e. suwadji·, f. suhadi·, k. aff'andi··, t. herjati**, dan...

15
PELINDIAN URANIUM PADA BATUAN FOSFAT AFRIKA BARAT DENGAN BAKTERI Thiobacillus jerrooxidans F 402 E. Suwadji·, F. Suhadi·, K. Aff'andi··, T. Herjati**, dan T. Hud· ABSTRAK PELINDIAN URANIUM PADA BATUAN FOSFAT AFRIKA BARAT DENGAN BAKTERI Thiobacillu.v ferrooxidalls F 402. Telah dilakukan pereobaan pelindian uranium pada batuan fosfat tipe M dan Y secara laboratorium. Pereobaan dilakukan dalam 6 seri dengan perlakuan penyesuaian nilai keasaman pada pH 2,5, media pelarut yang terdiri atas larutan eneer H SO dan laru~n 9 K (Silverman),dengan pemberian inokulum bakteri T. ferrooxidans F 402 dengan J(epa~atan 9xlO sel bakterihT1). Parameter pelindian yang diamati ialah pertumbuhan bakteri yang dapat dilihat dari perubahan Fe +--- > Fe3+ larutan dan potensial redoksi, perubahan pH, dan kadar U terlarul. Hasil pereobaan menunjukkan bakteri masih tahan hidup dalam larutan alkalis batuan fosfat, dan bak- teri mampu tumbuh dan berkembang dalam larutan 9 K (Silverman). Kadar U terlarut sangat rendah terutama pada perlakuan medium H SO , berturut-turut <0,05 ppm dalam larutan H SO pH 2,5 dibanding < 0,1 ppm dalam larutan 9 k. 4 2 4 ABSTRACT BACTERIAL LEACHING OF WEST AFRICA ROCK PHOSPHATE USING thiobacil- /us ferrooxidalls F 402. Bacterial leaching of type M and Y rock phosphate were carried out as lahora- tory experiment. Experiments were run in batches of 6 series. The treatments of the experiment con- sisted of acidity adjustment in pH 2,5, 2 medium of growth solutions i.e. 9 K (Silverman) msdium and sulfuric acid solution of pH 2,5. T.ferrooxidans F 402 was added with density of9xl0 bacteria cell/m!. Some leaching parametcrs was observed to study bacterial growth as changes in Fe2+ --- > Fe)' as well as redox potential, pH, and soluble concentration of U. Results of the experiments showcd that bacteria was maintaining latcnt growth in alkalic rock phosphate solution, while bacteria performcd well growth and developed in 9 K solution. U concentration in solution of H SO pH 2,5 as growth medium was less than that of in 9 K (Silvennan) medium, < 0,05 ppm and < 0;1 ppm respectively. PENDAHULUAN Umumnya setiap pelindian uranium dari batuannya yang menggunakan bak- teri Thiobacillus jerrooxidans akan cukup berhasil apabila batuan tersebut mengan- dung mineral yang dapat menghasilkan reaksi asam, sehingga suasana larutan yang ditimbulkannya akan bersifat asam (I). Keadaan ini akan membantu proses pel in- dian uranium dengan bakteri, karena dalam suasana asam bakteri akan tumbuh paling optimal, yaitu antara pH 1,8 - 3,0 (2). Beberapa jenis batuan dapat merupakan medium pertumbuhan yang kurang memuaskan bagi T. jerrooxidans. Batuan tersebut umumnya tidak mengandung * Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, SATAN ** Pusat Pcnelitian Bahan Galian Nuklir, BATAN 143

Upload: ngodien

Post on 19-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PELINDIAN URANIUM PADA BATUAN FOSFAT AFRIKA BARATDENGAN BAKTERI Thiobacillus jerrooxidans F 402

E. Suwadji·, F. Suhadi·, K. Aff'andi··, T. Herjati**, dan T. Hud·

ABSTRAK

PELINDIAN URANIUM PADA BATUAN FOSFAT AFRIKA BARAT DENGANBAKTERI Thiobacillu.v ferrooxidalls F 402. Telah dilakukan pereobaan pelindian uranium padabatuan fosfat tipe M dan Y secara laboratorium. Pereobaan dilakukan dalam 6 seri dengan perlakuanpenyesuaian nilai keasaman pada pH 2,5, media pelarut yang terdiri atas larutan eneer H SO danlaru~n 9 K (Silverman),dengan pemberian inokulum bakteri T. ferrooxidans F 402 dengan J(epa~atan9xlO sel bakterihT1). Parameter pelindian yang diamati ialah pertumbuhan bakteri yang dapat dilihatdari perubahan Fe +--- > Fe3+ larutan dan potensial redoksi, perubahan pH, dan kadar U terlarul.Hasil pereobaan menunjukkan bakteri masih tahan hidup dalam larutan alkalis batuan fosfat, dan bak­teri mampu tumbuh dan berkembang dalam larutan 9 K (Silverman). Kadar U terlarut sangat rendahterutama pada perlakuan medium H SO , berturut-turut <0,05 ppm dalam larutan H SO pH 2,5dibanding < 0,1 ppm dalam larutan 9 k. 4 2 4

ABSTRACT

BACTERIAL LEACHING OF WEST AFRICA ROCK PHOSPHATE USING thiobacil­/us ferrooxidalls F 402. Bacterial leaching of type M and Y rock phosphate were carried out as lahora­tory experiment. Experiments were run in batches of 6 series. The treatments of the experiment con­

sisted of acidity adjustment in pH 2,5, 2 medium of growth solutions i.e. 9 K (Silverman) msdium andsulfuric acid solution of pH 2,5. T.ferrooxidans F 402 was added with density of9xl0 bacteriacell/m!. Some leaching parametcrs was observed to study bacterial growth as changes in Fe2+ --- > Fe)'as well as redox potential, pH, and soluble concentration of U. Results of the experiments showcd thatbacteria was maintaining latcnt growth in alkalic rock phosphate solution, while bacteria performcdwell growth and developed in 9 K solution. U concentration in solution of H SO pH 2,5 as growthmedium was less than that of in 9 K (Silvennan) medium, < 0,05 ppm and < 0;1 ppm respectively.

PENDAHULUAN

Umumnya setiap pelindian uranium dari batuannya yang menggunakan bak­teri Thiobacillus jerrooxidans akan cukup berhasil apabila batuan tersebut mengan­dung mineral yang dapat menghasilkan reaksi asam, sehingga suasana larutan yangditimbulkannya akan bersifat asam (I). Keadaan ini akan membantu proses pel in­dian uranium dengan bakteri, karena dalam suasana asam bakteri akan tumbuhpaling optimal, yaitu antara pH 1,8 - 3,0 (2).

Beberapa jenis batuan dapat merupakan medium pertumbuhan yang kurangmemuaskan bagi T. jerrooxidans. Batuan tersebut umumnya tidak mengandung

* Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, SATAN** Pusat Pcnelitian Bahan Galian Nuklir, BATAN

143

senyawa sulfida, mengandung karbonat tinggi, mengandung bahan organik, dan

ridaK mengandung besi (J). Seperti diketahui senyawa besi dan sulfida akan diperlu­

kan oleh bakteri untuk pertumbuhannya, sesuai dengan reaksi : FeS2 + 3,5 02 +H20 < = = = > FeS04 + H2S04 2FeS04 + 0,5 02 + H2S01 < = = = >Fe/S04)3 + H20 di mana tenaga yang dikeluarkan pada oksidasi Fe + ---> FeHakan digunakan oleh bakteri untuk keperluan hidupnya (2). Pada beberapa jenisbatuan uranium, pH adalah alkalis. Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan karho­nat, natrium, atau oleh karena adanya air perendaman yang menggenangi batuanuranium tersebut (4). Khususnya bekas penambangan batu bara yang didugamengandung uranium, pH batuan dapat berubah dari sedikit alkalis menjadi asam,

hal ini disebabkan karena batuan mengandung pirit (FeS2) (5).Batuan fosfat asal Afrika Barat, sebagian besar mengandung CaO (51,7 %),

sedangkan unsur yang dianggap mendukung pertumbuhan bakteri seperti Fe203 danS03 masing-masing hanya 0,3 % dan 1,50%. Untuk tujuan pelindian, perlu dilaku­kan penambahan asam agar supaya kondisi pelindian cukup memuaskan bagi per­tumbuhan bakteri.

Pada percobaan ini diamati perubahan nilai keasaman (pH) pada pertumhu­han bakteri, perubahan nilai Fe2+, dan nilai potensial redoksi, dan kadar uraniumyang terlarut, dengan tujuan untuk memperoleh hasil pelindian uranium yang efisiensehingga cukup layak untuk'dilaksanakan secara ekonomis.

BAHAN DAN METODE

Bahan. Bahan percobaan terdiri atas batuan fosfat berasal dari Afrika Barattipe Y dan M. Sifat karakteristik batuan fosfat terlihat pada Tahel I. Medium 9 K

untuk pertumbuhan bakteri terdiri atas (NH4)2S04 3,0 g, KCI 0, I g, K2P04 0,5 g,MgS04·7H20 0,5 g, Ca(N03)2.4HzO 0,01 g, dan FeS04 10 g dalam I liter H20.Bakteri T. ferrooxidans F 402 berasal dari Kalimantan yang telah diisolasi. Pemberi­an bakteri ke dalam gelas erlenmeyer 250 ml ditambahkan pada kepadatan 9 x 103sel/ml. Penetapan pH dilakukan dengan pH meter Fischer model 610, sedangkanpenetapan potensial redoksi (Eh) dilakukan dengan pH meter yang sarna denganmenggunakan elektroda Eh. Oleh karena U terlarut sangat rendah, penetapan Udilakukan dengan cara tlourometri (6). Penetapan Fe2+ dilakukan dengan menggu­nakan kertas penguji dari Merck No. 10004 atau dengan cara Ortofenontralin.

Tala Kerja. Pada percobaan ini diamati perlakuan utama dan sub-perlakllan.Sebagai perlakuan utama ialah perbedaan pH pada medium pertumbuhan bakterisebagai larutan pelindi. Sedangkan pada sub-perlakuan I, diberikan jenis larlltanatau medium pelindi. Sehagai sub-perlakuan 2, ialah jenis batuan. Pada perlakuanumllmnya telah dilakukan urutan tata kerja sebagai berikut. Sebanyak 100 grambatuan « 100 mesh) tipe M dan Y, dimasukkan ke dalam 200 ml larutan dalam 250

ml gelas erlenmeyer. Keasaman larutan pelindi disesuaikan pada pH 2,5 sedangkan

144

perlakuan yang lain pH tidak disesuaikan. Penyesuaian pH 2,5 dilakukan dengan

penambahan H2S04 2,5% (4N). Penyesuaian pH dilakukan setiap 3 hari selama 5minggu masa inkubasi pertumbuhan bakteri. Pada perlakuan tanpa penyesuaiankeasaman, larutan mencapai pH 6,0. Seluruh seri perlakuan terdiri atas :

Percobaan denean Penyesuaian »ll. Percobaan seri 1. Pelindian U padabatuan tipe M dengan bakteri T. ferrooxidans F 402 dalam medium 9 K. Percobaanseri 2. Pelindian U pada batuan tipe Y dengan T.ferrooxidans F 402 dalam larutan 9K. Percobaan seri 3. Pelindian U pada batuan tipe M dengan bakteri T.ferrooxidans

F 402 dalam larutan H2S04, Percobaan seri 4. Pelindian U pada batuan tipe Ydengan bakteri T. ferrooxidans d~lam larutan H2S04,

Percobaan tanpa Penyesuaian pH. Percobaan seri 5.Pelindian U pada

batuan tipe M dengan bakteri T. ferrooxidans F 402, dalam larutan H2S04, Perco­baan seri 6. Pelindian U pada batuan tipe Y dengan bakteri T. ferrooxidans F 402,

dalam larutan H2S04, Masing-masing perlakuan diulang 4 kali.

HASIL DAN PEM BAHASAN

Pelindian dengan Pengaturan pH.HasH Pelindian Pada Batuan Tipe M. Hasil percobaan seri I terlihat pada

Tabel 2. Pelarutan U oleh bakteri dalam medium 9 K ialah < 0,1 ppm. Bakterimasih mampu tumhuh karena diberikan penyesuaian pH pada kisaran 2,0 - 3,0,dimana pada pH tersehut perkembangan bakteri akan menunjukkan pertumbuhanyang paling baik. Pada percobaan seri 3 terlihat hasil pelindian U yaitu < 0,5 ppm,seperti pada Tahel 4.

HasH Pelindian Pada Batuan Tipe y. Hasil percobaan seri 2 terlihat padaTabel 3. Pelarutan U oleh hakteri dalam medium 9 K ialah < 0,1 ppm. Bakterimasih mampu tumbuh karena diberikan penyesuaian pH pada kisaran 2,0 - 3,0. Padapercobaan seri 4 hasil pelimJian U, yaitu < 0,5 ppm seperti pada Tabel 5.

Pada perlakuan dengan penyesuaian pH 2,5, penambahan H2S04 ke dalamlarutan berturut-turut adalah 1,7 g, 1,9 g, 2, I g, dan 1,9 g (Tabel 2,3,4,5). Penye­suaian pH 2,5 ialah untuk memperoleh nilai keasaman yang paling baik untukpertumbuhan bakteri T. ferrooxidans F 402. Pertumbuhan bakteri dalam medium 9K terlihat lehih baik seperti terlihat pada hasil pelindian yang lebih tinggi, yaitu <0,1 ppm dibanding pertumbuhan bakteri dalam medium H2S04, yaitu 0,05 ppm,seperti terlihat paJa Gambar 1,2,3,4. Pertumbuhan bakteri terlihat lebih baik dalammedium 9 K, yaitu dengan diperolehnya nilai potensial redoksi 460 mV dan 473 mV

(Tabel 2,3,9) dihanding hanya 415 mV dan 420 mV dalam medium H2S04 (Tabel4,5,9).

Pelindian Tallpa Penyesuaian pH.HasH Pelindian Pada Batuan Tipe Batuan M. Hasil pel indian U (pada

percobaan seri 5) dalam larutan ialah < 0,05 ppm, sedangkan pH mencapai sekitar

145

6,0. Potensial redoksi 400-435 mY, dengan kadar Fe2+ larutan 50-100 ppm (Tabel

6,9 dan Gambar 5). Tidak terlihat adanya pertumbuhan bakteri.HasH Pelindian Pacta Batuan ~ Y. Hasil pel indian U (pada percobaan

seri 6) dalam larutan ialah < 0,05 ppm. Nilai keasaman (PH) sekitar 6,0 dan poten­sial redoksi yang menggambarkan kurang aktifnya pertumbuhan bakteri, ialah 390­425 mY, dengan kadar Fe2+ larutan 50-100 ppm (Tabel 7,9 dan Gambar 6).

Tanpa penyesuaian pH, nilai keasaman larutan pada kedua batuan akan naik

kembali menjadi 6,0? keadaan ini disebabkan batuan tipe M dan Y mempunyai pHdasar yang alkal is, yaitu 8,0 seperti terlihat pada Tabel 1. Pada kedua tipe batuanjuga dapat dilihat kadar Fe2+ larutan tidak habis teroksidasi (fabel 8) selain poten­sial redoksi hanya mencapai 420 mV (Tabel 9). Oleh karena itu, sukar diharapkanterjadinya perkembang biakan bakteri dalam suasana seperti tersebut.

Berdasarkan percobaan di atas dapat diamati bahwa pengaruh penyesuaian

pH sangat baik untuk perkembangbiakan bakteri. Pada penggunaan medium 9 Kternyata hasil pelindian menunjukkan harga lebih tinggi (0, I ppm) dibanding peng­

gunaan medium H2S04 pH 2,5 yang hanya < 0,05 ppm. Dapat dilihat juga padajumlah dan kepadatan bakteri dalam larutan (fabel 2 s.d. 7). Hal ini dapat disebab­kan oleh adanya nutrisi bakteri di dalam medium 9 K yang memungkinkan bakteritumbuh dengan baik. Pada percobaan dengan larutan tanpa penyesuaian pH kehidu­pan bakteri sarna terhambatnya seperti pada penggunaan medium H2S04 pH 2,0meskipun dilakukan penyesuaian pH.

Dari percobaan ini juga ternyata bahwa penggunaan medium H2S04 kurangefektif untuk pelindian U pada batuan M dan Y meskipun telah dilakukan penyesuai­an pH. Hal ini mungkin dikarenakan terbatasnya unsur nutrisi yang terlarut untukpertumbuhan bakteri, dalam hal ini terutama unsur nitrogen, seperti terlihat padaTabel 1. Hasil kelarutan U yang sangat rendah dapat disebabkan selain kandungantotal batuan yang rendah « 80 ppm), juga oleh sifat batuannya yang alkalis. Bakteri

dapat berkembang dengan baik pada medium H2S04 dengan penyesuaian pH apabiladiberikan tambahan nutrisi yang sesuai untuk pertumbuhannya, meskipun tidakselengkap unsur-unsur pada medium 9 K. Dengan pelindian yang murah tetapi, hasilpelarutan U yang tinggi dapat diharapkan pemanfaatan limbah batuan uraniumdengan kadarnya yang sangat rendah sehingga menjadi lebih ekonomis (4).

Batuan dengan pH dasar yang alkalis akan kurang memuaskan pada pelindi­

an U dengan bakteri. Hal ini disebabkan oleh terganggunya pertumbuhan bakteriakibat pH yang alkalis, dan kadar Fe2+ yang rendah, sehingga mengurangi nilaitambah pada proses pelindian U (7). Pada beberapa batuan dengan pH yang cukupalkalis, ternyata percobaan ROBERT dkk. (8) menunjukkan hasil yang cukup baik.Keadaan ini disebabkan oleh adanya penyesuaian pertumbuhan bakteri dalam ling­kungannya yang sudah mengalami perubahan tersebut. Perubahan tersebut dapatmerupakan mutasi dibanding adaptasi (7).

146

Pada percobaan ini perubahan pH selalu terjadi pada kedua tipe batuan M

dan Y, oleh karena itu penambahan H2S04 yang terus menerus akan menambahbiaya pelindian.

KESIMPULAN

Dari percobaan pelindian U pada batuan fosfat ini, dapat disimpulkan bahwabakteri T. ferrooxidans masih tumbuh aktif dan berkembang pada batuan fosfat tipeM dan Y pada perlakuan pemberian medium 9 K. Pada perlakuan pemberian larutan

H2S04 baik dengan penyesuaian ataupun tanpa penyesuaian pH 2,5 bakteri tidakberkembang dengan baik meskipun masih tetap hidup di dalam larutannya. Perkem­bangan hidup bakteri di dalam medium 9 K dapat membantu pel indian U dari ba­tuannya dengan lebih baik « 0, 1 ppm) dibanding perkembangan hidup bakteri yang

terhambat di dalam medium H2S04 « 0,05 ppm). HasH kelarutan U6+ yang rendahdapat disebabkan oleh kadar U batuan yang rendah « 80 ppm) selain pH batuanyang alkal is.

DAFfAR PUSTAKA

1. BRUYNESTEIN, A., VISYOLYI, A., and WALDEN, c.c., "Effect of pH andEh on the chemical and biological leaching of low grade U are", Use of Mi­croorganisms in Hydrometallurgy (Proc. Conf. Hungary, 1980) HungarianAcad. of Sci. (1980) 85.

2. SILVERMAN, M.P., and LUNDGREN, D.G., On the chemoautotrophic ironbacterium T. ferrooxidans, 1. Bacteriol. 77 (1959) 642.

3. TORMA, A.E., and BOSECKER,K., Bacterial Leaching Progress in IndustrialMicrobiology, Elsvier Sci. Pub.Co., Amsterdam, (1981) 17.

4. CZAKO', V.K., CZEGLE'DI, B., FEKETE, L.,and KECSK'ES, M., "Bacteri­al investigations of sodic uranium leaching processes", Use of Microorganisms

in Hydrometallurgy (Proc. Conf. Hungary, 1980), Hungarian Acad. of Sci.(1980) 39.

5. CORRANS,I.J., HARRIS, B., and RALPH, B.1., Bacterial leaching: An intro­duction to its application and theory and a study of its mechanism of operation.Journ. of the South African Institute of Mining and Metallurgy 72 8 (1972)221.

6. PRICE, G.R., FERRETI, R.J., and SAMUEL SCHARTZ., Flouropho­tometri determination of uranium, Anal. Chern. 25 (\953).

7. BRUYNESTEIN, A., VISZOLl, A., and VOS, R., "The Ability of 7hiobacillus

ferroxidans to Withstands Changes in pH". Use of Mincroorganisms in Hydro-metallurgy (Proc. Conf. Hungary, 1980), Hungarian Acad. of. Sci. (19&0) 150.

147

8. ROBERT, L., KLEINMANN, P., and CRERA, D.A., Thiobacillusferroxidans

and the formation of acidity in simulated coal mine environments, Geomicrobt­ology Journal 14 (1979) 373.

Tabel 1. Kandungan total unsur (%) batuan fosfat tipe M dan Y

No. UnsurBatuan fosfat tipeM

y

1.

P205 34,038,22.

CaO 51,752,23.

SiO 2,451,874.

Fei>30,300,42

5. A13030,380,35

6.Mg 0,400,43

7.P 4,044,07

8.S03 1,501,42

9. CO2 3,754,010.

Na20 0,700,58

Tabel 2. Hasi I pel indian U pada batuan fosfat tipe M dengan menggunakan bakteri l.ferrooxidans F 402 pada kondisi pH ~ 2,5*, dalam medium 9 K

No. PenambahanKondisilarutanperu~~han kadar

Hasil pel indian6+H2S04 (g)

pHpot. rdks.Fe (ppm)Masa ink.Jml. bakt.Kadar U

(Eh, mY)

(minggu)(ppm)

1.

0,3~0,0173,0~0, 12470~15 ,8100~6,50++<0,1

2.0,3~0,022,8~0,08465~14,770~4,21++ <0,1

3.0,3~0,0153,0~0,12450~19,870~5,62++ td

4.0,3~0,022,5.!.0,08450~20,550.!.4,53++<0,05

5.O,5~0,0182,5~0,07460~22,450~4,34++<0,1

6.2,7~0,08470~18,630~2,85++<0,1

td-tidak terditeksi

* Penyesuaian pH dilakukan setiap 3 hari selama 5 minggu

148

Tabel3.Hasil pel indian U pada batuan fosfattipe Y dengan menggunakan bakteriT.

ferrooxidans F 402 pada kondisi pH ! 2,5, dalam medium 9KNo.

PenambahanKondisilarutanPeru~~han kadar

Hasil pel indian

H2S04 (g)

pHpot. rdks.Fe (ppm)Masa ink.Jml. bakt.Kadar u6+

(Eh,mV)

(minggu)

1.

0,3!0,0182,8!0,05450!19,0100!7,3°++<0,1

2.0,5!0,0183,0!0,04440!20,290!4,51++<0,1

3.0,3!0,022,7!0,07460!16,885!6,72++<0,1

4.0,3!0,0162,5!0,05470!17,560!4,93++td

5.0,5!0,023,0!0,09470!18,650!4,24++td

6.

-2,5!0,08480!17,825!1,65++<0,1

td - tidak terdeteksi

Tabel4.Hasil pel indian U pada batuan fosfat tipe M dengan menggunakan bakteri I.

ferrooxidans F 402 pada kondisi pH ! 2,5 dalam larutan H2SO4No.

PenambahanKondisilarutanPeru~~han kadar

HasH pelindianKadar u6+H2S04 (g)

pHpot. rdks.Fe (ppm)Masa ink.Jml. bakt.

(Eh,mV)

(minggu)

1.

0,5!0,022,5!0,08450!18,6100!5,8°+<0,05

2.0,5!0,0152,8!0,07435!22,470!4,21+<0,05

3.0,3!0,0163,0!0,06460!20,250!3,82+td

4.0,3!0,0183,0!0,05440!14,650!4,23+td

5.0,5!0,022,4!0,07420!20,250!4,04+<0,05

6.

-2,7!0,08410!18,850!3,85+<0,05

td - tidak terdeteksi

Tabel 5.Hasil pel indian U pada batuan fosfat tipe Y dengan menggunakan bakteri l.

ferrooxidans F 402 pada kondisi pH ! 2,5 dalam larutan H2S04

No. PenambahanKondisilarutanperu~~han kadar

Hasil pel indian

H2S04 (g)

pHpot. rdks.Fe (ppm)Masa ink.Jml. bakt.Kadar U6+

(Eh, mV)

(minggu)(ppm)

1.

0,3!0,0163,0!0,05420!18,5100!7,3°+<0,05

2.0,5!0,0172,5!0,07440!15,780!5,1°+<0,05

3.0,3!0,022,8!0,07430!21,375!5,2°+td

4.0,3!0,0122,8!0,06430!25,250!4,6°+<0,05

5.0,5!0,023,3!0,09440!14,850!3,8°+<0,05

6.

-2,6!0,08410!19,660!4,2°+td

td - tidak terdeteksi

149

Tabel 6.Hasil pelindian U pada batuan fosfat tipe M dengan menggunakan bakteri T.

ferrooxidans F 402 pada kondi5i pH ~ 6,0 dalam larutan H2S04

No. PenambahanKondisilarutanperu~~han kadar

HasH pel indian

H2S04 (g)

pHpot. rdks.Fe (pPffi)Masa ink.Jml. bakt.Kadar U6+

(Eh, mY)

(minggu)(ppm)

1.

6,0~0,31410~18,3100~8,30+<0,05

2.

-6,0~0,23400~20,280~4,31+<0,05

3.

-5,8~0,24410~15,675~3,52+td

4.

-5,7~0,23435~17,875~4,23+td

5.

-6,0~0, 18425~19,250~3,34+<0,05

6.6,0~0,22400~18,260~2,45+<0,05

td-tidak terdeteksi

Tabel 7. Hasi l pel indian U pad a batuan fosfat tipe Y dengan menggunakan bakteri T.

ferrooxidans F 402 pada kondisi pH ~ 6,0 dalam larutan H2SO4No.

PenambahanKondisilarutanperu~~han kadar

Hasil pel indian

H2S04 (g)

pHpot. rdks.Fe (ppm)Masa ink.Jml. bakt.Kadar u6+

(Eh, mY)

(minggu)(ppm)

1.

5,8~0,18420~18,7100~7,50+<0,05

2.6,0~0, 15390~19,575~4,81+td

3.5,7~0,22400~20,475~6,32+<0,05

4.5,8~0, 16400~20,250~3,03+<0,05

5.6,2~0, 13425~16,850~3,54+td

6.5,8~0, 12420~17,850~4,25+<0,05

td - tidak terditeksi

Tabel 8. Perubahan kadar Fe2+(ppm)pada beberapa percobaan

selama mas a inkubasi 5 mingguPercobaan

Masa inkubasiRata-rataSeri

( minggu)a

12345(3 minggu terakhir)

1

1007070505030 43,32

1009085605025 43,33

1007575505050 50,04

1008075755060 65,05

1007050505050 50,06

1008075505060 55,8

150

Tabe1 9. Perubahan potensia1 redoksi (Eh), pad a beberapa perco-baan se1ama masa inkubasi 5 minggu

Percobaan

Masa inkubasiRata-rataSeri

( minggu )0

12345(3 minggu terakhir)

1

470465450450460470 4602

450440460470470480 4733

420390400400425420 4154

410400410435425400 4205

450435460440420410 4236

420440430430440410 427

151

100)

So.•.....

8 ~

0.. GO '-. _ ~ ,",--.-.-'

5 . =~-'---0- '-,' _.-0-'-'~'- - - e- - - - - .+ -,N~ •.•••• - - - -~ 40

4 500

3:1:

450 ..••...Co >

2j

·8'-'400'~

350

2 3

InkUbasi (niinggu)

Perubahan kadar FeH larutan, pH, dan potensial redoks (Eh) padapelindian batuan fosfat tipe M dalam medium 9K dengan bakteri T.Jerrooxidans F 402- = Fe2+; - - - = pH, -.-.-= Eh

Gambar 1.

o 4 5

10

(i)---:-CD~ _'-'

, ~'-,- "....()-.-.--<>-.+ !J ",;,_ .- '/!)'- _.- <&) 0-MQ) ------.-0--- ... 0 >< -,_~ - - - -".- --0 - .. - " --. ~

~ 11~~

I; 500

---

3 '450:e:I: '-'Co .c, • 'UJ

'1-'400 -1 350

a 234

InkubaSi (minggu)5

Gambar 2. Perubahan kadar Fe2+ larutan, pH, dan potensial redoks (Eh) padapelindian batuan fosfat tipe Y dalam medium 9K dengan bakteri T.ferrooxidans F 402- = Fe2+; ---- = pH, -.-.-= Eh

10

8

60 _".~ .. ~_..--:::..V40

20

500

:J:

A ~ ~

.....,--:":- .•.------ 31450>

-' '~:--_. __ E. --- - ... - -.-- '-'.-r..L ..c. '-t_.;... 2 _ 400 t.I.1

350

2 3 4 S

Inkubasi (minggu)

IJ

Gambar 3. Perubahan kadar Fe2+ larutan, pH, dan potensial redoksi (Eh) dalam

larutan H2S0.4 pada pel indian batuan fosfat tipe M dengan bakteri T.ferrooxidans 1" 402-= Fe2+: ---= pH. -.-. = Eh

20

o 2 3 4

Inkubasi (minggu)1u)5

500

;;­450 e'-'

.cUJ

400

350

VIVI

Gambar 4. Perubahan kadar Fe2+ larutan, pH, dan potensial redoksi (Eh) dalam

larutan H1SO 4 pada pel indian batuan fosfat tipe Y dalam medium 9Kdengan baKten T. ferrooxidans F 402- = Fe2+; ----= pH, -.-.- = Eh

100

...-..

30E 0..-5+

GO"'Q) ~~

CI:I 40"0 CI:I~20

. g. ~~ -<:r __ . - - - -0- - - - .. ,-"-' ~. '"-.-.-&-~'-'.. -.-.~

~''-'

7 500, u ....-..5 :I: .

450 ~Cl.

'-"

;1'oJ:w

400

350

o 2 3 4

lnkubasi (minggu)5

Gambar 5. Perubahan kadar Fe2+ larutan, pH, dan potensial redoks (Eh) padapelindian batuan fosfat tipe M dengan H2S04 dan bakteri T ferrooxi­dans F 402- = Fe2+; -- .. = pH, -.-.- = Eh

1 DO

.g ~0 - - - e - -0-~~

~O ~~~

-- __ -"-- __ .-..r - - - ----60 v- - - - - e- -

- -<>- -..•.

E0..5

20

o 2 3 ~

Inkubasi (minggu)

7 5006

-5

:I:450>

c..aI '--'

4..c

CJJ3!IOO

2350

5

Gambar 6. Perubahan kadar Fez+ larutan, pH, dan potensial redoks (Eh) padapelindian batuan fosfat tipe Y dalam larutan HzSO 4 tanpa penyesuaianpH dengan bakteri T. ferrooxidans F 402- = Fe2+:-=----= pH. -.-.-= Eh