sop icu
DESCRIPTION
sop icuTRANSCRIPT
PENGERTIAN
Prosedur pasien masuk dari Instalasi Rawat Jalan, Instalasi
Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral, atau Pavilyun serta
keluar dari Instalasi Rawat Intensif.
TUJUAN
1. Memberikan tata cara memasukkan pasien ke Ruang
Rawat Intensif.
2. Memberikan gambaran alur pasien sebelum dirawat di
ICU dan setelah keluar dari ICU.
KEBIJAKAN Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan
PROSEDUR
A. Alur Masuk Pasien di Instalasi Rawat Intensif
1. Pasien dapat berasal dari Instalasi Rawat Jalan,
Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral atau
Pavilyun.
2. Sudah ada terapi atau tindakan serta permintaan
masuk Instalasi Rawat Intensif dari dokter yang
merawat.
3. Petugas asal pasien memberitahukan kepada
petugas Instalasi Rawat Intensif mengenai :
1
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
ALUR KELUAR MASUK PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF
No Dokumen445/ 01 /101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 5
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PROSEDUR :
a. Identitas penderita
b. Keadaan penderita dan diagnosa masuk
Instalasi Rawat Intensif
c. Tindakan dan terapi yang telah diberikan
d. Peralatan dan obat-obatan yang harus
disiapkan di Instalasi Rawat Intensif
4. Petugas Instalasi Rawat Intensif menyiapkan tempat,
peralatan dan obat-obatan yang akan digunakan.
5. Bila sudah siap, petugas Instalasi Rawat Intensif
memberitahukan ke petugas asal pasien bahwa
pasien dapat dikirim.
6. Untuk pasien dari Instalasi Bedah Sentral, petugas
Instalasi Rawat Intensif yang mengambil pasien.
8. Melakukan tindakan penanganan pasien selanjutnya
sesuai dengan instruksi dokter spesialis yang
merawat.
B. Alur Keluar Pasien di Instalasi Rawat Intensif
1. Dokter spesialis yang merawat menyatakan pasien
sudah dapat dipindahkan ke ruang perawatan biasa/
pasien meninggal/ pasien meminta pulang paksa
2. Sebelum pasien dipindahkan, petugas ICU dan
instalasi rawat inap atau VIP harus melakukan serah
terima pasien tentang :
2
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
ALUR KELUAR MASUK PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF
No Dokumen445/ 01 /101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 5
a. Keadaan pasien (tensi, nadi, kesadaran, dsb)
b. Tindakan apa saja yang telah dilakukan
c. Obat-obatan yang talah diberikan dan kapan
waktu pemberiannya
d. Tindakan dan terapi selanjutnya
e. Keperawatan dan obat-obat yang dibawa
f. Data-data tertulis yang berhubungan dengan
penanganan pasien (status, lembar observasi,
dan sebagainya)
3. Semua pasien, baik yang masuk dari rawat jalan,
IGD, maupun pindahan dari ruangan rawat
inap/pavilliun, yang akan keluar dari ICU ke ruangan
rawat inap/pavilliun dijemput oleh petugas ruangan
rawat inap/pavilliun yang akan ditempati oleh pasien
tersebut.
4. Bila pasien harus dirujuk ke RS lain, maka petugas
ambulance 118 akan mengantar sampai ke RS yang
dituju.
3
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
ALUR KELUAR MASUK PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF
No Dokumen445/01/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 5
R.jalan ugd
OK R.inap VIP
Masuk ICU
ICU
dipulang ok R.inap
VIP
Keluar ICU
SEMBUH
meninggalRujuk
Alur Keluar Masuk Pasien di Instalasi Rawat Intensif :
4
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
ALUR KELUAR MASUK PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF
No Dokumen445/ 01 /101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman4 / 5
Unit Terkait: Instalasi Rawat Intensif
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Inap Kusta
Instalasi Rawat Inap Umum
Instalasi Kamar Operasi
5
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
ALUR KELUAR MASUK PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF
No Dokumen445/ 01 /101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman5 / 5
PengertianKriteria pasien masuk adalah kondisi pasien yang memberi
isyarat diperlukannya perawatan intensif sesuai indikasi
pasien masuk di Ruang Rawat Intensif [ICU]
TujuanMemberikan batasan pasien yang memerlukan perawatan intensif
Kebijakan
Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan
Prosedur
Pasien yang akan masuk ICU harus memenuhi persyaratan dan
indikasi masuk ICU.
A. Persyaratan Pasien Masuk ICU
1. Memenuhi kriteria masuk di Instalasi Rawat Intensif
2. Ada permintaan masuk ICU dari dokter spesialis
yang merawat.
3. Ada persetujuan dari pasien/keluarga pasien untuk
dirawat di ICU.
6
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
KRETERIA PASIEN MASUK RUANG RAWAT INAP INTENSIF ( ICU )
No Dokumen445/ 02 /101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
KRETERIA PASIEN MASUK RUANG RAWAT INAP INTENSIF ( ICU )
No Dokumen445/ 02 /101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 3
B. Indikasi Pasien Masuk ICU
1. Prioritas I
Pasien yang memerlukan tindakan terapi intensif
Menderita penyakit atau gangguan akut pada organ vital
apapun sebabnya yang memerlukan tindakan intensif
dan agresif untuk mengatasinya.
Misal : Gagal nafas, gagal sirkulasi, gagal susunan saraf
pusat, gagal ginjal
2. Prioritas II
Pasien yang memerlukan pemantauan intensif
Memerlukan pemantauan intensif, baik secara invasif
maupun non invasif atas keadaan-keadaan yang dapat
menimbulkan ancaman gangguan pada system organ
vital.
Misal : Pasca bedah ekstensif, pasca henti jantung,
pasca bedah dengan penyakit jantung.
3. Prioritas III
Pasien sakit kritis/terminal dengan prognosis yang jelek
untuk sembuh.
Memerlukan terapi intensif untuk mengatasi penyakit
akut, tetapi tidak dilakukan tindakan invasif seperti
intubasi
Misal : Keganasan metastatik dengan penyulit infeksi,
sumbatan jalan napas, penyakit jantung/paru terminal
7
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
KRETERIA PASIEN MASUK RUANG RAWAT INAP INTENSIF ( ICU )
No Dokumen445/ 02 /101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 3
dengan komplikasi penyakit akut berat.
Pasien yang tidak perlu masuk ICU :
1. Pasien Mati Batang Otak (MBO), kecuali yang
merupakan donor organ
2. Pasien prioritas I atau II yang menolak
perawatan/tindakan agresif di ICU
3. Pasien dengan keadaaan vegetatif yang permanen
4. Pasien dalam keadaan stabil dengan resiko yang
rendah untuk menjadi berbahaya
5. Pasien dalam keadaan stadium akhir (end-stage)
penyakit-penyakit.
Unit Terkait:
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Kamar Operasi
4. Instalasi Rawat Inap
5. Vip
Kriteria pasien keluar adalah kondisi pasien yang
memberikan isyarat bahwa pasien tidak lagi memerlukan
8
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
KRETERIA PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INAP INTENSIF ( ICU )
No Dokumen445/ 03 /101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN perawatan lebih lanjut di Ruang Rawat Intensif [ICU].
TUJUANMemberikan batasan pasien yang sudah tidak
memerlukan perawatan intensif lagi.
KEBIJAKAN Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan
PROSEDUR Kriteria pasien keluar dari Ruang Rawat Intensif adalah:
1. Keadaan pasien telah membaik dan cukup stabil,
sehingga tidak memerlukan terapi atau pemantauan
yang intensif lagi.
2. Terapi atau pemantauan intensif tidak lagi bermanfaat
atau memberikan perbaikan bagi keadaan pasien,
misal:
a. Pasien yang mengalami mati batang otak.
b. Penyakitnya mencapai stadium akhir.
3. Pasien atau keluarga menolak dirawat lebih lanjut di
ICU, harus krs.
4. Pasien hanya memerlukan pemantauan intensif saja,
sedang ada pasien lain yang memerlukan perawatan
intensif. Pasien seperti ini hendaknya diusahakan pindah
keruang observasi khusus [ROK].
5. Pemindahan pasien keluar ICU harus diputuskan atau
disetujui dokter spesialis yang merawat atau kepala
9
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
KRETERIA PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INAP INTENSIF ( ICU )
No Dokumen445/ 03 /101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
instalasi rawat intensif.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Kamar Opersai
4. Instalasi Rawat Inap
5. Vip
Pengertian Perawatan intensif yang optimal kepada pasien yang
dirawat di Instalasi Rawat Intensif.
10
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF
No Dokumen445/ 04 /101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 4
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Tujuan Memberikan pedoman penanganan pasien yang
memerlukan perawatan intensif
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan
Prosedur 1. Persyaratan pasien dirawat di Instalasi Rawat Intensif :
− Memenuhi kriteria masuk Instalasi Rawat
Intensif
− Penderita dan keluarganya setuju dengan
perawatan di Instalasi Rawat Intensif
− Ada instruksi tindakan /terapi dari dokter
spesialis yang merawat.
−
2. Mengingat sarana dan prasarana yang terbatas, maka
bila ada pasien yang memenuhi kriteria masuk
Instalasi Rawat Intensif, namun pasien yang sedang
dirawat jumlahnya melebihi kapasitas Instalasi Rawat
Intensif, maka untuk menentukan siapa pasien yang
dapat masuk dilakukan pembicaraan antara Kepala
Instalasi Rawat Intensif dengan dokter spesialis yang
merawat dengan mempertimbangkan :
− Kemungkinan kesembuhan penyakitnya.
− Usia pasien.
− Penyakit menular atau tidak.
11
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF
No Dokumen445/ 04 /101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 4
− Status cara pembayaran.
− Status sosial pasien (anak satu-satunya,
pejabat, dsb)
3. Petugas Instalasi Rawat Intensif melakukan observasi
intensif sesuai dengan standar observasi intensif
Instalasi Rawat Intensif ditambah observasi khusus
sesuai kasusnya.
4. Standar observasi Instalasi Rawat Intensif adalah :
− Sistem pernafasan (minimal tiap jam) : frekuensi
nafas per menit, kedalaman nafas, halangan jalan
nafas
− Sistem kardiovaskuler (minimal tiap jam) : tekanan
darah, frekuensi nadi, irama nadi, perfusi perifer.
− Sistem sarat pusat (minimal tiap jam) : kesadaran
(GCS)
− Sistem urinaria (minimal tiap tiga jam) : produksi
urine
− Sistem pencernaan (minimal tiap tiga jam) : produksi
cairan lambung, muntah, flatus, bising usus.
− Reaksi alergi/anafilaksis : tiap selesai pemberian
obat/transfusi darah.
− Produksi drain (minimal tiap enam jam)
− Balans cairan masuk dan keluar, (minimal setiap
pagi, jam 06.00)
5. Petugas di Instalasi Rawat Intensif melaporkan hasil
observasinya kepada dokter spesialis yang merawat
minimal dua kali dalam 24 jam (jam 06.00 dan 19.00)
per telepon.
12
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF
No Dokumen445/ 04 /101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 4
6. Pada keadaan tertentu (gawat, perlu tindakan/terapi
segera, ada keraguan, dsb), perawat dokter spesialis
yang merawat untuk penanganan lebih lanjut.
7. Petugas Instalasi Rawat Intensif melakukan perawatan
dan pengobatan sesuai instruksi dokter spesialis yang
merawat.
8. Pengunjung tidak boleh menunggui pasien kecuali
pasien anak-anak (<12 tahun) dan pasien yang agonal.
9. Jam dinas petugas instalasi rawat intensif :
Pagi : jam 07.00-14.00
Siang : jam 14.00-21.00
Malam : jam 21.00-07.00
Unit Terkait Medis,Perawat
13
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF
No Dokumen445/ 04 /101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman4 / 4
Pengertian Mengeluarkan cairan atau lendir dari mulut, hdung atau
tracheal pada pasien yang tidak dapat mengeluarkan secara
spontan
Tujuan 1. Mempertahankan jalan nafas tetap bebas
2. Membersihkan secret pada pasien yang batuk tidak
adekuat
Kebijakan UU No. 23 tahun 1992 rentang Kesehatan
SK Menkes No. 1333 th. 1999 tentang penetapan Satndar
Pelayanan Rumah Sakit
A. Indikasi
1. Pasien dengan retensi sputum
2. Pasien yang dipasang ETT
3. Pasien yang memakai Tracheostomi
B. Persiapan
a. Kateter Suction (ukuran 1/3 lingkaran tube ETT
b. Handscoend steril dan on steril
c. Kasa steril 2-3 lembar
d. Alkohol 70%
14
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
BRONCHIAL TOILET
No Dokumen445/ 05 /101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
e. Aquadest
Prosedur f. Stetoskop
g. Bag Valve Mask
h. O2 dengan perlengkapannya
i. Korentang
j. Bengkok
C. Cara Kerja
1. Pasien diberitahu
2. Auskultasi daerah paru untuk mendengarkan
Ronchi
3. Set kekuatan suction
- Bayi : 40-60
- Dewasa : 80-120
- Anak : 60-80
4. Melakukan oksigenasi 100%
5. Pakai Handscoend steril
6. Ambil Catheter Suction
7. Ambil Kasa Steril basahkan dengan alkohol 70%
8. Masukkan Kateter/hubungkan kateter suction
dengan selang suction
9. Spoel Kateter dengan aquadest
10. Masukkan kateter sambil memegang kateter,
jangan menutup lubang pangkal kateter
11. Keluarkan kateter suction secara berputar ±5-10
detik
15
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
BRONCHIAL TOILET
No Dokumen445/ 05 /101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 3
12. Lakukan beging / oksigenasi 100%
13. Bersihkan ujung kateter dengan kasa yang telah
dibasahi alkohol
14. Ulangi kembali sampai tidak terdengar ronchi
15. Catat jumlah produksi secret, warna dan bau
D. Pelaksana :
Dokter , Paramedis
Unit Terkait: Medis, Perawat
16
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
BRONCHIAL TOILET
No Dokumen445/05/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 3
Pengertian Penilaian hasil perawatan pasien yang masuk di ICU
Tujuan Untuk mengetahui hasil mutu / kualitas pelayanan di ruang ICU
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan
Prosedur 1. Indikator mutu keperawatan di ICU meliputi :
a. Angka decubitus
b. Nosokomial
c. Askep
2. Setiap hari dilakukan pemantauan terhadap
indikator mutu perawatan dengan menggunakan
alat bantu pantau yang beupa format :
a. Laporan Dekubitus
b. Laporan Flebitis
c. Health Edukation
d. Setiap bulan dilakukan evaluasi dan analisa
terhadap keberhasilan indikator mutu
keperawatan indikator BOR, Av Lo S, BTO, TOI,
NDR, GDR, jumlah kematian, jumlah hari
perawatan dan jumlah pasien
17
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
EVALUASI HASIL PERAWATAN
No Dokumen445/06/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
EVALUASI HASIL PERAWATAN
No Dokumen445/06/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
Unit Terkait Instalasi Rawat Intensif
18
Pengertian Fungsi dan kewenangan kepala instalasi rawat intensif
sebagai koordinator kegiatan pelayanan di instalasi rawat
intensif
TujuanSebagai pedoman fungsi dan kewenangan kepala instalasi rawat intensif
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan
Prosedur 1. Mengatur dan mengendalikan kegiatan perawatan
penderita sesuai prosedur perawatan dan melakukan
koordinasi dengan staf medik fungsional.
2. Melakukan pengawasan pelaksanaan prosedur tetap
pelayanan di ICU.
3. Mengusahakan suasana ruang perawatan yang
memungkinkan untuk melakukan perawatan secara
optimal
Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
5. Membina, memimpin, mengawasi dan mengkoordinir
staf ICU.
6. Mengusahakan semua peralatan dapat berfungsi
optimal
7 Mengajukan kebutuhan sarana dan prasarana yang
kurang.
19
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
FUNGSI DAN KEWENANGAN KOORDINATOR INSTALASI RAWAT INTENSIF
No Dokumen445/07/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
8. Membuat laporan tahunan dan usulan untuk
meningkatkan pelayanan di ICU
Unit Terkait Medis, perawat
20
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
FUNGSI DAN KEWENANGAN KOORDINATOR INSTALASI RAWAT INTENSIF
No Dokumen445/07/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
Pengertian Suatu tindakan yang diberikan pada penderita dengan jalan
latihan bernapas, menepuk daerah dinding dada,
menggetarkan daerah dinding dada serta menghisap sekresi
yang dikeluarkan untuk memperlancar pernapasan.
Tujuan 1. Untuk mempertahankan, memperbaiki dan mencapai
keefektifan dari seluruh bagian paru.
2. Menceghah kolaps daripada paru yang disebabkan
karena terlambatnya sekresi untuk keluar.
3. Menghindarkan terjadinya komplikasi, misalnya :
bronkhopneumonia.
4. Untuk mempertahankan kelancaran sirkulasi darah.
5. Untuk mencegah atrofi otot-otot.
Indikasi :
1. Pasien dengan ventilator.
2. Pasien dengan retensi sputum / reflek batuk,
tidak baik namun tidak aktif.
3. Pasien tidak aktif.
21
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
FISIOTERAPI DADA
No Dokumen445/08/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 4
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Kontra indikasi :
1. Pasien dalam keadaan shock.
2. Relatif : fraktur iga.
3. Pasien dengan TIK meningkat.
4. Pasien dengan miocard infark.
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan
Prosedur 1. Cara kerja :
1 Cuci tangan.
2. Beritahu pasien.
3. Jika pasien sadar anjurkan pasien untuk latihan
napas dalam dengan cara memegang perut
pasien dengan kedua tangan kemudian tarik
nafas dalam lewat hidung, tahan, kemudian
keluarkan lewat mulut. Lakukan tindakan tersebut
minimal 10 kali. Jika pasien masih mampu
lakukan lagi dalam satu periode (10 kali).
4. Auskultasi seluruh lapang paru.
5. Posisikan pasien tidur dengan miring kiri atau
kanan.
6. Tempatkan handuk di atas dada pasien.
7. Lakukan penepukan / clapping dengan kedua
tangan di seluruh lapang paru dalam waktu 1 – 3
menit.
22
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
FISIOTERAPI DADA
No Dokumen445/08/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 4
,
8. Lakukan vibrasi saat pasien ekspirasi dalam
waktu 1 – 3 menit.
9. Lakukan clapping dan vibrasi pada dada yang
satunya dengan lama waktu yang sama.
10. Jika pasien sadar lakukan postural drainage dan
posisikan pasien sesuai daerah paru dimana
sekret akan dialirkan.
11. Jika pasien mampu batuk efektif anjurkan pasien
untuk batuk efektif.
12. Jika pasien tidak mampu batuk efektif lakukan
suctioning dengan tekanan 60 – 100 mmHg untuk
bayi, 100 – 120 mmHg untuk anak-anak, 100 –
300 mmHg untuk dewasa, jika pasien dengan VM
berikan O2 100 pre, post dan di antara tindakan
suctioning.
13. Catat jumlah, warna dan konsistensi sputum.
14. Kembalikan pasien pada posisi semula.
15. Rapihkan peralatan dan dokumentasikan
tindakan.
2. Hal-hal yang harus diperhatikan :
Di dalam melakukan fisioterapi dada harus melihat keadaan
umum penderita, sehingga kita dapat mencegah komplikasi
lebih lanjut
23
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
FISIOTERAPI DADA
No Dokumen445/08/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 4
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
FISIOTERAPI DADA
No Dokumen445/08/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman4 / 4
.
Tindakan yang berhubungan dengan fisioterapi dada :
1. Latihan bernapas / breathing exercise.
2. Penepukan / clapping.
3. Menggetarkan / vibrating.
4. Drainase posisi.
5. Penghisapan / suctioning.
Unit Terkait Medis, Perawat
24
Pengertian Serangkaian proses kegiatan pelayanan rujukan ke rumah
sakitlain yang lebih tinggi tingkat kemampuan pelayanannya
Tujuan Untuk memberikan pelayanan medis sesuai kebutuhan
pasien
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayana
Prosedur 1. Dokter yang merawat mengambil keputusan untuk
merujuk pasien, dengan persetujuan pasien dan atau
keluarga pasien
2. Pengisian formulir rujukan yang berisi :
a. Identitas pasien
b. Identitas dokter yang merujuk
c. Tanggal rujukan
d. Diagnosa penyakit pasien
e. Ikhtisar singkat penyakit pasien
25
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
HUBUNGAN KERJASAMA RUJUKAN INSTALASI RAWAT INTENSIF DENGAN RUMAH SAKIT LAIN
No Dokumen445/09/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
HUBUNGAN KERJASAMA RUJUKAN INSTALASI RAWAT INTENSIF DENGAN RUMAH SAKIT LAIN
No Dokumen445/09/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
f. Terapi yang telah diberikan
g. Kondisi terakhir pasien
h. Tanda tangan pasien
3. Menghubungi RS rujukan untuk persiapan penerimaan
pasien
4. Menghubungi petugas ambulance untuk proses
transportasi rujukan pasien
5. Mempersiapkan mobilisasi pasien beserta alat
penunjangnya
6. Pasien dirujuk ke rumah sakit lain dengan didampingi
paramedis
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif
2. Tim Ambulance RS KUSTA SUMBERGLAGAH
26
Pengertian Instalasi Rawat Intensif dalam menjalankan fungsinya perlu
bekerjasama dengan unit-unit pelayanan laina dalam rumah
sakit
Tujuan Sebagai pedoman dalam melakukan hubungan kerjasama
dengan unit pelayanan lain dalam rumah sakit
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan
Prosedur 1. Instalasi ICU menerima dan merawat penderita yang
brsala dari Instalasi Gawat darurat, Instalasi Bedah
Sentral dan Pulih sadar, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi
Rawat Inap dan Pavilliun
2. Instalasi ICU beroperasional bekerjasama dengan :
27
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
HUBUNGAN KERJASAMA INSTALASI RAWAT INTENSIFDENGAN UNIT PELAYANAN LAIN DALAM
RUMAH SAKIT
No Dokumen445/10/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Prosedur Instalasi Farmasi, Instalasi laboratorium, Instalasi Radiologi,
Instalasi CSSD, Instalasi Pemeliharaan Sarana, Instalasi
Gizi, Instalasi Sanitasi, Instalasi Billing, Instalasi
Pemulasarana Jenazah, Sekretariat, Bidang Pembinaan
SDM, Bidang Keuangan, Bidang Perlengkapan & Rumah
Tangga, Bagian Umum, Bid. Pelayanan Medik, Bidang
Program & Rekam Medik sesuai dengan prosedur yang
sudah ditetapkan.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi bedah sentral
3. Instalasi rawat jalan
4. V I P
5. Instalasi farmasi
6. Instalasi laboratorium
7. Instalasi radiologi
8. CSSD
9. Intalasi gisi
28
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
HUBUNGAN KERJASAMA INSTALASI RAWAT INTENSIFDENGAN UNIT PELAYANAN LAIN DALAM
RUMAH SAKIT
No Dokumen445/10/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 3
10. Bagian umum
11. Bidang Program dan rekam medik
12. Bidang pembinaan SDM
13. Bidang perlengkapan dan rumah tangga
14. Bidang keuangan
15. Sekretariat
16. Bidang keperawatan
17. Instalasi pemeliharaan sarana
18. Instalasi sanitasi
19. Instalasi pemulasaran jenasah
29
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
HUBUNGAN KERJASAMA INSTALASI RAWAT INTENSIFDENGAN UNIT PELAYANAN LAIN DALAM
RUMAH SAKIT
No Dokumen445/10/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 3
Pengertian Segala upaya perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan
fungsi instalasi rawat intensif yang bertujuan mencegah dan
menekan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja,
menanggulangi dan mengelola bila terjadi agar dampaknya
dapat ditekan sekecil-kecilnya.
Tujuan Memberikan perlindungan bagi penghuni instalasi rawat
intensif dari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerjaKebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan
Prosedur 1. Pengamanan peralatan medik
a. Setiap peralatan medik di instalasi rawat intensif
harus mempunyai pengaman agar tidak
mencelakakan penggunanya.
b. Setiap peralatan medik mempunyai sistem alarm
yang dapat memberikan peringatan bila terjadi
gangguan pada alat tersebut.
30
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
KESELAMATAN KERJA
No Dokumen445/11/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
c. Para petugas instalasi rawat intensif wajib
menggunakan alat pelindung diri yang tepat pada
saat menggunakan peralatan medik.
2. Pengamanan radiasi dan limbah radioaktif.
a. Semua limbah medis ditampung di tempat
penampungan khusus yang terpisah,lalu
berkoordinasi dengan instalasi sanitasi untuk
kemudian dimusnahkan di incenerator.
b. Para petugas instalasi rawat intensif wajib
menggunakan alat pelindung diri yang tepat pada
saat kontak dengan peralatan yang beradiasi dan
saat mengelola limbah medis.
3. Pengujian, pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan
kalibrasi peralatan medis.
a. Petugas instalasi rawat intensif selalu berkoordinasi
dengan instalasi perbaikan sarana untuk
pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi peralatan
medis yang ada di instalasi rawat intensif.
4. Pengamanan peralatan non medis.
a. Setiap peralatan non medis harus mempunyai
pengaman agar tidak mencelakakan penggunanya.
b. Setiap peralatan non medis harus diuji dan
diperiksa secara berkala, dan bila ada kerusakan,
instalasi rawat intensif selalu berkoordinasi dengan
instalasi perbaikan sarana untuk perbaikannya.
31
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
KESELAMATAN KERJA
No Dokumen445/11/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 3
5. Pengawasan dan keselamatan bangunan.
a. Pengawasan dan pemeliharaan bangunan instalasi
rawat intensif dilakukan secara berkala dengan
berkoordinasi dengan instalasi sanitasi.
6. Bila terjadi kecelakaan kerja, maka petugas instalasi
rawat intensif harus memberikan pertolongan pertama
pada korban kecelakaan, untuk kemudian perawatan
korban dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku
di RSK Sumberglagah .
7. Petugas instalasi rawat intensif harus melaporkan
kejadian dan data kecelakaan akibat kerja kepada Tim
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) RSK
Sumberglagah, untuk kemudian membuat evaluasi dan
tindaklanjut.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif
2. IPRS
32
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
KESELAMATAN KERJA
No Dokumen445/11/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 3
Pengertian Upaya untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan
terhadap segala bentuk bencana dan kebakaran yang mungkin
terjadi serta upaya penanggulangannya apabila terjadi untuk
menekan dampak yang diakibatkan sekecil-kecilnya.
Tujuan Mencegah agar tidak terjadi bencana dan kebakaran di
instalasi rawat intensi
Menanggulangi secara cepat dan tepat agar dampaknya
dapat ditekan
Memelihara produktifitas kerja di pelayanan intensif
supaya selalu optimal
Melindungi petugas, pasien/pengunjung dari bahaya
kebakaran yang terjadi di pelayanan intensif
Kebijakan Bila terjadi kejadian kebakaran di instalasi perawatan intensif
1. UU No. I Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Permenaker No.5/Men/1996 tentang system
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.
33
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
KEWASPADAAN BENCANA DAN KEBAKARAN
No Dokumen445/12/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
KEWASPADAAN BENCANA DAN KEBAKARAN
No Dokumen445/12/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 3
Prosedur 1. Petugas instalasi rawat intensif segera memberikan
pertolongan pertama pada korban bencana dan atau
kebakaran, dengan mengambil peralatan yang diperlukan
seperti alat dan bahan P3K serta alat pemadam kebakaran
untuk memadamkan api.
2.Petugas instalasi rawat intensif selalu berkoordinasi
dengan instalasi gawat darurat untuk penanganan dan
perawatan korban bencana dan atau kebakaran sesuai
prosedur yang berlaku di RS.
3.Bila tidak dapat mengatasi bencana dan kebakaran yang
terjadi, petugas instalasi rawat intensif segera menghubungi
bagian keamanan, tim K3RS dan instalasi perbaikan sarana
dan bila perlu juga menghubungi dinas kebakaran, untuk
membantu penanggulangan bencana dan atau kebakaran
yang terjadi.
4.Bagian keamanan dan tim K3RS yang lain mengamankan
serta memberi peringatan dan petunjuk di lokasi sekitar
TKP.
5. Tim K3RS mengevaluasi penyebab dan dampak serta
langkah-langkah tindak lanjut yang akan diambil agar dapat
menanggulangi bencana yang terjadi dan mencegah supaya
tidak terjadi lagi bencana dan atau kebakaran di instalasi
rawat intensif.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif
2. Instalasi Gawat Darurat
3. IPRS
34
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
KEWASPADAAN BENCANA DAN KEBAKARAN
No Dokumen445/12/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 3
4. Bagian Keamanan
5. Tim K3RS
35
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
ORAL HIGIENE
No Dokumen445/13/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Pengertian Untuk mempertahankan kesehatan mulut, gigi dan bagian
pencernaan
Tujuan Untuk mempertahankan kenyamanan, meningkatkan nafsu
makan dan mencegah infeksi mulut
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan
Prosedur I. PERSIAPAN
1. Depres
2. 2 com kecil
3. Bengkok
4. Crom klem
5. Aqua steril
6. Iodine kumur 1%
36
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
ORAL HIGIENE
No Dokumen445/13/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 3
7. Bengkok
8. Crom klem
9. Aqua steril
10. Iodine kumur 1%
11. Borax Glicerin
12. Suction
13. Tong Spatel
14. Handscoend on
II. PELAKSANAAN
1. Cuci tangan / hand rub (antisepsis tangan).
2. Pakai sarung tangan
3. Persiapan pasien dan lingkungan
4. Baca Basmallah sebelum melakukan tindakan
5. Sapa pasien dengan salam serta menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan
6. Bersihkan mulut pasien dengan depres iodine
kumur 1% 2-3 kali, ulangi lagi bila masih belum
bersih
7. Hisap lendir bila produksi lendir banyak
8. Gunakan tong spatel untuk membuka mulut dan
membersihkan lidah serta rongga mulut
9. Bilas mulut dengan depres yang telah dicelupkan
ke dalam cairan aqua steril lalu keringkan dengan
depres kering
37
10. Olesi bibir dengan Borax Glicerin
11. Rapikan pasien dan alat
Unit Terkait Instalasi Rawat Intensif
38
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
ORAL HIGIENE
No Dokumen445/13/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman 3/ 3
Pengertian Pemeliharaan peralatan adalah kegiatan terhadap alat-alat
ICU dan dilanjutkan dengan kegiatan pembersihan, kalibrasi,
dan evaluasi fungsi apakah berjalan normal atau tidak.
Perbaikan alat adalah kegiatan perbaikan jika pada evaluasi
fungsi ternyata alat tidak berfungsi baik
Tujuan Agar alat-alat ICU selalu berfungsi optimal
Kebijakan Kebijakan kepala UPT tentang pelayanan
Prosedur Daftar alat, Jenis Pemeliharaan, dan Jadwal
Pemeliharaan di ICU RS Kusta Sumberglagah
No Nama Alat Jenis tindakan pemeliharaan
Jadwal Pemeliharaan
1 Bed side Monitor
Pembersihan, cek fungsi dan kertas
Tiap hari
Kalibrasi 1x/tahun
39
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PERALATAN
No Dokumen445/14/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PERALATAN
No Dokumen445/14/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
2 Infusion pump
Pembersihan dan cek fungsi
Tiap hari
Kalibrasi 1x/tahun
3 Syringe pump
Pembersihan dan cek fungsi
Tiap hari
Kalibrasi 1x/tahun
4 Ventilator Pembersihan dan cek fungsi
Tiap hari
Kalibrasi 1x/tahun
Jika ada alat medik yang rusak dan memerlukan
perbaikan, maka dilaporkan ke Instalasi
Pemeliharaan Sarana
Jika ada alat medik yang rusak dan tidak bisa
diperbaiki, maka dilaporkan ke Bagian
Perlengkapan. Selanjutnya, unutk permintaan
penggantian alat ke Instalasi Farmasi atau
Penunjang Medik.
Unit Terkait IPRS Instalasi Farmasi Bagian Perlengkapan Penunjang Medik
40
Pengertian Tata cara melaksanakan pelayanan pemeriksaan radiologi
untuk pasien dari rawat intensif
Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan pemeriksaan
radiologi untuk pasien dari rawat intensif sehingga terhindar
dari kesalahan prosedur.
Kebijakan Semua pemeriksaan dan tindakan medik radiologi harus
dilakukan sesuai denagn standar prosedur pemeriksaan dan
tindakan medik radiology yang telah ditetapkan.
Prosedur 1. Pasien dari ruang rawat intensif yang transportable
diantar petugas ICU ke instalasi radiologi dilengkapi
surat permintaan pemeriksaan diri dokter ruangan
bersama catatan medis lainnya.
2. Apabila keadaan pasien untransportable, maka dokter
yang merawat menulis blanko permintaan radiologi,
41
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA CARA PEMERIKSAAN RADIOLOGI DI RUANG ICU
No Dokumen445/15/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
ditulis: ”Cito Bed” sedangkan petugas radiologi yang
datang membawa alat ke ICU.
3. Surat permintaan pemeriksaan diserahkan pada
petugas loket penerimaan pasien radiologi, untuk
kemudian ditindaklanjuti sesuai standar operasional
prosedur instalasi radiologi.
4. Bila hasil radiologi sudah selesai, petugas ruangan ICU
mengambil hasil radiologi di instalasi radiologi.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif
2. Instalasi Radiologi
42
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA CARA PEMERIKSAAN RADIOLOGI DI RUANG ICU
No Dokumen445/15/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
Pengertian Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat pada waktu
pasien mulai dirawat di rumah sakit sekurang-kurangnya
3x24 jam sejak mulai perawatan
Tujuan UMUM :
Mengendalikan infeksi di ruang perawatan intensif
KHUSUS :
1. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial
2. Menurunkan angka terjadinya infeksi nosokomial
3. Menanggulangi kejadian luar biasa bila terjadi
infeksi nosokomial
Kebijakan 1. Pencegahan infeksi dalam melakukan tindakan
medis dan non medis
2. Protap pengendalian infeksi rumah sakit
43
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
No Dokumen445/16/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
No Dokumen445/15/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 3
Prosedur 1. Semua petugas instalasi rawat intensif dalam
melakukan tindakan pelayanan harus mencuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan,
sesuai prosedur cuci tangan
2. Semua orang yang berada di ruang perawatan
Instalasi Rawat Intensif harus mengenakan baju
(scort) yang dipakai di dalam ruang ICU
3. Semua petugas dalam melakukan tindakan medis
harus memakai sarung tangan (hand scoen) dengan
ketentua 1 hand scoen untuk 1 pasien
4. Semua tindakan medis harus dilakukan sesuai
prosedur yang berlaku
5. Pengelolaan alat-alat dan bahan untuk tindakan
(seperti persiapan alat dan bahan untuk tindakan
invasif, pemrosesan sarung tangan pakai ulang,
penyimpanan alat dan linen steril, penyimpanan kasa
dan sarung tangan steril, pengelolaan linen dan
korentang) harus dilakukan sesuai prosedur yang
berlaku
6. Sesudah melakukan tindakan, semua peralatan
harus dibersihkan dan disteril sesuai prosedur
pembersihan dan penyeterilan alat
7. Ruang perawatan Instalaai Rawat Intensif harus
dibersihkan minimal 2 kali sehari atau bila kotor, dan
pembersihan besar dilakukan minimal satu minggu
sekali
44
8. Limbah medis dan non medis harus ditampung
secara terpisah
9. Limbah medis bukan benda tajam dimasukkan ke
bak sampah medis yang berupa tas palstik warna
kuning, untuk selanjutnya dikumpulkan oleh petugas
kebersihan rumah sakit untuk dikelola sesuai
prosedur RS
10. Limbah medis benda tajam harus dinasukkan ke
dalam ”safety box”yang disediakan. Bila sudah terisi
penuh, limbah medis dikirim ke tempat pembuangan
sampah dan dibakar di tungku pembakaran
(incenerator)
11. Limbah non medis dimasukkan ke tas plastik warna
hitam untuk selanjutnya dikumpulkan oleh petugas
kebersihan rumah sakit untuk dikelola sesuai
prosedur RS
12. Linen kotor harus ditempatkan ke bak khusus linen
kotor dan harus diantar ke bagian laundry oleh PRS
ICU
13. Peralatan makan pasien dibersihkan sesuai prosedur
oleh PRS ICU tiap kali selesai digunakan
14. Pembersihan lingkungan termasuk dapur dan
ruangan di luar perawatan dilakukan oleh petugas
cleaning service sesuai prosedur yang ditetapkan
Unit Terkait Instalasi Rawat Intensif
CSSD
IPRS
45
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
No Dokumen445/15/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 3
Pengertian Suatu tindakan melakukan pencatatan dan pelaporan
kegiatan ICU
Tujuan1. Untuk mendukung kelancaran pelayanan di ICU.
2. Untuk mengetahui hasil kegiatan pelayanan di ICU
3. Sebagai bukti tertulis kegiatan pelayanan di ICU
Kebijakan Pedoman dalam pendokumentasian kegiatan pelayanan di ICU
Prosedur 1. Semua kegiatan terhadap pasien ditulis atau dicatat
di buku laporan harian penderita (rekam medis).
2. Semua kegiatan menyangkut alat yang ada di ICU
harus ditulis/dicatat di buku inventaris.
3. Semua kegiatan yang menyangkut dengan lintas unit
harus dicatat di buku ekspedisi
4. Setiap pasien masuk di ICU harus dibuat Apache
Score.
5. Semua pasien yang masuk ICU dan keluar dari ICU
tercatat di Billing Sistem.
46
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN PELAYANAN
No Dokumen445/16/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN PELAYANAN
No Dokumen445/16/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
6. Semua pasien yang meninggal di ruang ICU dicatat
dalam laporan kematian.
7. Semua kegiatan untuk menunjang kegiatan
pelayanan keperawatan di ICU didokumentasikan
sesuai jenis kegiatan.
Unit Terkait: 1. Instalasi Rawat jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Kamar Operasi
4. Instalasi Rawat inap
5. Vip
6. Instalasi penunjang
47
Pengertian Suatu cara pengambilan baik berupa urin, darah, sputum
maupun ujung kateter vena sentral, guna pemeriksaan
biakan kuman dan uji sensitivitas antibiotik dari bahan
tersebut
Tujuan Diagnostik : Mencari data pengkajian guna menegakkan
diagnosa medis dan keperawatan.
Terapi : Mengevaluasi efisiensi tindakan atau terapi
kedokteran / keperawatan.
Indikasi :1. Pasien yang dirawat di ICU selama 3 hari atau
lebih.
2. Pasien yang terpasang kateter CVC, peralatan
invasif dan non invasif lainnya.
3. Pasien dengan infeksi sistemik atau lokal.
4. Penggunaan antibiotik sebelumnya tidak adekuat.
5. Ada instruksi medis tentang pemeriksaan kultur
dan sensitivitas.
48
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU
No Dokumen445/17/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU
No Dokumen445/17/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 6
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan
Prosedur KULTUR DAN SENSITIVITAS DARAHI. Persiapan alat dan bahan :
1. Spuit 5 cc.
2. Alkohol 70 % steril.
3. Botol kultur / batek.
4. Kapas / kassa steril.
5. Torniquet / karet pembendung.
II. Cara kerja :
1. Cuci tangan dan persiapkan alat.
2. Instruksikan pasien untuk meletakkan tangan dan
pilih vena yang baik untuk ditusuk.
3. Letakkan torniquet di atas tempat penusukan.
4. Lihat dan palpasi vena dan bersihkan daerah
tersebut dengan alkohol 70 % kemudian keringkan.
5. Tekan vena yang akan ditusuk dengan jari,
kemudian tusuk dibawahnya dengan ketinggian 5 –
35o, masukkan jarum ke dalam vena.
6. Lepaskan torniquet.
7. Aspirasi spuit sampai didapat darah minimal 5 cc.
8. Tarik jarum dan tekan daerah tusukan dengan
kassa steril selama 2 – 4 menit.
9. Masukkan darah tersebut sebanyak 5 cc ke dalam
botol kultur / batek.
49
Catatan :
Tindakan ini dilakukan dengan teknik steril.
KULTUR DAN SENSITIVITAS SPUTUM1. Persiapan alat dan bahan :
1. Sarung tangan steril.
2. Mucus extractor steril (selang suction dengan
kontainer) atau jika tidak tersedia dengan selang
suction dan spuit steril 10 cc.
3. Peralatan suction.
4. Personal : 2 orang perawat.
5. Lokasi : suctioning melalui endotrakeal tube,
tracheostomy tube, hidung.
6. NaCl 0,9 % steril, 2 – 6 cc.
2. Cara kerja :
1. Cuci tangan.
2. Hidupkan mesin suction.
3. Beri oksigen 100 %.
4. Gunakan sarung tangan steril, tangan kiri
memegangselang dari alat suction.
5. Instruksikan perawat lain untuk memegang
selang dari alat suction.
6. Instruksikan perawat lain untuk membuka mucus
extractor dan pegang dengan tangan dan jaga
tetap steril.
50
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU
No Dokumen445/17/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 6
.
7. Instruksikan perawat lain untuk memegang ET /
ETT dan membuka jalan napas pasien (jika
menggunakan ventilator atau oksigen, dilepas
terlebih dahulu).
8. Masukkan selang mucus refractor ke dalam jalan
napas dalam keadaan menghisap dan setelah
sampai di atas karina sedot sputum secara
perlahan dengan arah memutar.
9. Jika sputum sulit diangkat karena sputum sangat
kental atau sedikit, terlebih dahulu beri NaCl 0,9
% 2 cc, kemudian dibagging dengan O2 100 %,
baru dilakukan penghisapan.
10. Jika selang mucus refractor tidak cukup panjang
atau terlalu besar, dapat dilakukan penghisapan
dengan selang suction steril yang sesuai
kemudian selang dipotong dengan gunting steril
dan dimasukkan ke dalam spuit 10 cc steril.
11. Jika sudah didapat sputum dalam extraxtor, ikat
kedua selangnya dan siap dikirimkan.
12. Turunkan konsentrasi oksigen sesuai dosis
semula
3. Hal-hal yang harus diperhatikan :
Tindakan ini dilakukan dengan teknik steril.
51
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU
No Dokumen445/17/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman4 /6
KULTUR DAN SENSITIVITAS URINE1. Persiapan alat dan bahan :
1. Spuit steril 10 cc 2 buah
2. Alkohol 70 % atau betadin.
3. Kassa steril.
4. Sarung tangan steril.
5. Klem.
2. Cara kerja :
1. Klem catheter urine 1 jam.
2. Cuci tangan dan persiapkan alat.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Bersihkan ujung catheter dengan alkohol 70 %
atau betadine.
5. Aspirasi urine sebanyak 10 cc dengan spuit
steril untuk bahan kultur.
6. Alat-alat dibereskan dan cuci tangan.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan :
Tindakan ini dilakukan dengan teknik steril.
KULTUR DAN SENSITIVITAS KATETER CVP1. Persiapan alat :
1. Sarung tangan steril.
2. Alkohol 70 %.
3. Spuit steril 10 cc.
4. Forceps steril.
5. Gunting steril.
52
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU
No Dokumen445/17/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman5 / 6
2. Cara kerja :
1. Cuci tangan, alat disiapkan.
2. Bersihkan kulit disekitar tusukan dan daerah
tusukan dengan alkohol 70 %, tidak dengan
betadine.
3. Tarik kateter dengan forceps steril, hindari
ujung kateter mengenai kulit.
4. Kateter bagian distal (ujung) dipotong
sepanjang 5 cm dengan gunting steril dan
dimasukkan ke dalam spuit dan dikirim ke
mikrobiologi.
Unit Terkait Medis,Perawat,Laboratorium
53
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU
No Dokumen445/17/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman6 / 6
Pengertian Mengembalikan hasil foto pasien yang dirawat di ruang
intensif ke radiologi
Tujuan Untuk memudahkan mencari kembali bila sewaktu-waktu
diperlukan
Kebijakan Pengembalian hasil radiologi dari ruang intensif ke instalasi radiologi.
Prosedur 1. Hasil dari radiologi bagi pasien ICU yang meninggal
dan pulang paksa sebelum disetorkan ke radiologi
disimpan di ICU untuk dicatat dibuku ekspedisi
pengembalian.
2. Hasil radiologi pasien meninggal dan pulang paksa
dibawa oleh petugas ICU ke Instalasi radiologi.
3. Petugas radiologi menandatangani buku ekspedisi
bila hasil radiologi telah diterima.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif
2. Instalasi Radiologi
54
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENGEMBALIAN FOTO RADIOLOGI
No Dokumen445/18/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Pengertian Metode penggunaan dan pemeliharaan peralatan yang ada
di instalasi rawat intensif.
Tujuan Sebagai acuan dalam penggunaan dan pemeliharaan
peralatan sesuai dengan prosedur.
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan
Prosedur 1. Semua peralatan sebelum digunakan, dicek kelayakan
alat.
2. Semua petugas instalasi rawat intensif, dalam
menggunakan peralatan, harus mengikuti petunjuk cara
penggunaan yang tertera di masing-masing alat.
3. Pemeliharaan alat harus sesuai dengan prosedur
pemeliharaan masing-masing alat yang sudah tertera di
masing-masing alat.
55
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN PERALATAN
No Dokumen445/19/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN PERALATAN
No Dokumen445/19/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
Prosedur 4. Bila ada alat yang rusak, petugas instalasi rawat
intensif berkoordinasi dengan instalasi pemeliharaan
sarana untuk perbaikan.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif
2. Instalasi Pemeliharaan Sarana
56
Pengertian Penyediaan alat kesehatan dan obat untuk penderita yang
dirawat di ruang rawat intensif.
Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan dan
penyediaan pengobatan untuk penderita yang dirawat di
ruang rawat intensif.
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan
Prosedur A. Alat kesehatan dan obat yang disediakan di ruang
rawat intensif.
1. Petugas penanggung jawab obat dan alat
kesehatan menulis permintaan obat yang kemudian
ditanda tangani kepala ruangan dan kepala instalasi
ruang rawat intensif.
2. Petugas pembantu rumah sakit mengantar blangko
permintaan ke gudang farmasi rumah sakit.
57
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT UNTUK RUANG RAWAT INTENSIF
No Dokumen445/20/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
3. Bila tiba hari jadwal pengambilan obat dan alat
kesehatan, petugas pembantu rumah sakit
mengambil ke gudang farmasi rumah sakit,
kemudian diserahkan ke petugas penanggung
jawab obat dan alat kesehatan atau ke kepala
ruangan rawat intensif untuk dicek.
4. Setelah dicek, obat dan alat disimpan di dalam
lemari obat emergency, untuk persediaan bila
sewaktu-waktu penderita yang dirawat di ruang
rawat intensif memerlukan pemberian obat dan alat
dengan segera.
5. Obat dan alat yang dipakai, ditulis di buku pinjaman
obat dan alat.
6. Penderita diberi resep untuk mengganti obat dan
alat yang telah dipakai.
7. Bila obat dan alat datang, dikembalikan lagi ke
dalam lemari obat dan alat emergency.
B. Alat kesehatan dan obat yang tidak disediakan di ruang
rawat intensif.
1. Berdasarkan perencanaan terapi yang telah ditulis
oleh dokter yang merawat, dokter menulis resep
obat dan alat yang dibutuhkan pederita.
58
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT UNTUK RUANG RAWAT INTENSIF
No Dokumen445/20/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 3
2. Resep dicatat di buku resep untuk diinventarisir.
3. Resep diberikan kepada keluarga penderita.
4. Untuk penderita yang berasal dari pavilyun, yang
mendapat pelayanan depo UDD, petugas di ruang
rawat intensif menghubungi depo UDD via telpon,
selanjutnya petugas UDD akan mengantar pesanan
obat dan alat sesuai resep.
5. Semua obat dan alat kesehatan yang datang akan
dicek dan dicocokkan sesuai resep yang sudah
diberikan.
Unit Terkait 1. Unit Penunjang Gudang Farmasi
2. Instalasi Rawat Inensif
59
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT UNTUK RUANG RAWAT INTENSIF
No Dokumen445/20/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 3
Pengertian Penyediaan obat narkotik dan penenang yang diperlukan
untuk penanganan penderita gawat darurat sesuai standar
pelayanan di unit pelayanan rawat intensif
Tujuan 1. Agar selalu tersedia obat yang siap pakai untuk
penanganan penderita gawat darurat di unit
pelayanan rawat intensif
2. Unutk mencegah penyalahgunaan pemakaian obat
narkotik dan penenang
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan
Prosedur A. Jenis Obat-obatan Narkotik :
1. Morphin
2. Pethidin
.
60
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENYEDIAAN OBAT NARKOTIK DAN PENENANG
DI ICU
No Dokumen445/21/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENYEDIAAN OBAT NARKOTIK DAN PENENANG
DI ICU
No Dokumen445/21/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 3
B. Jenis Obat-obatan Penenang :
1. Diazepam
2. Propofol
3. Pavulon
4. Midazolam
C. Cara Kerja
1. Obat narkotik dan penenang disimpan dalam cash
box dengan double kunci dan harus diketahui oleh
semua petugas rawat intensif yang bertugas
2. Setiap pemakaian obat narkotik dan penenang
dicatat di buku stok narkotik dan penenang yang
disediakan di dalam cash box
3. Penyediaan obat narkotik dan penenang yang siap
pakai disediakan dalam bentuk oplosan yang
prosedurnya diatur di Prosedur Penyediaan Obat
Emergency di ICU
4. Untuk mengganti obat yang digunakan pasien, maka
setiap pemakaian obat juga dicatat di buku
pemakaian obat narkotik dan penenang yang
berisikan identitas pasien, dosis obat, dan dokter
yang memberi terapi.
5. Untuk penyediaan obat narkotik dan penenang di
ICU, selanjutnya dibuatkan resep obat narkotik dan
penenang ke logistik farmasi.
Unit Terkait Medis, Perawat
61
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENYEDIAAN OBAT NARKOTIK DAN PENENANG
DI ICU
No Dokumen445/21/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 3
Pengertian Menyimpan status rekam medis sesuai dengan prosedur.
62
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENYIMPANAN REKAM MEDIS
No Dokumen445/22/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Tujuan Untuk memudahkan pencarian data bila sewaktu-waktu diperlukan.
Kebijakan Penyimpanan rekam medis di ruang rawat intensif.
Prosedur 1. Semua status penderita yang dirawat di ruang rawat
intensif diletakkan di meja tempat rekam medis.
2. Status pasien yang meninggal di ruang ICU harus diisi
oleh dokter yang merawat dalam 2 x 24 jam
3. Petugas ICU menyerahkan status pasien yang
meninggal, pulang paksa dan dirujuk dari ruang ICU ke
bagian rekam medis
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif
2. Rekam Medis
Pengertian Merencanakan kebutuhan dan pembaharuan peralatan ICU
sesuai dengan standar yang berlaku.
63
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PERENCANAAN DAN PEREMAJAAN ALAT
No Dokumen445/23/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
TujuanSebagai acuan perencanaan peningkatan kelengkapan
peralatan ICU sesuai dengan standar yang berlaku.
KebijakanPerencanaan kebutuhan dan peremajaan peralatan ICU
Prosedur 1. Membuat daftar kebutuhan peralatan sesuai dengan
standar pelayanan ICU
2. Menginventarisir peralatan yang ada di ICU
3. Mengajukan usulan pengadaan peralatan dan
peremajaan ke bagian PPL dan Bidang Penunjang
Medis RSK Sumberglagah
Unit Terkait 3. Instalasi Rawat Intensif
4. Bidang Penunjang Medis
64
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PERENCANAAN DAN PEREMAJAAN ALAT
No Dokumen445/23/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
Pengertian Ventilator adalah suatu alat system bantuan nafas secara
mekanik yang di desain untuk menggantikan/menunjang fungsi
pernafasan.
Tujuan 1. Memberikan kekuatan mekanis pada sistem paru untuk
mempertahankan ventilasi yang fisiologis.
2. Memanipulasi “air way pressure” dan corak ventilasi untuk
memperbaiki efisiensi ventilasi dan oksigenasi.
3. Mengurangi kerja miokard dengan jalan mengurangi kerja
65
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR
No Dokumen445/24/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 6
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
nafas.
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan
Prosedur Indikasi Pemasangan Ventilator
- “Respiratory Rate” lebih dari 35 x/menit.
- “Tidal Volume” kurang dari 5 cc/kg BB.
- PaO2 kurang dari 60, dengan FiO2 “room air”
- PaCO2 lebih dari 60 mmHg
A. Persiapan Alat
- Ventilator
- Spirometer
- Air viva (ambu bag)
- Oksigen sentral
- Perlengkapan untuk mengisap sekresi
- Kompresor Air
B. Cara Kerja
I. Setting Ventilator
1. Tentukan “Minute Volume” (M.V.) yaitu :
66
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR
No Dokumen445/24/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 6
M.V = Tidal Volume (T.V) x Respiratory Rate (R.R)
Normal T.V = 10 – 15 cc/kg BB
Normal R.R = - pada orang dewasa = 10 – 12 x/menit
Pada pasien dengan COPD, T.V lebih kecil, yaitu 6 – 8 cc/kg
BB.
2. Modus
Tergantung dari keadaan klinis pasien.
Bila mempergunakan “IMV”, harus dikombinasikan dengan
“PEEP”.
3. PEEP
Ditentukan tergantung dari keadaan klinis pasien.
Pada pasien dengan edema paru, PEEP dimulai dengan 5
mmHg.
Pada pasien tidak dengan edema paru, PEEP dimulai dari
nol, tetapi FiO2 dinaikan sampai 50%. Bila FiO2 tidak naik,
baru diberikan PEEP mulai dari 5 mmHg.
Catatan :
- Selama pemakaian Ventilator, FiO2 diusahakan kurang
dari 50 %
- PEEP dapat dinaikkan secara bertahap 2,5 mmHg,
sampai batas maximal 15 mmHg.
4. Pengaturan Alarm :
- Oksigen = batas terendah : 10 % dibawah
yang diset
batas tertinggi : 10 % diatas yang
diset
- “Expired M.V = kira-kira 20 % dari M.V yang diset
- “Air Way Pressure” = batas tertinggi 10 cm diatas
67
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR
No Dokumen445/24/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 6
yang diset
.
II. Pemantauan
1. Periksa analisa gas darah tiap 6 jam, kecuali ada perubahan
seting, analisa gas darah diperiksa 20 menit setelah ada
perubahan seting.
Nilai standar : PCO2 = 35 – 45 mmHg
Saturasi O2 = 96 – 97 %
PaO2 = 80 – 100 mmHg
Bila PaO2 lebih dari 100 mmHg, maka FiO2 diturunkan
bertahap 10 %.
Bila PCO2 lebih besar dari 45 mmHg, maka M.V dinaikkan.
Bila PCO2 lebih kecil dari 35 mmHg, maka M.V diturunkan.
2. Buat foto torax setiap hari untuk melihat perkembangan
klinis, letak ETT dan komplikasi yang terjadi akibat
pemasangan Ventilator.
3. Observasi keadaan kardiovaskuler pasien : denyut jantung,
tekanan darah, sianosis, temperatur.
4. Auskultasi paru untuk mengetahui :
- letak tube
- perkembangan paru-paru yang simetris
- panjang tube
5. Periksa keseimbangan cairan setiap hari
6. Periksa elektrolit setiap hari
7. “Air Way Pressure” tidak boleh lebih dari 40 mmHg
8. “Expired Minute Volume” diperiksa tiap 2 jam
68
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR
No Dokumen445/24/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman4 / 6
9. Usahakan selang nasogastrik tetap berfungsi.
10. Perhatikan ada tidaknya “tension pneumothorax” dengan
melihat tanda-tanda sebagai berikut :
- gelisah, kesadaran menurun
- sianosis
- distensi vena leher
- trachea terdorong menjauh lokasi “tension
pneumothorax”
- salah satu dinding torak jadi mengembang
- pada perkusi terdapat timpani.
III. Perawatan :
1. Terangkan tujuan pemakaian ventilator pada pasien dan atau
pada keluarganya bagi pasien yang tidak sadar.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan,
untuk mencegah infeksi.
3. “Breathing circuit” sebaiknya tidak lebih tinggi dari ETT, agar
pengembunan air yang terjadi tidak masuk ke paru pasien.
4. Perhatikan permukaan air di “humidifier”, jaga jangan sampai
habis, air diganti tiap 24 jam.
5. Fiksasi ETT dengan plester dan harus diganti tiap hari,
perhatikan jangan sampai letak dan panjang tube berubah.
6. Tulis ukuran dan panjang tube pada “flow sheet”
69
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR
No Dokumen445/24/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman5 / 6
7. Cegah terjadinya kerusakan trachea dengan cara :
Tempatkan tubing yang dihubungkan ke ETT
sedemikian rupa sehingga posisinya berada diatas
pasien. Tubing harus cukup panjang untuk
memungkinkan pasien dapat menggerakkan kepala.
8. Memberikan posisi yang menyenangkan bagi pasien,
dengan merubah posisi tiap 2 jam. Selain itu perubahan
posisi berguna untuk mencegah terjadinya dekubitus.
9. Memberi rasa aman dengan tidak meninggalkan pasien
sendirian.
10. Teknik mengembangkan “cuff” :
- kembangkan “cuff” dengan udara sampai tidak
terdengar suara bocor.
- “cuff” dibuka tiap 2 jam selama 15 menit.
Unit Terkait Instalasi Rawat Intensif
70
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR
No Dokumen445/24/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman6 / 6
Pengertian Monitor saturasi oksigen merupakan teknik monitoring non
invasive untuk mengukur saturasi oksigen arteri dan fungsi
hemoglobin. Nilai normal 97 – 99 %.Tujuan Diagnostik
1. Menilai dasar saturasi oksigen yang merupakan
bagian pengkajian oksigenasi.
2. Deteksi dini terhadap perubahan saturasi yang sering
berubah terutama pada keadaan kritis.
3. Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitas
oksigenasi pasien seperti suction, reposisi, merubah
konsentrasi O2, merubah PEEP, dll.
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan
71
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MONITOR SATURASI OKSIGENNo Dokumen
445/25/101.14/RII/2009No Revisi
0Halaman
1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MONITOR SATURASI OKSIGENNo Dokumen
445/25/101.14/RII/2009No Revisi
0Halaman
2 / 2
Prosedur A. Persiapan alat :
1. Pulse oximeter beserta sensornya.
B. Cara kerja :
1. Cuci tangan.
2. Lokasi tempat sensor dibersihkan dari darah /
kotoran lain.
3. Pilih sensor yang tepat sesuai lokasi tempat sensor.
4. Sambungkan oximeter ke sumber listrik dan kabel
sensor ke pasien.
5. Hidupkan oximeter dengan menekan tombol power
on / off.
6. Set alarm secara tepat dan cek fungsi lainnya.
7. Untuk mematikan tekan kembali tombol power on /
off.
8. Sambungkan sensor lempeng / klip pada tangan /
kaki / telinga.
C. Hal-hal yang harus diperhatikan :
Lokasi empat penempatan sensor :
1. Sensor klip ditempatkan pada jari telunjuk tangan
atau telinga.
2. Sesnor lempeng ditempatkan pada jari-jari, ibu jari
kaki, hidung.
Unit Terkait Medis,Perawat
72
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
SUCTIONING No Dokumen
445/26/101.14/RII/2009No Revisi
0Halaman
1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Pengertian Suctioning merupakan tindakan mengangkat sekresi
yang terdapat pada dinding bronchus atau trachea.
Tindakan ini dilakukan pada pasien yang terpasang ET,
TT.
Tujuan 1. Mengangkat sekret yang tidak bisa dikeluarkan sendiri
atau dibatukkan oleh pasien.
2. Mengurangi penumpukan CO2 di paru-paru.
3. Mencegah terjadinya bronchopneumonia.
4. Memperlancar sirkulasi dan perfusi ke seluruh
jaringan.Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan
Prosedur A. Persiapan alat :
1. Peralatan oksigenasi, air viva, oksigen dan selang.
2. Peralatan suction yang lengkap : suction dinding,
selang suction, tubing/kateter suction steril yang
sesuai dengan usia dan nomor
endotrakeal/trakeostomi.
3. Sarung tangan steril atau pinset steril.
4. Ember yang berisi larutan savlon untuk tempat
suction katheter bekas.
5. Handuk untuk alas dada.
73
.
B. Cara kerja :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur pada pasien.
3. Observasi saturasi, nadi, pernapasan, tekanan
darah danirama EKG.
4. Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi
melalui air viva atau ventilator.
5. Atur tekanan pada suction. Bayi = 60 – 100
mmHg, Dewasa = 120 – 200 mmHg.
6. Gunakan sarung tangan atau pinset steril.
7. Pilih kateter suction yang sesuai dengan umur
pasien dan ukuran ETT / TT (1/3 diameter ETT /
TT).
8. Sambungkan kateter suctioning pada selang
suction.
9. Lakukan ventilasi dengan air viva tiga kali,
dengan oksigen 12 – 15 liter / menit.
10. Masukkan kateter dalam keadaan terbuka, jika
ada reflek trakea angkat kateter 1 – 2 cm
kemudian tutup kateter dan angkat kateter
dengan gerakan memutar (lama tindakan 5 – 15
detik).
11. Berikan kembali oksigen dengan konsentrasi
tinggi 12 – 15 liter / menit melalui air viva.
12. Perasat ini boleh diulangi sampai bersih / banyak
berkurang
74
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
SUCTIONING No Dokumen
445/26/101.14/RII/2009No Revisi
0Halaman
2 / 3
13. Monitor kembali hemodinamik dan tanda vital
pasien.
14. Jika akan suction hidung dan mulut lakukan
suctioning ETT / TT dahulu sampai selesai
kemudian suctioning hidung dan yang terakhir
adalah mulut.
15. Bilas selang kateter dengan air yang ada di
ember, matikan suction dan buang suction pada
ember penampung tersebut.
16. Alat-alat dirapikan kembali dan dokumentasikan
Unit Terkait Medis,Perawat
75
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
SUCTIONING No Dokumen
445/26/101.14/RII/2009No Revisi
0Halaman
3 / 3
Pengertian Proses atau tekhnik penghancuran mikroorganisme termasuk
fungi, spora dan virus untuk mencegah terjadinya kontaminasi.
Tujuan 1. Menekan seminimal mungkin pertumbuhan
mikroorganisme
2. Melindungi pasien dan petugas dari kemungkinan
penularan penyakit
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan
Prosedur 1.Untuk peralatan intubasi set (blade laringoskop, stilet,
maindrain), alat Jackson Rees, masker, prosedur
pembersihan dan pensterilannya adalah sebagai berikut:
a. Petugas instalasi rawat intensif yang
bersangkutan membersihkan peralatan yang
selesai dipakai.
76
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
STERILISASI PERALATAN No Dokumen
445/27/101.14/RII/2009No Revisi
0Halaman
1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Prosedur b. Peralatan yang selesai dipakai didesinfeksi dengan
savlon, lalu dikeringkan dan dikembalikan ke tempat
semula.
c. Bila tidak sempat membersihkan, peralatan yang
selesai dipakai jangan direndam di khlorin dan jangan
ditaruh di tempat alat kotor. Cukup diletakkan di bak
spoolhok, operkan ke teman petugas instalasi rawat
intensif yang lain.
2. Untuk peralatan ventilator set (tubing ventilator, konektor,
Y piece, water trap, chamber humidifier, flow sensor),
prosedur pembersihan dan pensterilannya sebagai
berikut :
a. Setelah lepas dari ventilator, peralatan yang
selesai dipakai direndam dalam larutan
klorin selama 10 menit. Setelah itu diangkat
lalu dibersihkan dan dibilas dengan savlon,
lalu masukkan ke dalam larutan cidex
selama 3 jam.
b. Setelah itu, peralatan tersebut diangkat lalu
direndam dengan aquadest steril (8 liter)
selama 3 jam, lalu angkat dan keringkan
dan masukkan 1 set alat yang sudah steril
ke dalam box alat ventilator.
c. Untuk bacteria filter, dikirim ke CSSD agar
disteril dengan autoclave dengan suhu
131°C selama 3 menit, atau suhu 121º
selama 6 menit
77
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
STERILISASI PERALATAN
No Dokumen445/27/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 3
3. Untuk peralatan yang terbuat dari stainless steel/ logam
seperti peralatan hecting set, rawat luka dan vena seksi
set, setelah direndam dalam larutan klorin selama 10
menit, peralatan yang kotor dibersihkan, diset lalu dikirim
ke CSSD untuk disteril lebih lanjut.
4. Untuk peralatan selang suction, selang oksigen dan
handschoen yang telah dipakai, direndam dalam larutan
chlorine selama 10 menit. Setelah itu peralatan diangkat
dan dibersihkan lalu dibilas dengan savlon dan
dikeringkan.
5. Untuk peralatan DC shock dan ECG, setelah selesai
dipakai, dibersihkan dari bekas-bekas jelly, dikeringkan
lalu ditata kembali.
Unit Terkait 1.Instalasi Rawat Intensif
2.CSSD
78
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
STERILISASI PERALATAN
No Dokumen445/27/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 3
Pengertian Tata cara melaksanakan pelayanan pemeriksaan
laboratorium untuk pasien dari rawat intensif
Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan pemeriksaan
laboratorium untuk pasien dari rawat intensif sehingga
terhindar dari kesalahan prosedur
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan
Prosedur 1. Petugas ICU mengisi blangko laboratorium sesuai
dengan permintaan dokter yang merawat baik Cito
maupun tidak cito
2. Pengambilan sampel darah dilakukan oleh petugas ICU
3. Blangko permintaan pemeriksaan dan sample darah
diserahkan petugas ICU ke Instalasi Laboratorium
untuk kemudian ditindaklanjuti sesuai standar
operasional prosedur instalasi laboratorium.
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU
No Dokumen445/33/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
79
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU
No Dokumen445/33/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
4. Bila hasil laboratorium sudah selesai, petugas ruangan
ICU mengambil hasil laboratorium di Instalasi
laboratorium
5. Hasil laboratorium yang ada dikonsultasikan oleh
petugas ICU kepada dokter yang merawat
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif
2. Instalasi Laboratorium
80
Pengertian Evaluasi karyawan adalah suatu cara mengevaluasi kinerja
karyawan meliputi kedisiplinan, kerjasama, komunikasi,dan
kinerja dari karyawan, yang dilakukan oleh rekan kerjanya.
Tujuan 1. Agar masing-masing karyawan mengetahui keadaan
dirinya atas dasar penilaian rekan kerjanya
2. Masing-masing karyawan bisa memperbaiki
kekurangannya atau mempertahankan yang sudah
baik
3. Agar budaya disiplin, kerjasama dan komunikasi
yang baik terwujud di ICU
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT ten
tang Pelayanan
Prosedur 1. Form evaluasi yang berisikan tentang evaluasi
kedisiplinan, kerjasama, komunikasi,dan kinerja
dibagikan kepada masing-masing karyawan
2. Masing-masing karyawan mengisi form yang dibagikan
dengan cara menilai masing-masing rekan kerja sesuai
81
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA LAKSANA EVALUASI KARYAWAN
No Dokumen445/28/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Prosedur kriteria yang diberikan.
3 Form yang telah diisi diserahkan kembali ke Kepala
Instalasi untuk direkap.
4 Evaluasi karyawan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali.
5 Sebagai tindak lanjut dari evaluasi yang dilakukan oleh
masing-masing karyawan, Kepala Instalasi memanggil
staf satu persatu didampingi Kepala Ruangan dan
memberitahukan nilai dari staf tersebut dimana
kekurangan yang harus diperbaiki dan kelebihan yang
harus dipertahankan.
6 Petugas :
- Koordinator Ruangan
Unit Terkait Medis,Perawat
82
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA LAKSANA EVALUASI KARYAWAN
No Dokumen445/28/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
Pengertian Konsultasi adalah pelayanan medis spesialis tertentu
(meliputi aspek diagnosa dan terapi) yang diberikan atas
permintaan dokter jaga/ dokter spesialis lainnya
Tujuan Agar penderita mendapatkan pelayanan medik yang optimal
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang PelayananProsedur
1. Alur
Dokter jaga ICU/Perawat ICU
Dokter Spesialis konsulen
Dokter Spesialis konsulen lain
2. Dokter spsialis konsulen adalah dokter on-call,
dokter/perawat jaga menghubungi dokter spesialis
konsulen per telepon
83
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA LAKSANA KONSULTASI
No Dokumen445/29/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Prosedur 3 Dokter spesialis konsulen wajib menjawab konsultasi
per telepon
4 Jika dalam waktu 5 (lima) menit dokter spesialis
konsulen pertama tidak bisa dihubungi maka dokter
jaga/perawat jaga harus menghubungi dokter
spesialis konsulen kedua (SMF yang sama)
5 Dokter/perawat jaga melakukan tindakan sesuai
advis per telepon
6 Jika pasien dalam keadaan gawat darurat dan dokter
spesialis konsulen pertama dan kedua sulit
dihubungi atau tidak ada waktu lagi untuk
menghubungi dokter spesialis konsulen maka
dokter jaga/perawat jaga harus mengatasi keadaan
gawat daruratnya
7 Jika pasien yang telah dirawat oleh dokter spesialis
tertentu membutuhkan rawat bersama dengan
spesialis lain, maka dokter spesialis yang merawat
menulis permintaan konsultasi di lembar konsultasi,
ditulis tanggal/jam/tanda tangan/nama terang yang
melakukan konsul.
8 Isi konsul memuat ikhtisar singkat pendrita dan
konsul yang diminta
9 Jawaban konsultasi di tulis dalam lembar konsultasi
10 petugas :
- Dokter Jaga ICU
- Perawat
84
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA LAKSANA KONSULTASI
No Dokumen445/29/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 3
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA LAKSANA KONSULTASI
No Dokumen445/29/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 3
- Dokter spesialis
Unit Terkait Medis,Perawat
85
Pengertian Pasien meninggal adalah pasien yang dirawat di ICU setelah
melalui proses perawatan dan pengobatan di ICU
dinyatakan meninggal oleh dokter Jaga ICU/ dokter spesialis
yang merawat.
Tujuan 1. Agar pasien yang meninggal bisa mendapatkan
pelayanan yang baik
2. Agar penanganan jenazah pasien penyakit menular
tidak menambah resiko penularan penyakit kepada
perawat dan keluarga pasien.
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan
Prosedur 1. Dokter jaga/perawat ICU menyatakan pasien
meninggal dan segera memberitahu serta
menjelaskan kepada keluarga pasien. Pernyataan
meninggal ditulis di dokumen medik
86
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA LAKSANA PASIEN MENINGGAL
No Dokumen445/30/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA LAKSANA PASIEN MENINGGAL
No Dokumen445/30/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2/ 3
2 Dokter jaga/Dokter spesialis yang merawat segera
mengisi dan menandatangani surat keterangan
pemeriksaan kematian (Form A & B) masing-
masing rangkap dua, yang satu diserahkan ke
keluarga pasien dan satunya lagi direkatkan ke
dokumen medik pasien
3 Tata cara pemulasaraan pasien meninggal :
- Petugas yang akan menangani jenazah harus
memakai sarung tangan
- Melepas infus dan alat medik lain, buang ke dalam
tempat sampah medis
- Letakkan jenazah dalam posisi terlentang dengan
tangan di sisi atau di dada
- Tutupi mata dengan kapas lembab, tutupi telinga
dan mulut dengan kapas dan kasa
- Bersihkan jenazah dan tutupi dengan kain bersih
- Perawat menawarkan kepada keluarga pasien,
jenazah akan dimandikan di rumah atau di rumah
sakit
- Petugas ICU menghubungi petugas pemulasaraan
jenazah untuk mengambil jenazah di ICU
- Petugas ICU memberitahu keluarga pasien untuk
menyelesaikan pembayaran di kasir.
87
4 Petugas :
- Perawat
- Dokter Jaga ICU
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif
2. Instalasi Pemulasaraan Jenazah
88
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA LAKSANA PASIEN MENINGGAL
No Dokumen445/30/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3/ 3
Pengertian Pasien pulang paksa adalah pasien yang dirawat di ICU,
dimana setelah melalui proses perawatan dan pengobatan
di ICU dari pihak penderita maupun keluarga menyatakan
keinginan untuk pulang walaupun dokter yang merawat
belum mengijinkan untuk pindah ruangan/pulang dan
sanggup menanggung segala resiko yang mungkin terjadi
serta tidak akan menuntut ataupun menggugat dokter
maupun pihak rumah sakitTujuan 4. Agar pasien yang pulang paksa bisa mendapatkan
pelayanan yang baik
5. Agar penanganan penderita yang pulang paksa
berjalan dengan lancar.
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan
Prosedur 1. Dokter jaga/perawat ICU menghubungi dokter yang
merawat, memberitahukan kalau penderita meminta
pulang paksa.
89
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA LAKSANA PASIEN PULANG PAKSA
No Dokumen445/31/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU
Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
2. Perawat jaga meminta pihak keluarga mengisi
DMK 11 pernyataan menolak meneruskan
perawatan di ICU dan formulir surat pernyataan
pulang paksa dengan disertai nama terang, tanda
tangan dan cap ibu jari.
3. Perawat jaga memasukkan tindakan yang belum
masuk di billing sistem dan mencetak rincian biaya
perawatan (POP), kemudian menuliskan pada
buku ekspedisi pembayaran dan menyerahkan
kepada pihak keluarga untuk dibawa ke kasir
pembayaran guna menyelesaikan administrasi.
4. Setelah administrasi pasien selesai, semua alat-
alat kesehatan yang menempel atau terpasang
pada penderita dilepas, kemudian diganti bajunya
dengan pakaian milik penderita sendiri dan
penderita diijinkan pulang.
5. Petugas :
- Perawat
- Dokter Jaga ICU
UNIT TERKAIT Medis,Perawat,Administrasi
90
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA LAKSANA PASIEN PULANG PAKSA
No Dokumen445/31/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
Pengertian Suatu tindakan untuk menaikkan tekanan parsial oksigen
pada inspirasi yang dapat dilakukan dengan cara :
1. Menaikkan kadar O2 inspirasi (FiO2)
2. Menaikkan tekanan oksigen (hiperbarik)
Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan oksigen
2. Mencegah terjadinya hipoksia
3. Terapi terhadap hipoksia
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan
Prosedur I. Persiapan Alat
1. Alat-alat bantu nafas
2. Humidihier dan Flowmeter
3. Oksigen sentral
II. Pelaksanaan
1. Petugas Cuci Tangan sebelum tindakan
91
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TERAPI OKSIGEN
No Dokumen445/32/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
2. Atur posisi pasien
3. Membuka Flowmeter dan mengukur dosis secara
bertahap
4. Pasang alat bantu nafas sesuai kebutuhan pasien
5. Memperhatukan reaksi pasien, pernafasan dan
nadi
6. Perawat Cuci tangan setelah melakukan tindakan
7. Mendokumentasikan tindakan ke ke lembar
observasi
Unit Terkait Medis,Perawat
92
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TERAPI OKSIGEN
No Dokumen445/32/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
Pengertian Tata cara melaksanakan pelayanan pemeriksaan
laboratorium untuk pasien dari rawat intensif
Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan pemeriksaan
laboratorium untuk pasien dari rawat intensif sehingga
terhindar dari kesalahan prosedur.
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan
Prosedur 1. Petugas ICU mengisi blangko laboratorium sesuai
dengan permintaan dokter yang merawat baik Cito
maupun tidak Cito.
2. Pengambilan sampel darah dilakukan oleh petugas ICU
3. Blangko permintaan pemeriksaan dan sampel darah
diserahkan petugas ICU ke Instalasi Laboratorium untuk
kemudian ditindaklanjuti sesuai standart operadional
prosedur instalasi laboratorium.
93
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU
No Dokumen445/33/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
4. Bila hasil laboratorium sudah selesai, petugas ruangan
ICU mengambil hasil laboratorium di instalasi
laboratorium.
5. Hasil laboratorium yang ada dikonsultasikan oleh
petugas ICU kepada dokter yang merawat
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif2. Instalasi Laboratorium
94
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU
Pengertian Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat pada waktu
pasien mulai dirawat di rumah sakit sekurang-kurangnya
3x24 jam sejak mulai perawatan
Tujuan UMUM :
Mengendalikan infeksi di ruang perawatan intensif
KHUSUS :
1. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial
2. Menurunkan angka terjadinya infeksi nosokomial
3. Menanggulangi kejadian luar biasa bila terjadi infeksi
nosokomial
Kebijakan 1. Pencegahan infeksi dalam melakukan tindakan medis
dan non medis
2. Protap pengendalian infeksi rumah sakit
95
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
No Dokumen445/34/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Prosedur 1. Semua petugas instalasi rawat intensif dalam
melakukan tindakan pelayanan harus mencuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan,
sesuai prosedur cuci tangan
2. Semua orang yang berada di ruang perawatan
Instalasi Rawat Intensif harus mengenakan baju
(scort) yang dipakai di dalam ruang ICU
3. Semua petugas dalam melakukan tindakan medis
harus memakai sarung tangan (hand scoen) dengan
ketentua 1 hand scoen untuk 1 pasien
4. Semua tindakan medis harus dilakukan sesuai
prosedur yang berlaku
5. Pengelolaan alat-alat dan bahan untuk tindakan
(seperti persiapan alat dan bahan untuk tindakan
invasif, pemrosesan sarung tangan pakai ulang,
penyimpanan alat dan linen steril, penyimpanan kasa
dan sarung tangan steril, pengelolaan linen dan
korentang) harus dilakukan sesuai prosedur yang
berlaku
6. Sesudah melakukan tindakan, semua peralatan
harus dibersihkan dan disteril sesuai prosedur
pembersihan dan penyeterilan alat
7. Ruang perawatan Instalaai Rawat Intensif harus
dibersihkan minimal 2 kali sehari atau bila kotor, dan
pembersihan besar dilakukan minimal satu minggu
sekali
96
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
No Dokumen445/34/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 3
8. Limbah medis dan non medis harus ditampung
secara terpisah
9. Limbah medis bukan benda tajam dimasukkan ke
bak sampah medis yang berupa tas palstik warna
kuning, untuk selanjutnya dikumpulkan oleh petugas
kebersihan rumah sakit untuk dikelola sesuai
prosedur RS
10. Limbah medis benda tajam harus dinasukkan ke
dalam ”safety box”yang disediakan. Bila sudah terisi
penuh, limbah medis dikirim ke tempat pembuangan
sampah dan dibakar di tungku pembakaran
(incenerator)
11. Limbah non medis dimasukkan ke tas plastik warna
hitam untuk selanjutnya dikumpulkan oleh petugas
kebersihan rumah sakit untuk dikelola sesuai
prosedur RS
12. Linen kotor harus ditempatkan ke bak khusus linen
kotor dan harus diantar ke bagian laundry oleh PRS
ICU
13. Peralatan makan pasien dibersihkan sesuai prosedur
oleh PRS ICU tiap kali selesai digunakan
14. Pembersihan lingkungan termasuk dapur dan
ruangan di luar perawatan dilakukan oleh petugas
cleaning service sesuai prosedur yang ditetapkan
Unit Terkait Instalasi Rawat Intensif
CSSD
IPRS
97
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
No Dokumen445/34/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 3
Pengertian Suatu alat yang digunakan untuk membantu proses
memberikan obat.Tujuan Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya
pemberian obat tepat dosis.
Kebijakan Pasien safety
Prosedur 1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
2. Larutkan obat dalam botol/kantong cairan fisiologis yang
dibutuhkan dan perhitungkan laju/rute obat melalui infuse
pump.
3. Rapatkan klem pada infuse set.
4. Hubungkan botol/kantong cairan obat dengan infuse set,
isilah infuse set dengan larutan obat. Usahakan tidah
terdapat gelembung udara. Jika ada gelembung udara
maka keluarkan dengan cara menyentil infuse set
sampai udara terkumpul du ujung infuse set.
5. Pasang salah satu ujung set. Atur katup three-way
stopcock.
6. Hubungkan ujung three-way stopcock dengan kateter
vena klien dan atau jalur cairan yang lain.
7. Gantungkan larutan obat pada standart infuse.
8. Tempatkan tube infuse set pada infussion pump machine
secara tepat.
98
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
INFUS PUMP
No Dokumen445/35/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
9. Hubungkan kabel listrik infussin pump machine dengan
sumber listrik AC.
10. Nyalakan tombol “ON/OFF” dan tekan program rate /laju
yang dibutuhkan.
11. Tekan tombol “Run” untuk memasukkan obat kedalam
vena klien.
12. Dokumentasikan pemberian obat pada lembaran
observasi obat : nama obat, dosis obat, cara pemberian,
rate/laju obat dalam infuse pump, tanggal dan jam
pemberian.
13. Observasi efek obat dan reaksi klinis pasien selama
peberian obat.
14. Jika obat mendekati habis atau habis maka alarm akan
berbunyi, maka tekan tombol alarm dan matikan infuse
pump machine dengan menekan tombol ”ON/OFF”
15. Ganti botol yang kosong dengan cairan fisiologis 100 ml
dan program kembali rate yang ditetapkan untuk
mendorong sisa obat dalam infuse set masuk ke vena
klien.
16. Jika cairan telah habis maka alarm akan berbunyi, maka
tekan tombol alarm dan matikan infuse pump machine
dengan menekan tombol ”ON/OFF”
17. Tutup jalur dari infussion pump dengan memutar katub
three-way stopcock.
18. Bersihkan dan bereskan peralatan dan kembalikan ke
tempatnya.
19. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
Unit Terkait ICU
99
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
INFUS PUMP
No Dokumen445/35/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
Pengertian Suatu alat untuk mendeteksi irama jantung.
Tujuan Untuk mengetahui keadaan jantung pasien sebagai
tindakan diagnostik.
Kebijakan Pasien safety
Prosedur A. Persiapan Pasien
1. Berikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan
yang akan dilaksanakan meliputi : tujuan, tata cara,
sikap pasien.
2. Lakukan pemeriksaan vital sign.
B. Persiapan Alat
1. Selimut
2. Kasa
3. Jelly EKG
4. EKG SET
C. Pelaksanaan
1. Tidurkan pasien pada posisi terlentang sikap
sempurna (kedua tangan disamping badan).
2. Pasangkan selimut pasien
3. Buka bagian atas pakaian pasien hingga terlihat
semua bagian thorak.
4. Tentukan lokasi sadapan elektroda pada dada dan
ekstremitas, berikan jelly EKG secukupnya.
100
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENGOPERASIAN EKG
No Dokumen445/36/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
5. Pasang semua sadapan elektroda laed I,II,III, AVR,
AVL, AVF, V1-V6
6. Nyalakan EKG dengan menekan tombol ON
7. Tentukan setting pemeriksaan 12 lead, tekan tombol
START
8. Setelah selesai, lepaskan semua elektroda dan
bersihkan jelly dengan kasa.
9. Rapikan pakaian pasien.
10.Berikan sampul EKG dan catat identitas pasien,
tanggal, pemeriksaan, tanda – tanda vital.
Unit Terkait 1. Instansi rawat inap
2. Instansi rawat jalan
3. Instansi Gawat Darurat
4. Unit kamar operasi
101
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENGOPERASIAN EKG
No Dokumen445/36/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Pengertian Suatu alat untuk membantu mengencerkan sputum.
Tujuan Memperbaiki saluran pernafasan dengan proses
pengenceran sputum pada bronkus
Kebijakan Pasien safety
Prosedur A. Persiapan Pasien
1. Berikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan
yang akan dilaksanakan meliputi : tujuan, tata cara,
sikap pasien.
2. Lakukan pemeriksaan vital sign (tensi, suhu, nadi,
pernafasan)
3. Pastikan reflek batuk adekwat
B. Persiapan Alat
1. Cairan PZ dan spuit 10 cc
2. Kasa
3. Nebulizer set
4. Oksigen set
C. Pelaksanaan
1. Tidurkan pasien pada posisi semi fowler
2. Berikan oksegenasi.
3. Cek fungsi alat
4. Masukan obat mukolitik kedalam chamber dan
lakukan pengenceran dengan PZ sesuai dosis /
takaran obat.
102
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENGOPERASIAN NEBULIZER
No Dokumen445/37/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
5. Sambungkan dengan sumber listrik, tekan tombol
ON.
6. Ajarkan pasien teknik pernafasan, inspirasi lewat
hidung dan ekspirasi lewat mulut dengan ritme nafas
normal.
7. Pasangkan nasal Nebulizer sampai obat habis (1’5
menit)
8. Ajarkan pasien untuk batuk efektif.
9. Periksa ulang vital sign.
10.Rapikan pasien dan catat hasil tindakan pada status
pasien.
Unit Terkait 1. Instansi rawat inap
2. Instansi rawat jalan
3. Instansi Gawat Darurat
4. Unit Kamar Operasi
103
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENGOPERASIAN NEBULIZER
No Dokumen445/37/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk membantu memonitor tanda – tanda vital pasien.
TUJUAN Untuk memonitor tanda – tanda vital pasien : tensi, nadi, RR, suhu, spo2, irama jantung.
KEBIJAKAN Pasien safety
PROSEDUR 1. Beritahu kepada pasien.2. Sambungkan alat dengan sumber listrik3. Astikan kabel / rangkaian terpasang dengan baik pada
monitor.4. Pasangkan elektroda sesuai dengan bagan yang ada
pada petunjuk.5. Tekan tombol power pada kanan bawah.6. Setting alat sesuai dengan kebutuhan.
Tombol kiri bawah diputar setelah sesuai baru ditekan.
Ulangi sesuai dengan kebutuhan.7. Setting alrm sesuai dengan kebutuhan.8. Setting layar sesuai dengan kebutuhan.
UNIR TERKAIT Ruang ICU
104
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PASIEN MONITOR
No Dokumen445/38/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN Tata cara penerimaan pasien dari ruangan atau dari rumah sakit lain masuk ke dalam instansi rawat intensif.
TUJUAN Mempermudah pasien kritis yang sangat membutuhkan pertolongan/penanganan untuk segera bisa masuk ICU.
KEBIJAKAN Kepala UPT tentang pelayanan
PROSEDUR Setiap pasien yang masuk ke dalam unit instalasi intensif harus dilakukan prosedur penerimaan pasien sebagai berikut :
1. Dokter / perawat yang pengirim harus malakukan timbang terima dengan dokter / perawat.
2. Timbang terima meliputi seluruh keadaan pasien, perjalanan penyakitnya, dan pengobatan secara lengkap.
3. Dokter/perawat penjaga penerima memeriksa dan memastikan keadaan pasien.
105
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENERIMAAN PASIEN
No Dokumen445/39/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
4. Seluruh pakaian pasien dilepas dan diganti dengan pakaian pasien di ICU
5. Pasien di bawa masuk ke dalam ruang rawat ICU dan dipindahkan ketempat tidur, kemudian dilakukan evaluasi/observasi lebih teliti.
Unit Terkait Medis, Perawat ICU, Manager System Rawat Inap, Pokja Fungsional.
106
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENERIMAAN PASIEN
No Dokumen445/39/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
Pengertian Aturan atau prosedur yang di pakai dalam melakukan operasi atau serah terima pasien ICU antar shift malam-pagi, pagi-sore, sore-malam.
Tujuan Sebagai acuan pelaksanaan aturan timbang terima pasien di ICU
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan
Pelaksanaan Perawat
Prosedur SASARAN
Perawat yang selesai dinas shift dan digantikan dengan perawat pengganti.
PELAKSANAAN
1. Salah satu petugas membaca doa dan di ikuti semua petugas
2. Ke pasien langsung atau dilaksanakan di ruang perawat dan membaca laporan.
3. Melaporkan rencana tindakan yang telah dilaporkan serta mengoperkan tindakan yang belum dan akan dilakukan oleh shift pengganti.
4. Mengobservasi dan melaporkan perkembangan keadaan pasien kepada shift pengganti.
Teratasi Belum teratasi
107
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
ALUR TIMBANG TERIMA PASIEN
No Dokumen445/40/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Teratasi sebagian Muncul maslah baru
5. Pendokumentasian yang jelas dan pelimpahan tugas untuk shift selanjutnya.
Unit Terkait Perawat ICU, Manager System Rawat Inap, Pojka Fungsional
108
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
ALUR TIMBANG TERIMA PASIEN
No Dokumen445/40/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
Pengertian Merupakan dekompensasi metabolik akibat defisiensi
insulin absolut atau relatif dan merupakan komplikasi akut
diabetes melitus yang serius.
Tujuan Menurunkan morbiditas dan mortalitas.
Kebijakan Dilakukan dengan management terapi penurunan kadar
gula darah.
Prosedur Tata laksana umum :
Berikan oksigen bila PO2 < 80 mmHg.
Antibiotika adekuat.
Monitor tekanan darah frekuensi nadi,frekuensi.
pernapasan, temperatur setiap jam.
Monitor kesadaran tiap jam.
Monitor produksi urin setiap jam, balans cairan.
Pemantauan laboratorik :
- Gula darah tiap jam
- Na+,K+,Cl- : tiap 6 jam selama 24 jam,
selanjutnya sesuai keadaan
Penatalaksanaan :
Fase I :
1. Rehidrasi NaCl 0,9% atau RL 2 L/2 jam pertama
109
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
KETO ASIDOSIS DIABETIKUM ( KAD )
No Dokumen445/41/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
lalu 80 tts/menit selama 4 jam, lalu 30-50 tts/mnt
selama 18 jam (4-6 liter/24 jam). Diteruskan
sampai 24 jam berikutnya.
2. Regaluasi cepat 4 – 8 unit/jam IV sampai batas
glukosa darah sekitar 250mg/dl.
3. Infus K+ 75 mEq (bila K+ = < 2.5 mEq/l), 50 mEq
(K+ = 2.5 – 3.0 mEq/l) dan 25 mEq (K+ = 3.0 – 3.5
mEq) per 24 jam.
4. Infus Na Bic bila PH < 7.20 atau Bik < 12 mEq /
150 – 100 mEq langsung drip atau dalam 500 ml
Na Cl 0.9% 30 – 80 tetes/mnt
5. Antibiotika kombinasi anpicillin + gentamisin atau
sefalosporin
Fase II :
1. Maintenence NaCl 0,9%
2. Insulin kerja cepat 3 x 8 – 12 unit s.c
3. Makanan lunak karbohidrat komplek per oral
Monitoring :
1. Tensi,nadi,kesadaran,produksi urine.
2. Gula darah acak diulang setelah pemberian insulin
kerja cepat sesuai dengan pedoman rumus minus
satu kali dua.
UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,
Perawat. I C U
110
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
KETO ASIDOSIS DIABETIKUM ( KAD )
No Dokumen445/41/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PENGERTIAN Suatu keadaan dimana terjadi gangguan perfusi yang
disebabkan adanya perdarahan.
TUJUAN 1. Memulihkan perfusi pada jaringan.
2. Memulihkan keseimbangan cairan dalam tubuh.
3. Mencegah kematian.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan syok hemoragik.
PROSEDUR Persiapan alat :
1. Alat Pelindung Diri ( Masker, Handscoen, Scort )
2. Neck collar
3. Plester
4. IV Cath sesuai ukuran
5. Ringer Lactat yang hangat
6. Monitor EKG
7. Pulse Oksimeter
8. Oksigen set
9. Kateter
10. Urin bag
11. Aqua for injection
12. Disposible syiringe 10 cc
Pelaksanaan :
1. Pasien disiapkan sesuai dengan kebutuhan
111
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENANGANAN SYOK HEMORARGIK
No Dokumen445/42/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
20 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
tindakan diatas brankard
2. Petugas menggunakan alat pelindung diri ( Masker,
Handscoen, Scort )
3. Airway dan C spine dijamin aman
4. Breathing dijamin aman, berikan oksigen
5. Circulation :
Infus 2 line dengan jarum no. 16/18 RL
1000-2000 ml sesuai dengan kebutuhan
atau kelasnya syok
Periksa laboratorium darah : Golongan
darah, Hb/Ht, AGD
Stop sumber perdarahan
Tidak ada reaksi dilakukan bedah resusitasi
untuk menghentikan perdarahan
6. koordinator IGD Pasang monitor EKG
7. Pasang Gastric tube
8. Pasang kateter urin dan nilai produksi urin
Hal yang harus diperhatikan :
1. Harus dapat dilakukan di pusat gawat darurat
tingkat IV sampai tingkat I
2. Pasien dengan perdarahan yang masih aktif tidak
dapat atau tidak boleh dievakuasi
3. Metabolisme Anaerob
4. Kematian sel, Translokasi bakteri, SIRS
5. Gagal organ multipel/ Multiple Organ Failure (MOF)
112
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENANGANAN SYOK HEMORARGIK
No Dokumen445/42/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 3
6. dan kematian
UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,
Perawat , I C U
113
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENANGANAN SYOK HEMORARGIK
No Dokumen445/42/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 3
PENGERTIAN Mengambil benda asing yang masuk ke dalam hidung
TUJUAN 1. mencegah terjadinya infeksi2. membebaskan jalan nafas
KEBIJAKAN Ada standart cara mengambil benda asing yang masuk ke hidung .
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Speculum hidung.
2. Nose pinset.
3. Ring hak.
4. Lampu periksa.
5. Tissue/kassa
Prosedur Pelaksanaan :
1. Hidung dibuka dengan spekulum hidung, kemudian dilihat dengan lampu periksa.
2. Apabila korpus alineum kelihatan lalu ambil memakai ring hak atau nose pinset
3. Setelah diambil, kemudian dibersihkan dengan kassa
UNIT TERKAIT Koordinator fungsional, manager sistem rawat inap, komite keperawatan, perawat, I C U.
114
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MENGAMBIL CORPUS ALENIUM PADA HIDUNG
No Dokumen445/43/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
20 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN Informed consent adalah mengatakan setuju diberikan suatu
tindakan dengan bebas dan rasional sudah mendapatkan
informasidan dimengerti dengan bukti tertulis dan di
tandatangani oleh kedua belah pihak dan saksi
TUJUAN Umum:
Sebagai langkah acuan penerapan pemberian informasi
tindakan
Khusus:
1. Sebagai perlindungan hukum untuk tenaga medis
dalam melakukan tindakan
2. Sebagai kesepakatan suatu perjanjian tindakan
KEBIJAKAN Kepala UPT tentang pelayanan
PROSEDUR 1. petugas memberikan penjelasan tentang maksud
dan tujuan tindakan ,kemungkinan
komplikasi ,teknik tindakan kepada keluarga pasien
2. bila keluarga setuju dibuatkan surat perjanjian yang
sudah tersedia (form persetujuan tindakan )
3. Keluarga diminta memberikan tanda tangan
dengan di dampingi perawat atau keluarga
terdekat lainnya
4. Bila pasien menolak tindakan yang di berikan ,
115
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah INFORMED CONSENT
No Dokumen445/44/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
20 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Keluarga diminta memberikan tanda tangan ( form penolakan
tindakan )
UNIT TERKAIT ICU
116
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah INFORMED CONSENT
No Dokumen445/44/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PENGERTIAN Kejang demam adalah kejang yang terjaadi akibat adanya
kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya kejang berulang.
2. Mencegah cedera akibat kejang.
KEBIJAKAN .Dilakukan pada semua pasien kejang demam.
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Set therapi oksigen.
2. Alat untuk mengukur tanda-tanda vital.
3. Alat kompres.
4. Sudip lidah.
5. Obat-obatan sesuai kebutuhan.
Pelaksanaan :
1. Beri penjelasan kepada keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien.Cegah pasien terbentur
dengan benda-benda sekitar.
3. Berikan oksigen.
4. Memasang sudip lidah.
5. Memasang infus.
6. Memberikan obat-obatan sesuai indikasi.
117
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah PENANGANAN KEJANG DEMAM
No Dokumen445/45/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
20 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
7. Beri kompres dingin.
8. Mengukur tanda-tanda vital.
9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a) Awasi terjadinya kejang berulang.
b) Awasi terjadinya efek samping dari
pemberian anti konvulsan.
UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,
Perawat. ICU
118
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah PENANGANAN KEJANG DEMAM
No Dokumen445/45/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
PENGERTIAN Memasang tampon pada hidung
TUJUAN 1. Mengurangi dan menghentikan perdarahan di hidung
KEBIJAKAN Ada Standart cara melakukan tampon di hidung
PROSEDUR Persiapan Alat:
Alat tidak steril.
1. Spekulum hidung.2. Lampu periksa/Nose pincet.3. Tongue Spatel.4. Bengkok.5. Plester.
Alat steril.
1. Tampon tang/Nose pincet.2. Pinset, Gunting, Kasa3. Specees Salp.4. Pita Salp.5. Korentang dalam tempatnya.
Prosedur Pelaksanaan:
1. Pasien disuruh menghembuskan nafas (sisi) dengan posisi kepala menunduk & ditadahi bengkok, dengan hidung ditahan dengan tissue.
2. Setelah hidung bersih dan Stosel masukkan pita Salp dengan nose pinset sedikit demi sedikit sampai padat begitu juga hidung sebelahnya.
3. Kemudian perdarahan dievaluasi dengan pasien disuruh membuka mulut dan dilihat dengan tongue spatel.
4. Bila tidak ada perdarahan hidung dipasang kassa dan diplester
UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis, Perawat.ICU
119
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah MEMASANG TAMPON HIDUNG
No Dokumen445/46/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN Mengambil benda asing yang masuk ke dalam mata
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi2. Memberikan rasa nyaman pada pasien
KEBIJAKAN Ada Standart cara mengambil benda asing yang masuk ke mata .
PROSEDUR
Persiapan Alat:
1. Bengkok berisi : kapas lembab/kassa steril, lidi waten, pinset kecil.
2. Jarum injeksi 10 cc.3. Lup untuk melihat korpus.4. Duk kecil berlubang.5. Hand Scoon.6. Gunting kecil dan plester.7. Obat :
Pantocain tetes. Betadine kompres. Salep/tetes = AB. Kemicetin/klorampenicol.
Persiapan Pasien dan Lingkungan:
1.Memberikan penjelasan tetang tindakan yang akan dilakukan.
2.Pasien menanda tangani SPO
120
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MENGAMBIL CORPUS ALENIUM PADA MATA
No Dokumen445/47/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Prosedur Pelaksanaan:
1. Berikan pantocain pada mata yang akan dilakukan
tindakan.
2. Cuci tangan atau pasang hand scoon.
3. Desinfeksi Lup dengan betadine dan ditutup dengan duk
steril lubang.
4. Bersihkan sisa betadine dengan kassa steril
5. Letakkan kassa diatas duk berlubang untuk tempat
korpus.
6. Mata penderita disuruh membuka, dicari letak korpus.
7. Korpus diambil dengan jarum kearah luar dengan
memakai lup.
8. Amati keadaan bekas korpus.
9. Mata diberi salep AB.
10. Tutup dengan kassa steril dan diplester.
11. Motivasi ulang bila ada keluhan cepat kontrol.
12. Penderita dirapikan/alat-alat dibereskan.
13. Perawat cuci tangan.
UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,
Perawat. I C U
121
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MENGAMBIL CORPUS ALENIUM PADA MATA
No Dokumen445/47/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
PENGERTIAN Tindakan memasukkan pipa endotracheal kedalam tracea
TUJUAN Membebaskan jalan nafas pasien , agar tetap lancar
KEBIJAKAN SK.MenKes. no 1333 th 1999 tentang penerapan standart
pelayanan rumah sakit
PROSEDUR Persiapan pasien :
Pasien dijelaskan tentang tindakan yang akan
dilakukan
Minta inform concent
Beri support mental
Hisap cairan atau sisa makanan dari NGT
Yakinkan px terpasang iv line dan infus menetes
dengan lancar
Persiapan alat :
Mesin suction harus dalam keadaan berfungsi baik
Bag and mask / J.roes dan selang oksigen
Laringoskop dan lampu harus menyala kuning
terang ( lampu tidak boleh kendor )
ETT siap 3 nomer
Untuk perempuan : 6, 5, 7, 7,5
Untuk laki – laki : 7, 7,5. 8
122
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL
No Dokumen445/48/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 6
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
Untuk anak – anak : usia dalam tahun ditambah 4
dibagi 4
Silet / mandrin ( 2/3 dari ETT ) ujung tumpul
Oropharingeal tube sesuai dengan ukuran pasien
Spuit 20cc posisi siap untuk mengisi cuff
Suction chateter diameter 1/3 ETT
Xylocain spray
Ky. Jelly
Magil forcep
Bantal setinggi 12 cm
Hand scon, tampon
Plester dengan ukuran 30cm ( 2 buah ) untuk fiksasi
Gunting
Stetoskop ( sebaiknya digantungkan dileher )
Bengkok
Persiapan obat :
Obat – obat untuk intubasi
Sedasi :
Penthotal : 3 – 5 kg/bb
Dormicum : 0,6 mg/kgbb
Diprivan : 1-2 mg/kgbb
Mucle relaxan :
Succinil cbolin 1 – 2 mg/kgbb
Pavulon : 0,35 mg/kgbb
Trachium : 0,5 – 0,6 mg/kgbb
Narcuron : 0,1 mg/kgbb
123
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL
No Dokumen445/48/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 6
Obat – obat emergency :
Sulfas atropin (SA) : untuk bradicardi
Adrenalin : bila cardiac arrest
Epedrin : bila tensi turun
Lidocain 2% : untuk aritmia
Pelaksanaan emergency :
1. Posisikan pasien terlentang dengan diganjal bantal
kecil setinggi 12 cm
2. Pakai sarung tangan
3. Pilih endotracheal yng akan dimasukkan dan cek
balonnya
4. Masukkan obat sedatif pentotal, saat memberikan
obat jangan lupa matikan infus dan pegang
nadi( 25-50-75-100 dst ) kemudian cek bulu mata
5. Beri oksigenasi 1x kecil
6. Masukkan obat muscle relaxan : succinil cholin ( 20-
40-60 dst )
7. Lakukan selic manuover sambil tunggu sampai
dengan vasikularisasi ke periver
8. Masukkan laringoskop, jangan menggunakan gigi
sebagai tumpuan
9. Bila ada sekret banyak lakukan suction
10. Beri jelly ETT
11. Masukkan ETT sampai ke karina
12. Isi cuff sampai dengan tidak terdengar kebocoran
13. Sambungkan dengan j.rees dan pasang mayo tube
124
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL
No Dokumen445/48/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 6
14. Cek / atau dengarkan dari paru-paru kanan, paru –
paru kiri 3x pengembangannya simetris / tidak bila
paru – paru kanan lebih mengembang berarti ETT
terlalu dalam
15. Fixasi dengan plester dimulai dari tulang yang
keras, 2 kali dari atas dan dari bawah
16. Bereskan alat – alat, rapikan pasien
17. Dokumentasikan :
Tanggal dan jam pemasangan
No ETT
Batas ETT
Cuff +/-
Obat – obat yang diberikan
Respon pasien / kesulitan – kesulitan
Nama pemasang
Pelaksanaan untuk pasien elektif :
1. Cuci tangan dan pakai hand scon inform concent
2. Atur posisi pasien tidur terlentang dan diganjal
bantal kecil 12 cm
3. Pilih ETT yang akan dimasukkan dan cek balonnya.
4. Pasang stilet jangan sampai melewati batas ETT
kemudian yang atas ditekuk
5. Masukkan sedasi penthotal 3-5 mg/kgbb, cek bulu
mata, saat memasukkan obat matikan infus dan
raba nadi
125
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL
No Dokumen445/48/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman4 / 6
6 Berikan oksigenasi 2x pompa ( untuk menguasai
jalan nafas )
7 Masukkan obat muscle relaxan : succinilcolin 1-2
mg/kgbb tunggu sampai dengan vasikularisasi
periver
8 Oksigenasi 100 % selama 5 menit / 10 kali nafas
9 Buka mulut dengan laringoskop, yang tipis
menelusuri mulut , sebelah kanan masukkan
pangkal lidah dan apiglotis sampai terlihat PLIKA ,
jangan menggunakan gigi sebagai tumpuan
10 Bila ada secret banyak lakukan suction
11 Semprot xylocain spray 2x semprot
12 Masukkan ETT yang sudah diberi jelly sampai ke
karina
13 Sambungkan dengan j.rees
14 Cek / dengarkan paru – paru kanan, paru – paru
kiri, 3x
15 Isi cuff s/d tidak terdengar kebocoran dan pasang
mayo
16 Fixasi dengan plester dimulai dari tulang yang
keras, 2x dari atas dan dari bawah
17 Bereskan alat – alat, rapikan px
18 Dokumentasikan.
126
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL
No Dokumen445/48/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman5 / 6
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
1 Observasi vital sign
2 Harus dikerjakan oleh yang berkompeten
3 Kolaburasi dengan tim medis dan anastesi
UNIT TERKAIT ICU
ANASTESI
127
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL
No Dokumen445/48/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman6 / 6
PENGERTIAN Tata cara /suatu tindakan agar jalan nafas pasien tetap lancar
dan adequat
TUJUAN Pasien terhindar dari sumbatan jalan nafas dan nafas tetap
normal
KEBIJAKAN SK Menkes no.1333 th 1999 tentang penerapan standart
pelayanan rumah sakit
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1. Oropharingeal tube /mayo tube no 1 – 5
2. Naso pharingeal tube
3. Laringeal mast air way ( LMA )
4. Endotracheal tube ( ETT)
5. Laringoscop
6. Magil forcep
7. Stilet /mandrin
8. Abocat no. 14 – 16 (ukuran besar)
9. Catheter section
10. Section
11. Pocket mask
12. Oksigen
13. Nasal prong/kanul nasal
14. Simple mask
15. Rebreating mask
128
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS (AIRWAY)
No Dokumen445/49/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 7
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
16. Non rebreating mask
17. Jacson rees
18. Ambubag
19. Hand scoun
20. Masker
21. Tong spatel
22. Saturasi oksigen
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Gunakan hand scoun
3. Jelaskan ke pasien dan keluarganya tentang
tindakan yang akan dilaksanakan
4. Lakukan penilaian jalan nafas
Lihat
Gerak nafas/pengembangan
dada(adakah see saw)
Cuping hidung
Tracheal tug
Tanda
hipoxia(gelisah,berkeringat,cyanosis )
Raba
Adakah hawa nafas sat pasien
ekspirasi
Dengar (normal suara nafas hampir
tak terdengar)
129
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS (AIRWAY)
No Dokumen445/49/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 7
Ngorok
Tercekik
Serak
5. Tentukan kwalitas jalan nafas
Normal / tidak ada sumbatam
Ada sumbatan
Total
Tidak ada hembusan
nafas
Tidak ada suara nafas
Ada pergerakan dada
dengan pola nafas see
saw
Partial
Pangkal lidah jatuh
kebelakang (snoring)
Cairan atau muntahan
(gargling)
Odem laring (crowing)
6. Bila ada sumbatan identifikasi jenis sumbatan
Benda asing
Cairan
Odeme
Posisi
7. Lakukan prosedur pembebasan jalan nafas
Sumbatan Partial
130
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS (AIRWAY)
No Dokumen445/49/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 7
Benda asing : evakuasi benda asing
dengan alat atau tangan
Cairan :
Dilakukan suction dengan tekanan pada
dewasa tidak lebih dari 200 mmhg, anak –
anak tidak lebih dari 100 mmhg
pasien posisi kepala dimiringkan
Oedem : dilakukan intubasi
Posisi : bila pangkal lidah jatuh kebelakang
dilakukan
tanpa alat yaitu head tilt, chin lift, jaw thusrt
dengan alat : orofaing dan naso faring
orofaring tube
indikasi pemasangan :
Sudah tidak ada reflek muntah
GCS kurang dari 10
Cidera rongga dan muka
Cidera pharink
Kejang tonik / klonik
Cara pemasangan :
Tentukan oropharingeal tube yang
sesuai dengan pasien, dari sudut/
ujung bibir sampai ke tragus atau
dari tengah bibir sampai ke anulus
mandibula
Buka mulut pasien dengan cross
131
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS (AIRWAY)
No Dokumen445/49/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman4 / 7
finger, masukkan oropharing
dengan mengarahkan lengkungan
menghadap ke palatum mole
Setelah masuk kira – kira setengah
panjang oropharing kemudian
putar 180º dan dimasukkan lagi
Bila sudah ada reflek muntah
keluarkan oropharing sesuai
lengkungan oropharing
Nasopharink tube
Indikasi pemasangan :
Masih ada reflek muntah GCS lebih dari 10
Kontra indikasi :
Pasien cidera pharink
Bila ada fraktur septum nasi
Bila ada fraktur basis cranii
dengan tanda – tanda
Adanya perdarahan
pada telinga
Adanya brill hematom
Kebiruan dibelakang
telinga
Cara pemasangan :
Tentukan nasopharing yang sesuai dengan pasien
132
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS (AIRWAY)
No Dokumen445/49/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman5 / 7
Dengan cara diukur dari ujung
hidung ke tragus dan dengan
diameter sesuai dengan jari
kelingking pasien sebelah
kanan
Nasopharing diberi jelly dan
lubang hidung ditetetesi dengan
vasokonstiksi dengan
kenyamanan pasien
(misal :atrifin )
Masukkan kelubang hidung
dengan cara yang tumpul
menghadap ke septum,
dimasukkan pelan – pelan
secara tegak lurus (pada lubang
hidung kanan )
Bila pada lubang hidung kiri,
dimasukkan dengan yang
tumpul tetap menghadap ke
septuum, setelah kurang lebih 3
cm putar naso pharing 180˚ lalu
dimasukkan pelan – pelan
secara tegak lurus
Sumbatan total : lakukan tindakan nidle
cricotyrotomy
8. Lakukan /berikan bantuan nafas sesuai dengan
indikasi ( terapi oksigen )
133
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS (AIRWAY)
No Dokumen445/49/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman6 / 7
Nasal prong dosis : 1 – 4 liter/menit
Simple mask dosis : 6-8 liter/menit
Rebriting mask dosis : 5- 15 liter/menit
Non rebriting mask dosis : 5- 15 liter/menit
Bag & mask dosis : 12 -15 liter /menit
Ambubag dg reservoir dosis: 12- 15 l/lmenit
HAL- HAL YANG DIPERHATIKAN
1 Kolaburasi dengan tim medis untuk setiap
melakukan tindakan
2 Observasi vital sign, tensi,nadi,RR,spo2,
kesadaran
3 Pantau kwalitas jalan nafas secara
berkala sampai nafas normal/ adequat
UNIT TERKAIT ICU
ANASTESI
134
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS (AIRWAY)
No Dokumen445/49/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman7 / 7
PENGERTIAN Mengambil benda asing yang masuk ke dalam telinga
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi2. Memberikan rasa nyaman pada pasien
KEBIJAKAN Ada Standart cara mengambil benda asing yang masuk ke telinga.
Prosedur Persiapan Alat:
1. Otoscope.2. Ring hak.3. Serumen hak.4. Pank hak.5. Our pinset.6. Water dragen.7. Kapas.8. Lampu periksa.
Persiapan Pasien dan Lingkungan:
1. Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Bila anak kecil dipegang dengan kuat.3. Mengatur posisi paisen sesuai dgn kebutuhan.4. Menyiapkan lingkungan aman & nyaman.
Prosedur Pelaksanaan:
1. Telinga pasien dilihat dengan otoscope.2. Setelah kelihatan korpus alenium diambil dgn hati-hati
memakai serumen hak / pank tang.3. Setelah korpus alenium diambil, telinga dibersihkan dengan
water dragen.
UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis, Perawat’ I C U
135
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MENGAMBIL CORPUS ALENIUM PADA TELINGA
No Dokumen445/50/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN Mengeluarkan benda asing di mata dengan cara mengalirkan cairan ke dalam mata
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi2. Memberikan rasa nyaman pada pasien
KEBIJAKAN Ada Standart cara melakukan irigasi ke mata.
Prosedur Persiapan Alat:
1. Boorwater 3 % atau obat lain yang tersedia dalam tempatnya *).
2. Spuit 20 cc atau spuit khusus mata steril.3. Kapas basah steril dalam tempatnya.4. Kain kassa steril.5. Perlak dan alasnya.6. Handuk.7. Bengkok *).
Prosedur Pelaksanaan:
1. Perawat cuci tangan *).2. Perlak dan alasnya dipasang pada dada pasien
sampai bahu.3. Pasien dianjurkan memegang bengkok.4. Mata yang akan dicuci di lap dengan kapas basah dari
arah luar ke dalam.5. Spuit diisi cairan *).6. Kelopak mata dibuka dengan kapas basah.7. cairan disemprotkan perlahan-lahan dari arah dalam
ke luar *).8. Setelah bersih kelopak mata dibersihkan dengan
kapas lembab.9. Pemberian obat k/p.
136
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
IRIGASI MATA
No Dokumen445/51/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
10.Setelah selesai pasien dirapikan kembali, peralatan dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.
11. Cuci tangan
UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat
Inap,Medis, Perawat.ICU
137
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
IRIGASI MATA
No Dokumen445/51/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN Melakukan suatu tindakan kepda pasien yang mengalami gagal nafas dan atau henti jantung
TUJUAN 1. Mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas ( respiratory arrest ) dan atau henti jantung ( cardiac arrest ) pada orang pada orang dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi tersebut bekerja kembali
2. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi
3. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi ( fungsi jantung ) dan ventilasi ( fungsi pernafasan / paru ) pada paien / korban yang mengalami henti jantung atau henti nafas melalui Cardo Pulmonary Resucitation ( CPR ) atau Resusitasi Jantung Paru
KEBIJAKAN Ada Standart cara melakukan Resusitasi Jantung Paru
Prosedur Persiapan Alat:
Emergency trolley berisi: a. Laryngscope lurus dan bengkok (anak & dewasa).b. Magil forceps.c. Pipa trakhea berbagai ukuran.d. Trakhea berbagai ukuran.e. CVP set.f. Infus set/blood set.g. Papan resusitasi.h. Gunting verband.i. Ambu babg lengkap.
Set therapi oksigen lengkap dan siap pakai. Set penghisap sekresi lengkap dan siap pakai. EKG record.
138
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
No Dokumen445/52/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
EKG monitor bila memungkinkan. DC shock lengkap.
Persiapan Pasien dan Lingkungan:
1. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Posisi pasien diatur terlentang datar dan diusahakan tidak menyentuh tempat tidur
Baju bagian atas pasien dibuka
Prosedur Pelaksanaan:
1. Mengecek henti nafas & jantung dengan cara :Melihat pergerakan dada atau perut.Mendengarkan suara keluar / masuk udara dari
hidung.Merasakan adanya udara dari mulut atau hidung
dgn pipi / punggung tangan.2. Menilai denyut jantung pasien dengan cara meraba
arteri karotis.3. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
a. Memanggil nama.b. Menanyakan keadaannya.
4. Menggoyangkan bahu pasien.5. Memasang papan resusitasi dibawah punggung
pasien.6. Membebaskan jalan nafas dengan cara :
1. Membersihkan sumbatan jalan nafas dengan jalan menghisap sekresi.
2. Triple manouver. Ekstensi kepala. Mengangkat rahang bawah. Mempertahankan posisi rahang bawah.
7. Melakukan pernafasan buatan (bagging 12-20 kali / menit) bila denyut jantung teraba.
8. RJP, ABC, kombinasi bila denyut jantung tidak teraba dengan cara :a. Pernafasan buatan (bagging) 2 kali jika
dilakukan oleh satu orang.
139
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
No Dokumen445/52/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 3
b. Kompresi jantung luar bergantian dengan bagging, perbandingan = 5 : 2 bila RJP dilakukan oleh satu orang.
c. Kompresi jantung luar:1. Tentukan lokasi pijatan setengah bagian
bawah tulang dada ( sternum ) dengan jari menyusuri batas bawah iga sampai prosecius xipoideus (px ) tambahkan 2 jari ( jari tengah dan telunjuk )
2. Tempatkan tumit tangan satunya diletakkan diatas tangan yang sudah berada tepat di titik pijat jantung.
3. Jari-jari kedua tangan dirapatkan dan diangkat agar tidak ikut menekan.
4. Penolong mengambil posisi tegak lurus diatas dada psien dengan siku lengan lurus, menekan sternum 4 – 5 cm.
5. Tekanan harus cukup kuat, pijat jantung lurus dan teratur.
6. Jangan menekan terlalu kuat, jangan menyentak dan jangan bergeser, berubah-ubah tempat
7. Anjuran tentang " Rate " 100x/menit8. Fase pijat dan fase relaksasi harus sama
(1 : 1 )9. Rasio = 15:2 yaitu 15x pijat jantung 2x
nafas buatan.10. Rasio = 5:1 untuk anak11. Rasio = 3:1 untuk neonatus12. Raba nadi carotis ( 10 menit )13. Denyut nadi tak teraba lakukan ventilasi
buatan dan MJLUNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,
Perawat. ICU
140
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
No Dokumen445/52/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 3
PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk membantu proses
memberikan obat.
TUJUAN Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya
pemberian obat tepat dosis.
KEBIJAKAN Pasien safety
PROSEDUR 1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
2. Hisap cairan fisiologis (NaCl 0,9 % atau Dextrose 5 %)
sesuai kebutuhan kedalam syringe 50 ml B’Braun.
3. Hisap obat yang dibutuhkan ke dalam syringe 50 ml
B’Braun yang telah berisi cairan fisologis tercampur
rata.
4. Buang sisa udara dari dalam syringe secara hati-hati,
upayakan tidak ada obat yang terbuang.
5. Hubungkan syringe dengan connector tube dan isi
connector tube dengan larutan obat dalam syringe
pump.
6. Tempatkan syringe pump B’Braun
7. Pasang kabel listrik pada syringe pump machine dan
hubungkan dengan sumber arus listrik, tekan tombol
ON/OFF.
8. Hubungkan connector tube dengan salah satu ujung
three way stopcock secara tepa.
141
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
SYRINGE PUMP
No Dokumen445/52/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
9. Hubungkan dua ujung yang lain dari three – way
stopcock masing masing cateter vena (jarum infus)dan
infuse set yang telah terpasang pada vena klien.
10. Putar kutup pada three – waystopcock sesuai
kebutuhan atau pengaturan pemberian cairan dan
obat.
11.Tekan tombol progam rate pada syring pump machine
sesuasi hasil perhitungan dosis obat ( satuan ml/jam
atau ml/hour ).
12.Tekan tombol run / start dan perhatikan sinyal lampu “
run ” sytinge pump machine.
13. Dokumentasikan pemberian obat pada lembaran
observasi obat : nama obat, dosis obat, cara
pemberian, rate/laju obat dalam syringe pump, tanggal
dan jam pemberian.
14.Observasi efek obat dan reaksi klinis pasien selama
pemberian obat.
15. Jika obatmendekati habis atau habis maka alarm akan
berbunyi, maka tekan tombol alarm dan tekan tombol
“stop”.
16. Tutup jalur dari syiring pump dengan memutar katup
three way stopcock dan lepaskan dari connector tube.
17.Lepaskan syiring pump machine dari isi dengan cairan
fosiologis sebanyak 20-30 ml. Buang sisa udara dalam
syiringe.
18.Pasang kembali connector tube dan tempatkan
syiringe yang telah berisi cairan isiologis pada syiringe
pump.
142
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
SYRINGE PUMP
No Dokumen445/52/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 3
Machine
19.Buka kembali jalur syringe pump dengan memutar katup three way stopcock.
20. Cek ulang program rate/laju pada syringe pump kemudian tekan tombol “Start/Run” (untuk mendorong sisa larutan obat dalam connector tube masuk ke vena klien).
21.Jika cairan dalam syringe habis maka alarm akan berbunyi, maka tekan tombol alarm dan matikan syringe pump machine dengan menekan tombol “ON/OFF”.
22.Tutup jalur dari syringe pump dengan memutar katup three way stopcock dan lepaskan dari connector tube.
23.Bersihkan dan bereskan peralatan dan kembalikan ketempatnya.
24.Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
UNIT TERKAIT Ruang ICU
143
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
SYRINGE PUMP
No Dokumen445/52/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 3
PENGERTIAN Mengambil darah arteri untuk pemeriksaan gas dalam darah
yang berhubungan dengan fungsi respirasi dan metabolisme
TUJUAN Mengetahui :
1. Keadaan oksigen dalam metabolisme
2. Kemampuan HB dalam melakukan transportasi O2
dan CO 2
3. Tekanan O2 dalam darah arteri dan jaringan perifer
KEBIJAKAN SK Menkes No.1333 th 1999 tentang penerapan standar
pelayanan Rumah sakit
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1. Spuit 2,5 cc satu buah
2. Kassa steril 2 lembar
3. Betadin
4. Alkhohol 70 %
5. Kapas steril dalam tempatnya
6. Bantalan untuk fixasi tangan
7. Karet penutup
8. Perlak dan alas nya
9. Plaster dan gunting verban
10. Heparin pengenceran 1 cc =500 unit
11. Label
144
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH
No Dokumen445/54/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 3
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
12. Sarung tangan steril
PERSIAPAN PASIEN
1. Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan.
PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Membasahi spuit dengan heparin yang sudah
diencerkan
4. Memasang perlak pada didaerah anggota tubuh
yang akan di tusuk
5. Menentukan dan meyakinkan arteri yang akan di
tusuk
6. Mendesinfeksi daerah arteri yang akan ditusuk
dengan betadin dan alkhohol
7. Menusuk arteri dengan posisi menusuk jarum
sesuai letak arteri
8. Menekan daerah yang ditusuk dengan kasa steril
selama 5 -1 5 menit kemudian diplaster
9. Mengeluarkan udara dari dalam spuit dan ujung
jarum ditusukkan pada karet penutup
10. Memasang label identitas pasien pada spuit yang
berisi bahan pemeriksaan . cantumkan nama,
umur,nomer register, ruang tempat
dirawat,suhu,fio 2yang diberikan
145
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH
No Dokumen445/54/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 3
11. Mengobservasi tanda tanda vital dan aderah byang
tempat tusukan
12. Segera kirim bahan pemeriksaan ke laboratorium
13. Petugas mencuci tangan
HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Penusukan tepat pada arteri ditandai dengan
dengan darah yang keluar berwarna merah segar
dan memancar
2. Spicement di masukkan dalam kantong plastik
kemudian dibawa denga termos yang berisis es
batu bila tempat periksaan jauh
3. Daerah /lokasi pengambilan darah harus
bergantian
4. Hindarkan pengambilan darah pada daerah
arteri femoralis
5. Lakukan ALLEN TEST sebelum pengambilan
pada daerah arteri radialis untuk mencegah
gangguan sirkulasi darah
UNIT TERKAIT ICU
LABORATORIUM
146
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH
No Dokumen445/54/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman3 / 3
PENGERTIAN Suatu tindakan darurat memasukkan jarum pada membran
cricotyroid yang bertujuan agar pasien terhindar dari
obstruksi total jalan nafas bagian atas
TUJUAN Agar pasien dapat bernafas setelah mengalami obstruksi
total jalan nafas bagian atas
KEBUJAKAN SK MenKes no 1333 tentang penerapan standart
pelayanan Rumah Sakit
PROSEDUR Persiapan alat
1. Surflo no 14 -16
2. Spuit 10 -20 cc dan ½ sebagian di isi aquadest
3. Jet insuplation (spuit 2,5 cc dilubangi tengahnya
diameter 1 cm
4. Hand scoun
5. O2
6. Desinfektan
Pelaksanaan
1. Beri tahukan ke keluarga tindakan yang akan
dilakukan
2. Mencuci tangan
3. Alat alat didekatkan
4. Pakai sarung tangan
147
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TINDAKAN NIDLE CRICOTYROTOMY
No Dokumen445/55/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
5. Mencari lokasi dengan 3 jari tengah tangan kiri
Jari telunjuk memegang cartilago tyroid
Jari manis memegang cartilago cricoid
Jari tengah mencari membrana cricotyroid
6. Bila sudah menemukan di tusuk ke arah bawah
dengan sudut 45 -60 dengan kedalaman 1- 1½ ˚̊�
cm ( bila menghadap keatas bisa menusuk pita
suara
7. Kemudian di aspirasi bila keluar udara kemudian
di sambungkan dengan ke jet insuuflation dan di
beri aliran 02 10 liter /menit
8. Dan diberi bantuan 1 : 4 ( inpirasi dan 4 ekspirasi )
Dengan hitungan 1 inspirasi ( lubang di tutup )
dan di hitung lagi 1, 2, 3, 4 ( lubang di buka )
HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN
1. Observasi vital sign, kesadaran
2. Dilakukan oleh yang berkompeten
3. Selalu kolaburasi dengan medis dananastesi
148
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
TINDAKAN NIDLE CRICOTYROTOMY
No Dokumen445/55/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
PENGERTIAN Mengeluarkan benda asing di telinga dengan cara mengalirkan cairan ke dalam telinga
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi2. Memberikan rasa nyaman pada pasien
KEBIJAKAN Ada Standart cara melakukan irigasi ke telinga.
PROSEDUR Persiapan Alat:
Tersedia dalam baki :
1. Cairan yang diperlukan (H2O2 atau sesuai pesan medik).
2. Spuit 10 cc steril tanpa jarum.3. Karet alas.4. Handuk.5. Kapas bulat.6. Lidi kapas steril.7. Korentang dalam tempatnya.8. Bengkok.9. Pipet.
Prosedur Pelaksanaan:
1. Perawat cuci tangan.2. Membantu pasien dalam posisi tidur miring atau duduk
tegak dengan kepala dimiringkan, sehingga telinga yang akan dirawat dibagian atas.
3. Meletakkan karet pengalas/perlak, dan handuk disekitar bahu.
4. Meletakkan bengkok dibawah telinga.5. Mengisi spuit dengan obat yang telah disediakan.
149
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
IRIGASI TELINGA
No Dokumen445/56/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
6. Jika menggunakan pipet, pipet diisi dengan obat yang
telah disediakan.
Menyemprotkan atau menetesi cairan :
Daun telinga ditarik kebelakang atas agar liang
telinga luar lurus.
Menyemprotkan cairan perlahan-lahan.
Jika menggunakan pipet cairan diteteskan hati-hati
melalui telinga yang diirigasi untuk memudahkan
cairan keluar.
7. Observasi warna dan jumlah cairan yang keluar.
8. Memberikan posisi tidur miring kebagian telinga yang
diirigasi untuk meudahkan cairan keluar.
9. Telingan ditutup dengan kassa steril.
10. Membereskan alat-alat dan merapikan pasien.
Mencuci tangan dan dokumentasikan
UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,
Perawat. ICU
150
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
IRIGASI TELINGA
No Dokumen445/56/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PENGERTIAN Suatu syndroma klinis yang ditandai dengan adanya
hipotensi, takykardia, akral dingin, pucat basah,
hiperventilasi, perubahan status mental, penurunan
produksi urine yang diakibatkan oleh reaksi anafilaksis.
TUJUAN Mencegah komplikasi lebih berat
KEBIJAKAN Reaksi anafilaksis harus segera ditangani untuk mencegah
kematian dan kerusakan saraf akibat reaksi obat-obatan.
PROSEDUR 1. Baringkan penderita dengan posisi kaki lebih tinggi
dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik
vena dalam usaha memperbaiki curah jantung dan
menaikkan tekanan darah
2. Penilaian ABC
Airway : jalan nafas harus dijaga tetap
bebas dan tidak ada sumbatan
Breathing :berikan oksigen
Circulation : Bila tidak teraba nadi pada
arteri besar segera lakukan kompresi
jantung luar
151
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
SYOK ANAFILAKSIS
No Dokumen445/57/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
3. Berikan adrenalin 0,3 – 0,5 mg larutan 1 : 1000
untuk penderita dewasa atau 0,01 mk/kg untuk
penderita anak2 intramuscular. Pemberian ini dapat
diulang tiap 15 menit sampai keadaan
membaik.
4. Bila terjadi spasme bronkus dimana pemberian
adrenalin kurang memberi respon, dapat
ditambahkan aminopilin 5-6 mg/kg BB intravena
dosis awal yang diteruskan 0,4 - 0,9 mg /kg
BB/menit dalam cairan infus.
5. Dapat diberikan kortikosteroid misalnya
hidrocortison 100 mg atau dexametason 5 – 10 mg
intravena sebagai therapi penunjang untuk
mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktif
UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional
Manager Sistem Rawat Inap
Medis
Perawat. I C U
152
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
SYOK ANAFILAKSIS
No Dokumen445/57/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
PENGERTIAN Memberikan bantuan hidup dasar pada pasien tanpa
menggunakan alat, pada pasien yang menalami
kegawatdaruratan.
TUJUAN Mempertahankan pernafasan dan sirkulasi yang adequat
sampai kondisi yang menyebabkan henti nafas dan henti
jantung dapat diatasi
KEBIJAKAN SK MenKes no 1333 th 1999 tentang penerapan standart
pelayanan Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Jelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Cuci tangan
3. Gunakan hand scoun
4. Lukukan tindakan seperti yang ada bagan di bawah
ini
153
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MANAGEMENT BASIC LIFE SUPPORT
No Dokumen445/58/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
UNIT TERKAIT I CU
Manager System
154
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
MANAGEMENT BASIC LIFE SUPPORT
No Dokumen445/58/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2
PENGERTIAN Koma akibat kadar gula darah < 30 mg/dl .
TUJUAN Memenuhi kebutuhan glukosa otak agar tidak
terjadi gangguan yang “irreversible”.
Tidak mengganggu regulasi DM.
KEBIJAKAN Dilakukan dengan cepat dan cermat untuk menghindari
kerusakan permanen pada otak.
PROSEDUR Pelaksanaan :
Glukosa darah diarahkan ke kadar glukosa puasa :
120 mg/dl
Koma Hipoglikemia :
1. Injeksi glukosa 40% iv 25 ml selanjutnya infus
glukosa 10%, bila belum sadar dapat diulang setiap
½ jam sampai sadar (maksimum 6x), bila gagal
2. Injeksi efedrin bila tidak ada kontra indikasi jantung
dll 25-50 mg atau injeksi glukagon 1 mg/im setelah
gula darah stabil, infus glukosa 10% dilepas
bertahap dengan glukosa 5% selanjutnya stop.
3. Observasi keadaan umum dan kesadaran pasien.
UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,
Perawat .I C U
155
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
PENANGANAN KOMA HIPOGLIKEMIA
No Dokumen445/59/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk membantu proses endo surgery
TUJUAN Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya tindakan penbedahan
KEBIJAKAN Pasien safety
PROSEDUR 1. Rangkai Breathing Circuit pada Ventilator dengan benar.
2. Tekan tombol ON dibelakang Ventilator untuk menyalakannya.
3. Tekan tombol ON Humidifier untuk menyalakannya. Set nilai temperatur pada Humidifier (35-37).
4. Tentukan Breath Type dan mode yang dipaka? Adakah napas spontan? Sadarkah pasien? A/C Assist/ control atau SIMV (Synchronized Intermitten Mandatoty Ventilation) Mode Volume, Pressure, PPVC atau NPPV.
5. Set nilai Variable yang sesuai dengan Breath dan Mode yang dipilih.
6. Set nilai Limi AlarmTentukan nilai dari alarm itu setelah selesai konfirmasi acceptLow VE : > 1 liter dari settingLow PIP : > 10 CmH2O dari nilai PIP yang disettingHigh PIP : < 10 CmH2O dari nilai PIP yang disetting
156
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
VENTILATOR VELA
No Dokumen445/60/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit
28 Maret 2011
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
7. High PIP : < 10 CmH2O dari nilai PIP yang disetting8. Ventilator siap dioperasikan pada patient.9. Setelah selesai sterilkan circuit breathing dan
simpan untuk siap digunakan lagi.
UNIT TERKAIT Ruang ICU
157
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
VENTILATOR VELA
No Dokumen445/60/101.14/RII/2009
No Revisi0
Halaman2 / 2