slide proposal andi wisda

27
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM TIFOID PADA ANAK UMUR 5-15 NAMA : ANDI WISDAWATI NIM : 10542020510 PEMBIMBING : JULIANI IBRAHIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS MAKASSAR 2013

Upload: andi-asmitha-abrar

Post on 05-Feb-2016

277 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

slide proposal andi wisda

TRANSCRIPT

Page 1: Slide Proposal Andi Wisda

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM

TIFOID PADA ANAK UMUR 5-15

NAMA : ANDI WISDAWATINIM : 10542020510

PEMBIMBING : JULIANI IBRAHIMPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS MAKASSAR2013

Page 2: Slide Proposal Andi Wisda

Latar belakang

Pada tahun 1985 insiden demam tifoid di Indonesia diperkirakan sebagai berikut , umur 0 – 4 tahun : 25,32 %, umur 5 – 9 tahun : 35,59 %, umur 10 – 14 tahun : 39,09 %

Menurut Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2007, prevalensi tifoid klinis nasional sebesar 1,6%

Berdasarkan survei kesehatan nasional (Surkesnas) tahun 2001, penyakit tifoid merupakan penyebab umum kedelapan di Indonesia dengan angka sebesar 4,3%.

Penyakit demam tifoid di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2005 sebanyak 16.478, dengan kematian sebanyak 6 orang, dimana Case Fatality Rate (CFR=1%)

Page 3: Slide Proposal Andi Wisda

Rumusan Masalah Bagaimana tingkat prevalensi demam tifoid pada anak-anak

umur 5-15 tahun yang tidak menjaga perilaku hidup bersih dan sehat ?

Apakah perilaku kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan jajan diluar dan makanan dan minuman yang bersih mempengaruhi terjadinya demam tifoid pada anak umur 5-15 tahun?

Page 4: Slide Proposal Andi Wisda

Tujuan Penelitian1. Tujuan Umum

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan sehat terhadap kejadian demam tifoid pada anak umur 5-15 tahun

2. Tujuan khusus Untuk mengetahui prevalensi demam tifoid pada anak-anak umur 5-15

tahun. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan jajan

diluar , makanan dan minum an yang bersih dengan kejadian demam tifoid pada anak-anak umur 5-15 tahun.

Page 5: Slide Proposal Andi Wisda

Infeksi Salmonella typhi dan paratyphi

Kejadian demam tifoid

Makanan dan minuman yang terkontaminasi

kuman

Tingkat pengetahuan

vektor

Sanitasi makanan

Pengandung kuman karier

Sanitasi lingkungan

Kebiasaa anak jajan diluar

Pencegahan penyakit

•Kualitas air bersih•Tempat sampah•Penggunaan Jamban

Kebiasaan mencuci tangan

Fecal oral

Kerangka Teori

Sumber : Rahayu Lubis, 2000Arief Rakhman, dkk 2009

Page 6: Slide Proposal Andi Wisda

Variabel Defenisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur skala

Variabel independen =Kebiasaan mencuci tangan

Kebiasaan mencuci tangan adalah perilaku atau tindakan membersihkan tangan menggunakan air dan sabun pembersih yang dilakukan secara rutin dan benar oleh anak.

Kuesioner

mencheck list lembar kuesioner

Ya , = 2Tidak =1 

ordinal

Variabel independen = kebiasaan jajan diluar

Kebiasaan jajan diluar adalah kebisaan anak yang makan dan minum di sekolah ataupun diluar rumah

Kuesioner

mencheck list lembar kuesioner

Ya := 2Tidak, nilai =1 

Ordinal

Variabel independen = makanan dan minuman yang bersih

Makanan dan minuman apa saja yang sering dikonsumsi sebelum masuk Rumah Sakit sebagai pasien demam tifoid

Kuesioner

mencheck list lembar kuesioner

ya = 2Tidak = 1

Ordinal

Variabel dependen = demam tifoid

Keadaan dimana responden terkena demam tifoid dan dirawat inap di Rumah Sakit selama bulan November-Desember 2013

Kuesioner Status pasien TifoidTidak tifoid

ordinal

Definisi Operasional

Page 7: Slide Proposal Andi Wisda

Kebiasaan Jajan Diluar

Kebiasaan Mencuci Tangan

Kejadian Demam Tifoid

Menggunakan Jamban Sehat

Menggunakan Air Bersih

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Sanitasi Lingkungan

Makanan dan Minuman Yang Bersih

Kerangka Konsep

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

: Variabel Diteliti ----------- : Variabel tidak diteliti

Keterangan :

Page 8: Slide Proposal Andi Wisda

Hipotesis PenelitianHIPOTESIS NULL HIPOTESIS ALTERNATIF

Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan mencuci tangan terhadap kejadian demam tifoid pada anak yang berumur 5-15 tahun.

Terdapat hubungan antara kebiasaan mencuci tangan terhadap kejadian demam tifoid pada anak yang berumur 5-15 tahun

Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan jajan terhadap kejadian demam tifoid pada anak yang berumur 5-15 tahun.

Terdapat hubungan antara kebiasaan jajan diluar terhadap kejadian demam tifoid pada anak yang berumur 5-15 tahun.

Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan makanan dan minuman yang bersih terhadap kejadian demam tifoid pada anak yang berumur 5-15 tahun.

Terdapat hubungan antara makanan dan minuman yang bersih terhadap kejadian demam tifoid pada anak yang berumur 5-15 tahun

Page 9: Slide Proposal Andi Wisda

Desain Penelitian

a. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan case-control.

b. Tempat penelitian Penelitian akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Haji Makassar dan RS Syech Yusuf Kabupaten Gowac. Waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November-Desember 2013

Page 10: Slide Proposal Andi Wisda

•Populasi target: : Semua pasien pasangan ibu dan anak yang berumur 5-15 tahun di Rumah Sakit •Populasi terjangkau :Semua pasien rawat inap pasangan ibu dan anak yang berumur 5-15 tahun yang mengidap demam tifoid.

Populasi

•Semua pasien rawat inap pasangan ibu dan anak yang berumur 5-15 tahun dari bulan November-Desember 2013

Sampel

•KRITERIA INKLUSI•Sampel control : Semua pasien rawat inap pasangan ibu dan anak yang bermur 5-15 tahun yang tidak mengidap demam tifoid di Rumah Sakit•Sampel case : Semua pasien rawat inap pasangan ibu dan anak yang berumur 5-15 tahun yang mengidap demam tifoid di Rumah Sakit.•KRITERIA EKSKLUSI•Sampel control : Semua pasien rawat inap pasangan ibu dan anak yang bermur 5-15 tahun yang tidak mengidap demam tifoid di Rumah Sakit yang menderita penyakit penyerta lain.•Sampel case : Semua pasien rawat inap pasangan ibu dan anak yang berumur 5-15 tahun yang mengidap demam tifoid di Rumah Sakit. Yang tidak bersedia menjadi responden dan tidak menjwab secara lengkap kuesioner.

Kriteria seleksi

Page 11: Slide Proposal Andi Wisda

g. Besar dan rumus sampelBesar dan rumus sampel yang digunakan adalah total sampling dengan

proporsi sampel 1 : 2 ( case : 1 dan control : 2) , dengan estimasi 48: 96 sampel case dan control . n1= n2 = Zα + Zβ 2

1,96

PI-P2

ni=n2=

1,96 + 0,842

0,2

2

ni=n2 =

1,96 + 0,842 2

0,2

1,96 + 0,842

2

0,2ni=n2 =

ni=n2 =

+ 0,842 2

0,2

(0,6278)

Page 12: Slide Proposal Andi Wisda

ni=n2 = (1,2304) +

0,2

2

ni=n2 =

0,2

2

n

2ni=n2 =

=

(0,1524)

1,3828

[ 6,914 ]

47,803

n = 48

Jadi, berdasarkan rumus sampel yang didapat adalah 48 sampel

n : Besarnya sampel Zα : Tingkat kemaknaan = 1,96 ; Zβ = 0,842P1-P2 : Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna (judgement peneliti )P1 : Proporsi pada kelompok yang nilainya diperoleh dari judgement peneliti

P1 = 0,37Q1 = 1-P1,Q1 = 1-0,37 = 0,63

P2 = 0,17

Q2 = 1-P2,Q2 = 1-0,17 = 0,83P= 0,27

Q = 1 – P , Q = 1- 0,27 = 0,73

Page 13: Slide Proposal Andi Wisda

h. Tehnik sampling

Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian yaitu purposive sampling.

i. Analisa dataAnalisis Univariat :

Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi frekuensi masing-masing variabel, baik variabel bebas, variabel terikat dan karakteristik respoden.

Analisis BivariatAnalisis bivariat dilakukan dengan uji chi-square untuk mengetahui hubungan yang signifikan anatara masing-massing variabel bebas dengan variabel terikat . dasar pngambilan hipotesis penelitian berdasarkan pada tingkat signifikan (nilai p), yaitu :Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak .Jika nilai p < 0,05 maka hipotesis penelitian diterima

Untuk menghitung estimasi besar faktor resiko, maka :OR < 1 : Merupakan faktor protektif OR = 1 : Tidak ada hubungannya / pengaruhnyaOR > 1 : Merupakan faktor resiko

Page 14: Slide Proposal Andi Wisda

•Zainul Zen. 2007. Kekuatan Metode Lafidzi. Hidup Sehat Dengan Olah Lahir, Fikir, dan Dzikir. Jakarta: QultumMedia, . •Maulana Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC•Sri Setyani. 2013. Pelayanan Kesehatan Dinas Kesahatan Surabaya. http://www.promkes.depkes.go.id•Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A 2012. http://www.slideshare.net/puskom_sehat/pidato-menteri-kesehatan-ri-dr-nafsiah-mboi-spa-mph-dalam-rangka-hari-kesehatan-nasional-hkn-ke-48-tahun-2012•Cristian Doni. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Demam Tifoid Berulang Di RSUD Syech Yusuf Kec.Somba Opu Gowa . Gowa•Ghani Lannywati, Herwati MA. Hubungan Faktor Determinan Dengan Kejadian Demam Tifoid Di Indonesia Tahun 2007 . Media Peneliti Dan Pengembangan Kesehatan Vol.Xix Nomor 4 Tahun 2009.•Lubis Rahayu. 2000. Faktor Resiko Kejadian Demam Tifoid Penderita Yang Dirawat Di RSUD Dr.Soetomo Surabaya . Surabaya.•Wasito Bambang, Ristrini. 2009. Kajian Faktor Pengaruh Terhadap Penyakit Demam Tifoid Pada Balita Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan-Vol.12 No. 4 Oktober 2009 : 313-340 • Hadinegoro SR. 2011. Demam Tifoid Pada Anak. From: www.itokindo.org ( Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat).•Rohman. 2010. Distirbusi Penderita Demam Tifoid Menurut Umur Dan Gejala. Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang. •Mardiana Sriningsih,dkk. 2012. Hubungan Antara Sumber Air Bersih, Sanitasi Makanan, Dan Higiene Perorangan Dengan Kejadan Demam Tifoid. Yogyakarta.•Widodo Djoko. 2009. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.•Rachman Fatmawati. 2011. Uji Diagnostic Tes Serologi Widal Dibandingkan Dengan Kultur Darah Sebagai Baku Emas Untuk Diagnosis Demam Demam Tifoid Pada Anak Di Rsup Dr.Kariadi Semarang. Semarang•Rakhman Arief. 2009. Rizka Humardewayanti, Dibyo Pramono. Faktor-Faktor Resiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Demam Tifoid Pada Orang Dewasa. Yogyakarta .•Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2007. 2008. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan•Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2008•Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2008•Hanim Diffah. 2011. Komunikasi Informasi Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Universitas Negeri Surakarta. Surakarta•Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012•Putra Ade. 2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam Tifoid Terhadap Kebiasaan Jajan Anak Ekolah Dasar . Universitas Diponegoro. Semarang. •Widoyono. 2011. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan Dan Pemberantasannya. Semarang: Erlangga .•Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.364/Menkes/SK/V/2006 Tentang Pedoman Dan Pengendalian Demam Tifoid.•Nelwan RHH. 2012. Tata Laksana Terkini Demam Tifoid. Departemen Ilmu penyakit Dalam FK UI. Jakarta.Rudolph AM,dkk. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph vol. Edisi 20. Jakarta: EGC

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Slide Proposal Andi Wisda

HASIL PENELITIAN OLEH

ANDI WISDAWATI10542020510

Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Terhadap Kejadian Demam Tifoid

Pada Anak Umur 5-15 tahun

Page 16: Slide Proposal Andi Wisda

Variabel Demam Tifoid Bukan demam tifoid Total

n % n % n %

Umur

5-10 tahun 20 47,6 22 52,4 42 100

>10 tahun 10 55,6 8 44,4 18 100

Jenis kelamin

Laki-laki 14 56,0 11 44,0 25 100

Perempuan 16 45,7 19 54,3 35 100

Pendidikan

SMP 8 57,1 86 42,9 14 100

SD/TK 22 47,8 24 52,2 46 100

Pendapatan

2-5 juta 12 48,0 13 52,0 25 100

< 2 juta 18 51,4 17 48,6 35 100

ANALISIS UNIVARIATTabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kasus Demam Tifoid Berdasarkan Karakteristik demografi Responden

Sumber : Data primer, 2013

Page 17: Slide Proposal Andi Wisda

Variabel Demam tifoid Bukan demam tifoid Total

n (%) n (%) n (%)

Kebiasan cuci tangan

Tidak bersih 27 50,0 27 50,0 54 100 Bersih 3 50,0 3 50,0 6 100

Kebiasaan jajan diluar

Tidak 29 51,8 27 48,2 56 100 Ya 1 25,0 3 75,0 4 100

Sanitasi makanan

Frekuensi makan diluar

Kadang- kadang 5 41,7 7 58,3 12 100

Sering 25 52,1 23 47,9 48 100Tempat makan paling sering

Kantin 16 44,4 20 55,6 36 Pedagang

Keliling14 58,3 10 41,7 24 100

Terdapat fasilitas cuci tangan

Tidak 7 52,9 24 47,1 51 100 Ya 3 33,3 6 66,7 9 100Makanan sering dibeli

Panas 12 44,4 15 55,6 27 100 Tidak panas 18 54,5 15 45,5 33 100Penggunaan alat makan

Pakai sendok 11 35,5 20 64,5 31 100 Pakai tangan 19 65,5 10 34,5 29 100

Tabel 5.2 Distribusi Subjek Berdasarkan Karakteristik Variabel Yang Diteliti dengan Kejadian Demam Tifoid dan Bukan Demam Tifoid

Page 18: Slide Proposal Andi Wisda

Penyajian makanan

Bungkus 16 39,0 25 61,0 41 100

P iring 14 73,7 5 26,3 19 100

Sumber air

PDAM 7 28,0 18 72,0 25 100

Sumur gali 23 65,7 12 34,3 35 100

Penggunaan jamban

Baik 10 43,5 13 36,5 23 100

Sedang/buruk 20 54,1 17 45,9 37 100

Sumber : Data primer 2013

Page 19: Slide Proposal Andi Wisda

ANALISIS BIVARIAT

Page 20: Slide Proposal Andi Wisda

VariabelTifoid Bukan demam tifoid Total

OR 95%CINilai p

n % n % n %

Kebiasaan cuci tangan

Tidak bersih 27 50,0 27 50,0 54 1001,000 0,185-5,403 1,000

Bersih 3 50,0 3 50,0 6 100

Kebiasaan jajan diluar

Tidak 29 51,8 27 48,2 56 1003,222 0,316-32,889 0,301 Ya 1 25,0 3 75,0 4 100

Sanitasi makanan

Penggunaan alat makan

Pakai sendok 11 35,5 20 64,5 31 1000,289 0,100-0,837 0,020

Pakai tangan 9 65,5 10 34,5 29 100

Penyajian makan

Bungkus 16 39,0 25 61,0 41 1000,229 0,069-0,758 0,012

Piring 14 73,7 5 26,3 19 100

Sumber air

PDAM 7 28,0 18 72,0 25 1000,203 0,066-0,620 0,004

Sumur gali 23 65,7 12 34,3 35 100

Tabel 5.3 Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Terhadap Kejadian Demam Tifoid

Sumber : Data primer 2013

Page 21: Slide Proposal Andi Wisda

Kebiasaan cara makan

Demam Tifoid Bukan Demam Tifoid Total OR 95%CI Nil

ai p

N (%) n (%) n (%)

Pakai sendok 11 35,5 20 64,5 31 1000,289 0,100-0,837 0,020

Pakai tangan 19 65,5 10 34,5 29 100

A . Hubungan Antara Kebiasaan Cara Makan Dengan Kejadian Demam Tifoid Tabel Analisis Hubungan Antara Kebiasaan Cara Makan Dengan Kejadian Demam Tifoid

Sumber : Data primer 2013

Page 22: Slide Proposal Andi Wisda

Penyajian makanan

Demam Tifoid

Bukan Demam Tifoid Total OR 95%

CINilai p

n % n % n %

Bungkus 16 39,0 25 61,0 41 100 0,229 0,069-0,758 0,012

Piring 14 73,7 5 26,3 19 100

B. Hubungan Antara Penyajian Makanan Dengan Kejadian Demam Tifoid Tabel analisis Hubungan Antara Penyajian Makanan Dengan Kejadian Demam Tifoid

Sumber : Data primer 2013

Page 23: Slide Proposal Andi Wisda

Penggunaansumber air

Demam Tifoid

Bukan demam tifoid Total OR 95%CI Nilai P

n % n % n %

PDAM 7 28,0 18 72,0 25 100 0,203

0,066-0,620 0,004

Sumur gali 23 65,7 12 34,3 35 100

c. Hubungan antara penggunaan sumber air dengan kejadian demam tifoidTabel 5.6 Hubungan antara penggunaan sumber air dengan kejadian demam tifoid

Sumber : Data primer 2013

Page 24: Slide Proposal Andi Wisda

a. Kesimpulan Berdasarkan hasil pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

•Tingkat kejadian demam tifoid berdasarkan umur yang terbanyak adalah yang berumur >10 tahun, berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak pada laki-laki dan tingkat pendidikannya yaitu SMP dan berdasarkan pendapatan dari orangtua terbanyak < 2 juta.

•Perilaku hidup bersih dan sehat dari responden penelitian ini, menunjukkan kebiasaan cuci tangan tidak berhubungan dengan kejadian demam tifoid.

•Perilaku hidup bersih dan sehat dari responden penelitian ini, menunjukkan kebiasaan jajan anak disekolah atau diluar rumah tidak berhubungan dengan kejadian demam tifoid.

•Sanitasi makanan yang mencakup kebiasaan makan yang tidak memakai alat menunjukkan adanya hubungan dengan kejadian demam tifoid.

•Sanitasi makanan dengan melihat cara penyajian makanan yang tidak dibungkus atau dipiring menunjukkan adanya hubungan dengan kejadian demam tifoid.

Penggunaan sumber air sehari-hari dari sumur gali menunjukkan adanya hubungan dengan kejadian demam tifoid.

Page 25: Slide Proposal Andi Wisda

b) Saran •Bagi instansi Rumah Sakit, meskipun penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan perilaku hidup bersih dan sehat terhadap kejadian demam tifoid pada anak umur 5-15 tahun, tetap diperlukan adanya sosialisasi perilaku hidup bersih dan tindakan preventive untuk mencegah terjadinya faktor resiko demam tifoid.

•Bagi puskesmas, petugas kesehatan maupun pemerintah setempat melakukan penyuluhan pentingnya kebiasaan cuci tangan dan kegiatan sosial dilingkungan untuk mencegah terjadinya faktor resiko terjadinya demam tifoid.

•Bagi masyarakat diharapkan untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan setempat, konsumsi makanan yang sehat, dan penggunaan sumber air yang layak serta penggunaan jamban yang baik untuk warga sekitar.

Page 26: Slide Proposal Andi Wisda

6.2 Keterbatasan PenelitianDari hasil penelitian ini, ada beberapa faktor resiko yang tidak signifikan dengan kejadian demam tifoid yang kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :a) Keterbatasan waktu penelitian, sehingga jumlah sampel minimal yang dibutuhkan tidak

terpenuhi. Meskipun penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu Rumah Sakit Haji Makassar dan Rumah Sakit Syech Yusuf Gowa.

b) Pada saat melakukan pengambilan sampel banyak kendala dilalui karena ada beberapa pasien yang tidak memenuhi kriteria umur yang telah ditentukan. K

c) Kemungkinan jawaban responden yang tidak konsisten, sehingga mempengaruhi hasil signifikansi beberapa variabel.

d) Pada penelitian ini, perbandingan antara responden case dan control seharusnya 1:2 atau 1:3 sehingga penelitian ini menghasilkan jumlah kasus mewakili dari seluruh populasi yang ada.

Page 27: Slide Proposal Andi Wisda

TERIMAKASIH