keselama t an penyimp anan sementara limbah …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akslerator don Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008 KESELAMA TAN PENYIMP ANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF DI PPTN SERPONG SAMP AI DENGAN TAHUN 2007 Kwin Pudjiastuti, Ayi Muziawati, Sagino Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK KESELAMATAN PENYIMPANAN SEMENTARA LlMBAH RADIOAKTIF DI PPTN SERPONG SAMPAI DENGAN TAHUN 2007. Instalasi pengolahan limbah radioaktif telah mulai beroperasi sejak tahun 1988 dan dilengkapi dengan fasilitas menyimpan limbah radioaktif baik yang belum diproses maupun yang telah diproses. Tujuan dari penyimpanan adalah untuk melindungi pekerja, masyarakat dan lingkungan dari potensi bahaya radiasi yang dapat ditimbulkan dengan melakukan immobilisasi, disamping itu untuk mengamankan limbah radioaktif dari penyalahgunaan oleh pihak- pihak yang tidak berwenang. Dari hasil pemantauan keselamatan terhadap pekerja dan daerah kerja, baik pada saat proses maupun pemantauan rutin, tidak didapat peningkatan penerimaan dosis ekstema maupun intema pada pekerja serta paparan radiasi daerah kerja masih di bawah nilai batas yang diijinkan. Sampai tahun 2007 tersimpan 83 shell 950 liter limbah konsentrat dan resin, 291 drum 200 liter Iimbah padat terkompaksi, 352 drum 200 liter limbah padat tidak terkompaksi, 464 jarum radium, dan 558 buah sumber bekas. ABSTRACT SAFETY IN RADIOACTIVE WASTE INTERM STORAGE AT PPTN SERPONG UNTIL 2007. The radwaste treatment instalation has been operated since 1988 including the storage facility for treatment and untreatment waste. The aim of the storage is to protect workers, public and the environment from radiation hazard which might exist, besides protecting the radioactive waste from misuse by incompetent parties. The results from personal and area monitoring, show that the radiation extenal and intemal dose received by workers and the exposure rates of working area are reasonable low. Until 2007 the number of treated waste are 83 of 950 I shells from resin and concentrate waste, 291 of 200 I drums from compacted solid waste, 352 of 200 I drum from uncompacted solid waste, 464 radium needle waste and 558 spent source waste. PENDAHULUAN Pemanfaatan teknologi nuklir semakin berkembang pesat, sehingga tidak dapat dihindarkan lagi meningkatnya limbah radioakif yang dihasilkan. Limbah radioaktif daTi teknologi nuklir yang dimanfaatkan dalam bidang industri, rumah sakit maupun lembaga penelitian sesuai dengan peraturan harus dikelola. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan yang efektif dalam pengaturan dan penempatan limbah, sehingga akan memudahkan pengawasan dan pengambilan keputusan apabila sewaktu-waktu diperlukan penempatan limbah radioaktif secara cepat dan tepat tanpa mengurangi aspek keselamatan baik pada pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup. Undang-undang nomor 10 tahun 1997 mensiratkan, Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) sebagai pelaksana teknis dalam pengelolaan limbah radioaktif satu-satunya di Indonesia[J], oleh karena itu PTLR telah siap dengan teknologi dan sumber daya manusia dalam menangani pengelolaan limbah radioaktif. Penyimpanan sementara limbah radioaktif bertujuan untuk memperkecil aktivitas bahan radioaktif tersebut berdasarkan peluruhan, sehingga Kwin Pudjiastuti, dkk ISSN 1410 -8178 215

Upload: buiphuc

Post on 22-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESELAMA T AN PENYIMP ANAN SEMENTARA LIMBAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi/Pros... · rumah sakit maupun lembaga penelitian sesuai ... memudahkan pengawasan

PROSIDING SEMINAR NASIONALPENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR

Pusat Teknologi Akslerator don Proses BahanYogyakarta, 28 Agustus 2008

KESELAMA TAN PENYIMP ANAN SEMENTARA LIMBAHRADIOAKTIF DI PPTN SERPONG SAMP AI DENGAN TAHUN

2007

Kwin Pudjiastuti, Ayi Muziawati, SaginoPusat Teknologi Limbah Radioaktif

ABSTRAK

KESELAMATAN PENYIMPANAN SEMENTARA LlMBAH RADIOAKTIF DI PPTNSERPONG SAMPAI DENGAN TAHUN 2007. Instalasi pengolahan limbah radioaktiftelah mulai beroperasi sejak tahun 1988 dan dilengkapi dengan fasilitas menyimpanlimbah radioaktif baik yang belum diproses maupun yang telah diproses. Tujuan daripenyimpanan adalah untuk melindungi pekerja, masyarakat dan lingkungan daripotensi bahaya radiasi yang dapat ditimbulkan dengan melakukan immobilisasi,disamping itu untuk mengamankan limbah radioaktif dari penyalahgunaan oleh pihak­pihak yang tidak berwenang. Dari hasil pemantauan keselamatan terhadap pekerjadan daerah kerja, baik pada saat proses maupun pemantauan rutin, tidak didapatpeningkatan penerimaan dosis ekstema maupun intema pada pekerja serta paparanradiasi daerah kerja masih di bawah nilai batas yang diijinkan. Sampai tahun 2007tersimpan 83 shell 950 liter limbah konsentrat dan resin, 291 drum 200 liter Iimbahpadat terkompaksi, 352 drum 200 liter limbah padat tidak terkompaksi, 464 jarumradium, dan 558 buah sumber bekas.

ABSTRACT

SAFETY IN RADIOACTIVE WASTE INTERM STORAGE AT PPTN SERPONGUNTIL 2007. The radwaste treatment instalation has been operated since 1988including the storage facility for treatment and untreatment waste. The aim of thestorage is to protect workers, public and the environment from radiation hazard whichmight exist, besides protecting the radioactive waste from misuse by incompetentparties. The results from personal and area monitoring, show that the radiation extenaland intemal dose received by workers and the exposure rates of working area arereasonable low. Until 2007 the number of treated waste are 83 of 950 I shells fromresin and concentrate waste, 291 of 200 I drums from compacted solid waste, 352 of200 I drum from uncompacted solid waste, 464 radium needle waste and 558 spentsource waste.

PENDAHULUAN

Pemanfaatan teknologi nuklir semakinberkembang pesat, sehingga tidak dapatdihindarkan lagi meningkatnya limbah radioakifyang dihasilkan. Limbah radioaktif daTi teknologinuklir yang dimanfaatkan dalam bidang industri,rumah sakit maupun lembaga penelitian sesuaidengan peraturan harus dikelola. Oleh karena ituperlu dilakukan pengelolaan yang efektif dalampengaturan dan penempatan limbah, sehingga akanmemudahkan pengawasan dan pengambilankeputusan apabila sewaktu-waktu diperlukan

penempatan limbah radioaktif secara cepat dantepat tanpa mengurangi aspek keselamatan baikpada pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup.

Undang-undang nomor 10 tahun 1997mensiratkan, Pusat Teknologi Limbah Radioaktif(PTLR) sebagai pelaksana teknis dalam pengelolaanlimbah radioaktif satu-satunya di Indonesia[J], olehkarena itu PTLR telah siap dengan teknologi dansumber daya manusia dalam menanganipengelolaan limbah radioaktif.

Penyimpanan sementara limbah radioaktifbertujuan untuk memperkecil aktivitas bahanradioaktif tersebut berdasarkan peluruhan, sehingga

Kwin Pudjiastuti, dkk ISSN 1410 -8178 215

Page 2: KESELAMA T AN PENYIMP ANAN SEMENTARA LIMBAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi/Pros... · rumah sakit maupun lembaga penelitian sesuai ... memudahkan pengawasan

PRO SIDING SEMINAR NASIONALPENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR

Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan

Vogyakarta, 28 Agustus 2008

limbah radioaktif dengan aktifitas tinggi dapatmemenuhi syarat keselarnatan dalam prosespengolahan maupun kondisioning.

Untuk menjamin keselamatan dalampenyimpanan limbah radioaktif, maka dilakukanbeberapa perlakuan yaitu untuk limbah konsentratatau semi cair dilakukan dengan cara sementasidengan wadah berupa shell beton, sedangkanIimbah padat terkompaksi dilakukan kompaksikemudian immobilisasi didalam drum 200 liter

menggunakan campuran semen dan pasir. Limbahradioaktif yang telah dilakukan proses baikkompaksi maupun sementasi selanjutnya disimpandalam ruang penyimpanan limbah.

Pusat Teknologi Limbah Radioaktifmemiliki dua gedung penyimpanan Iimbahradioaktif yaitu IS (lnterm Storage) 1 dan 2.Gudang penyimpanan sementara limbah radioaktif1 dibagi menjadi dua ruang yaitu ruang (a) untuklimbah sebelum diolah dan satunya ruang (b) untuk

menyimpan Iimbah yang telah diolah masin~­masing ruang memiliki luas sekitar 1470 m21 J.

Sementara IS-2 dengan kapasitas yang sarna sarnpaisaat ini baru terisi beberapa sumber bekas yangmemerlukan pengarnanan.

Penempatan drum dan shell beton limbahyang telah diolah diatur berdasarkan nomor drumdan didata sehingga akan mempennudah dalarnpengelolaannya. Pemantauan terhadap paparanradiasi maupun kontaminasi dilakukan pada saatproses dan di tempat penyimpanan secara berkalauntuk dapat mengetahui lebih awal jika terjadiperubahan paparan radiasi maupun kontaminasi[6].Kegiatan penyimpanan limbah radioaktif meliputi;klasifikasi limbah berdasarkan jenis dan perlakuanyang diterapkan, menempatkan limbah sesuaidengan hasil klasifikasi, mendata limbah,pencatatan, dan dokumentasi. Dengan penataandalam penyimpanan limbah radiaoktif, makakeselamatan terhadap pekerja dan lingkungan dapatterjamin.

TAT A KERJA

Bahan

Bahan yang digunakan dalarn kegiatan iniadalah data Iimbah yang ada di PTLR baik yangbelum diolah, telah diolah dan sedang diolah.

Metodologi

Sebelum melakukan kegiatan terlebihdahulu melakukan pengecekan alat untuk

memastikan dapat dioperasikan dengan baik,menyediakan alat pemantauan laju dosis dankontaminasi serta alat pelindung diri. Kegiatanpenyimpanan limbah radiaoktif meliputi

penyimpanan sebelum diproses dan setelahdiproses.

I. Penyimpanan sebelum diproses :a. Limbah radioaktif yang berasal dari fasilitas

di BA TAN dan instansi luar serta intern

PTLR yang baru masuk dan akan disimpansementara dilakukan pendataan yang

meliputi pengecekan asallimbah, kandunganradionuklida, aktifitas dan paparan radiasi.

b. Limbah yang barn datang dipisahkanmenu rut jenisnya, padat, semi cair, cair ataubahan kimia kadaluwarsa.

c. Limbah yang belum diolah ditempatkan padagudang/ interm storage untuk limbahsebelum diolah dan dikelompokkan sesuaiproses yang akan diberlakukan.

d. Sumber bekas dikelompokkan tersendiri darilimbah padat.

e. Data dimasukkan dalam sistem informasilimbah radioaktif.

f. Pemantauan terhadap laju dosis, kontarninasidan kondisi fisik dilakukan pada saat limbahmasuk, preparasi limbah sebelum diolah,Iimbah setelah proses dan pemantauan secararutin di tempat penyimpanan.

2. Pengolahan limbah radiaoktifa. Limbah yang akan dilakukan proses

dikeluarkan dari tempat penyimpananlimbah untuk dilakukan pensortiran sebelumdi proses untuk meyakinkan proses yangakan dilakukan.

b. Dalarn preparasi limbah ini perlu dilakukanpemantauan terhadap personil maupundaerah kerja terhadap potensi radiasi dankontaminasi.

c. Proses pengolahan limbah dilakukan sesuaidengan klasifikasi danjenis limbah.

d. Limbah konsentrat dan semi cair dilakukan

proses sementasi dengan wadah shell beton950 liter, Iimbah padat terkompaksidilakukan proses dengan kompaksi kedalarndrum 200 litar, kemudian di immobilisasi

menggunakan campuran semen dan pasir.e. Limbah berupa sumber bekas dilakukan

dismantling kemudian di konditioning dalamshell beton 350 liter.

3. Penyimpanan setelah proses.a. Limbah radioaktif yang telah selesai

dilakukan proses baik sementasi, kompaksimaupun kondisioning dilakukan pengukuranlaju dosis dan identitas lainnya.

b. Limbah hasil setelah diolah dan diberi

identitas ditempatkan di gudang limbahsetelah proses dengan kelompok dan formasiyang telah ditentukan, agar mempermudah

216 ISSN 1410 - 8178 Kwin Pudjiastuti, dkk

Page 3: KESELAMA T AN PENYIMP ANAN SEMENTARA LIMBAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi/Pros... · rumah sakit maupun lembaga penelitian sesuai ... memudahkan pengawasan

PRO SIDING SEMINAR NASIONALPENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR

Pusat Teknologi Akslerator dan ProsesBahanYogyakarta, 28 Agustus 2008

petugas jika sewaktu-waktu diperlukanpenelusuran limbah.

c. Pemantauan keselamatan pekerja perludiperhatikan terutama potensi bahayamekanik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyimpanan limbah radioaktif baik yangberasal dari BATAN maupun dari instansi luarseperti rumah sakit dan industri, telah banyak yangdilakukan proses pengolahannya baik secaraevaporasi, sementasi, kompaksi maupunimmobilisasi. Data jumlah limbah radioaktif hasilproses dari tahun 1988 sampai dengan tahun 2007ditampilkan dalam tabel I.

Dari data tabel 1, mulai tahun 1991terdapat peningkatan jumlah limbah olahan danmulai tahun 2000 secara keseluruhan prosespengolahan limbah dengan berbagai jenis Jimbahmengalami peningkatan lebih signifikan terutamapada limbah yang diolah dengan kompaksi dansementasi.

Limbah berbentuk konsentrat justrumengalami penurunan, hal ini dapat berarti limbahcair pada tahun 2000 tidak sebanyak pada tahun1991-1999, bahkan dapat dikatakan tidak ada.

Limbah semi cair yang berupa resin yangberasal dari pusat-pusat yang memiliki reaktornuklir untuk penelitian yaitu Reaktor Serba GunaGA. Siwabessy (PRSG), Reaktor TrigaMark II diPusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri(PTNBR) Bandung dan Reaktor penelitian Kartinidi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan(PTAPB) Yogyakarta, mulai tahun 1994 telahdilakukan pengolahan menggunakan prosesimmobilisasi dengan sementasi. Prosesimmobilisasi menggunkaan wadah shell betondengan volume 950 liter. Sampai tahun 2007jumlah shell beton volume 950 liter yang berisilimbah konsentrat dan resin berjumlah 83 buah.Dari tabel I tersebut diatas, setiap satu shell beton950 liter, jumlah limbah yang diolah sekitar 350liter, jadi selama hampir 20 tahun PTLR telahmengolah limbah semi cair sebanyak 22,4 m3 resin.Penerimaan sumber bekas mulai tahun 2000mengalami peningkatan, sumber bekas ini berasaldari industri dan rumah sakit seiring dengandiberlakukannya PTLR sebagai satu-satunya tempatpengelolaan limbah radioaktif di Indonesia dalamUndang-undang 10 tahun 1997.

Limbah padat terkompaksi adalah limbahyang pertama kali dilakukan proses pengolahannyayaitu pada tahun 1988. Limbah padat terkompaksiini setiap tahunnya mengalami peningkatan bahkanmulai tahull 1999 kenaikan cukup tinggidibandingkan pada tahun 1990, pada akhir tahun2007 total limbah padat terkompaksi mencapai 291

drum volume 200 liter. Setiap satu drum volume200 liter dapat berisi 5 - 6 drum volume 100 literyang berisi limbah terkompaksi, maka dapatdihitung Iimbah yang telah dikompaksi sampai ahun2007 sekitar 1400 drum 100 liter.

Limbah radioaktif radium mulai tahun2003 sudah dilakukan proses pengolahan, limbahradium yang berbentuk jarum ini berasal dari rumahsakit, sedangkan sumber radium yang digunakanuntuk penangkal petir berasal dari industri berupalempengan. Kedua jenis sumber ini sekarang tidakboleh dipergunakan lagi di industri maupun dirumah sakit.

Penyimpanan limbah Ra-226 adalahspesifik, karena limbah ini memiliki umur-paroyang cukut lama yaitu 1600 tahun, sehingga untukmemenuhi aspek keselamatan dalampenyimpanannya diperlukan penanganan yangkhusus. Penyimpanan sumber bekas Ra-226 denganpenahan berlapis, mulai dari kapsul yang dibuat daristainlesstell, kemudian dimasukkan dalam LTSS(Long Term Seald Storage) kemudian dimasukkanlagi kedalam shell drum volume 200 liter.Setiapsatu LTSS berisi II lubang untuk tempat kapsul,sedangkan setiap kapsul dapat berisi 5 - 7 jarumRa-226 tergantung batas papara maksimum kapsulyang diperbolehkan [4,5]. Sampai tahun 2007PTLR telah melakukan proses kondisioning Ra-226sebanyak 464 buah dan 63 penangkal petir yangdisimpan dalam II LTSS.

Untuk menjamin keselamatan dalampenyimpanan limbah radioaktif, maka selaludilakukan pemantauan laju dosis pada limbahsebelum diolah, setelah diolah dan pemantauandaerah kerja pad•• saat proses maupun pemantauanrutin.

Pemantauan laju dosis rata-rata pada jaraksatu meter pada limbah sebelum dan setelah diolahmenggunakan berbagai proses ditampilkan padaTabel 2.

Dari Tabel 2 terlihat laju dosis limbah semicair setelah dilakukan proses immobolisasi dengansementasi didalam shell beton 950 liter, makateljadi penurunan laju dosis yang signifikan darilimbah sebelum proses yaitu sebesar 78,36%,sedangkan laju dosis daerah kerja relatif rendahsehingga dapat diperkirakan penerimaan dosispekerja yang menangani juga rendah.

Laju dosis daerah kerja pada limbahterkompaksi lebih besar dari I~u dosis pada jarak 1m drum limbah, hal ini dapat disebabkan karenalaju dosis daerah kerja dapat berasal dari drum­drum yang lain, berdasarkan pengalaman laju dosissampai dengan 0,30 JlSv/jam masih dianggapsebagai laju dosis latar.

Kwin Pudjiastuti, dkk ISSN 1410 -8178 217

Page 4: KESELAMA T AN PENYIMP ANAN SEMENTARA LIMBAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi/Pros... · rumah sakit maupun lembaga penelitian sesuai ... memudahkan pengawasan

PROSIDING SEMINAR NASIONALPENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR

Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan

Vogyakarta, 29 Agustus 2008

Tabel I. Limbah hasil olahan yang disimpan selama tahun 1988 sid 2007

Wadah

Tahun

NoJenis Limbah Olahan Jumlah

1988 - 19901991 - 19992000 - 2007

I.Limbah konsentrat Shell 950 LI15319

2.

Limbah semi cair Shell 950 L0214364

3.

Limbah padat tak Drum 200 L052300352

terkompaksi 4.

Limbah padat terkompaksi Drum 200 L394194291

5.

Sumber bekas Ra-226 LTSS/drum 200 L00IIII6.

Sumber bekas Dalam Shell 350 L00558559

Tabel 2. Laju dosis rerata pada wadah limbah radiaoktif sebelum dan setelah proses.

NoJenis Limbah WadahLaju Dosis rerata pada 1m (~Sv/jam)

Sebelum diolah

Sesudah diolahDaerah kerja

I

Limbah semi cair Shell 950 LII2,380,63

2

Limbah padat terkompaksi Drum 200 L0,240,230,27

3

Sumber bekas Ra-226 LTSS/drum 200 L52617,518,89

4

Sumber bekas lainnya Shell 350 L7,541,750,87

Tabel 3. Penerimaan dosis pekerja pada saat proses kondisioning dan penyimpanan limbah radium.

Dosis mSv Dosis mSvNo

ID NoIDEkstema

Intema EkstemaIntema

I.50102878 0.03ttd1350505200 0.17ttd

2.

50103351 0.06ttd1450504618 0.08ttd

3.

50104996 0.03ttd1550504731 0.14ttd

4.

50105355 0.03ttd1650504778 0.17ttd

5.

50105471 0.09ttd1750504997 0.09ttd

6.

50502969 0.24ttd1850505308 0.05ttd

7.

50503514 0.17ttd

8.

50504040 0.14ttd

9.

50504024 0.31ttd

10.

50503255 0.10ttd MINIMUM0,03ttd

II.50503267 0.06ttd MAKSIMUM0,31ttd

12.

50502944 0.19ttd RERATA0,12ttd

Keterangan: ttd = tidak terdeteksi

Laju dosis limbah sumber bekas sebelumproses sangat tinggi, sehingga penahan dalampenyimpanan berlapis, laju dosis pada tempatpenahan terakhir yaitu shell drum 200 liter sebesar17,5 !!Sv/jam. Laju dosis ini masih jauh daribatasan pad a limbah yaitu 2 mSv. Laju dosis daerahkerja pada saat proses kondisioning Ra-226 relatiftinggi, hal ini karena Ra-226 dalam peluruhannya

memancarkan radiasi gamma, meskipun prosesdilakukan di dalam hotshell. Oleh karena itu untuk

mengantisipasi penerimaan dosis radiasi yangberlebih pada pekerja, maka dilakukan pembatasanwaktu kerja dengan membuat jadwal secarabergantian berdasarkan paparan Iimbah, sehinggadosis yang diterima pekerja dapat ditekan serendahmungkin.

218 ISSN 1410 - 8178 Kwin Pudjiastuti, dkk

Page 5: KESELAMA T AN PENYIMP ANAN SEMENTARA LIMBAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi/Pros... · rumah sakit maupun lembaga penelitian sesuai ... memudahkan pengawasan

PROSIDING SEMINAR NASIONALPENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKUR

Pusat Teknologi Akslerator dan Proses BahanYogyakarta, 28 Agustus 2008

Tabel 3 merupakan gambaran penerimaandosis radiasi pada pekerja yang bekerja saat proseskondisioning dan penyimpanan sumber bekasradium.

Proses pengolahan limbah sumber bekasradium merupakan proses yang berpotensipenerimaan dosis pada pekerja baik eksternamaupun interna, sehingga perlu dilakukanpemantauan yang hati-hati.

Dari hasil pemantauan terhadappenerimaan dosis personil baik secara eksternamaupun secara interna pada pekerja yangmelakukan proses pengolahan limbah radium, tidakmenunjukkan adanya penerimaan dosis yangmelebihi nilai batas dosis. Dosis yang diterima rata­rata 0,12 mSv, dosis ini masih sangat kecil yaitu0,96% dari nilai batas dosis, untuk dosis internatidak terdeteksi adanya kontaminasi di dalam tubuh.

KESIMPULAN

Dari hasil tersebut di atas dapatdisimpulkan bahwa;a. Limbah radioaktif baik yang berasal dari pusat­

pusat di Batan maupun yang berasal dariinstansi luar yang dikirim ke PTLR dilakukanpengelolaan dengan mengelompokkan sesuaidengan jenis, umur paro, radionuklida danproses yang dilakukan.

b. Limbah radioaktif yang diolah dengan berbagaicara mengalami penurunan laju dosis yangsignifikan sehingga mengurangi potensi bahayaradiasi bagi pekerja.

c. Selama hampir 20 tahun tempat penyimpananlimbah di PTLR baru terisi 83 shell 950 liter,643 drum 200 liter, shell drum 11 buah yangditampung dalam gudang atau baru 1/3 darikapasitas yang tersedia.

d. Keamanan dan keselamatan dalam penyimpananlimbah radioaktif di PTLR terjamin baik bagipekerja, masyarakat dan lingkungan.

DAFT AR PUST AKA

1. ANONIMOUS, Undang Undang No. 10 Tahun1997 tentang "Ketenaganukliran".

2. ANONIMOUS, "Laporan Analisis KeselamatanInstalasi Pengolahan Limbah Radioaktif',PTLR, revisi 0 tahun 2007.

3. ANONIMOUS, Peraturan Pemerintah No. 33Tahun 2007 tentang "Keselamatan RadiasiPengion dan keamanan sumber radiasi".

4. ANONIMOUS, IAEA, Condotioning and intennstorage of spent radium sources, IAEA Tecdoc­886, ISSN 1011-4289, June, 1996

5. M.AL-MUGHRABI ; Technical Manual ForCondotioning Of Spent radium Sources",Working Material, Waste Technology Section,

Division of Nuclear Fuel Cycle and WzasteTechnoligy, IAEA, Vienna, Austria, 1998.

6. ANONIMOUS, Keputusan Kepala BAPETENNo. 0I/Ka-BAPETEN/Y-99 tentang "KetentuanKeselamatan Kerja Terhadap Radiasi".

7. ANONIMOUS, Keputusan Kepala BAPETENNo. 04/Ka-BAPETEN/Y-99, tentang"Ketentuan Keselamatan Pengangkutan ZatRadioaktif'.

8. ANONIMOUS, Dokumen No. PTLRl7/Pe-DK/IIIOO1102/2006 tentang "ProsedurPemantauan Daerah Kerja"

9. ANONIMOUS, Dokumen No. PTLRl7/Pe-DK/III002/02/2006 tentang " ProsedurKeselamatan Radiasi".

TANYA JAWAB

Jasmi B.L.»Sampai berapa lama limbah setelah diproses

akan disimpan ?» Apakah tempat penyimpan limbah radioaktif di

PPTN Serpong adalah satu-satunya di Indonesia.Bila di PPTN tersebut telah penuh mungkin tidakdisimpan dilokasi lain dan syarat lokasi untukpenempatan limbah tersebut seperti apa ?

L. Kwin Pujiastuti~ Sampai menunggu peraturan batasan untuk

mengeluarkan limbah dari IS.~ PTLR adalah satu-satunya pengelolaan limbah

RA, untuk penuh :t 40 th lagi, jadi ada limbahyang dapat dikeluarkan yang memiliki umurparo rendah.

~ Syarat lokasi untuk penempatan limbah tentusaja yang utama dari keselamatan baik padapekerja, masyarakat dan lingkungandisamping itujuga dari sisi geologinya.

Sunardi

»Apakah ada batas waktu penyimpanansementara, dan dari beberapa jenis dan jumlahlimbah yang disampaikan tidak ada limbahterbakar (insenerator) ?

L. Kwin Pujiastuti~ Penyimpanan sementara tentu saja ada batas

waktunya, namun sampai sekarang semualimbah masih kita simpan sambi! menungguperaturan yang mengatur batasan yang bolehdirelease.

~ Limbah terbakar tidak disajikan, karena daripenimbul menyatu dengan limbah terkompaksidan dari segi ekonomis insenerasi lebih tinggibiaya operasinya.

Kwin Pudjiastuti, dkk ISSN 1410 -8178 219

Page 6: KESELAMA T AN PENYIMP ANAN SEMENTARA LIMBAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi/Pros... · rumah sakit maupun lembaga penelitian sesuai ... memudahkan pengawasan

PROSIDING SEMINAR NASIONALPENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR

Pusat Teknologi Akselerator don Proses BahanYogyakarta, 28 Agustus 2008

Sukrosono~ Berapa kapasitas ruangan untuk penyimpanan

limbah, baik untuk shell dan limbah lain dan

kalau diprediksi tahun berapa gedung itu penuhdan bagaimana solusinya ?

~ Berapa berat dan volume total semua limbahyang tersimpan th 2008 ?

L. Kwin Pujiastuti~ Saal ini PTLR memiliki 2 gedung penyimpanan

Iimbah dengan luas masing-masing /475 m2,

sedangkan Iimbah yang lelah dio/ah barumenempali ~ dari kapasi/as lersebut (:I:20 Ih),sehingga masih banyak ruang. Jika penuh danbalasan limbah yang dapal dire/ease lelahdialur, maka Iimbah-Iimbah dengan umur paropendek dapat dimanfaalkan unluk kegialanlain.

~ Untuk tahun 2008 ini, limbah yang masukresin dari PRSG sebanyak 60 drum /00 L,limbah padat, resin dari PTAPB 40 drum,namun baru dio/ah 12 drum resin PRSG.

Sri Sukmajaya~ Bagaimana penyimpanan limbah/produk

samping dari proses pengayaan UF 6 ?

L. Kwin Pujiastuti~ Produk samping (limbah) dari proses

pengayaan UF", sampai saat ini be/urndilakukan proses, namun lelap dilakukanimmobilisasi didalam drum 200 L denganwarna drum khusus (merah).

220 ISSN 1410 - 8178 Kwin Pudjiastuti, dkk