slide
DESCRIPTION
mTRANSCRIPT
Gastro-esophageal Refluks Disease
(GERD)Oleh :Ulfah Lili Andriyani Pembimbing: dr. Sulaiman Yusuf, Sp. A(K)
Laporan KasusJumat, 30 Mei 2014
Definisi
Suatu keadaan patologis sebagai akibat terjadinya refluks kandungan lambung yang berlebihan ke dalam esofagus yang akhirnya akan menimbulkan berbagai gejala yang menganggu.
Prevalensi •GERD lebih tinggi prevalensinya di Negara-negara Barat, berkisar antara 20-40% sedangkan di Asia hanya 3-5%.•Indonesia belum ada data mengenai angka terjadinya GERD. •Divisi Gastroenterologi RS Cipto Mangkusumo tahun 2009 mendapatkan kasus esofagitis sebanyak 22,8% yang didapatkan pada pasien yang menjalani endoskopi karena dispepsia.
Gejala&Tanda
• Sering atau berulang mengalami muntah dan meludah• Sering mengalami batuk• Rewel• Anak menolak makan atau kesulitan makan • Penurunan nafsu makan, berat badan dan pertumbuhan
Komplikasi
• Terjadinya striktur atau perdarahan• Barret esophagus• adenokarsinoma
Penatalaksanaan
Non medikamentosa• Perubahan posisi pada bayi atau anak • Posisi menyusui yang lebih baik • Hindari tergesa-gesa dalam memberi Asi atau makanan lainnya
Medikamentosa• antagonis reseptor H2 (Ranitidine, Cimitidine, Nizatidine) • penghambat proton inhibitors (omeprazole, lamsoprazole)
Nama : AZNo. CM : 1-00-00-58Tanggal lahir : 29 Sept 2013Tanggal pemeriksaan : 28 April 2014Usia : 6 bulan 29 hariJenis kelamin : Laki-lakiAlamat : BireuenTgl masuk RS : 25 April 2013
Identitas Pasien
Anamnesis
KU: Muntah
KT: rewel dan demam
RPS:Seorang anak laki-laki datang dibawa oleh orang tuanya dengan keluhan muntah, muntah dirasakan sejak umur anak 2,5 bulan dan memberat dalam seminggu ini. Frekuensi muntah lebih dari 10 kali dalam sehari, dengan volume ½ aqua gelas, berisi makanan dan minuman yang dimakan anak, darah disangkal, lendir disangkal, mual (-). Anak juga terlihat lemas setiap kali muntah. Demam juga dirasakan anak, demam juga sejak 2,5 bulan, naik turun, kejang (-), mengigil (-), penggunaan obat penurun panas (-). BAB dalam batas normal, darah (-), lendir (-) BAK dalam batas normal.
RPD: Sebelumnya pasien pernah dirawat di RSU Bireuen, namun tidak ada perbaikan
R. Persalinan: Pasien merupakan anak keempat yang lahir secara pervaginam dibantu oleh bidan dengan usia kehamilan 37-38 minggu, BBL 3500 gram dan langsung menangis
R. Kehamilan: Ibu mengaku ini merupakan kehamilan keempatnya. Ibu pasien ANC (+) ke bidan tidak teratur perbulannya. Ibu mengaku ANC hanya dua kali selama kehamilan. Riwayat darah tinggi sebelum hamil (-), DM (-), mules-mules (-), keluar air ketuban (-), perdarahan (-), keputihan selama kehamilan (-), gatal (-), bau (-), riwayat minum obat selama hamil (-).
RPO: Pasien sudah pernh di transfusi PRC sebanyak 4 kantong di RSU Bireuen karena Hb rendah
RPK: Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal yang sama
R. Imunisasi : Vit K saat lahir dan belum pernah di imunisasi sampai sekarangR. Makanan : Pemberian ASI 0-2 bulan
Pemberian susu 2-3 bulanNasi pisang+ susu formula 3bulan-sekarang
Vital SignKesadaran : compos mentisHR : 132x/menitRR : 42x/menitT : 36,6oC
Usia Kronologis : 6 bulan 29 hariBB : 4,6 KgTB : 64 cmBB/U : z score >-3TB/U : z score -2 s/d -3BB/TB : z score < -3 SDKesan : Gizi Buruk
Pem. Fisik
Kesadaran : E4M6V5 (Compos Mentis)Keadaan Umum : Tampak pucat, lemas, rewelKepala : NormocephaliRambut : Hitam, tipis, kering/ kusam, tidak mudah dicabutMata : Konj. Palpebra Inferior
anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), mata cekung (-/-),
pupil bulat isokor, RCL (+/+), RCTL (+/+) mata
cekung (+/+)Telinga : Normotia, serumen (-)Hidung : NCH (-), sekret (-)Mulut : Mukosa bibir kering,
sianosis (-), faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Abdomen I: Simetris, distensi (-), ikterik (-), P : Soepel, H/L/R sulit dinilai, nyeri tekan (-) turgor kembali lambat (+) P: Timpani (+) A: Peristaltik (+), kesan normal EkstremitasSuperior : Edema (-/-), pucat (-/-), ikterik
(-/-)Inferior : Edema (-/-), pucat (-/-), ikterik(-/-)
Thorax : Paru I: Simetris, retraksi (-)P: SF Ka = Ki, nyeri tekan (-)P: Sonor (+/+)A: Ves (+/+), Wh (-/-), Rh (-/-)CorI: Iktus kordis tidak terlihatP: Iktus kordis terabaP: batas jantung sulit diperiksaP: BJ I > BJ II, Reguler, Bising (-)
Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12,7 gr/dlHt : 35 %Eritrosit : 5,1 x 106 Leukosit : 20,6 x 103
Trombosit : 235. 000 Kalium : 3,9Natrium : 126Clorida : 109Ureum : 122 mg/dlKreatinin : 0,66 mg/dlHitung jenis : 0/0/3/58/26/13
LabDarah Rutin
Pemeriksaan Penunjang
Warna : kuningparasit : negatifBau : khas
lendir : negatifKonsistensi : lunak
darah : negatifEritrosit : negatif
telur cacing : negatif
LabFeses Rutin
Diagnosis Banding• GERD• Dyspepsia• Gastritis
+ Dehidrasi Ringan Sedang + Gizi Buruk tipe Marasmus
dIagnosa Sementara
GERD + Dehidrasi Ringan Sedang+ Gizi Buruk Tipe Marasmus
Non Medikamentosa:
• perubahan posisi setelah minum ataupun makan• pantau hipoglikemi, hipotermi dan dehidrasi
Penatalaksanaan
Medikamentosa:
• IVFD Nacl 0,9% 19 gtt/menit• Inj. Ranitidin 5 mg/ 12 jam• Inj. Ceftriaxone 200 mg/ 12 jam•Inj. Gentamicin 25 mg/ 24 jam•Domperidone syr 3x1
Penatalaksanaan
Terapi Nutrisi•Kebutuhan cairan: 585 cc/kgBB/hari•Kebutuhan kalori : 400 kkal/ hari•Kebutuhan protein : 4,5-6,75 g/ hari• Nystatin drop 3 x 0,5 cc•Multivitamin drop 1 x 0,5 cc•Asam folat 1 x 1
Proses muntah mempunyai 3 tahap:
Nausea
Ekspulsif
Retching
Rangsangan viseral, emosi -> keinginan muntah,hipersalivasi, pucat, berkeringat, anoreksia ->
penurunan tonus kurvatura mayor, korpus dan fundus -> kontraksi antrum dan duodenum berulang -> kontraksi
bulbus duodeni
Kontraksi spamodik otot diafragma dan dinding perut -> relaksasi LES, LES tertarik oleh kontraksi
esofagus -> isi lambung didorong masuk ke esophagus
Muskulus Interkostalis eksterna + hiatus esophagus relaksasi -> otot abdomen dan diafragma kontraksi
-> peningkatan tekanan intratorakal dan intrababdomen -> propulasi oral isi lambung
Diagnosis
Beberapa keadaan klinis sebagai patokan untuk membedakan antara GERD, Dispepsia dan Gastritis
Perbedaan GERD, Dispepsia dan Gastritis
GERD Kembalinya asam perut dan enzim dari lambung ke esophagus yang dapat menyebabkan peradangan dan nyeri pada kerongkongan. Yang dapat mengakibatkan komplikasi.
Dispepsia Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada yang mungkin disertai sendawa, perut terasa penuh atau terbakar.
Gastritis Suatu inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung yang ditandai dengan adanya radang pada daerah yang disebabkan oleh makanan yang dapat meningkatkan asam lambung (pedas dan asam).
kesimpulan
Perlunya edukasi kepada orang tua untuk mengetahui hal-hal yang dapat mencetuskan terjadinya GERD pada anak seperti
posisi anak setelah minum dan makan. Serta pemberian obat yang adekuat untuk melindungi mukosa lower esophageal sphincter.