tegak lurus film, diarahkan pada 2,5 cm inferior dari processus coracoideusg. Film dipusatkan pada sentrasi sinarh. Kondisi, 70 5 kV dan 6 mAsi. Kriteria evaluasi: Tuberositas minor humerus terproyeksi di medial Tepi luar os humerus membentuk kurva relatif halus3. Posisi antero-posterior dengan rotasi netral (trauma)a. Pasien supine di atas meja pemeriksaanb. Suku ekstensi maksimal dengan permukaan palmar tangan terletas di atas pahac. Bidang coronal epicondylus membentuk sudut 45o dengan bidang filmd. FFD = 100 cme. CR tegak lurus film, diarahkan pada midscapulohumeral jointf. Film dipusatkan pada sentrasi sinarg. Kondisi, 70 5 kV dan 6 mAsh. Kriteria evaluasi: Tuberositas major os humerus terlihat sebagai di lateral4. Posisi apacromio-claviculara. Pasien duduk/berdiiri posisi di AP di depan meja pemeriksaanb. Extremitas superior dalam posisi true APc. Pasien dipusatkan di garis tengah mejad. FFD = 180 cme. CR membentuk sudut 15o cephalad, diarahkan pada pertengahan acromio-clavicular joint kiri kananf. Film dipusatkan pada sentrasi sinar, sehingga kedua clavicula terproyeksi dalam filmg. Kondisi, 65 5 kV dengan screen, 65-70 kV dengan grid pada pasien besar dan 20 mAsh. Kriteria evaluasi: Kedua artic acromio-clavicular tergambarkan baik Aspek proximal acromion terproyeksi di superior

UNIT TERKAIT1. Instalasi radiologi2. Instalasi rawat jalan3. Instalasi rawat inap4. Unit gawat darurat

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO OS CLAVICULA

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPemeriksaan foto os clavicula adalah pemeriksaan radiologis untuk mendapatkan gambar os clavicula pada posisi antero-posterior, yang memperlihatkan secara terperinci os clavicula, untuk tujuan diagnostik.

TUJUANSebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan, agar menghasilkan pemeriksaan radiologis yang benar, sehingga terhindar dari kesalahan prosedur.

KEBIJAKANDilakukan sesuai prosedur.

PROSEDURPosisi ANTERO-POSTERIORa. Pasien berdiri dengan posisi AP di depan meja pemeriksaan.b. Os clavicula dipusatkan di garis tengah meja.c. Kepala pasien menghadap ke depan dan dagu diangkat.d. FFD = 100cme. CR tegak lurus film, diarahkan pada pertengahan os claviculaf. Selama eksposi, pasien menahan napasg. Film dipusatkan pada sentrasi sinarh. Kondisi 70 5kV dan 8 mAsi. Kriteria evaluasi : Seluruh os clavicula terlihat Clavicula terlihat di superior scapula

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Instalasi Rawat Jalan3. Instalasi Rawat Inap4. Instalasi Gawat Darurat

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO OS SCAPULA

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPemeriksaan foto os scapula adalah pemeriksaan radiologis untuk mendapatkan gambar os scapula pada posisi antero-posterior dan anterior oblique, yang memperlihatkan secara terperinci os scapula, untuk tujuan diagnostik

TUJUANSebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan, agar menghasilkan pemeriksaan radiologis yang benar, sehingga terhindar dari kesalahan prosedur

KEBIJAKANDilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR1. Posisi antero-posteriora. Pasien supine di atas meja pemeriksaanb. Os scapula dipusatkan di garis tengah mejac. Lengan abduksi membentuk 90o dengan tubuh, siku fleksi dan tangan supinasid. FFD = 100 cme. CR tegak lurus film, diarahkan pada daerah pertengahan scapulaf. Selama ekposi, pasien menahan napasg. Film dipusatkan pada sentrasi sinarh. Kondisi, 75 5 kV dan 7 mAsi. Kriteria evaluasi: Acrominon, processus coracoideus dan fossa glenoid terlihat baik2. Posisi Anterior obliquea. Pasien berdiri dengan posisi anterior obliqueb. Os scapula yang diperiksa dipusatkan di garis tengah mejac. Lengan pada sisi yang diperiksa diangkat dengan pergelangan tangan terletak di atas kepalad. Bahu pada sisi yang diperiksa dekat dengan mejae. Exteremitas superior kontralateral terletak di sepanjang sisi tubuhf. CR tegak lurus film, diarahkan ke midvertebral border dari scapulag. Film dipusatkan pada sentrasi sinarh. Selama eksposi, pasien menahan napasi. Kondisi, 75 5 kV dan 13 mAsj. Kriteria evaluasi: Scapula harus terlihat sebagai struktur tipis Processus coracoideus dan acromion terlihat baik dengan fossa glenoid di antaranya

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Instalasi Rawat Jalan3. Instalasi Rawat Inap4. Unit Gawat Darurat

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO OS PEDIS

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPemeriksaan foto pedis adalah pemeriksaan radiologis untuk mendapatkan gambar pedis pada posisi dorso-plantar, medial oblique dan lateral yang memperlihatkan secara terperinci tulang phalanges, metatarsalia dan tarsalia untuk tujuak diagnostik

TUJUANSebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan, agar menghasilkan pemeriksaan radiologis yang benar, sehingga terhindar dari kesalahan prosedur

KEBIJAKANDilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR1. Posisi dorso-plantar:a. Pasien posisi duduk atau supine di atas meja pemeriksaanb. Lutut fleksi sehingga telapak kaki terletak di atas kaset film, yang berada di atas mejac. Sumbu panjang kaset film sejajar dengan sumbu panjang kakid. FFD = 100 cme. CR tegak lurus metatarsal, diarahkan ke ujung proximal os metatarsal digiti IIIf. Film dipusatkan pada sentrasi sinarg. Kondisi, 60 5 kV dan 2 mAsh. Kriteria evaluasi: Os metatarsalia dan phalanges harus terlihat jelas dan masing-masing terpisah Os tarsalia, distal dari os talus, harus terlihat walaupun sebagian saling meliput2. Posisi AP medial-obliquea. Pasien posisi duduk atau supine di atas meja pemeriksaanb. Lutut fleksi sehingga telapak kaki terletak di atas kaset film, yang berada di atas mejac. Tungkai rotasi ke medial sehingga telapak kaki membentuk sudut 30o dengan bidang filmd. Sumbu panjang film sejajar dengan sumbu panjang kakie. CR tegak lurus film, diarahkan ke ujung proximal os metatarsalis digiti IIIf. Film dipusatkan pada sentrasi sinarg. Kondisi, 60 5 kV dan 2 mAsh. Kriteria evaluasi: Os phalanges, cuboideum dan naviculare harus terproyeksi dengan baik Os metatarsalia digiti III-IV harus terproyeksi baik. Os metatarsal digiti I-II boleh superposisi3. Posisi lateral:a. Pasien posisi semiprone di atas meja pemeriksaanb. Permukaan medial kaki terletak di atas kaset film yang berada di atas mejac. Saluruh tungkai lurus dalam posisi true lateral dengan pinggul dan lutut fleksi dan patella tegak lurus meja pemeriksaand. Sumbu panjang film sejajar dengan sumbu panjang kakie. Sentrasi sinar tegak lurus film dan diarahkan vertikal ke articf. Film dipusatkan pada sentrasi sinarg. Kriteria evaluas: Os phalanges dan metatarsal harus superposisi Artic, talo-tibial dan os calcaneus harus terlihat baik

UNIT TERKAIT1. Instalasi radiologi2. Instalasi rawat jalan3. Instalasi rawat inap4. Unit gawat darurat

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO OS CALCANEUS

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPemeriksaan foto calcaneus adalah pemeriksaan radiologis untuk mendapatkan gambar calcaneus pada posisi tangenital dan lateral, yang memperlihatkan secara terperinci calcaneus pada posisi tangenital dan lateral

TUJUANSebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan agar menghasilkan pemeriksaan radiologis yang benar, sehingga terhindar dari kesalahan prosedur

KEBIJAKANDilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR1. Posisi tangenital:a. Pasien duduk atau supine di atas meja pemeriksaanb. Extremitas inferior extensi maksimal dengan ankle fleksic. Permukaan plantar kaki/telapak kaki membentuk sudut 90o dengan meja pemeriksaand. CR membentuk sudut 40o cephalad dengan sumbu panjang telapak kaki, diarahkan ke ujung proximal os metatarsal digiti III keluar pada level sedikit di distal dari malleolus lateralise. Film dipusatkan pada sentrasi sinarf. Kondisi 70 5 kV dan 5 mAsg. Kriteria evaluasi: Sustentaculum talare terlihat di medial Processus lateralis dan trochlearis terlihat sepanjang sisi lateral Calcaneus elongatio2. Posisi laterala. Pasien posisi semiprone di atas meja pemeriksaanb. Permukaan medial ankle terletak di atas kaset film, yang berada di atas mejac. Seluruh tungkai harus dalam posisi true lateral dengan pinggu dan lutut fleksi dan patella tegak lurus meja pemeriksaand. Sumbu panjang film sejajar dengan sumbu panjang anklee. CR tegak lurus film, diarahkan ke 2,5 cm inferior dari malleolus medialisf. Film dipusatkan pada sentrasig. Kondisi 70 5 kV dan 5 mAsh. Kriteria evaluasi: Os fibula harus superposisi dengan posterior dari sebagian os tibia distal Artic talo-tibial, os talus dan os calcaneus harus terlihat baik Pertengahan artic talocalcaneal harus terproyeksi tanpa superposisi

UNIT TERKAIT1. Instalasi radiologi2. Instalasi rawat jalan3. Instalasi rawat inap4. Unit gawat darurat

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO OS PATELLA

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPemeriksaan foto patella adalah pemeriksaan radiologis untuk mendapatkan gambar patella, pada posisi postero-anterior, lateral dan tangenital yang memperlihatkan secara terperinci patella untuk tujuan diagnostik

TUJUANSebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan, agar menghasilkan pemeriksaan radiologis yang benar sehingga terhindar dari kesalahan prosedur

KEBIJAKANDilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR1. Posisi postero-anteriora. Pasien proneb. Extremitas inferior ekstensi, letakkan bantal pasir di bawah ankle jointc. Sumbu panjang tungkai dipusatkan pada garis tengah mejad. Permukaan patella sejajar dengan bidang mejae. FFD = 199 cmf. CR tegak lurus film, diarahkan ke pertengahan os patellag. Film dipusatkan pada sentrasi sinarh. Kondisi, 75 5 kV dan 5 mAsi. Kriteria evaluasi: Patella (base, body dan apex) terlihat jelas tanpa rotasi Artic genu harus terlihat2. Posisi laterala. Pasien posisi lateral di atas meja pemeriksaanb. Bila dicurigai ada fracture, tungkai extensi parsial, sehingga lutut fleksi 10o (lutut jangan fleksi maksimal)c. Patella dipusatkan pada garis tengah mejad. Rotasi badan dan seluruh extremitas inferior sehingga bidang patella tegak lurus mejae. Kondisi 60 5 kV dengan screen, 70 6 kV dengan grid (pasien besar) dan 4 mAsf. CR tegak lurus film diarahkan ke midfemoropatellar jointg. Film dipusatkan pada sentrasi sinarh. Kriteria evaluasi: Patella harus terlihat in profile dengan artic patellofemoral terlihat jelas Artic genu harus terlihat dalam posisi lateral

UNIT TERKAIT1. Instalasi radiologi2. Instalasi rawat jalan3. Instalasi rawat inap4. Unit gawat darurat

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO OS FEMUR

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPemeriksaan foto femur adalah pemeriksaan radiologis untuk mendapatkan gambar femur pada posisi antero-posterior dan lateral, yang memperlihatkan secara terperinci os femur untuk tujuan diagnostikApabila keseluruhan os femur terlalu panjang untuk terproyeksi dalam satu film, maka salah satu lutut atau pinggul harus terproyeksi, tergantung dari bagian yang dicurigai adanya kelainan atau keduanya diambil

TUJUANSebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan agar menghasilkan pemeriksaan radiologis yang benar, sehingga terhindar dari kesalahan prosedur

KEBIJAKANDilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR1. Posisi anterio-posteriora. Pasien supine di atas meja pemeriksaanb. Femur dipusatkan di garis tengah meja pemeriksaaanc. Kaki inversi 15o sehingga seluruh femur pada posisi true APd. Sumbu panjang kaset film terletak dengan sumbu panjang femure. FFD = 100 cmf. CR tegak lurus film, diarahkan pada pertengahan femurg. Kondisi 75 5 kV dan 12 mAsh. Kriteria evaluasi: Sebagian besar os femur harus terlihat baik Tidak boleh ada rotasi os femur2. Posisi laterala. Pasien semiprone di atas meja pemeriksaanb. Permukaan lateral femur terletak di atas kaset film, yang berada di atas meja dan dipusatkan pada garis tengah meja pemeriksaanc. Lutut sedikit fleksi dan patella tegak lurus meja pemeriksaand. Extremitas inferior kontralateralnya diposisikan di anterior dan sedikit superior dari os femur yang akan diperiksa, dan disokong spongee. Sumbu panjang film sejajar dengan sumbu panjang femurf. CR tegak lurus film diarahkan ke pertengahan femurg. Kondisi 75 5 kV dan 7 mAsh. Film dipusatkan pada sentrasii. Kriteria evaluasi: Os femur harus terproyeksi dengan sendi di dekatnya

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Instalasi Rawat Jalan3. Instalasi Rawat Inap4. Unit Gawat Darurat

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO VERTEBRAE CERVICALIS

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPemeriksaan foto cervicalis adalah pemeriksaan rediologis untuk mendapatkan gambar cervicalis pada posisi antero-posterior, lateral dan oblique kiri kanan yang memperlihatkan secara terperinci cervicalis untuk tujuan diagnostik

TUJUANSebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan agar menghasilkan pemeriksaan radiologis yang benar, sehingga terhindar dari kesalahan prosedur

KEBIJAKANDilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR1. Posisi antero-posteriora. Pasien supine di atas meja pemeriksaanb. Pasien dipusatkan pada garis tengah mejac. Lengan diletakkan sepanjang sisi tubuh dan bahu-bahu terletak pada bidang transversal yang samad. Dagu ekstensi sehingga bidan occlusal dan ujung mastoid pada bidang vertikal yang samae. Kepala tidak bergerak dalam posisi APf. Sumber panjang kaset film sejajar dengan sumbu panjang vertebrae cervicalisg. FFD = 100 cmh. CR membentuk sudut 15-20o cephalad, diarahkan pada tepi bawah thyroid cartilage melalui C4i. Flim dipusatkan pada sentrasi sinarj. Saat ekposi, pasien menahan napask. Kondisi 75 5 kV dan 10 mAsl. Kriteria evaluasi: Tanpa scoliosis, processus spinosus harus berjarak sama dari pedicle Vertebrae thoracal I harus terlihat2. Posisi laterala. Pasien duduk/berdiri dalam posisi lateralb. Bahu harus rotasi ke posterior dan diturunkan sedapatnyac. Bidang mid-coronal dipusatkan pada garis tengah filmd. Dagu sedikit diangkate. Sunbu panjang kaset film sejajar dengan sumbu panjang vertebrae cervicalisf. FFD = 150 180 cmg. CR tegak lurus film, diarahkan horisontal ke C4h. Film dipusatkan pada sentrasi sinari. Saat ekposi, pasien menahan napasj. Kondisi 75 5 kV dan 28 mAsk. Kriteria evaluasi: Atlas odontoid process dan vertebrae cervical VII harus terlihat baik Tidak ada rotasi vertebrae cervical

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Instalasi Rawat Jalan3. Instalasi Rawat Inap4. Unit Gawat Darurat

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO VERTEBRAE LUMBALIS

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPemeriksaan foto lumbalis adalah pemeriksaan radiologis untuk mendapatkan gambar lumbalis pada posisi antero-posterior dan lateral yang memperlihatkan secara terperinci lumbalis, untuk diagnostik

TUJUANSebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan, agar menghasilkan pemeriksaan radiologis yang benar, sehingga terhindar dari kesalahan prosedur

KEBIJAKANDilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR1. Posisi antero-posterior:a. Pasien supine di atas meja pemeriksaanb. Pasien dipusatkan pada garis tengah mejac. Lengan diletakkan sepanjang sisi tubuh dan bahu-bahu terletak pada bidang transversal yang samad. Pinggul dan lutut fleksi, sehingga punggung terletak dekat mejae. Sumbu panjang kaset film sejajar dengan sumbu panjang vertebrae cervicalisf. FFD = 100 cmg. CR tegak lurus film diarahkan pada titik tengah lumbalis sekitar level crista illiaca dengan kaset film 30x40h. Film dipusatkan pada sentrasi sinari. Saat ekposi, pasien menahan nafasj. Kondisi, 75 80 kV dan 10 mAs atau 85 92 kV dan 8 mAsk. Kriteria evaluasi: Semua corpus vertebrae lumbalis harus terlihat baik Tanpa scoliosis, processus spinosus harus berjarak sama dari pedicle Disci intervertebralis terlihat baik kecuali discus intervertebralis lumbosacral2. Posisi laterala. Pasien berbaring dalam posisi lateral di atas meja pemeriksaanb. Bidang mid-coronal dipusatkan pada garis tengah mejac. Lutut fleksi dan superposisid. Lengan diangkat membentuk sudut 90o dengan sumbu panjang tubuhe. Sumbuh panjang kaset film sejajar dengan sumbu panjang vertebrae lumbalisf. Scapula-scapula harus terletak pada bidang vertikal yang samag. FFD = 100 cm, kondisi 95 100 kV dan 50 mAsh. CR membentuk sudut 5o caudad, diarahkan ke level 4 cm inferior dari crista illiacai. Saat eksposi, pasien menahan napasj. Kritearia evaluasi Vertebrae lumbalis harus terlihat baik Tepi posterior setiap corpus vertebrae harus superposisi Tanpa scoliosis, disci interbervertebralis harus terlihat baik

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Instalasi Rawat Jalan3. Instalasi Rawat Inap4. Unit Gawat Darurat

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO SACRUM

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPemeriksaan foto sacrum adalah pemeriksaan radiologis untuk mendapatkan gambar sacrum pada posisi antero-posterior dan lateral, yang memperlihatkan secara terperinci sacrum untuk tujuan diagnostik

TUJUANSebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan agar menghasilkan pemeriksaan radiologis yang benar, sehingga terhindar dari kesalahan prosedur

KEBIJAKANDilakukan prosedur

PROSEDUR1. Sacrum posisi antero-posterior:a. Pasien supine di atas meja pemeriksaanb. Pasien dipusatkan pada garis tengah mejac. Lengan diletakkan sepanjang sisi tubuh dan bahu-bahu terletak pada bidang transversal yang samad. Sumbu panjang kaset film sejajar dengan sumbu panjang sacrume. FFD = 100 cmf. CR membentuk sudut 15o cephalad, diarahkan pada pertengahan symphisis pubis dengan Spina iliaca Anterior Superior (SIAS)g. Film dipusatkan pada sentrasi sinarh. Saat eksposi, pasien menahan napasi. Kondisi 75 80 kV dan 15 mAs atau 85 90 kV dan 8 mAsj. Kriteria evaluasi: Seluruh sacrum harus terlihat baik, tanpa superposisi Kedua artic sacroiliaca terlihat baik Tanpa rotasi pelvis2. Sacrum dan coccygeus posisi laterala. Pasien berbaring dalam posisi lateral di atas meja pemeriksaanb. Pasien diposisikan sehingga titik sekitar 7,5 cm posterior bidang mid-axillary dipusatkan pada garis tengah mejac. Pinggul dan lutut fleksi dan superposisid. Lengan diangkat, membentuk sudut 90o dengan sumbu panjang tubuhe. Scapula-scapula harus terletak pada bidang vertikal yang samaf. Sumbu panjang kaset film sejajar dengan sumbu panjang vertebraeg. FFD = 100 cmh. CR tegak lurus film, diarahkan ke 8 10 cm posterior dari SIASi. Flim dipusatkan pada sentrasi sinarj. Saat ekposi, pasien menahan napask. Kondisi, 90 5 kV dan 55 mAsl. Kriteria evaluasi: Seluruh sacrum terlihat tanpa rotasi

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Instalasi Rawat Jalan3. Instalasi Rawat Inap4. Unit Gawat Darurat

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO HIP JOINT

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPemeriksaan foto hip joint pemeriksaan radiologis untuk mendapatkan gambar hip joint pada pasien antero-posterior dan lateral, yang memperlihatkan secara terperinci hip joint, untuk tujuan diagnostik

TUJUANSebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan agar menghasilkan pemeriksaan radiologis yang benar, sehingga terhindar dari kesalahan prosedur

KEBIJAKANDilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR1. Posisi antero-posteriora. Pasien supine di atas meja pemeriksaanb. Panggul dipusatkan pada garis tengah meja pemeriksaanc. Kaki inversi 15od. FFD = 100 cme. CR tegak lurus film, diarahkan pada 2,5 5,0 cm distal dari midfemoral neckf. Film dipusatkan pada sentrasi sinarg. Saat eksposi, pasien menahan napash. Kondisi 80 5 kV dan 12 mAsi. Kriteria evaluasi: Hip joint bagian superior dan medial harus terlihat jelas Trochanter majur harus terlihat in profile2. Posisi lateral pada pasien dicurigai ada fracturea. Pasien supineb. Panggul sisi yang diperiksa sedikit diangkat dengan spongec. Extremitas inferior sisi diperiksa extensi maksimal dengan kaki inversi 17od. Panggul kontralateral abduksi dengan lutut fleksi sehingga telapak kaki di atas mejae. CR sejajar meja dan diarahkan tegak lurus ke sumbu longitudinal collum femorisf. CR tegak lurus filmg. Film dipusatkan pada sentrasi sinarh. Saat exposi, pasien menahan napasi. Kriteria evaluasi: Caput dan collum femoris harus terlihat jelas

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Instalasi Rawat Jalan3. Instalasi Rawat Inap4. Gawat Darurat

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO PELVIS

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPemeriksaan foto pelvis adalah pemeriksaan radioogis untuk mendapatkan gambar pelvis pada posisi antero-posterior, yang memperlihatkan secara terperinci os pelvis untuk tujuan diagnostik

TUJUANSebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan agar menghasilkan pemeriksaan radiologis yang benar sehingga terhindar dari kesalahan prosedur

KEBIJAKANDilakukan sesuai prosedur

PROSEDURPosisi antero-posteriora. Pasien supine di atas meja pemeriksaanb. Bidang mid-sagital dipusatkan pada garis tengah mejac. Lengan diletakkan sepanjang sisi tubuh dan bahu-bahu terletak pada bidang transversald. Sumbu panjang kaset film sejajar dengan sumbu panjang tubuhe. FFD = 100 cmf. CR tegak lurus film, diarahkan pada pertengahan antara SIAS dan symphisis pubisg. Film dipusatkan pada sentrasi sinarh. Saat eksposi, pasien menahan napasi. Kondisi 80 5 kV dan 12 mAs atau 90 5 kV dan 8 mAsj. Kriteria evaluasi: Os iliaca, artic coxae os ischium harus terproyeksi dalam film

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Instalasi Rawat Jalan3. Instalasi Rawat Inap4. Gawat Darurat

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO POLOS ABDOMEN

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIANPemeriksaan foto polos abdomen adalah pemeriksaan radiologis untuk mendapatkan gambar abdomen pada posisi antero-posterior, tegak, lateral dan lateral decubitus yang memperlihatkan abdomen secara terperinci untuk tujuan diagnostik

TUJUANSebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan agar menghasilkan pemeriksaan radiologis yang benar, sehingga terhindar dari kesalahan prosedur

KEBIJAKANDilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR1. Posisi antero-posterior:a. Pasien supine di atas meja pemeriksaanb. Bidang mid-sagital dipusatkan pada garis tengah mejac. Lengan diletakkan sepanjang sisi tubuh dan bahu-bahu terletak pada bidang transversal yang samad. Sumbu panjang kaset film sejajar dengan sumbu panjang tubuhe. FFD = 100 cmf. CR tegak lurus film diarahkan pada pertengah bidang mid-sagital pada level crista illiacag. Film dipusatkanpada sentrasi sinarh. Pasien menahan napas pada saat ekspirasi lengkapi. Kondisi 70 kV dan 15 mAs (pasien kecil) atau 80 kV dan 22 mAs (pasien besar)j. Kriteria evaluasi: Diafragma harus terlihat bila mungkin Pelvis tidak perlu terproyeksi seluruhnya dalam film Vertebrae lumbal harus di tengah film2. Posisi tegak:a. Pasien dalam posisi tegak (minum 5 menit, tetapi yang diinginkan 10-20 menit)b. Bidang mid-sagital dipusatkan pada garis tengah mejac. Lengan diletakkan sepanjang sisi tubuh dan bahu-bahu terletak pada bidang tranversal yang samad. Berat badan terdistribusi meratae. Sumbu panjang kaset film sejajar dengan sumbu panjang tubuhf. FFD = 100 cmg. CR tegak lurus film diarahkan pada pertengahan bidang mid-sagital pada level crista illiacah. Flim dipusatkan pada sentrasi sinari. Pasien menahan napas pada saat ekspirasi lengkapj. Kodisi 70 kV (pasien kecil) atau 80 kV dan 30 mAs (pasien besar)k. Kriteria evaluasi: Pelvis tidak perlu terproyeksi seluruhnya dalam film Diafragma harus terlihat bila mungkin Vertebrae lumbal harus di tengah film

UNIT TERKAIT1. Instalasi Radiologi2. Instalasi Rawat Jalan3. Instalasi Rawat Inap4. Gawat Darurat

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO OS CLAVICULA

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO OS CLAVICULA

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO OS CLAVICULA

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

RS St. Antonius JopuSTANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN FOTO OS CLAVICULA

NO. DOKUMEN

02.SPO.00NO. REVISI

00HALAMAN

1/1

PROSEDUR TETAPTGL. TERBIT

2 Juni 2011Ditetapkan,Direktur

dr. Maria Goretti Aran

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT