s.n.o. suwandyastuti*, t. sutardi**, dan d. sastradipradja***digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

7
LAJU METABOLISME RUMEN SAPI DENGAN PEMBERIAN RAN- SUM BERBAHAN DASAR JERAMI PADI YANG MENGALAMI PENGOLAHAN KIMIA WI S.N.O. Suwandyastuti*, T. Sutardi**, dan D. Sastradipradja*** ABSTRAK - ABSTRACT LAJU METABOLISME RUMEN SAPI DENGAN PEMBERIAN RANSUM BERBAHAN DASAR JERAMI PADI YANG MENGALAMI PENGOLAHAN KIMIAWI. Kombinasi perlaku- an basa inkonvenaiona! dan amoniasi urea telah bemasil meningkatkan kecernaan jerami padi dan mdarutkan sebagian beAr silika, tetapi belum dapat mernenuhi kebutuhan nutrisi ruminan- sia. Dalam percobaan ini tdah diuji 6 macam bahan cara perlakuan basa inkonvenaional. Sebagai tolok ukur dipergunakan parameter metabalisme di dalam rumen sapi dalam kondisi.!!! Y!!!:2. Percobaan dilakukan dalam rancangan acak ke1ompok dengan 4 ulangan dan 5 taraf waktu inkubasi. Hasil peICobaan men~ukkan bahwa baik semua perlakuan basa maupun amoniasi dengan urea dapat meningkatkan produk fermentasi dalam rumen (P <0.01). Sintesis protein mikroba tertinggi dicapai pada lama fermentasi 4 jam, pada saal konaentrasi nitrogen amonia 2,44 mM dan asam lemak mudah menguap 152,9 MM. Sintesis protein mikroba rumen dapat lebih ditingkatkan, apabila tersedia nitrogen amonia yang lebih memadai (3,64 roM). Percobaan ini memberikan petunjuk, bahwa ransum percobaan masih perlu ditambah sumber nitrogen atau sumber protein untuk memngkatkan produksi nitrogen amonia. RATE OF RUMEN METABLOISM OF COW FEEDED Wlm CHEMICAL TREATED RICE STRAW BASED DIETS. Although it is proved that combination treatment of inconven- tiona! base and urea ammoniation could improve the digestibility of rice straw and could dissolve most of the silica presented, however, such treatment is stilI inadequate for ruminant nutrition. In this experiment six kinds of ingredient inconventional base treatment have been tested using i!! vitro metabolism parameter in the rumen as the criterion. The experiment was conducted using a randomized Wack design with 4 replicates, with the incubation time of 0, 2,4,6, and 8 hours. Experimental results indicated that either the base treatment or th~ urea . ammoniation could increase the fermentation products in the rumen (P<O.OI). The maximum microbial protein synthesis was achieved at a fermentation time of 4 hours, at this time the concentration of nitrogen ammonia was 2.44 roM while the volatile fatty acid concentration was 152.9 MM. The synthesis of rumen microbial protein could be increased if adequate nitro- gen ammonia is available (S.64 mM). It is clear that nitrogen resources as well as protein resour- ces are needed to be added to the ration for the enhancement of ammonia nitrogen production. Bagian Dmu Makanan Ternak - Fakultas Peternakan UNSOED .* JUl'Ulan Dmu Nutrili dan Makanan Ternak - Fakultas Peternakan IPB •• * Junuan Fisiologi dan Farmakologi - Fakultas Kedokteran Hewan IPB. 601

Upload: nguyenmien

Post on 21-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAJU METABOLISME RUMEN SAPI DENGAN PEMBERIAN RAN­SUM BERBAHAN DASAR JERAMI PADI YANG MENGALAMIPENGOLAHAN KIMIA WI

S.N.O. Suwandyastuti*, T. Sutardi**, dan D. Sastradipradja***

ABSTRAK - ABSTRACT

LAJU METABOLISME RUMEN SAPI DENGAN PEMBERIAN RANSUM BERBAHANDASAR JERAMI PADI YANG MENGALAMI PENGOLAHAN KIMIAWI. Kombinasi perlaku­an basa inkonvenaiona! dan amoniasi urea telah bemasil meningkatkan kecernaan jerami padidan mdarutkan sebagian beAr silika, tetapi belum dapat mernenuhi kebutuhan nutrisi ruminan­sia. Dalam percobaan ini tdah diuji 6 macam bahan cara perlakuan basa inkonvenaional. Sebagaitolok ukur dipergunakan parameter metabalisme di dalam rumen sapi dalam kondisi.!!! Y!!!:2.Percobaan dilakukan dalam rancangan acak ke1ompok dengan 4 ulangan dan 5 taraf waktuinkubasi. Hasil peICobaan men~ukkan bahwa baik semua perlakuan basa maupun amoniasidengan urea dapat meningkatkan produk fermentasi dalam rumen (P <0.01). Sintesis proteinmikroba tertinggi dicapai pada lama fermentasi 4 jam, pada saal konaentrasi nitrogen amonia2,44 mM dan asam lemak mudah menguap 152,9 MM. Sintesis protein mikroba rumen dapatlebih ditingkatkan, apabila tersedia nitrogen amonia yang lebih memadai (3,64 roM). Percobaanini memberikan petunjuk, bahwa ransum percobaan masih perlu ditambah sumber nitrogen atausumber protein untuk memngkatkan produksi nitrogen amonia.

RATE OF RUMEN METABLOISM OF COW FEEDED Wlm CHEMICAL TREATEDRICE STRAW BASED DIETS. Although it is proved that combination treatment of inconven­tiona! base and urea ammoniation could improve the digestibility of rice straw and coulddissolve most of the silica presented, however, such treatment is stilI inadequate for ruminantnutrition. In this experiment six kinds of ingredient inconventional base treatment have beentested using i!! vitro metabolism parameter in the rumen as the criterion. The experiment wasconducted using a randomized Wack design with 4 replicates, with the incubation time of0, 2,4,6, and 8 hours. Experimental results indicated that either the base treatment or th~ urea

.ammoniation could increase the fermentation products in the rumen (P<O.OI). The maximummicrobial protein synthesis was achieved at a fermentation time of 4 hours, at this time theconcentration of nitrogen ammonia was 2.44 roM while the volatile fatty acid concentrationwas 152.9 MM. The synthesis of rumen microbial protein could be increased if adequate nitro­gen ammonia is available (S.64 mM). It is clear that nitrogen resources as well as protein resour­ces are needed to be added to the ration for the enhancement of ammonia nitrogen production.

• Bagian Dmu Makanan Ternak - Fakultas Peternakan UNSOED.* JUl'Ulan Dmu Nutrili dan Makanan Ternak - Fakultas Peternakan IPB•• * Junuan Fisiologi dan Farmakologi - Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

601

PEND AHU LUAN

Jerami padi atau limbah pertanian yang lain sudah sering diberikan kepadaternak ruminansia pada saat kekurangan hijauan segar, terutama di daerah-daerahpertanian. Seperti halnya di negara-negara pertanian lain,jerami padi banyak dijum­pai hampir di seluruh pelosok Indonesia.

Faktor penghambat utama dalam penggunaan jerami padi sebagai pakan ternakruminansia adalah rendahnya nilai gizi dan tingginya kadar silika, serta adanyaikatan hidrogen yang kuat. Kombinasi perIakuan basa inkonvensional dan amoniasiurea telah berhasil meningkatkan kecernaan jerami padi serta dapat melarutkansebagian besar silika, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ruminansia.Penambahan konsentrat dan sumber mineral diharapkan dapat meningkatkan baiknilai gizi maupun mutu jerami padi.

Nilai kecemaan bahan pakan selain berkaitan erat dengan tingkat fermentasijuga menentukan hasil metabo1isme di dalam rumen. Hampir semua parametermetabolisme di dalam rumen saling berkaitan satu sarna lain. Bahan pakan yangideal bagi ternak ruminansia adalah, mampu mendukung pertumbuhan mikrobarumen, mensintesis protein mikroba yang optimal, sebagian dapat lolos daridegradasi di dalam rumen, serta mempunyai nilai hayati yang tinggi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur produk fermentasi di dalam rumensapi yang mendapat ransum berbahan dasar jerami padi setelah mengalarni perlaku­an basa inkonvensional dan amoniasi urea, serta diperkaya dengan berbagai sumbernutrisi.

TAT A KERJA

Penelitian dilakukan dalam rancangan acak kelompok dengan 4 ulangan.Perlakuan yang diuji adalah 6 macam bahan dan cara hidrolisis basa inkonvensional.Sebagai standar ditetapkan larutan NaOH 3% dan sebagai kontrol adalah jerami paditanpa mengalami hidrolisis. Percobaan dilakukan dalam 5 taraf waktu inkubasiyaitu 0,2,4,6, dan 8 jam.

Oleh karena dalam percobaan in vitro, sapi percobaan tidak mampu menkon­sumsi jerami padi sesuai dengan kebutuhan, maka dalam percobaan ini ransumpercobaan disusun sebagai berikut :

Bahan pakan

Rumput gajahJerami padiKonsentrat GKSI

Campuran mineral

Kadar bahan kering (%)

12,537,548

2

Penentuan sintesis protein rnikroba dikeIjakan sebagai berikut .

602

Medium inkubasi

Sentrifuga, 12 000 ppm20 menit

Endapan dicuci 5 kali

dcngan NaCl 9 0/00

~N P non isotop 32p

1RP

Supcmatan

J ,J_u~~N " P 32J.V N-NH3 VFA, /

" /" /¥

Ap pool P04

Banyaknya P total yang diinkorporasikan dihitung dengan rum us :

Pi = RPAp

p.1RP

Ap

P total yang diinkorporasikan (mg/ml)

radioaktivitas 32p dalam protein sam.pe! (cacahan sam~el, cpm/ml)= aktivitas jenis 32p dalam tiap medium (cacahan 2p pool/total Pmedium, cpm/mg).

Dengan asumsi bahwa nisbah N/P mikroba rumen tetap = 7,6 dan protein mengan­dung 6,25 N, maka sintesis protein mikroba dapat dihitung sebagai berikut :

Sintesis protein mikroba = PI x 7 6 x 625

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua perlakuan basa maupun amoniasidengan urea dapat meningkatkan produk fennentasi di dalam rumen sapi (P<0,01),walaupun produksi asam lemak atsiri tertinggi tetap dicapai dengan perlakuanNaOH 3%. Percobaan ini juga membuktikan, bahwa produk. fennentasi di dalamrumen berkaitan erat dengan nilai kecemaan. Pada percobaan sebelumnya denganperlakuan yang sarna, telah dicapai suatu peningkatan kecemaan bahan keringmaupun bahan organik ransum percobaan, baik pada kondisi in vitro maupun invivo (P< 0,01). Kecemaan bahan organik sangat berkaitan dengan produksi asam

lemak mudah menguap. Walaupun produksi N-NH3 lebihrendah daripada konsen­trasi minimal yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan mikroba rumen,tctapi dalam percobaan ini telah dihasilkan protein mikroba rumen yang cukuptinggi .

603

Tabel 1 menunjukkan produk fennentasi di dalam rumen sapi dari ransum

percobaan. Sintesis protein rnikroba rumen tertingsi dicapai pada lama inkubasi 4

jam (pc: 0,01), yaitu pada saat konsentrasi N-NH3 sebesar 2,44 mM dan produksiVFA 152,9mM. Kemungkinan besar sintesis protein rnikroba dapat lebih mening­kat, apabila tersedia nitrogen amonia yang mencukupi (3,64 mM). Dalam percobaanini sintesis protein rnikroba danproduksiasam 1emak atsiri sangat dipengaruhi olehiansum percobaan (pc: 0,01), sedang produksi nitrogen amonia tidak. Sintesisprotein rnikroba rumen mencapai puncak pada saat yang bersamaan dengan produk­si nitrogen amonia, sedang asam 1emak atsiri pad a waktu 6 jam inkubasi.

HasH percobaan ini memberikan petunjuk bahwa ransum percobaan masihperlu ditambah sumber nitrogen atau sumber protein untuk meningkatkan produk­si nitrogen amonia, sehingga mampu mendukung sintesis protein rnikroba rumensecara optimal. Perlu disampaikan bahwa protein endapan total di dalam mediuminkubasi, mencapai nilai maksimal pada lama inkubasi 6 jam, bersamaan dengan saatasam 1emak mudah menguap mencapai puncaknya. Perlu diteliti lebih lanjut bagai­

mana kualitas protein endapan dari rans~m percobaan ini. Se1ain dari itu perludiingat pula, bahwa sumber protein untuk rurninansia sebagian hams tahan terha-

Tabd 1. Produk fermentasi di dalam rumen sapi karena pengaruh ransum peICob~.

Perlakuan KCBOVFAN-NH3SPM%

mMmMmg/l

RO

41,2106,61,64305Rl

46,1195,71,59318R2

47,5151,51,56317R3

48,8137,31,35311R4

48,3159,72,82337R5

47,8152,52,81327R6

40,9162,92,24336

KCBO

= kecernaan bahan organikVFA

= volatile fatty acid = asam lemak mudah menguap

N-NHg = nitrogen amoniaSPM= sintesis protein mikroba rumen

dap degradasi di dalam rumen dan mempunyai nilai hayati yang tinggi sehinggadalam kecernaan pasca rumen tersedia cukup protein yang dapat memenuhi kebu­tuhan sapi, baik secara kuantitatifmaupun kualitatif.

604

25

20

15

11

IIIII( ~,

I \I \I \I \I \I 'I \

" )I ~ \,; \

f - \,/'\J II \I 1C \I .• \

I " \

/ 1C~ \I /tit \I II \

(If 'I N- 'I .Jf '( ~ '

(J('Jt ' ~4 " -\

~~ '~-,4/

AII,.

Io 2

•4 8

Waktu fennentasi (jam)

Gambar 1. Produk fennentasi rumen lapi dalam empat tingkat waktu fennentasi.++++++ = VFA, 1 x 101 mM

= N-NHg,l x 10-1 mMSPM, 2 x 101 mg. L-1

605

DAFTAR PUSTAKA

1. DQRAND, M" KUMARESAN, A" BEAUMATIN, Ph., DUMAY, C., andGUEGUEN, L., "In vitro studies on non-protein nitrogen utilization byrumen microflora. 1. Effect of nature of energy and minerals using Phos­phorus-32 as a label of microbial growth", Tracer Studies on Non-ProteinNitrogen for Ruminants III (proc. Panel Vienna, 1976), IAEA, Vienna(1976)27.

2. DURAND, M., DUMAY, C., BEAUMATIN, Ph., KUMARESAN, A., NEVEL,C J., and TASSENCOURT, L., "In vitro studies on non-protein nitrogenutilization by rumen microflora. II. Validity of Phosphorus-32 in esti­mating microbial protein synthesis in vitro", Tracer Studies on Non­Protein Nitrogen for Ruminants III (proc. Panel Vienna, 1976), IAEA,Vienna (1976)41.

3. UNIVERSITY OF WISCONSIN, General Laboratory Procedures, Departmentof Dairy Sciences - University of Wisconsin, Wisconsin (1966).

4. LEMBAGA PENELITIAN TANAH, Penuntun Analisa Tanaman (publikasiLPT No.9), Lembaga Penelitian Tanah, Bogor (1978).

5. NEVEL, CJ., Van, DEMEYER, D.I., and HENDERlCKX, H.K., "Use of32p toestimate microbial protein synthesis in the rumen", Tracer Studies onNon-Protein Nitrogen for Ruminants II (proc. Panel Vienna, 1974) IAEA,Vienna (1975) 15.

606

DISKUSI

RUSTAM BAHAUDlN:

Hasil VFA yang dEajikan, clikatakan cukupbaik, karena cli atas 100 mM.Bilamanabasil VFA itu dikatakan kurang baik, atau barga nonnalnya berapa?

S.N.O. SUWANDYASTUTI :

Hasil VFA yang optimal adalah ± 100 mM. Namun sebagai kriteria cukup atautidaknya, lebih baik clinyatakan dalam perbandingan VFA/NH3 karena bila salahsatu tinggi yang lain rendah, tidak dapat mendukung sintesis protein rnikroba yangoptimal.

BAMBANGSUDARYANTO:

Produk VFA clipengaruhi oleh besar kecilnya partikel pakan. Pada ukuran partikelberapakah produk VF A mencapai harga yang maksimal.

S.N.O. SUWANDYASTUTI :

Saya tidak meneliti ukuran partikel.

607