slr sgd-4 perubahan hormon selama kehamilan

8
BLOK BASIC MEDICAL SCIENCE-2 SELF LEARNING REPORT SGD-4 PERUBAHAN HORMON SELAMA KEHAMILAN Tutor: Disusun oleh: Adinda Yoko Prihartami G1G012003 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN GIGI PURWOKERTO 2013

Upload: adinda-yoko

Post on 08-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SLR SGD-4 Perubahan Hormon Selama Kehamilan

7/22/2019 SLR SGD-4 Perubahan Hormon Selama Kehamilan

http://slidepdf.com/reader/full/slr-sgd-4-perubahan-hormon-selama-kehamilan 1/8

BLOK BASIC MEDICAL SCIENCE-2

SELF LEARNING REPORT

SGD-4

PERUBAHAN HORMON SELAMA KEHAMILAN

Tutor:

Disusun oleh:

Adinda Yoko Prihartami

G1G012003

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN GIGI

PURWOKERTO

2013

Page 2: SLR SGD-4 Perubahan Hormon Selama Kehamilan

7/22/2019 SLR SGD-4 Perubahan Hormon Selama Kehamilan

http://slidepdf.com/reader/full/slr-sgd-4-perubahan-hormon-selama-kehamilan 2/8

Perubahan Hormon Selama Kehamilan

Kehamilan diawali dengan fertilisasi dan implantasi ovum. Setelah terjadi

fertilisasi, ovum perlu berimplantasi di endometrium uterus untuk berkembang

dan memberikan informasi agar terjadi adaptasi tubuh terhadap kehamilan.

Implantasi terjadi 7-10 hari setelah ovulasi. Fase ovulasi diakhiri dengan

rupturnya folikel. Folikel yang ruptur dan tertinggal di ovarium mengalami

 perubahan struktur melalui proses yang disebut luteinisasi menjadi korpus luteum.

Korpus luteum terdiri dari jaringan steroidogenik yang mengandung banyak

kolesterol sebagai prekusor hormon steroid. Korpus luteum mensekresi hormon

 banyak progesteron dan esterogen yang lebih sedikit untuk persiapan nutrisi di

uterus jika terjadi implantasi. Korpus luteum hanya bertahan di ovarium selama

14 hari dan dapat terus tumbuh apabila terjadi fertilisasi dan implantasi

(Sherwood, 2001).

A.  Produksi Hormon oleh Ibu

1.  Progesteron dan esterogen

Korpus luteum yang berada di ovarium akan terus menghasilkan

 progesteron dan esterogen sampai fungsinya diambil alih oleh plasenta,

yaitu pada akhir trimester pertama. Aktivitas korpus luteum yang

dikontrol oleh LH ( Luteinizing hormone), akan memproduksi progesteron

dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dengan esterogen. Progesteron

kadar tinggi akan menghambat sekresi hormon-hormon hipofisis anterior

(LH dan FSH) untuk mencegah pematangan dan ovulasi baru (Sherwood,

2001).2.  Prolaktin desidua

Prolaktin desidua merupakan hormon peptida yang dihasilkan oleh

 jaringan modifikasi endometrium yang disebut desidua. Hormon ini

 berfungsi untuk mengatur cairan dan elektrolit yang melalui membran

fetal. Pada trimester pertama, hormon ini akan meningkat secara perlahan,

kemudian meningkat cepat pada trimester kedua, dan mengalami

 penurunan sampai akhir trimester ketiga (Anwar, 2005).

Page 3: SLR SGD-4 Perubahan Hormon Selama Kehamilan

7/22/2019 SLR SGD-4 Perubahan Hormon Selama Kehamilan

http://slidepdf.com/reader/full/slr-sgd-4-perubahan-hormon-selama-kehamilan 3/8

3.  Tiroid

Menurut Heffner dan Schust (2008), pada masa kehamilan hormon tiroid

 berada pada kadar normal. Hal ini disebabkan oleh tingginya thyroid

binding globulin  (protein pengikat T3  dan T4) akibat peningkatan

esterogen yang menimbulkan penurunan julah hormon tiroid bebas yang

ikut bersirkulasi. Penurunan hormon tiroid yang bebas, akan memberikan

 feedback  negatif terhadap hipotalamus yang kemudian menyekresi TRH

untuk merangsang hipofisis anterior mengeluarkan TSH (thyroid

 stimulating hormone) untuk mempertahankan kadar tiroid yang

 besirkulasi bebas. 

4.  Prolaktin

Prolaktin diproduksi oleh laktotrof di hipofisis anterior sebagai respon

terhadap hormon esterogen. Prolaktin yang diproduksi dua kali lipat

selama masa kehamilan berperan dalam persiapan laktasi (Heffner dan

Schust, 2008).

5.  Relaksin

Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum selama masa kehamilan dan akan

meningkat pada trimester akhir. Relaksin berfungsi untuk relaksasi otot

uterus, melembutkan jaringan ikat di simfisis pubis, dan pelebaran serviks

sebagai persiapan untuk persalinan (Greenstein dan Wood, 2010).

6.  Oksitoksin

Oksitoksin merupakan hormon peptida yang berperan dalam proses

 persalinan. Oksitoksin dihasilkan oleh hipotalamus dan di simpan di

hipofisis anterior. Pada minggu ke-40 (aterm) hipotalamus ibu akan

menunggu sinyal dari ACTH (adenochorticothropic hormone) janinuntuk sekresi kortisol janin. Kortisol janin merubah progesteron menjadi

esterogen yang kemudian disalurkan ke darah ibu. Kadar esterogen yang

meningkat mengaktifkan reseptor oksitoksi di miometrium dan

mengakibatkan kontraksi uterus melalui umpan balik positif (Sherwood,

2001).

Page 4: SLR SGD-4 Perubahan Hormon Selama Kehamilan

7/22/2019 SLR SGD-4 Perubahan Hormon Selama Kehamilan

http://slidepdf.com/reader/full/slr-sgd-4-perubahan-hormon-selama-kehamilan 4/8

B.  Produksi Hormon oleh Plasenta

Plasenta terbentuk dari jaringan desidua ibu dan korion janin yang

membentuk struktur yang saling mengunci. Plasenta akan matang pada

minggu ke-9 (akhir trimester pertama). Plasenta yang telah siap akan

mengambil alih fungsi korpus luteum, yakni sebagi organ endokrin dan

menyediakan nutrisi janin (Greenstein dan Wood, 2010).

1.   Human Chorionic Gonadotropin (hCG)

Menurut Greenstain dan Wood (2010), pada hari ke-10 sampai 12 setelah

ovulasi, akan mengeluarkan hormon peptida, yaitu hCG yang berfungsi

untuk mempertahankan korpus luteum kehamilan. Hormon ini akan

menggantikan peran LH yang telah mengalami inhibisi akibat kadar

 progesteron yang tinggi. hCG akan merangsang produksi progesteron,

17-hidroksiprogesteron dan estradiol oleh korpus luteum.

hCG dapat dideteksi mulai dari hari ke-6 pasca fertilisasi dalah urin

maupun darah ibu. Hal inilah yang mendasari penggunaan alat tes

kehamilan. Kadar hCG akan meningkat drastis , dua kali lipar setiap dua

hari dan mencapai puncak pada minggu ke-9 dan 10 kehamilan kehamilan

kemudian perlahan menurun hingga 10.000 mIU/mL pada trimester

ketiga dan. Kadar hCG yang memuncak ,sekitar 100.000 mIU/mL,

diduga menjadi penyebab timbulnya gejala morning sickness  (mual dan

muntah) pada awal kehamilan (Sherwood, 2001).

2.   Human Placental Lactogen (hPL)

 Human placental lactogen (hPL) merupakan hormon protein yang disebut

 juga sebagai human chronic somatommamotropin (hCS) memiliki

struktur mirip dengan  growth hormone  pada manusia. Hormon hCS berfungsi untuk menyediakan glukosa, asam lemak bebas, dan asam

amino bagi janin melalui peningkatan sekresi insulin, penghambatan

aliran glukosa ke perifer, dan peningkatan asam lemak bebas dalam

 plasma. Efek metabolik yang ditimbulkan akan berakibat pada rendahnya

kadar glukosa darah ibu saat kehamilan. Selain itu hormon ini juga

 berperan dalam persiapan laktasi oleh kelenjar mamaria (Heffner dan

Schust, 2008).

Page 5: SLR SGD-4 Perubahan Hormon Selama Kehamilan

7/22/2019 SLR SGD-4 Perubahan Hormon Selama Kehamilan

http://slidepdf.com/reader/full/slr-sgd-4-perubahan-hormon-selama-kehamilan 5/8

3.  Esterogen

Esterogen selama kehamilan berfungsi mempersiapkan persalinan melalui

 peningkatan kekuatan uterus dan menstimulasi pertumbuhan miometrium.

Selain itu esterogen juga mempersiapkan kelenjar mamaria untuk laktasi

(Sherwood, 2001).

Esterogen dihasilkan oleh plasenta melalui dehidroepiandosteron sulfat

(DHEA-S) yang merupakan androgen adrenal janin. DHEA-S akan

dirubah di dalam plasenta menjadi DHA yang akhirnya dirubah lagi

menjadi tiga esterogen utama yaitu estradiol, estron, dan estriol. Namun

yang paling utama dan paling banyak diproduksi diplasenta ialah estriol

(Heffner dan Schust, 2008).

4.  Progesteron

Progesteron merupakan hormon yang paling dominan selama masa

kehamilan. Menurut Guyton dan Hall (2006), fungsi hormon progesteron

selama kehamilan ialah:

a.  Merangsang perkembangan jaringan desidua di uterus

 b.  Menurunkan kotraktilitas uterus agar kondisi janin stabil dan tenang.

Hal ini juga dapat mencegah terjadinya abortus spontan.

c.  Berperan dalam pertumbuhan janin melalui penyediaan nutrisi di

uterus

d.  Membantu esterogen untuk persiapan laktasi

5.  Hormon-hormon adrenal

Menurut Anwar (2005), kadar kortisol plasma akan meningkat tiga kali

mulai dari trisemester akhir dan berperan dalam terjadinya resistensi

insulin. Aldosteron mengalami peningkatan sekresi selama kehamilandan mencapai puncaknya pada trimester akhir.

Page 6: SLR SGD-4 Perubahan Hormon Selama Kehamilan

7/22/2019 SLR SGD-4 Perubahan Hormon Selama Kehamilan

http://slidepdf.com/reader/full/slr-sgd-4-perubahan-hormon-selama-kehamilan 6/8

C.  Perubahan Hormon Serum Ibu Selama Kehamilan

Menurut Guyton dan Hall (2006), kadar hormon hCG meningkat

tajam dan mendadak pada akhir trimester pertama, namun akan mengalami

 penurunan yang bertahap pada trimester kedua, dan tetap berada pada kadar

rendah selama trimester akhir. Hormon esterogen dan progesteron terus

mengalami peningkatan selama kehamilan. Namun kadar hormon esterogen

yang dihasilkan jauh lebih kecil dibandingkan dengan hormon progesteron.

Sumber: Guyton dan Hall (2006) 

Berikut adalah tabel mengenai kadar hormon dalam darah ibu selama kehamilan

normal menurut Ganong (2008).

Hormon Nilai Puncak Waktu Sekresi Puncak

hCG 5 mg/mL Trimester pertama

Relaksin 1 mg/mL Trimester pertama

hCS 15 mg/mL Cukup bulan (aterm)

Estradiol 16 mg/mL Cukup bulan (aterm)

Estriol 14 mg/mL Cukup bulan (aterm)

Progesteron 190 mg/mL Cukup bulan (aterm)

Prolaktin 200 mg/mL Cukup bulan (aterm)

Menurut Anwar (2005) kadar LH, FSH, GH, TSH tetap konstan, sementara

kadar prolaktin akan meningkat mulai dari trimester pertama sampai aterm.

Page 7: SLR SGD-4 Perubahan Hormon Selama Kehamilan

7/22/2019 SLR SGD-4 Perubahan Hormon Selama Kehamilan

http://slidepdf.com/reader/full/slr-sgd-4-perubahan-hormon-selama-kehamilan 7/8

D.  Adaptasi Fisiologis Ibu selama Kehamilan

Menurut Manuaba (1998), hormon-hormon yang dihasilkan oleh plasenta

akan memberikan perubahan fisiologis pada ibu. Perubahan-perubahan

tersebut ialah sebagai berikut.

1.  Uterus akan mengalami hipertofi dan hiperplasia yang awalnya memiliki

 berat 30gr pada akhir kehamilan menjadi 1000gr. Terdapat tanda Hegar,

yaitu pernulakan dan perpanjangan isthmus uteri sehingga pada

 pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling bersentuhan.

2.  Perubahan pada payudara ibu hamil dpengaruhi oleh hormon esterogen,

 progesteron, dan somatomammotropin (hCS). Payudara akan mengalami

 pembesaran akibat adanya penimbunan lemak, air, dan garam serta

hiperpigmentasi areola.

3.  Metabolisme basal akan naik sebesar 15%-20% dari semula, terutama

 pada trimester ketiga. Esterogen, progesteron, dan hCS akan

meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.

4.  Volume darah akan meningkat sekitar 40% akibat meningkatnta produksi

eritropoetin.

5.  Peningkatan asam lambung oleh esterogen yang berakibat pada

hipersalivasi, mual, dan muntah.

E.  Manifestasi Oral selama Kehamilan

Menurut Carranza, dkk. (2006), 50% kehamilan menimbulkan

mafifestasi oral berupa gingivitis. Gingivitis terjadi apabila kebersihan

rongga mulut tidak dipelihara, namun keadaan tersebut akan bertambah buruk

ketika terjadi saat masa kehamilan. Inflamasi ginggiva biasanya berwarnakemerahan sampai merah-kebiruan dan mengandung banyak darah di

 pembuluh darah sehingga gingiva mudah berdarah. Gingivitis pada

kehamilan tidak menimbulkan rasa sakit dan terkadang gambarannya mirip

seperti tumor sehingga sering disebut  pregnancy tomors. Selain gingivitis,

mobilitas gigi, kadalaman soket, dan saliva juga mengalami peningkatan.

Page 8: SLR SGD-4 Perubahan Hormon Selama Kehamilan

7/22/2019 SLR SGD-4 Perubahan Hormon Selama Kehamilan

http://slidepdf.com/reader/full/slr-sgd-4-perubahan-hormon-selama-kehamilan 8/8

Daftar Pustaka

Anwar, R., 2005, Endokrinologi Kehamilan,  Makalah, Universitas Padjajaran,

Bandung.

Carranza, F. A., Klokkevold, P. R., Takei, H., Newman, M. G., 2006. Carranza’s

Clinical Periodontology, Elsevier, Philadelphia.

Ganong, W. F., 2008, Buku Ajar Fisiologi, Ed. 22, EGC, Jakarta.

Guyton, A. C., Hall, J. E., 2006, Textbook of Medical Physiology, Ed. 11,

Elsevier, Philadelphia.

Heffner, L. J., Schust, D. J., 2008,  At a Glance Sistem Reproduksi, Ed. 2,

Erlangga, Jakarta.

Manuaba, I. B. G., 1998,  Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga

 Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.

Sherwood, L., 2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Ed. 2, EGC, Jakarta.