slide presentasi lapsus sn
DESCRIPTION
bla bla blaTRANSCRIPT
SINDROM NEFROTIK
LAPORAN KASUS SINDROM NEFROTIKKHADIJAH AMIRC 111 11 317BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
Pembimbing : dr.Anastasia PanggeloPembimbing Baca : dr. Alima
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn.SF
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal Lahir : 1 Agustus 1990
Agama : Islam
Alamat : Dusun mekar sari, Luwu Timur
Ruang Rawat : Lontara 1 Bawah Belakang RSWS
RM : 723758
B. Anamnesa (Autoanemnesis)Keluhan Utama : Bengkak seluruh tubuhAnamnesis Terpimpin :Bengkak seluruh tubuh dirasakan sejak kurang lebih 3 bulan terakhir dan memberat sejak 1 bulan terakhir. Awalnya bengkak pada kelopak mata dan lama kelamaan bengkak menyebar keseluruh tubuh dan dirasakan sampai kebuah zakar yang semakin hari semakin memberat. Pasien juga mengeluh sesak napas sejak beberapa hari terakhir, tidak dipengaruhi cuaca dan aktivitas dan sesak berkurang dengan posisi bersandar. Demam tidak ada. Batuk tidak ada. Mual ada. Muntah tidak ada. Nafsu makan dirasakan menurun.
BAK : kesan lancar, warna kuning. Riwayat BAK berdarah dan berpasir tidak ada.BAB : biasa, konsistensi padat, warna kuning. Riwayat BAB berwarna hitam atau bercampur darah tidak ada.
Riwayat menderita penyakit hipertensi disangkalRiwayat diabetes melitus disangkalRiwayat penyakit jantung disangkalRiwayat penyakit kuning tidak adaRiwayat mengkonsumsi alkohol disangkalRiwayat sebelumnya dirawat di RS Lagaligo dengan keluhan yang sama.
C. Pemeriksaan Fisis
Status Present :
Sakit Sedang/ Gizi kurang / Composmentis (E4M6V5)
T : 140/90 mmHg P : 28x/menit
N : 98 x/menit S : 36,6°C (axilla)
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 60 kg
Berat badan koreksi : 60 kg – (60 x 30%) = 60 kg – 18 = 42 kg
IMT : 16.4 kg/m2
Kepala : Ekspresi : Biasa
Deformitas : tidak ada
Rambut : hitam, lurus, sukar dicabut
Simetris muka = simetris kiri dan kanan
Mata : Eksopthalmus/Enophtalmus tidak ada
Kelopak mata : edema palpebra ada, ptosis tidak ada
Konjungtiva : anemis ada
Sklera : ikterus tidak ada
Kornea : jernih, refleks cahaya positif
Pupil : isokor, diameter 2.5 mm/2.5 mm
Telinga : Tophi : negatif
Otore tidak ada
Hidung : Perdarahan tidak ada
Rhinorea tidak ada
Mulut : Bibir : kering tidak ada
Mulut : Stomatitis tidak ada
Tonsil : T1-T1 hiperemis tidak ada
Faring : Hiperemis tidak ada
Gigi geligi : caries dentis tidak ada
Gusi : Perdarahan tidak ada
Lidah : kotor tidak ada
Leher : Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
DVS : R+2 cmH2O
Pembuluh darah : Tidak ada kelainan
Massa Tumor : tidak ada
Kaku kuduk : tidak ada
Thoraks : Inspeksi Simetris kiri dan kananSela iga : kesan normal, tidak
melebarPalpasi : Nyeri tekan : tidak ada Massa tumor : tidak ada
Vokal fremitus : menurun di ICS IV hemithorax D et SPerkusi Paru kiri : pekak di ICS IV
Paru kanan : sonor di ICS IVBatas paru : sulit dinilai
Auskultasi Bunyi pernapasan : VesikulerBunyi tambahan : Ronchi tidak ada, wheezing tidak adaBunyi pernapasan menurun di basal paru bilateral
Jantung : Inspeksi :Iktus cordis tidak tampakPalpasi :Thrill tidak terabaPerkusi :PekakBatas jantung kiri :ICS V linea midclavicula sinistraBatas jantung kanan :ICS IV linea parasternalis dextraBatas jantung basal :ICS IIBatas jantung apex :ICS VAuskultasi :Bunyi jantung I/II murni reguler
Abdomen : Inspeksi : Cembung ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik ada, kesan normal
Palpasi : Massa tumor tidak ada, nyeri tidak ada
Hepar dan lien sulit dinilai
Ginjal : tidak teraba
Perkusi :shifting dullness (+)
Ekstremitas :
Edema : Edema dorsum pedis (+), edem pretibial (+)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Darah Rutin
RBC
HGB
PLT
WBC
3.34
9,3
414
9,7
4,00 x 106 – 6,00 x 106/ μL
12,0-16,0 g/dl
150x103-400 x 103/μL
4,0 – 10,0 x 103/μL
Ureum
Kreatinin
Albumin
Elektrolit
Na
K
Cl
102
4,65
1,2
140
2,8
119
10 – 50 mg/dL
< 1.1 mg/dL
3.5 – 5.0 g/dL
136 – 145
3.5 – 5.1
97-111
D. Pemeriksaan PenunjangTanggal 13 Agustus 2015
E. Pemeriksaan Penunjang lainnya1. USG whole abdomen : slight hepatomegaly, ascites, nefropathy bilateral, efusi pleura dextraF. Diagnosis Sementara : 1. Edema anasarka et causa sindroma nefrotik2. Acute on chronic kidney disease3. Hipertensi grade II4. Anemia normositik normokrom5. Efusi pleura bilateral6. Hipoalbuminemia7. Hipokalemia
G. Penatalaksanaan :
Diagnostik :• Protein urin (Esbach)• Profil lipid• EKG• Foto thorax• Echocardiography• ADT, Fe, TIBC, Ferritin• Biopsi ginjal
H. Terapi
A.Non Farmakologik :
• Balance cairan seimbang
• diet rendah garam 1 gr/hari
B.Farmakologik :
• Furosemid 40mg/12jam/oral
• KSR 600mg/12jam/oral
• Spironolactone 100g/24jam/oral
• Albumin 25% 1 botol/ 24jam/ intravena
C. Monitoring :
• Timbang berat badan setiap hari
• Ukur lingkar perut setiap hari
I. Follow upTANGGAL PERJALANAN PENYAKIT INSTRUKSI DOKTER
27 Agusutus 2015 S : Bengkak seluruh tubuh, sesak napas, dan lemas O :SS / GK / CMT :140/90 mmHgN : 84 x/iP : 28 x/iS : 37⁰CAnemis (+), ikterus (-)DVS R+1 cmH2OBP : Vesikuler Rh -/- Wh -/-Menurun di basal paru bilateralCV : BJ I/II murni regular, BT (-)Peristaltik kesan normalHepar dan lien sulit dinilaiAscites grade II, shifting dullnessEdema ekstremitas +/+, akral hangat, pitting edem Lingkar perut : 99 cmBB : 60 kgKoreksi BB = (30/100) x 60 kg = 60 kg – 18 = 42 kg A :Edem anasarka et causa sindrom nefrotik Acute on chronic kidney disease Hipertensi grade II Anemia normositik normokrom Efusi pleura bilateral Hipoalbuminemia Hipokalemia
Plan diagnostik :Periksa urinalisa, protein esbach, profil lipidPlan terapi : Furosemide 40 mg/12 jam/intravenaSpironolactone 25 mg/24 jam/oralBalance cairanPlan diagnostik :Periksa urinalisa, ureum, kreatinin, elektrolitPlan terapi :Diet rendah garam, rendah purinBalance cairanUsul nephrosteril 250 ml/24 jam/intravena Plan diagnostik :Foto thorax, EKG, EchocardiographyPlan terapi :Diet rendah garamAmlodipine 10 mg/24 jam/oralPlan diagnostik :Analisa darah tepi, Fe, TIBC, FerritinPlan terapi :Atasi penyakit dasarPlan diagnostik :Foto thoraxAnalisa sitology cairan pleuraPlan terapi :Atasi penyakit dasar Plan diagnostik :Protein esbachPlan terapi :Human albumin 25% 100 ml/24 jam/intravenaPlan diagnostik :Kontrol elektrolitPlan terapi :KSR 1 tablet/12 jam/oral
28 Agustus 2015 S :Bengkak seluruh tubuh, lemas, perut membesar, O :SS / GK / CMT :180/100 mmHgN : 88 x/iP : 24 x/iS : 36,8⁰CAnemis (+), ikterus (-)DVS R+1 cmH2OBP : Vesikuler Rh -/- Wh -/-Menurun di basal paru bilateralCV : BJ I/II murni regular, BT (-)Peristaltik kesan normalHepar & lien sulit dinilaiAscites, shifting dullnessEdema ekstremitas +/+Lingkar perut 99 cmBB : 60 kgKoreksi BB = (30/100) x 60 kg = 60 kg – 18 = 42 kgUreum : 102Kreatinin : 4.65Albumin : 1.2Hb : 9.3MCV : 86MCH : 27.8GFR : 16.42 A :Sindrom nefrotik Hipertensi grade II Hipokalemia Anemia normositik normokrom
P:Diet rendah garamAlbumin 25% 2 botolSpironolactone 25 mg/24 jam/oralFurosemide 40 mg/12 jam/ivBalance cairan per 24 jamPeriksa urinalisa, protein esbach, profil lipid Diet rendah garamAmlodipine 10 mg/24 jam/oral KSR 600 mg/12 jam/oral Periksa ADT, Fe, TIBC, Ferritine
29 Agustus 2015 S :Bengkak seluruh tubuh, lemas, BAK sedikitO :SS / GK / CMT :150/100 mmHgN : 86 x/iP : 24 x/iS : 36,5⁰CAnemis (+), ikterus (-)DVS R+1 cmH2OBP : Vesikuler Rh -/- Wh -/-Menurun di basal paru bilateralCV : BJ I/II murni regular, BT (-)Peristaltik kesan normalHepar & lien sulit dinilaiAscites, shifting dullnessEdema ekstremitas +/+Lingkar perut 99 cmBB : 60 kgKoreksi BB = (30/100) x 60 kg = 60 kg – 18 = 42 kgSindrom nefrotik
Hipokalemia Hipertensi on treatment Anemia normositik normokrom
P:
Spironolactone 100 mg/24 jam/oralBalance cairan per 24 jamForce diuretic + albumin 25% 2 botolPeriksa protein esbachPeriksa ureum dan kreatininBiopsy ginjal KSR 600 mg/12 jam/oral Diet rendah garamMicardis 80 mg/24 jam/oralTunggu hasil lab ADT,Fe,TIBC
31 Agustus 2015 S :Bengkak seluruh tubuh, lemas, BAK sedikitO :SS / GK / CMT :160/130 mmHgN : 110 x/iP : 22 x/iS : 36,4⁰CAnemis (+), ikterus (-)DVS R+1 cmH2OBP : Vesikuler Rh -/- Wh -/-Menurun di basal paru bilateralCV : BJ I/II murni regular, BT (-)Peristaltik kesan normalHepar & lien sulit dinilaiAscites, shifting dullnessEdema ekstremitas +/+Lingkar perut 99 cmBB : 60 kgKoreksi BB = (30/100) x 60 kg = 60 kg – 18 = 42 kgUrine output 500 ml/24 jamA :Sindrom nefrotik
Hypokalemia Hipertensi on treatment Anemia normositik normokrom
P:Rencana biopsy ginjalSpironolactone 100 mg/24 jam/oralForce diuretic + albumin 25% 3 botolMetilprednisolon 4 mg/24 jam/oral KSR 600 mg/12 jam/oralCek elektrolit ulangDiet rendah garamMicardis 80 mg/24 jam/oralTunggu hasil lab ADT, Fe, TIBCCek darah rutin ulang
1 September 2015 S :Bengkak seluruh tubuh, lemas, perut membesar, O :SS / GK / CMT :140/110 mmHgN : 92 x/iP : 20 x/iS : 36,9⁰CAnemis (+), ikterus (-)DVS R+1 cmH2OBP : Vesikuler Rh -/- Wh -/-Menurun di basal paru bilateralCV : BJ I/II murni regular, BT (-)Peristaltik kesan normalHepar & lien sulit dinilaiAscites, shifting dullnessEdema ekstremitas +/+Lingkar perut 99 cmBB : 60 kgKoreksi BB = (30/100) x 60 kg = 60 kg – 18 = 42 kgA :Sindrom nefrotik Hypokalemia
Hipertensi on treatment Anemia normositik normokrom
P:Spironolactone 100 mg/23 jam/oralFurosemide 200 mg/jam/syringe pump + albumin 25% 3 botolMetilprednisolon 4 mg/12 jam/oralCellcept 500 mg/12 jam/oralAtorvastatin 20 mg/12 jam/oral KSR 600 mg/12 jam/oral Diet rendah garamMicardis 80 mg/24 jam/oral Atasi penyakit dasar
RESUMESeorang laki-laki usia 25 tahun datang ke Rumah Sakit dengan keluhan bengkak seluruh tubuh dialami sejak 3 bulan lalu, dan memberat 1 bulan terakhir. Awalnya bengkak disadari pada kedua mata sekitar 3 bulan lalu dan bengkak dirasakan sampai ke buah zakar. Riwayat bengkak sebelumnya ada, di opname di RS Lagaligo dengan diagnosis sindrom nefrotik. Pasien merasa sesak dirasakan terutama jika berbaring, dan merasa nyaman jika bersandar. Sesak tidak dipengaruhi aktivitas dan cuaca. Riwayat demam ada, mual ada, muntah tidak ada, batuk tidak ada, dan nafsu makan dirasakan menurun.BAK : kesan lancar, warna kuning. Riwayat BAK berdarah dan berpasir tidak ada.BAB : biasa, konsistensi padat, warna kuning. Riwayat BAB berwarna hitam atau bercampur darah tidak ada. Pada pemeriksaan fisis didapatkan pasien tampak sakit sedang, gizi kurang, kesadaran komposmentis, status vitalis tekanan darah 140/90 mmHg , tidak demam ( S 36,6 C ), normokardi (nadi 98 x/menit), dan pernapasan (28x/menit) dalam batas normal. Tes shifting dullness (+) pada abdomen. Pada ekstremitas didapatkan edema.Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Albumin : 1,2 g/dl, Ureum : 102 mg/dl, Creatinine : 4.65 mg/dl. Kolestrol total :379 mg/dl, Protein Esbach = 8 (Vol: 600 cc/24 jam) Sehingga berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang lainnya, maka pasien ini didiagnosis Suspek Sindroma Nefrotik.
DISKUSI KASUS Dari anamnesis didapatkan keluhan utama pasien adalah bengkak seluruh tubuh dialami
sejak 3 bulan lalu, dan memberat 1 bulan terakhir. Awalnya bengkak disadari pada kedua
mata sekitar 3 bulan lalu dan bengkak dirasakam sampai ke buah zakar. Riwayat bengkak
sebelumnya ada, di opname di RS Lagaligo dengan diagnosis sindrom nefrotik. Pasien
merasa sesak dirasakan terutama jika berbaring, dan merasa nyaman jika bersandar.
Sesak tidak dipengaruhi aktivitas dan cuaca. Riwayat demam ada, mual ada, muntah tidak
ada, batuk tidak ada, dan nafsu makan dirasakan menurun.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium pasien didiagnosa
sebagai Sindrom Nefrotik, karena pada pasien ini terdapat edema anasarka yaitu bengkak
seluruh tubuh dialami sejak 3 bulan lalu, dan memberat 1 bulan terakhir. Sedangkan hasil
laboratorium, terdapat hipoalbumin ( albumin 1.2 g/dl), dislipidemia ( kolestrol total:379
mg/dl, HDL : 19 mg/dl, LDL : 297 mg/dl, Trigliserida : 344 mg/dl ), protenuri ( +++/300),
protein esbach : 8 ( vol : 600 cc/24 jam ).
Sindrom Nefrotik (SN) terdiri dari kumpulan tanda dan gejala berupa proteinuria massif
(>3,5g/24jam), hiperlipidemia, edema anasarka dan hipoalbuminemia (<3,5g/dl). Sindrom
nefrotik merupakan diagnosis klinis yang memiliki etiologi primer (dari ginjal) maupun
sekunder (di luar ginjal, biasanya sistemik). Lebih dari 50% SN pada dewasa disebabkan
oleh penyebab sekunder.
TINJAUAN PUSTAKA
SINDROM NEFROTIK
a.Definisi
Sindrom nefrotik merupakan salah satu manifestasi klinik
glomerulonefritis yang ditandai dengan edema anasarka, proteinuria masif >3,5
g/hari, hipoalbuminemia <3,5 g/dl, hiperkolesterolemia dan lipiduria.
b. Etiologi
Sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh GN primer dan sekunder akibat
infeksi, keganasan , penyakit jaringan penghubung, obat atau toksin, dan
akibat penyakit sistemik.
C. Patofisiologi - Proteinuria
Proteinuria terjadi akibat kerusakan membran basal glomerulus dan sel podosit,Sehingga albumin yang bermuatan negative dapat melewati membrane basal dari Glomerulus dan celah – celah antar podosit
- Hipoalbumin Merupakan akibat dari kehilangan albumin melalui urin
- Edema1. Rendahnya kadar albumin : menyebabkan menurunkan tekanan onkotik plasma sehingga terjadi transudasi cairan dari pembuluh darah ke ekstraseluler 2. Efek sekresi natrium oleh ginjal yang menyebabkan tekanan darah meningkat . Tekanan darah yang tinggi dan menurunnya tekanan onkotik , menyebabkan tran- sudasi cari ke ektraseluler
D. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis
•Proteinuria masif >3.5 g/24 jam
•Hiperlipidemia
•Edema anasarka
•Hipoalbuminemia <3.5 g/dl
E. PenatalaksanaanTata Laksana Farmakologis- Kombinasi diuretic : loop diuretic dan tiazid - Penghambat ACE dan ARB sebagai penghambat proteinuria- Statin untuk hyperlipidemia
Tatalaksana non farmakologi - Diet pola makan, diet rendah garam , rendah lemak , rendah kolestrol- Asupan protein 0,8 g/kgbb/hari- Retriksi cairan untuk mengurangi edema Tatalaksanan SN primer tergantung dari etiologi masing – masing , tapi pada umumnya penyebabnya adalah autoimunSehingga pada pasien dengan etiologi autoimun diberikan terapi kortikosteroid.
F. Komplikasi
•Hiperkoagulabilitas
•Infeksi
•Gangguan keseimbangan nitrogen
• Gangguan fungsi ginjal
G. Prognosis
Prognosis sindroma nefrotik tergantung dari beberapa faktor antara lain umur,
jenis kelamin, penyulit pada saat pengobatan dan kelainan histopatologi ginjal.
prognosis pada umur muda lebih baik daripada umur lebih tua.
Makin dini terdapat penyulitnya, biasanya prognosisnya lebih baik
TERIMA KASIH