sop icu

225
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah ALUR KELUAR MASUK PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF No Dokumen 445/ 01 /101.14/RII/200 9 No Revisi 0 Halaman 1 / 5 PROSEDUR TETAP RAWAT INAP ICU Tanggal Terbit 30 Desember 2009 Ditetapkan Kepala UPT Rumah Sakit Kusta Sumberglagah dr. Nanang Koesnartedjo NIP. 19560727 199003 1 004 PENGERTIAN Prosedur pasien masuk dari Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral, atau Pavilyun serta keluar dari Instalasi Rawat Intensif. TUJUAN 1. Memberikan tata cara memasukkan pasien ke Ruang Rawat Intensif. 2. Memberikan gambaran alur pasien sebelum dirawat di ICU dan setelah keluar dari ICU. KEBIJAKAN Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan A. Alur Masuk Pasien di Instalasi 1

Upload: sony-alfianto

Post on 04-Dec-2015

140 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

sop icu

TRANSCRIPT

Page 1: SOP ICU

PENGERTIAN

Prosedur pasien masuk dari Instalasi Rawat Jalan, Instalasi

Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral, atau Pavilyun serta

keluar dari Instalasi Rawat Intensif.

TUJUAN

1. Memberikan tata cara memasukkan pasien ke Ruang

Rawat Intensif.

2. Memberikan gambaran alur pasien sebelum dirawat di

ICU dan setelah keluar dari ICU.

KEBIJAKAN Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

PROSEDUR

A. Alur Masuk Pasien di Instalasi Rawat Intensif

1. Pasien dapat berasal dari Instalasi Rawat Jalan,

Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral atau

Pavilyun.

2. Sudah ada terapi atau tindakan serta permintaan

masuk Instalasi Rawat Intensif dari dokter yang

merawat.

3. Petugas asal pasien memberitahukan kepada

petugas Instalasi Rawat Intensif mengenai :

1

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

ALUR KELUAR MASUK PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF

No Dokumen445/ 01 /101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 5

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 2: SOP ICU

PROSEDUR :

a. Identitas penderita

b. Keadaan penderita dan diagnosa masuk

Instalasi Rawat Intensif

c. Tindakan dan terapi yang telah diberikan

d. Peralatan dan obat-obatan yang harus

disiapkan di Instalasi Rawat Intensif

4. Petugas Instalasi Rawat Intensif menyiapkan tempat,

peralatan dan obat-obatan yang akan digunakan.

5. Bila sudah siap, petugas Instalasi Rawat Intensif

memberitahukan ke petugas asal pasien bahwa

pasien dapat dikirim.

6. Untuk pasien dari Instalasi Bedah Sentral, petugas

Instalasi Rawat Intensif yang mengambil pasien.

8. Melakukan tindakan penanganan pasien selanjutnya

sesuai dengan instruksi dokter spesialis yang

merawat.

B. Alur Keluar Pasien di Instalasi Rawat Intensif

1. Dokter spesialis yang merawat menyatakan pasien

sudah dapat dipindahkan ke ruang perawatan biasa/

pasien meninggal/ pasien meminta pulang paksa

2. Sebelum pasien dipindahkan, petugas ICU dan

instalasi rawat inap atau VIP harus melakukan serah

terima pasien tentang :

2

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

ALUR KELUAR MASUK PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF

No Dokumen445/ 01 /101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 5

Page 3: SOP ICU

a. Keadaan pasien (tensi, nadi, kesadaran, dsb)

b. Tindakan apa saja yang telah dilakukan

c. Obat-obatan yang talah diberikan dan kapan

waktu pemberiannya

d. Tindakan dan terapi selanjutnya

e. Keperawatan dan obat-obat yang dibawa

f. Data-data tertulis yang berhubungan dengan

penanganan pasien (status, lembar observasi,

dan sebagainya)

3. Semua pasien, baik yang masuk dari rawat jalan,

IGD, maupun pindahan dari ruangan rawat

inap/pavilliun, yang akan keluar dari ICU ke ruangan

rawat inap/pavilliun dijemput oleh petugas ruangan

rawat inap/pavilliun yang akan ditempati oleh pasien

tersebut.

4. Bila pasien harus dirujuk ke RS lain, maka petugas

ambulance 118 akan mengantar sampai ke RS yang

dituju.

3

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

ALUR KELUAR MASUK PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF

No Dokumen445/01/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 5

Page 4: SOP ICU

R.jalan ugd

OK R.inap VIP

Masuk ICU

ICU

dipulang ok R.inap

VIP

Keluar ICU

SEMBUH

meninggalRujuk

Alur Keluar Masuk Pasien di Instalasi Rawat Intensif :

4

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

ALUR KELUAR MASUK PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF

No Dokumen445/ 01 /101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman4 / 5

Page 5: SOP ICU

Unit Terkait: Instalasi Rawat Intensif

Instalasi Gawat Darurat

Instalasi Rawat Inap Kusta

Instalasi Rawat Inap Umum

Instalasi Kamar Operasi

5

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

ALUR KELUAR MASUK PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF

No Dokumen445/ 01 /101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman5 / 5

Page 6: SOP ICU

PengertianKriteria pasien masuk adalah kondisi pasien yang memberi

isyarat diperlukannya perawatan intensif sesuai indikasi

pasien masuk di Ruang Rawat Intensif [ICU]

TujuanMemberikan batasan pasien yang memerlukan perawatan intensif

Kebijakan

Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur

Pasien yang akan masuk ICU harus memenuhi persyaratan dan

indikasi masuk ICU.

A. Persyaratan Pasien Masuk ICU

1. Memenuhi kriteria masuk di Instalasi Rawat Intensif

2. Ada permintaan masuk ICU dari dokter spesialis

yang merawat.

3. Ada persetujuan dari pasien/keluarga pasien untuk

dirawat di ICU.

6

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

KRETERIA PASIEN MASUK RUANG RAWAT INAP INTENSIF ( ICU )

No Dokumen445/ 02 /101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

KRETERIA PASIEN MASUK RUANG RAWAT INAP INTENSIF ( ICU )

No Dokumen445/ 02 /101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 3

Page 7: SOP ICU

B. Indikasi Pasien Masuk ICU

1. Prioritas I

Pasien yang memerlukan tindakan terapi intensif

Menderita penyakit atau gangguan akut pada organ vital

apapun sebabnya yang memerlukan tindakan intensif

dan agresif untuk mengatasinya.

Misal : Gagal nafas, gagal sirkulasi, gagal susunan saraf

pusat, gagal ginjal

2. Prioritas II

Pasien yang memerlukan pemantauan intensif

Memerlukan pemantauan intensif, baik secara invasif

maupun non invasif atas keadaan-keadaan yang dapat

menimbulkan ancaman gangguan pada system organ

vital.

Misal : Pasca bedah ekstensif, pasca henti jantung,

pasca bedah dengan penyakit jantung.

3. Prioritas III

Pasien sakit kritis/terminal dengan prognosis yang jelek

untuk sembuh.

Memerlukan terapi intensif untuk mengatasi penyakit

akut, tetapi tidak dilakukan tindakan invasif seperti

intubasi

Misal : Keganasan metastatik dengan penyulit infeksi,

sumbatan jalan napas, penyakit jantung/paru terminal

7

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

KRETERIA PASIEN MASUK RUANG RAWAT INAP INTENSIF ( ICU )

No Dokumen445/ 02 /101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 3

Page 8: SOP ICU

dengan komplikasi penyakit akut berat.

Pasien yang tidak perlu masuk ICU :

1. Pasien Mati Batang Otak (MBO), kecuali yang

merupakan donor organ

2. Pasien prioritas I atau II yang menolak

perawatan/tindakan agresif di ICU

3. Pasien dengan keadaaan vegetatif yang permanen

4. Pasien dalam keadaan stabil dengan resiko yang

rendah untuk menjadi berbahaya

5. Pasien dalam keadaan stadium akhir (end-stage)

penyakit-penyakit.

Unit Terkait:

1. Instalasi Rawat Jalan

2. Instalasi Gawat Darurat

3. Instalasi Kamar Operasi

4. Instalasi Rawat Inap

5. Vip

Kriteria pasien keluar adalah kondisi pasien yang

memberikan isyarat bahwa pasien tidak lagi memerlukan

8

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

KRETERIA PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INAP INTENSIF ( ICU )

No Dokumen445/ 03 /101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 9: SOP ICU

PENGERTIAN perawatan lebih lanjut di Ruang Rawat Intensif [ICU].

TUJUANMemberikan batasan pasien yang sudah tidak

memerlukan perawatan intensif lagi.

KEBIJAKAN Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

PROSEDUR Kriteria pasien keluar dari Ruang Rawat Intensif adalah:

1. Keadaan pasien telah membaik dan cukup stabil,

sehingga tidak memerlukan terapi atau pemantauan

yang intensif lagi.

2. Terapi atau pemantauan intensif tidak lagi bermanfaat

atau memberikan perbaikan bagi keadaan pasien,

misal:

a. Pasien yang mengalami mati batang otak.

b. Penyakitnya mencapai stadium akhir.

3. Pasien atau keluarga menolak dirawat lebih lanjut di

ICU, harus krs.

4. Pasien hanya memerlukan pemantauan intensif saja,

sedang ada pasien lain yang memerlukan perawatan

intensif. Pasien seperti ini hendaknya diusahakan pindah

keruang observasi khusus [ROK].

5. Pemindahan pasien keluar ICU harus diputuskan atau

disetujui dokter spesialis yang merawat atau kepala

9

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

KRETERIA PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INAP INTENSIF ( ICU )

No Dokumen445/ 03 /101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 10: SOP ICU

instalasi rawat intensif.

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif

2. Instalasi Gawat Darurat

3. Instalasi Kamar Opersai

4. Instalasi Rawat Inap

5. Vip

Pengertian Perawatan intensif yang optimal kepada pasien yang

dirawat di Instalasi Rawat Intensif.

10

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF

No Dokumen445/ 04 /101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 4

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 11: SOP ICU

Tujuan Memberikan pedoman penanganan pasien yang

memerlukan perawatan intensif

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur 1. Persyaratan pasien dirawat di Instalasi Rawat Intensif :

− Memenuhi kriteria masuk Instalasi Rawat

Intensif

− Penderita dan keluarganya setuju dengan

perawatan di Instalasi Rawat Intensif

− Ada instruksi tindakan /terapi dari dokter

spesialis yang merawat.

2. Mengingat sarana dan prasarana yang terbatas, maka

bila ada pasien yang memenuhi kriteria masuk

Instalasi Rawat Intensif, namun pasien yang sedang

dirawat jumlahnya melebihi kapasitas Instalasi Rawat

Intensif, maka untuk menentukan siapa pasien yang

dapat masuk dilakukan pembicaraan antara Kepala

Instalasi Rawat Intensif dengan dokter spesialis yang

merawat dengan mempertimbangkan :

− Kemungkinan kesembuhan penyakitnya.

− Usia pasien.

− Penyakit menular atau tidak.

11

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF

No Dokumen445/ 04 /101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 4

Page 12: SOP ICU

− Status cara pembayaran.

− Status sosial pasien (anak satu-satunya,

pejabat, dsb)

3. Petugas Instalasi Rawat Intensif melakukan observasi

intensif sesuai dengan standar observasi intensif

Instalasi Rawat Intensif ditambah observasi khusus

sesuai kasusnya.

4. Standar observasi Instalasi Rawat Intensif adalah :

− Sistem pernafasan (minimal tiap jam) : frekuensi

nafas per menit, kedalaman nafas, halangan jalan

nafas

− Sistem kardiovaskuler (minimal tiap jam) : tekanan

darah, frekuensi nadi, irama nadi, perfusi perifer.

− Sistem sarat pusat (minimal tiap jam) : kesadaran

(GCS)

− Sistem urinaria (minimal tiap tiga jam) : produksi

urine

− Sistem pencernaan (minimal tiap tiga jam) : produksi

cairan lambung, muntah, flatus, bising usus.

− Reaksi alergi/anafilaksis : tiap selesai pemberian

obat/transfusi darah.

− Produksi drain (minimal tiap enam jam)

− Balans cairan masuk dan keluar, (minimal setiap

pagi, jam 06.00)

5. Petugas di Instalasi Rawat Intensif melaporkan hasil

observasinya kepada dokter spesialis yang merawat

minimal dua kali dalam 24 jam (jam 06.00 dan 19.00)

per telepon.

12

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF

No Dokumen445/ 04 /101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 4

Page 13: SOP ICU

6. Pada keadaan tertentu (gawat, perlu tindakan/terapi

segera, ada keraguan, dsb), perawat dokter spesialis

yang merawat untuk penanganan lebih lanjut.

7. Petugas Instalasi Rawat Intensif melakukan perawatan

dan pengobatan sesuai instruksi dokter spesialis yang

merawat.

8. Pengunjung tidak boleh menunggui pasien kecuali

pasien anak-anak (<12 tahun) dan pasien yang agonal.

9. Jam dinas petugas instalasi rawat intensif :

Pagi : jam 07.00-14.00

Siang : jam 14.00-21.00

Malam : jam 21.00-07.00

Unit Terkait Medis,Perawat

13

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF

No Dokumen445/ 04 /101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman4 / 4

Page 14: SOP ICU

Pengertian Mengeluarkan cairan atau lendir dari mulut, hdung atau

tracheal pada pasien yang tidak dapat mengeluarkan secara

spontan

Tujuan 1. Mempertahankan jalan nafas tetap bebas

2. Membersihkan secret pada pasien yang batuk tidak

adekuat

Kebijakan UU No. 23 tahun 1992 rentang Kesehatan

SK Menkes No. 1333 th. 1999 tentang penetapan Satndar

Pelayanan Rumah Sakit

A. Indikasi

1. Pasien dengan retensi sputum

2. Pasien yang dipasang ETT

3. Pasien yang memakai Tracheostomi

B. Persiapan

a. Kateter Suction (ukuran 1/3 lingkaran tube ETT

b. Handscoend steril dan on steril

c. Kasa steril 2-3 lembar

d. Alkohol 70%

14

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

BRONCHIAL TOILET

No Dokumen445/ 05 /101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 15: SOP ICU

e. Aquadest

Prosedur f. Stetoskop

g. Bag Valve Mask

h. O2 dengan perlengkapannya

i. Korentang

j. Bengkok

C. Cara Kerja

1. Pasien diberitahu

2. Auskultasi daerah paru untuk mendengarkan

Ronchi

3. Set kekuatan suction

- Bayi : 40-60

- Dewasa : 80-120

- Anak : 60-80

4. Melakukan oksigenasi 100%

5. Pakai Handscoend steril

6. Ambil Catheter Suction

7. Ambil Kasa Steril basahkan dengan alkohol 70%

8. Masukkan Kateter/hubungkan kateter suction

dengan selang suction

9. Spoel Kateter dengan aquadest

10. Masukkan kateter sambil memegang kateter,

jangan menutup lubang pangkal kateter

11. Keluarkan kateter suction secara berputar ±5-10

detik

15

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

BRONCHIAL TOILET

No Dokumen445/ 05 /101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 3

Page 16: SOP ICU

12. Lakukan beging / oksigenasi 100%

13. Bersihkan ujung kateter dengan kasa yang telah

dibasahi alkohol

14. Ulangi kembali sampai tidak terdengar ronchi

15. Catat jumlah produksi secret, warna dan bau

D. Pelaksana :

Dokter , Paramedis

Unit Terkait: Medis, Perawat

16

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

BRONCHIAL TOILET

No Dokumen445/05/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 3

Page 17: SOP ICU

Pengertian Penilaian hasil perawatan pasien yang masuk di ICU

Tujuan Untuk mengetahui hasil mutu / kualitas pelayanan di ruang ICU

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur 1. Indikator mutu keperawatan di ICU meliputi :

a. Angka decubitus

b. Nosokomial

c. Askep

2. Setiap hari dilakukan pemantauan terhadap

indikator mutu perawatan dengan menggunakan

alat bantu pantau yang beupa format :

a. Laporan Dekubitus

b. Laporan Flebitis

c. Health Edukation

d. Setiap bulan dilakukan evaluasi dan analisa

terhadap keberhasilan indikator mutu

keperawatan indikator BOR, Av Lo S, BTO, TOI,

NDR, GDR, jumlah kematian, jumlah hari

perawatan dan jumlah pasien

17

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

EVALUASI HASIL PERAWATAN

No Dokumen445/06/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

EVALUASI HASIL PERAWATAN

No Dokumen445/06/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 18: SOP ICU

Unit Terkait Instalasi Rawat Intensif

18

Page 19: SOP ICU

Pengertian Fungsi dan kewenangan kepala instalasi rawat intensif

sebagai koordinator kegiatan pelayanan di instalasi rawat

intensif

TujuanSebagai pedoman fungsi dan kewenangan kepala instalasi rawat intensif

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur 1. Mengatur dan mengendalikan kegiatan perawatan

penderita sesuai prosedur perawatan dan melakukan

koordinasi dengan staf medik fungsional.

2. Melakukan pengawasan pelaksanaan prosedur tetap

pelayanan di ICU.

3. Mengusahakan suasana ruang perawatan yang

memungkinkan untuk melakukan perawatan secara

optimal

Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

5. Membina, memimpin, mengawasi dan mengkoordinir

staf ICU.

6. Mengusahakan semua peralatan dapat berfungsi

optimal

7 Mengajukan kebutuhan sarana dan prasarana yang

kurang.

19

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

FUNGSI DAN KEWENANGAN KOORDINATOR INSTALASI RAWAT INTENSIF

No Dokumen445/07/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 20: SOP ICU

8. Membuat laporan tahunan dan usulan untuk

meningkatkan pelayanan di ICU

Unit Terkait Medis, perawat

20

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

FUNGSI DAN KEWENANGAN KOORDINATOR INSTALASI RAWAT INTENSIF

No Dokumen445/07/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 21: SOP ICU

Pengertian Suatu tindakan yang diberikan pada penderita dengan jalan

latihan bernapas, menepuk daerah dinding dada,

menggetarkan daerah dinding dada serta menghisap sekresi

yang dikeluarkan untuk memperlancar pernapasan.

Tujuan 1. Untuk mempertahankan, memperbaiki dan mencapai

keefektifan dari seluruh bagian paru.

2. Menceghah kolaps daripada paru yang disebabkan

karena terlambatnya sekresi untuk keluar.

3. Menghindarkan terjadinya komplikasi, misalnya :

bronkhopneumonia.

4. Untuk mempertahankan kelancaran sirkulasi darah.

5. Untuk mencegah atrofi otot-otot.

Indikasi :

1. Pasien dengan ventilator.

2. Pasien dengan retensi sputum / reflek batuk,

tidak baik namun tidak aktif.

3. Pasien tidak aktif.

21

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

FISIOTERAPI DADA

No Dokumen445/08/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 4

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 22: SOP ICU

Kontra indikasi :

1. Pasien dalam keadaan shock.

2. Relatif : fraktur iga.

3. Pasien dengan TIK meningkat.

4. Pasien dengan miocard infark.

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

Prosedur 1. Cara kerja :

1 Cuci tangan.

2. Beritahu pasien.

3. Jika pasien sadar anjurkan pasien untuk latihan

napas dalam dengan cara memegang perut

pasien dengan kedua tangan kemudian tarik

nafas dalam lewat hidung, tahan, kemudian

keluarkan lewat mulut. Lakukan tindakan tersebut

minimal 10 kali. Jika pasien masih mampu

lakukan lagi dalam satu periode (10 kali).

4. Auskultasi seluruh lapang paru.

5. Posisikan pasien tidur dengan miring kiri atau

kanan.

6. Tempatkan handuk di atas dada pasien.

7. Lakukan penepukan / clapping dengan kedua

tangan di seluruh lapang paru dalam waktu 1 – 3

menit.

22

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

FISIOTERAPI DADA

No Dokumen445/08/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 4

Page 23: SOP ICU

,

8. Lakukan vibrasi saat pasien ekspirasi dalam

waktu 1 – 3 menit.

9. Lakukan clapping dan vibrasi pada dada yang

satunya dengan lama waktu yang sama.

10. Jika pasien sadar lakukan postural drainage dan

posisikan pasien sesuai daerah paru dimana

sekret akan dialirkan.

11. Jika pasien mampu batuk efektif anjurkan pasien

untuk batuk efektif.

12. Jika pasien tidak mampu batuk efektif lakukan

suctioning dengan tekanan 60 – 100 mmHg untuk

bayi, 100 – 120 mmHg untuk anak-anak, 100 –

300 mmHg untuk dewasa, jika pasien dengan VM

berikan O2 100 pre, post dan di antara tindakan

suctioning.

13. Catat jumlah, warna dan konsistensi sputum.

14. Kembalikan pasien pada posisi semula.

15. Rapihkan peralatan dan dokumentasikan

tindakan.

2. Hal-hal yang harus diperhatikan :

Di dalam melakukan fisioterapi dada harus melihat keadaan

umum penderita, sehingga kita dapat mencegah komplikasi

lebih lanjut

23

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

FISIOTERAPI DADA

No Dokumen445/08/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 4

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

FISIOTERAPI DADA

No Dokumen445/08/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman4 / 4

Page 24: SOP ICU

.

Tindakan yang berhubungan dengan fisioterapi dada :

1. Latihan bernapas / breathing exercise.

2. Penepukan / clapping.

3. Menggetarkan / vibrating.

4. Drainase posisi.

5. Penghisapan / suctioning.

Unit Terkait Medis, Perawat

24

Page 25: SOP ICU

Pengertian Serangkaian proses kegiatan pelayanan rujukan ke rumah

sakitlain yang lebih tinggi tingkat kemampuan pelayanannya

Tujuan Untuk memberikan pelayanan medis sesuai kebutuhan

pasien

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayana

Prosedur 1. Dokter yang merawat mengambil keputusan untuk

merujuk pasien, dengan persetujuan pasien dan atau

keluarga pasien

2. Pengisian formulir rujukan yang berisi :

a. Identitas pasien

b. Identitas dokter yang merujuk

c. Tanggal rujukan

d. Diagnosa penyakit pasien

e. Ikhtisar singkat penyakit pasien

25

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

HUBUNGAN KERJASAMA RUJUKAN INSTALASI RAWAT INTENSIF DENGAN RUMAH SAKIT LAIN

No Dokumen445/09/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

HUBUNGAN KERJASAMA RUJUKAN INSTALASI RAWAT INTENSIF DENGAN RUMAH SAKIT LAIN

No Dokumen445/09/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 26: SOP ICU

f. Terapi yang telah diberikan

g. Kondisi terakhir pasien

h. Tanda tangan pasien

3. Menghubungi RS rujukan untuk persiapan penerimaan

pasien

4. Menghubungi petugas ambulance untuk proses

transportasi rujukan pasien

5. Mempersiapkan mobilisasi pasien beserta alat

penunjangnya

6. Pasien dirujuk ke rumah sakit lain dengan didampingi

paramedis

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif

2. Tim Ambulance RS KUSTA SUMBERGLAGAH

26

Page 27: SOP ICU

Pengertian Instalasi Rawat Intensif dalam menjalankan fungsinya perlu

bekerjasama dengan unit-unit pelayanan laina dalam rumah

sakit

Tujuan Sebagai pedoman dalam melakukan hubungan kerjasama

dengan unit pelayanan lain dalam rumah sakit

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

Prosedur 1. Instalasi ICU menerima dan merawat penderita yang

brsala dari Instalasi Gawat darurat, Instalasi Bedah

Sentral dan Pulih sadar, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi

Rawat Inap dan Pavilliun

2. Instalasi ICU beroperasional bekerjasama dengan :

27

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

HUBUNGAN KERJASAMA INSTALASI RAWAT INTENSIFDENGAN UNIT PELAYANAN LAIN DALAM

RUMAH SAKIT

No Dokumen445/10/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 28: SOP ICU

Prosedur Instalasi Farmasi, Instalasi laboratorium, Instalasi Radiologi,

Instalasi CSSD, Instalasi Pemeliharaan Sarana, Instalasi

Gizi, Instalasi Sanitasi, Instalasi Billing, Instalasi

Pemulasarana Jenazah, Sekretariat, Bidang Pembinaan

SDM, Bidang Keuangan, Bidang Perlengkapan & Rumah

Tangga, Bagian Umum, Bid. Pelayanan Medik, Bidang

Program & Rekam Medik sesuai dengan prosedur yang

sudah ditetapkan.

Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat

2. Instalasi bedah sentral

3. Instalasi rawat jalan

4. V I P

5. Instalasi farmasi

6. Instalasi laboratorium

7. Instalasi radiologi

8. CSSD

9. Intalasi gisi

28

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

HUBUNGAN KERJASAMA INSTALASI RAWAT INTENSIFDENGAN UNIT PELAYANAN LAIN DALAM

RUMAH SAKIT

No Dokumen445/10/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 3

Page 29: SOP ICU

10. Bagian umum

11. Bidang Program dan rekam medik

12. Bidang pembinaan SDM

13. Bidang perlengkapan dan rumah tangga

14. Bidang keuangan

15. Sekretariat

16. Bidang keperawatan

17. Instalasi pemeliharaan sarana

18. Instalasi sanitasi

19. Instalasi pemulasaran jenasah

29

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

HUBUNGAN KERJASAMA INSTALASI RAWAT INTENSIFDENGAN UNIT PELAYANAN LAIN DALAM

RUMAH SAKIT

No Dokumen445/10/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 3

Page 30: SOP ICU

Pengertian Segala upaya perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan

fungsi instalasi rawat intensif yang bertujuan mencegah dan

menekan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja,

menanggulangi dan mengelola bila terjadi agar dampaknya

dapat ditekan sekecil-kecilnya.

Tujuan Memberikan perlindungan bagi penghuni instalasi rawat

intensif dari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerjaKebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

Prosedur 1. Pengamanan peralatan medik

a. Setiap peralatan medik di instalasi rawat intensif

harus mempunyai pengaman agar tidak

mencelakakan penggunanya.

b. Setiap peralatan medik mempunyai sistem alarm

yang dapat memberikan peringatan bila terjadi

gangguan pada alat tersebut.

30

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

KESELAMATAN KERJA

No Dokumen445/11/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 31: SOP ICU

c. Para petugas instalasi rawat intensif wajib

menggunakan alat pelindung diri yang tepat pada

saat menggunakan peralatan medik.

2. Pengamanan radiasi dan limbah radioaktif.

a. Semua limbah medis ditampung di tempat

penampungan khusus yang terpisah,lalu

berkoordinasi dengan instalasi sanitasi untuk

kemudian dimusnahkan di incenerator.

b. Para petugas instalasi rawat intensif wajib

menggunakan alat pelindung diri yang tepat pada

saat kontak dengan peralatan yang beradiasi dan

saat mengelola limbah medis.

3. Pengujian, pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan

kalibrasi peralatan medis.

a. Petugas instalasi rawat intensif selalu berkoordinasi

dengan instalasi perbaikan sarana untuk

pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi peralatan

medis yang ada di instalasi rawat intensif.

4. Pengamanan peralatan non medis.

a. Setiap peralatan non medis harus mempunyai

pengaman agar tidak mencelakakan penggunanya.

b. Setiap peralatan non medis harus diuji dan

diperiksa secara berkala, dan bila ada kerusakan,

instalasi rawat intensif selalu berkoordinasi dengan

instalasi perbaikan sarana untuk perbaikannya.

31

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

KESELAMATAN KERJA

No Dokumen445/11/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 3

Page 32: SOP ICU

5. Pengawasan dan keselamatan bangunan.

a. Pengawasan dan pemeliharaan bangunan instalasi

rawat intensif dilakukan secara berkala dengan

berkoordinasi dengan instalasi sanitasi.

6. Bila terjadi kecelakaan kerja, maka petugas instalasi

rawat intensif harus memberikan pertolongan pertama

pada korban kecelakaan, untuk kemudian perawatan

korban dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku

di RSK Sumberglagah .

7. Petugas instalasi rawat intensif harus melaporkan

kejadian dan data kecelakaan akibat kerja kepada Tim

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) RSK

Sumberglagah, untuk kemudian membuat evaluasi dan

tindaklanjut.

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif

2. IPRS

32

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

KESELAMATAN KERJA

No Dokumen445/11/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 3

Page 33: SOP ICU

Pengertian Upaya untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan

terhadap segala bentuk bencana dan kebakaran yang mungkin

terjadi serta upaya penanggulangannya apabila terjadi untuk

menekan dampak yang diakibatkan sekecil-kecilnya.

Tujuan Mencegah agar tidak terjadi bencana dan kebakaran di

instalasi rawat intensi

Menanggulangi secara cepat dan tepat agar dampaknya

dapat ditekan

Memelihara produktifitas kerja di pelayanan intensif

supaya selalu optimal

Melindungi petugas, pasien/pengunjung dari bahaya

kebakaran yang terjadi di pelayanan intensif

Kebijakan Bila terjadi kejadian kebakaran di instalasi perawatan intensif

1. UU No. I Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

2. Permenaker No.5/Men/1996 tentang system

manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.

33

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

KEWASPADAAN BENCANA DAN KEBAKARAN

No Dokumen445/12/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

KEWASPADAAN BENCANA DAN KEBAKARAN

No Dokumen445/12/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 3

Page 34: SOP ICU

Prosedur 1. Petugas instalasi rawat intensif segera memberikan

pertolongan pertama pada korban bencana dan atau

kebakaran, dengan mengambil peralatan yang diperlukan

seperti alat dan bahan P3K serta alat pemadam kebakaran

untuk memadamkan api.

2.Petugas instalasi rawat intensif selalu berkoordinasi

dengan instalasi gawat darurat untuk penanganan dan

perawatan korban bencana dan atau kebakaran sesuai

prosedur yang berlaku di RS.

3.Bila tidak dapat mengatasi bencana dan kebakaran yang

terjadi, petugas instalasi rawat intensif segera menghubungi

bagian keamanan, tim K3RS dan instalasi perbaikan sarana

dan bila perlu juga menghubungi dinas kebakaran, untuk

membantu penanggulangan bencana dan atau kebakaran

yang terjadi.

4.Bagian keamanan dan tim K3RS yang lain mengamankan

serta memberi peringatan dan petunjuk di lokasi sekitar

TKP.

5. Tim K3RS mengevaluasi penyebab dan dampak serta

langkah-langkah tindak lanjut yang akan diambil agar dapat

menanggulangi bencana yang terjadi dan mencegah supaya

tidak terjadi lagi bencana dan atau kebakaran di instalasi

rawat intensif.

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif

2. Instalasi Gawat Darurat

3. IPRS

34

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

KEWASPADAAN BENCANA DAN KEBAKARAN

No Dokumen445/12/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 3

Page 35: SOP ICU

4. Bagian Keamanan

5. Tim K3RS

35

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

ORAL HIGIENE

No Dokumen445/13/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 36: SOP ICU

Pengertian Untuk mempertahankan kesehatan mulut, gigi dan bagian

pencernaan

Tujuan Untuk mempertahankan kenyamanan, meningkatkan nafsu

makan dan mencegah infeksi mulut

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

Prosedur I. PERSIAPAN

1. Depres

2. 2 com kecil

3. Bengkok

4. Crom klem

5. Aqua steril

6. Iodine kumur 1%

36

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

ORAL HIGIENE

No Dokumen445/13/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 3

Page 37: SOP ICU

7. Bengkok

8. Crom klem

9. Aqua steril

10. Iodine kumur 1%

11. Borax Glicerin

12. Suction

13. Tong Spatel

14. Handscoend on

II. PELAKSANAAN

1. Cuci tangan / hand rub (antisepsis tangan).

2. Pakai sarung tangan

3. Persiapan pasien dan lingkungan

4. Baca Basmallah sebelum melakukan tindakan

5. Sapa pasien dengan salam serta menjelaskan

tindakan yang akan dilakukan

6. Bersihkan mulut pasien dengan depres iodine

kumur 1% 2-3 kali, ulangi lagi bila masih belum

bersih

7. Hisap lendir bila produksi lendir banyak

8. Gunakan tong spatel untuk membuka mulut dan

membersihkan lidah serta rongga mulut

9. Bilas mulut dengan depres yang telah dicelupkan

ke dalam cairan aqua steril lalu keringkan dengan

depres kering

37

Page 38: SOP ICU

10. Olesi bibir dengan Borax Glicerin

11. Rapikan pasien dan alat

Unit Terkait Instalasi Rawat Intensif

38

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

ORAL HIGIENE

No Dokumen445/13/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman 3/ 3

Page 39: SOP ICU

Pengertian Pemeliharaan peralatan adalah kegiatan terhadap alat-alat

ICU dan dilanjutkan dengan kegiatan pembersihan, kalibrasi,

dan evaluasi fungsi apakah berjalan normal atau tidak.

Perbaikan alat adalah kegiatan perbaikan jika pada evaluasi

fungsi ternyata alat tidak berfungsi baik

Tujuan Agar alat-alat ICU selalu berfungsi optimal

Kebijakan Kebijakan kepala UPT tentang pelayanan

Prosedur Daftar alat, Jenis Pemeliharaan, dan Jadwal

Pemeliharaan di ICU RS Kusta Sumberglagah

No Nama Alat Jenis tindakan pemeliharaan

Jadwal Pemeliharaan

1 Bed side Monitor

Pembersihan, cek fungsi dan kertas

Tiap hari

Kalibrasi 1x/tahun

39

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PERALATAN

No Dokumen445/14/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PERALATAN

No Dokumen445/14/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 40: SOP ICU

2 Infusion pump

Pembersihan dan cek fungsi

Tiap hari

Kalibrasi 1x/tahun

3 Syringe pump

Pembersihan dan cek fungsi

Tiap hari

Kalibrasi 1x/tahun

4 Ventilator Pembersihan dan cek fungsi

Tiap hari

Kalibrasi 1x/tahun

Jika ada alat medik yang rusak dan memerlukan

perbaikan, maka dilaporkan ke Instalasi

Pemeliharaan Sarana

Jika ada alat medik yang rusak dan tidak bisa

diperbaiki, maka dilaporkan ke Bagian

Perlengkapan. Selanjutnya, unutk permintaan

penggantian alat ke Instalasi Farmasi atau

Penunjang Medik.

Unit Terkait IPRS Instalasi Farmasi Bagian Perlengkapan Penunjang Medik

40

Page 41: SOP ICU

Pengertian Tata cara melaksanakan pelayanan pemeriksaan radiologi

untuk pasien dari rawat intensif

Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan pemeriksaan

radiologi untuk pasien dari rawat intensif sehingga terhindar

dari kesalahan prosedur.

Kebijakan Semua pemeriksaan dan tindakan medik radiologi harus

dilakukan sesuai denagn standar prosedur pemeriksaan dan

tindakan medik radiology yang telah ditetapkan.

Prosedur 1. Pasien dari ruang rawat intensif yang transportable

diantar petugas ICU ke instalasi radiologi dilengkapi

surat permintaan pemeriksaan diri dokter ruangan

bersama catatan medis lainnya.

2. Apabila keadaan pasien untransportable, maka dokter

yang merawat menulis blanko permintaan radiologi,

41

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA CARA PEMERIKSAAN RADIOLOGI DI RUANG ICU

No Dokumen445/15/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 42: SOP ICU

ditulis: ”Cito Bed” sedangkan petugas radiologi yang

datang membawa alat ke ICU.

3. Surat permintaan pemeriksaan diserahkan pada

petugas loket penerimaan pasien radiologi, untuk

kemudian ditindaklanjuti sesuai standar operasional

prosedur instalasi radiologi.

4. Bila hasil radiologi sudah selesai, petugas ruangan ICU

mengambil hasil radiologi di instalasi radiologi.

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif

2. Instalasi Radiologi

42

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA CARA PEMERIKSAAN RADIOLOGI DI RUANG ICU

No Dokumen445/15/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 43: SOP ICU

Pengertian Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat pada waktu

pasien mulai dirawat di rumah sakit sekurang-kurangnya

3x24 jam sejak mulai perawatan

Tujuan UMUM :

Mengendalikan infeksi di ruang perawatan intensif

KHUSUS :

1. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial

2. Menurunkan angka terjadinya infeksi nosokomial

3. Menanggulangi kejadian luar biasa bila terjadi

infeksi nosokomial

Kebijakan 1. Pencegahan infeksi dalam melakukan tindakan

medis dan non medis

2. Protap pengendalian infeksi rumah sakit

43

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

No Dokumen445/16/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

No Dokumen445/15/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 3

Page 44: SOP ICU

Prosedur 1. Semua petugas instalasi rawat intensif dalam

melakukan tindakan pelayanan harus mencuci

tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan,

sesuai prosedur cuci tangan

2. Semua orang yang berada di ruang perawatan

Instalasi Rawat Intensif harus mengenakan baju

(scort) yang dipakai di dalam ruang ICU

3. Semua petugas dalam melakukan tindakan medis

harus memakai sarung tangan (hand scoen) dengan

ketentua 1 hand scoen untuk 1 pasien

4. Semua tindakan medis harus dilakukan sesuai

prosedur yang berlaku

5. Pengelolaan alat-alat dan bahan untuk tindakan

(seperti persiapan alat dan bahan untuk tindakan

invasif, pemrosesan sarung tangan pakai ulang,

penyimpanan alat dan linen steril, penyimpanan kasa

dan sarung tangan steril, pengelolaan linen dan

korentang) harus dilakukan sesuai prosedur yang

berlaku

6. Sesudah melakukan tindakan, semua peralatan

harus dibersihkan dan disteril sesuai prosedur

pembersihan dan penyeterilan alat

7. Ruang perawatan Instalaai Rawat Intensif harus

dibersihkan minimal 2 kali sehari atau bila kotor, dan

pembersihan besar dilakukan minimal satu minggu

sekali

44

Page 45: SOP ICU

8. Limbah medis dan non medis harus ditampung

secara terpisah

9. Limbah medis bukan benda tajam dimasukkan ke

bak sampah medis yang berupa tas palstik warna

kuning, untuk selanjutnya dikumpulkan oleh petugas

kebersihan rumah sakit untuk dikelola sesuai

prosedur RS

10. Limbah medis benda tajam harus dinasukkan ke

dalam ”safety box”yang disediakan. Bila sudah terisi

penuh, limbah medis dikirim ke tempat pembuangan

sampah dan dibakar di tungku pembakaran

(incenerator)

11. Limbah non medis dimasukkan ke tas plastik warna

hitam untuk selanjutnya dikumpulkan oleh petugas

kebersihan rumah sakit untuk dikelola sesuai

prosedur RS

12. Linen kotor harus ditempatkan ke bak khusus linen

kotor dan harus diantar ke bagian laundry oleh PRS

ICU

13. Peralatan makan pasien dibersihkan sesuai prosedur

oleh PRS ICU tiap kali selesai digunakan

14. Pembersihan lingkungan termasuk dapur dan

ruangan di luar perawatan dilakukan oleh petugas

cleaning service sesuai prosedur yang ditetapkan

Unit Terkait Instalasi Rawat Intensif

CSSD

IPRS

45

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

No Dokumen445/15/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 3

Page 46: SOP ICU

Pengertian Suatu tindakan melakukan pencatatan dan pelaporan

kegiatan ICU

Tujuan1. Untuk mendukung kelancaran pelayanan di ICU.

2. Untuk mengetahui hasil kegiatan pelayanan di ICU

3. Sebagai bukti tertulis kegiatan pelayanan di ICU

Kebijakan Pedoman dalam pendokumentasian kegiatan pelayanan di ICU

Prosedur 1. Semua kegiatan terhadap pasien ditulis atau dicatat

di buku laporan harian penderita (rekam medis).

2. Semua kegiatan menyangkut alat yang ada di ICU

harus ditulis/dicatat di buku inventaris.

3. Semua kegiatan yang menyangkut dengan lintas unit

harus dicatat di buku ekspedisi

4. Setiap pasien masuk di ICU harus dibuat Apache

Score.

5. Semua pasien yang masuk ICU dan keluar dari ICU

tercatat di Billing Sistem.

46

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN PELAYANAN

No Dokumen445/16/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN PELAYANAN

No Dokumen445/16/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 47: SOP ICU

6. Semua pasien yang meninggal di ruang ICU dicatat

dalam laporan kematian.

7. Semua kegiatan untuk menunjang kegiatan

pelayanan keperawatan di ICU didokumentasikan

sesuai jenis kegiatan.

Unit Terkait: 1. Instalasi Rawat jalan

2. Instalasi Rawat Darurat

3. Instalasi Kamar Operasi

4. Instalasi Rawat inap

5. Vip

6. Instalasi penunjang

47

Page 48: SOP ICU

Pengertian Suatu cara pengambilan baik berupa urin, darah, sputum

maupun ujung kateter vena sentral, guna pemeriksaan

biakan kuman dan uji sensitivitas antibiotik dari bahan

tersebut

Tujuan Diagnostik : Mencari data pengkajian guna menegakkan

diagnosa medis dan keperawatan.

Terapi : Mengevaluasi efisiensi tindakan atau terapi

kedokteran / keperawatan.

Indikasi :1. Pasien yang dirawat di ICU selama 3 hari atau

lebih.

2. Pasien yang terpasang kateter CVC, peralatan

invasif dan non invasif lainnya.

3. Pasien dengan infeksi sistemik atau lokal.

4. Penggunaan antibiotik sebelumnya tidak adekuat.

5. Ada instruksi medis tentang pemeriksaan kultur

dan sensitivitas.

48

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU

No Dokumen445/17/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU

No Dokumen445/17/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 6

Page 49: SOP ICU

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur KULTUR DAN SENSITIVITAS DARAHI. Persiapan alat dan bahan :

1. Spuit 5 cc.

2. Alkohol 70 % steril.

3. Botol kultur / batek.

4. Kapas / kassa steril.

5. Torniquet / karet pembendung.

II. Cara kerja :

1. Cuci tangan dan persiapkan alat.

2. Instruksikan pasien untuk meletakkan tangan dan

pilih vena yang baik untuk ditusuk.

3. Letakkan torniquet di atas tempat penusukan.

4. Lihat dan palpasi vena dan bersihkan daerah

tersebut dengan alkohol 70 % kemudian keringkan.

5. Tekan vena yang akan ditusuk dengan jari,

kemudian tusuk dibawahnya dengan ketinggian 5 –

35o, masukkan jarum ke dalam vena.

6. Lepaskan torniquet.

7. Aspirasi spuit sampai didapat darah minimal 5 cc.

8. Tarik jarum dan tekan daerah tusukan dengan

kassa steril selama 2 – 4 menit.

9. Masukkan darah tersebut sebanyak 5 cc ke dalam

botol kultur / batek.

49

Page 50: SOP ICU

Catatan :

Tindakan ini dilakukan dengan teknik steril.

KULTUR DAN SENSITIVITAS SPUTUM1. Persiapan alat dan bahan :

1. Sarung tangan steril.

2. Mucus extractor steril (selang suction dengan

kontainer) atau jika tidak tersedia dengan selang

suction dan spuit steril 10 cc.

3. Peralatan suction.

4. Personal : 2 orang perawat.

5. Lokasi : suctioning melalui endotrakeal tube,

tracheostomy tube, hidung.

6. NaCl 0,9 % steril, 2 – 6 cc.

2. Cara kerja :

1. Cuci tangan.

2. Hidupkan mesin suction.

3. Beri oksigen 100 %.

4. Gunakan sarung tangan steril, tangan kiri

memegangselang dari alat suction.

5. Instruksikan perawat lain untuk memegang

selang dari alat suction.

6. Instruksikan perawat lain untuk membuka mucus

extractor dan pegang dengan tangan dan jaga

tetap steril.

50

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU

No Dokumen445/17/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 6

Page 51: SOP ICU

.

7. Instruksikan perawat lain untuk memegang ET /

ETT dan membuka jalan napas pasien (jika

menggunakan ventilator atau oksigen, dilepas

terlebih dahulu).

8. Masukkan selang mucus refractor ke dalam jalan

napas dalam keadaan menghisap dan setelah

sampai di atas karina sedot sputum secara

perlahan dengan arah memutar.

9. Jika sputum sulit diangkat karena sputum sangat

kental atau sedikit, terlebih dahulu beri NaCl 0,9

% 2 cc, kemudian dibagging dengan O2 100 %,

baru dilakukan penghisapan.

10. Jika selang mucus refractor tidak cukup panjang

atau terlalu besar, dapat dilakukan penghisapan

dengan selang suction steril yang sesuai

kemudian selang dipotong dengan gunting steril

dan dimasukkan ke dalam spuit 10 cc steril.

11. Jika sudah didapat sputum dalam extraxtor, ikat

kedua selangnya dan siap dikirimkan.

12. Turunkan konsentrasi oksigen sesuai dosis

semula

3. Hal-hal yang harus diperhatikan :

Tindakan ini dilakukan dengan teknik steril.

51

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU

No Dokumen445/17/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman4 /6

Page 52: SOP ICU

KULTUR DAN SENSITIVITAS URINE1. Persiapan alat dan bahan :

1. Spuit steril 10 cc 2 buah

2. Alkohol 70 % atau betadin.

3. Kassa steril.

4. Sarung tangan steril.

5. Klem.

2. Cara kerja :

1. Klem catheter urine 1 jam.

2. Cuci tangan dan persiapkan alat.

3. Gunakan sarung tangan.

4. Bersihkan ujung catheter dengan alkohol 70 %

atau betadine.

5. Aspirasi urine sebanyak 10 cc dengan spuit

steril untuk bahan kultur.

6. Alat-alat dibereskan dan cuci tangan.

3. Hal-hal yang harus diperhatikan :

Tindakan ini dilakukan dengan teknik steril.

KULTUR DAN SENSITIVITAS KATETER CVP1. Persiapan alat :

1. Sarung tangan steril.

2. Alkohol 70 %.

3. Spuit steril 10 cc.

4. Forceps steril.

5. Gunting steril.

52

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU

No Dokumen445/17/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman5 / 6

Page 53: SOP ICU

2. Cara kerja :

1. Cuci tangan, alat disiapkan.

2. Bersihkan kulit disekitar tusukan dan daerah

tusukan dengan alkohol 70 %, tidak dengan

betadine.

3. Tarik kateter dengan forceps steril, hindari

ujung kateter mengenai kulit.

4. Kateter bagian distal (ujung) dipotong

sepanjang 5 cm dengan gunting steril dan

dimasukkan ke dalam spuit dan dikirim ke

mikrobiologi.

Unit Terkait Medis,Perawat,Laboratorium

53

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU

No Dokumen445/17/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman6 / 6

Page 54: SOP ICU

Pengertian Mengembalikan hasil foto pasien yang dirawat di ruang

intensif ke radiologi

Tujuan Untuk memudahkan mencari kembali bila sewaktu-waktu

diperlukan

Kebijakan Pengembalian hasil radiologi dari ruang intensif ke instalasi radiologi.

Prosedur 1. Hasil dari radiologi bagi pasien ICU yang meninggal

dan pulang paksa sebelum disetorkan ke radiologi

disimpan di ICU untuk dicatat dibuku ekspedisi

pengembalian.

2. Hasil radiologi pasien meninggal dan pulang paksa

dibawa oleh petugas ICU ke Instalasi radiologi.

3. Petugas radiologi menandatangani buku ekspedisi

bila hasil radiologi telah diterima.

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif

2. Instalasi Radiologi

54

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENGEMBALIAN FOTO RADIOLOGI

No Dokumen445/18/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 1

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 55: SOP ICU

Pengertian Metode penggunaan dan pemeliharaan peralatan yang ada

di instalasi rawat intensif.

Tujuan Sebagai acuan dalam penggunaan dan pemeliharaan

peralatan sesuai dengan prosedur.

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur 1. Semua peralatan sebelum digunakan, dicek kelayakan

alat.

2. Semua petugas instalasi rawat intensif, dalam

menggunakan peralatan, harus mengikuti petunjuk cara

penggunaan yang tertera di masing-masing alat.

3. Pemeliharaan alat harus sesuai dengan prosedur

pemeliharaan masing-masing alat yang sudah tertera di

masing-masing alat.

55

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN PERALATAN

No Dokumen445/19/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN PERALATAN

No Dokumen445/19/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 56: SOP ICU

Prosedur 4. Bila ada alat yang rusak, petugas instalasi rawat

intensif berkoordinasi dengan instalasi pemeliharaan

sarana untuk perbaikan.

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif

2. Instalasi Pemeliharaan Sarana

56

Page 57: SOP ICU

Pengertian Penyediaan alat kesehatan dan obat untuk penderita yang

dirawat di ruang rawat intensif.

Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan dan

penyediaan pengobatan untuk penderita yang dirawat di

ruang rawat intensif.

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

Prosedur A. Alat kesehatan dan obat yang disediakan di ruang

rawat intensif.

1. Petugas penanggung jawab obat dan alat

kesehatan menulis permintaan obat yang kemudian

ditanda tangani kepala ruangan dan kepala instalasi

ruang rawat intensif.

2. Petugas pembantu rumah sakit mengantar blangko

permintaan ke gudang farmasi rumah sakit.

57

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT UNTUK RUANG RAWAT INTENSIF

No Dokumen445/20/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 58: SOP ICU

3. Bila tiba hari jadwal pengambilan obat dan alat

kesehatan, petugas pembantu rumah sakit

mengambil ke gudang farmasi rumah sakit,

kemudian diserahkan ke petugas penanggung

jawab obat dan alat kesehatan atau ke kepala

ruangan rawat intensif untuk dicek.

4. Setelah dicek, obat dan alat disimpan di dalam

lemari obat emergency, untuk persediaan bila

sewaktu-waktu penderita yang dirawat di ruang

rawat intensif memerlukan pemberian obat dan alat

dengan segera.

5. Obat dan alat yang dipakai, ditulis di buku pinjaman

obat dan alat.

6. Penderita diberi resep untuk mengganti obat dan

alat yang telah dipakai.

7. Bila obat dan alat datang, dikembalikan lagi ke

dalam lemari obat dan alat emergency.

B. Alat kesehatan dan obat yang tidak disediakan di ruang

rawat intensif.

1. Berdasarkan perencanaan terapi yang telah ditulis

oleh dokter yang merawat, dokter menulis resep

obat dan alat yang dibutuhkan pederita.

58

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT UNTUK RUANG RAWAT INTENSIF

No Dokumen445/20/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 3

Page 59: SOP ICU

2. Resep dicatat di buku resep untuk diinventarisir.

3. Resep diberikan kepada keluarga penderita.

4. Untuk penderita yang berasal dari pavilyun, yang

mendapat pelayanan depo UDD, petugas di ruang

rawat intensif menghubungi depo UDD via telpon,

selanjutnya petugas UDD akan mengantar pesanan

obat dan alat sesuai resep.

5. Semua obat dan alat kesehatan yang datang akan

dicek dan dicocokkan sesuai resep yang sudah

diberikan.

Unit Terkait 1. Unit Penunjang Gudang Farmasi

2. Instalasi Rawat Inensif

59

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT UNTUK RUANG RAWAT INTENSIF

No Dokumen445/20/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 3

Page 60: SOP ICU

Pengertian Penyediaan obat narkotik dan penenang yang diperlukan

untuk penanganan penderita gawat darurat sesuai standar

pelayanan di unit pelayanan rawat intensif

Tujuan 1. Agar selalu tersedia obat yang siap pakai untuk

penanganan penderita gawat darurat di unit

pelayanan rawat intensif

2. Unutk mencegah penyalahgunaan pemakaian obat

narkotik dan penenang

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur A. Jenis Obat-obatan Narkotik :

1. Morphin

2. Pethidin

.

60

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENYEDIAAN OBAT NARKOTIK DAN PENENANG

DI ICU

No Dokumen445/21/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENYEDIAAN OBAT NARKOTIK DAN PENENANG

DI ICU

No Dokumen445/21/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 3

Page 61: SOP ICU

B. Jenis Obat-obatan Penenang :

1. Diazepam

2. Propofol

3. Pavulon

4. Midazolam

C. Cara Kerja

1. Obat narkotik dan penenang disimpan dalam cash

box dengan double kunci dan harus diketahui oleh

semua petugas rawat intensif yang bertugas

2. Setiap pemakaian obat narkotik dan penenang

dicatat di buku stok narkotik dan penenang yang

disediakan di dalam cash box

3. Penyediaan obat narkotik dan penenang yang siap

pakai disediakan dalam bentuk oplosan yang

prosedurnya diatur di Prosedur Penyediaan Obat

Emergency di ICU

4. Untuk mengganti obat yang digunakan pasien, maka

setiap pemakaian obat juga dicatat di buku

pemakaian obat narkotik dan penenang yang

berisikan identitas pasien, dosis obat, dan dokter

yang memberi terapi.

5. Untuk penyediaan obat narkotik dan penenang di

ICU, selanjutnya dibuatkan resep obat narkotik dan

penenang ke logistik farmasi.

Unit Terkait Medis, Perawat

61

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENYEDIAAN OBAT NARKOTIK DAN PENENANG

DI ICU

No Dokumen445/21/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 3

Page 62: SOP ICU

Pengertian Menyimpan status rekam medis sesuai dengan prosedur.

62

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENYIMPANAN REKAM MEDIS

No Dokumen445/22/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 1

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 63: SOP ICU

Tujuan Untuk memudahkan pencarian data bila sewaktu-waktu diperlukan.

Kebijakan Penyimpanan rekam medis di ruang rawat intensif.

Prosedur 1. Semua status penderita yang dirawat di ruang rawat

intensif diletakkan di meja tempat rekam medis.

2. Status pasien yang meninggal di ruang ICU harus diisi

oleh dokter yang merawat dalam 2 x 24 jam

3. Petugas ICU menyerahkan status pasien yang

meninggal, pulang paksa dan dirujuk dari ruang ICU ke

bagian rekam medis

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif

2. Rekam Medis

Pengertian Merencanakan kebutuhan dan pembaharuan peralatan ICU

sesuai dengan standar yang berlaku.

63

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PERENCANAAN DAN PEREMAJAAN ALAT

No Dokumen445/23/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 64: SOP ICU

TujuanSebagai acuan perencanaan peningkatan kelengkapan

peralatan ICU sesuai dengan standar yang berlaku.

KebijakanPerencanaan kebutuhan dan peremajaan peralatan ICU

Prosedur 1. Membuat daftar kebutuhan peralatan sesuai dengan

standar pelayanan ICU

2. Menginventarisir peralatan yang ada di ICU

3. Mengajukan usulan pengadaan peralatan dan

peremajaan ke bagian PPL dan Bidang Penunjang

Medis RSK Sumberglagah

Unit Terkait 3. Instalasi Rawat Intensif

4. Bidang Penunjang Medis

64

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PERENCANAAN DAN PEREMAJAAN ALAT

No Dokumen445/23/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 65: SOP ICU

Pengertian Ventilator adalah suatu alat system bantuan nafas secara

mekanik yang di desain untuk menggantikan/menunjang fungsi

pernafasan.

Tujuan 1. Memberikan kekuatan mekanis pada sistem paru untuk

mempertahankan ventilasi yang fisiologis.

2. Memanipulasi “air way pressure” dan corak ventilasi untuk

memperbaiki efisiensi ventilasi dan oksigenasi.

3. Mengurangi kerja miokard dengan jalan mengurangi kerja

65

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR

No Dokumen445/24/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 6

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 66: SOP ICU

nafas.

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur Indikasi Pemasangan Ventilator

- “Respiratory Rate” lebih dari 35 x/menit.

- “Tidal Volume” kurang dari 5 cc/kg BB.

- PaO2 kurang dari 60, dengan FiO2 “room air”

- PaCO2 lebih dari 60 mmHg

A. Persiapan Alat

- Ventilator

- Spirometer

- Air viva (ambu bag)

- Oksigen sentral

- Perlengkapan untuk mengisap sekresi

- Kompresor Air

B. Cara Kerja

I. Setting Ventilator

1. Tentukan “Minute Volume” (M.V.) yaitu :

66

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR

No Dokumen445/24/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 6

Page 67: SOP ICU

M.V = Tidal Volume (T.V) x Respiratory Rate (R.R)

Normal T.V = 10 – 15 cc/kg BB

Normal R.R = - pada orang dewasa = 10 – 12 x/menit

Pada pasien dengan COPD, T.V lebih kecil, yaitu 6 – 8 cc/kg

BB.

2. Modus

Tergantung dari keadaan klinis pasien.

Bila mempergunakan “IMV”, harus dikombinasikan dengan

“PEEP”.

3. PEEP

Ditentukan tergantung dari keadaan klinis pasien.

Pada pasien dengan edema paru, PEEP dimulai dengan 5

mmHg.

Pada pasien tidak dengan edema paru, PEEP dimulai dari

nol, tetapi FiO2 dinaikan sampai 50%. Bila FiO2 tidak naik,

baru diberikan PEEP mulai dari 5 mmHg.

Catatan :

- Selama pemakaian Ventilator, FiO2 diusahakan kurang

dari 50 %

- PEEP dapat dinaikkan secara bertahap 2,5 mmHg,

sampai batas maximal 15 mmHg.

4. Pengaturan Alarm :

- Oksigen = batas terendah : 10 % dibawah

yang diset

batas tertinggi : 10 % diatas yang

diset

- “Expired M.V = kira-kira 20 % dari M.V yang diset

- “Air Way Pressure” = batas tertinggi 10 cm diatas

67

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR

No Dokumen445/24/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 6

Page 68: SOP ICU

yang diset

.

II. Pemantauan

1. Periksa analisa gas darah tiap 6 jam, kecuali ada perubahan

seting, analisa gas darah diperiksa 20 menit setelah ada

perubahan seting.

Nilai standar : PCO2 = 35 – 45 mmHg

Saturasi O2 = 96 – 97 %

PaO2 = 80 – 100 mmHg

Bila PaO2 lebih dari 100 mmHg, maka FiO2 diturunkan

bertahap 10 %.

Bila PCO2 lebih besar dari 45 mmHg, maka M.V dinaikkan.

Bila PCO2 lebih kecil dari 35 mmHg, maka M.V diturunkan.

2. Buat foto torax setiap hari untuk melihat perkembangan

klinis, letak ETT dan komplikasi yang terjadi akibat

pemasangan Ventilator.

3. Observasi keadaan kardiovaskuler pasien : denyut jantung,

tekanan darah, sianosis, temperatur.

4. Auskultasi paru untuk mengetahui :

- letak tube

- perkembangan paru-paru yang simetris

- panjang tube

5. Periksa keseimbangan cairan setiap hari

6. Periksa elektrolit setiap hari

7. “Air Way Pressure” tidak boleh lebih dari 40 mmHg

8. “Expired Minute Volume” diperiksa tiap 2 jam

68

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR

No Dokumen445/24/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman4 / 6

Page 69: SOP ICU

9. Usahakan selang nasogastrik tetap berfungsi.

10. Perhatikan ada tidaknya “tension pneumothorax” dengan

melihat tanda-tanda sebagai berikut :

- gelisah, kesadaran menurun

- sianosis

- distensi vena leher

- trachea terdorong menjauh lokasi “tension

pneumothorax”

- salah satu dinding torak jadi mengembang

- pada perkusi terdapat timpani.

III. Perawatan :

1. Terangkan tujuan pemakaian ventilator pada pasien dan atau

pada keluarganya bagi pasien yang tidak sadar.

2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan,

untuk mencegah infeksi.

3. “Breathing circuit” sebaiknya tidak lebih tinggi dari ETT, agar

pengembunan air yang terjadi tidak masuk ke paru pasien.

4. Perhatikan permukaan air di “humidifier”, jaga jangan sampai

habis, air diganti tiap 24 jam.

5. Fiksasi ETT dengan plester dan harus diganti tiap hari,

perhatikan jangan sampai letak dan panjang tube berubah.

6. Tulis ukuran dan panjang tube pada “flow sheet”

69

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR

No Dokumen445/24/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman5 / 6

Page 70: SOP ICU

7. Cegah terjadinya kerusakan trachea dengan cara :

Tempatkan tubing yang dihubungkan ke ETT

sedemikian rupa sehingga posisinya berada diatas

pasien. Tubing harus cukup panjang untuk

memungkinkan pasien dapat menggerakkan kepala.

8. Memberikan posisi yang menyenangkan bagi pasien,

dengan merubah posisi tiap 2 jam. Selain itu perubahan

posisi berguna untuk mencegah terjadinya dekubitus.

9. Memberi rasa aman dengan tidak meninggalkan pasien

sendirian.

10. Teknik mengembangkan “cuff” :

- kembangkan “cuff” dengan udara sampai tidak

terdengar suara bocor.

- “cuff” dibuka tiap 2 jam selama 15 menit.

Unit Terkait Instalasi Rawat Intensif

70

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR

No Dokumen445/24/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman6 / 6

Page 71: SOP ICU

Pengertian Monitor saturasi oksigen merupakan teknik monitoring non

invasive untuk mengukur saturasi oksigen arteri dan fungsi

hemoglobin. Nilai normal 97 – 99 %.Tujuan Diagnostik

1. Menilai dasar saturasi oksigen yang merupakan

bagian pengkajian oksigenasi.

2. Deteksi dini terhadap perubahan saturasi yang sering

berubah terutama pada keadaan kritis.

3. Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitas

oksigenasi pasien seperti suction, reposisi, merubah

konsentrasi O2, merubah PEEP, dll.

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

71

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MONITOR SATURASI OKSIGENNo Dokumen

445/25/101.14/RII/2009No Revisi

0Halaman

1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MONITOR SATURASI OKSIGENNo Dokumen

445/25/101.14/RII/2009No Revisi

0Halaman

2 / 2

Page 72: SOP ICU

Prosedur A. Persiapan alat :

1. Pulse oximeter beserta sensornya.

B. Cara kerja :

1. Cuci tangan.

2. Lokasi tempat sensor dibersihkan dari darah /

kotoran lain.

3. Pilih sensor yang tepat sesuai lokasi tempat sensor.

4. Sambungkan oximeter ke sumber listrik dan kabel

sensor ke pasien.

5. Hidupkan oximeter dengan menekan tombol power

on / off.

6. Set alarm secara tepat dan cek fungsi lainnya.

7. Untuk mematikan tekan kembali tombol power on /

off.

8. Sambungkan sensor lempeng / klip pada tangan /

kaki / telinga.

C. Hal-hal yang harus diperhatikan :

Lokasi empat penempatan sensor :

1. Sensor klip ditempatkan pada jari telunjuk tangan

atau telinga.

2. Sesnor lempeng ditempatkan pada jari-jari, ibu jari

kaki, hidung.

Unit Terkait Medis,Perawat

72

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

SUCTIONING No Dokumen

445/26/101.14/RII/2009No Revisi

0Halaman

1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 73: SOP ICU

Pengertian Suctioning merupakan tindakan mengangkat sekresi

yang terdapat pada dinding bronchus atau trachea.

Tindakan ini dilakukan pada pasien yang terpasang ET,

TT.

Tujuan 1. Mengangkat sekret yang tidak bisa dikeluarkan sendiri

atau dibatukkan oleh pasien.

2. Mengurangi penumpukan CO2 di paru-paru.

3. Mencegah terjadinya bronchopneumonia.

4. Memperlancar sirkulasi dan perfusi ke seluruh

jaringan.Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur A. Persiapan alat :

1. Peralatan oksigenasi, air viva, oksigen dan selang.

2. Peralatan suction yang lengkap : suction dinding,

selang suction, tubing/kateter suction steril yang

sesuai dengan usia dan nomor

endotrakeal/trakeostomi.

3. Sarung tangan steril atau pinset steril.

4. Ember yang berisi larutan savlon untuk tempat

suction katheter bekas.

5. Handuk untuk alas dada.

73

Page 74: SOP ICU

.

B. Cara kerja :

1. Cuci tangan.

2. Jelaskan prosedur pada pasien.

3. Observasi saturasi, nadi, pernapasan, tekanan

darah danirama EKG.

4. Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi

melalui air viva atau ventilator.

5. Atur tekanan pada suction. Bayi = 60 – 100

mmHg, Dewasa = 120 – 200 mmHg.

6. Gunakan sarung tangan atau pinset steril.

7. Pilih kateter suction yang sesuai dengan umur

pasien dan ukuran ETT / TT (1/3 diameter ETT /

TT).

8. Sambungkan kateter suctioning pada selang

suction.

9. Lakukan ventilasi dengan air viva tiga kali,

dengan oksigen 12 – 15 liter / menit.

10. Masukkan kateter dalam keadaan terbuka, jika

ada reflek trakea angkat kateter 1 – 2 cm

kemudian tutup kateter dan angkat kateter

dengan gerakan memutar (lama tindakan 5 – 15

detik).

11. Berikan kembali oksigen dengan konsentrasi

tinggi 12 – 15 liter / menit melalui air viva.

12. Perasat ini boleh diulangi sampai bersih / banyak

berkurang

74

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

SUCTIONING No Dokumen

445/26/101.14/RII/2009No Revisi

0Halaman

2 / 3

Page 75: SOP ICU

13. Monitor kembali hemodinamik dan tanda vital

pasien.

14. Jika akan suction hidung dan mulut lakukan

suctioning ETT / TT dahulu sampai selesai

kemudian suctioning hidung dan yang terakhir

adalah mulut.

15. Bilas selang kateter dengan air yang ada di

ember, matikan suction dan buang suction pada

ember penampung tersebut.

16. Alat-alat dirapikan kembali dan dokumentasikan

Unit Terkait Medis,Perawat

75

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

SUCTIONING No Dokumen

445/26/101.14/RII/2009No Revisi

0Halaman

3 / 3

Page 76: SOP ICU

Pengertian Proses atau tekhnik penghancuran mikroorganisme termasuk

fungi, spora dan virus untuk mencegah terjadinya kontaminasi.

Tujuan 1. Menekan seminimal mungkin pertumbuhan

mikroorganisme

2. Melindungi pasien dan petugas dari kemungkinan

penularan penyakit

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

Prosedur 1.Untuk peralatan intubasi set (blade laringoskop, stilet,

maindrain), alat Jackson Rees, masker, prosedur

pembersihan dan pensterilannya adalah sebagai berikut:

a. Petugas instalasi rawat intensif yang

bersangkutan membersihkan peralatan yang

selesai dipakai.

76

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

STERILISASI PERALATAN No Dokumen

445/27/101.14/RII/2009No Revisi

0Halaman

1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 77: SOP ICU

Prosedur b. Peralatan yang selesai dipakai didesinfeksi dengan

savlon, lalu dikeringkan dan dikembalikan ke tempat

semula.

c. Bila tidak sempat membersihkan, peralatan yang

selesai dipakai jangan direndam di khlorin dan jangan

ditaruh di tempat alat kotor. Cukup diletakkan di bak

spoolhok, operkan ke teman petugas instalasi rawat

intensif yang lain.

2. Untuk peralatan ventilator set (tubing ventilator, konektor,

Y piece, water trap, chamber humidifier, flow sensor),

prosedur pembersihan dan pensterilannya sebagai

berikut :

a. Setelah lepas dari ventilator, peralatan yang

selesai dipakai direndam dalam larutan

klorin selama 10 menit. Setelah itu diangkat

lalu dibersihkan dan dibilas dengan savlon,

lalu masukkan ke dalam larutan cidex

selama 3 jam.

b. Setelah itu, peralatan tersebut diangkat lalu

direndam dengan aquadest steril (8 liter)

selama 3 jam, lalu angkat dan keringkan

dan masukkan 1 set alat yang sudah steril

ke dalam box alat ventilator.

c. Untuk bacteria filter, dikirim ke CSSD agar

disteril dengan autoclave dengan suhu

131°C selama 3 menit, atau suhu 121º

selama 6 menit

77

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

STERILISASI PERALATAN

No Dokumen445/27/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 3

Page 78: SOP ICU

3. Untuk peralatan yang terbuat dari stainless steel/ logam

seperti peralatan hecting set, rawat luka dan vena seksi

set, setelah direndam dalam larutan klorin selama 10

menit, peralatan yang kotor dibersihkan, diset lalu dikirim

ke CSSD untuk disteril lebih lanjut.

4. Untuk peralatan selang suction, selang oksigen dan

handschoen yang telah dipakai, direndam dalam larutan

chlorine selama 10 menit. Setelah itu peralatan diangkat

dan dibersihkan lalu dibilas dengan savlon dan

dikeringkan.

5. Untuk peralatan DC shock dan ECG, setelah selesai

dipakai, dibersihkan dari bekas-bekas jelly, dikeringkan

lalu ditata kembali.

Unit Terkait 1.Instalasi Rawat Intensif

2.CSSD

78

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

STERILISASI PERALATAN

No Dokumen445/27/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 3

Page 79: SOP ICU

Pengertian Tata cara melaksanakan pelayanan pemeriksaan

laboratorium untuk pasien dari rawat intensif

Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan pemeriksaan

laboratorium untuk pasien dari rawat intensif sehingga

terhindar dari kesalahan prosedur

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur 1. Petugas ICU mengisi blangko laboratorium sesuai

dengan permintaan dokter yang merawat baik Cito

maupun tidak cito

2. Pengambilan sampel darah dilakukan oleh petugas ICU

3. Blangko permintaan pemeriksaan dan sample darah

diserahkan petugas ICU ke Instalasi Laboratorium

untuk kemudian ditindaklanjuti sesuai standar

operasional prosedur instalasi laboratorium.

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU

No Dokumen445/33/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

79

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU

No Dokumen445/33/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 80: SOP ICU

4. Bila hasil laboratorium sudah selesai, petugas ruangan

ICU mengambil hasil laboratorium di Instalasi

laboratorium

5. Hasil laboratorium yang ada dikonsultasikan oleh

petugas ICU kepada dokter yang merawat

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif

2. Instalasi Laboratorium

80

Page 81: SOP ICU

Pengertian Evaluasi karyawan adalah suatu cara mengevaluasi kinerja

karyawan meliputi kedisiplinan, kerjasama, komunikasi,dan

kinerja dari karyawan, yang dilakukan oleh rekan kerjanya.

Tujuan 1. Agar masing-masing karyawan mengetahui keadaan

dirinya atas dasar penilaian rekan kerjanya

2. Masing-masing karyawan bisa memperbaiki

kekurangannya atau mempertahankan yang sudah

baik

3. Agar budaya disiplin, kerjasama dan komunikasi

yang baik terwujud di ICU

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT ten

tang Pelayanan

Prosedur 1. Form evaluasi yang berisikan tentang evaluasi

kedisiplinan, kerjasama, komunikasi,dan kinerja

dibagikan kepada masing-masing karyawan

2. Masing-masing karyawan mengisi form yang dibagikan

dengan cara menilai masing-masing rekan kerja sesuai

81

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA LAKSANA EVALUASI KARYAWAN

No Dokumen445/28/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 82: SOP ICU

Prosedur kriteria yang diberikan.

3 Form yang telah diisi diserahkan kembali ke Kepala

Instalasi untuk direkap.

4 Evaluasi karyawan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali.

5 Sebagai tindak lanjut dari evaluasi yang dilakukan oleh

masing-masing karyawan, Kepala Instalasi memanggil

staf satu persatu didampingi Kepala Ruangan dan

memberitahukan nilai dari staf tersebut dimana

kekurangan yang harus diperbaiki dan kelebihan yang

harus dipertahankan.

6 Petugas :

- Koordinator Ruangan

Unit Terkait Medis,Perawat

82

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA LAKSANA EVALUASI KARYAWAN

No Dokumen445/28/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 83: SOP ICU

Pengertian Konsultasi adalah pelayanan medis spesialis tertentu

(meliputi aspek diagnosa dan terapi) yang diberikan atas

permintaan dokter jaga/ dokter spesialis lainnya

Tujuan Agar penderita mendapatkan pelayanan medik yang optimal

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang PelayananProsedur

1. Alur

Dokter jaga ICU/Perawat ICU

Dokter Spesialis konsulen

Dokter Spesialis konsulen lain

2. Dokter spsialis konsulen adalah dokter on-call,

dokter/perawat jaga menghubungi dokter spesialis

konsulen per telepon

83

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA LAKSANA KONSULTASI

No Dokumen445/29/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 84: SOP ICU

Prosedur 3 Dokter spesialis konsulen wajib menjawab konsultasi

per telepon

4 Jika dalam waktu 5 (lima) menit dokter spesialis

konsulen pertama tidak bisa dihubungi maka dokter

jaga/perawat jaga harus menghubungi dokter

spesialis konsulen kedua (SMF yang sama)

5 Dokter/perawat jaga melakukan tindakan sesuai

advis per telepon

6 Jika pasien dalam keadaan gawat darurat dan dokter

spesialis konsulen pertama dan kedua sulit

dihubungi atau tidak ada waktu lagi untuk

menghubungi dokter spesialis konsulen maka

dokter jaga/perawat jaga harus mengatasi keadaan

gawat daruratnya

7 Jika pasien yang telah dirawat oleh dokter spesialis

tertentu membutuhkan rawat bersama dengan

spesialis lain, maka dokter spesialis yang merawat

menulis permintaan konsultasi di lembar konsultasi,

ditulis tanggal/jam/tanda tangan/nama terang yang

melakukan konsul.

8 Isi konsul memuat ikhtisar singkat pendrita dan

konsul yang diminta

9 Jawaban konsultasi di tulis dalam lembar konsultasi

10 petugas :

- Dokter Jaga ICU

- Perawat

84

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA LAKSANA KONSULTASI

No Dokumen445/29/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 3

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA LAKSANA KONSULTASI

No Dokumen445/29/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 3

Page 85: SOP ICU

- Dokter spesialis

Unit Terkait Medis,Perawat

85

Page 86: SOP ICU

Pengertian Pasien meninggal adalah pasien yang dirawat di ICU setelah

melalui proses perawatan dan pengobatan di ICU

dinyatakan meninggal oleh dokter Jaga ICU/ dokter spesialis

yang merawat.

Tujuan 1. Agar pasien yang meninggal bisa mendapatkan

pelayanan yang baik

2. Agar penanganan jenazah pasien penyakit menular

tidak menambah resiko penularan penyakit kepada

perawat dan keluarga pasien.

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur 1. Dokter jaga/perawat ICU menyatakan pasien

meninggal dan segera memberitahu serta

menjelaskan kepada keluarga pasien. Pernyataan

meninggal ditulis di dokumen medik

86

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA LAKSANA PASIEN MENINGGAL

No Dokumen445/30/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA LAKSANA PASIEN MENINGGAL

No Dokumen445/30/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2/ 3

Page 87: SOP ICU

2 Dokter jaga/Dokter spesialis yang merawat segera

mengisi dan menandatangani surat keterangan

pemeriksaan kematian (Form A & B) masing-

masing rangkap dua, yang satu diserahkan ke

keluarga pasien dan satunya lagi direkatkan ke

dokumen medik pasien

3 Tata cara pemulasaraan pasien meninggal :

- Petugas yang akan menangani jenazah harus

memakai sarung tangan

- Melepas infus dan alat medik lain, buang ke dalam

tempat sampah medis

- Letakkan jenazah dalam posisi terlentang dengan

tangan di sisi atau di dada

- Tutupi mata dengan kapas lembab, tutupi telinga

dan mulut dengan kapas dan kasa

- Bersihkan jenazah dan tutupi dengan kain bersih

- Perawat menawarkan kepada keluarga pasien,

jenazah akan dimandikan di rumah atau di rumah

sakit

- Petugas ICU menghubungi petugas pemulasaraan

jenazah untuk mengambil jenazah di ICU

- Petugas ICU memberitahu keluarga pasien untuk

menyelesaikan pembayaran di kasir.

87

Page 88: SOP ICU

4 Petugas :

- Perawat

- Dokter Jaga ICU

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif

2. Instalasi Pemulasaraan Jenazah

88

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA LAKSANA PASIEN MENINGGAL

No Dokumen445/30/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3/ 3

Page 89: SOP ICU

Pengertian Pasien pulang paksa adalah pasien yang dirawat di ICU,

dimana setelah melalui proses perawatan dan pengobatan

di ICU dari pihak penderita maupun keluarga menyatakan

keinginan untuk pulang walaupun dokter yang merawat

belum mengijinkan untuk pindah ruangan/pulang dan

sanggup menanggung segala resiko yang mungkin terjadi

serta tidak akan menuntut ataupun menggugat dokter

maupun pihak rumah sakitTujuan 4. Agar pasien yang pulang paksa bisa mendapatkan

pelayanan yang baik

5. Agar penanganan penderita yang pulang paksa

berjalan dengan lancar.

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur 1. Dokter jaga/perawat ICU menghubungi dokter yang

merawat, memberitahukan kalau penderita meminta

pulang paksa.

89

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA LAKSANA PASIEN PULANG PAKSA

No Dokumen445/31/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU

Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 90: SOP ICU

2. Perawat jaga meminta pihak keluarga mengisi

DMK 11 pernyataan menolak meneruskan

perawatan di ICU dan formulir surat pernyataan

pulang paksa dengan disertai nama terang, tanda

tangan dan cap ibu jari.

3. Perawat jaga memasukkan tindakan yang belum

masuk di billing sistem dan mencetak rincian biaya

perawatan (POP), kemudian menuliskan pada

buku ekspedisi pembayaran dan menyerahkan

kepada pihak keluarga untuk dibawa ke kasir

pembayaran guna menyelesaikan administrasi.

4. Setelah administrasi pasien selesai, semua alat-

alat kesehatan yang menempel atau terpasang

pada penderita dilepas, kemudian diganti bajunya

dengan pakaian milik penderita sendiri dan

penderita diijinkan pulang.

5. Petugas :

- Perawat

- Dokter Jaga ICU

UNIT TERKAIT Medis,Perawat,Administrasi

90

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA LAKSANA PASIEN PULANG PAKSA

No Dokumen445/31/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 91: SOP ICU

Pengertian Suatu tindakan untuk menaikkan tekanan parsial oksigen

pada inspirasi yang dapat dilakukan dengan cara :

1. Menaikkan kadar O2 inspirasi (FiO2)

2. Menaikkan tekanan oksigen (hiperbarik)

Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan oksigen

2. Mencegah terjadinya hipoksia

3. Terapi terhadap hipoksia

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur I. Persiapan Alat

1. Alat-alat bantu nafas

2. Humidihier dan Flowmeter

3. Oksigen sentral

II. Pelaksanaan

1. Petugas Cuci Tangan sebelum tindakan

91

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TERAPI OKSIGEN

No Dokumen445/32/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 92: SOP ICU

2. Atur posisi pasien

3. Membuka Flowmeter dan mengukur dosis secara

bertahap

4. Pasang alat bantu nafas sesuai kebutuhan pasien

5. Memperhatukan reaksi pasien, pernafasan dan

nadi

6. Perawat Cuci tangan setelah melakukan tindakan

7. Mendokumentasikan tindakan ke ke lembar

observasi

Unit Terkait Medis,Perawat

92

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TERAPI OKSIGEN

No Dokumen445/32/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 93: SOP ICU

Pengertian Tata cara melaksanakan pelayanan pemeriksaan

laboratorium untuk pasien dari rawat intensif

Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan pemeriksaan

laboratorium untuk pasien dari rawat intensif sehingga

terhindar dari kesalahan prosedur.

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur 1. Petugas ICU mengisi blangko laboratorium sesuai

dengan permintaan dokter yang merawat baik Cito

maupun tidak Cito.

2. Pengambilan sampel darah dilakukan oleh petugas ICU

3. Blangko permintaan pemeriksaan dan sampel darah

diserahkan petugas ICU ke Instalasi Laboratorium untuk

kemudian ditindaklanjuti sesuai standart operadional

prosedur instalasi laboratorium.

93

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU

No Dokumen445/33/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 94: SOP ICU

4. Bila hasil laboratorium sudah selesai, petugas ruangan

ICU mengambil hasil laboratorium di instalasi

laboratorium.

5. Hasil laboratorium yang ada dikonsultasikan oleh

petugas ICU kepada dokter yang merawat

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif2. Instalasi Laboratorium

94

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUANG ICU

Page 95: SOP ICU

Pengertian Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat pada waktu

pasien mulai dirawat di rumah sakit sekurang-kurangnya

3x24 jam sejak mulai perawatan

Tujuan UMUM :

Mengendalikan infeksi di ruang perawatan intensif

KHUSUS :

1. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial

2. Menurunkan angka terjadinya infeksi nosokomial

3. Menanggulangi kejadian luar biasa bila terjadi infeksi

nosokomial

Kebijakan 1. Pencegahan infeksi dalam melakukan tindakan medis

dan non medis

2. Protap pengendalian infeksi rumah sakit

95

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

No Dokumen445/34/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 96: SOP ICU

Prosedur 1. Semua petugas instalasi rawat intensif dalam

melakukan tindakan pelayanan harus mencuci

tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan,

sesuai prosedur cuci tangan

2. Semua orang yang berada di ruang perawatan

Instalasi Rawat Intensif harus mengenakan baju

(scort) yang dipakai di dalam ruang ICU

3. Semua petugas dalam melakukan tindakan medis

harus memakai sarung tangan (hand scoen) dengan

ketentua 1 hand scoen untuk 1 pasien

4. Semua tindakan medis harus dilakukan sesuai

prosedur yang berlaku

5. Pengelolaan alat-alat dan bahan untuk tindakan

(seperti persiapan alat dan bahan untuk tindakan

invasif, pemrosesan sarung tangan pakai ulang,

penyimpanan alat dan linen steril, penyimpanan kasa

dan sarung tangan steril, pengelolaan linen dan

korentang) harus dilakukan sesuai prosedur yang

berlaku

6. Sesudah melakukan tindakan, semua peralatan

harus dibersihkan dan disteril sesuai prosedur

pembersihan dan penyeterilan alat

7. Ruang perawatan Instalaai Rawat Intensif harus

dibersihkan minimal 2 kali sehari atau bila kotor, dan

pembersihan besar dilakukan minimal satu minggu

sekali

96

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

No Dokumen445/34/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 3

Page 97: SOP ICU

8. Limbah medis dan non medis harus ditampung

secara terpisah

9. Limbah medis bukan benda tajam dimasukkan ke

bak sampah medis yang berupa tas palstik warna

kuning, untuk selanjutnya dikumpulkan oleh petugas

kebersihan rumah sakit untuk dikelola sesuai

prosedur RS

10. Limbah medis benda tajam harus dinasukkan ke

dalam ”safety box”yang disediakan. Bila sudah terisi

penuh, limbah medis dikirim ke tempat pembuangan

sampah dan dibakar di tungku pembakaran

(incenerator)

11. Limbah non medis dimasukkan ke tas plastik warna

hitam untuk selanjutnya dikumpulkan oleh petugas

kebersihan rumah sakit untuk dikelola sesuai

prosedur RS

12. Linen kotor harus ditempatkan ke bak khusus linen

kotor dan harus diantar ke bagian laundry oleh PRS

ICU

13. Peralatan makan pasien dibersihkan sesuai prosedur

oleh PRS ICU tiap kali selesai digunakan

14. Pembersihan lingkungan termasuk dapur dan

ruangan di luar perawatan dilakukan oleh petugas

cleaning service sesuai prosedur yang ditetapkan

Unit Terkait Instalasi Rawat Intensif

CSSD

IPRS

97

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

No Dokumen445/34/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 3

Page 98: SOP ICU

Pengertian Suatu alat yang digunakan untuk membantu proses

memberikan obat.Tujuan Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya

pemberian obat tepat dosis.

Kebijakan Pasien safety

Prosedur 1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan

2. Larutkan obat dalam botol/kantong cairan fisiologis yang

dibutuhkan dan perhitungkan laju/rute obat melalui infuse

pump.

3. Rapatkan klem pada infuse set.

4. Hubungkan botol/kantong cairan obat dengan infuse set,

isilah infuse set dengan larutan obat. Usahakan tidah

terdapat gelembung udara. Jika ada gelembung udara

maka keluarkan dengan cara menyentil infuse set

sampai udara terkumpul du ujung infuse set.

5. Pasang salah satu ujung set. Atur katup three-way

stopcock.

6. Hubungkan ujung three-way stopcock dengan kateter

vena klien dan atau jalur cairan yang lain.

7. Gantungkan larutan obat pada standart infuse.

8. Tempatkan tube infuse set pada infussion pump machine

secara tepat.

98

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

INFUS PUMP

No Dokumen445/35/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 99: SOP ICU

9. Hubungkan kabel listrik infussin pump machine dengan

sumber listrik AC.

10. Nyalakan tombol “ON/OFF” dan tekan program rate /laju

yang dibutuhkan.

11. Tekan tombol “Run” untuk memasukkan obat kedalam

vena klien.

12. Dokumentasikan pemberian obat pada lembaran

observasi obat : nama obat, dosis obat, cara pemberian,

rate/laju obat dalam infuse pump, tanggal dan jam

pemberian.

13. Observasi efek obat dan reaksi klinis pasien selama

peberian obat.

14. Jika obat mendekati habis atau habis maka alarm akan

berbunyi, maka tekan tombol alarm dan matikan infuse

pump machine dengan menekan tombol ”ON/OFF”

15. Ganti botol yang kosong dengan cairan fisiologis 100 ml

dan program kembali rate yang ditetapkan untuk

mendorong sisa obat dalam infuse set masuk ke vena

klien.

16. Jika cairan telah habis maka alarm akan berbunyi, maka

tekan tombol alarm dan matikan infuse pump machine

dengan menekan tombol ”ON/OFF”

17. Tutup jalur dari infussion pump dengan memutar katub

three-way stopcock.

18. Bersihkan dan bereskan peralatan dan kembalikan ke

tempatnya.

19. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.

Unit Terkait ICU

99

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

INFUS PUMP

No Dokumen445/35/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 100: SOP ICU

Pengertian Suatu alat untuk mendeteksi irama jantung.

Tujuan Untuk mengetahui keadaan jantung pasien sebagai

tindakan diagnostik.

Kebijakan Pasien safety

Prosedur A. Persiapan Pasien

1. Berikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan

yang akan dilaksanakan meliputi : tujuan, tata cara,

sikap pasien.

2. Lakukan pemeriksaan vital sign.

B. Persiapan Alat

1. Selimut

2. Kasa

3. Jelly EKG

4. EKG SET

C. Pelaksanaan

1. Tidurkan pasien pada posisi terlentang sikap

sempurna (kedua tangan disamping badan).

2. Pasangkan selimut pasien

3. Buka bagian atas pakaian pasien hingga terlihat

semua bagian thorak.

4. Tentukan lokasi sadapan elektroda pada dada dan

ekstremitas, berikan jelly EKG secukupnya.

100

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENGOPERASIAN EKG

No Dokumen445/36/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 101: SOP ICU

5. Pasang semua sadapan elektroda laed I,II,III, AVR,

AVL, AVF, V1-V6

6. Nyalakan EKG dengan menekan tombol ON

7. Tentukan setting pemeriksaan 12 lead, tekan tombol

START

8. Setelah selesai, lepaskan semua elektroda dan

bersihkan jelly dengan kasa.

9. Rapikan pakaian pasien.

10.Berikan sampul EKG dan catat identitas pasien,

tanggal, pemeriksaan, tanda – tanda vital.

Unit Terkait 1. Instansi rawat inap

2. Instansi rawat jalan

3. Instansi Gawat Darurat

4. Unit kamar operasi

101

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENGOPERASIAN EKG

No Dokumen445/36/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

30 Desember 2009

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 102: SOP ICU

Pengertian Suatu alat untuk membantu mengencerkan sputum.

Tujuan Memperbaiki saluran pernafasan dengan proses

pengenceran sputum pada bronkus

Kebijakan Pasien safety

Prosedur A. Persiapan Pasien

1. Berikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan

yang akan dilaksanakan meliputi : tujuan, tata cara,

sikap pasien.

2. Lakukan pemeriksaan vital sign (tensi, suhu, nadi,

pernafasan)

3. Pastikan reflek batuk adekwat

B. Persiapan Alat

1. Cairan PZ dan spuit 10 cc

2. Kasa

3. Nebulizer set

4. Oksigen set

C. Pelaksanaan

1. Tidurkan pasien pada posisi semi fowler

2. Berikan oksegenasi.

3. Cek fungsi alat

4. Masukan obat mukolitik kedalam chamber dan

lakukan pengenceran dengan PZ sesuai dosis /

takaran obat.

102

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENGOPERASIAN NEBULIZER

No Dokumen445/37/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 103: SOP ICU

5. Sambungkan dengan sumber listrik, tekan tombol

ON.

6. Ajarkan pasien teknik pernafasan, inspirasi lewat

hidung dan ekspirasi lewat mulut dengan ritme nafas

normal.

7. Pasangkan nasal Nebulizer sampai obat habis (1’5

menit)

8. Ajarkan pasien untuk batuk efektif.

9. Periksa ulang vital sign.

10.Rapikan pasien dan catat hasil tindakan pada status

pasien.

Unit Terkait 1. Instansi rawat inap

2. Instansi rawat jalan

3. Instansi Gawat Darurat

4. Unit Kamar Operasi

103

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENGOPERASIAN NEBULIZER

No Dokumen445/37/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 104: SOP ICU

PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk membantu memonitor tanda – tanda vital pasien.

TUJUAN Untuk memonitor tanda – tanda vital pasien : tensi, nadi, RR, suhu, spo2, irama jantung.

KEBIJAKAN Pasien safety

PROSEDUR 1. Beritahu kepada pasien.2. Sambungkan alat dengan sumber listrik3. Astikan kabel / rangkaian terpasang dengan baik pada

monitor.4. Pasangkan elektroda sesuai dengan bagan yang ada

pada petunjuk.5. Tekan tombol power pada kanan bawah.6. Setting alat sesuai dengan kebutuhan.

Tombol kiri bawah diputar setelah sesuai baru ditekan.

Ulangi sesuai dengan kebutuhan.7. Setting alrm sesuai dengan kebutuhan.8. Setting layar sesuai dengan kebutuhan.

UNIR TERKAIT Ruang ICU

104

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PASIEN MONITOR

No Dokumen445/38/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 1

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 105: SOP ICU

PENGERTIAN Tata cara penerimaan pasien dari ruangan atau dari rumah sakit lain masuk ke dalam instansi rawat intensif.

TUJUAN Mempermudah pasien kritis yang sangat membutuhkan pertolongan/penanganan untuk segera bisa masuk ICU.

KEBIJAKAN Kepala UPT tentang pelayanan

PROSEDUR Setiap pasien yang masuk ke dalam unit instalasi intensif harus dilakukan prosedur penerimaan pasien sebagai berikut :

1. Dokter / perawat yang pengirim harus malakukan timbang terima dengan dokter / perawat.

2. Timbang terima meliputi seluruh keadaan pasien, perjalanan penyakitnya, dan pengobatan secara lengkap.

3. Dokter/perawat penjaga penerima memeriksa dan memastikan keadaan pasien.

105

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENERIMAAN PASIEN

No Dokumen445/39/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 106: SOP ICU

4. Seluruh pakaian pasien dilepas dan diganti dengan pakaian pasien di ICU

5. Pasien di bawa masuk ke dalam ruang rawat ICU dan dipindahkan ketempat tidur, kemudian dilakukan evaluasi/observasi lebih teliti.

Unit Terkait Medis, Perawat ICU, Manager System Rawat Inap, Pokja Fungsional.

106

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENERIMAAN PASIEN

No Dokumen445/39/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 107: SOP ICU

Pengertian Aturan atau prosedur yang di pakai dalam melakukan operasi atau serah terima pasien ICU antar shift malam-pagi, pagi-sore, sore-malam.

Tujuan Sebagai acuan pelaksanaan aturan timbang terima pasien di ICU

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

Pelaksanaan Perawat

Prosedur SASARAN

Perawat yang selesai dinas shift dan digantikan dengan perawat pengganti.

PELAKSANAAN

1. Salah satu petugas membaca doa dan di ikuti semua petugas

2. Ke pasien langsung atau dilaksanakan di ruang perawat dan membaca laporan.

3. Melaporkan rencana tindakan yang telah dilaporkan serta mengoperkan tindakan yang belum dan akan dilakukan oleh shift pengganti.

4. Mengobservasi dan melaporkan perkembangan keadaan pasien kepada shift pengganti.

Teratasi Belum teratasi

107

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

ALUR TIMBANG TERIMA PASIEN

No Dokumen445/40/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 108: SOP ICU

Teratasi sebagian Muncul maslah baru

5. Pendokumentasian yang jelas dan pelimpahan tugas untuk shift selanjutnya.

Unit Terkait Perawat ICU, Manager System Rawat Inap, Pojka Fungsional

108

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

ALUR TIMBANG TERIMA PASIEN

No Dokumen445/40/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

Page 109: SOP ICU

Pengertian Merupakan dekompensasi metabolik akibat defisiensi

insulin absolut atau relatif dan merupakan komplikasi akut

diabetes melitus yang serius.

Tujuan Menurunkan morbiditas dan mortalitas.

Kebijakan Dilakukan dengan management terapi penurunan kadar

gula darah.

Prosedur Tata laksana umum :

Berikan oksigen bila PO2 < 80 mmHg.

Antibiotika adekuat.

Monitor tekanan darah frekuensi nadi,frekuensi.

pernapasan, temperatur setiap jam.

Monitor kesadaran tiap jam.

Monitor produksi urin setiap jam, balans cairan.

Pemantauan laboratorik :

- Gula darah tiap jam

- Na+,K+,Cl- : tiap 6 jam selama 24 jam,

selanjutnya sesuai keadaan

Penatalaksanaan :

Fase I :

1. Rehidrasi NaCl 0,9% atau RL 2 L/2 jam pertama

109

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

KETO ASIDOSIS DIABETIKUM ( KAD )

No Dokumen445/41/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 110: SOP ICU

lalu 80 tts/menit selama 4 jam, lalu 30-50 tts/mnt

selama 18 jam (4-6 liter/24 jam). Diteruskan

sampai 24 jam berikutnya.

2. Regaluasi cepat 4 – 8 unit/jam IV sampai batas

glukosa darah sekitar 250mg/dl.

3. Infus K+ 75 mEq (bila K+ = < 2.5 mEq/l), 50 mEq

(K+ = 2.5 – 3.0 mEq/l) dan 25 mEq (K+ = 3.0 – 3.5

mEq) per 24 jam.

4. Infus Na Bic bila PH < 7.20 atau Bik < 12 mEq /

150 – 100 mEq langsung drip atau dalam 500 ml

Na Cl 0.9% 30 – 80 tetes/mnt

5. Antibiotika kombinasi anpicillin + gentamisin atau

sefalosporin

Fase II :

1. Maintenence NaCl 0,9%

2. Insulin kerja cepat 3 x 8 – 12 unit s.c

3. Makanan lunak karbohidrat komplek per oral

Monitoring :

1. Tensi,nadi,kesadaran,produksi urine.

2. Gula darah acak diulang setelah pemberian insulin

kerja cepat sesuai dengan pedoman rumus minus

satu kali dua.

UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,

Perawat. I C U

110

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

KETO ASIDOSIS DIABETIKUM ( KAD )

No Dokumen445/41/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

Page 111: SOP ICU

PENGERTIAN Suatu keadaan dimana terjadi gangguan perfusi yang

disebabkan adanya perdarahan.

TUJUAN 1. Memulihkan perfusi pada jaringan.

2. Memulihkan keseimbangan cairan dalam tubuh.

3. Mencegah kematian.

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan syok hemoragik.

PROSEDUR Persiapan alat :

1. Alat Pelindung Diri ( Masker, Handscoen, Scort )

2. Neck collar

3. Plester

4. IV Cath sesuai ukuran

5. Ringer Lactat yang hangat

6. Monitor EKG

7. Pulse Oksimeter

8. Oksigen set

9. Kateter

10. Urin bag

11. Aqua for injection

12. Disposible syiringe 10 cc

Pelaksanaan :

1. Pasien disiapkan sesuai dengan kebutuhan

111

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENANGANAN SYOK HEMORARGIK

No Dokumen445/42/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

20 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 112: SOP ICU

tindakan diatas brankard

2. Petugas menggunakan alat pelindung diri ( Masker,

Handscoen, Scort )

3. Airway dan C spine dijamin aman

4. Breathing dijamin aman, berikan oksigen

5. Circulation :

Infus 2 line dengan jarum no. 16/18 RL

1000-2000 ml sesuai dengan kebutuhan

atau kelasnya syok

Periksa laboratorium darah : Golongan

darah, Hb/Ht, AGD

Stop sumber perdarahan

Tidak ada reaksi dilakukan bedah resusitasi

untuk menghentikan perdarahan

6. koordinator IGD Pasang monitor EKG

7. Pasang Gastric tube

8. Pasang kateter urin dan nilai produksi urin

Hal yang harus diperhatikan :

1. Harus dapat dilakukan di pusat gawat darurat

tingkat IV sampai tingkat I

2. Pasien dengan perdarahan yang masih aktif tidak

dapat atau tidak boleh dievakuasi

3. Metabolisme Anaerob

4. Kematian sel, Translokasi bakteri, SIRS

5. Gagal organ multipel/ Multiple Organ Failure (MOF)

112

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENANGANAN SYOK HEMORARGIK

No Dokumen445/42/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 3

Page 113: SOP ICU

6. dan kematian

UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,

Perawat , I C U

113

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENANGANAN SYOK HEMORARGIK

No Dokumen445/42/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 3

Page 114: SOP ICU

PENGERTIAN Mengambil benda asing yang masuk ke dalam hidung

TUJUAN 1. mencegah terjadinya infeksi2. membebaskan jalan nafas

KEBIJAKAN Ada standart cara mengambil benda asing yang masuk ke hidung .

PROSEDUR Persiapan Alat :

1. Speculum hidung.

2. Nose pinset.

3. Ring hak.

4. Lampu periksa.

5. Tissue/kassa

Prosedur Pelaksanaan :

1. Hidung dibuka dengan spekulum hidung, kemudian dilihat dengan lampu periksa.

2. Apabila korpus alineum kelihatan lalu ambil memakai ring hak atau nose pinset

3. Setelah diambil, kemudian dibersihkan dengan kassa

UNIT TERKAIT Koordinator fungsional, manager sistem rawat inap, komite keperawatan, perawat, I C U.

114

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MENGAMBIL CORPUS ALENIUM PADA HIDUNG

No Dokumen445/43/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 1

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

20 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 115: SOP ICU

PENGERTIAN Informed consent adalah mengatakan setuju diberikan suatu

tindakan dengan bebas dan rasional sudah mendapatkan

informasidan dimengerti dengan bukti tertulis dan di

tandatangani oleh kedua belah pihak dan saksi

TUJUAN Umum:

Sebagai langkah acuan penerapan pemberian informasi

tindakan

Khusus:

1. Sebagai perlindungan hukum untuk tenaga medis

dalam melakukan tindakan

2. Sebagai kesepakatan suatu perjanjian tindakan

KEBIJAKAN Kepala UPT tentang pelayanan

PROSEDUR 1. petugas memberikan penjelasan tentang maksud

dan tujuan tindakan ,kemungkinan

komplikasi ,teknik tindakan kepada keluarga pasien

2. bila keluarga setuju dibuatkan surat perjanjian yang

sudah tersedia (form persetujuan tindakan )

3. Keluarga diminta memberikan tanda tangan

dengan di dampingi perawat atau keluarga

terdekat lainnya

4. Bila pasien menolak tindakan yang di berikan ,

115

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah INFORMED CONSENT

No Dokumen445/44/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

20 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 116: SOP ICU

Keluarga diminta memberikan tanda tangan ( form penolakan

tindakan )

UNIT TERKAIT ICU

116

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah INFORMED CONSENT

No Dokumen445/44/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

Page 117: SOP ICU

PENGERTIAN Kejang demam adalah kejang yang terjaadi akibat adanya

kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses

ekstrakranium.

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya kejang berulang.

2. Mencegah cedera akibat kejang.

KEBIJAKAN .Dilakukan pada semua pasien kejang demam.

PROSEDUR Persiapan Alat :

1. Set therapi oksigen.

2. Alat untuk mengukur tanda-tanda vital.

3. Alat kompres.

4. Sudip lidah.

5. Obat-obatan sesuai kebutuhan.

Pelaksanaan :

1. Beri penjelasan kepada keluarga tentang tindakan

yang akan dilakukan.

2. Mengatur posisi pasien.Cegah pasien terbentur

dengan benda-benda sekitar.

3. Berikan oksigen.

4. Memasang sudip lidah.

5. Memasang infus.

6. Memberikan obat-obatan sesuai indikasi.

117

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah PENANGANAN KEJANG DEMAM

No Dokumen445/45/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

20 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 118: SOP ICU

7. Beri kompres dingin.

8. Mengukur tanda-tanda vital.

9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a) Awasi terjadinya kejang berulang.

b) Awasi terjadinya efek samping dari

pemberian anti konvulsan.

UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,

Perawat. ICU

118

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah PENANGANAN KEJANG DEMAM

No Dokumen445/45/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 119: SOP ICU

PENGERTIAN Memasang tampon pada hidung

TUJUAN 1. Mengurangi dan menghentikan perdarahan di hidung

KEBIJAKAN Ada Standart cara melakukan tampon di hidung

PROSEDUR Persiapan Alat:

Alat tidak steril.

1. Spekulum hidung.2. Lampu periksa/Nose pincet.3. Tongue Spatel.4. Bengkok.5. Plester.

Alat steril.

1. Tampon tang/Nose pincet.2. Pinset, Gunting, Kasa3. Specees Salp.4. Pita Salp.5. Korentang dalam tempatnya.

Prosedur Pelaksanaan:

1. Pasien disuruh menghembuskan nafas (sisi) dengan posisi kepala menunduk & ditadahi bengkok, dengan hidung ditahan dengan tissue.

2. Setelah hidung bersih dan Stosel masukkan pita Salp dengan nose pinset sedikit demi sedikit sampai padat begitu juga hidung sebelahnya.

3. Kemudian perdarahan dievaluasi dengan pasien disuruh membuka mulut dan dilihat dengan tongue spatel.

4. Bila tidak ada perdarahan hidung dipasang kassa dan diplester

UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis, Perawat.ICU

119

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah MEMASANG TAMPON HIDUNG

No Dokumen445/46/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 120: SOP ICU

PENGERTIAN Mengambil benda asing yang masuk ke dalam mata

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi2. Memberikan rasa nyaman pada pasien

KEBIJAKAN Ada Standart cara mengambil benda asing yang masuk ke mata .

PROSEDUR

Persiapan Alat:

1. Bengkok berisi : kapas lembab/kassa steril, lidi waten, pinset kecil.

2. Jarum injeksi 10 cc.3. Lup untuk melihat korpus.4. Duk kecil berlubang.5. Hand Scoon.6. Gunting kecil dan plester.7. Obat :

Pantocain tetes. Betadine kompres. Salep/tetes = AB. Kemicetin/klorampenicol.

Persiapan Pasien dan Lingkungan:

1.Memberikan penjelasan tetang tindakan yang akan dilakukan.

2.Pasien menanda tangani SPO

120

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MENGAMBIL CORPUS ALENIUM PADA MATA

No Dokumen445/47/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 121: SOP ICU

Prosedur Pelaksanaan:

1. Berikan pantocain pada mata yang akan dilakukan

tindakan.

2. Cuci tangan atau pasang hand scoon.

3. Desinfeksi Lup dengan betadine dan ditutup dengan duk

steril lubang.

4. Bersihkan sisa betadine dengan kassa steril

5. Letakkan kassa diatas duk berlubang untuk tempat

korpus.

6. Mata penderita disuruh membuka, dicari letak korpus.

7. Korpus diambil dengan jarum kearah luar dengan

memakai lup.

8. Amati keadaan bekas korpus.

9. Mata diberi salep AB.

10. Tutup dengan kassa steril dan diplester.

11. Motivasi ulang bila ada keluhan cepat kontrol.

12. Penderita dirapikan/alat-alat dibereskan.

13. Perawat cuci tangan.

UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,

Perawat. I C U

121

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MENGAMBIL CORPUS ALENIUM PADA MATA

No Dokumen445/47/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 122: SOP ICU

PENGERTIAN Tindakan memasukkan pipa endotracheal kedalam tracea

TUJUAN Membebaskan jalan nafas pasien , agar tetap lancar

KEBIJAKAN SK.MenKes. no 1333 th 1999 tentang penerapan standart

pelayanan rumah sakit

PROSEDUR Persiapan pasien :

Pasien dijelaskan tentang tindakan yang akan

dilakukan

Minta inform concent

Beri support mental

Hisap cairan atau sisa makanan dari NGT

Yakinkan px terpasang iv line dan infus menetes

dengan lancar

Persiapan alat :

Mesin suction harus dalam keadaan berfungsi baik

Bag and mask / J.roes dan selang oksigen

Laringoskop dan lampu harus menyala kuning

terang ( lampu tidak boleh kendor )

ETT siap 3 nomer

Untuk perempuan : 6, 5, 7, 7,5

Untuk laki – laki : 7, 7,5. 8

122

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL

No Dokumen445/48/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 6

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 123: SOP ICU

Untuk anak – anak : usia dalam tahun ditambah 4

dibagi 4

Silet / mandrin ( 2/3 dari ETT ) ujung tumpul

Oropharingeal tube sesuai dengan ukuran pasien

Spuit 20cc posisi siap untuk mengisi cuff

Suction chateter diameter 1/3 ETT

Xylocain spray

Ky. Jelly

Magil forcep

Bantal setinggi 12 cm

Hand scon, tampon

Plester dengan ukuran 30cm ( 2 buah ) untuk fiksasi

Gunting

Stetoskop ( sebaiknya digantungkan dileher )

Bengkok

Persiapan obat :

Obat – obat untuk intubasi

Sedasi :

Penthotal : 3 – 5 kg/bb

Dormicum : 0,6 mg/kgbb

Diprivan : 1-2 mg/kgbb

Mucle relaxan :

Succinil cbolin 1 – 2 mg/kgbb

Pavulon : 0,35 mg/kgbb

Trachium : 0,5 – 0,6 mg/kgbb

Narcuron : 0,1 mg/kgbb

123

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL

No Dokumen445/48/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 6

Page 124: SOP ICU

Obat – obat emergency :

Sulfas atropin (SA) : untuk bradicardi

Adrenalin : bila cardiac arrest

Epedrin : bila tensi turun

Lidocain 2% : untuk aritmia

Pelaksanaan emergency :

1. Posisikan pasien terlentang dengan diganjal bantal

kecil setinggi 12 cm

2. Pakai sarung tangan

3. Pilih endotracheal yng akan dimasukkan dan cek

balonnya

4. Masukkan obat sedatif pentotal, saat memberikan

obat jangan lupa matikan infus dan pegang

nadi( 25-50-75-100 dst ) kemudian cek bulu mata

5. Beri oksigenasi 1x kecil

6. Masukkan obat muscle relaxan : succinil cholin ( 20-

40-60 dst )

7. Lakukan selic manuover sambil tunggu sampai

dengan vasikularisasi ke periver

8. Masukkan laringoskop, jangan menggunakan gigi

sebagai tumpuan

9. Bila ada sekret banyak lakukan suction

10. Beri jelly ETT

11. Masukkan ETT sampai ke karina

12. Isi cuff sampai dengan tidak terdengar kebocoran

13. Sambungkan dengan j.rees dan pasang mayo tube

124

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL

No Dokumen445/48/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 6

Page 125: SOP ICU

14. Cek / atau dengarkan dari paru-paru kanan, paru –

paru kiri 3x pengembangannya simetris / tidak bila

paru – paru kanan lebih mengembang berarti ETT

terlalu dalam

15. Fixasi dengan plester dimulai dari tulang yang

keras, 2 kali dari atas dan dari bawah

16. Bereskan alat – alat, rapikan pasien

17. Dokumentasikan :

Tanggal dan jam pemasangan

No ETT

Batas ETT

Cuff +/-

Obat – obat yang diberikan

Respon pasien / kesulitan – kesulitan

Nama pemasang

Pelaksanaan untuk pasien elektif :

1. Cuci tangan dan pakai hand scon inform concent

2. Atur posisi pasien tidur terlentang dan diganjal

bantal kecil 12 cm

3. Pilih ETT yang akan dimasukkan dan cek balonnya.

4. Pasang stilet jangan sampai melewati batas ETT

kemudian yang atas ditekuk

5. Masukkan sedasi penthotal 3-5 mg/kgbb, cek bulu

mata, saat memasukkan obat matikan infus dan

raba nadi

125

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL

No Dokumen445/48/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman4 / 6

Page 126: SOP ICU

6 Berikan oksigenasi 2x pompa ( untuk menguasai

jalan nafas )

7 Masukkan obat muscle relaxan : succinilcolin 1-2

mg/kgbb tunggu sampai dengan vasikularisasi

periver

8 Oksigenasi 100 % selama 5 menit / 10 kali nafas

9 Buka mulut dengan laringoskop, yang tipis

menelusuri mulut , sebelah kanan masukkan

pangkal lidah dan apiglotis sampai terlihat PLIKA ,

jangan menggunakan gigi sebagai tumpuan

10 Bila ada secret banyak lakukan suction

11 Semprot xylocain spray 2x semprot

12 Masukkan ETT yang sudah diberi jelly sampai ke

karina

13 Sambungkan dengan j.rees

14 Cek / dengarkan paru – paru kanan, paru – paru

kiri, 3x

15 Isi cuff s/d tidak terdengar kebocoran dan pasang

mayo

16 Fixasi dengan plester dimulai dari tulang yang

keras, 2x dari atas dan dari bawah

17 Bereskan alat – alat, rapikan px

18 Dokumentasikan.

126

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL

No Dokumen445/48/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman5 / 6

Page 127: SOP ICU

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

1 Observasi vital sign

2 Harus dikerjakan oleh yang berkompeten

3 Kolaburasi dengan tim medis dan anastesi

UNIT TERKAIT ICU

ANASTESI

127

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL

No Dokumen445/48/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman6 / 6

Page 128: SOP ICU

PENGERTIAN Tata cara /suatu tindakan agar jalan nafas pasien tetap lancar

dan adequat

TUJUAN Pasien terhindar dari sumbatan jalan nafas dan nafas tetap

normal

KEBIJAKAN SK Menkes no.1333 th 1999 tentang penerapan standart

pelayanan rumah sakit

PROSEDUR PERSIAPAN ALAT

1. Oropharingeal tube /mayo tube no 1 – 5

2. Naso pharingeal tube

3. Laringeal mast air way ( LMA )

4. Endotracheal tube ( ETT)

5. Laringoscop

6. Magil forcep

7. Stilet /mandrin

8. Abocat no. 14 – 16 (ukuran besar)

9. Catheter section

10. Section

11. Pocket mask

12. Oksigen

13. Nasal prong/kanul nasal

14. Simple mask

15. Rebreating mask

128

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS (AIRWAY)

No Dokumen445/49/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 7

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 129: SOP ICU

16. Non rebreating mask

17. Jacson rees

18. Ambubag

19. Hand scoun

20. Masker

21. Tong spatel

22. Saturasi oksigen

PELAKSANAAN

1. Cuci tangan

2. Gunakan hand scoun

3. Jelaskan ke pasien dan keluarganya tentang

tindakan yang akan dilaksanakan

4. Lakukan penilaian jalan nafas

Lihat

Gerak nafas/pengembangan

dada(adakah see saw)

Cuping hidung

Tracheal tug

Tanda

hipoxia(gelisah,berkeringat,cyanosis )

Raba

Adakah hawa nafas sat pasien

ekspirasi

Dengar (normal suara nafas hampir

tak terdengar)

129

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS (AIRWAY)

No Dokumen445/49/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 7

Page 130: SOP ICU

Ngorok

Tercekik

Serak

5. Tentukan kwalitas jalan nafas

Normal / tidak ada sumbatam

Ada sumbatan

Total

Tidak ada hembusan

nafas

Tidak ada suara nafas

Ada pergerakan dada

dengan pola nafas see

saw

Partial

Pangkal lidah jatuh

kebelakang (snoring)

Cairan atau muntahan

(gargling)

Odem laring (crowing)

6. Bila ada sumbatan identifikasi jenis sumbatan

Benda asing

Cairan

Odeme

Posisi

7. Lakukan prosedur pembebasan jalan nafas

Sumbatan Partial

130

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS (AIRWAY)

No Dokumen445/49/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 7

Page 131: SOP ICU

Benda asing : evakuasi benda asing

dengan alat atau tangan

Cairan :

Dilakukan suction dengan tekanan pada

dewasa tidak lebih dari 200 mmhg, anak –

anak tidak lebih dari 100 mmhg

pasien posisi kepala dimiringkan

Oedem : dilakukan intubasi

Posisi : bila pangkal lidah jatuh kebelakang

dilakukan

tanpa alat yaitu head tilt, chin lift, jaw thusrt

dengan alat : orofaing dan naso faring

orofaring tube

indikasi pemasangan :

Sudah tidak ada reflek muntah

GCS kurang dari 10

Cidera rongga dan muka

Cidera pharink

Kejang tonik / klonik

Cara pemasangan :

Tentukan oropharingeal tube yang

sesuai dengan pasien, dari sudut/

ujung bibir sampai ke tragus atau

dari tengah bibir sampai ke anulus

mandibula

Buka mulut pasien dengan cross

131

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS (AIRWAY)

No Dokumen445/49/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman4 / 7

Page 132: SOP ICU

finger, masukkan oropharing

dengan mengarahkan lengkungan

menghadap ke palatum mole

Setelah masuk kira – kira setengah

panjang oropharing kemudian

putar 180º dan dimasukkan lagi

Bila sudah ada reflek muntah

keluarkan oropharing sesuai

lengkungan oropharing

Nasopharink tube

Indikasi pemasangan :

Masih ada reflek muntah GCS lebih dari 10

Kontra indikasi :

Pasien cidera pharink

Bila ada fraktur septum nasi

Bila ada fraktur basis cranii

dengan tanda – tanda

Adanya perdarahan

pada telinga

Adanya brill hematom

Kebiruan dibelakang

telinga

Cara pemasangan :

Tentukan nasopharing yang sesuai dengan pasien

132

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS (AIRWAY)

No Dokumen445/49/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman5 / 7

Page 133: SOP ICU

Dengan cara diukur dari ujung

hidung ke tragus dan dengan

diameter sesuai dengan jari

kelingking pasien sebelah

kanan

Nasopharing diberi jelly dan

lubang hidung ditetetesi dengan

vasokonstiksi dengan

kenyamanan pasien

(misal :atrifin )

Masukkan kelubang hidung

dengan cara yang tumpul

menghadap ke septum,

dimasukkan pelan – pelan

secara tegak lurus (pada lubang

hidung kanan )

Bila pada lubang hidung kiri,

dimasukkan dengan yang

tumpul tetap menghadap ke

septuum, setelah kurang lebih 3

cm putar naso pharing 180˚ lalu

dimasukkan pelan – pelan

secara tegak lurus

Sumbatan total : lakukan tindakan nidle

cricotyrotomy

8. Lakukan /berikan bantuan nafas sesuai dengan

indikasi ( terapi oksigen )

133

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS (AIRWAY)

No Dokumen445/49/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman6 / 7

Page 134: SOP ICU

Nasal prong dosis : 1 – 4 liter/menit

Simple mask dosis : 6-8 liter/menit

Rebriting mask dosis : 5- 15 liter/menit

Non rebriting mask dosis : 5- 15 liter/menit

Bag & mask dosis : 12 -15 liter /menit

Ambubag dg reservoir dosis: 12- 15 l/lmenit

HAL- HAL YANG DIPERHATIKAN

1 Kolaburasi dengan tim medis untuk setiap

melakukan tindakan

2 Observasi vital sign, tensi,nadi,RR,spo2,

kesadaran

3 Pantau kwalitas jalan nafas secara

berkala sampai nafas normal/ adequat

UNIT TERKAIT ICU

ANASTESI

134

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS (AIRWAY)

No Dokumen445/49/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman7 / 7

Page 135: SOP ICU

PENGERTIAN Mengambil benda asing yang masuk ke dalam telinga

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi2. Memberikan rasa nyaman pada pasien

KEBIJAKAN Ada Standart cara mengambil benda asing yang masuk ke telinga.

Prosedur Persiapan Alat:

1. Otoscope.2. Ring hak.3. Serumen hak.4. Pank hak.5. Our pinset.6. Water dragen.7. Kapas.8. Lampu periksa.

Persiapan Pasien dan Lingkungan:

1. Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.

2. Bila anak kecil dipegang dengan kuat.3. Mengatur posisi paisen sesuai dgn kebutuhan.4. Menyiapkan lingkungan aman & nyaman.

Prosedur Pelaksanaan:

1. Telinga pasien dilihat dengan otoscope.2. Setelah kelihatan korpus alenium diambil dgn hati-hati

memakai serumen hak / pank tang.3. Setelah korpus alenium diambil, telinga dibersihkan dengan

water dragen.

UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis, Perawat’ I C U

135

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MENGAMBIL CORPUS ALENIUM PADA TELINGA

No Dokumen445/50/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 1

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 136: SOP ICU

PENGERTIAN Mengeluarkan benda asing di mata dengan cara mengalirkan cairan ke dalam mata

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi2. Memberikan rasa nyaman pada pasien

KEBIJAKAN Ada Standart cara melakukan irigasi ke mata.

Prosedur Persiapan Alat:

1. Boorwater 3 % atau obat lain yang tersedia dalam tempatnya *).

2. Spuit 20 cc atau spuit khusus mata steril.3. Kapas basah steril dalam tempatnya.4. Kain kassa steril.5. Perlak dan alasnya.6. Handuk.7. Bengkok *).

Prosedur Pelaksanaan:

1. Perawat cuci tangan *).2. Perlak dan alasnya dipasang pada dada pasien

sampai bahu.3. Pasien dianjurkan memegang bengkok.4. Mata yang akan dicuci di lap dengan kapas basah dari

arah luar ke dalam.5. Spuit diisi cairan *).6. Kelopak mata dibuka dengan kapas basah.7. cairan disemprotkan perlahan-lahan dari arah dalam

ke luar *).8. Setelah bersih kelopak mata dibersihkan dengan

kapas lembab.9. Pemberian obat k/p.

136

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

IRIGASI MATA

No Dokumen445/51/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 137: SOP ICU

10.Setelah selesai pasien dirapikan kembali, peralatan dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.

11. Cuci tangan

UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat

Inap,Medis, Perawat.ICU

137

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

IRIGASI MATA

No Dokumen445/51/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 138: SOP ICU

PENGERTIAN Melakukan suatu tindakan kepda pasien yang mengalami gagal nafas dan atau henti jantung

TUJUAN 1. Mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas ( respiratory arrest ) dan atau henti jantung ( cardiac arrest ) pada orang pada orang dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi tersebut bekerja kembali

2. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi

3. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi ( fungsi jantung ) dan ventilasi ( fungsi pernafasan / paru ) pada paien / korban yang mengalami henti jantung atau henti nafas melalui Cardo Pulmonary Resucitation ( CPR ) atau Resusitasi Jantung Paru

KEBIJAKAN Ada Standart cara melakukan Resusitasi Jantung Paru

Prosedur Persiapan Alat:

Emergency trolley berisi: a. Laryngscope lurus dan bengkok (anak & dewasa).b. Magil forceps.c. Pipa trakhea berbagai ukuran.d. Trakhea berbagai ukuran.e. CVP set.f. Infus set/blood set.g. Papan resusitasi.h. Gunting verband.i. Ambu babg lengkap.

Set therapi oksigen lengkap dan siap pakai. Set penghisap sekresi lengkap dan siap pakai. EKG record.

138

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU

No Dokumen445/52/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 139: SOP ICU

EKG monitor bila memungkinkan. DC shock lengkap.

Persiapan Pasien dan Lingkungan:

1. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.

2. Posisi pasien diatur terlentang datar dan diusahakan tidak menyentuh tempat tidur

Baju bagian atas pasien dibuka

Prosedur Pelaksanaan:

1. Mengecek henti nafas & jantung dengan cara :Melihat pergerakan dada atau perut.Mendengarkan suara keluar / masuk udara dari

hidung.Merasakan adanya udara dari mulut atau hidung

dgn pipi / punggung tangan.2. Menilai denyut jantung pasien dengan cara meraba

arteri karotis.3. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :

a. Memanggil nama.b. Menanyakan keadaannya.

4. Menggoyangkan bahu pasien.5. Memasang papan resusitasi dibawah punggung

pasien.6. Membebaskan jalan nafas dengan cara :

1. Membersihkan sumbatan jalan nafas dengan jalan menghisap sekresi.

2. Triple manouver. Ekstensi kepala. Mengangkat rahang bawah. Mempertahankan posisi rahang bawah.

7. Melakukan pernafasan buatan (bagging 12-20 kali / menit) bila denyut jantung teraba.

8. RJP, ABC, kombinasi bila denyut jantung tidak teraba dengan cara :a. Pernafasan buatan (bagging) 2 kali jika

dilakukan oleh satu orang.

139

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU

No Dokumen445/52/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 3

Page 140: SOP ICU

b. Kompresi jantung luar bergantian dengan bagging, perbandingan = 5 : 2 bila RJP dilakukan oleh satu orang.

c. Kompresi jantung luar:1. Tentukan lokasi pijatan setengah bagian

bawah tulang dada ( sternum ) dengan jari menyusuri batas bawah iga sampai prosecius xipoideus (px ) tambahkan 2 jari ( jari tengah dan telunjuk )

2. Tempatkan tumit tangan satunya diletakkan diatas tangan yang sudah berada tepat di titik pijat jantung.

3. Jari-jari kedua tangan dirapatkan dan diangkat agar tidak ikut menekan.

4. Penolong mengambil posisi tegak lurus diatas dada psien dengan siku lengan lurus, menekan sternum 4 – 5 cm.

5. Tekanan harus cukup kuat, pijat jantung lurus dan teratur.

6. Jangan menekan terlalu kuat, jangan menyentak dan jangan bergeser, berubah-ubah tempat

7. Anjuran tentang " Rate " 100x/menit8. Fase pijat dan fase relaksasi harus sama

(1 : 1 )9. Rasio = 15:2 yaitu 15x pijat jantung 2x

nafas buatan.10. Rasio = 5:1 untuk anak11. Rasio = 3:1 untuk neonatus12. Raba nadi carotis ( 10 menit )13. Denyut nadi tak teraba lakukan ventilasi

buatan dan MJLUNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,

Perawat. ICU

140

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU

No Dokumen445/52/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 3

Page 141: SOP ICU

PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk membantu proses

memberikan obat.

TUJUAN Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya

pemberian obat tepat dosis.

KEBIJAKAN Pasien safety

PROSEDUR 1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.

2. Hisap cairan fisiologis (NaCl 0,9 % atau Dextrose 5 %)

sesuai kebutuhan kedalam syringe 50 ml B’Braun.

3. Hisap obat yang dibutuhkan ke dalam syringe 50 ml

B’Braun yang telah berisi cairan fisologis tercampur

rata.

4. Buang sisa udara dari dalam syringe secara hati-hati,

upayakan tidak ada obat yang terbuang.

5. Hubungkan syringe dengan connector tube dan isi

connector tube dengan larutan obat dalam syringe

pump.

6. Tempatkan syringe pump B’Braun

7. Pasang kabel listrik pada syringe pump machine dan

hubungkan dengan sumber arus listrik, tekan tombol

ON/OFF.

8. Hubungkan connector tube dengan salah satu ujung

three way stopcock secara tepa.

141

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

SYRINGE PUMP

No Dokumen445/52/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 142: SOP ICU

9. Hubungkan dua ujung yang lain dari three – way

stopcock masing masing cateter vena (jarum infus)dan

infuse set yang telah terpasang pada vena klien.

10. Putar kutup pada three – waystopcock sesuai

kebutuhan atau pengaturan pemberian cairan dan

obat.

11.Tekan tombol progam rate pada syring pump machine

sesuasi hasil perhitungan dosis obat ( satuan ml/jam

atau ml/hour ).

12.Tekan tombol run / start dan perhatikan sinyal lampu “

run ” sytinge pump machine.

13. Dokumentasikan pemberian obat pada lembaran

observasi obat : nama obat, dosis obat, cara

pemberian, rate/laju obat dalam syringe pump, tanggal

dan jam pemberian.

14.Observasi efek obat dan reaksi klinis pasien selama

pemberian obat.

15. Jika obatmendekati habis atau habis maka alarm akan

berbunyi, maka tekan tombol alarm dan tekan tombol

“stop”.

16. Tutup jalur dari syiring pump dengan memutar katup

three way stopcock dan lepaskan dari connector tube.

17.Lepaskan syiring pump machine dari isi dengan cairan

fosiologis sebanyak 20-30 ml. Buang sisa udara dalam

syiringe.

18.Pasang kembali connector tube dan tempatkan

syiringe yang telah berisi cairan isiologis pada syiringe

pump.

142

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

SYRINGE PUMP

No Dokumen445/52/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 3

Page 143: SOP ICU

Machine

19.Buka kembali jalur syringe pump dengan memutar katup three way stopcock.

20. Cek ulang program rate/laju pada syringe pump kemudian tekan tombol “Start/Run” (untuk mendorong sisa larutan obat dalam connector tube masuk ke vena klien).

21.Jika cairan dalam syringe habis maka alarm akan berbunyi, maka tekan tombol alarm dan matikan syringe pump machine dengan menekan tombol “ON/OFF”.

22.Tutup jalur dari syringe pump dengan memutar katup three way stopcock dan lepaskan dari connector tube.

23.Bersihkan dan bereskan peralatan dan kembalikan ketempatnya.

24.Cuci tangan setelah melakukan tindakan.

UNIT TERKAIT Ruang ICU

143

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

SYRINGE PUMP

No Dokumen445/52/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 3

Page 144: SOP ICU

PENGERTIAN Mengambil darah arteri untuk pemeriksaan gas dalam darah

yang berhubungan dengan fungsi respirasi dan metabolisme

TUJUAN Mengetahui :

1. Keadaan oksigen dalam metabolisme

2. Kemampuan HB dalam melakukan transportasi O2

dan CO 2

3. Tekanan O2 dalam darah arteri dan jaringan perifer

KEBIJAKAN SK Menkes No.1333 th 1999 tentang penerapan standar

pelayanan Rumah sakit

PROSEDUR PERSIAPAN ALAT

1. Spuit 2,5 cc satu buah

2. Kassa steril 2 lembar

3. Betadin

4. Alkhohol 70 %

5. Kapas steril dalam tempatnya

6. Bantalan untuk fixasi tangan

7. Karet penutup

8. Perlak dan alas nya

9. Plaster dan gunting verban

10. Heparin pengenceran 1 cc =500 unit

11. Label

144

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH

No Dokumen445/54/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 3

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 145: SOP ICU

12. Sarung tangan steril

PERSIAPAN PASIEN

1. Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan

dilakukan

2. Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan.

PELAKSANAAN

1. Mencuci tangan

2. Memakai sarung tangan

3. Membasahi spuit dengan heparin yang sudah

diencerkan

4. Memasang perlak pada didaerah anggota tubuh

yang akan di tusuk

5. Menentukan dan meyakinkan arteri yang akan di

tusuk

6. Mendesinfeksi daerah arteri yang akan ditusuk

dengan betadin dan alkhohol

7. Menusuk arteri dengan posisi menusuk jarum

sesuai letak arteri

8. Menekan daerah yang ditusuk dengan kasa steril

selama 5 -1 5 menit kemudian diplaster

9. Mengeluarkan udara dari dalam spuit dan ujung

jarum ditusukkan pada karet penutup

10. Memasang label identitas pasien pada spuit yang

berisi bahan pemeriksaan . cantumkan nama,

umur,nomer register, ruang tempat

dirawat,suhu,fio 2yang diberikan

145

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH

No Dokumen445/54/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 3

Page 146: SOP ICU

11. Mengobservasi tanda tanda vital dan aderah byang

tempat tusukan

12. Segera kirim bahan pemeriksaan ke laboratorium

13. Petugas mencuci tangan

HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Penusukan tepat pada arteri ditandai dengan

dengan darah yang keluar berwarna merah segar

dan memancar

2. Spicement di masukkan dalam kantong plastik

kemudian dibawa denga termos yang berisis es

batu bila tempat periksaan jauh

3. Daerah /lokasi pengambilan darah harus

bergantian

4. Hindarkan pengambilan darah pada daerah

arteri femoralis

5. Lakukan ALLEN TEST sebelum pengambilan

pada daerah arteri radialis untuk mencegah

gangguan sirkulasi darah

UNIT TERKAIT ICU

LABORATORIUM

146

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH

No Dokumen445/54/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman3 / 3

Page 147: SOP ICU

PENGERTIAN Suatu tindakan darurat memasukkan jarum pada membran

cricotyroid yang bertujuan agar pasien terhindar dari

obstruksi total jalan nafas bagian atas

TUJUAN Agar pasien dapat bernafas setelah mengalami obstruksi

total jalan nafas bagian atas

KEBUJAKAN SK MenKes no 1333 tentang penerapan standart

pelayanan Rumah Sakit

PROSEDUR Persiapan alat

1. Surflo no 14 -16

2. Spuit 10 -20 cc dan ½ sebagian di isi aquadest

3. Jet insuplation (spuit 2,5 cc dilubangi tengahnya

diameter 1 cm

4. Hand scoun

5. O2

6. Desinfektan

Pelaksanaan

1. Beri tahukan ke keluarga tindakan yang akan

dilakukan

2. Mencuci tangan

3. Alat alat didekatkan

4. Pakai sarung tangan

147

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TINDAKAN NIDLE CRICOTYROTOMY

No Dokumen445/55/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 148: SOP ICU

5. Mencari lokasi dengan 3 jari tengah tangan kiri

Jari telunjuk memegang cartilago tyroid

Jari manis memegang cartilago cricoid

Jari tengah mencari membrana cricotyroid

6. Bila sudah menemukan di tusuk ke arah bawah

dengan sudut 45 -60 dengan kedalaman 1- 1½ ˚̊�

cm ( bila menghadap keatas bisa menusuk pita

suara

7. Kemudian di aspirasi bila keluar udara kemudian

di sambungkan dengan ke jet insuuflation dan di

beri aliran 02 10 liter /menit

8. Dan diberi bantuan 1 : 4 ( inpirasi dan 4 ekspirasi )

Dengan hitungan 1 inspirasi ( lubang di tutup )

dan di hitung lagi 1, 2, 3, 4 ( lubang di buka )

HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN

1. Observasi vital sign, kesadaran

2. Dilakukan oleh yang berkompeten

3. Selalu kolaburasi dengan medis dananastesi

148

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

TINDAKAN NIDLE CRICOTYROTOMY

No Dokumen445/55/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 149: SOP ICU

PENGERTIAN Mengeluarkan benda asing di telinga dengan cara mengalirkan cairan ke dalam telinga

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi2. Memberikan rasa nyaman pada pasien

KEBIJAKAN Ada Standart cara melakukan irigasi ke telinga.

PROSEDUR Persiapan Alat:

Tersedia dalam baki :

1. Cairan yang diperlukan (H2O2 atau sesuai pesan medik).

2. Spuit 10 cc steril tanpa jarum.3. Karet alas.4. Handuk.5. Kapas bulat.6. Lidi kapas steril.7. Korentang dalam tempatnya.8. Bengkok.9. Pipet.

Prosedur Pelaksanaan:

1. Perawat cuci tangan.2. Membantu pasien dalam posisi tidur miring atau duduk

tegak dengan kepala dimiringkan, sehingga telinga yang akan dirawat dibagian atas.

3. Meletakkan karet pengalas/perlak, dan handuk disekitar bahu.

4. Meletakkan bengkok dibawah telinga.5. Mengisi spuit dengan obat yang telah disediakan.

149

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

IRIGASI TELINGA

No Dokumen445/56/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 150: SOP ICU

6. Jika menggunakan pipet, pipet diisi dengan obat yang

telah disediakan.

Menyemprotkan atau menetesi cairan :

Daun telinga ditarik kebelakang atas agar liang

telinga luar lurus.

Menyemprotkan cairan perlahan-lahan.

Jika menggunakan pipet cairan diteteskan hati-hati

melalui telinga yang diirigasi untuk memudahkan

cairan keluar.

7. Observasi warna dan jumlah cairan yang keluar.

8. Memberikan posisi tidur miring kebagian telinga yang

diirigasi untuk meudahkan cairan keluar.

9. Telingan ditutup dengan kassa steril.

10. Membereskan alat-alat dan merapikan pasien.

Mencuci tangan dan dokumentasikan

UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,

Perawat. ICU

150

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

IRIGASI TELINGA

No Dokumen445/56/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

Page 151: SOP ICU

PENGERTIAN Suatu syndroma klinis yang ditandai dengan adanya

hipotensi, takykardia, akral dingin, pucat basah,

hiperventilasi, perubahan status mental, penurunan

produksi urine yang diakibatkan oleh reaksi anafilaksis.

TUJUAN Mencegah komplikasi lebih berat

KEBIJAKAN Reaksi anafilaksis harus segera ditangani untuk mencegah

kematian dan kerusakan saraf akibat reaksi obat-obatan.

PROSEDUR 1. Baringkan penderita dengan posisi kaki lebih tinggi

dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik

vena dalam usaha memperbaiki curah jantung dan

menaikkan tekanan darah

2. Penilaian ABC

Airway : jalan nafas harus dijaga tetap

bebas dan tidak ada sumbatan

Breathing :berikan oksigen

Circulation : Bila tidak teraba nadi pada

arteri besar segera lakukan kompresi

jantung luar

151

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

SYOK ANAFILAKSIS

No Dokumen445/57/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 152: SOP ICU

3. Berikan adrenalin 0,3 – 0,5 mg larutan 1 : 1000

untuk penderita dewasa atau 0,01 mk/kg untuk

penderita anak2 intramuscular. Pemberian ini dapat

diulang tiap 15 menit sampai keadaan

membaik.

4. Bila terjadi spasme bronkus dimana pemberian

adrenalin kurang memberi respon, dapat

ditambahkan aminopilin 5-6 mg/kg BB intravena

dosis awal yang diteruskan 0,4 - 0,9 mg /kg

BB/menit dalam cairan infus.

5. Dapat diberikan kortikosteroid misalnya

hidrocortison 100 mg atau dexametason 5 – 10 mg

intravena sebagai therapi penunjang untuk

mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktif

UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional

Manager Sistem Rawat Inap

Medis

Perawat. I C U

152

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

SYOK ANAFILAKSIS

No Dokumen445/57/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 153: SOP ICU

PENGERTIAN Memberikan bantuan hidup dasar pada pasien tanpa

menggunakan alat, pada pasien yang menalami

kegawatdaruratan.

TUJUAN Mempertahankan pernafasan dan sirkulasi yang adequat

sampai kondisi yang menyebabkan henti nafas dan henti

jantung dapat diatasi

KEBIJAKAN SK MenKes no 1333 th 1999 tentang penerapan standart

pelayanan Rumah Sakit

PROSEDUR 1. Jelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan

dilakukan

2. Cuci tangan

3. Gunakan hand scoun

4. Lukukan tindakan seperti yang ada bagan di bawah

ini

153

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MANAGEMENT BASIC LIFE SUPPORT

No Dokumen445/58/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 154: SOP ICU

UNIT TERKAIT I CU

Manager System

154

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

MANAGEMENT BASIC LIFE SUPPORT

No Dokumen445/58/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2

Page 155: SOP ICU

PENGERTIAN Koma akibat kadar gula darah < 30 mg/dl .

TUJUAN Memenuhi kebutuhan glukosa otak agar tidak

terjadi gangguan yang “irreversible”.

Tidak mengganggu regulasi DM.

KEBIJAKAN Dilakukan dengan cepat dan cermat untuk menghindari

kerusakan permanen pada otak.

PROSEDUR Pelaksanaan :

Glukosa darah diarahkan ke kadar glukosa puasa :

120 mg/dl

Koma Hipoglikemia :

1. Injeksi glukosa 40% iv 25 ml selanjutnya infus

glukosa 10%, bila belum sadar dapat diulang setiap

½ jam sampai sadar (maksimum 6x), bila gagal

2. Injeksi efedrin bila tidak ada kontra indikasi jantung

dll 25-50 mg atau injeksi glukagon 1 mg/im setelah

gula darah stabil, infus glukosa 10% dilepas

bertahap dengan glukosa 5% selanjutnya stop.

3. Observasi keadaan umum dan kesadaran pasien.

UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,

Perawat .I C U

155

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

PENANGANAN KOMA HIPOGLIKEMIA

No Dokumen445/59/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 1

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 156: SOP ICU

PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk membantu proses endo surgery

TUJUAN Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya tindakan penbedahan

KEBIJAKAN Pasien safety

PROSEDUR 1. Rangkai Breathing Circuit pada Ventilator dengan benar.

2. Tekan tombol ON dibelakang Ventilator untuk menyalakannya.

3. Tekan tombol ON Humidifier untuk menyalakannya. Set nilai temperatur pada Humidifier (35-37).

4. Tentukan Breath Type dan mode yang dipaka? Adakah napas spontan? Sadarkah pasien? A/C Assist/ control atau SIMV (Synchronized Intermitten Mandatoty Ventilation) Mode Volume, Pressure, PPVC atau NPPV.

5. Set nilai Variable yang sesuai dengan Breath dan Mode yang dipilih.

6. Set nilai Limi AlarmTentukan nilai dari alarm itu setelah selesai konfirmasi acceptLow VE : > 1 liter dari settingLow PIP : > 10 CmH2O dari nilai PIP yang disettingHigh PIP : < 10 CmH2O dari nilai PIP yang disetting

156

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

VENTILATOR VELA

No Dokumen445/60/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman1 / 2

PROSEDUR TETAPRAWAT INAP ICU Tanggal Terbit

28 Maret 2011

DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit

Kusta Sumberglagah

dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004

Page 157: SOP ICU

7. High PIP : < 10 CmH2O dari nilai PIP yang disetting8. Ventilator siap dioperasikan pada patient.9. Setelah selesai sterilkan circuit breathing dan

simpan untuk siap digunakan lagi.

UNIT TERKAIT Ruang ICU

157

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

VENTILATOR VELA

No Dokumen445/60/101.14/RII/2009

No Revisi0

Halaman2 / 2